• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah 2.1.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah salah satu Kabupaten dari 22 Kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Secara administratif Kabupaten Timor Tengah Selatan terdiri dari 32 Kecamatan, 12 Kelurahan dan 266 Desa, dengan luas wilayah 3.995,56 Km².

Batas-batas wilayah administratif Kabupaten TTS adalah :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Timor Tengah Utara  Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Timor

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Malaka  Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kupang

Secara rinci nama kecamatan, jumlah desa/kelurahan, luas wilayah kecamatan dan persentase luas wilayah kecamatan dari luas wilayah kabupaten disajikan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1.

Nama kecamatan, jumlah desa/kelurahan, luas wilayah kecamatan dan persentase luas wilayah kecamatan

No Kecamatan Jumlah Desa/Kelurahan Luas (Km 2) Presentase Luas (%) 1 Mollo Utara 18 208,22 5,26 2 Fatumnasi 5 198,65 5,02 3 Tobu 8 98,89 2,50 4 Nunbena 6 134,49 3,40 5 Mollo Selatan 7 147,18 3,72 6 Polen 11 250,29 6,33 7 Mollo Barat 6 165,14 4,18 8 Mollo Tengah 5 99,69 2,52 9 Kota SoE 13 28,08 0,71 10 Amanuban Barat 8 114,30 2,89 11 Batu Putih 7 102,32 2,59 12 Kuatnana 8 141,22 3,57 13 Amanuban Selatan 10 326,01 8,24 14 Noebeba 7 186,02 4,70 15 Kuanfatu 13 136,52 3,45 16 Kualin 8 195,84 4,95 17 Amanuban Tengah 11 87,71 2,22 18 Kolbano 8 108,70 2,75 19 Oenino 11 154,96 3,92 20 Amanuban Timur 10 149,26 3,77 21 Fautmolo 7 46,34 1,17 22 Fatukopa 7 65,59 1,66 23 KiE 13 162,78 4,12 24 Kot’olin 8 58,94 1,49

(2)

No Kecamatan Jumlah Desa/Kelurahan Luas (Km 2) Presentase Luas (%) 25 Amanatun Selatan 13 82,64 2,09 26 Boking 7 94,58 2,39 27 Nunkolo 9 69,09 1,75 28 Noebana 5 49,63 1,25 29 Santian 5 48,17 1,22 30 Amanatun Utara 9 105,84 2,64 31 Toianas 9 103,95 2,63 32 Kokbaun 6 34,32 0,87 Jumlah 278 3.995,56 100

Sumber : TTS Dalam Angka

Data pada tabel 2.1 menunjukan bahwa kecamatan yang terluas adalah kecamatan Amanuban Selatan yang memiliki 10 desa dengan luas wilayah adalah 326,01 Km2 (8,24%), sedangkan kecamatan terkecil adalah kecamatan Kota SoE dengan 11 kelurahan dan 2 desa seluas 28.080 Km2 (0,71%). Kecamatan dengan jumlah desa/kelurahan terbanyak adalah kecamatan Mollo Utara yaitu sebanyak 18 desa, sedangkan kecamatan dengan jumlah desa terkecil adalah kecamatan Fatumnasi, Mollo Tengah, Noebeba dan Santian, masing-masing memiliki 5 desa.

(3)

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Timor Tengah Selatan

(4)

2.1.1.2. Letak dan Kondisi Geografis

Secara geografis Kabupaten Timor Tengah Selatan terletak diantara : 9º 28, 13" - 10º 10, 26" LS dan 120º 04,00" - 124º 04, 00" BT. Kabupaten

Timor Tengah Selatan juga dekat dengan Kota Kupang sebagai Ibu Kota Provinsi, di samping itu juga berdekatan dengan Kota Malaka, Kota Atambua, Kota Kefamenanu dan Kota Oelamasi sebagai Kota terdepan menuju Negara Timor Leste.

2.1.1.3. Topografi

Topografi umumnya menyuguhkan relief dan identitas suatu bentuk bentang lahan (landform) yang dikelompokan atau ditentukan berdasarkan perbedaan ketinggian/elevasi (altitude) dari permukaan laut (dpl). Kondisi topografi wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan meliputi daerah pegunungan, dataran tinggi dan dataran rendah termasuk daerah pantai. Visualisasi kondisi topografi Kabupaten Timor Tengah Selatan disajikan pada gambar 2.2.

(5)

Gambar 2.2

Peta Elevasi Kabupaten Timor Tengah Selatan

(6)

Peta elevasi pada gambar 2.2 menunjukan bahwa wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan terletak pada ketinggian yang beragam dari permukaan laut (dpl) dengan perincian :

1. Ketinggian 0 – 500 m dpl meliputi Kecamatan Mollo Barat (Desa Salbait, Fatukoko, Besana, Oe’uban dan Koa), Mollo Selatan (desa Tuasene, Kesetnana, Bisene), Batuputih (desa Oebobo, Tupan, Oehela, Hane, Boentuka), Fatukopa (Desa Nunfutu, Taebone, Besnam, Fatukopa), Amanuban Selatan, kecamatan Kualin (desa Kiufatu, Tuafanu, Kualin, Oni, Toineke, Nunusunu) kecamatan Noebeba (desa Naip, Oe’ekam), kecamatan Amanuban Timur, kecamatan Boking, kecamatan Amanatun Utara, kecamatan Toianas, kecamatan Mollo Utara (desa Nefokoko), kecamatan Polen (desa Balu dan Puna), kecamatan Santian (desa Manufui, Poli, Naifatu) kecamatan Kuatnana (desa Tubmonas) kecamatan Noebana (desa Fatumnasi, Noebana dan Mella) kecamatan Oenino (desa Oenino, Pene Utara, Noenoni, Niki-niki Un, dan Abi) kecamatan Kolbano (desa Kolbano, Oetuke, Noesiu dan Pene Selatan), kecamatan Kotolin (desa Hoibeti, Nualunat, dan Panite) kecamatan Kuanfatu (desa Basmuti dan Kelle), kecamatan Amanatun Selatan (desa Lanu), kecamatan Kokbaun (desa Niti, Sapnala dan O’baki), kecamatan Nunkolo (desa Op dan Nunkolo);

2. Ketinggian 501 – 1000 m meliputi kecamatan Mollo Utara (desa Halme, Lelobatan, Bosen, Netpala, O’besi, Taetop, Leloboko, Kokfeu, Tofen), kecamatan Mollo Tengah (desa Pika, Binaus dan Oe’ekam), kecamatan Mollo Selatan (desa Biloto, Bikekneno dan Oinlasi), kecamatan Fatumnasi (desa Nenas), kecamatan Tobu (desa Tobu, Bestobe dan Huetalan), Kecatamatan Kota SoE, kecamatan Batuputih (desa Tuakole dan Benlutu), kecamatan Polen, kecamatan Amanuban Barat (desa Tubuhue, Haumenbaki, Mnelalete, Tublopo, Pusu, Nulle, Nusa dan Nifukani), kecamatan Kuatnana (desa Enonetes, O’Of, Naukae, Tetaf, Supul, Lakat dan Oe’ue), kecamatan Amanuban Tengah, kecamatan Oenino (desa Neke dan Hoi), kecamatan KiE, kecamatan Nunbena, kecamatan Santian (desa Santian dan Nenotes), kecamatan Noebana (desa Suni), kecamatan Kolbano (desa Se’I, Nununamat, Ofu, Haonobenak, Pana, Oeleu dan Babuin), kecamatan Fautmolo (desa Nunuhkniti, Sillu, Kaeneno, Oeleon, Tunis, Bileon dan Besleu), kecamatan Kot’olin (desa Nunbena, Fatuat, Bineno dan Obibi), kecamatan Amanuban Timur (desa Pisan), kecamatan Kuanfatu (desa Olais, Kusi, Kelle, Tunan, Oebo, Taupi, Lasi dan Kakan), kecamatan Noebeba (desa Fatutnana, Teas, Oepliki,

(7)

Oebaki dan Enonabuasa), kecamatan Amanatun Selatan, kecamatan Amanatun Utara (desa Nasi), kecamatan Kokbaun (desa Benahe, Lotas dan Kol’oto), kecamatan Toianas, kecamatan Nunkolo (desa Saenam, Nenoat, Fat, Sahan, Hoineno dan Haumeni);

3. Ketinggian 1.001 – 1.500 m dpl meliputi kecamatan Fatumnasi (desa Nuapin), kecamatan Mollo Utara (desa Eon’besi, Fatukoto, Bijaepunu, To’manat, Tunua, Ajoibaki, Sebot, dan Lusmollo), kecamatan Tobu (desa Tutem, Tune, Sau’balan dan Bonleu), kecamatan Mollo Tengah (desa Nekemunifeto dan Kualeu), kecamatan KiE (desa Fatu’ulan), kecamatan Amanatun Selatan (desa Fatulunu, Kualeu dan Nunleu), kecamatan Nunkolo (desa Putun);

4. Ketinggian 1501 – 2000 m dpl meliputi kecamatan Fatumnasi (desa Fatumnasi dan Kuanoel).

2.1.1.4. Geologi

Secara geologi kabupaten Timor Tengah Selatan memiliki jenis batuan sebagai berikut :

1. Batuan sedimen; merupakan hasil pengendapan larutan jenuh, batuan dan fragmen mineral dan sisa-sisa bahan organik yang mati sebagai akibat dari perubahan kondisi fisik atau pengaruh kegiatan organisme yang hidup di dalamnya. Batuan sedimen terdiri dari batuan gamping, kalisutit, batu pasir, lanau, serpih dan lempung.

2. Batuan beku; merupakan batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras dengan atau tanpa proses kristalisasi baik di bawah permukaan sebagai batuan instrusif maupun di atas permukaan bumi sebagai ekstrutif. Batuan beku terdiri dari batuan ultra dan diorite. 3. Batuan malihan/metamorf; merupakan batuan yang terbentuk dari proses

metamorfisme batuan-batuan sebelumnya karena perubahan temperatur dan tekanan. Batuan malihan/metamorf terdiri dari batu sabak, filit, sekis, amfibolit dan granolith.

Selanjutnya sebaran jenis batuan per kecamatan disajikan pada peta geologi Gambar 2.3

(8)

Gambar 2.3. Peta Geologi Kabupaten Timor Tengah Selatan

(9)

Peta pada gambar 2.3 menunjukan bahwa batuan sedimen berada pada dataran rendah termasuk pinggiran sungai dan danau yang meliputi kecamatan Mollo Selatan, Mollo Tengah, Amanuban Barat, Amanuban Timur dan Polen. Struktur batuan sedimen ini tidak teratur dan mudah bergerak sehingga merupakan salah satu penyebab terjadinya longsor. Batuan beku umumnya berada pada daerah perbukitan, terdapat di kecamatan Fatumnasi dan Tobu. Sedangkan batuan malihan secara umum tersebar di semua kecamatan.

Batuan-batuan tersebut diatas juga merupakan bagian dari formasi-formasi geologi yang secara regional membentuk Pulau Timor.

2.1.1.5. Hidrologi

Hidrologi merupakan kondisi air, pergerakan air, dan kualitas air dipermukaan bumi yang ditujukan untuk kesejahteraan hidup manusia. Selengkapnya kondisi Hidrologi Kabupaten Timor Tengah Selatan disajikan pada Gambar 2.4.

(10)

Gambar 2.4. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Timor Tengah Selatan

(11)

Peta pada gambar 2.4 menunjukan bahwa dalam wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan terdapat 2 Daerah Aliran Sungai (DAS) besar yaitu DAS Mina dan DAS Benain serta 6 DAS kecil yaitu DAS Fail, DAS Muke, DAS Siu, DAS Tuke, DAS Menu, DAS Tumutu. DAS Mina memiliki tangkapan air seluas 273.300 Ha dan memiliki aliran utama yaitu sungai Noelmina sepanjang 97 km, melewati kecamatan Batuputih, Amanuban Selatan, Fatumnasi, Mollo Barat, Mollo Tengah, Mollo Selatan, Mollo Utara, Nunbena; Sedangkan DAS Benain memiliki tangkapan seluas 97.750 Ha dengan aliran utamanya adalah sungai Benanain sepanjang 135 km, melewati kecamatan Oenino, Polen, Amanuban Timur, Fatukopa, Amanatun Utara, Kokbaun, Toianas, Boking, Kota SoE, Kuatnana, Amanuban Tengah, KiE, Fautmolo; DAS Fail melewati kecamatan Nunbena; DAS Siu melewati kecamatan Kolbano; DAS Tuke melewati kecamatan Kot’olin; DAS Menu melewati kecamatan Nunkolo, Boking dan Amanatun Selatan; DAS Tumutu melewati kecamatan Santian, Noebana dan Toianas, DAS Muke melewati kecamatan Kualin, Kuanfatu dan Noebeba.

2.1.1.6. Klimatologi

Berdasarkan kondisi klimatologi, maka Kabupaten Timor Tengah Selatan memiliki iklim tropis, dimana musim hujan berlangsung dalam durasi sangat pendek yaitu 4 bulan dimulai dari bulan nopember sampai dengan februari dengan tinggi curah hujan mencapai 700 mm, sedangkan musim kemarau durasinya sangat panjang yaitu 8 bulan. Pada musim hujan suhu udara dapat mencapai titik terendah yaitu 15oC. Sedangkan pada musim kemarau yang umumnya terjadi pada bulan Maret sampai bulan Oktober, suhu udara rata-rata meningkat yaitu 34oC.

Kondisi curah hujan tahunan tertinggi yang terjadi di kabupaten Timor Tengah Selatan bervariasi antar wilayah sejak Januari sampai Desember. Selengkapnya rincian bulan penghujan dengan intensitas tertinggi dan cakupan wilayah terlihat pada tabel 2.2

Tabel 2.2. Bulan Penghujan dengan Intensitas Curah Hujan Tertinggi Per kecamatan di Kabupaten Timor Tengah Selatan

No Bulan

Penghujan

Intensitas

tertinggi/mm Cakupan Wilayah

1 Januari 650 -700 Amanuban Barat 200 -250 Noebeba

2 Februari 400 -450 Amanatun Selatan 3 Maret 650 -700 Fatumnasi, Tobu, Polen

4 April

-5 Mei

(12)

-No Bulan Penghujan

Intensitas

tertinggi/mm Cakupan Wilayah

7 Juli

-8 Agustus

-9 September

-10 Oktober

-11 November

-12 Desember 450 – 500 Mollo Utara, Kuatnana, Batuputih, Amanuban Selatan, Kuanfatu, Kualin, Aanuban Tengah, Kolbano, Amanuban Timur, Fautmolo, Fatukopa, KiE, Kotolin, Boking, Nunkolo, Noebana, Santian, Amanatun Utara, Toianas, Kokbaun

600 – 650 Nunbena, Mollo Selatan, Mollo Tengah, Oenino

650 -700 Fatumnasi, Tobu, Polen, Mollo Barat, Kota SoE, Amanuban Barat

Sumber : Hasil Kajian : Swadaya Konsultan, Yayasan Mitra Tani Mandiri & ITB Tahun 2014

Tabel 2.2 menunjukan bulan penghujan dengan kondisi curah hujan tertinggi yang terjadi pada setiap kecamatan pada tahun 2014 bervariasi. Untuk kecamatan Amanuban Barat curah hujan tertinggi terjadi pada bulan januari dengan intensitas 650 – 700 mm demikian juga untuk kecamatan Noebeba curah hujan tertinggi terjadi di bulan Januari namun intensitasnya hanya mencapai 200 s/d 250 mm, sedangkan untuk kecamatan Fatumnasi, Tobu, Polen intensitas curah hujan tertinggi sebesar 650-700 mm terjadi pada bulan Maret dan Desember. Untuk Kecamatan Nunbena, Mollo Selatan, Mollo Tengah, Oenino curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember dengan intensitas 600 s/d 650 mm. Sedangkan pada kecamatan Mollo Utara, Kuatnana, Batuputih, Amanuban Selatan, Kuanfatu, Kualin, Amanuban Tengah, Kolbano, Amanuban Timur, Fautmolo, Fatukopa, KiE, Kot’olin, Boking, Nunkolo, Noebana, Santian, Amanatun Utara, Toianas dan Kokbaun curah hujan tertingginya hanya mencapai 450 s/d 500 mm yang juga terjadi pada bulan Desember.

2.1.1.7. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan adalah fungsi dominan yang tampak atau ditetapkan pada suatu kawasan. Berdasarkan analisa citra satelit (ALOS 2011), penggunaan lahan di kabupaten Timor Tengah Selatan disajikan pada gambar 2.5.

(13)

Gambar 2.5. Peta PenggunaanLahan

(14)

Peta Penggunaan Lahan (Land Use) pada Gambar 2.5 merupakan hasil analisis yang menunjukkan lokasi persebaran berbagai jenis penggunaan lahan dalam wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan antara lain pemukiman, perkebunan, tegalan, hutan dan sawah. Selengkapnya jenis penggunaan lahan, luas dan persentase luas lahan dapat dilihat pada tabel 2.3.

Tabel 2.3. Luas Penggunaan Lahan No. Jenis Penggunaan

Lahan Luas (ha) Persentase Luas Lahan

1. Pemukiman 7.208,37 1,80 2. Perkebunan 18.965,17 4,75 3. Tegalan/ladang 58,510,07 14,64 4. Hutan 36.174,96 9,05 5. Hutan bakau 1.667,77 0,42 6. Sawah irigasi 2.548,55 0,64

7. Sawah tadah hujan 918,73 0,23

8. Rawa 951,79 0,24 9. Sungai/danau 6.790,61 1,70 10. Pasir endapan 35,56 0,01 11. Pasir pantai 37,56 0,01 12. Pasir pasut 0,09 0,00 13. Batu cadas 192,26 0,05 14. Rumput/tanah kosong 14.679,57 3,67 15. Semak belukar 250.883,80 62,79 Jumlah 399.564,30 100

Sumber : Bappeda Analisis Satelit, 2014

Data pada tabel 2.3 menunjukan bahwa jenis penggunaan lahan terbesar adalah untuk tegalan/ ladang seluas 58,510,07 ha (14,64%), diikuti oleh kawasan hutan seluas 36.174,96 ha (9,05%) dan perkebunan seluas 18.965,17 ha (4,75%), setelah dianalisis diketahui bahwa lahan yang telah digunakan baru meliputi 132.784,20 Ha (33,23%) dari luas pemanfaatan lahan, sedangkan sebagian besar lahan masih merupakan semak belukar dengan luas 250.883,80 ha (62,79%) dan rumput/tanah kosong seluas 14.679,57 ha (3,67%).

2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah

Potensi pengembangan wilayah di kabupaten Timor Tengah Selatan sebagaimana tertuang dalam Perda No. 10 tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Timor Tengah Selatan periode 2012-2032 terbagi dalam 3 (Tiga) aspek yaitu pengembangan struktur ruang, pengembangan pola ruang dan pengembangan kawasan strategis kabupaten. Rincian potensi pengembangan dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional.

(15)

Pengembangan wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan dari aspek struktur ruang meliputi :

- Sistem kegiatan kabupaten

- Sistem Jaringan Prasarana utama - Sistem jaringan prasarana lainnya

b. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.

Pengembangan wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan dari aspek pola ruang meliputi :

- Kawasan Lindung - Kawasan Budidaya b.1. Kawasan Lindung

Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan.

Kawasan lindung Kabupaten Timor Tengah Selatan, meliputi :

1. Kawasan hutan lindung : kawasan hutan lindung dengan luasan 54.973,74 Ha terdapat di kecamatan Fatumnasi, Nunbena, Mollo Utara, Amanuban Barat, Noebeba, Amanuban Tengah, Batuputih, Kuanfatu, Kualin, Mollo Selatan, Kota SoE, Boking, Amanuban Selatan, Amanuban Timur, Santian, Toianas, Fatukopa, Mollo Barat dan Mollo Tengah;

2. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahnya: Kawasan resapan air Mutis terdapat di kecamatan Toianas, Amanatun Utara, Noebeba, Boking, Amanatun Selatan, KiE, Kot’olin, Kolbano, Nunkolo, Amanuban Selatan, Batuputih, Kota SoE, Tobu, Mollo Tengah, Fatumnasi dan Mollo Utara;

3. Kawasan perlindungan setempat: Meliputi kawasan sepandan pantai yang tersebar pada kecamatan dan desa di pantai selatan; kawasan sepandan sungai yang terdapat di wilayah sungai Benanain dan wilayah sungai Noelmina serta sungai kecil yang tersebar di setiap kecamatan; kawasan sekitar danau/waduk yang tersebar disemua kecamatan dan wilayah kabupaten; kawasan sekitar mata air tersebar disemua kecamatan dan wilayah kabupaten; kawasan ruang terbuka hijau perkotaan terdapat di 12 kecamatan dan 30 desa.

4. Kawasan suaka alam dan cagar budaya : meliputi kawasan marga satwa yaitu kawasan suaka marga satwa Ale Aisio di kecamatan Amanuban Selatan; kawasan cagar alam yaitu kawasan cagar alam Mutis Timau di kecamatan Fatumnasi dan kecamatan Tobu; kawasan cagar alam laut yaitu kawasan cagar alam laut di kecamatan Amanuban Selatan dan Kualin; kawasan pantai berhutan bakau terdapat di kecamatan

(16)

Amanuban Selatan, Kualin, Nunkolo, Kot’olin dan Boking; kawasan taman wisata alam meliputi kawasan pariwisata hutan Gunung Mutis kecamatan Fatumnasi, Air terjun Oehala di kecamatan Mollo Tengah, Pantai Kolbano di kecamatan Kolbano, Pantai Oetune di kecamatan Kualin dan Taman rekreasi Bu’at di kecamatan Mollo Selatan; kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan meliputi kawasan kampung tradisional Boti di kecamatan KiE dan pusat kerajaan Amanuban, Mollo dan Amanatun.

5. Kawasan rawan bencana alam : kawasan rawan bencana alam meliputi kawasan rawan tanah longsor yang tersebar di wilayah kabupaten; kawasan rawan banjir yang tersebar di wilayah kabupaten dan kawasan rawan gelombang pasang yang meliputi kecamatan disepanjang pantai selatan yaitu kecamatan Amanuban Selatan, Kualin, Kot’olin, Kolbano, Nunkolo, Boking dan Toianas.

6. Kawasan lindung geologi : kawasan lindung geologi meliputi kawasan cagar alam geologi yaitu kawasan bentang alam Fatukopa di kecamatan Fatukopa; kawasan rawan bencana geologi meliputi kawasan rawan gempa bumi terdapat di kecamatan Mollo Barat, Mollo Utara, Mollo Tengah, Mollo Selatan dan Batuputih; kawasan rawan Tsunami terdapat di kecamatan Kualin, Kolbano dan Amanuban Selatan; kawasan rawan abrasi terdapat di kecamatan Kualin, Kolbano dan Amanuban Selatan; kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah terdiri dari kawasan imbungan air tanah pada daerah sebaran batu gamping dan endapan alluvial terdapat di kecamatan Amanuban Timur, Amanuban Barat, Amanuban Selatan, Fatukopa, Polen, Kualin, Boking, Toianas, Fatumnasi, Mollo Tengah, Mollo Selatan dan Tobu; kawasan sepandan mata air.

b.2. Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan.

Kawasan budidaya di Kabupaten Timor Tengah Selatan, meliputi :

1. Kawasan Hutan Produksi: kawasan hutan produksi tetap dengan luasan kurang lebih 78.924,52 Ha terdapat di Kecamatan Polen, Kecamatan Oenino, Kecamatan Kuatnana, Kecamatan KiE, Kecamatan Amanuban Timur, Kecamatan Fautmolo dan Kecamatan Fatukopa. Kawasan hutan produksi terbatas dengan luasan kurang lebih 3.961,42 Ha terdapat di Kecamatan Kota SoE, Kecamatan Mollo Selatan dan Kecamatan Mollo Tengah.

2. Kawasan Peruntukan Pertanian : kawasan budidaya tanaman pangan dengan luasan kurang lebih 18.335 Ha yaitu indikasi kawasan lahan

(17)

pertanian pangan berkelanjutan terdapat di Kecamatan Polen,Toianas, Boking, Nunkolo, Kot’olin, Kolbano, Kualin, Amanuban Selatan, Batuputih, Mollo Selatan, Amanuban Timur, Fatukopa, Oenino dan Mollo Barat. Kawasan budidaya hortikultura dengan luasan kurang lebih 19.014 Ha terdapat di kecamatan Mollo Utara, Mollo Tengah dan Mollo Selatan. Kawasan budidaya perkebunan dengan luasan kurang lebih 85.817 Ha terdapat di Kecamatan Batuputih, Amanuban Selatan, Kuanfatu, Noebeba, Kualin, Kolbano, Kot’olin, Nunkolo, Boking, Santian, Kokbaun, Amanatun Utara, Fatukopa, Amanuban Timur, Oenino, Kuatnana, Polen, Mollo Tengah, Nunbena, Mollo Selatan dan Mollo Barat. Kawasan budidaya peternakan dengan luas kurang lebih 32.083 Ha meliputi peternakan besar dan peternakan kecil terdapat di Kecamatan Batuputih, Kuatnana, Oenino, Mollo Barat, Nunbena, Mollo Selatan, Polen, Tobu, Mollo Utara, Amanuban Barat, Mollo Tengah, Kualin, Noebeba, Amanuban Timur dan Amanuban Selatan.

3. Kawasan Peruntukan Perikanan meliputi : (1). Perikanan tangkap terdapat di sepanjang pantai selatan wilayah kabupaten sejauh 4 mil kearah laut, (2). Perikanan budidaya terdapat di desa Kualin dan desa Tuafanu kecamatan Kualin, desa Noinbila dan desa Oinlasi di kecamatan Mollo Selatan, desa Bena dan desa Linamnutu di kecamatan Amanuban Selatan, desa Boking kecamatan Boking, desa Kolbano kecamatan Kolbano, desa Kot’olin Kecamatan Kot’olin serta desa Nunkolo kecamatan Nunkolo, (3). Kawasan pengolahan ikan terdapat di Kecamatan mollo Selatan, Kualin, Amanuban Selatan, Boking, Kolbano, Kot’olin dan Nunkolo.

4. Kawasan Peruntukan Pertambangan meliputi : (1). Peruntukan pertambangan mineral potensinya tersebar di seluruh kecamatan, (2). Peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi terdapat di kecamatan Kualin, Kolbano, Amanuban Selatan, Kuanfatu, Kot’olin, Nunkolo, KiE, Noebeba, Amanuban Tengah dan Amanatun Selatan.

5. Kawasan peruntukan industri meliputi : (1). Industri pengolahan tanaman pangan terdapat di kecamatan Kota So’E dan kecamatan-kecamatan berada dalam kawasan agropolitan, (2). Industri tenun ikat terdapat di seluruh kecamatan.

6. Kawasan peruntukan pariwisata meliputi : (1). Pariwisata alam yaitu kawasan hutan gunung mutis terdapat di kecamatan Fatumnasi dan Tobu; kawasan air terjun Oehala terdapat di kecamatan Mollo Tengah; kawasan pantai Kolbano terdapat di kecamatan Kolbano; kawasan pantai Oetune terdapat di kecamatan Kualin, (2). Pariwisata budaya yaitu kawasan kampung adat Boti terdapat di kecamatan KiE; pusat-pusat kerajaan

(18)

Amanuban, Mollo dan Amanatun, (3). pariwisata buatan yaitu taman rekreasi Bu’at di kecamatan Mollo Selatan.

7. Kawasan peruntukan permukiman meliputi: (1) Kawasan permukiman perkotaan terdapat di 2 kelurahan dan 30 desa yang merupakan ibu kota kecamatan serta 10 kelurahan dalam wilayah Kecamatan Kota SoE, (2). Kawasan permukiman perdesaan terdapat di 198 desa.

8. Kawasan peruntukan lainnya meliputi : (1).Kawasan pertahanan dan keamanan yaitu:

a. Kompleks markas Komando Distrik Militer (KODIM) 1621 di Kecamatan Kota SoE;

b. Kompleks markas Kepolisian Resor (POLRES) Timor Tengah Selatan di Kecamatan Kota SoE;

c. Kompleks markas Komando Rayon Militer (Koramil) yang berada disetiap kecamatan; dan

d. Kompleks markas Kepolisian Sektor (POLSEK) yang berada di 14 kecamatan.

9. Kawasan peruntukan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil meliputi: (1). Pengelolaan sumber daya pesisir dan lautan memiliki wilayah daratan dan wilayah laut sejauh 4 (empat) mil laut, diukur dari garis pantai kearah laut lepas dan atau kearah perairan kepulauan; (2). Kewenangan daerah terhadap sumberdaya pesisir dan lautan meliputi kewenangan dalam eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan kekayaan laut, pengaturan kepentingan strative, pengaturan tata ruang dan penegakan yang menjadi wewenangnya; dan (3). Pengembangan potensi perikanan diwilayah pesisir didukung oleh adanya ekosistem seperti terumbu karang, padang lamun (seagrass) dan mangrove yang perlu dilestarikan.

b.3 Kawasan Strategis Kabupaten

Kawasan Strategis Kabupaten adalah bagian wilayah kabupaten yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting terhadap kepentingan ekonomi, sosial, budaya, dan atau kelestarian lingkungan.

Pengembangan kawasan strategis kabupaten Timor Tengah Selatan meliputi :

a. Kawasan strategis Provinsi terdiri dari :

1. Pertumbuhan ekonomi di kecamatan Kota SoE

2. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup : DAS Noelmina dan DAS Benanain.

b. Kawasan strategis Kabupaten

1. Kawasan Pertumbuhan ekonomi Terdiri dari :

(19)

- Kawasan agropolitan di Kecamatan Mollo Utara, Tobu, Mollo Selatan, Mollo Tengah, Polen, Kuatnana, Oenino, dan Amanuban Timur

- Kawasan minapolitan di Kecamatan Mollo Selatan, Amanuban Selatan,Kualin dan Boking

- Kawasan ketahanan pangan di kecamatan Amanuban Selatan - Kawasan Agro ekowisata di kecamatan Mollo Utara,

Fatumnasi,Mollo Selatan dan Mollo Tengah.

2. Kawasan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup di kecamatan Tobu, Fatumnasi, Amanuban Selatan dan Kualin.

3. Kawasan sosial budaya di kecamatan Fatukopa, KiE dan Kokbaun. 4. Kawasan Pertahanan dan Keamanan di kecamatan kolbano.

2.1.3. Wilayah Rawan Bencana

Secara geologis daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan merupakan salah satu wilayah yang rawan terhadap bencana alam. Ada beberapa jenis bencana yang berpotensi terjadi yaitu longsor, banjir, angin topan, gerusan dan kebakaran. Secara lengkap Peta Rawan Bencana Kabupaten Timor Tengah Selatan disajikan pada gambar 2.6

(20)

Gambar 2.6. Peta Rawan Bencana Kabupaten Timor Tengah Selatan

(21)

Peta rawan bencana pada gambar 2.6 menunjukan bahwa wilayah kecamatan maupun desa potensial terjadinya bencana adalah wilayah berpenghuni sehingga sangat rentan menjadi korban bencana setiap saat. Selanjutnya jenis bencana serta wilayah kecamatan dan desa potensial terjadi bencana disajikan pada tabel 2.4.

Tabel 2.4

Daerah Bencana Di Wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan No Jenis

Bencana

Lokasi

Kecamatan Desa

1. Longsor Fatumnasi, Mollo Utara, Kota SoE, Amanuban Barat, Noebeba, Kuatnana, Oenino, Amanuban Tengah, KiE, Kot’olin, Fautmolo, Amanuban Timur, Fatukopa, Amanatun Selatan, Amanatun Utara, Kokbaun, Boking, Toianas, Kuanfatu.

Nuapin, Nenas, Nefokoko, Ajaobaki, Tubuhue, Nifukani, Naukae, Neke, Napi, Nekmese, Belle, Fatuulan, Hoibeti, Nunukniti, Mnelaanen, Taebone, Besnam, Sunu, Nasi, Fotilo, Sapnala, Niti, Kol’oto, Meusin, Oeleu, Oinlasi, Netutnana, Noebesa, Nakfunu, Oelet, Kuatae, Naip, Oekiu

2. Banjir Batuputih, Amanuban Selatan, Kualin, Kolbano, Boking, Toianas

Oebobo, Bena, Oebelo, Toineke, Tuafanu, Noesiu, Meusin, Baus, Skinu, Batnun, Linamnutu

3. Angin Topan

Fatumnasi, Mollo Utara, Amanatun Selatan, Amanuban Tengah

Nenas, kuanoel, Netpala, Netutnana, Nakfunu,

4. Gerusan Mollo Selatan, Batuputih, Kolbano,

Kot’olin, Amanuban Timur Tuasene, Oebobo, Oetuke, Nualunat, Oelet 5. Kebakaran Mollo Utara, Kualin Leloboko, Oni,

6. Kekeringan Amanuban Tengah dan Amanatun Selatan

Nakfunu,Netutnana,

Sumber : BPBD Kab. TTS

2.1.4. Demografi

Demografi merupakan dinamika kependudukan manusia yang meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta perubahan usia.Jumlah penduduk kabupaten Timor Tengah Selatan dari Tahun 2008-2012 menurut jenis kelamin disajikan pada tabel 2.5.

Tabel 2.5

Jumlah penduduk Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2008-2012

Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah

2008 207.492 49,65 % 210.450 50,35 % 417.942 2009 215.327 49,50 % 219.712 50,50 % 435.039 2010 218.396 49,51 % 222.759 50,49 % 441.155 2011 222.716 49,51 % 227.165 50,49 % 449.881 2012 223.950 49,39 % 229.436 50,61 % 453.386 Sumber : TTS Dalam Angka

Data pada tabel 2.5 menunjukan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Timor Tengah Selatan dari Tahun 2008 – 2013 terus mengalami peningkatan

(22)

yaitu sebanyak 417.942 jiwa pada Tahun 2008 meningkat menjadi 453.386 jiwa pada Tahun 2012 atau mengalami penambahan sebanyak 35.444 jiwa dan penambahan ini ternyata didominasi perempuan yakni sebesar 18.986 jiwa (53,56%). Dari hasil analisis diketahui bahwa pertumbuhan penduduk selama periode tersebut adalah sebesar 0.08%. Sedangkan rasio penduduk cenderung stabil yaitu 1:1.

2.1.4.1. Kepadatan Penduduk

Tingkat kepadatan penduduk merupakan gambaran dari perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah. Jumlah dan kepadatan

penduduk per kecamatan dikabupaten Timor Tengah Selatan tahun 2008–2012 dapat dilihat pada tabel 2.6.

(23)

Tabel 2.6

Jumlah dan Kepadatan Penduduk Per Kecamatan Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2008-2012

No Kecamatan

Jumlah Penduduk dan Kepadatan

2008 2009 2010 2011 2012

Penduduk Kepadatan Penduduk Kepadatan Penduduk Kepadatan Penduduk Kepadatan Penduduk Kepadatan

1 Mollo Utara 21895 105 23,003 110 23,282 112 23,742 114 23,973 94,336 2 Fatumnasi 6794 34 6,58 33 6,661 34 6,793 34 6,818 34,32 3 Tobu 9140 92 9,268 94 9,377 95 9,562 97 9,666 97,74 4 Nunbena 5062 37 5,011 37 5,078 38 5,179 39 5,202 38,68 5 Mollo Selatan 13778 94 14,911 101 15,122 103 15,421 105 15,525 105,48 6 Polen 13042 52 13,428 54 13,668 55 13,939 56 14,081 56,26 7 Mollo Barat 7334 44 7,389 45 7,493 45 7,641 46 7690 46,57 8 Mollo Tengah 6200 62 6,995 70 7,128 72 7,269 73 7,328 73,51 9 Kota SoE 35428 126 38,615 1375 39,285 1,399 40,06 1,427 40,313 1435,65 10 Amanuban Barat 20097 175 21,472 188 21,752 190 22,183 194 22,338 195,43 11 Batu Putih 11581 113 11,962 117 12,129 119 12,37 121 14,471 121,88 12 Kuatnana 13936 99 14,613 103 14,903 106 15,197 108 15,376 108,88 13 Amanuban Selatan 22494 69 23,516 72 24,051 74 24,526 75 24,612 75,49 14 Noebeba 10923 59 11,101 60 11,358 61 11,584 62 11,623 62,48 15 Kuanfatu 17709 130 18,734 137 18,977 139 19,353 142 19,518 142,97 16 Kualin 18241 93 20,629 105 20,895 107 21,308 109 21,408 109,31 17 Amanuban Tengah 14413 164 14,963 171 15,172 173 15,472 176 15,547 177,25

(24)

No Kecamatan

Jumlah Penduduk dan Kepadatan

2008 2009 2010 2011 2012

Penduduk Kepadatan Penduduk Kepadatan Penduduk Kepadatan Penduduk Kepadatan Penduduk Kepadatan

18 Kolbano 18087 166 18,244 168 18,476 170 18,842 173 18,981 174,62 19 Oenino 9652 62 10,446 67 10,533 68 10,742 69 10,822 69,84 20 Amanuban Timur 16298 109 16,442 110 16,623 111 16,952 114 17,205 115,27 21 Fautmolo 7141 154 7,156 154 7,256 157 7,4 160 7,485 161,52 22 Fatukopa 4958 75 4,932 75 4,996 76 5,095 78 5,125 78,14 23 KiE 21010 129 21 129 21,318 131 21,739 134 21,848 132,22 24 Kot'olin 10548 179 10,981 186 11,125 189 11,345 192 11,447 194,21 25 Amanatun Selatan 17516 212 17,639 213 17,829 216 18,182 220 18,246 220,79 26 Boking 9792 103 9,76 103 9,892 105 10,087 107 10,161 107,43 27 Nunkolo 13562 196 13,598 197 13,744 199 14,016 203 14,187 205,34 28 Noebana 4914 99 4,612 93 4,662 94 4,755 96 4,793 96,57 29 Santian 6360 132 6,406 133 6,477 134 6,605 137 6,645 137,95 30 Amanatun Utara 16068 152 16,247 154 16,348 154 16,671 158 16,907 159,74 31 Toianas 10855 104 12,264 118 12,382 119 12,626 121 12,775 122,9 32 Kokbaun 3116 91 3,121 91 3,163 92 3,225 94 3270 95,28 T O T A L 417.942 3511 435.039 110 441.155 112 449.881 114 453.386 114,63

(25)

Pada tabel 2.6 terlihat bahwa jumlah dan kepadatan penduduk di Kabupaten Timor Tengah Selatan selama kurun waktu 5 tahun terakhir (2008-2012) menunjukkan peningkatan dengan angka yang cenderung stabil artinya tidak ada peningkatan jumlah penduduk yang signifikan. Jumlah dan kepadatan penduduk tertinggi berada pada kecamatan Kota SoE yang mengalami peningkatan setiap tahun baik jumlah penduduk maupun kepadatan penduduknya. Kondisi tahun 2012 jumlah penduduk kecamatan Kota SoE adalah 40.313 jiwa dengan kepadatan penduduk adalah 1435,65 jiwa/Km2. Sedangkan jumlah dan kepadatan penduduk terkecil adalah kecamatan Kokbaun yakni 3.270 jiwa dengan kepadatan penduduk adalah 95,28 jiwa/Km2.

2.1.4.2 Angkatan Kerja

Angkatan kerja merupakan penduduk produktif yang berusia 15 – 65 tahun yang bekerja atau punya pekerjaan, sementara tidak bekerja dan yang mencari pekerjaan. Jumlah penduduk dan angkatan kerja menurut jenis kelamin di Kabupaten Timor Timor Selatan dari tahun 2008 – 2012 disajikan pada tabel 2.7.

Tabel 2.7

Angkatan Kerja di Kabupaten Timor Tengah Selatan 2008 – 2012 Tahun Jumlah Penduduk Laki-laki Jumlah Angkatan Kerja Laki-laki % Jumlah Penduduk Perempuan Jumlah Angkatan Kerja Perempuan % Total Angkatan Kerja 2008 207.492 114.017 54.49 210.450 73.637 34.99 187.654 2009 215.327 113.781 52.84 219.712 67.790 30.85 181.571 2010 218.396 113.895 52.15 222.759 81.937 36.78 195.832 2011 222.716 116.274 52.21 227.165 92.658 40.79 208.932 2012 223.950 123.673 59.24 229.436 97.156 42.35 220.829

Sumber : TTS Dalam Angka Tahun 2009 – 2013

Data pada tabel 2.7 menunjukkan bahwa jumlah angkatan kerja baik laki-laki maupun perempuan dari tahun ke tahun terus menunjukkan peningkatan, dimana pada tahun 2008 jumlah angkatan kerja sebesar 187.654 meningkat menjadi 220.829 pada tahun 2012 atau mengalami penambahan sebesar 33.175 (15,02%) dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,13%. Jika dibandingkan antara laki-laki dan perempuan maka data pada tabel 2.7 menunjukkan pula bahwa jumlah penduduk perempuan ternyata lebih besar dari jumlah penduduk laki-laki, tetapi jumlah angkatan kerja perempuan ternyata lebih kecil dari jumlah angkatan kerja laki-laki. Ini berarti bahwa walaupun lebih kecil dalam jumlah namun sebagian besar penduduk laki-laki di Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah angkatan kerja (50-60%) dan

(26)

sebaliknya sekalipun lebih banyak dalam hal jumlah penduduk namun sedikit diantaranya adalah angkatan kerja (35-45%). Jika dikaitkan antara jumlah penduduk berdasarkan lapangan pekerjaan yang dilakukan maka profilnya terlihat pada Tabel 2.8.

Tabel 2.8

Jumlah Penduduk Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Tahun 2008-2012 No Lapangan Pekerjaan 2008 2009 2010 2011 2012 Pertumbuhan Per tahun 1 Pertanian 154.376 154.376 145.145 162.436 148.347 0,04 2 Pertambangan - 1.699 - 6.990 (1,00) 3 Industri 616 616 5.107 2.293 14.976 8,12 4 Listrik, gas, Air

Minum - - - - 310 - 5 Konstruksi - - 4.882 1.468 5.538 (0,01) 6 Perdagangan 7.363 7.363 12.144 9.596 15.132 0,58 7 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi - - 8.833 8.553 7.004 (0,08) 8 Lembaga Keuangan - - 73 257 513 2,77 9 Jasa 1.155 1.155 13.555 21.904 19.940 11,33 163.510 163.510 191.438 206.507 218.750 0,26 Sumber : TTS Dalam Angka 2009– 2013

Dari tabel 2.8 diatas dapat dilihat bahwa kontribusi lapangan pekerjaan utama didominasi oleh sektor pertanian dengan jumlah tenaga kerja sebesar 154.376 pada tahun 2008 dan menurun menjadi 148.347 pada tahun 2012; dikuti oleh sektor perdagangan sebanyak 7.363 pada tahun 2008 dan mengalami peningkatan menjadi 15.132 pada tahun 2012. Sedangkan sektor–sektor lain perkembangannya tidak signifikan. Rata-rata pertumbuhan pertahun didominasi oleh sektor jasa sebesar 11,33% dan dikuti oleh sektor industri sebesar 8,12%.

Jika dicermati maka populasi penduduk yang bekerja pada sektor pertanian,telah mengalami pengurangan jumlah pada tahun 2011 dan 2012 sebanyak 14.089 orang, pada saat yang sama terjadi peningkatan jumlah penduduk yang bekerja dalam bidang perdagangan, industri dan jasa. Ini merupakan indikasi bahwa bekerja dalam bidang pertanian bukan pekerjaan yang menarik untuk ditekuni.

2.1.4.3 Keagamaan

Hampir seluruh penduduk di Kabupaten Timor Tengah Selatan telah memeluk agama, yaitu agama yang sah dan diakui oleh negara yaitu agama Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu dan Budha. Jumlah penduduk berdasarkan agama yang dianut di seluruh kecamatan sampai tahun 2012, disajikan pada Tabel 2.9.

(27)

Tabel 2.9

Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Per Kecamatan Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2012

No Kecamatan

Agama Jumlah Sarana Ibadat

Penduduk Katolik Protestan Islam Hindu Budha Gereja

Katolik

Gereja Protestan

Masjid Pura Lainnya

1 Mollo Utara 23973 1057 22786 206 12 0 7 51 1 0 0 2 Fatumnasi 6818 560 6240 18 0 0 4 18 0 0 0 3 Tobu 9666 524 9138 4 0 0 5 20 0 0 0 4 Nunbena 5202 117 5076 10 0 0 4 16 0 0 0 5 Mollo Selatan 15525 1473 13887 158 6 0 9 18 0 1 0 6 Polen 14081 1867 12191 21 1 0 3 33 0 0 0 7 Mollo Barat 7690 1115 6564 11 0 0 2 9 0 0 0 8 Mollo Tengah 7328 330 6990 7 0 0 - 8 0 0 0 9 Kota SoE 40313 4664 31734 3749 153 4 13 33 3 0 0 10 Amanuban Barat 22338 1765 20332 239 2 0 6 36 0 0 0 11 Batu Putih 14471 2859 11496 110 6 0 11 23 1 0 0 12 Kuatnana 15376 1304 14055 17 0 0 1 56 0 0 0 13 Amanuban Selatan 24612 1691 22744 170 0 0 17 64 2 0 0 14 Noebeba 11623 805 10783 35 0 0 3 9 0 0 0 15 Kuanfatu 19518 1271 18160 88 0 0 4 58 1 0 0 16 Kualin 21408 736 20254 415 2 0 2 17 1 0 0

(28)

No Kecamatan

Agama Jumlah Sarana Ibadat

Penduduk Katolik Protestan Islam Hindu Budha Gereja

Katolik

Gereja Protestan

Masjid Pura Lainnya

17 Amanuban Tengah 15547 1427 13434 676 2 2 5 64 1 0 0 18 Kolbano 18981 137 18708 137 0 0 3 30 1 0 0 19 Oenino 10822 532 10278 1 0 0 3 17 0 0 0 20 Amanuban Timur 17205 2114 12905 2185 0 0 11 24 12 0 0 21 Fautmolo 7485 943 5967 575 0 0 5 17 3 0 0 22 Fatukopa 5125 886 4192 47 0 0 6 18 0 0 0 23 KiE 21848 714 20273 564 0 0 4 34 5 0 0 24 Kot'olin 11447 149 11264 0 0 0 1 20 0 0 0 25 Amanatun Selatan 18246 4523 13593 88 0 0 10 64 1 0 0 26 Boking 10161 553 9594 13 1 0 2 27 0 0 0 27 Nunkolo 14187 1054 13126 7 0 0 5 30 0 0 0 28 Noebana 4793 861 3932 0 0 0 7 13 0 0 0 29 Santian 6645 86 6557 1 0 0 6 17 0 0 0 30 Amanatun Utara 16907 3498 13409 0 0 0 14 29 0 0 0 31 Toianas 12775 3057 9718 0 0 0 8 25 0 0 0 32 Kokbaun 3270 1310 1960 0 0 0 7 3 0 0 0 T O T A L 455.386 43985 401340 9553 186 6 190 901 32 1 0

(29)

Data pada tabel 2.9 menunjukan bahwa sebagian besar penduduk Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah pemeluk agama Kristen Protestan yaitu sebanyak 401.340 jiwa (88,13%) dan sisanya adalah pemeluk agama Kristen Khatolik (9,66%), Islam (2,10%), Hindu (0,04%), Budha (0,001%). Penganut agama lainnya adalah sejumlah masyarakat adat Boti yang berada di kecamatan KiE sebesar 316 Jiwa (0,07%). Masing-masing agama didukung dengan sarana peribadatan yaitu Gereja Kristen Protestan berjumlah 901 buah, selanjutnya diikuti Gereja Katholik berjumlah 190 buah, Mesjid 32 buah dan pura 1 buah. Sampai Tahun 2012 jumlah tempat ibadah yang telah difasilitasi pembangunannya oleh pemerintah yaitu, gereja sebanyak 179 unit, Kathedral/Kapela sebanyak 54 unit dan Masjid sebanyak 7 unit.

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 2.2.1.1.Pertumbuhan PDRB

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan penjumlahan nilai output bersih perekonomian yang ditimbulkan oleh seluruh kegiatan ekonomi di suatu wilayah tertentu (provinsi dan kabupaten/kota), dan dalam satu kurun waktu tertentu (satu tahun kelender). Kegiatan ekonomi yang dimaksud kegiatan pertanian, pertambangan, industri pengolahan, sampai dengan jasa. Hasil penghitungan PDRB disajikan atas harga berlaku dan harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah seluruh Nilai Tambah Barang (NTB) atau nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun, yang dinilai dengan harga tahun yang bersangkutan. Penghitungan atas dasar harga konstan pengertiannya sama dengan atas dasar harga berlaku, tetapi penilaiannya dilakukan dengan harga suatu tahun dasar tertentu. NTB atas dasar harga konstan menggambarkan perubahan volume/kuantum produksi saja. Pengaruh perubahan harga telah dihilangkan dengan cara menilai dengan harga suatu tahun dasar tertentu. Penghitungan atas dasar konstan berguna untuk melihat pertumbuhan ekonomi secara kesuluruhan atau sektoral. Juga untuk melihat perubahan struktur perekonomian suatu daerah dari tahun ke tahun. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Timor Tengah Selatan tahun 2008 – 20012 dari 9 sektor pembangunan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 dapat dilihat pada tabel 2.10.

(30)

Tabel 2.10.

Nilai dan Kontribusi sektor Dalam PDRB Tahun 2008 - 2012 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000

Kabupaten Timor Tengah Selatan

Sumber: TTS Dalam Angka Yang di Olah 2009-2013

No SEKTOR 2008 2009 2010 2011 2012

Rp*(000) % Rp*(000) % Rp *(000) % Rp *(000) % Rp *(000 ) %

1. Pertanian 477.282,12 54,19 489.643,67 53,42 501.387,09 52,54 513.712,18 51,68 526.159,72 50,78 2. Pertambangan & Penggalian 10.858,03 1,23 11.737,88 1,28 12.312,10 1,29 13.139,22 1,32 14.024,14 1,35 3. Industri Pengolahan 5.757,12 0,65 5.922,88 0,65 6.103,48 0,64 6.269,32 0,63 6.438,39 0,62 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1.515,40 0,17 1.582,95 0,17 1.662,16 0,17 1.746,56 0,18 1.835,65 0,18 5. Bangunan – Konstruksi 37.911,48 4,30 39.026,38 4,26 39.808,50 4,17 40.860,52 4,11 41.998,62 4,05 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 80.390,39 9,13 84.245,23 9,19 88.439,55 9,27 92.711,73 9,33 97.212,56 9,38 7. Pengangkutan & Komunikasi 24.380,75 2,77 25.633,19 2,80 26.975,91 2,83 28.539,95 2,87 30.304,77 2,92 8. Keuangan, Sewa & Jasa Perusahaan 22.159,92 2,52 22.847,81 2,49 23.717,71 2,49 24.653,83 2,48 25.639,77 2,47 9. Jasa-Jasa 220.522,75 25,04 235.902,49 25,74 253.843,21 26,60 272.359,60 27,40 292.635,91 28,24

(31)

Data pada tabel 2.10 menunjukan bahwa kontribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Timor Tengah Selatan oleh 9 sektor utama terus meningkat dari tahun ke tahun yaitu dari Rp.880.777.000.000,- pada tahun 2008, menjadi Rp.1.036.249,53 pada tahun 2013, dengan laju pertumbuhan sebesar 4.25%. Sektor yang memberikan kontribusi terbesar adalah sektor pertanian pada tahun 2008 sebesar 54,19% dan terus mengalami penurunan hingga tahun 2012 sebesar 50,78%, kemudian diikuti oleh sektor jasa-jasa dengan kontribusi sebesar 25% pada tahun 2008, meningkat menjadi 28% pada tahun 2012. Tujuh (7) sektor lain yang memberikan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Timor Tengah Selatan, dari tahun ke tahun cenderung menunjukkan peningkatan walaupun dalam jumlah yang sangat kecil.

Pertumbuhan PDRB Kabupaten Timor Tengah Selatan tahun 2008– 2012 dari 9 sektor pembangunan Atas Dasar Harga berlaku dapat dilihat pada tabel 2.11.

(32)

Tabel 2.11.

Nilai dan Kontribusi sektor Dalam PDRB Tahun 2008 - 2012 Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Timor Tengah Selatan

Sumber: TTS Dalam Angka Yang di Olah 2009-2013

No SEKTOR 2008 2009 2010 2011 2012

Rp. (000) % Rp. (000) % Rp. (000) % Rp. (000) % Rp. (000) %

1. Pertanian 976.657,79 55,26 1.090.397,56 54,82 1.192.905,51 53,40 1.338.059,86 52,63 1.498.893,04 51,99 2. Pertambangan & Penggalian 19.966,45 1,13 22.848,62 1,15 25.971,42 1,16 30.329,46 1,19 34.554,66 1,20 3. Industri Pengolahan 11.477,00 0,65 12.625,88 0,63 13.929,47 0,62 15.649,61 0,62 17.059,39 0,59 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 3.065,58 0,17 3.293,49 0,17 3.678,78 0,16 4.220,99 0,17 4.723,79 0,16 5. Bangunan – Konstruksi 77.793,72 4,40 86.889,89 4,37 97.197,12 4,35 109.050,69 4,29 122.169,73 4,24 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 158.335,44 8,96 179.331,93 9,02 201.652,12 9,03 231.304,15 9,10 259.875,85 9,01 7. Pengangkutan & Komunikasi 37.990,45 2,15 41.543,10 2,09 46.317,67 2,07 52.146,29 2,05 60.488,67 2,10 8. Keuangan, Sewa & Jasa Perusahaan 47.346,08 2,68 52.350,14 2,63 59.582,56 2,67 67.707,66 2,66 76.237,07 2,64 9. Jasa-Jasa 434.688,22 24,60 499.928,66 25,13 592.585,46 26,53 693.689,85 27,29 809.036,64 28,06

(33)

Data pada tabel 2.11. menunjukkan bahwa kontribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Timor Tengah Selatan oleh 9 sektor utama terus meningkat dari tahun ke tahun yaitu dari Rp.1.767.320,73,- pada tahun 2008, menjadi Rp.2.883.038,84 pada tahun 2013, dengan laju pertumbuhan sebesar 13,41%. Sektor yang memberikan kontribusi terbesar adalah sektor pertanian sebesar lebih dari 50% dengan angka yang cenderung menurun dari tahun ke tahun, sementara sektor yang memberikan kontribusi besar setelah sektor pertanian adalah dari sektor jasa-jasa dengan kontribusi sebesar 24,60% pada tahun 2008, meningkat menjadi 28% pada tahun 2012. 7 sektor lain yang memberikan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Timor Tengah Selatan, dari tahun ke tahun cenderung menunjukkan peningkatan walaupun dalam jumlah yang sangat kecil.

2.2.1.2 Pendapatan Perkapita

Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu daerah. Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian PDRB daerah suatu kabupaten dengan jumlah penduduk kabupaten tersebut. Pendapatan perkapita juga merefleksikan PDRB perkapita. Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolok ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah daerah, semakin besar pendapatan perkapitanya, semakin makmur daerah tersebut. Pendapatan perkapita Kabupaten Timor Tengah Selatan selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.12.

Tabel 2.12

Pendapatan perkapita Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2008 - 2012

No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1 Atas Dasar Harga Konstan

2.107.417 2.182.327 2.163.081 2.209.457 2.285.579

2 Atas dasar Harga Berlaku

3.954.798 4.376.393 5.066.689 5.650.736 6.343.822

Sumber : TTS Dalam Angka 2009-2013

2.2.1.3 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan proses perubahan kondisi perekonomian suatu daerah secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan daerah. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi di daerah. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Timor Tengah Selatan dari Tahun 2008 – 2012, disajikan pada tabel 2.13

(34)

Tabel 2.13. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2008 – 2012

Tahun Pertumbuhan Ekonomi

2008 4,45 %

2009 4,06 %

2010 4,23 %

2011 4,16 %

2012 4,25 %

Sumber data TTS Dalam Angka Tahun 2009-2013

Data pada tabel 2.13, menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Timor Tengah Selatan dari Tahun 2008-2012 cenderung fluktuatif dimana pada tahun 2008 sebesar 4,45% menjadi 4,25% pada tahun 2012. Kondisi ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Timor Tengah Selatan cenderung stabil.

2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial a. Kondisi Kesejahteraan Keluarga

Kesejahteraan masyarakat merupakan upaya peningkatan kualitas kesejahteraan sosial perorangan, kelompok dan komunitas masyarakat yang memiliki harkat dan martabat dalam memenuhi kebutuhan pokok yakni pendidikan, kesehatan, penghasilan, pelayanan kerja dan pemukiman serta pelayanan sosial personal lainnya. Kondisi masyarakat berdasarkan tingkat

kesejahteraan di Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat dilihat pada tabel 2.14.

Tabel 2.14. Perkembangan Tingkat Kesejahteraan Keluarga Sejahtera di Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2008 –2012

Perkembangan Tingkat Kesejahteraan Tahun 2008 % 2009 % 2010 % 2011 % 2012 % Pra Sejahtera 71.065 65,73 70.429 64,43 71.674 64,12 72.998 64,05 72.478 63,21 KS – I 26.247 24,28 26.668 24,40 27.690 24,77 28.091 24,65 28.667 25,00 KS – II 9.289 8,59 10.419 9,53 10.476 9,37 10.717 9,40 11.306 9,86 KS – III 1.462 1,35 1.727 1,58 1.850 1,66 2.082 1,83 2.122 1,85 KS - III Plus 53 0,05 71 0,06 88 0,08 87 0,08 88 0,08 Total 108.116 100 109.314 100 111.778 100 113.975 100 114.661 100

Sumber : TTS Dalam Angka Yang diolah Tahun 2012

Data pada tabel 2.14 menunjukkan bahwa kondisi kesejahteraan keluarga pra-sejahtera sampai KS-III Plus terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Secara keseluruhan kondisi masyarakat pra-sejahtera pada Tahun 2008 adalah 71.065 KK (65,73%) dan Tahun 2012 sebanyak 72.478 KK (63,21%); KS-I pada Tahun 2008 adalah 26.247KK (24,28%) dan Tahun 2012 meningkat menjadi 28.667 KK (25%); KS–II pada Tahun 2008 adalah 9.289 KK (8,59%) dan Tahun 2012 meningkat menjadi 11.306 KK (9,86%); KS–III pada Tahun 2008 adalah 1.462 KK (1,35%) dan Tahun 2012 meningkat menjadi 2.122 KK (1,85%); KS–III Plus pada Tahun 2008 adalah 53 KK (0,05%) dan Tahun 2012 meningkat menjadi 88 KK (0,08%). Data

(35)

diatas mengindikasikan bahwa upaya pemerintah melaksanakan berbagai program/kegiatan pembangunan ternyata belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena peningkatan jumlah KS III dan KS III plus yang harus disyukuri ternyata tidak diikuti oleh penurunan jumlah KK pra sejahtera, KS-I dan KS-II.

Untuk mengurangi sebagian beban pengeluaran rumah tangga miskin dalam memenuhi kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras, maka pemerintah mengalokasikan program RASKIN. Jumlah rumah tangga penerima raskin per kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.15.

Tabel 2.15. Jumlah Rumah Tangga Penerima Raskin Per Kecamatan Tahun 2008 – 2012 No Kecamatan Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 Mollo Utara 2484 2232 2292 2292 2413 2 Tobu 0 822 822 822 1115 3 Fatumnasi 2269 717 647 647 801 4 Nunbena 0 415 415 415 578 5 Mollo Selatan 3488 1969 1968 1968 1105 6 Mollo Tengah 0 1165 1154 1154 881 7 Mollo Barat 1532 1532 1531 1531 1040 8 Polen 2604 2106 2106 2106 1935 9 Kota SoE 3027 2276 2238 2238 886 10 Amanuban Barat 5827 3313 3310 3310 2544 11 Kuatnana 0 2807 2807 2807 2199 12 Batu Putih 2067 2262 2244 2244 1674 13 Amanuban Selatan 5541 4155 4144 4144 3559 14 Noebeba 0 2183 2178 2178 1487 15 Kuanfatu 3090 2721 2719 2719 2334 16 Kualin 3438 3382 3371 3371 2911 17 Amanuban Tengah 2895 2313 2307 2307 1604 18 Oenino 1736 1758 1758 1758 1417 19 Kolbano 3959 3829 3816 3816 2507 20 Amanuban Timur 3777 1299 1299 1299 2342 21 Fatukopa 0 501 498 498 912 22 Fautmolo 0 557 557 557 1066 23 KiE 3430 4121 4064 4064 3275 24 Kot'olin 2108 1887 1883 1883 1799 25 Amanatun Selatan 2849 2751 2728 2728 2491 26 Nunkolo 2294 1942 1887 1887 1882 27 Boking 4013 1516 1509 1509 1621 28 Santian 0 1235 1230 1230 1239 29 Noebana 0 917 912 912 868 30 Amanatun Utara 2319 2349 2298 2298 2168 31 Toianas 1720 1640 1639 1639 1888 32 Kokbaun 824 615 615 615 535 Total 67291 63287 62946 62946 55076

(36)

Data pada tabel 2.15. menunjukan bahwa rumah tangga penerima raskin pada tahun 2008 sebanyak 67.291 dan terus mengalami penurunan menjadi 55.076 pada tahun 2012. Kecamatan yang paling banyak menerima raskin tahun 2008 adalah kecamatan Amanuban Barat sebanyak 5.827 rumah tangga kemudian kecamatan Amanuban Selatan sebanyak 5.541 rumah tangga dan kecamatan Boking sebanyak 4.013 rumah tangga. Sedangkan pada tahun 2012 kecamatan yang paling banyak menerima raskin adalah kecamatan Amanuban Selatan sebanyak 3.559 rumah tangga diikuti dengan kecamatan KiE sebanyak 3.275 rumah tangga dan selanjutnya adalah kecamatan Kualin sebanyak 2.911 rumah tangga. Dari data di atas dapat juga disimpulkan bahwa sampai pada tahun 2012, 5 kecamatan dengan jumlah rumah tangga miskin terbesar adalah Kecamatan Amanuban Selatan, diikuti oleh Kecamatan KiE, Kecamatan Kualin, Kecamatan Amanuban Barat dan Kecamatan Kolbano.

2.3. Aspek Pelayanan Umum

2.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib a. Urusan Pendidikan

Kemajuan pembangunan pendidikan di Kabupaten Timor Tengah Selatan sudah semakin menuju kearah yang lebih baik walaupun masih ada kekurangan-kekurangan yang menjadi perhatian bersama. Dengan dilaksanakanya program pembangunan,pelayanan pendidikan telah dapat menjangkau daerah terpencil, daerah dengan penduduk miskin dan daerah yang jarang fasilitas pendidikan.

1. Daya Dukung Pendidikan

Daya dukung pendidikan merupakan perkembangan pembangunan pendidikan yang dapat ditunjukan melalui beberapa indikator antar lain dukungan prasarana pendidikan, guru, dan jumlah siswa serta kondisi penduduk buta huruf. Ketersediaan sekolah dan penduduk usia sekolah selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.16.

(37)

Tabel 2.16.

Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah di Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2012

No. Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah SD/MI SMP/MTs SMA/SMK Jumlah gedung

sekolah Jumlah siswa Rasio

Jumlah gedung

sekolah Jumlah Siswa Rasio

Jumlah gedung

sekolah Jumlah Siswa Rasio Neg Swas Tot Neg Swas Tot Neg Swas Tot Neg Swas Tot Neg Swas Tot Neg Swas Tot

1 Mollo Utara 19 7 26 3137 1241 4378 1: 168 6 3 9 599 579 1178 1 : 131 1 3 4 487 170 657 1:164 2 Fatumnasi 6 2 8 925 322 1247 1:156 1 1 2 65 105 170 1:85 0 1 1 26 - 26 1:26 3 Tobu 9 4 13 1275 676 1951 1:150 5 - - 448 - - - 0 - - - - 4 Nunbena 5 3 8 552 376 928 1:122 2 - - 86 - - - 2 - 2 87 - 87 1:44 5 Mollo Selatan 10 2 12 1615 243 1858 1:149 3 1 4 381 274 655 1:64 1 1 2 355 358 713 1:357 6 Polen 15 6 21 1920 724 2644 1:129 4 1 5 441 112 553 1:111 1 - 1 95 - 95 1:95 7 Mollo Barat 8 1 9 1137 121 1258 1:139 2 - - 180 - - - - 8 Mollo Tengah 8 2 10 979 408 1387 1:138 1 - - 228 - - - - 9 Kota Soe 15 5 20 4409 1895 6304 1:260 3 7 10 2408 1977 4385 1:439 4 8 12 2014 3515 5529 1:461 10 Amanuban Barat 13 4 17 2960 795 3755 1;195 3 3 6 983 281 1264 1:211 - 6 6 - 835 835 1:139 11 Batu Putih 10 5 15 1478 727 2205 1:144 4 - - 435 - - - 2 - 2 439 - 439 1:220 12 Kuatnana 14 4 18 2319 806 3125 1:163 2 1 3 147 492 639 1:213 - 1 1 440 434 874 1:874 13 Amanuban Selatan 22 4 26 3749 683 4432 1:158 5 1 6 857 68 925 1:154 1 - 1 369 - 369 1:369 14 Noebeba 13 4 17 2024 405 2429 1:141 1 2 3 190 163 353 1:118 - - - - 15 Kuanfatu 18 9 27 2514 1480 3994 1:144 7 1 8 1121 335 1456 1:182 1 - 1 355 - 355 1:355 16 Kualin 15 4 19 3196 1032 4228 1:196 4 3 7 458 317 775 1:111 3 1 4 443 62 505 1:126

(38)

No. Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah SD/MI SMP/MTs SMA/SMK Jumlah gedung

sekolah Jumlah siswa Rasio

Jumlah gedung

sekolah Jumlah Siswa Rasio

Jumlah gedung

sekolah Jumlah Siswa Rasio Neg Swas Tot Neg Swas Tot Neg Swas Tot Neg Swas Tot Neg Swas Tot Neg Swas Tot

17 Amanuban Tengah 11 6 17 1765 913 2678 1:151 1 3 4 560 614 1174 1:294 1 2 3 542 373 915 1:305 18 Kolbano 17 6 23 2486 798 3284 1:141 4 2 6 328 143 471 1:79 2 - 2 145 - 145 1:73 19 Oenino 9 4 13 1073 547 1620 1:129 3 - 353 - - - - 20 Amanuban Timur 13 11 24 1718 1339 3057 1:30 3 3 6 667 357 1024 1:171 2 1 3 502 65 567 1:189 21 Fautmolo 7 5 12 955 587 1542 1:131 - - - 1 1 - 66 66 1:66 22 Fatukopa 4 1 5 583 105 688 1:138 1 - - 78 - - - - 23 KiE 19 5 24 3072 802 3874 1:154 4 3 7 330 188 518 1:74 1 2 3 281 499 780 1:260 24 Kot'Olin 9 3 12 1520 564 2084 1:163 2 1 3 255 241 496 1:165 - - - - 25 Amanatun Selatan 9 14 23 1361 2390 3751 1:155 4 4 8 2234 401 2635 1:329 1 1 2 231 254 485 1:243 26 Boking 9 3 12 1157 561 1718 1:141 3 - - 327 - - - 1 1 2 146 178 324 1:162 27 Nunkolo 8 5 13 1620 1048 2668 1:184 2 - - 105 - - - 1 - 1 124 - 124 1:124 28 Noebana 6 1 7 813 86 899 1:131 1 - - 183 - - - 119 - 119 - 29 Santian 7 3 10 900 475 1375 1:137 1 3 4 105 361 466 1:117 - 1 1 204 237 441 1:441 30 Amanatun Utara 17 5 22 2415 549 2964 1:135 2 2 4 154 113 267 1:67 1 - 1 351 - 351 1:351 31 Toianas 11 4 15 1495 783 2278 1:147 3 1 4 540 107 647 1:162 3 - 3 387 - 387 1:129 32 Kokbaun 2 2 4 314 335 649 1:154 1 - - 161 - - - 1 - - - - T O T A L 358 144 502 57436 23816 81252 1:162 88 46 109 15407 7228 20051 1:184 30 30 59 8142 7046 15188 1:257 Sumber : TTS Dalam Angka 2012 dan Profil Pendidikan 2012

(39)

Data pada tabel 2.16. menunjukkan bahwa pada tahun 2012 jumlah gedung SD sebanyak 502 dan jumlah murid SD sebanyak 81.252 orang dan rasio jumlah gedung terhadap jumlah murid adalah 1:162, sedangkan untuk SMP jumlah gedung sekolah 109 dan jumlah siswa adalah 20.051 orang dan rasio jumlah gedung terhadap siswa adalah 1:184. Penyebaran gedung SD terbanyak berada di kecamatan Kuanfatu yaitu 27 gedung di ikuti oleh kecamatan Mollo Utara dan Amanuban Selatan yaitu sebanyak 26 gedung dan terendah di kecamatan Kokbaun sebanyak 4 gedung. Sedangkan penyebaran gedung SMP terbanyak berada di kecamatan Kota SoE sebanyak 10 gedung dan dikuti oleh kecamatan Mollo Utara sebanyak 9 gedung dan yang terendah di kecamatan Fatumnasi yaitu 2 gedung. Pada tingkat SMA penyebaran gedung sekolah terbanyak berada pada kecamatan kota sebanyak 12 gedung dan diikuti oleh kecamatan Amanuban Barat sebanyak 6 gedung. Di beberapa kecamatan jumlah gedung sekolah hanya berkisar 1 hingga 3 gedung bahkan ada kecamatan yang tidak memiliki gedung sekolah yaitu kecamatan Tobu, Mollo Barat, Mollo Tengah, Noebeba dan Oenino. Rasio jumlah gedung terhadap jumlah siswa adalah 1:257.

(40)

Tabel 2.17.

Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar di Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2012

No Nama Kecamatan

SD/MI SMP/MTs SMA/SMK

Jumlah Guru Jumlah Murid

Rasio Jumlah Guru Jumlah Murid Rasio Jumlah guru Jumlah Murid Rasio

Neg Swa Tot Neg Swas Tot Neg Swa Tot Neg Swas Tot Neg Swas Tot Neg Swas Tot

1 Mollo Utara 195 59 254 3137 1241 4378 1:17 80 33 113 599 579 1178 1:10 36 19 55 487 170 657 1:12 2 Fatumnasi 50 12 62 925 322 1247 1:20 6 10 16 65 105 170 1:10 - - - 26 - 26 - 3 Tobu 77 28 105 1275 676 1951 1:19 42 - - 448 - - - - 4 Nunbena 29 19 48 552 376 928 1:19 12 - - 86 - - - 20 - - 87 - 87 - 5 Mollo Selatan 153 32 185 1615 243 1858 1:10 44 27 71 381 274 655 1:9 20 21 41 355 358 713 1:17 6 Polen 110 35 145 1920 724 2644 1:18 46 10 56 441 112 553 1:9 20 - - 95 - 95 - 7 Mollo Barat 79 6 85 1137 121 1258 1:14 21 - - 180 - - - - 8 Mollo Tengah 81 20 101 979 408 1387 1:14 20 - - 228 - - - - 9 Kota Soe 293 111 404 4409 1895 6304 1:16 141 95 236 2408 1977 4385 1:18 199 207 406 2014 3515 5529 1:14 10 Amanuban Barat 202 48 250 2960 795 3755 1:15 76 37 113 983 281 1264 1:11 - 71 - - 835 835 - 11 Batu Putih 112 44 156 1478 727 2205 1:14 59 - - 435 - - - 45 - - 439 - 439 - 12 Kuatnana 159 43 202 2319 806 3125 1:15 29 19 48 147 492 639 1:13 - 24 - 440 434 874 - 13 Amanuban Selatan 202 32 234 3749 683 4432 1:19 94 10 104 857 68 925 1:9 24 - - 369 - 369 - 14 Noebeba 131 26 157 2024 405 2429 1:15 34 12 46 190 163 353 1:8 - - - - 15 Kuanfatu 160 72 232 2514 1480 3994 1:17 93 11 104 1121 335 1456 1:14 10 - - 355 - 355 - 16 Kualin 130 33 163 3196 1032 4228 1:26 50 33 83 458 317 775 1:9 56 9 65 443 62 505 1:8

Gambar

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Timor Tengah Selatan
Gambar 2.3. Peta Geologi Kabupaten Timor Tengah Selatan
Gambar 2.4. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Timor Tengah Selatan
Tabel  2.2  menunjukan  bulan  penghujan  dengan  kondisi  curah  hujan  tertinggi  yang  terjadi  pada  setiap  kecamatan  pada  tahun  2014  bervariasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Arah kebijakan anggaran Kabupaten Bantul difokuskan untuk mendukung program-program untuk mencapai visi dan misi Kabupaten Bantul tahun 2010- 2015, dalam rangka peningkatan

Dengan luas wilayah 2.950,68 Km², Kabupaten Bangka terdiri dari 8 kecamatan, dengan jumlah penduduk sampai dengan tahun 2013 304.185 jiwa dan

Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin

Kondisi daerah Kabupaten Bogor terkait dengan urusan perpustakaan salah satunya dapat dilihat dari jumlah koleksi buku yang tersedia. Indikator ini bertujuan untuk menggambarkan

Pembentukan Kota Tangerang Selatan yang merupakan pemekaran dari wilayah induknya yaitu Kabupaten Tangerang telah memenuhi kaidah peraturan perundangan maupun teknis

Kawasan hutan kota dikembangkan di 7 (tujuh) lokasi di kecamatan Temanggung meliputi kelurahan Manding, Sidorejo, Walitelon Utara, Walitelon Selatan,

Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang menunjukan jumlah kelompok usia non produktif (0-15 tahun dan di atas 65 tahun) yang ditanggung oleh kelompok

Semua sungai tersebut merupakan sungai perenial, yang disebabkan karena curah hujannya yang tinggi, sifat tanahnya permeabel dan akifernya tebal, sehingga aliran dasar