PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS RENSING
Jalan. Soekarno Hatta, KM. 17, Kec. Sakra Barat Kode Pos: 83671
KERANGKA ACUAN POSBINDU PENYAKIT TIDAK MENULAR
( POSBINDU PTM )
A. LATAR BELAKANG
Saat ini Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian di seluruh dunia, dimana sekitar 29 juta (80%) justru terjadi di negara yang sedang berkembang (WHO, 2010). Peningkatan kematian akibat PTM di masa mendatang diproyeksikan akan terus terjadi sebesar 15% (44 juta kematian) dengan rentang waktu antara tahun 2010 dan 2020. Kondisi ini timbul akibat perubahan perilaku manusia dan lingkungan yang cenderung tidak sehat terutama pada negara-negara berkembang. Pada awal perjalanan PTM seringkali tidak bergejala dan tidak menunjukkan tanda-tanda klinis secara khusus, sehingga datang sudah terlambat atau pada stadium lanjut akibat tidak mengetahui dan menyadari kondisi kelainan yang terjadi pada dirinya. Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 menunjukkan bahwa 69,6% dari kasus Diabetes Melitus dan 63,2% dari kasus Hipertensi masih belum terdiagnosis. Keadaan ini mengakibatkan penanganan penanganan menjadi lebih sulit terjadi komplikasi, bahkan berakibat kematian lebih dini.
Dalam kurun waktu tahun 1995 – 2007, kematian akibat PTM mengalami peningkatan dari 41,7% menjadi 59,5%. Rriset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan prevalensi penyakit Stroke 12,1 per 1000, Penyakit Jantung Koroner 1,5%, Gagal Jantung 0,3%, Diabetes Melitus 6,9%, Gagal Ginjal 0,2%, Kanker 1,4 per 1000, Penyakit Paru Obstruktif 3,7%, dan Cedera 8,2%. PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor resikonya, yaitu merokok, diet yang tidak sehat, kurang aktifitas fisik, dan konsumsi minuman alkohol. Mencegah dan mengendalikan faktor resiko PTM relatif lebih murah bila dibandngkan dengan biaya pengobatan PTM. Pengendalian faktor resiko PTM merupakan upaya untuk mencegah agar tidak terjadi faktor resiko bagi yang belum memiliki faktor resiko, mengembalikan kondisi faktor resiko PTM menjadi normal kembali dan atau mencegah terjadinya PTM bagi yang mempunyai faktor resiko, selanjutnya bagi yang sudah menyandang PTM, pengendalian bertujuan untuk mencegah komplikasi, kecacatan, dan kematian dini serta meningkatkan kualitas hidup.
Salah satu strategi pengendalian PTM yang efisien dan efektif adalah pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat. Masyarakat diberikan fasilitas dan bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam pengendalian faktor resiko PTM dengan dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan deteksi dini, monitoring faktor resiko PTM, serta tindak lanjutnya. Kegiatan ini disebut dengan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM. Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan monitoring faktor resiko PTM serta tindak lanjutnya yang dilaksanakan secara rutin, terpadu, dan periodik. Kegiatan Posbindu PTM diharapkan dapat meningkatkan sifat mawas diri masyarakat terhadap faktor resiko PTM sehingga peningkatan kasus PTM dapat dicegah. Sikap mawas diri ini ditunjukkan dengan adanya perubahan perilaku masyarakat yang lebih sehat dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan tidak hanya pada saat sakit melainkan juga pada saat keadaan sehat. Dalam menyelenggarakan Posbindu PTM diperlukan suatu pedoman yang dapat menjadi panduan bagi penyelenggaraaan kegiatan bagi para pemangku kepentingan serta pelaksana di lapangan.
B. TUJUAN KEGIATAN 1. Tujuan Umum
Terlaksananya pencegahan dan pengendalian faktor resiko PTM berbasis peran serta masyarakat secara terpadu, rutin, dan periodik.
2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya deteksi dini faktor resiko PTM b. Terlaksananya monitoring faktor resiko PTM c. Terlaksananya tindak lanjut dini
C. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN 1. Kegiatan Pokok : Posbindu PTM
2. Rincian Kegiatan :
a. Pendaftaran (Langkah 1)
Registrasi, pemberian nomor kode/urut yang sama serta pencatatan ke Buku Pencatatan
b. Wawancara (Langkah 2) Melakukan wawancara c. Pengukuran (Langkah 3)
1) Deteksi Hipertensi dengan melakukan pengukuran tekanan darah 2) Deteksi kemungkinan Kekurangan Gizi dan Obesitas dengan
melakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar perut. d. Pemeriksaan (Langkah 4)
Deteksi kemungkinan Diabetes Melitus dengan melakukan pemeriksaan Gula Darah
e. Konseling (Langkah 5)
Melakukan konseling, edukasi, dan tindak lanjut.
D. CARA PELAKSANAAN
Pelaksanaan Posbindu PTM dilakukan dengan metode temu muka
E. SASARAN
1. Masyarakat baik laki - laki atau perempuan usia >15tahun yang tidak memiliki faktor resiko PTM (Populasi Sehat)
2. Masyarakat baik laki - laki atau perempuan usia >15tahun yang memiliki faktor resiko PTM
F. Masyarakat baik laki - laki atau perempuan usia >15tahun yang memiliki faktor resiko PTM (Populasi PTM)
G. WAKTU DAN TEMPAT 1. Waktu
LOKASI JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV DES Rensing Timuk 5 2 4 3 3 1 5 2 4 3 2 4 Rensing Bat 7 4 6 4 4 3 6 3 5 4 6 5 Lingkok Laki 10 7 8 6 9 6 8 7 7 7 8 11 Gerumus 16 13 14 12 16 10 12 10 13 12 14 16 Baren Mayung 17 14 15 13 17 12 13 14 14 16 15 18 Malah 18 15 16 17 18 13 15 15 18 17 16 19 Repok Dese 21 20 21 19 22 15 24 21 25 19 21 21 Selayar, Pejaring 25 25 23 26 24 20 25 23 27 25 25 27 2. Tempat
a. Rensing Timuk (di Masjid Rensing Raya) b. Rensing Bat (di Masjid Rensing Bat) c. Lingkok Laki (di Rumah Kadus)
d. Gerumus (di Masjid Gerumus) e. Baren Mayung (di Rumah Kades) f. Malah (di Masjid Malah)
g. Repok Dese (di Rumah Kader) h. Pejaring (di Kantor Desa Pejaring)
H. SUMBER DANA
Sumber dana pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM berasal dari Dana BOK
I. EVALUASI DAN PELAPORAN
Penyelenggaraan Posbindu PTM meliputi kegiatan wawancara, pengukuran, pemeriksaan, dan tindak lanjut. Wawancara dilakukan untuk menelusuri faktor resiko perilaku seperti merokok, minum alkohol, konsumsi sayur dan buah, aktifitas fisik, dan stress. Pemgukuran meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar perut dan tekanan darah. Pemeriksaan faktor resiko PTM meliputi gula darah sewaktu, kolesterol total, asam urat, pemeriksaan klinik payudara, arus puncak ekspirasi, lesi pra kanker (IVA), kadar alkohol dalam darah, tes amfetamin urin. Berdasarkan hasil wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan dilakukan tindak lanjut berupa pembinaan secara terpadu dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dengan cara mengendalikan faktor resiko PTM melalui penyuluhan atau dialog interaktif secara massal dan atau konseling faktor resiko PTM secara terintegrasi pada individu dengan faktor resiko PTM sesuai dengan kebutuhan masyarakat termasuk rujukan sistematis dalam sistem pelayanan kesehatan paripurna. Rujukan dilakukan dalam kerangka pelayanan kesehatan berkelanjutan (Continuum of Care) dari masyarakat ke fasilitas kesehatan dasar termasuk rujuk balik ke masyarakat untuk pemantauannya. Kegiatan Posbindu PTM dalam situasi dan kondisi tertentu dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kesepakatan bersama. Pelaksanaan posbindu PTM secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut :
Proses Kegiatan Posbindu PTM 1. Pendaftaran
Pemberian nomor urut atau kode yang sama serta pencatatan ulang hasil pengisian Buku Monitoring Faktor Resiko PTM ke Buku Pencatatan oleh Petugas Pelaksana Posbindu PTM
2. Wawancara oleh petugas pelaksana Posbindu PTM
3. Pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar perut, tekanan darah 4. Pemeriksaan gula darah
5. Konseling atau Edukasi serta tindak lanjut lainnya.
Sebelum dan setelah kegiatan posbindu PTM dapat dilaksanakan kegiatan bersama seperti senam bersama, penyuluhan kesehatan, upaya berhenti merokok, gizi seimbang, dll.
Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan Posbindu PTM dilakukan secara manual dan atau menggunakan sistem informasi manajemen PTM oleh Petugas Pelaksana Posbindu PTM maupun oleh petugas puskesmas. Petugas puskesmas mengambil data hasil pencatatan Posbindu PTM atau menerima hasil pencatatan dari petugas pelaksana Posbindu PTM. Hasil pencatatan ini dianalisis untuk digunakan dalam pembinaan sekaligus melaporkan ke instansi terkait secara berjenjang. Hasil pancatatan dan pelaporan kegiatan Posbindu PTM merupakan sumber data yang penting untuk pemantauan dan penilaian perkembangan kegiatan Posbindu PTM. Laporan hasil kegiatan bulanan/triwulan/tahunan yang berisi laporan tingkat perkembangan. Posbindu PTM, proporsi faktor resiko PTM, cakupan kegiatan Posbindu PTM di tingkat puskesmas, Kab/Kota, provinsi, dan nasional. Melalui kegiatan surveilans faktor resiko PTM berbasis Posbindu PTM dilakukan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap faktor resiko PTM secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan, dan penyebaran informasi epidemiologi kepada peserta, penyelenggara program PTM, maupun pihak yang bertanggung jawab terhadap kegiatan Posbindu PTM untuk dilakukan intervensi dalam rangka pengembangan kegiatan, pencegahan, dan pengendalian faktor resiko PTM. (Referensi : Kemenkes RI, Dir. Pengendalian PTM,2014, Pedoman Umum