• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab II ini akan diuraikan tentang kajian pustaka yang digunakan dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab II ini akan diuraikan tentang kajian pustaka yang digunakan dalam"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

11

Pada bab II ini akan diuraikan tentang kajian pustaka yang digunakan dalam penelitian pengembangan multimedia interaktif, penelitian yang relevan, dan kerangka pikir

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar a. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran Tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tematik integratif dapat diartikan suatu kegiatan mengintregasikan materi beberapa mata pelajaran ke dalam satu tema (Khoiru & Ahmad, 2014: 80).

Pembelajaran Tematik merupakan suatu usaha mengintregasikan pengetahuan, keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif menggunakan tema (Sutirjo & Mamik, 2006: 4). Pembelajaran tematik bersifat memandu peserta didik mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher level of thinking) atau ketrampilan berpikir dengan mengoptimalisasi kecerdasan ganda (multiple thinking skills), sebuah proses inovatif bagi pengembangan dimensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Kemendikbud, 2014: 15).

Sesuai dengan pernyataan diatas, disimpulkan bahwa pembelajaran tematik mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau sikap dari beberapa

(2)

mata pelajaran kedalam satu tema. Pembelajaran tematik diharapkan dapat merangsang perkembangan sikap, keterampilan, serta pengetahuan siswa secara optimal.

b. Tujuan Pembelajaran Tematik

Penerapan pembelajaran tematik di sekolah tentunya tidak lepas dari harapan tercapainya suatu pembelajaran. Kemendikbud (2014: 16) mengemukakan tujuan pembelajaran tematik antara lain:

(1) Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu (2) Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi muatan pelajaran dalam tema yang sama (3) Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan (4) Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengaitkan berbagai muatan pelajran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik (5) Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, seperti bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajarai pelajaran yang lain (6) Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam konteks tema yang jelas (7) Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan lebih (8) Budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai situasi dan kondisi

Sesuai dengan pernyataan diatas disimpulkan bahwa tujuan dari pembelajaran tematik adalah untuk mempermudah siswa dalam mempelajari pengetahuan dan mengembangkan kompetensi yang terdapat pada beberapa mata pelajaran dalam satu tema, memiliki pemahaman yang lebih bermakna terhadap materi, memotivasi siswa untuk bergairah dalam belajar karena dapat berkomunikasi dan praktik langsung dalam kondisi nyata, membantu guru dalam menghemat waktu karena beberapa mata pelajaran sudah disajikan dalam satu tema, dan dapat menumbuh kembangkan keterampilan, nilai dan moral peserta didik melalui pembelajaran yang sudah dirancang. Berdasarkan tujuan pembelajaran tematik tersebut diharapkan kwalitas pendidikan Indonesia dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya.

(3)

c. Ciri- ciri Pembelajaran Tematik

Berbagai macam pembelajaran pernah di terapkan di Indonesia, salah satunya yaitu pembelajaran tematik. Masing-masing pembelajaran memiliki ciri atau karakteristik yang berbeda. Kemendikbud (2014: 16) mengemukakan bahwasanya ciri ciri dari pembelajaran tematik adalah sebagai berikut :

(1) Berpusat pada siswa, (2) Memberikan pengalaman langsung pada anak, (3) Pemisahan antar muatan pelajaran tidak begitu jelas (menyatu dalam satu pemahaman dalam kegiatan), (4) Menyajikan konsep dari berbagai pelajaran dalam satu proses pembelajaran (saling terkait antar mutan pelajaran yang satu dengan lainnya), (5) Bersifat luwes (keterpaduan berbagai muatan pelajaran), (6) Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak (melalui penilaian proses dan hasil belajarnya)

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri pembelajaran tematik yaitu berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung pada siswa, pemisah antara satu mata pelajaran dengan yang lainnya tidak terlihat, adanya keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, keterpaduan antar mata pelajarannya bersifat luwes, dan hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai minat dan kebutuhan siswa. Ciri-ciri yang telah disebutkan sesuai dengan karakteristik belajar siswa sekolah dasar yaitu integratif atau segala sesuatunya dipandang dalam satu keutuhan. Hal in membuktikan bahwa pembelajaran tematik sesuai untuk diterapkan di sekolah dasar.

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media merupakan komponen pembeajaran yang penting. Keberhasilan pembelajaran dapat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya media saat pembelajaran. Media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau

(4)

pengantar pesan dari pengirim pesan ke penerima pesan (Sadiman, dkk.,2002). Apabila media tersebut membawa pesan pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka disebut media pembelajaran (Arsyad, 2010: 4). Menurut Gagne dan Briggs (dalam Arsyad, 2010: 4) mengemukakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri antara lain buku, tape recorder, kaset, video, kamera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.

Berdasarkan pengertian diatas tersebut disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah perantara atau pengantar pesan yang berupa materi pembelajaran dari guru ke murid. Media pembelajaran ini dapat berwujud tape recorder, kaset, video, kamera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, komputer, dan lain-lain. Pemilihan media saat pembelajaran disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan.

b. Klasifikasi Media Pembelajaran

Media terdiri dari berbagai jenis dengan fungsi yang berbeda-beda. Pemilihannya pun disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan materi pembelajaran. Menurut Gagne (dalam Sadiman, 2010: 23) klasifikasi media pembelajaran antara lain : (1) benda untuk didemonstrasikan (2) komunikasi lisan, (3) media cetak, (4) gambar diam (5) gambar gerak, (6) film bersuara, dan (7) mesin belajar.

Berdasarkan klasifikasi media pembelajaran tersebut maka guru dianjurkan untuk menginovasi penggunaan media saat pembelajaran. Inovasi dapat berbentuk penggunaan media yang berbeda-beda pada tiap pembelajaran atau menggabungkan macam-macam media menjadi satu.

(5)

c. Manfaat Media Pembelajaran

Sebagai salah satu komponen pembelajaran, media memiliki manfaat yang akan mempengaruhi berlangsungnya pembelajaran. Menurut Miarso dalam Sudatha (2015: 7) menyebutkan bahwa fungsi media pembelajaran adalah sebagai berikut :

(1) Memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak, sehingga otak dapat berfungsi secara optimal, (2) mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh pembelajar, (3) Dapat melampaui batas ruang kelas, (4) Memungkinkan adanya interaksi langsung antara pembelajar dan lingkungannya, (5) Menghasilkan keseragaman pengamatan, (6) Membangkitkan keinginan dan minat baru, (7) Membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar, (8) Memberikan pengalaman yang integral/ menyeluruh dari sesuatu yang konkret maupun abstrak, (9) Memberikan kesempatan kepada pembelajar untuk belajar mandiri, (10) Meningkatkan kemampuan keterbacaan baru, yaitu kemampuan untuk menafsirkan objek, tindakan, dan lambang yang tampak, baik yang alami maupun buatan manusia, yang terdapat dalam lingkungan, (11) Meningkatkan efek sosialisasi, yaitu dapat meningkatkan akan dunia sekitar, (12) Meningkatkan kemampuan ekspresi diri pembelajar

Sesuai dengan penjelasan diatas disimpulkan bahwa manfaat media pembelajaran adalah memberikan rangsangan yang bevariasi kepada otak, mengatasi keterbatasan pengalaman, melampaui batas ruang kelas, memungkinkan adanya interaksi langsung antar siswa dan lingkungan, menghasilkan keseragaman pengamatan, membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi belajar, memberikan pengalaman yang menyeluruh dari sesuatu yang konkret maupun abstrak, memberikan siswa kesempatan untuk belajar mandiri, meningkatkan kemampuan untuk menafsirkan objek, tindakan, dan lambang yang tampak, serta meningkatkan efek sosialisasi dan kemampuan ekspresi diri. Berdasarkan paparan tersebut membuktikan bahwa penggunaan media dalam pembelajaran akan membantu mewujudkan tujuan pembelajaran itu sendiri. Dengan tercapainya tujuan, maka pembelajaran dapat

(6)

dinyatakan berhasil. Untuk itu diharapkan para guru dapat menggunakan media dalam pembelajaran yang dilakukan.

3. Multimedia Interaktif

a. Pengertian Multimedia Interaktif

Salah satu jenis media yang digunakan dalam pembelajaran adalah multimedia. Multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media yang berupa teks, gambar, grafik, sound, animasi, video, interaksi, dan lain sebagainya yang telah dikemas menjadi file digital (komputerisasi), digunakan untuk menyampaikan pesan kepada publik. Sedangkan pengertian interaktif terkait dengan komunikasi dua arah atau lebih dari komponen-komponen komunikasi (Munir, 2013:110). Interaktif merupakan hal yang terkait dengan komunikasi dua arah/ suatu hal yang bersifat melakukan aksi, saling aktif dan saling berhubungan serta mempunyai timbal balik antara satu dengan yang lain (Warsita, 2008). Multimedia interaktif dapat didefinisikan sebagai suatu integrasi elemen beberapa media (audio, video, grafik, teks, animasi, dan lain – lain) menjadi satu kesatuan yang sinergis dan simbiosis yang menghasilkan manfaat lebih bagi pengguna akhir dari salah satu dari unsur media dapat memberikan secara individu menurut Reddi & Mishra (2003) dalam Munir (2013:110–111).

Berdasarkan pengertian multimedia dan interaktif tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa multimedia interaktif adalah suatu media berbasis komputer yang merupakan dari beberapa media (teks, audio, video, grafik, gambar, dan animasi) dan mampu menimbulkan interaksi atau aksi timbal balik antara pengguna dengan multmedia itu sendiri sehingga pengguna dapat menentukan sendiri pilihan-pilihan dalam menggunakan multimedia interaktif tersebut.

(7)

Multimedia interaktif dapat menarik perhatian siswa untuk belajar dan membuat siswa menjadi tidak bosan. Multimedia interaktif juga dapat merubah siswa yang pasif menjadi aktif berkat adanya interaksi langsung antara siswa dan media

b. Kelebihan Multimedia Interaktif

Setiap media yang digunakan oleh guru memiliki manfat dan kelebihan masing-masing yang berbeda, begitu pula dengan multimedia interaktif. Munadi (2010: 152) menyebutkan kelebihan multimedia interaktif sebagai media pembelajaran, diantaranya:

(1) Interaktif. Saat siswa mengaplikasikan multimedia ini, siswa diajak untuk terlibat secara auditif, visual, dan kinetik, sehingga dengan perlibatan ini informasi atau pesannya mudah dimengerti (2) Memberikan iklim afeksi secara individual. Karena dirancang khusus untuk pembelajaran mandiri, kebutuhan siswa secara individual terasa terakomodasi, termasuk bagi mereka yang lamban dalam menerima pelajaran. (3) Meningkatkan motivasi belajar. Dengan terakomodasinya kebutuhan siswa, siswa pun akan termotivasi untuk terus belajar (4) Memberikan umpan balik atau respon yang segera terhadap hasil belajar yang dilakukan peserta didik. (5) Karena multimedia interktif dirancang untuk pembelajaran mandiri, maka kontrol pemanfaatannya berada pada pengguna seutuhnya

Berdasarkan penjelasan diatas disimpulkan bahwa multimedia interaktif dapat memberikan iklim afeksi secara individual, meningkatkan motivasi belajar, dan karena dirancang secara interaktif maka kontrol pemanfaatannya berada pada pengguna seutuhnya. Multimedia interaktif dapat mendukung siswa menjadi lebih aktif saat pembelajaran. Multimedia interaktif juga merupakan bentuk penyesuaian terhadap perkembangan teknologi di bidang pendidikan

c. Langkah Pembuatan Multimedia Interaktif

Pada pembuatan multimedia interaktif terdapat beberapa tahapan design yang harus dilakukan. Menurut Philips dan Digiorgio (dalam Sudatha, 2015: 36) terdapat tiga tahapan design mulimedia antara lain

(8)

1) Design Dokumentasi

Pada tahap ini meliputi pembuatan story board atau alur cerita yang akan memberi pemahaman tentang struktur konten dan mendefinisikan hal hal yang dibutuhkan dalam setiap screen atau layar. Contoh Story board pada multimedia interaktif yang akan dikembangkan pada penelitian ini adalah sebaga berikut :

1.

2.

Visual = Background Animasi Sekolah Audio = Lagu anak-anak

JUDUL MULTIMEDIA INTERAKTIF

Visual = Background Animasi Audio = Instrument lagu anak-anak Lingkaran 1 = Tombol petunjuk guru Lingkaran 2 = Tombol petunjuk siswa Lingkaran 3 = Materi

Lingkaran 4 = Kuis atau soal Lingkaran 5 = Permainan

(9)

3.

4.

Keterangan gambar :

Visual = Background animasi sekolah dan tombol navigasi menuju video pembelajaran contoh aturan yang ada di sekolah.

Contoh aturan yang ada di sekolah

1 2

3 4

Visual = Background animasi sekolah, gambar karakter ibu guru Caryn dan Edo Audio = Instrument lagu anak-anak dan suara narasi percakapan antara guru dan Edo

Narasi =

Edo : Hai teman-teman, kenalkan aku Edo. Kali ini aku akan mengajak kalian untuk belajar bersama. Tapi sebelum itu, aku akan mengenalkan pada kalian ibu guru yang akan membantu kita dalam belajar.

Ibu guru Caryn : Halo anak-anak, perkenalkan saya ibu Caryn. Hari ini kita akan belajar bersama tentang keselamatan di sekolah. Bagaimana ? Apa kalian sudah siap ? Mari kita mulai

Halo anak-anak, kenalkan saya Ibu Caryn

Halo teman-teman, kenalkan aku Edo

(10)

Tombol 1 = Membuang sampah pada tempatnya Tombol 2 = Berjalan dengan hati-hati dan tertib Tombol 3 = Menyeberang di zebra cross

Tombol 4 = Berjalan di trotoar

Audio = Instrument lagu anak-anak dan suara narasi ibu guru Narasi =

Ibu guru : Anak-anak, ketika berada di sekolah kita harus menaati peraturan yang ada. Aturan yang ada di sekolah dibuat demi keselamatan dan

kenyamanan kita di sekolah.

5.

2) Design Navigasi

Pada tahap ini ditentukan skema navigasi dalam multimedia interaktif yang akan dikembangkan. Adapun skema navigasi yang digunakan pada penelitian dan

Visual = Background animasi sekolah dan tombol navigasi menuju ke video pembelajaran akibat tidak mematuhi aturan di sekolah

Tombol 1 = Akibat membuang sampah sembarangan Tombol 2 = Akibat berjalan tidak hati-hati

Tombol 3 = Akibat tidak menyeberang di zebra cross Tombol 4 = Akibat tidak berjalan di trotoar

Audio = Instrument lagu anak-anak dan suara narasi ibu guru Narasi =

Ibu guru : Anak-anak, apabila kita tidak mematuhi aturan yang beraku di sekolah, maka akan berakibat buruk bagi diri kita sendiri maupun orang lain.

Contoh akibat tidak mematuhi aturan di sekolah

1

2 4

(11)

pengembangan ini adalah skema navigasi hirarki. Skema navigasi hirarki mudah untuk digunakan, serta memberi kebebasan kepada pengguna untuk kembali atau melanjutkan ke bagian informasi tertentu dalam sebuah produk (Sudatha, 2015: 36)

Gambar 2.1 : Skema Navigasi Hirarki

3) Design Grafik

Pada tahap ini dilakukan penggabungan antara elemen-elemen design seperti: garis, bentuk, tekstur, warna, teks, animasi, audio, video dan lain-lain yang akan membentuk produk multimedia interaktif yang siap untuk digunakan dalam pembelajaran.

4. Siswa Sekolah Dasar

a. Perkembangan Siswa Sekolah Dasar

Pendidikan merupakan bekal manusia untuk memecahkan masalah-masalah yang akan dijumpai sepanjang hidupnya. Salah satu unsur penting yang terdapat pada pendidikan adalah peserta didik atau siswa yang terdiri dari beragam usia, salah satunya yaitu sekolah dasar. Menurut Ahmadi (2014: 89) anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasional konkret. Pada tahap ini anak menunjukkan perilaku belajar seperti berikut :

(12)

(1) Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek ke aspek lain secara reflektif dan serentak, (2) Mulai berpikir secara operasional, (3) Berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, (4) Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan- aturan, prinsip ilmiah sederhana dan mempergunakan hubungan sebab akibat, (5) Memahami konsep substansi, volume, panjang, lebar, luas, dan berat

Berdasarkan penjelasan diatas disimpulkan bahwa siswa sekolah dasar berada pada tahap perkembangan operasional konkretyang menunujukkan beberapa perilaku belajar antara lain : mulai memandang dunia secara objektif, mulai berpikir secara operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah, dan sebab akibat serta mulai memahami konseb substansi seperi volume, berat, panjang luas, dan lain-lain. Sesuai dengan perkembanganya, siswa sekolah dasar membutuhkan sarana dan prasarana pembelajaran yang mendukung. Media merupakan sarana yang dapat digunakan untuk mendukung proses pembelajaran sesuai perkembangan siswa.

b. Ciri Belajar Siswa Sekolah Dasar

Dalam pendidikan, siswa diklasifikasikan menjadi beberapa jenjang. Masing-masing jenjang memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda-beda termasuk pada ciri belajarnya. Menurut Ahmadi & Amri (2014: 90) ciri belajar siswa sekolah dasar yaitu : (1) kongkret, (2) integratif, (3) hierarkis. Berikut penjelasan dari ketiga ciri yang telah disebutkan :

(1) Kongkret mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibau, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan. (2) Integratif berarti bahwa siswa memandang segala sesuatu sebagai satu keutuhan. (3) Hierarkis berarti bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi .

(13)

Sesuai pernyataan diatas disimpulkan bahwa ciri belajar siswa sekolah dasar yaitu kongkret, integratif, dan hierarkis. Kongkret berarti nyata atau dapat dilihat, didengar, dibau, diraba, dan diotak-atik sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna sebab siswa dihadapkan langsung dengan keadaan yang sebenarnya. Integratif berarti memandang segala sesuatu sebagai satu keutuhan. Hirearkis berarti bertahap mulai dari hal-hal sederhana menuju hal-hal yang lebih kompleks dengan selalu memperhatikan urutan logis, keterkaitan antar materi, dan kedalaman serta keluasan materi.

5. Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Tematik

Pembelajaran Tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Pemisahan antar materi tidak boleh terlihat dalam pembelajaran tematik. Salah satu cara untuk mendukung tercapaiannya tujuan pembelajaran tematik adalah dengan menggunakan media sebagai alat bantu penyampaian materi kepada siswa. Multimedia interaktif merupakan media yang dapat menmbantu guru menyampaikan materi pembelajaran tematik tanpa memisah-misahkan antar materi pelajaran. Multimedia interaktif juga dapat menciptakan pembelajaran yang bermakna karena siswa akan berinteraksi langsung dengan media yang digunakan.

B. Penelitian yang relevan

Pada kajian penelitian yang relevan, peneliti mengambil tigs judul penelitian berbeda yang akan digunakan untuk pembanding dalam penelitian pengembangan multimedia interaktif. Pembahasan mengenai penelitan yang relevan adalah sebagai berikut :

(14)

1. Penelitian dengan judul “Pengembangan Multimedia Interaktif Pada Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Kelas 2 Sekolah Dasar” (2016) oleh Ammatus Sholihah. Penelitian ini menggunakan model pengembangan prosedural. Hasil penelitian ini yaitu multimedia interaktif yang dikembangkan mendapat respon positif dengan kriteria sangat baik dan kategori sangat layak untuk digunakan sebagai penunjang proses pembelajaran pada materi perkalian dan pembagian kelas 2 SD.

2. Penelitian dengan judul “Pengembangan Media Video Interaktif Pada Pembelajaran Tematik Tema Lingkungan Kelas 3 Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Dau” (2015) oleh Titin Khorul. Penelitian pengembangan ini menggunakan model penelitian pengembangan Borg & Gall yang dimodifikasi oleh Sugiyono. Hasil penelitian ini yaitu media video interaktif dalam pembelajaran tematik dapat dijadikan sebagai media pada pembelajaran tematik kelas 3 SD di keamatan Dau.

3. Penelitian dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Menggunakan Powerpoint Pada Mata Pelajaran IPS Kelas 5 di SDN Wirokerten Banguntapan Bantul” (2016) oleh Ika Cahyani. Hasil dari penelitian ini yaitu media pembelajaran interaktif layak untuk digunakan, materi yang terdapat didalamnya sudah sesuai, serta membuat 100% siswa mencapai nilai KKM ≥ 73.

Berdasarkan penelitian relevan diatas terdapat beberapa perbedaan dan persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Pada penelitian pertama perbedaan terletak pada model pengembangan dan materi yang digunakan, sedangkan persamaannya terletak pada jenis media

(15)

yang dikembangkan dan objek penelitian yaitu kelas 2 sekolah dasar. Pada penelitian kedua perbedaan terletak pada jenis media yang dikembangkan, model pengembangan, dan objek penelitian, sedangkan persamannya terdapat pada pembelajaran tematik. Pada peneltian ketiga perbedaan terletak pada jenis media yang dikembangkan, materi, dan objek penelitian, sedangkan persamaannya terletak pada keinteraktifan media.

(16)

C. Kerangka pikir

Gambar 2.2 : Kerangka Pikir Penelitian dan Pengemban Analyze (analisis)

Design (perancangan) Merancang desain produk multimedia interaktif yang dapat memberikan inovasi dan solusi pada pengadaan media pembelajaran

Development (pengembangan) Menggabungkan gambar, teks, video, grafik, animasi, audio, materi, kuis, dan permainan ke dalam multimedia interaktif serta memvalidasikan produk kepada para ahli

Implementation (implementasi) Menerapkan/uji coba produk multimedia interaktif yang telah divalidasi ke sekolah

Evaluation (evaluasi) Melaksanakan evaluasi pada tiap-tiap tahapan dan penyebaran angket untuk mengetahui respon siswa terhadap multimedia interaktif yang dirancang

Draft Multimedia Interaktif

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, perlu adanya inovasi media pembelajaran . Pengembangan multimedia interaktif dibutuhkan karena media yang digunakan sekolah masih berupa media cetak, audio, dan visual. Selain itu, media yang digunakan sekolah belum sesuai dengan pembelajaran tematik yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran kedalam satu tema. Untuk itu pada penelitian ini akan mengembangkan multimedia interaktif yang tematik.

Gambar

Gambar  2.1 : Skema Navigasi Hirarki
Gambar  2.2 : Kerangka Pikir Penelitian dan PengembanAnalyze (analisis)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang pemerintahan desa, dari 1945 sampai 2005 memberikan posisi eksistensi Desa Pakraman, mengalami pasang surut, hal

Sertifikasi Bidang Studi NRG

Data hasil pretes dan postes yang telah diperoleh akan dianalisis untuk melihat bagaimana efektivitas model pembelajaran reflektif untuk meningkatkan pemahaman

Penyesuaian bentuk sel darah merah terhadap proses fisiologis tubuh unggas antara lain dengan tingkat fleksibilitas sel darah untuk mampu bergerak bebas dengan

Taksonomi dapat diartikan sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu. Di mana taksonomi yang lebih tinggi bersifat lebih umum dan

Hasil yang diperoleh dari faktor Risk Profile dari penilaian risiko kredit dengan menggunakan rasio NPL pada tahun 2011 Bank Mandiri berada pada kategori baik karena

Kami juga akan memberikan dukungan dan pantauan kepada yang bersangkutan dalam mengikuti dan memenuhi tugas-tugas selama pelaksanaan diklat online. Demikian

Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang dalam pengumpulan data penelitian hingga penafsirannya banyak menggunakan angka, Pengumpulan data dalam