• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Wanita pada Sektor Informal (Studi Kasus : Pedagang di Kota Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Wanita pada Sektor Informal (Studi Kasus : Pedagang di Kota Medan)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sektor Informal

Sektor informal oleh Biro Pusat Statistik (BPS) didefinisikan sebagai unit usaha berskala kecil yang menghasilkan dan mendistribusikan barang dan jasa dengan tujuan utama menciptakan kesempatan kerja dan penghasilan bagi dirinya sendiri, meskipun mereka menghadapi kendala baik modal maupun sumberdaya fisik dan manusia BPS (1981). Keith Hart (1991) menggambarkan sektor informal sebagai bagian angkatan kerja kota yang berada di luar pasar tenaga yang terorganisir.

Dalam Enslikopedia Ekonomi, Bisnis dan Manajemen (1997) dijelaskan bahwa belum ada kebulatan pendapat tentang batasan yang tepat untuk sektor informal di Indonesia, tetapi terdapat kesepakatan tidak resmi antara para ilmuwan yang terlibat dalam penelitian masalah-masalah sosial untuk menerimadefinisi kerja sektor informal di Indonesia sebagai:

a. Sektor yang tidak menerima bantuan atau proteksi ekonomi dari pemerintah; b. Sektor yang belum dapat menggunakan (karena tidak mempunyai akses)

batuan, meskipun pemerintah telah menyediakannya;

c. Sektor yang telah menerima bantuan pemerintah tetapi bantuan tersebut belum mampu membuat sektor tersebut mandiri.

(2)

1. Sebagian besar memiliki produksi berskala kecil, aktivitas jasa dimiliki oleh perorangan atau keluarga dan dengan menggunakan teknologi yang sederhana.

2. Umumnya para pekerja bekerja sendiri dan sedikit yang memiliki pendidikan formal.

3. Produktivitas pekerja dan penghasilannya cenderung lebih rendah daripada di sektor formal.

4. Para pekerja di sektor informal tidak dapat menikmati perlindungan seperti yang di dapat di sektor formal dalam bentuk jaminan kelangsungan kerja, kondisi kerja yang layak dan jaminan pension.

5. Kebanyakan pekerja yang memasuki sektor informal adalah pendatang baru dari desa yang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja di sektor formal.

6. Motivasi mereka biasanya untuk mendapatkan penghasilan yang bertujuan hanya untuk dapat bertahan hifup dan bukannya untuk mendapatkan keuntungan, dan hanya mengandalkan pada sumber daya yang ada pada mereka untuk menciptakan pekerjaan.

7. Mereka berupaya agar sebanyak mungkin anggota keluarga mereka ikut berperan serta dalam kegiatan yang mendatangkan penghasilan dan meskipun begitu mereka bekerja dengan waktu yang panjang.

(3)

serta jasa-jasa kesehatan dan pendidikan.

Berdasarkan definisi kerja tersebut, aktivitas sektor informal yang dikategorikan sebagai unit usaha kecil bisa bersifat mendukung aktivitas formal dan apabila diberdayakan dan dikembangkan dengan baik akan bersinergi dengan sektor formal perkotaan ntuk saling melengkapi kebutuhan warga kota. Dengan seragkaian ciri sektor informal di Indonesia, antara lain:

a. Kegiatan usaha tidak terorganisir secara baik, kerena unit usaha timbul tanpa menggunakan fasilitas atau kelembagaan yang tersedia secara formal; b. Pada mumnya usaha tidak memiliki izin usaha;

c. Pola kegiatan usaha tidak teratur dengan baik, dalam arti lokasi maupun jam kerja;

d. Pada umumnya kebijakan pemerintah untuk membantu golongan ekonomi lemah tidak sampai ke sektor ini;

e. Unit usaha berganti-ganti dari subsektor ke subsektor lain; f. Teknologi yang digunakan masih tradisional;

g. Modal dan perputaran usaha relatif kecil, sehingga skala operasinya juga kecil;

h. Dalam menjalankan usaha tidak diperlukan pendidikan formal, sebagian besar diperoleh dari pengalaman sambil kerja;

i. Pada umumnya unit usaha termasuk kelompok one man enterprise, dan kalau memiliki pekerja, biasanya berasal dari keluarga sendiri;

(4)

k. Hasil produsi atau jasa terutama dikonsumsi oleh golongan masyarakat kota/desa berpenghasilan rendah atau menengah.

2.2 Pedagang Kaki Lima Sebagai Salah Satu Kegiatan Sektor Informal

Pedagang kaki lima merupakan salah satu bentuk aktivitas perdagangan sektor informal Djakti, (1986). Pedagang kaki lima adalah pedagang kecil yang umumnya berperan sebagai penyalur barang-barang dan jasa ekonomi kota. Dari pengertian tersebut, yang dimaksud dengan pedagang kaki lima adalah setiap orang yang melakukan kegiatan usaha perdagangan atau jasa, yaitu melayani kebutuhan barang-barang atau makanan yang dikonsumsi langsung oleh konsumen, yang dilakukan cenderung berpindah-pindah dengan kemampuan modal yang kecil dan terbatas, dalam melakukan usaha tersebut menggunakan peralatan sederhana dan memiliki lokasi di tempat-tempat umum (terutama di atas trotoar atau sebagian badan jalan). McGee dan Yeung (1977) memberikan pengertian pedagang kaki lima sama dengan hawker, yang didefinisikan sebagai sekelompok orang yang menawarkan barang dan jasa untuk dijual pada ruang publik, terutama di pinggir jalan dan trotoar. Dalam pengertian ini termasuk juga orang yang menawarkan barang dan jasanya dari rumah ke rumah.

Adapun jenis dagangan yang dijual oleh pedagang di sektor informal secara umum oleh Mc Gee dan Yeung (1977) dapat dibagi menjadi:

a. Bahan mentah makanan dan minuman setengah jadi (Unprocessed and semiprocessed foods). Termasuk pada jenis dagangan ini adalah bahan

mentah makanan seperti daging, buah, dan sayuran. Selain itu juga dapat berupa barang-barang setengah jadi seperti beras.

(5)

ini berupa makanan atau minuman yang telah dimasak dan langsung disajikan ditempat maupun dibawa pulang.

c. Non makanan (non foods) termasuk jenis barang dagangan yang tidak berupa makanan. Contohnya adalah mulai dari tekstil, barang dan obat-obatan. d. Jasa pelayanan (services)

Jasa pelayanan yang diperdagangkan adalah jasa perorangan, seperti tukang pembuat kunci, tukang potong rambut, tukang reparasi jam dan lain-lain. Pola penyebarannya pada lokasi pusat pertokoan dan pengelompokkannya membaur dengan jenis lainnya.

Karakteristik menurut jenis usaha dagangan dipergunakan untuk melihat gambaran tentang variasi jenis dagangan yang didagangkan, serta pengaruhnya terhadap pendapatan. Hubungan begitu erat bila dikaitkan dengan masalah pendapatan yang mereka peroleh. Berbagai ragam usaha yang dilakukan oleh masyarakat dalam bentuk usaha-usaha kecil kaki lima dan semacamnya kemungkinan memberikan dampak positif untuk meningkatkan pendapatan itu sendiri.

2.3 Permintaan Tenaga Kerja Wanita di Indonesia

(6)

kerja dan bukan angkatan kerja.

Mulyadi (2003) menyatakan bahwa tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga kerja mereka dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. BPS (Badan Pusat Statistik) membagi tenaga kerja (employed) atas 3 macam, yaitu:

1. Tenaga kerja penuh (full employed), adalah tenaga kerja yang mempunyai jumlah jam kerja > 35 jam dalam seminggu dengan hasil kerja tertentu sesuai dengan uraian tugas.

2. Tenaga kerja tidak penuh atau setengah pengangguran (under employed), adalah tenaga kerja dengan jam kerja < 35 jam seminggu.

3. Tenaga kerja yang belum bekerja atau sementara tidak bekerja (unemployed), adalah tenaga kerja dengan jam kerja 0 > 1 jam per minggu.

4. Menurut Simanjuntak (2001), tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Pencari kerja, besekolah, dan mengurus rumah tangga walaupun tidak bekerja, tetapi mereka secara fisik mampu dan sewaktu-waktu dapat ikut bekerja.

5. Pada dasarnya tenaga kerja dibagi kedalam kelompok angkatan kerja (labor force) dan bukan angkatan kerja. Yang termasuk dalam angkatan kerja adalah (1) golongan yang bekerja dan (2) golongan yang menganggur mencari pekerjaan.

(7)

yang lain mempunyai tugas dan fungsi dalam mendukung keluarga. Dahulu dan juga sampai sekarang masih ada anggota masyarakat yang menganggap tugas wanita dalam keluarga adalah hanya melahirkan keturunan, mengasuh anak, melayani suami, dan mengurus rumah tangga. Dalam perkembangannya sekarang ternyata tugas atau peranan wanita dalam kehidupan keluarga semakin berkembang lebih luas lagi. Wanita saat ini tidak saja berkegiatan di dalam lingkup keluarga, tetapi banyak di antara bidang-bidang kehidupan di masyarakat membutuhkan sentuhan kehadiran wanita dalam penanganannya. Peran wanita dalam ikut menopang kehidupan dan penghidupan keluarga semakin nyata (Sumarsono, dkk, 1995).

(8)

masyarakat (Kartasasmita, 1996).

2.4 Pendapatan

Pendapatan juga dapat di defenisikan sebagai jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), pendapatan terdiri dari upah, atau penerimaa tenaga kerja, pendapatan dari kekayaan seperti sewa, bunga dan deviden, serta pembayaran transfer atau penerimaan dari pemerintah seperti tunjangan sosial ata asuransi pengangguran (Samuelson dan Nordhaus, 1997).

Pendapatan atau juga disebut income dari seorang warga masyarakat hasil penjualannya dari faktor-faktor produksi yang dimilikinya pada sektor prodruksi. Dan sektor produksi ini membeli faktor-faktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input proses produksi dengan harga yang berlaku dipasar faktor produksi. Harga faktor produksi dipasar faktor produksi (seperti halnya juga untuk barang-barang dipasar barang-barang) ditentukan oleh tarik menarik, antara penawaran dan permintaan.

(9)

(national income) dipakai berkenaan dengan pendapatan agregat suatu negara dari sewa, upah, bunga dan pembayaran, tidak termasuk biaya transfer (tunjangan pengangguran, pension dan lain sebagainya).

Suatu usaha yang bergerak dalam sektor formal maupun informal dalam penentuan tingkat produksi akan memperhitungkan tingkat pendapatan yang akan dihasilkan dalam suatu produksi. Dengan efisiensi biaya produksi maka akan mencapai profit/keuntngan yang maksimum karena profit merupakan salah satu tujuan penting dalam berusaha. Pendapatan total adalah sama dengan jumlah unit output yang terjual dikalikan dengan harga output per unit.

Pendapatan diakibatkan oleh kegiatan-kegiatan perusahaan dalam memanfaatkan faktor-faktor produksi untuk mempertahankan diri dan pertumbuhan. Seluruh kegiatan perusahaan yang menimbulkan pendapatan secara keseluruhan disebut earning process. Secara garis besar earning process menimbulkan dua akibat yaitu pengaruh positf (pendapatan dan keuntungan) dan pengaruh negative (beban dan kerugian). Selisih keduanya nantinya menjadi laba atau rugi.

Secara garis besar pendapatan digolongkan menjadi 3 golongan yaitu: a. Gaji dan Upah

Imbalan yang diperolah setelah orang tersebut melakukan pekerjaan untuk orang lain yang diberikan dalam waktu satu hari, satu minggu atau satu bulan.

b. Pendapatan dari Usaha Sendiri

(10)

yang dibayar dan usaha ini merupakan usaha milik sendiri atau keluarga sendiri, nilai sewa capital milik sendiri dan semua biaya in biasanya tidak diperhitungkan

c. Pendapatan dari Usaha Lain

Pendapatan yang diperoleh tanpa mencurahkan tenaga kerja dan ini merupakan pendapatan sampngan antara lain: pendapatan dari hasil menyewakan asset yang dimiliki, bunga dari uang, sumbangan dari pihak lain, pendapatan pensiun dan lain-lain.

Pendapatan yang dijelaskan oleh Abdurrahman (1991) yaitu merupakan suatu hasil yang di peroleh dari pemakaian kapital dan pemberian jasa perorangan atau keduanya berupa uang, barang materi atau jasa selama jangka waktu yang tertentu. Pendapatan mempunyai pengaruh terhadap pelaku sektor informal dari total penerimaan (total revenue) pelaku sektor informal itu sendiri (Soekartawi, 2002). Total penerimaan (total revenue) merupakan penerimaan keseluruhan dari hasil penjualan dari output yang dihasilkan (Boediono, 1982), dapat dijelaskan pada persamaan sebagai berikut:

TR = ∑PiQi Keterangan :

TR = Total Revenue

P = Harga barang yang dijual Q = Jumlah barang yang terjual I = Konstanta

(11)

2.5 Hubungan Antara Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen

Pada bagian ini menjelaskan tentang teori dan hubungan antara variabel independen (umur, tingkat pendidikan, lama usaha, modal operasional dan jumlah tanggungan keluarga) terhadap variabel dependen (pendapatan pekerja wanita sektor informal khususnya pedagang di Kota Medan).

2.5.1 Pengaruh Umur Terhadap Pendapatan

Penelitian yang dilakukan oleh Endang Hariningsih dan Rintar Agus Simatupang (2008) menyimpulkan adanya pengaruh positif hubungan umur dengan tingkat pendapatan yang diperoleh. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Febriani, Liza dan Almahmudi (2006), dimana variabel umur tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan.

2.5.2 Pengaruh Pendidikan Terhadap Pendapatan

(12)

kecakapan sosial dan mengembangkan pribadinya. Definisi di atas tersebut menjelaskan bahwa pendidikan terbagi dalam dua bagian, yaitu pendidikan formal dan pendidikan tidak formal. Pendidikan yang bersifat formal apabila peningkatan kecakapan yang diperoleh individu tersebut di dapatkan dalam lingkungan khusus (sekolah) dan pendidikan yang tidak formal apabila pendidikan yang di peroleh individu tersebut melalui pengalaman pribadinya atau lingkungan sekitarnya, hal ini cenderung lebih mengarah ke pengalaman pribadinya individu tersebut.

Pendidikan cenderung akan memberikan perubahan terhadap individunya itu sendiri, dalam hal ini kaitannya pendidikan dengan pendapatan. Pendidikan yang tinggi juga akan memberikan pendapatan yang tinggi pula, hal ini di karenakan individu yang memiliki pendidikan yang tinggi mereka akan cenderung selalu menggunakan ilmu yang mereka dapatkan untuk mereka terapkan dalam meningkatkan pendapatan individu tersebut.

2.5.2 Pengaruh Lama Usaha Terhadap Pendapatan

Lama usaha akan menentukan keterampilan dalam melaksanakan suatu tugas tertentu. Lama Usaha dan pengalaman setiap individu dapat berdampak positif terhadap kemampuan kerja seseorang. Pengalaman memunculkan suatu struktur pengetahuan, terdiri atas suatu sistem dari pengetahuan yang skematis dan abstrak, yang diperoleh dalam memori yang lama. Selanjutnya Murtanto dan Gudono (1999) juga mengemukakan bahwa pengalaman meliputi dalarn hal pengetahuan terhadap kenyataan-kenyataan, proses dan prosedur-prosedur.

(13)

orang yang berpengalaman akan lebih teliti dan terinci dalam mendeteksi kekeliruan dalam pekerjaannya. Lama usaha merupakan lamanya waktu yang di gunakan seseorang dalam bekerja yang diukur melalui pendapatan yang meningkat, prestasi maupun tingkat jabatan yang diperoleh. Beberapa pendapat mengatakan bahwa pengalaman merupakan pelajaran yang paling berharga dalam kehidupan seseorang. Melalui pengalaman sering ditemukan kegagalan maupun kesuksesan yang pernah diraih seseorang.

Menurut Suroto (1992) berdasarkan pengalaman seseorang akan lebih mampu melihat dan belajar mengenai kekurangan dan kelebihan yang di milikinya sehingga dapat dijadikan tolak ukur untuk mencapai kesuksesan pada waktu mendatang. Anaroga (1995) menyebutkan pengalaman adalah keseluruhan pelajaran yang dipetik oleh seseorang dari peristiwa-peristiwa yang dialami dalam perjalanan hidupnya. Seseorang yang memiliki pengalaman akan lebih mudah rnelaksanakan pekerjaarrnya dalam perusahaan, karena sudah terbiasa melakukannya. Hal ini menyatakan bahwa seiring dengan bertambahnya waktu maka produktifitas dan keahlian seorang karyawan akan bertambah.

2.5.3 Pengaruh Jam Kerja Terhadap Pendapatan

(14)

Analisis jam kerja merupakan bagian dari teori ekonomi mikro, khususnya pada teori penawaran tenaga kerja yaitu tentang kesediaan individ untuk bekerja dengan harapan memperoleh penghasilan yang seharusnya ia dapakan. Jam kerja dalam penelitian ini adalah jumlah atau lamanya waktu yang dipergunakan untuk berdagang atau membuka usaha mereka untuk melayani konsumen setiap harinya.

2.5.4 Pengaruh Jumlah Tanggungan Keluarga Terhadap Pendapatan

(15)

kebutuhan sehari-hari dikelola bersama- sama menjadi satu. Jadi, yang termasuk dalam jumlah anggota keluarga adalah mereka yang belum bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari karena belum bekerja (dalam umur non produktif) sehingga membutuhkan bantuan orang lain (dalam hal ini orang tua).

2.6 Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan Endang Hariningsih dan Rintar Agus Simatupang (2008) yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Usaha Pedagang Eceran Studi Kasus: Pedagang Kaki Lima Di Kota Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis pemberdayaan sektor informal, yang berkaitan dengan studi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pedagang kaki lima. Dimana Variabel Independen : Usia, Status Perkawinan, Jumlah Tanggungan, Tingkat Pendidikan, Jam kerja, Pengalaman pengeceran sebelum mandiri, Pengalaman pada posisi sekarang, Tingkat persediaan, Ukuran tempat. Metode Penelitian dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Hasil yang diperoleh adalah Variabel usia, status perkawinan , tanggungan keluarga tidak berpengaruh terhadap pendapatan bersih pedagang kaki lima.

(16)

dilaksanakan adalah penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan, pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara langsung dan kuisioner. Selanjutnya data yang telah terkumpul diolah dan dianalisa. Dari hasil analisa yang dilakukan diperoleh hasil bahwa modal dan jumlah jam kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pekerja sektor informal di kota Binjai sedangkan tingkat pendidikan berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap pendapatan sektor informal di kota Binjai. Variabel independent yaitu modal, jumlah jam kerja dan tingkat pendidikan dapat menjelaskan secara bersama-sama variabel dependent yaitu pendapatan pekerja sektor informal di Kota Binjai dengan R-square (R2) sebesar 92%.

(17)

pendidikan, umur. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari wawancara dengan 100 orang responden di Kota Semarang. Hasil pengolahan data menunjukkan nilai F sebesar 9,632772 dengan tingkat probabilitas 0,00 dan koefisien determinasi (R ) sebesar 0,33879. Hasil analisis uji t menunjukkan bahwa variabel independen yaitu upah, pendapatan suami, jumlah tanggungan keluarga, umur, dan pendidikan berpengaruh secara signifikan terhadap penawaran tenaga kerja wanita. Pendapatan suami mempunyai pengaruh paling besar terhadap penawaran tenaga kerja wanita menikah.

(18)

2.7 Kerangka Konseptual

Berdasarkan berbagai indikator untuk menganalisis hubungan variabel umur, tingkat pendidikan, lama usaha, jam kerja, tanggungan keluarga terhadap pendapatan. Maka dibuatlah bagan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.8 Hipotesis Penelitian

Menurut (Sekaren, U., 2003) dalam Sukaria Sinulingga (2011:94), hipotesis suatu pernyataan tentang hubungan logis antara dua variabel atau lebih yang dinyatakan dalam bentuk kuantitatif sehingga dapat diuji kebenarannya. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Hipotesis ada dua yaitu hipotesis nol (Ho) dan hipotesis statistik (Ha). Hipotesis nol adalah hipotesis negatif yang menyangkal jawaban sementara yang dirancang oleh peneliti yang harus diuji kebenarannya dengan analisa statistik. Sedangkan hipotesis statistik adalah

(19)

rumusan hipotesis yang akan diuji kebenarannya melalui perhitungan statistik. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual maka peneliti menetapkan hipotesis di dalam penelitian ini yaitu:

1. Variabel umur berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang wanita kaki lima di Kota Medan.

2. Variabel tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang wanita kaki lima di Kota Medan.

3. Variabel lama usaha berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang wanita kaki lima di Kota Medan.

4. Variabel jumlah jam kerja berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang wanita kaki lima di Kota Medan.

5. Variabel jumlah tanggungan berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang wanita kaki lima di Kota Medan.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Microsoft Access merupakan salah satu program pengolah database yang canggih, yang digunakan untuk mengolah berbagai jenis data dengan pengoperasian

Pasuruan 243,600,000 Penelitian Geologi Teknik dan Lingkungan di Lereng Gunung Penanggungan dan Gunung Arjuno Welirang 4 Inventarisasi Potensi dan Penyusunan Data

Aplikasi pembuatan situs islamic center menggunakan XML, PHP dan MYSQL, Macromedia Dreamweaver MX untuk mengetik perintah XML dan PHP, Phpmyadmin untuk penulisan database, Apache

1188/2022/MD Two Storey Dwelling and Retaining Walls on Proposed Lot 818 Brindle Parkway, Box Hill in a Subdivision of Lot 1902 DP 1232007 and Lot 2002 DP 1232008, 63-65 Terry Road Box

 Dengan bermain lompat katak yang terlebih dahulu dicontohkan oleh guru, siswa mampu mempraktikkan prosedur gerakan melompat satu arah sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha

2.2.Menjelaskan urutan membuat atau melakukan sesuatu dengan kalimat yang runtut dan mudah

For the maximum displacement of 7pels/ frame, this 4SS algorithm utilizes a centre- biased search patern with nine checking points on a 5 x 5 window in the irst step instead of a

mengajar terhadap prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas VII. Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 4 Surakarta tahun

[r]