commit to user
IV-1BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini membahas pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian.
4.1 Observasi
Pada tahap observasi dilakukan empat bagian yaitu wawancara stakeholders, identifikasi SOP mesin dialisis TORAY TR-FX, identifikasi SOP hemodialisis dan rekam proses hemodialisis.
4.1.1 Wawancara Stakeholders
Dalam penelitian ini diwawancarai 1 kepala ruangan, 1 ketua tim dan 4 perawat pelaksana. Para stakeholders diberikan 33 pertanyaan terbuka. Dari hasil wawancara, diketahui bahwa proses-proses hemodialisis yaitu persiapan mesin, persiapan pasien, tindakan punksi, pemrograman mesin, penyelesaian dialisis.
Alat-alat bantu hemodialisis yaitu mesin dialisis, dialiser, AV-Fistula dan blood line. Jumlah pasien hemodialisis tetap sebanyak 33 pasien dan jumlah tindakan hemodialisis setiap bulan sebanyak 240 tindakan. Kesalahan-kesalahan yang mungkin dan pernah terjadi di RS dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor ialah kesalahan tindakan punksi, kesalahan pemberian heparin, tidak mengatur UFG, dan tidak memutarbalikkan posisi dialiser ketika standby 2. Selain itu, ditemukan bahwa 4 perawat hemodialisis telah mengikuti pelatihan hemodialisis dan 2 perawat hemodialisis yang belum mengikuti pelatihan hemodialisis.
4.1.2 Identifikasi SOP Mesin Dialisis TORAY TR-FX
Identifikasi SOP mesin dialisis TORAY TR-FX dilakukan untuk mengetahui langkah-langkah pengoperasian mesin tersebut. Informasi langkah- langkah pengoperasian mesin tersebut direkomendasikan sebagai sumber informasi dalam pembuatan HTA. SOP mesin dialisis TORAY TR-FX dibagi empat tahapan besar yaitu pengecekan, persiapan dialisis, proses dialisis dan selesai dialisis. Jumlah langkah pengoperasian pada SOP mesin dialisis TORAY
commit to user
IV-2TR-FX sebanyak 22 langkah. Setelah diperiksa kembali SOP mesin dialisis TORAY TR-FX dengan hasil wawancara perawat hemodialisis, ditemukan ada beberapa kekurangan langkah pengerjaan tugas pada bagian menyelesaikan dialisis. Dalam penelitian ini ditambahkan 3 langkah pada SOP mesin dialisis TORAY TR-FX bagian menyelesaikan dialisis, yaitu menunggu 40 menit sampai DIS.1 OK, menempatkan saklar mesin dialiser pada posisi off dan menempatkan saklar stabilizer pada posisi off.
4.1.3 Identifikasi SOP Hemodialisis
Identifikasi SOP hemodialisis dilakukan untuk mengetahui langkah-langkah pengerjaan hemodialisis secara keseluruhan. Jumlah SOP hemodialisis secara keseluruhan di RS dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor sebanyak 20 buah. Contoh SOP hemodialisis akan ditampilkan pada lampiran. Dari identifikasi SOP hemodialisis, ditemukan bahwa SOP hemodialisis di RS dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor belum disahkan oleh direktur. Untuk itu, SOP hemodialisis saat ini masih mengadopsi dari SOP hemodialisis lainnya, yaitu dari SOP dari Fresenius Medical Care yang dimiliki RS. Cikini, Jakarta. Namun, masih banyak terjadi kesalahan dan kekurangan langkah pengerjaan tugas. Hal ini disebabkan langkah pengerjaan tugas tidak disesuaikan dengan kondisi sarana dan prasarana serta fasilitas yang ada di RS. dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Contohnya ialah penggunaan apron, kacamata, masker tidak dilakukan karena keterbatasan fasilitas di RS. dr. H.
Marzoeki Mahdi Bogor. Selain itu perbedaan mesin dialisis yang digunakan mempengaruhi langkah pengerjaan tugas.
4.1.4 Rekam Proses Hemodialisis
Rekam proses hemodialisis dilakukan di RS. dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor untuk memperkuat data hasil pengamatan langsung pada pembuatan SHERPA.
Hasil rekam proses hemodialisis berupa rekaman video mulai dari persiapan dialisis, perlakuan dialisis dan penyelesaian dialisis.
commit to user
IV-3 4.2 Pembuatan HTAPembuatan HTA memiliki lima langkah yaitu penentuan tujuan analisis, penentuan tujuan tugas, identifikasi sumber-sumber informasi tugas, pengumpulan data dan rancangan diagram dekomposisi dan periksa ulang validasi dekomposisi dengan stakeholders (Annett, 2002).
4.2.1 Penentuan Tujuan Analisis
Penentuan tujuan analisis merupakan tujuan dilakukannya penelitian ini, yaitu mengidentifikasi tugas-tugas perawat hemodialisis untuk dijadikan masukan kemungkinan kesalahan langkah pengerjaan tugas yang dilakukan oleh perawat hemodialisis terhadap mesin dialisis TORAY TR-FX pada metode SHERPA.
4.2.2 Penentuan Tujuan Tugas
Berdasarkan wawancara dengan 6 perawat hemodialisis didapatkan bahwa tugas dari perawat hemodialisis terhadap mesin dialisis TORAY TR-FX adalah membantu proses hemodialisis berjalan aman dan lancar.
4.2.3 Identifikasi Sumber-Sumber Informasi Tugas
Sumber informasi tugas yang diidentifikasi dalam penelitian ini ada 4 sumber informasi yang digunakan dalam pembuatan HTA, yaitu wawancara stakeholders, SOP mesin dialisis TORAY TR-FX, SOP hemodialisis dan rekam proses hemodialisis.
4.2.4 Pengumpulan Data dan Rancangan Diagram Dekomposisi
Pada penelitian ini dikumpulkan data-data dari 4 sumber informasi tersebut.
Hasil wawancara stakeholders mendapatkan tujuan tugas perawat hemodialisis.
Dari SOP mesin dialisis TORAY TR-FX didapatkan langkah-langkah pengerjaan tugas pengoperasian mesin dialisis TORAY TR-FX, sedangkan SOP hemodialisis didapatkan langkah-langkah pengerjaan tugas hemodialisis secara umum dan hasil rekam proses hemodialisis untuk memperkuat hasil pengamatan langsung. Setelah data-data yang diperlukan terkumpul, langkah selanjutnya adalah merancang diagram dekomposisi. Pembuatan diagram dekomposisi ini di mulai dari atas (top
commit to user
IV-4level goals) ke bawah. Pada tahap ini, pertanyaan-pertanyaan diajukan kepada 6 perawat mengenai apa yang mungkin akan terjadi dan apa akibatnya apabila gagal meraih tujuan atau sub-sub tujuan tersebut. Awalnya, pada penelitian ini akan dirancang diagram dekomposisi proses hemodialisis secara keseluruhan, namun karena kompleksitas tugas dari perawat hemodialisis sangat kompleks, maka penelitian ini lebih terfokus dengan interaksi perawat hemodialisis dengan mesin dialisis TORAY TR-FX. Gambar 4.1 menampilkan struktur tugas perawat hemodialisis terhadap mesin dialisis TORAY TR-FX secara rinci. Sedangkan diagram dekomposisi Hierarchical Task Analysis proses hemodialisis keseluruhan terlampir.
4.2.5 Pemeriksaan Ulang Validitas Dekomposisi dengan Stakeholders
Awalnya validasi diagram dekomposisi dilakukan oleh 6 perawat hemodialisis. Namun karena dilihat dari kesediaan dan keterampilan tentang penguasaan proses hemodialisis ini, maka dalam penelitian ini dipilih 1 orang perawat hemodialisis, yaitu Br. Herry Febriansyah. Pemeriksaan ulang dengan dekomposisi dilakukan sebanyak 3 kali. Pemeriksaan pertama menunjukkan bahwa HTA yang dibuat terlalu kompleks. Perawat hemodialisis menyarankan untuk mereduksi HTA agar lebih fokus terhadap interaksi perawat dengan mesin.
Langkah tugas seperti persiapan pasien dan pemeriksaan pasien akhirnya dihilangkan. Pemeriksaan kedua berhasil mereduksi HTA menjadi 4 besar sub tugas, yaitu memeriksa mesin dialisis, menyiapkan dialisis, melakukan dialisis dan mengakhiri dialisis. Namun, masih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam langkah pengerjaan tugas. Pada pemeriksaan ketiga, terdapat 5 tugas yang mengalami perubahan narasi ditandai warna kuning, 10 tugas yang dihilangkan pada validasi ke-3 ditandai warna merah dan 12 tugas yang ditambahkan pada validasi ke-3 ditandai warna biru. Akhirnya pada pemeriksaan ketiga diagram dekomposisi dinyatakan valid oleh perawat hemodialisis tersebut. Perubahan langkah pengerjaan tugas dalam diagram dekomposisi akan dari awal hingga dinyatakan valid ditampilkan pada Tabel 4.1. Hasil diagram dekomposisi yang sudah valid tergambar pada Gambar 4.1.
commit to user
IV-5Tabel 4.1 Perubahan Diagram Dekomposisi
Pertama Kedua Ketiga
Menempatkan saklar stabilizer pada posisi on Menempatkan saklar stabilizer pada posisi on Memeriksa supply air RO ke mesin dialisis Memeriksa supply air RO ke mesin dialisis Menempatkan saklar mesin dialisis pada posisi on Menempatkan saklar mesin dialisis pada posisi on
Menekan tombol START Menekan tombol START
Memeriksa alarm di display Memeriksa sistem komputer di display
Memasang dialiser dan blood line pada mesin dialisis Memasang dialiser dan blood line pada mesin dialisis Memasang cairan infuse pada stand infuse Menekan tombol PRIM di display sub-informasi Menekan tombol PRIM di display sub-informasi Mengatur temperature dan step conductivity
Menempatkan consentrate nozzle merah dan biru pada posisi terlepas dari mesin dialisis
Menempatkan consentrate nozzle merah dan biru pada posisi terlepas dari mesin dialisis
Memasukkan consentrate nozzle merah dan biru pada jerigen cairan acid dan bicarbonate
Memasukkan consentrate nozzle merah dan biru pada jerigen cairan acid dan bicarbonate
Menekan tombol STANDBY Menekan tombol STANDBY
Menunggu beberapa menit sampai display STANDBY 1 OK
Menunggu beberapa menit sampai display STANDBY 1 OK
Menempatkan coupler dialysate pada posisi terlepas dari mesin dialisis
Menempatkan coupler dialysate pada posisi terlepas dari mesin dialisis
Menekan tombol STANDBY lagi
Memasukkan coupler dialysate merah dan biru pada dialiser
Memasukkan coupler dialysate merah dan biru pada dialiser
Menekan tombol STANDBY lagi Menunggu 2 menit sampai display tertulis STANDBY 2
OK
Menunggu 2 menit sampai display tertulis STANDBY 2 OK
Melakukan punksi cimino/vena femoralis dan vena Memasang blood line ke pasien Memasang blood line ke pasien
Mengatur syringe Mengatur syringe
Mengatur blood pump Mengatur blood pump
Mengatur UF Goal
Mengatur UF Time Mengatur UF Time
Menekan tombol DIALYZE Menekan tombol DIALYZE
Memeriksa conductivity sesuai dengan indikasi display Memeriksa conductivity sesuai dengan indikasi display Langkah Pengerjaan Tugas
HTA Keseluruhan (terdapat di
lampiran)
commit to user
IV-6Tabel 4.1 Perubahan Diagram Dekomposisi (Lanjutan)
Pertama Kedua Ketiga
Memeriksa temperature sesuai setting Memeriksa arterial pressure normal
Memeriksa venous pressure normal Memeriksa venous pressure normal Memeriksa UF tergantung UF Volume dan UF Rate Memeriksa UF sesuai UF Goal dan UF Rate Memeriksa dialysate pressure tergantung ultrafiltrasi
Memeriksa level darah di chamber normal
Memeriksa dialysate flow rate +- 500 ml/m Memeriksa dialysate flow rate +- 500 ml/m Memeriksa air bubble detector aktif Memeriksa air bubble detector aktif Memeriksa blood leak detector aktif Memeriksa blood leak detector aktif Memeriksa syringe pump aktif Memeriksa syringe pump aktif Memeriksa alarm tidak ada
Menekan tombol CONFIRM
Menekan tombol STOP Menekan tombol STOP
Menekan tombol BLOOD RETURN beberapa detik Menekan tombol BLOOD RETURN beberapa detik Mencabut AV-Fistula outlet dan inlet
Menekan tombol off pada blood pump
Menempatkan consentrate nozzle merah dan biru pada posisi terlepas dari jerigen cairan acid dan bicarbonate Memasang consentrate Nozel Merah dan Biru pada mesin
dialisis
Memasukkan consentrate nozzle merah dan biru pada mesin dialisis
Melepaskan coupler biru Menempatkan coupler dialysate merah dan biru pada posisi terlepas dari dialiser
Memasukkan coupler dialysate merah dan biru pada mesin dialisis
Menekan tombol DRAIN Menekan tombol RIN. 1
Menekan tombol DIS. 1 Menekan tombol DIS.1 (disinfektan)
Menunggu 40 menit sampai DIS.I OK Menempatkan saklar mesin dialisis pada posisi off Menempatkan saklar stabilizer pada posisi off Keterangan :
Abu-Abu : Narasi diperbaiki pada validasi ke-3 sebanyak 5 tugas Merah : Dihilangkan pada validasi ke-3 sebanyak 10 tugas Biru : Ditambahkan pada validasi ke-3 sebanyak 11 tugas
Langkah Pengerjaan Tugas
HTA Keseluruhan (terdapat di
lampiran)
commit to user
IV-7
Hasil Hierarchical Task Analysis Pada Kerja Perawat Hemodialisis Terhadap Mesin Dialisis TORAY TR-FX Gambar 4.1 Diagram Dekomposisi HTA
commit to user
IV-8
Gambar 4.1 Diagram Dekomposisi HTA (Lanjutan)
commit to user
IV-9
Keterangan: : tindakan tingkat terbawah (bottom-level actions) Gambar 4.1 Diagram Dekomposisi HTA (Lanjutan)
commit to user
IV-10 4.3 Analisis SHERPAPembuatan SHERPA memiliki tujuh langkah, yaitu klasifikasi tugas, identifikasi human error, analisis akibat, analisis probabilitas berurutan, analisis tingkat kekritisan dan analisis perbaikan (Stanton, 2002).
4.3.1 Klasifikasi Tugas
SHERPA menggunakan tindakan tingkat terbawah (bottom-level actions) dalam HTA sebagai masukkannya. Dari tingkat terbawah HTA yang berjumlah total 42 tugas, pada penelitian ini dibuat kuesioner dan menyebarkannya kepada perawat hemodialisis untuk memperoleh klasifikasi kemungkinan kesalahan tugas. Dari kuesioner, diperoleh klasifikasi tugas berdasarkan taksonomi error yaitu tindakan (action) sebanyak 16 tugas, pemeriksaan (checking) sebanyak 7 tugas dan penerimaan informasi (retrieval) sebanyak 3 tugas dari total 26 tugas.
Langkah pengerjaan tugas ditampilkan pada Tabel 4.1 kolom 1.
4.3.2 Identifikasi Human Error
Setelah tugas-tugas diklasifikasikan, kemudian diidentifikasi kemungkinan human error ke dalam mode-mode error menggunakan taksonomi error . Mode error yang mungkin terjadi menggunakan taksonomi error ada 4 mode error, yaitu operasi yang salah pada objek yang benar (A7) sebanyak 9 tugas, menghilangkan operasi (A8) sebanyak 7 tugas, tidak mendapatkan informasi (R1) sebanyak 3 tugas dan menghilangkan pemeriksaan (C1) sebanyak 7 tugas dari total 26 tugas. Mode-mode error ditampilkan pada Tabel 4.1 kolom 2 dan penjelasan kemungkinan error ditampilkan Tabel 4.1 kolom 3.
4.3.3 Analisis Akibat
Analisis akibat dilakukan untuk mempertimbangkan akibat dari setiap error pada sistem karena akibat tersebut memiliki implikasi untuk kekritisan error.
Perawat hemodialisis ditanyakan mengenai dampak-dampak yang akan terjadi dari kemungkinan kesalahan tugas yang telah diprediksi. Analisis akibat akan ditampilkan pada Tabel 4.1 kolom 4.
.
commit to user
IV-11 4.3.4 Analisis PemulihanAnalisis pemulihan dilakukan untuk memulihkan error yang telah atau mungkin terjadi. Jika pemulihan dapat dilakukan pada langkah-langkah selanjutnya maka ditulis langkah tersebut, jika tidak bisa dilakukan pemulihan - Pada penelitian ini, terdapat langkah pengerjaan tugas yang mungkin dilakukan pemulihan pada langkah pengerjaan tugas selanjutnya sebanyak 12 tugas dari total 26 tugas. Analisis pemulihan ditampilkan pada Tabel 4.1 kolom 5.
4.3.5 Analisis Probabilitas Berurutan
Pada penelitian ini dilakukan wawancara dengan perawat hemodialisis untuk mengetahui probabilitas terjadinya kemungkinan error yang telah diprediksi. Penilaian berdasarkan subjektivitas dan pengalaman dari perawat hemodialisis sebagai ahli. Dari hasil wawancara, terdapat probabilitas low (rendah) yaitu tidak pernah terjadi sebanyak 12 tugas, medium (sedang) yaitu pernah terjadi sebanyak 11 tugas dan high (tinggi) yaitu sering terjadi sebanyak 3 tugas. Analisis probabilitas berurutan ditampilkan pada Tabel 4.1 kolom 6.
4.3.6 Analisis Tingkat Kekritisan
Setelah mendapatkan probabilitas dari kemungkinan error, kemudian dilanjutkan wawancara mengenai analisis tingkat kekritisan. Tingkat kekritisan dinilai kritis apabila terjadi kerusakan serius pada peralatan sehingga mengganggu proses hemodialisis atau terjadi cedera pada perawat hemodialisis atau pasien yang mengancam jiwa mereka. Tingkat kekritisan yang kritis ditandai dengan Dari hasil wawancara, terdapat 26 kemungkinan kesalahan tugas yang memiliki tingkat kekritisan yang kritis dari total 42 kemungkinan kesalahan tugas.
Analisis tingkat kekritisan ditampilkan pada Tabel 4.1 kolom 7.
4.3.7 Analisis Perbaikan
Langkah terakhir dalam SHERPA ialah analisis perbaikan. Analisis perbaikan dilakukan untuk mengajukan strategi pengurangan error. Dari hasil wawancara dengan perawat hemodialisis, ada tiga jenis strategi perbaikan, yaitu
commit to user
IV-12secara prosedur dengan membuat suatu daftar pemeriksaan (checklist) sebanyak 19 tugas, secara pelatihan dengan membuat pelatihan agar perawat terampil sebanyak 3 tugas dan kolaborasi secara prosedur dan organisasi dengan membuat suatu daftar pemeriksaan (checklist) dan memberikan briefing dan evaluasi setiap hari sebanyak 4 tugas. Analisis perbaikan ditampilkan pada Tabel 4.1 kolom 8.
commit to user
IV-13
Tabel 4.2 SHERPA L = Low ; M = Medium
commit to user
IV-14
L = Low ; M = Medium ; H = High
commit to user
IV-15
L = Low ; M = Medium
commit to user
IV-16
L = Low ; H = High
commit to user
IV-17
M = Medium
commit to user
IV-18
L = Low ; M = Medium
commit to user
IV-19
L = Low ; M = Medium
commit to user
IV-20
L = Low
commit to user
IV-21
L = Low ; M = Medium
commit to user
IV-224.1 Usulan Strategi Perbaikan Kontrol Checklist Hemodialisis
Usulan strategi perbaikan kontrol checklist hemodialisis dibuat untuk mengurangi kemungkinan human error. Semua langkah pengerjaan akan diperiksa pada kontrol checklist hemodialisis sehingga memastikan bahwa semua langkah pengerjaan telah dilakukan dengan tepat dan benar. Berikut ini ialah usulan strategi perbaikan kontrol checklist hemodialisis.
Tabel 4.3 Kontrol Checklist Hemodialisis
1 Menempatkan saklar stabilizer pada posisi on 2 Memeriksa supply air RO ke mesin dialisis
3 Menempatkan saklar mesin dialisis pada posisi on 4 Menekan tombol START
5 Memeriksa sistem komputer di display
6 Memasang dialiser dan blood line pada mesin dialisis 7 Memasang cairan infuse pada stand infuse 8 Menekan tombol PRIM di display sub-informasi 9 Menempatkan consentrate nozzle merah dan biru pada
posisi terlepas dari mesin dialisis
10 Memasukkan consentrate nozzle merah dan biru pada jerigen cairan acid dan bicarbonate
11 Menekan tombol STANDBY
12 Menunggu beberapa menit sampai display STANDBY 1 OK
13 Menempatkan coupler dialysate pada posisi terlepas dari mesin dialisis
14 Memasukkan coupler dialysate merah dan biru pada dialiser
15 Menekan tombol STANDBY lagi
16 Menunggu 2 menit sampai display tertulis STANDBY 2 OK
Memeriksa Mesin Dialisis
Menyiapkan Dialisis
Kontrol Checklist Hemodialisis
Deskripsi Tugas No.
Sudah dilakukan
(v)
Keterangan
commit to user
IV-23Tabel 4.3 Kontrol Checklist Hemodialisis (Lanjutan)
17 Melakukan punksi cimino/vena femoralis dan vena 18 Memasang blood line ke pasien
19 Mengatur syringe 20 Mengatur blood pump 21 Mengatur UF Goal 22 Mengatur UF Time 23 Menekan tombol DIALYZE
24 Memeriksa conductivity sesuai dengan indikasi display 25 Memeriksa venous pressure normal
26 Memeriksa UF tergantung UF Goal dan UF Rate 27 Memeriksa dialysate flow rate +- 500 ml/m 28 Memeriksa air bubble detector aktif 29 Memeriksa blood leak detector aktif 30 Memeriksa syringe pump aktif
31 Menekan tombol STOP
32 Menekan tombol BLOOD RETURN beberapa detik 33 Mencabut AV-Fistula outlet dan inlet
34 Menekan tombol off pada blood pump
35 Menempatkan consentrate nozzle merah dan biru pada posisi terlepas dari jerigen cairan acid dan bicarbonate 36 Memasukkan consentrate nozzle merah dan biru pada
mesin dialisis
37 Menempatkan coupler dialysate merah dan biru pada posisi terlepas dari dialiser
38 Memasukkan coupler dialysate merah dan biru pada mesin dialisis
39 Menekan tombol DIS.1
40 Menunggu 40 menit sampai DIS.I OK 41 Menempatkan saklar mesin dialisis pada posisi off 42 Menempatkan saklar stabilizer pada posisi off
Melakukan Dialisis
Mengakhiri Dialisis
Kontrol Checklist Hemodialisis
Deskripsi Tugas No.
Sudah dilakukan
(v)
Keterangan