• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. KONSEP DESAIN. 52 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3. KONSEP DESAIN. 52 Universitas Kristen Petra"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

3. KONSEP DESAIN

3.1. Konsep Kreatif Perancangan Novel Grafis 3.1.1. Khalayak Sasaran

Perancangan novel grafis tentang kehidupan dan psikologis homoseksual ini ditujukan untuk usia remaja dan dewasa. Untuk kalangan ekonomi menengah ke atas karena biasanya kalangan ini yang biasanya mampu mencukupi

kebutuhannya sekaligus masih mempunyai anggaran lebih untuk membeli buku bacaan.

Tema homoseksual yang masih terbilang tabu di masyarakat terutama kalangan sosial ekonomi bawah membuat pemasaran untuk perancangan novel grafis ini berada di kota-kota besar namun masih menjangkau kota-kota kecil.

3.1.2. Tujuan Kreatif

Tujuan kreatif dari perancangan novel grafis ini adalah menarik target audience melalui ilustrasi dan cerita serta menyampaikan persepsi dan edukasi yang informatif tentang kaum homoseksual. Sehingga target audience dapat ikut merasakan bahwa kaum homoseksual bukan seperti alien namun sesama manusia yang mempunyai emosi dan logika.

Walaupun bukan tujuan utama, perancangan ini ingin memberikan pengetahuan bahwa homoseksual sudah bukan termasuk dalam gangguan kejiwaan melainkan pilihan orientasi seksual biasa.

3.1.3. Strategi Kreatif

Dengan perancangan cerita novel grafis yang mengedepankan cara pandang dan pendapat tokoh-tokoh di dalamnya, karakter-karakter tokoh menjadi salah satu bagian yang penting. Keunikan format novel grafis yang berbeda dari komik biasanya, menyuguhkan visualisasi panel dan layout yang berbeda. Layout novel grafis lebih bisa dieksplorasi sehingga membantu menciptakan suasana yang unik.

(2)

Dalam novel grafis ini disertakan beberapa informasi seputar definisi gay dan sisipan makna bahasa binan yang biasa dipakai oleh kaum homoseksual sebagai unsur keunikan tersendiri.

3.2. Konsep Rancangan Novel Grafis 3.2.1. Judul Rancangan Novel Grafis 3.2.1.1. Judul Utama

“Pelangi Di Mataku” mempunyai artian

mata sebagai cara pandang atau persepsi,

-ku adalah tokoh utama yang bergerak di cerita ini, − pelangi adalah simbol LGBT.

Secara penuh dapat berarti cerita mengenai cara pandang seorang gay terhadap kehidupannya di dunia tempat ia ada.

3.2.1.2. Sub Judul

“Kisah Kehidupan Homoseksual” sebagai penjelas judul novel grafis mengenai tema cerita yang diangkat. Sub judul ini diletakkan di cover dalam.

3.2.2. Tema Cerita

Tema cerita mengenai kehidupan homoseksual yang ditokohkan,

berinteraksi dalam lingkungannya dan menghadapi masalah-masalah yang biasa dihadapi kaum homoseksual di dunia nyata. Bagaimana pemikirannya dan pemecahan masalah yang ia hadapi bersama teman-temannya.

3.2.3. Maksud dan Tujuan

Cerita psikologi kehidupan seorang gay yang terkandung menjadikan perancangan novel grafis ini bukan bentuk promosi dari homoseksualitas, melainkan salah satu media untuk memberikan pandangan yang baik dari kaum homoseksual.

Selain untuk memberikan hiburan perancangan novel grafis ini juga memberikan sedikit pengetahuan umum dan psikologi tentang homoseksualitas.

(3)

Tidak lupa pesan moral kepada pembaca sehingga sedikitnya dapat membawa pengaruh yang positif kedepannya.

3.2.4. Bentuk Penyajian dan Variasi Tampilan

Format final untuk perancangan novel grafis ini memakai ukuran A5. Ukuran ini dipandang cocok untuk dibawa-bawa dan yang akrab di antara pembaca. Ukuran ini menampung gambar dengan jelas dan tidak terlalu besar ketika dibawa tangan.

Jilid softcover dipilih dengan pertimbangan harga dan keringanan ketika didistribusikan dan lebih mudah dibaca karena ukuran buku yang kecil. Orientasi bacaan adalah berdiri (vertikal/portrait).

3.2.5. Sinopsis

Cris yang baru mulai nge-kos berkenalan dengan Fara yang merupakan teman akrab pemilik kos barunya. Selain Fara ada pula Dira dan Soelistiyo yang ternyata sama dengan dirinya sebagai kaum homoseksual atau gay. Fara

membantu Cris yang ingin coming out kepada ibunya dengan memberi masukan dan perkiraan reaksi kebanyakan orang. Soelistiyo juga tak luput dari

permasalahan. Di usianya yang sudah tidak terlalu muda ia masih tidak menikah, hal ini membuat keluarganya kawatir dan memaksanya yang seorang gay untuk mencari kekasih wanita dan memberi keturunan. Sedangkan Fara sendiri

mempunyai masalah dengan keluarganya sampai ia kabur dari rumahnya dan kini menumpang di rumah kos milik temannya.

3.2.6. Setting Cerita

Setting cerita banyak terdapat di rumah sekaligus kos-kosan mewah tempat tokoh utama menumpang tinggal. Dalam penggalan-penggalan flashback

bersetting di rumah tempat tinggal namun tetap dengan waktu masa kini. Lokasi di Surabaya dengan setting waktu jaman sekarang.

(4)

Gadget handphone model baru

Gambar 3.1. Samsung Omnia Sumber: Samsung Mobile (2008)

Gambar 3.2. LG K500 Sumber: LG Mobile Korea (2008)

Dompet fashion wanita

Gambar 3.3. Dompet Asher Sumber: United Kingdom Asher (2008)

(5)

Packaging jus buah

Gambar 3.4. Buavita Sumber: Ultra Jaya Group

Ikat pinggang fashion laki-laki

Gambar 3.5. Ikat pinggang Germes Sumber: Germes Online (2008)

Magnet kulkas

Gambar 3.6. Magnet kulkas Sumber: RTTG Polyresin

(6)

Karpet

Gambar 3.7. Karpet Persia Sumber: Rugman Kashan Carpet

Sepeda motor

Gambar 3.8. Ninja ZX-6R Monster Energy Sumber: Kawasaki Motor Catalogue (2009)

Desain ruang tamu

Gambar 3.9. Contoh desain ruang tamu Sumber: The Ludlow NYC (2008)

(7)

Gambar 3.10. Contoh desain ruang tamu Sumber: Fresh Home (2008)

3.2.7. Konflik

Banyak muncul konflik eksternal, yaitu konflik para tokoh dengan keluarganya. Konflik intern yang muncul adalah bagaimana para tokohnya menyikapi diri mereka yang homoseksual.

− Fara: konflik penerimaan dirinya dengan keluarganya. − Cris: konflik batin dirinya untuk mengaku kepada Ibunya.

− Soelistiyo: konflik batin dirinya akan pilihan seksualnya yang masih tersembunyi dari keluarga, dan konflik konfrontasi eksternal dari keluarganya akan statusnya yang belum menikah.

3.2.8. Budjeting

Ukuran buku novel grafis ini adalah A5. Menggunakan Artpaper ukuran plano. Satu plano dapat dibagi menjadi 16 halaman A5. Sedangkan ukuran film adalah ½ plano. Pencetakan dilakukan dengan jumlah 3000 eksemplar.

Halaman buku: 70 halaman A5

Biaya Kertas

4 halaman 210 gr (3000eksx4):16 =750 lembar plano

66 halaman 110 gr (3000eksx66):16 =12.375 lembar plano

Harga per rim

210 gr @ Rp. 725.000,-

(8)

110 gr @ Rp. 331.500,-

(12.375:500)x331.500 = Rp. 8.204.625,-

Biaya Film

Harga 1 film Rp. 133.000,-

Ukuran film ½ plano= 8 halaman A5 Jumlah halaman buku 70 A5

70 : 8 = 8,75 = 9 film

Harga= 9x133.000 = Rp. 1.197.000,-

Biaya Cetak dan Plat

Cetak perlembar ukuran ½ plano = Rp. 600.000,- Total 9 film x 600.000 = Rp 5.400.000,-

Biaya Jilid dan Potong Perbuku Rp. 500,-

Total 3000 eks x 500 = Rp. 1.500.000,-

Total Keseluruhan Biaya Yang Diperlukan Kertas Rp. 1.087.500,- Rp. 8.204.625,- Film Rp. 1.197.000,- Cetak+Plat Rp. 5.400.000,- Jilid+Potong Rp. 1.500.000,- + Total Rp. 17. 389.125,-

Modal per Buku

17.389.125 : 3000 eks = 5.796,3 = Rp. 5.800,- per eksemplar

Harga Jual per Buku

(9)

3.3. Konsep Desain Karakter

Berikut ini ada beberapa referensi bentuk wajah yang berbeda-beda: − Bentuk wajah oval

Gambar 3.11. Ekin Cheng Sumber: Cyklin

− Bentuk wajah oval dengan tulang pipi menonjol

Gambar 3.12. Nicholas Tse Sumber: Storm Riders II (2008)

(10)

− Bentuk wajah membulat dengan tulang rahang bawah lebar

Gambar 3.13. Jimmy Lin Sumber: Bandao (2008)

− Bentuk wajah sangat lonjong

Gambar 3.14. Wu Chun Sumber: Nikken (2008)

(11)

a. Fajar Arian Siedarto/Fara/Ra

Tokoh utama dalam perancangan cerita novel grafis ini. Berusia 22 tahun. Seorang gay yang masih dalam posisi discreet. Punya masalah dengan orang tuanya terkait orientasi seksualnya. Mempunyai seorang adik perempuan. Tempat asalnya ada di luar kota. Masih kuliah di kota asal nya namun karena problema keluarga ia meninggalkan kuliahnya untuk ke Surabaya. Cuek, jujur, agak polos, nekad, sensitif, sering dibilang gaydar-nya tidak jalan karena sering suka sama seorang straight. Dalam cerita ini ia menumpang tinggal di rumah Erick.

(12)

b. Erick Dewanto Tanuwijaya/Rick

Teman akrab masa kecil yang memberi Fara tumpangan di rumahnya. 27 tahun. Sebelumnya ia tinggal di kota yang sama dengan Fara, namun keluarganya pindah ke Surabaya ketika SMP. Cakep, keren, berasal dari keluarga kaya,

berbadan proporsional, lumayan pintar, baik dan penuh pesona, Erick kerap menjadi incaran wanita segala usia. Erick sering pergi dengan wanita yang berbeda-beda. Spontan, dinamis, agak ceplas-ceplos, bebas, mandiri, tidak terpengaruh orang lain, mengerti pesona dirinya, tahu yang ia mau.

(13)

Berusia 18 tahun. Baru saja memasuki bangku kuliah. Dalam awal cerita ia baru mulai tinggal di kos-kosan milik Erick. Sudah memiliki pacar pemilik perusahaan yang umurnya hampir 2 kali lebih tua darinya bernama David. Orang tuanya hanya ibunya yang berkarier namun masih menyempatkan diri

memperhatikan anak semata wayangnya. Karena usianya ia sedikit kekanak-kanakan dan jujur, ia sedang mulai belajar menjadi dewasa.

d. Soelistyo Tanadipoetro/Sulis

Karyawan suatu perusahaan yang sudah cukup mapan secara ekonomi dan jabatan. Tinggal di kos-kosan sejak masih kuliah. Berasal dari luar kota. Posisinya membuatnya sangat berhati-hati dalam memilih pasangan. Keluarganya tidak mengetahui pilihan seksualitasnya sehingga sering menyuruhnya menikah karena umurnya sudah 35 tahun. Pendiam, namun sering terkesan cerewet karena suka menasehati, sensitif, bertanggung jawab.

e. Hendrawan Chandra/Dira

Berusia 23 tahun. gokil, rame, suka ikut campur urusan orang lain, suka ngobrol.

f. Dayang Rembulan Siedarto/Bulan

Adik perempuan Fara. Duduk di bangku SMA. Ceria, supel, suka bersenang-senang dan berpetualang. Pada awal cerita ia sedang berada di luar negeri sehingga tidak mengetahui keadaan keluarganya. Ia muncul pada bagian akhir cerita.

g. Tante dari Soelistiyo

Berumur kira-kira 60 tahunan. Namun berpenampilan muda. Datang ke Surabaya untuk menjenguk Soelistiyo dan menanyakan perihal jodoh.

(14)

h. Ayah dan Ibu Siedarto

Ayah dan ibu Fara dan Bulan. Berusia paruh baya. Ayahnya bersikap agak over protective tidak hanya kepada anak perempuannya tapi juga kepada anak lelakinya. Agak bersifat keras kepala.

i. Jowe dan Kelvin

Jowe adalah teman dekat Fara di tempat kuliah. Kelvin adalah pemuda gemuk yang ikut rombongan Fara ketika jerit malam. Saat itu Kelvin mengalami kecelakaan bersama Fara.

j. Rangga

Rangga adalah anak dari Pak Darmawan, kenalan ayah Fara. Seorang pemuda gay yang memiliki penyakit kejiwaan. Ia menderita obsessive disorder kepada Fara dan berhalusinasi tinggi.

3.4. Konsep Dasar Gaya Desain

Gaya desain karakter yang digunakan mengarah kepada gaya semi realis dengan pertimbangan tema yang tidak biasa dan agak berat, juga target market yang mencakup remaja dan dewasa. Sedangkan gaya layout mengarah kepada gaya konstruktivisme dan de stijl namun dengan nuansa yang modern dan tidak terlalu terikat. Oleh karena itu disertakan pula unsur dekoratif untuk

mempercantik dan mendinamiskan suasana.

3.5. Konsep Warna

Warna-warna yang dipakai adalah warna-warna dasar dari konsep de stijl yaitu warna primer merah, biru dan kuning. Pada penerapannya warna-warna dasar ini digunakan dengan nada dan kroma yang berbeda-beda. Untuk sampingan digunakan juga campuran dari warna-warna primer ini.

Warna-warna ini dipakai untuk menampilkan kesan kontras antara

pewarnaan tokoh dengan warna layout. Dan juga menampilkan unsur agak keras karena tema yang diangkat lebih berat dan tidak biasanya, namun masih berjiwa muda karena itu ditujukan bagi usia remaja dan dewasa.

(15)

3.6. Teknik Pengerjaan

Teknik gambar sketsa awal adalah secara manual dengan pensil pada kertas HVS putih. Penebalan dilakukan secara manual juga dengna tinta tahan air. Finishing gambar dan warna menggunakan software Adobe Photoshop dengan bantuan pc tablet.

3.7. Konsep Font

− Judul dan teks dialog antar tokoh dalam novel grafis ini menggunakan font Adobe Garamond Pro. Bentuk font ini agak formal sesuai dengan ciri gaya konstruktivisme bernuansa modern yang dipakai.

− Nama pengarang dan prolog pada cover buku menggunakan font Garamond.

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890

3.8. Storyline

Fara berada di suatu taman di Surabaya. Ia merasa tertekan karena suatu hal. Ia kemudian disapa oleh teman akrab masa kecilnya Erick dalam chatting room dalam handphone-nya. Karena tidak mempunyai tujuan dan tempat tinggal ia pergi menumpang di rumah Erick.

Rumah kos-kosan milik Erick kedatangan anak kos baru, Cris. Setelah diperhatikan dan disapa dengan isyarat gay oleh seorang anak kos Dira, Cris memberikan reaksi balik yang positif. Cris kemudian diperkenalkan oleh Dira kepada Fara dan Soelistiyo sebagai salah satu dari mereka, yaitu laki-laki yang mempunyai orientasi seksual sejenis.

Suatu malam Cris curhat kepada Fara, bahwa ia ingin segera mengaku tentang orientasi seksualnya kepada ibunya yang single parent. Ia meminta saran

(16)

dari Fara. Fara menceritakan beberapa kemungkinan yang bisa terjadi jika Cris mengaku kepada orang tuanya.

Kemungkinan pertama Cris akan segera ditolak tanpa sempat mengaku karena ibunya tidak menyukai kaum gay. Kemungkinan kedua ibu Cris salah paham antara gay dengan pedofil. Kemungkinan ketiga ibu Cris marah-marah sampai pingsan ketika Cris mengaku. Fara juga memberikan beberapa

kemungkinan lain yang semuanya berakhir negatif.

Erick masuk ke kamar Fara untuk memberikan informasi bahwa esok hari ada keluarga Soelistiyo yang datang menjenguk. Bila Tante Soelistiyo tersebut mencari pemilik kos, ia minta Fara menggantikannya.

Keesokan harinya Tante Soelistiyo datang dan menceramahi Soelistiyo akan usianya yang sudah di atas 30. Usia yang sangat pantas untuk cepat menikah. Soelistiyo tidak dapat menjawab apapun karena ia seorang gay yang masih discreet kepada keluarganya.

Fara, Dira dan Cris berdiskusi soal masalah Soelistiyo. Dira berpendapat kalau Soelistiyo akan susah jika menikah karena tidak mempunyai nafsu seksual kepada wanita. Cris berpendapat bahwa jika seorang gay menikah maka ia menipu pasangan wanita yang dinikahinya. Kemudian Dira mengatakan, dalam kasus ini Soelistiyo dalam kondisi terjepit karena ia adalah cucu dan anak lelaki tunggal dalam keluarganya yang patriarki. Soelistiyo sangat berkewajiban kepada keluarganya untuk meneruskan garis keturunan.

Karena topik pernikahan dengan lawan jenis membuat pusing, Fara

meminta mereka untuk mengganti topik. Cris bercerita kepada Fara bahwa dirinya telah coming out kemarin. Reaksi ibunya sungguh di luar dugaannya. Ketika Cris mengaku, ibunya tertawa dan berkata bahwa ia sudah mengetahui keadaan anak semata wayangnya dan hanya tinggal menunggu anaknya mengaku saja. Bahkan ibu Cris menggodanya dengan bertanya tentang posisi seksual dalam hubungan dengan sesama jenis.

Dira dan Fara berpendapat bahwa Cris sangat beruntung memiliki ibu seperti itu. Dira menceritakan bahwa keluarganya tidak begitu peduli dengannya, namun kondisi dirinya masih bisa dibilang lebih baik daripada Fara yang kabur dari rumah. Fara terkejut ketika Dira menebak dengan benar keadaan dirinya. Dira

(17)

mendengar Fara pernah berkata kepada Erick bahwa orang rumahnyalah yang tidak mau menghubunginya, karena nomor handphone Fara tidak ganti.

Fara bercerita asal mula ia kabur dari rumahnya. Waktu itu ayah dan ibunya memanggilnya untuk menanyakan hubungannya dengan anak lelaki kenalan ayahnya. Fara menjawab dengan jujur bahwa ia tidak tahu apapun mengenai pemuda bernama Rangga tersebut. Ayahnya menunjukkan 2 lembar kertas surat yang ditujukan untuk Fara. Selesai membacanya Fara meremas kertas tersebut dan bercerita fakta yang sebenarnya kepada ayah dan ibunya. Ibu Fara membela anaknya dan ayah Fara menjadi lega, ia menyuruh Fara untuk tidak ragu-ragu jika ingin sharing keadaannya dirinya. Ucapan ayahnya ini membuat Fara terlecut seketika itu juga dan mengaku kepada orang tuanya bahwa ia menyukai laki-laki. Selanjutnya saat Fara sadar, ia melihat ibunya menangis, entah akan keadaan tubuhnya atau kondisi seksualnya.

Fara juga bercerita bahwa ia dilarang keluar rumah dan diajak ke berbagai macam tempat oleh orang tuanya sebelum ia memutuskan kabur dari rumah. Di tengah cerita tiba-tiba adik Fara, Bulan datang. Fara terkejut dan menemui kenyataan bahwa Erick–lah yang memberi kabar ke rumah Fara. Erick hanya mengatakan kalau selama ini Fara tidak mau menghubungi sendiri rumahnya, sehingga ia tidak enak kepada orang tua Fara yang ia kenal juga. Bulan berkenalan dengan Dira dan Cris.

Esok paginya Fara dibangunkan oleh Bulan. Bulan bercerita kalau dirinya pergi tanpa sepengetahuan orang tua mereka. Apalagi sampai menginap tanpa kabar. Handphone Bulan penuh oleh miss call dari rumah. Ketika satu panggilan lagi masuk, Bulan memaksa kakaknya mengangkat panggilan itu. Suara ayah mereka terdengar. Fara dengan enggan menjelaskan keberadaan adiknya. Ayahnya menyuruh Fara mengantar Bulan pulang ke rumah. Fara setuju untuk memesan travel. Ayahnya menolak dengan alasan Fara bisa mengantarkannya pulang dengan sepeda motornya. Fara terkejut dengan jawaban ayahnya. Bulan menjelaskan kalau ayah dan ibunya kangen kepada kakaknya itu. Ayah dan kakaknya sama-sama terlalu keras kepala untuk saling menelepon terlebih dahulu.

Pada cuaca yang enak setelah hujan reda, Fara dan Bulan berangkat pulang dibingkai pelangi di angkasa.

Gambar

Gambar 3.5. Ikat pinggang Germes  Sumber: Germes Online (2008)
Gambar 3.8. Ninja ZX-6R Monster Energy  Sumber: Kawasaki Motor Catalogue (2009)
Gambar 3.10. Contoh desain ruang tamu  Sumber: Fresh Home (2008)
Gambar 3.12. Nicholas Tse  Sumber: Storm Riders II (2008)
+2

Referensi

Dokumen terkait

− Gaya desain Realisme akan juga dipakai dalam Buku Ilustrasi ini untuk lebih menggambarkan inti pesan dan cerita dalam lirik lagu yang ada, Selain itu juga agar lebih

Post card (kartu pos) merupakan salah satu media promosi below-the-line yang dapat menarik perhatian target market dan dibuat untuk mendukung promosi dari peluncuran ini buku

Diantaranya adalah, Matahari yang dianggap sebagai Apollo, sang dewa matahari dan cahaya dalam kepercayaan Yunani kuno; planet Merkurius yang diambil dari nama dewa Hermes; Venus

Bidang gambar diberikan titik berwarna, sesuai dengan bentuk obyeknya yang dari kejauhan seakan-akan menyatu, yang dapat mencapai tiga dimensi yang menggambarkan

Konflik utama cerita pada novel grafis ini adalah tentang perjalanan hidup seorang wartawan yang berusaha untuk meliput dan lalu menulis berita aktual dari berbagai

Dalam iklan tersebut tidak secara langsung ditampilkan penggunaan daripada Xumon document management system karena mengingat target audience daripada Xumon document management

Sebagai salah satu elemen dalam desain, tipografi juga dapat berekspresi dan membawa emosi, menunjukkan pergerakan elemen dalam desain, dan memperkuat arah dari suatu desain

Tema perancangan buku ini adalah catatan kisah hidup Solomon Tong yang mendedikasikan hidupnya untuk musik klasik, beserta latar belakang, proses dan hasil kerjanya