• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola Implementasi Beban Kerja Guru TIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pola Implementasi Beban Kerja Guru TIK"

Copied!
171
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI PELATIHAN GURU

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

TAHUN 2015

SMP/SMA/SMK

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

(2)

Diterbitkan oleh:

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015

Copyright © 2015, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

(3)

SAMBUTAN

KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Kurikulum 2013 pada tahun 2015 dilaksanakan untuk kelas III, VI, IX dan XII di16.991 sekolah yang tersebar pada jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya untuk merespon berbagai tantangan internal dan eksternal.

Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama. Pertama, standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua, standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. Ketiga, semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian. Aplikasi yang taat asas dari prinsip-prinsip ini menjadi sangat esensial dalam mewujudkan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013.

Implementasi Kurikulum 2013 merupakan langkah strategis dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia masa depan.Titik tekan pengembangan Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan. Pengembangan kurikulum menjadi amat penting sejalan dengan kontinuitas kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya serta perubahan masyarakat pada tataran lokal, nasional, regional, dan global di masa depan. Aneka kemajuan dan perubahan itu melahirkan tantangan internal dan eksternal pada bidang pendidikan.

Untuk menjamin keterlaksanaan implementasi Kurikulum 2013 pada 16.991 sekolah maka kepada semua guru dan kepala sekolah di sekolah sasaran serta pengawas diberikan pelatihan implementasi Kurikulum 2013. Pelatihan sudah dimulai pada tahun 2013 dan berlanjut pada tahun 2014 dan 2015 untuk semua mata pelajaran. Mengingat jumlah peserta pelatihan yang cukup besar maka pelatihan ini melibatkan semua stakeholder pendidikan baik di pusat maupun daerah.

Mudah-mudahan pelatihan implementasi Kurikulum 2013 ini bisa berjalan dengan baik dan lancar. Akhirnya, kepada semua pihak yang telah mendedikasikan dirinya dalam memberikan kontribusi dan mempersiapkan pelatihan Kurikulum 2013, saya mengucapkan banyak terima kasih. Semoga bermanfaat untuk mencerdaskan bangsa Indonesia.

Jakarta, Mei 2015

Kepala Badan PSDMPK-PMP

Syawal Gultom

(4)

NIP 196202031987031002

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Perangkat (Pedoman, Panduan, Modul beserata perangkat pendukung lainnya) Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Perangkat ini merupakan dokumen wajib dalam rangka pelatihan calon narasumber, instruktur, dan guru untuk memahami Kurikulum 2013 dan kemudian mengiimplementasikannya dalam proses pembelajaran di sekolah.

Kurikulum 2013 ini diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2013/2014. Pada tahun 2013 telah dilakukan pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 untuk Kelas I, IV, VII, dan X. Pada Tahun ajaran 2014 telah dilaksanakan pelatihan untuk kelas I, II, IV, V, VII, IX, dan X. Selanjutnya pada tahun Ajaran 2015/2016 diharapkan Kurikulum 2013 telah dilaksanakan di seluruh kelas I sampai dengan Kelas XII pada 16.991 sekolah, yaitu sekolah yang pada tahun ajaran 2015/2016 yang sudah melaksanakan Kurikulum 2013 selama 3 (tiga) semester berturut turut.

Menjelang implementasi Kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2015/2016 pada kelas III, VI, IX dan XII penyiapan tenaga guru dan tenaga kependidikan lainnya sebagai pelaksana kurikulum perlu dilakukan. Sehubungan dengan itu, Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK dan PMP), telah menyiapkan strategi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas.

Pada tahun 2015 pelatihan dilakukan bagi pengawas SD/SMP/SMA/SMK, kepala sekolah SD/SMP/SMA/SMK, dan guru Kelas III, VI, IX, dan XI. Guna menjamin kualitas pelatihan tersebut, maka Badan PSDMPK dan PMP telah menyiapkan Pedoman Pelatihan, Buku 1 Panduan untuk Narasumber Nasional dan Instruktur Nasional, dan Buku 2 Modul Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 sesuai dengan kelas, mata pelajaran, dan jenjang pendidikan. Modul ini diharapkan dapat membantu semua pihak menjalankan tugas dalam Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013.

Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas partisipasi aktif kepada pejabat dan staf di jajaran BPSDMPK dan PMP, dosen perguruan tinggi, konsultan, widyaiswara, pengawas, kepala sekolah, dan guru yang terlibat di dalam penyusunan modul-modul tersebut di atas.

Jakarta, Mei 2015

Kepala Pusat Pengembangan Profesi Pendidik

Unifah Rosyidi

NIP 196204051987032001

(6)
(7)

DAFTAR ISI

SAMBUTAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISIvii

STRUKTUR MATERI PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013viii

MATERI PELATIHAN 1: RASIONAL DAN ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 20131 1.1 Rasional Kurikulum 20134

1.2 Elemen Perubahan Kurikulum 20137

MATERI PELATIHAN 2: PERAN DAN TUGAS GURU TIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 201314 2.1 Pemahaman Peran dan Tugas Guru TIK 18

2.2 Pemahaman Konsep, Kompetensi, Materi dan Pembimbingan TIK … MATERI PELATIHAN 3: PERENCANAAN PROGRAM33

3.1 Penyusunan Rancangan Pelaksanaan Bimbingan TIK 38

3.2 Pemahaman Rencana Fasilitasi Guru dan Tenaga Kependidikan 45 3.3 Pemahaman Rencana Penilaian Bimbingan TIK

MATERI PELATIHAN 4: PELAKSANAAN PROGRAM

4.1

Pelaksanaan Bimbingan TIK ……….. 57

4.2

Pelaksanaan Fasilitasi Guru dan Tenaga Kependidikan ………. 61 4.3 Penilaian dan Pelaporan Program ……….. 62 MATERI PELATIHAN 5:

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK

…..…………..

79

5.1 Penyusunan Rancangan Media Pembelajaran/Storyboard ….………. 81 5.2

Pembuatan Media Pembelajaran berbasis TIK ….………. 92 DAFTAR PUSTAKA ……….……… 116

(8)

GAMBARAN STRUKTUR MATERI PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

8 Teknologi Informasi dan Komunikasi

MATERI

PELATIHAN

Materi Pelatihan 1: Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013

1.1 Rasional Kurikulum 2013

1.2

Elemen Perubahan Kurikulum2013

Materi Pelatihan 2: Peran dan Tugas Guru TIK dalam Implementasi Kurikulum 2013

2.1 Pemahaman Peran dan Tugas Guru TIK

2.2 Pemahaman Konsep, Kompetensi, Materi dan Pembimbingan TIK

Materi Pelatihan 3: Perencanaan Program

3.1 Penyusunan Rancangan Pelaksanaan Bimbingan TIK 3.2 Pemahaman Rencana Fasilitasi Guru dan Tenaga

Kependidikan

3.3 Pemahaman Rencana Penilaian Bimbingan TIK

Materi Pelatihan 4: Pelaksanaan Program 4.1 Pelaksanaan Bimbingan TIK

4.2 Pelaksanaan Fasilitasi Guru dan Tenaga Kependidikan

4.3

Penilaian dan Pelaporan Program

Materi Pelatihan 5: Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis TIK

(9)
(10)

MATERI PELATIHAN 1

RASIONAL DAN ELEMEN PERUBAHAN

KURIKULUM 2013

1.1. RASIONAL KURIKULUM 2013

(11)
(12)

MATERI PELATIHAN 1:

RASIONAL DAN ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013

Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik tersebut. Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis, bertanggung jawab.

Pada materi pelatihan ini Anda mempelajari konsep Kurikulum 2013 yang meliputi Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013.

Kompetensi yang ingin dicapai:

1. Memahami secara utuh rasional kurikulum 2013

2. Memahami elemen perubahan Kurikulum 2013.

Indikator:

1. Menjelaskan rasional pengembangan Kurikulum 2013 dalam kaitannya dengan perkembangan masa depan.

2. Menjelaskan elemen-elemen perubahan pada Kurikulum 2013.

Langkah Kegiatan

(13)

Menyimak paparan tentang rasional Kurikulum 2013

Tanya jawab tentang rasional Kurikulum 2013

2. Elemen Perubahan Kurikulum 2013

Menyimak paparan tentang elemen

perubahan Kurikulum 2013

Tanya jawab tentang elemen perubahan

(14)

1.1. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013

A. Pengertian Kurikulum

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua dimensi tersebut.

B. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:

1. Tantangan Internal

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan

(15)

standar penilaian pendidikan.

Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.

2. Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.

C. Penyempurnaan Pola Pikir

(16)

1. Penguatan pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.

Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari dan gaya belajarnya (learning style) untuk memiliki kompetensi yang sama;

2. Penguatan pola pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya);

3. Penguatan pola pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);

4. Penguatan pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan pendekatan pembelajaran saintifik);

5. Penguatan pola belajar sendiri dan kelompok (berbasis tim);

6. Penguatan pembelajaran berbasis multimedia;

7. Penguatan pola pembelajaran berbasis klasikal-massal dengan tetap memperhatikan pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;

8. Penguatan pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan

9. Penguatan pola pembelajaran kritis.

D. Penguatan Tata Kelola Kurikulum

Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut.

1. Penguatan tata kerja guru lebih bersifat kolaboratif;

2. Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan

(17)

E. Penguatan Materi

Penguatan materi dilakukan dengan cara pengurangan materi yang tidak relevan serta pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.

F. Karakteristik Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut.

1. Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;

2. Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;

3. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

4. Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;

5. Mengembangkan Kompetensi Inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) Kompetensi Dasar. Semua Kompetensi Dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam Kompetensi Inti;

(18)

1.2. Elemen Perubahan Kurikulum 2013

Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Standar nasional pendidikan terdiri atas standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pembiayaan, standar penilaian pendidikan (UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).

Di dalam kerangka pengembangan kurikulum 2013, dari 8 satandar nasional pendidikan seperti yang tertuang di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, hanya 4 standar yang mengalami perubahan yang signifikan, seperti yang tertuang di dalam matriks berikut ini.

Standar Kompetens Lulusan

(19)

Standar Kompetensi Lulusan adalah criteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standarisi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.

Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya disatuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

a. KompetensiLulusanSD/MI/SDLB/Paket A

Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.

SD/MI/SDLB/PaketA

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,

berakhlak mulia,berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.

(20)

b. Kompetensi Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B

Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B memiliki sikap, p engetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.

SMP/MTs/SMPLB/Paket B

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata.

Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang

dipelajari disekolah dan sumber lain sejenis.

c. Kompetensi Lulusan SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C

Lulusan SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.

SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap

(21)

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan

metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.

Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

1. Standar Isi

Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Tingkat kompetensi merupakan batas minimal pencapaian kompetensi sikap,pengetahuan, dan keterampilan. Pencapaian kompetensi sikap dinyatakan dalam deskripsi kualitas tertentu, sedangkan pencapaian kompetensi pengetahuan dinyatakan dalam skor tertentu untuk kemampuanberpikirdan dimensi pengetahuannya, sedangkan untuk kompetensi keterampilan dinyatakan dalam deskripsi kemahiran dan/atau skor tertentu. Pencapaian tingkat kompetensi dinyatakan dalam bentuk deskripsi kemampuan dan/atau skor yang dipersyaratkan pada tingkat tertentu. Tingkat pencapaian KI dan KD berbeda untuk setiap satuan tingkat pendidikan mulai dari SD/MI kelas awal (I– III) dan kelas atas (IV–VI), SMP/MTs kelas VII-IX, dan SMA/SMK/MA kelas X -XII. Tingkat pencapaian kompetensi ditentukan sebagai berikut.

No. Tingkat Kompetensi Tingkat Kelas

1. Tingkat 0

TK/RA

2. Tingkat 1

Kelas I SD/MI/SDLB/PAKETA

Kelas II SD/MI/SDLB/PAKETA

(22)

3. Tingkat 2 Kelas IV SD/MI/SDLB/PAKETA

4. Tingkat 3

Kelas V SD/MI/SDLB/PAKETA

Kelas VI SD/MI/SDLB/PAKETA

5. Tingkat 4

Kelas VII SMP/MTs/SMPLB/PAKET B

Kelas VIII SMP/MTs/SMPLB/PAKETB

6. Tingkat 4A Kelas IX SMP/MTs/SMPLB/PAKET B

7. Tingkat 5

Kelas X SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/ PAKET C/PAKET C KEJURUAN

Kelas XI SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/ PAKET C / PAKET C KEJURUAN

8.

Tingkat 6

Kelas XII SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/ PAKET C/ PAKET C KEJURUAN

2. Standar Proses

Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan.

Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka prinsip pembelajaran yang digunakan:

1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;

(23)

3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah;

4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi; 5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;

6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;

7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;

8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills);

9. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;

10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sungtulodo), membangun kemauan (ingmadyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);

11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;

12. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.

13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan

14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.

Terkait dengan prinsip di atas,dikembangkan standar proses yang mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.

Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada standar kompetensi lulusan dan standar isi. Standar kompetensi lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. StandarIsi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.

Sesuai dengan standar kompetensi lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan.

(24)

menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas “mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antar mata pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquirylearning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

(25)

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Menerima Mengingat Mengamati

Menjalankan Memahami Menanya

Menghargai Menerapkan Mencoba

Menghayati, Menganalisis Menalar

Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji

- Mencipta

Karakteristik proses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik kompetensi. Pembelajaran tematik terpadu di SD/MI/SDLB/Paket A disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik.

Karakteristik proses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik kompetensi. Pembelajaran tematik terpadu diSMP/MTs/SMPLB/Paket B disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. Proses pembelajaran di SMP/MTs/SMPLB/Paket B disesuaikan dengan karakteristik kompetensi yang mulai memperkenalkan mata pelajaran dengan mempertahankan tematik terpadu pada IPA dan IPS.

Karakteristik proses pembelajaran di SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan secara keseluruhan berbasis mata pelajaran, meskipun pendekatan tematik masih dipertahankan.

Standar Proses pada SDLB, SMPLB, dan SMALB diperuntukkan bagi tuna netra, tuna rungu, tuna daksa, dan tuna laras yang intelegensinya normal.

(26)

Proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga ranah tersebut secara utuh/holistik, artinya pengembangan ranah yang satu tidak bisa dipisahkan dengan ranah lainnya. Dengan demikian proses pembelajaran secara utuh melahirkan kualitas pribadi yang mencerminkan keutuhan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

3. Standar Penilaian

Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar Peserta Didik.

Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Penilaian dalam proses pendidikan merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dari komponen lainnya khususnya pembelajaran. Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasilbelajar peserta didik secara berkesinambungan. Penegasan tersebut termaktub dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penilaian hasil belajar oleh pendidik memiliki peran antara lain untuk membantu peserta didik mengetahui capaian pembelajaran (learning outcomes). Berdasarkan penilaian hasil belajar oleh pendidik, pendidik dan peserta didik dapat memperoleh informasi tentang kelemahan dan kekuatan pembelajaran dan belajar.

Dengan mengetahui kelemahandan kekuatannya, pendidik dan peserta didik memiliki arah yang jelas mengenai apa yang harus diperbaiki dan dapat melakukan refleksi mengenai apa yang dilakukannya dalam pembelajarandan belajar. Selain itu bagi peserta didik memungkinkan melakukan proses transfer cara belajar tadi untuk mengatasi kelemahannya (transfer oflearning). Sedangkan bagi guru, hasil penilaian hasil belajar oleh pendidik merupakan alat untuk mewujudkan akuntabilitas profesionalnya, dan dapat juga digunakan sebagai dasar dan arah pengembangan pembelajaran remedial atau program pengayaan bagi peserta didik yang membutuhkan, serta memperbaiki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan proses pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

(27)

guru sebagai pendidik profesional.

Dalam konteks pendidikan berdasarkan standar (standard-based education), kurikulum berdasarkan kompetensi (competency-based curriculum), dan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) penilaian proses dan hasil belajar merupakan parameter tingkat pencapaian kompetensi minimal. Untuk itu, berbagai pendekatan, strategi, metode, teknik, dan model pembelajaran perlu dikembangkan untuk memfasilitasi peserta didik agar mudah dalam belajar dan mencapai keberhasilan belajar secara optimal.

(28)
(29)

MATERI PELATIHAN 2

PERAN DAN TUGAS GURU TIK DALAM

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

2.1 PEMAHAMAN PERAN DAN TUGAS GURU TIK

(30)
(31)

MATERI PELATIHAN 2 :

PERAN DAN TUGAS GURU TIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

2.1.Pemahaman Peran Dan Tugas Guru TIK

Saat ini dunia telah memasuki era informasi yang berkembang dan terus berkembang. Informasi menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh semua kalangan baik instansi pemerintah maupun swasta. Teknologi yang berkembang menyediakan kesempatan yang besar untuk pengembangan manajemen pendidikan dan proses pembelajaran yang berkualitas di sekolah melalui pemanfaatan TIK. Dengan demikian TIK memiliki potensi yang sangat besar untuk mentransformasikan seluruh aspek pendidikan di sekolah untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam rangka mewujudkan situasi pembelajaran yang mendukung potensi peserta didik perlu didukung dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang dapat mengeksplorasi sumber belajar secara efektif dan efisien dengan memaksimalkan peran guru TIK dan KKPI.

Pada materi pelatihan ini Anda akan memelajari peran dan tugas guru TIK dalam implementasi kurikulum 2013

Kompetensi

Memahami peran dan tugas guru TIK dalam implementasi kurikulum

Indikator Pencapaian Kompetensi

(32)

2. Menjelaskan peran dan tugas guru TIK dalam implementasi kurikulum

Langkah Kegiatan

Tanya jawab tentang peran dan tugas guru

TIK dalam implementasi

kurikulum

Mengamati tayangan fenomena guru

TIK

Diskusi kelompok

Tentang peran dan tugas guru TIK

dalam implementasi

kurikulum

Presentasi hasil diskusi kelompok

dan tanyajawab dengan kelompok

lain dan

Penyimpulan hasil diskusi tentang peran dan tugas

guru TIK dalam implementasi

(33)

2.2 Pemahaman Konsep, Kompetensi, Materi, Dan Pembimbingan TIK

Pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), serta meluasnya perkembangan infrastruktur informasi global telah mengubah pola dan cara kegiatan yang dilaksanakan di industri, perdagangan, dan pemerintahan serta sosial politik. Perkembangan ekonomi berbasis TIK dan masyarakat informasi (information society) telah memunculkan paradigma baru yang dominan. Kemampuan untuk terlibat secara efektif dalam revolusi TIK akan menentukan masa depan bangsa.

Penerapan dan pengembangan kurikulum Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di sekolah adalah salah satu langkah strategis dalam menyongsong masa depan pendidikan Indonesia. Kurikulum masa depan TIK bukan sekedar mengikuti trend global melainkan merupakan suatu langkah strategis di dalam upaya meningkatkan akses dan mutu layanan pendidikan kepada masyarakat. Kurikulum TIK masa yang akan datang perlu dikembangkan mengarah pada terwujudnya sistem pendidikan terpadu yang dapat membangun bangsa yang mandiri, dinamis dan maju. Sudah barang tentu semua ini harus diikuti oleh kesiapan seluruh komponen sumber daya manusia baik dalam cara berpikir, orientasi perilaku, kultur, sikap dan sistem nilai yang mendukung pengembangan kurikulum teknologi informasi dan komunikasi untuk kemaslahatan manusia.

Pada materi pelatihan ini Anda memelajari konsep, kompetensi, materi, dan pembimbingan TIK

Kompetensi

1. Memahami konsep, kompetensi dan ruang lingkup materi TIK

2. Mendeskripsikan model pembelajaran/pembimbingan TIK

Indikator

(34)

2. Menjelaskan kompetensi TIK

3. Menjelaskan ruang lingkup materi TIK untuk jenjang SMP/SMA/SMK

4. Menjelaskan model-model pembelajaran/pembimbingan TIK (Klasikal dan Individual)

Langkah Kegiatan

Tanya jawab tentang Konsep TIK

dan

implementasi-nya di Satuan Pendidikan

Mengamati paparan/tayang

an TIK dalam Pembelajaran

Diskusi kelompok

tentang Konsep, Kompetensi,

Materi, dan pembimbingan TIK

(Klasikal/Individu)

Presentasi hasil diskusi kelompok dan tanyajawab

dengan kelompok lain

dan

Penyimpulan hasil diskusi tentang Konsep, Kompetensi, Materi, dan

(35)

2.1. Pemahaman Peran dan Tugas Guru TIK

A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

Kurikulum dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut.

1. Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama.

2. Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya).

3. Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet).

4. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif mencari (pembelajaran peserta didik aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains).

5. Pola belajar sendiri/mandiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim).

(36)

6. Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia.

7. Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuh pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik.

8. Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tungga (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines).

9. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

Berdasarkan hasil survei ECAR Student Study Mobile TIK di tahun 2010, pencarian informasi dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang dilakukan oleh peserta didik menempati posisi teratas. Posisi kedua ditempati pada penggunaan TIK untuk mengakses jejaring sosial, disusul mengakses E-Mail, Maps, akses musik, dan lainnya. Dengan akses terhadap informasi yang dilakukan peserta didik, tentu saja proses pembelajaran TIK di abad 21 ini merupakan suatu keharusan. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi landasan kehidupan di abad ke 21. Bimbingan TIK yang dilakukan di sekolah dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu mengantisipasi pesatnya perkembangan teknologi, sehingga peserta didik dapat memanfaatkan TIK dengan baik dan benar sesuai dengan keahliannya.

Di dalam pencapaian tujuan pembelajaran peran TIK menjadi sangat penting bagi guru dan peserta didik dalam mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, menyebarkan data dan informasi dalam rangka untuk mendukung kelancaran proses pembelajaran. U ntuk mewujudkan suasana pembelajaran dan proses pembelajaran aktif, diharapkan guru memanfaatkan berbagai sumber belajar agar potensi peserta didik dapat dikembangkan secara maksimal untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Dalam rangka untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang mendukung potensi peserta didik dalam pelaksanaan kurikulum, pembelajaran di sekolah perlu didukung dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang dapat mengekplorasi sumber belajar secara efektif dan efisien dengan memaksimalkan peran guru TIK dan guru KKPI di sekolah.

B. Deskripsi Peran Dan Tugas Guru TIK

(37)

Informasi dalam Implementasi Kurikulum 2013, bahwa Guru TIK sebagai guru profesional dalam pelaksanaan kurikulum memiliki peran dan kewajiban sebagai berikut:

1. membimbing peserta didik SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau yang sederajat untuk mencari, mengolah, menyiapkan, mendistribusikan, menyajikan, menginformasikan serta memanfaatkan data dan informasi dalam berbagai cara untuk mendukung kelancaran proses pembelajaran.

2. memfasilitasi sesama guru pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau yang sederajat dalam menggunakan TIK untuk persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran pada pendidikan dasar dan menengah;

3. memfasilitasi tenaga kependidikan pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau yang sederajat dalam menerapkan dan mengembangkan sistem informasi manajemen sekolah berbasis TIK.

Guru TIK memiliki tugas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan pembimbingan TIK terhadap peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan. Guru TIK melaksanakan bimbingan TIK kepada:

1. Peserta didik pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau yang sederajat untuk:

a. mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, menyebarkan data dan informasi dalam rangka untuk mendukung kelancaran proses pembelajaran;

b. pengembangan diri peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian peserta didik di sekolah/madrasah dengan memanfaatkan TIK sebagai sarana untuk mengeksplorasi sumber belajar;

2. Sesama guru pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau yang sederajat untuk:

a. pengembangan sumber belajar dan media pembelajaran;

b. persiapan pembelajaran;

c. proses pembelajaran;

(38)

e. pelaporan hasil belajar;

3. T enaga kependidikan pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau yang sederajat untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem manajemen sekolah.

Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru TIK dan KKPI yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Dikdas dan Direktorat Jenderal Dikmen tahun 2014, uraian tugas dan hasil pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut.

1 menyusun rancangan pelaksanaan Dokumen rencana Pelaksanaan

2 melaksanakan bimbingan dan fasilitasi TIK per semester untuk :

a. peserta didik

b. guru

c. tenaga kependidikan

Dokumen laporan pelaksanaan bimbingan dan fasilitasi TIK untuk

a. peserta didik *

b. guru, dan tenaga kependidikan **

3 menyusun alat ukur/lembar kerja program Instrumen evaluasi bimbingan

4 mengevaluasi proses dan hasil bimbingan TIK Data hasil evaluasi bimbingan

5 menganalisis hasil bimbingan TIK Data hasil analisis *

6 melaksanakan tindak lanjut hasil evaluasi dengan memperbaiki pelaksanaan bimbingan TIK

Dokumen laporan pelaksanaan Program tindak lanjut *

7 menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan

Dokumen laporan hasil

pengawasan terhadap penilaian dan evaluasi proses dan hasil

8 mengembangkan sistem informasi manajemen sekolah berbasis teknologi informasi

(39)

9 membimbing peserta didik dalam kegiatan Laporan hasil kegiatan bimbingan

melaksanakan kegiatan pengembangan diri dalam Pengembangan Keprofesian

Sertifikat dan laporan deskripsi diri hasil kegiatan pengembangan diri **

11 melaksanakan publikasi ilmiah dan/atau Hasil karya ilmiah **

Keterangan :

Penghargaan yang diberikan kepada guru berupa:

* Pemenuhan Beban Kerja

** Pemenuhan Angka Kredit

C. Beban Kerja Guru TIK

(40)

1. Beban kerja guru TIK paling sedikit melaksanakan pembimbingan untuk 150 (seratus lima puluh) peserta didik per tahun pada 1 (satu) atau lebih satuan pendidikan. Pelaksanaan beban kerja guru TIK diatur secara terprogram. Mekanismenya adalah bahwa dalam memberikan pembimbingan dilakukan untuk setiap peserta didik, minimal 5 (lima) kali pertemuan setiap semester secara klasikal/kelompok, dan melaksanakan pembimbingan individual pada hari kerja dengan jadwal yang diatur oleh guru dan sekolah.

(41)

2.2: Pemahaman Konsep, Kompetensi, Materi, Dan Pembimbingan TIK

A. Konsep TIK

Teknologi Informasi (TI) seperti yang didefinisikan dalam Information Technology Association of America (ITAA) adalah studi, perancangan, lapangan, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis computer, khususnya perangkat lunak aplikasi dan perangkat keras komputer. Istilah “teknologi Informasi“ ditemukan sekitar tahun 1970. Hingga abad ke 20, kerjasama antara militer dan industri mengembangkan teknologi elektronik, komputer dan inforamsi. Militer telah melakukan dan membiayai penelitian untuk inovasi di bidang mekanisasi dan komputasi.

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan perluasan dari TI dengan menggabungkan konsep Teknologi Komunikasi dalam Teknologi Informasi. Hal ini disebabkan oleh begitu kuatnya keterikatan antara Teknologi Informasi dengan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai pengertian dari dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, mempunyai pengertian luas yang meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi Komunikasi mempunyai pengertian segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu, Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala aspek yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media menggunakan teknologi tertentu. Salahsatu peralatan TIK yang sangat diperlukan dalam berbagai bidang antara lain komputer. Sistem komputer pertama adalah UNIVAC I yang didisain oleh J. Presper Eckert dan John Mauchly untuk Biro Sensus Amerika Serikat. Pada akhir tahun 70an berkembang microcomputer berupa personal komputer (PC) yang dibuat pertama kali oleh perusahaan komputer IBM. Sejak itu, empat generasi komputer telah ditemukan. Langkah pengembangan tiap generasi menunjukkan pada penurunan ukuran fisik perangkat keras dengan peningkatan kemampuan kinerja PC. Komputer generasi pertama menggunakan tabung hampa udara, kemudian transistor, dan ketiga menggunaka IC (integrated circuit). Generasi keempat sudah menggunakan sistem yang kompleks yaitu VLSI (Very Large Scale Integration).

(42)

dinyatakan bahwa Teknologi adalah tentang cara segala sesuatu dikerjakan; Juga Teknologi adalah proses, perkakas (tools) dan teknik yang mengubah aktivitas manusia. Di sisi lain dalam buku tersebut didefinisikan bahwa TIK adalah tentang cara-cara baru dimana kita dapat berkomunikasi, mencari tahu, membuat keputusan, dan menyelesaikan masalah-masalah. TIK adalah proses, perkakas, dan teknik untuk:

a. Mengumpulkan dan mengidentifikasi informasi.

b. Mengklasifikasi dan mengorganisasi.

c. Merangkum dan mensintesa.

d. Berspekulasi dan memprediksi.

Kurikulum TIK mengandung konsep-konsep tersebut yang saling berhubungan sebagai berikut:

1. Berkomunikasi, mencari tahu (inkuiri), membuat keputusan, dan menyelesaikan masalah

adalah tentang kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam proses untuk secara kritis menilai informasi, mengelola inkuiri, menyelesaikan masalah-masalah, melakukan penelitian dan berkomunikasi dengan bermacam-macam audien. Peserta didik diharapkan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam kehidupan sehari dalam situasi dunia nyata.

Dalam Buku Information and Communication Technology, The National Curriculum for England, Key Stage 1-4, 1999 dinyatakan bahwa TIK dapat menimbulkan pengembangan spiritual, moral, sosial, dan budaya peserta didik melalui TIK.

a). Pengembangan spiritual peserta didik. Dengan membantu peserta didik untuk berdiskusi tentang bagaimana keterbatasan-keterbatasan TIK membuat kita ingat terhadap siapa yang menciptakan kita sebagai manusia (sebagai contoh: dapatkah komputer mencipta?). Juga dengan membantu peserta didik menyadari kreativitas dan imaginasi mereka sendiri.

(43)

penggunaannya.

c) Pengembangan sosial, melalui pemikiran tentang bagaimana TIK dapat memfasilitasi komunikasi dan berbagi informasi, serta diskusi bagaimana TIK mempengaruhi jalan kehidupan, cara bekerja dan berkomunikasi (Contoh: dampaknya terhadap pekerjaan, hubungan sosial, dan masyarakat terbatas).

d) Pengembangan budaya, melalui diskusi tentang bagaimana TIK menimbulkan kontek-kontek budaya (Contoh: bagaiamana sebuah presentasi world wide web (www) mencerminkan budaya dari pembuatnya).

2. Konsep, pengetahuan, dan operasi dasar

Peserta didik mampu mengenali secara mendalam hakekat dan dampak Teknologi Informasi dan Komunikasi, etika dan moral pemanfaatan teknologi, media massa digital, masalah ergonomis dan keamanan, dasar-dasar komputer, dan pengoperasian teknologi multimedia.

3. Pengolahan informasi untuk produktivitas

Peserta didik mampu menggunakan pengetahuan dan keterampilan untuk berbagai macam perangkat produktifitas teknologi meliputi: penggunaan Sistem Operasi (Operating System); melakukan setting periferal ; pengoperasian software ; pemanfaatan jaringan. Pemecahan masalah, eksplorasi dan komunikasi. Peserta didik mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilannya dalam situasi kehidupan nyata untuk mendapatkan informasi, mengelola gagasan, memecahkan masalah, melakukan penelitian, dan menggunakan perangkat komunikasi untuk mendapatkan dan mengirimkan informasi.

Kompetensi peserta didik yang terbentuk dari aspek Konsep, pengetahuan, dan operasi dasar atau aspek Pengolahan informasi untuk produktifitas akan membangun kompetensi dari aspek pemecahan masalah, eksplorasi dan komunikasi.

B. Kompetensi TIK

1. Peserta Didik

(44)

mendapatkan dan memproses informasi dalam kegiatan belajar, bekerja, dan aktifitas lainnya sehingga peserta didik mampu berkreasi, mengembangkan sikap inisiatif, mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri, dan mudah beradaptasi dengan perkembangan yang baru.

Ripley (2009) mengelompokkan kemampuan TIK siswa menjadi sembilan kemampuan:

a. Mencari dan memilah – Siswa mampu mencari dan memilah informasi dari berbagai sumber sesuai dengan yang dikehendaki.

b. Mengelompokkan dan sistematis – Siswa mampu menggunakan pendekatan sistematis untuk mengetahui suatu ilmu pengetahuan.

c. Mengembangkan Ide – Siswa mampu melakukan penghitungan dan pendataan.

d. Berbagi Informasi – Siswa mampu melakukan komunikasi dan kolaborasi dengan memanfaatkan teknologi.

e. Melakukan reviw – Siswa mampu melakukan reviw dalam proses penyempurnaan.

f. Menyelesaikan tugas – Siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan.

g. Kendali – Siswa mampu memanfaatkan teknologi untuk mengendalikan sebuah obyek.

h. Permodelan – Siswa mampu memanfaatkan TIK sebagai alat untuk membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahan.

i. Menampilkan informasi – Siswa mampu menggunakan berbagai teknologi untuk keperluan presentasi.

2. Guru

(45)

profesional guru1.

Menurut UNESCO, perubahan pendidikan melalui TIK melampaui tiga pendekatan: literasi teknologi, pendalaman pengetahuan, dan kreasi pengetahuan. Ketiga pendekatan ini memiliki implikasi yang berbeda secara pedagogis, praktik pengajaran oleh guru, pengembangan profesional, kurikulum dan asesmen, serta pengelolaan dan administrasi sekolah. Sehubungan dengan pedagogi, penggunaan TIK mengharuskan guru untuk mengembangkan cara-cara inovatif dalam pemanfaatan teknologi untuk memperbaiki pembelajaran dan mendorong a. literasi teknologi; b. pendalaman pengetahuan; dan c. kreasi pengetahuan2.

a. Tahap Literasi Teknologi

Dalam tahapan ini, literasi teknologi merupakan tahapan mendasar yang akan mendorong dan memfasilitasi peserta didik menggunakan teknologi baru serta tahapan yang membutuhkan perubahan kebijakan yang paling mendasar. Tahapan ini fokus pada pengembangan literasi teknologi guru untuk mengintegrasikan peralatan TIK ke dalam kurikulum. Literasi teknologi ini mempersyaratkan fokus pada distribusi yang merata untuk memungkinkan perluasan akses yang mengurangi kesenjangan digital (digital divide) serta lebih menjamin keberhasilan ketiga tahapan dalam pengembangan pendidikan. Hasil akhir tahap literasi ini adalah guru kompeten dalam memanfaatkan TIK dalam pembelajaran untuk memberdayakan peserta didik agar mampu menguasai teknologi baru sebagai bekal bagi diri peserta didik dalam mengembangkan dirinya sebagai pembelajar sepanjang hayat (UNESCO, 2008).

b. Tahap Pendalaman Pengetahuan

Tahap ini adalah tahap yang lebih mendalam dan lebih memiliki dampak terhadap pembelajaran. Pendalaman pengetahuan membutuhkan peserta didik sebagai pelaku untuk mengaplikasikan pengetahuan dalam rangka peningkatan keterampilan pemecahan masalah yang kompleks di lingkungan kerja. Hal ini akan menambah nilai terhadap pembangunan nasional, misalnya melalui inovasi yang menawarkan solusi terhadap tantangan nasional. Untuk mencapai pendekatan ini, pengembangan profesional guru harus fokus pada penyediaan pengetahuan dan keterampilan untuk memanfaatkan metodologi dan teknologi yang lebih kompleks. Perubahan dalam kurikulum harus menghubungkan pengetahuan yang diperoleh di sekolah dengan masalah-masalah di dunia nyata, yang mungkin membutuhkan keterampilan kolaboratif peserta didik di tingkat local maupun global. Guru di sini merupakan pengelola atau fasilitator lingkungan pembelajaran3. Kompetensi tahap pendalaman pengetahuan bertujuan agar guru mampu memanfaatkan TIK dalam pembelajaran untuk memberdayakan peserta didik sehingga

1 Kompetensi TIK untuk guru telah dikembangkan oleh Pustekkom. Kompetensi ini disadur dari dokumen Naskah Akademik

Kerangka Kompetensi TIK (Pustekkom, 2014).

2 UNESCO (2008). ICT Competency Standards for Teachers: Policy Framework. p. 9.

(46)

mampu menerapkan pengatahuan dari mata pelajaran yang diterimanya untuk memecahkan permasalahan kompleks yang dihadapinya dalam lingkungan kerja dan masyarakat (UNESCO, 2008).

c. Tahap Kreasi Pengetahuan

Tahap ini adalah tahap yang paling kompleks karena melibatkan pelaku pendidikan yang terlibat dan dapat memperoleh manfaat dari proses kreasi pengetahuan, inovasi, dan partisipasi dalam pembelajaran seumur hidup. Perubahan kurikulum diharapkan dapat meningkatkan keterampilan kolaborasi, komunikasi, berpikir kreatif, inovasi, dan berpikir kritis. Guru dapat mencontohkan keterampilan ini kepada peserta didik-peserta didik mereka melalui pengembangan profesional yang mereka alami sendiri. Di sini guru dapat mengembangkan keterampilan yang lebih rumit dalam penggunaan teknologi dan keterampilan kolaborasi dengan rekan kerja untuk merancang pembelajaran berbasis proyek yang menantang bagi peserta didik.

UNESCO mengusulkan sebuah matriks yang mengkombinasikan literasi teknologi, pendalaman pengetahuan, dan kreasi pengetahuan dengan 6 komponen dari kebijakan, kurikulum, asesmen, pedagogi, penggunaan teknologi, pengelolaan sekolah dan administrasi, serta pengembangan profesional guru4. Standar kompetensi ini dikembangkan melalui kerjasama dengan Intel, Cisco dan Microsoft. Setiap sel dari

matriks ini terdiri atas satu modul dalam Kerangka Kerja ICT-CFT5.

(47)
(48)

profesionalisme, serta pembentukan komunitas belajar yang melibatkan guru, peserta didik, dan masyarakat umum lintas ruang dan waktu.

Dengan demikian, tahapan yang diadopsi dan digunakan untuk kerangka kerja kompetensi TIK guru di Indonesia meliputi (1) Literasi TIK (Penguasaan dasar TIK), (2) Pendalaman Pengetahuan (Akuisisi dan rekayasa pengetahuan), (3) Kreasi Pengetahuan (Menghasilkan karya yang mengandung nilai kebaharuan), (4) Berbagi Pengetahuan (Mengembangkan komunitas belajar dan berbagi).

3. Tenaga Kependidikan

Kerangka kompetensi TIK bagi tenaga kependidikan adalah dititikberatkan pada pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam penggunaan aplikasi pengelolaan data dan informasi untuk mendukung implementasi sistem informasi manajemen sekolah.

C. Materi TIK

1. Ruang Lingkup Materi Bimbingan TIK

a. penggunaan komputer sebagai media belajar

b. mencari data dan informasi,

c. mengolah data dan informasi,

d. menyiapkan data dan informasi

e. mendistribusikan data dan informasi

f. menyajikan data dan informasi (Komunikasi)

g. menginformasikan data dan informasi

h. memanfaatkan data dan informasi

i. mengendalikan obyek menggunakan teknologi (prakarya rekayasa elektronik atau robotik)

(49)

k. dampak sosial pemanfaatan teknologi informasi

l. dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan IPTEK

2. Ruang Lingkup Materi Fasilitasi TIK sesama guru

a. Literasi TIK

1) Pengenalan penggunaan komputer sebagai media pembelajaran

Sebagai langkah awal untuk pengembangan kemampuan guru dalam penggunaan komputer sebagai salah satu media pembelajaran, seluruh guru harus menguasai penggunaan komputer dan aplikasi dasar berupa :

a) menyalakan dan mematikan komputer

b) memanfaatkan media penyimpanan seperti CD dan Flashdisk;

c) menggunakan LCD Projector;

d) menggunakan Aplikasi pengolah kata;

e) menggunakan Aplikasi pengolah angka;

f) menggunakan Aplikasi pembuat presentasi;

g) dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan IPTEK;

2) Pengenalan Intranet dan Internet :

a) menghubungkan ke jaringan sekolah / Intranet;

b) menghubungkan ke jaringan internet melalui ISP atau hotspot area;

(50)

d) menggunakan mesin pencarian;

e) menggunakan Email (surat elektronik);

f) menggunakan Blog;

g) dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan IPTEK.

3) Pengenalan hak atas kekayaan intelektual

a) menyebutkan macam-macam hak dan kewajiban dalam penggunaan atas data dan informasi;

b) menyebutkan jenis-jenis hak atas kekayaan intelektual berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi;

c) menjelaskan dampak pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi;

d) menjelaskan kriminalitas dalam teknologi informasi dan komunikasi; dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan IPTEK.

b. Pendalaman Pengetahuan

1. Penggunaan website sekolah

a) mengunggah materi ajar;

b) mengisi komentar forum diskus sekolah;

c) mengisi artikel, berita danpengumuman;

d) mengunggah nilai siswa;

(51)

2. Penggunaan sistem informasi sekolah

a) sistem Aplikasi Dapodik;

b) sistem Aplikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan;

c) dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan IPTEK.

3. Penggunaan aplikasi e-learning

a) pengenalan dasar aplikasi Learning Management System;

b) memasukkan materi ajar berupa word, presentasi atau animasi;

c) membuat aktivitas siswa berupa forum diskusi dan chating interaktif;

d) Memasukkan materi soal menggunakan fasilitas LMS, untuk diujikan kepada siswa secara online;

e) memonitoring aktifitas siswa;

f) mengevaluasi hasil latihan online/ ujian online;

g) dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan IPTEK.

4. Dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan IPTEK

D. Pembimbingan TIK

(52)

lainnya yang mengalami penambahan dan perubahan dalam variasi penggunaan teknologi. Peserta didik menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mencari, mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara kreatif namun bertanggungjawab. Peserta didik belajar bagaimana menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi agar dengan cepat mendapatkan ide dan pengalaman dari berbagai kalangan masyarakat, komunitas, dan budaya. Penambahan kemampuan karena penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi akan mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga peserta didik dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan di mana penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal, termasuk apa implikasinya saat ini dan di masa yang akan datang.

Guru dapat menggunakan berbagai teknik dan metode pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal. Teknik dan metode pembelajaran yang dipilih harus dalam bentuk demonstrasi yang melibatkan partisipasi aktif peserta didik. Guru perlu mempertimbangkan model pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan. Guru juga harus membuat perencanaan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, jenis penugasan.

Strategi pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan materi dan kondisi peserta didik dapat meningkatkan partisipasi dari semua peserta didik dan kelompok dalam satu kelas, yang antara lain meliputi :

1. Pemanfaatan studi kasus dari berbagai sumber informasi

2. Dorongan agar peserta didik mau berpikir kritis mengenai isu-isu dalam teknologi informasi

3. Fasilitas belajar secara efektif melalui praktek langsung, refleksi, dan diskusi

4. Peningkatan kemampuan kerjasama termasuk aktivitas yang melibatkan peserta didik untuk bekerjasama dalam kelompok kecil atau dalam tim

5. Penumbuhan sikap menghargai usaha peserta didik untuk memicu kreativitas mereka.

6. Pemanfaatan sumber-sumber yang merefleksikan minat dan pengalaman peserta didik

7. Pemberian akses pada semua peserta didik untuk menggunakan berbagai sumber belajar dan penguasaan berbagai alat bantu belajar.

(53)

9. Penyajian/presentasi hasil karya peserta didik di web sekolah, atau web klub Teknologi Informasi dan Komunikasi

10. Penyajian/presentasi publikasi hasil karya peserta didik pada brosur sekolah, atau brosur khusus Teknologi Informasi dan Komunikasi

Bimbingan kepada peserta didik dapat dilaksanakan dengan cara klasikal/kelompok dan individual.

1. Klasikal /kelompok

Memberikan bimbingan secara terjadwal dalam bentuk bimbingan secara klasikal/kelompok dengan tatap muka yang dilaksanakan secara berkala yang dilaksanakan paling tidak 5 (lima) kali dalam 1 (satu) semester, masuk dalam jadwal akademik di sekolah. Materi bimbingan tertuang dalam program tahunan dan program semester. Materi pembimbingan terkait dengan pemanfaatan TIK untuk mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, menyebarkan data dan informasi dalam rangka mendukung kelancaran proses pembelajaran.

2. Individual

(54)
(55)

Lembar Kegiatan

PERAN DAN TUGAS GURU TIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM

Tujuan: Memahami peran dan tugas Guru TIK dalam implementasi kurikulum 2013.

Langkah Kerja:

1. Cermati hand-out peran dan tugas Guru TIK, Permendikbud nomor 68 tahun 2014, dan pedoman pelaksanaan tugas guru TIK dan KKPI.

2. Diskusikan dalam kelompok dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut, tuliskan jawaban hasil diskusi pada kolom yang tersedia.

3. Presentasikan hasil diskusi, setiap kelompok menyajikan salah satu jawaban pertanyaan hasil diskusi.

4. Berikan komentar terhadap hasil presentasi kelompok lain.

No Pertanyaan Jawaban

(56)

1 Apa saja peran guru TIK?

2 Bagaimana uraian tugas guru TIK dalam implementasi kurikulum?

3 Bagaimana strategi implementasi peran dan tugas guru TIK di sekolah

4 Jelaskan beban kerja guru TIK dalam Implementasi Kurikulum 2013 ?

5

(57)

Lembar Kegiatan

KONSEP TIK, KOMPETENSI, MATERI, DAN PEMBIMBINGAN TIK

Tujuan: Memahami konsep, kompetensi, materi, dan pembimbingan TIK

Langkah Kerja:

1. Cermati tayangan atau hand-out berkaitan dengan konsep, kompetensi, materi, dan pembimbingan TIK.

2. Diskusikan dalam kelompok dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut, tuliskan jawaban hasil diskusi pada kolom yang tersedia.

3. Presentasikan hasil diskusi, setiap kelompok menyajikan salah satu jawaban pertanyaan hasil diskusi.

4. Berikan komentar terhadap hasil presentasi kelompok lain

No Pertanyaan Jawaban

(58)

1 Mengapa perlu adanya TIK dalam pembelajaran?

2

Jelaskan kompetensi TIK yang dibutuhkan oleh peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan ?

3

Jelaskan ruang lingkup materi TIK yang diberikan dalam bimbingan TIK dan fasilitasi TIK ?

(59)

MATERI PELATIHAN 3

PERENCANAAN PROGRAM

3.1. PENYUSUNAN RANCANGAN PELAKSANAAN

BIMBINGAN TIK

3.2. PEMAHAMAN RENCANA FASILITASI GURU DAN

TENAGA KEPENDIDIKAN

(60)
(61)
(62)

MATERI PELATIHAN 3:

PERENCANAAN PROGRAM

Perencanaan program pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk dapat memperkirakan berbagai tindakan yang akan dilakukan. Perencanaan pembimbingan tersebut perlu dilakukan agar guru dapat mengkoordinasikan berbagai komponen pembimbingan yang berorientasi pada pembentukan kompetensi, yakni kompetensi, materi pokok, indikator hasil belajar, dan penilaian. Indikator hasil belajar berfungsi sebagai alat untuk mengukur ketercapaian kompetensi. Sedangkan penilaian sebagai alat untuk mengukur pembentukan kompetensi serta menentukan tindakan yang harus dilakukan jika kompetensi standar belum tercapai.

Perencanaan program dibagi menjadi tiga bagian yaitu :

1. Rancangan pelaksanaan bimbingan TIK

2. Rancangan pelaksanaan fasilitasi TIK

3. Perencanaan penilaian dan pelaporan program bimbingan dan fasilitasi TIK

3.1. Penyusunan Rancangan Pelaksanaan Bimbingan TIK

Penyusunan rancangan pelaksanaan bimbingan merupakan bagian dari kegiatan manajemen guru yang akan dijalankan dalam bimbingan TIK, sejak dari tahap perencanaan hingga mencapai tahap evaluasi dan tindak lanjut. Rancangan pelaksanaan bimbingan TIK dilakukakan secara sistematis dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Rancangan pelaksanaan Bimbingan TIK ini dibuat agar program bimbingan yang akan dijalankan oleh guru pembimbing TIK efektif dan dapat dievaluasi.

Penyusunan Rancangan Pelaksanaan Bimbingan TIK dengan bentuk sebagai berikut :

(63)

2. Bimbingan TIK secara individual.

Kompetensi

1. Memahami penyusunan Rancangan Pelaksanaan Bimbingan TIK secara klasikal / Kelompok

2. Memahami penyusunan Rancangan Pelaksanaan Bimbingan TIK secara individual

Indikator

1. Menjelaskan penyusunan Rancangan Pelaksanaan Bimbingan TIK secara klasikal

2. Menjelaskan penyusunan Rancangan Pelaksanaan Bimbingan TIK secara individual

Langkah Kegiatan

(64)

Fasilitasi merupakan suatu proses layanan bimbingan terhadap guru dan tenaga kependidikan dalam konteks memanfaatkan TIK untuk pengembangan sumber belajar dan media pembelajaran, persiapan pembelajaran, proses pembelajaran, penilaian pembelajaran, dan pelaporan hasil belajar, serta penerapan dan pengembangan sistem informasi manajemen sekolah.

Penyusunan Rencana Fasilitasi Guru dan Tenaga Kependidikan adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembimbingan untuk mencapai suatu kompetensi.

Tujuan dari penyusunan rencana fasilitasi guru dan tenaga kependidikan adalah untuk memberikan pedoman kepada fasilitator dalam menyampaikan materi yang akan diberikan kepada guru dan tenaga kependidikan.

Kompetensi

Memahami rencana fasilitasi guru dan tenaga kependidikan

Indikator Pencapaian Kompetensi

Menjelaskan rencana fasilitasi guru dan tenaga kependidikan

(65)

3.3. Pemahaman Rencana Penilaian Bimbingan TIK

Penilaian merupakan suatu proses yang berarti penilaian terdiri dari serangkaian kegiatan yang direncanakan yang merujuk pada tujuan, pengembangan instrument dan kumpulan data, olah dan tafsiran yang kemudian lahir keputusan. Tujuan dan fungsi penilaian, terkait dengan program, proses, hasil dan umpan balik dalam pendidikan baik yang berkenaan dangan tugas guru, kelembagaan, siswa, maupun hal lainnya.

Kompetensi

Memahami penilaian bimbingan TIK

Indikator Pencapaian Kompetensi

Menjelaskan penilaian bimbingan TIK

Langkah Kegiatan

Tanya jawab tentang Pemahaman

penilaian bimbingan TIK

Mengamati paparan/ tayangan Penilaian Bimbingan TIK

Diskusi kelompok

tentang Penilaian Bimbingan TIK

Presentasi hasil diskusi kelompok dan tanyajawab dengan

kelompok lain dan penyimpulan hasil diskusi tentang Penilaian Bimbingan

(66)

3.1 Penyusunan Rancangan Pelaksanaan Bimbingan TIK

A. Penyusunan Program Tahunan, Program Semester, Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Bimbingan

1. Menyusun Program Tahunan

Program tahunan pelaksanaan pembimbingan TIK memuat rumusan kompetensi/materi, sasaran kelas, jumlah peserta didik, jenis bimbingan, dan jadwal waktu pelaksanaan selama 1 (satu) tahun.

Rumusan kompetensi/materi memuat tentang kompetensi/materi yang akan diberikan kepada peserta didik selama 1 tahun. Sasaran kelas memuat tentang rombongan belajar per tingkatan kelas. Jumlah peserta didik memuat tentang akumulasi dari jumlah peserta didik yang dibimbing untuk memenuhi beban kerja guru TIK membimbing sekurang-kurangnya 150 peserta didik. Jenis bimbingan memuat tentang bentuk bimbingan yang terdiri dari klasikal/kelompok dan atau individual. Waktu memuat tentang pelaksanaan bimbingan selama 1 (satu) tahun pada semester 1 atau 2.

Contoh Program Tahunan

PROGRAM TAHUNAN BIMBINGAN TIK TAHUN PELAJARAN 20…/20…. NAMA SEKOLAH : SMP ...

KELAS : VII

NO RUMUSAN KOMPETENSI / MATERI Sasaran

Kls

1 Melakukan operasi dasar komputer 7

150 siswa

K, I Semester 1

2 Memahami fungsi dan proses kerja berbagaiperalatan teknologi informasi dan komunikasi 7 K, I Semester 1

3 Memahami ketentuan penggunaan teknologi

informasi dan komunikasi 7 K, I Semester 1

4 Menggunakan perangkat lunak pengolah katamengolah dan menghasilkan informasi 7 K, I Semester 1 dan 2

5 Menggunakan internet untuk keperluan

mencari dan menyebarkan informasi 7 K, I Semester 1 dan 2

6 Program kelompok peminatan/pengembangandiri 7 Klp Semester 1 dan 2 7 Bimbingan individual, dapat dilakukan setiapwaktu tanpa terjadwal 7 I Semester 1 dan 2

Catatan : K = Klasikal ; I = Individual ; Klp = Kelompok

(67)

Kepala ………. Guru TIK

_______________________ ________________________

NIP. NIP.

2. Menyusun Program Semester

Program semester merupakan penjabaran dari program tahunan yang memuat rumusan kompetensi/materi, sasaran kelas, jumlah peserta didik, jenis bimbingan dan jadwal waktu pelaksanaan, sehingga terpetakan kegiatan bimbingan selama satu semester.

Gambar

Gambar 1379.
gambar sesuatu
gambar tersebut
gambar yang ditayangkan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu kelurahan Manyaran layak dijadikan sebagai lokasi pengabdian masyarakat untuk pengenalan bahasa Inggris pada anak usia dini dengan metode Total Physical Response

Berdasarkan hal tersebut di atas maka pemerintah dalam memecahkan berbagai masalah yang berkenaan dengan tanah, bukan saja harus mengindahkan prinsip- prinsip hukum

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja diperlukan instrumen yang mampu mengukur indikator pertanggungjawaban setiap pelaksanaan tupoksi sesuai dengan TAP MPR RI Nomor :

setempat yang ikut hadir menyaksikan jalannya kegiatan juga menambah hiruk-pikuk suasana lomba. 4) Hasil karya dari para peserta secara umum relatif memuaskan, dan

Belum adanya syslog server yang dapat menampilkan log jika terjadi serangan di sebuah jaringan client yang ditampilkan secara terpusat untuk memudahkan para admin wahana

Kami berharap untuk bekerja dengan Bapak/Ibu dalam memastikan putra/putri Bapak/Ibu memiliki masa depan yang bahagia dan sukses di Permata Bangsa School.. June 2016

q. Punggasan di Kecamatan Linggo Sari Baganti.. Rencana Detail Tata Ruang yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. sistem jaringan sumberdaya air e. Sistem

Adanya Fenomena tersebut memunculkan pertanyaan yang kemudian menjadi pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah : Bagaimana pengaruh Keberadaan Kawasan Wisata