• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI PERILAKU TERPUJI MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI PERILAKU TERPUJI MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

i

MATERI PERILAKU TERPUJI

MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING

PADA SISWA KELAS X SEMESTER I

SMA NEGERI 1 SURUH KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukanuntuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

AHMAD KHAIRUDIN

NIM: 111-14-082

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2018

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi MOTTO

اًرْسُي ِرْسُعْلا َعَم َّنِإ

,

َعَم َّنِإَفِرْسُعْلااًرْسُي

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis mempersembahkan untuk:

1. Kedua Orang Tuaku (Bapak Heri Suwarno dan Ibu Eni Widyawati) terkasih dan tersayang yang senantiasa membesarkanku, membimbingku dengan penuh kasih sayang, penuh cinta, kesabaran, ketabahan, dan doa restunya serta yang memberikan dukungan secara moral, materiil, serta spiritual dan yang selalu senantiasa memanjatkan do’a untuk putra tercinta dalam setiap langkah petualangan hidupnya.

2. Adik-adikku tercinta Qisthi Muthi’ah & Wisnu Aryadi yang mengisi keceriaan selama dirumah.

3. Kakek, Nenek, Pakde, Budhhe, Om, Bulik, yang selalu memanjatkan do’a disetiap waktu, memberi semangat dukungan agar terus bangkit dalam menghadapi kesulitan kesulitan dalam menghadapi masalah-masalah. 4. Kepoakan, kakak, adik, sepupu yang selalu mendo’akanku dalam setiap

waktu selalu mensuport dalam segala sesuatu ketika jatuh atau bangkit. 5. Sahabat-sahabat angka 8 yang selalu menemani hidup saya dalam susah

atau pun senang (Wahid, Arif Fathurohman, M. Farid, Nurul Arif, Prasetyo, Yoyok, Aris)

(8)

viii

7. Teman-teman PPL di SMA N 1 Suruh yang paling gokil dan seru (Ilham, Mella, Duwik, Novi, Santika, Ayu, Qurnia, Iqoh, M. Nazil, dan Ririn) kalian Warbyasah.

8. Terimakasih kepada saudara KKN Posko 62 dan pak Sukidi Familydusun Grogol, Genengsari, Kemusu, Boyolali yang telah memberi pelangi dan banyak pengalaman di dalam hidupku dan luar biasa.

9. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya skripsi ini yang tidak bisa disebut satu persatu

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis hanturkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehiggga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang kita nati-nantikan syafaatnya di yaumil qiyamah..

Penyusunan skripsi ini bertujuan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan S1 pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), maka penulis membuat karya ilmiah dengan bentuk skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Perilaku Terpuji Semester I Menggunakan

Metode Role PlayingPada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Suruh Kab.

SemarangTahun Ajaran 2017/2018”. Selesainya skripsi ini tidak semata-mata

hasil jerih payah penulis sendiri melainkan banyak pihak yang terkait yang telah membantu baik mterial maupun spiritual, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku rektor di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

(10)

x

3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Program Studi PAI dan juga selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta mengorbankan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan perpustakaan dan bagian administrasi yang telah membantu lancarnya proses pembuatan skripsi.

5. Bapak dan Ibuku tercinta dan tersayang (Bpk Heri Suwarno dan Ibu Eny Widyawati) yang telah tulus ikhlas mencurahkan segalanya demi penulis, serta kakek, nenek, pakdhe, budhe, om, tante dan adik-adikku tercinta yang telah memberiku semangat.

6. Bapak Jumadi Family dan Seluruh keluargaku dirumah yang telah membantu baik materiil maupun spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di IAIN Salatiiga.

7. Keluarga Besar SMA N 1 Suruh Kab. Semarang yang telah memberikan ijin serta membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

8. Teman-teman angkatan 2014 terlebih PAI C yang telah banyak membantu dan mengisi hari-hari dengan canda dan tawa kalian.

9. Keluarga besar PPL SMA N 1 Suruh

10.Keluarga besar KKN Posko 62 Grogol, Genengsari, Kemusu, Kab. Boyolali yang tercinta dan terindah yang telah memberi semangat dalam penyelesaian skripsi.

(11)

xi

Tiada balasan yang dapat penulis berikan kecuali do’a kepada Allah SWT,

semoga amal sholih Bapak, Ibu, teman-teman dan semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan skripsi ini diterima di sisi Allah SWT dan mendapatkan balasan yang mulia disisi-Nya.

(12)

xii ABSTRAK

Khairudin, Ahmad. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Perilaku Terpuji Menggunakan Metode Role Playing Pada Siswa Kelas X Semester I SMA Negeri 1 Suruh Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.Skripsi. Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Siti Rukhayati, M.Ag.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Pendidikan Agama Islam, dan Role Playing

Penelitian dilatar belakangi oleh rendahnya prestasi belajar siswa SMA N 1 Suruh Kab. Semarang pada pelajaran PAI. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah kurangnya varian metode pembelajaran yang digunakan saat pembelajaran. Adapun rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah: Apakah metode Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Perilaku Terpuji pada siswa kelas X SMA N 1 Suruh Kab. Semarang Tahun pelajaran 2017/2018 ?.

Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebanyak dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA N 1 Suruh dengan jumlah siswa sebanyak 29 anak. Dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, test dan dokumentasi.

(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN BERLOGO... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... v

MOTTO... vi

C. Tujuan Penelitian... 7

D. Hipotesis... 8

E. Manfaat Penelitian... 8

F. Definisi Operasional... 10

G. Indikator Keberhasilan... 13

H. Metode Penelitian... 13

I. Sistematika Penulisan... 21

BAB II LANDASAN TEORI... 23

A. Kajian Teori... 23

1. Hasil Belajar... 23

2. Pendidikan Agama Islam... 31

3. Akhlak Terpuji... 35

(14)

xiv

B. Kajian Pustaka... 42

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN... 47

A. Gambaran Umum SMA N 1 Suruh Kab. Semarang... 47

1. Profil Sekolah... 47

2. Visi Misi dan Tujuan... 49

3. Struktur Kepemimpinan SMAN 1 Suruh... 52

4. Sarana dan Prasarana... 52

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I... 53

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 64

A. Deskripsi Paparan Siklus... 64

1. Pra Siklus... 64

2. Siklus I... 68

3. Siklus II... 72

B. Perbandingan Hasil Antar Siklus... 76

BAB V PENUTUP... 79

A. Kesimpulan... 79

B. Saran... 80

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Belajar Pra Siklus

Tabel 4.2 Data Perolehan Nilai KKM Pra Siklus Tabel 4.3 Hasil Belajar Siklus I

Tabel 4.4 Data Perolehn Nilai KKM Siklus I Tabel 4.5 Hasil Belajar Siklus II

Tabel 4.6 Data Perolehn Nilai KKM Siklus II Tabel 4.7 Data Nilai Rata-rata Antar Siklus

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Model Elliot) Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Nilai Pra Siklus

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan Siklus I Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan Siklus II Lampiran 3. Lembar Latihan Soal Siklus I

Lampiran 4. Lembar Latihan Soal Siklus II Lampiran 5. Naskah Drama Siklus I

Lampiran 6. Naskah Drama Siklus II

Lampiran 7. Lembar Pengamatan Guru Siklus I

Lampiran 8. Lembar pengamatan Terhadap Siswa Siklus I Lampiran 9. Lembar Pengamatan Guru Siklus II

Lampiran 10. Lembar pengamatan Terhadap Siswa Siklus II Lampiran 11. Dokumentasi

Lampiran 12. Surat Tugas Pembimbing

Lampiran 13. Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 14. Surat Balasan Dari SMA N 1 Suruh Lampiran 15. Keterangan SKK

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi perkembangan manusia dalam suatu bangsa. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas.Oleh karena itu, untuk menjadikan manusia yang berkualitas atau memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, tentunya harus dilakukan suatu usaha untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.

(19)

2

pembelajaran, minat belajar yang rendah, malah belajar dan lain sebagainya, hal ini akan mengakibatkan hasil belajar siswa menurun. Oleh karena itu, sekolah hendaknya mengkondisikan lingkungannya sedemikian rupa dengan demikian siswa akan termotivasi untuk belajar dan hasil belajar bisa memuaskan.

Di dalam UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional, tercantumpengertian pendidikan :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta ketrampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan

negara.

Setiap bangsa tentu akan menyatakan tujuan pendidikannya sesuai dengan nilai-nilai kehidupan yang sedang diperjuangkan untuk kemajuan bangsanya. Walaupun masing-masing bangsa memiliki tujuan hidup berbeda, namun secara garis besar, ada beberapa kesamaan dalam berbagai aspeknya. Pendidikan bagi setiap individu merupakan pengaruh dinamis dalam perkembangan jasmani, jiwa, rasa sosial, dan sebagainya(Suwarno,2006: 21-22).

(20)

3

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspekyang saling berkaitan. Oleh karea itu untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan diperlukan ketrampilan. Di antaranya adalah keterampilan membelajarkan danketerampilan mengajar.

Keterampilan mengajar merupakan kompetensi profesional yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensiguru secara utuh dan menyeluruh. Turney (1973) mengungkapkan 8 keterampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu(keterampilan bertanya, member penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka, menutup pelajaran, membimbing disakusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil dan perorangan. Penguasaan terhadap keterampilan mengajar tersebut harus utuh dan terintegrasi, sehingga diperlukan latihan yang sistematis (Mulyasa, 2005: 69).

(21)

4

dengan yang diharapkan. Peserta didik hanya sekedar mengikuti pembelajaran yang diajarkan guru di dalam kelas, hanya dengan mendengar ceramah dan mengerjakan soal yang diberikan guru tanpa adanya respon, kritik, dan pertanyaan peserta didik kepada guru.

Dalam dunia pendidikan, pendidik sangat memerlukan metode dalam mengajar, karena keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bergantung pada model yang digunakan pedidik saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung. Jika model pembelajaran yang digunakan pendidik sesuai dengan materi yang diajarkan, maka pesera didik akan tekun, rajin, dan antusias dalam menerima materi pelajaran yang diajarkan,sehingga diharapkan akan terjadi perubahan tingkah laku pada peserta didik, baik tutur katanya, tingkah lakunya, dan gaya hidupnya. Salah satu yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran akhlak adalah dengan menerapkan model pembelajaran role playingyang merupakan strategi pembelajaran yang bisa digunakan untuk menggairahkan diskusi, menyemarakkan suasana, mempraktekkan keterampilan, atau untuk merasakan atau mengalami seperti apa rasanya suatu kejadian.

(22)

5

Salah satu cara untuk menarik minat siswa adalah dengan menggunakan metode yang di dalamnya siswa dengan guru dapat berinteraksi dengan baik. Karena secara praktis suatu pendekatan tidak bisa diterapkan tanpa melibatkan metode-metode aplikatif, maka disetiap pendekatan pembelajaran tersebut disertakan beberapa metode yang telah diseleksi berdasarkan karakteristik-karakteristiknya yang sesuai dengan tujuan dan kompetensi yang hendak dicapai dalam setiap pendekatan (Miftahu Huda, 2014: 185). Metode mengajar yang tepat sangat berperan dalam membantu siswa untuk memahami materi yang disampaikan. Siswa akan bersemangat dan merasa senang untuk belajar bila metode yang digunakan guru dalam pembelajaran sangat menarik dan mudah untuk dipahami. Sebaliknya, apabila metode yang digunakan guru dalam pembelajaran tidak menarik, sukar di mengerti, akan membuat siswa menjadi bosan dan tidak tertarik untuk belajar.

Seorang guru harus memperhatikan metode-metode yang digunakan dalam pembelajaran. Seorang guru dalam menggunakan metode dalam pembelajaran juga harus memperhatikan segi-segi perencanaanya agar proses pembelajaran bisa maksimal.

(23)

6

hubungan antar manusia dengan cara memperagakan dan mendiskusikannya, sehingga secara bersama-sama peserta didik dapat mengeksplorasi perasaan-perasaan, sikap-sikap, niali-nilai, dan berbagai strategi pemecahan masalah. Namun untuk bisa berhasil dalam melakukan pemeranan, ada baiknya untuk mengetahui terlebih dahulu cara menyusunnya (penulisan naskah) dan mengarahkannya (penataan).

(24)

7

Sehubungan dengan latar belakang tersebut maka penulis mencoba mengangkat skripsi dengan judul Penigkatan Hasil Belajar Pendidikan

Agama Islam Materi Perilaku Terpuji Menggunakan Metode Role

Playing pada Siswa Kelas X Semester I SMA N 1 Suruh Kabupaten

Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskan permasalahan penelitian, yaitu: apakah penggunaan metode

role playing dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikaan Agama Islam materi perilaku terpuji pada siswa kelas X SMA N 1 Suruh kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

(25)

8 D. Hipotesis

Hipotesis merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu penelitian (Frankel dan Wallen, 1990: 40) dalam Yatim Riyanto, (1996: 13).Lebih lanjut dinyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan yang diajukan dalam penelitian.Hipotesis belum tentu benar.Benar tidaknya suatu hipotesis tergantung hasil pengujian dari data empiris (Zuriah, 2007: 162).

Adapun hipotesis yang penulis ajukan adalah bahwa penggunaan metode role playing jika dilakukan dengan baik maka dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pendidikan agama Islam materi perilaku terpujipada siswa kelas X SMA N 1 Suruh Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang penulis lakukan ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak-pihak yang terkait. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

(26)

9 2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi siswa

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat : 1) Meningkatkan motivasi belajar siswa 2) Meningkatkan hasil belajar siswa

3) Menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran

4) Menjadikan siswa tertarik terhadap mata pelajaran PAI b. Manfaat bagi guru

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat :

1) Meningkatkan motivasi guru dalam memperbaiki strategi pembelajaran menjadi lebih aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

2) Meningkatkan mutu profesionalitas guru.

3) Guru lebih percaya diri dalam mengembangkan pengetahuan dan ketrampilannya.

c. Manfaat bagi sekolah

Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi sekolah sebagai pengelola pendidikan, antara lain :

1) Dapat digunakan untuk perbaikan strategi dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM).

(27)

10

pembelajaran agama Islam, khususnya peningkatan hasil belajar.

3) Dapat digunakan sebagai pembaharuan pendidikan di sekolah.

F. Definisi Operasional

1. Hasil Belajar

Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat latihan atau pengalaman.Dalam hal ini, hasil belajar dapat didefinisikan sebagai tingkat penguasaan suatu pengetahuan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Gagne dan Briggs, seperti yang dikutip oleh Whyudin Nur Nasution, menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar. Reigeluth juga turut mengemukakan bahwa hasil belajar adalah perilaku yang dapat diamati yang menunjukkan kemampuan yang dimiliki seseorang (Umiarso dan Gojali, 2011: 240).

2. Pendidikan AgamaIslam

(28)

11

penggunaan pengalaman (Abdul Majid, 2014: 11). Ilmu Agama Islam dapat diartikan sebagai studi tentang proses kependidikan yang didasarkan pada nilai-nilai filosofis ajaran Islam berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Dengan redaksi yang

agak singkat, Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. (Abuddin Nata, 2010: 13). Jadi pendidikan agama Islam merupakan ilmu agama yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist untuk memahami pendidikan agama Islam tersebut dibutuhkan seorang pengajar sebagai kegiatan belajar.

3. Perilaku Terpuji

Perilaku atau Akhlak adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Arab Al-Akhlaaq. Ia merupakan bentuk jamak dari kata al-Khuluq yamg berarti budi pekerti , tabiat atau watak. Selanjutnya, arti ini sering disepadankan (disinonimkan) dengan kata: etika, moral, kesusilaan, tata krama atau sopan santun (Halim, 2000: 8).

Pada pokoknya akhlak itu ada 2 macam, yaitu akhlak yang terpuji dan akhlak yang tercela. Akhlak terpuji disebut akhlaqulmahmudah

dan akhlak yang tercela disebut Akhlaqul Mazmumah.

Akhlak Mahmudah (Akhlak Terpuji) ialah akhlak yang baik, yang berupa semua akhlak yang baik-baik yang harus dianut dan dimiliki oleh setiap orang (Tatapangarsa, 1980: 147).

(29)

12

contoh dari perilaku jujur seperti sifat Jujur, Perwira, merasa cukup dengan apa yang ada (qana’ah), adil, dan lain sebagainya.

4. Metode Role Playing

Role playingatau bermain peran adalah sejenis permainan gerak yang di dalamnya ada tujuan, aturan dan edutainment (Fogg, 2001). Dalam Role Playing, siswa dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain itu, Role Playing sering kali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas di mana pembelajar membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang lain.

Role playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangaan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankan diri sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya di lakuukan lebih dari satu orang, bergantug pada apa yang diperankan. Pada strategi Role Playing, titik tekannya terletak pada emosional dan pengamatan indra ke dalam situasi permasalahan yang secara nyata dihadapi. Siswa diperlukaan sebagai subjek pembelajaran yang secara aktif melakukan praktik-praktik berbahasa (bertanya dan menjawab) bersama teman-temannya pada situasi tertentu.

(30)

13

peragakan/menamapilkan skenario yang telah disiapkan guru. Siswa diberi kebebasan berimprovisasi, namun masih dalam batas-batas skenario dari guru (Huda, 2013: 208-209).

G. Indikator Keberhasilan

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode pembelajaran Role Playingini dikatakan efektif apabila indikator keberhasilan yang diharapkan dapat tercapai. Adapun indikator keberhasilan yang dirumuskan adalah hasil belajar siswa dikatakan berhasil apabila 85% dari jumlah siswa telah tuntas dari nilai KKM yang ditetapkan di SMA N 1 Suruh yaitu ≥70.

H. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upayaguru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaikidan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan tugas guru di lapangan.Singkatnya, PTK merupakan penelitian praktis yang dilakukan di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada.

(31)

14

HandbookResearch for Indonesian Educators, yang menyatakan batasan tentang Classroom Action Research(CAR) adalah bentuk partisipasi, kolaborasi terhadap penelitian tentang pendidikan yangdilakukan di sekolah dan di ruang kelas oleh sekelompok guru, kepala sekolah, dan karyawan yang bertindak sebagai fasilitator, dalam rangka memperolehpandangan dan pemahaman baru tentang belajar mengajar untuk peningkatan sekolah secara menyeluruh. Lebih lanjut, dijelaskan bahwa CAR sebagai alat untuk mengukur pengetahuan dan pengalaman guru dalam konteks mereka. Dari konteks tersebut, guru bisa menggambarkan manfaat bagi guru itu sendiri atau guru lain dalam konteks yang lain. Kebiasaan seorang guru melaksanakan CAR dapat mencerminkan bahwa guru tersebut mampu mengadakan inovasi dan mengembangkan program pembelajaran, apalagi jika guru tersebut didukung oleh kepala sekolah dan para praktisi pendidikan sebagai fasilitator (Basrowi dan Suwandi, 2008: 25).

Seorang Ahli di bidang ini, yaitu Arikunto (2006) yang menjelaskan pengertian PTK secara lebih sistematis.

(32)

15

b. Tindakan adalah gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu. Dalam PTK, gerakan ini dikenal sebagai siklus-siklus kegiatan untuk peserta didik.

c. Kelas adalah tempat di mana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama.

Dari ketiga pengertian di atas, yakni penelitian,tindakan, dan kelas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Suyadi, 2014: 18).

2. Lokasi, waktu dan Subyek Penelitian a. Lokasi Penelitian

Lokasi : SMA N 1 Suruh Mata Pelajaran : PAI

Materi : Perilaku Terpuji Kelas/Semester : X/Ganjil

b. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2017/2018.

(33)

16 c. Subjek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian ini yaitu siswa siswi kelas X SMA N 1 Suruh Kabupaten Semarang, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Perilaku Terpuji.

3. Langkah-langkah Penelitian

Menurut Suyadi dalam bukunya Panduan Penelitian Tindakan Kelas (2014: 50) langkah-langkah penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Langkah pertama adalah melakukan perencanaan secara matang dan teliti. Pada tahap ini dilakukan persiapan mata pembelajaran PAI dengan pokok pembahasan Perilaku Terpuji, diantaranya:

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2) Membuat skenario pembelajaran.

3) Menyiapkan alat dan media pembelajaran. b. Pelaksanaan

(34)

17 c. Pengamatan

Tahap ketiga dalam PTK adalah pengamatan.Pada tahap ini guru melakukan pengamatan terhadap aktifitas belajar siswa. Peneliti akan menggunakan teknik tes, pengamatan, dan wawancara untuk melihat hasil dari penggunaan metode Role Playing dalam pembelajaran.

d. Refleksi

Tahap keempat atau terakhir dalam PTK adalah refleksi. Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. (Suyadi, 2014: 64). Hasil refleksi terhadap pe- rencanaan yang telah dilakukan tersebut akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja selanjutnya. Peneliti akan mengkajihasil tindakan beserta kelebihan dan kelemahan tindakan tersebut, dan akan melakukan evaluasi terhadap metode pembelajaran yang telah dilaksanakan.

(35)

18 4. Instrumen Penelitian

a. Lembar observasi siswa b. Lembar soal test

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data tersebut meliputi pengamatan (observasi), tes, wawancara, dan dokumentasi yang dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Observasi

Supardi dalam Suyadi (2014: 63) Observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pada langkah ini, peneliti harus menguraikan jenis data yang dikumpulkan, cara mengumpulkan dan alat atau instrumen pengumpulan data (angket/wawancara/observasi, dan lain-lain).

(36)

19

PAI.Selama proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung, peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam pembelajaran.

b. Tes

Adapun tes dalam penelitian ini dilaksanakan setiap akhir pembelajaran atau pada saat pemberian evaluasi.Tes dilakukan terhadap siswa. Dalam hal ini, peneliti memberikan soal-soal yang disusun sesuai kandungan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.pemberian tes ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa kelas X SMA N 1 Suruh Kabupaten Semarang setelah kegiatan peberian tindakan.

c. Dokumentasi

Pada penelitian ini metode yang dokumentasi digunakan untuk memperoleh data-data yang berupa dokumen dan catatan-catatan yang ada di SMA N 1 Suruh Kabupaten Semarang.

6. Analisis Data

(37)

20

menentukan program aksi pada siklus selanjutnya atau untuk mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya. Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 70 (sesuai KKMyang berlaku di SMA N 1 Suruh Kabupaten Semarang).Oleh karena itu, setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya atau sudah mencapai KKM jika nilai perolehan siswa lebih dari 70.Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas belajarnya atau belum mencapai KKM jika nilai perolehan siswa kurang dari 70.

a. Menghitung nilai rata-rata kelas: ̅

Keterangan :

̅ = Nilai rata-rata

∑ = Jumlah nilai semua siswa ∑ = Jumlah siswa

b. Menghitung persentase ketuntasan: x100%

Keterangan :

% = Persentase ketuntasan klasikal

ft = Frekuensi siswa tuntas KKM ∑ = Jumlah frekuensi seluruhnya

Apabila ketuntasan ≥85% maka ketuntasan belajar klasikal tercapai

(38)

21

I. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas yang diajukan dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. Masing-masing bagian dapat dirinci sebagai berikut: 1. Bagian Awal

Bagian awal skripsi mencakup tentang halaman sampul, halalman judul, lembar berlogo IAIN, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.

2. Bagian Inti

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, indikator keberhasilan, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini terdiri dari kajian teori dan kajian pustaka BAB IIIPELAKSANAAN PENELITIAN

(39)

22

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini terdiri dari deskripsi per siklus dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran

3. Bagian Akhir

(40)

23 pembelajaran. Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat latihan atau pengalaman. Dalam hal ini, hasil belajar dapat didefinisikan sebagai tingkat penguasaan suatu pengetahuan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Gagne dan Briggs, seperti yang dikutip oleh Wahyudin Nur Nasution, menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar. Reigeluth juga turut mengemukakan bahwa hasil belajar adalah perilaku yang dapat diamati yang menunjukkan kemampuan yang dimiliki seseorang (Umiarso dan Gojali, 2011: 240).

(41)

24

memperoleh proses dan hasil belajar yang optimal, guru hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip dan tahap-tahap pembelajaran (Arifin, 2011: 303).

Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal, guru mempunyai peranan yang sangat penting terhadap tuntas tidaknya belajar seorang siswa. Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan. Dengan demikian, tugas utama seorang guru dalam kegiatan ini adalah merancang instrument yang dapat menuntaskan keberhasilan siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran.

b. Penilaian Hasil Belajar

Untuk mengevaluasi seorang guru PAI dapat menggunakan berbagai alat untuk melakukan penilaian. Evaluasi adalah suatu proses berklanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pengajaran (Hamalik, 2002: 210).

(42)

25

Salah satu sasaran pendidikan adalah menghasilkan lulusan yang berkualitas. Tinggi rendahnya kualitas pendidikan dipengaruhi beberapa faktor. Salah satu yang berpengaruh adalah penilaian yang dilakukan oleh guru atau lembaga pendidikan yang memenuhi persyaratan validitas dan reabilitas penilaian. Itulah sebabnya, sebelum memutuskan penilaia harus dimulai dengan pengukuran. Adapun pengertian pengukuran menurut Wond dan Brown, evaluation refer to the art act or process to determining the value of something, yang artinya evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai daripada sesuatu (Hamalik, 2002: 164).

(43)

26

Pada hakikatnya, bentuk tes yang sering digunakan dalam proses belajar mengajar dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu tes lisan, tes tertulis, dan tes perbuatan/tindakan. Bentuk tes tertulis secara umum dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yakni tes esai dan tes objektif.

1) Tes esai, yaitu tes yang berbentuk pertanyaan tertulis yang jawabannya merupakan kerangka (esai) atau kalimat yang panjang-panjang.

2) Tes objektif, yaitu tesyang dibuat sedemikian rupa sehingga hasil tes dapat dinilai secara objektif dan dinilai oleh siapapun akan menghasilkan nilai yang sama. Jenis-jenis tes objektif antara lain:

a) The False, yaitu bentuk tes yang berupa pernyataan-pernyataan, ada pernyataan yang benar dan ada pernyataan yang salah. Anak didik diminta memilih mana pernyataan yang benar dan mana yang salah.

b) Multiple Choice, yaitu bentuk soal yang terdiri atas pernyataan yang belum lengkap, dan untuk melengkapinya disediakan pilihan (option) serta distractor atau pengecoh c) Matcing atau menjodohkan, yaitu bentuk soal yang terdiri

(44)

27

d) Completion atau melengkapi, yaitu alat penilaian yang termasuk nontes, seperti observasi, wawancara, studi kasus, dan lain sebagainya. (Umiarso dan Gojali, 2011: 230-232).

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Belajar merupakan proses kegiatan unuk mengubah tingkah laku bagi subjek belajar (peserta didik), ternyata banyak faktor yang mempengaruhinya. Berhasil atau tidaknya proses belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menadi dua yaitu:

1) Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri. Faktor ini sangat besar sekali pengaruhnya terhadap kemajuan belajar siswa khususnya yang berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar siswa, adapun yang termasuk faktor internal adalah sebagai berikut :

a) Aspek filosofis

(45)

28

hal ini sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam memahami atau mempelajari pelajaran yang diajarkan oleh guru.

b) Aspek psikologis

Dalam aspek ini banyak faktor yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas dalam memperoleh pelajaran, diantaranya adalah tingkat intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motifasi siswa. 2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang timbul dari luar diri siswa. Adapun faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah:

a) Guru

Guru adalah seorang tenaga profesional yang dapat menjadikan murid-muridnya mampu merencanakan, menganalisa dan menyimpulkan masalah yang dihadapi. Dengan demikian, seorang guru hendaklah mempunyai cita-cita tinggi, berpendidikan luas, berkepribadian kuat dan tegar serta berperikemanusiaan yang mendalam.

(46)

29

b) Prasarana dan sarana pembelajaran

Prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olahraga, ruang ibadah, ruang kesenian, peralatan olah raga dll. Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah, dan berbagai media pengajaran yang lain. Lengkapnya sarana dan prasarana sekolah merupakan kondisi pembelajaran yang baik.

Dengan adanya sarana dan prasarana yang mendukung diharapkan siswa bisa belajar dengan baik, merawat sarana dan prasarana yang ada, dan tidak lupa dengan adanya sarana dan prasarana yang mendukung diharapkan bisa mejadikan siswa yang berprestasi.

c) Lingkungan sosial siswa di sekolah

(47)

30

sosial mempunyai kedudukan, peranan, dan tanggung jawab tertentu. Dalam kehidupan tersebut teradi pergaulan, seperti hubugan akrab, kerja sama, kerja berkoperas, berkompetisi, bersaing, konflik atau perkelahian. semangatnya dalam belajar dn hal itu akan berdampak pada prestasi belajarnya.

d) Kurikulum sekolah

(48)

31

Dengan penetapan kurikulum yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa, maka siswa tidak akan banyak mengalami kendala yang berati dalam proses belajarnya, siswa akan dengan santai dan gembira melakukan aktivitas belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 247-253).

2. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

(49)

32

Menurut Zakiyah Darajat (1987: 87), Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami kandungan ajaran Islam secara menyeluruh, menghayati makna tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. (Abdul Majid, 2014: 12). Pendidikan Islam yang bersumber dari nilai-nilai ajaran Islam harus bias menanamkan atau membentuk sikap hidup yang dijiwai nilai-nilai tersebut, juga mengembangkan kemampuan berilmu pengetahuan sejalan dengan nilai-nilai Islam yang melandasi, merupakan proses ikhtiariah yang secara pedagogis mampu mengembangkan hidup anak ke arah kedewasaan/kematangan yang menguntungkan dirinya. (Arifin, 2014: 9). Dapat disimpulkan bahwa adanya pendidikan agama Islam diharapkan seseorang siswa dapat mengetahui tentang agama Islam dan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya. Selain itu dengan pendidikan agama Islam seseorang yang mengetahui tentang ajarannya dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari karena ajaran dalam agama Islam merupakan ajaran yang baik dan benar.

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam

(50)

33

menyebarkan dan menanamkan ajaran islam ke dalam jiwa umat manusia, mendorong penganutnya untuk mewujudkan nilai-nilai ajaran Al-Qur’an dan Al-Sunnah sebagaimana tersebut di atas, mendorong pemeluknya untuk menciptakan pola kemajuan hidup yang dapat menyejahterakan pribadi dan masyarakat, meningkatkan derajat dan martabat manusia dan seterusnya. Dengan mempelajari ilmu pendidikan agama Islam seorang manusia dapat menanamkan ajaran dan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari, supaya menciptakan pola kemajuan dalam pendidikan di sekolah maupun masyarakat.

(51)

34

c. Pentingnya Pendidikan Agama Islam Bagi Kehidupan

Agama mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Demikian pentingnya agama dalam kehidupan manusia, sehingga diakui atau tidak sesungguhnya manusia sangatlah membutuhkan agama. Agama yang membimbing kita kepada moral dan perilaku dan cara hidup yang membuat mendapatkan ridlo Allah. Allah telah menjelaskan dalam Al-Qur’an bahwa seseorang yang patuh kepada agama Allah maka ia termasuk orang yang berjalan di jalan yang benar.

(52)

35

Pendidikan Islam sangat penting sebab dengan pendidikan Islam, orang tua atau guru berusaha secara sadar memimpin dan mendidik anak diarahkan pada perkembangan jasmani dan rohani sehingga mampu membentuk kepribadian yang utama sesuai dengan ajaran agama Islam (Abdul Majid, 2014: 22). Dengan berbekalan Agama maka seoorang anak mampu membentuk kepribadian yang lebih baik.

3. Akhlak Terpuji

Akhlak terpuji adalah segala sikap dan perbuatan yang baik sesuai ajaran islam. Rasulullah SAW merupakan suri teladan dalam hal berperilaku terpuji. Kita sebagai umatnya tentu ingin dapat mengikuti apa yang sudah dicontohkan dan diajarkan oleh rasulullah SAW. Orang yang berperilaku terpuji dalam pergaulan sehari-hari akan senantiasa dicintai oleh sesama dan Allah SWT. Pada hari kiamat akan masuk surga bersama Nabi SAW. Beliau bersabda dalam hadisnya yang artinya, “Sesungguhnya (orang) yang paling aku cintai di antara

kalian dan orang yang paling dekat tempatnya dariku pada hari kiamat adalah orang yang paling baik budi pekertinya di antara kalian.”

(53)

36

luhur tersebut dalam kehidupan yang nyata. Alhasil, apa yang dipelajari dan apa yang dipraktekkan tidak sesuai/bertolak belakang.

a. Pengertian perilaku jujur

Jujur dalam arti sempit adalah sesuainya ucapan dalam kenyataan. Dalam pengertiaan yang lebih umum, jujur adalah sesuainya lahir dan batin. Kebalikannya adalah munafik.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata jujur berarti lurus hati, tidak berbohong (berkata apa adanya). Kejujuran artinya sifat jujur yang melekat pada seseorang yang tampak tulus dan lurus hatinya. Tindakan benar, seperti apa yang diucapkannya. Dalam bahasa arab jujur adalah shiddiq.

b. Perintah Allah SWT untuk berbuat jujur

Berikut ini adalah perintah Allah SWT, melalui ayat-ayat-Nya agar manusia senantiasa berbuat jujur dan adil.

Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al-Maidah/5 ayat 8.

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya

(54)

37

Ayat di atas merupakan perintah Allah agar manusia berlaku jujur dan adil. Perilaku yang mencerminkan pengamalan ayat tersebut antara lain sebagai berikut :

1) Allah SWT memerintahkan kepada orang mukmin (beriman) agar mampu menjadi penegak keadilan karena hanya mengharap ridha Allah SWT.

2) Ketika bersaksi hendaknya menjadi saksi yang adil, yaitu menyampaikan kesaksian yang benar dan jujur, tidak memberikan kesaksian palsu atau rekayasa.

3) Dilarang keras melakukan ketidakadilan terhadap orang lain/kelompok karena dilandasi kebencian (tidak suka) terhadapnya. Allah SWT memerintahkan agar tetap berlaku adil walaupun kepada orang yang kita benci.

4) Allah SWT mewajibkan agar manusia senantiasa bertaqwa kepada-Nya. Manusia yang bertaqwa adalah manusia yang senantiasa konsisten menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

c. Dampak kebaikan perilaku jujur

Berikut ini beberapa dampak kebaikan berlaku jujur..

(55)

38

2) Terciptanya suasana yang kondusif, aman, sejahtera, dan terhindar dari bencana. Daerah atau negeri yang pemimpin dan masyarakatnya bersikap jujur akan menciptakan suasana kondusif, aman, sejahtera, dan terhindar dari bencana.

3) Akan memperoleh ketentraman, kemakmuran, dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Berlaku adil adalah jalan terdekat untuk mencapai tujuan bertaqwa kepada Allah (Modul PAI dan Budi Pekerti SMA/SMK).

4. Metode Role Playing

a. Pengertian Metode Role Playing

Role Playing atau bermain peran adalah sejenis permainan gerak yang di dalamnya ada tujuan, aturan, dan edutainment (Fogg, 2011). Dalam Role Playing, siswa dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain itu, Role Playing sering kali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivias di mana pem-belajar membayangkan dirinya seolah-olah berada diluar kelas dan memainkan peran orang lain.

(56)

39

bergantung pada apa yang diperankan. Pada strategi Role Playing,

titik tekannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi permasalahan yang secara nyata dihadapi. Siswa diperlakukan sebagai subjek pembelajaran yang secara aktif melakukan praktik-praktik berbahasa (bertanya dan menjawab) bersama teman-temannya pada situasi tertentu.

Strategi Role Playing juga diorganisasi berdasarkan kelompok-kelompok siswa yang heterogen. Masing-masing kelompok memperagakan/menampilkan skenario yang telah disiapkan guru. Siswa diberi kebebasan berimprovisasi, namun masih dalam batas-batas skenario dari guru (Huda, 2014: 209).

Bermain peran pada prinsipnya merupakan metode untuk menghadirkan peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu pertunjukan peran di dalam kelas pertemuan yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian. Metode ini lebih menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam pertunjukan dan bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran. Bermain peran memiliki beragam keuntungan yaitu tidak membutuhkan banyak biaya dan membuat seorang anak belajar untuk mempraktikkan sebuah perilaku atau keahlian.

(57)

40

biasa digunakan untuk menggairahkan diskusi, menyemarakkan suasana, mempraktekkan keterampilan, atau untuk merasakan atau mengalami seperti apa rasanya suatu kejadian. Namun untuk bisa berhasil dalam melakukan pemeranan, ada baiknya untuk mengetahui terlebih dahulu cara menyusunnya (penulisan naskah) dan mengarahkannya (penataan) (Silberman, 2007:33).

b. Langkah-langkah Metode Role Playing

1) Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan 2) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari

sebelum KBM.

3) Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang 4) Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai. 5) Memanggil para siswa yang sudah ditunju untuk melakonkan

skenario yang sudah dipersiapkan.

6) Masing-masing siswa duduk dikelompoknya, sambil memerhatikan skenario yang sedang diperagakan.

7) Seelah dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk membahas.

8) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya. 9) Guru memberikan kesimpulan secara umum.

(58)

41

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Role Playing

1) Kelebihan metode role playing

a) Siswa bebas mengmbil keputusan dan berekspresi secara utuh.

b) Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.

c) Guru dapat mengevaluasi pengalaman siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.

d) Berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. e) Sangat menarik bagi siswa sehingga memungkinkan kelas

menjadi dinamis dan penuh antusias.

f) Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi.

g) Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah dan dapat menarik butir-butir hikmah yang terkandung didalamnya dengan penghayatan siswa sendiri. h) Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan

profesional siswa dan dapat menumbuhkan/membuka kesempatan bagi lapangan kerja.

2) Kekurangan metode role playing

(59)

42

b) Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid. Ini tidak semua guru memilikinya.

c) Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu adegan tertentu.

d) Apabila pelaksanaan bermain peran mengalami kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus tujuan pengajaran tidak tercapai.

e) Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini (Shoimin, 2014: 162-163).

B. Kajian Pustaka

Untuk mempermudah penyusunan skripsi maka peneliti akan mendeskripsikan beberapa karya yang ada relevansinya dengan judul skripsi ini. Adapun karya tersebut adalah:

1. Penelitian karya Khus’un Nafisah yang berjudul “Penerapan Role Playing Pada Pembelajaran Akidah Akhlak Materi Membiasakan Perilaku Terpuji Bagi Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Kelas VI MI Tsamarotul Huda 2 Jatirogo Bonang Demak Tahun Ajaran 2010/2011”

(60)

43

pelajaran Akidah Akhlak materi membiasakan perilaku terpuji dengan menggunakan metode Role Playing. Dalam penelitian yang dilakukan Khus’un Nafisah terdapat peningkatan hasil belajar dan

keaktifan siswa kelas VI MI Tsamaotul Huda 2 Jatirogo Bonang Demak pada pembelajaran akidah akhlak materi membiasakan perilaku terpuji setelah menerapkan metode bermain peran (role play) pada pra siklus tingkat ketuntasannya 12 siswa atau 40% naik menjadi 20 siswa atau 67% pada siklus I, terakhir pada siklus II menjadi 26 siswa atau 87% . demikian juga pada keaktifan siswa pada kategori baik dan baik sekali juga mengalami peningkatan dimana pada pra siklus ada 11 siswa atau 36% naik menjadi 19 siswa atau 63% pada siklus I, dan di siklus II sudah mencapai 27 siswa atau 90%. Hasil yang dicapai siswa sudah melebihi indikator yang ditentukan yaitu 85% ke atas.

2. Penelitian karya Elin Nurliana Suryani yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Uang Melalui Metode Role Playing Pada Siswa Kelas III Semester II MI Ma’arif Arrosyidin Pucang

Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2015/2016”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan metode role playing dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas III semester II MI Ma’arif Arrosyidin Pucang

(61)

44

2015/2016. Dalam peneltian yang dilakukan Elin Nurlina Suryani menunjukkan bahwa peerapan metode role playing dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi uang pada siswa kelas III MI Ma’arif Arrosyidin Pucang, Kecamatan Secang, Kabupaten

Magelang tahun pelajaran 2015/2016. Dapat dilihat dari hasil pembahasan yaitu nilai rata-rata hasil belajar siswa pada pra siklus sebesar 61,28 menjadi 70,14 pada siklus I dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 81,80. Untuk angka ketuntasa belajar siswa dari pra siklus ke siklus I naik menjadi 6 anak atau sebesar 28,43% dan pada siklus II naik menjadi 8 anak atau sebesar 38,24%. Penggunaan metode role playing terbukti dapat meningkatkan hasil belaja IPS pada siswa kelas III MI Ma’arif Arrosyidin Pucang Kecamatan

Secang Kabupaten Magelang pada semester II tahun 2016. Hal ini dapat diketahui dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS yang diperoleh.

3. Penelitian karya Ahmad Muhson yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Khalifah Umar Bin Khattab Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Melalui Metode Role Playing

Di MI Negeri Kalibuntu Wetan Kendal Tahun Ajaran 2010/2011”

(62)

45

(63)

46

(64)

47 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Suruh Kab. Semarang

Penelitian tindakan kelas telah selesai dilaksanakan di SMA Negeri 1 Suruh yang terletak di Jl. Jatirejo No. 17 Kecamatan Suruh Kabupaen Semarang Kode Pos 50776. SMA Negeri 1 Suruh terletak dilokasi yang strategis dan memiliki fasilitas yang baik dalam proses pembelajaran.

1. Profil Sekolah

k. Website : http://sma1suruh.host.sc/

l. Daerah : Pedesaan

(65)

48

r. Bangunan Sekolah : Milik Sendiri s. Jarak ke pusat kecamatan : 1 Km

t. Jarak ke pusat Otoda : 40 Km u. Terletak Pada lintas : Kecamatan v. Nama Kepala Sekolah : Supriyanto, S.Pd w. Jumlah Kelas : 14 Rombongan Belajar x. Terdiri dari

Kelas X: 4 Rombongan Belajar Kelas XI : 4 Rombongan Belajar Kelas XII : 6 Rombongan Belajar y. Jumlah Guru dan Karyawan : 36 Orang

Terdiri dari : Guru : 30 Orang

L = 16 Orang, P = 14 Orang

Karyawan: 6 Orang

L = 4 Orang, P = 2 Orang

(66)

49

2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

a. Visi

“PRESTASI TINGGI LUHUR BUDI PEKERTI”

Visi SMA Negeri 1 Suruh Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah yang mulia ini dijadikan sebagai sumber motivasi bagi warga sekolah dalam menunaikan tugas dan kewajibannya. Seluruh warga sekolah harus senantiasa mempunyai semangat dan penuh motivasi untuk meraih prestasi yang tin ggi disegala bidang. Kesempurnaan prestasi yang dicapai dihiasi dengan budi pekerti.

Wawasan yang senantiasa dikembangkan pada pribadi warga SMA Negeri 1 Suruh Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah adalah keseimbangan teraihnya prestasi yang tinggi dan terciptanya keluhuran budi pekerti

Indikator pencapaian visi sekolah tersebut adalah :

1) Meningkatnya perolehan nilai ujian sekolah dan nasional bagi lulusan.

2) Meningkatnya jumlah lulusan yang melanjutkan ke perguruan tinggi

3) Meraih prestasi dibidang akademik dan non akademik

4) Organisasi kesiswaan berjalan aktif ( OSIS, Kerohanian Islam, Pramuka dan PMR )

(67)

50

b. Misi

1) Tercapainya pribadi warga sekolah yang religius, berakhlaq mulia, mempunyai kepekaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi.

2) Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan peserta didik

3) Mendidik peserta didik menjadi warga Negara yang bertanggungjawab dan berkarakter

4) Mendidik peserta didik, mampu menerapkan hidup sehat, memiliki wawasan pengetahuan, lingkungan dan seni

5) Mendidik dan melatih peserta didik memiliki keterampilan sesuai kompetensi keahliannya

6) Menumbuhkan jiwa dan semangat wirausaha

7) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan pendidikan.

c. Tujuan

Bertolak dari Visi dan Misi sekolah yang dicanangkan maka ditetapkan tujuan yang hendak dicapai oleh SMA Negeri 1 Suruh Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah yaitu :

(68)

51

2) Melestarikan budaya daerah melalui mulok bahasa jawa

3) Peserta didik memiliki kesadaran terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya.

4) Memiliki jiwa toleransi antar umat beragama yang tinggi dan melaksanakan ibadah sesuai agama yang dianutnya.

5) Memiliki nilai Rata-rata ujian sekolah dan ujian nasional selalu meningkat

6) Lulusan yang melanjutkan ke perguruan tinggi selalu meningkat. 7) Menghasilkan lulusan yang memiliki life skill sesuai yang

dibutuhkan masyarakat

8) Memiliki tim olimpiade dan lomba mata pelajaran “MIPAKABUGEKING” (Matematika, Fisika, Kimia, Biologi,

Astronomi, Kebumian, Geografi, Komputer, Ekonomi, Inggris) yang handal dan mampu bersaing.

9) Memiliki tim olah raga yang solid dan berdaya saing tinggi. 10)Memiliki group seni ( Band, Theater, Paduan Suara ) yang dapat

meraih juara pada perlombaan.

11)Memiliki penguruskan OSIS, Rohis, Pramuka dan PMR yang aktif dan mandiri

(69)

52

3. Struktur Kepemimpinan SMAN 1 Suruh

Kepala Sekolah : Supriyano, S.Pd Waka Kurikulum : Drs. Yazid Al Johani Waka Kesiswaan : Suswanto, S.Pd Waka Sarana Prasarana : Kun Sumartono, SS Waka Humas : Dra. Eny Subiyanti

4. Sarana dan Prasarana

Lingkungan belajar nyaman dan mudah dijangkau oleh transportasi umum, memiliki semua fasilitas yang diperlukan merupakan salah satu syarat bagi keberhasilan sebuah lembaga pendidikan. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Suruh terletak di tempat yang srategis tepatnya di jalan yang dapat diakses oleh semua transportasi umum, hal ini memudahkan bagi setiap pelanggan yang hendak berhubungan dengan pihak kami.

Beberapa fasilitas yang ditawarkan SMA N 1 Suruh, yaitu:

a. Ruangan Belajar

(70)

53 b. Pusat Informasi

Perpustakaan memiliki stok buku eksemplar yang terdiri dari buku pelajaran, BSE, buku fiksi, buku non fiksi, dan buku referensi yang ditulis dalam bahasa Indonesia, Inggris, belum termasuk majalah dan penerbitan lainnya. Juga termasuk data elektronik melalui e-mail dan akses internet yang dapat digunakan setiap saat serta adanya Hot Spot area dimana setiap orang dapat mengakses internet secara gratis.

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Pada bagian siklus I ini penulis ingin mengetahui hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) pada siswa kelas X dengan menggunakan metode Role Playing pada materi Perilaku Terpuji. Untuk mengetahuinya atau menerapkan pembelajaran tersebut, penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti merencanakan: a. Menentukan tanggal pelaksanaan.

(71)

54

c. Merancang dan membuat soal yang berisi pertanyaan dan jawaban sesuai dengan jumlah siswa.

d. Menyusun lembar evaluasi dan membuat lembar observasi. 2. Tindakan

Dalam Siklus I ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 16 November 2017, penelitian siklus I ini sudah menggunakan metode

Role Playing.

Tahap-tahap dalam siklus I ini adalah: a. Pendahuluan

1) Guru memberi salam kepada peserta didik.

2) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin do’a sebelum belajar.

3) Guru membagikan lembar fotokopi nadzom al asmaul husna

pada siswa.

4) Secara bersama-sama guru dan murid membaca nadzom al asmaul husna tersebut.

5) Guru mengabsen kehadiran siswa dan mempersiapkan perlengkapan pembelajaran siswa.

6) Menjelaskan kepada siswa bahwa kelas akan memainkan permainan yang dinamakan role playing.

(72)

55 b. Kegiatan inti

1) Guru menerangkan materi yang akan disampaikan dan menjelaskan kepada siswa tentang metode role playing dan aturan-aturan di dalamnya.

2) Guru membagikan naskah peran dan daftar pertanyaan kepada seluruh siswa untuk membaca dan memahaminya.

3) Guru menunjuk beberapa siswa yang dianggap sesuai untuk memerankan tokoh dalam naskah.

4) Guru menugaskan siswa yang lain untuk mengamati nilai-nilai akhlak dalam pementasan berdasarkan daftar pertanyaan yang mereka peroleh.

5) Gurudan siswa menyiapkan ruang berupa area yang cukup luas untuk pementasan.

6) Siswa bermain peran.

7) Selama role playing, guru mengamati dan memberikan bimbingan kepada siswa, serta memberikan umpan balik dan penguatan seperti kata-kata “bagus”, “luar biasa”, “keren”, “indah sekali”, “tepuk tangan” dan lain sebagainya.

c. Penutup

1) Membawa siswa keluar dari peran mereka dengan bertepuk tangan merayakan keberhasilan bersama-sama.

(73)

56

3) Menanyakan kepada siswa tentang ide-ide yang muncul. 4) Memfasilitasi terjadinya analisis kelompok.

5) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan role playing.

6) Guru membagikan lembar soal pada setiap siswa.

7) Peserta didik menyimak penjelasan guru atas rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

8) Menutup pembelajaran dengan berdo’a bersama dan Peserta didik menjawab salam penutup pelajaran dari guru.

3. Observasi

Hasil observasi menunjukkan adanya faktor pendukung dan faktor hambatan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode Role Playing pada pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Perilaku Terpuji. Pada tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung yaitu: a. Memperhatikan sikap dan perilaku ketika pembelajaran

berlangsung.

b. Mengamati perubahan yang terjadi pada siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

c. Mengamati tingkat kesulitan siswa dalam menggunakan metode

Role Playing.

(74)

57 4. Refleksi

Refleksi merupakan tahap evaluasi dan perbaikan terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang telah diajarkan. Refleksi ini dilakukan untuk mengetahui apakah metode yang sudah digunakan dalam proses pembelajaran sudah maksimal dalam penggunaan metode yang digunakan. Untuk mengetahui semua itu maka perlu pengamatan dalam proses pembelajaran, hasil pengamatan tersebut digunakan untuk perbaikan dalam penelitian tindakan kelas berikutnya.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa dalam siklus I ini sudah membuat sedikit perubahan yang terjadi pada siswa. Siswa yang tadinya tidak ikut aktif dalam pelajaran kini sudah mulai aktif dan memberi respon dengan baik. Dalam peningkatan keaktifan siswa maka peneliti harus membuat ide-ide perbaikan dalam siklus kedua yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya. Hal ini dilakukan agar dalam siklus yang kedua nanti tidak mengulang kesalahan yang sama.

Berdasarkan pengamatan ditemukan beberapa kekurangan yaitu:

(75)

58

b. Sebagian siswa belum aktif semua dalam pembelajaran, karena masih ada yang kurang paham dengan jalannya pembelajaran dengan metode Role Playing.

c. Ketika diberi waktu untuk bertanya belum semua aktif bertanya tentang pelajaran yang kurang paham, hal ini terlihat ketika hasil obsevasi dikoreksi masih banyak yang belum tuntas nilainya.

Adapun tindakan perbaikan untuk siklus ini yaitu:

a. Guru mengondisikan terlebih dahulu alur dari metode Role playing,

supaya semua siswa paham dan mengikuti jalannya pembelajaran dengan baik.

b. Memberi arahan kepada siswa supaya memperhatikan materi yang diajarkan.

Setelah pembelajaran selesai, maka dilakukan evaluasi terhadap hasil belajar yang telah diajarkan oleh guru. Evaluasi atau penilaian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman dan penguasaan materi siswa setelah diberi pelajaran.

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

(76)

59 1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti merencanakan: a. Menentukan tanggal pelaksanaan.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memuat serangkaian kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode Role Playing.

c. Merancang dan membuat soal yang berisi pertanyaan dan jawaban sesuai dengan jumlah siswa.

d. Menyusun lembar evaluasi dan membuat lembar observasi. 2. Tindakan

Dalam Siklus II ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 23 November 2017, penelitian siklus II ini sudah menggunakan metode

Role playing.

Tahap-tahap dalam siklus II ini adalah: a. Pendahuluan

1) Guru memberi salam kepada peserta didik.

2) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin do’a sebelum belajar.

3) Guru membagikan lembar fotokopi nadzom al asmaul husna

pada siswa.

(77)

60

5) Guru mengabsen kehadiran siswa dan mempersiapkan perlengkapan pembelajaran siswa.

6) Menjelaskan kepada siswa bahwa kelas akan memainkan permainan yang dinamakan role playing.

7) Guru menerangkan secara singkat materi yang akan disampaikan yang sesuai dengan kompetensi dasar yang akan di capai.

b. Kegiatan inti

1) Guru menerangkan materi yang akan disampaikan dan menjelaskan kepada siswa tentang metode role playing dan aturan-aturan di dalamnya.

2) Guru membagikan naskah peran dan daftar pertanyaan kepada seluruh siswa untuk membaca dan memahaminya.

3) Guru menunjuk beberapa siswa yang dianggap sesuai untuk memerankan tokoh dalam naskah.

4) Guru menugaskan siswa yang lain untuk mengamati nilai-nilai akhlak dalam pementasan berdasarkan daftar pertanyaan yang mereka peroleh.

5) Gurudan siswa menyiapkan ruang berupa area yang cukup luas untuk pementasan.

6) Siswa bermain peran.

(78)

61

penguatan seperti kata-kata “bagus”, “luar biasa”, “keren”, “indah sekali”, “tepuk tangan” dan lain sebagainya.

c. Penutup

1) Membawa siswa keluar dari peran mereka dengan bertepuk tangan merayakan keberhasilan bersama-sama.

2) Meminta siswa secara individu untuk mengekspresikan pengalaman belajarnya.

3) Menanyakan kepada siswa tentang ide-ide yang muncul. 4) Memfasilitasi terjadinya analisis kelompok.

5) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan role playing.

6) Guru membagikan lembar soal pada setiap siswa.

7) Peserta didik menyimak penjelasan guru atas rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

8) Menutup pembelajaran dengan berdo’a bersama dan Peserta didik menjawab salam penutup pelajaran dari guru.

3. Observasi

(79)

62

a. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran meningkat, dimana hampir seluruh siswa ikut berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran karena siswa sudah dapat mengikuti model yang digunakan dalam pembelajaran, sehingga menarik perhatian siswa.

b. Keterlibatan pendidik dalam proses belajar sudah meningkat, ditunjukkan pada peningkatan langkah-langkah metode Role Playing dalam pembelajaran PAI sudah sangat efektif.

c. Dalam pelaksanaan alokasi waktu sudah sesuai waktu yang ditentukan dan kondisi kelas sudah kondusif dengan baik.

4. Refleksi

Tahap akhir dari siklus II ini adalah refleksi, berdasarkan hasil pengamatan terdapat keberhasilan pada proses pembelajaran yaitu siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik dibandingkan dengan siklus I. hampir semua siswa sudah aktif dalam proses pembelajaran, selain itu ada beberapa siswa yang sudah memberanikan diri untuk bertanya dan menjawab pertanyaan.

(80)

63 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Paparan Siklus

Dalam bagian ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui bahwa metode pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI materi Perilaku Terpuji pada kelas X di SMA Negeri 1 Suruh Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018.

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan dua siklus. Dalam penelitian ini tes tertulis yang berbentuk lembar soal essay

untuk mengukur hasil belajar PAI. Adapun hasil penelitian sebagai berikut:

1. Pra Siklus

Tabel 4.1 Hasil Belajar Pra Siklus

(81)

64

9 Dewi Anggraini K 50 Tidak Tuntas

10 Eka Noviana 70 Tuntas

11 Elvin Nur R 80 Tuntas

12 Faris Amirul I 40 Tidak Tuntas 13 Fika Fatmasari 50 Tidak Tuntas

14 Fitri Laela K 70 Tuntas

15 Khusnul Widayati 60 Tidak Tuntas 16 Meida Artha M 80 Tuntas 17 Moh Tegar A S 40 Tidak Tuntas 18 Muhammad Ardian Y 50 Tidak Tuntas 19 Muhammad Asroffudin 40 Tidak Tuntas

20 Nafis Eka N 50 Tidak Tuntas

21 Nikmatun Nihayati 60 Tidak Tuntas

22 Risqiya Falila 50 Tidak Tuntas 23 Rosyid Suganda 60 Tidak Tuntas 24 Septi Handayani 50 Tidak Tuntas

Gambar

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Model Elliot)
Tabel 4.1 Hasil Belajar Pra Siklus
Tabel 4.2 Data Perolehan Nilai KKM Pra Siklus
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siklus I
+6

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi, ada pula siswa yang merasa tidak memiliki konsep diri akademik yang positif, akibatnya hasil belajar mereka menjadi kurang baik ditandai dengan sikap yang selalu

ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO.43/PUU-XIII/2015 TENTANG PROSES REKRUTMEN HAKIM TINGKAT PERTAMA.. TANPA MELIBATKAN

Penulisan laporan PKL dilakukan setelah Praktikan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Data yang dibutuhkan untuk penyusunan laporan PKL Praktikan kumpulkan dari komunikasi

Untuk mengatasi masalah tersebut, Dr.Vu Nang Dung, Ketua Asosiasi Ilmu Tanah Vietnam mengatakan bahwa untuk memiliki strategi penggunaan tanah

Kemudian terkait dewan direksi, penelitian yang menguji ukuran dewan direksi terhadap financial distress antara lain yang dilakukan oleh Hadi (2014) bahwa ukuran

Tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah untuk menganalisis pengendalian intern sistem informasi aplikasi penjualan yang sedang berjalan guna

variabel independen dalam penelitian ini adalah kekayaan daerah, umur administratif pemda, tingkat ketergantungan, jumlah SKPD, dan ukuran legislatif, sedangkan

Selain kemampuan wajib pajak, adanya perbedaan persepsi mengenai kemanfaatan, persepsi mengenai kemudahan penggunaan dan kepuasan pengguna terhadap e-filing juga