• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEMINAR NASIONAL PENGEMBANGAN AGRIBISNIS 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SEMINAR NASIONAL PENGEMBANGAN AGRIBISNIS 2019"

Copied!
241
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

SEMINAR NASIONAL

PENGEMBANGAN AGRIBISNIS

2019

“Produk Pertanian Lokal Bali Menapak Pasar Modern dan

Pariwisata”

PROSIDING

DENPASAR, 28-29 November 2019

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

(3)

Prosiding Seminar Nasional

Pengembangan Agribisnis

“Produk Pertanian Lokal Bali Menapak Pasar Modern dan

Pariwisata”

Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Denpasar – Bali

Telp: (0361) 255344

e-mail:

semnasagribisnis2019@gmail.com

Pelindung

: Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K)

Penanggung Jawab

: Dr. Ir. I Dewa Putu Oka Suardi, M.Si.

Pembina

: Prof. Dr. Ir. I Wayan Windia, SU.

Prof. Dr. Ir. Ketut Budi Susrusa, MS.

Prof. Dr. Ir. Dwi Putra Darmawan, MP.

Prof. Ir. IGAA. Ambarawati, M.Ec., Ph.D.

Prof. Dr. Ir. I Gde Pitana, M.Sc.

Prof. Dr. Ir. I Made Antara, MS.

Ketua Panitia

: Dr. I Ketut Surya Diarta, SP, MA.

Sekretaris

: Dr. Widhianthini, SP., M.Si.

Bendahara

: Ida Ayu Listia Dewi, SP., M.Agb.

Reviewer

: AAA. Wulandira S. Dj, SP., MA.

Ida Ayu Listia Dewi, SP., M.Agb.

Dr. Widhianthini, SP., M.Si.

Putu Udayani Wijayanti, SP., M.Agb.

Ni Luh Prima Kemala Dewi, SP., M.Agb.

Dr. Gede Mekse Korri Arisena, SP., M.Agb.

Editor

: Made Adityanandana, SE., MA.

Cover

: I Made Sukewijaya, SP., M.Sc.

Layout

: I Made Sukewijaya, SP., M.Sc.

ISBN

: 978-602-294-389-1

Cetakan

: Pertama

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya Seminar Nasional Agribisnis II bertema: “Produk Pertanian Lokal Bali Menapak Pasar Modern dan Pariwisata” dapat dilaksanakan dengan baik dan memberikan nilai tambah informasi bagi berbagai pihak. Seminar ini dilaksanakan pada tanggal 28 November 2019 di Gedung Pascasarjana Lantai III Universitas Udayana, Kampus Sudirman Denpasar, dalam rangka Dies Natalis Fakultas Pertanian Universitas Udayana ke-52.

Pentingnya Seminar Nasional Agribisnis II ini berawal dari dikeluarkanlah Peraturan Gubernur Bali No.99/2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali. Hal ini juga dilatarbelakangi oleh Bali yang merupakan destinasi wisata nusantara dan mancanegara yang membutuhkan produk pertanian, perikanan dan industri lokal Bali. Daya serap produk pertanian Bali sendiri sangat prospektif dalam pasar modern dan pasar pariwisata mengingat status Bali sebagai destinasi pariwisata utama di Indonesia. Bagi Bali sebagai destinasi pariwisata, produk pertanian lokal Bali merupakan sumber daya produktif unggulan daerah, sumber pangan bergizi, bahan kesehatan nabati, komoditas perdagangan, dan sumber pendapatan masyarakat petani yang perlu dipelihara dan dikembangkan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Terlaksananya Seminar Nasional Agribisinis II merupakan titik awal keberlanjutan implementasi Peraturan Gubernur No. 99/2018 di Provinsi Bali yang memberikan forward dan backward multiplier bagi daerah-daerah yang berpotensi dan memberikan trickledown effect bagi daerah-daerah di sekitarnya (Bali dan Luar Bali) sehingga pada akhirnya mampu memandirikan ketahanan pertanian dan ketahanan ekonomi secara kreatif dan berdaya saing.

(5)

DAFTAR ISI

Analisis Pengelolaan Dana Desa

dalam Peningkatan

Kesejahteraan Masyarakat Desa di Kecamatan Fatuleu

Kabupaten Kupang-NTT ……….

Desmon Radikson. Manane dan Yesus Armiro Korbaffo

1

Agreeableness Sebagai Pemoderasi Pengaruh Love of Money

Pada Tax Evasion Tendency ………

Marce Sherly Kase

12

Alih Fungsi Lahan Pertanian Sawah Menjadi Kawasan Industri

Merubah Pola Mata Pencaharian dan Nilai Ekonomi Masyarakat

Pedesaan ………

Ismi Andari

18

Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Permintaan Beras di

Kecamatan Kota Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara….

Mardit Nikodemus Nalle dan Agustinus Nubatonis

27

Kontribusi Pasar Kalangan Desa Bagi Ketersediaan Pangan

Rumahtangga Dalam Perspektif Petani Sawah ……….

Nurilla Elysa Putri, Muhammad Yamin, Erise Anggraini

34

Pengaruh Pemupukan Terhadap Sifat Tanah, Pertumbuhan dan

Hasil Padi Varitas Ciherang yang Ditanam Pada Sawah Bukaan

Baru di Kabupaten Belu ……….

Sukristiyonubowo, Sugeng Widodo dan Damasus Riyanto

39

Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Kelompok Tani di Desa

Pontang Kabupaten Jember ………...

Lenny Widjayanthi, Triana Dewi Hapsari dan Aryo Fajar Sunartomo

48

Pengendalian Internal Sebagai Pemoderasi Pada Pengaruh

Penerapan Sistem Akuntansi Terhadap Kualitas Laporan

Keuangan ………..

Paulina Rosna Dewi Redjo

56

Persepsi Generasi Muda Pertanian Terhadap Masa Depan

Pertanian dan Peluang E-Agribisnis Pada Era Revolusi 4.0. ………

I Wayan Nampa, Tomycho Olviana, Aris Siubelan, Serman Nikolaus,

dan I Nyoman Sirma

(6)

Profil Manajemen Pemeliharaan dan Potensi Peningkatan

Populasi Sapi Bali di Kabupaten Klungkung ……….

Yusti Pujiawati, Anella Retna Kumalasari, Eko Nugroho Jati, Putu

Sugiarta, dan Jemmy Rinaldi

75

Strategi Pengembangan Agrowisata Pada Kelompok Tani

Pelaksana Sipadu Studi Kasus Kelompok Tani Angsoka

Kabupaten Buleleng ……….

Ni Wayan Purnami Rusadi, Luh Anggreni Dewi, dan Made Satria

Wibawa

85

Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Daerah Rawan Pangan

Dengan Pendekatan Subjective Wellbeing (Studi Kasus Desa

Baru, Banyuasin, Sumatera Selatan) ……….

Muhammad Yamin, Nurilla Elysa Putri, Eka Mulyana

97

Peran Kelembagaan KSU Putra Mandiri Dalam Mewujudkan

Kemandirian Petani Padi ………

Diah Puspaningrum, Ati Kusmiati

,

Indah Ibanah

106

Uji Efektifitas Beberapa Jenis Biopestisida Terhadap Hama Dan

Penyakit Serta Kelayakan Usaha Tani Tembakau ..………

Ni Made Delly Resiani dan Ni Wayan Suryathi

116

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penduduk Miskin di

Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) ………..………..

Emilia Khristina Kiha, Berno Benigno Mitang

127

Analisis Nilai Tambah Dendeng Sapi Dendeng Sapi di Kabupaten

Timor Tengah Utara (TTU) ……….

Dominikus Kopong Duli, Emilia Khristina Kiha

144

Pengembangan Kawasan Agropolitan Berbasis Tanaman Pangan

di Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali ………..……….

Widhianthini dan Herlina Tarigan

156

Hubungan Sosial Ekonomi Subak Terhadap Mobilisasi

Sumberdaya Keuangan di Subak Anggabaya Denpasar dan Subak

Gde Sukawati Gianyar ……….

Dewa Gede Agung dan Ketut Budi Susrusa

165

Pengaruh Atribut dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan

Pengunjung Daya Tarik Wisata Subak Padanggalak di Kota

(7)

Optimalisasi Usahatani dalam Meningkatan Pendapatan Petani

di Subak Sengempel Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung

(8)

ANALISIS PENGELOLAAN DANA DESA DALAM PENINGKATAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DESA DI KECAMATAN

FATULEU KABUPATEN KUPANG-NTT

1Desmon Radikson. Manane,2Yesus Armiro Korbaffo 1,2Program Studi Manajemen Universitas Timor, Kefamenanu-NTT

Desmonm23@gmail.com

Abstrak

Masalah penelitian sebagai berikut; 1) Bagaiman gambaran pengelolaan dana desa dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat di Desa Sillu? 2) Apakah pengelolaan dana desa di dasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, partisipatif, serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran dalam penigkatan kesejahterraan masyarakat Desa Sillu? 3) Apakah pengelolaan dana desa berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Sillu?. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran pengelolahan dana desa dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, untuk mengetahui apakah pengelolahan tersebut berdasarkan asas transparansi,akuntabilitas,partisipatif, tertibn dan disiplin dan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pengelolahan dana desa terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Silu. Pengelolaan dana desa di Desa Sillu sudah didasarkan pada asas transparansi, asas akuntabilitas, asas partisipasi dan tertib anggaran. Namun dalam penerapan asas partisipasi belum di lakukan secara maksimal artinya bahwa peran aktif masyarakat dalam pembangunan masih kurang. Variabel pengelolaan dana desa memiliki pengaruh sangat kuat terhadap kesejahteraan masyarakat desa di Desa Sillu, persentase sumbangan pengaruh variabel pengelolaan dana desa terhadap kesejahteraan masyarakat desa sebesar sedangkan sisanya sebesar dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini.

Variabel partisipasi masyarakat desa memiliki pengaruh sangat kuat terhadap kesejahteraan masyarakat desa di Desa Sillu, persentase sumbangan pengaruh variabel pengelolaan dana desa terhadap kesejahteraan masyarakat desa sebesar 77,9% sedangkan sisanya sebesar 22,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini.

Variabel pengelolaan dana desa , variabel partisipasi masyarakat desa secara simultan memiliki pengaruh sangat kuat terhadap kesejahteraan masyarakat desa di Desa Sillu. Sumbangan variabel pengelolaan dana desa , variabel partisipasi masyarakat desa terhadap kesejahteraan masyarakat desa sebesar 81,5%, sedangkan sisanya sebesar 18,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini.

Kata kunci : Pengelolahan dana desa dan kesejahteraan masyarakat PENDAHULUAN

Pengelolaan dana desa melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban serta mengedepankan asas transparansi, akuntabilitas, pastisipasi, serta tertibdan disiplin anggaran. Pelaksanaan pengelolaan dana desa yang didasarkan pada tahapan-tahapan dan asas-asas yang berlaku maka akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan anggaran dan dapat menciptakan kesejahteraan masyarakat desa.

(9)

Kesejahteraan masyarakat desa dapat dilakukan dengan mengalokasikan sebagian anggaran dana desa untuk bidang pemeberdayaan masyarakat agar dapat memungkinkan setiap masyarakat memanfaatkan anggaran tersebut untuk menciptakan pendapatan.

Menurut Brudeseth (2015) menjelaskan bahwa kesejahteraan sebagai kualitas kepuasan hidup yang bertujuan untuk mengukur posisi anggota masyarakat dalam membangun keseimbangan hidup mencakup antara lain, (a) kesejahteraan materi, (b) kesejahteraan bermasyarakat, (c) kesejahteraan emosi, (d) keamanan.

Sedangkan Suharto (2006:3) kesejahteraan sosial juga termasuk sebagai suatu proses atau usaha terencana yang dilakukan oleh perorangan, lembaga-lembaga sosial, masyarakat maupun badan-badan pemerintah untuk meningkatkan kualitas kehidupan melalui pemberian pelayanan sosial dan tunjangan sosial.

Kesejahteraan masyarakat dapat dipahami sebagai keadaan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dasar dari masyarakat tersebut dalam kaitan dengan kebutuhan-kebutuhan sandang, pangan, papan, kebutuhan sosial (interaksi) antar individu dalam masyarakat, kebutuhan keamanan dalam lingkungan masyarakat.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dalam pasal 1 ayat 8 menyebutkan bahwa Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa. lebih lanjut dalam ayat 12 menjelaskan bahwa Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.

Peraturan Menteri dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa dalam pasal 2 ayat 1 menjelaskan bahwa keuangan desa dikelola berdasarkan asas-asas transparansi, akuntabilitas, partisipatif, serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.

Pengelolaan dana desa yang dialokasikan oleh pemerintah pusat lewat APBN langsung ke rekening desa dengan tujuan untuk pembangunan desa dalam peningkatan tingkat kesejateraan masyarakat desa.

Desa Sillu merupakan salah satu desa di Kecamatan Fatuleu Kabupaten Kupang, yang empat tahun terakhir mendapatkan dana desa yang bersumber dari APBN dengan tingkat nilai dana yang bervariasi. Dimana tahun 2017 sebesar Rp. 902.823.000.- dan tahun 2018 sebesar Rp. 1.100.297.000.- kegiatan pengelolaan dana desa menitik beratkan pada lima bidang kegiatan yaitu; 1) bidang penyelenggara pemerintah desa, 2) bidang pelaksanaan pembangunan desa, 3) bidang pembinaan kemasyarakatan, 4) bidang pemberdayaan masyarakat, dan 5) bidang tidak terduga.

Berdasarkan uraian tersebut diatas peneliti lebih fokus untuk melihat: I) Bagaiman gambaran pengelolaan dana desa dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat di Desa Sillu?; II) Apakah pengelolaan dana desa di dasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, partisipatif, serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran dalam penigkatan kesejahterraan masyarakat Desa Sillu?; III) Apakah pengelolaan dana desa berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Sillu?

METODE PENELITIAN Data

Data yang digunakan adalah data primer data yang diperoleh dari obyek yang diteliti (responden) berdasarkan kuesioner yang diberikan dan sekunder, yaitu data tambahan yang diperoleh melalui dokumen-dokumen, catatan-catatan resmi, dan arsip-arsip petunjuk dan berbagai dokumen-dokumen, ensiklopedi, jurnal ilmiah, buku-buku,

(10)

majalah, surat kabar dan sumber-sumber sejenis lainnya yang berhubungan dengan tema penelitian ini.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang digunakan adalah seluruh masyarakat Desa Sillu, sedangkan sampel yang ambil adalah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aparat Pemerintah Desa Sillu; Kades, Sekdes, Para Kaur, Para Kadus, Para RW/RT, Anggota BPD, Tokoh Masyarakat, Tokoh Perempuan, Tokoh Pemuda/i, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Keterwakilan Masyarakat, dengan total 76 orang

Analisis Data

Analisis Deskriptif; bertujuan untuk memperoleh gambaran fenomena yang terjadi di lokasi penelitian serta mengidentifikasi karakteristik masing-masing variabel dalam bentuk frekuensi jawaban sampel dan presentasi serta melihat tanggapan sampel dengan menghitung kategori persepsi populasi (Levis, 2013:170):

− = 5− 100% Keterangan:

Ps-p : Kategori Persepsi Populasi

XPs-p : Rata-rata skor untuk persepsi populasi 5 : skor tertinggi skala Likert

Hasil perhitungan akan dikategorikan dengan menggunakan kriteria interpretasi skor menurut Levis (2013:110) sebagai berikut:

≥20 - 36 : sangat buruk >36 - 52 : buruk

>52 - 68 : kurang baik >68 - 84 : baik

>84 - 100 : sangat baik

Untuk mengelolah data dibantu dengan program SPSS for windows V. 21. Analisis Statistik Inferensial:

Analisis Regresi Sederhana; digunakan untuk mengetahui pengaruh pengelolaan dana desa terhadap peningkatan kesejahteran masyarakat, dengan rumus sebagai berikut:

a) y = a + bx

b) b = (∑ ) (∑ )(∑ )(∑ ²) ( ∑ )² c) a =∑ (∑ ) dimana:

y = peningkatan kesejahteran masyarakat a = kontanta; b = koefisien regresi

x = pengelolaan dana desa, n = sampel

Analisis Regresi Linear Berganda: Dalam penelitian ini, terdapat tiga variabel independen yang akan yaitu : Pengelolaan dana desa (X1), partisipasi masyarakat desa (X2) yang akan dianalisis pengaruhnya terhadap kesejahteraan masyarakat desa (Y) sebagai variabel dependen. Model regresi yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

(11)

Keterangan :

Y = Kesejahteraan masyarakat desa α = Intersep/Slope/koefisien regresi β1 = koefisien X1

β2 = koefisien X2 β1 = koefisien X3

X1 = Pengelolaan dana desa X2 = Partisipasi masyarakat desa

Untuk perhitungan ini akan dibantu oleh SPSS for windows versi 21. HASIL DAN PEMBAHASAN

Visi, Misi Kepala Desa Sillu Visi

Visi kepala Desa Sillu periode 2019 sampai dengan 2025 adalah sebagai berikut: “Melayani Masyarakat Desa Sillu Secara Menyeluruh Demi Terwujudnya Desa Sillu, Yang Maju, Adil, Sehat dan Sejahtera”

Maju : Masyarakat yang mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi agar setara dengan desa lainnya dan tidak tertinggal dengan desa lainnya.

Adil : Masyarakat yang mampu mewujudkan kondisi kehidupan yang seimbang dan setara dengan tidak saling membeda-bedakan

Sehat : Masyarakat mampu wujudkan kondisi sehat lahir dan batin

Sejahtera : Masyarakat yamg tercukupi kebutuhan pokok (sandang, pangan, dan papan) Misi

Misi kepala desa sillu periode 2019 sampai dengan 2025 adalah sebagai berikut:

1. Melakukan reformasi sistem kinerja aparatur pemerintahan desa guna meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat

2. Melaksanakan koordinasi antara mitra kerja dan menyelenggarakan urusan pemerintah desa secara terbuka dan bertanggungjawab sesuai dengan peraturan perundang-undangan (Gambar 1).

3. Meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pelatihan, penyuluhan dan pembentukan kelompok UKM yang produktif dengan memaksimalkan fungsi bandan usaha milik desa (BUMDesa) sebagai lembaga yang mengelolah produktivitas usaha masyarakat

4. Mengidentifikasi dan meningkatkan kapasitas kelembagaan yang ada di Desa Sillu 5. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan pembangunan rumah layak huni

berdasarkan skala prioritas

6. Pembangunan, perbaikan dan pemeliharaan infrastruktur dalam Desa Sillu berdasarkan skala kebutuhan masyarakat

7. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Sillu dengan melibatkan secara langsung masyarakat Desa Sillu dalam berbagai bentuk kegiatan

8. Penertiban aset Desa Sillu dan memanfatkannya untuk kepentingan masyarakat Struktur Organisasi Kantor Desa Sillu

Desa Sillu memiliki struktur organisasi berbentuk garis. Penggunaan bentuk struktur garis ini bertujuan untuk memudahkan kesatuan komando dalam pemberian tugas kepada bawahan. Struktur organisasi Pemerintahan Desa Sillu sebagai berikut:

(12)

Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Naunu

KarakteristikResponden Berdasarkan Umur

Hasil pengelompokan umur responden dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini: Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase(%) 1 18 – 35 tahun 20 orang 26 % 2 36 – 44 tahun 30 orang 39 % 3 45 – 53 tahun 15 orang 19,7 % 4 54 – 62 tahun 7 orang 9,2 % 5 63 – 71 tahun 4 orang 5,3 % Jumlah 76 orang 100 %

Sumber:Hasil olahan data primer, 2019

Jumlah responden terbanyak dalam penelitian ini adalah responden yang berada pada kelompok umur 36-44 tahun yakni 30 orang dengan persentasi (39%), yang diikuti oleh responden kelompok umur 18-35 tahun berjumlah 20 orang dengan persentasi 26%; responden kelompok umur 45-53 tahun berjumlah 7 orang dengan persentasi 9,2%, dan responden kelompok umur 63-71 tahun berjumlah 4 orang dengan persentase 5,3%.

Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Komposisi responden berdasarkan tingkat pendidikan dikategorikan dari tidak sekolah hingga tingkat pendidikan sarjana.

Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase(%)

1 Tidak Sekolah - orang - %

2 SD 40 orang 52.6 %

3 SMP 13orang 17,1 %

4 SMA 18 orang 23,7 %

5 Sarjana 5 orang 6,6%

Jumlah 76 orang 100%

Sumber:Hasil olahan data primer, 2019

Jumlah responden terbanyak adalah responden dengan tingkat pendidikan SD yaitu: KEPALA DESA BPD SEKRETARIS DESA KAUR PEMB. KAUR UMU M KAUR PEM. STAF DESA DUSUN III III DUSUN II II DUSUN IV V DUSUN I I DUSUN V V DUSUN IV V DUSUN IV V

(13)

berjumlah: 18 orang dengan persentase 23,7%, responden yang tingkat pendidikan SMP berjumlah: 13 orang dengan persentase 17,1%, sedangkan responden yang tingkat pendidikan sarjana berjumlah 5 orang dengan persentase 6.6%. dari data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah responden yang memiliki tingkat pendidikan SD lebih banyak di banding dengan responden yang tingkat pendidikan SMP, SMA, dan sarjana.

Pengelolaan Dana Desa Sillu Perencanaan

Tahap perencanaan anggaran yang dilakukan di Desa Sillu di mulai dari kegiatan musyawarah pembangunan di tingkat dusun (Musrembangdus), dalam kegiatan tersebut setiap masyarakat atau keterwakilan dari setiap unsur dalam masyarakat diberikan kesempatan untuk melakukan curah pendapat/memberikan pendapat mengenai segala kebutuhan yang ada dalam wilayah dusun tersebut.

Tabel 3. Nilai Anggaran Tiap Bidang Kegiatan

No Bidang Kegiatan Nilai Anggaran (Rp)2017 2018 1 Bidang penyelenggaran pemerintahandesa 415.820.000 402.970.720 2 Bidang pelaksanaan pembangunan desa 588.363.293 643.324.550 3 Bidang pembinaan kemasyarakatan desa; 80.870.000 74.474.700 4 Bidang pemberdayaan masyarakat 423.100.000 491.014.893 Sumber: APBDesa Desa Sillu Tahun 2019

Perencanaan anggaran pendapatan dan belanja desa seharusnya didasarkan pada faktor kebutuhan mendasar dari setiap daerah atau desa, karena dengan mempreoritaskan faktor kebutuhan tersebut maka diyakini bahwa desa tersebut dapat keluar dari kemiskinan atau masyarakat desa tersebut mengalami peningkatan kesejahteraan.

Masyarakat desa dan pemerintah desalah yang tahu tentang kebutuhan di desanya oleh karena itu, bilamana pada saat tahap pelaksanaan konsultasi APBDesa di tingkat kabupaten maka pemerintah desa harus mampu menjelaskan dan meyakinkan pemerintah kabupaten bahwa yang telah tertuang dalam naskah APBDesa ini merupakan faktor kebutuhan masyarakat bukan faktor keinginan.

Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan pengelolaan keuangan desa merupakan implementasi dan eksekusi dari anggaran pendapatan dan belanja desa, termasuk dalam pelaksanaannya diantaranya adalah proses pengadaan barang dan jasa. Tahapan pelaksanaan adalah rangkaian kegiatan untuk melaksanakan APBDesa dalam satu tahun anggaran dimulai dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember.

Kegiatan yang berlangsung dalam tahapan pelaksanaan anggaran meliputi; penyusunan rencana anggaran biaya (RAB) untuk setiap kegiatan yang menjadi dasar pengajuan surat permintaan pembayaran (SPP), pengadaan barang dan jasa, penyusunan buku kas pembantu kegiatan, dan perubahan APBDesa .

Penatausahaan

Tahapan penatausahaan merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis (teratur dan masuk akal/logis) dalam bidang keuangan berdasarkan prinsip, standar dan prosedur yang berlaku. Tahapan ini merupakan proses pencatatan seluruh transaksi keuangan yang terjadi dalam satu tahun anggaran. Kegiatan penatausahan

(14)

keuangan mempunyai fungsi pengendalian terhadap pelaksanaan APBDesa. Keluaran dari penatausahaan adalah laporan yang dapat digunakan untuk mempertangguangjawabkan pengelolaan keuangan dana desa.

Pelaporan

Tahapan pelaporan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan hasil pekerjaan yang telah dilakukan selama satu periode tertentu sebagai bentuk pelaksanaan pertanggungjawaban atas tugas dan wewenang yang diberikan. Dalam laporan ini berisi tentang data dan informasi mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan. Dalam tahapan ini, pemerintah desa menyusun laporan realisasi pelaksanan APBDesa setiap semester yang disampaikan kepada BPD, Camat dan Bupati. Pertanggungjawaban

Pertanggungjawaban pengelolaan keuangan desa dilakukan setiap akhir tahun anggaran yang disampaikan kepada bupati/walikota dan didalam forum musyawarah desa. Pengelolaan dana desa yang di dasarkan pada siklus pengelolaan keuangan desa secara tertib akan dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat desa, hal ini terjadi karena: 1). Masyarakat desa diberikan kesempatan untuk merencanakan setiap kebutuhannya dan disampaikan lewat musyawarah tingkat dusun dan desa; 2) setiap usulan dari masyarakat desa ditampung oleh pemerintah dan dikawal sendiri oleh masyarakat sehingga dapat meminimalisir terjadinya kecurangan; 3). Setiap kegiatan dan pagu anggaran di umumkan kepada masyarakat desa lewat papan informasi desa, baliho yang dipasang di tempat-tempat umum , media elektronik dan surat kabar.

Asas Pengelolaan Dana Desa di Desa Sillu Transparan

Transparan yaitu prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapat akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan desa. Asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan pemerintahan desa dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pengelolaan keuangan desa dengan asas transparansi telah dilakukan oleh pemerintah Desa Sillu, dimana setiap kegiatan dan besar nilai pembiayaan setiap kegiatan di informasikan kepada masyarakat desa melalui papan informasi desa, pemasang baliho yang memuat tentang penggunaan dana desa (APBDesa) di tempat-tempat umum, pengumuman tentang penggunaan dana desa (APBDesa) lewat media elektronik (Radio RSKK).

Asas Akuntabel

Akuntabel yaitu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian sumberdaya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Pemerintah Desa Sillu mampu mempertanggungjawabkan setiap kegiatan pembangunan dan pemerintahan desa. hal ini dapat dibuktikan dengan adanya laporan pertanggungjawaban pemeritah desa setiap semester dan setiap tahun kepada BPD, Camat dan Bupati, pemerintah desa setiap bulan mengadakan rapat musyawara bersama BPD dan masyarakat Desa Sillu untuk mengevaluasi setiap kegiatan pembangunan di Desa Sillu.

(15)

PartisipatifMasyarakat

Partisipasi Masyarakat yaitu penyelenggaraan pemerintahan desa yang mengikutsertakan kelembagaan desa dan unsur masyarakat desa. Masyarakat Desa Sillu selalu di libatkan oleh perintah dalam penyelenggaran pembangunan di desa, misalnya ketika pemerintah desa membuka jalan desa yang baru, masyarakat dilibatkan sebagai tenaga kerja (tenaga hok) dan kami pun mendapatkan upah dari pekerjaan jalan tersebut karena sudah di anggarkan dalam RAB (Rencaan Anggaran Belanja) kegiatan.

Tertib dan disiplin anggaran

Pemerintah Desa Sillu tertib dan disiplin dalam pelaksanan anggaran. Tertib dan disiplin anggaran yang dimaksud adalah pelaksanaan setiap kegiatan sesuai dengan perencanaan, dan bukti-bukti transaksi serta kegiatan dapat terukur.

Tertip dan disiplin anggaran menjadi hal yang sangat penting dalam pelaksanaan Anggaran Perencanaan Belanja Desa (APBDesa). Pelaksanaan anggaran telah di ataur dalam perundang-undangan sehingga pelaksanaan anggaran harus didasarkan pada prinsip-prinsip anggaran yang berlaku. Dengan tertip dan disiplin anggaran akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Sillu.

Gambar 2. Baliho APBDesa Desa Sillu

Sumber: Dokumentasi Peneliti 2019 Analisis Statistik Deskriptif

Variabel Pengelolaan Dana Desa

Hasil rekapan rata-rata persen tasi jawaban atas 26 pernyataan terhadap 76responden, untuk variabel pengelolaan dana desa sebanyak 11 pernyataan dengan persentase jawab responden sebagai berikut: sebesar 14,5% responden menjawab pernyataan variaebl pengelolaan dana desa dengan kategori sangat tidak setuju, 43,8% responden menjawab dengan kategori tidak setuju, 35,6% responden menjawab dengan kategori setuju, 6,1% responden penjawab dengan kategori sangat setuju.

Variabel Pengelolaan Dana Desa

Hasilrekapanrata-rata persen tasi jawaban atas 26 pernyataan terhadap 76responden, untuk variabel partisipasi masyarakat desa sebanyak 7 pernyataan dengan persentase jawab responden sebagai berikut: sebesar 3% responden menjawab pernyataan variabel partisipasi masyarakat desa dengan kategori sangat tidak setuju, 7,7% responden

(16)

menjawab dengan kategori tidak setuju, 48,7% responden menjawab dengan kategori setuju, 40,6% responden penjawab dengan kategori sangat setuju.

Variabel Kesejahteraan Masyarakat Desa

Hasilrekapanrata-rata persen tasi jawaban atas 26 pernyataan terhadap 76responden, untukvariabel kesejahteraan masyarakat desa sebanyak 8 pernyataan dengan persentase jawab responden sebagai berikut: sebesar 0,2% responden menjawab pernyataan variabel kesejahteraan masyarakat desa dengan kategori sangat tidak setuju, 1,7% responden menjawab dengan kategori tidak setuju, 40% responden menjawab dengan kategori setuju, 58,1% responden penjawab dengan kategori sangat setuju.

Analisis Statistik Inferensial Variabel Pengelolaan Dana Desa

Variabel pengelolaan dana desa (X1) memiliki pengaruh sangat kuat terhadap kesejahteraan masyarakat desa (Y) di Desa Sillu, dimana nilai koefisien korelasinya sebesar 0,852; dengan nilai R squere sebesar 0, 852artinya; persentase sumbangan pengaruh variabel pengelolaan dana desa (X1) terhadap kesejahteraan masyarakat desa (Y) sebesar 72,7% sedangkan sisanya sebesar 27,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini.

Variabel Partisipasi Masyarakat Desa

Variabel partisipasi masyarakat desa (X2) memiliki pengaruh sangat kuat terhadap kesejahteraan masyarakat desa (Y) di Desa Sillu, dimana nilai koefisien korelasinya sebesar 0,883; dengan nilai R squere sebesar 0,779 artinya; persentase sumbangan pengaruh variabel pengelolaan dana desa (X1) terhadap kesejahteraan masyarakat desa (Y) sebesar 77,9% sedangkan sisanya sebesar 22,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini.

Variabel Pengelolaan Dana Desa dan Variabel Partisipasi Masyarakat Desa Terhadap Variabel Kesejahteraan Masyarakat

Variabel pengelolaan dana desa (X1), variabel partisipasi masyarakat desa (X2) secara simultan memiliki pengaruh sangat kuat terhadap kesejahteraan masyarakat desa (Y) di Desa Sillu, dimana nilai R sebesar 0,903a, artinya terjadi hubungan yang sangatkuat; sedangkan nilai R Square sebesar 0,815 artinya persentasi sumbangan variabel pengelolaan dana desa (X1), variabel partisipasi masyarakat desa (X2) terhadap kesejahteraan masyarakat desa (Y) sebesar 81,5%, sedangkan sisanya sebesar 18,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengelolaan dana desa di Desa Sillu, di temukan beberapa hal sebagai berikut:

1. Pengelolaan dana desa di Desa Sillu telah dilakukan berdasarkan tahapan ketentuan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, yakni melalui tahapan perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran, dan monitoring dan evaluasi anggaran, namun dalam tahapan renencanaan anggaran belum dilakukan secara maksimal yakni setiap perencanaan yang dilakukan tidak mengakomodir setiap kebutuhan dasar dari masyarakat desa.

2. Pengelolaan dana desa di Desa Sillu sudah didasarkan pada asas transparansi, asas akuntabilitas, asas partisipasi dan tertib anggaran. Namun dalam penerapan asas

(17)

partisipasi belum di lakukan secara maksimal artinya bahwa peran aktif masyarakat dalam pembangunan masih kurang.

3. Variabel pengelolaan dana desa (X1) memiliki pengaruh sangat kuat terhadap kesejahteraan masyarakat desa (Y) di Desa Sillu, dimana nilai koefisien korelasinya sebesar 0,852; dengan nilai R squere sebesar 0,852 artinya; persentase sumbangan pengaruh variabel pengelolaan dana desa (X1) terhadap kesejahteraan masyarakat desa (Y) sebesar 72,7% sedangkan sisanya sebesar 27,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini.

4. Variabel partisipasi masyarakat desa (X2) memiliki pengaruh sangat kuat terhadap kesejahteraan masyarakat desa (Y) di Desa Sillu, dimana nilai koefisien korelasinya sebesar 0,883; dengan nilai R squere sebesar 0,779 artinya; persentase sumbangan pengaruh variabel pengelolaan dana desa (X1) terhadap kesejahteraan masyarakat desa (Y) sebesar 77,9% sedangkan sisanya sebesar 22,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini.

5. Variabel pengelolaan dana desa (X1), variabel partisipasi masyarakat desa (X2) secara simultan memiliki pengaruh sangat kuat terhadap kesejahteraan masyarakat desa (Y) di Desa Sillu, dimana nilai R sebesar 0,903a, artinya terjadi hubungan yang sangat kuat; sedangkan nilai R Square sebesar 0,815 artinya persentasi sumbangan variabel pengelolaan dana desa (X1), variabel partisipasi masyarakat desa (X2) terhadap kesejahteraan masyarakat desa (Y) sebesar 81,5%, sedangkan sisanya sebesar 18,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini.

Saran

Berdasarkan hasil temuan penelitian yang dilakukan, maka ada beberapa saran yang di berikan untuk dapat meningkatkan pengelolaan dana desa sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah Desa Sillu Pengelolaan dana desa dapat dilakukan melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggunjawaban yang didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, partisipati serta tertib dan disiplin anggaran.

2. Bagi pemerintah Desa Sillu dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa bahwa setiap tahapan perencanaan dan konsultasi anggaran yang dilakukan dapat mengakomudir usulan-usulan yang menjadi kebutuhan dasar dari masyarakat desa.

3. Bagi pemerintah Desa Sillu dan masyarakat Desa Sillu bahwa untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, maka perlu adanya sinergi antara pemerintah desa dan masyarakat desa dalam pelaksanaan pembangunan di desa.

DAFTAR PUSTAKA

Bintarto. 1989. Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya. Ghalia Indonesia. Jakarta

BPS Sumut. 2013. Indikator Kesejahteraan Rakyat Provinsi Sumatera Utara. Badan Pusat Statistik. Sumatera Utara.

Faisal, Sanapiah. 2008. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Ferdinan, Augusty. 2014. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian untuk Penulisan

Skripsi, Tesis, Disertasi Ilmu Manajemen. Semarang: Penerbit. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Halim, Abdul. 2002. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Halim, Abdul dan Kusufi, Syam. 2013. Teori, Konsep dan Aplikasi: Akuntansi Sektor Publik dari Anggaran Hingga Laporan Keuangan. Dari Pemerintahan Hingga Tempat Ibadah. Jakarta: Penerbit Salemba Empat,

(18)

Halim, Abdul dan Sukufi, S. Muhamad. 2014. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Kaho. 2003. Prospek Otonomi Daerah Di Negara Republik Indonesia. Jakarta: PT. Raja Krfindo Karsada

Mardiasmo. 2004. Serial Otonimi Daerah: Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Mamesah, D.J. 1995. Sistem Administrasi Keuangan Daerah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Levis, Leti Rafael. 2013. Metode Penelitian Perilaku Petani. Maumere: Ledolero

Perseveranda, M, E, 2014. Perencanaan Penganggaran Keuangan Daerah. Bahan Kuliah Program Pascasarjana Universitas Katolik Widya Mandira Kupang. Tidak diterbitkan.

Sujarweni. V. Wiratna. 2015. Akuntansi Desa “Paduan Tata Kelola Keuangan Desa”. Penerbit pustaka baru perss. Yogyakarta.

Suharto, Edi. 2009. Membangun masyarakat memberdayaan masyarakat, kajian strategi pembangunan kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial, cet. 3 Bandung: PT. Rafika Aditama.

(19)

AGREEABLENESS SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH LOVE OF

MONEY PADA TAX EVASION TENDENCY

Marce Sherly Kase1

1Prodi Ekonomi Pembangunan/FEB, Universitas Timor

Email: kase.sherly@unimor.ac.id Abstrak

Permasalahan penelitian ini mencakup pengaruh love of money pada tax evasion tendency dan sifat kepribadian yaitu agreeableness memoderasi pengaruh love of money pada tax evasion tendency. Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh love of money pada tax evasion tendency dengan agreeableness sebagai pemoderasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Data penelitian dianalisis menggunakan Moderated Regression Analysis (MRA) dengan program aplikasi SPSS 22.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa love of money berpengaruh positif signifikan pada tax evasion tendency yang dibuktikan dengan nilai sig-t sebesar 0,048 < dari taraf sig. 0.05. Hasil analisis regresi moderasi menunjukkan bahwa agreeableness memoderasi pengaruh love of money pada tax evasion tendency dibuktikan dengan nilai sig-t sebesar 0,007 < dari taraf sig. 0.05.

Kata kunci : Money, Tax evasion, Kepribadian, Agreeableness. PENDAHULUAN

Fenomena dari penelitian ini adalah pelanggaran kode etik profesi oleh beberapa akuntan yang berdampak pada penurunan kepercayaan masyarakat pada profesi akuntansi. Kamayanti & Widyaningrum (2013), menyatakan bahwa akuntan merupakan profesi yang rentan terhadap pelanggaran etika, penyebab yang utama adalah kurangnya pengetahuan, pemahaman, dan kemauan dalam menerapkan nilai-nilai moral dan etika (Novius, 2008). Contoh kasus pelanggaran yang terjadi di Indonesia yaitu tindakan kecurangan pajak yang dilakukan oleh Gayus Tambunan yang berprofesi sebagai akuntan. Selain itu praktek penggelapan pajak yang meningkat, sesuai data Dirjen Pajak pada periode 2008-2013 terdapat 100 kasus faktur pajak fiktif dengan potensi kerugian negara sebesar Rp 1,5 triliun (www.beritasatu.com). Penyimpangan yang dilakukan para profesi akuntan berimplikasi pada erosinya kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan (Aziz & Taman, 20015).

Pengetahuan dan pemahaman yang benar akan etika dan moral akuntan sangat penting bagi profesi akuntan karena secara langsung akan memperoleh kepercayaan dan pengakuan dari masyarakat terhadap profesionalisme yang dimiliki. Pemahaman yang benar akan etika/moral di peroleh dalam dunia pendidikan karena itu perguruan tinggi sebagai penghasil sumber daya manusia yang professional dan mampu memenuhi kebutuhan pasar yang ada. Pendidikan akuntansi bertujuan untuk memperkenalkan kepada mahasiswa kepada nilai-nilai dan standar-standar etik dalam profesi akuntan (Clikemen & Henning, 2000).

Uang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi sikap etis seseorang dalam menjalankan profesinya. Potensi kecurangan yang dilakukan dipengaruhi oleh kecintaan yang tinggi akan uang. Rosianti, dkk (2014) menyatakan kecintaan akan uang (love of money) merupakan keinginan manusia terhadap uang atau keserakahan, yang prioritas utama dalam kehidupannya adalah uang maka tindakan kecurangan dipandang sebagai hal yang dapat di terima (Lau, Choe, & Tan, 2013).

(20)

Urgensi dan Rasionalisasi Kegiatan

Beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Tang dan Chiu (2003) yang menemukan bahwa love of money sangat terkait dengan konsep ketamakan dari karakter individu yang mendewakan uang/materi lebih dari apapun dan secara tidak langsung memaksa individu untuk melakukan kecurangan. Tan & Luna (2005) menemukan bahwa love of money mempu memprediksi dan mengendalikan perilaku tidak etis. Kamayanti dan Widyaningrum (2013) menemukan bahwa tingkat love of money yang tinggi mahasiswa akuntansi berpengaruh positif terhadap persepsi etikanya. Namun berbeda dengan hasil penelitian dari Pradanti & Prastiwi (2014) yang menyatakan tidak ada pengaruh antara love of money dan persepsi etis mahasiswa, hasil penelitian yang sama dari Sadjiarto & Foerthiono (2014) menemukan tidak adanya pengaruh love of money terhadap persepsi etis mahasiswa. Ketidakonsitenan hasil penelitian terdahulu maka diasumsikan ada faktor kontijensi yang memengaruhi, karena itu Murray (1990) menjelaskan bahwa pedekatan yang bisa dilakukan untuk merekonsiliasi hasil penelitian yang saling bertentangan dengan mengidentifikasi variable lain yang digunakan sebagai pemoderasi dalam riset. Peneliti memilih kepribadian agreeableness sebagai pemoderasi dengan dasar pemikiran bahwa kepribadian adalah variable yang penting dalam memengaruhi pemikiran dan padangan individu terhadap suatu permasalahan (Lindriansari,dkk, 2012). Urgensi dari penelitian ini adalah gap riset yang terjadi dan pemilihan variable kepribadian yaitu agreeableness merupakan variable yang masih sedikit di gunakan dalam penelitian-penelitian terkini.

Tujuan kegiatan dan rencana pemecahan masalah

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris pengaruh love of money pada tax evasion tendency dan memberikan bukti empiris kepribadian agreeableness memoderasi pengaruh love of money pada tax evasion tendency. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif yaitu menggunakan angaka-angka dan perhitungan statistik untuk menganalisis suatu hipotesis dan memerlukan beberapa alat analisis. Sugiyono (2009) menyatakan bahwa kegiatan analisis data dalam penelitian kuantitatif meliputi: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, melakukan tabulasi data bersadarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang diajukan.

Telaah Pustaka

a. Teori Moral Pajak (Tax Morale Theory)

Teori moral pajak mengemukakan bahwa adanya motivasi intrinsik individu untuk bertindak yang di dasari oleh nilai-nilai yang dipengaruhi oleh norma-norma budaya (Simanjuntak & Muklis, 2012:101). Munculnya tax morale dapat dipahami sebagai penjelasan prinsip-prinsip moral yang diyakini seseorang sebagai alasan yang mendasar mengapa membayar pajak. Nerre (2001) menyatakan bahwa moral pajak diukur dengan sikap dan pendirian individu, rendahnya tingkat kesadaran individu maka akan menimbulkan kecurangan pajak.

b. Teori Kepribadian

Larsen & Buss (2002:18) menyatakan bahwa kepribadian merupakan sekumpulan trait didalam individu yang diorganisasikan, relatif bertahan yang memepengaruhi interaksi dan adaptasi individu didalam lingkungan fisik dan sosial. Kepribadian mencakup sesuatu dalam diri individu yang secara langsung berpengaruh pada tingkah laku.

(21)

Hipotesis

1. Pengaruh Love of Money pada Tax Evasion Tendency

Teori love of money yang dikemukakan oleh Chiu (2003) menyatakan bahwa individu akan memiliki sikap ketamakan apabila mendewakan uang yang akhirnya berpendapat bahwa kecurangan merupakan hal yang etis untuk dilakukan. Teori diatas didukung dengan hasil penelitian dari Basri (2014) yang menemukan bahwa individu dengan kecintaan uang yang tinggi akan memprioritaskan uang dalam aspek kehidupannya maka memiliki nilai etika yang rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa love of money berpengaruh positif terhadap tax evasion. Berdasarkan uraian diatas hipotesis yang diajukan adalah:

H1: Love of Money berpengaruh positif pada Tax Evasion Tendency

2. Agreeableness sebagai pemoderasi Pengaruh Love of Money pada Tax Evasion Tendency Kepribadian merupakan suatu organisasi yang dinamik dalam diri individu yang merupakan system psikopysikal dan hal tersebut menentukan penyesuaian diri individu secara unik terhadap lingkungan (Barrick & Ryan, 2003). Pada umumnya kepribadian individu konsisten, namun akan berubah dalam situasi yang berbeda. Tuntutan yang berbeda dari situasi yang berlainan memunculkan aspek-aspek yang berlainan dari kepribadian seseorang (Robbins, 2001). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kepribadian agreeableness berhubungan negatif dengan perilaku penyimpangan dalam organisasi (Ferhadi,2011). Artinya seorang dengan kepribadian agreeableness lebih cenderung untuk tidak melakukan kecurangan dalam organisasi disebabkan ciri kepribadian ini selalu menciptakan hubungan baik dengan meminimalkan konflik, melakukan kecurangan akan menciptakan konflik dan merusak hubungan baik secara intrapersonal. Berdasarkan uraian diatas hipotesis yang diajukan adalah:

H2: Agreeableness memoderasi pengaruh Love of Money pada Tax Evasion Tendency METODE

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan petunjuk atau arahan yang sistematis pada proses penelitian (Sanusi, 2014:13). Jenis penelitian ini adalah metode kuantitatif dan desain penelitian ini adalah deskriptif, bertujuan untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitan dan desain kausalitas untuk meneliti kemungkinan adanya hubungan sebab akibat antar variabel (Kuncoro, 2013: 12-15). Penelitian ini mengkombinasikan variabel-variabel dalam penelitian sebelumnya dan menambahkan variabel baru yaitu agreeableness sebagai variabel pemoderasi serta melakukan melakukan riset dengan dimensi obyek, waktu dan tempat yang berbeda (confirmatory research) dari penelitian-penelitian sebelumnya.

2. Ruang lingkup/objek

Ruang lingkup penelitian ini dalam bidang akuntansi keprilakuan. 3. Tempat dan waktu pelaksanaan penelitian

Penelitian di lakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana pada 1 Juli sampai dengan 1 Agustus 2016.

4. Sumber data, teknik pengumpulan data, definisi operasional, dan teknik analisis data a. Sumber Data

Data yang digunakan dalam mendukung penelitian ini adalah data kualitatif yang dikuantitatifkan. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sanusi, 2014:104). Data ini diperoleh dari hasil jawaban kuesioner yang disebarkan kemudian diangkakan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.

(22)

Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner berdasarkan jawaban dari responden.

c. Definisi Operasional Variabel 1. Love of Money

Peneliti menggunakan kuesioner dari Uddin dan Gillet (2002), dengan empat belas pernyataan dan enam faktor yang diidentifikasi sebagai berikut: good, evil, achievement, respect (self-esteem), budget, dan freedom (power).

2. Tax Evasion Tendency

Peneliti menggunakan kuesioner dari penelitian Rosianti, dkk (2014) yang telah dimodifikasi. Variabel diukur menggunakan empat belas pernyataan dengan tiga faktor yang diidentifikasi yaitu tax evasion tendency etis, tax evasion tendency kadang etis dan tax evasion tendency tidak etis.

3. Agreeableness

Peneliti menggunakan kuesioner dari penelitian Rustiarini (2013) yang telah dimodifikasi. Agreeableness terdiri dari 8 pernyataan dengan 3 faktor yaitu: kooperatif, dapat dipercaya dan meminimalkan konflik.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Regresi Moderasi

Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Moderasi

Variabel UndstandardizedCoefficients StandardizedCoefficients t Sig.

B Std. Error Beta (Constant) Love of Money (X1) Agreeableness (X2) X1. X2 16,677 0,234 1,638 -0,031 8,488 0,202 0,349 0,010 0,235 0,848 -0,468 1,966 1,163 4,692 -2,804 0,000 0,048 0,000 0,007 Sumber: data primer diolah, (2016)

Nilai konstanta atau α = 16,677, artinya apabila variabel love of money tidak ada atau sama dengan 0 (nol), maka besarnya tax evasion adalah 16,677 satuan. Nilai koefisien regresi love of money (X1) sebesar 0,234 artinya apabila variabel love of money meningkat sebesar satu satuan maka variabel tax evasion tendency meningkat sebesar 0,234 dengan asumsi variabel lainnya konstan. Nilai signifikansi sebesar 0,048 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan (α=0,05) artinya hipotesis satu di terima dan Nilai koefisien interaksi love of money dengan agreeableness (X1.X2) sebesar -0,031 dengan signifikansi 0,007 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan (α=0,05). Artinya hipotesis kedua diterima.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa love of money berpengaruh positif pada tax evasion tendency. Hal ini bermakna jika love of money tinggi maka kecenderungan melakukan tax evasion dan sebaliknya jika love of money rendah maka kecenderungan tidak melakukan tax evasion. Agreeableness memperlemah pengaruh love of money pada tax evasion tendency. Hal ini bermakna individu dengan kepribadian agreeableness yang memiliki kemampuan dalam menimimalkan konflik dan dapat di percaya maka cenderung tidak melakukan tax evasion.

(23)

Kamayanti, A. dan Widyaningrum, A. 2013. Determinan Persepsi Etika Mahasiswa Akuntansi dengan Love of Money sebagai Variabel Intervening. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya. 2 (2): pp. 1-27.

Novius, A. 2008. “Perbedaan Persepsi Intensitas Moral Mahasiswa Akuntansi dalam Proses Pembuatan Keputusan Moral” (tesis) Semarang: Universitas Diponegoro.

Clikeman, P. M dan Henning, S. L. 2000. The Socialization of Undergraduate Accounting Students. Issues in Accounting Education 15 (1): pp. 1-15.

Rosianti, C. dan Mangoting, Y. 2014. Pengaruh Money Ethics terhadap Tax Evasion dengan Intrinsic dan Extrinsic Religiosity sebagai Variabel Moderating. Tax & Accounting Review. 4 (1): pp. 1-11.

Lau, T.C, Choe, K.L, dan Tang, L.P. 2013. The Moderating Effect of Religiosity in the Relationship between Money Ethics and Tax Evasion. Asian Social Science. 9 (11): pp. 213-220.

Tang, T. and Chiu, R. 2003. Income, Money, Ethics, Pay Satisfaction, Commitment, and Unethical Behavior: Is the Love of Money the Root of Evil for Hong Kong Employees. Journal of Business Ethics. 46 (1): pp. 13-30.

Tang, T., Tang, D., & Luna-Arocas, R. 2005. Money profiles: the love of money, attitudes, and needs. Personnel Review. 34 (5): pp. 603-24.

Pradanti, N.R dan Prastiwi, A. 2014. Analisis Pengaruh Love of Money terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi. Journal of Accounting Universitas Diponegoro. 3 (3): pp. 1-12. Sadjiarto, R.A. dan Foerthiono, A.N. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi Berkarir Sebagai Akuntan Publik Dengan Persepsi Etis Skandal Akuntansi Sebagai Variabel Intervening. Tax & Accounting Review. 4 (2): pp. 1-7.

Murray, D. 1990. The Performance Effect of Participative Budgeting: An Integration of Intervening and Moderating Variables. Behaviour Research in Accounting. 2: pp. 104-121.

Lindrianasari, Jogiyanto, Supriyadi, dan Miharjo, S. 2012. Kepribadian sebagai Pemoderasi Hubungan Persepsi CEO atas Kompensasi yang Diterima pada Keinginan COE untuk Keluar Perusahaan Secara Sukarela. Simposium Nasional Akuntansi XV. Banjarmasin 20-23 September.

Sugiyono,2010. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan ke 15. Bandung: Alfabeta.

Simanjuntak, T.H. & Mukhlis, I. 2012. Dimensi Ekonomi Perpajakan Dalam Pembangunan Ekonomi. Cetakan Pertama. Jakarta: Raih Asa Sukses (Penebar Swadaya Grup).

Nerre, B. 2001. The Concept of Tax Culture. Annual Meeting of National Tax Association. November 8-10.

Larsen, R.J., Buss, David M. 2002. Personality Psychology: Domain of Knowledge About Human Nature. New York: McGraw Hill.

Tang, T. L. P. 2002. Is ‘The Love of Money’ The Root of All Evil? Or Different Strokers for Different Folks: Lesson in 12 Countries. BRC Papers on Cross-Cultural Management. pp.1-46.

(24)

Tang, T. and Chiu, R. 2003. Income, Money, Ethics, Pay Satisfaction, Commitment, and Unethical Behavior: Is the Love of Money the Root of Evil for Hong Kong Employees. Journal of Business Ethics. 46 (1): pp. 13-30.

Basri, Y.M. 2014. Efek Moderasi Religuisitas dan Gender terhadap Hubungan Etika Uang (Money Ethics) dan Kecurangan Pajak (Tax Evasion). Simposium Nasional Akuntnsi XVII. Lombok 24-27 September.

Barrick, M.R. & Ryan,A.M. 2003. Personality and work: Reconsidering the role of personality in organization. San Francisco, CA: Jossey - Bass

Robbins, S.P. 2001. Perilaku Organisasi: Konsep,kontroversi, aplikasi. Versi Bahasa Indonesia. Jakarta: Prehallindo.

Farhadi, H.; Fatima, O.; Nasir, R.; Shahrazad, W. 2012. Agreeableness and Conscientiousness as Antecedents of Deviant Behavior in Workplace. Asian Social Science. 8 (9): pp. 2-7. Sanusi, Anwar. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan keempat. Jakarta: Salemba Empat. Kuncoro, Mudrajad. 2013. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi 4. Jakarta: Erlangga. Uddin, N. and Gillet, P.R. 2002. The effect of moral reasoning and selfmonitoring on CFO

intentions to report fraudulently on financial statement. Journal of Business Ethics. 40 (1): pp. 15-32.

Syukro, R. 2014. “Potensi Kerugian Negara Faktur Pajak Fiktif Capai Rp 1,5 T”. Beritasatu.com, 16 Januari, Hal: 1 Kol. 1; Hal: 2 Kol. 2-3.

(25)

ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN SAWAH MENJADI

KAWASAN INDUSTRI MERUBAH POLA MATA PENCAHARIAN

DAN NILAI EKONOMI MASYARAKAT PEDESAAN

Ismi Andari

Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Timor

ismiandari@unimor.ac.id

Abstrak

Alih fungsi lahan merupakan kegiatan perubahan penggunaan lahan dari suatu kegiatan menjadi kegiatan lainnya. Pertambahan penduduk dan peningkatan kebutuhan tanah untuk kegiatan pembangunan telah mempengaruhi penggunaan tanah secara terus menerus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami perubahan mata pencaharian masyarakat Desa Tanjung Selamat pasca alih fungsi lahan sawah menjadi lahan industri pabrik. Serta untuk mengetahui dan memahami keterkaitan antara perubahan mata pencaharian yang terjadi pada masyarakat dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Tanjung Selamat. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan studi Kasus. Lokasi penelitian terletak di kawasan industri Desa Tanjung Selamat Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Lokasi penelitian terletak di Kawasan Industri Desa Tanjung Selamat Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa proses perubahan mata pencaharian di Desa Tanjung Selamat dibagi atas tiga tahapan yakni: Pertama, adanya tawaran tinggi untuk harga lahan yang akan dijual oleh petani, maka petani menjual lahannya dan beralih untuk tidak menjadi petani padi. Kedua, karena harga padi yang tidak pasti dan pemeliharaan sawah yang membutuhkan biaya tinggi, sebagai petani padi mereka merasa pendapatan yang dihasilkan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan baik. Ketiga, tawaran bekerja dipabrik dengan gaji yang bisa diperoleh dalam waktu yang cepat yakni mingguan. Kempat perubahan nilai rasionalitas atau pola pikir yang mulai mengutamakan pemenuhan kebutuhan sekunder seperti anak sekolah dan kepemilikan barang sebagai investasi.

Kata kunci :

Fungsi, Pertanian Sawah , Lahan Industri, Mata Pencaharian, Nilai Sosial

PENDAHULUAN

Dewasa ini sektor pertanian banyak menghadapi kendala, salah satunya adalah masalah semakin sempitnya lahan yang tersedia untuk kegiatan pertanian yang disebabkan oleh adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian yang saat ini terus mengalami peningkatan. Menurut Harsono (1995), alih fungsi lahan merupakan kegiatan perubahan penggunaan lahan dari suatu kegiatan menjadi kegiatan lainnya.

Kehidupan petani khususnya petani sawah selalu digambarkan dekat dengan kemiskinan. Pekerjaan petani sawah masih dianggap sebagai profesi yang tidak menjamin kesejahteraan hidup di masa depan, masih dianggap sebagai pekerjaan yang kurang bergengsi. Petani sawah menjadi kelompok yang terpinggirkan dan terbelenggu dalam kemiskinan, hal tersebut menjadi salah satu faktor yang menyebabkan para petani tidak bangga lagi bekerja sebagai petani sawah. Saat ini bahkan banyak petani sawah yang menjual lahan pertaniannya dan mengalihkan mata pencahariannya. Salah satu daerah di Provinsi Sumatera Utara yang sektor pertanian sawahnya mulai ditinggalkan yaitu Desa Tanjung Selamat Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

(26)

Pertambahan penduduk dan peningkatan kebutuhan tanah untuk kegiatan pembangunan telah mempengaruhi penggunaan tanah secara terus menerus. Selain untuk memenuhi kebutuhan industri, alih fungsi lahan pertanian juga terjadi secara cepat untuk memenuhi kebutuhan perumahan dalam jumlah yang lebih besar. Persoalan alih fungsi lahan dapat merugikan petani khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Para petani memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap lahan pertanian, jika lahan pertanian berkurang bahkan hilang, maka berkurang pula sarana produksi dan penghasilan petani. Menurut Alfian (1996), memberikan uaraian mengenai berbagai dampak alih fungsi lahan sawah menjadi industrialisasi yang terjadi dalam masyarakat di antaranya, ditinjau dari sudut ekonomi, keberhasilan tentunya akan menyebabkan perubahan yang amat berarti dalam struktur perekonomian masyarakat.

Dalam penelitian Rustandi (2009) di Kecamatan Cileunyi, diperoleh informasi bahwa sebelum terjadi konversi lahan, khususnya pada tahun 1994 mata pencaharian pokok responden yang paling banyak adalah wiraswasta 51,39%, PNS 18,05%, petani penggarap dan pemilik 11,11%, petani buruh 14,17%, petani penyewa dan penggarap 14,17%, pedagang 7,8% dan belum bekerja 8,33%. Setelah terjadi konversi lahan pada tahun 2008 mata pencaharian pokok penduduk mengalami perubahan yaitu, wiraswasta 47,22%, PNS 22,22%, petani buruh 12,5%, penggarap pemilik 9,72%, pedagang 6,95% dan jasa 1,39%. Berdasarkan penelitian tersebut dapat diketahui bahwa mata pencaharian pokok sebagai petani (penggarap dan pemilik), petani (penyewa dan penggarap). Kecamatan Percut Sei Tuan sendiri merupakan kecamatan yang sebahagian luas lahannya adalah untuk pertanian sawah dan perkebunan.

Kecamatan Percut Sei Tuan ini menjadi salah satu kecamatan yang paling banyak mengalami alih fungsi lahan akibat dari kebijakan pemerintah Kabupaten Deli Serdang, hal ini didasari karena sebagian besar wilayah Kecamatan Percut Sei Tuan berbatasan langsung dengan Kota Medan. Dalam hal ini Kota Medan telah lebih dahulu memiliki kawasan industri yang di kenal dengan Kawasan Industri Medan (KIM), kawasan ini sendiri telah tersebar menjadi empat wilayah yakni KIM 1, KIM 2, KIM 3 dan KIM 4. Kawasan Percut Sei Tuan yang berbatasan langsung dengan Kota Medan ada dua desa yakni Desa Saintis dan Sampali yang masuk dalam wilayah KIM 2,3,dan 4.

Wilayah Kecamatan Percut Sei Tuan terdiri dari 18 desa dan 2 kelurahan, selain Desa Saintis dan Sampali tersebut yang sudah sejak lama menjadi kawasan industri, dalam 12 tahun terakhir sejak 2005 Kecamatan Percut Sei Tuan mulai mengembangkan kembali lahan industrinya ke wilayah desa lain, yaitu Desa Tanjung Selamat. Desa Tanjung Selamat merupakan wilayah terdekat yang berbatasan langsung dengan Desa Saintis yang memiliki akses langsung menuju jalan tol yang mempermudah para pengusaha atau pemilik modal untuk mengembangkan usaha.

Keadaan desa yang dekat dengan akses lalu lintas ke jalan tol maupun ke kawasan industri di desa lain membuat pemerintah kabupaten membuat kebijakan dengan membangun kawasan industri di wilayah ini. Wilayah ini juga menawarkan akses yang begitu mudah untuk para pemilik modal untuk membangun pabrik-pabrik di desa ini. Dalam hal perkembangan fisik Desa Tanjung Selamat mengalami banyak perubahan, yang peneliti peroleh dari pra-observasi langsung di lapangan bahwa dari segi infrastruktur jalan terutama jalan lintas pabrik dalam mengangkut barang mentah maupun barang jadi telah mengalami perbaikan dengan di aspal sampai menyeluruh desa. Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana bentuk perubahan mata pencaharian masyarakat Desa Tanjung Selamat Kecamatan Percut Sei Tuan pasca alih fungsi lahan?

2. Bagaimana keterkaitan antara perubahan mata pencaharian masyarakat dengan kondisi nilai ekonomi dalam kehidupan masyarakat di Desa Tanjung Selamat pasca alih fungsi

(27)

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Lokasi Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan studi Kasus. Penelitian ini dilakukan di Desa Tanjung Selamat Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

Informan

Adapun yang menjadi sumber informasi untuk memperoleh data dari penelitian ini adalah:

1. Informan Kunci

Pada penelitian ini yang menjadi infoman kunci adalah Kepala Desa Tanjung Selamat, karena kepala Desa Tanjung Selamat ini sudah menjabat selama dua priode dan merupakan penduduk asli desa.

2. Informan Biasa

Pada informan biasa yang penulis wawancarai dan observasi adalah masyarakat yang berada di Desa Tanjung Selamat dengan Kriteria telah tinggal lebih dari 15 tahun di desa tanjung selamat dan memiliki lahan sawah yang telah menjadi lahan industri sebanyak 6 orang, dan telah bekerja di pabrik lebih dari 5 tahun sebanyak 5 orang.

Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi, yaitu penulis langsung turun ke lokasi penelitian untuk melakukan pengamatan terhadap obyek yang diteliti.

2. Wawancara, yaitu penulis mengadakan tanya jawab atau dialog langsung dengan para informan.

Teknik Analisis Data

Analisis data ditandai dengan pengolahan dan penafsiran data yang diperoleh dari setiap informasi baik melalui pengamatan, wawancara atau catatan lapangan lainnya yang telah ada melalui penelitian terdahulu yang kemudian dipelajari dan ditelaah. Pada tahap selanjutnya adalah penyusunan data dalam satuan-satuan yang kemudian dikategorikan. Kategori tersebut berkaitan satu sama lain dan di interpretasikan secara kualitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Informan

1.

Umur

Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dalam proses pengambilan peran, memperoleh informasi atau berbagi pengalaman dan pengambilan keputusan dalam lingkungannya. Berdasarkan penelitian dari beberapa informan, maka diketahui rata-rata umur informan, yang paling muda berumur 31 tahun sedangkan yang paling tua berumur 57 tahun.

2.

Jenis Kelamin

Berdasarkan penentuan informan secara purposive/sengaja sebelumnya, dan setelah melakukan penelitian di lapangan. Diperoleh 6 (enam) informan berjenis kelamin laki-laki dan lima informan berjenis kelamin perempuan.

3.

Pekerjaan

Pekerjaan sangat menentukan untuk seorang manusia memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Pekerjaan sangat berpengaruh terhadap peran manusia dalam keluarga dan status sosialnya. Selain itu pekerjaan informan juga menjadi salah satu pertimbangan dalam penelitian ini.

(28)

Tabel 1. Karakteristik Informan

Nama Umur Jenis Kelamin Pekerjaan

HR 52th Lk Kepala Desa RA 47th Pr Buruh Pabrik TH 53th Lk Buruh Pabrik SK 50th Lk Buruh Pabrik SM 46th Pr Pemilik Kos SR 49th Pr Buruh Pabrik AR 38th Lk Buruh Pabrik AH 40th Lk Satpam Pabrik DW 34th Pr Admin Pabrik NH 42th Pr Buruh Pabrik TH 51th Lk Buruh Pabrik AD 57th Lk Buruh Pabrik

Tahapan Proses Perubahan Mata Pencaharian Masyarakat Desa Tanjung Selamat dari Sektor Pertanian Sawah ke Sektor Industri Pabrik

Sejak dulu Desa Tanjung Selamat dikenal sebagai salah satu desa agraris di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Hal tersebut dikarenakan, dari dulu masyarakatnya mayoritas bermata pencaharian di sektor pertanian sawah padi. Namun dalam keadaan yang sulit pasca reformasi setelah tahun 2000-an memberikan dampak negatif terhadap kehidupan perekonomian mereka.

Masyarakat merasa kesulitan jika harus menggantungkan hidup mereka dari lahan sawah mereka atau dengan kata lain para petani tersebut mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari karena pendapatan dari petani tidak diperoleh dalam sehari-hari menunggu sampai panen.

Perubahan yang terjadi di Desa Tanjung Selamat tidak direncanakan oleh pembuat kebijakan yang menentukan arah dari perubahan yang dituju. Perubahan apapun bentuknya akan meninggalkan bentuk yang diubah dan akan berjalan menuju kepada bentuk yang baru yang diharapkan (meskipun tidak direncanakan tapi perubahan biasa diharapkan). Berikut tahapan proses perubahan mata pencaharian yang terjadi di Desa Tanjung Selamat:

1. Adanya Tawaran Harga Tinggi Untuk Pembelian Lahan Sawah

Pada mulanya hampir semua atau mayoritas warganya mempunyai pekerjaan pokok atau bermata pencaharian sebagai petani padi yang memiliki sawah sendiri dan mengelolanya sendiri pula dengan mengandalkan bantuan keluarga seperti anak-anak.

Menurut Bapak Herman (HK) Kepala Desa Tanjung Selamat, Pada tahun 2004 para pengusaha mulai mencari tanah-tanah di desa ini untuk di bangun usaha industri pabrik, hal ini dikarenakan wilayah desa yang berbatasan dengan daerah kawasan industri medan. Maka keadaan ini membuat para pengusaha melirik untuk membangun usaha pabriknya di desa ini. Dengan adanya dorongan untuk melakukan usaha pemenuhan kebutuhan hidup dan mulai merasakan ketidak pastian penghasilan sebagai petani membuat mereka melakukan suatu perubahan sosial dengan cara melakukan alih fungsi lahan yakni menjual lahan sawahnya untuk dibangun menjadi lahan industri pabrik.

Alih fungsi lahan berdampak pada perubahan mata pencaharian dari petani padi kemudian menjadi buruh pabrik. Tahapan awal proses terjadinya pergeseran mata pencaharian masyarakat Desa Tanjung Selamat dari sektor pertanian sawah ke sektor industri pabrik dapat disimpulakn karena adanya tawaran dari pemilik modal untuk membeli lahan sawah dengan harga tinggi dan menjamin membuka lapangan kerja yang lebih pasti untuk

(29)

2. Harga Jual dengan Biaya Perawatan Tidak Seimbang

Bekerja sebagai petani adalah merupakan pekerjaan utama yang dilakukan oleh masyarakat Desa Tanjung Selamat sejak tahun 60-an. Pada tahun 1978 tanaman padi di desa ini menjadi salah satu lumbung beras untuk Kabupaten Deli Serdang menjadi penopang kehidupan masyarakat khususnya kebutuhan pangan. Kemudian seiring perubahan keadaan di mana harga padi yang naik turun tidak pasti dan biaya perawatan yang melambung tinggi, mengakibatkan masyarakat susah untuk menutupi kebutuhan hidup mereka.

Sesuai dengan hasil kutipan wawancara dengan beberapa informan sebagai berikut: Bapak AD (56 tahun) berikut ini:

“kalau dulu kerja di ladang(sawah) itu capek sekali nak, belum lagi kalau sudah musim hujan, padi rusak semua modal perawatannya aja gak pulang. Harga padi jaman itu gk tinggi nak cenderung naik turun harganya. Banyak uang yang harus dikeluarkan untuk modal awal, masalahnya kita sering minjem ke toke atau koperasi gitu untuk uang modal pas panen dibayar, bayangkan aja pas panen malah gagal kan, syukur bisa bayar hutang nak. Makanya saya sama istri pas tau ada cina yang mau beli tanah untuk dijadikan pabrik ya udah dijual, sekarang saya sama istri anak saya juga kerja di pabrik, gajinya lumayan terus gak capek kayak dulu”

Dari ungkapan informan di atas,juga dapat diketahui bahwa menjadi petani padi merupakan pekerjaan yang sudah turun-temurun dilakukan oleh masyarakat Desa Tanjung Selamat. Sehingga mereka merasa capek dan mulai malas dikarenakan penghasilan dengan pengeluaran kadang tidak seimbang sedangkan untuk menjadi buruh pabrik, masyarakat tidak merasa sulit lagi untuk mencari modal awal untuk sawah mereka, mereka cukup bekerja lalu diberi gaji berdasarkan pekerjaan mereka. Jadi tenaga yang mereka keluarkan itu ada hasilnya sesuai dengan gaji yang mereka peroleh.

3. Tawaran bekerja di pabrik dengan penghasilan lebih pasti

Sebagai petani padi mereka membutuhkan waktu yang lama atau sekitar 3 bulan untuk mendapatkan hasil itu juga jika panen mereka berhasil sehingga bisa menikmati hasilnya. Sedangkan sebagai buruh pabrik mereka bisa menghitung pendapatan mereka karena biasanya mereka di gaji harian yang nanti akan diberi pada hari sabtu. Selain itu jumlah penghasilan mereka tergantung pada kerja yang berhasil mereka lakukan pada hari itu. Untuk kesehatannya mereka memiliki jaminan kesehatan dari pihak pabrik berupa BPJS ketenagakerjaan dan pabrik juga melakukan kerjasama dengan klinik untuk penangan tingkat pertama para karyawannya.

Hasil yang didapatkan dari panen tidak dapat menutupi jumlah modal yang dikeluarkan untuk proses tanam sampai panen yang memakan waktu selama 3 bulan. Akibat dari hal tersebut juga dirasakan oleh masyarakat yang bekerja sebagai buruh tani. Ketika musim penghujan atau kondisi cuaca gak baik maka mereka tenaganya tidak digunakan oleh para tuan tanah atau toke pemilik lahan. Hal tersebut membuat masyarakat yang bekerja sebagai buruh tani kesulitan dalam usaha pemenuhan kebutuhan ekonomi mereka sehari-hari.

Berdasarkan kenyataan yang sulit itulah menjadikan masyarakat desa tidak puas akan pendapatan dari pekerjaan mereka sebagai petani dan buruh tani padi sehingga mereka berusaha untuk mencari pekerjaan baru. Pekerjaan yang tanpa persyaratan khusus dan dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari atau dengan kata lain dapat memberikan jaminan bagi kelangsungan hidup mereka. Untuk itu mereka yang memiliki lahan sawah memilih menjualnya kepada pihak pabrik sehingga hal ini merubah mata pencaharian mereka menjadi buruh pabrik, pedagang dan lainnya.

Dari seluruh deskripsi-deskripsi di atas mengenai tahapan proses perubahan mata pencaharian masyarakat Desa Tanjung Selamat dapat dikatakan dengan perubahan orientasi atau pandangan mereka yang mulai mengarah lebih berkaitan dengan usaha pemenuhan kebutuhan ekonomi mereka. Baik itu kebutuhan hidup sehari-hari maupun kebutuhan lain yang hanya merupakan pelengkap hidup mereka. Tidak memerlukan waktu yang lama

Gambar

Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur No Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Gambar 2. Baliho APBDesa Desa Sillu
Tabel 4. Konsumsi Ubi-Ubian di Kecamatan Kota Kefamenanu Jumlah Ubi-ubian (Kumpul) Jumlah (orang) Persentase (%)
Tabel 6. Uji F,Uji T dan Pengujian OLS di Kecamatan Kota Kefamenanu Kabupaten TTU
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan masalah umum penelitian ini adalah “ “apakah implementasi supervisi akademik kepala sekolah dalam peningkatan profesionalisme guru di SMP Negeri 7 seluma telah

masalah kesehatan mental pada remaja. Depresi dapat menurunkan kualitas hidup, gangguan sosial dan hubungan personal dan juga mengganggu kehidupan seseorang. Beberapa

Pembelajaran dengan media permainan tangga konsep (mind ladder game) dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap struktur komplikasi pada teks cerita pendek yang terdiri

Noraida binti Mustaffa Southeast Asia Special Asset Management Bhd.. KES PLAINTIF DEFENDAN KDG. PERMOHONAN NOTA KEPUTUSAN CATATAN. 11.. SENARAI KES PERBICARAAN DI

Hak Milik Satuan rumah susun yang dibangun atas tanah Hak Guna Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b dapat dimiliki Orang Asing atau badan hukum asing yang

Ada dua cara utama orang terinfeksi dengan MRSA, yaitu (#) kontak fisik dengan seseorang yang baik terinfeksi atau pembaa (orang-orang yang tidak terinfeksi

Pendekatan perilaku anak digunakan dengan tujuan agar dapat lebih memahami kebutuhan anak-anak tiap kelompok usia, karena setiap kelompok usia anak memiliki

Rasulullah tak hanya dengan lisan, namun juga dengan komunikasi amal perbuatan dengan memberikan teladan yang baik. Beliau juga selalu berpenampilan baik dan