Muadzin Den Djundi
SUARANYA DIRINDUKAN ORANG
Bagi tokoh-tokoh nasional yang namanya sangat populer di mata masyarakat, seperti mantan Presiden RI Gus Dur atau KH Abdurrahman Wahid, kandidat capres Prof. Dr. HM Amien Rais, pakar politik Dr Mashuri Mash’ab dan tokoh-tokoh lainnya yang pernah indekost di kampung Kauman, karena menjadi mahasiswa UGM yang masih menempati Sitihinggil Kraton tentu tidak asing lagi mendengar suara adzan yang dikumandangkan oleh Den Djundi, muadzin mashur Masjid Agung Kraton Ngayogyokarto Hadiningrat.
Gusdur indekost di rumah pak Djuned, sedang Amien Rais yang ikut ayahnya, alumnus Muallimin telah tinggal lama bersama ayahnya Suhud di rumah Haji Ma’ruf Kauman., setiap harinya pergi masjid Agung setelah mendengar adzan yang dikumandangkan Den Djundi.
Cengkok lagu dan iramanya sangat khas, terutama ketika mengundangkan adzan Awal atau menjalankan Shalat Jum’at. Pada zamannya model adzan dari Den Djundi seakan sudah menjadi ‘trade mark’ untuk dirujuk bagi muadzin lainnya. Bahkan pada setiap menjelang shalat lima waktu, kumadang adzan yang dibawakan oleh Den Djundi coraknya berbeda satu dengan lainnya.
Bahkan saking terkesannya, ketika Amien Rais naik becak melewati Jalan Nyi Ahmad Dahlan tatkala bersua Den Djundi di depan rumahnya, Amin Rais turun dari becak hanya sekedar untuk menyapa Den Djundi dengan kalimat yang singkat sebagaimana dikisahkannya: “Assalaikum. Adzan Awwal….gimana kabarnya Den Djundi!”, sapa Amien Rais.
Den Djundi sebagaimana masyarakat menyapa dengan akrab, nama sebenarnya Raden Haji Mohammad Djundi, pewaris amanah dari ayahnya Kiai Pengulu Kamaluddiningrat. Den Djundi mengemban jabatan sebagai muadzin tetap di Masjid Agung karena memang ditunjuk oleh pihak Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat dan Takmir Masjid. Selain itu, dia memiliki kedudukan sebagai Hakim pada Pengadilan Agama Yogyakarta..
Dari ayahnya yang mengemban jabatan penting dari Kraton , pada mulanya ayahnya kesulitan untuk mencari muadzin Masjid Agung yang memenuhi syarat tertentu. Kemudian berfikir untuk mengkader Den Djundi dengan mendatangkan seorang guru ngaji yang buta dari Wonokromo, yang bernama kiai Alimudin. Dan terus-menerus mencari model sendiri. Seusai menamatkan sekolah kader di Madrasah Mualimin Muhammadiyah, Den Djundi kemudian menjalani proses gurah dan pelatihan yang keras. Oleh gurunya Den Djundi disebut-sebut sangat cocok untuk membawakan irama adzan model Makkah, suaranya besar dan kuat, terkadang panjang sangat merdu. Raden Haji Mohammad Djundi yang dilahirkan tahun 1920 kemudian menjabat sebagai Wakil Ketua Pengadilan Agama Yogyakarta dan memperistri cucu Kiai Haji Ahmad Dahlan, yang bernama Hajah Siti Djamhanah dan dikaruniai 13 anak .
Sedang jabatan Pengulu jatuh pada kakaknya, Pengulu Kia Haji Wardan Diponingrat.
Setelah malang melintang hingga hari tuanya sebagai muadzin di masjid Agung, ada beberapa penerus dan
penggantinya yang mampu menyerupai model irama adzan dari Den Djundi. Di antaranya bernama Syaefudin Amin dan Ngaliman, alumnus Madrasah Muallimin yang tinggal lama di Kauman berasal dari Ciamis. Aliman kemudian menjadi menantu Den Djundi.
“Tidak ada lagi putra saya mewarisi bakat ayahnya,” kata Den Djundi. Tetapi itu tidak menjadi masalah, karena salah seorang anaknya berbakat di bidang lain sebagai pendekar Tapak Suci dan menjabat sebagai Ketua Komda Tapak Suci Yogyakarta dan Wakil Kepala Sekolah SMA Muh I, yang bernama Drs. H. Mohammad Djam’an A(Alumnus Madrasah Muallimin Yogyakarta). Menantunya yang memperistri Siti Aminah, Dr, Masykur Wiratmo adalah salah seorang Dosen UGM dan Pimpinan Muhammadiyah Majelis Pengembangan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI).
Setelah akhir-akhir ini tidak lagi bertindak sebagai muadzin , Den Djundi masih diberikan kepercayaan untuk bertindak sebagai Imam tetap Masjid Agung dan Masjid Taqwa. Dan masih dipercaya pihak Kraton dalam berbagai hajatan nDalem. Sedang istrinya Nyi Hajah Siti Djamhanah sebagai Imam tetap di Mushala Wanita. Suami istri Raden Haji Mohammad Djundi dan Nyi Hajah Siti Djamhanah yang sudah memasuki masa udzur ini, tetap berpenampilan sehat segar bugar. Tidak kurang suatu apa. Allah Maha Besar.(am)
Sumber: