• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Faktor Personal dan Situasional terhadap Komunikasi Terapeutik antara Perawat Pelaksana dan Pasien di Rumah Sakit Umum Herna Medan Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Faktor Personal dan Situasional terhadap Komunikasi Terapeutik antara Perawat Pelaksana dan Pasien di Rumah Sakit Umum Herna Medan Chapter III VI"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Rencana penelitian ini adalah Survey Explanatory, yang bertujuan

menganalisa pengaruh faktor personal dan faktor situasional terhadap komunikasi

terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien di Rumah Sakit Umum Herna

Medan.

Survey Explanatory adalah penelitian yang dirancang untuk menjelaskan

hubungan causal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotese. (Singarimbun,

1995).

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Herna Medan karena menurut

peneliti komunikasi terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien disana belum

efektif dan belum pernah dilakukan penelitian yang serupa.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan melakukan survey awal sampai seminar hasil

(2)

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana di Rumah

Sakit Umum Herna Medan. Berdasarkan data dari Bidang Kepegawaian di Rumah

Sakit Umum Herna Medan tahun 2012 diperoleh data bahwa jumlah perawat

pelaksana sebagai populasi 241 orang.

3.3.2. Sampel

Sesuai dengan kepentingan penelitian perawat pelaksana yang dijadikan

sebagai sampel dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana yang terkait dengan

komunikasi terapeutik diruang rawat inap di Rumah Sakit Umum Herna Medan.

Berdasarkan data dari Bidang Kepegawaian Rumah Sakit Umum Herna tahun 2012

bahwa jumlah perawat pelaksana yang bertugas di bagian rawat-inap adalah 173

orang dan yang akan diambil jadi sampel adalah perawat pelaksana yang bertugas

diruang rawat inap dengan masa kerja minimal lima tahun.

Sesuai dengan data dari Bidang Kepegawaian Rumah Sakit Umum Herna

Medan, maka jumlah perawat pelaksana yang bertugas di ruang rawat inap dengan

masa kerja lebih dari lima tahun yang dijadikan sampel adalah 91 orang.

Mereka ini bertugas di ruangan-ruangan Super VIP, VIP, Klas I, Klas II, Klas

(3)

3.4.1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara langsung

kepada perawat pelaksana dengan berpedoman pada kuesioner yang telah

dipersiapkan lebih dahulu. Adapun sumber data primer yang didapat dari hasil

jawaban responden yang terkait dengan faktor personal meliputi : (a) kesamaan

karakteristik dan (b) isolasi diri serta faktor situasional meliputi (a) daya tarik fisik,

(b) ganjaran, (c) kedekatan (proximity), dan (d) kemampuan.

Untuk komunikasi terapeutik yang meliputi ; (a) mendengarkan (listening),

(b) pertanyaan terbuka, (c) mengulang, (d) penerimaan (acceptance), (e) klarifikasi,

(f) memfokuskan, (g) membagi persepsi (h) identifikasi tema, (i) informing dan

(j) saran, peneliti dibantu koordinator keperawatan mengobservasi, apakah perawat

pelaksana melakukannya sesuai dengan teknik komunikasi terapeutik.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari catatatan dan dokumen

Rumah Sakit Umum Herna serta data lainnya yang mendukung pembahasan hasil

penelitian terkait. Data faktor personal dan faktor situasional yang diperoleh dari

bagian personalia meliputi data (1) jumlah perawat seluruhnya, (2) jumlah perawat di

(4)

3.4.3. Validitas dan Reliabilitas

Kelayakan menggunakan instrumen yang akan dipakai untuk penelitian

memerlukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas sudah

dilakukan oleh Fanny (2011) di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan yang

ternyata sudah valid dan reliabel.

Faktor demografi rumah sakit tersebut relatif sama dan jaraknya relatif dekat

dengan Rumah Sakit Umum Herna Medan .Jadi kalau valid dan reliabel untuk rumah

sakit yang satu, berarti valid dan reliabel pula untuk rumah sakit yang satunya lagi.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variabel faktor personal dan faktor

situasional. Adapun variabel dan definisi operasional adalah sebagai berikut:

1. Faktor personal adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu meliputi,

(a) Kesamaan karakteristik,

(b) Isolasi diri.

Adapun indikator dan definisi operasional adalah sebagai berikut :

a. Kesamaan karakteritik personal adalah kesamaan karakteristik antara

seseorang dengan orang lain yang memiliki kesamaan dalam nilai-nikai,

sikap, keyakinan, tingkat sosio-ekonomis dan ideologis dan cenderung jadi

saling menyukai. Seseorang yang dimaksud dalam hal ini adalah hubungan

(5)

terisolasi, yang kemudian merasa bahagia karena kehadiran orang lain.

Orang tersebut cenderung menjalin komunikasi karena merasa kehadiran

orang lain itu dapat mendatangkan kebahagiaan baginya. Apabila proses

terserbut berjalan dengan baik maka komunikasi interpersonal akan dapat

dirasakan dan menimbulkan rasa nyaman. Dalam hal ini adalah komunikasi

antara perawat pelaksana dengan pasien

2. Faktor situasional adalah faktor yang timbul dari luar individu, meliputi: (a) daya

tarik fisik, (b) ganjaran, (c) kedekatan, dan (d) kemampuan.

Adapun indikator dan definisi operasional adalah sebagai berikut:

a. Daya tarik fisik adalah satu kondisi yang mendorong atau menjadikan

seorang melakukan komunikasi dengan orang lain yang berpenampilan

menarik cenderung mendapat penilaian yang baik dan dikatakan mempunyai

sifat yang baik juga. Dalam hal ini adalah kecenderungan perawat pelaksana

menilai penampilan pasien dalam komunikasi interpersonal.

b. Ganjaran merupakan keadaan seseorang yang cenderung menyenangi

orang yang memberinya ganjaran seperti ganjaran berupa bantuan, dorongan

moril, pujian, hal-hal yang meningkatkan harga diri antar personal dan

lain-lain. Dalam hal ini adalah perawat pelaksana yang lebih menyenangi pasien

yang memberi ganjaran padanya untuk berkomunikasi interpersonal.

c. Kedekatan adalah keadaan yang merupakan kecenderungan menyenangi

(6)

duduk dan sebagainya. Dalam hal ini adalah kecenderungan perawat

pelaksana untuk lebih menyenangi pasien yang mempunyai kedekatan dengan

dia untuk berkomunikasi interpersonal.

d. Kemampuan adalah keadaan seseorang cenderung menyenangi orang-orang

yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi atau lebih berhasil dari pada

dirinya. Dengan kata lain ia akan menyenangi berkomunikasi interpersonal

dengan pasien yang lebih mampu dari dia.

3.5.2. Variabel Terikat

Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah komunikasi

terapeutik perawat pelaksana dengan pasien di Rumah Sakit Umum Herna yang

dengan sadar bertujuan untuk kebaikan pasien melalui teknik komunikasi dan

kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien dengan membina komunikasi

terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien.

Teknik komunikasi terapeutik ini terdiri dari:

a. Mendengarkan (listening),merupakan teknik komunikasi dengan cara memberi

kesempatan pada pasien untuk bicara banyak dan perawat sebagai pendengar

yang aktif mendengarkan apa yang dikatakan pasien dengan penuh perhatian.

b. Pertanyaan terbuka (broad opening) memberikan inisiatif kepada pasien

,mendorong pasien dan menyeleksi topik yang dibicarakan dengan pasien.

c. Mengulang (restating) merupakan teknik yang dilaksanakan dengan cara

(7)

memberi tanda bahwa perawat mengikuti pembicaraannya.

d. Penerimaan (acceptance) merupakan dukungan dan penerimaan informasi yang

disampaikan pasien dengan tingkah laku menunjukkan ketertarikan dan tidak

memberikan penilaian.

e. Klarifikasi merupakan teknik yang digunakan kalau perawat ragu, tidak jelas,

tidak dengar atau mungkin pasien malu mengungkapkan dengan terus terang

tentang informasi yang diberikannya.

f. Memfokuskan. Bila topik yang dibicarakan perawat anggap penting, maka ia

harus menjaga supaya pembicaraan tidak lari kemana-mana lagi tetapi tetap

menuju yang lebih spesifik, lebih jelas, terfokus pada realita.

g. Membagi persepsi yaitu teknik berkomunikasi dengan cara meminta pendapat dan

bagaimana perasaan pasien tentang hal-hal yang difikirkannya.

h. Identifikasi “tema” merupakan teknik dengan mencari latar belakang atau tema

masalah pasien yang muncul dan mungkin berguna untuk meningkatkan

pengertian dan untuk mengeksplorasi masalahnya.

i. Informing merupakan teknik peyediaan tambahan informasi yang berguna untuk

dapat respons lanjutan dari pasien.

j. Saran merupakan teknik yang memberikan ide-ide alternatif yang bermaksud

(8)

3.6. Metode Pengukuran

3.6.1. Metode Pengukuran Variabel Bebas

Pengukuran variabel bebas yaitu faktor personal dan faktor situasional, pada

Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Pengukuran Variabel Bebas

Variabel Jumlah

indikator Indikator Skor Katagori Skala ukur

Faktor

c.Tidak baik interval

3.6.2. Metode Pengukuran Variabel Terikat

Pengukuran variabel terikat, yaitu komunikasi terapeutik perawat pelaksana

dengan pasien, pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Pengukuran Variabel Terikat

Komunikasi terapeutik

(Y) Indikator Skor Katagori

Skala ukur

a. Mendengarkan (listening)

(9)

a. Analisa univariat, yaitu analisis variabel independen dalam bentuk distribusi

frekuensi dan dihitung persentasenya.

b. Analisa bivariat, yaitu analisis hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen dalam bentuk tabel silang, sehingga diketahui jumlah dan

persentase responden berdasarkan kategori variabel bebas yang dirinci

berdasarkan katagori variabel bebas.

c. Analisa multivariat untuk mengetahui variabel independen yang paling

berpengaruh terhadap variabel dependen dengan menggunakan regresi linier

berganda. Adapun persamaan regresi linier berganda:

Y = b0 + b1X1 + b2X2

Dimana:

+ µ

Y = Komunikasi Terapeutik

b0

X

= Konstanta

1

X

= Faktor Personal

2

b

= Faktor Situasional

1-b2

(10)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Herna Medan

Rumah Sakit Umum Herna Medan, adalah salah satu rumah sakit swasta di

Sumatera Utara yang didirikan oleh Yayasan T.D.Pardede. Sebelumnya rumah sakit

ini dimulai dari poliklinik kecil yang dikhususkan untuk para pegawai perusahaan

T.D.Pardede Holding Company. Poliklinik ini terus berkembang sesuai

pengembangan jumlah pegawai, menjadi Balai Pengobatan yang lebih lengkap

dengan fasilitas rawat jalan dan rawat inap pada tahun 1962 di Jl. Syailendra Medan.

Sejalan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat akan fasilitas

kesehatan yang lebih bermutu dan lengkap maka atas prakarsa ibu Hermina br

Napitupulu istri T.D.Pardede almarhum, poliklinik tadi dilanjutkan jadi rumah sakit

kecil yang kemudian berkembang menjadi Rumah Sakit Surya Husada pada tahun

1966 yang berdiri di Jl. Mojopahit no 118 A Medan dengan memakai lahan bekas

pabrik textil P.T. Hisar Sakti yang merupakan cikal bakal dari perusahaan besar T.D.

Pardede Holding Company. Kemudian namanya diubah menjadi Rumah Sakit Umum

Herna Medan. Rumah sakit ini diresmikan pada tanggal 20 Maret 1970 dan

termasuk rumah sakit Klas B dan sekarang sudah mempunyai kapasitas 160 unit

tempat tidur. Mempunyai pegawai tetap 486 orang yang merupakan tenaga medis dan

(11)

RSU Herna Medan terletak di Jalan Majapahit no.118 A Medan, Kelurahan

Medan Petisah, Kecamatan Medan Baru, Propininsi Sumatera Utara, diatas tanah

datar seluas 14.672 m2

4.1.3. Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Herna Medan

.

Sebagai rumah sakit swasta yang termasuk salah satu rumah sakit swasta yang

termasuk tua dan cukup besar di kota Medan, wajarlah Rumah sakit ini

mempunyai visi dan misi yang sudah mantap dalam menetapkan cita-cita yang harus

dicapai dengan cara dan perjalanan yang harus ditempuh. Adapun visi dan misi

Rumah Sakit Umum Herna Medan adalah sebagai berikut :

Visi :

Menjadikan Rumah Sakit Umum Herna Medan sebagai salah satu Rumah Sakit

swasta terbaik di Sumatera Utara dalam hal pelayanan kesehatan.

Misi :

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan pasien secara profesional, bermutu yang

sesuai dengan etika rumah sakit, serta terjangkau oleh segenap lapisan

masyarakat.

2. Melaksanakan pendidikan dan latihan tenaga kesehatan Akademi Perawat

dan SPK untuk menghasilkan SDM yang berkualitas.

3. Melaksanakan sistim rujukan

Dari visi dan misi ini tampaklah bahwa tugas rumah sakit ini adalah

(12)

perawat yang dapat memberikan pelayanan yang berdaya guna dan berhasil guna

dengan mengefektifkan mutu keperawatannya yang salah satu dan cukup penting

adalah melalui komunikasi terapeutik.

Walaupun sudah banyak cara ataupun usaha dilakukan untuk meningkatkan

mutu keperawatan ini, namun menurut pengamatan penulis tetap saja hasilnya

belum memuaskan kalau dibandingkan dengan usia rumah sakit yang sudah begitu

lama (40 tahun). Juga kalau dilihat dari indikator kinerja Rumah Sakit Umum Herna

yang masih jauh dari memuaskan, bahkan tampak penurunan pada tahun 2011 yang

lalu.

4.1.4. Tenaga Kesehatan dan Pelayanan di Rumah Sakit Umum Herna Medan a. Sumber Daya Manusia

Jumlah tenaga kerja di Rumah Sakit Umum Herna Medan ada sebanyal 486 yang

terdiri dari dokter-dokter, perawat, tenaga medis dan non medis. Dokter umum

yang full timer 8 orang dan yang part timer 11 orang. Dokter Spesialis dan

Superspesialis semua adalah part timer sebanyak 108 orang. Paramedis

Keperawatan ada 241 orang yang 173 orang diantaranya bertugas di ruangan

rawat inap dan 91 orang dari mereka sudah bertugas selama lima tahun dan yang

terakhir inilah yang dijadikan sampel dalam penelitian ini

b. Jenis Pelayanan

1. Jenis pelayanan terdiri dari: - Unit Rawat Jalan

(13)

Gastroenterohepatologi, Ginjal/Hipertensi)

- Klinik Bedah (Umum,Digestif,

Plastik,Onkologi, Orthopedi, Anak)

- Klinik Kebidanan dan Kandungan,

- Klinik Kesehatan Anak

- Klinik Kardiologi

- Klinik Paru

- Klinik Neurologi

- Klinik Psychiatri-

- Klinik, Mata,

- Klink THT

- Klinik Kulit dan Kelamin

3. Unit Rawat Inap : - Kelompok perawatan Penyakit

Dalam,Paru,Jantung,Kulit.

- Kelompok Perawatan Kebidanan /Ginekologi

- Kelompok Perawatan Bedah,

- Kelompok Perawatan Anak

- Kelompok Perawatan Neurologi/ Unit Stroke

- Kelompok perawatan Hematologi/ Onkologi

4. Unit Perawatan Intensif : - ICU

(14)

- HDU Anak

5. Unit Pelayanan Hemodialise.

6. Unit Pelayanan Penunjang Medis, yang terdiri dari:

- Unit Radiologi:- Bagian Rontgen

- Bagian USG

- Bagian CT-Scan Wholebody

- Unit Patologi Klinik / Laboratorium

- Unit Diagnostik Spesial

- Unit Rehabilitasi Medik

- Unit Farmasi

- Unit Gizi / Dapur

- Unit Transfusi Darah

- Unit Endoskopi

c. Sarana / Peralatan:

Bangunan terdiri dari tiga lantai yang masing-masing lantai diperuntukkan

sesuai dengan keperluan kebutuhan. Jumlah tempat tidur ada 160 unit yang harganya

bervariasi supaya pasien bisa memilih sesuai dengan kemampuan mereka. Yang

paling murah yaitu Rp 75.000 per hari sampai Rp 950.000 perhari..Ruangan-ruangan

itu diberi nama: Kelas Ekonomi, Kelas IV, Kelas III, Kelas II, Kelas I, VIP, Super

VIP B dan Super VIP A. Ruangan spesial adalah ICU dan ICCU serta Ruang Bayi.

Indikator kinerja Rumah Sakit Umum Herna untuk tahun 2011 adalah

(15)

Lama Hari perawatan (LOS) : 5,23 hari

Lama hari jarak pemakaian tempat tidur (TOI): 4,8 hari

Banyak kali tempat tidur tukar pemakai pertahun (BTO) : 30,2 kali

Jumlah pasien rawat inap tahun 2011 : 5957 orang.

4.2. Identitas Responden

Responden yang turut dalam penelitian ini adalah perawat yang bertugas di

ruang rawat inap dan yang sudah bekerja disana paling sedikit lima tahun.

Responden dalam penelitian ini semula berjumlah 67 orang perawat pelaksana

dengan indentitas meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, lama kerja, status

perkawinan dan suku Jumlah ini diambil berdasarkan data yang diperoleh saat penulis

melakukan survey pendahuluan pada awal Maret 2012. Jumlah ini kemudian

bertambah pada survey sesungguhnya karena sejumlah perawat yang masa kerja

sebelumnya masih kurang dari lima tahun, kini sudah menjadi genap / lebih lima

tahun karena peneliti mulai meneliti sesudah empat bulan kemudian. Juga ada

sebanyak 13 orang perawat yang semula tidak disertakan sebagai sampel karena

jabatannya sebagai kepala ruangan sekarang disertakan sebagai sampel karenayang

menilai mereka adalah peneliti bersama supervisor keperawatan.

Akhirnya yang memenuhi syarat untuk menjadi sampel ada 91 orang.

(16)

Tabel 4.1 Distribusi Identitas Responden di Rumah Sakit Umum Herna Medan

No Karakteristik Jumlah Persentase

1 Umur

5 Status Perkawinan

(17)

Dari tabel menunjukkan bahwa usia paling banyak adalah yang berumur antara 23-33

tahun yaitu sebanyak 55 orang (60.4 %), Jenis kelamin semua perempuan, yaitu

sebanyak 91 orang (100 %) Tingkat pendidikan paling banyak adalah Akper (D-III

Keperawatan), yaitu 49 orang (53.8 %).

Masa –kerja paling banyak adalah 5 - 10 tahun yaitu sebanyak 65 orang

(71.4%) Status perkawinan paling banyak adalah status kawin sebanyak 58 orang

(63.7 %). Suku paling banyak adalah Batak ada 82 orang (90.1%)

4.3 Analisa Univariat 4.3.1 Faktor Personal

Faktor personal dalam penelitian ini diukur dengan indikator, kesamaan

karakteristik dan isolasi sosial yang secara terperinci diuraikan sebagai berikut ini:

a. Kesamaan Karakteristik

Dari hasil penelitian faktor personal dengan indikator kesamaan karakteristik

dalam melaksanakan komunikasi terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien

di Rumah Sakit Umum Herna Medan, didapati bahwa sebanyak 58 orang (63.7%)

responden sangat sering berupaya memberikan jawaban kepada setiap pertanyaan

yang diajukan pasien, lalu ada sebanyak 81 orang (89.0%) responden yang sering

merasa senang menanggapi pertanyaan pasien, kemudian ada sebanyak 49 orang

(53.8%) responden yang kadang-kadang cenderung berkomunikasi lebih kerap

(18)

orang (44.0%) responden yang sering mencari kesesuaian dengan pasien untuk dapat

berinteraksi, lalu ada sebanyak 36 orang (39.6%) dari responden yang sering

menunjukkan sikap bersahabat kepada pasien yang mengerti tugasnya sebagai

perawat. Hanya ada sebanyak 28 orang (30.8%) dari responden yang sering mencari

persamaan dirinya dengan pasien yang dirawatnya, lalu ada sebanyak 43 orang (47.3

%) responden yang sering susah mengubah pendapatnya, walaupun pasien menuntut

untuk hal itu. Ada sebanyak 50 orang ( 54.9%) responden yang tidak pernah merasa

sulit menceritakan perihal dirinya kepada temannya berbicara yang tidak sama

pandangan dengan dia . Juga ada sebanyak 35 orang (38.5 %) responden yang tidak

pernah mengutamakan pasien yang sama keyakinan dengan dia. Ada 66 orang (72.5

%) responden yang kadang-kadang merasa tidak nyaman dengan pasien yang

mempunyai pandangan berbeda dengan dia.

Distribusi responden berdasarkan kesamaan karakteristik dapat dilihat pada

tabel 4.2

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Kesamaan Karakteristik di Rumah Sakit Umum Herna Medan

No Pertanyaan/ Jawaban n %

1 Saya berupaya memberikan jawaban kepada setiap pertanyaan yang diajukan pasien

a. Tidak pernah 0 0.0

b. Pernah 0 0.0

c. Kadang-kadang 0 0.0

d. Sering 33 36.3

e. Sangat Sering 58 63.7

(19)

2 Saya senang menanggapi pertanyaan pasien

3 Saya cenderung berkomunikasi lebih sering dengan pasien

yang mempuyai kesukaan yang sama dengan saya

a. Tidak pernah 0 0.0

4 Saya senantiasa mencari kesesuaian dengan pasien untuk dapat

5 Saya selalu menunjukkan sikap bersahabat kepada pasien yang

mengerti tentang tugas perawat

(20)

Tabel 4.2 (Lanjutan)

6 Saya berusaha mencari persamaan diri saya dengan pasien yang

7 Saya sulit mengubah pendapat dan sikap saya meskipun pasien

8 Saya sulit menceritakan perihal diri saya kepada teman saya

berbicara, jika tidak mempunyai pandangan yang sama dengan saya

9 Saya selalu mengutamakan pasien yang mempuyai keyakinan yang sama dengan saya

(21)

10 Saya selalu merasa tidak nyaman apabila pasien yang saya rawat

tidak mempuyai kesamaan pandangan dengan saya

a. Tidak pernah 34 37.4

b. Pernah 7 7.7

c. Kadang-kadang 36 39.6

d. Sering 11 12.1

e. Sangat Sering 3 3.3

Jumlah 91 100.0

b. Isolasi Sosial

Dari hasil penelitian faktor personal dengan indikator isolasi sosial dalam

melaksanakan komunikasi terapeutik oleh perawat pelaksana dengan pasien di

Rumah Sakit Umum Herna Medan, didapati bahwa sebanyak 77 orang (84.6%)

responden tidak pernah berupaya menjalin hubungan dengan komunikasi untuk

mendapatkan respon teman maupun pasien, ada sebanyak 68 orang (74.7%) yang

tidak pernah merasa mudah mendapatkan teman walaupun ditempat yang kurang

disukai, lalu ada sebanyak 38 orang (41.8 &%) yang sering merasa senang melakukan

pekerjaan bersama-sama dengan teman dan ada sebanyak 51 orang (56.0%) dari

responden yang kadang-kadang diharapkan teman-temannya untuk datang ke

pertemuan, sedangkan yang sering merasa di harapkan temannya datang untuk

memeriahkan suasana kelompok ada 38 orang (41.8%) dari respondenyang sering

merasa lebih senang melakukan pekerjaan seorang diri ada sebanyak 41 orang

(45.21%) responden yang kadang-kadang merasa lebih senang menikmati kesendirian

(22)

kadang-kadang merasa bahwa yang menyakiti hatinya sebaiknya mendapat hukuman

setimpal, lalu yang tidak pernah tahu bahwa kadang-kadang ia telah menyakiti hati

temannya atau orang lain dengan kata-katanya ada 35 orang (38.5%), sedangkan yang

merasa tidak pernah memaksakan agar pendapatnya diterima ada 66 orang (72.5%).

Distribusi responden berdasarkan indikator isolasi sosial dapat dilihat pada

tabel 4.3

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Isolasi Sosial Pasien di Rumah Sakit Umum Herna Medan

No Pertanyaan/ Jawaban n %

1 Saya berupaya menjalin hubungan dengan komunikasi untuk

mendapatkan respon dari teman maupun pasien

a. Tidak pernah 77 84.6

(23)

3 Saya senang melakukan pekerjaan bersama-sama

4 Saya sering diharapakan teman-teman saya untuk datang dalam

5 Kata teman-teman saya, saya orang yang dapat memeriahkan suasana

6 Saya lebih senang melakukan pekerjaan sendiri

(24)

Tabel 4.3 (Lanjutan)

7 Saya lebih suka pergi menikmati kesunyian dan kesendirian

dibandingkan bersama-sama dengan orang lain

a. Tidak pernah 8 8.8

8 Orang yang telah menyakiti hati kita sebaiknya dibalas dengan

9 Saya kadang tidak tahu bahwa ternyata kata-kata yang saya ucapkan

sering menyakiti orang lain

a. Tidak pernah 35 38.5

(25)

orang (49.5%) termasuk pada katagori baik, sebanyak 46 orang (46.3%) pada

katagori kurang baik dan tidak ada yang termasuk katagori tidak baik.

Hasil pengukuran faktor personal secara katagori dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Faktor Personal di Rumah Sakit Umum Herna Medan

No Kategori N %

1 1. Tidak baik 0 0.0

2. Kurang baik 46 50.5

3. Baik 45 49.5

Jumlah 91 100.0

4.3.2 Faktor Situasional

Dalam penelitian ini yang menjadi indikator untuk faktot situasional, adalah

daya tarik fisik, ganjaran, kedekatan dan kemampuan.

Secara rinci diterangkan sebagai berikut :

a. Daya Tarik Fisik

Hasil penelitian faktor situasional dengan indikator daya tarik fisik dalam

komunikasi terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien di Rumah Sakit

Umum Herna Medan, ada sebanyak 49 orang (53.8 %) responden yang menyatakan

pernah dan menjalin komunikasi dengan pasien tanpa memandang penampilannya,

ada sebanyak 66 orang (72.5 %) responden yang menyatakan tidak pernah berupaya

berpenampilan menarik didepan pasien, sebanyak 47 orang (51.6 %) menyatakan

sangat sering berupaya berpakaian rapi saat pergi ke rumah sakit , sebanyak 58 orang

(26)

sebanyak 51orang (56.0%) yang menyatakan tidak pernah lebih memilih berinteraksi

dengan pasien yang berpenampilan rapi dan bersih

Distribusi responden berdasarkan daya tarik fisik dapat dilihat pada tabel 4.5

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Daya Tarik Fisik di Rumah Sakit Umum Herna Medan

a. Daya Tarik fisik

No Pertanyaan/ Jawaban n %

1 Saya menjalin komunikasi dengan setiap pasien tanpa memandang penampilannya

2 Saya selalu berupaya berpenampilan menarik di depan pasien

(27)

4 Saya selalu memperhatikan kesesuaian warna pakaian dengan sepatu yang saya gunakan

a. Tidak pernah 1 1.1

5 Saya lebih memilih berinteraksi dengan pasien yang penampilannya rapi dan bersih

a. Tidak pernah 0 0.0

Berdasarkan dari hasil penelitian faktor situasional dengan indikator ganjaran

dalam komunikasi terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien, diketahui ada

sebanyak 44 orang (48.4 %) responden menyatakan sering berkomunikasi dengan

pasien tanpa memandang sikapnya kepada dia sebagai perawat, lalu ada sebanyak 54

orang (59.3%) yang menyatakan kadang-kadang berkomunikasi lebih baik dengan

pasien yang memberi dorongan untuk bekerja lebih baik, kemudian ada sebanyak 32

orang (35.2%) responden yang menyatakan sering berinteraksi lebih intens kepada

pasien yang menghargai pekerjaannya sebagai perawat, lalu ada sebanyak 30 orang

(28)

bila pasien memuji hasil kerja nya dan ada sebanyak 36 orang (39.6%) responden

yang pernah menghindar dari pasien yang pernah membuatnya tersinggung.

Distribusi responden berdasarkan ganjaran dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Ganjaran di Rumah Sakit Umum

Herna Medan

No Pertanyaan/ Jawaban n %

1 Saya berkomunikasi dengan setiap pasien tanpa memandang

sikapnya kepada saya sebagai perawat

a. Tidak pernah 3 3.3

2 Saya akan berkomunikasi dengan pasien yang memberikan dorongan bagi saya untuk bekerja dengan baik

(29)

4 Saya akan menyapa pasien dengan sikap yang ramah apabila pasien tersebut memuji hasil kerja saya.

a. Tidak pernah 13 14.3

5 Saya akan menghindar dari pasien yang pernah membuat saya tersinggung

Diketahui berdasarkan hasil penelitian faktor situasional dengan indikator

kedekatan dalam komunikasi terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien di

Runah Sakit Umum Herna Medan, ada sebanyak 52 orang (57.1 %) responden yang

menyatakan sangat sering berkomunikasi dengan pasien tanpa memandang asal atau

latar belakangnya, ada sebanyak 44 orang (48.4 %) responden menyatakan tidak

pernah lebih memilih berkomunikasi dengan pasien yang dikenalnya dan bertempat

tinggal atau berasal sama dengan dia, lalu ada 43 orang (47.3 %) responden yang

menyatakan tidak pernah lebih memilih berkomunikasi dengan pasien yang ada

keluarga dengannya, dan ada sebanyak 61 orang (67.0%) responden yang

(30)

pekerjaannya juga di rumah sakit dan ada sebanyak 70 orang ( 76.9%) responden

yang menyatakan tidak pernah lebih memilih berkomunikasi dengan pasien yang

latar belakang keluarganya sama dengan dia.

Distribusi responden berdasarkan kedekatan dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Kedekatan di Rumah Sakit Umum Herna Medan

No Pertanyaan/ Jawaban n %

1

Saya berkomunikasi dengan setiap pasien tanpa memandang asal atau latar belakangnya

a. Tidak pernah 52 57.1

2 Saya lebih memilih untuk berkomunikasi dengan pasien yang saya kenal dan mempunyai tempat tinggal/ asal yang sama dengan saya

a. Tidak pernah 44 48.4

(31)

3 Saya lebih memilih untuk berkomunikasi dengan pasien yang anggota keluarganya ada hubungan kekeluargaan dengan saya

4 Saya lebih memilih untuk berkomunikasi dengan pasien yang pekerjaaanya juga di rumah sakit

a. Tidak pernah 61 67.0

5 Saya lebih memilih untuk berkomunikasi dengan pasien yang latar belakang keluarganya sama dengan saya

Berdasarkan hasil penelitian faktor situasional dengan indikator kemampuan

dalam komunikasi terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien di Rumah Sakit

Umum Herna Medan didapatkan bahwa ada sebanyak 66 orang (72.5%) responden

yang manyatakan tidaki pernah berkomunikasi dengan pasien tanpa memanndang

(32)

tidak pernah membedakan pangkat dan kedudukan pasien dalam berkomunikasi, ada

sebanyak 46 orang(50.5 %) responden yang menyatakan sangat sering berupaya

berkomunikasi dengan baik dengan pasien disetiap unit kerjanya dan ada 50 orang

(54.9 %) responden yang menyatakan sangat sering lebih memilih berkomunikasi

dengan pasien yang lebih tinggi pekerjaannya dari dia serta ada sebanyak 48 orang

(52.7 %) responden yang menyatakan sangat sering lebih memilih berkomunikasi

dengan pasien VIP.

Distribusi responden berdasarkan kemampuan dapat dilihat pada tabel 4.8

Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Kemampuan di Rumah Sakit Umum Herna Medan

No Pertanyaan/ Jawaban n %

1 Saya berkomunikasi dengan setiap pasien tanpa memandang status pasien tersebut

a. Tidak pernah 66 72.5

2 Saya tidak pernah membedakan pangkat atau kedudukan pasien untuk berkomunikasi

(33)

3 Saya selalu berupaya berkomunikasi dengan pasien secara baik di setiap unit kerja saya

a. Tidak pernah 3 3.3

4 Saya lebih memilih untuk berkomunikasi dengan pasien yang jenjang pekerjaannya lebih tinggi dari saya

5 Saya lebih memilih untuk berkomunikasi dengan pasien yang dirawat di ruang VIP

a. Tidak pernah 2 2.2

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam faktor situasional sebanyak

70 orang (76.9 %) pada katagori baik,dan ada 21 orang (23.1%) dalam katagori

(34)

Hasil pengukuran faktor situasional secara katagori dapat dilihat padatabel 4.9

Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Faktor Situasional di Rumah Sakit Umum Herna Medan

No Kategori n %

1 Tidak Baik 0 0.0

2 Kurang Baik 21 23.1

3 Baik 70 76.9

Jumlah 91 100.0

4.3.3 Komunikasi Terapeutik

Komunikasi terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien di Rumah

Sakit Umum Herna Medan dalam penelitian ini diukur dengan indikator

mendengarkan, pertanyaan terbuka, mengulang, penerimaan, klarifikasi,

memfokuskan, membagi persepsi, identifikasi “tema”, informing dan saran.

Secara terperinci diterangkan sebagai berikut :

a. Mendengarkan

Dari hasil penelitian dengan indikator mendengarkan didapati bahwa perawat

pelaksana yang melakukannya pada pasien ada sebanyak 48 orang (52.7 %) yang

sangat sering mendengarkan pasien untuk mencoba mengetahui perasaan pasien, ada

50 orang ( 54.9 %) perawat pelaksana yang sering mendengarkan pembicaraan pasien

dengan penuh perhatian, ada 47 orang (51.6%) yang sering memahami situasi yang

digambarkan pasien adalah penting, ada 37 orang (40.7 %) perawat yang sering

meningkatkan pengertian dan explorasi tentang pembicaraan pasien, serta sebanyak

27 orang (29.7 %) perawat sering dan sangat sering memberi kesan bahwa

(35)

Tabel 4.10 Distribusi Perawat Pelaksana Berdasarkan Mendengarkan di Rumah Sakit Umum Herna Medan

No Pertanyaan/Jawaban n %

1 Perawat mendengarkan pasien untuk mencoba mengetahui perasaan pasien

a. Tidak pernah dilakukan 0 0.0

b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0

c. Kadang-kadang dilakukan 12 13.2

d. Sering dilakukan 31 34.1

e. Sangat sering dilakukan 48 52.7

Jumlah 91 100.0

2 Perawat mendengarkan pembicaraan pasien dengan penuh perhatian

a. Tidak pernah dilakukan 1 1.1

b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0

c. Kadang-kadang dilakukan 8 8.8

d. Sering dilakukan 50 54.9

e. Sangat sering dilakukan 32 35.2

Jumlah 91 100.0

3 Perawat memahami situasi yang digambarkan pasien bahwa apa yang dibicarakannya penting

a. Tidak pernah dilakukan 1 1.1

b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0

c. Kadang-kadang dilakukan 23 25.3

d. Sering dilakukan 47 51.6

e. Sangat sering dilakukan 20 22.0

Jumlah 91 100.0

4 Perawat dapat meningkatkan pengertian dan eksplorasi tentang pembicaraan pasien

a. Tidak pernah dilakukan 5 5.5

b. Hampir tidak pernah dilakukan 1 1.1

c. Kadang-kadang dilakukan 32 35.2

d. Sering dilakukan 37 40.7

e. Sangat sering dilakukan 16 17.6

(36)

Tabel 4.10 (Lanjutan)

5 Perawat memberi kesan bahwa pembicaraan pasien menarik

sebagai topik pembicaraan

a. Tidak pernah dilakukan 13 14.3

b. Hampir tidak pernah dilakukan 4 4.4

c. Kadang-kadang dilakukan 27 29.7

d. Sering dilakukan 27 29.7

e. Sangat sering dilakukan 20 22.0

Jumlah 91 100.0

Pertanyaan Terbuka

Dari hasil penelitian dengan indikator pertanyaan terbuka yang dilaksanakan

perawat pelaksana dengan pasien di Rumah Sakit Umum Herna Medan didapatkan ,

bahwa sebanyak 72 orang (79.1 %) responden yang sangat sering memberi salam

dan tersenyum pada pasien, sebanyak 47 orang (51.6%) responden yang sangat

sering memperkenalkan diri kepada pasien , kemudian ada 37 orang (40.7%) yang

sering menyeleksi topik yang akan dibicarakan dengan pasien. Lalu ada sebanyak 41

orang (45.1%) yang sering mengamati apakah ada respon dari pasien sedangkan

yang sering menawarkan diri membicarakan kondisi pasien hanya hanya 41orang

(37)

Tabel 4.11 Distribusi Perawat Pelaksana Berdasarkan Pertanyaan Terbuka di Rumah Sakit Umum Herna Medan

No Pertanyaan/Jawaban n %

1 Perawat memberi salam dan tersenyum kepada pasien

a. Tidak pernah dilakukan 0 0.0

b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0

c. Kadang-kadang dilakukan 1 1.1

d. Sering dilakukan 18 19.8

e. Sangat sering dilakukan 72 79.1

Jumlah 91 100.0

2

Perawat memperkenalkan diri sebagai perawat kepada pasien

a. Tidak pernah dilakukan 1 1.1

b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0

c. Kadang-kadang dilakukan 12 13.2

d. Sering dilakukan 31 34.1

e. Sangat sering dilakukan 47 51.6

Jumlah 91 100.0

3 Perawat menyeleksi topik yang akan dibicarakan dengan pasien

a. Tidak pernah dilakukan 4 4.4

b. Hampir tidak pernah dilakukan 3 3.3

c. Kadang-kadang dilakukan 29 31.9

d. Sering dilakukan 37 40.7

e. Sangat sering dilakukan 18 19.8

Jumlah 91 100.0

4 Perawat mencoba mengamati apakah ada respon dari pasien

a. Tidak pernah dilakukan 1 1.1

b. Hampir tidak pernah dilakukan 4 4.4

c. Kadang-kadang dilakukan 19 20.9

d. Sering dilakukan 41 45.1

e. Sangat sering dilakukan 26 28.6

(38)

Tabel 4.11 (Lanjutan)

5 Perawat menawarkan diri membicarakan kondisi pasien

a. Tidak pernah dilakukan 12 13.2

b. Hampir tidak pernah dilakukan 6 6.6

c. Kadang-kadang dilakukan 22 24.2

d. Sering dilakukan 41 45.1

e. Sangat sering dilakukan 10 11.0

Jumlah 91 100.0

b. Mengulang

Dari hasil penelitian dengan indikator mengulang dalam komunikasiterapeutik

antara perawat pelaksana dengan pasien di Rumah Sakit Umum Herna Medan

didapatkan bahwa ada sebanyak 48 orang (52.7%) perawat pelaksana yang sering

mencoba mengulang apa yang pernah didengarnya atas pembicaraan pasien

sebelumnya dan mencoba mengetahui perasaan pasien dan memberi kesempatan

untuk menanyakan tentang penyakitnya , lalu ada sebanyak 44 orang (48.4%) perawat

pelaksana yang sering memberi penjelasan untuk menguatkan apa yang diungkapkan

pasien, ada sebanyak 45 orang (49.5%) perawat pelaksana yang sering melibatkan

diri untuk mengikuti pembicaraan yang penting menurut pasien pasien terkait

penyakitnya., kemudian ada 46 orang (50.5%) perawat pelaksana yang sering dan

sangat sering berupaya menguatkan kembali apa yang dikeluhkan pasien dan ada 48

orang (52.7%)perawat pelaksana yang sering berupaya menciptakan situasi yang

(39)

tabel 4.12

Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Mengulang di Rumah Sakit Umum Herna Medan.

No Pertanyaan/Jawaban n %

1 Perawat mencoba mengulang apa yang pernah di dengar atas pembicaraan pasien sebelumnya dan mencoba mengetahui perasaan pasien, memberi kesempatan untuk menanyakan segala sesuatu tentang penyakitnya dan tindakan yang dilakukan

a. Tidak pernah dilakukan 2 2.2

b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0

c. Kadang-kadang dilakukan 21 23.1

d. Sering dilakukan 48 52.7

e. Sangat sering dilakukan 20 22.0

Jumlah 91 100.0

2 Perawat memberi penjelasan untuk menguatkan apa yang telah diungkapkan pasien atas keluhan yang dirasakan pasien

a. Tidak pernah dilakukan 0 0.0

b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0

c. Kadang-kadang dilakukan 16 17.6

d. Sering dilakukan 44 48.4

e. Sangat sering dilakukan 31 34.1

Jumlah 91 100.0

3 Perawat melibatkan diri untuk mengikuti pembicaraan yang penting menurut pasien terkait dengan

(40)

Tabel 4.12 (Lanjutan)

4 Perawat berupaya menguatkan kembali apa yang dikeluhkan pasien sambil beradaptasi dengan keberadaan pasien

5 Perawat berupaya menciptakan situasi/ suasana yang meningkatkan integritas diri pasien

a. Tidak pernah dilakukan 7 7.7

Berdasarkan hasil penelitian dengan indikator penerimaan dalam komunikasi

terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien didapat hasilnya sebagai , ada

sebanyak 51orang (56.0%) perawat pelaksana sering menerima pembicaraan pasien

dengan tingkah laku yang menunjukkan ketertarikan, ada sebanyak 59 orang (64.8 %)

perawat pelaksana yang seringmau menerima pembicaraan pasien, ada sebanyak 49

orang ( 53.8%) yang sering memberi senyum atas pembicaraan pasien tanpa ragu dan

kemudian ada sebanyak 49 orang (53.8%) perawat pelaksana yang sering

menunjukkan ekspresi untuk berkomunikasi dan ada sebanyak 35 orang (38.5 %)

(41)

4.13.

Tabel 4.13 Distribusi Perawat Pelaksana Berdasarkan Penerimaan di Rumah Sakit Umum Herna Medan

No Pertanyaan/Jawaban n %

1 Perawat menerima pembicaraan pasien dengan tingkah laku yang menunjukkan kertertarikan

a. Tidak pernah dilakukan 10 11.0

b. Hampir tidak pernah dilakukan 4 4.4

c. Kadang-kadang dilakukan 11 12.1

d. Sering dilakukan 51 56.0

e. Sangat sering dilakukan 15 16.5

Jumlah 91 100.0

2 Perawat menerima pembicaraan pasien

a. Tidak pernah dilakukan 0 0.0

b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0

c. Kadang-kadang dilakukan 16 17.6

d. Sering dilakukan 59 64.8

e. Sangat sering dilakukan 16 17.6

Jumlah 91 100.0

3 Perawat memberi salam senyum atas pembicaraan pasien tanpa rasa ragu

a. Tidak pernah dilakukan 0 0.0

b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0

c. Kadang-kadang dilakukan 13 14.3

d. Sering dilakukan 49 53.8

e. Sangat sering dilakukan 29 31.9

Jumlah 66 100.0

4 Perawat menunjukkan ekspresi untuk berkomunikasi

a. Tidak pernah dilakukan 1 1.1

b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0

c. Kadang-kadang dilakukan 13 14.3

d. Sering dilakukan 49 53.8

e. Sangat sering dilakukan 28 30.8

(42)

Tabel 4.13 (Lanjutan)

5 Perawat membuat kesepakatan dengan pasien, kapan saja ingin Berkomunikasi

a. Tidak pernah dilakukan 11 12.1

b. Hampir tidak pernah dilakukan3 5 5.5

c. Kadang-kadang dilakukan 13 14.3.

d. Sering dilakukan 35 38.5

e. Sangat sering dilakukan 27 29.7

Jumlah 91 100.0

d. Klarifikasi

Hasil penelitian berdasarkan indikator klarifikasi dalam menerapkan

komunikasi terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien di rumah Sakit

Umum Herna Medan menunjukkan bahwa sebanyak 50 orang (54.9%) perawat

pelaksana yang sering mencoba memberi penjelasan melalui klarifikasi atas apa yang

dibicarakan pasien sebelumnya, hanya sebanyak 34 orang (37.4%) perawat pelaksana

yang sering melibatkan diri dan mencoba menggali secara mendalam hasil

pembicaraan dengan pasien, lalu ada sebanyak 54 orang (59.3%) yang sering

memahami pembicaraan pasien dan ada sebanyak 56 orang (61.5%) perawat

pelaksana yang sering menunjukkan ekspresi untuk menggambarkan situasi pasien.

Distribusi perawat pelaksana yang melaksanakan komunikasi terapeutik

(43)

Umum Herna Medan

No Pertanyaan/Jawaban n %

1 Perawat mencoba memberikan penjelasan melalui klarifikasi atas apa yang dibicarakan oleh pasien sebelumnya

a. Tidak pernah dilakukan 5 5.5

b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0

c. Kadang-kadang dilakukan 13 14.3

d. Sering dilakukan 50 54.9

e. Sangat sering dilakukan 23 25.3

Jumlah 91 100.0

2 Perawat melibatkan diri dan mencoba menggali secara mendalam hasil pembicaraan pasien

a. Tidak pernah dilakukan 5 5.5

b. Hampir tidak pernah dilakukan 5 5.5

c. Kadang-kadang dilakukan 30 33.0

d. Sering dilakukan 34 37.4

e. Sangat sering dilakukan 17 18.7

Jumlah 91 100.0

3 Perawat memahami pembicaraan pasien

a. Tidak pernah dilakukan 0 0.0

b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0

c. Kadang-kadang dilakukan 14 15.4

d. Sering dilakukan 54 59.3

e. Sangat sering dilakukan 23 25.3

Jumlah 91 100.0

4 Perawat menunjukkan ekspresi untuk menggambarkan situasi pasien

a. Tidak pernah dilakukan 11 12.1

b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0

c. Kadang-kadang dilakukan 13 14.3

d. Sering dilakukan 56 61.5

e. Sangat sering dilakukan 11 12.1

(44)

e. Memfokuskan

Hasil penelitian berdasarkan indikator memfokuskan dalam melaksanakan

komunikasi terapeutik oleh perawat pelaksana dengan pasien di Rumah Sakit Umum

Herna Medan, didapati bahwa ada sebanyak 58 orang (63.7%) yang sering fokus atas

topik pembicaraan, ada sebanyak 45 orang ( 49.5 %) yang sering melibatkan diri dan

mencoba menggiring pasien kearah pembicaraan kearah yang lebih spesifik dengan

pasien, dan ada sebanyak 41 orang (45.1%) yangsering melibatkan diri dan mencoba

menggiring pasien kearah pembicaraanyang lebih jelas dengan pasien, serta ada

sebanyak 43 orang (47.3%) yang sering melibatkan diri dan mencoba menggiring

pasien kearah pembicaraan yang lebih jelas dan fokus pada realitas pasien.

Distribusi perawat pelaksana yang melaksanakan komunikasi terapeutik

dengan berdasarkan memfokuskan dapat kita lihat pada tabel 4.15

Tabel 4.15 Distribusi Responden Berdasarkan Memfokuskan di Rumah Sakit Umum Herna Medan

No Pertanyaan/Jawaban n %

1 Perawat fokus atas topik pembicaraan

a. Tidak pernah dilakukan 7 7.7

b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0

c. Kadang-kadang dilakukan 17 18.7

d. Sering dilakukan 58 63.7

e. Sangat sering dilakukan 9 9.9

Jumlah 91 100.0

2 Perawat melibatkan diri dan mencoba menggiring pasien ke arah pembicaraan yang lebih spesifik dengan pasien

a. Tidak pernah dilakukan 3 3.3

b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0

c. Kadang-kadang dilakukan 26 28.6

d. Sering dilakukan 45 49.5

e. Sangat sering dilakukan 17 18.7

(45)

3 Perawat melibatkan diri dan mencoba menggiring pasien ke arah pembicaraan yang lebih jelas dengan pasien

a. Tidak pernah dilakukan 1 1.1

b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0

c. Kadang-kadang dilakukan 30 33.0

d. Sering dilakukan 41 45.1

e. Sangat sering dilakukan 19 20.9

Jumlah 91 100.0

4 Perawat melibatkan diri dan mencoba menggiring pasien ke arah pembicaraan yang lebih jelas dan fokus pada realitas pasien

a. Tidak pernah dilakukan 2 2.2

b. Hampir tidak pernah dilakukan 1 1.1

c. Kadang-kadang dilakukan 27 29.7

d. Sering dilakukan 43 47.3

e. Sangat sering dilakukan 18 19.8

Jumlah 91 100.0

f. Membagi Persepsi

Berdasarkan hasil penelitian dengan indikator membagi persepsi dalam

melaksanakan komunikasi terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien di

Rumah Sakit Umum Herna Medan , didapati bahwa ada sebanyak 49 orang (53.8 %)

perawat pelaksana yang sering memberi kesempatan kepada pasien untuk memberi

pendapat atas hasil pembicaraan, sebanyak 37 orang (40.7%) perawat pelaksana yang

sering memberi kesempatan kepada pasien untuk membicaraka perasaannya, ada

sebanyak 38 orang (41.8%) perawat pelaksana yang sering memberi kesempatan

(46)

Distribusi responden berdasarkan membagi persepsi di Rumah Sakit Umum

Herna Medan dapat dilihat dari tabel 4.16.

Tabel 4.16 Distribusi Responden Berdasarkan Membagi Persepsi di Rumah Sakit Umum Herna Medan

No Pertanyaan/Jawaban n %

1 Perawat memberi kesempatan kepada pasien untuk memberi

pendapat atas hasil pembicaraan

a. Tidak pernah dilakukan 3 3.3

b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0

c. Kadang-kadang dilakukan 12 13.2

d. Sering dilakukan 49 53.8

e. Sangat sering dilakukan 27 29.7

Jumlah 91 100.0

2 Perawat memberi kesempatan untuk membicarakan perasaannya

a. Tidak pernah dilakukan 9 9.9

b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0

c. Kadang-kadang dilakukan 14 15.4

d. Sering dilakukan 37 40.7

e. Sangat sering dilakukan 31 34.1

Jumlah 91 100.0

3 Perawat memberi kesempatan memberi pendapat tentang apa yang dipikirkan oleh pasien

a. Tidak pernah dilakukan 2 2.2

b. Hampir tidak pernah dilakukan 2 2.2

c. Kadang-kadang dilakukan 17 18.7

d. Sering dilakukan 38 41.8

e. Sangat sering dilakukan 32 35.2

Jumlah 91 100.0

g. Identifikasi “Tema”

Dari hasil penelitian dalam pelaksanaan komunikasi terapeutik antara perawat

(47)

pelaksana yang sering mencoba mengeksplorasi latar belakang masalah yang

dihadapi pasien dan ada 37 orang (40.7%) perawat pelaksana yang kadang-kadang

mencoba mencari latar belakang masalah yang berguna bagi pasien, Kemudian ada

sebanyak 40 orang (44.0%) perawat pelaksana yang bereksplorasi dan memberi

penjelasan atas tema permasalahan yang dihadapi dan dikemukakan pasien.

Distribusi responden yang melaksanakan komunikasi terapeutik berdasarkan

indikator identifikasi “tema” dapat dilihat pada tabel 4.17.

Tabel 4.17 Distribusi Responden Berdasarkan Identifikasi Tema di Rumah Sakit Umum Herna Medan

No Pertanyaan/Jawaban n %

1 Perawat mencoba mengeksplorasi latar belakang masalah yang dihadapi pasien

a. Tidak pernah dilakukan 6 66

b. Hampir tidak pernah dilakukan 1 1.1

c. Kadang-kadang dilakukan 30 33.0

d. Sering dilakukan 34 37.4

e. Sangat sering dilakukan 20 22.0

Jumlah 91 100.0

2 Perawat mencari latar belakang masalah yang berguna bagi pasien

a. Tidak pernah dilakukan 6 6.6

b. Hampir tidak pernah dilakukan 0 0.0

c. Kadang-kadang dilakukan 59.1 37 40.7

d. Sering dilakukan 29 31.9

e. Sangat sering dilakukan 19 20.9

(48)

Tabel 4.17 (Lanjutan)

3 Perawat bereksplorasi dan memberi penjelasan atas tema permasalahan yang dihadapi dan dikemukakan kepada pasien

a. Tidak pernah dilakukan 3 3.3

b. Hampir tidak pernah dilakukan 4 4.4

c. Kadang-kadang dilakukan 24 26.4

d. Sering dilakukan 40 44.0

e. Sangat sering dilakukan 20 22.0

Jumlah 91 100.0

h. Informing

Dari hasil penelitian dalam melaksanakan komunikasi terapeutik antara

perawat pelaksana dengan pasien di Rumah Sakit Umum Herna Medandengan

indikator informing didapati bahwa ada sebanyak 41 orang (45.1%) perawat

pelaksana yang sering mencoba mencari informasi tambahan sambil menunggu

respon lebih lanjut. Dan ada sebanyak 36 orang (48.5%) dari perawat peleksana yang

hanya kadang-kadang mencoba memberikan tawaran tambahan informasi kepada

pasien sedangkan yang sering melakukannya ada orang 33 orang (36.3%). Kemudian

yang sering menunggu respon pasien dalam mengambil keputusan ada 47 orang

(51.6%).

Distribusi responden yang melaksanakan komunikasi terapeutik dengan

(49)

Umum Herna Medan

No Pertanyaan/Jawaban n %

1

Perawat mencoba mencari informasi tambahan sambil menunggu respon lebih lanjut

a. Tidak pernah dilakukan 11 12.1

b. Hampir tidak pernah dilakukan 5 5.5

c. Kadang-kadang dilakukan 24 26.4

d. Sering dilakukan 41 45.1

e. Sangat sering dilakukan 10 11.0

Jumlah 91 100.0

2 Perawat mencoba memberikan tawaran tambahan informasi kepada pasien

a. Tidak pernah dilakukan 8 8.8

b. Hampir tidak pernah dilakukan 5 5.5

c. Kadang-kadang dilakukan 36 39.6

d. Sering dilakukan 33 36.3

e. Sangat sering dilakukan 9 9.9

Jumlah 91 100.0

3 Perawat menunggu respon pasien dalam mengambil keputusan

a. Tidak pernah dilakukan 5 5.5

b. Hampir tidak pernah dilakukan 1 1.1

c. Kadang-kadang dilakukan 21 23.1

d. Sering dilakukan 47 51.6

e. Sangat sering dilakukan 17 18.7

Jumlah 91 100.0

i. Saran

Dari hasil penelitian terhadap pelaksanaan komunikasi terapeutik antara

perawat pelaksana dengan pasien di Rumah Sakit Umum Herna Medan dengan

indikator saran diketahui bahwa ada sebanyak 45 orang (49.5 %) perawat pelaksana

(50)

masalah dan ada sebanyak 41orang (45.1%) dari perawat yang sering memberikan

alternatif saran pemecahan masalah kepada pasien.

Distribusi responden berdasarkan saran bisa diketahui dalam tabel 4.19.

Tabel 4.19 Distribusi Responden Berdasarkan Saran di Rumah Sakit Umum Herna Medan

No Pertanyaan/Jawaban n %

1 Perawat memberi saran atas respon pada perasaan pasien terhadap pemecahan masalah

a. Tidak pernah dilakukan 1 1.1

b. Hampir tidak pernah dilakukan 1 1.1

c. Kadang-kadang dilakukan 17 18.7

d. Sering dilakukan 45 49.5

e. Sangat sering dilakukan 27 29.7

Jumlah 91 100.0

2 Perawat memberikan alternatif saran pemecahan masalah pada pasien

a. Tidak pernah dilakukan 0 0.0

b. Hampir tidak pernah dilakukan 1 1.1

c. Kadang-kadang dilakukan 22 24.2

d. Sering dilakukan 41 45.1

e. Sangat sering dilakukan 27 29.7

Jumlah 91 100.0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam melaksanakan komunikasi

terapeutik di Rumah Sakit Umum Herna Medan ada 61 orang ( 67.0 %) termasuk

katagori baik , ada sebanyak 30 orang ( 33.0%) termasuk katagori kurang baik dan

tidak ada yang termasuk katagori tidak baik.

Distribusi responden berdasarkan katagori Komunikasi Terapeutik dapat

(51)

di Rumah Sakit Umum Herna Medan

No Kategori n %

1 1. Tidak baik 0 0.0

2. Kurang baik 30 33.0

3. Baik 61 67.0

Jumlah 91 100.0

4.4.Analisa Bivariat

Hubungan antara variabel bebas masing-masing yaitu variabel faktor personal

dan faktor situasional dengan variabel terikat faktor komunikasi terapeutik antara

perawat pelaksana dengan pasien di Rumah Sakit Umum Herana Medan adalah

sebagai berikut:

4.4.1 Hubungan Faktor Personal dengan Komunikasi Terapeutik di Rumah Sakit Umum Herna Medan

Komunikasi terapeutik perawat pelaksana paling banyak terdapat pada katagori

baik dengan faktor personal baik sebanyak 39 orang (63.9%) . Berdasarkan uji tatistik

korelasi Pearson diperoleh nilai r = 0.489 ; p = 0.000. Ini menunjukkan hubungan

signifikan antara faktor personal perawat pelaksana dengan komunikasi terapeutik

perawat antara perawat pelaksana dengan pasien di Rumah Sakit Umum Herna

Medan namun hubungan tersebut termasuk sedang.

Hubungan Faktor Personal dengan Komunikasi Terapeutik di Rumah Sakit

(52)

Tabel 4.21 Hubungan Faktor Personal dengan Komunikasi Terapeutik di Rumah Sakit Umum Herna Medan

Komunikasi Terapeutik

4.4.2. Hubungan Faktor Situasional dengan Komunikasi Terapeeutik di Rumah Sakit Herna Medan

Komunikasi terapeutik perawat pelaksana paling banyak terdapat pada

katagori baik dengan katagori faktor situasional baik dengan jumlah 46 orang

(75.4%).Berdasarkan uji statistik korelasi Pearson diperoleh nilai r= 0.073 , p=0.494.

Melihat p > 0.05 maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor

situasonal dengan komunikasi terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien di

Rumah Sakit Umum Herna Medan.

Hubungan faktor situasional dengan komunikasi terapeutik dapat dilihat di

tabel 4.22

Tabel 4.22 Hubungan Faktor Situasional dengan Komunikasi Terapeutik di Rumah Sakit Umum Herna Medan

(53)

terhadap Komunikasi Terapeutik di Rumah Sakit Umum Herna Medan

4.5. Analisis Multivariat

Maksudnya menganalisa pengaruh faktor personal secara bersama-sama

dengan faktor situasional terhadap komunikasi terapeutik antara perawat pelaksana

dengan pasien di Rumah Sakit Herna Medan dengan menggunakan uji regresi

berganda.

4.5.1 Pengaruh Faktor Personal dan Faktor Situasional terhadap Komunikasi Terapeutik antara Perawat Pelaksana dengan Pasien di Rumah Sakit Umum Herna Medan

Hasil uji regresi berganda diperoleh persamaan regresi;

= 43.050 + 2.108 X1 –0.637 X

Berdasarkan hasil persamaan dari uji regresi berganda diatas dapat

disimpulkan bahwa:

2

1. Secara parsial faktor personal(X1) mempunyai pengaruh positif yang signifikan (p

= 0.000) sedangkan faktor situasional(X2

Cor re la tions

) tidak signifikan (p= 0.489) (pada uji

(54)

personal tetap signifikan dengan p = 0.000, sedangkan faktor situasional menjadi

signifikan dengan p = 0.045 dengan pengaruh yang negatif.

2. Besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dilihat dari nilai

koefisien determinannya ( R2

3. Faktor personal (X

) adalah sebesar 25.7% sedangkan sisanya sebesar

74.3% dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel yang menjadi variabel bebas

dalam penelitian.

1) mempunyai pengaruh terhadap komunikasi terapeutik

(Y)yang lebih kuat dari pengaruh faktor situasional (X2

4.5.2 Pengujian Hipotesis

) terhadap komunikasi

terapeutik (Y) di Rumah Sakit Umum Herna Medan (Lampiran 3).

Hasil pengujian hipotesis melalui uji Anova diperoleh nilai yang signifikan

dengan p = 0.000, berati < 0.05, sehingga hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh

Faktor Personal dan Faktor Situasional terhadap komunikasi terapeutik anatar

perawat pelaksan dengan pasien di Rumah Sakit Umum Herna Medan” dapat

(55)

PEMBAHASAN

5.1. Komunikasi Terapeutik

Didalam asuhan keperawatan komunikasi terapeutik adalah hubungan

interpersonal antara perawat pelaksana dengan pasien yang merupakan pengalaman

timbal balik dan korektif bagi pasien. Dalam hubungan ini perawat dengan sadar

menggunakan diri (self) dan dengan teknik-teknik tertentu dalam menangani pasien

untuk meningkatkan pemahaman pasien tentang kesehatannya dan mengamati

perubahan perilaku pasien tersebut. Melalui komunikasi terapeutik ini dibinalah

hubungan untuk penyampaian informasi dan pertukaran informasi serta pertukaran

pikiran dengan maksud memengaruhi pasien yang bertujuan dan kegiatannya

dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Stuart dan Sundeen,1995).

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa komunikasi terapeutik antara perawat

dengan pasien di Rumah Sakit Umum Herna Medan, sebanyak 61 orang (67.0%)

termasuk katagori baik dan ada sebanyak 30 orang (36.3%) termasuk katagori yang

kurang baik dan tidak ada yang termasuk katagori yang tidak baik. Jadi dalam hal

komunikasi terapeutik ini perawat pelaksana sudah lebih banyak yang termasuk

katagori baik.

Hal ini menggambarkan bahwa komunikasi terapeutik di rumah sakit tersebut

sudah baik walaupun belum sempurna , karena masih ada perawat yang masih masuk

(56)

yang masa kerjanya lebih dari lima tahun sehingga sesuai dengan penelitian

Kariyoso 1994 yang mengatakan makin tinggi masa kerja seseorang disuatu tempat,

makin banyak perngalamannya sehingga makin baik pula kerja orang tersebut.

Namun karena masih ada yang termasuk katagori kurang baik berarti perawat

pelaksana di Rumah Sakit Umum Herna Medan harus masih harus dilatih dan

disempurnakan untuk lebih baik dan efektif dalam melaksanakan komunikasi

terapeutik.

Dari hasil penelitian di Rumah Sakit Umum Herna Medan dalam mengenai

komunikasi terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien diketahui dari 10

indikator komunikasi terapeutik yang di observasi (mendengarkan, pertanyaan

terbuka, mengulang, penerimaan, klarifikasi, memfokuskan, membagi persepsi,

identifikasi “tema”, informing, dan saran) yang paling baik dilakukan ada 3 indikator

yang baik yaitu sebagai yang paling tinggi adalah indikator pertanyaan terbuka

dengan skor rata-rata 20,22 untuk lima pertanyaan, kedua adalah hal mendengarkan

dengan skor rata-rata adalah 19,66 dan ketiga baik adalah dalam hal penerimaan

mengulang dengan skor rata-rata 19,63 , masing-masing untuk lima pertanyaan dan

membagi persepsi dengan skor 13,52 untuk 3 pertanyaan. Yang mempunyai skor

rata-rata yang paling rendah adalah untuk indikator informing dengan skor 10,47

untuk tiga pertanyaan.

Dari hasil penelitian di Rumah Sakit Umum Herna Medan dapat diketahui

bahwa komunikasi terapeutik antara perawat pelaksana dengan pasien pada beberapa

(57)

mendengarkan dan mengulang serta membagi persepsi sedang yang lain nya belum

sempurna dan masih ada yang bernilai dengan skor kurang baik.

Ini sebagian sesuai dengan penelitian Meidiana (2008) yang menemukan

bahwa komunikasi terapeutik yang sudah dilaksanakan baru sebatas penerimaan,

pertanyaan terbuka, klarifikasi dan menawarkan informasi. Hanya dalam hal

menawarkan informasi dan klarifikasi dalam penelitian di Rumah Sakit Umum Herna

Medan ternyata masih belum dilakukan dengan baik. Untuk itu manajemen Rumah

Sakit Umum Herna Medan harus lebih menyempurnakannya.

Kemudian dengan masih adanya keluhan pasien mengenai keperawatan

mungkin ini bisa terjadi karena masih banyak perawat yang masa kerjanya masih

sedikit atau baru masuk Harus diingat bahwa suatu komunikasi yang baik dapat

tercapai bila perawat pelaksana memiliki pengetahuan yang baik dalam

berkomunikasi dan untuk itu perawat pelaksana harus mangetahui cara

berkomunikasi yang baik dan efektif dalam menggali perasaan, pikiran , perilaku

yang berubah, sehingga terjadi peningkatan keterbukaan pasien sehingga bisa

memecahkan persoalan dan juga masalah psikologi pasien.(Keliat,1992).

5.2. Pengaruh Faktor Personal terhadap Komunikasi Terapeutik antara Perawat Pelaksana dengan Pasien di Rumah Sakit Umum Herna Medan

Pembahasan dalam penelitian ini dilanjutkan dengan melihat pengaruh

variabel faktor personal dengan indikator kesamaan karakteristik dan isolasi sosial

(58)

Berdasarkan uji statistik secara univariat dapat dilihat bahwa faktor personal

yaitu faktor yang ada dalam diri perawat pelaksana tersebut yang masuk katagori baik

ada sebanyak 45 orang (49.5 %) dan yang masuk katagori kurang baik ada sebanyak

46 orang ( 50.5%) responden, sedangkan yang termasuk katagori tidak baik tidak ada.

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa faktor personal pada perawat

pelaksana yang sudah bekerja di Rumah Sakit Umum Herna Medan

sekurang-kurangnya lima tahun belum cukup baik karena masih ada yang perawat yang masuk

katagori kurang baik.

Secara multivariat dengan menggunakan uji regresi berganda diketahui bahwa

variabel faktor personal berpengaruh signifikan terhadap komunikasi terapeutik di

Rumah Sakit Umum Herna Medan dengan p = 0.000 atau p < 0.05, artinya semakin

baik faktor personal perawat pelaksana dalam berkomunikasi interpersonal maka

semakin baik dan efektif pula komunikasi terapeutik mereka dengan pasien.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Devito dalam

Rakhmat (2003) yang menyatakan bahwa hubungan antara individu dalam atraksi

interpersonal dipengaruhi oleh faktor personal atau faktor yang ada dalam diri

individu tersebut.

Juga sesuai dengan penelitian Fanny (2011) bahwa faktor personal

mempunyai pengaruh yang kuat dengan komunikasi terapeutik antara perawat

(59)

a. Kesamaan Karakteristik, dan

b. Isolasi Sosial

a. Indikator Kesamaan Karakteristik Personal

Berdasarkan hasil penelitian tentang kesamaan karakteristik personal

diketahui ada sebanyak 33 orang (36.3%) responden yang menyatakan sering dan

sangat sering mencari persamaan dirinya dengan pasien yang dirawat , ada sebanyak

68 orang (74.8%) responden yang menyatakan sering dan sangat sering sulit

mengubah pendapatnya, meskipun pasien menuntut untuk itu, kemudian ada

sebanyak 7 orang (7.7%) responden yang menyatakan sering sulit menceritakan

perihal dirinya kepada teman berbicara, jika tidak punya pandangan sama dengan

dia, ada sebanyak 4 orang (4.4%) responden yang menyatakan sering dan 32

orang(35.2%) yang kadang-kadang mengutamakan pasien yang mempunyai

keyakinan yang sama dengan dia dan ada sebanyak 14 orang (15.4%) responden

yang menyatakan sering dan sangat sering merasa tidak nyaman apabila pasien yang

dirawat tidak mempunyai kesamaan pandangan dengan dia.

Dari hasil penelitian diatas tampaklah bahwa masih ada perawat pelaksana

yang kadang-kadang merasa sulit untuk melaksanakan komunikasi terapeutik dalam

kesamaan karakteristik personal , belum memiliki kasadaran tentang nilai, sikap dan

perasaan terhadap pasien. Perawat yang mampu menunjukkan rasa ikhlasnya akan

adanya perbedaan antara pasien yang dirawatnya dengan dirinya akan mampu

(60)

Berdasarkan skor atas penilaian terhadap responden tentang kesamaan

karakteristik personal adalah yang tertinggi adalah 45 dan yang terendah adalah 21.

Hal ini menunjukkan bahwa masih ada perawat pelaksana yang tidak peka dan

respek terhadap perasaan orang lain dalam melaksanakan komunikasi terapeutik.

Untuk mendapat tanggapan positif dari pasien, maka seorang perawat harus mampu

menjalin hubungan interpersonal yang baik, bukan hanya sekedar penyampaian

pesan. Oleh sebab itu seorang perawat harus memiliki kualitas dan kemampuan

dalam penyampaian pesan kepada pasien tanpa melihat perbedaan pasien dengan

dirinya. Juga harus diingat bahwa karakter personal pasien yang terdiri dari beragam

individu, pendidikan, usia, pengalaman, ciri-ciri pribadi, sikap, pekerjaan, latar

belakang keluarga, kebiasaan, keturunan, jenis kelamin akan menimbulkan banyak

perbedaan yang seharusnya oleh perawat dapat ditoleransi

Hasil wawancara dengan responden ternyata mereka sepenuhnya sudah tahu

dan sadar bahwa dalam komunikasi terapeutik tidak boleh melihat perbedaan, tetapi

dalam mengimplementasikannya kadang-kadang muncul perasaan bahwa yang sama

dengan mereka adalah yang terbaik. Sebenarnya dari lama mereka bekerja semestinya

mereka sudah melakukan hal-hal yang sudah mereka ketahui bagaimana sebaiknya,

tetapi kadang-kadang masih terpengaruh situasi.

Menurut Devito dalam Rakhmat (2003), kesamaan karakteristik personal

merupakan hal yang penting dan menentukan dalam atraksi interpersonal. Orang yang

memiliki kesamaan dalam sikap, nilai, keyakinan, tingkat ekonomi, agama dan

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi Identitas Responden di Rumah Sakit Umum Herna Medan
Tabel 4.2 (Lanjutan)
Tabel 4.2 (Lanjutan)
Tabel 4.2 (Lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, penulis mencoba membuat suatu program aplikasi penjualan pada toko SINAR JAYA dengan memeanfaatkan fasilitas-fasilitas yang tersedia pada Microsoft Visua Basic

Pokja ULP Pengadaan pada Satker Deputi Bidang KB dan KR BKKBN Pusat akan melaksanakan Pelelangan Sederhana dengan Pascakualifikasi untuk paket pekerjaan

Air yang masuk ke dalam tanah ini kemudian menjadi air cadangan (sumber air). Air cadangan akan selalu ada apabila daerah peresapan air selalu tersedia. Daerah resapan air terdapat

Latar Belakang Pendidikan Kepala Daerah, Ukuran DPRD, dan Komposisi DPRD berpengaruh terhadap Ketepatan Waktu dalam menetapkan APBD, namun Size Pemerintah Daerah dan

Kata yang tepat untuk melengkapi kalimat diatas adalah

Variabel Independen : Peraturan Perundangundangan, Sanksi atas keterlambatan penetapan APBD, Koordinasi Eksekutif dan Legislatif, Kepentingan Eksekutif dan Legislatif,

[r]

The interaction of the IS and LM curves represents equilibrium in the market of goods and services and in the market of real money balances for given values of