• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam dokumen SEMINAR NASIONAL PENGEMBANGAN AGRIBISNIS 2019 (Halaman 141-151)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penduduk Miskin di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS)

HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Ekonometrika (Uji Asumsi Klasik)

4.3.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda pada penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh curahan jam kerja, pendidikan, usia dan jumlah tanggungan terhadap kemiskinan di Kecamatan Kota Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) baik dengan pengujian secara serentak (bersama-sama) maupun pengujian secara parsial, pengujian hasil regresi berganda diolah menggunakan software SPSS 16.

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan maka diperoleh hasil data sebagai berikut :

Regression Standardized Predicted Value

2 1 0 -1 -2 Regressi on St udent ized Resi dual 7.5 5.0 2.5 0.0 -2.5 Scatterplot

Coefficients(a) Mode

l UnstandardizedCoefficients StandardizedCoefficients t Sig. CollinearityStatistics

B Std.Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 63941,35 2 26356,626 2,426 ,017 Jumlah Jam Kerja 907,557 422,687 ,109 2,147 ,034 ,938 1,066 Pendidikan 8111,884 549,695 ,814 14,757 ,000 ,800 1,250 Usia 148,338 411,048 ,018 ,361 ,719 ,959 1,043 Jumlah Tanggunga n 3731,005 3167,713 ,064 1,178 ,242 ,825 1,212 a Dependent Variable: Penghasilan

Hasil analisis regresi berganda diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Y = 63941,352+ 907,557X1+ 8111,884X2+ 148,338X3 + 3731,005X4+ e a. b0= 63941,352

Nilai konstanta b0 = (63941,352) besarnya kemiskinan responden sebesar 63941,352 satuan. Artinya variabel curahan jam kerja, pendidikan, usia sama dan jumlah tanggungan keluarga dengan konstan.

b. b1= 907,557

Nilai koefisien regresi variabel curahan jam kerja (b1) = 907,557artinya kenaikan curahan jam kerja (X1)sebesar satu jam, maka akan meningkatkan kemiskinan sebesar Rp 907,557 apabila variabel pendidikan, usia dan jumlah tanggungan keluarga sama dengan konstan.

c. b2 =8111,884

Nilai koefisien regresi variabel pendidikan (b2) = 8111,884 artinya kenaikan pendidikan (X2) sebesar satu tahun, maka akan meningkatkan kemiskinan sebesar Rp 8111,884 apabila variabel curahan jam kerja, usia dan jumlah tanggungan keluarga sama dengan konstan.

d. b3= 148,338

Nilai koefisien regresi variabel usia (b3) = 148,338 artinya kenaikan usia (X3) sebesar satu tahun, maka akan meningkatkan kemiskinan sebesar Rp 148,338 apabila variabel curahan jam kerja, pendidikan dan jumlah tanggungan keluarga sama dengan konstan.

e. b4= 3731,005

Nilai koefisien regresi variabel (b4) = 3731,005 artinya kenaikan jumlah tanggungan keluarga (X4) sebesar satu orang, maka akan meningkatkan kemiskinan sebesar Rp 3731,005 apabila variabel curahan jam kerja, usia dan pendidikan sama dengan konstan.

136 Uji Statistik.

a. Uji F- Statistik (Uji secara bersama-sama).

Uji F merupakan bagian dari uji statistik yang digunakan untuk mengetahui dan mengukur signifikasi keseluruhan dari variabel bebas (independen) yaitu curahan jam kerja, pendidikan, usia dan jumlah tanggungan keluarga dimana dari variabel tersebut mampu menjelaskan variabel terikat (dependen) yaitu kemiskinan. Dalam uji F-statistik dapat diketahui apakah variabel bebas (independen) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat (dependen).

Adapun kriteria pengambilan keputusan didalam melakukan uji F-statistik yaitu nilai probabilitas Fhitung> 0,05 maka H0diterima dan H1ditolak maka dengan artian bahwa variabel bebas (independen), curahan jam kerja, pendidikan, usia dan jumlah tanggungan keluarga tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (dependen) yaitu kemiskinan. Jika nilai probabilitas Fhitung< 0,05 maka H1diterima dan H0

ditolak maka uji secara bersama-sama variabel curahan jam kerja, pendidikan, usia dan jumlah tanggungan keluarga sebagai variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemiskinan sebagai variabel terikat.

ANOVA(b) Mode

l Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 176592781506,254 4 44148195376,564 78,948 ,000(a)

Residual 53124405993,746 95 559204273,618 Total 229717187500,000 99

a Predictors: (Constant), Jumlah Tanggungan, Jumlah Jam Kerja, Usia, Pendidikan b Dependent Variable: Penghasilan

Dari hasil uji regersi maka diperoleh Fhitung sebesar 78,948 dengan probabilitas Fhitungsebesar 0,000 artinya bahwa analisis ini signifikan dengan tingkat signifikasi kurang dari (0,05) maka H0ditolak dan H1diterima. Dari hasil uji tersebut maka variabel curahan jam kerja, pendidikan, usia dan jumlah tanggungan keluarga secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan .

b. Uji t (Uji parsial).

Uji t dalam analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat signifikan pengaruh secara parsial antara variabel bebas (independen) yang meliputi curahan jam kerja, pendidikan, usia dan jumlah tanggungan keluarga terhadap variabel terikat (dependen) yaitu kemiskinan . Dalam pengujian uji t terdapat syarat atau kriteria pengujian yaitu apabila nilai probabilitas thitung ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima berarti variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Dan apabilan nilai probabilitas thitung ≥ 0,05 maka H0diterima dan H0 ditolak, dan jika terjadi hal seperti itu maka variabel bebas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Coefficients(a) Mode

l UnstandardizedCoefficients StandardizedCoefficients t Sig. CollinearityStatistics

B Std.Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 63941,35 2 26356,626 2,426 ,017 Jumlah Jam Kerja 907,557 422,687 ,109 2,147 ,034 ,938 1,066 Pendidikan 8111,884 549,695 ,814 14,757 ,000 ,800 1,250 Usia 148,338 411,048 ,018 ,361 ,719 ,959 1,043 Jumlah Tanggungan 3731,005 3167,713 ,064 1,178 ,242 ,825 1,212 a Dependent Variable: Penghasilan

Dari hasil pengujian analisis regresi berganda yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Variabel curahan jam kerja (X1) memiliki nilai probabilitas t sebesar 0,034 maka nilai ini menunjukan bahwa nilai probabilitas t lebih kecil daripada nilai level of significance (α = 0,05) sehingga variabel curahan jam kerja berpengaruh terhadap kemiskinan keluarga miskin di wilayah Kecamatan Kota Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

2. Variabel pendidikan (X2) memiliki nilai probabilitas t sebesar 0,000 maka nilai ini menunjukkan bahwa nilai probabilitas t lebih kecil daripada nilai level of significance (α = 0,05) sehingga variabel pendidikan berpengaruh terhadap kemiskinan keluarga miskin di wilayah Kecamatan Kota Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). 3. Variabel usia (X3) memiliki nilai probabilitas sebesar 0,719 maka nilai ini menunjukan

bahwa nilai probabilitas t lebih besar daripada nilai level of significance (α = 0,05) sehingga variabel usia tidak berpengaruh terhadap kemiskinan keluarga miskin di Kecamatan Kota Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

4. Variabel jumlah tanggungan keluarga (X4) memiliki nilai probabilitas sebesar 0,242 maka nilai ini menunjukan bahwa nilai probabilitas t lebih besar daripada nilai level of significance (α = 0,05) sehingga variabel jumlah tanggungan keluarga tidak berpengaruh terhadap kemiskinan keluarga miskin di Kecamatan Kota Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

c. Koefisien Determinasi (R2).

Nilai koefisien determinasi (R2) dimaksudkan untuk mengetahui besarnya jumlah sumbangan dari variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen). Nilai koefisien determinasi berkisar antara nilai 0 dan 1. Jika nilai R- square R2

= 1 maka dapat diartikan bahwa garis regresi dari sebuah model memberikan sumbangan sebesar 100% terhadap variabel terikat. Sedangkan jika nilai R2 = 0 maka dapat diartikan bahwa garis regresi dari sebuah model tidak akan bisa mempengaruhi terhadap perubahan variabel terikat. Kecocokan model dikatakan baik jika nilai mendekati 1.

138 Model Summary(b)

Mode

l R R Square AdjustedR Square Std. Error ofthe Estimate Durbin-Watson 1 ,877(a) ,769 ,759 23647,50037 1,856

a Predictors: (Constant), Jumlah Tanggungan, Jumlah Jam Kerja, Usia, Pendidikan b Dependent Variable: Penghasilan

Dari hasil analisis diketahui bahwa nilai koefisien (R2) sebesar 0.769 sesuai dengan kriteria pengujian R2 = 0,766314 maka nilai tersebut mendekati nilai 1, dengan demikian curahan jam kerja, pendidikan, usia dan jumlah tanggungan keluarga mempunyai pengaruh terhadap kemiskinan keluarga miskin di Kecamatan Kota Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Berdasarkan data tersebut menunjukan bahwa variabel bebas (independen) mampu menjelaskan presentase sebesar 76%, sedangkan sisanya 24% perubahan besarnya kemiskinan dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model penelitian ini.

PEMBAHASAN

Pengertian kemiskinan secara umum dipahami dengan suatu permasalahan yang dikaitkan dengan sektor ekonomi masyarakat. Menurut ahli kemiskinan adalah Kemiskinan merupakan dimana seseorang hidup dibawah standar kebutuhan minimum yang telah ditetapkan berdasarkan kebutuhan pokok pangan yang membuat seseorang cukup untuk bekerja dan hidup sehat berdasarkan kebutuhan beras dan gizi (Sajogyo).

Secara ekonomi kemiskinan mempunyai definisi sebagai kekurangan sumber daya yang dapat digunakan untuk meningkatkan taraf hidupnya menjadi lebih baik. Manusia (masyarakat) dikatakan miskin karena alasan ekonomi biasanya berkaitan dengan kemiskinan yang diperoleh tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup seharihari. Kemiskinan yang rendah sering kali berkaitan dengan pendidikan yang juga rendah. Suryahadi dan Sumarto, (2001) mengemukakan orang dengan pendidikan yang lebih tinggi maka akan memberikan peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang baik dan gaji yang tinggi. Dengan memiliki kemiskinan yang tinggi maka daya beli masyarakat akan menjadi tinggi.

Berdasarkan pengertian diatas maka kemiskinan dapat terjadi dikarenakan beberapa penyebab, Menurut Sharp et al. (2000), kemiskinan terjadi dikarenakan beberapa sebab yaitu :

a) Rendahnya kualitas angkatan kerja.

b) akses yang sulit terhadap kepemilikan modal.

c) Rendahnya masyarakat terhadap penguasaan teknologi. d) Penggunaan sumber daya yang tidak efisien.

e) Tingginya pertumbuhan penduduk.

Kecamatan Kota Soe merupakan salah satu wilayah kecamatan di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) yang terletak dibagian selatan dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Timor Tengah Utara. Mengenai masalah kemiskinan, Kecamatan Kota Soe tidak dapat menghindar dari permasalahan teresebut, hal ini dibuktikan dengan

banyaknya penduduk yang berkategori miskin berjumlah 1.096 (Bappeda Kab Timor Tengah Selatan (TTS), 2018). Hal ini terjadi dikarenakan rendahnya kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Hal ini terbukti dengan banyaknya masyarakat setempat yang tidak memiliki kesempatan untuk merasakan kegiatan pendidikan, sehingga masyarakat kurang bisa menguasai dan memahami sebuah teknologi.

Keadaan kemiskinan di Kecamatan Kota Soe sesuai dan sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Sharp et al. (2000). Penyebab kemiskinan yang terjadi didalam elemen masyarakat khususnya masyarakat Kota Soe terjadi dikarenakan masyarakat kurang memiliki kualitas sumber daya manusia, kurangnya kesempatan pendidikan, dan minimnya penguasaan terhadap teknologi.

Berdasarkan hasil estimasi dengan menggunakan alat analisis linier regresi berganda menunjukan bahwa curahan jam kerja, pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemiskinan di Kecamatan Kota Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Sedangkan usia dan jumlah tanggungan tidak berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan di Kecamatan Kota Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Hal tersebut ditunjukan dengan koefisien regresi variable curahan jam kerja (X1) sebesar 907,557 sedangkan koefisien regresi pendidikan (X2) sebesar 8111,884 dan koefisien regresi usia sebesar 148,338 serta koefisien jumlah tanggungan sebesar 3731,005. Keempat hasil koefiseien regresi menunjukan hasil nilai yang positif. Sedangkan uji t variabel curahan jam kerja (X1) memiliki nilai probabilitas sebesar 0,034 terhadap kemiskinan, pendidikan (X2) memiliki nilai probabilitas sebesar 0,000 terhadap kemiskinan, usia memiliki nilai probabilitas (X3) sebesar 0,719 (tidak signifikan) dan jumlah tanggungan keluarga memiliki nilai probabilitas (X4) sebesar 0,242 terhadap kemiskinan di Kecamatan Kota Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Kesimpulan dari hasil penelitian menunjukan bahwa nilai (R2) sebesar 0,769 atau 76 % dan sisanya 24 % dipengaruhi faktor lain diluar penelitian ini.

Dari variabel curahan jam kerja menunjukan bahwa nilai koefisien regresi variabel curahan jam kerja berpengaruh positif. Menurut Simanjutak (1995 : 102) menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki jumlah waktu kerja yang tinggi maka akan meningkatkan upah yang akan didapat. Hal ini sesuai dengan landasan teori, bahwa dengan curahan jam kerja yang besar maka akan meningkatkan kemiskinan seseorang. Meskipun hasil variabel curahan jam kerja menunjukan hasil yang positif dan sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Simanjutak, namun hal ini tidak dapat dijadikan sebagai pemecahan masalah kemiskinan, dikarenakan mayoritas masyarakat di Kecamatan Kota Soe berprofesi sebagai buruh kasar. Sehingga meskipun masyarakat (responden) sudah bekerja dengan waktu yang maksimum tidak akan mampu merubah jumlah kemiskinan yang diperoleh, jikapun ada perubahan itu tidak akan signifikan. Sehingga akan sulit bagi responden untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan pribadi maupun kebutuhan keluarga.

Dari variabel pendidikan menunjukan bahwa nilai koefisien regresi variabel pendidikan berpengaruh positif. Suryahadi dan Sumarto, (2001) mengemukakan orang dengan pendidikan yang lebih tinggi maka akan memberikan peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang baik dan gaji yang tinggi. Hal ini sesuai dengan landasan teori, bahwa dengan pendidikan yang baik maka akan mendapatkan pekerjaan yang baik dan mendapatkan kemiskinan yang tinggi. Meskipun variabel pendidikan menunjukan

140 pengaruh yang signifikan sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Suryahadi dan Sumarto, (2001) terhadap kemiskinan tetapi pada nyatanya responden kurang memiliki kualitas sumber daya manusia dikarenakan tingkat kualitas pendidikan yang dimiliki responden sangat minim, banyak dari responden yang tidak memiliki kesempatan pendidikan, hingga pada akhirnya responden hanya memiliki pekerjaan yang terbilang seadanya, menjadi buruh tani, buruh bangunan, dsb. Berdasarkan masalah tersebut tentu akan mempengaruhi kemiskinan , sesuai dengan penjelasan diatas maka dengan minimnya kemiskinan yang diperoleh maka akan membuka peluang untuk terciptanya kemiskinan.

Selain itu kualitas pendidikan dilihat dari kualitas dan kuantitas sarana pendidikan memang sangat minim. Berdasarkan hasil pengamatan jumlah sekolah di Kecamatan Kota Soe terbilang minim, hal ini dibuktikan tidak adanya pendidikan yang berjenjang seperti sekolah tingkat pertama (SLTP), maupun sekolah menengah atas (SMA). Adapun pendidikan di Kecamatan Kota Soe hanya sebatas sekolah dasar (SD), hal itupun didukung dengan banyaknya kondisi bangunan yang tidak layak untuk digunakan sehingga akan jelas menghambat proses belajar mengajar siswa. Dengan terhambatnya proses belajar mengajar, akan jelas berdampak kepada terhambatnya kualitas sumber daya manusia. Pada umumnya masyarakat di Kecamatan Kota Soe untuk bersekolah secara berjenjang baik itu sekolah tingkat pertama (SLTP) maupun sekolah atas (SMA) harus bersekolah di Kecamatan Arjasa, karena Kecamatan ini memiliki sarana dan prasarana yang lebih baik jika dibandingkan dengan Kecamatan Kota Soe.

Dari variabel usia menunjukan bahwa nilai koefisien regresi variabel usia berpengaruh negatif. Hal ini tidak sesuai dengan landasan teori, dikarenakan bahwa faktor usia tidak dapat menjadi barometer tinggi rendahnya kemiskinan seseorang. Berdasarkan kondisi dilapangan yang telah peneliti amati, mayoritas responden memiliki usia rata – rata diatas 40 tahun, hal ini menunjukan bahwa usia tersebut tidak lagi produktif, hal ini juga didukung oleh jenis pekerjaan yang dilakukan oleh responden. Mayoritas responden bekerja kasar dan tidak tetap (musiman) contohnya adalah sebagai buruh tani. Berdasarkan kedua faktor tersebut (tidak produktifnya responden, dan jenis pekerjaan), sehingga akan mempengaruhi jumlah kemiskinan yang didapatkan oleh responden.

Dari variabel jumlah tanggungan keluarga ini menunjukkan nilai koefisien regresi berpengarugi positif tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Nasir dkk (2008), bahwa hubungan antara jumlah anggota keluarga dengan kemiskinan rumah tangga adalah negatif. Variabel jumlah anggota keluarga merupakan variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap kemiskinan, karena jumlah anggota yang lebih besar akan menjadi beban suatu rumah tangga dan mempengaruhi produktivitas kepala rumah tangga. Hal tersebut juga tidak didukung pula oleh penelitian M. Thamrin Noor (2005), bahwa jumlah anggota keluarga berpengaruh negatif terhadap kemiskinan. Semakin banyak jumlah anggota keluarga, semakin kecil pendapatan per kapitanya dan semakin miskin pula keluarga tersebut. Jumlah anggota keluarga pada masyarakat yang diteliti cenderung banyak karena berkaitan dengan kuatnya sistem kekerabatan keluarga, terutama di desa. Rumahnya besar dan luas, sehingga seluruh anak-anaknya, yang telah berkeluarga sekalipun tinggal bersama.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan antara lain:

1. Curahan jam kerja memperlihatkan pengaruh yang signifikan dan positif terhadap penghasilan keluarga miskin di Kecamatan Kota Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung0,034 lebih kecil dari taraf signifikasi yaitu 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh curahan jam kerja adalah signifikan yang berarti semakin banyak jam kerja yang dicurahkan maka akan meningkatkan penghasilan yang diperoleh.

2. Pendidikan memperlihatkan pengaruh yang signifikan dan positif terhadap penghasilan keluarga miskin di Kecamatan Kota Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung0,0000 lebih kecil dari taraf signifikasi yaitu 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh pendidikan adalah signifikan yang berarti semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan meningkatkan penghasilan yang diperoleh.

3. Usia memperlihatkan pengaruh yang tidak signifikan dan positif terhadap penghasilan keluarga miskin di Kecamatan Kota Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung0,719 lebih besar dari taraf signifikasi yaitu 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh usia adalah tidak signifikan terhadap penghasilan seseorang.

4. Jumlah tanggungan keluarga memperlihatkan pengaruh yang tidak signifikan dan positif terhadap penghasilan keluarga miskin di Kecamatan Kota Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung0,242 lebih besar dari taraf signifikasi yaitu 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh usia adalah tidak signifikan terhadap penghasilan seseorang.

UCAPAN TERIMAKASIH

Bapak Ir Arnoldus Klau Berek M.P., Ph.D, selaku Rektor Universitas Timor yang telah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada kami untuk mengembangkan diri dalam kegiatan penelitian memenuhi unsur Tri Darma Perguruan Tinggi. Bapak Dr Kamilaus K. Oki, SE, ME, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan dorongan kepada kami selaku dosen untuk selalu meningkatkan produktivitas penelitian dan Bapak Dr. Paulus Klau Tahuk, S.Pt.,M.P., selaku Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat beserta staffnya yang telah memberikan banyak dukungan teknis, fasilitas administrasi guna kelancaran penelitian.

REFERENSI

Amelia Risma. 2012 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan Di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Tesis Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

142 Djojohadikusumo, S. 1989. Ekonomi Pembangunan : Pengantar Ekonomi Pembangunan.

Jakarta

Harniati, U. 2002. Keunggulan dan Kelemahan Sistem Alley Cropping Serta Peluang dan Kendala Adopsinya Di Lahan Kering DAS Bagian H ulu. http://216.239.33.100/search?q:rudyct.tripod.com/

sem1_023/umi_haryti.htm+lahan+kering&hl.

Kuncoro, Mudjarat. 2000. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta : UPP-AMP.YKPN

Riberu, J. 1993. Mengajar Dengan Sukses Petunjuk Untuk Merencanakan dan Menyampaikan Pengajaran. Jakarta : Gramedis

Sajogyo, Bunga Rampai Perekonomian Desa, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,1982)

Sumardi, Mulyanto, 1983 Sumber Penduduk, Kebutuhan Pokok dan Perilaku Menyimpang. Jakarta

Simanjutak, P.J. 1998. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta : LPFE UI. Sajogyo, Bunga Rampai Perekonomian Desa, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,1992)

Sharp et al.. ( 2000), Economics of Social Issues 14th edition, New York: Irwin /McGraw-Hill

Suhardjo, A.J. 1997. Stratifikasi Kemiskinan dan Distribusi Pendapatan di Wilayah Pedesaan (Kasus Tiga Dusun Wilayah Karang Selatan, Gunung Merapi, Jawa Tengah). Majalah Geografi Indonesia No. 19 Th. 11, Maret 1997, Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Sumardi. Suryabrata 1983. Psikologi Pendidikan. Jakarta :Rineka Cipta.

Sumarsono, dan Paina Partana. 2002. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Sabda dan Pustaka pelajar.

Sumarto, S. 2001. The Cronich Poor. The Transient Poor, and The Vulerability in Indonesia Before and After Crisis. SMERU Working Paper. Jakarta.

Tiza, Longai, 2014 Implementasi Program Pembangunan Desa Mandiri Anggara n Untuk Rakyat Menuju Sejahtera (Anggur Merah) (Studi di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan. Wacana– Vol. 17, No. 2 Wijanarko. Vendi, 2013, Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan Di Kecamatan Jelbuk

Kabupaten Jember, Skripsi. Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Jember

Zainullah, Mochamad, 2015, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan Di Desa Tempurejo Kabupaten Jember, skripsi. Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Jember

144

Analisis Nilai Tambah Dendeng Sapi Dendeng Sapi

di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU)

Dalam dokumen SEMINAR NASIONAL PENGEMBANGAN AGRIBISNIS 2019 (Halaman 141-151)