• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

IV-1

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini membahas pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian.

4.1 Observasi

Pada tahap observasi dilakukan empat bagian yaitu wawancara stakeholders, identifikasi SOP mesin dialisis TORAY TR-FX, identifikasi SOP hemodialisis dan rekam proses hemodialisis.

4.1.1 Wawancara Stakeholders

Dalam penelitian ini diwawancarai 1 kepala ruangan, 1 ketua tim dan 4 perawat pelaksana. Para stakeholders diberikan 33 pertanyaan terbuka. Dari hasil wawancara, diketahui bahwa proses-proses hemodialisis yaitu persiapan mesin, persiapan pasien, tindakan punksi, pemrograman mesin, penyelesaian dialisis.

Alat-alat bantu hemodialisis yaitu mesin dialisis, dialiser, AV-Fistula dan blood line. Jumlah pasien hemodialisis tetap sebanyak 33 pasien dan jumlah tindakan hemodialisis setiap bulan sebanyak 240 tindakan. Kesalahan-kesalahan yang mungkin dan pernah terjadi di RS dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor ialah kesalahan tindakan punksi, kesalahan pemberian heparin, tidak mengatur UFG, dan tidak memutarbalikkan posisi dialiser ketika standby 2. Selain itu, ditemukan bahwa 4 perawat hemodialisis telah mengikuti pelatihan hemodialisis dan 2 perawat hemodialisis yang belum mengikuti pelatihan hemodialisis.

4.1.2 Identifikasi SOP Mesin Dialisis TORAY TR-FX

Identifikasi SOP mesin dialisis TORAY TR-FX dilakukan untuk mengetahui langkah-langkah pengoperasian mesin tersebut. Informasi langkah- langkah pengoperasian mesin tersebut direkomendasikan sebagai sumber informasi dalam pembuatan HTA. SOP mesin dialisis TORAY TR-FX dibagi empat tahapan besar yaitu pengecekan, persiapan dialisis, proses dialisis dan selesai dialisis. Jumlah langkah pengoperasian pada SOP mesin dialisis TORAY

(2)

commit to user

IV-2

TR-FX sebanyak 22 langkah. Setelah diperiksa kembali SOP mesin dialisis TORAY TR-FX dengan hasil wawancara perawat hemodialisis, ditemukan ada beberapa kekurangan langkah pengerjaan tugas pada bagian menyelesaikan dialisis. Dalam penelitian ini ditambahkan 3 langkah pada SOP mesin dialisis TORAY TR-FX bagian menyelesaikan dialisis, yaitu menunggu 40 menit sampai DIS.1 OK, menempatkan saklar mesin dialiser pada posisi off dan menempatkan saklar stabilizer pada posisi off.

4.1.3 Identifikasi SOP Hemodialisis

Identifikasi SOP hemodialisis dilakukan untuk mengetahui langkah-langkah pengerjaan hemodialisis secara keseluruhan. Jumlah SOP hemodialisis secara keseluruhan di RS dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor sebanyak 20 buah. Contoh SOP hemodialisis akan ditampilkan pada lampiran. Dari identifikasi SOP hemodialisis, ditemukan bahwa SOP hemodialisis di RS dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor belum disahkan oleh direktur. Untuk itu, SOP hemodialisis saat ini masih mengadopsi dari SOP hemodialisis lainnya, yaitu dari SOP dari Fresenius Medical Care yang dimiliki RS. Cikini, Jakarta. Namun, masih banyak terjadi kesalahan dan kekurangan langkah pengerjaan tugas. Hal ini disebabkan langkah pengerjaan tugas tidak disesuaikan dengan kondisi sarana dan prasarana serta fasilitas yang ada di RS. dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Contohnya ialah penggunaan apron, kacamata, masker tidak dilakukan karena keterbatasan fasilitas di RS. dr. H.

Marzoeki Mahdi Bogor. Selain itu perbedaan mesin dialisis yang digunakan mempengaruhi langkah pengerjaan tugas.

4.1.4 Rekam Proses Hemodialisis

Rekam proses hemodialisis dilakukan di RS. dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor untuk memperkuat data hasil pengamatan langsung pada pembuatan SHERPA.

Hasil rekam proses hemodialisis berupa rekaman video mulai dari persiapan dialisis, perlakuan dialisis dan penyelesaian dialisis.

(3)

commit to user

IV-3 4.2 Pembuatan HTA

Pembuatan HTA memiliki lima langkah yaitu penentuan tujuan analisis, penentuan tujuan tugas, identifikasi sumber-sumber informasi tugas, pengumpulan data dan rancangan diagram dekomposisi dan periksa ulang validasi dekomposisi dengan stakeholders (Annett, 2002).

4.2.1 Penentuan Tujuan Analisis

Penentuan tujuan analisis merupakan tujuan dilakukannya penelitian ini, yaitu mengidentifikasi tugas-tugas perawat hemodialisis untuk dijadikan masukan kemungkinan kesalahan langkah pengerjaan tugas yang dilakukan oleh perawat hemodialisis terhadap mesin dialisis TORAY TR-FX pada metode SHERPA.

4.2.2 Penentuan Tujuan Tugas

Berdasarkan wawancara dengan 6 perawat hemodialisis didapatkan bahwa tugas dari perawat hemodialisis terhadap mesin dialisis TORAY TR-FX adalah membantu proses hemodialisis berjalan aman dan lancar.

4.2.3 Identifikasi Sumber-Sumber Informasi Tugas

Sumber informasi tugas yang diidentifikasi dalam penelitian ini ada 4 sumber informasi yang digunakan dalam pembuatan HTA, yaitu wawancara stakeholders, SOP mesin dialisis TORAY TR-FX, SOP hemodialisis dan rekam proses hemodialisis.

4.2.4 Pengumpulan Data dan Rancangan Diagram Dekomposisi

Pada penelitian ini dikumpulkan data-data dari 4 sumber informasi tersebut.

Hasil wawancara stakeholders mendapatkan tujuan tugas perawat hemodialisis.

Dari SOP mesin dialisis TORAY TR-FX didapatkan langkah-langkah pengerjaan tugas pengoperasian mesin dialisis TORAY TR-FX, sedangkan SOP hemodialisis didapatkan langkah-langkah pengerjaan tugas hemodialisis secara umum dan hasil rekam proses hemodialisis untuk memperkuat hasil pengamatan langsung. Setelah data-data yang diperlukan terkumpul, langkah selanjutnya adalah merancang diagram dekomposisi. Pembuatan diagram dekomposisi ini di mulai dari atas (top

(4)

commit to user

IV-4

level goals) ke bawah. Pada tahap ini, pertanyaan-pertanyaan diajukan kepada 6 perawat mengenai apa yang mungkin akan terjadi dan apa akibatnya apabila gagal meraih tujuan atau sub-sub tujuan tersebut. Awalnya, pada penelitian ini akan dirancang diagram dekomposisi proses hemodialisis secara keseluruhan, namun karena kompleksitas tugas dari perawat hemodialisis sangat kompleks, maka penelitian ini lebih terfokus dengan interaksi perawat hemodialisis dengan mesin dialisis TORAY TR-FX. Gambar 4.1 menampilkan struktur tugas perawat hemodialisis terhadap mesin dialisis TORAY TR-FX secara rinci. Sedangkan diagram dekomposisi Hierarchical Task Analysis proses hemodialisis keseluruhan terlampir.

4.2.5 Pemeriksaan Ulang Validitas Dekomposisi dengan Stakeholders

Awalnya validasi diagram dekomposisi dilakukan oleh 6 perawat hemodialisis. Namun karena dilihat dari kesediaan dan keterampilan tentang penguasaan proses hemodialisis ini, maka dalam penelitian ini dipilih 1 orang perawat hemodialisis, yaitu Br. Herry Febriansyah. Pemeriksaan ulang dengan dekomposisi dilakukan sebanyak 3 kali. Pemeriksaan pertama menunjukkan bahwa HTA yang dibuat terlalu kompleks. Perawat hemodialisis menyarankan untuk mereduksi HTA agar lebih fokus terhadap interaksi perawat dengan mesin.

Langkah tugas seperti persiapan pasien dan pemeriksaan pasien akhirnya dihilangkan. Pemeriksaan kedua berhasil mereduksi HTA menjadi 4 besar sub tugas, yaitu memeriksa mesin dialisis, menyiapkan dialisis, melakukan dialisis dan mengakhiri dialisis. Namun, masih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam langkah pengerjaan tugas. Pada pemeriksaan ketiga, terdapat 5 tugas yang mengalami perubahan narasi ditandai warna kuning, 10 tugas yang dihilangkan pada validasi ke-3 ditandai warna merah dan 12 tugas yang ditambahkan pada validasi ke-3 ditandai warna biru. Akhirnya pada pemeriksaan ketiga diagram dekomposisi dinyatakan valid oleh perawat hemodialisis tersebut. Perubahan langkah pengerjaan tugas dalam diagram dekomposisi akan dari awal hingga dinyatakan valid ditampilkan pada Tabel 4.1. Hasil diagram dekomposisi yang sudah valid tergambar pada Gambar 4.1.

(5)

commit to user

IV-5

Tabel 4.1 Perubahan Diagram Dekomposisi

Pertama Kedua Ketiga

Menempatkan saklar stabilizer pada posisi on Menempatkan saklar stabilizer pada posisi on Memeriksa supply air RO ke mesin dialisis Memeriksa supply air RO ke mesin dialisis Menempatkan saklar mesin dialisis pada posisi on Menempatkan saklar mesin dialisis pada posisi on

Menekan tombol START Menekan tombol START

Memeriksa alarm di display Memeriksa sistem komputer di display

Memasang dialiser dan blood line pada mesin dialisis Memasang dialiser dan blood line pada mesin dialisis Memasang cairan infuse pada stand infuse Menekan tombol PRIM di display sub-informasi Menekan tombol PRIM di display sub-informasi Mengatur temperature dan step conductivity

Menempatkan consentrate nozzle merah dan biru pada posisi terlepas dari mesin dialisis

Menempatkan consentrate nozzle merah dan biru pada posisi terlepas dari mesin dialisis

Memasukkan consentrate nozzle merah dan biru pada jerigen cairan acid dan bicarbonate

Memasukkan consentrate nozzle merah dan biru pada jerigen cairan acid dan bicarbonate

Menekan tombol STANDBY Menekan tombol STANDBY

Menunggu beberapa menit sampai display STANDBY 1 OK

Menunggu beberapa menit sampai display STANDBY 1 OK

Menempatkan coupler dialysate pada posisi terlepas dari mesin dialisis

Menempatkan coupler dialysate pada posisi terlepas dari mesin dialisis

Menekan tombol STANDBY lagi

Memasukkan coupler dialysate merah dan biru pada dialiser

Memasukkan coupler dialysate merah dan biru pada dialiser

Menekan tombol STANDBY lagi Menunggu 2 menit sampai display tertulis STANDBY 2

OK

Menunggu 2 menit sampai display tertulis STANDBY 2 OK

Melakukan punksi cimino/vena femoralis dan vena Memasang blood line ke pasien Memasang blood line ke pasien

Mengatur syringe Mengatur syringe

Mengatur blood pump Mengatur blood pump

Mengatur UF Goal

Mengatur UF Time Mengatur UF Time

Menekan tombol DIALYZE Menekan tombol DIALYZE

Memeriksa conductivity sesuai dengan indikasi display Memeriksa conductivity sesuai dengan indikasi display Langkah Pengerjaan Tugas

HTA Keseluruhan (terdapat di

lampiran)

(6)

commit to user

IV-6

Tabel 4.1 Perubahan Diagram Dekomposisi (Lanjutan)

Pertama Kedua Ketiga

Memeriksa temperature sesuai setting Memeriksa arterial pressure normal

Memeriksa venous pressure normal Memeriksa venous pressure normal Memeriksa UF tergantung UF Volume dan UF Rate Memeriksa UF sesuai UF Goal dan UF Rate Memeriksa dialysate pressure tergantung ultrafiltrasi

Memeriksa level darah di chamber normal

Memeriksa dialysate flow rate +- 500 ml/m Memeriksa dialysate flow rate +- 500 ml/m Memeriksa air bubble detector aktif Memeriksa air bubble detector aktif Memeriksa blood leak detector aktif Memeriksa blood leak detector aktif Memeriksa syringe pump aktif Memeriksa syringe pump aktif Memeriksa alarm tidak ada

Menekan tombol CONFIRM

Menekan tombol STOP Menekan tombol STOP

Menekan tombol BLOOD RETURN beberapa detik Menekan tombol BLOOD RETURN beberapa detik Mencabut AV-Fistula outlet dan inlet

Menekan tombol off pada blood pump

Menempatkan consentrate nozzle merah dan biru pada posisi terlepas dari jerigen cairan acid dan bicarbonate Memasang consentrate Nozel Merah dan Biru pada mesin

dialisis

Memasukkan consentrate nozzle merah dan biru pada mesin dialisis

Melepaskan coupler biru Menempatkan coupler dialysate merah dan biru pada posisi terlepas dari dialiser

Memasukkan coupler dialysate merah dan biru pada mesin dialisis

Menekan tombol DRAIN Menekan tombol RIN. 1

Menekan tombol DIS. 1 Menekan tombol DIS.1 (disinfektan)

Menunggu 40 menit sampai DIS.I OK Menempatkan saklar mesin dialisis pada posisi off Menempatkan saklar stabilizer pada posisi off Keterangan :

Abu-Abu : Narasi diperbaiki pada validasi ke-3 sebanyak 5 tugas Merah : Dihilangkan pada validasi ke-3 sebanyak 10 tugas Biru : Ditambahkan pada validasi ke-3 sebanyak 11 tugas

Langkah Pengerjaan Tugas

HTA Keseluruhan (terdapat di

lampiran)

(7)

commit to user

IV-7

Hasil Hierarchical Task Analysis Pada Kerja Perawat Hemodialisis Terhadap Mesin Dialisis TORAY TR-FX Gambar 4.1 Diagram Dekomposisi HTA

(8)

commit to user

IV-8

Gambar 4.1 Diagram Dekomposisi HTA (Lanjutan)

(9)

commit to user

IV-9

Keterangan: : tindakan tingkat terbawah (bottom-level actions) Gambar 4.1 Diagram Dekomposisi HTA (Lanjutan)

(10)

commit to user

IV-10 4.3 Analisis SHERPA

Pembuatan SHERPA memiliki tujuh langkah, yaitu klasifikasi tugas, identifikasi human error, analisis akibat, analisis probabilitas berurutan, analisis tingkat kekritisan dan analisis perbaikan (Stanton, 2002).

4.3.1 Klasifikasi Tugas

SHERPA menggunakan tindakan tingkat terbawah (bottom-level actions) dalam HTA sebagai masukkannya. Dari tingkat terbawah HTA yang berjumlah total 42 tugas, pada penelitian ini dibuat kuesioner dan menyebarkannya kepada perawat hemodialisis untuk memperoleh klasifikasi kemungkinan kesalahan tugas. Dari kuesioner, diperoleh klasifikasi tugas berdasarkan taksonomi error yaitu tindakan (action) sebanyak 16 tugas, pemeriksaan (checking) sebanyak 7 tugas dan penerimaan informasi (retrieval) sebanyak 3 tugas dari total 26 tugas.

Langkah pengerjaan tugas ditampilkan pada Tabel 4.1 kolom 1.

4.3.2 Identifikasi Human Error

Setelah tugas-tugas diklasifikasikan, kemudian diidentifikasi kemungkinan human error ke dalam mode-mode error menggunakan taksonomi error . Mode error yang mungkin terjadi menggunakan taksonomi error ada 4 mode error, yaitu operasi yang salah pada objek yang benar (A7) sebanyak 9 tugas, menghilangkan operasi (A8) sebanyak 7 tugas, tidak mendapatkan informasi (R1) sebanyak 3 tugas dan menghilangkan pemeriksaan (C1) sebanyak 7 tugas dari total 26 tugas. Mode-mode error ditampilkan pada Tabel 4.1 kolom 2 dan penjelasan kemungkinan error ditampilkan Tabel 4.1 kolom 3.

4.3.3 Analisis Akibat

Analisis akibat dilakukan untuk mempertimbangkan akibat dari setiap error pada sistem karena akibat tersebut memiliki implikasi untuk kekritisan error.

Perawat hemodialisis ditanyakan mengenai dampak-dampak yang akan terjadi dari kemungkinan kesalahan tugas yang telah diprediksi. Analisis akibat akan ditampilkan pada Tabel 4.1 kolom 4.

.

(11)

commit to user

IV-11 4.3.4 Analisis Pemulihan

Analisis pemulihan dilakukan untuk memulihkan error yang telah atau mungkin terjadi. Jika pemulihan dapat dilakukan pada langkah-langkah selanjutnya maka ditulis langkah tersebut, jika tidak bisa dilakukan pemulihan - Pada penelitian ini, terdapat langkah pengerjaan tugas yang mungkin dilakukan pemulihan pada langkah pengerjaan tugas selanjutnya sebanyak 12 tugas dari total 26 tugas. Analisis pemulihan ditampilkan pada Tabel 4.1 kolom 5.

4.3.5 Analisis Probabilitas Berurutan

Pada penelitian ini dilakukan wawancara dengan perawat hemodialisis untuk mengetahui probabilitas terjadinya kemungkinan error yang telah diprediksi. Penilaian berdasarkan subjektivitas dan pengalaman dari perawat hemodialisis sebagai ahli. Dari hasil wawancara, terdapat probabilitas low (rendah) yaitu tidak pernah terjadi sebanyak 12 tugas, medium (sedang) yaitu pernah terjadi sebanyak 11 tugas dan high (tinggi) yaitu sering terjadi sebanyak 3 tugas. Analisis probabilitas berurutan ditampilkan pada Tabel 4.1 kolom 6.

4.3.6 Analisis Tingkat Kekritisan

Setelah mendapatkan probabilitas dari kemungkinan error, kemudian dilanjutkan wawancara mengenai analisis tingkat kekritisan. Tingkat kekritisan dinilai kritis apabila terjadi kerusakan serius pada peralatan sehingga mengganggu proses hemodialisis atau terjadi cedera pada perawat hemodialisis atau pasien yang mengancam jiwa mereka. Tingkat kekritisan yang kritis ditandai dengan Dari hasil wawancara, terdapat 26 kemungkinan kesalahan tugas yang memiliki tingkat kekritisan yang kritis dari total 42 kemungkinan kesalahan tugas.

Analisis tingkat kekritisan ditampilkan pada Tabel 4.1 kolom 7.

4.3.7 Analisis Perbaikan

Langkah terakhir dalam SHERPA ialah analisis perbaikan. Analisis perbaikan dilakukan untuk mengajukan strategi pengurangan error. Dari hasil wawancara dengan perawat hemodialisis, ada tiga jenis strategi perbaikan, yaitu

(12)

commit to user

IV-12

secara prosedur dengan membuat suatu daftar pemeriksaan (checklist) sebanyak 19 tugas, secara pelatihan dengan membuat pelatihan agar perawat terampil sebanyak 3 tugas dan kolaborasi secara prosedur dan organisasi dengan membuat suatu daftar pemeriksaan (checklist) dan memberikan briefing dan evaluasi setiap hari sebanyak 4 tugas. Analisis perbaikan ditampilkan pada Tabel 4.1 kolom 8.

(13)

commit to user

IV-13

Tabel 4.2 SHERPA L = Low ; M = Medium

(14)

commit to user

IV-14

L = Low ; M = Medium ; H = High

(15)

commit to user

IV-15

L = Low ; M = Medium

(16)

commit to user

IV-16

L = Low ; H = High

(17)

commit to user

IV-17

M = Medium

(18)

commit to user

IV-18

L = Low ; M = Medium

(19)

commit to user

IV-19

L = Low ; M = Medium

(20)

commit to user

IV-20

L = Low

(21)

commit to user

IV-21

L = Low ; M = Medium

(22)

commit to user

IV-22

4.1 Usulan Strategi Perbaikan Kontrol Checklist Hemodialisis

Usulan strategi perbaikan kontrol checklist hemodialisis dibuat untuk mengurangi kemungkinan human error. Semua langkah pengerjaan akan diperiksa pada kontrol checklist hemodialisis sehingga memastikan bahwa semua langkah pengerjaan telah dilakukan dengan tepat dan benar. Berikut ini ialah usulan strategi perbaikan kontrol checklist hemodialisis.

Tabel 4.3 Kontrol Checklist Hemodialisis

1 Menempatkan saklar stabilizer pada posisi on 2 Memeriksa supply air RO ke mesin dialisis

3 Menempatkan saklar mesin dialisis pada posisi on 4 Menekan tombol START

5 Memeriksa sistem komputer di display

6 Memasang dialiser dan blood line pada mesin dialisis 7 Memasang cairan infuse pada stand infuse 8 Menekan tombol PRIM di display sub-informasi 9 Menempatkan consentrate nozzle merah dan biru pada

posisi terlepas dari mesin dialisis

10 Memasukkan consentrate nozzle merah dan biru pada jerigen cairan acid dan bicarbonate

11 Menekan tombol STANDBY

12 Menunggu beberapa menit sampai display STANDBY 1 OK

13 Menempatkan coupler dialysate pada posisi terlepas dari mesin dialisis

14 Memasukkan coupler dialysate merah dan biru pada dialiser

15 Menekan tombol STANDBY lagi

16 Menunggu 2 menit sampai display tertulis STANDBY 2 OK

Memeriksa Mesin Dialisis

Menyiapkan Dialisis

Kontrol Checklist Hemodialisis

Deskripsi Tugas No.

Sudah dilakukan

(v)

Keterangan

(23)

commit to user

IV-23

Tabel 4.3 Kontrol Checklist Hemodialisis (Lanjutan)

17 Melakukan punksi cimino/vena femoralis dan vena 18 Memasang blood line ke pasien

19 Mengatur syringe 20 Mengatur blood pump 21 Mengatur UF Goal 22 Mengatur UF Time 23 Menekan tombol DIALYZE

24 Memeriksa conductivity sesuai dengan indikasi display 25 Memeriksa venous pressure normal

26 Memeriksa UF tergantung UF Goal dan UF Rate 27 Memeriksa dialysate flow rate +- 500 ml/m 28 Memeriksa air bubble detector aktif 29 Memeriksa blood leak detector aktif 30 Memeriksa syringe pump aktif

31 Menekan tombol STOP

32 Menekan tombol BLOOD RETURN beberapa detik 33 Mencabut AV-Fistula outlet dan inlet

34 Menekan tombol off pada blood pump

35 Menempatkan consentrate nozzle merah dan biru pada posisi terlepas dari jerigen cairan acid dan bicarbonate 36 Memasukkan consentrate nozzle merah dan biru pada

mesin dialisis

37 Menempatkan coupler dialysate merah dan biru pada posisi terlepas dari dialiser

38 Memasukkan coupler dialysate merah dan biru pada mesin dialisis

39 Menekan tombol DIS.1

40 Menunggu 40 menit sampai DIS.I OK 41 Menempatkan saklar mesin dialisis pada posisi off 42 Menempatkan saklar stabilizer pada posisi off

Melakukan Dialisis

Mengakhiri Dialisis

Kontrol Checklist Hemodialisis

Deskripsi Tugas No.

Sudah dilakukan

(v)

Keterangan

(24)

commit to user

IV-24

Referensi

Dokumen terkait

Data yang diperoleh berdasarkan pengamatan selama bulan maret sampai dengan bulan mei 2013, Dimana untuk data problem dari customer banyak kesalahan yang diakibatkan dari

Dalam sehari bekerja programmer duduk lebih dari 5-6 jam, meja dan kursi untuk bekerja kurang ergonomis yang menyebabkan terjadinya kesalahan postur kerja dapat dilihat

4.3.2.1 Penentuan Bagian dari proses manufacturing yang menimbulkan cacat Untuk mengetahui bagian proses yang menimbulkan cacat maka dilakukan pengukuran proses. Data yang

Setelah melakukan tahap mengidentifikasi data yang membuat data menjadi lebih terurut, maka dapat dibuat sebuah jaringan kerja pada setiap kegiatan proses CPCP

Dari check sheet yang tersedia, selanjutnya data akan diolah untuk mengidentifikasi jenis cacat yang dominan berdasarkan frekuesi dari masing- masing jenis

Tahap define ini merupakan langkah pertama dalam fase DMAIC yang bertujuan untuk mengidentifikasi produk dan/atau proses yang akan diperbaiki dan sumber daya

4.8 Penentuan Poligon Pit Limit Pada Rancangan Pit Poligon pit limit penambangan batubara didaerah penelitian, berdasarkan :  Peta Model Blok Stripping Ratio SR  Stripping Ratio

5 Penentuan Current Process Control Potential Failure Mode Potential Effect S Failure Current Process Control Bentuk yang tidak sesuai Perhatian akan kebersihan kurang