# Ko r e sp o nd e nsi: Balai Riset Pe m uliaan Ikan . Jl. Raya 2 Su kaman d i Pan t ur a, Pat o kbe u si 4 1 2 63 , Jawa Bar at , In d o ne sia. Te l. + (0 2 6 0 ) 5 2 0 5 0 0
E-m ail: mi cho_ j ad@ yahoo.co.i d
Tersedia online di: ht t p://ej ournal-balit bang.kkp.go.id/index.php/j ra
PERFORM A PERTUM BUHAN, KOEFISIEN VARIASI, DAN HETEROSIS HASIL PERSILANGAN
IKAN PATIN (
Pangasius
sp.) PADA TAHAP PENDEDERAN II
Jadmiko Darm awan dan Evi Tahapari
Balai Riset Pem uliaan Ikan
(Naskah dit erima: 14 November 2016; Revisi final: 3 April 2017; Diset ujui publikasi: 3 April 2017)
ABSTRAK
Hibridisasi merupakan salah satu teknik pemuliaan ikan dalam rangka mendapatkan varietas unggul sehingga mampu me nin gkatkan nilai pro duksi su atu ko mod itas ikan yang dibud idayakan. Tu juan p en elitian ini adalah untuk mengevaluasi performa pertumbuhan, koefisien variasi, dan nilai heterosis dari hasil persilangan tiga spesies ikan patin sebagai tetua, yaitu patin siam (Pangasianodon hypopht halmus), patin jambal (Pangasius djambal), dan patin nasutus (Pangasius nasut us) pada tahap pendederan II. Induk ikan patin siam dan patin jambal yang digunakan merupakan ikan yang sudah dirilis sebagai ikan budidaya, sedangkan induk ikan patin nasutus berasal dari perairan umum dan sedang dalam proses domestikasi sebagai ikan budidaya. Persilangan yang dibuat adalah: A) f patin jambal > < m patin jambal (JJ); B) f patin siam > < m patin jambal (SJ); C)
f
patin siam > <m
patin siam (SS); D)f
patin siam > <m
patin nasutus (SN); dan E)f
patin nasutus > < m patin nasutus (NN). Penelitian dilakukan secara indoor hat chery selama 30 hari pemeliharaan. Nilai heterosis dihitung berdasarkan laju pertumbuhan spesifik (LPS) bobot, LPS panjang total, dan sintasan. Hasil pene litian m enun jukkan b ahwa perform a pe rtum buhan, sintasan, dan kon versi pakan ikan hasil persilangan tidak berbeda nyata (P> 0,05). Ikan patin SN memiliki performa yang lebih baik dari tetuanya dengan nilai heterosis bobot akhir, LPS bobot, panjang total, LPS panjang total, dan sintasan berturut-turut sebesar 110,87%; 19,78%; 36,14%, 36,09%; dan 15,04%; serta nilai koefisien variasi berkisar antara 0,00-11,08. Bobot akhir, panjang total dan sintasan ikan patin SJ juga lebih baik dari t etuanya dengan nilai heterosis berturut-turut sebesar 46,00%; 11,27%; dan 2,27%; namun untuk he terosis LPS bobot dan LPS panjang total bernilai negatif (-6,65% dan -1,01%), serta nilai koefisien variasi berkisar antara 0,00-12,75. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ikan patin hibrida SN berpotensi sebagai ikan budidaya dalam rangka peningkatan produksi ikan patin daging putih selain dari ikan patin hibrida SJ (pasupati) yang telah dirilis ke masyarakat.KATA KUNCI: patin; hibrida; hibridisasi; pertumbuhan; dan heterosis
ABSTRACT: Growth performance, coefficient of variation, and heterosis values from crosses catfish (Pangasius
sp.) to segment of seedling II. By: Jadmiko Darmawan and Evi Tahapari
11.08. Final weight , tot al lengt h, and survival of cat fish SJ were also bet ter t han t he parent wit h t he het erosis value of 46.00%, 11.27%, and 2.27% respect ively, but for het erosis SGR of t he weight and t he t ot al lengt h were negat ive (-6.65% and -1.01%) and t he coefficient of variat ion ranged from 0.00 t o 12.75. These result s indicat ed t hat t he hybrid cat fish SN has a great pot ent ial as fish farming in t he hope of increasing t he product ion of whit e meat cat fish hybrid apart from SJ (Pasupat i) t hat have been released t o t he public.
KEYW ORDS: catfish; hybrid; hybridization; growth; and heterosis
PENDAHULUAN
Ik a n p a t in m e r u p ak a n s a la h s a t u k o m o d it a s
unggulan budidaya perairan t awar di Indo nesia dan
bernilai eko no mis t inggi. Dari 25 jenis ikan patin yang
ad a , 1 4 je n is d i an t a ran ya t e rd ap at d i In d o n e sia
(Gust iano
et al., 2003). Pasar ikan pat in t erbagi at as
p a s a r d o m e s t ik d a n p a sa r e k s p o r. Un t u k p a s a r
do mest ik, ikan pat in banyak diminat i o leh masyarakat
di Sumat era dan Kalimant an. Walaupun permint aan
p asar ikan p at in d i ked ua wilayah t e rse bu t cu ku p
t inggi, namun permint aan ikan pat in t erbesar just ru
dari p asar ekspo r. Pasar e kspo r ikan pat in t erbesar
ad alah u nt u k kawasan Ame rika Serikat dan Ero p a.
Amerika Serikat mengimpo r ikan pat in hingga 1,1 jut a
t o n p er t ah un , t erut am a d alam b en t u k
fillet, yan g
d id o m in a s i o le h ik an p at in d a r i Vie t n a m . Pas a r
po t ensial lainnya adalah pasar Ero pa (t erut ama pasar
Uni Eropa) yang diperkirakan kebut uhan pasarnya jauh
di at as kebut uhan ikan pat in di pasar Amerika Serikat .
Saat ini 80% pangsa pasar ikan pat in di dunia dan 25%
pangsa pasar ikan pat in di pasar Ero pa dikuasai o leh
Viet nam. Po t ensi ekspo r ikan pat in ke pasar Ero pa
ini makin meningkat dengan dikeluarkannya kebijakan
u n t u k m e m b a t a s i p e r b u r u a n ik a n
cod. Se b a g a i
gant inya, masyarakat Ero pa mulai beralih ke ikan patin
yan g b e rd agin g p u t ih d an m e m iliki t e kst u r m irip
dengan ikan
cod(Ano nim, 2013).
Ikan pat in daging put ih yang selama ini menjadi
ko mo dit as andalan Viet nam dalam memenuhi pasar
ekspo r dikenal dengan nama
Pangasius boucourt iat au
d ike n a l d e n gan n a m a lo kal
basa. In d o n e sia ju ga
Sanggau; Barit o, Muara Tewe; Bat ang Hari, Jambi; Musi,
Pale m ban g; d an In dragiri, Re ngat (Po uyau d
et al.,
1998). Menurut Gust iano
et al. (2003), ikan pat in lo kal
ya n g m e m iliki kar akt e r d agin g p u t ih m e r u p ak an
spesies yang po t ensial unt uk dikembangkan sebagai
salah sat u ko m o dit as andalan p erikanan bud idaya.
Namun demikian, dalam pengembangannya t erbent ur
pada penyediaan benih karena fekundit as yang relat if
s e d ik it . Sa la h s a t u u p aya yan g d ila ku k an u n t u k
m e n d u k u n g p e n g e m b a n g a n p a t in d a g in g p u t ih
t ersebut adalah melalui kegiat an hibridisasi (Tahapari
et al., 2012).
Ikan pat in Siam yang merupakan ikan pat in hasil
in t ro d u ks i d ari Th ailan d p ad a t a h u n 1 9 7 2 , t e lah
t e rle bih d ahu lu be rke mbang di masyarakat kare na
m e m p u n ya i b e b e r a p a k e u n g g u la n , a n t a r a la in
fekunditas yang banyak dan daya tahan yang bagus pada
perairan dengan ko ndisi jelek. Salah sat u kekurangan
pada spesies ikan pat in Siam ini adalah warna daging
yang kekuningan sehingga t id ak dit e rima di p asar
int e rn asio nal (Hard jam ulia
et al., 1 9 87 ; Arian t o &
Ut ami, 2006).
Dalam rangka mendapatkan varietas ikan patin yang
mempunyai kualit as daging put ih sesuai permint aan
p a sa r e k sp o r, m e m ilik i p e r t u m b u h an ce p a t , d an
fe k u n d it a s ya n g b a n ya k p e r lu d iu jic o b a u n t u k
digabu ngkan m elalui pro gram hib ridisasi. Menurut
Gjedrem (1993), hibridisasi berart i persilangan ant ara
d u a in d ivid u yan g b e rb ed a yan g b e rt u juan u n t u k
mendapat kan ket urunan yang lebih baik. Hibridisasi
m e ru p akan sa lah sat u jalan u n t u k m e n in gkat kan
pro duksi dan dapat juga menghasilkan ket urunan atau
st rainbaru, menghasilkan produk yang seragam, sert a
po pulasi mo no seks (Tave, 1993).
memiliki karakter daging putih dan pertumbuhan yang
lebih baik dibandingkan pembent uknya (Gust iano &
Krist ant o, 2007; LRPTBPAT, 2006). Ikan pat in pasupat i
t elah d irilis be rdasarkan Su rat Kep ut usan Me nt eri
Kelau t an dan Pe rikan an No mo r KEP.25 /MEN/2 00 6 .
Iswant o (2011), juga melakukan ident ifikasi t erhadap
ikan pat in hibrida ant ara bet ina pat in siam dengan
ja n t a n p a t in n a s u t u s ya n g m e m ilik i k a r a k t e r
p e r t u m b u h a n ya n g le b ih b a ik d ib a n d in g k a n
pembent uknya. Tahapari (2010) menyat akan bahwa
ikan pat in hibrida ant ara bet ina pat in siam dengan
jant an pat in nasut us memiliki warna
filletyang lebih
disukai, kadar air yang lebih rendah,
edible port ionyang
lebih tinggi, dan asam lemak o mega 3 yang lebih t inggi
dibandingkan dengan ikan pat in pasupat i.
siam. Pembent ukan ikan pat in hibrida dapat menjadi
alternatif dalam upaya peningkat an produksi ikan pat in
daging put ih yang t erjamin kualit as, kuant it as, dan
menggabungkan t elur dan sperma dari t iga eko r induk
dari masing-masing spesies induk pembent uk, yang
selanjut nya dilakukan pemijahan buat an secara massal
dengan skema sebagai berikut :
Benih ikan uji dipero leh dari hasil pemeliharaan
secara
indoor hat cherymenggunakan bak fiber bulat
kapasit as 1.000 L selama 45 hari. Berdasarkan hasil
pengukuran t erhadap 30 ekor benih ikan uji diketahui
rat a-rat a bo bo t awal ikan pat in JJ, SJ, SS, SN, dan NN
bert urut -t urut sebesar 0,96 g; 1,57 g; 0,84 g; 1,69 g;
dan 1,5 g; sert a rat a-rat a panjang badan awal sebesar
3,97 cm; 4,67 cm; 4,36 cm; 4,97 cm; dan 4,66 cm.
Pemeliharaan Ikan Uji
Se la m a p e n g a m a t a n ik a n u ji d ip e lih a r a
m e n ggu n akan b ak fib e r b e rb e n t u k ko t ak d e n gan
kapasit as media pemeliharaan 30 L. Ikan uji dit ebar
dengan kepadat an 1 eko r/L dan dipelihara selama 30
hari pemeliharaan. Tiap perlakuan dilakukan ulangan
pemeliharaan pada t iga wadah yang berbeda. Selama
pe me liharaan ikan dibe ri pakan bu at an b erbe nt uk
remahan (
crumble) dengan kadar pro t ein kasar 40%.
Frekuensi pemberian pakan dilakukan lima kali, dengan
jumlah pakan yang diberikan (
feeding rate/FR) sebanyak
10% dari bio massa benih.
Param eter Uji
Mo nit o ring bo bo t ikan unt uk penyesuaian jumlah
pakan yang diberikan dilakukan set iap sepuluh hari
sekali, sedangkan unt uk penghit ungan paramet er uji
digunakan dat a pada awal saat t ebar dan dat a akhir
pada saat benih dipanen (umur benih 30 hari). Mo
ni-t o ring bo bo ni-t ikan uji dilakukan dengan meni-t o de
sam-p l i ngd e n g a n ju m la h ik a n s a m p e l p a d a s e t ia p
pengamat an sebanyak 30 eko r. Paramet er ut ama yang
d iam at i adalah laju pe rt um b u han sp e sifik (
specific gr owt h rat e), ko nve rsi pakan (
feed convert ion rat io),
sint asan (
survival rat e), ko efisien variasi (
coefficient of variat ion), dan het ero sis.
Laju pert umbuhan spesifik dihit ung pada berdasarkan
rum us Cast ell & Tiews (198 0):
d i mana:
Wt : b o bo t ikan p ad a h ari ke-t (g) W0: b o bo t ikan p ad a awal p ene litian (g) t : wakt u p emeliharaan (hari) SGR: laju p ert umbu han sp e sifik (%/hari)
Ko n versi pakan dihit u ng berdasarkan rum us:
d i mana:
CV : ko efisie n variasi (%) SD : stand ar d e viasi X : rata-rata p o pulasi
Paramet er yang diamat i unt uk mengest imasi nilai
h e t e ro s is p o p u las i h a sil p e rs ila n ga n p ad a a k h ir
pemeliharaan adalah LPS bo bot , LPS panjang, konversi
pakan , d an sint asan . Nilai he t ero sis po pulasi h asil
pert umbuhan spesifik, ko nversi pakan, dan sint asan
selanjut nya dianalisis dengan menggunakan analisis
ragam. Jika dari hasil perhit ungan diket ahui berbeda
nyata, maka dilanjut kan dengan Uji Beda Nyata Terkecil
(Uji BNT) den gan selang kepe rcayaan 95 % (St eel &
akhir sebesar 20,57 g dengan laju pertumbuhan spesifik
sebesar 8,69%/hari dan panjang t o t al 11,66 cm. Ikan
p at in JJ m e skip u n b o b o t akh irn ya b u kan lah yan g
t ert inggi yait u sebesar 15,63 g; namun memiliki laju
pert umbuhan spesifik yang t e rt inggi, yait u seb esar
9,75%/hari; dengan rat a-rata panjang sebesar 10,18 cm.
Hal ini disebabkan karena bo bo t awal dari benih ikan
pat in JJ yang memang lebih rendah dibandingkan ikan
p at in SS m eskipu n p ada um u r p em e lih araan yan g
sama. Ikan pat in NN memiliki karakt er pert umbuhan
t erendah dengan rat a-rat a bo bo t akhir sebesar 6,25
g; dengan laju pert umbuhan spesifik sebesar 4,87%/
hari dan panjang t o t al sebesar 7,16 g (Tabel 1).
Hasil analisis t erhadap nilai ko nversi pakan dan
sint asan menunjukkan hasil yang t idak berbeda nyat a
ant ara ikan pat in JJ, SJ, SS, dan SN namun berbeda
nyat a pada ikan pat in NN. Kemat ian pada ikan pat in
NN diduga karena t ingkat st res yang lebih t inggi pada
saat penanganan ket ika dilakukan
sampling. Susant o
(1992) menyat akan kemat ian ikan dapat terjadi di awal
pe ne baran dan selam a pem elih araan, di ant aran ya
pengaruh dari penangkapan yang menyebabkan ikan
st res dan berakhir pada kemat ian.
Nila i k o e fis ie n va r ia s i p a d a k a r a k t e r b o b o t ,
panjang, dan sint asan tert inggi adalah pada ikan pat in
SS, yait u berkisar ant ara 2,02-25,79; sedangkan nilai
ko efisien variasi t erendah adalah pada ikan pat in JJ
dan NN yait u berada pada kisaran 9,68 dan
0,00-9 ,0 3. Nilai ko e fisie n variasi p ad a ikan pat in hasil
hibridisasi pada karakt er bo bo t , panjang, dan sint asan
b e rad a d i kisaran ke du a t e t u an ya. Nilai ko e fisie n
variasi pada benih ikan pat in SJ dan SN berada pada
kisaran 0,00-12,75 dan 0,00-11,08. Berdasarkan hasil
analisis di at as dapat disimpulkan bahwa secara umum
t ingkat keragaman genet ik ket iga spesies ikan pat in
dan hasil persilangannya pada karakter bobot, panjang,
dan sint asan relat if rendah (CV< 20 %), ke cuali ikan
patin SS pada karakt er bobot (CV> 20%). Nilai koefisien
va rias i su at u ka ra kt e r fe n o t ip e m e n g ga m b ar ka n
t ingkat keragaman karakt er feno t ipe t ersebut pada
suat u po pulasi yang memiliki korelasi po sitif terhadap
k e r a g a m a n
k a r a k t e r
g e n o t ip e
d a n
m e n g in t e rp r e s t as ik an ke r ag a m an ge n e t ik s u at u
po pulasi.
Nilai het ero sis menerangkan at au menggambarkan
suatu kondisi perbandingan antara rat a-rat a keturunan
dengan rat a-rat a kedua t et uanya, khususnya u nt uk
m e n g e t a h u i a p a k a h s u a t u p e r s ila n g a n a k a n
menghasilkan ket urunan yang lebih baik at au lebih
jelek pada karakt er tertent u dibanding dengan tetuanya
(War wick
et al., 1990). Nilai het ero sis karakt er bo bo t
badan, panjang t o t al, laju pert umbuhan spesifik, dan
sint asan pada persilangan ikan pat in SJ masing-masing
se b e sar 4 6 ,0 0 %; 1 1 ,2 7 %; -6 ,6 5 %; dan 2 ,2 7 %. Hasil
t ersebut menunjukkan bahwa het ero sis persilangan
ant ara ikan pat in JJ dan pat in SS pada karakt er bo bo t ,
panjan g, d an sint asan be rnilai po sit if, yang b erart i
bahwa ikan pat in SJ memiliki perfo rma yang lebih baik
d ib an din gkan p e rfo rm a rat a-rat a ke d u a t e t u an ya.
Na m u n u n t u k h e t e r o s is p a d a k a r a k t e r la ju
p e r t u m b u h a n s p e s ifik b e r n ila i n e g a t if ya n g
menunjukkan bahwa untuk karakter laju pert umbuhan
spesifik ikan SJ memiliki perfo rma yang lebih rendah
dibandingkan rata-rat a kedua t etuanya. Pada ikan pat in
SN nilai het ero sis karakt er bo bo t badan, panjang t o
-t al, laju per-t umbuhan spesifik dan sin-t asan
masing-masing sebesar 110,87%; 36,14%; 19,78%; dan 15,04%.
Ha s il t e r s e b u t m e n u n ju k k a n b a h w a h e t e r o s is
persilangan ant ara ikan pat in SS dan pat in NN pada
karakt er bo bo t , panjang, laju pert umbuhan spesifik,
dan sint asan bernilai po sit if, yang berart i bahwa ikan
p a t in SN m e m ilik i p e r fo r m a ya n g le b ih b a ik
d ib an din gkan p e rfo rm a rat a-rat a ke d u a t e t u an ya.
Menurut Noo r (2000), persilangan antara dua individu
atau populasi yang mempunyai perbedaan genet ik dan
h u b u n g a n k e k e r a b a t a n ya n g le b ih ja u h a k a n
menghasilkan
hybrid vigoryang lebih t inggi. Tingginya
nilai het ero sis pada hasil persilangan ini menunjukkan
bahwa jarak genet ik dan hubun gan kekerabat an di
ant ara spesies t ersebut relat if jauh. Ko ndisi ini sesuai
dengan hasil penelit ian Ariant o & Ut ami (2006) yang
me nd ap at kan p ersilan gan ant ar sp esies ikan p at in
Pangasianodon hypopht halmusdan
Pangasius dj ambalTabel 1.
Rata-rat a bo bo t, laju pertumbuhan spesifik bo bo t , dan ko efisien variasi bo bo t akhir po pulasi
ikan pat in hasil pemijahan
f
pat in jambal > <
m
pat in jambal (JJ);
f
pat in siam > <
m
pat in
jambal (SJ);
f
pat in siam > <
m
pat in siam (SS);
f
pat in siam > <
m
pat in nasut us (SN);
f
pat in nasut us > <
m
pat in nasut us (NN)
Table 1. Average weight , specific growt h rat e of weight , feed conversion, and coefficient of variat ion of final weight cat fish populat ions
f
j ambal cat fish > <m
j ambal cat fish (JJ);f
st riped cat fish > <m
j ambal cat fish (SJ);f
st riped cat fish > <m
st riped cat fish (SS);f
st riped cat fish > <m
nasut us cat fish (SN); andf
nasut us cat fish > <m
nasut us cat fish (NN)Ke terang an (Descri pt ion): Nilai yan g d iikuti huruf sup e rskrip yan g b erb ed a p ad a ko lo m yang sama m enu nju kkan nilai berbed a n yata (P< 0,05) (Values followed by di fferent superscri pt let t ers in t he same column indicat es values
si gni fi cant ly different (P< 0.05 ))
Awal (Initial) Akhi r (Final)
JJ 0.9 6 ± 0 .0 9a 1 5 .6 3 ± 0.6 8ab 4 .3 5 9 .7 5 SJ 1 .5 7 ± 0 .0 1b 2 1 .0 9 ± 3 .4 2a 12 .75 9 .0 5 SS 0 .8 4 ± 0 .0 8a 1 3 .2 6 ± 2 .6 9b 25 .79 9 .6 3 SN 1 .6 9 ± 0 .0 4b 2 0 .5 7 ± 2 .2 8a 11 .08 8 .6 9 NN 1.5 ± 0.2 8b 6.2 5 ± 0 .20c 3 .2 0 4 .8 7
Bobot (W eight) (g)
Popul asi
Population
Koefisi en vari asi bobot akhi r
Coefficient of var iation
of final weight
Laju pert um buhan spesifik bobot (%/hari)
Specific growth rate
of weight (%/days)
Tabel 2.
Rat a-rat a panjang, laju pert umbuhan spesifik panjang, dan ko efisien variasi po pulasi
ikan pat in hasil pemijahan
f
pat in jambal > <
m
pat in jambal (JJ);
f
pat in siam > <
m
pat in jambal (SJ);
f
pat in siam > <
m
pat in siam (SS);
f
pat in siam > <
m
pat in nasut us
(SN);
f
pat in nasut us > <
m
pat in nasut us (NN)
Table 2. Average lengt h, specific growt h rat e of lengt h, and coefficient of variat ion of cat fish popula-t ions
f
j ambal cat fish > <m
j ambal cat fish (JJ);f
st riped cat fish > <m
j ambal cat fish (SJ);f
st riped cat fish > <m
st riped cat fish (SS);f
st riped cat fish > <m
nasut us cat fish (SN); andf
nasut us cat fish > <m
nasut us cat fish (NN)Ke terang an (Descri pt ion): Nilai yan g d iiku ti huru f sup e rskrip yang be rbe d a p ad a ko lo m yan g sama me nunjukkan n ilai be rbe d a n yat a (P< 0,05) (Values followed by different super script let t ers in t he same column i ndicat es values significant ly different (P< 0 .05 ))
Awal (Initial) Akhi r (Final)
JJ 3 .9 7 ± 0 .1 7a 1 0 .1 8 ± 0 .2 3a 2 .2 6 3 .1 9 SJ 4 .6 7 ± 0 .0 8a 1 1 .2 1 ± 1 .0 7a 3 .7 5 2 .9 6 SS 4 .3 6 ± 0 .1 6a 9 .9 7 ± 0.4 2a 10 .73 2 .8 0 SN 4 .9 7 ± 0 .0 5a 1 1 .6 6 ± 0 .5 2a 4 .4 6 2 .8 8 NN 4 .6 6 ± 0 .2 8a 7.1 6 ± 0 .0 1b 0 .1 1 .4 4 Popul asi
Population
Panjang (Lenght) (cm ) Koefisi en vari asi
panj ang akhir
Coefficient of var iation
of final lenght
Laju pert um buhan spesi fi k panj ang (%/hari )
Specific gr owth rate
menghasilkan nilai het erosis pada karakt er bobot yang
relat if t inggi, yaitu 48,28%. Ariyant o & Subagyo (2004)
menambahkan bahwa hasil yang berbeda dit unjukkan
pada persilangan antar galur ikan mas (
Cyprinus carpio)
dengan nilai het ero sis karakt er bo bo t relat if rendah
yait u ant ara 10,55%-13,48%.
Peningkat an laju pert um buhan, nilai keragaman
g e n e t ik , d a n t in g g in ya n ila i h e t e r o s is k a r a k t e r
pert umbuhan pada kegiat an persilangan ant ar spesies
ikan patin akan memberikan peluang keberhasilan yang
cu ku p b e sa r p ad a k e g ia t a n p e m u lia a n t e r s e b u t
(Ariyanto & Utami, 2006). Hal ini menunjukkan met ode
h ib rid is a si a t au p e rs ila n g a n m e r u p ak a n m e t o d e
pemuliaan yang tepat unt uk dit erapkan pada kegiat an
pemuliaan ikan pat in. Sebagaimana digambarkan dari
hasil penelitian ini, bahwa ikan pat in SN menunjukkan
perfo rma yang relat if sama baiknya dengan ikan pat in
SJ. Dengan demikian, ikan pat in SN memiliki po t ensi
yang cukup besar sebagai alt ernatif dalam peningkatan
pro duksi ikan patin daging put ih selain dari ikan pat in
SJ yang t elah dirilis ke masyarakat .
Tabel 3.
Konversi pakan, sint asan, dan ko efisien variasi po pulasi ikan patin hasil pemijahan
f
pat in jambal > <
m
pat in jambal (JJ);
f
pat in siam > <
m
pat in jambal (SJ);
f
pat in siam > <
m
pat in siam (SS);
f
pat in siam > <
m
pat in nasut us (SN);
f
pat in
nasut us > <
m
pat in nasut us (NN)
Table 3. Feed conversion rat io, survival rat e, and coefficient of variat ion of cat fish populat ions
f
j ambal cat fish > <m
j ambal cat fish (JJ);f
st riped cat fish > <m
j ambal cat fish (SJ);f
st riped cat fish > <m
st riped cat fish (SS);f
st riped cat fish > <m
nasut us cat fish (SN); andf
nasut us cat fish > <m
nasut us cat fish (NN)Ke terang an (Descri pt ion): Nilai yan g d iiku ti huru f sup e rskrip yang be rbe d a p ad a ko lo m yan g sama me nunjukkan n ilai be rbe d a n yat a (P< 0,05) (Values followed by different superscri pt let t ers in t he same col umn i ndicat es val ues significant ly di fferent (P< 0 .05 ))
Popul asi
Population
Konversi pakan
Feed conver sion ratio
Si nt asan
Sur vival rate (%)
Koefi si en variasi panjang akhi r
Coefficient of variation of final lenght
JJ 0 .6 2 ± 0 .0 6a 10 0 ± 0 .0 0a 0 .0 0 SJ 0 .7 0 ± 0 .0 7a 1 00 ± 0 .0 0a 0 .0 0 SS 0 .6 7 ± 0 .1 3a 9 5 .5 6 ± 1 .9 3a 2 .0 2 SN 0 .7 7 ± 0 .0 9a 1 00 ± 0 .0 0a 0 .0 0 NN 2 .1 9 ± 0 .0 9b 7 8 .3 ± 7 .07b 9 .0 3
Tabel 4.
Nilai h et ero sis karakt er bo bo t , panjang t o t al, dan laju p ert umbuhan spesifik
po pulasi ikan pat in hibrida hasil pemijahan
f
pat in siam > <
m
pat in jambal (SJ)
dan
f
pat in siam > <
m
pat in nasut us (SN)
Table 4. The value of het erosis charact er of weight , t ot al lengt h, and specific growt h rat e of hybrid cat fish
f
st riped cat fish > <m
j ambal cat fish (SJ) andf
st riped cat fish > <m
nasut us cat fish (SN)SJ SN
Bo b o t bad an (Body weight) (g) 46 .00 1 1 0.8 7 Laju p er tu mb u h an sp esifik b o b o t
Specif ic growt h rate of weight (g) -6 .6 5 1 9 .7 8 Pan jan g to tal (Total lengt h) (cm ) 11 .27 3 6 .1 4 Laju p er tu mb u h an sp esifik p an jan g
Specif ic growt h rate of lengt h (cm) -1 .0 1 3 6 .0 9 Sintasan (Survival rat e) (%) 2 .2 7 1 5 .0 4
Ni lai het erosis
Value of heter osis (%) Karakt er
KESIM PULAN
Ikan patin hasil hibridisasi dapat menghasilkan ikan
pat in yang memiliki performa pert umbuhan yang lebih
b aik d ari t et uan ya. Ikan p at in SN dan SJ me m iliki
perfo rma pert umbuhan, ko nversi pakan, dan sint asan
yang t idak berbeda nyat a ant ar keduanya, namun ikan
pat in SN menunjukkan nilai het ero sis yang lebih tinggi
dibandingkan ikan pat in SJ. Ikan pat in SN memiliki
po t ensi yang cuku p be sar seb agai alt ern at if dalam
peningkat an pro duksi ikan pat in daging put ih selain
dari ikan pat in SJ yang t elah dirilis ke masyarakat .
UCAPAN TERIM A KASIH
Pe n u lis m e n ya m p a ik an ras a t e r im a ka sih d an
penghargaan yang setulus-tulusnya kepada para teknisi
ko mo dit as pat in Balai Penelit ian Pemuliaan Ikan dan
pihak-pihak yang t erlibat selama ko leksi dat a maupun
dalam penyelesaian makalah ini.
DAFTAR ACUAN