• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah PPD Perkembangan Peserta Didik T

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah PPD Perkembangan Peserta Didik T"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Pertama-tama Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya penulis boleh disediakan waktu dan juga tenaga judul “KONSEP DAN PROSES PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK USIA SEKOLAH MENENGAH / REMAJA “.Tak lupa pula kami selaku penulis ucapkan terimah kasih untuk semua orang yang turut andil dalam pembuatan makalah ini sampai selesai.

Realitas pada zaman sekarang ini remaja merupakan masa dimana mencari jati diri dan emosinya sulit untuk dikontrol untuk itu maka makalah ini di buat.Makalah ini memuat tentang konsep-konsep dan proses seorang pendidik untuk menyesuaikan diri dengan peserta didik usia sekolah menengah/remaja.

Harapan kami selaku penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi sesame dan berguna bagi para pembaca serta mampu menjadi pedoman dalam pembelajaran.

Penulis menyadari tidak ada sesuatu pun di duniaini yang sempurna, demikian pula dengan makalahini yang masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan makalah selanjutnya.

Penulis

(2)

i

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian dan Karakteristik Penyesuaian Diri 1. Pengertian Penyesuaian Diri

2. Karakteristik Penyesuaian Diri

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri.

B. Proses dan Aspek-Aspek Penyesuaian Diri 1. Proses Penyesuaian Diri

2. Aspek-Aspek Penyesuaian Diri

(3)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan B. Saran

Daftar Pustaka

ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemampuan penyesuaian diri yang sehat terhadap lingkungan merupakan salah satu prasarat yang penting bagi terciptanya kesehatan jiwa atau mental

individu.Banyak individu yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena ketidak mampuannya dalam menyesuaian diri baik dengan kehidupan keluarga sekolah pekerjaan, maupun masyarakat pada umumnya.Tidak sedikit orang-orang yang mengalami stres akibat kegagalan mereka untuk melakukan penyesuaian diri dengan kondisi lingkungan yang ada dan komplek.

Kondisi fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan yang kemungkinan akan berkembang ke proses penyesuaian yang baik atau tidak baik. Sejak lahir sampai meninggal seorang individu merupakan organisme yang bergerak aktif dan dinamis.Ia aktif dengan tujuan dan aktifitas-aktifitasnya yang ber-kesinambungan. Ia berusaha memuaskan kebutuhan-kebutuhan jasmani dan rohaninya.

Pengertian penyesuaian diri (adaptasi) berasal dari pengertian yang didasarkan pada ilmu biologi, yang dikemukakan oleh Charles Darwin pada teori

(4)

Artinya, tingkah laku manusia dapat dipandang sebagai reaksi terhadap berbagai tuntutan dan tekanan lingkungan tempat ia hidup, seperti cuaca dan berbagai unsur alamiah lainnya.

MenurutDavidov, “Suatu proses untuk mencari titik temu antara kondisi diri dan tuntutan lingkungan sekitarnya”.

Jadi penyesuaian diri merupakan suatu proses alamiah dan dinamis yang bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungannya, penyesuaian diri dapat diartikan sebagai berikut :

a. Penyesuaian diri yang berarti adaptasi dapat mempertahankan eksistensi, atau bisa dibilang “survive” dan memperoleh kesejahteraan jasmani dan rohani, dan dapat mengadakan relasi atau hubungan yang memuaskan dengan tuntutan lingkungan sosial.

b. Penyesuaian diri dapat pula diartikan sebagai konformitas yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip yang berlaku umum.

c. Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk membuat rencana dan juga mengorganisasi respons-respons sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan, dan frustasi-frustasi secara efektif. Individu memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara yang kuat atau memenuhi syarat.

d. Penyesuaian diri sebagai penguasaan dan kematangan emosional. Kematangan emosional berarti memiliki respons emosional yang sehat dan tepat pada setiap persoalan dan situasi.

Dengan demikian penyesuaian diri merupakan suatau proses alamiah dan dinamis yang bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungannya.

B. Rumusan Masalah

1.Apa yang di maksud dengan penyesuaian diri

2.Apa saja karekteristik penyesuaian diri

3.Apa saja factor-faktor yang memepengaruhi penyesuaian diri

4.Bagaimana proses penyesuaian diri

5.Apa saja aspek-aspek penyesuaian diri

(5)

c.

Tujuan

1.Mengetahui pengertian penyesuaian diri

2.Mengetahui karekteristik penyesuaian diri

3.Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri

4.Menjelaskan proses penyesuaian diri

5.Mengetahui aspek-aspek penyesuaian diri

6.Menjelaskan Implikasi penyeleasian diri peserta didik

iii

BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian dan Karakteristik Penyesuaian Diri 1. Pengertian Penyesuaian Diri

(6)

MenurutDavidov, “Suatu proses untuk mencari titik temu antara kondisi diri dan tuntutan lingkungan sekitarnya”.

Jadi penyesuaian diri merupakan suatu proses alamiah dan dinamis yang bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungannya. penyesuaian diri dapat diartikan sebagai berikut :

 Penyesuaian diri yang berarti adaptasi dapat mempertahankan eksistensi, atau bisa dibilang “survive” dan memperoleh kesejahteraan jasmani dan rohani, dan dapat mengadakan relasi atau hubungan yang memuaskan dengan tuntutan lingkungan sosial.

 Penyesuaian diri dapat pula diartikan sebagai konformitas yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip yang berlaku umum.

 Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk membuat rencana dan juga mengorganisasi respons-respons sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan, dan frustasi-frustasi secara efektif. Individu memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara yang kuat atau memenuhi syarat.

 Penyesuaian diri sebagai penguasaan dan kematangan emosional. Kematangan

emosional berarti memiliki respons emosional yang sehat dan tepat pada setiap persoalan dan situasi.

Dengan demikian penyesuaian diri merupakan suatau proses alamiah dan dinamis yang bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungannya.

2.Karakteristik Penyesuaian Diri

Dalam kenyataan tidak selamanya individu akan berhasil dalam melakukan

penyesuaian diri. Hal itu disebabkan adanya rintangan ada hambatan atau hambatan tertentu yang menyebabkan ia tidak mampu melakukan penyesuaian diri secara optimal. Rintangan-rintangan itu dapat bersumber dari dalam dirinya (keterbatasan) atau mungkin dari luar dirinya. Untuk lebih jelasnya, berikut akan diuraikan karakteristik penyesuaian diri yang positif dan yang salah.

A.Penyesuaian diri yang positif

Individu yang tergolong mampu melakukan penyesuaian diri secara positif ditandai hal-hal sebagai berikut:

(7)

4. Memilki pertimbangan yang rasional dalam pengarahan diri, 5. Mampu belajar dari pengalaman,

6. Bersikap realistik dan objektif,

Dalam penyesuaian diri secara positif, individu akan melakukan berbagai bentuk berikut ini;

1. Penyesuaian diri dalam mengahadapi masalah secara langsung 2. Penyesuaian diri dengan melakukan penjelajahan atau explorer 3. Penyesuaian diri dengan trial and error

4. Penyesuaian dengan subtitusi atau mencari pengganti 5. Penyesuaian diri dengan belajar

6. Penyesuaian diri dengan pengendalian diri

7. Penyesuaian diri dengan perencanaan yang cermat

B.Penyesuaian Diri yang Salah

Akibat daripada tidak berhasilnya penyesuaian diri secara positif maka akan timbul pribadi yang salah dalam menyesuaikan diri. Pribadi tersebut ditandai dengan adnya sikap yang serba salah, tidak terarah, emosional, sikap yang tidak realistik, membabi buta, dan sebagainya.Ada tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian yang salah, yaitu reaksi bertahan, reaksi menyerang, dan reaksi melarikan diri.

1.Reaksi Bertahan (defence reaction)

Individu berusaha untuk mempertahankan dirinya dengan seolah-olah ia tidak sedang menghadapi kegagalan. Ia akan berusaha menunjukkan bahwa dirinya tidak mengalami kesulitan. Berikut reaksi-reaksi yang terjadi :

1. Rasionalisasi, mencari kebenaran atas tindakannya yang salah 2. Represi, melupakan perasaan atau pengalaman yang pahit 3. Proyeksi, menyalahkan kegagalannya kepada orang lain

4. Sour grapes (anggur kecut), membalikkan fakta dengan kebenarannya dia sendiri

2.Reaksi Menyerang (aggressive reaction)

(8)

1. Selalu membenarkan diri sendiri,

2. Selalu ingin berkuasa dalam setiap situasi, 3. Merasa senang bila mengganggu orang lain, 4. Bersikap menyerang dan merusak, dan sebagainya. 3.Reaksi Melarikan Diri (escape reaction)

Dalam reaksi ini, individu akan melarikan diri dari situasi yang menimbulkan konflik atau kegagalannya. Reaksinya tampak sebagai berikut:

1. Suka berfantasi untuk memuaskan keinginan yang tidak tercapai dengan bentuk angan-angan.

2. Banyak tidur, suka minuman keras, bunuh diri, atau menjadi pecandu narkoba. 4.Regresi, yaitu kembali pada tingkah laku kekanak-kanakan

C.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri.

Menurut Schneiders (1984), setidaknya ada lima faktor yang dapat memengaruhi proses

Proses penyesuaian diri sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menentukan kepribadian itu sendiri, baik internal maupun eksternal. Faktor-faktor itu dapat dikelompokkan sebagai berikut.

1.Faktor Fisiologis

Kondisi fisik, seperti struktur fisik dan temperamen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembangannya secara instrinsik berkaitan erat dengan susunan tubuh.

Shekdon mengemukakan bahwa terdapat korelasi yang positif antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe temperamen (Moh. Surya, 1977). Misalnya orang yang tergolong ektomorf, yaitu ototnya lemah atau tubuhnya rapuh, ditandai oleh sifat-sifat segan dalam melakukan aktivitas sosial, pemalu, pemurung, dan sebagainya.

(9)

Kesehatan dan penyakit jasmaniah juga berpengaruh terhadap penyesuaian diri. Kualitas penyesuaian diri yang baik pula. Ini berarti bahwa gangguan jasmaniah yang diderita oleh seseorang akan mengganggu proses penyesuaian dirinya. Gangguan penyakit yang kronis dapat menimbulkan kurangnya kepercayaan diri, perasaan rendah diri, rasa ketergantungan, perasaan ingin dikasihi, dan sebagainya.

2.Faktor Psikologis

Banyak faktor psikologis yang mempengaruhi kemampuan penyesuaian diri seperti pengalaman, hasil belajar, kebutuhan-kebutuhan, aktualisasi diri, frustasi, depresi, dan sebagainya.

Faktor pengalaman

Tidak semua pengalaman mempunyai makna dalam penyesuaian diri. Pengalaman yang mempunyai arti dalam penyesuian diri, terutama pengalaman yang menyenangkan atau pengalaman traumatik (menyusahkan). Pengalaman yang menyenangkan, seperti memperoleh hadiah dari suatu kegiatan cenderung akan menimbulkan proses penyesuaian diri yang baik. Sebaliknya, pengalaman yang traumatik akan menimbulkan penyesuaian diri yang keliru.

1.Faktor belajar

Proses belajar merupakan suatu dasar yang fundamental dalam proses penyesuaian diri. Hal ini karena melalui belajar, pola-pola respon yang membentuk kepribadian akan berkembang. Sebagian besar respon dan ciri-ciri kepribadian lebih banyak diperoleh dari proses belajar daripada diperoleh secara diwariskan. Dalam proses penyesuaian diri,belajar merupakan suatu proses modifikasi tingkah laku sejak fase fase awal dan berlangsung terus sepanjang hayat dan diperkuat dengan kematangan.

2.Determinasi diri

Proses penyesuaian diri, disamping ditentukan oleh faktor-faktor tersebut diatas, terdapat faktor kekuatan yang mendorong untuk mencapai taraf penyesuaian yang tinggi dan atau merusak diri. Determinasi diri mempunyai fungsi penting dalam proses penyesuaian diri, karena berperan dalam pengendalian arah dan pola penyesuaian diri.

(10)

Pengaruh konflik terhadap perilaku tergantung pada sikap konflik itu sendiri. Ada pandangan bahwa semua konflik bersifat mengganggu atau merugikan. Sebenarnya, beberapa konflik dapat memotivasi seseorang untuk meningkatkan kegiatan dan penyesuaian diri.Misalnya, seorang anak dengan orang tuanya yang berbeda pendapat tentang waktu belajar. Anak tersebut berpendapat bahwa waktu belajar hanya dilakukan saat di sekolah saja, akan tetapi orang tua anak tersebut berpendapat bahwa belajar juga dilaksanakan di rumah demi memahami materi yang akan diajarkan dan sudah diajarkan. Anak tersebut tidak akan mengetahui keuntungan dari melaksanakan pendapat orang tuanya setelah menerima nilai raport yang jelek di akhir semester karena tidak belajar di rumah setiap harinya. Maka dari hasil raport tersebut anak akan bisa lebih bisa membagi waktu dan menuruti orangtua.

3.Faktor perkembangan dan kematangan

Dalam proses pengembangan, respon berkembang dari respon yang bersifat instinktif menjadi respon yang bersikap hasil belajar dan pengalaman. Dengan bertambahnya usia perubahan dan perkembangan respon, tidak hanya diperoleh proses belajar, tetapi juga perbuatan individu telah matang untuk melakukan respons dan ini menentukan pola penyesuaian dirinya.

Sesuai dengan hukum perkembangan, tingkat kematangan yang di capai individu yang berbeda-beda, sehingga pola-pola penyesuaian juga akan bervariasi sesuai tingkat perkembangan dan kematangan yang dicapainya. Selain itu, hubungan antara penyesuaian dan perkembangan dapat berbeda-beda menurut jenis aspek perkembangan dan kematangan yang dicapai. Kondisi-kondisi perkembangan dan kematangan memengaruhi tiap aspek kepribadian individu, seperti emosional, sosial, moral, keagamaan, dan intelektual.

4.Faktor lingkungan

Berbagai lingkungan, seperti keluarga, sekolah dan masyarakat, kebudayaan, dan agama berpengaruh kuat terhadap diri seseorang.

1.Pengaruh lingkungan keluarga

(11)

sosialisasi tersebut kemudian dikembangakan di lingkungan sekolah dan masyarakat umum.

2.Pengaruh hubungan dengan orang tua

Pola hubungan orang tua dan anak mempunyai pengaruh yang positif terhadap proses penyesuaian diri. Beberapa pola hubungan yang dapat memengaruhi penyesuaian diri adalah sebagai berikut.

 Menerima (acceptance)

Orang tua menerima kehadiran anaknya dengan cara-cara yang baik, sikap dapat menimbulkan suasana hangat, menyenangkan dan rasa aman bagi anak.

 Menghukum dan disiplin yang berlebihan

Hubungan orang tua dengan anak bersifat keras. Disiplin yang terlalu berlebihan dapat menimbulkan suasana psikologis yang kurang menyenangkan bagi anak.

 Memanjakan dan melindungi anak secara berlebihan

Perlindungan dan pemanjaan secara berlebiahan dapat menimbulkan perasaan tidak aman, cemburu, rendah diri, canggung, dan gejala-gejala yang lainya

 Penolakan

Orang tua menolak kehadiran. Beberapa penelitaian menunjukan bahwa penolakan orang tua pada anaknya akan menimbulkan hambatan dalam penyesuaian diri

3.Hubungan saudara

Hubungan saudara yang penuh persahabatan, saling menghormati, penuh kasih sayang, berpengaruh terhadap penyesuaian diri yang lebih baik. Sebaliknya suasana permusuhan perselisihan, iri hati, kebencian, kekerasan, dan sebagainya dapat menimbulkan kesulitan dan kegagalan anak dalam penyesuaian dirinya.

4.Lingkungan masyarakat

Keadalaan lingkungan masyarakat tempat individu berada menentukan proses dan pola-pola penyesuaian diri. Hasil penelitian menunjukan bahwa gejala tingkah laku atau perilaku menyimpang bersumber pada pengaruh keadaan lingkungan masyarakatnya pergaulan yang salah dan terlalu bebas dikalangan remaja dapat memengaruhi pola-pola penyesuaian dirinya.

5.Lingkungan sekolah

(12)

siswanya. Pendidikan yang diterima anak disekolah merupakan bekal bagi proses penyesuaian diri mereka dilingkungan masyarakatnya.

5.Faktor budaya dan agama

Proses penyesuaian diri anak, mulai lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara bertahap dipengaruhi oleh faktor-faktor kultur dan agama. Lingkungan kultural tempat individu berada dan berinteraksi akan menentukan pola-pola penyesuaian dirinya. Misalnya, tata cara kehidupan di masjid atau gereja akan memengaruhi cara anak menempatkan diri dengan masyarakat sekitarnya.

Agama mamberikan suasana psikologis tertentu dalam mengurangi konflik, frustasi dan ketegangan lainnya. Agama juga memberikan suasana damai dan tenang pada anak. Ajaran agama ini merupakan sumber nilai, norma, kepercayaan dan pola tingkah laku yang akan memberikan tuntunan bagi arti, tujuan dan kestabilan hidup anak. Sembahyang dan berdoa merupakan media menuju arah kehidupan yang lebih nyaman, tenang, dan berarti bagi manusia. oleh karena itu, agama memegang peranan penting dalam proses penyesuaian diri seseorang.

B.Proses dan Aspek-Aspek Penyesuaian Diri 1.Proses Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. Seperti kita ketahui bahwa penyesuaian yang sempurna tidak akan pernah tercapai. Penyesuaian lebih bersifat suatau proses psikologi sepanjang hayat (live Long Process). Dan manusia terus menerus akan berupaya menemukan dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna mencapai pribadi yang sehat. Pada dasarnya penyesuaian diri melibatkan individu dengan lingkungannya. Beberapa faktor lingkungan yang dianggap dapat menciptakan penyesuaian diri yang cukup sehat bagi remaja adalah sebagai berikut;

1.Lingkungan Keluarga yang Harmonis

(13)

bagi perkembangan jiwa seorang anak. Dalam kenyataannya banyak orang tua mengetahui hal ini tetapi mereka mengabaikannya dengan alasan mencari penghasilan yang besar untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan menjamin masa depan anak.

2.Lingkungan Teman Sebaya

Menjalin hubungan yang erat yang harmonis dengan teman sebaya sangatlah penting pada masa remaja.Suatau hal yang sulit bagi remaja menjauh dari dan dijauhi oleh temannya. Remaja mencurahkan kepada teman-temannya apa yang tersimpan di hatinya, dari angan-angan, pemikiran, dan perasaan-perasaannya. Ia mengungkapkan kepada teman sebayanya yang akrab secara bebas dan terbuka tentang rencana, cita-cita, dan kesulitan-kesulitan hidupnya.

3.Lingkungan sekolah

Sekolah mempunyai tugas yang tidak hanya terbatas pada masalah pengetahuan dan informasi saja, tetapi juga mencakup tanggung jawab moral dan sosial secara luas dan komplek.Demikian pula guru tugasnya tidak hanya mengajar saja tetapi juga berperan sebagai pendidik, pembimbing, dan pelatih bagi murid-muridnya.Pendidikan modern menuntut guru untuk mengamati perkembangan penyesuaian diri pada murid-muridnya serta mampu menyusun sistem pendidikan yang sesuai dengan perkembangan tersebut

1.Aspek-Aspek Penyesuaian Diri

Pada dasarnya penyesuaian diri memiliki dua aspek yaitu, penyesuaian diri pribadi dan penyesuaian diri sosial.

1.Penyesuaian Pribadi

Penyesuaian pribadi adalah kemampuan seorang untuk menerima diri demi tercapainya hubungan yang harmonis antara dirinya dan lingkungan sekitarnya.Ia menyatakan sepenuhnya siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak objektif sesuai dengan kondisi dan potensi dirinya. Keberhasilan penyesuaian diri pribadi ditandai oleh tidak adanya rasa benci, tidak ada keinginan untuk lari dari kenyataan, atau tidak percaya pada potensi dirinya.Sebaliknya, kegagalan penyesuaian pribadi ditandai oleh adanya keguncangan dan emosi, kecemasan, pribadi, ketidakpuasan, dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya.Sebagai akibatnya “adanya jarak pemisah antara kemampuan individu dan tuntutan yang diharapkan oleh linkungannya”.

(14)

Dalam kehidupan di masyarakat terjadi proses saling mempengaruhi satu sama lain yang terus menerus dan silih berganti. Dari proses tersebut timbul suatu pola kebudayaan dan pola tingkah laku yang sesuai dengan aturan hukum adat-istiadat, nilai, dan norma sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Proses ini dikenal dengan istilah proses penyesuaian sosial. Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial ditempat individu itu hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Hubungan-hubungan sosial tersebut mencakup hubungan dengan anggota keluarga, masyarakat sekolah, teman sebaya, atau anggota masyarakat luas secara umum.Apa yang diserap yang dipelajari individu dalam proses interaksi dengan masyarakat masih belum cukup untuk menyempurnakan penyesuaian sosial yang memungkinkan individu untuk mencapai penyesuaian pribadi dan sosial sangat baik. Proses berikutnya yang harus dilakukan individu dalam penyesuaian sosial adalah kemauan untuk mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Setiap kelompok atau suku bangsa memiliki sistem nilai yang berbeda-beda. Dalam proses penyesuaian sosial, individu berkenalan dengan nilai dan norma sosial yang berbeda-beda lalu berusaha untuk mematuhinya, sehingga menjadi bagian dan membentuk kepribadiannya. Seperti yang dikatakan oleh Sigmud Freud bahwa hati nurani atau super ego, akan berusaha mengendalikan kehidupan individu dari segi penerimaan dan kerelaannya terhadap beberapa pola perilaku yang disukai dan diterima oleh masyarakat serta menolak dan menjauhi hal-hal yang tidak diterima oleh masyarakat.

2.Implikasi Penyesuaian Diri Peserta Didik

Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan jiwa remaja. Selain mengemban fungsi pengajaran, sekolah juga mengemban fungsi pendidikan (transformasi nilai dan norma sosial).

Upaya yang dapat dilakukan untuk memperlancar proses penyesuaian diri remaja di sekolah adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan situasi sekolah yang dapat menimbulkan rasa betah bagi siswa, baik secara sosial, fisik maupun akademis.

2. Menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan bagi siswa.

3. Berusaha memahami siswa secara menyeluruh, baik prestasi belajar, sosial, maupun aspek pribadinya.

4. Menggunakan metode dan alat mengajar yang mendorong gairah belajar. 5. Menciptakan ruangan kelas yang memenuhi syarat kesehatan.

(15)

7. Adanya keteladanan dari para guru dalam segala aspek pendidikan

8. Mendapatkan kerja sama dan saling pengertian dari para guru dalam menjalankan kegiatan pendidikan.

9. Melaksanakan program bimbingan dan penyuluhan yang sebaik-baiknya. 10. Membuat tata tertib sekolah yang jelas dan dipahami siswa.

10

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

 Penyesuaian diri merupakan suatau proses alamiah dan dinamis yang

bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungannya.

 Rintangan-rintangan itu dapat bersumber dari dalam dirinya (keterbatasan) atau mungkin dari luar dirinya. Untuk lebih jelasnya, berikut akan diuraikan karakteristik penyesuaian diri yang positif dan yang salah

 Menurut Schneiders (1984), setidaknya ada lima faktor yang dapat

memengaruhi proses penyesuaian diri remaja, yaitu:kondisi fisik, kepribadian, proses belajar,lingkungan,agama dan budaya

 Penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. Seperti kita ketahui bahwa penyesuaian yang sempurna tidak akan pernah tercapai.

(16)

 Pada dasarnya penyesuaian diri memiliki dua aspek yaitu, penyesuaian diri pribadi dan penyesuaian diri sosial.

 Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan jiwa remaja. Selain mengemban fungsi pengajaran, sekolah juga mengemban fungsi pendidikan (transformasi nilai dan norma sosial).

B. Saran

 Kepada para pembaca agar dapat mengaplikasikan materi makalah ini yaitu tentang konsep dan proses penyesuaian diri peserta didik usia sekolah

menengah / remaja khusus bagi anda mahasiswa FKIP yang akan menjadi guru di kemudian hari.

 Saran saya kepada pihak pengelola perpustakaan agar lebih memperhatikan kelengkapan buku-buku yang ada di perpustakaan agar pembuatan makalah-makalah selanjutnya dapat diambil dari sumber-sumber yang berbeda, dengan begitu makalah yang dibuatakan lebih lengkap.

DAFTAR PUSTAKA

(17)

12

MAKALAH BAHASA

INDONESIA

Ejaan Yang Disempurnakan

DISUSUN OLEH

KELOMPOK IV:

Wa Sarna ( 2015-41-043)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Referensi

Dokumen terkait

〔商法一八〇〕約束手形の振出と商法二六二条大阪地裁昭和四八年 一月三〇日判決 米津, 昭子Yonetsu, Teruko 商法研究会Shoho kenkyukai

Perancangan fisikal basis data merupakan prose yang menghasilkan sebuah deskripsi implementasi dari basis data pada secondary storage yang menggambarkan relasi

Apabila persembahan Bapak, Ibu, Saudara/i, tidak / belum tercantum dalam Warta Jemaat atau tidak sesuai dengan jumlah pemberian, kami mohon segera menghubungi Kantor

Penerapan metode WP dalam sistem pendukung keputusan perusahaan berprestasi di Kabupaten Sukabumi memiliki tiga tahapan perhitungan pada sistem dimulai dari

Berbeda dengan pendapat Supranoto (1981/1982: 27) yang menjelaskan bahwa tembang dolanan merupakan tembang yang dinyanyikan oleh anak dengan iringan musik ataupun

Berdasarkan hasil pengujian secara parsial (Uji t) pada taraf nyata ( α ) = 5% dapat diketahui bahwa variabel Return On Assets dan Price Earning Ratio berpengaruh positif

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) Dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Jumlah Penyaluran Kredit Di Sektor UMKM Yang Berdampak Pada Return On Assets (ROA)

Pertama-tama kita declarasikan tiga variabel yakni listCatatan untuk koneksi ke listview yang di layout, variabel dataCatatan dengan tipe ArrayList berupa model