METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Rencana penelitian ini adalah Survey Explanatory, yang bertujuan
menganalisa pengaruh faktor personal dan faktor situasional terhadap komunikasi
terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien di Rumah Sakit Umum Herna
Medan.
Survey Explanatory adalah penelitian yang dirancang untuk menjelaskan
hubungan causal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotese. (Singarimbun,
1995).
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Herna Medan karena menurut
peneliti komunikasi terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien disana belum
efektif dan belum pernah dilakukan penelitian yang serupa.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan melakukan survey awal sampai seminar hasil
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana di Rumah
Sakit Umum Herna Medan. Berdasarkan data dari Bidang Kepegawaian di Rumah
Sakit Umum Herna Medan tahun 2012 diperoleh data bahwa jumlah perawat
pelaksana sebagai populasi 241 orang.
3.3.2. Sampel
Sesuai dengan kepentingan penelitian perawat pelaksana yang dijadikan
sebagai sampel dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana yang terkait dengan
komunikasi terapeutik diruang rawat inap di Rumah Sakit Umum Herna Medan.
Berdasarkan data dari Bidang Kepegawaian Rumah Sakit Umum Herna tahun 2012
bahwa jumlah perawat pelaksana yang bertugas di bagian rawat-inap adalah 173
orang dan yang akan diambil jadi sampel adalah perawat pelaksana yang bertugas
diruang rawat inap dengan masa kerja minimal lima tahun.
Sesuai dengan data dari Bidang Kepegawaian Rumah Sakit Umum Herna
Medan, maka jumlah perawat pelaksana yang bertugas di ruang rawat inap dengan
masa kerja lebih dari lima tahun yang dijadikan sampel adalah 91 orang.
Mereka ini bertugas di ruangan-ruangan Super VIP, VIP, Klas I, Klas II, Klas
3.4.1. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara langsung
kepada perawat pelaksana dengan berpedoman pada kuesioner yang telah
dipersiapkan lebih dahulu. Adapun sumber data primer yang didapat dari hasil
jawaban responden yang terkait dengan faktor personal meliputi : (a) kesamaan
karakteristik dan (b) isolasi diri serta faktor situasional meliputi (a) daya tarik fisik,
(b) ganjaran, (c) kedekatan (proximity), dan (d) kemampuan.
Untuk komunikasi terapeutik yang meliputi ; (a) mendengarkan (listening),
(b) pertanyaan terbuka, (c) mengulang, (d) penerimaan (acceptance), (e) klarifikasi,
(f) memfokuskan, (g) membagi persepsi (h) identifikasi tema, (i) informing dan
(j) saran, peneliti dibantu koordinator keperawatan mengobservasi, apakah perawat
pelaksana melakukannya sesuai dengan teknik komunikasi terapeutik.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari catatatan dan dokumen
Rumah Sakit Umum Herna serta data lainnya yang mendukung pembahasan hasil
penelitian terkait. Data faktor personal dan faktor situasional yang diperoleh dari
bagian personalia meliputi data (1) jumlah perawat seluruhnya, (2) jumlah perawat di
3.4.3. Validitas dan Reliabilitas
Kelayakan menggunakan instrumen yang akan dipakai untuk penelitian
memerlukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas sudah
dilakukan oleh Fanny (2011) di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan yang
ternyata sudah valid dan reliabel.
Faktor demografi rumah sakit tersebut relatif sama dan jaraknya relatif dekat
dengan Rumah Sakit Umum Herna Medan .Jadi kalau valid dan reliabel untuk rumah
sakit yang satu, berarti valid dan reliabel pula untuk rumah sakit yang satunya lagi.
3.5. Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variabel faktor personal dan faktor
situasional. Adapun variabel dan definisi operasional adalah sebagai berikut:
1. Faktor personal adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu meliputi,
(a) Kesamaan karakteristik,
(b) Isolasi diri.
Adapun indikator dan definisi operasional adalah sebagai berikut :
a. Kesamaan karakteritik personal adalah kesamaan karakteristik antara
seseorang dengan orang lain yang memiliki kesamaan dalam nilai-nikai,
sikap, keyakinan, tingkat sosio-ekonomis dan ideologis dan cenderung jadi
saling menyukai. Seseorang yang dimaksud dalam hal ini adalah hubungan
terisolasi, yang kemudian merasa bahagia karena kehadiran orang lain.
Orang tersebut cenderung menjalin komunikasi karena merasa kehadiran
orang lain itu dapat mendatangkan kebahagiaan baginya. Apabila proses
terserbut berjalan dengan baik maka komunikasi interpersonal akan dapat
dirasakan dan menimbulkan rasa nyaman. Dalam hal ini adalah komunikasi
antara perawat pelaksana dengan pasien
2. Faktor situasional adalah faktor yang timbul dari luar individu, meliputi: (a) daya
tarik fisik, (b) ganjaran, (c) kedekatan, dan (d) kemampuan.
Adapun indikator dan definisi operasional adalah sebagai berikut:
a. Daya tarik fisik adalah satu kondisi yang mendorong atau menjadikan
seorang melakukan komunikasi dengan orang lain yang berpenampilan
menarik cenderung mendapat penilaian yang baik dan dikatakan mempunyai
sifat yang baik juga. Dalam hal ini adalah kecenderungan perawat pelaksana
menilai penampilan pasien dalam komunikasi interpersonal.
b. Ganjaran merupakan keadaan seseorang yang cenderung menyenangi
orang yang memberinya ganjaran seperti ganjaran berupa bantuan, dorongan
moril, pujian, hal-hal yang meningkatkan harga diri antar personal dan
lain-lain. Dalam hal ini adalah perawat pelaksana yang lebih menyenangi pasien
yang memberi ganjaran padanya untuk berkomunikasi interpersonal.
c. Kedekatan adalah keadaan yang merupakan kecenderungan menyenangi
duduk dan sebagainya. Dalam hal ini adalah kecenderungan perawat
pelaksana untuk lebih menyenangi pasien yang mempunyai kedekatan dengan
dia untuk berkomunikasi interpersonal.
d. Kemampuan adalah keadaan seseorang cenderung menyenangi orang-orang
yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi atau lebih berhasil dari pada
dirinya. Dengan kata lain ia akan menyenangi berkomunikasi interpersonal
dengan pasien yang lebih mampu dari dia.
3.5.2. Variabel Terikat
Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah komunikasi
terapeutik perawat pelaksana dengan pasien di Rumah Sakit Umum Herna yang
dengan sadar bertujuan untuk kebaikan pasien melalui teknik komunikasi dan
kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien dengan membina komunikasi
terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien.
Teknik komunikasi terapeutik ini terdiri dari:
a. Mendengarkan (listening),merupakan teknik komunikasi dengan cara memberi
kesempatan pada pasien untuk bicara banyak dan perawat sebagai pendengar
yang aktif mendengarkan apa yang dikatakan pasien dengan penuh perhatian.
b. Pertanyaan terbuka (broad opening) memberikan inisiatif kepada pasien
,mendorong pasien dan menyeleksi topik yang dibicarakan dengan pasien.
c. Mengulang (restating) merupakan teknik yang dilaksanakan dengan cara
memberi tanda bahwa perawat mengikuti pembicaraannya.
d. Penerimaan (acceptance) merupakan dukungan dan penerimaan informasi yang
disampaikan pasien dengan tingkah laku menunjukkan ketertarikan dan tidak
memberikan penilaian.
e. Klarifikasi merupakan teknik yang digunakan kalau perawat ragu, tidak jelas,
tidak dengar atau mungkin pasien malu mengungkapkan dengan terus terang
tentang informasi yang diberikannya.
f. Memfokuskan. Bila topik yang dibicarakan perawat anggap penting, maka ia
harus menjaga supaya pembicaraan tidak lari kemana-mana lagi tetapi tetap
menuju yang lebih spesifik, lebih jelas, terfokus pada realita.
g. Membagi persepsi yaitu teknik berkomunikasi dengan cara meminta pendapat dan
bagaimana perasaan pasien tentang hal-hal yang difikirkannya.
h. Identifikasi “tema” merupakan teknik dengan mencari latar belakang atau tema
masalah pasien yang muncul dan mungkin berguna untuk meningkatkan
pengertian dan untuk mengeksplorasi masalahnya.
i. Informing merupakan teknik peyediaan tambahan informasi yang berguna untuk
dapat respons lanjutan dari pasien.
j. Saran merupakan teknik yang memberikan ide-ide alternatif yang bermaksud
3.6. Metode Pengukuran
3.6.1. Metode Pengukuran Variabel Bebas
Pengukuran variabel bebas yaitu faktor personal dan faktor situasional, pada
Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Pengukuran Variabel Bebas
Variabel Jumlah
indikator Indikator Skor Katagori Skala ukur
Faktor
c.Tidak baik interval
3.6.2. Metode Pengukuran Variabel Terikat
Pengukuran variabel terikat, yaitu komunikasi terapeutik perawat pelaksana
dengan pasien, pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Pengukuran Variabel Terikat
Komunikasi terapeutik
(Y) Indikator Skor Katagori
Skala ukur
a. Mendengarkan (listening)
a. Analisa univariat, yaitu analisis variabel independen dalam bentuk distribusi
frekuensi dan dihitung persentasenya.
b. Analisa bivariat, yaitu analisis hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen dalam bentuk tabel silang, sehingga diketahui jumlah dan
persentase responden berdasarkan kategori variabel bebas yang dirinci
berdasarkan katagori variabel bebas.
c. Analisa multivariat untuk mengetahui variabel independen yang paling
berpengaruh terhadap variabel dependen dengan menggunakan regresi linier
berganda. Adapun persamaan regresi linier berganda:
Y = b0 + b1X1 + b2X2
Dimana:
+ µ
Y = Komunikasi Terapeutik
b0
X
= Konstanta
1
X
= Faktor Personal
2
b
= Faktor Situasional
1-b2
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Herna Medan
Rumah Sakit Umum Herna Medan, adalah salah satu rumah sakit swasta di
Sumatera Utara yang didirikan oleh Yayasan T.D.Pardede. Sebelumnya rumah sakit
ini dimulai dari poliklinik kecil yang dikhususkan untuk para pegawai perusahaan
T.D.Pardede Holding Company. Poliklinik ini terus berkembang sesuai
pengembangan jumlah pegawai, menjadi Balai Pengobatan yang lebih lengkap
dengan fasilitas rawat jalan dan rawat inap pada tahun 1962 di Jl. Syailendra Medan.
Sejalan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat akan fasilitas
kesehatan yang lebih bermutu dan lengkap maka atas prakarsa ibu Hermina br
Napitupulu istri T.D.Pardede almarhum, poliklinik tadi dilanjutkan jadi rumah sakit
kecil yang kemudian berkembang menjadi Rumah Sakit Surya Husada pada tahun
1966 yang berdiri di Jl. Mojopahit no 118 A Medan dengan memakai lahan bekas
pabrik textil P.T. Hisar Sakti yang merupakan cikal bakal dari perusahaan besar T.D.
Pardede Holding Company. Kemudian namanya diubah menjadi Rumah Sakit Umum
Herna Medan. Rumah sakit ini diresmikan pada tanggal 20 Maret 1970 dan
termasuk rumah sakit Klas B dan sekarang sudah mempunyai kapasitas 160 unit
tempat tidur. Mempunyai pegawai tetap 486 orang yang merupakan tenaga medis dan
RSU Herna Medan terletak di Jalan Majapahit no.118 A Medan, Kelurahan
Medan Petisah, Kecamatan Medan Baru, Propininsi Sumatera Utara, diatas tanah
datar seluas 14.672 m2
4.1.3. Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Herna Medan
.
Sebagai rumah sakit swasta yang termasuk salah satu rumah sakit swasta yang
termasuk tua dan cukup besar di kota Medan, wajarlah Rumah sakit ini
mempunyai visi dan misi yang sudah mantap dalam menetapkan cita-cita yang harus
dicapai dengan cara dan perjalanan yang harus ditempuh. Adapun visi dan misi
Rumah Sakit Umum Herna Medan adalah sebagai berikut :
Visi :
Menjadikan Rumah Sakit Umum Herna Medan sebagai salah satu Rumah Sakit
swasta terbaik di Sumatera Utara dalam hal pelayanan kesehatan.
Misi :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan pasien secara profesional, bermutu yang
sesuai dengan etika rumah sakit, serta terjangkau oleh segenap lapisan
masyarakat.
2. Melaksanakan pendidikan dan latihan tenaga kesehatan Akademi Perawat
dan SPK untuk menghasilkan SDM yang berkualitas.
3. Melaksanakan sistim rujukan
Dari visi dan misi ini tampaklah bahwa tugas rumah sakit ini adalah
perawat yang dapat memberikan pelayanan yang berdaya guna dan berhasil guna
dengan mengefektifkan mutu keperawatannya yang salah satu dan cukup penting
adalah melalui komunikasi terapeutik.
Walaupun sudah banyak cara ataupun usaha dilakukan untuk meningkatkan
mutu keperawatan ini, namun menurut pengamatan penulis tetap saja hasilnya
belum memuaskan kalau dibandingkan dengan usia rumah sakit yang sudah begitu
lama (40 tahun). Juga kalau dilihat dari indikator kinerja Rumah Sakit Umum Herna
yang masih jauh dari memuaskan, bahkan tampak penurunan pada tahun 2011 yang
lalu.
4.1.4. Tenaga Kesehatan dan Pelayanan di Rumah Sakit Umum Herna Medan a. Sumber Daya Manusia
Jumlah tenaga kerja di Rumah Sakit Umum Herna Medan ada sebanyal 486 yang
terdiri dari dokter-dokter, perawat, tenaga medis dan non medis. Dokter umum
yang full timer 8 orang dan yang part timer 11 orang. Dokter Spesialis dan
Superspesialis semua adalah part timer sebanyak 108 orang. Paramedis
Keperawatan ada 241 orang yang 173 orang diantaranya bertugas di ruangan
rawat inap dan 91 orang dari mereka sudah bertugas selama lima tahun dan yang
terakhir inilah yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
b. Jenis Pelayanan
1. Jenis pelayanan terdiri dari: - Unit Rawat Jalan
Gastroenterohepatologi, Ginjal/Hipertensi)
- Klinik Bedah (Umum,Digestif,
Plastik,Onkologi, Orthopedi, Anak)
- Klinik Kebidanan dan Kandungan,
- Klinik Kesehatan Anak
- Klinik Kardiologi
- Klinik Paru
- Klinik Neurologi
- Klinik Psychiatri-
- Klinik, Mata,
- Klink THT
- Klinik Kulit dan Kelamin
3. Unit Rawat Inap : - Kelompok perawatan Penyakit
Dalam,Paru,Jantung,Kulit.
- Kelompok Perawatan Kebidanan /Ginekologi
- Kelompok Perawatan Bedah,
- Kelompok Perawatan Anak
- Kelompok Perawatan Neurologi/ Unit Stroke
- Kelompok perawatan Hematologi/ Onkologi
4. Unit Perawatan Intensif : - ICU
- HDU Anak
5. Unit Pelayanan Hemodialise.
6. Unit Pelayanan Penunjang Medis, yang terdiri dari:
- Unit Radiologi:- Bagian Rontgen
- Bagian USG
- Bagian CT-Scan Wholebody
- Unit Patologi Klinik / Laboratorium
- Unit Diagnostik Spesial
- Unit Rehabilitasi Medik
- Unit Farmasi
- Unit Gizi / Dapur
- Unit Transfusi Darah
- Unit Endoskopi
c. Sarana / Peralatan:
Bangunan terdiri dari tiga lantai yang masing-masing lantai diperuntukkan
sesuai dengan keperluan kebutuhan. Jumlah tempat tidur ada 160 unit yang harganya
bervariasi supaya pasien bisa memilih sesuai dengan kemampuan mereka. Yang
paling murah yaitu Rp 75.000 per hari sampai Rp 950.000 perhari..Ruangan-ruangan
itu diberi nama: Kelas Ekonomi, Kelas IV, Kelas III, Kelas II, Kelas I, VIP, Super
VIP B dan Super VIP A. Ruangan spesial adalah ICU dan ICCU serta Ruang Bayi.
Indikator kinerja Rumah Sakit Umum Herna untuk tahun 2011 adalah
Lama Hari perawatan (LOS) : 5,23 hari
Lama hari jarak pemakaian tempat tidur (TOI): 4,8 hari
Banyak kali tempat tidur tukar pemakai pertahun (BTO) : 30,2 kali
Jumlah pasien rawat inap tahun 2011 : 5957 orang.
4.2. Identitas Responden
Responden yang turut dalam penelitian ini adalah perawat yang bertugas di
ruang rawat inap dan yang sudah bekerja disana paling sedikit lima tahun.
Responden dalam penelitian ini semula berjumlah 67 orang perawat pelaksana
dengan indentitas meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, lama kerja, status
perkawinan dan suku Jumlah ini diambil berdasarkan data yang diperoleh saat penulis
melakukan survey pendahuluan pada awal Maret 2012. Jumlah ini kemudian
bertambah pada survey sesungguhnya karena sejumlah perawat yang masa kerja
sebelumnya masih kurang dari lima tahun, kini sudah menjadi genap / lebih lima
tahun karena peneliti mulai meneliti sesudah empat bulan kemudian. Juga ada
sebanyak 13 orang perawat yang semula tidak disertakan sebagai sampel karena
jabatannya sebagai kepala ruangan sekarang disertakan sebagai sampel karenayang
menilai mereka adalah peneliti bersama supervisor keperawatan.
Akhirnya yang memenuhi syarat untuk menjadi sampel ada 91 orang.
Tabel 4.1 Distribusi Identitas Responden di Rumah Sakit Umum Herna Medan
No Karakteristik Jumlah Persentase
1 Umur
5 Status Perkawinan
Dari tabel menunjukkan bahwa usia paling banyak adalah yang berumur antara 23-33
tahun yaitu sebanyak 55 orang (60.4 %), Jenis kelamin semua perempuan, yaitu
sebanyak 91 orang (100 %) Tingkat pendidikan paling banyak adalah Akper (D-III
Keperawatan), yaitu 49 orang (53.8 %).
Masa –kerja paling banyak adalah 5 - 10 tahun yaitu sebanyak 65 orang
(71.4%) Status perkawinan paling banyak adalah status kawin sebanyak 58 orang
(63.7 %). Suku paling banyak adalah Batak ada 82 orang (90.1%)
4.3 Analisa Univariat 4.3.1 Faktor Personal
Faktor personal dalam penelitian ini diukur dengan indikator, kesamaan
karakteristik dan isolasi sosial yang secara terperinci diuraikan sebagai berikut ini:
a. Kesamaan Karakteristik
Dari hasil penelitian faktor personal dengan indikator kesamaan karakteristik
dalam melaksanakan komunikasi terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien
di Rumah Sakit Umum Herna Medan, didapati bahwa sebanyak 58 orang (63.7%)
responden sangat sering berupaya memberikan jawaban kepada setiap pertanyaan
yang diajukan pasien, lalu ada sebanyak 81 orang (89.0%) responden yang sering
merasa senang menanggapi pertanyaan pasien, kemudian ada sebanyak 49 orang
(53.8%) responden yang kadang-kadang cenderung berkomunikasi lebih kerap
orang (44.0%) responden yang sering mencari kesesuaian dengan pasien untuk dapat
berinteraksi, lalu ada sebanyak 36 orang (39.6%) dari responden yang sering
menunjukkan sikap bersahabat kepada pasien yang mengerti tugasnya sebagai
perawat. Hanya ada sebanyak 28 orang (30.8%) dari responden yang sering mencari
persamaan dirinya dengan pasien yang dirawatnya, lalu ada sebanyak 43 orang (47.3
%) responden yang sering susah mengubah pendapatnya, walaupun pasien menuntut
untuk hal itu. Ada sebanyak 50 orang ( 54.9%) responden yang tidak pernah merasa
sulit menceritakan perihal dirinya kepada temannya berbicara yang tidak sama
pandangan dengan dia . Juga ada sebanyak 35 orang (38.5 %) responden yang tidak
pernah mengutamakan pasien yang sama keyakinan dengan dia. Ada 66 orang (72.5
%) responden yang kadang-kadang merasa tidak nyaman dengan pasien yang
mempunyai pandangan berbeda dengan dia.
Distribusi responden berdasarkan kesamaan karakteristik dapat dilihat pada
tabel 4.2
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Kesamaan Karakteristik di Rumah Sakit Umum Herna Medan
No Pertanyaan/ Jawaban n %
1 Saya berupaya memberikan jawaban kepada setiap pertanyaan yang diajukan pasien
a. Tidak pernah 0 0.0
b. Pernah 0 0.0
c. Kadang-kadang 0 0.0
d. Sering 33 36.3
e. Sangat Sering 58 63.7
2 Saya senang menanggapi pertanyaan pasien
3 Saya cenderung berkomunikasi lebih sering dengan pasien
yang mempuyai kesukaan yang sama dengan saya
a. Tidak pernah 0 0.0
4 Saya senantiasa mencari kesesuaian dengan pasien untuk dapat
5 Saya selalu menunjukkan sikap bersahabat kepada pasien yang
mengerti tentang tugas perawat
Tabel 4.2 (Lanjutan)
6 Saya berusaha mencari persamaan diri saya dengan pasien yang
7 Saya sulit mengubah pendapat dan sikap saya meskipun pasien
8 Saya sulit menceritakan perihal diri saya kepada teman saya
berbicara, jika tidak mempunyai pandangan yang sama dengan saya
9 Saya selalu mengutamakan pasien yang mempuyai keyakinan yang sama dengan saya
10 Saya selalu merasa tidak nyaman apabila pasien yang saya rawat
tidak mempuyai kesamaan pandangan dengan saya
a. Tidak pernah 34 37.4
b. Pernah 7 7.7
c. Kadang-kadang 36 39.6
d. Sering 11 12.1
e. Sangat Sering 3 3.3
Jumlah 91 100.0
b. Isolasi Sosial
Dari hasil penelitian faktor personal dengan indikator isolasi sosial dalam
melaksanakan komunikasi terapeutik oleh perawat pelaksana dengan pasien di
Rumah Sakit Umum Herna Medan, didapati bahwa sebanyak 77 orang (84.6%)
responden tidak pernah berupaya menjalin hubungan dengan komunikasi untuk
mendapatkan respon teman maupun pasien, ada sebanyak 68 orang (74.7%) yang
tidak pernah merasa mudah mendapatkan teman walaupun ditempat yang kurang
disukai, lalu ada sebanyak 38 orang (41.8 &%) yang sering merasa senang melakukan
pekerjaan bersama-sama dengan teman dan ada sebanyak 51 orang (56.0%) dari
responden yang kadang-kadang diharapkan teman-temannya untuk datang ke
pertemuan, sedangkan yang sering merasa di harapkan temannya datang untuk
memeriahkan suasana kelompok ada 38 orang (41.8%) dari respondenyang sering
merasa lebih senang melakukan pekerjaan seorang diri ada sebanyak 41 orang
(45.21%) responden yang kadang-kadang merasa lebih senang menikmati kesendirian
kadang-kadang merasa bahwa yang menyakiti hatinya sebaiknya mendapat hukuman
setimpal, lalu yang tidak pernah tahu bahwa kadang-kadang ia telah menyakiti hati
temannya atau orang lain dengan kata-katanya ada 35 orang (38.5%), sedangkan yang
merasa tidak pernah memaksakan agar pendapatnya diterima ada 66 orang (72.5%).
Distribusi responden berdasarkan indikator isolasi sosial dapat dilihat pada
tabel 4.3
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Isolasi Sosial Pasien di Rumah Sakit Umum Herna Medan
No Pertanyaan/ Jawaban n %
1 Saya berupaya menjalin hubungan dengan komunikasi untuk
mendapatkan respon dari teman maupun pasien
a. Tidak pernah 77 84.6
3 Saya senang melakukan pekerjaan bersama-sama
4 Saya sering diharapakan teman-teman saya untuk datang dalam
5 Kata teman-teman saya, saya orang yang dapat memeriahkan suasana
6 Saya lebih senang melakukan pekerjaan sendiri
Tabel 4.3 (Lanjutan)
7 Saya lebih suka pergi menikmati kesunyian dan kesendirian
dibandingkan bersama-sama dengan orang lain
a. Tidak pernah 8 8.8
8 Orang yang telah menyakiti hati kita sebaiknya dibalas dengan
9 Saya kadang tidak tahu bahwa ternyata kata-kata yang saya ucapkan
sering menyakiti orang lain
a. Tidak pernah 35 38.5
orang (49.5%) termasuk pada katagori baik, sebanyak 46 orang (46.3%) pada
katagori kurang baik dan tidak ada yang termasuk katagori tidak baik.
Hasil pengukuran faktor personal secara katagori dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Faktor Personal di Rumah Sakit Umum Herna Medan
No Kategori N %
1 1. Tidak baik 0 0.0
2. Kurang baik 46 50.5
3. Baik 45 49.5
Jumlah 91 100.0
4.3.2 Faktor Situasional
Dalam penelitian ini yang menjadi indikator untuk faktot situasional, adalah
daya tarik fisik, ganjaran, kedekatan dan kemampuan.
Secara rinci diterangkan sebagai berikut :
a. Daya Tarik Fisik
Hasil penelitian faktor situasional dengan indikator daya tarik fisik dalam
komunikasi terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien di Rumah Sakit
Umum Herna Medan, ada sebanyak 49 orang (53.8 %) responden yang menyatakan
pernah dan menjalin komunikasi dengan pasien tanpa memandang penampilannya,
ada sebanyak 66 orang (72.5 %) responden yang menyatakan tidak pernah berupaya
berpenampilan menarik didepan pasien, sebanyak 47 orang (51.6 %) menyatakan
sangat sering berupaya berpakaian rapi saat pergi ke rumah sakit , sebanyak 58 orang
sebanyak 51orang (56.0%) yang menyatakan tidak pernah lebih memilih berinteraksi
dengan pasien yang berpenampilan rapi dan bersih
Distribusi responden berdasarkan daya tarik fisik dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Daya Tarik Fisik di Rumah Sakit Umum Herna Medan
a. Daya Tarik fisik
No Pertanyaan/ Jawaban n %
1 Saya menjalin komunikasi dengan setiap pasien tanpa memandang penampilannya
2 Saya selalu berupaya berpenampilan menarik di depan pasien
4 Saya selalu memperhatikan kesesuaian warna pakaian dengan sepatu yang saya gunakan
a. Tidak pernah 1 1.1
5 Saya lebih memilih berinteraksi dengan pasien yang penampilannya rapi dan bersih
a. Tidak pernah 0 0.0
Berdasarkan dari hasil penelitian faktor situasional dengan indikator ganjaran
dalam komunikasi terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien, diketahui ada
sebanyak 44 orang (48.4 %) responden menyatakan sering berkomunikasi dengan
pasien tanpa memandang sikapnya kepada dia sebagai perawat, lalu ada sebanyak 54
orang (59.3%) yang menyatakan kadang-kadang berkomunikasi lebih baik dengan
pasien yang memberi dorongan untuk bekerja lebih baik, kemudian ada sebanyak 32
orang (35.2%) responden yang menyatakan sering berinteraksi lebih intens kepada
pasien yang menghargai pekerjaannya sebagai perawat, lalu ada sebanyak 30 orang
bila pasien memuji hasil kerja nya dan ada sebanyak 36 orang (39.6%) responden
yang pernah menghindar dari pasien yang pernah membuatnya tersinggung.
Distribusi responden berdasarkan ganjaran dapat dilihat pada tabel 4.6
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Ganjaran di Rumah Sakit Umum
Herna Medan
No Pertanyaan/ Jawaban n %
1 Saya berkomunikasi dengan setiap pasien tanpa memandang
sikapnya kepada saya sebagai perawat
a. Tidak pernah 3 3.3
2 Saya akan berkomunikasi dengan pasien yang memberikan dorongan bagi saya untuk bekerja dengan baik
4 Saya akan menyapa pasien dengan sikap yang ramah apabila pasien tersebut memuji hasil kerja saya.
a. Tidak pernah 13 14.3
5 Saya akan menghindar dari pasien yang pernah membuat saya tersinggung
Diketahui berdasarkan hasil penelitian faktor situasional dengan indikator
kedekatan dalam komunikasi terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien di
Runah Sakit Umum Herna Medan, ada sebanyak 52 orang (57.1 %) responden yang
menyatakan sangat sering berkomunikasi dengan pasien tanpa memandang asal atau
latar belakangnya, ada sebanyak 44 orang (48.4 %) responden menyatakan tidak
pernah lebih memilih berkomunikasi dengan pasien yang dikenalnya dan bertempat
tinggal atau berasal sama dengan dia, lalu ada 43 orang (47.3 %) responden yang
menyatakan tidak pernah lebih memilih berkomunikasi dengan pasien yang ada
keluarga dengannya, dan ada sebanyak 61 orang (67.0%) responden yang
pekerjaannya juga di rumah sakit dan ada sebanyak 70 orang ( 76.9%) responden
yang menyatakan tidak pernah lebih memilih berkomunikasi dengan pasien yang
latar belakang keluarganya sama dengan dia.
Distribusi responden berdasarkan kedekatan dapat dilihat pada tabel 4.7
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Kedekatan di Rumah Sakit Umum Herna Medan
No Pertanyaan/ Jawaban n %
1
Saya berkomunikasi dengan setiap pasien tanpa memandang asal atau latar belakangnya
a. Tidak pernah 52 57.1
2 Saya lebih memilih untuk berkomunikasi dengan pasien yang saya kenal dan mempunyai tempat tinggal/ asal yang sama dengan saya
a. Tidak pernah 44 48.4
3 Saya lebih memilih untuk berkomunikasi dengan pasien yang anggota keluarganya ada hubungan kekeluargaan dengan saya
4 Saya lebih memilih untuk berkomunikasi dengan pasien yang pekerjaaanya juga di rumah sakit
a. Tidak pernah 61 67.0
5 Saya lebih memilih untuk berkomunikasi dengan pasien yang latar belakang keluarganya sama dengan saya
Berdasarkan hasil penelitian faktor situasional dengan indikator kemampuan
dalam komunikasi terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien di Rumah Sakit
Umum Herna Medan didapatkan bahwa ada sebanyak 66 orang (72.5%) responden
yang manyatakan tidaki pernah berkomunikasi dengan pasien tanpa memanndang
tidak pernah membedakan pangkat dan kedudukan pasien dalam berkomunikasi, ada
sebanyak 46 orang(50.5 %) responden yang menyatakan sangat sering berupaya
berkomunikasi dengan baik dengan pasien disetiap unit kerjanya dan ada 50 orang
(54.9 %) responden yang menyatakan sangat sering lebih memilih berkomunikasi
dengan pasien yang lebih tinggi pekerjaannya dari dia serta ada sebanyak 48 orang
(52.7 %) responden yang menyatakan sangat sering lebih memilih berkomunikasi
dengan pasien VIP.
Distribusi responden berdasarkan kemampuan dapat dilihat pada tabel 4.8
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Kemampuan di Rumah Sakit Umum Herna Medan
No Pertanyaan/ Jawaban n %
1 Saya berkomunikasi dengan setiap pasien tanpa memandang status pasien tersebut
a. Tidak pernah 66 72.5
2 Saya tidak pernah membedakan pangkat atau kedudukan pasien untuk berkomunikasi
3 Saya selalu berupaya berkomunikasi dengan pasien secara baik di setiap unit kerja saya
a. Tidak pernah 3 3.3
4 Saya lebih memilih untuk berkomunikasi dengan pasien yang jenjang pekerjaannya lebih tinggi dari saya
5 Saya lebih memilih untuk berkomunikasi dengan pasien yang dirawat di ruang VIP
a. Tidak pernah 2 2.2
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam faktor situasional sebanyak
70 orang (76.9 %) pada katagori baik,dan ada 21 orang (23.1%) dalam katagori
Hasil pengukuran faktor situasional secara katagori dapat dilihat padatabel 4.9
Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Faktor Situasional di Rumah Sakit Umum Herna Medan
No Kategori n %
1 Tidak Baik 0 0.0
2 Kurang Baik 21 23.1
3 Baik 70 76.9
Jumlah 91 100.0
4.3.3 Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien di Rumah
Sakit Umum Herna Medan dalam penelitian ini diukur dengan indikator
mendengarkan, pertanyaan terbuka, mengulang, penerimaan, klarifikasi,
memfokuskan, membagi persepsi, identifikasi “tema”, informing dan saran.
Secara terperinci diterangkan sebagai berikut :
a. Mendengarkan
Dari hasil penelitian dengan indikator mendengarkan didapati bahwa perawat
pelaksana yang melakukannya pada pasien ada sebanyak 48 orang (52.7 %) yang
sangat sering mendengarkan pasien untuk mencoba mengetahui perasaan pasien, ada
50 orang ( 54.9 %) perawat pelaksana yang sering mendengarkan pembicaraan pasien
dengan penuh perhatian, ada 47 orang (51.6%) yang sering memahami situasi yang
digambarkan pasien adalah penting, ada 37 orang (40.7 %) perawat yang sering
meningkatkan pengertian dan explorasi tentang pembicaraan pasien, serta sebanyak
27 orang (29.7 %) perawat sering dan sangat sering memberi kesan bahwa
Tabel 4.10 Distribusi Perawat Pelaksana Berdasarkan Mendengarkan di Rumah Sakit Umum Herna Medan
No Pertanyaan/Jawaban n %
1 Perawat mendengarkan pasien untuk mencoba mengetahui perasaan pasien
a. Tidak pernah dilakukan 0 0.0
b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0
c. Kadang-kadang dilakukan 12 13.2
d. Sering dilakukan 31 34.1
e. Sangat sering dilakukan 48 52.7
Jumlah 91 100.0
2 Perawat mendengarkan pembicaraan pasien dengan penuh perhatian
a. Tidak pernah dilakukan 1 1.1
b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0
c. Kadang-kadang dilakukan 8 8.8
d. Sering dilakukan 50 54.9
e. Sangat sering dilakukan 32 35.2
Jumlah 91 100.0
3 Perawat memahami situasi yang digambarkan pasien bahwa apa yang dibicarakannya penting
a. Tidak pernah dilakukan 1 1.1
b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0
c. Kadang-kadang dilakukan 23 25.3
d. Sering dilakukan 47 51.6
e. Sangat sering dilakukan 20 22.0
Jumlah 91 100.0
4 Perawat dapat meningkatkan pengertian dan eksplorasi tentang pembicaraan pasien
a. Tidak pernah dilakukan 5 5.5
b. Hampir tidak pernah dilakukan 1 1.1
c. Kadang-kadang dilakukan 32 35.2
d. Sering dilakukan 37 40.7
e. Sangat sering dilakukan 16 17.6
Tabel 4.10 (Lanjutan)
5 Perawat memberi kesan bahwa pembicaraan pasien menarik
sebagai topik pembicaraan
a. Tidak pernah dilakukan 13 14.3
b. Hampir tidak pernah dilakukan 4 4.4
c. Kadang-kadang dilakukan 27 29.7
d. Sering dilakukan 27 29.7
e. Sangat sering dilakukan 20 22.0
Jumlah 91 100.0
Pertanyaan Terbuka
Dari hasil penelitian dengan indikator pertanyaan terbuka yang dilaksanakan
perawat pelaksana dengan pasien di Rumah Sakit Umum Herna Medan didapatkan ,
bahwa sebanyak 72 orang (79.1 %) responden yang sangat sering memberi salam
dan tersenyum pada pasien, sebanyak 47 orang (51.6%) responden yang sangat
sering memperkenalkan diri kepada pasien , kemudian ada 37 orang (40.7%) yang
sering menyeleksi topik yang akan dibicarakan dengan pasien. Lalu ada sebanyak 41
orang (45.1%) yang sering mengamati apakah ada respon dari pasien sedangkan
yang sering menawarkan diri membicarakan kondisi pasien hanya hanya 41orang
Tabel 4.11 Distribusi Perawat Pelaksana Berdasarkan Pertanyaan Terbuka di Rumah Sakit Umum Herna Medan
No Pertanyaan/Jawaban n %
1 Perawat memberi salam dan tersenyum kepada pasien
a. Tidak pernah dilakukan 0 0.0
b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0
c. Kadang-kadang dilakukan 1 1.1
d. Sering dilakukan 18 19.8
e. Sangat sering dilakukan 72 79.1
Jumlah 91 100.0
2
Perawat memperkenalkan diri sebagai perawat kepada pasien
a. Tidak pernah dilakukan 1 1.1
b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0
c. Kadang-kadang dilakukan 12 13.2
d. Sering dilakukan 31 34.1
e. Sangat sering dilakukan 47 51.6
Jumlah 91 100.0
3 Perawat menyeleksi topik yang akan dibicarakan dengan pasien
a. Tidak pernah dilakukan 4 4.4
b. Hampir tidak pernah dilakukan 3 3.3
c. Kadang-kadang dilakukan 29 31.9
d. Sering dilakukan 37 40.7
e. Sangat sering dilakukan 18 19.8
Jumlah 91 100.0
4 Perawat mencoba mengamati apakah ada respon dari pasien
a. Tidak pernah dilakukan 1 1.1
b. Hampir tidak pernah dilakukan 4 4.4
c. Kadang-kadang dilakukan 19 20.9
d. Sering dilakukan 41 45.1
e. Sangat sering dilakukan 26 28.6
Tabel 4.11 (Lanjutan)
5 Perawat menawarkan diri membicarakan kondisi pasien
a. Tidak pernah dilakukan 12 13.2
b. Hampir tidak pernah dilakukan 6 6.6
c. Kadang-kadang dilakukan 22 24.2
d. Sering dilakukan 41 45.1
e. Sangat sering dilakukan 10 11.0
Jumlah 91 100.0
b. Mengulang
Dari hasil penelitian dengan indikator mengulang dalam komunikasiterapeutik
antara perawat pelaksana dengan pasien di Rumah Sakit Umum Herna Medan
didapatkan bahwa ada sebanyak 48 orang (52.7%) perawat pelaksana yang sering
mencoba mengulang apa yang pernah didengarnya atas pembicaraan pasien
sebelumnya dan mencoba mengetahui perasaan pasien dan memberi kesempatan
untuk menanyakan tentang penyakitnya , lalu ada sebanyak 44 orang (48.4%) perawat
pelaksana yang sering memberi penjelasan untuk menguatkan apa yang diungkapkan
pasien, ada sebanyak 45 orang (49.5%) perawat pelaksana yang sering melibatkan
diri untuk mengikuti pembicaraan yang penting menurut pasien pasien terkait
penyakitnya., kemudian ada 46 orang (50.5%) perawat pelaksana yang sering dan
sangat sering berupaya menguatkan kembali apa yang dikeluhkan pasien dan ada 48
orang (52.7%)perawat pelaksana yang sering berupaya menciptakan situasi yang
tabel 4.12
Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Mengulang di Rumah Sakit Umum Herna Medan.
No Pertanyaan/Jawaban n %
1 Perawat mencoba mengulang apa yang pernah di dengar atas pembicaraan pasien sebelumnya dan mencoba mengetahui perasaan pasien, memberi kesempatan untuk menanyakan segala sesuatu tentang penyakitnya dan tindakan yang dilakukan
a. Tidak pernah dilakukan 2 2.2
b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0
c. Kadang-kadang dilakukan 21 23.1
d. Sering dilakukan 48 52.7
e. Sangat sering dilakukan 20 22.0
Jumlah 91 100.0
2 Perawat memberi penjelasan untuk menguatkan apa yang telah diungkapkan pasien atas keluhan yang dirasakan pasien
a. Tidak pernah dilakukan 0 0.0
b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0
c. Kadang-kadang dilakukan 16 17.6
d. Sering dilakukan 44 48.4
e. Sangat sering dilakukan 31 34.1
Jumlah 91 100.0
3 Perawat melibatkan diri untuk mengikuti pembicaraan yang penting menurut pasien terkait dengan
Tabel 4.12 (Lanjutan)
4 Perawat berupaya menguatkan kembali apa yang dikeluhkan pasien sambil beradaptasi dengan keberadaan pasien
5 Perawat berupaya menciptakan situasi/ suasana yang meningkatkan integritas diri pasien
a. Tidak pernah dilakukan 7 7.7
Berdasarkan hasil penelitian dengan indikator penerimaan dalam komunikasi
terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien didapat hasilnya sebagai , ada
sebanyak 51orang (56.0%) perawat pelaksana sering menerima pembicaraan pasien
dengan tingkah laku yang menunjukkan ketertarikan, ada sebanyak 59 orang (64.8 %)
perawat pelaksana yang seringmau menerima pembicaraan pasien, ada sebanyak 49
orang ( 53.8%) yang sering memberi senyum atas pembicaraan pasien tanpa ragu dan
kemudian ada sebanyak 49 orang (53.8%) perawat pelaksana yang sering
menunjukkan ekspresi untuk berkomunikasi dan ada sebanyak 35 orang (38.5 %)
4.13.
Tabel 4.13 Distribusi Perawat Pelaksana Berdasarkan Penerimaan di Rumah Sakit Umum Herna Medan
No Pertanyaan/Jawaban n %
1 Perawat menerima pembicaraan pasien dengan tingkah laku yang menunjukkan kertertarikan
a. Tidak pernah dilakukan 10 11.0
b. Hampir tidak pernah dilakukan 4 4.4
c. Kadang-kadang dilakukan 11 12.1
d. Sering dilakukan 51 56.0
e. Sangat sering dilakukan 15 16.5
Jumlah 91 100.0
2 Perawat menerima pembicaraan pasien
a. Tidak pernah dilakukan 0 0.0
b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0
c. Kadang-kadang dilakukan 16 17.6
d. Sering dilakukan 59 64.8
e. Sangat sering dilakukan 16 17.6
Jumlah 91 100.0
3 Perawat memberi salam senyum atas pembicaraan pasien tanpa rasa ragu
a. Tidak pernah dilakukan 0 0.0
b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0
c. Kadang-kadang dilakukan 13 14.3
d. Sering dilakukan 49 53.8
e. Sangat sering dilakukan 29 31.9
Jumlah 66 100.0
4 Perawat menunjukkan ekspresi untuk berkomunikasi
a. Tidak pernah dilakukan 1 1.1
b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0
c. Kadang-kadang dilakukan 13 14.3
d. Sering dilakukan 49 53.8
e. Sangat sering dilakukan 28 30.8
Tabel 4.13 (Lanjutan)
5 Perawat membuat kesepakatan dengan pasien, kapan saja ingin Berkomunikasi
a. Tidak pernah dilakukan 11 12.1
b. Hampir tidak pernah dilakukan3 5 5.5
c. Kadang-kadang dilakukan 13 14.3.
d. Sering dilakukan 35 38.5
e. Sangat sering dilakukan 27 29.7
Jumlah 91 100.0
d. Klarifikasi
Hasil penelitian berdasarkan indikator klarifikasi dalam menerapkan
komunikasi terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien di rumah Sakit
Umum Herna Medan menunjukkan bahwa sebanyak 50 orang (54.9%) perawat
pelaksana yang sering mencoba memberi penjelasan melalui klarifikasi atas apa yang
dibicarakan pasien sebelumnya, hanya sebanyak 34 orang (37.4%) perawat pelaksana
yang sering melibatkan diri dan mencoba menggali secara mendalam hasil
pembicaraan dengan pasien, lalu ada sebanyak 54 orang (59.3%) yang sering
memahami pembicaraan pasien dan ada sebanyak 56 orang (61.5%) perawat
pelaksana yang sering menunjukkan ekspresi untuk menggambarkan situasi pasien.
Distribusi perawat pelaksana yang melaksanakan komunikasi terapeutik
Umum Herna Medan
No Pertanyaan/Jawaban n %
1 Perawat mencoba memberikan penjelasan melalui klarifikasi atas apa yang dibicarakan oleh pasien sebelumnya
a. Tidak pernah dilakukan 5 5.5
b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0
c. Kadang-kadang dilakukan 13 14.3
d. Sering dilakukan 50 54.9
e. Sangat sering dilakukan 23 25.3
Jumlah 91 100.0
2 Perawat melibatkan diri dan mencoba menggali secara mendalam hasil pembicaraan pasien
a. Tidak pernah dilakukan 5 5.5
b. Hampir tidak pernah dilakukan 5 5.5
c. Kadang-kadang dilakukan 30 33.0
d. Sering dilakukan 34 37.4
e. Sangat sering dilakukan 17 18.7
Jumlah 91 100.0
3 Perawat memahami pembicaraan pasien
a. Tidak pernah dilakukan 0 0.0
b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0
c. Kadang-kadang dilakukan 14 15.4
d. Sering dilakukan 54 59.3
e. Sangat sering dilakukan 23 25.3
Jumlah 91 100.0
4 Perawat menunjukkan ekspresi untuk menggambarkan situasi pasien
a. Tidak pernah dilakukan 11 12.1
b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0
c. Kadang-kadang dilakukan 13 14.3
d. Sering dilakukan 56 61.5
e. Sangat sering dilakukan 11 12.1
e. Memfokuskan
Hasil penelitian berdasarkan indikator memfokuskan dalam melaksanakan
komunikasi terapeutik oleh perawat pelaksana dengan pasien di Rumah Sakit Umum
Herna Medan, didapati bahwa ada sebanyak 58 orang (63.7%) yang sering fokus atas
topik pembicaraan, ada sebanyak 45 orang ( 49.5 %) yang sering melibatkan diri dan
mencoba menggiring pasien kearah pembicaraan kearah yang lebih spesifik dengan
pasien, dan ada sebanyak 41 orang (45.1%) yangsering melibatkan diri dan mencoba
menggiring pasien kearah pembicaraanyang lebih jelas dengan pasien, serta ada
sebanyak 43 orang (47.3%) yang sering melibatkan diri dan mencoba menggiring
pasien kearah pembicaraan yang lebih jelas dan fokus pada realitas pasien.
Distribusi perawat pelaksana yang melaksanakan komunikasi terapeutik
dengan berdasarkan memfokuskan dapat kita lihat pada tabel 4.15
Tabel 4.15 Distribusi Responden Berdasarkan Memfokuskan di Rumah Sakit Umum Herna Medan
No Pertanyaan/Jawaban n %
1 Perawat fokus atas topik pembicaraan
a. Tidak pernah dilakukan 7 7.7
b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0
c. Kadang-kadang dilakukan 17 18.7
d. Sering dilakukan 58 63.7
e. Sangat sering dilakukan 9 9.9
Jumlah 91 100.0
2 Perawat melibatkan diri dan mencoba menggiring pasien ke arah pembicaraan yang lebih spesifik dengan pasien
a. Tidak pernah dilakukan 3 3.3
b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0
c. Kadang-kadang dilakukan 26 28.6
d. Sering dilakukan 45 49.5
e. Sangat sering dilakukan 17 18.7
3 Perawat melibatkan diri dan mencoba menggiring pasien ke arah pembicaraan yang lebih jelas dengan pasien
a. Tidak pernah dilakukan 1 1.1
b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0
c. Kadang-kadang dilakukan 30 33.0
d. Sering dilakukan 41 45.1
e. Sangat sering dilakukan 19 20.9
Jumlah 91 100.0
4 Perawat melibatkan diri dan mencoba menggiring pasien ke arah pembicaraan yang lebih jelas dan fokus pada realitas pasien
a. Tidak pernah dilakukan 2 2.2
b. Hampir tidak pernah dilakukan 1 1.1
c. Kadang-kadang dilakukan 27 29.7
d. Sering dilakukan 43 47.3
e. Sangat sering dilakukan 18 19.8
Jumlah 91 100.0
f. Membagi Persepsi
Berdasarkan hasil penelitian dengan indikator membagi persepsi dalam
melaksanakan komunikasi terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien di
Rumah Sakit Umum Herna Medan , didapati bahwa ada sebanyak 49 orang (53.8 %)
perawat pelaksana yang sering memberi kesempatan kepada pasien untuk memberi
pendapat atas hasil pembicaraan, sebanyak 37 orang (40.7%) perawat pelaksana yang
sering memberi kesempatan kepada pasien untuk membicaraka perasaannya, ada
sebanyak 38 orang (41.8%) perawat pelaksana yang sering memberi kesempatan
Distribusi responden berdasarkan membagi persepsi di Rumah Sakit Umum
Herna Medan dapat dilihat dari tabel 4.16.
Tabel 4.16 Distribusi Responden Berdasarkan Membagi Persepsi di Rumah Sakit Umum Herna Medan
No Pertanyaan/Jawaban n %
1 Perawat memberi kesempatan kepada pasien untuk memberi
pendapat atas hasil pembicaraan
a. Tidak pernah dilakukan 3 3.3
b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0
c. Kadang-kadang dilakukan 12 13.2
d. Sering dilakukan 49 53.8
e. Sangat sering dilakukan 27 29.7
Jumlah 91 100.0
2 Perawat memberi kesempatan untuk membicarakan perasaannya
a. Tidak pernah dilakukan 9 9.9
b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0
c. Kadang-kadang dilakukan 14 15.4
d. Sering dilakukan 37 40.7
e. Sangat sering dilakukan 31 34.1
Jumlah 91 100.0
3 Perawat memberi kesempatan memberi pendapat tentang apa yang dipikirkan oleh pasien
a. Tidak pernah dilakukan 2 2.2
b. Hampir tidak pernah dilakukan 2 2.2
c. Kadang-kadang dilakukan 17 18.7
d. Sering dilakukan 38 41.8
e. Sangat sering dilakukan 32 35.2
Jumlah 91 100.0
g. Identifikasi “Tema”
Dari hasil penelitian dalam pelaksanaan komunikasi terapeutik antara perawat
pelaksana yang sering mencoba mengeksplorasi latar belakang masalah yang
dihadapi pasien dan ada 37 orang (40.7%) perawat pelaksana yang kadang-kadang
mencoba mencari latar belakang masalah yang berguna bagi pasien, Kemudian ada
sebanyak 40 orang (44.0%) perawat pelaksana yang bereksplorasi dan memberi
penjelasan atas tema permasalahan yang dihadapi dan dikemukakan pasien.
Distribusi responden yang melaksanakan komunikasi terapeutik berdasarkan
indikator identifikasi “tema” dapat dilihat pada tabel 4.17.
Tabel 4.17 Distribusi Responden Berdasarkan Identifikasi Tema di Rumah Sakit Umum Herna Medan
No Pertanyaan/Jawaban n %
1 Perawat mencoba mengeksplorasi latar belakang masalah yang dihadapi pasien
a. Tidak pernah dilakukan 6 66
b. Hampir tidak pernah dilakukan 1 1.1
c. Kadang-kadang dilakukan 30 33.0
d. Sering dilakukan 34 37.4
e. Sangat sering dilakukan 20 22.0
Jumlah 91 100.0
2 Perawat mencari latar belakang masalah yang berguna bagi pasien
a. Tidak pernah dilakukan 6 6.6
b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0
c. Kadang-kadang dilakukan 59.1 37 40.7
d. Sering dilakukan 29 31.9
e. Sangat sering dilakukan 19 20.9
Tabel 4.17 (Lanjutan)
3 Perawat bereksplorasi dan memberi penjelasan atas tema permasalahan yang dihadapi dan dikemukakan kepada pasien
a. Tidak pernah dilakukan 3 3.3
b. Hampir tidak pernah dilakukan 4 4.4
c. Kadang-kadang dilakukan 24 26.4
d. Sering dilakukan 40 44.0
e. Sangat sering dilakukan 20 22.0
Jumlah 91 100.0
h. Informing
Dari hasil penelitian dalam melaksanakan komunikasi terapeutik antara
perawat pelaksana dengan pasien di Rumah Sakit Umum Herna Medandengan
indikator informing didapati bahwa ada sebanyak 41 orang (45.1%) perawat
pelaksana yang sering mencoba mencari informasi tambahan sambil menunggu
respon lebih lanjut. Dan ada sebanyak 36 orang (48.5%) dari perawat peleksana yang
hanya kadang-kadang mencoba memberikan tawaran tambahan informasi kepada
pasien sedangkan yang sering melakukannya ada orang 33 orang (36.3%). Kemudian
yang sering menunggu respon pasien dalam mengambil keputusan ada 47 orang
(51.6%).
Distribusi responden yang melaksanakan komunikasi terapeutik dengan
Umum Herna Medan
No Pertanyaan/Jawaban n %
1
Perawat mencoba mencari informasi tambahan sambil menunggu respon lebih lanjut
a. Tidak pernah dilakukan 11 12.1
b. Hampir tidak pernah dilakukan 5 5.5
c. Kadang-kadang dilakukan 24 26.4
d. Sering dilakukan 41 45.1
e. Sangat sering dilakukan 10 11.0
Jumlah 91 100.0
2 Perawat mencoba memberikan tawaran tambahan informasi kepada pasien
a. Tidak pernah dilakukan 8 8.8
b. Hampir tidak pernah dilakukan 5 5.5
c. Kadang-kadang dilakukan 36 39.6
d. Sering dilakukan 33 36.3
e. Sangat sering dilakukan 9 9.9
Jumlah 91 100.0
3 Perawat menunggu respon pasien dalam mengambil keputusan
a. Tidak pernah dilakukan 5 5.5
b. Hampir tidak pernah dilakukan 1 1.1
c. Kadang-kadang dilakukan 21 23.1
d. Sering dilakukan 47 51.6
e. Sangat sering dilakukan 17 18.7
Jumlah 91 100.0
i. Saran
Dari hasil penelitian terhadap pelaksanaan komunikasi terapeutik antara
perawat pelaksana dengan pasien di Rumah Sakit Umum Herna Medan dengan
indikator saran diketahui bahwa ada sebanyak 45 orang (49.5 %) perawat pelaksana
masalah dan ada sebanyak 41orang (45.1%) dari perawat yang sering memberikan
alternatif saran pemecahan masalah kepada pasien.
Distribusi responden berdasarkan saran bisa diketahui dalam tabel 4.19.
Tabel 4.19 Distribusi Responden Berdasarkan Saran di Rumah Sakit Umum Herna Medan
No Pertanyaan/Jawaban n %
1 Perawat memberi saran atas respon pada perasaan pasien terhadap pemecahan masalah
a. Tidak pernah dilakukan 1 1.1
b. Hampir tidak pernah dilakukan 1 1.1
c. Kadang-kadang dilakukan 17 18.7
d. Sering dilakukan 45 49.5
e. Sangat sering dilakukan 27 29.7
Jumlah 91 100.0
2 Perawat memberikan alternatif saran pemecahan masalah pada pasien
a. Tidak pernah dilakukan 0 0.0
b. Hampir tidak pernah dilakukan 1 1.1
c. Kadang-kadang dilakukan 22 24.2
d. Sering dilakukan 41 45.1
e. Sangat sering dilakukan 27 29.7
Jumlah 91 100.0
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam melaksanakan komunikasi
terapeutik di Rumah Sakit Umum Herna Medan ada 61 orang ( 67.0 %) termasuk
katagori baik , ada sebanyak 30 orang ( 33.0%) termasuk katagori kurang baik dan
tidak ada yang termasuk katagori tidak baik.
Distribusi responden berdasarkan katagori Komunikasi Terapeutik dapat
di Rumah Sakit Umum Herna Medan
No Kategori n %
1 1. Tidak baik 0 0.0
2. Kurang baik 30 33.0
3. Baik 61 67.0
Jumlah 91 100.0
4.4.Analisa Bivariat
Hubungan antara variabel bebas masing-masing yaitu variabel faktor personal
dan faktor situasional dengan variabel terikat faktor komunikasi terapeutik antara
perawat pelaksana dengan pasien di Rumah Sakit Umum Herana Medan adalah
sebagai berikut:
4.4.1 Hubungan Faktor Personal dengan Komunikasi Terapeutik di Rumah Sakit Umum Herna Medan
Komunikasi terapeutik perawat pelaksana paling banyak terdapat pada katagori
baik dengan faktor personal baik sebanyak 39 orang (63.9%) . Berdasarkan uji tatistik
korelasi Pearson diperoleh nilai r = 0.489 ; p = 0.000. Ini menunjukkan hubungan
signifikan antara faktor personal perawat pelaksana dengan komunikasi terapeutik
perawat antara perawat pelaksana dengan pasien di Rumah Sakit Umum Herna
Medan namun hubungan tersebut termasuk sedang.
Hubungan Faktor Personal dengan Komunikasi Terapeutik di Rumah Sakit
Tabel 4.21 Hubungan Faktor Personal dengan Komunikasi Terapeutik di Rumah Sakit Umum Herna Medan
Komunikasi Terapeutik
4.4.2. Hubungan Faktor Situasional dengan Komunikasi Terapeeutik di Rumah Sakit Herna Medan
Komunikasi terapeutik perawat pelaksana paling banyak terdapat pada
katagori baik dengan katagori faktor situasional baik dengan jumlah 46 orang
(75.4%).Berdasarkan uji statistik korelasi Pearson diperoleh nilai r= 0.073 , p=0.494.
Melihat p > 0.05 maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor
situasonal dengan komunikasi terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien di
Rumah Sakit Umum Herna Medan.
Hubungan faktor situasional dengan komunikasi terapeutik dapat dilihat di
tabel 4.22
Tabel 4.22 Hubungan Faktor Situasional dengan Komunikasi Terapeutik di Rumah Sakit Umum Herna Medan
terhadap Komunikasi Terapeutik di Rumah Sakit Umum Herna Medan
4.5. Analisis Multivariat
Maksudnya menganalisa pengaruh faktor personal secara bersama-sama
dengan faktor situasional terhadap komunikasi terapeutik antara perawat pelaksana
dengan pasien di Rumah Sakit Herna Medan dengan menggunakan uji regresi
berganda.
4.5.1 Pengaruh Faktor Personal dan Faktor Situasional terhadap Komunikasi Terapeutik antara Perawat Pelaksana dengan Pasien di Rumah Sakit Umum Herna Medan
Hasil uji regresi berganda diperoleh persamaan regresi;
� = 43.050 + 2.108 X1 –0.637 X
Berdasarkan hasil persamaan dari uji regresi berganda diatas dapat
disimpulkan bahwa:
2
1. Secara parsial faktor personal(X1) mempunyai pengaruh positif yang signifikan (p
= 0.000) sedangkan faktor situasional(X2
Cor re la tions
) tidak signifikan (p= 0.489) (pada uji
personal tetap signifikan dengan p = 0.000, sedangkan faktor situasional menjadi
signifikan dengan p = 0.045 dengan pengaruh yang negatif.
2. Besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dilihat dari nilai
koefisien determinannya ( R2
3. Faktor personal (X
) adalah sebesar 25.7% sedangkan sisanya sebesar
74.3% dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel yang menjadi variabel bebas
dalam penelitian.
1) mempunyai pengaruh terhadap komunikasi terapeutik
(Y)yang lebih kuat dari pengaruh faktor situasional (X2
4.5.2 Pengujian Hipotesis
) terhadap komunikasi
terapeutik (Y) di Rumah Sakit Umum Herna Medan (Lampiran 3).
Hasil pengujian hipotesis melalui uji Anova diperoleh nilai yang signifikan
dengan p = 0.000, berati < 0.05, sehingga hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh
Faktor Personal dan Faktor Situasional terhadap komunikasi terapeutik anatar
perawat pelaksan dengan pasien di Rumah Sakit Umum Herna Medan” dapat
PEMBAHASAN
5.1. Komunikasi Terapeutik
Didalam asuhan keperawatan komunikasi terapeutik adalah hubungan
interpersonal antara perawat pelaksana dengan pasien yang merupakan pengalaman
timbal balik dan korektif bagi pasien. Dalam hubungan ini perawat dengan sadar
menggunakan diri (self) dan dengan teknik-teknik tertentu dalam menangani pasien
untuk meningkatkan pemahaman pasien tentang kesehatannya dan mengamati
perubahan perilaku pasien tersebut. Melalui komunikasi terapeutik ini dibinalah
hubungan untuk penyampaian informasi dan pertukaran informasi serta pertukaran
pikiran dengan maksud memengaruhi pasien yang bertujuan dan kegiatannya
dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Stuart dan Sundeen,1995).
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa komunikasi terapeutik antara perawat
dengan pasien di Rumah Sakit Umum Herna Medan, sebanyak 61 orang (67.0%)
termasuk katagori baik dan ada sebanyak 30 orang (36.3%) termasuk katagori yang
kurang baik dan tidak ada yang termasuk katagori yang tidak baik. Jadi dalam hal
komunikasi terapeutik ini perawat pelaksana sudah lebih banyak yang termasuk
katagori baik.
Hal ini menggambarkan bahwa komunikasi terapeutik di rumah sakit tersebut
sudah baik walaupun belum sempurna , karena masih ada perawat yang masih masuk
yang masa kerjanya lebih dari lima tahun sehingga sesuai dengan penelitian
Kariyoso 1994 yang mengatakan makin tinggi masa kerja seseorang disuatu tempat,
makin banyak perngalamannya sehingga makin baik pula kerja orang tersebut.
Namun karena masih ada yang termasuk katagori kurang baik berarti perawat
pelaksana di Rumah Sakit Umum Herna Medan harus masih harus dilatih dan
disempurnakan untuk lebih baik dan efektif dalam melaksanakan komunikasi
terapeutik.
Dari hasil penelitian di Rumah Sakit Umum Herna Medan dalam mengenai
komunikasi terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien diketahui dari 10
indikator komunikasi terapeutik yang di observasi (mendengarkan, pertanyaan
terbuka, mengulang, penerimaan, klarifikasi, memfokuskan, membagi persepsi,
identifikasi “tema”, informing, dan saran) yang paling baik dilakukan ada 3 indikator
yang baik yaitu sebagai yang paling tinggi adalah indikator pertanyaan terbuka
dengan skor rata-rata 20,22 untuk lima pertanyaan, kedua adalah hal mendengarkan
dengan skor rata-rata adalah 19,66 dan ketiga baik adalah dalam hal penerimaan
mengulang dengan skor rata-rata 19,63 , masing-masing untuk lima pertanyaan dan
membagi persepsi dengan skor 13,52 untuk 3 pertanyaan. Yang mempunyai skor
rata-rata yang paling rendah adalah untuk indikator informing dengan skor 10,47
untuk tiga pertanyaan.
Dari hasil penelitian di Rumah Sakit Umum Herna Medan dapat diketahui
bahwa komunikasi terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien pada beberapa
mendengarkan dan mengulang serta membagi persepsi sedang yang lain nya belum
sempurna dan masih ada yang bernilai dengan skor kurang baik.
Ini sebagian sesuai dengan penelitian Meidiana (2008) yang menemukan
bahwa komunikasi terapeutik yang sudah dilaksanakan baru sebatas penerimaan,
pertanyaan terbuka, klarifikasi dan menawarkan informasi. Hanya dalam hal
menawarkan informasi dan klarifikasi dalam penelitian di Rumah Sakit Umum Herna
Medan ternyata masih belum dilakukan dengan baik. Untuk itu manajemen Rumah
Sakit Umum Herna Medan harus lebih menyempurnakannya.
Kemudian dengan masih adanya keluhan pasien mengenai keperawatan
mungkin ini bisa terjadi karena masih banyak perawat yang masa kerjanya masih
sedikit atau baru masuk Harus diingat bahwa suatu komunikasi yang baik dapat
tercapai bila perawat pelaksana memiliki pengetahuan yang baik dalam
berkomunikasi dan untuk itu perawat pelaksana harus mangetahui cara
berkomunikasi yang baik dan efektif dalam menggali perasaan, pikiran , perilaku
yang berubah, sehingga terjadi peningkatan keterbukaan pasien sehingga bisa
memecahkan persoalan dan juga masalah psikologi pasien.(Keliat,1992).
5.2. Pengaruh Faktor Personal terhadap Komunikasi Terapeutik antara Perawat Pelaksana dengan Pasien di Rumah Sakit Umum Herna Medan
Pembahasan dalam penelitian ini dilanjutkan dengan melihat pengaruh
variabel faktor personal dengan indikator kesamaan karakteristik dan isolasi sosial
Berdasarkan uji statistik secara univariat dapat dilihat bahwa faktor personal
yaitu faktor yang ada dalam diri perawat pelaksana tersebut yang masuk katagori baik
ada sebanyak 45 orang (49.5 %) dan yang masuk katagori kurang baik ada sebanyak
46 orang ( 50.5%) responden, sedangkan yang termasuk katagori tidak baik tidak ada.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa faktor personal pada perawat
pelaksana yang sudah bekerja di Rumah Sakit Umum Herna Medan
sekurang-kurangnya lima tahun belum cukup baik karena masih ada yang perawat yang masuk
katagori kurang baik.
Secara multivariat dengan menggunakan uji regresi berganda diketahui bahwa
variabel faktor personal berpengaruh signifikan terhadap komunikasi terapeutik di
Rumah Sakit Umum Herna Medan dengan p = 0.000 atau p < 0.05, artinya semakin
baik faktor personal perawat pelaksana dalam berkomunikasi interpersonal maka
semakin baik dan efektif pula komunikasi terapeutik mereka dengan pasien.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Devito dalam
Rakhmat (2003) yang menyatakan bahwa hubungan antara individu dalam atraksi
interpersonal dipengaruhi oleh faktor personal atau faktor yang ada dalam diri
individu tersebut.
Juga sesuai dengan penelitian Fanny (2011) bahwa faktor personal
mempunyai pengaruh yang kuat dengan komunikasi terapeutik antara perawat
a. Kesamaan Karakteristik, dan
b. Isolasi Sosial
a. Indikator Kesamaan Karakteristik Personal
Berdasarkan hasil penelitian tentang kesamaan karakteristik personal
diketahui ada sebanyak 33 orang (36.3%) responden yang menyatakan sering dan
sangat sering mencari persamaan dirinya dengan pasien yang dirawat , ada sebanyak
68 orang (74.8%) responden yang menyatakan sering dan sangat sering sulit
mengubah pendapatnya, meskipun pasien menuntut untuk itu, kemudian ada
sebanyak 7 orang (7.7%) responden yang menyatakan sering sulit menceritakan
perihal dirinya kepada teman berbicara, jika tidak punya pandangan sama dengan
dia, ada sebanyak 4 orang (4.4%) responden yang menyatakan sering dan 32
orang(35.2%) yang kadang-kadang mengutamakan pasien yang mempunyai
keyakinan yang sama dengan dia dan ada sebanyak 14 orang (15.4%) responden
yang menyatakan sering dan sangat sering merasa tidak nyaman apabila pasien yang
dirawat tidak mempunyai kesamaan pandangan dengan dia.
Dari hasil penelitian diatas tampaklah bahwa masih ada perawat pelaksana
yang kadang-kadang merasa sulit untuk melaksanakan komunikasi terapeutik dalam
kesamaan karakteristik personal , belum memiliki kasadaran tentang nilai, sikap dan
perasaan terhadap pasien. Perawat yang mampu menunjukkan rasa ikhlasnya akan
adanya perbedaan antara pasien yang dirawatnya dengan dirinya akan mampu
Berdasarkan skor atas penilaian terhadap responden tentang kesamaan
karakteristik personal adalah yang tertinggi adalah 45 dan yang terendah adalah 21.
Hal ini menunjukkan bahwa masih ada perawat pelaksana yang tidak peka dan
respek terhadap perasaan orang lain dalam melaksanakan komunikasi terapeutik.
Untuk mendapat tanggapan positif dari pasien, maka seorang perawat harus mampu
menjalin hubungan interpersonal yang baik, bukan hanya sekedar penyampaian
pesan. Oleh sebab itu seorang perawat harus memiliki kualitas dan kemampuan
dalam penyampaian pesan kepada pasien tanpa melihat perbedaan pasien dengan
dirinya. Juga harus diingat bahwa karakter personal pasien yang terdiri dari beragam
individu, pendidikan, usia, pengalaman, ciri-ciri pribadi, sikap, pekerjaan, latar
belakang keluarga, kebiasaan, keturunan, jenis kelamin akan menimbulkan banyak
perbedaan yang seharusnya oleh perawat dapat ditoleransi
Hasil wawancara dengan responden ternyata mereka sepenuhnya sudah tahu
dan sadar bahwa dalam komunikasi terapeutik tidak boleh melihat perbedaan, tetapi
dalam mengimplementasikannya kadang-kadang muncul perasaan bahwa yang sama
dengan mereka adalah yang terbaik. Sebenarnya dari lama mereka bekerja semestinya
mereka sudah melakukan hal-hal yang sudah mereka ketahui bagaimana sebaiknya,
tetapi kadang-kadang masih terpengaruh situasi.
Menurut Devito dalam Rakhmat (2003), kesamaan karakteristik personal
merupakan hal yang penting dan menentukan dalam atraksi interpersonal. Orang yang
memiliki kesamaan dalam sikap, nilai, keyakinan, tingkat ekonomi, agama dan