• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. KONSEP DESAIN. 20 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3. KONSEP DESAIN. 20 Universitas Kristen Petra"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

3. KONSEP DESAIN

3.1. Tinjauan tentang Gambar

3.1.1. Tinjauan tentang Unsur Gambar 3.1.1.1. Garis

Garis merupakan 2 titik yang dihubungkan satu sama lain membentuk guratan sepanjang tempat dimana titik tersebut terletak. Garis merupakan unsur dalam gambar yang memiliki peranan sangat penting karena dapat dipergunakan untuk menjelaskan bentuk-bentuk dan observasi visual atau pengungkapan secara subyetif akan gagasan, membangkitkan berbagai pengalaman, pikiran/ paham, dan intuisi. Garis yang sederhana menggambarkan suatu arah membagi ruang memiki panjang, lebar, corak atau warna, dan tekstur/kontur. Garis yang tergambar mampu mengungkapkan emosi dan temparamen yang secara natural diekspresikan oleh subyek yang digambar (Sanyoto 71-74). Garis dibedakan menjadi:

a. Garis kontur yaitu garis yang melukiskan bagian tepi dari suatu bentuk sehingga memisahkan setiap volume atau area yang ada disekitarnya. Garis kontur yang sangat sederhana umumnya tidak bervariasi dari segi ketebalan, tidak diperkuat dengan gradasi gelap terang ataupun bayangan. Sedangkan garis kontur yang ekspresif akan mengajak mata pengamat untuk menerima garis tersebut sebagai sebuah bentuk karena dibentuk dengan variasi tebal tipis garis serta memiliki ketebalan (Sanyoto 71-74).

b. Garis Kaligrafi atau penulisan indah. Garis kaligrafi terjadi jika keindahan dari garis menjadi aspek utama bagi keindahan gambar. Garis ini menunjukan karakteristik masihg-masing pribadi yang menggambarnya karena garis ini bersifat ekspresif. Garis kaligrafi menggunakan kekuatan tebal dan tipis untuk mempresepsikan bentuk, tepi yang berpotongan, terang dan gelap. Misalnya garis yang membentuk obyek digambarkan dengan ringan, kemudian menjadi lebih tebal dan berat akhirnya ringan dan tipis kembali (Sanyoto 71-74).

Dalam hubungannya sebagai elemen seni rupa, garis memiliki

kemampuan untuk mengungkapkan suasana. Suasana yang tercipta dari sebuah

(2)

garis terjadi karena proses stimulasi dari bentuk-bentuk sederhana yang sering kita lihat di sekitar kita, yang terwakili dari bentuk garis tersebut. Perasaan ini terjadi karena ingatan kita mengasosiasikannya dengan bentuk bentuk yang dominan dengan bentuk lengkung seperti penari atau gerak ombak di laut. Beberapa jenis garis beserta suasana yang ditimbulkannya seperti, garis lurus mengesankan kekuatan, arah dan perlawanan.

Gambar 3.1. Type of Lines

Sumber : www.sanford-artedventures.com/study/g_line.html

Berikut karakter dari garis adalah:

a. Garis Horizontal. Garis horizontal atau garis mendatar memberikan karakter tenang (calm), damai, pasif dan kaku. Melambangkan ketenangan, kedamaian dan kemantapan. Garis ini mengasosiasikan cakrawala laut mendatar, pohon tumbang, orang tidur/ mati, dan benda lainnya yang panjang mendatar yang mengesankan istirahat.

b. Garis Vertikal. Garis vertikal atau garis tegak ke atas memberikan karakter megah, kuat, tetapi statis, kaku. Melambangkan keseimbangan (stability), kemegahan, kekuatan, kekokohan, kejujuran dan kemasyuran. Garis ini mengasosiasikan benda-benda tegak lurus seperti batang pohon, orang berdiri atau tugu yang mengesankan keadaan tidak bergerak, sesuatu yang melesat menusuk langit mengesankan agung, jujur, tegas, cerah, cita-cita atau pengharapan.

c. Garis Diagonal. Garis diagonal atau garis miring ke kanan atau ke kiri

memberikan karakter gerakan (movement),gerak lari, meluncur, dinamik, tidak

(3)

seimbang, gerak gesit, lincah dan menggetarkan. Melambangkan kedinamisan, kegesitan dan kelincahan. Garis ini mengasosiasikan benda bergerak seperti orang berlari, kuda meloncat, atau pohon bergoyang.

d. Garis Zig-zag. Garis zig-zag merupakan garis lurus patah-patah bersudut runcing yang dibuat dengan gerakan naik turun secara cepat spontan yang merupakan gabungan dari garis-garis vertikal dan diagonal yang memberi sugesti semangat (exited), gairah, semangat, bahaya dan mengerikan.

Diasosiasikan sebagai petir/ kilat, letusan, retak-retak tembok yang mengesankan bahaya.

e. Garis Lengkung. Meliputi lengkung mengapung, lengkung kubah, lengkung busur, mengesankan kualitas mengapung dan memberikan karakter ringan, dinamis dan kuat. Melambangkan kemegahan, kekuatan, keanggunan dan kedinamikaan.

f. Garis Lengkung S. Garis lengkung S atau garis lemah gemulai (grace) merupakan garis lengkung majemuk atau lengkung ganda. Garis ini dibuat dengan gerakan melengkung ke atas bersambung melengkung ke bawah atau melengkung ke kanan bersambung melengkung ke kiri, yang merupakan gerakan indah (line of beauty). Memberikan karakter indah, dinamis dan luwes. Garis ini mengasosiasikan sebagai gerakan ombak, padi/ rumput yang tertiup angin, gerakan lincah seorang bocah.

g. Garis-garis Berjajar. Garis berjajar memberikan kesan lunak, lembut, rapi dan tenang.

h. Garis-garis Potong (saling memotong). Susunan garis-garis saling memotong akan mengesankan keras, kontrakdiksi, pertentangan, kuat dan tajam.

Salib adalah perpaduan garis vertikal dan horizontal yang melambangkan kekuatan hubungan manusia dengan Tuhannya.

3.1.1.2. Kualitas Terang Gelap (Value)

Value merupakan nilai gelap terang untuk memperoleh kedalaman karena

pengaruh cahaya. Putih merupakan tekanan yang paling rendah dan hitam

merupakan kualitas yang paling gelap, sedangkan abu-abu berada di antara

keduanya. Benda walaupun tidak berwarna putih dan hitam, tetap saja memiliki

(4)

tingkatan gelap dan terang yang dapat dianalisa dan dikategorikan sebagai value.

Dapat juga disebut sebagai tone, nada atau nuansa. Value adalah dimensi mengenai terang gelap atau tua muda warna, yang disebut pula dengan istilah brightness atau terang (warna). Dikatakan sebagai suatu gejala cahaya yang menyebabkan perbedaan pancaran warna suatu obyek, dijadikan alat untuk mengukur keterangan suatu warna yaitu seberapa terang atau gelapnya suatu warna jika dibandingkan dengan skala value atau tingkatan value: tint, tone dan shade (Suyanto 42).

Bila garis mendeskripsikan suatu bentuk objek, maka value akan memperjelas dan memperkaya garis sehingga bentuk 3 dimensi menjadi lebih hidup, tempat dan hubungan antar bentuk dapat ditentukan, membentuk pola untuk menggambarkan tekstur objek serta memberikan kesan dramatis. Derajat perubahan value tergantung dari kesamaan antar bayangan dengan cahaya, juga dari sumber cahaya yang menimpa objek. Adapun cara untuk mengubah value ke dalam warna-warna bahan pigmen adalah sebagai berikut:

a. Untuk memperterang warna dapat menambahkan pigmen putih (untuk teknik cat poster/ plakat) atau dengan menambahkan air (untuk teknik cat air).

b. Untuk mempergelap warna dapat menambahkan warna hitam (untuk teknik cat poster/ plakat, cat minyak) atau dengan menambahkan pigmen warnanya sendiri atau dengan ditambahkan pigmen hitam dengan presentase yang sangat sedikit (untuk teknik cat air).

Kegunaan dari value itu sendiri sebagai berikut:

a. Untuk mengubah cahaya yang mengenai obyek/ benda ke dalam bentuk tiga dimensi semu atau menciptkan sifat keruangan atau tiga dimensi semu. Value terang (tint) untuk bagian yang terkena cahaya langsung, value sedang (tone) untuk bagian yang terkena cahaya normal, value gelap (shade) untuk bagian yang tidak terkena cahaya atau bagian bayangan.

b. Untuk menciptakan atau menilai karya seni dapat dilihat dari karakter

value antara lain: value terang (tint) karakternya positif, bergairah, meriah,

feminism, manis, ringan, namun ada kesan murung, value normal (tone)

karakternya tegas, jujur, jantan, murni, terbuka dan terkesan galak, dan value

gelap (shade) berkarakter berat, dalam, muram, mengerikan dan menakutkan.

(5)

Teknik-teknik garis seperti arsir, arsir silang, dan pulasan merupakan cara- cara yang umum untuk menunjukkan nada gelap terang. Cara tersebut dapat membuat nada gelap terang dapat terlibat terutama karena ada proporsi yang relatif antara cahaya dan tempat yang gelap, karakteristik yang paling penting dari teknik ini adalah jarak dan kepadatan dari guratan-guratan linier yang digunakan.

Tujuan utama melakukan rendering nada gelap terang tertentu adalah untuk membedakan suatu bentuk dari yang lain. Pembuatan arsiran nada gelap terang, kualitas visual arsiran yang yang digunakan (panjang, kontur, dan arahnya), menunjuk pada penyampaian sifat permukaan material dan teksturnya, halus atau kasar, keras atau lunak, mengkilat atau buram. Perlu pula diwaspadai hubungan antara nada gelap terang dan tekstur. Setiap proses rendering tekstur secara simultan akan menghasilkan nada gelap terang. Pada umumnya, nada gelap terang tersebut lebih penting daripada teksturnya untuk menyajikan cahaya bayangan, dan cara keduanya (cahaya dan bayangan) memodelkan bentuk di ruang. Berbagai efek dari value antara lain (Suyanto 49) :

a. Value yang saling berdekatan (close value) berkesan harmonis, lembut, tenang, sehingga cocok untuk hal-hal yang berkaitan dengan kenikmatan.

b. Value yang saling berjauhan (contras value) berkesan kontras, menyolok, tajam, kuat, bergolak/ bertentangan, sehingga cocok untuk warna dasar dan tulisan, untuk hal-hal yang berkaitan dengan kepemudaan atau hal-hal yang bersifat kekerasan.

c. Value terang (high value) memantulkan cahaya sehingga memperkuat warna yang di atasnya dan nampak memperbesar atau memperluas ukuran.

d. Value gelap (dark value) menyerap cahaya sehingga memucatkan warna yang di atasnya dan terlihat mengurangi/ memperkecil ukuran.

e. Hitam dan putih mempunyai daya menyatukan warna-warna.

f. Kontras tajam (high value-dark value) lebih menyolok daripada kontras hue, tetapi lebih harmonis daripada kontras hue, karena kontras value masing- masing tercampur warna netral hitam, abu-abu dan putih.

g. Terdapat tujuh tingkatan value terang ke value gelap pada skala value,

yaitu warna yang paling terang ada pada value 8 berangsur-angsur makin gelap

pada value 7,6,5,4,3 dan value 2 merupakan warna paling gelap, sedangkan value

(6)

1 adalah hitam yang tidak tergolongkan sebagai warna. Berdasarkan interval tangga value tersebut dapat diperoleh susunan:

h. Susunan warna dengan satu interval tangga value hasilnya monoton, statis, tenang tetapi ada kesan menjemukan.

i. Susunan warna-warna dengan dua atau tiga interval tangga berdekatan hasilnya harmonis, enak dilihat berlama-lama.

j. Menyusun warna-warna dengan dua interval tangga saling berjauhan hasilnya kontras, dinamik, tetapi bisa cepat melelahkan.

3.1.1.3. Bentuk dan Ruang (Shape dan Space)

Bentuk merupakan wujud rupa sesuatu, biasa berupa segi empat, segi tiga, bundar, elip dsb. Bentuk atau rupa mempunyai muatan kesan yang kasat mata. Seperti yang diungkapkan Plato, bahwa rupa atau bentuk merupakan bahasa dunia yang tidak dirintangi oleh perbedaan-perbedaan seperti terdapat dalam bahasa kata-kata. Bahwa bentuk adalah sebuah presentasi abstrak, sebuah garis imajinasi yang mengambarkan suatu objek di dalam hubungannya dengan latar belakang, karakter 3 dimensi yang terbentuk, seperti bola, balok, piramida, kepala manusia, dsb.

Bentukan benda-benda di alam dibedakan menjadi dua kelompok yaitu bentuk alam dan bentuk jadian. Bentuk alam merupakan semua bentuk yang ada di alam memiliki perwujudan yang lebih bebas, tidak terikat kaidah bentuk yang dibuat oleh manusia. Sedangkan bentuk jadian merupakan buatan manusia, melalui proses pengolahan dimana perwujudannya selalu mempunyai dasar bentuk yang juga merupakan hasil rekayasa manusia.

Dasar bentuk secara dwimatra dibedakan menjadi dua yakni bujur sangkar,

segitiga sama sisi dan lingkaran yang ketiga dasar bentuk ini disebut dasar bentuk

yang geometris dan bentukan organis (mengolah dari bentuk alam). Sedangkan

benuk secara trimatra dibedakan menjadi bentuk asal (kubus, bola dan piramida

dengan alas bujursangkar) dan bentuk turunan (silinder, kerucut dan prisma

segitiga). Benda bermatra tiga selain memiliki bentuk juga memiliki raut, ukuran,

warna , tekstur, posisi dan orientasi. Sementara pada kategori sifatnya, bentuk

dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:

(7)

a. Huruf (Character). Direpresentasikan dalam bentuk visual yang dapat digunakan untuk membentuk tulisan sebagai wakil dari bahasa verbal dengan bentuk visual langsung, seperti A, B, C, dsb.

b. Simbol (Symbol). Direpresentasikan dalam bentuk visual yang mewakili bentuk benda secara sederhana dan dapat dipahami secara umum sebagai simbol atau lambang untuk menggambarkan suatu bentuk benda nyata, misalnya gambar orang, bintang, matahari dalam bentuk sederhana (simbol), bukan dalam bentuk nyata (dengan detail).

c. Bentuk Nyata (Form). Bentuk ini betul-betul mencerminkan kondisi fisik dari suatu obyek. Seperti gambar manusia secara detil, hewan atau benda lainnya.

Dalam tipologi geometri , beberapa teknik pengubahan bentuk menjadi energi dasar dalam penciptaan suatu bentuk akhir , yaitu :

a. Translation (pergeseran). Suatu bentuk dapat digeser sedemikian rupa terhadap sumbu tertentu.

b. Rotation (perputaran). Suatu bentuk dapat diputar menurut sudut putaran tertentu terhadap sumbu tertentu.

c. Reflection (pencerminan). Suatu bentuk dapat dicerminkan terhadap sumbu tertentu.

d. Stretching (peregangan). Suatu bentuk dapat diregangkan sehingga menjadi lebih besar.

e. Shrinking (pemampatan). Suatu bentuk dapat dimampatkan sehingga menjadi lebih kecil.

f. Scale (skala). Suatu bentuk dapat diubah skalanya menjadi lebih besar atau lebih kecil.

g. Twisting (berbelok). Suatu bentuk dapat sedemikian rupa sehingga dapat tercipta bentuk yang lain dari yang aslinya.

Sedangkan setiap bentuk menempati ruang. Ruang merupakan jarak antara

suatu bentuk dengan bentuk lainnya yang pada praktek desain dapat dijadikan

unsur untuk memberi efek estetika desain. Sebagai contoh, tanpa ruang manusia

tidak akan tahu mana kata dan mana kalimat atau paragraf. Tanpa ruang manusia

tidak tahu mana yang harus dilihat terlebih dahulu, kapan harus membaca dan

kapan harus berhenti sebentar. Dalam bentuk fisiknya pengidentifikasian ruang

(8)

digolongkan menjadi dua unsur, yaitu obyek (figure) dan latar belakang (background). Ruang dapat terjadi karena adanya jarak, suara, bau, cahaya/ sinar dan gerak. Ruang dapat memisahkan maupun menyatukan hingga memberikan kesempatan bagi mata untuk beristirahat.

Bentuk dwimatra memiliki ruang, yakni ruang papar/ datar. Ruang dwimatra dimanfaatkan para desainer untuk menempatkan bentuk raut yang sifatnya cukup datar saja, seperti gambar-gambar proyeksi dengan potongan- potongan dan pandangan tertentu, bentuk-bentuk tulisan, bentuk-bentuk kode, rancangan tekstil, gambar dekoratif dan lain sebagainya. Ruang dwimatra hanya mengenal dua dimensi yaitu panjang dan lebar. Ruang dwimatra hanya mengenal arah horizontal, diagonal dan vertikal.

Ruang trimatra merupakan jenis ruang yang benar-benar diartikan sebagai ruangan yang berongga atau ruang sempurna, yang memiliki tiga dimensi penuh, panjang, lebar dan dalam/ tebal. Prinsip dasar tata rupa trimatra sama dengan dwimatra dimana dikatakan memiliki nilai seni apabila di dalamnya terdapat kesatuan, memiliki irama, memiliki dominasi, ada keseimbangan, memiliki proporsi yang baik.

3.1.1.4. Pola (Pattern)

Pola adalah bentuk atau model (atau, lebih abstrak, suatu set peraturan) yang bisa dipakai untuk membuat atau menghasilkan bagian dari sesuatu, khususnya jika sesuatu yang ditimbulkan cukup mempunyai suatu yang sejenis untuk pola dasar yang dapat ditunjukkan atau terlihat, dimana sesuatu itu dikatakan memamerkan pola. Merupakan bentuk dekoratif yang bersifat datar dan tidak memiliki gradasi gelap terang sehungga menyerupai siluet dan meminimalkan volume objek. Pola yang bersifat dekoratif bertujuan untuk memperindah seperti pada tekstil dengan bentuk pengulangan/ repetisi pada suatu bentuk atau desain. Pola umumnya terdapat pada gaya Art Nouveau yang sangat menonjolkan pola dekoratif yang diatur.

Deteksi pola dasar disebut pengenalan pola. Pengenalan pola biasanya

merupakan langkah perantaraan bagi proses lebih lanjut. Langkah ini biasanya

merupakan kumpulan data (gambar, bunyi, teks, dll.) untuk dikelaskan, pre-

prosesan untuk menghilangkan gangguan atau menormalkan gambar dalam satu

(9)

cara (pemrosesan gambar/ image processing, teks dll.), memperkirakan ciri-ciri, klarifikasi dan akhirnya post-pemrosesan berdasarkan kelas pengenalan. Deteksi pola dasar disebut pengenalan pola. Pengenalan pola biasanya merupakan langkah perantaraan bagi proses lebih lanjut. Langkah ini biasanya merupakan kumpulan data (gambar, bunyi, teks, dll.) untuk dikelaskan, pre-prosesan untuk menghilangkan gangguan atau menormalkan gambar dalam satu cara (pemrosesan gambar/ image processing, teks dll.), memperkirakan ciri-ciri, klarifikasi dan akhirnya post-pemrosesan berdasarkan kelas pengenalan.

Gambar 3.2. Komposisi Garis dengan Pola

Sumber: Mofit. Cara Mudah Menggambar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

2003

3.1.1.5. Tekstur (Texture)

Tekstur merupakan nilai atau ciri khas suatu permukaan atau raut. Tekstur

adalah keadaan fisik permukaan suatu bahan material yang penghayatannya

dengan indera raba, sehingga dapat dirasakan seperti licin, halus, kasar, lunak,

keras, lembutnya permukaan suatu benda tersebut. Tekstur termasuk elemen

desain yang bersifat ekspresif dan emosional serta menggambarkan ciri khas

pelukisnya. Dalam bidang seni dan desain, tekstur digunakan sebagai alat ekspresi

sesuai dengan karakter tekstur itu sendiri. Karakter tekstur antara lain tekstur

halus pembawaannya lembut, ringan dan tenang, sedangkan tekstur kasar

(10)

pembawaannya kuat, kokoh, berat dan keras. Tekstur dapat dihasilkan menjadi beberapa variasi kuat lemah warna atau arsiran dan dapat diperoleh melalui percobaan dengan menggunakan alat-alat yang ada disekitar kita secara kreatif.

Tekstur dapat berbentuk seragam (seperti yang ada pada lukisan Pointilism), tektur yang diperoleh melalui penemuan (penggunaan alat-alat seperti spons, garam, dsb yang dicampur dengan cat), serta tekstur yang ekspresif (terkesan kasar dan unik).

Adakalanya tekstur dapat saling berganti kedudukan dengan patra sebagai suatu bentuk yang mempunyai batasan dan ulangan dengan penghayatan indera penglihatan. Patra pada bidang yang luas dan dilihat dari jauh seakan timbul tekstur, seperti atap genting dilihat dari kejauhan. Ataupun tektur kasar akan menimbulkan patra (karena dapat dilihat) seperti anyaman tikar dan sisik ikan.

Oleh karenanya, tekstur secara garis besar dapat dibedakan menjadi tekstur raba dan tekstur lihat. Tekstur ini bersifat nyata, artinya dilihat nampak kasar, diraba pun juga nyata kasarnya. Termasuk tekstur raba ialah tekstur kasar-halus, licin- kasab, dan keras-lunak. Sedangkan tekstur lihat lebih bersifat semu, artinya terlihat kasar namun apabila diraba ternyata halus. Termasuk tekstur ini ialah tekstur bermotif, bercorak atau bergambar.

Tekstur kasar nyata dalam dunia seni rupa dan desain memiliki peranan antara lain:

a. Tekstur kasar nyata berguna untuk membantu memperoleh keindahan,karena dengan permukaan yang kasar akan lebih mudah untuk memperoleh keselarasan atau harmoni.

b. Tekstur kasar nyata dapat difungsikan sebagai dominasi atau daya tarik, manakala sebagian besar susunan menggunakan tekstur halus. Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh keindahan.

c. Tekstur kasar nyata berguna untuk membantu memperoleh keindahan berpadu dengan kekuatan.

d. Tekstur kasar nyata berguna untuk tujuan keindahan yang mengikuti fungsi.

Berbeda dengan tekstur kasar semu, tekstur kekasarannya bersifat semu,

apa yang dilihat belum tentu sama dengan apa yang diraba. Terdapat tiga macam

tekstur kasar semu, yaitu:

(11)

a. Tekstur Hias Manual. Merupakan tekstur yang menghiasi permukaan yang dibuat secara manual. Tekstur jenis ini hanya sekedar menghiasi permukaannya saja, jika teksturnya dihilangkan tidak akan mempengaruhi raut.

Tekstur ini dapat dibuat dengan gambaran tangan secara bebas atau secara teratur atau juga dengan khusus. Contoh tekstur hias manual antara lain: goresan silang- silang, goresan dengan goyang-goyangan, menitik-nitik, goresan bebas, goresan dengan kapas, spon dan lain-lain.

b. Tekstur Mekanik. Merupakan tekstur yang dibuat dengan alat mekanik seperti mistar, jangka, alat foto, tipografi, raster cetak, cetak komputer dan lain- lain. Contoh tekstur mekanik adalah hasil mekanik (seperti foto batu, foto serat kayu, hasil cetakan computer, hasil tarikan jangka/ mistar), hasil cetakan-cetakan motif hias (seperti hasil celupan kain batik, hasil cetak saring pada tekstil, hasil cetakan cukilan), hasil kolase (misalnya tempelan-tempelan kertas, foto, huruf- huruf), bahan alam yang digosok halus (seperti serat kayu, batu dan lain-lain) dan hasil cap-cap daun, kulit kayu, batu dan sebagainya.

c. Tekstur Ekspresi. Merupakan bagian dari proses penciptaan rupa di mana raut tekstur merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Teksturnya menjadi raut, jika teksturnya dibuang maka akan menghilangkan maksudnya.

Tekstur ini banyak dilakukan pada seni lukis, seni grafis ataupun desain komunikasi visual yang tekniknya dapat merupakan hasil goresan tangan maupun hasil mekanik.

Kombinasi antara tekstur halus dengan halus atau kasar akan menghasilkan kesan yang monoton, kurang ada daya tarik dan terasa menjemukan.Kombinasi tekstur halus dengan tekstur sedang atau tekstur kasar dengan sedang akan menghasilkan kesan yang harmonis dan enak dilihat.

Sedangkan untuk kombinasi tekstur kasar dan halus akan menghasilkan kesan kontras, dinamik, memiliki vitalitas dan daya tarik tersendiri.

3.1.1.6. Warna (Colors)

Warna, sebagaimana juga bentuk dan tulisan merupakan media

penyampai pesan. Secara naluriah manusia menggunakan dan mempersepsikan

warna dengan suatu konsep. Terkadang banyak yang tidak sadar bahwa warna

mempunyai makna yang bisa dipetakan. Banyak yang menggunakan warna karena

(12)

dasar kesukaan saja, dan kurang mempertimbangkan berbagai aspek penting lainnya. Warna juga bisa digunakan untuk memperkuat nilai pesan yang hendak disampaikan melalui desain. Dengan warna orang bisa menampilkan identitas, menyampaikan pesan atau membedakan sifat dari bentuk-bentuk visual secara jelas. Karena pilihan warna mengindikasikan preferensi sifat dan sikap yang dimiliki bisinis/ perusahaan bersangkutan. Setiap warna pun mampu memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai kondisi sosial pengamatnya. Misalnya warna putih akan memberi kesan suci dan dingin di daerah Barat karena berasosiasi dengan salju. Sementara di kebanyakan negara Timur warna putih memberi kesan kematian dan sangat menakutkan karena berasosiasi dengan kain kafan (meskipun secara teoritis sebenarnya putih bukanlah warna).

Diagram warna adalah suatu teori pengetahuan tentang warna. Dijelaskan pada diagram tersebut, warna primer adalah merah, kuning dan biru. Tiga warna sekunder adalah orange, ungu dan hijau. Warna sekunder adalah warna yang dihasilkan dari percampuran ketiga warna primer, letaknya di antara warna primer, juga membentuk segitiga sama sisi. Warna-warna lain dalam diagram warna adalah warna tersier, yaitu warna yang terbentuk dari percampuran warna primer dan warna sekunder. Jika diperhatikan dengan seksama, maka terlihat bahwa warna-warna primer, sekunder dan tersier saling berhubungan antara satu dengan yang lain dalam keharmonisan.

Gambar.3.3. Diagram warna

Sumber: http://www.curriculumonline.ie/uploadedfiles/PSC/VA16.jpg

(13)

Dalam seni rupa, warna bisa berarti pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda. Misalnya pencampuran pigmen magenta dan cyan dengan proporsi tepat dan disinari cahaya putih sempurna akan menghasilkan sensasi mirip warna merah. Warna dapat membawa suasana tertentu. Perbedaan warna beda pula pesan yang hendak disampaikannya.

Komposisi warna harus direncanakan dengan matang, sebab komposisi warna menentukan tampilan keseluruhan dari pesan yang ingin disampaikan. Ada beberapa komposisi warna antara lain:

a. Achromatic, merupakan komposisi tanpa warna.

b. Monochromatic, merupakan dasar dari komposisi, terdiri dari satu warna.

c. Analogous, komposisi warna-warna senada. Menggunakan paling sedikit tiga warna yang berdekatan untuk mengatur komposisi.

d. Complementary, sebuah komposisi yang terpusat pada warna yang berlawanan dalam diagram warna.

e. Clash, merupakan komposisi yang menggunakan warna yang saling bertabrakan dalam diagram warna.

f. Neutral, komposisi warna-warna yang berpusat pada warna-warna yang telah dinetralisir dengan menambahkan sedikit warna hitam atau yang berlawanan dengan warna dasar sehingga menghasilkan warna yang berkesan natural.

g. Primary, merupakan komposisi dari warna-warna primer.

h. Secondary, komposisi dari warna-warna sekunder.

i. Tertiary Triad, tiga komposisi dari warna-warna primer dan sekunder.

a. Raharjo dalam bukunya Step by Step Digital Colouring with Photoshop for Comics and Other Illustration mengatakan bahwa style atau gaya pewarnaan adalah yang membawa manusia lebih mendalam lagi dalam suasana yang ingin dibawakan. Contoh gaya pewarnaan ialah:

j. Style Datar, warnanya tidak dibaurkan dengan warna lain (blok).

Untuk membuat gambar tampak seperti tiga dimensi, maka harus memadukan

warna gelap dan terang untuk pemahaman tentang bayangan dan cahaya.

(14)

k. Realistic Style, warna yang digunakan dibaurkan dengan warna lain yang lebih gelap atau terang untuk kesan hidup dan mendekati kenyataan.

Dalam penggunaannya, warna dibedakan menjadi 3 yaitu praktis, psikis, teknis dan estetis. Praktis berarti berfungsi sebagai tanda pemberitahuan.

Misalnya merah sebagai tanda tempat peralatan pemadam kebakaran, kuning/

hitam sebagai tanda harus berhati-hati, putih sebagai garis lalu lintas, dsb.

Sedangkan sebagai psikis teknis, warna dapat mempengaruhi kemauan kerja, mendorong memusatkan perhatian, membantu penerangan, dll. Dan sebagai estetis, warna akan berperan dalam bentuk dan tampilan lukisan, pantung, arsitektur serta benda-benda guna lainnya. Dalam prakteknya warna dibedakan menjadi dua: yaitu warna yang ditimbulkan karena sinar (Additive color/RGB) yang biasanya digunakan pada warna lampu, monitor, TV dan sebagainya, dan warna yang dibuat dengan unsur-unsur tinta atau cat (Substractive color/CMYK) yang biasanya digunakan dalam proses pencetakan gambar ke permukaan benda padat seperti kertas, logam, kain atau plastik.

Warna yang dihasilkan dari gelombang cahaya, sejenis radiasi elektromagnetik yang terukur dalam satuan mikron. Warna-warna yang dapat kita lihat berada antara 400-700 mikron namun ada juga warna-warna yang tidak terjangkau untuk dilihat karena panjang gelombangnya berada di luar jangkauan kita. Beberapa macam klarifikasi warna dan penjelasannya, sebagai berikut:

a. Klarifikasi Warna berdasarkan Spektrum Warna

• Warna Primer

Merupakan warna pertama atau warna pokok. Dikatakan warna primer

karena warna tersebut tidak dibentuk dari warna lain dan disebut sebagai warna

pokok karena warna tersebut digunakan sebagai pokok percampuran untuk

memperoleh warna-warna yang lain. Terdiri dari merah (magenta red), kuning

(lemon yellow), biru (turquoise blue). Warna-warna lainnya merupakan kombinasi

dari ketiga warna tersebut. Dalam dunia percetakan warna pokoknya adalah

CMYK (Cyan, Magenta, Yellow dan Key sebagai warna pengunci atau bisa juga

disebut Black).

(15)

• Warna Sekunder

Merupakan warna kedua yaitu warna jadian dari percampuran bersama antara berbagai warna primer. Terdiri dari jingga/ orange (percampuran warna merah dan kuning), ungu/ violet (percampuran warna merah dan biru) dan hijau (perpaduan antara warna biru dan kuning). Ketiga warna sekunder ini sering disebut dengan warna standard.

• Warna Tersier

Merupakan warna ketiga yaitu warna yang berada berada di antara berbagai warna-warna yang ada, biasanya lebih dari satu nama warna seperti hijau kekuningan, biru keunguan, dan sebagainya. Hasil percampuran dari dua warna sekunder atau warna kedua. Terdiri dari warna coklat kuning (disebut juga siena mentah, kuning tersier, yellow ochre atau olive, yaitu percampuran warna jingga dan hijau), coklat merah (disebut juga siena baker, merah tersier, burnt siena atau red brown, yaitu percampuran warna jingga dan ungu) dan coklat biru (disebut juga siena sepia, biru tersier, zaitun atau navy blue, yaitu percampuran warna hijau dan ungu).

• Warna Kuarter

Merupakan warna keempat yaitu warna hasil percampuran dari dua warna tersier atau warna ketiga. Terdiri dari warna coklat jingga atau jingga/ orange kuarter atau semacam brown (percampuran kuning tersier dan merah tersier), coklat hijau atau hijau kuarter atau semacam moss green (percampuran biru tersier dan kuning tersier), dan coklat ungu atau ungu/ violet kuarter atau semacam deep purple (percampuran merah tersier dan biru tersier).

• Warna Intermediate

Merupakan warna perantara yaitu warna yang berada diantara warna primer dan sekunder pada lingkaran warna. Terdiri dari warna kuning hijau (sejenis moon green), kuning jingga (sejenis deep yellow), merah jingga (red/ vermilion), merah

ungu (purple), biru violet (sejenis blue/ indigo) dan biru hijau (sejenis sea green).

• Warna Komplementer

Merupakan warna-warna yang saling berlawanan. Warna ini selalu

berlawanan secara kontras dan jika keduanya bercampur maka akan dihasilkan

warna kelabu. Misalnya ungu dengan kuning, merah dengan hijau, biru dengan

(16)

jingga dan sebagainya. Warna komplementer dapat menetralkan intensitas warna yang terlalu kuat.

• Warna Analogus

Merupakan warna-warna yang mengunakan terang gelap dan intensitas dari warna terdekat. Misalnya kuning kehijauan, kuning jingga (dominasi kuning).

Walaupun lebih berwarna dari monochromatic, namun warna analogus juga menciptakan keharmonisan dan suasana hati yang tenang karena hubungan dekat warna-warna yang dipakai.

b. Klarifikasi Warna berdasarkan Sifatnya

• Warna menurut Ilmu Fisika

Merupakan sifat cahaya yang bergantung dari panjang gelombang yang dipantulkan benda tersebut. Benda yang memantulkan semua panjang gelombang terlihat putih, benda yang sama sekali tidak memantulkan terlihat hitam. Terjadi apabila sinar matahari melalui prisma kaca yang berbentuk spektrum dan kecepatan menjalarnya tergantung pada panjang gelombangnya. Warna utama dari cahaya atau spektrum adalah biru, kuning dan merah dengan kombinasi- kombinasi yang dapat membentuk segala warna.

• Warna menurut Ilmu Bahan

Merupakan sembarang zat tertentu yang memberikan warna. Pigmen memberikan warna pada tumbuh-tumbuhan, hewan, juga pada cat, plastik dan barang produksi lainnya kecuali pada tekstil yang menggunakan istilah zat celup untuk mewarnainya. Suatu pigmen berwarna khas karena menghisap beberapa panjang gelombang sinar dan memantulkan yang lain. Pigmen banyak digunakan dalam industri, misalnya plastik, tinta karet dan lenolum.

c. Klarifikasi Warna berdasarkan Sensasinya

• Warna Panas, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning. Warna ini menjadi simbol, riang, suasana panas dan kuat, semangat, marah dsb. Warna panas mengesankan jarak yang dekat.

• Warna Dingin, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di

dalam lingkaran warna mulai dari hijau hingga ungu. Warna ini menjadi simbol

(17)

kelembutan, sejuk, nyaman, suasana dingin dan tenang. Warna sejuk mengesankan jarak yang jauh.

• Warna Netral, adalah warna-warna yang tidak lagi memiliki kemurnian warna atau dengan kata lain bukan merupakan warna primer maupun sekunder.

Warna ini merupakan campuran ketiga komponen warna sekaligus, tetapi tidak dalam komposisi tepat sama.

• Warna Kontras, adalah warna yang berkesan berlawanan satu dengan lainnya.

Warna kontras bisa didapatkabn dari warna yang berseberangan (memotong titik tengah segitiga) terdiri atas warna primer dan warna sekunder. Tetapi tidak menutup kemungkinan pula membentuk kontras warna dengan menolah nilai ataupun kemurnian warna. Contoh warna kontras adalah merah dengan hijau, kuning dengan ungu dan biru dengan jingga.

• Warna Terang, adalah warna-warna dengan tambahan warna putih di dalamnya, warna pastel. Warna ini mewakili suasana-suasana cerah dan kebebasan.

• Warna Gelap, adalah warna-warna dengan tambahan warna hitam di dalamnya. Warna ini mewakili suasana-suasana suram dan mistik.

• Warna-Warni (full colour), warna ini lebih melambangkan kegembiraan dan keceriaan. Sebab itulah warna semacam ini banyak digunakan untuk anak-anak.

d. Klarifikasi Warna berdasarkan Karakteristiknya

• Warna positif atau aktif. Merupakan warna-warna yang memberikan kesan sifat dan karakter yang aktif. Termasuk warna kuning, merah, kuning kemerahan (jingga) dan juga merah kekuningan.

• Warna negatif atau pasif. Merupakan warna-warna yang mengidentifikasikan kegelisahan, kepatuhan, kegairahan, pemikiran yang lemah lembut. Termasuk warna biru, biru kemerahan, merah kebiruan.

e. Klarifikasi Warna berdasarkan Kualitasnya

• Hue, adalah kualitas atau sifat khas dari warna yang membedakan antara warna satu dengan lainnya sebagai keunikan masing-masing warna. Posisinya dalam lingkaran warna mengacu pada nama-nama dari warna-warna tersebut.

Misalnya biru, merah, kuning, dan sebagainya. Itu berarti warna biru berbeda

(18)

dengan warna merah maupun kuning. Istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu warna, seperti merah, biru, hijau dsb.

• Chroma, adalah kekuatan dan kelemahan warna yang mengacu kepada intensitas warna, dalam hal ini pigmen dari warna. Misalnya dua warna merah yang sama, mungkin dapat pula bernada sama, akan tetapi dalam penampilannya berbeda. Satu merupakan merah kuat dan yang lainnya merah lemah, yang disebabkan beda jumlah pigmen warnanya.

• Value, yaitu jenjang gelap terangnya suatu warna. Merupakan kualitas warna yang disebabkan dalam warna tersebut mengandung sejumlah warna hitam atau putih. Penambahan warna hitam dapat menyebabkan warna menjadi gelap sedangkan penambahan warna putih menyebabkan warna menjadi terang. Value warna dapat dibedakan menjadi menajadi dua yaitu Tint, warna dengan value tinggi, warna-warna yang dianggap lebih ringan dan terang karena penambahan warna putih dan Slade, warna dengan value rendah, warna-warna yang lebih berat oleh karena tambahan unsur hitam.Suatu target value tertentu dapat tercapai dari sebuah warna dengan dipengaruhi warna-warna di sekitarnya. Warna-warna yang saling berdampingan dapat mempengaruhi bentuk objek dan juga penampilan warna itu sendiri dengan memperbandingkan apakah warna tersebut lebih terang atau gelap dibandingkan dengan warna yang mendampinginya.

f. Klarifikasi Warna berdasarkan Maknanya

• Kuning. Karakteristik pada warna kuning:

a. Kuning merupakan salah satu elemen dari udara yang merupakan asosiasi dari matahari, pasir dan kekuatan di dalam pemikiran, wakil dari benda-benda yang bersifat cahaya, momentum, dan mengesankan sesuatu.

b. Karakternya terang, gembira, ramah, supel, riang dan cerah, mendorong sistem saraf dan pikiran, atraksi, persuasi, kepandaian (intelek), kepercayaan diri, komunikasi, firasat dan peramalan.

c. Simbolisasi dari kecerahan, kehidupan, kemenangan, kegembiraan, kemeriahan, kecermerlangan.

d. Warna kuning menyebabkan sebuah objek tampak lebih dekat dan lebih

besar, menimbulkan kesan musim semi, memikat mata namun dapat berkesan

menganggu jika pemakaiannya berlebihan.

(19)

e. Kuning cerah adalah warna emosional yang menggerakkan energi dan keceriaan, kejayaan dan keindahan.Kuning emas melambangkan keagungan, kemewahan, kejayaan, kemegahan, kemuliaan dan kekuatan. Kuning sutera adalah warna marah, sehingga tidak populer. Kuning tua dan kuning kehijauan bersifat kecemburuan, kemarahan, pengecut, perselisihan, kejemuan, pertengkaran, sakit, iri, cemburu, bohong atau luka.

f. Bendera kuning terkadang digunakan pada kapal karantina atau rumah sakit.

Masyarakat barat Kristen menggunakan dalam gereja, mahkota suci Yesus, Maria, hiasan altar untuk melambangan keagungan. Digunakan juga pada upacara- upacara agama Hindu dan Budha.

• Jingga. Karakteristik pada warna jingga:

a. Asosiasi dari awan jingga. Awan jingga terlihat pada pagi hari sebelum matahari terbit, menggambarkan gelap malam menuju terbit matahari.

b. Karakternya memberikan dorongan, merdeka, anugerah, kehangatan, jaminan, membangkitkan pikiran, emosional dan hasrat untuk makan, energi bahkan bahaya.

c. Warna jingga menarik perhatian mata untuk melihat dan terfokus sehingga objek tampak lebih dekat dan lebih besar. Mempresentasikan kemampuan untuk konsentrasi, atraksi, adaptasi, stimulasi/ dorongan/ rangsangan.

d. Warna ini Mengandung kesan –kesan warna merah yang kurang, merupakan kombinasi antara kuning dan merah sehingga memberikan kesan kehangatan dan kenikmatan.

• Merah. Karakteristik pada warna merah:

a. Asosiasi dari darah (kehidupan dan kematian) dan api. Jika merah berubah menjadi merah muda (rose) memiliki arti kesehatan, kebugaran, keharuman bunga rose. Mengesankan getaran yang panas, cinta, mampu membangkitkan nafsu makan, berkesan kehangatan, perasaan hati yang gembira, seksualitas, meningkatkan aktifitas dalam darah, kesehatan yang baik, memberikan kekuatan/

energi fisik, gairah, serta emosi dan ledakan yang kuat.

b. Karakternya kuat, enerjik, marah, berani, primitive, marah, berani, agresif,

semangat, merangsang dan panas.

(20)

c. Simbol umum dari sifat nafsu, primitif, marah, berani, perselisihan, bahaya, perang, seks, kekejaman, kesadisan, menaklukan, ekspansif (meluas), dominan (berkuasa), aktif dan vital (hidup).

• Ungu . Karakteristik pada warna ungu:

a. Ungu sering disamakan dengan violet, tetapi ungu cenderung kemerahan.

Merupakan percampuran antara merah dan biru sehingga juga membawa atribut dari kedua warna tersebut.

b. Berkesan kegelisahan, kekacauan, menimbulkan kesan pasif, tidak menuntut mata untuk terfokus, kesembuhan atas suatu penyakit, menahan diri, spritualitas, meditasi, religi, kemuliaan, ambisi, menimbulkan ketegangan, kemauan/

keinginan, kebesaran, kejayaan, keningratan dan kebangsawaan.

c. Ungu merupakan lawan dari warna kuning dan merupakan kombinasi yang menarik mata.

d. Banyak digemari raja-raja kuno karena melambangkan keningratan, kebangsawaan dan spiritualitas. Permata banyak dipajang dengan warna ini untuk memperoleh kesan tersebut.

• Violet. Karakteristik pada warna violet:

a. Berbeda dengan ungu, warna violet lebih kebiruan. Hampir sama dengan biru namun lebih menekan dan lebih meriah.

b. Karakternya dingin, negatif, melankolis dan diam.

c. Simbolisasi dari kesusahan, kesedihan, belasungkawa bahkan bencana.

• Biru. Karakteristik pada warna biru:

a. Asosiasi pada elemen air, laut, tidur, pembiusan dan langit, di Barat pada es.

Warna yang berasing,menimbulkan kesan dalamnya sesuatu, sifat yang tak terhingga, sifat tantangan. Warna biru merupakan lawan dari jingga. Lambang PBB berwarna biru berarti perdamaian. Kaum gereja menghubungkan biru dengan pengharapan.

b. Karakternya dingin, pasif, melankoli, sayu, sendu, sedih, tenang, berkesan jauh tetapi cerah.

c. Simbolisasi dihubungkan dengan langit tempat tinggal para dewa/ maha

tinggi/ surga/ kahyangan, sehingga biru lambang aristokrasi, darah biru,

keagungan, keyakinan, keteguhan iman, kesetiaan, kebenaran, kemurahan hati,

(21)

kecerdasan, perdamaian.Berkesan dingin sehingga menimbulkan suasana santai, mempesona, kesembuhan, kedamaian, kejiwaan/ batin.

d. Memberikan kesan kehampaan, menghilangkan nafsu makan, berkesan normal, menimbulkan efek tenang, tidak menuntut mata untuk terfokus.

e. Biru gelap menggambarkan depresi dan kemurungan, mudah terpengaruh, perubahan, menindas, menekan. Biru muda menggambarkan pengertian, kesehatan, ketenanganm proteksi, damai,kekuatan, dan kemampuan untuk memahami, kesadaran, spiritual, kesabaran.

• Hijau. Karakteristik pada warna hijau:

a. Asosiasi pada hijaunya alam, tumbuhan, padang rumput,sesuatu yang hidup dan berkembang. Hijau merupakan warna yang berlawanan dengan merah.

b. Karakternya segar, muda, hidup, tumbuh, semangat, subur, tenang, santai, seimbang, selaras.

c. Simbolisasi dari kesuburan, kesetiaan, keabadian, kebangkitan, kesegaran, kemudaan, keremajaan, keyakinan, kepercayaan, keimanan, pengharapan, kesanggupan, keperawanan, kementahan (belum berpengalaman), kehidupan.

d. Berkesan tenang dan santai, menurunkan tekanan darah, mengurangi ketegangan syaraf, menenangkan pikiran, menciptakan perasaan kesegaran, tidak terlalu menarik mata untuk terfokus hingga objek akan tampak semakin menjauh sehingga sesuai untuk membuat objek semakin tampak luas, membangkitkan ketenangan, tempat mengumpulkan daya-daya baru.

e. Di Jawa, Keraton banyak menggunakan warna hijau dengan pernak-pernik merah dan kuning. Di mesjid-mesjid menggunakan warna hijau sebagai lambang keimanan.

• Putih. Karakteristik pada warna putih:

a. Asosiasi pada salju (di barat), sinar putih berkilauan (di Indonesia), kain kafan, sehingga dapat menakutkan pada anak-anak, bulan. Putih merupakan lawan dari warna hitam.

b. Karakternya positif, merangsang, cerah, tegas, mengalah

c. Simbolisasi dari sinar kesucian, kemurniaan, kekanak-kanakan, kejujuran,

ketulusan, kedamaian, ketentraman, kebenaran, kesopanan, keadaan tidak

bersalah, kehalusan, kelembutan, kewanitaan, kesegaran.

(22)

d. Bila dikombinasikan dengan berbagai warna lainnya dapat menonjolkan warna yang mendampinginya sehingga kesan intensitasnya semakin tinggi.

e. Mengandung semua warna, memberikan kesan spiritual, menghancurkan kondisi yang bertentangan, mewakili iman/kepercayaan, kemurniaan dan ketulusan, kesan hampa, dingin dan potensial. Warna yang paling terang, lambang cahaya, kesulitan. Proteksi atau perlindungan penyucian, menyerap semua cahaya sehingga bersifat menyejukan dan menenangkan.

• Abu-Abu. Karakteristik pada warna abu-abu:

a. Asosiasi pada suasana muram, mendung dan kelabu, tidak ada cahaya bersinar.

b. Bersifat netral, tidak ada sifat atau kehidupan spesifik. Wataknya antara warna hitam dan putih. Pengaruh emosinya berkurang dari putih, tetapi terbebas dari tekanan berat warna hitam, sehingga sifatnya lebih menyenangkan, walau masih membawa watak dari hitam dan putih.

c. Simbol dari ketenangan, kebijaksanaan, mengalah, kerendahan hati, tetapi juga symbol turun tahta, suasana kelabu dan juga ragu-ragu.

d. Cocok untuk latar belakang (background) untuk semua warna, terutama warna-warna pokok merah, biru dan kuning.

• Hitam. Karakteristik pada warna hitam:

a. Asosiasi pada kegelapan malam, kesengsaraan, bencana, perkabungan, kebodohan, misteri, ketiadaan dan keputusasaan. Warna yang paling gelap untuk sifat gulita dan kegelapan (sama halnya dengan emosi).

b. Karakternya menekan, tegas, depresi, kelam namun elegan.

c. Simbolisasi dari kesedihan, malapetaka, kesuraman, kemurungan, kegelapan, bahkan kematian, terror, kejahatan, keburukan ilmu sihir, kesalahan, kekejaman, kebusukan, rahasia, angkasa luar dan alam semesta, keadaan tanpa warna, kebijaksanaan dan kesan iblis/setan, kedukaan, kehilangan, perselisihan/

ketidakselarasan/ bertentangan.

d. Sebagai background, menghalau dan menyerap kesan negatif, kehangatan bersifat netral, kuat, tajam, formal, bijaksana.

e. Banyak istilah yang berkaitan dengan warna hitam, seperti The Black Hands,

The black flag of pirasy (bendera hitam bajak laut), Black Friday, lembah hitam

dan sebagainya. Hitam memang misterius, karena hitam berdiri sendiri memiliki

(23)

watak-watak buruk, tetapi jika dikombinasikan dengan warna-warna lain hitam akan berubah total wataknya.

• Coklat. Karakteristik pada warna coklat:

a. Asosiasi pada tanah, warna natural.

b. Karakternya kedekatan hati, sopan, arif, bijaksana, hemat, hormat, tetapi sedikit terasa kurang bersih atau tidak cemerlang karena warna ini berasal dari percampuran beberapa warna seperti halnya warna tersier.

c. Simbolisasi dari kesopanan, kearifan, kebijaksanaan, kehormatan, ketidakpastian, keraguan, netralitas, keintiman, ketenangan, kebimbangan atas segala hal, reprentasi tanah dan kesuburan.

3.1.2. Tinjauan Unsur Komposisi 3.1.2.1. Penataan Layout

a. Komposisi Secara Umum

Komposisi merupakan suatu pengolahan unsur dan prinsip dalam usaha yang menciptakan kondisi yang unity baik kontras maupun selaras . Berhasilnya mengkomposisikan elemen-elemen tersebut merupakan kunci kesuksesan unity terhadap keanekaragaman. Bentuk penataan komposisi yang paling umum adalah pada bidang gambar berbentuk segi empat panjang. Komposisi ini merupakan cara penataan yang paling mudah dengan hasil yang sederhana. Subjek gambar menentukan bidang gambar yang dikehendaki, misalnya untuk penggambaran pemandangan alam/ landscape maka umumnya akan mempergunakan komposisi horizontal atau memanjang untuk menghasilkan gambar yang semakin dramatis pada bidang yang cukup lebar. Sedangkan gambar akan lebih sesuai bila menggunakan komposisi vertikal atau dalam posisi tegak karena membutuhkan persegi panjang yang tinggi.

Khusus pada penggambaran, maka posisi yang umum adalah tampak depan atau badan agak menyamping namun dengan wajah menghadap depan.

Tipe penggambaran ini banyak dijumpai dalam penggambaran lukisan klasik dan

kuno. Pada beberapa penggambaran wajahnya agak menyamping ke kiri atau ke

kanan dari garis tengah namun tetap memberi kesan frontal. Komposisi demikian

terkesan aman karena tidak mengambil resiko di dalam mengatur tata letaknya.

(24)

Menurut Charpentier, komposisi adalah cara bagaimana gambar membagi sebuah bidang gambar. Untuk itu diperlukan penataan terhadap unsur-unsur yang mempengaruhi kekuatan suatu gambar dalam sebuah bidang gambar, sehingga obyek dalam gambar dapat tampil sebagai point of interest (pusat perhatian). Lebih dulu mata pengamat gambar akan dipandu untuk memperhatikan bagian yang menjadi pusat perhatian utama (main point of interest), baru kemudian memperhatikan pusat perhatian kedua (secondary point of interest), sehingga sebagian pesan yang akan kita sampaikan melalui gambar dapat diterima dengan baik. Awalnya tentukan dulu satu dominasi yang akan menjadi pusat perhatian utama (main point of interest), karena suatu gambar sebaiknya menceritakan tidak lebih dari sebuah cerita agar tidak kehilangan fokus. Dalam penentuan pusat perhatian (point of interest) perlu diperhatikan unsur-unsur pendukungnya agar mempermudah untuk menentukan apa yang akan ditonjolkan.

Ada beberapa pedoman sederhana dalam menentukan komposisi, yaitu:

• Ruangan gambar dibagi menjadi tiga bagian, vertikal dan horizontal dengan garis-garis khayal. Titik-titik dimana garis-garis berpotongan merupakan tempat terbaik untuk meletakkan obyel-obyek utama dan obyek tambahan. Sebuah gambar dengan obyek utama berada di pusat ruangan kurang menarik untuk dipandang.

• Garis sejajar horizontal akan mengarahkan mata langsung ke luar gambar dan dengan demikian dapat merusak suasana.

• Garis-garis yang berpotongan akan menjuruskan mata ke arah sudut. Jika mereka tidak berpotongan akan menjuruskan mata ke arah titik pada gambar dimana mereka sebenarnya akan dapat berpotongan jika dikehendaki. Garis-garis yang paling berhasil pada komposisi yang baik ialah yang melintang diagonal pada gambar.

• Daerah-daerah yang penting sebaiknya tidak sama luasnya. Jangan sekali- kali membagi gambar tepat setengah cakrawala atau kaki langit. Letakkan agak ke bawah sepertiga atau ke atas duapertiga.

• Gambar disusun demikian rupa sehingga mata akan diarahkan pada titik pusat perhatian utama.

b. Perkembangan Komposisi

Perkembangan komposisi hingga saat ini masih dipengaruhi oleh

berbagai unsur-unsur yang mempengaruhi dalam penataannya. Unsur-unsur

pendukung komposisi sebagai berikut:

(25)

• Ujud (shape), yaitu tatanan dua dimensional, mulai dari titik, garis lurus, poligon (garis lurus majemuk/terbuka/tertutup), dan garis lengkung (terbuka, tertutup, lingkaran).

• Bentuk (form), yaitu tatanan yang memberikan kesan tiga dimensional, seperti kubus, balok, prisma, dan bola.

• Pola (pattern), yaitu tatanan dari kelompok sejenis yang diulang untuk mengisi bagian tertentu di dalam gambar, sehingga memberikan kesan adanya keseragaman.

• Tekstur (texture) yaitu tatanan yang memberikan kesan tentang keadaan permukaan suatu benda (halus, kasar, beraturan, tidak beraturan, tajam, lembut, dan seterusnya).

• Kontras (contrast) atau disebut juga nada, yaitu kesan gelap atau terang yang menentukan suasana (atmosphere/mood), emosi, dan penafsiran sebuah citra.

• Warna (colour) yaitu unsur warna yang dapat membedakan objek, menentukan mood daripada foto kita, serta memberi nilai tambah untuk menyempurnakan daya tarik. Warna dapat ditimbulkan melalui pilihan pencahayaan serta exposure, sedikit underexposing akan memberikan hasil yang low-key, dan sedikit overexposing atau penggunaan filter warna akan memberikan hasil warna yang kontras. Idealnya, sebuah foto mempunyai satu subyek utama dan satu warna utama, sedang subyek dan warna lainnya merupakan pendukung. Sebuah komposisi yang warnanya terdiri dari tingkat warna sejenis akan menghasilkan foto yang tenang.

Untuk mencapai bentuk yang lebih menarik, tak jarang komposisi tersebut banyak dilanggar. Komposisi yang beraneka ragam terkaji sejak ditemukannya kamera sehingga orang mulai berani untuk melakukan manipulasi komposisi. Hal ini dapat dilakukakan dengan permainan grid sebagai garis Bantu sehingga objek dapat berada pada tempat yang unik dan menarik namun juga seimbang yang formal layout-nya bertumpu pada garis-garis vertikal dan horisontal dengan membagi bidang sehingga terkotak-kotak. Sehingga sekarang banyak dijumpai penggambaran objek yang terpotong, terletak di sisi paling kanan atau kiri, dsb.

Umumnya pengaturan komposisi tersebut tetap menggunakan elemen-elemen

untuk menjaga keseimbangan gambar, seperti bayangan, subjek pembantu,

pewarnaan, gradasi dan lain sebagainya.

(26)

c. Warna dalam Komposisi

Dalam penempatan komposisi, kuat lemahnya warna juga sangat mempengaruhi. Bidang-bidang yang memiliki intensitas warna tinggi dan kontras kuat secara psikologis memiliki berat yang lebih dibandingkan bidang-bidang yang intensitas warnanya lemah. Warna-warna netral serta area yang bertekstur datar cenderung mengurangi berat dari sebuah komposisi. Sebuah area bidang yang sangat luas dapat diseimbangkan dengan area yang sempit dengan menggunakan warna yang berintensitas tinggi. Misalnya background yang petang dan polos,mempunyai efek mengkonsentrasikan perhatian secara frontal pada wajah atau figur subjek yang dilukis. Kesan komposisi seperti ini bersifat formal dan tradisional. Walaupun demikian, warna background tidak selalu disajikan secara polos. Dapat pula ditampilkan dengan detail meski tetap memusatkan perhatian terhadap subjek utama yang dianggap menonjol. Pengambaran background yang detail dapat dipergunakan untuk menggambarkan situasi dan suasana yang ada di sekitar objek. Namun untuk menimbulkan kesan tidak terlalu berat, maka umumnya diberikan ruang negatif (misalnya warna pucat atau putih) pada gambar. Upaya menonjolkan dan menimbulkan ketertarikan terhadap subjek utama dapat pula dilakukan dengan pembuatan background yang detail tersebut, misalnya dengan menggunakan elemen pembantu seperti bunga, detail motif pakaian, topi, dan sebagainya yang justru membantu objek tampak lebih nyata dan menambah kesan dramatis pada karya yang dibuat tersebut.

Kontras warna disebabkan oleh warna-warna primer, yaitu merah, biru, dan kuning, atau akibat dari penempatan warna primer terhadap warna komplemennya , seperti hijau, jingga, dan ungu. Meskipun penggunaan warna tergantung pada pengalaman pribadi, namun ada aturan umum bahwa warna yang berat akan menyeimbangkan warna-warna lemah. Warna-warna berat atau keras berkesan penting dan bila digunakan sedikit kontras warna akan ada aksentuasi yang tidak mengganggu keseluruhan warna.

3.1.2.2. Tinjauan Teori Perspektif Sederhana

Ilmu Perspektif menjelaskan bahwa setiap benda semakin jauh terlihat

seperti titik saja. Misalnya ketika melihat jalan kereta apai yang terdiri dari dua

garis, makin jauh bertemu pada satu titik. Titik hilang itu terletak pada garis mata

(27)

manusia yang sejajar dengan garis permukaan bumi dan kaki langit. Titik itu ada dua bagian, satu sebelah kiri dan satunya sebelah kanan. Jadi perspektifnya tergantung pada mata memandang, dari mata terdekat dngan obyek tampak lebih besar dari tampak obyek jauh. Di gambar itulah diperlukan perspektif agar tampak benar. Meskipun demikian kenyataannya seorang penggambar boleh menciptkan perpektif dengan warna atau hal yang lain. Gambar perspektif adalah sebuah gambar bentuk yang statis, terikat pada waktu dan dilihat dari titik pandang tertentu. Perspektif adalah hukum yang memprediksi dan menjelaskan tentang ragam cara bagaimana suatu objek yang tampak semakin berkurang dan semakin kecil ukurannya pada saat objek tersebut berada pada jarak yang jauh dari pengamat. Saat menetapkan titik pandang, maka bidang pandangan normal mengembang seperti kerucut yang memancar keluar dari mata. Kerucut pandangan ini terdiri dari garis-garis pandangan yang membentuk 15o s/d 30o dengan garis pandangan sebagai sumbu utamanya.

Basis dari semua perspektif adalah titik terang dari semua garis pararel pada horizon. Horison adalah batas di mana mata kita melihat terjauh atau tepi langit. Garis horison memotong seluruh gambar secara horisontal dan berhubungan erat dengan tinggi mata orang yang melihat di atas bidang dasar.

Untuk perspektif dengan mata normal, garis horison sama dengan ketinggian mata orang yang melihat. Walaupun sebenarnya tidak tampak, garis horison harus digambar dengan garis-garis tipis di atas permukaan gambar yang berfungsi sebagai pedoman ketinggian/ sejajar yang akan menuju pada satu titikyang sama.

Aspek lainnya yaitu objek-objek yang berjarak sama tampak semakin mengecil hingga mendekati horison. Jarak antara objek yang berjarak sama tersebut dilakukan secara konstan.

Perspektif linier sebagai hal yang terlintas saat menjelaskan gambar

pandangan tiga dimensi ini, secara khusus digunakan untuk mengilustrasikan

hubungan spasial dalam gambar yang mudah dimengerti. Sebagai petunjuk

kedalaman visual, gambar perspektif linier memberi kemampuan untuk

menciptakan ilusi yang jelas mengenai bentuk, ruang dan kesan kedalaman tiga

dimensi di atas permukaan gambar yang datar. Perspektif linier ini didasarkan

pada hukum geometri dengan disebabkan oleh metode konstruksinya yang

menganut ketelitian tinggi. Adapun jenis gambar perspektif linier yang biasa

(28)

digunakan ada 3 jenis perspektif yaitu perspektif 1, 2 dan 3 titik. Hal yang membedakan masing-masing jenis perspektif tersebut hanya titik pandangnya.

Benda tidak berubah, hanya titik pandang pengamat terhadap benda tersebut dan bagaimana kumpulan garis-garis sejajar akan tampak memusat. Seperti pada pengamatan yang dilakukan terhadap objek yang salah satu atau beberapa sisinya terbentuk datar dan lurus pada posisi tertentu yang menyebabkan titik lenyapnya berada pada dua sisi (2 titik lenyap), maka salah satu titik lenyap berada pada pengamatan sedangkan sisi kedua akan menuju jauh kepada titik lainnya pada horizon, bahkan di luar dari bidang gambar (misalnya penggambaran perspektif sebuah meja dan kursi). Untuk bidang lingkaran yang berada pada perspektif, akan disebut sebagai elips. Lingkaran-lingkaran dimulai dari ukuran sangat datar atau juga mendekati bentuk lingkaran, didasarkan pada tingkat pengamatan mata (misalnya tutup dari sebuah kaleng,dan sebagainya).

3.1.2.3. Tinjauan Teori Tata Cahaya

Dengan cahaya, benda hidup atau mati dapat dilihat warnanya, bentuk dan suasana yang ditimbulkannya. Cahaya bisa bersumber dari matahari atau benda buatan seperti lampu dan api. Cahaya bisa berkembang melalui reflector atau pantulan-pantulan yang alami seperti dari bulan atau benda-benda lain yang dapat menerima dan memantulkan cahaya tersebut. Pencahayaan di dalam gambar berkaitan dengan kualitas atau terang gelap (value) karena aspek cahaya menentukan kualitas gradasi suatu objek. Dengan adanya tekanan gelap dan terang ini maka gambar akan menampakkan bentuk tiga dimensi sehingga tampak lebih riil. Rembrant merupakan contoh pelukis yang menerapkan kontras antara gelap dan terang ini. Beberapa elemen cahaya yang menentukan skala gradasi ini adalah :

1. Higlights (cahaya maksimum). Merupakan bagian dari objek yang memiliki warna yang paling ringan atau paling terang dibandingkan bagian lainnya. Biasanya muncul dari permukaan yang paling halus dan mengkilap.

Higlights berupa bintik sinar yang kuat dan mengena pada bagian puncak dari

permukaan yang menghadap ke arah sumber cahaya.

(29)

2. Lights (cahaya) dan Shadow (bayangan). Merupakan kualitas gelap dan terang yang paling luas areanya, berada di antara highlights dan juga pusat bayangan.

3. Core of Shadow (pusat bayangan). Merupakan area di mana konsentrasi bayangan paling gelap, posisinya pararel dengan sumber cahaya, sedangkan pusat bayangan tidak menerima penerangan.

4. Reflected Light (pantulan cahaya). Merupakan area di mana cahaya dipantulkan kembali dari permukaan yang tidak seberapa jauh, berfungsi sebagai pengisi dan membuat objek semakin jelas bentuknya.

5. Cast Shadow (pantulan bayangan). Merupakan bayangan yang terjadi dari objek pada bidang yang berdekatan, biasanya lebih gelap daripada pusat bayangan.

Terdapat berbagai macam jenis pencahayaan di dalam membuat gambar atau ilustrasi, antara lain:

1. Cahaya Natural (outdoor)

2. Penggambaran subjek yang ditimpa cahaya langsung dari matahari memiliki kesulitan tersendiri karena dipengaruhi oleh banyak musim, warna dan arah dari cahaya serta daerah bayangan yang terjadi secara konstan mengalami perubahan sejalan dengan waktu. Hal ini menyebabkan, pada saat terjadi perubahan cahaya maka pola cahaya yang menimpa subjek dan juga bayangannya mengalami perubahan. Namun demikian penggambaran subjek yang langsung tertimpa cahaya ini, terkesan menarik dan menimbulkan kesan kontras serta suasana tertentu.

3. Cahaya Membaur(indoor)

Pencahayaan dalam ruangan dianggap bersifat ideal karena cahaya tidak langsung mengenai (dari atas) sehingga pewarnaan yang diakibatkan oleh cahaya tersebut menjadi halus dan membaur serta tidak mudah mengalami perubahan.

Pencahayaan seperti ini tidak memiliki bayangan yang bertepian kontras seperti halnya dengan cahaya natural sehingga gambar tidak terlalu kuat dan menonjol.

Pencahayaan menjadi tampak merata dan mendominasi secara mayoritas pada

lukisan/ gambar. Namun bila subjek ditimpa cahaya langsung dari atas, maka

bayangan hampir tidak ada dan penggambaran menjadi datar. Oleh karena itu

maka pewarnaan jenis ini mempergunakan berbagai macam jenis penekanan baik

(30)

terang maupun gelap. Pada umumnya penggunaan dari pencahayaan ini akan semakin menonjol dan baik apabila penggunanya pada wajah yang berwarna pucat serta rambut berwarna hitam karena selain pewarnaan wajah yang tidak gelap, garis wajah dapat semakin menonjol oleh karena rambut hitam yang berada di sekitar wajahnya.

4. Cahaya Latar Belakang (Background Lights/Against Daylight)

Teknik ini menggunakan pencahayaan di belakang model dan pantulan cahaya untuk membuat objek tampak menonjol. Tampilan pencahayaan yang gemerlap dari teknik ini disebabkan oleh kombinasi dari warna yang halus dengan pinggiran subjek yang terang/ banyak pantulan cahaya dari belakang.

Pencahayaan ini banyak ditemui melalui pantulan cahaya matahari yang memiliki banyak cahaya yang dipantulkan pada bagian belakang dari subjek sehingga figur subjek menjadi menonjol, misalnya objek yang berada di depan jendela yang memantulkan cahaya matahari. Akan tetapi penggambaran menjadi terkesan menyilaukan dan sulit untuk mengamati bagian depan objek secara nyaman karena detail yang suram dan kurang mendapat cahaya dibandingkan dengan daerah pinggiran objek. Oleh karena itu keberadaaan reflector sangat diperlukan untuk mengimbangi pencahayaan yang kontras tersebut. Dengan pantulan cahaya tersebut maka subjek akan memiliki kandungan warna hangat maupun dingin pada saat bersamaan.

5. Cahaya Buatan(Artificial Light)

Berasal dari sumber cahaya selain matahari seperti pencahayaan lampu, baik lampu tunggal maupun lampu laser yang umumnya dipergunakan di

panggung dan konser musik. Keuntungan dari pencahayaan lampu elektrik adalah

cahaya yang disorotkan tidak terlalu berlainan arah dan juga refleksinya tampak

kuat dan tegas. Namun kekurangannya adalah pencahayaan ini menghasilkan

cahaya yang terlalu keras dan bayangan yang jelas serta kontras, sehingga

menghilangkan karakteristik dan detail objek. Akan tetapi untuk memperoleh

cahaya yang lembut dan natural, cahaya buatan dapat lebih mudah untuk

direfleksikan pada dinding yang berwarna terang atau langit.

(31)

3.1.3. Tinjauan Gambar Ilustrasi

3.1.3.1. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Bidang Kajian

1. Ilustrasi Editorial, yang merupakan ilustrasi buku, yang sering dijumpai pada buku-buku novel, buku-buku bacaan anak atau orang dewasa, buku olahraga, kartun dan karikatur politik, dan sebagainya. Yang mana selain untuk memperjelas cerita atau penyampaian pesan dalam buku tersebut sebagai visualisasi pesan, ilustrasi ini juga dapat digunakan sebagai jaket atau sampul buku yang dapat berguna untuk menarik perhatian konsumen.

2. Ilustrasi Periklanan, merupakan ilustrasi yang ditunjukkan pada fungsi promosi dan pemasaran, yang meliputi:

a. Ilustrasi Fashion, ilustrasi ini dapat berbentuk fotografi maupun gambar untuk mempromosikan dan menjual produk fashion.

b. Ilustrasi Produk, berfungsi untuk menggambarkan berbagai produk yang diproduksi semenarik mungkin untuk dipromosikan dan ditawarkan kepada konsumen.

c. Ilustrasi Pariwisata, yang pada umumnya menggambarkan pemandangan alam, arsitektur, dan figur-figur tertentu pada daerah yang dipromosikan.

3. Ilustrasi Medis, berkaitan dengan pengetahuan kedokteran yang menggambarkan berbagai macam dalam bidang kedokteran seperti penggambaran anatomi tubuh, bakteri, jamur, dan sebagainya.

4. Ilustrasi Ilmiah, seperti halnya ilustrasi medis, ilustrasi ini juga menggambarkan berbagai macam hal yang berhubungan dengan bidang kajian ilmiah yang sangat membutuhkan ketepatan, kejelasan, kerapian, dan sebagainya.

3.1.3.2. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Sifat dan Fungsi

1. Gambar ilustrasi yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan yang

dilihat, baik berupa sketsa kasar berupa garis-garis yang cepat maupun gambar

yang detail. Contoh: sketsa cepat atau bahkan photo realism, yaitu penggambaran

obyek yang mirip dengan foto dengan detail yang akurat.

(32)

2. Gambar ilustrasi yang menggambarkan apa yang diimajinasikan, yaitu penggambaran obyek pada keadaan yang tidak ada didalam kenyataan.

Penggambarannya dapat berupa penggambaran yang abstrak.

3. Gambar ilustrasi yang memvisualisasikan suatu ide dan konsep yang berbentuk simbolisasi. Gambar ilustrasi ini tidak hanya memerlukan teknik dan kemampuan, namun lebih menuntut kedalaman isi yang

digambarkan untuk menghadirkan sudut pandang, perasaan dan emosi, intepretasi dan ekspresi orang yang menggambarnya.

4. Gambar ilustrasi yang berfungsi untuk menghias atau dekoratif yang mengisi komposisi atau bidang yang ada sehingga memberikan daya tarik besar dan memenuhi kepuasan estetis pengamatnya.

5. Gambar ilustrasi yang menggambarkan dan menjelaskan, yang berfungsi sebagai jembatan penjelas di dalam pemahaman bahasa verbal.

Biasanya ilustrasi ini dan verbalisasi berdampingan dan saling mendukung, mengarahkan pembaca sesuai dengan keinginan penulis, dimana ilustrasi dapat memperluas cerita dan mempermudah pemahaman atas sesuatu yang abstrak.

3.1.3.3. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Alat

1. Perlengkapan sketsa, yang meliputi: pensil 2B dan HB, charcoal atau pensil arang, technical pen, ballpoint, dan penghapus pensil.

2. Perlengkapan warna, menggunakan berbagai macam media warna seperti cat air, marker, pensil warna, spidol, cat minyak, crayon, pastel, dan sebagainya.

3. Kertas yang digunakan untuk peralatan cat air, pensil, crayon, pastel, sketsa, dan sebagainya. Kanvas yang digunakan untuk cat minyak. Media ini terdiri dari berbagai macam ukuran.

4. Kuas. Macam-macam kuas antara lain: kuas yang berujung bulat dan kuas yang berujung datar dengan berbagai macam ukuran yang sangat beragam.

Pada kuas yang berujung bulat, apabila dalam keadaan basah maka ujungnya akan

meruncing yang cukup baik untuk menciptakan detail serta mempu menahan

banyak cat dan air sekaligus. Sedangkan pada kuas yang berujung datar, tidak

Gambar

Gambar 3.1. Type of Lines
Gambar 3.2. Komposisi Garis dengan Pola
Diagram warna adalah suatu teori pengetahuan tentang warna. Dijelaskan  pada diagram tersebut, warna primer adalah merah, kuning dan biru
Tabel 3.1. Estimasi Biaya Media

Referensi

Dokumen terkait

tipografi dan ilustrasi berupa foto tata produk dengan teknik yang benar dapat merealisasikan tampilan visual buku yang eksklusif dan lebih menarik. Tidak hanya untuk

Post card (kartu pos) merupakan salah satu media promosi below-the-line yang dapat menarik perhatian target market dan dibuat untuk mendukung promosi dari peluncuran ini buku

Diantaranya adalah, Matahari yang dianggap sebagai Apollo, sang dewa matahari dan cahaya dalam kepercayaan Yunani kuno; planet Merkurius yang diambil dari nama dewa Hermes; Venus

Konflik utama cerita pada novel grafis ini adalah tentang perjalanan hidup seorang wartawan yang berusaha untuk meliput dan lalu menulis berita aktual dari berbagai

Dalam iklan tersebut tidak secara langsung ditampilkan penggunaan daripada Xumon document management system karena mengingat target audience daripada Xumon document management

Sebagai salah satu elemen dalam desain, tipografi juga dapat berekspresi dan membawa emosi, menunjukkan pergerakan elemen dalam desain, dan memperkuat arah dari suatu desain

Tema perancangan buku ini adalah catatan kisah hidup Solomon Tong yang mendedikasikan hidupnya untuk musik klasik, beserta latar belakang, proses dan hasil kerjanya

− Gaya desain Realisme akan juga dipakai dalam Buku Ilustrasi ini untuk lebih menggambarkan inti pesan dan cerita dalam lirik lagu yang ada, Selain itu juga agar lebih