• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam untuk siswa kelas V sekolah dasar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam untuk siswa kelas V sekolah dasar."

Copied!
203
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Saputri, Intansari Desy. (2016). Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam untuk siswa kelas V Sekolah Dasar. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Latar belakang penelitian ini adalah terdapatnya potensi dan masalah yang terkait dengan pembuatan tes hasil belajar. Masalah yang dihadapi guru adalah kesulitan pembuatan tes hasil belajar dengan kualitas baik. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian pengembangan tes hasil belajar. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R&D) yang bertujuan (1) mengembangkan tes hasil belajar (2) mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar untuk kompetensi dasar menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam matematika untuk siswa kelas V SD.

Prosedur pengembangan produk tes hasil belajar ini peneliti memodifikasi langkah-langkah R&D milik Borg and Gall yang melalui tujuh langkah yaitu (1) potensi masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk. Subjek penelitian ini adalah 65 siswa kelas V SD Negeri Denggung.

Hasil penelitian pengembangan ini menunjukkan (1) langkah-langkah penelitian pengembangan yaitu (a) potensi masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi desain, (e) revisi desain, (f) uji coba produk, (g) revisi produk, (2) hasil analisis butir soal pada 50 butir tes diperoleh (a) soal valid sebanyak 46%, (b) soal termasuk reliabel, (c) daya pembeda tes, yang memiliki daya pembeda “baik” ada 83% dan “baik sekali” ada 17% (d) tingkat kesukaran tes, yang memiliki tingkat kesukaran “mudah” 17%, “sedang” 82%, dan tidak ada soal yang memiliki tingkat kesukaran dengan kategori “sukar, (e) analisis pengecoh terdapat 12 option yang tidak berfungsi dan dilakukan revisi.

(2)

ABSTRACT

Saputri, Intansari Desy. (2016). Development of Study test result on math base competence which write down time mark by using 24 hours notation for grade V students on elementary school. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Study Program

The research development begin from the existence of a potential and problem related to the making of test result. The problem from teacher is a difficulty on making test result a good quality. Therefore the researcher to conduct the reseacrh the development of study result. This research is a research development (RnD) which purpose to develop study test result and to describe the quality of study test result product for mathematics base competence to write down time mark by using 24 hours notation for grade V students on elementary school.

Procedure development product the researcher modified this study test result from steps RnD Borg and Gall’s by through the seven steps, those are (1) potential problem (2)data accumulation (3)product design (4)design validation (5)design revison (6) product experiment (7) product revision. This subject research is 65 grade V students on SD Negeri Denggung.

This result of research development showed (1) the process of this research and development that would be done, by integrating models above are (a) potential problem, (b) data accumulation, (c) product design, (d) design validation, (e) design revison, (f) product experiment, (g) product revision, (2) analysis result from 50 questions showed (a) total of valid questions 46%, (b) the questions are reliable, (c) the distinguish of the questions are categorize as medium good as 83% and good as 17% (d) the level of difficulties of the questions are categorized in 17% easy, and 82 % hard, (e) distract analysis exist 12 option which do not have the function and do the revision.

(3)

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA KOMPETENSI DASAR MENULISKAN TANDA WAKTU

DENGAN MENGGUNAKAN NOTASI 24 JAM

UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Intansari Desy Saputri

Nim: 121134236

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA KOMPETENSI DASAR MENULISKAN TANDA WAKTU

DENGAN MENGGUNAKAN NOTASI 24 JAM

UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Intansari Desy Saputri

NIM: 121134236

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

 Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan taufik serta hidayahNya kepada saya dalam segala hal.

 Kedua orang tua saya, Bapak Sulardi dan Ibu Suprihatin selalu memberikan doa, dukungan material maupun spritual, perhatian, kasih sayang dan

semangat untuk menyelesaikan pendidikan ini.

 Keluarga besar Ponco Ikromo dan Kasmo Putih.

 Sahabat-sahabat saya sekaligus penghuni kontrakan Dabag 33A, Riang, Eno, Defi dan Rima yang telah memberikan doa dan dukungan kepada saya.

 Teman-teman seperjuangan Payung RnD THB, Ana, Siska, Nanda, Desi, Wahyu, Ria, Indah, Vita dan Yohana yang selalu menguatkan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

 Teman-teman PGSD angkatan 2012 kelas D tercinta.

(8)
(9)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar referensi sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 11 Februari 2016

Penulis,

(10)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:

Nama : Intansari Desy Saputri

Nomor Mahasiswa : 121134236

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Universitas

Sanata Dharma, karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA

KOMPETENSI DASAR MENULISKAN TANDA WAKTU DENGAN

MENGGUNAKAN NOTASI 24 JAM UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH

DASAR

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam

bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan

secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk

keperluan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti

kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 11 Februari 2016

Yang menyatakan

(11)

ABSTRAK

Saputri, Intansari Desy. (2016). Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam untuk siswa kelas V Sekolah Dasar. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Latar belakang penelitian ini adalah terdapatnya potensi dan masalah yang terkait dengan pembuatan tes hasil belajar. Masalah yang dihadapi guru adalah kesulitan pembuatan tes hasil belajar dengan kualitas baik. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian pengembangan tes hasil belajar. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R&D) yang bertujuan (1) mengembangkan tes hasil belajar (2) mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar untuk kompetensi dasar menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam matematika untuk siswa kelas V SD.

Prosedur pengembangan produk tes hasil belajar ini peneliti memodifikasi langkah-langkah R&D milik Borg and Gall yang melalui tujuh langkah yaitu (1) potensi masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk. Subjek penelitian ini adalah 65 siswa kelas V SD Negeri Denggung.

Hasil penelitian pengembangan ini menunjukkan (1) langkah-langkah penelitian pengembangan yaitu (a) potensi masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi desain, (e) revisi desain, (f) uji coba produk, (g) revisi produk, (2) hasil analisis butir soal pada 50 butir tes diperoleh (a) soal valid sebanyak 46%, (b) soal termasuk reliabel, (c) daya pembeda tes, yang memiliki daya pembeda “baik” ada 83% dan “baik sekali” ada 17% (d) tingkat kesukaran tes, yang memiliki tingkat kesukaran “mudah” 17%, “sedang” 82%, dan tidak ada soal yang memiliki tingkat kesukaran dengan kategori “sukar, (e) analisis pengecoh terdapat 12 option yang tidak berfungsi dan dilakukan revisi.

(12)

ABSTRACT

Saputri, Intansari Desy. (2016). Development of Study test result on math base competence which write down time mark by using 24 hours notation for grade V students on elementary school. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Study Program

The research development begin from the existence of a potential and problem related to the making of test result. The problem from teacher is a difficulty on making test result a good quality. Therefore the researcher to conduct the reseacrh the development of study result. This research is a research development (RnD) which purpose to develop study test result and to describe the quality of study test result product for mathematics base competence to write down time mark by using 24 hours notation for grade V students on elementary school.

Procedure development product the researcher modified this study test result from steps RnD Borg and Gall’s by through the seven steps, those are (1) potential problem (2)data accumulation (3)product design (4)design validation (5)design revison (6) product experiment (7) product revision. This subject research is 65 grade V students on SD Negeri Denggung.

This result of research development showed (1) the process of this research and development that would be done, by integrating models above are (a) potential problem, (b) data accumulation, (c) product design, (d) design validation, (e) design revison, (f) product experiment, (g) product revision, (2) analysis result from 50 questions showed (a) total of valid questions 46%, (b) the questions are reliable, (c) the distinguish of the questions are categorize as medium good as 83% and good as 17% (d) the level of difficulties of the questions are categorized in 17% easy, and 82 % hard, (e) distract analysis exist 12 option which do not have the function and do the revision.

(13)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah

dan inayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. skripsi yang berjudul “PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA

KOMPETENSI DASAR MENULISKAN TANDA WAKTU DENGAN

MENGGUNAKAN NOTASI 24 JAM UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR” ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar (PGSD). Penulis menyadari bahwa penyusunan

Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, dan perhatian dari berbagai

pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua

pihak yang secara langsung dan tidak langsung memberikan bantuan dan dukungan

terselesainya skripsi ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Crhristiyanti Aprinastuti, S.Si, M.Pd selaku Kaprodi PGSD Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan ilmu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Ibu Maria Agustina Amelia, S.Si., M.Pd. selaku dosen pembimbing II

yang telah membimbing dan mendorong peneliti dari awal penelitian

sampai akhir penelitian.

5. Ibu Dra. Sri Susilowati, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri

Denggung yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian.

6. Ibu Ari Trisnawati, S.Pd selaku guru kelas VA SD Negeri Denggung yang

telah memberikan izin dan bantuan masukan dan bimbingan kepada

penulis untuk melaksanakan penelitian dari tahap hingga akhir.

7. Bapak Drs. Radiman, A.Ma. selaku guru kelas VB SD Negeri Denggung

yang telah memberikan dukungan dan masukan dalam proses penelitian.

8. Ibu A.A selaku pakar matematika yang telah memberikan ilmu dan saran

(14)

9. Bapak A.D selaku pakar pembelajaran Bahasa Indonesia yang telah

memberikan ilmu dan saran sehingga produk dalam skripsi ini menjadi

lebih baik.

10. Ibu L.A selaku pakar Evaluasi Pembelajaran yang telah memberikan ilmu

dan saran sehingga produk dalam skripsi ini menjadi lebih baik.

11. Seluruh siswa kelas V SD Negeri Denggung yang telah berkenan untuk

membantu peneliti selama melakukan penelitian.

12. Kedua orang tuaku, Bapak Sulardi dan Ibu Suprihatin terimakasih atas doa

dan kasih sayang yang selama ini telah diberikan.

13. Penghuni kontrakan dabag 33 A, Riang, Eno, Defi dan Rima yang selalu

memberikan doa dan dukungan.

14. Teman-teman seperjuangan Payung R&D THB, Ana, Siska, Nanda, Desi,

Wahyu, Ria, Indah, Vita dan Yohana yang selalu menguatkan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

15. Teman-teman PGSD angkatan 2012 kelas D tercinta.

16. Sekretariat PGSD yang telah memberikan bantuan dalam hal administrasi

dan segala keperluan untuk menyelesaikan skripsi ini.

17. Semua pihak yang telah membantu proses penyusunan dan penulisan

skripsi ini dan tidak dapat peneliti sebutkan satu-satu.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangan

dan kelemahan, maka kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga karya tulis

ini bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma khususnya dan bagi

semua pihak yang membutuhkan pada umumnya.

Yogyakarta, 11 Februari 2016

Penulis

(15)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ..ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Batasan Istilah ... 9

G. Spesifikasi Produk ... 10

(16)

A. Kajian Pustaka ... 12

1. Tes Hasil Belajar ... 12

a. Definisi Tes ... 12

b. Definisi Tes Hasil Belajar ... 13

c. Bentuk Tes Hasil Belajar ... 13

d. Macam-macam Tes Hasil Belajar ... 15

e. Tes Pilihan Ganda ... 16

f. Kaidah Penulisan Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda ... 17

g. Kelebihan Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda ... 19

h. Kekurangan Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda ... 20

2. Konstruksi Tes Hasil Belajar ... 21

a. Validitas ... 21

b. Reliabilitas ... 23

c. Karakteristik Butir Soal ... 24

3. Pengembangan Tes Hasil Belajar ... 27

4. Matematika ... 30

5. Kompetensi Dasar Menuliskan Tanda Waktu dengan Menggunakan Notasi 24 Jam ... 30

a. Kompetensi Dasar ... 30

b. Menulis Tanda Waktu ... 31

c. Notasi 24 Jam ... 31

6. Taksonomi Tes Hasil Belajar ... 32

B. Penelitian Relevan ... 34

C. Kerangka Berpikir ... 38

D. Pertanyaan Penelitian ... 40

(17)

A. Jenis Penelitian ... 41

B. Setting Penelitian ... 44

C. Prosedur Pengembangan ... 45

D. Teknik Pengumpulan Data ... 49

E. Instrumen Penelitian ... 51

F. Teknik Analisis Data ... 54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 64

A. Hasil Penelitan ... 64

1. Langkah-langkah Penelitian Pengembangan ... 64

a. Potensi dan Masalah ... 64

b. Pengumpulan Data ... 65

c. Desain Produk ... 66

d. Validasi Desain ... 66

e. Revisi Desain ... 67

f. Uji Coba Produk ... 68

g. Revisi Produk ... 68

2. Kualitas Produk Tes Hasil Belajar ... 69

a. Hasil Uji Validitas ... 69

b. Hasil Uji Reliabilitas ... 70

c. Hasil Uji Daya Pembeda ... 71

d. Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 72

e. Hasil Analisis Pengecoh ... 74

B. Pembahasan ... 78

1. Langkah-langkah Penelitian Pengembangan ... 78

a. Potensi dan Masalah ... 78

(18)

c. Desain Produk ... 80

d. Validasi Desain ... 81

e. Revisi Desain ... 81

f. Uji Coba Produk ... 82

g. Revisi Produk ... 83

2. Kulitas Produk Tes Hasil Belajar ... 84

a. Analisis Uji Validitas ... 84

b. Analisis Uji Reliabilitas ... 85

c. Analisis Uji Daya Pembeda ... 86

d. Analisis Uji Tingkat Kesukaran ... 87

e. Analisis Pengecoh ... 89

BAB V PENUTUP ... 92

A. Kesimpulan ... 92

B. Keterbatasan Pengembangan ... 93

C. Saran ... 94

DAFTAR REFERENSI ... 95

LAMPIRAN ... 98

(19)

DAFTAR GAMBAR

Gamba 2.1 Literatur Map Penelitian Relevan ... 37

Gambar 3.1 Langkah-langkah dalam Penelitian Pengembangan ... 42

(20)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan ... 51

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner untuk Ahli dan Guru ... 52

Tabel 3.3 Indikator Soal Tes Hasil Belajar ... 53

Tabel 3.4 Kategori Skor Kuesioner ... 55

Tabel 3.5 Konversi Kategori Skor ... 57

Tabel 3.6 Kriteria Validitas ... 59

Tabel 3.7 Kriteria Reliabilitas ... 60

Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda ... 61

Tabel 3.9 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ... 62

Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Validasi Desain ... 66

Tabel 4.2 Komentar Ahli dan Guru Beserta Revisi ... 67

Tabel 4.3 Pengecoh yang Perlu Diperbaiki Soal Tipe A ... 68

Tabel 4.4 Pengecoh yang Perlu Diperbaiki Soal Tipe B ... 69

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Soal Tipe A ... 69

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Soal Tipe B ... 70

Tabel 4.7 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe A ... 71

Tabel 4.8 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe B ... 71

Tabel 4.9 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe A ... 72

Tabel 4.10 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe B ... 73

Tabel 4.11 Hasil Uji Pengecoh Soal Tipe A ... 74

Tabel 4.12 Hasil Uji Pengecoh Soal Tipe B ... 76

Tabel 4.13 Revisi Pengecoh ... 83

Tabel 4.14 Analisis Uji Validitas Soal Tipe A dan Kategori ... 85

Tabel 4.15 Analisis Uji Validitas Soal Tipe B dan Kategori ... 85

(21)

Tabel 4.17 Analisis Uji Daya Pembeda Soal Tipe B dan Kategori ... 87

Tabel 4.18 Analisis Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe A dan Kategori ... 88

Tabel 4.19 Analisis Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe B dan Kategori ... 88

Tabel 4.20 Analisis Pengecoh Berfungsi dan Tidak Berfungsi Tipe A ... 89

(22)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Guru ... 99

Lampiran 2 Angket Wawancara Analisis Kebutuhan Guru ... 101

Lampiran 3 Tabel Spesifikasi Produk ... 103

Lampiran 4 Hasil Kuesioner Validasi Ahli Matematika ... 136

Lampiran 5 Hasil Kuesioner Validasi Ahli Bahasa Indonesia ... 139

Lampiran 6 Hasil Kuesioner Validasi Ahli Evaluasi Pembelajaran ... 142

Lampiran 7 Hasil Kuesioner Validasi Guru Kelas VA ... 145

Lampiran 8 Hasil Kuesioner Validasi Guru Kelas VB ... 148

Lampiran 9 Soal Tipe A ... 151

Lampiran 10 Soal Tipe B ... 159

Lampiran 11 Hasil Perhitungan Soal Tipe A dengan Apilkasi TAP ... 166

Lampiran 12 Hasil Perhitungan Soal Tipe B dengan Apilkasi TAP ... 170

Lampiran 13 Jawaban Seluruh Siswa Soal Tipe A ... 174

Lampiran 14 Jawaban Seluruh Siswa Soal Tipe B ... 176

Lampiran 15 Surat Izin Penelitian... 178

Lampiran 16 Surat telah Melakukan Penelitian ... 179

(23)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Idris (1992: 4) mengemukakan bahwa pendidikan adalah

serangkaian kegiatan interaksi yang bertujuan antar manusia biasa dan

peserta didik secara tatap muka atau dengan menggunakan media dalam

rangka memberikan bantuan terhadap perkembangan peserta didik

seutuhnya. Teori tersebut membuktikan bahwa pendidikan mempunyai

manfaat yang positif lewat proses pelaksanaanya. Suardi (2012: 1)

mengemukakan bahwa pendidikan merupakan sarana yang

menumbuh-kembangkan potensi-potensi kemanusiaan untuk bermasyarakat dan

menjadi manusia yang sempurna. Adanya teori tersebut maka pendidikan

memiliki banyak manfaat salah satunya adalah dapat mengembangkan

potensi yang dimiliki setiap orang. Pendidikan juga sangat bermanfaat

bagi kemajuan negara, karena kemajuan dari setiap negara dapat terjadi

jika sumber daya manusia (SDM) dari negara tersebut baik dan

berkualitas. Masalah yang terjadi jika suatu negara tidak memperhatikan

pendidikan dari SDMnya, maka negara tersebut tidak akan mengalami

kemajuan serta dalam segala bidang tidak akan mampu bersaing dengan

negara lain. Suardi (2012: iii) mengemukakan bahwa pendidikan harus

memberikan sumbangan yang besar bagi peningkatan SDM agar menjadi

berkualitas. Dari keterangan tersebut tentunya pendidikan memiliki

(24)

Berbagai macam tujuan pendidikan dalam proses pembelajaran

yang paling umum diterapkan dalam sekolah adalah proses kognitif siswa.

Hal ini disebabkan ranah kognitif fokus pada transmisi pengetahuan dan

strategi, yang merupakan pandangan paling umum mengenai peran

sekolah (Kuswana, 2012: 93). Kategori-kategori pada dimensi proses

kognitif merupakan pengklasifikasian proses-proses kognitif siswa secara

komprehensif yang terdapat dalam tujuan-tujuan pendidikan yang meliputi

mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi,

dan mencipta (Anderson & Krathwohl, 2010: 43). Proses kognitif menjadi

pedoman bagi guru untuk mengembangkan indikator pencapaian

kompetensi dan mengidentifikasi serta mengklasifikasikan seluruh hasil

belajar siswa di sekolah (Miller dalam Endrayanto, 2014: 33). Dari

keterangan tersebut maka pengembangan proses kognitif siswa harus

dapat dikembangkan secara maksimal dan seimbang. Tujuan pendidikan

tidak hanya mengembangkan proses kognitif siswa saja. Kadir (2012: 61)

mengemukakan bahwa tujuan pendidikan merupakan perpaduan

tujuan-tujuan yang bersifat sosial untuk dapat memainkan perannya sebagai

warga dalam berbagai lingkungan dan kelompok sosial. Hal tersebut

membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya mengembangkan aspek

kognitif siswa, tapi pendidikan juga berperan penting mengajarkan kepada

siswa untuk dapat bersosial dengan baik di dalam kehidupan

bermasyarakat.

Tujuan pendidikan dapat dicapai lewat berbagai macam cara, salah

(25)

jenjang sekolah. Salah satu mata pelajaran yang dapat membantu siswa

menyelesaikan masalah dalam kehidupan bermasyarakat adalah

matematika. Contoh peran matematika dalam kehidupan adalah banyak

persoalan dalam kehidupan sehari-hari yang memerlukan kemampuan

berhitung dan mengukur. Dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran

siswa diharapkan memiliki prestasi belajar yang bagus. Prestasi belajar

dari setiap siswa dapat dilihat dari penilaian yang telah diberikan oleh guru

dalam setiap pembelajaran yang dilakukan.

Arikunto (1999: 6) mengemukakan bahwa dalam penilaian

tentunya memiliki makna bagi siapa yang terlibat dalam proses

pembelajaran. Misal bagi peserta didik, dengan diadakannya penilaian,

maka peserta didik dapat mengetahui sejauh mana peserta didik telah

berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Bagi guru akan

dapat mengetahui peserta didik mana yang bisa melanjutkan pembelajaran

karena sudah menguasai materi, maupun mengetahui peserta didik mana

yang belum menguasai materi.

Terdapat cara untuk mengetahui kemampuan dari masing-masing

peserta didik, guru dapat melakukan pengujian atau pemberian tes disetiap

akhir pembelajaran. Adanya pemberian pengujian maka guru akan dapat

melihat seberapa paham peserta didik mengenai materi pembelajaran yang

telah dilakukan. Pengujian yang dilakukan oleh guru bisa dilakukan

dengan membuat alat ukur atau tes yang nantinya akan dikerjakan oleh

(26)

Arikunto (2013: 67) mengemukakan bahwa tes adalah alat atau

prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam

suasana, dengan cara aturan-aturan yang sudah ditentukan. Dari teori

tersebut maka dalam pembuatan tes sebaiknya memperhatikan

aturan-aturan yang sudah ditentukan, agar tes dapat bermanfaat secara maksimal

bagi siswa yang mengerjakan serta dapat mengukur dengan baik

kemampuan siswa dalam suatu pembelajaran. Arikunto (2013: 72)

mengemukakan bahwa sebuah tes dapat dikatakan baik sebagai alat

pengukur, harus memenuhi persyaratan tes yaitu validitas, reliabilitas,

objektivitas, praktibilitas, dan ekonomis. Dari keterangan itu maka

seharusnya guru membuat tes sesuai dengan persyaratan tes yang baik

tersebut. (Arikunto 2013: 94) mengemukakan bahwa yang terstandar

adalah tes sudah diuji cobakan, serta mengetahui koefisien validitas,

reliabilitas, taraf kesukaran, daya pembeda serta analisis pengecoh. Hasil

tes yang dibuat, jika sudah diketahui validitas dan reliabilitasnya

sebaiknya tes juga dilakukan analisis karakteristik butir soalnya. Analisis

karakteristik butir soal meliputi 3 masalah yaitu daya pembeda, tingkat

kesulitan maupun analisis pengecohnya, jika tes yang digunakan

berbentuk pilihan ganda.

Peneliti mendapat informasi ketika melakukan wawancara dengan

guru kelas VA SD Negeri Denggung. Hasil wawancara yang dilakukan

peneliti di SD Negeri Denggung pada tanggal 5 Agustus 2015

menunjukkan bahwa guru jarang membuat soal dan membahas uji

(27)

kemampuan siswa dalam setiap kompetensi dasarnya guru hanya

mengambil soal dari buku. Mengenai pertanyaan bagaimana guru

memberikan tes tentang materi menuliskan tanda waktu 24 jam guru juga

menjawab ketika menguji kemampuan siswa pada materi itu guru hanya

mengambil soal dari buku, selain itu guru juga bisa memberikan tugas

kepada siswa untuk mengerjakan LKS. Guru juga mengungkapkan bahwa

siswa masih banyak yang belum paham mengenai kompetensi dasar

menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam, perubahan

dari notasi 12 jam ke notasi 24 jam yang membuat mereka belum begitu

paham.

Peneliti juga memberikan angket kepada guru kelas VA SD Negeri

Denggung untuk memperkuat dari analisis kebutuhan. Hasil dari angket

tersebut menunjukkan bahwa guru masih jarang dalam membuat soal

sendiri. Guru membuat soal sendiri hanya ketika ada ulangan itupun

kadang masih mengambil dari soal di dalam buku. Pertanyaan mengenai

kebutuhan soal yang sudah diketahui kualitasnya, guru menjawab sangat

membutuhkan soal, karena dengan adanya soal yang sudah diketahui

kualitasnya guru akan berpikir digunakan sebagai contoh pembuatan soal

yang baik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru maka dapat

disimpulkan bahwa guru masih jarang untuk membuat soal tes sendiri.

Waktu membuat soal pun guru tidak memperhatikan proses kognitif dari

mengingat sampai mencipta. Guru mengetahui biasanya ranah kognitif

(28)

dari jawaban soal. Kisi-kisi dalam pembuatan soal juga tidak pernah

dibuat, jika membuat tes hasil belajar guru langsung menuangkan dalam

bentuk soal saja. Hasil dari angket dan wawancara guru mengatakan sangat

membutuhkan contoh soal atau tes hasil belajar matematika yang sudah

diketahui kualitasnya.

Berdasarkan data atau informasi yang diperoleh oleh peneliti baik

dari wawancara dan angket tersebut, maka sangat diperlukan penelitian

mengenai pengembangan tes. Dari keterangan tersebut peneliti terdorong

untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan mengembangkan tes

hasil belajar siswa dengan melakukan penelitian dan pengembangan

(Reserch and Development) yang berjudul “Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar Menuliskan Tanda Waktu dengan

Menggunakan Notasi 24 Jam untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”.

Hasil dari pengembangan tes ini dapat membantu guru untuk

mendapatkan contoh soal yang sudah diketahui kualitasnya. Tes yang

dikembangkan berpedoman pada ranah kognitif mengingat, memahami,

mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta berdasarkan

taksonomi bloom yang telah direvisi.

B. Pembatasan Masalah

Penelitian ini memiliki batasan masalah yaitu:

1. Alat ukur yang dikembangkan hanya mengukur ranah kognitif.

2. Alat ukur hanya untuk mata pelajaran matematika pada Kompetensi

Dasar menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam

(29)

3. Materi yang digunakan adalah materi waktu notasi 24 jam. Tes yang

dilakukan berbentuk pilihan ganda dengan empat option jawaban.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengembangkan tes hasil belajar matematika Kompetensi

Dasar menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam

untuk siswa kelas V SD?

2. Bagaimana kualitas produk tes hasil belajar matematika Kompetensi

Dasar menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam

untuk siswa kelas V SD?

D. Tujuan Penelitian

1. Mengembangkan tes hasil belajar matematika Kompetensi Dasar

menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam untuk

siswa kelas V Sekolah Dasar.

2. Mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar matematika

Kompetensi Dasar menuliskan tanda waktu dengan menggunakan

notasi 24 jam untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

E. Manfaat Penelitian 1.Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan dan dapat menggali kemampuan peserta

didik berdasarkan Kompetensi Dasar menuliskan tanda waktu dengan

(30)

2.Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah

Dapat menambah bahan bacaan terkait pengembangan tes

hasil belajar matematika Kompetensi Dasar menuliskan tanda waktu

dengan menggunakan notasi 24 jam.

b. Bagi guru

Dapat memberikan contoh soal tes hasil belajar matematika

pada Kompetensi Dasar menuliskan tanda waktu dengan

menggunakan notasi 24 jam yang sudah diketahui kualitasnya.

c. Bagi peneliti

Memperoleh pengalaman dalam mengembangkan tes hasil

belajar matematika Kompetensi Dasar menuliskan tanda waktu

dengan menggunakan notasi 24 jam dan melakukan analisis butir soal

untuk mengetahui kualitasnya.

d. Bagi siswa

Memperoleh pengalaman dalam mengerjakan soal

pengembangan tes hasil belajar matematika Kompetensi Dasar

menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam dari

(31)

F. Batasan Istilah

Berikut ini merupakan batasan istilah dan diuraikan sebagai

berikut:

1. Tes hasil belajar adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui

kemampuan atau keberhasilan siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran pada ranah kognitif.

2. Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang menjadi dasar mata

pelajaran dari pemecahan masalah.

3. Kompetensi Dasar adalah kemampuan yang harus dicapai oleh siswa

dalam setiap standar kelulusannya.

4. Tanda waktu adalah keterangan pada jam yang ditunjukkan oleh angka.

5. Notasi 24 jam adalah keterangan waktu yang ditunjukkan dengan angka

00.00 sampai 23.59

6. Validitas adalah ketepatan alat penilaian dalam menilai apa yang harus

dinilai.

7. Reliabilitas adalah keajegan alat penilaian dalam menilai.

8. Daya pembeda adalah kemampuan soal untuk dapat membedakan siswa

yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.

9. Tingkat kesukaran adalah kemungkinan siswa untuk menjawab benar

atau salah dalam mengerjakan soal.

10. Pengecoh adalah pilihan jawaban yang dibuat mirip dengan kunci

(32)

G. Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk yang dikembangkan adalah:

1. Instrumen tes hasil belajar kognitif Kompetensi Dasar menuliskan

tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam matematika berbentuk

soal pilihan ganda dengan 4 option jawaban.

2. Instrumen pilihan ganda dilengkapi dengan Standar Kompetensi,

Kompetensi Dasar, indikator, soal, option jawaban, kunci jawaban,

ranah kognitif yang diukur, dan tingkat kesukaran.

3. Instrumen pilihan ganda sudah diuji validitas isi melalui validasi ahli

(expert judgment).

4. Instrumen pilihan ganda sudah diuji validitas empiris melalui uji coba

lapangan.

5. Instrumen pilihan ganda sudah diuji validitas atas dasar taraf signifikan

5% untuk N= 33 nilai rxy ≥ 0,344 dan N= 32 nilai rxy ≥ 0,349.

6. Instrumen pilihan ganda sudah diuji reliabilitasnya.

7. Instrumen pilihan ganda sudah diuji daya pembeda. Daya pembeda

yang digunakan berkategori “baik” dengan skala 0,41 – 0,70 dan “baik

sekali” dengan skala 0,71 – 1,00.

8. Instrumen pilihan ganda sudah diuji tingkat kesukarannya. Tingkat

kesukaran “mudah” memiliki skala 0,71- 1,00 , “sedang” memiliki

skala 0,31 –0,70 dan “sukar” memiliki skala 0,00 – 0,30.

9. Tingkat kesukaran instrumen pilihan ganda dibuat berdasarkan kurva

normal, mudah 25%, sedang 50%, dan sukar 25%

(33)

11. Instrumen pilihan ganda disusun menggunakan bahasa Indonesia yang

baku dan sesuai EYD (penggunaan tanda baca, huruf kapital, kata

(34)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka

1. Tes Hasil Belajar a. Definisi Tes

Masidjo (1996: 38) mengemukakan bahwa tes merupakan alat

pengukur yang dipergunakan dalam bidang pengukuran prestasi belajar

di sekolah, khususnya dipakai untuk mengukur tingkat keberhasilan

siswa dalam mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran atau

instruksional. Suprananto (2012: 6) mengemukakan bahwa tes adalah

alat ukur berbentuk satu set pertanyaan untuk mengukur sampel tingkah

laku dari peserta tes. Mardapi (2008: 67) mengemukakan bahwa tes

merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban yang benar atau

salah. Basuki (2014: 22) mengemukakan bahwa tes adalah alat penilaian

yang sistematis, sah, dapat dipercaya dan objektif untuk menentukan

kemampuan kecakapan, keterampilan, dan tingkat pengetahuan siswa

terhadap bahan ajar, berupa seuatu tugas atau persoalan yang harus

diselesaikan oleh seorang siswa atau sekelompok siswa. Suwandi (2010:

39) mengemukakan bahwa tes merupakan suatu bentuk pemberian tugas

atau pertanyaan yang harus dikerjakan oleh siapa yang sedang di tes.

Menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa tes adalah alat ukur yang

memiliki jawaban benar atau salah dan digunakan untuk mengukur

tingkat pemahaman seseorang dalam bentuk pertanyaan yang harus

(35)

b. Definisi Tes Hasil Belajar

Purwanto (2008: 66) mengemukakan bahwa tes hasil belajar

merupakan tes penguasaan, karena tes ini mengukur penguasaan siswa

terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh siswa.

Sudijono (2011: 99) mengemukakan bahwa tes hasil belajar adalah salah

satu jenis tes yang digunakan untuk mengukur perkembangan atau

kemajuan belajar peserta didik. Menurut definisi dari para ahli dapat

disimpulkan bahwa tes hasil belajar adalah tes yang digunakan untuk

mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan serta

dapat mengukur perkembangan kemajuan belajar peserta didik.

c. Bentuk Tes Hasil Belajar

Suwandi (2010: 47) mengemukakan bahwa bentuk tes mengacu

pada pengertian bentuk-bentuk pertanyaan, tugas, atau latihan yang harus

dikerjakan oleh siswa. Bentuk tes yang digunakan di lembaga pendidikan

ada 2 yaitu:

1) Tes Objektif

Suwandi (2010: 48) mengemukakan bahwa tes objektif

disebut juga sebagai sebagai tes jawab singkat (short answer test).

Sesuai dengan namanya, tes jawab singkat menuntut siswa hanya

dengan memberikan jawaban singkat, bahkan hanya dengan

memilih kode-kode tertentu yang mewakili alternatif-alternatif

jawaban yang telah disediakan. Jawaban terhadap tes objektif

bersifat pasti atau memiliki jawaban yang sudah mutlak berbeda

(36)

kata-kata menurut penjawab soal. Sudijono (2011: 106) menyatakan tes

objektif adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari

butir-butir soal yang dapat dijawab oleh pengikut tes dengan jalan

memilih salah satu (atau lebih) di antara beberapa kemungkinan

jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masing. Widoyoko

(2014: 93) mengemukakan bahwa tes objektif adalah bentuk tes

yang mengandung kemungkinan jawaban atau respon yang harus

dipilih oleh peserta tes. Arikunto (2012: 179) mengemukakan tes

objektif adalah tes yang dalam pemeriksaanya dapat dilakukan

secara objektif. Menurut pendapat para ahli dapat disimpulkan

bahwa tes objektif adalah tes yang teridiri dari butiran soal dan

dijawab dengan memberikan jawaban singkat atau memilih salah

satu jawaban yang disediakan oleh pembuat soal serta

pemeriksanaanya dilakukan secara objektif.

2) Tes Subjektif

Arikunto (2012: 177) mengemukakan bahwa tes subjektif

pada umumnya berbentuk esai (uraian). Tes esai adalah tes

kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat

pembahasan atau uraikan kata-kata. Azwar (1996: 106) menyatakan

bahwa tes esai sangat populer dikarenakan mudahnya ditulis dan

bagi sementara orang dianggap sebagai cara terbaik untuk

mengungkap kemampuan mengorganisasikan fikiran dan

menyatakan pengetahuan secara lengkap. Sukardi (2008: 94)

(37)

yang susunannya terdiri atas item-item pertanyaan yang

masing-masing mengandung permasalahan dan menuntut jawaban siswa

melalui uraian-uraian kata yang merefleksikan kemampuan berpikir

siswa. Widoyoko (2014: 115) mengemukakan bahwa tes esai adalah

butir soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang jawaban

atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara

mengekspresikan pikiran pengikut tes. Dari beberapa definisi di atas

dapat disimpulan bahwa tes esai adalah tes yang terdiri dari

item-item pertanyaan dimana jawabannya berupa uraian kata-kata dari

gagasan dan pikiran siswa yang telah dipelajarinya dan biasanya

jawaban memiliki kalimat yang panjang.

d. Macam-macam Tes Hasil Belajar Objektif 1) Tes Objektif

Arikunto (2012: 181) macam-macam tes objektif yaitu:

a) Tes Benar-Salah (True-False)

Soal-soalnya berupa pernyataan-pernyataan. Pernyataan

tersebut ada yang benar dan ada yang salah. Orang yang ditanya

bertugas untuk menandai masing-masing pernyataan itu dengan

melingkari huruf B jika pernyataan itu betul menurut pendapatnya

dan melingkari huruf S jika pernyataannya salah.

b) Tes Pilihan ganda (Multiple Coice Test)

(38)

untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa

kemungkinan jawaban yang telah disediakan.

c) Menjodohkan (Matching Test)

Matching Test dapat kita ganti dengan istilah mempertandingkan, mencocokkan, memasangkan, atau

menjodohkan. Matching Test terdiri atas seri pertanyaan dan satu

seri jawaban. Masing-masing pertanyaan mempunyai jawaban

yang tercantum dalam seri jawaban.

d) Tes Isian/ Melengkapi

Tes isian disebut juga tes menyempurnakan atau tes

melengkapi. Tes isian terdiri atas kalimat-kalimat yang ada

bagian-bagiannya yang dihilangkan. Bagian yang dihilangkan atau yang

harus diisi oleh siswa ini adalah pengertian yang kita minta dari

siswa.

e. Tes Pilihan Ganda

Suwarto (2013: 37) mengemukakan bahwa tes pilihan ganda adalah

suatu butir yang terdiri dari suatu statemen yang belum lengkap. Untuk

melengkapi statemen terebut disediakan beberapa statemen sambungan.

Satu diantaranya adalah merupakan sambungan yang benar, sedang yang

lain adalah sambungan yang tidak benar. Mardapi (2008: 71) menyatakan

bahwa tes pilihan ganda adalah tes yang jawabannya dapat diperoleh

dengan memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Dalam tes

pilihan ganda ini, bentuk tes terdiri atas: pernyataan (pokok soal),

(39)

Widoyoko (2014: 100) mengemukakan bahwa soal pilihan ganda adalah

soal di mana setiap butir soalnya memiliki jumlah alternatif jawaban

lebih dari dua. Sudjana (2009: 48) mengemukakan soal pilihan ganda

adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling

tepat.

Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan soal bentuk

pilihan ganda adalah tes yang berupa pertanyaan yang memiliki beberapa

alternatif pilihan jawaban tapi hanya ada satu jawaban yang benar dan

dijawab dengan cara dipilih.

f. Kaidah Penulisan Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda

Mardapi (2008: 72) menyatakan pedoman utama dalam pembuatan

butir soal bentuk pilihan ganda adalah (1) pokok soal harus jelas, (2)

pilihlah jawaban homogen dalam arti isi, (3) panjang kalimat pilihan

jawaban relatif sama, (3) tidak ada petunjuk jawaban benar, (4) hindari

menggunakan pilihan jawaban semua benar atau semua salah, (5) pilihan

jawaban angka diurutkan, (6) semua pilihan jawaban logis, (7) jangan

menggunakan negatif ganda, (8) kalimat yang digunakan sesuai dengan

tingkat perkembangan peserta tes, (9) Bahasa Indonesia yang digunakan

baku, (10) letak pilihan jawaban benar ditentukan secara acak.

Suprananto (2012: 108) menyatakan kaidah yang harus diikuti agar

soal tersusun bermutu yaitu (1) soal harus sesuai dengan indikator, (2)

pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi, (3)

setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling

(40)

rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan

yang diperlukan saja, (6) pokok soal jangan memberikan petunjuk ke

arah jawaban yang benar, (7) pokok soal jangan mengandung pernyataan

yang bersifat negatif ganda, (8) panjang rumusan pilihan jawaban harus

relatif sama, (9) pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan semua

pilihan jawaban di atas salah atau semua pilihan jawaban di atas benar,

(10) pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan

urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, (11) gambar, grafik, tabel,

diagram dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi,

(12) setiap soal menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa

indonesia, (13) jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat jika

soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional, (14) pilihan

jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu

kesatuan pengertian.

Dari keterangan beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

kaidah penulisan soal pilihan ganda yaitu (1) soal sesuai dengan indikator

yang sudah ditentukan, (2) pilihan jawaban harus homogen dalam arti isi

dari materi, (3) soal memiliki satu jawaban yang benar, (4) panjang

jawaban relatif sama, (5) pilihan jawaban angka dan alfabet diurutkan,

(6) pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif

ganda, (7) pokok soal jangan memberikan petunjuk ke arah jawaban yang

benar, (8) kalimat yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan

peserta tes, (9) setiap soal menggunakan bahasa yang sesuai dengan

(41)

sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi, (11) letak

pilihan jawaban benar ditentukan secara acak.

g. Kelebihan Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda

Sudjana (2009: 49) mengemukakan bahwa kelebihan soal pilihan

ganda yaitu (1) materi yang diujikan dapat mencakup sebagian besar dari

bahan pengajaran yang telah diberikan, (2) jawaban siswa dapat

dikoreksi (dinilai) dengan mudah dan cepat dengan menggunakan kunci

jawaban (3) jawaban untuk setiap pertanyaan sudah pasti benar atau salah

sehingga penilaiannya bersifat objektif.

Sukardi (2008: 125) mengemukakan bahwa dalam evaluasi

pembelajaran, item tes pilihan ganda mempunyai beberapa kelebihan

yang secara ringkas dapat dicermati dalam uraian berikut (1) lebih

fleksibel dalam implementasi evaluasi dan efektif untuk mengukur

tercapai tidaknya tujuan belajar mengajar, (2) dapat mencakup hampir

seluruh bahan pembelajaran yang diberikan oleh guru di kelas, (3) tepat

untuk mengukur penguasaan informasi para siswa yang hendak di

evaluasi, (4) dapat mengukur kemampuan intelektual atau kognitif,

afektif dan psikomotor siswa, (5) jawaban siswa dapat dikoreksi dengan

lebih mudah.

Suprananto (2012: 108) mengemukakan bahwa soal pilihan ganda

memiliki beberapa kelebihan, di antaranya (1) mampu mengukur

berbagai tingkat kognitif (dari mengingat sampai dengan mencipta), (2)

penskoran mudah, cepat, objektif, dan dapat mencakup ruang lingkup

(42)

pendidikan, (3) lebih tepat untuk ujian yang pesertanya sangat banyak

atau masal.

Dari beberapa kelebihan di atas dapat disimpulkan kelebihan dari

soal pilihan ganda yaitu (1) lebih fleksibel dalam implementasi evaluasi

dan efektif untuk mengukur tercapi tidaknya tujuan belajar mengajar, (2)

dapat mencakup seluruh materi yang telah diajarkan di kelas, (3) jawaban

siswa dapat dikoreksi dan dinilai dengan cepat, (4) dapat mengukur

kemampuan intelektual atau kognitif, afektif dan psikomotor siswa.

h. Kekurangan Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda

Sudjana (2009: 49) menyatakan bahwa kekurangan soal pilihan

ganda yaitu (1) kemungkinan untuk melakukan tebakan jawaban masih

cukup besar, (2) proses berpikir siswa tidak dapat dilihat dengan nyata.

Sukardi (2008: 126) mengemukakan bahwa item tes pilihan ganda

masih memerlukan perhatian seorang guru atau penilai, diantaranya ada

kelemahan yang berkaitan dengan beberapa hal berikut (1) konstruksi

item tes pilihan lebih sulit serta membutuhkan waktu yang lebih lama

dibanding dengan penyusunan item tes bentuk objektif lainnya, (2) tidak

semua guru senang menggunakan tes pilihan ganda untuk mengukur

hasil pembelajaran, (3) kurang dapat mengukur kecakapan siswa dalam

mengorganisasi materi hasil pembelajaran (4) memberikan peluang pada

siswa untuk menerka jawaban.

Suprananto (2012: 108) menyatakan bahwa soal pilihan ganda

memiliki beberapa kelemahan, di antaranya (1) memerlukan waktu yang

(43)

homogen dan berfungsi dengan baik, (3) terdapat peluang untuk menebak

jawaban.

Dari beberapa kekurangan tersebut dapat disimpulkan bahwa

kekurangan dari soal pilihan ganda yaitu (1) memberikan peluang kepada

siswa untuk menebak jawaban, (2) kurang bisa melihat tingkat berpikir

siswa, (3) memerlukan waktu yang lama untuk membuatnya, (4) sulit

untuk membuat pengecoh jawaban.

2. Konstruksi Tes hasil Belajar a. Validitas

Surapranata (2004: 50) mengemukakan bahwa validitas adalah

suatu konsep yang berkaitan dengan sejauhmana tes telah mengukur apa

yang harus diukur. Mardapi (2008: 16) menyatakan bahwa validitas

merupakan dukungan bukti dan teori terhadap penafsiran skor tes sesuai

dengan tujuan penggunaan tes. Azwar (2009: 4) mengemukakan bahwa

validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi

ukurnya. Sudjana (2009: 12) mengemukakan bahwa validitas berkenaan

dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga

betul-betul menilai apa yang harus dinilai. Mulyasa (2009: 50)

mengemukakan bahwa validitas adalah suatu konsep yang berkaitan

dengan sejauhmana tes telah mengukur apa yang harus diukur. Dari

beberapa definisi para ahli dapat disimpulkan bahwa validitas adalah

suatu konsep yang berhubungan dengan sejauh mana ketepatan alat

(44)

Widoyoko (2014: 172) mengemukakan bahwa jenis validitas dibagi

menjadi lima:

1) Validitas Isi

Instrumen yang harus mempunyai validitas isi (content

validity) adalah instrumen yang berbentuk tes untuk mengukur hasil belajar. Sebuah tes dikatakan mempunyai validitas isi apabila dapat

mengukur kompetensi yang dikembangkan beserta indikator dan

materi pembelajaran.

2) Validitas Konstruk (Construct Validity)

Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu

instrumen mengukur konsep dari suatu teori, yaitu yang menjadi

dasar penyusunan instrumen.

3) Validitas Butir (Item Validity)

Pengujian konstruk dilakukan kemudian dilanjutkan dengan

uji coba di lapangan. Hal ini untuk mengetahui validitas faktor

maupun validitas butir instrumen.

4) Validitas Kesejajaran (Concurrent Validity)

Sebuah instrumen dikatakan memiliki memiliki validitas

kesejajaran apabila hasilnya sesuai dengan kriteria yang sudah ada,

dalam arti memiliki kesejajaran dengan kriteria yang sudah ada.

5) Validitas Prediksi (Predictive Validity)

Sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas prediksi atau

validitas ramalan apabila mempunyai kemampuan untuk

(45)

mengenai hal yang sama. Validitas prediktif ini biasanya digunakan

untuk menguji validitas instrumen bentuk tes.

b. Reliabilitas

Surapranata (2004: 86) mengemukakan relibilitas adalah metode

yang mempelajari, mengidentifikasi, dan mengestimasi keajegan atau

ketidakajegan skor tes. Reliabilitas adalah hal yang sangat penting dalam

menentukan apakah tes telah menyajikan pengukuran yang baik. Azwar

(2009: 4) menyatakan bahwa reliabilitas merupakan sejauh mana hasil

suatu pengukuran dapat dipercaya. Sudjana (2009: 16) mengemukakan

reliabilitas adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai

apa yang harus dinilai. Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa

reliabilitas adalah keajegan alat tersebut dalam menilai dan dapat

dipercaya.

Arikunto (2013: 104) mengemukakan bahwa ada tiga cara untuk

mencari besar reliabilitas:

1) Metode Bentuk Pararel (Equipvalent)

Metode bentuk pararel ini, dua buah tes yang pararel,

misalnya tes matematika seri A yang akan dicari reliabilitasnya dan

tes seri B diteskan kepada kelompok siswa yang sama, kemudian

hasilnya dikorelasikan. Koefisen korelasi dari kedua hasil tes inilah

yang menunjukkan koefisien reliabilitas tes seri A. Jika koefisiennya

tinggi maka tes tersebut sudah reliabel dan dapat digunakan sebagai

alat tes dapat diandalkan.

(46)

Metode tes ulang dilakukan orang untuk menghindari

penyusunan dua seri tes. Metode ini tester hanya memiliki satu seri

tes, tetapi dicobakan kedua kali. Oleh karena tesnya hanya satu dan

dicobakan dua kali, maka metode ini dapat disebut

single-test-double-trial-method. Kemdian hasil dari kedua kali tes tersebut dihitung korelasinya.

3) Metode Belah Dua (Split-half Method)

Metode ini tester hanya menggunakan sebuah tes dan

dicobakan satu kali. Oleh karen itu disebut juga

single-test-single-trial-method. Metode ini dilakukan dengan cara membelah item atau butir soal. Ada dua cara membelah butir soal, yaitu:

a) Membelah atas item-item genap dan item-item ganjil yang

selanjutnya disebut belahan ganjil-genap.

b) Membelah atas item-item awal dan item-item akhir yaitu separo

jumlah pada nomor-nomor awal dan separo pada nomor-nomor

akhir yang selanjutnya disebut belahan awal-akhir.

c. Karakteristik Butir Soal 1) Daya Pembeda

Arikunto (2012: 226) mengemukakan daya pembeda soal

adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa

yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh

(berkemampuan rendah). Suwarto (2013: 108) mengemukakan

bahwa daya pembeda suatu butir tes berfungsi untuk menentukan

(47)

diukur sesuai dengan perbedaan yang ada pada kelompok itu.

Sudjana (2009: 141) mengemukakan bahwa daya pembeda

mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui

kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu

(tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang atau lemah

prestasinya. Rusdiana (2015: 167) mengemukakan bahwa daya

pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat

membedakan antara siswa yang telah menguasai materi yang

ditanyakan dan siswa yang tidak menguasai materi yang ditanyakan.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa daya

pembeda adalah kemampuan butir soal untuk dapat melihat atau

mengetahui perbedaan dari siswa yang berkemampuan tinggi

dengan siswa yang berkemampuan rendah.

2) Tingkat Kesukaran

Arikunto (2012: 222) mengemukakan soal yang baik adalah

soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. (Crocker dan

Algina dalam Purwanto, 2009: 99) mengemukakan bahwa tingkat

kesukaran (difficulty index) atau disingkat TK dapat didefinisikan

sebagai proporsi siswa peserta tes yang menjawab benar. (Aiken

dalam Rusdina, 2015: 163) mengemukakan bahwa tingkat

kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal

pada tingkat kemampuan tertentu yang dinyatakan dalam bentuk

indeks. Sudjana (2009: 135) mengemukakan bahwa tingkat

(48)

dalam menjawabnya, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat

soal. Menurut pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa tingkat

kesukaran adalah kemungkinan siswa untuk menjawab benar atau

salah dalam mengerjakan soal berdasarkan kemampuan mereka.

3) Analisis Pengecoh

Purwanto (2009: 108) mengemukakan pengecoh (distractor)

yang juga dikenal dengan istilah penyesat atau penggoda adalah

pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban. Pengecoh

yang sama sekali tidak dipilih tidak dapat melakukan fungsinya

sebagai pengecoh karena terlalu menyolok dan dimengerti oleh

semua siswa sebagai pengecoh soal. Surapranata (2004: 43)

menyatakan bahwa pengecoh berfungsi sebagai pengidentifikasi

peserta tes yang berkemampuan tinggi. Pengecoh dikatakan

berfungsi efektif apabila banyak dipilih oleh peserta tes yang berasal

dari kelompok bawah. Arikunto (2012: 233) mengemukakan bahwa

pengecoh dapat berfungsi dengan baik apabila pengecoh tersebut

mempunyai daya tarik yang besar bagi peserta tes yang kurang

memahami materi. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

analisis pengecoh adalah pilihan jawaban yang bukan merupakan

kunci jawaban dan berfungsi sebagai pengecoh yang sengaja dibuat

hampir mirip dengan kunci jawaban agar dapat mengalihkan

(49)

3. Pengembangan Tes Hasil Belajar

Mardapi (2008: 88) mengemukakan bahwa ada delapan langkah yang

perlu ditempuh dalam mengembangkan tes hasil atau prestasi belajar,

yaitu:

a. Menyusun spesifikasi tes

Langkah awal dalam mengembangkan tes adalah menetapkan

spesifikasi tes, yaitu yang berisi tentang uraian yang menunjukkan

keseluruhan karakteristik yang harus dimiliki suatu tes.

b. Menulis tes

Penulisan soal merupakan langkah menjabarkan indikator menjadi

pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan perincian

pada kisi-kisi yang telah dibuat.

c. Menelaah soal tes

Menelaah soal tes perlu dilakukan untuk memperbaiki soal jika

ternyata dalam pembuatannya masih ditemukan kekurangan dan

kesalahan.

d. Melakukan ujicoba tes

Sebelum soal digunakan dalam tes yang sesungguhnya, uji coba

perlu dilakukan untuk semakin memperbaiki kualitas soal.

e. Menganalisis butir soal

Melalui analisis butir soal dapat diketahui antara lain: tingkat

(50)

f. Memperbaiki tes

Perbaikan tentang bagian soal yang masih belum sesuai dengan yang

diharapkan. Langkah ini biasanya dilakukan atas butir soal, yaitu

memperbaiki masing-masing butir soal yang ternyata masih belum

baik.

g. Merakit tes

Merakit butir-butir soal tersebut menjadi satu kesatuan tes.

Keseluruhan butir perlu disusun secara hati-hati menjadi kesatuan soal

tes yang terpadu.

h. Melaksanakan tes

Pelaksanaan tes dilakukan sesuai waktu yang telah ditentukan.

i. Menafsirkan hasil tes

Hasil tes menghasilkan data kuantitatif yang berupa skor. Skor ini

kemudian ditafsirkan sehingga menjadi nilai, yaitu rendah, menengah,

atau tinggi.

Purwanto (2008: 84) menyatakan adapun prosedur pengembangan

tes hasil belajar melibatkan kegiatan:

a. Identifikasi hasil belajar

Mengidentifikasi bidang studi yang hendak diukur hasil belajarnya,

selain itu juga harus diidentifikasi aspek mana yang akan diukur

kognitif, afektif, atau psikomotornya.

b. Deskripsi materi

Informasi mengenai hasil belajar yang hendak diukur dalam usaha

(51)

c. Pengembangan spesifikasi

Spesifikasi dikembangkan agar dua atau lebih pengembangan tes

hasil belajar menghasilkan tes hasil belajar yang sama kualitasnya.

d. Menulis butir-butir tes dan kunci jawaban

Butri tes ditulis untuk mengukur variabel dengan berpedoman

pada kisi-kisi. Kunci jawaban harus ditentukan dalam spesifikasi tes

hasil belajar supaya orang lain dapat mengikuti perolehan hasil belajar

responden dari jawaban yang dibuatnya.

e. Mengumpulkan data ujicoba

Pengumpulan data uji coba dilakukan dengan mengujikan

instrumen uji coba tes hasil belajar yang ditulis berdasarkan kisi-kisi.

f. Menguji kualitas tes

Kegiatan uji coba kualitas merupakan kegiatan yang dilakukan

dalam pengembangan alat ukur dalam ilmu alam.

g. Melakukan kompilasi

Kompilasi tes adalah menyusun kembali butir setelah uji coba

dengan membuang butir yang jelek dan menata butir yang baik.

Menurut para ahli dapat disimpulkan langkah yang perlu ditempuh

dalam mengembangkan tes hasil atau prestasi belajar yaitu (a) identifikasi

hasil belajar, (b) menyusun spesifikasi tes, (c) menulis tes, (d) menelaah

soal tes, (e) melakukan ujicoba tes, (f) menganalisis kualitas soal, (g)

memperbaiki tes, (h) menyusun tes yang baik, (i) melakukan ujicoba tes

(52)

4. Matematika

Ruseffendi (dalan Heruman, 2007: 1) mengemukakan bahwa

matematika adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima

pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan dan struktur

yang terorganisasi mulai dari unsur yang didefinisikan ke aksioma atau

postulat akhirnya ke dalil. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) (2008: 888) matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan

antara bilangan, dan prosedur operasional, yang digunakan dalam

penyelesaian masalah mengenai bilangan. Saepudin (2009: iv)

mengemukakan bahwa matematika merupakan ilmu universal yang

mendasari perkembangan teknologi modern, memiliki peran penting dari

berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Beth & Piaget

(dalam Runtukahu, 2014: 28) mengemukakan bahwa matematika adalah

pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai struktur abstrak dan

hubungan antar-struktur tersebut sehingga terorganisasi dengan baik. Dari

beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu

mengenai bilangan yang bersifat abstrak menggunakan istilah-istilah yang

dapat terorganisir dengan baik dan dapat meningkatkan daya pikir manusia

dan dapat digunakan dalam penyelesaian masalah dalam bilangan.

5. Kompetensi Dasar Menuliskan Tanda Waktu dengan Menggunakan Notasi 24 Jam

a. Kompetensi Dasar

Kusaeri (2014: 30) mengemukakan Kompetensi Dasar (KD) adalah

(53)

Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006 (2006:

37) mengemukakan bahwa kompetensi merupakan sejumlah

kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran

tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator kompetensi.

Menurut pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa kompetensi dasar

adalah tujuan pembelajaran yang memiliki cakupan luas dalam mata

pelajaran tertentu dan menjadi acuan untuk menyusun indikator.

b. Menuliskan Tanda Waktu

Kamsiyati (2009: 39) mengemukakan bahwa tanda waktu

adalah penulisan waktu berdasarkan jam yang disertai maupun tidak

disertai keterangan keadaan. Utomo (2009: 40) mengemukakan

bahwa tanda waktu adalah keterangan pada jam yang menunjukkan

notasi 12 jam maupun 24 jam. Menurut pendapat para ahli dapat

disimpulkan bahwa tanda waktu adalah penulisan waktu jika

menggunakan notasi 12 jam perlu diberikan keterangan keadaan

tetapi jika menggunakan notasi 24 jam tidak perlu diberikan

keterangan keadaan.

c. Notasi 24 Jam

Utomo (2009: 42) mengemukakan bahwa notasi 24 jam

adalah penulisan tanda waktu setelah pukul 12.00 siang penulisan

waktunya ditambah 12 jam. Misal pukul 01.00 siang maka ditulis

pukul 13.00. Sugiono (2009: 47) mengemukakan bahwa notasi 24

jam adalah penulisan waktu setelah pukul 12.00 siang dilanjutkan

(54)

63) mengemukakan bahwa notasi 24 jam adalah penulisan waktu

setelah pukul 12.00 siang dituliskan dengan angka setelah 12.00,

yaitu 13.00, 14.00 dan seterusnya. Dari beberapa definisi dapat

disimpulkan bahwa notasi 24 jam adalah penulisan waktu setelah

pukul 12.00 siang maka penulisannya dilanjutkan angka berikutnya

misal 13.00, 14.00 dan seterusnya.

6. Taksonomi Tes Hasil Belajar

Taksonomi adalah sebuah kerangka. Taksonomi tes hasil belajar ini

akan membahas taksonomi bloom yang telah direvisi. Taksonomi Bloom

hanya mempunyai satu dimensi, sedangkan taksonomi revisi ini memiliki

dua dimensi. Sebagaimana telah disebutkan dalam paragraf sebelumnya,

dua dimensi itu adalah proses kognitif dan pengetahuan (Anderson &

Krathwohl, 2010: 6).

Kategori-kategori pada dimensi proses kognitif merupakan

pengklasifikasian proses-proses kognitif siswa secara komprehensif yang

terdapat dalam tujuan-tujuan pendidikan yang meliputi mengingat,

memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta

(Anderson & Krathwohl, 2010: 43). Dimensi proses kognitif

menunjukkan keterampilan berpikir yang hendak dikembangkan dalam

kegiatan pembelajaran (Endrayanto, 2014: 35). Berikut uraian dari

(55)

a. Mengingat

Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan

dari memori jangka panjang. Kategori proses kognitif mengingat

meliputi mengenali dan mengingat kembali.

b. Memahami

Proses memahami adalah mengkonstruksi makna dari pesan-pesan

pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis. Kategori

proses kognitif memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan,

mengklasifikaiskan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan

menjelaskan.

c. Mengaplikasikan

Proses mengaplikasi melibatkan penggunaan prosedur-prosedur

tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah.

Kategori proses kognitif mengaplikasikan meliputi mengeksekusi dan

mengimplementasikan.

d. Menganalisis

Proses menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi

jadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan

antarbagian dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhannya.

Kategori proses kognitif menganalisis meliputi membedakan,

(56)

e. Mengevaluasi

Proses mengevaluasi membuat keputusan berdasarkan kriteria dan

standar. Kategori proses kognitif mengevaluasi meliputi memeriksa dan

mengkritik.

f. Mencipta

Proses mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen jadi

sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional. Kategori proses

kognitif mencipta meliputi merumuskan, merencanakan dan

memproduksi.

B.Penelitian Relevan

Hasil penelitian yang relevan di bawah ini adalah jurnal dan

penelitian yang berkaitan dengan pengembangan tes.

Penelitian pertama adalah jurnal pendidikan dengan judul

Pengembangan Paket Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematika Berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom Pada Siswa Kelas V SD” yang ditulis oleh Siti Sofiyah, Susanto dan Susi Setiawani (2015). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pengembangan

paket tes dan memperoleh hasil pengembangan paket tes kemampuan

berpikir tingkat tinggi matematika berdasarkan revisi Taksonomi Bloom

pada siswa kelas V SD. Hasil analisis validitas butir diperoleh 2

pertanyaan dengan validitas sangat tinggi, 3 pertanyaan dengan validitas

tinggi, 4 pertanyaan dengan validitas cukup. Terdapat 5 pertanyaan dengan

(57)

dengan tingkat kesukaran mudah. Hasil analisis daya pembeda didapat 4

pertanyaan dengan interpretasi daya jelek, 4 pertanyaan dengan

interpretasi cukup, dan 1 pertanyaan dengan interpretasi baik. Berdasarkan

hasil validasi dan analisis uji coba, secara umum paket tes yang

dikembangkan telah sesuai dengan level berpikir tingkat tinggi dan

memenuhi kriteria tes yang baik yaitu valid dan reliabel.

Penelitian kedua adalah jurnal pendidikan dengan judul

Pengembangan Tes Matematika Berbasis SK/K

Gambar

Gambar 2.1 Literatur Map Penelitian yang Relevan
Gambar 3.1 Langkah-langkah dalam Penelitian Pengembangan
Gambar 3.2 Bagan langkah-langkah Pengembangan Tes Hasil Belajar
Tabel 3.1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis ragam menunjukkan penggunaan ASATF sampai level 15% dalam ransum memberikanpengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan

Dengan melihat kondisi Orang Rimba saat ini dalam menjalani kehidupan sosial budaya, program BTH merupakan program yang diberikan LSM KKI-WARSI untuk memberikan

Telah dilakukan identifikasi bakteri penyebab infeksi nosokomial dari sampel urin pasien pengguna kateter yang di rawat inap pada bangsal saraf RSUP DR M.. Isolasi bakteri

Faktor penghambat yang ditemukan dilapangan adalah (1) faktor internal yaitu BPBD masih belum memiliki Standard Operation Procedure (SOP), Belum optimalnya Penggunaan

Awal mula saya tidak mengetahui Idntitas pelaku tersebut namun setelah saya menceritakan tentang ciri ciri dari orang tersebut kepada Bos saya saat itu kemudian setelah 2 (dua )

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya-Nya sehingga penyusunan laporan Pengalaman Praktik Lapangan (PPL)

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kusumardhani (2011) dan (Prasetya & Irwandi 2012). Artinya, tingkat likuiditas yang tinggi

pembentukan akhlak kepada diri sendiri, dengan cara membina dan memberikan pengertian tentang menghargai diri sendiri menyanyangi diri sendiri dan harus mampu mengintrospeksi