• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Nilai Tambah

Dalam dokumen SEMINAR NASIONAL PENGEMBANGAN AGRIBISNIS 2019 (Halaman 158-164)

di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) Dominikus Kopong Duli1*, Emilia Khristina Kiha2

45,50 % Sumber : Analisis Data Sekunder

6. Analisis Nilai Tambah

Nilai tambah merupakan nilai yang ditambahkan kepada barang dan jasa yang dipakai oleh unit produksi dalam proses produksi sebagai input antara. Pada

152 dasarnya nilai tambah adalah balas jasa yang diberikan kepada faktor tenaga kerja, modal dan manajemen.

Tabel 8. Analisis Nilai Tambah Industri Dendeng Sapi di Kabupaten Timor Tengah Utara Dalam Satu Bulan (Juni 2019).

No Uraian Jumlah

Dendeng Sapi

1. Nilai produk akhir (Rp)

90.000.000,0 0

2. Biaya antara (Rp)

61.478.739,00 3. Nilai tambah bruto (Rp)(1-2)

28.521.261,00 4. Nilai Penyusutan (Rp)

377.584,00 5. Nilai tambah neto (Rp) (3-4) 28.143.677,

00

6. Jumlah bahan baku (kg) 495,00 7. Nilai tambah per bahan baku (Rp) (3/6) 57.618,7

1 8. Jumlah jam kerja (jam) 480,00 9. Nilai tambah per tenaga kerja (Rp) (3/8)

59.419,29

Sumber : Analisis Data Sekunder

Nilai Tambah Bruto Pada Industri Dendeng Sapi

Nilai tambah Bruto (NTb) diperoleh dengan menghitung selisih antara nilai produk akhir dan biaya antara. Nilai produk akhir pada usaha ini adalah nilai yang diberikan konsumen kepada dendeng sapi yang dijual pengusaha. Sedangkan biaya antara adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi selama satu bulan serta jasa. Biaya antara yang digunakan dalam Industri Dendeng Sapi adalah biaya bahan baku (daging sapi), biaya bahan penolong (bumbu) dan biaya transportasi. Semakin besar biaya antara, maka akan semakin kecil NTb yang diperoleh dan sebaliknya

Nilai tambah bruto (NTb) pada Dendeng Sapi adalah Rp 28.521.261,00. Hal ini berarti usaha dendeng untuk merek Dendeng “Vivi mampu memberikan nilai tambah sebesar Rp 28.521.261,00 pada daging sapi. Nilai produk akhir pada dendeng bermerek Dendeng Sapi adalah Rp 90.000.000,00 dan biaya antaranya adalah Rp 61.478.739,00.

Dapat diketahui bahwa NTb pada Industri Dendeng Sapi cukup besar yang diberikan pada produk dendeng dengan merek Dendeng Sapi yaitu sebesar Rp 28.521.261,00. Ini disebabkan meskipun nilai produk akhir dari Dendeng Sapi besar yaitu Rp 90.000.000,00 tetapi biaya antara yang digunakan dalam proses produksi juga besar yaitu Rp 61.478.739,00. Biaya antara dalam Dendeng Sapi tinggi karena dibutuhkan untuk membeli bahan yang berupa daging sapi, dan bumbu. Dalam pembuatan dendeng dengan merek Sapi tidak menggunakan campuran lain (murni daging sapi) sehingga biaya yang dikeluarkan tinggi.

Nilai Tambah Neto Pada Industri Dendeng Sapi

Nilai tambah neto (NTn) adalah selisih antara nilai tambah bruto dengan penyusutan peralatan. Nilai tambah neto yang diberikan pada produk dendeng

dengan merek Sapi adalah sebesar Rp 28.143.677,00 dengan nilai penyusutan alat sebesar Rp 377.584,00.

Nilai Tambah Per Bahan Baku Pada Industri Dendeng Sapi

Nilai tambah per bahan baku (NTbb) adalah nilai tambah atau balas jasa yang diberikan kepada setiap kilogram bahan baku. Dalam penelitian ini berarti nilai tambah yang diberikan kepada setiap satu kilogram daging sapi. Rata-rata nilai tambah per bahan baku pada Industri Dendeng Sapi adalah sebesar Rp 57.618,71. NTbb pada merek dendeng Sapi diperoleh sebesar Rp 57.618,71 untuk setiap kilogram daging sapi. Hal ini berarti setiap satu kilogram daging sapi dapat memberikan nilai tambah sebesar Rp 57.618,71.

Besarnya prosentase nilai tambah per bahan baku dibanding dengan besarnya nilai tambah bruto yaitu pada merek Dendeng Sapi adalah sebesar 0,20%. Nilai Tambah per bahan baku merupakan nilai tambah atau balas jasa yang diberikan kepada setiap kilogram bahan baku. Nilai dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa angka prosentase nilai tambah per bahan baku pada setiap merek masih rendah jika dibandingkan dengan suku bunga deposito pada Bulan Juni 2019, karena suku bunga pada Bulan Juni adalah sebesar 3,45 %.

Nilai Tambah Per Tenaga Kerja Pada Industri Dendeng Sapi

Nilai tambah per tenaga kerja (NTtk) merupakan balas jasa yang diberikan kepada setiap 1 jam kerja para tenaga kerja dalam proses produksi. Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai tambah per tenaga kerja pada merek dendeng Sapi adalah sebesar Rp 59.419,29. Ini berarti setiap satu jam kerja dapat memberikan nilai tambah sebesar Rp 59.419,29 sehingga menghasilkan jumlah dendeng yang lebih banyak (lebih produktif).

Besarnya prosentase nilai tambah per tenaga kerja dibanding dengan besarnya nilai tambah bruto yaitu pada merek Dendeng Sapi, yaitu sebesar 0,21%. Nilai tambah per tenaga kerja merupakan balas jasa yang diberikan kepada setiap 1 jam kerja para tenaga kerja dalam proses produksi. Dari angka tersebut dapat dilihat bahwa angka prosentase nilai tambah per tenaga kerja pada merek Dendeng Sapi cukup rendah jika dibandingkan dengan suku bunga deposito pada Bulan Juni 2019, karena suku bunga pada Bulan Juni adalah sebesar 3,45 %. Sehingga sebaiknya dilakukan perbaikan pada sistem manejemen pada para tenaga kerja agar prosentase menjadi lebih besar dari tingkat suku bunga deposito.

KESIMPULAN

1. Pada Usaha pembuatan dendeng sapi pada Industri Dendeng Sapi di Kabupaten Timor Tengah Utara biaya total yang dikeluarkan dalam satu bulan yaitu sebesar Rp 61.856.323,00 untuk penerimaannya adalah sebesar Rp 90.000.000,00 lalu untuk keuntungan Industri Dendeng Sapi adalah sebesar Rp 28.143.677,00. Selanjutnya nilai Profitabilitas dan efisiensi yaitu untuk profitabilitas adalah sebesar 45,50 %. Hal ini berarti setiap modal sebesar Rp 100,00 yang diinvestasikan akan diperoleh

154 keuntungan Rp 45,50. Untuk efisiensi adalah sebesar 1,45 maka usaha ini sudah efisien yang ditunjukkan dengan nilai R/C rasio lebih dari satu.

2. Nilai tambah per bahan baku paling besar diberikan oleh dendeng Sapi sebesar Rp 57.618,71. Besarnya prosentase nilai tambah per bahan baku dibanding dengan besarnya nilai tambah bruto yaitu pada merek Dendeng Sapi adalah sebesar 0,20%, hasil tersebut dapat dilihat bahwa angka prosentase nilai tambah per bahan baku pada merek Sapi masih rendah jika dibandingkan dengan suku bunga deposito pada Bulan Juni 2019, karena suku bunga pada Bulan Juni adalah sebesar 3,45 %. 3. Besarnya nilai tambah pertenaga kerja pada Industri Dendeng Sapi paling besar

diberikan yaitu sebesar Rp 59.419,29. Besarnya prosentase nilai tambah per tenaga kerja dibanding dengan besarnya nilai tambah bruto yaitu pada keempat merek sama merek Dendeng Sapi yaitu sebesar 0,21%. Dari angka tersebut dapat dilihat bahwa angka prosentase nilai tambah per tenaga kerja pada merek Sapi masih rendah jika dibandingkan dengan suku bunga deposito pada Bulan Juni 2019, karena suku bunga pada Bulan Juni adalah sebesar 3,45 %.

UCAPAN TERIMAKASIH

Bapak Ir Arnoldus Klau Berek M.P.,Ph.D, selaku Rektor Universitas Timor yang telah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada kami untuk mengembangkan diri dalam kegiatan penelitian memenuhi unsur Tri Darma Perguruan Tinggi. Bapak Dr Kamilaus K. Oki, SE, ME, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan dorongan kepada kami selaku dosen untuk selalu meningkatkan produktivitas penelitian dan Bapak Dr. Paulus Klau Tahuk, S.Pt.,M.P., selaku Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat beserta staffnya yang telah memberikan banyak dukungan teknis, fasilitas administrasi guna kelancaran penelitian.

REFERENSI

Agustina, D.R, R.H. Ismono dan A. Nugraha. 2015. Harga Pokok Produksi, Nilai Tambah, dan Prospek Pengembangan Agroindustri Marning di Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. JIIA 3 (2) : 157-164.http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/ JIA/article/view/1034/939. [10 September 2015].

Anam C. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Prospek Pengembagan Agroindustri Tempe di Kecamatan Genteng. (Skripsi). Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember. Jember.

Arikunto, Suharsimi dan Cepi. 2008. Evaluasi program pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Asrori M.I, Yusmini dan S. Khaswarina. 2013. Analisis Kelayakan Finansial Usaha

Agroindustri Tahu Studi Kasus di Kelurahan Labuh Baru Barat Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru.http://repository.unri.ac.id/ xmlui/bitstream/handle/123456789 / 4147/JURNAL% 20 IRFAN_09061332 94.pdf?sequence=1. [1 November 2015].

Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian RI. 2012. Roadmap Diversifikasi Pangan 2011-2015. bkp.pertanian.go.id. [7 Januari 2016].

Budiman, A, J. Yusri dan E. Tety. 2013. Analisis Efisiensi dan Nilai Tambah Agroindustri Tahu di Kota Pekanbaru. http://download.portalgaruda. org/article.php?article =186839&val= 6448&title= Analisis%20Efisiensi%20Dan%20Nilai%20Tambah%20 Agroindustri%20Tahu %20%20di%20 Kota% 20Pekanbaru. [ 29 Juli 2016].

Cahyadi, W. 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Bumi Aksara. Jakarta.

Chumairoh IN. 2008. Analisis Resiko Finansial. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.

Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 2004. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Penerbit Bhratara. Jakarta.

Giska, S, Negara dan Rahmanta. 2012. Analisis Nilai Tambah dan Strategi Pemasaran Usaha Industri Tahu di Kota Medan. Jurnal USU: 1-14.jurnal.usu.ac.id/index.php/ceress/ article/download/1737/981. [10September 2015].

Hidayat, N. 2006. Mikrobiologi Industri. Andi. Yogyakarta.

Husnan dan Muhammad. 2000. Studi Kelayakan Proyek Edisi Keempat. Unit Penerbit dan Percetakan. Yogyakarta.

Ibrahim, H.M.Y. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Rineka Cipta. Jakarta. Kadariah. 2001. Evaluasi Proyek : Analisis Ekonomis. Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Kasmir dan Jakfar. 2012. Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi. Kencana. Jakarta. Komalasari, W. B. 2008. Prediksi Penawaran dan Permintaan Kedelai dengan Analisis Deret Waktu. Jurnal informatika pertanian 7 (2) : 1195-1209.www.litbang.pertanian.go.id/ warta-ip/pdf-file/4.wieta_ipvol17-2-2008. pdf. [10 September 2016].

Kustanto, H. 2012. Reindustrialisasi dan Dampaknya Terhadap Ekonomi Makro Serta Kinerja Sektor Industri Di Indonesia. Sekolah Pascasarja Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kusuma, P.T.W.W, dan N.K.I. Mayasti. 2014. Analisa Kelayakan Finansial Pengembangan

Usaha Produksi Komoditas Lokal: Mie Berbasis Jagung. AGRITECH 34 (2) : 194-202. http://www.jurnalagritech.tp.ugm. ac.id/ojs/index. php/agritech/article/viewFile/398/505. [1 November 2015].

Mamilianti, W. 2014. Analisis Kenaikan Harga Kedelai Terhadap Kelayakan Finansial Usaha Tempe. ejurnal.wisnuwardhana.ac.id. [7 Januari 2016].

156 Mar’atissholikhah, U, Darsono dan E.D.Nurjayanti. 2013. Analisis Nilai Tambah Industri Keripik Tempe Skala Rumah Tangga. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian 9 (2) : 24-35. www. unwahas.ac.id>article>download. [29 Juli 2016].

Mujiningsih, M.I. 2013. Analisis Kelayakan Usaha dan Strategi Pengembangan Industri Kecil Tempe di Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar. (Skripsi). Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Semarang. ums.ac.id. [29 Juli 2016].

Novia, W, W.A. Zakaria dan D.A.H. Lestari. 2013. Analisis Nilai Tambah dan Kelayakan Pengembangan Agroindustri Beras Siger. JIIA 1 (3) : 210-217. http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/ JIA/article /view/562/524. [1 November 2015].

Nur, A. 2013. Analisis Nilai Tambah dalam Pengolahan Susu Kedelai pada Skala Industri Rumah Tangga di Kota Medan. (Skripsi). Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan. http://balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/

Aminah%20Nur.pdf. [11 Desember 2015].

Pahlevi R, W.A. Zakaria dan U. Kalsum. 2014. Analisis Kelayakan Usaha Agroindustri Kopi Luwak di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat. JIIA 2 (1) : 48-55. http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/ view/ 560/522. [1 November 2015].

Perkins E, Errickson M. 1996. Deef Frying: Chemistry; Nutrition and Practical Aplication. AOCS Press. Dalam Jurnal Saintek Perikanan 6. (1).:6 – 11.

Psikiatri A, S. Widjaya dan I. Nurmayasari. 2015. Tingkat Pendapatan dan Nilai Tambah Usahatani Padi pada Petani Peserta Program Pascapanen di Kabupaten Lampung Timur. JIIA 3 (1) : 66-74.http://jurnal.fp.unila.ac.id/ index.php/JIA/article/view/1019/924. [8 September 2015].

Putri, I. T. 2015. Nilai Tambah, Bauran Pemasran (Marketing Mix) dan Perilaku Konsumen dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Rotan (Kursi Teras Tanggok dan Kursi Teras Pengki) di Kota Bandar Lampung. (Skripsi). Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Rakhmawati R. 2014. Analisis Usaha Agribisnis Industri Tempe Kedelai Rumah Tangga di Kabupaten Jember. Jurnal Ekonomi : 105-114. http://jurnal.stie-mandala.ac.id/index. php/relasi/article/view/32/20. [10 Oktober 2016].

Rosepa, P, M.I. Affandi, R. Adawiyah. 2014. Analisis Kelayakan Pengembangan Agroindustri Gula Kelapa Skala Mikro di Kabupaten Lampung Timur. JIIA 2 (2) : 150-157.http://jurnal.fp. unila.ac.id /index.php/JIA/article/view/574/536. [1 November 2015].

PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERBASIS

Dalam dokumen SEMINAR NASIONAL PENGEMBANGAN AGRIBISNIS 2019 (Halaman 158-164)