• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Identitas Responden

KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA

HASIL DAN PEMBAHASAN Identitas Responden

Berdasarkan analisis dari 36 responden di kelurahan Bansone dan Kelurahan Maubeli terdapat beberapa umur responden dapat dilihat pada tabel 1.

Kelompok Umur Jumlah (orang) Persentase (%) 0 – 35 tahun 4 orang 11,11 %

36-60 tahun 30 orang 83,34 % Lebih dari 60 tahun 2 orang 5,55 % Sumber : Data Primer Tahun 2019

Berdasarkan analisis data primer bahwa penduduk yang berusia terbesar adalah berusia antara 36-60 tahun dengan jumlah responden sebesar 30 orang (83,34 %) kemusian diikuti oleh penduduk yang berusia 0-35 tahun yang berjumlah 4 orang (11,11 %) dan responden yang beumur di atas enam puluh tahun sebesar 2 orang (5,55%).Berdasarkan analisis 36 responden bahwa penduduk yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 34 orang (94,44 %) dan penduduk yang berjenis kelamin perempuan sebesar 2 orang (5,56%). Berdasarkan tingkat pendidikan maka penduduk yang tidak tamat Sekolah Dasar hingga Tamat Sekolah Dasar sebesar 26 orang (72,23%), Penduduk yang tidak Tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) hingga Tamat SLTP sebesar 2 orang (5,55%), penduduk yang tidak tamat Sekolah Menengah Umum hingga Tamat Sekolah Menengah Umum 6 orang (16,67%), penduduk yang tidak lanjut ke jenjang Perguruan Tinggi hingga lulus sarjana (D1-S1) sebesar 2 orang (5,55%). Berdasarkan hasil analisis 36 responden maka penduduk dengan jumlah tanggungan hingga 5 orang sebesar 22 responden (61,11%) penduduk dengan jumlah tanggungan lebih dari 5 orang hingga 10 orang sebesar 22 responden (61,11).

Konsumsi Beras, Jagung dan Ubi-ubian

Berdasarkan analisis data primer dari 36 responden di Kecamatan Kota Kefamenanu bahwa jenis beras yang dikonsumsi oleh responden dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Konsumsi Beras di Kecamatan Kota kefamenanu

Jumlah Beras (Kg) Jumlah (orang) Persentase (%)

0-20 Kg 10 Orang 27,78

21-40 Kg 13 Orang 36,11

41-70 Kg 13 Orang 36,11

Sumber : Data Primer Tahun 2019

Berdasarkan hasil tabel 2 bahwa responden yang mengkonsumsi beras hingga 20 kilogram berjumlah 10 orang (27,78%), penduduk yang mengkonsumsi beras antara 21-40 kilogram berjumlah 13 orang (36,11%) dan penduduk yang mengkonsumsi beras diantara 41-70 kilogram berjumlah 13 orang (36,11%). Jenis beras yang dikonsumsi oleh responden berupa beras dolog berjumlah 27 orang (75%), kemudian diikuti oleh beras nona kupang berjumlah 8 orang (22,22%) dan beras mol berjumlah 1 orang (2,78%). Harga beras yang dikonsumsi oleh responden berkisar antara Rp 10.000,-Rp 15.000,- dengan harga rata-rata Rp 12.500,-. Berdasarkan analisis terhadap 36 responden bahwa responden yang mengkonsumsi jagung putih dan jagung manis dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Konsumsi Jagung di Kecamatan Kota Kefamenau Jumlah Jagung (Kg) Jumlah (orang) Persentase (%)

0-11 Kg 26 orang 72,22%

11-20 Kg 5 orang 13,89%

21-30 Kg 3 orang 8,33%

31-40 Kg 1 orang 2,78%

41-50 Kg 1 orang 2,78%

Sumber : Data Primer Tahun 2019

Berdasarkan analisis 36 responden pada tabel 3 bahwa jumlah responden yang mengkonsumsi jagung hingga 10 kilogram berjumlah 26 orang (72,22%), jumlah responden yang mengkonsumsi jagung 11-20 kilogram berjumlah 5 orang (13,89%), jumlah responden yang mengkonsumsi jagung 21-30 kilogram berjumlah 3 orang (8,33%), jumlah responden yang mengkonsumsi jagung antara 31-40 kilogram berjumlah 1 orang (2,78%) dan jumlah responden yang mengkonsumsi jagung antara 41-50 kilogram berjumlah 1 orang (2,78%)l. Berdasarkan analisis terhadap 36 responden bahwa responden yang mengkonsumsi jagung putih berjumlah 33 responden (91,67%) dan responden yang mengkonsumsi jagung manis berjumlah 3 orang (8,33%). Harga Jagung yang dijual berkisar Rp 4.000,-Rp 6.000,- dengan harga rata-rata Rp 5.000,-. Berdasarakan analisis 36 responden bahwa jumlah responden yang mengkonsumsi ubi kayu dan ubi jalar dapat dilihat pada tabel 4 :

Tabel 4. Konsumsi Ubi-Ubian di Kecamatan Kota Kefamenanu Jumlah Ubi-ubian (Kumpul) Jumlah (orang) Persentase (%)

0-20 kumpul 8 orang 22,22

21-40 kumpul 18 orang 50

41-60 kumpul 7 orang 19,44

61-80 kumpul 2 orang 5,55

81-100 kumpul 1 orang 2,79

Sumber : Data Primer Tahun 2019

Berdasarkan hasil analisis 36 responden bahwa jumlah responden yang mengkonsumsi ubi-ubian baik ubi kayu dan ubi jalar berjumlah 8 orang (22,22%), jumlah responden yang mengkonsumsi ubi-ubian antara 21-40 kumpul berjumlah 18 orang (50%), jumlah responden yang mengkonsumsi ubi-ubian antara 41-60 kumpul berjumlah 7 orang (19,44%), jumlah responden yang mengkonsumsi ubi-ubian antara 61-80 kumpul berjulam 2 orang (5,55%) dan jumlah responden yang mengkonsumsi ubi-ubian antara 81-100 kumpul berjumlah 1 orang (2,79%). Berdasarkan hasil analisis terhadap 36 responden bahwa jumlah responden yang mengkonsumsi ubi kayu berjumlah 28 orang (77,78%) dan konsumsi ubi jalar berjumlah 6 orang (22,22%). Harga ubi-ubian baik ubi kayu maupun ubi jalar berkisar antara Rp 5.000,-Rp 10.000,- dengan harga rata-rata Rp 7.500,-. Berdasarkan analisis terhadap 36 responden bahwa jumlah responden di Kecamatan Kota Kefamenanu memiliki tingkat pendapatan yang berbeda-beda. Hal ini dapat diskalakan dalam tabel 5.

Tabel 5. Tingkat Pendapatan Perkapita di Kecamatan Kota Kefamenanu Tingkat Pendapatan (Rupiah) Jumlah (orang) Persentase (%)

0-Rp 1.500.000,- 30 orang 83,34

>Rp 1.500.000,- Rp 3.000.000,- 3 orang 8,33 >Rp 3.000.000,-Rp 6.000.000,- 3 orang 8,33 Sumber : Data Primer Tahun 2019

Berdasarkan hasil analisis terhadap 36 responden di Kecamatan Kota Kefamenanu bahwa Konsumen dengan pendapatan hingga mencapai Rp 1.500.000,- berjumlah 30 orang (83,34%), pendapatan konsumen diatas Rp 1.500.000,- Rp 3.000.000,- berjumlah 3 orang (8,33%) dan pendapatan konsumen diatas Rp 3.000.000,-Rp 6.000.000,- berjumlah 3 orang (8,33%). Sedangkan pendapatan perkapita Penduduk dari 180 orang yang dianalisi dari 36 responden sebesar Rp 206.833,33

Faktor-Faktor Yang Berpengaruh terhadap Permintaan Beras di Kabupaten TTU

Hasil analisis terhadap 36 responden berdasarkan pengujian statistik dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Uji F,Uji T dan Pengujian OLS di Kecamatan Kota Kefamenanu Kabupaten TTU

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients StandardizedCoefficients t Sig. CollinearityStatistics B Std. Error Beta Toleranc

e VIF 1 (Constant) -27.722 5.435 -5.101 .000 Harga beras 2.715 .569 .612 4.770 .000 .731 1.367 Harga Jagung .340 .225 .189 1.515 .140 .772 1.295 Harga Ubi-ubian .195 .143 .175 1.370 .181 .737 1.358 Pendapatan .045 .077 .070 .586 .562 .835 1.198 Selera .444 .176 .287 2.515 .017 .922 1.084 a. Dependent Variable: Permintaan beras

Uji F = 10,636 α = 0.00

Rsquare = 0,579 Uji Dw = 2,135 Sumber hasil Olahan Data Primer T

Berdasarkan hasil analisis dari 36 responden dapat menunjukan bahwa Uji Rsquare sebesar 0,579 menunjukan bahwa sebesar 57,9 % variabel permintaan beras dapat dijelaskan oleh harga beras, harga jagung, harga ubi-ubian, pendapatan konsumen, selera dan jumlah penduduk sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh variabel lain yang dijelaskan di luar model. Hasil uji F menunjukan bahwa nilai signifikansi (α = 0.000) atau lebih besar pada taraf nyata α = 1%. Hal ini menunjukan bahwa variabel Permintaan beras secara bersama-sama dipengaruhi oleh harga beras, harga jagung, harga ubi-ubian, pendapatan konsumen, selera dan jumlah penduduk.

Uji parsial dapat dijelaskan oleh uji t dapat dilihat pada tabel 6. Dalam tabel 6 menunjukan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh pada permintaan beras adalah harga beras dan selera konsumen sedangkan harga jagung, harga ubi-ubian, pendapatan konsumen dan jumlah penduduk tidak berpengaruh terhadap permintaan beras di Kecamatan Kota Kefamenanu.

Pada variabel harga beras dapat dilihat dari nilai α = 0,000 < α = 1% menunjukan bahwa harga beras berpengaruh terhadap permintaan beras dimana tingginya harga beras maka konsumen akan mengganti dengan jenis beras yang lebih murah atau mengganti dengan sumber karbohidrst lain seperti jagung dan ubi-ubian. Pada variabel harga jagung dapat dilihat nilai signifikansi sebesar 0.14 lebih besar dari nilai α = 5% berarti bahwa harga jagung tidak berpengaruh terhadap permintaan beras. Pada variabel harga ubi-ubian nilai signifikasi sebesar 0,181 > α = 5% berarti bahwa harga ubi-ubian tidak berpengaruh terhadap

5% berarti bahwa pendapatan konsumen tidak berpengaruh terhadap permintaan beras. Variabel selera konsumen menunjukan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,017 >α = 5% dengan berarti selera konsumen berpengaruh terhadap permintaan beras. Hal ini bahwa konsumen di Kecamatan Kota Kefamenanu lebih memilih untuk mengkonsumsi beras daripada mengksonsumsi sumber karbohidrat yang lain.

Berdasarkan analisis OLS (Ordinary Least Square) dapat dilihat dari uji Multikolinearitas yang menunjukan bahwa tidak ada kolinearitas yang tinggi antara variabel bebasnya karena nilai VIF < 10. Berdasarkan nilai dari uji autokorelasi yaitu dengan nilai dL sebesar 1,1755 sedangkan nilai dW sebesar 2,135 dimana nilai 1,7987 < 2,135 < 2,2013 berarti tidak terjadi autokorelasi dan uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada uji plot sebaran normal dan dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Uji Sebaran Normal (Uji Heteroskedastisitas)

Nilai elastisitas harga beras ∑βxi menunjukan bahwa nilai elastisitas dari pemodelan regresi linier berganda menunjukan bahwa nilai ∑βx1sebesar 2,715 menunjukan bahwa nilai elastisitas harga terhadap permintaan beras εx1lebih besar dari satu sehingga beras bersifat elastis. Jika harga beras naik maka konsunmen akan menggantikan dengan sumber karbohidrat yang lain seperti jagung dan ubi-ubian. Berdasarkan nilai elastisitas harga silang permintaan beras terhadap harga jagung menunjukan nilai ∑βx2 sebesar 0,340 dan nilai elastisitas harga silang permintaan beras terhadap harga ubi-ubian ∑βx3 sebesar 0,195 sehingga dapat disimpulkan bahwa beras dapat bersifat subsitisi terhadap jagung dan ubi-ubian karena ∑βxi lebih besar dari nol. Jika dilihat dari nilai elastisitas pendapatan menunjukan bahwa nilai elastisitas pendapatan ∑βI sebesar 0,045 menunjukan bahwa beras dapat digolongkan sebagai barang normal karena nilai elastisitas pendapatan berkisar antara 0 < εI < 1 (nilai Postif tetapi kurang dari 1)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permintaan beras di Kecamatan Kota Kefamenanu adalah Harga beras dan selera konsumen sedangkan harga jagung, harga ubi-ubian, pendapatan konsumen tidak berpengaruh terhadap permintaan beras di Kecamatan Kota Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara.

Beras merupakan barang yang memiliki sifat elastisi dimana semakin tinggi harga beras maka konsumen akan mengganti dengan jagung dan ubi-ubian. Beras termasuk barang normal dan termasuk barang substitusi terhadap jagung dan ubi-ubian.