• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertanyaan.doc 36KB Jun 13 2011 06:28:05 AM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pertanyaan.doc 36KB Jun 13 2011 06:28:05 AM"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Pertanyaan:

Kepada yth. Pengasuh rubrik psikologi, Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Saya sedang punya masalah, jadi dengan hormat saya mohon bantuan dari pengasuh. Saya seorang ibu dari dua orang putra putri. Saya juga bekerja sebagai PNS. Usia saya 42 tahun , sedang suami 4 tahun lebih muda dari saya.

Selama tujuh tahun menjalani bahtera rumah tangga, rasanya jarang sekali terjadi masalah besar. Itu karena saya sering mengalah dalam mengatasinya, karena saya tidak suka ribut dan ingin cepat ada keputusan , meski kadang-kadang saya kurang ‘sreg’.

Tapi akhir-akhir ini saya ada masalah dengan suami, masalah ini sangat mengganjal dan membuat diri ini tidak enak. Saya sedih karena beberapa minggu terakhir ini suami sering menonton video ‘blue film’. Kadang-kadang dia mengajak saya menontonnya dan melakukan “permainan” seperti adegan dalam film itu. Saya merasa “risi” dan menolak bila diajak demikian.

Lama-lama hal ini membuat hubungan kami agak dingin. Akhir-akhir ini jarang terjadi percakapan yang ringan dan hangat. Akan tetapi untuk membicarakanya saya risih. Hal ini membuat saya semakin sedih tapi untuk membahasnya saya tidak mempunyai kekuatan. Biasanya saya melampiaskan dengan mendengarkan lagu-lagu sendu dengan harapan bahwa suami saya tahu bahwa saya sedang gundah.

Saya mohon bantuan untuk menyelesaikan masalah ini. Apakah penolakan saya ini melanggar agama? Atas bantuannya saya ucapkan terima kasih.

(ibu x, di Slm).

Jawab.

Waalikum salam wrwb.

Ibu x yang terhormat, perbedaan-perbedaan antara suami dan istri adalah hal yang wajar terjadi dalam kehidupan rumah tangga. Perbedaan bisa menyangkut kesenangan atau selera seperti misalnya suami senang masakan pedas sedang istri senang masakan yang manis. Perbedaan ini relatif mudah diselaraskan. Ada pula perbedaan yang menyangkut masalah yang sifatnya mendasar yaitu yang terkait dengan bangun dasar sebuah perkawinan, sehingga kalau ini goyah ikatan perkawinan akan terkena dampaknya. Setiap orang mempunyai ukuran dan batasan yang dianggap sebagai prinsip yang mendasari kukuhnya perkawinan. Yang ideal adalah baik suami maupun istri mempunyai pandangan yang sama tentang pentingnya kesamaan pandangan dalam menjaga kelangsungan sebuah perkawinan. Misalnya, tentang pola pengasuh anak-anak, bagaimana meletakan dasar keagaman dalam keseharian rumah tangga kita dan sebagainya.

Contoh-contoh ini sebainya dianggap hal-hal yang penting yang dipahami secara sepaham, sehingga dalam melakukan keseharian hidup rumah tangga terhindar dari adanya ketegangan antara suami dan istri. Bila suami dan istri dapat merusumuskan bersama hal-hal yang dianggap “sensitif” dalam rumah tangga, maka hal ini bisa digunakan sebagai indikator bahwa hubungan suami istri itu sehat. Karena jauh dari ketegangan akibat perbedaan yang ada.

Akan halnya dengan masalah yang ibu hadapi bila dilihat berawal dari kecenderungan ibu untuk untuk “mengalah” (ini saya beri tanda petik) karena hal ini ibu lakukan hanya untuk menghindari konflik agar tidak terjadi keributan. Sepintas dengan “mengalah” persoalan selesai. Rumah tangga kelihatannya adem ayem tak ada keributan. Tetapi sebenarnya disardari atau tidak ibu sedang membangun potensi konflik terutama pada diri ibu. Bila ini berlangsung lama terus menerus, maka akan berdampak langsung pada hubungan anda dengan suami dan selanjutnya pada anggota keluarga yang lain. Bisa-bisa bila nanti ada masalah dengan suami sedikit saja akan menjadi terasa besar dan susah untuk dieselesaikan. Bagi anda karena sudah ada potensi konfilik dalam diri anda ditambah lagi kebiasaan anda menghibur diri dengan lagu-lagu sendu dikala sedih. Kalau itu sekedar untuk menghbur diri guna menemukan jalan keluar, maka itu baik. Tapi kalau hanya akan menambah kesedihan apa lagi itu ditujukan pada suami sebagai perantara ungkapan kesedihan anda itu jelas cara yang tidak tepat.

(2)

bicara dengan suami. Tapi, bila anda merasa sulit untuk bicara, maka bisa anda lakukan dengan memulai paling tidak dengan belajar jujur pada diri sendiri. Hal ini bisa dilakukan dari hal-hal yang kecil bahwa kalau memang tidak katakan tidak. Kemudian carilah alasan yang kuat dan masuk akal untuk mendukung sikap anda.

Berkaitan dengan masalah yang anda hadapi akhir-akhir ini (tentang “hubungan intim” suami istri) tentu anda mempunyai alasan yang kuat mengapa anda menolak. Berusahalah untuk mengumpulkan alasan-alasan yang sesuai dengan tuntunan agama (mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam “berhubungan intiim” suami istri). Anda bisa bertanya mengenai hal ini secara detail kepada ustadz. Bila perlu ajak serta suami anda. Berusahalah untuk menghilangkan rasa “risih” dengan tekad bahwa anda ingin keluar dari masalah ini. Bukankah masalah sex dalam rumah tangga bukan hal yang tabu ? Tetapi justru masalah sensitif yang sangat penting untuk dibahas bersama suami. Semoga ibu bisa mendapat informasi yang jelas dan tepat dari ahlinya. Tak lupa saya berdoa semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmatnya kepada keluarga ibu.

Wassalam.

Referensi

Dokumen terkait

Pengangkutan ternak adalah kegiatan mengangkut atau memindahkan ternak dari suatu tempat ke tempat lain dengan bantuan sarana alat angkut. Kegiatan mengangkut atau

bimbingan karir yang diterapkan bagi siswa tunagrahita di Sekolah Luar Biasa Negeri Tamanwinangun Kebumen. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian

2012 Nomor:4SIPBJ-KUPP.Ba'alU2A12 tanggal2S Januari 2012telah melaksanakan Rapat Perhitungan Hasil Koreksi Aritmatik terhadap masing-masing Dokumen Penawaran untuk

[r]

Sebaiknya diadakan perundingan atau penyelesaian masalah ini dengan duduk bersama dan mencari solusi terhadap permasalah-permasalahan tersebut adalah hal yang wajib dilakukan

Proses pengolahan data berita pada website PT Bio Farma (Persero) adalah :. 1.1 Petugas mendapatkan

“ Pelaksanaan program BPJS Kesehatan pada Laboratorium Klinik Patra Medica Pati merupakan salah satu upaya dari manajemen Laboratorium Klinik Patra Medica Pati

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan tidak diukur pada nilai