Oleh Drs. H. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag.
KEMBALI kepada Yusuf. Menyadari Zulaikha sudah tidak dapat lagi mengendalikan dirinya, tidak ada cara lain untuk menyelamatkan diri dari amukan nafsu syahwat perempuan itu kecuali melarikan diri. Maka segera dia lari menuju pintu yang tadinya (beserta jendela-jendela ) ditutup rapat oleh Zulaikha. Akan tetapi, Zulaikha yang akal sehatnya sudah tertutupi oleh nafsu syahwat itu tidak kalah sigap
mengejarnya. Zulaikha berusaha mencengkeram Yusuf dari belakang, tetapi karena Yusuf berlari terus, yang terpegang hanyalah baju gamisnya bagian belakang hingga koyak. Pada saat itulah tiba-tiba di muka pintu muncul Al-‘Azîz, suami Zulaikha. Allah SWT berfirman:
æóÇÓúÊóÈóÞóÇ ÇáúÈóÇÈó æóÞóÏøóÊú ÞóãöíÕóåõ
ãöäú ÏõÈõÑò æóÃóáúÝóíóÇ ÓóíøöÏóåóÇ áóÏóì
ÇáúÈóÇÈö ÞóÇáóÊú ãóÇ ÌóÒóÇÁõ ãóäú ÃóÑóÇÏó
ÈöÃóåúáößó ÓõæÁðÇ ÅöáøóÇ Ãóäú íõÓúÌóäó
Ãóæú ÚóÐóÇÈñ Ãóáöíãñ
“Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju
gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita
bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum)
dengan azab yang pedih?" (Q.S. Yusuf 12:25)
Al-‘Azîz kaget melihat Yusuf bergegas hendak keluar, sementaranya di belakangnya ada Zulaikha. Zulaikha tentu lebih kaget lagi. Tidak hanya kaget, tetapi juga takut, khawatir perbuatannya diketahui suaminya. Tetapi perempuan itu cerdik sekali, tepatnya licik, segera dia pasang aksi seolah-olah dia yang jadi korban. Sebelum suaminya bertanya, dia segera melapor dengan gaya bertanya: “"Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain
dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih?"
Sering terjadi dalam masyarakat, orang kecil yang jadi korban berobah jadi terdakwa apabila berhadapan dengan orang besar. Keadaan jadi terbalik, yang bersalah dibenarkan dan yang benar disalahkan. Atau untuk menjaga nama baik orang yang punya kekuasaan atau kekayaan, adakalanya orang kecil dijadikan tumbal, direkayasa seolah-olah dialah yang bersalah. Untuk kasus Yusuf, untunglah pembesar Mesir itu tidak langsung percaya dengan laporan isterinya. Sebagai
seorang pejabat tinggi yang sudah banyak pengalaman, dia dapat menahan diri, tidak segera bertindak berdasarkan emosi. Kalau berdasarkan emosi, ada dua kemungkinan yang dia lakukan. Pertama, langsung percaya dengan laporan isterinya, sehingga dia akan melabrak Yusuf dan memakinya sebagai pemuda yang hina, bejat, tidak tahu diri, tidak pandai berterima kasih. Kedua, tidak percaya dengan laporan isterinya, sehingga dia akan memaki bahkan mungkin menampar isterinya. Yang mana pun dari dua hal itu yang dia lakukan, tentu akan menimbulkan keributan, sehingga
Al-‘Azîz sudah mendengar pengaduan isterinya. Sekarang dia harus
dengarkan bagaimana jawaban Yusuf. Allah SWT berfirman menceritakan jawaban Yusuf:
ÞóÇáó åöíó ÑóÇæóÏóÊúäöí Úóäú äóÝúÓöí
“Yusuf berkata: "Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya)
…" (Q.S. Yusuf 12:26)
Yusuf menjawab singkat saja, tetapi tegas. Dia tidak perlu berbicara berbelit-belit, karena memang dia tidak bersalah. Hanya orang yang bersalahlah yang suka bicara berbelit-belit. Mana yang akan dibenarkan oleh Al-‘Azîz? Kedua-duanya mungkin saja terjadi. Yusuf masih muda remaja, dapat saja berhasrat dengan isterinya yang cantik, apalagi mereka sering bertemu. Sebaliknya, isterinya juga dapat saja berhasrat kepada Yusuf, karena pemuda itu sangat tampan, sopan dan baik hati. Lagi pula, dia tentu lebih tahu siapa isterinya. Pada saat seperti itulah perlu ada bukti atau saksi.
Tiba-tiba seseorang memberikan kesaksian sebagaimana dinyatakan dalam lanjutan ayat 26 di atas dan diteruskan ayat berikutnya.
æóÔóåöÏó ÔóÇåöÏñ ãöäú ÃóåúáöåóÇ Åöäú ßóÇäó ÞóãöíÕõåõ ÞõÏøó
ãöäú ÞõÈõáò ÝóÕóÏóÞóÊú æóåõæó ãöäó
ÇáúßóÇÐöÈöíäó(26)æóÅöäú ßóÇäó ÞóãöíÕõåõ ÞõÏøó ãöäú ÏõÈõÑò
ÝóßóÐóÈóÊú æóåõæó ãöäó ÇáÕøóÇÏöÞöíäó(27)
“…dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya:
"Jika baju gamisnya koyak di muka, maka wanita itu benar dan Yusuf termasuk
itulah yang dusta, dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar." (Q.S. Yusuf
12:26-27)
Al-Qur’an tidak menjelaskan lebih lanjut siapa yang memberikan kesaksian itu. Dalam ayat hanya disebutkan saksi itu dari keluarga Zulaikha. Para ulama salaf, sebagaimana yang dikutip Ibn Katsîr (II:586) berbeda pendapat tentang saksi ini, apakah dia orang dewasa atau anak kecil, dan bagaimana dia hadir di tempat itu. Abdur Razâq, ats-Tsauri, Mujâhid, ‘Ikrimah dan lain-lain menyatakan saksi itu adalah orang dewasa. Sementara itu, al-‘Aufi dan Ibn Jarîr menyatakan saksi itu adalah anak kecil, yaitu bayi yang berada dalam buaian. Untuk memperkuat pendapat yang terakhir ini dikemukakan sebuah riwayat dari Ibn ‘Abbâs, dia berkata: “Telah berbicara empat orang tatkala mereka masih bayi, yaitu anak Masyithah, saksi Yusuf, sahib Juraij dan ‘Isa putera Maryam. Bahkan ada yang mengatakan saksi itu bukan manusia.
diistilahkan dengan saksi ahli. Seorang saksi ahli tidak harus melihat atau mendengar sendiri peristiwa yang sedang dipekarakan, tetapi dapat memberikan pertimbangan pertimbangan rasional. Saksi dalam kasus Yusuf ini dapat dikategorikan sebagai saksi ahli.
Pertimbangan yang diberikan saksi itu masuk akal dan sederhana. Jika Yusuf yang berniat jahat kepada Zulaikha, dan perempuan itu menolaknya, tentu yang robek adalah baju Yusuf bagian depan, tidak masuk akal kalau yang robek adalah bagian belakangnya. Logika seperti itu rupanya dapat diterima oleh Al-‘Azîz. Segera saja dia memeriksa, dan ternyata baju gamis Yusuf robek dari belakang, sekarang tahulah dia bahwa Yusuf benar, isterinyalah yang berbohong. Semuanya itu adalah tipudaya isterinya. Allah berfirman:
ÝóáóãøóÇ ÑóÃóì ÞóãöíÕóåõ ÞõÏøó ãöäú ÏõÈõÑò ÞóÇáó
Åöäøóåõ ãöäú ßóíúÏößõäøó Åöäøó ßóíúÏóßõäøó ÚóÙöíãñ
“Maka tatkala suami wanita itu melihat baju gamis Yusuf koyak di belakang
berkatalah dia: "Sesungguhnya (kejadian) itu adalah di antara tipu daya kamu,
sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar. “ (Q.S. Yusuf 12:28)
Mengomentari ujung ayat ini Hamka (XII:215) menulis: “Maka di ujung kata ini beliau telah mengungkapkan sesuatu dalam kehidupan ini. Kaum perempuan disebut jenis yang lemah. Namun apabila dia telah mengatur suatu siasat, siasatnya itu besar, atau hebat? Atau mengagumkan, karena cerdiknya, karena pintarnya, sehingga orang laki-laki bisa geleng kepala. Laki-laki bisa jadi kagum: karena yang tidak lantas di angan orang lain, bagi perempuan ada saja tempat keluar dari
hilang akal. Di saat itu juga dia telah dapat mengatur kata menimpakan kesalahan kepada Yusuf. Untung ada saksi yang mempertahankan kebenaran Yusuf dan menyalahkan Zulaikha.” Demikian Hamka.
Menyadari kenyataan itu, Al-‘Azîz meminta kepada Yusuf untuk
merahasiakan kejadian itu, supaya aib ini tidak tersebar kemana-mana. Dan kepada isterinya, pembesar Mesir itu memintanya untuk memohon ampunan atas dosanya itu. Allah berfirman:
íõæÓõÝõ ÃóÚúÑöÖú Úóäú åóÐóÇ æóÇÓúÊóÛúÝöÑöí
áöÐóäúÈößö Åöäøóßö ßõäúÊö ãöäó ÇáúÎóÇØöÆöíäó
“(Hai) Yusuf: "Berpalinglah dari ini dan (kamu hai istriku) mohon ampunlah
atas dosamu itu, karena kamu sesungguhnya termasuk orang-orang yang berbuat
salah." (Q.S. Yusuf 12:29)
Walaupun Yusuf sudah tutup mulut, tidak menceritakan kejadian itu kepada siapa pun sesuai dengan permintaan Al-‘Azîz, tetapi peristiwa itu menyebar juga ke mana-mana. Boleh jadi rahasia itu dibocorkan ke luar oleh salah seorang petugas dan pelayan yang bekerja di rumah itu. Akhirnya peristiwa itu menjadi rahasia umum sehingga jadi pembicaraan perempuan-perempuan di kota. Allah SWT berfirman:
æóÞóÇáó äöÓúæóÉñ Ýöí ÇáúãóÏöíäóÉö ÇãúÑóÃóÉõ ÇáúÚóÒöíÒö
ÊõÑóÇæöÏõ ÝóÊóÇåóÇ Úóäú äóÝúÓöåö ÞóÏú ÔóÛóÝóåóÇ ÍõÈøðÇ
ÅöäøóÇ áóäóÑóÇåóÇ Ýöí ÖóáóÇáò ãõÈöíäò
“Dan wanita-wanita di kota berkata: "Isteri Al Aziz menggoda bujangnya
itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan
yang nyata." (Q.S. Yusuf 12:30)
Apa yang dilakukan oleh perempuan-perempuan di kota seperti yang digambarkan oleh ayat itu dalam istilah sekarang populer dengan istilah merumpi atau ngerumpi. Yang dibicarakan bisa bermacam-macam, tetapi umumnya mengenai kehidupan pribadi orang lain, baik atau pun buruk. Perumpian seperti itu lebih banyak diisi pergunjingan daripada kekaguman atau pujian. Perumpian dapat terjadi di mana saja, tidak memilih-milih tempat, bisa di ruang tamu, di warung tatkala beli sayur, di halaman sekolah tatkala menjemput anak, apalagi di tempat arisan. Bahkan perumpian juga bisa terjadi di majelis ta’lim tatkala menunggu kedatangan ustadz, yang lebih parah lagi kalau perumpian di lakukan di dalam masjid.
Begitu mengetahui dirinya menjadi pembicaraan, jadi buah mulut di mana-mana, terutama di kalangan perempuan-perempuan di kota, maka Zulaikha segera bertindak. Bukan menyerang atau membalas dengan membicarakan keburukan perempuan-perempuan yang mempergunjingkannya, tetapi justru dengan
mengundang mereka. Zulaikha ingin memperlihatkan siapa sebenarnya, pemuda yang dia cintai itu dan bagaimana respon mereka tatkala nanti menyaksikan sendiri pemuda yang sangat tampan tiada tandingan. Allah SWT berfirman:
ÝóáóãøóÇ ÓóãöÚóÊú ÈöãóßúÑöåöäøó ÃóÑúÓóáóÊú Åöáóíúåöäøó
æóÃóÚúÊóÏóÊú áóåõäøó ãõÊøóßóÃð æóÁóÇÊóÊú ßõáøó æóÇÍöÏóÉò
ãöäúåõäøó ÓößøöíäðÇ æóÞóÇáóÊö ÇÎúÑõÌú Úóáóíúåöäøó ÝóáóãøóÇ
æóÞõáúäó ÍóÇÔó áöáøóåö ãóÇ åóÐóÇ ÈóÔóÑðÇ Åöäú åóÐóÇ
ÅöáøóÇ ãóáóßñ ßóÑöíãñ
“Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar cercaan mereka,
diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk,
dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong
jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf: “Keluarlah (nampakkanlah dirimu)
kepada mereka." Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada
(keelokan rupa) nya dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata: "Maha
sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah
malaikat yang mulia." (Q.S. Yusuf 12:31)
*Penulis adalah Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Ketua Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus Pimpinan Pusat Muhammadiyah Priode 2000-2005.
Sumber: