• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. KONSEP DESAIN. Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3. KONSEP DESAIN. Universitas Kristen Petra"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

3. KONSEP DESAIN

3.1. Tinjauan tentang Gambar

3.1.1. Tinjauan tentang unsur Gambar

Gambar merupakan karya visual yang mampu memberikan banyak makna. Gambar terkadang dapat bersifat subjektif tergantung persepsi dari masing-masing individu dalam memaknai suatu gambar. Untuk dapat membuat dan memahami gambar yang dapat membangkitkan emosi, maka perlu mengerti dan memahami unsur - unsur gambar.

3.1.1.1. Garis (Line)

Garis merupakan unsur visual yang banyak berpengaruh terhadap pembentukan suatu objek. oleh karena itu, selain dikenal sebagai goresan atau coretan, garis juga menjadi batas atau limit suatu bidang dan warna. kumpulan dari garis-garis yang ditata mampu memberikan emosi dari apa yang digambarkan. garis dapat diartikan sebagai hubungan antara dua titik secara lurus atau kumpulan titik - titik berderet lurus, bisa juga diartikan sebagai suatu titik yang diperluas menjadi sesuatu yang memiliki panjang, kedudukan dan arah.

Ciri khas garis yaitu terdapatnya arah serta dimensi memanjang. garis dapat tampul dalam bentuk lurus, gelombang dan bentuk lainnya. Beberapa jenis garis dan kesan yang ditimbulkan :

a. Garis tegak : kuat, kokoh, tegak, tegar dan hidup b. Garis datar : lemah, tidur, dan mati

c. Garis lengkung : lemah, lembut dan menggairahkan d. Garis berombak : halus, lunak dan berirama

e. Garis miring : sedang, menyudutkan

f. Garis patah : tegas, tajam, hati - hati, naik turun

Garis dapat menyimbolkan ungkapan emosi manusia yang telah

dialaminya di alam. Kualitas sebuah garis dapat dipengaruhi beberapa hal, yaitu

orang yang membuatnya, alat yang digunakan serta bidang dasar tempat garis

digoreskan (Kusrianto 30).

(2)

Dalam fungsi yang lebih luas, garis memiliki kegunaan sebagai berikut :

a. Garis memiliki daya komunikatif, digunakan pada huruf, peta, grafik, kode, dan lain – lain.

b. Garis mempunyai kekuatan ekspresif, misalnya: tebal, tipis, panjang, pendek, lengkung, berombak, dan lain – lain. Sehingga orang dapat mengungkapkan rasa dari garis itu.

c. Garis dapat menunjukkan gerak emosi, misalnya: ketakutan, kemarahan, keraguan, kekesalan dan sebagainya.

d. Garis mempunyai irama, misalnya : gemulai, kaku, tajam, dan lain – lain.

Selain memiliki fungsi, garis juga memiliki tugas yaitu :

a. Menciptakan bentuk yang indah karena tiap – tiap garis mempunyai keindahan tersendiri sehingga disebut garis seni yang digunakan untuk pengungkapan rasa ( ekspresi ).

b. Untuk membatasi atau membagi luas sebuah bidang.

c. Untuk menciptakan bentuk dengan garis tepi ( contour ).

d. Untuk member warna lewat arsiran sehingga dapat member kesan gelap terang maupun dimensi.

e. Untuk menciptakan persiapan gambar ( sketch ).

f. Sebagai suatu penangkap atau pembimbing pandangan ke suatu arah.

3.1.1.2. Kualitas Gelap Terang (Value)

Menurut Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Tata Rupa dan Desain, value adalah terang gelapnya warna, contohnya adalah tingkatan warna putih hingga hitam (dikutip dari "Warna", par.6)

Value memperjelas garis sehingga bentukan tiga dimensinya menjadi lebih hidup. Derajat perubahan value tergantung pada kekontrasan antara bayangan dengan cahaya, juga dari sumber cahaya yang menimpa objek. Dalam kualitas gelap terang suatu objek, putih adalah tekanan yang paling rendah atau paling terang kondisi sebaliknya berlaku untuk warna hitam.

Sedangkan menurut Mudjiono & B. Irawan dalam bukunya yang

berjudul Buku Ajar Nirmana Asas dan Unsur-Unsur Desain, menjelaskan bahwa

(3)

value merupakan nilai warna yang diukur dengan jenjang gelap dan terang, melalui kandungan warna putih dan hitam. Nilai dari sebuah warna tergantung dari cerah dan redupnya. Bukan diukur melalui luas dan kekuatannya.

3.1.1.3. Bentuk dan Ruang (Shape dan Space)

Bentuk adalah sesuatu yang terdiri dari beberapa garis dengan berbeda arah dan saling berpotongan. bentuk ditentukan oleh garis luar atau kontur dari garis yang membentuk tepian dari bidang datar tersebut. Bentuk juga diartikan sebagai sesuatu yang abstrak, sebuah garis imajinasi yang menggambarkan suatu obyek di dalam hubungannya, dengan latar belakang, karakter tiga dimensi yang terbentuk.

Ruang dalam bahasa Inggris disebut “space”, extents or area of ground, surface, etc. Artinya, ruang adalah keluasan dari bidang. Ruang terbentuk dari adanya bidang. Ruang lebih mengarah terhadap wujud tiga dimensi, sehingga ruang dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu ruang nyata dan ruang semu.

Keberadaan ruang sebagai salah satu unsur visual tidak dapat diraba tetapi hanya dapat dimengerti (Kusrianto 30).

Ruang juga dapat diartikan beberapa bidang yang sisi-sisinya bersinggungan sehingga membentuk beberapa bidang positif (sedikitnya tiga bidang). Ruang dapat dibedakan menjadi dua:

a. Ruang negatif: yaitu ruang yang bersifat “kosong” di luar ruang positif.

b. Ruang positif: yaitu ruang massif/ ruang yang bersifat

“padat/berisi” tidak berongga.( Mudjiono & B. Irawan 18).

3.1.1.4. Pola (Pattern)

Pola adalah bentuk dekoratif yang memiliki sifat dua dimensi. sifatnya

datar dan tidak memiliki gradasi gelap terang. Tujuan dari pola adalah untuk

memberikan kesan indah.

(4)

3.1.1.5. Tekstur (Texture)

Tekstur merupakan salah satu elemen desain yang menimbulkan kekhasan sebuah permukaan, permukaan dapat polos, bergambar, licin serta dapat memukau indra raba dan mata (Santosa 106). Menurut Adi Kusrianto dalam bukunya berjudul Pengantar Desain Komunikasi Visual, tekstur diartikan sebagai nilai raba suatu permukaan. secara fisik, tekstur dibagi menjadi tekstur kasar dan tekstur halus. Jika ditinjau dari efek tampilannya, tekstur digolongkan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu karena adanya perbedaan antara hasil raba dengan hasil penglihatan (32).

Dengan adanya tekstur, suatu permukaan dapat dirasakan, bersifat ekspresif dan emosional. tekstur dapat menimbulkan kesan ekspresif, jika tekstur yang diberikan kurang, maka gambar menjadi lemah. tekstur dapat dihasilkan menjadi berbagai variasi kuat lemah warna atau arsiran dan juga dapat diperoleh melalui percobaan dengan menggunakan alat - alat kreatif di sekitar kita. dalam penerapannya, tekstur dapat berpengaruh pada unsur - unsur visual lainnya, yaitu kejelasan titik, kualitas garis, intensitas warna, keluasan bidang dan ruang.

Sedangkan menurut Mudjiono & B. Irawan dalam bukunya yang berjudul Buku Ajar Nirmana Asas dan Unsur-Unsur Desain, tekstur dapat dibedakan menjadi 2 jenis:

a. Tekstur nyata, yaitu suatu permukaan apabila dilihat nilainya sama dengan apabila diraba (halus-kasarnya). Sebagai contoh permukaan kulit kayu yang kasar. Susunan batu-batuan pada sebuah dinding,dsb.

b. Tekstur semu, yaitu suatu permukaan apabila dilihat tidak sama dengan nila rabanya. Contohnya ialah semua permukaan bidang yang nilai rabanya tidak sama dengan nilai lihat.

3.1.1.6. Warna (Colors)

Menurut Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto, warna dapat didefinisikan secara

fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan atau secara psikologis sebagai bagian

dari pengalaman indra penglihatan. Secara objektif atau fisik, warna dapat

diberikan oleh panjang gelombang. dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang

(5)

tampak oleh mata merupakan salah satu bentuk pancaran energi yang merupakan bagian yang sempit dari gelombang elektromagnetik (dikutip dari "Warna", par.1). Warna bersangkut paut dengan persepsi dan interpretasi subyektif. Bahkan jika mereka melihat obyek yang sama, orang akan menggambarkannya dengan referensi dan pengalaman yang berbeda dan mengekspresikan warna dengan istilah yang beragam. Karena ada variasi dalam mengungkapkan warna tertentu, pengungkapan secara verbal dari warna sangat sulit dan rumit apabila harus diterjemahkan dalam bahasa reproduksi grafika (Dameria 8).

Secara fisika, warna dihasilkan dari gelombang cahaya. Sejenis radiasi elektromagnetik yang terukur dengan satuan mikron. Warna - warna yang dapat kita lihat berada pada 400 - 700 mikron namun ada juga warna - warna yang tidak terjangkau untuk dilihat karena panjang gelombangnya berada di luar jangkauan mata kita.

Warna merupakan fenomena yang terjadi karena adanya tiga unsur yaitu cahaya, objek dan observer (berupa mata kita atau alat ukur). Di dalam ruang yang gelap dimana tidak ada cahaya, kita tidak dapat mengenali warna. Demikian juga bila kita menutup mata, maka kita tidak dapat mengenali warna suatu objek sekalipun ada cahaya. Begitu pula bila tidak ada objek yang dapat kita lihat, kitapun tidak dapat mengenali warna (Dameria 10)

Dalam desain, warna berfungsi sebagai salah satu sarana komunikasi terhadap penikmat desain. Hal ini dikarenakan warna mem neiliki alur seni yang mampu membawa emosi para penikmatnya terhadap objek yang ditampilkan.

Selain itu keberadaan warna mampu menciptakan kehidupan pada sebuah objek.

Gambar 3.1. Lingkaran Warna

Sumber : Encyclopedia Britannica

(6)

Dari penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa :

a. Warna adalah getaran / gelombang tertentu dari sesuatu yang diterima oleh retina mata manusia.

b. Warna adalah pantulan panjang gelombang dari suatu benda yang berasal dari sinar dan kemudian diterima oleh mata kita.

a. Klasifikasi Warna berdasarkan Spektrum Warna 1) Warna Primer

Warna yang tidak didapat dari pencampuran warna dengan kata lain merupakan warna paling dasar atau asli. Warna primer terdiri dari : merah (magenta red), kuning (lemon yellow) dan biru (turquoise blue ).

2) Warna Sekunder

Warna - warna sekunder adalah warna yang didapatkan dari hasil pencampuran warna - warna primer. Dalam lingkaran warna, warna sekunder merupakan lawan warna dari warna - warna primer. Yang termasuk dalam warna sekunder adalah jingga (pencampuran warna merah dan kuning), hijau (pencampuran warna kuning dan biru), dan ungu (pencampuran warna biru dan merah).

3) Warna Tertier

Warna tertier adalah warna yang didapat dari pencampuran warna - warna sekunder. Yang termasuk warna tertier adalah kuning - hijau (moon green), kuning - jingga ( deep yellow ), merah - jingga ( red vermilion ), merah - ungu ( purple ), biru - ungu ( blue / indigo ), dan biru - hijau ( sea green ).

4) Warna Komplementer

Warna komplementer adalah warna yang dihasilkan dari perpaduan warna yang berlawanan pada lingkaran warna. Warna komplementer selalu berlawanan secara kontras dan bila keduanya dicampur akan terjadi penetralan dimana warna yang akan muncul adalah warna abu - abu netral. Warna komplementer menetralkan intensitas warna yang terlalu kuat. Misalnya ungu dengan kuning, biru dengan orange, merah dengan hijau.

5) Warna Analogus

Adalah warna - warna yang menggunakan terang gelap dan intensitas dari warna

yang terdekat, misalnya kuning - hijau, kuning - orange (dominasi warna kuning),

dsb. Warna analogus ini lebih berwarna daripada warna monochrome, namun

(7)

warna analogus juga menciptakan keharmonisan dan suasana hati yang tenang karena hubungan warna yang selaras.

b. Klasifikasi warna beradasarkan Gambar / Ilustrasi 1) Warna Monochrome

Adalah warna yang terdiri dari satu warna saja, namun kedalamannya tergambarkan dalam kualitas gelap terangnya. Warna monochrome digunakan untuk mengidentifikasikan sebuah keseimbangan antara cahaya dan juga gelap dari sebuah objek, serta memberikan kesan volume dari sebuah warna, memberikan kesan kelonggaran dan kebebasan bagi pengamatnya untuk memiliki imajinasi tentang obyek gambar serta partisipasi dalam memahami kondisi sebuah objek yang ditampilkan.

2) Warna Polychrome

Adalah warna yang terdiri dari banyak kandungan warna yang dicampurkan, yang membuat objek menjadi lebih realis dan ekspresif sebab pencampuran warna didasarkan kepada warna - warna yang sesungguhnya dilihat.

c. Klasifikasi Warna berdasar Sensasinya 1) Warna Panas

Yang termasuk warna panas adalah warna merah, kuning dan pencampuran diantaranya. Disebut warna panas karena secara psikologis warna – warna yang ada di dalam klasifikasi ini mampu member nuansa yang berhubungan dengan aktivitas, gairah dan semangat.

2) Warna netral

Warna netral ada warna yang tidak lagi memiliki kemurnian warna. Warna netral merupakan campuran ketiga komponen warna tadi dalam komposisi yang tepat sama. Yang termasuk warna netral adalah warna hitam, putih, dan pencampuran diantaranya.

3) Warna dingin

Yang termasuk warna dingin adalah warna biru, hijau dan pencampuran

diantaranya. Disebut warna dingin karena di dalamnya terdapat warna-warna yang

memberi nuansa sejuk, ketenangan dan mampu memberi kesan jauh pada objek

yang bersangkutan (Glichrist 201).

(8)

d. Klasifikasi Warna berdasarkan Karakteristiknya 1) Warna positif atau aktif

Warna positif atau aktif adalah warna yang memberikan kesan aktif. Yang termasuk dalam golongan warna positif adalah kuning, jingga dan merah.

2) Warna negatif atau pasif

Warna negatif atau pasif memberikan kesan kegelisahan, kepatuhan, kegairahan, pemikiran yang lemah lembut. yang termasuk di dalamnya adalah biru, biru kemerah dan merah kebiruan.

e. Klasifikasi Warna berdasar Kualitasnya

Dibagi menjadi tiga jenis oleh Louis Prang yang dikenal dengan nama sistem warna Prang pada tahun 1876 yang ditemukan meliputi

1) Hue

Adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu warna, sehingga dapat dibedakan antara warna yang satu dengan yang lain. Dalam lingkaran warna, mengacu pada nama warna - warna tersebut, misalnya : merah, kuning, biru, hijau, dll.

2) Chroma / Intensity

Merupakan dimensi yang berhubungan dengan cerah atau suramnya warna, misalnya dua warna yang sama - sama merah akan tetapi dalam penampilannya berbeda. yang satu berwarna merah kuat dan yang lain merah lemah. hal ini dikarenakan perbedaan jumlah pigmennya / intensitas warna.

3) Value

Adalah terang gelapnya warna. hal ini disebabkan dalam warna tersebut mengandung sejumlah warna hitam dan putih. Semakin banyak kandungan warna hitam, maka tentu akan semakin gelap. Sebaliknya semakin tinggi kandungan warna putih akan menyebabkan warna menjadi lebih muda dan terang (dikutip dari "Warna", par. 6).

f. Klasifikasi Warna berdasar Maknanya

Warna mampu memberikan respon secara psikologis. Molly E. Holzchlag,

seorang pakar warna, membuat daftar mengenai kemampuan warna ketika

memberi respons kepada orang yang melihatnya. Hal senada juga diungkapkan

Anne Dameria, bahwa warna memiliki makna dan karakter masing - masing

(9)

(Dameria, 18 - 22).

1) Hijau

Berkesan alami, sehat, pandangan yang enak, pembaharuan, kecemburuan 2) Kuning

Memiliki kesan optimis, harapan, filosofi, kecurangan 3) Merah

Memiliki makna kekuatan, tenaga, kehangatan, nafsu, cinta, agresifitas, bahaya.

4) Ungu

Warna ini memiliki kesan spiritualitas, misteri, keagungan (terutama dalam budaya Romawi kuno), perubahan, arogan.

5) Biru

Memiliki makna kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi, kebersihan, perintah.

6) Coklat

Warna coklat memiliki makna kehidupan, dapat dipercaya 7) Hitam

Warna hitam memberi kesan kekuatan, seksualitas, kemewahan, kematian, misteri, ketakutan, keanggunan, ketidakbahagiaan.

8) Putih

Warna putih memiliki kesan kemurnian, suci, bersih, kecermatan, steril, kematian.

9) Abu - abu

Memiliki kesan intelek, futuristis, modis, kesenduan ( Kusrianto 47 ).

3.1.2. Tinjauan Unsur Komposisi 3.1.2.1. Penataan Layout

Layout berasal dari kata “lay” dan “out”. “lay” artinya meletakkan, menempatkan untuk suatu tujuan, sedangkan “out” berarti muncul, keluar kedalam batas pandang (Krause, 8).

Layout adalah proses menyusun bagian dan lain sebagainya menurut

suatu aturan pola. Layout dalam desain menyangkut penempatan teks dan gambar

(10)

di dalam sebuah desain, meliputi bagaimana elemen-elemen tersebut diletakkan dan diatur, baik dalam hubungan antar elemen satu sama lain, maupun secara keseluruhan di dalam desain. Tujuan utama penyusunan layout adalah untuk menghadirkan aspek visual dari tulisan maupun gambar yang akan dikomunikasikan kepada pembacanya, agar mampu menerima informasi yang disajikan secara maksimal tanpa kesulitan yang berarti. Ada 3 kriteria dasar suatu layout yang baik, yaitu jika pengaturannya berhasil, terorganisir, dan mampu menarik khalayak. Suatu layout juga harus menonjol dari sekelilingnya untuk menjalankan perannya sebagai penarik perhatian (Siebert, Ballard 1).

Layout yang baik akan mampu menyajikan sejumlah informasi dalam cara yang praktis dan estetis bagi yang melihatnya. Tidak ada aturan khusus dalam menyusun letak halaman selain bahwa informasi tetap poin utama yang penting untuk disajikan (Ambrose, Harris. 6-11).)

Untuk menciptakan suatu layout yang baik, seringkali diperlukan garis maya yang biasanya dikenal dengan grid. Grid merupakan alat bantu untuk menata tipografi dan gambar, dan dipakai di semua aspek desain terutama pada bagian editorial/isi. Grid harus cukup fleksibel untuk berbagai perubahan seperti perubahan layout dan tulisan, dan cukup fungsional untuk pemotongan kertas pasca cetak serta penjilidan akhir. Grid membagi bidang kerja kedalam beberapa unit yang ditempatkan. Dalam hal ini, grid berfungsi untuk membantu menyatukan semua elemen desain (Dabner 100).

Grid sebagai struktur fondasi dasar tata letak memiliki beberapa fungsi sebagaimana dikemukakan oleh Josef Muller-Brockman, desainer dari Zurich yang cukup dikenal dengan kontribusinya dalam penyusunan sistem grid (Ambrose, Gavin & Paul Haris 49).

• Untuk membangun argument secara obyektif dalam komunikasi visual.

• Untuk membangun dan menyusun teks dan materi ilustratif secara sistematis dan logis.

• Untuk menyusun teks dan ilustrasi dalam susunan yang rapi, padat dan memiliki irama tersendiri.

• Untuk menyatukan materi-materi visual agar dapat terbaca dengan jelas

dalam stuktur yang padat juga.

(11)

Teks yang mengisi kolom memiliki berbagai variasi format perataan teks yang lebih dikenal dengan nama alignment. Jenis-jenis alignment ini adalah rata kiri atau left flush, yaitu bila kolom teks rata pada bagian kirinya. Rata kanan atau right flush bila kolom teks rata pada bagian kanannya. Centered atau rata tengah adalah kondisi bila teks dalam kolom rata lurus pada bagian tengah kolom.

Justified adalah kondisi rata kiri dan kanan, dimana jarak antar kata (word spacing) dan antar huruf (kerning) disesuaikan lagi agar teks dapat benar-benar berbentuk kotak. Random atau no alignment atau acak adalah pola yang sama sekali berbeda dengan keempat pola diatas. Peletakan kata tiap baris disusun secara acak sehingga tidak ada suatu pola yang jelas (Sihombing, Danton 91).

Dalam penataan tipografi, seperti yang telah dijelaskan di atas, layout dapat dibagi menjadi beberapa bagian, menurut penataan barisnya, yaitu sebagai berikut:

• Rata kiri (Flush left)

Layak digunakan untuk naskah yang panjang atau pendek. Bagian kanan susunan huruf menghasilkan bentuk irregular yang memberikan kesan dinamis.

Contoh:

--- ---

---

• Rata kanan (Flush Right)

Hanya layak digunakan untuk naskah yang pendek dengan penataan jumlah huruf-huruf per barisnya hampir setara.

Contoh:

--- --- ---

• Rata tengah (Centered)

Hanya layak digunakan untuk jumlah naskah yang pendek dengan penataan jumlah huruf yang seimbang pada tiap barisnya.

Contoh:

(12)

--- --- ---

• Rata kiri-kanan (Justified)

Layak digunakan untuk naskah yang panjang. Keteraturannya memberikan kesan bersih dan rapi. Namun, jarak antar kata harus diperhatikan bila jumlah huruf tidak sebanding dengan lebar kolom.

Contoh:

--- --- ---

• Asimetris (Random)

Penataan ini berbeda dengan empat cara penataan di atas. Setiap baris disusun secara acak (random) sehingga tidak ada pola baris yang dapat diprediksi panjangnya ataupun penempatannya.

Contoh:

--- --- --- ---

Dalam penataan gambar dan tipografi secara bersamaan, layout dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

a. Grid

Sistem grid merupakan formal layout yang bertumpu pada garis-garis vertikal dan horizontal yang membagi bidang menjadi kotak-kotak. Sebuah grid diciptakan sebagai solusi terhadap permasalahan penataan elemen-elemen visual dalam sebuah ruang. Sistem grid digunakan untuk mempermudah menciptakan sebuah komposisi visual. Tujuan utama dari penggunaan system grid dalam sebuah desain grafis adalah untuk menciptakan suatu rancangan yang komunikatif dan memuaskan secara estetik. Sistem grid dibagi menjadi beberapa jenis:

• Manuscript grid

(13)

Layout dimulai dengan penempatan judul utama baru disertai dengan isinya, berkesan rapi dan resmi.

• Column grid

Layout digolongkan menjadi bagian-bagian vertikal, dengan tujuan untuk mengelompokkan data agar lebih mudah pemahamannya.

• Modular grid

Layout dibagi berupa kotak-kotak agar lebih menarik.

• Hierarchical grid

Layout dibagi berupa kotak-kotak agar lebih menarik perhatian, tetapi masih tetap berkesan rapi dan teratur.

• Dynamic grid

Layout yang dinamis, pembagian kolomnya kurang jelas, dipengaruhi oleh tipografi, beralur.

b. Ungrid

Merupakan sebuah susunan layout yang dinamis, dimana pengaturan kolomnya dilakukan secara bebas dan dipengaruhi oleh tipografi dan beralur.

Menurut Gavin Ambrose dan Paul Harris dalam bukunya Basic Desain Layout, dibagi menjadi:

• Grid System

Sebuah grid diciptakan sebagai solusi terhadap permasalahan penataan elemen-elemen visual dalam sebuah ruang. Grid system digunakan sebagai perangkat untuk mempermudah menciptakan sebuah komposisi visual.

Melalui grid system seorang perancang grafis dapat membuat sebuah sistematika guna menjaga konsistensi dalam melakukan repetisi dari sebuah komposisi yang sudah diciptakan. Tujuan utama dari penggunaan grid system adalah menciptakan suatu rancangan yang komunikatif dan memuaskan secara estetik.

• The Golden Section

Sebelum kita bias membuat grid, kita memerlukan sebuah halaman untuk

meletakannya. Di bidang seni grafis, proporsi agung menjadi dasar

pembuatan ukuran kertas dan prinsip tersebut dapat digunakan untuk

menyusun keseimbangan sebuah desain. Proporsi agung sudah ditemukan

(14)

sejak zaman kuno untuk menghadirkan proporsi yang sangat sempurna dan indah.

Membagi sebuah garis dengan perbandingan mendekati rasio 8:13 berarti bahwa jika garis yang lebih panjang dibagi dengan garis yang lebih pendek hasilnya akan sama dengan pembagian panjang garis utuh sebelum dipotong dengan garis yang lebih panjang tadi.

Proporsi agung juga dikenal dalam istilah deret bilangan Fibonacci, yaitu deret bilangan yang setiap bilangannya adalah hasil jumlah dari dua bilangan sebelumnya dan dimulai dari nol. Deret bilangan ini memiliki rasio 8:13 yaitu rasio proporsi agung. Bilangan ini sering dipakai dalam pengukuran bangunan, arsitektur, karya seni, huruf hingga layout sebuah halaman karena proporsinya yang harmonis. 0 1 1 2 3 5 8 13 21 34 55 89 144 223 377 …

Sebuah obyek yang mempunyai proporsi agung mapu sekaligus memuaskan mata dan tercermin pada benda-benda alam. Ujung daun pakis dan spiral dalam rumah keong adalah contoh yang paling popular.

• The Symetrical Grid

Dalam grid yang simetris, halaman kanan akan berkebalikan persis seperti bayangan cermin dari halaman kiri. Ini memberikan dua margin yang sama baik margin luar maupun margin dalam. Untuk menjaga proporsi, margin luar memiliki bidang yag lebih lebar. Layout klasik yang dipelopori oleh Jan Tschichold (1902-1974) seorang typographer dari Jerman ini didasari ukuran halaman 2:3.

a. Komposisi Layout secara Umum (Vertikal-Horisontal)

Komposisi dibedakan menjadi dua, yaitu vertikal dan horizontal.

Komposisi vertikal umumnya digunakan untuk memberi penekanan pada unsur ketinggian. Sedangkan komposisi horizontal umumnya digunakan untuk menggambarkan skematik atau pemandangan.

b. Perkembangan Komposisi Layout

Layout berkembang seiring berjalannya waktu. Dahulu bentuk dan

format layout masih standard dan sederhana, hanya bermain pada komposisi

vertikal-horisontal. Variasi-variasi dalam penempatan layout masih sangat

jarang digunakan. Seiring proses yang semakin berkembang, layout semakin

(15)

berani dan bervariasi. Grid-grid dinamik semakin banyak digunakan, misalnya pada majalah-majalaah, khususnya yang memiliki target anak muda atau remaja. Hal ini dilakukan agar semakin lebih dekat dan mengena dengan pembaca.

Layout halaman merupakan bagian dari desain grafis yang mengacu pada susunan dan trik artistik untuk elemen-elemen pada sebuah halaman. Bermula dari halaman-halaman buku yang diperbanyak secara manual pada abad pertengahan, dan berkembang hingga ke majalah modern dan layout katalog, desain halaman telah lama dikenal dalam media-media cetak. Sehubungan dengan media cetak, elemen-elemen yang disusun biasanya berupa teks, gambar, dan efek grafis lain yang tidak dicetak dengan tinta, seperti die/laser cutting, hot print, ataupun blind embossing (“Page Layout”, part 1).

Sejak peledakan era komputer personal, keahlian tentang layout halaman telah berkembang cepat ke media elektronik disamping perkembangannya pada media cetak. Dengan media modern yang memiliki teknologi tinggi, terdapat banyak kerancuan antara komunikasi visual dengan teknologi informasi (“Page Layout”, part 2).

Publikasi cetak besar (buku tebal, khususnya instruksi secara alami) dan halaman elektronik (web pages) memerlukan meta data untuk proses pencarian indeks secara otomatis, format ulang otomatis, database publishing, display halaman dinamis dan fasilitas interaktif untuk penggunannya. Banyak meta data yang harus diberi data khusus saat proses pembuatan layout. Hal ini yang membedakan perihal mengenai layout halaman antara seniman dan ahli teknik (“Page Layout”,part 6).

c. Warna dalam Komposisi Layout

Pemakaian warna pada layout dapat menyampaikan suasana hati, mengidentifikasikan sebuah obyek, dan menyampaikan pesan. Sebagai contoh, penggunaan warna soft pada periklanan dapat memberi kesan tenang dan romantik.

Warna dapat ditambahkan pada sebuah bidang pada layout. Tetapi ketika

memilih warna-warna tersebut, anda harus memikirkan secara hati-hati, kesan

seperti apa yang ingin ditampilkan dalam pemilihan warna tersebut. Apakah

(16)

warna tersebut adalah pilihan yang paling tepat? Dapatkah warna hjau atau emas memberikan kesan yang terbaik dalam hal menggambarkan kekayaan bank?Apakah warna yang dipilih dapat menggambarkan suatu perusahaan?

Apakah sebaiknya warna yang ditampilkan seperti pada perusahaan- perusahaan yang lain atau berbeda dari yang lain? Bagaimanapun anda menggunakan warna, akan membuat sebuah perbedaan pada hasil akhirnya.

Penggunaan warna pada layout dapat digunakan untuk:

• Menandai teks/ tulisan yang penting

• Menarik perhatian mata;

• Mengarahkan kepada pembaca, mana yang harus dibaca terlebih dahulu;(point of view);

• Menggetarkan elemen-elemen yang muncul, menciptakan perasaan gembira;

• Menghubungkan antar layout dan warna (menjadi satu kesatuan);

• Mengorganisir;

• Membedakan bagian-bagian dalam sebuah diagram atau grafik;

• Menciptakan sebuah kesan/ suasana hati;

• Menggabungkan atau memisahkan antar elemen-elemen;

• Membangkitkan reaksi emosional (Siebert, Ballard 24-25).

3.1.2.2. Tinjauan Teori Perspektif Sederhana

Perspektif atau sudut pandang adalah teknik atau metode untuk menggambar objek-objek berupa benda, ruangan (interior), dan lingkungan (eksterior) yang ukurannya lebih besar dari manusia. Teknik ini tercipta karena keterbatasan jarak pandang mata kita dalam melihat objek. Semakin jauh jarak mata dengan benda, semakin kecil penampakannya dan bahkan akan hilang dari pandangan pada jarak tertentu. Sebaliknya semakin dekat jarak mata kita, benda tersebut akan terlihat semakin besar.

Dua hal yang harus dijadikan patokan dalam teknik menggambar

perspektif, yaitu garis horizon dan titik hilang. Garis horizon adalah garis khayal

mata. Di mana kita berada, dis itulah garis horizon itu ada. Sedangkan, titik hilang

adalah titik terjauh dari jangkauan. Jarak pandang mata dan titik hilang selalu

(17)

terletak di dalam garis horizon. Secara teknis, perspektif terdiri dari perspektif satu titik hilang, perspektif dua titik hilang, dan perspektif tiga titik hilang.

3.1.2.3. Tinjauan Teori Tata Cahaya

Tata cahaya dalam suatu gambar atau ilustrasi memiliki peran agar gambar atau ilustrasi tersebut dapat terlihat lebih nyata dan hidup. Cahaya ini dapat tercipta melalui permainan atau pencampuran warna dan membedakan bagian mana yang perlu diwarnai lebih gelap dan bagian mana yang lebih terang.

Pada dasarnya, setiap objek memiliki suatu keterangan dan kegelapan intrinsik sesuai karakteristiknya masing-masing, serta akan memiliki permukaan yang lebih terang dan lebih gelap bila terkena cahaya tertentu. Fenomena ini dikenal sebagai nada warna setempat (local tone), suatu istilah yang digunakan oleh seniman dan pengajar Nathan Goldstein (1997). Sebagai contoh, batu bata memiliki nada warna setempat yang jauh lebih gelap daripada batu marmer putih. Bila kedua sisinya terkena cahaya matahari, masing-masing akan memiliki sisi yang lebih terang dan lebih gelap daripada permukaan batu marmer putih tersebut.

Selain local tone, terdapat teknik-teknik lain untuk menciptakan pencahayaan pada gambar, salah satunya adalah ciaroskuro (chiaroscuro), yang mengacu pada perubahan berangsur-angsur dari terang ke gelap sutu bentuk ilustrasi untuk membuat ilustrasi tersebut tampak tiga dimensi. Penggunaan efek pencahayaan warna ini memiliki riwayat panjang dalam seni. Salah satu seniman yang ahli dalam menggunakan efek tersebut adalah Leonardo da Vinci.

Efek lain yang juga dapat digunakan untuk menciptakan pencahayaan

pada gambar adalah gradasi warna. Permukaan yang membentang tampak

bergradasi karena kedekatannya dengan cahaya langsung dan karena cahaya dan

warna yang dipantulkan pada permukaan itu (dan ke dalam permukaan) dari

benda-benda dan permukaan yang di dekatnya. Gradasi ini biasanya tanpa

berangsur-angsur pada permukaan drop (mattee) dan menjadi lebih tajam dengan

bertambahnya daya pantul cahaya (specularity) atau “polesan” pada permukaan

tersebut. Permukaan beton atau dinding batu kasar akan menerima warna dan

gradasi yang lebih merata daripada permukaan yang seperti baja tahan karat yang

dipoles (yang membuat sifat kecerminan permukaannya berkurang).

(18)

3.1.3. Tinjauan Gambar Ilustrasi

3.1.3.1. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Bidang Kajian

• Ilustrasi Editorial

Ilustrasi editorial paling sering dijumpai pada novel – novel, buku – buku bacaan anak maupun orang dewasa, buku – buku olahraga, kartun dan karikatur dan masih banyak lagi. Contohnya : ilustrasi buku cerita anak yang banyak mengangkat tema fantasi sangat berguna karena mampu mengembangkan cerita serta membantu anak dalam mengembangkan fantasi mereka. Selain itu contoh lainnya adalah ilustrasi pada artikel surat kabar dan majalah yang berfungsi sebagai komunikasi massa dimana dapat berupa gambar maupun foto.

• Ilustrasi Periklanan.

Ilustrasi periklanan umumnya berfungsi sebagai sarana promosi dan pemasaran dimana sangat mempengaruhi konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Contoh : ilustrasi pada dunia pariwisata dimana biasanya menggambarkan pemandangan alam serta keunikan dari tempat wisata tersebut.

3.1.3.2. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Sifat dan Fungsi

• Gambar Ilustrasi yang menjembatani pemahaman dari sebuah bahasa verbal. Ilustrasi dan teks adalah dua hal saling mendukung serta mempermudah pembaca mengerti cerita yang disajikan.

• Gambar ilustrasi bertujuan memberi penjelasan atas suatu maksud atau tujuan secara visual.

• Gambar ilustrasi berfungsi sebagai sarana pendukung cerita. Adanya gambar ilustrasi akan lebih mendukung cerita karena dapat menghidupkan suasana dan emosi dalam suatu cerita.

• Gambar ilustrasi berfungsi untuk menghias atau sebagai unsure

dekoratif. Gambar ini mengisi komposisi bidang yang kosong untuk

member daya tarik dan memenuhi kepuasan eseteis pengamatnya

(Kusrianto 140).

(19)

3.1.3.3. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Alat

Dalam membuat gambar ilustrasi ada berbagai macam alat atau perlengkapan yang dapat digunakan, antara lain :

• Perlengkapan Sketsa

Perlengkapan pembuatan sketsa meliputi pensil, charcoal / pensil arang, penghapus dan lain sebagainya. Pensil digunakan untuk menciptakan garis – garis bantu sebelum proses rendering. Charcoal berguna untuk mengoreksi kesalahan tanpa merusak permukaan kertas bila dihapus. Penghapus yang digunakan sebaiknya bersifat lentur, lunak dan bersih ( “Menggambar Bentuk” par. 6 ).

• Perlengkapan Warna

Terdapat berbagai macam sarana pewarnaan dalam membuat gambar ilustrasi antara lain : pensil berwarna, cat air, cat minyak, crayon, pastel dan lain sebagainya. Pada pensil berwarna umumnya mengandung lilin (“Menggambar bentuk” par. 3 ).

• Palet dan air

Palet dipergunakan untuk menghasilkan campuran cat yang dikehendaki sedangkan air berfungsi untuk menambah atau mengurangi campuran tersebut. Keduanya berguna dalam penggambaran dengan media cat air.

• Kuas

Ada bermacam – macam jenis kuas yang dipakai. Mulai dari ukuran bulu kuas, meliputi diameter serta ketebalan, jenis bulu kuas hingga bentuk ujungnya.

• Kertas

Kertas umumnya dapat dipakai untuk media pensil berwarna, cat air,

crayon dan pastel. Sedangkan untuk cat minyak umumnya memakai

kanvas. Ukuran dan jenis kertas maupun kanvas ada bermacam-macam

disesuaikan dengan kebutuhan (“Menggambar Bentuk” par. 7).

(20)

3.1.3.4. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Teknik

• Manual merupakan teknik gambar ilustrasi yang sepenuhnya dihasilkan dari ketrampilan tangan dalam mengelola perlengkapan gambar tanpa alat bantu mesin atau alat digital sehingga dalam gambar yang ditampilkan akan muncul kekhasan gaya pembuatnya atau senimannya. Teknik manual umumnya memiliki nilai estetika yang lebih baik dibandingkan dengan komputer dalam proses pembuatan gambarnya.

• Komputer merupakan salah satu hasil kemajuan teknologi yang juga memungkinkan untuk dapat mampu menghasilkan karya gambar ilustrasi. Fotografi juga digunakan sebagai teknik dalam gambar ilustrasi. Umumnya yang banyak dipakai adalah fotografi dokumentasi dimana ini merupakan sarana untuk merekam peristiwa tanpa mengindahkan unsure estetis. Jenis lainnya adalah fotografi yang memperhatikan aspek keindahan sehingga menjadi media ekspresi keindahan dan seni baru yang disebut Fotografi Piktorial ( Kamus Fotografi 254 ).

• Photomontage dan Collage. Kedua teknik ini memiliki prinsip yang sama yaitu suatu proses membuat suatu komposisi yang dilakukan dengan cara menggabungkan fragmen dalam foto dengan suatu gambar atau menggabungkan beberapa bahan dan bentuk sehingga membentuk satu kesatuan yang baru. Kedua teknik ini banyak digunakan pada gaya Surrealism dan Dadaism (“Eksperimentasi dan Gaya Dadaisme di dalam Seni Fotografi, par. 2).

3.1.3.5. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Goresan

• Arsir

Arsir merupakan teknik untuk menyampaikan kesan tiga dimensi yang tidak dapat terwakili hanya dengan garis kontur saja. Garis arsir mengacu pada serangkaian garis sejajar dengan jarak berdekatan dan rapat. Ada beberapa jenis teknik arsir, yaitu :

1) Arsiran biasa, yaitu garis arsir mengacu pada serangkaian garis

(21)

rapat sejajar, seirama sesuai dengan benda yang digambar.

2) Arsiran silang, yaitu arsir yang menggunakan dua lapis garis arsir untuk mendapatkan kepadatan lebih tinggi dan menghasilkan nada gelap terang.

3) Teknik scribbling yaitu jenis arsiran yang terdiri dari garis – garis berbagai arah yang dibuat secara acak, sehingga tekstur visualnya akan bervariasi dengan tekstur garis yang digunakan (“Menggambar Bentuk”, par. 6).

• Blocking

Merupakan teknik pembuatan gambar yang memberikan kesan datar, tanpa gradasi dan umumnya minim ornament karena bertujuan untuk memusatkan perhatian pada objek utamanya yang sederhana.

• Dry Brush

Dry Brush merupakan teknik pembuatan gambar dengan menggunakan sapuan cat dan kuas setengah kering atau tanpa campuran air dan menyapukan kuas tersebut ke permukaan kertas yang kasar untuk menghasilkan efek pecah – pecah.

• Pointilism

Merupakan teknik menggambar dengan memanfaatkan secara penuh kualitas permukaan suatu bidang baik kasar atau halus, keras atau lembut dan lain sebagainya. Ilustrasi pointillism terbentuk dari kumpulan titik – titik warna dan jika dilihat dari jarak tertentu membentuk gambar yang realis, artistic dan ekspresif.

3.1.3.6. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Gaya Gambar

• Realism

Realis merupakan gaya gambar yang menggambarkan segala sesuatnunya sesuai dengan keadaaan sebenarnya.

• Cubism

Kubisme merupakan metode menggambar objek secara nyata, tapi

ilustrasinya bersifat abstrak dan geometris. Gambar yang dihasilkan

bersifat dua dimensi dan datar.

(22)

• Decorative

Dekoratif merupakan teknik atau gaya gambar yang menarik karena penuh ornament dengan fungsi estetis atau penghias. Gaya ini sangat

“hidup” pada masa abad 19. Beberapa gaya dekoratif yang terkenal antara lain Victorian, Art and Crafts dan Art Nouveau.

• Cartoon

Kartun berasal dari bahasa latin cartoon yang berarti gambar lucu.

Gaya gambar kartun banyak ditemui dalam buku – buku komik.

Prinsip penggambaran kartun yaitu proporsi bayi, dimana perbandingan kepala dengan tubuh menjadi lebih pendek.

• Caricature

Karikatur berasal dari bahasa Italia caricature yang artinya bersifat menyindir dan melebih – lebihkan sesuatu. Tujuannya adalah untuk memberikan kritik dan perlawanan sosial. Dalam membuat karikatur dituntut untuk mengubah ciri – cirri fisik terutama mengubah bentuk raut wajah menjadi tidak wajar. Namun ciri khas orang yang digambar harus tetap ada (Halim 152).

3.1.4. Tinjauan Fotografi

Kata Fotografi berasal dari kata “foto” yang artinya cahaya dan “grafi”

yang berarti melukis. Jadi dalam fotografi, kehadiran cahaya adalah mutlak. Kita dapat membuat foto apabila terdapat cahaya di sekitar tempat dimana kita membuat foto. Fotografi dikenal kurang lebih 150 tahun yang lalu. Tapi bila kita membicarakan teori gambar yang dihasilkan lewat peran cahaya, maka ada catatan panjang dalam sejarah dunia fotografi bahkan sebelum Masehi.

Alma Davenport dalam bukunya The History of Photography pada tahun 1991, menyebutkan bahwa pada abad ke – 5 SM seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati gejala yang menjadi awal dari fotografi. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang, maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi.

Kemudian pada abad ke- 10 M, seorang ilmuwan Arab, Ibnu Al-Haitam

menemukan fenomena yang sama pada tenda miliknya yang kebetulan berlubang.

(23)

Kemudian ia menuliskan sebuah prinsip yang nantinya menjadi dasar kerja kamera.

”Citra dari matahari pada saat gerhana, kecuali gerhana total, ketika cahayanya menembus melewati sebuah lubang kecil bundar, citra dari rembulan dapat dibentuk dari cahaya yang ditangkap oleh suatu bidang dihadapannya. Citra matahari dan bulan tersebut hanya Nampak jika lubang yang dilewatinya cukup kecil. Jika lubang diperbesar, maka citra akan hilang.”

Demikianlah, fotografi kemudian tercatat resmi pada abad ke – 19 dan terpacu saat itu dengan kemajuan teknologi yang sedang gencar – gencarnya.

Tahun 1839 dicanangkan sebagai tahun resmi fotografi. Pada tahun itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan dalam dunia teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat pada mata sudah bias dibuat secara permanen. Penemu fotografi dengan pelat logam, Louis Jacques Mande Daguerre sebenarnya ingin mematenkan temuannya. Tetapi pemerintah Perancis dengan pemikiran politiknya, mencetuskan ide agar temuan itu dibagikan secara cuma – cuma.

Pada tahun 1880, mulai ditemukan proses cetak halftone. Proses ini memungkinkan foto dapat dicetak pada surat kabar. Foto pertama yang dimuat di surat kabar adalah foto tambang pengeboran minyak Shantytown karya Hendry J.

Newton yang muncul di surat kabar New York Daily Graphic di Amerika Serikat pada tanggal 4 Maret 1889 ( Rambey 24 ).

Dihadapkan pada masalah rumit dan kompleksnya proses fotografi,

George Eastman (1890) terobsesi untuk membuat sistem yang sesederhana

mungkin agar bisa dilakukan oleh semua orang. Akhirnya, ia menciptakan media

film negative yang diberi nama KODAK.

(24)

Gambar 3.2. George Eastman Sumber : www.kodak.com

Fotografi masuk ke Indonesia dan mulai berkembang sejak tahun 1930.

Pada masa Perang Dunia II, dunia fotografi di Indonesia sempat berhenti berkembang tapi kemudian pada sekitar tahun 1960 kembali menunjukkan kondisi positif. Pada akhir dasawarsa ini, dunia fotografi makin berkembang dengan pesat.

Didukung majunya teknologi yang kini juga merambah ke dunia fotografi.

Akibatnya, fungsi fotografi pun tidak hanya sekedar untuk dokumentasi saja tetapi meningkat ke media komunikasi, jurnalistik, seni foto, foto produk dan periklanan.

Ada beberapa catatan penting seputar sejarah dan perkembangan dunia

fotografi. Pada tahun 1826, seorang peneliti Perancis, Joseph Nicephore Niepce

sebenarnya sudah menghasilkan sebuah foto yang kemudian dikenal sebagai foto

pertama dalam sejarah manusia. Foto yang berjudul “View from Window at

Grass” itu kini disimpan di University of Texas di Austin, AS. Niepce membuat

foto dengan cara melapisi pelat logam dengan senyawa buatannya. Pelat logam

tersebut kemudian disinari dalam kamera obscura selama beberapa jam sampai

tercipta imaji. Metode ini sebenarnya sangat rumit karena lama penyinaran bisa

sampai tiga hari. Daguerre kemudian mengajak Niepce bekerja sama dalam

mengembangkan temuan itu. Tapi tak lama, Niepce meninggal sehingga Daguerre

lah yang mempopulerkan penemuan mereka. Setelah itu fotografi berkembang

dengan pesat. Pada tahun 1901, peneliti bernama Conrad Rontgen menemukan

pemanfaatan sinar-X untuk pemotretan tembus pandang pada tubuh manusia

dimana citra yang ditampilkan adalah citra struktur otot dan tulang sehingga ini

menjadi kemajuan bagi dunia kedokteran juga.

(25)

Gambar 3.3. Contoh hasil pemotretan X-Ray Sumber : Britannica Encyclopedia

Perkembangan penting lainnya seputar dunia fotografi adalah penemuan Dr. Harold Edgerton yang dibantu Gjon Mili dimana mereka menemukan lampu yang bisa menyala dan mati berkali – kali dalam hitungan sepersekian detik.

Lampu yang disebut strobe ini berguna untuk mengamati gerakan yang cepat.

Foto atlet loncat indah yang sedang bersalto dapat difoto dengan bantuan lampu ini secara cepat sehingga gambar yang terekam seperti rangkaian cerita. Ini menjadi dasar bagi fitur continous shot dalam kamera modern.

3.1.4.1. Tinjauan Fotografi berdasar bidang kajian a) Fotografi Seni

Fotografi seni adalah sebuah karya foto yang dianggap memiliki nilai seni layaknya sebuah lukisan yang bernilai seni tinggi. Fotografi seni merupakan sebuah bidang tersendiri dalam dunia fotografi dimana memiliki tantangan khusus yaitu bukan hanya kemahiran menggunakan tiap fasilitas yang ada pada kamera tetapi juga memiliki nilai seni tinggi. Fotografi seni memanfaatkan semua aspek fotografi seperti pengaturan pencahayaan, penataan komposisi, pengolahan warna serta pengolahan akhir yaitu pengambilan sebuah momen yang tepat pada waktu yang tepat dengan teknik yang tepat. Selain itu dibutuhkan kepekaan dan sense dari fotografer tersebut.

Pada akhirnya, fotografi ini memang lebih memuaskan nilai spiritual dan emosi

fotografer, sehingga terkadang fotografi jenis ini memerlukan perenungan untuk

memahami makna yang hendak disampaikan.

(26)

b) Fotografi Komersial

Fotografi komersial adalah foto yang tujuannya menjual atau promosi produk ( McGovern 409 ). Karya - karya fotografi komersial dapat dilihat melalui media reklame seperti billboard, majalah, koran, brosur, poster, televisi dan lain - lain.

Dalam menghasilkan foto komersial, fotografer tidak saja hanya menyajikan data tetapi juga memanipulasi pencetakan, warna dan penggambaran yang hiperbola atau berlebihan untuk memberi daya tarik bagi target market yang dituju.

Umumnya fotografer komersial dituntut untuk dapat menunjukkan nilai jual dari foto yang dihasilkannya, jika bisa bahkan memberi nilai lebih dari yang sebenarnya tentu saja semua untuk tujuan komersil demi mendapat laba sebesar- besarnya.

c) Fotografi Jurnalistik

Menurut Guru Besar Universitas Missouri Amerika Serikat, Cliff Edom, foto jurnalistik adalah paduan kata – kata dan gambar. Sementara menurut editor majalah Life dari 1937 – 1950, Wilson Hicks foto jurnalistik merupakan kombinasi dari kata dan gambar yang menghasilkan satu kesatuan komunikasi saat ada kesamaan latar belakang pendidikan social pembacanya. Fotografi jenis ini umumnya ditemui dalam koran atau majalah. Perlu dicatat bahwa foto jurnalistik tidak hanya sekedar fokus terhadap teknisnya tetapi juga fokus terhadap cerita dan pesan yang hendak disampaikan. Dalam arti yang lain bahwa fotografi jurnalistik tidak hanya sekedar menghasilkan gambar tetapi juga memiliki fokus pada cerita serta mengadung kesan, pesan, dan misi yang jelas.

Jenis – jenis Foto Jurnalistik dapat diketahui melalui kategori yang dibuat oleh Badan Foto Jurnalistik Dunia ( World Press Photo Foundation ) pada lomba foto tahunan yang diselenggarakan bagi wartawan di seluruh dunia. Kategori itu adalah sebagai berikut.

a) Spot Photo

Spot Photo adalah foto yang dibuat dari peristiwa yang tidak terjadwal atau tidak terduga yang diambil oleh fotografer langsung dari lokasi kejadian.

Misalnya foto peristiwa kecelakaan, kebakaran dan perang. Karena dibuat dari

peristiwa yang jarang terjadi dan menampilkan konflik serta ketegangan, maka

foto spot harus segera disiarkan. Foto ini juga harus mampu memperlihatkan

(27)

emosi subjek yang difoto sehingga mampu memancing emosi pembaca.

b) General News Photo

General News Photo adalah foto – foto yang diabadikan dari peristiwa yang terjadwal, rutin dan biasa terjadi dalam kehidupan masyarakat. Tema yang diambil antara lain politik, ekonomi dan humor.

c) People in the News Photo

People in the News Photo adalah foto tentang orang atau masyarakat dalam suatu berita. Yang ditampilkan adalah pribadi atau sosok yang menjadi berita.

Tokoh – tokoh pada foto jenis ini bisa tokoh yang popular maupun tudak popular.

Majalah Times adalah yang sering menggunakan foto jenis ini.

d) Daily Life Photo

Daily Life Photo adalah foto tentang kehidupan sehari – hari manusia dipandang dari segi kemanusiaan. Biasanya foto ini dapat diambil di lingkungan sekitar masyarakat pada umumnya.

e) Portrait

Portrait adalah foto yang menampilkan wajah seseorang secara close up.

Wajah yang ditampilkan karena adanya cirri khas pada wajah tersebut.

f) Sport Photo

Sport Photo adalah foto yang dibuat pada sebuah peristiwa dalam olahraga.

Foto ini biasanya menampilkan gerakan, ekspresi atau hal lain yang menyangkut dunia olahraga.

g) Science and Technology Photo

Science and Technology Photo adalah foto yang diambil berkaitan dengan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Foto – foto yang diambil seputar objek penelitian maupun hasil uji coba ilmiah yang didapat dari dunia tersebut.

h) Art and Culture Photo

Art and Culture Photo adalah foto yang menampilkan cirri khas budaya dan tradisi dari suatu daerah. Nilai utamanya adalah keunikan dari budaya yang diangkat atau yang difoto.

i) Social and Environment Photo

Social and Environment adalah foto tentang kehidupan sosial masyarakat serta

lingkungan tempat tinggal masyarakat.

(28)

3.1.4.2. Tinjauan Fotografi Berdasar Sifat dan Fungsi a. Foto sebagai Hiburan

Foto sebagai hiburan ini sifatnya pribadi bagi pembuatnya. Tujuannya hanya untuk hiburan saja.

b. Foto sebagai Ekspresi Diri

Foto dengan tujuan ekspresi diri, fungsinya sama dengan fotografi seni.

c. Foto untuk Keperluan Promosi

Foto ini digunakan untuk keperluan promosi, fungsinya sama dengan fotografi komersial.

d. Foto sebagai Media Informasi

Foto sebagai media informasi memiliki arti bahwa sebuah foto digunakan untuk memberikan informasi maupun berita bagi yang melihatnya.

e. Foto Dokumentasi

Foto dokumentasi adalah foto yang digunakan untuk pengumpulan bukti-bukti atau keterangan - keterangan tentang suatu peristiwa (Nugroho 104).

3.1.4.3. Tinjauan Fotografi Berdasarkan Teknik

Dalam teknik fotografi ada beberapa teknik yang sering dipakai terutama dalam fungsinya memberikan nilai seni dalam sebuah buku.

a. Panning

Panning adala teknik fotografi yang dilakukan dengan cara mengikuti subyek yang akan difoto. Efek yang dihasilkan, subyek yang diikuti akan tampak tajam dan latar belakangnya blur serta efek geraknya terekam (Nugroho 243).

b. Freezing

Freezing adalah teknik fotografi untuk mendapatkan objek yang bergerak dengan kecepatan tinggi. Sehingga gambar yang diperoleh tampak tajam, walaupun saat pengambilan, objek bergerak.

c. Blurring

Blurring adalah teknik untuk mendapatkan gambar yang kabur karena gerakan

yang disengaja saat pemotretan tujuannya untuk mendapatkan kesan benda yang

bergerak. (Nugroho 41).

(29)

d. Ruang Tajam Sempit

Adalah teknik pengambilan gambar untuk menimbulkan kesan fokus pada benda yang dijadikan sebagai objek utama. Sedangkan objek lainnya tidak nampak.

e. Ruang Tajam Luas

Ruang Tajam Luas adalah teknik untuk menghasilkan gambar atau foto yang seluruhnya nampak tajam. Teknik ini digunakan untuk memberikan informasi dan bersifat jurnalistik.

f. Silhouette

Silhouette adalah teknik foto dengan cara benda difoto berada atau membelakangi sumber cahaya atau intensitas cahaya yang lebih kuat dibanding dengan intensitas cahaya yang terpantul dari permukaan benda itu sendiri. Efeknya adalah gambar atau foto yang dihasilkan menjadi datar, kehilangan segala bentuk relief, motif dan sebagainya. Namun, menampilkan visi yang polos dengan garis tepi yang tegas dalam bentuk bidang positif berwarna hitam (Nugroho 298).

g. Zooming

Zooming adalah teknik penciptaan efek gerak memusat, dimana objek sentralnya terlihat jelas dengan latar belakang sekeliling merupakan garis - garis yang menyebar keluar ke segala sudut (Nugroho 360).

3.2. Konsep Kreatif Perancangan Buku 3.2.1. Khalayak Sasaran

Perancangan buku ini berdasarkan dengan karakteristik target audiensnya. Adapun target audiensnya adalah sebagai berikut :

1. Target Audiens Primer

• Demografis

Usia : 25-50 tahun

Jenis kelamin : Wanita

Pekerjaan : Ibu rumah tangga, wiraswasta (pengusaha) Pendidikan : min S1

Kelas sosial : Menengah keatas, atas

Kewarganegaraan : WNI (Warga Negara Indonesia)

(30)

• Geografis

Wilayah : Pulau Jawa

Karakteristik : Perkotaan

• Psikografis

Kepribadian : Orang yang peduli pada kesehatan. Selain itu juga suka membaca, suka mengoleksi buku, memiliki ketertarikan terhadap pengobatan tradisional dan suka mencoba sesuatu hal yang baru.

• Behavioral

Manfaat : Menambah wawasan dan referensi Tahap pembelian : Membutuhkan dan tertarik

Sikap : Antusias positif

2. Target Audiens Sekunder

• Demografis

Usia : 18-55 tahun

Jenis Kelamin : Pria dan wanita Pekerjaan : Mahasiswa, pegawai Pendidikan : SMP, SMA dan S1

Kelas sosial : Kelas menengah dan menengah keatas Kewarganegaraan : WNI

• Geografis

Wilayah : Indonesia

Karakteristik : Perkotaan

• Psikografis

Kepribadian : Suka membaca, suka mengoleksi buku, suka mencoba hal baru, menyukai pengobatan tradisional.

• Behavioral

Manfaat : Menambah referensi dan wawasan Tahap pembelian : Tertarik

Sikap : Antusias positif

(31)

3.2.2. Tujuan Kreatif

Tujuan kreatif dalam pembuatan buku panduan pengolahan rempah- rempah obat adalah memberikan informasi dan menambah pengetahuan mengenai pengungkapan fakta-fakta baru tentang rempah- rempah itu sendiri beserta kandungan-kandungan kimia yang dihasilkan oleh rempah-rempah tersebut senagai jaminan dalam hal pengobatan dan cara mengolah rempah-rempah tersebut menjadi obat. Pembuatan buku ini sangat mendukung dan membantu pembaca, mengingat saat ini minat masyarakat terhadap pengobatan tradisional (back to nature) semakin banyak.

3.2.3. Strategi Kreatif

Dalam pencapaian tujuan perancangan buku panduan pengolahan rempah-rempah menjadi obat, maka diperlukan strategi kreatif dimana dalam perancangan buku ini menampilkan proses pengolahan rempah-rempah tersebut menjadi sebuah obat. Selain itu beberapa hal yang akan menjadi strategi meliputi : a) Dominasi unsur visual sebagai elemen dan daya tarik utama serta teks

yang menggambarkan kondisi dari visual yang ditampilkan.

b) Visual yang ditampilkan merupakan murni fotografi tanpa ada penggunaan efek berlebihan dari software pengolah foto dalam hal ini adalah Adobe Photoshop kecuali adjusting warna terhadap monitor dan printer. Selain itu juga akan ditampilkan beberapa ilustrsi sebagai pendukung.

c) Gaya bahasa penuturan yang ada menggunakan gaya bahasa naratif informatif dengan maksud mempermudah audiens untuk dapat menangkap makna dari teks dan visual serta gaya bahasa persuasif dengan maksud mengajak, membimbing dan mengarahkan audience.

3.3. Konsep Rancangan Buku 3.3.1. Judul Rancangan Buku

Judul buku panduan tentang pengolahan rempah-rempah obat adalah

“Rempah-Rempah Aromatik Solusi Kesehatan”

(32)

3.3.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan perancangan buku ini adalah:

a. Memberikan informasi mengenai pengetian rempah-rempah

b. Memberikan informasi mengenai berbagai macam rempah-rempah, kandungan kimia beserta cara pengolahannya sebagai obat tradisional.

3.3.3. Bentuk Penyajian dan Variasi Tampilan

Buku ini menyajikan tentang rempah-rempah sebagai salah satu alternatif pengobatan tradisional, dimana dalam buku ini akan diungkapan fakta-fakta baru mengenai fungsi rempah-rempah sebagai obat berdasarkan pada penelitian- penelitian sampai saat ini. Selain itu, juga akan menampilkan proses pengolahan rempah-rempah sebagai obat melalui visualisasi dengan teknik fotografi dan sedikit ilustrasi sebagai bentuk variasi.

Untuk teknik fotografi menggunakan kamera Digital Single Lens Reflex (D-SLR). Gambar yang akan diambil adalah obyek rempah-rempah maupun beberapa foto tanaman rempah-rempah untuk menunjukkan kesan alami.

Berdasarkan sifat dan fungsinya, teknik fotografi ditujukan sebagai media informasi, yaitu digunakan untuk memberikan informasi maupun berita bagi yang melihatnya.

Untuk tampilan layoutnya, menggunakan konsep simplicity dengan penggunaan white space dengan tujuan lebih simple dan elegan. Untuk penempatan foto dan teks dibuat sedemikian rupa sehingga tidak tampak membosankan.

Pewarnaan yang dipilih adalah warna hijau yang memberi kesan segar, kesejukan, kealamian, kesehatan dan ketenangan, warna putih yang memberi kesan bersih, dan beberapa warna yang disesuaikan dengan masing-masing rempah.

3.3.4. Jumlah Seri

Buku hanya dibuat dalam satu seri saja, dengan penggunaan bahasa

Indonesia yang baik dan benar.

(33)

3.3.5. Ukuran dan Jumlah Halaman

Buku ini disajikan dalam ukuran persegi 20 x 20 cm dengan jumlah halaman 151 halaman.

3.4. Konsep Dasar Gaya Desain

Konsep buku ini menggunakan gaya desain simplicity, dengan penggunaan white spice. Selain itu, juga menggunakan grid layout mengingat buku panduan yang berfungsi memandu pembaca, sehingga dipilih desain yang simple.

3.5. Konsep Warna

Konsep warna yang digunakan adalah penggunaan warna hijau, putih dan beberapa warna yang disesuaikan dengan warna pada masing-masing rempah.

Penggunaan warna hijau digunakan pada tampilan cover dan pada warna baju yang dikenakan oleh ilustrasi pendukung tokoh pria. Warna hijau dipilih karena ingin memberikan kesan kesejukan dan kealamian yang menunjukkan kealamian rempah-rempah yang dapat diolah menjadi obat yang sehat dan tanpa bahan- bahan kimia. Selain itu, warna hijau juga memberi kesan kesehatan yang berkaitan dengan rempah-rempah obat yang dapat memberikan solusi sebuah kesehatan.

Sedangkan penggunaan warna biru digunakan pada warna baju yang dikenakan oleh tokoh ilustrasi pendukung tokoh wanita. Warna biru dipilih karena ingin memberikan kesan kebersihan, pendidikan, pengetahuan dan teknologi yang menunjukkan bahwa berdasarkan penelitian, rempah-rempah tersebut memang memiliki kandungan-kandungan kimia alami yang memiliki potensi untuk menyembuhkan dan mencegah penyakit.

Penggunaan warna putih yang digunakan sebagai warna background dan ditempatkan di halaman spread awal pada tiap rempah yang dibahas. Hal itu dimasudkan karena pada halaman awal tersebut, ditampilkan visual berupa foto rempah tersebut. Dengan adanya background putih tersebut, maka dapat ditonjolkan sisi visualisasi foto tersebut (sebagai point of view).

Selain itu, juga menggunakan warna-warna yang diambil dan disesuaikan dengan

warna dari masing-masing rempah.Warna-warna tersebut ditempatkan pada

(34)

halaman spread berikutnya sebagai tanda bahwa halaman tersebut masih membahas rempah-rempah yang sama dari halaman sebelumnya. Untuk penggunaan warna juga disesuaikan dengan kekontrasan tulisan atau teks tersebut.

Jika kurang kontras dan kurang terbaca, maka tingkatan warna yang digunakan akan diturunkan sampai teks tersebut terbaca, dan jika teks masih belum dapat terbaca dengan baik, maka penggunaan warna teks yang akan diubah menjadi warna putih.

3.6. Teknik pengerjaan

Untuk teknik pengerjaannya menggunakan teknik fotografi menggunakan kamera Digital Single Lens Reflex (D-SLR). Gambar yang akan diambil adalah obyek rempah-rempah dan beberapa obyek tanaman rempah- rempah untuk menunjukkan kesan alami. Pemotretan yang diambil adalah pemotretan outdoor dan indoor. Untuk pemotretam outdoor menggunakan cahaya dari sinar matahari (day light). Sedangkan pemotretan indoor menggunakan alat bantu flash. Obyek yang akan diambil pada pemotretan outdoor adalah tanaman rempah-rempah yang masih alami. Sedangkan obyek yang diambil pada pemotretan indoor adalah rempah-rempah yang sudah siap pakai berbentuk utuh, butiran atau bubuk halus.

Selain itu, juga akan menggunakan teknik gambar ilustrasi yang ditujukan sebagai ilutrasi pendukung dan teknik tracing guna menciptakan obyek yang menyerupai aslinya dan lebih variatif.

3.7. Konsep Font 3.7.1. Font Judul

Typeface yang dipilih untuk penempatan judul menggunakan jenis Sans Serif dan Script. Pemilihan jenis Sans Serif dimaksudkan karena jenis huruf tersebut memiliki kelebihan mudah terbaca, sederhana dan memberi kesan simple.

Pemakaian huruf Sans Serif dimaksudkan memberi kesan yang dinamis, kuat dan

tegas. Pemakaian jenis Sans Serif menggunakan huruf Pristina yang terletak pada

judul dalam pemakaian kata “Rempah-Rempah Aromatik”.

(35)

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z a b c d e f g h I j k l m n o p q r s t u v w x y z

1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 . , ! ? ( ) + -

Gambar 3.4. Huruf jenis Pristina

Sedangkan pemilihan jenis font Script dimaksudkan untuk memberi kesan elegan,unik, flexible dan indah. Penempatan font Script diletakkan pada kata “Solusi Kesehatan”. Dimana dalam hal ini, dimaksudkan untuk menawarkan secara halus kepada pembaca tentang adanya sebuah solusi kesehatan yang dapat diperoleh dari kata “Rempah-Rempah Aromatik”. Penggunaan font yang dipilih dalam kata “Solusi Kesehatan” adalah jenis font Vivaldi.

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

a b c d e f g h I j k l m n o p q r s t u v w x y z 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 . , ! ? ( ) + -

Gambar 3.5. Huruf jenis Vivaldi

3.7.2. Font Teks Narasi

Pada bagian isi buku menggunakan jenis huruf Sans Serif. Mengingat

yang dibuat adalah buku panduan yang bersifat memandu pembaca, maka jenis

huruf Sans Serif sangat cocok untuk dipilih, karena jenis huruf tersebut memiliki

bentuk yang tidak formal dan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi. Huruf

yang dipilih adalah huruf Myriad Pro yang memberi kesan simple dan sederhana.

(36)

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z a b c d e f g h I j k l m n o p q r s t u v w x y z

1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 . , ! ?

Gambar 3.6. Huruf jenis Myriad Pro

Gambar

Gambar 3.1. Lingkaran Warna  Sumber : Encyclopedia Britannica
Gambar 3.2. George Eastman  Sumber : www.kodak.com
Gambar 3.3. Contoh hasil pemotretan X-Ray  Sumber : Britannica Encyclopedia

Referensi

Dokumen terkait

Buku cerita rakyat bergambar ini dimaksudkan untuk menambah sumber bacaan bagi anak-anak TK di Indonesia dengan menghadirkan sebuah buku yang sanggup meningkatkan pengetahuan

Maksud dan tujuan komik ini dibuat adalah untuk menyampaikan isi pesan Alkitab yang terdapat dalam kitab 1 Samuel 8-14, yang banyak berkisah tentang raja Saul sebagai seorang

Konflik utama cerita pada novel grafis ini adalah tentang perjalanan hidup seorang wartawan yang berusaha untuk meliput dan lalu menulis berita aktual dari berbagai

Tujuan kreatif dari perancangan buku panduan tersebut adalah untuk memberikan panduan dan informasi baru tentang digital art dan tutorial penggabungan antara fotografi dan

Tema perancangan buku ini adalah catatan kisah hidup Solomon Tong yang mendedikasikan hidupnya untuk musik klasik, beserta latar belakang, proses dan hasil kerjanya

− Gaya desain Realisme akan juga dipakai dalam Buku Ilustrasi ini untuk lebih menggambarkan inti pesan dan cerita dalam lirik lagu yang ada, Selain itu juga agar lebih

Tujuan dari perancangan ini adalah untuk merancang buku dan media promosi tentang kesenian tari tradisioanl khas Kabupaten Lumajang dengan menunjukkan karakter,

tipografi dan ilustrasi berupa foto tata produk dengan teknik yang benar dapat merealisasikan tampilan visual buku yang eksklusif dan lebih menarik. Tidak hanya untuk