• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Dasar se- Gugus I Gajah Mada Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Dasar se- Gugus I Gajah Mada Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1 Mutu Pendidikan

Mutu pendidikan dari pemikiran Nasution, 2005: mutu adalah sesuai dengan yang diisyaratkan atau yang distandarkan. Sedangkan Amtu, 2011: mengatakan bahwa mutu adalah kondisi yang terkait dengan kepuasan pelanggan terhadap barang atau jasa yang diberikan oleh produsen. Pengertian mutu menurut Sallis (2006) adalah konsep yang absolut sekaligus relatif. Sallis 2010: Mutu adalah sebuah hal yang berhubungan dengan gairah dan harga diri. Danim (2007) mengatakan, mutu mengandung makna derajat keunggulan sesuatu produk atau hasil kerja, baik berupa barang atau jasa. Berdasarkan pendapat diatas mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh serta sesuatu yang distandarkan sesuai dengan harapan pelanggan untuk memenuhi harga dirinya untuk memuaskan pelanggannya.

(2)

dalam konsep absolut memiliki pengertian bahwa mutu merupakan suatu idealisme yang tidak dapat dikompromikan, dalam konsep relatif mutu merupakan sesuatu yang memuaskan dan melampaui keinginan kebutuhan pelanggan (quality in perception).

2.1.2. Konsep Dan Substansi Mutu Sekolah

Bagi setiap institusi mutu adalah merupakan tujuan utama dan meningkatkan mutu merupakan tugas yang paling penting. Filosofi mutu Dr. Edward Deming dikembangkan berdasarkan kebutuhan untuk memperbaiki kondisi kerja bagi setiap pegawai. Berdasarkan filosofi tersebut, Arcaro (2007) mengembangkan definisi mutu yang dapat diterapkan dalam dunia pendidikan adalah suatu proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan. Menurut pendapat ahli diatas mutu adalah suatu kebutuhan yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan dimana kebutuhan itu selalu dinamis dan terstruktur dengan maksud untuk memperbaiki kinerja pegawainya ataupun memperbaiki keluaran yang dihasilkan misalnya peserta didik.

(3)

11

yang dibuat sempurna dengan biaya mahal. Sementara dalam konsep relatif mutu adalah sesuatu yang memuaskan dan melampui keinginan kebutuhan pelanggan (quality in perception). Dalam dunia pendidikan salis mempertegas mutu merupakan sebuah filosofi dan metodologi yang membantu sekolah untuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam menghadapi tekanan-tekanan eksternal yang berlebihan. Menurut pendapat diatas mutu dibedakan dalam dua konsep yaitu konsep absolut dan konsep relatif, dimana kedua konsep itu sangat membantu dalam dunia pendidikan untuk menentukan arah atau hasil lulusan diperlukan kinerja guru yang sempurna dan membutuhkan biaya yang mahal agar nantinya dapat memuaskan pelanggan atau bahkan melampaui apa yang dibutuhkan oleh pelanggan itu sendiri.

(4)

pendidikan merupakan instrument untuk mendidik tenaga kerja yang terlatih. Dalam artian deskritif, mutu ditentukan berdasarkan keadaan senyatanya, misalkan hasil tes prestasi belajar siswa. Menurut pendapat diatas mutu haruslah normatif sesuai dengan Sistim Pendidikan Nasional baik itu dari segi normatif ataupun segi deskriptif yang sangat besar peransertanya dalam dunia pendidikan , karena mutu pendidikan akan lebih dibaca oleh pelanggan bila melihat hasil pendidikan melalui hasil tes prestasi belajar dengan norma yang ditentukan oleh Permendiknas.

Pengertian mutu menurut Ahmad, (2004) “Mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara operasional efisien terhadap kompenen-komponen yang berkaitan dengan sekolah sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma/standar yang

belaku”.

(5)

13

pendidikan bagi masyarakat yang berharap memberikan hasil yang sesuai keinginan.

2.1.3. Lingkungan Belajar Sekolah

(6)

Menurut Sagala (2012) proses belajar dapat dibedakan pada tiga fase yaitu: 1) Informasi, dalam tiap pelajaran diperoleh sejumlah informasi yang dapat menambah pengetahuan yang telah dimiliki, memperhalus dan memperdalamnya, ataupun bertentangan dengan apa yang telah diketahui; 2)

transformasi, informasi yang telah diterima harus dianalisis, diubah atau ditransformasikan ke dalam bentuk yang lebih abstrak, atau konseptual ke dalam bentuk yang lebih luas dalam hal ini bantuan guru sangat diperlukan; 3) evaluasi, kemudian dinilai hingga manakah pengetahuan yang diperoleh dan ditranformasikan itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain. Menurut pendapat diatas proses belajar dapat melalui 3 fase yaitu menginformasikan pelajaran untuk menambah pengetahuan siswanya, kemudian mentransformasikan kedalam bentuk yang lebih konkrit dengan bantuan guru serta menilai sejauh mana manfaatnya.

2.1.4. Prestasi Belajar Siswa

(7)

15

Semiawan (1997) menyatakan bahwa prestasi belajar terkait data otentik yang diperoleh dari tes hasil belajar. Arikunto (2006) menyebutkan bahwa prestasi harus mencerminkan tingkatan-tingkatan siswa sejauh mana telah dapat mencapai tujuan yang ditetapkan setiap bidang studi. Menurut Syah (2008), Prestasi Belajar merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan seseorang dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk symbol untuk menyatakan hasil yang diraihnya. Prestasi belajar dapat diketahui setelah diadakan tes/evaluasi. Hasil dari evaluasi tersebut dapat mencerminkan tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa sesuai dengan tingkatan-tingkatan prestasi siswa.

(8)

diri pembelajar. Menurut pengertian–pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar adalah kegiatan belajar siswa yang didorong atas kemauan sendiri untuk dapat menguasai kompetensi yang sedang dipelajari dengan didorong oleh kemauan diri sendiri tanpa menggantungkan kepada orang lain yang disertai rasa tanggung jawab.

2.2. Strategi

2.2.1 Strategi Peningkatan Mutu Sekolah

Sebuah lembaga/suatu organisasi tentunya mempunyai tujuan yang ingin dicapai, untuk mencapai tujuan itu diperlukan sebuah strategi. Menurut Rangkuti, 2006: Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan organisasi dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.

(9)

17

mutunya atau hasil yang diharapkan baik oleh pihak sekolah, dinas, maupun masyarakat/wali murid.

Salah satu indikator bahwa suatu organisasi bermutu dapat dilihat dari kinerjanya setelah pengaturan strategi pencapaian mutunya. Dapat diartikan bahwa strategi adalah metode/alat yang digunakan oleh sebuah organisasi untuk mendapatkan keberhasilan/kesuksesan dalam mencapai tujuan organisasi.

Moeheriono (2012) mengatakan bahwa kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan melalui strategi suatu organisasi. Muhaimin (2011) berpendapat bahwa strategi merupakan kebijakan-kebijakan penting dari sekolah yang penting untuk diambil agar dapat digunakan sebagai patokan dalam pembuatan program. Sekolah dalam hal ini Gugus I Gajah Mada adalah merupakan salah satu organisasi yang harus mempunyai strategi yang jitu untuk meningkatkan dan mengembangkan mutu sekolah.

(10)

keberhasilan dari suatu strategi yang dilaksanakan oleh Gugus I Gajah Mada diketahui dari kinerja di sekolahnya masing-masing tersebut.

Strategi menurut beberapa pendapat diatas adalah kebijakan-kebijakan yang penting dari sekolah untuk mencapai tujuan yaitu meningkatkan dan mengembangkan mutu sekolah dengan menyusun strategi yang tepat. Dalam perumusan tujuan yang akan dicapai harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam mencapai tujuan perlu dipertimbangkan dalam menyusun strategi.

Untuk mendapatkan strategi yang tepat, Gugus I Gajah Mada perlu mengetahui informasi tentang faktor-faktor di sekolah yang mempengaruhi keberhasilan dalam mencapai tujuan. Karena itu Gugus I Gajah Mada perlu melakukan analisis terhadap lingkungan strategisnya. Analisis ini dimaksudkan untuk memberikan informasi yang bisa dijadikan sebagai dasar untuk mengambil langkah-langkah dalam penyusunan strategi di Gugus I Gajah Mada.

(11)

19

Sedangkan Amtu, 2011: mengatakan bahwa mutu adalah kondisi yang terkait dengan kepuasan pelanggan terhadap barang atau jasa yang diberikan oleh produsen.

Mutu dalam konsep absolut memiliki pengertian bahwa mutu merupakan suatu idealisme yang tidak dapat dikompromikan. Dalam konsep relatif mutu merupakan sesuatu yang memuaskan dan melampaui keinginan kebutuhan pelanggan (quality in perception).

Danim (2007) mengatakan, mutu mengandung makna derajat keunggulan sesuatu produk atau hasil kerja, baik berupa barang atau jasa. Berdasarkan pendapat diatas mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh serta sesuatu yang distandarkan sesuai dengan harapan pelanggan untuk memenuhi harga dirinya.

(12)

pendidikan yaitu prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses sekolah. Output sekolah dikatakan berkualitas/bermutu tinggi jika prestasi sekolah, khususnya prestasi belajar siswa, menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam (1) prestasi akademik, berupa nilai ulangan umum, Ujian Sekolah, karya ilmiah, lomba akademik; dan (2) prestasi non-akademik, seperti kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler.

Sementara Sagala (2010) menjelaskan mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh jasa pelayanan pendidikan secara internal maupun eksternal yang menunjukkan kemampuannya memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat. Menurut Chapmans (2011), mutu pendidikan meliputi: 1) context: kualitas pendidikan secara jelas boleh mengacu pada input (jumlah guru, banyaknya pelatihan guru, banyaknya buku teks); 2) process: kualitas pendidikan boleh mengacu pada jumlah waktu pembelajaran langsung dan peningkatan belajar aktif; 3) output: kualitas pendidikan boleh mengacu pada skor tes dan jumlah rata-rata lulusan yang tinggi; dan 4) outcome: kualitas pendidikan boleh mengacu pada kinerja atau pencapaian target dan tujuan spesifik.

(13)

21

setelah mempelajari suatu materi pelajaran. Hal ini dibuktikan dengan nilai raport atau nilai US. (2) Mutu pendidikan dipandang dari produktivitas keluarannya, yakni pekerjaan yang diperoleh, tingkat gaji dan status. (3) Mutu Pendidikan dipandang berdasarkan kriteris sosial yang lebih luas, misalnya pandai dalam berpidato, terampil memimpin organisasi, pandai berdiplomasi. (4) Mutu pendidikan ditinjau dari komponen pendidikan ditinjau dari komponen pendidikan yang bermutu seperti keadaan guru (jumlah dan kualifikasi pendidikan guru).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam mengelola sumber daya yang ada sehingga menghasilkan lulusan yang memiliki pencapaian prestasi belajar yang tertinggi baik dibidang akademik maupun non akademik.

Nuraniyah, (2012): mengatakan peningkatan mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara operasional dan efisien terhadap komponen-komponen yang ada di sekolah sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma/standar yang berlaku.

(14)

aspek kualitas dan aspek proses mencapai hasil tersebut. Peningkatan mutu pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan oleh sekolah dengan melibatkan komponen-komponen yang ada untuk meningkatkan kualitas hasil sesuai dengan target sekolah, yaitu prestasi belajar siswa yang tinggi/ yang berlaku.

Dari beberapa pendapat diatas maka rencana strategis pendidikan dalam penelitian ini adalah rencana yang dilakukan oleh stakeholder sekolah dengan memperhatikan prinsip perbaikan hasil pendidikan, membawa perubahan yang lebih baik, prioritas kebutuhan, partisipasi, keterwakilan, realitas sesuai dengan analisis SWOT, mendasarkan pada hasil review dan evaluasi, keterpaduan menyeluruh, transparan, dan keterkaitan serta kesepadanan secara vertical dan horizontal dengan rencana-rencana lain.

2.2.2. Program Peningkatan Mutu

Strategi peningkatan mutu sekolah tidak lepas dari strategi yang dilakukan dalam rangka TQM. Alasan yang mendasarinya adalah :

(15)

23

2. Menigkatkan mutu memiliki tujuan bahwa sekolah dapat memberikan kepuasan kepada peserta didik, wali murid, beserta masyarakat sekitar.

2.2.3. Ujian Sekolah

(16)

penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan di masa yang akan datang.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, Standar Isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat Kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan Kompetensi tamatan, Kompetensi bahan kajian Kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. SI ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 22 Tahun 2006. Termasuk dalam Standar Isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat:kerangka dasar dan struktur kurikulum,Kerangka dasar kurikulum adalah rambu-rambu yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada setiap satuan pendidikan.

(17)

25

sekarang adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikembangkan di tingkat satuan pendidikan.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

(18)

ditetapkan dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, ditetapkan oleh kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah. Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas pendidikan atau Departemen pendidikan Nasional sehingga sekolah dapat mandiri dalam menentukan SKL sekolah masing-masing.

Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan juga komite sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat.

(19)

27

serangkaian strategi yang nantinya dijadikan pedoman untuk mencapai target tersebut. Standar proses merupakan sebuah pedoman, atau tahapan langkah-langkah bagi para guru saat mereka memberikan pembelajaran dalam kelas, dengan harapan proses pendidikan yang berlangsung bisa efektif, efesien dan inovatif. Sehingga beberapa target atau kriteria mengenai kompetensi lulusan dapat tercapai dengan sempurna sesuai dengan kondisi siswa di dalam kelas itu. Karena itu, Permendikbud no 65 tahun 2013 mengamanatkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan harus diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

(20)

manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas. Pengelolaan sekolah tersebut didasarkan pada perencanaan program, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi manajemen. Sekolah mengembangkan perencanaan program mulai dari penetapan visi, misi, tujuan, dan rencana kerja. Pelaksanaan rencana kerja sekolah didasarkan pada struktur organisasi dan pedoman pengelolaan secara tertulis dibidang kesiswaan, kurikulum dan kegiatan pembelajaran, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, keuangan dan pembiayaan disamping itu pelaksanaannya juga mempertimbangkan budaya dan lingkungan sekolah, serta melibatkan peran serta masyarakat dalam hal ini wali murid.

(21)

29

(22)

akreditasi pendidikan; peningkatan relevansi pendidikan terhadap kebutuhan lokal, nasional dan global; pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang pendidikan; dan penjaminan mutu pendidikan nasional. Beberapa aspek standar pengelolaan sekolah yang harus dipenuhi adalah meliputi: perencanaan program, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan dan evaluasi kepemimpinan sekolah/madrasah sistem informasi manajemen.

(23)

31

Menyampaikan laporan tersebut pada akhir tahun sebelum penyusunan Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS)/Madrasah tahunan berikutnya. Fungsi Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT) sebagai dasar pengelolaan sekolah/madrasah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007, Standar Penilaian Pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian dapat diperoleh melalui ulanganharian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan akhir semester dan ujian sekolah.

(24)

siswa yang dinyatakan lulus dalam mengikuti ujian sekolah dan memuat daftar nilai hasil ujian seluruh mata pelajaran yang diujikan. Sedangkan ijazah adalah surat pernyataan resmi dan sah yang menyatakan siswa telah menyelesaikan pendidikan pada suatu jenjang pendidikan.

(25)

33

Menurut Kasir (2014) Hasil Ujian Sekolah juga akan digunakan sebagai tolok ukur untuk dapat menempuh ke jenjang berikutnya, yakni Sekolah Menengah Pertama (SMP). Nilai US akan digunakan untuk seleksipenerimaan masuk sekolah SMP. Sehingga hanya siswa yang memperoleh nilai US yang tinggi yang dapat diterima di sekolah favorit sedangkan siswa yang mendapatkan nilai rendah tidak dapat diterima masuk ke sekolah favorit tersebut, atau hanya mendapatkan sekolah di daerah pinggiran yang tergolong biasa/sering sekolah yang dipandang sebelah mata mutunya oleh masyarakat.

(26)

standar dan Ujian Sekolah mencoba untuk menghadirkan standar tersebut.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ujian sekolah merupakan suatu kegiatan penilaian akhir bagi siswa untuk mengetahui keberhasilan proses belajar mengajar pada jenjang pendidikan tertentu.Dan harus disadari pula bahwa Ujian Sekolah bukan satu - satunya tolok ukur mutu pendidikan, karena produk pendidikan berkualitas juga ditentukan oleh proses pendidikan yang berkualitas pula. Namun demikian kita juga harus mengakui, bahwa betapa sulitnya menemukan pola strategi yang benar - benar akurat untuk melakukan penilaian secara nasional apabila dihadapkan dengan dimensi biaya, waktu, geografis, kualitas, efektivitas, efisiensi dan varians lainnya yang terkait dengan penyelenggaran Ujian Sekolah. Namun sampai saat ini Ujian Sekolah adalah satu-satunya alat yang digunakan oleh pemerintah untuk melakukan penilaian kualitas pendidikan.

(27)

35

dihadapi. Ketiga, proaktif siswa sendirilah yang menentukankeberhasilan dalam menghadapi ujian.

Keempat, dibutuhkan perencanaan belajar dalam menghadapi ujian. Kelima, seringnya berlatih memecahkan soal-soal dapat membantu dalam menghadapi ujian. Keenam belajar kelompok merupakan salah satu cara yang dapat dipakai untuk berbagi dengan teman yang lain dalam memecahkan soal dan saling menguatkan motivasi belajar dan prestasi. Ketujuh, masih terdapat siswa yang datang ke sekolah dan hadir di kelas hanya sekedar hadir saja, tidak mengoptimalisasikan semua potensi dirinya untuk meraih hasil prestasi terbaiknya. Kedelapan, keyakinan bahwa jika lulus maka orang tua akan senang dan bangga. Kesembilan, keberhasilan merupakan usaha dan kerja keras yang mendapat pertolongan dari Tuhan. Menurut pendapat diatas ada 9 tahapan yang harus dilalui untuk mengikuti ujian sekolah.

2.3 Analisis SWOT

(28)

SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan),

Weakness (kelemahan), Oportunities (peluang), Threats

(tantangan).

(Dewi Asri, Haris, Mustain dan Very Budiman, 2013) Analisis SWOT adalah alat perencanaan stratejik yang penting untuk membantu perencanaan sehingga dapat membandingkan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan dengan peluang dan ancaman dari eksternal.

S = Strengths, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program saan ini.

W = Weakness adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau program saan ini.

O = Oportunities adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan.

T = Threats situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang dating dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa depan.

(29)

37

belajar mengajar, fungsi akademik, fungsi hubungan sekolah dengan masyarakat dan pemerintah dan lainya. Analisa SWOT dengan maksud untuk mengenali tingkat kesiapan setiap fungsi sekolah yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang ditetapkan. Berhubung tingkat kesiapan fungsi ditentukan oleh tingkat kesiapan masing-masing factor yang terlibat pada setiap fungsi, maka analisis SWOT dilakukan terhadap keseluruhan faktor dalam setiap fungsi, baik faktor internal maupun eksternal (Depdiknas 2002).

Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah adalah memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu kasus, menganalisis situasi untuk mengetahui isu yang sedang terjadi, memutuskan tindakan yang akan diambil, untuk memecahkan masalah yang ada dalam sekolah.

(30)

Gambar 2.1

Diagram Proses Analisis Kasus

Sumber : Rangkuti, 2009

2.3.1. Tujuan Analisis SWOT

Menurut Rangkuti (2011:197), tujuan analisis SWOT yaitu membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan sehingga dari analisis tersebut dapat diambil suatu keputusan strategis suatu organisasi.

Suatu perusahaan atau organisasi sangat penting melakukan analisis SWOT, karena dengan analisis SWOT perusahaan itu akan dapat menentukan:

a. Panduan bagi perusahaan/organisasi termasuk lembaga Pendidikan untuk menyusun berbagai

Jelaskan Situasi

Mengetahui Strategi perusahaan

Evaluasi

Situasi

Cari Pemecahan

Masalah

Tentukan dan evaluasi lingkungan peluang dan ancaman

Tentukan dan evaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan

Analisis masalah yang perlu mendapat perhatikan

(31)

39

kebijakan strategis terkait rencana dan pelaksanaan di masa akan datang. Dengan adanya analisa ini, maka diharapkan perusaha-an/organisasi akan mampu memilih kebijakan dan rencana terbaik untuk perkembangan bisnis di masa akan datang. b. Bentuk evaluasi kebijakan strategis dan sistem

perencanaan sebuah perusahaan/organisasi. Analisa SWOT akan membantu perusahaan/ organisasi dalam memikirkan berbagai upaya evaluasi kebijakan yang dirasa merugikan dan mana yang menguntungkan. Menetapkan berbagai rancangan terbaru sebagai solusi berbagai masalah yang ditemukan melalui evaluasi analisa SWOT tersebut.

c. Berbagai informasi mengenai kondisi perusahaan/ organisasi, selanjutnya melalui informasi yang ada tersebut akan menjadi pedoman bagi pemilik perusahaan maupun perancang kebijakan untuk melakukan berbagai kebijakan baru sebagai solusi atas hasil analisa yang sudah ada.

(32)

menjadi solusi atas berbagai permasalahan yang ada.

2.3.2. Langkah-langkah Analisis SWOT

Menurut Rangkuti (2013: 23) menjelaskan bahwa penyusunan perencaaan srategis dapat dilakukan melalui 3 tahap analisis yaitu:

1) Tahap Pengumpulan Data

Tahap ini merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra-analisis. Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua yaitu data eksternal yang dapat diperoleh dari lingkungan luar perusahaan yang meliputi analisis pasar, analisis competitor, analisis komunitas, analisis pemasok, analisis pemerintah, analisis kepentingan tertentu dan data internal yang dapat diperoleh dari dalam perusahaan itu sendiri meliputi laporan keuangan, laporan kegiatan sumber daya manusia, laporan kegiatan operasional, laporan kegiatan pemasaran.

Tahap pengumpulan data ini dapat diperoleh melalui wawancara, angket, dokumen laporan, maupun FGD (Focus Group Discussion). Adapun model-model yang digunakan dalam analisis SWOT antara lain sebagai berikut :

(33)

41

Cara penentuan faktor energi eksternal (Rangkuti, 2013: 25) yaitu

(1) Menyusun 5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman pada kolom 1.

(2) Memberi bobot masing-masing faktor strategis pada kolom 2, dengan skala 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor itu diberi bobot didasarkan pada dapat memberikan dampak pada faktor strategis.

(3) Menghitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan skala mulai dari 4 (sangat kuat) sampai dengan 1 (lemah), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kodisi bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori peluang) diberi nilai dari 1 sampai 4 dengan membandingkan dari rata-rata pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif kebalikannya, jika ancaman besar sekali nilainya 1, sedangkan jika nilai ancaman kecil/ di bawah pesaing-pesaingnya nilainya 4

(34)

(5) Menggunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya.

(6) Menjumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukan bagaimana perusahaan bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan dengan objek industri lainnya dalam kelompok industri yang sama.

b.Matrik Faktor Strategi Internal IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary)

Cara penentuan faktor energi internal yaitu:

(1) Menentukan faktor-faktor kekuatan dan kelemahan pada Tabel IFAS kolom 1. (Rangkuti, 2014)

(2) Memberi bobot masing-masing faktor strategis pada kolom 2, dengan skala 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor itu diberi bobot didasarkan pengaruh posisi strategis (Rangkuti, 2014)

(35)

43

pengaruh faktor tersebut terhadap kodisi kawasan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif pada variabel kekuatan diberi nilai dari 1 sampai 4 dengan cara membandingkan terhadap rata-rata pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif kebalikannya jika kelemahan besar sekali (dibanding dengan rata-rata pesaing sejenis) nilainya adalah 1, sedangkan jika nilai kelemahan rendah/di bawah rata-rata pesaing-pesaingnya nilainya 4.

(4) Mengalikan bobot dengan nilai (rating) untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (menonjol) sampai dengan 1,0 (lemah).

(5) Menjumlahkan skor pembobotan untuk mempe- roleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukan bagaimana perusahaan bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

2) Tahap Analisis

(36)

model-model kuantitatif perumusan strategi (Rangkuti, 2001:30). Analisis SWOT terlebih dahulu dilakukan pencermatan (scanning) yang pada hakekatnya merupakan pendataan dan pengidenti- fikasian sebagai pra analisis (Diklat Spamen, 2000 : 3). Dalam tahapan ini akan tampak jelas bila dibuat dalam bentuk matrik, ada beberapa matrik yaitu: Matrik TOWS atau Matriks SWOT, Matrik BCG, Matrik Internal Eksternal, Matrik SPACE, dan Matrik Grand Starategy. Namun pada penelitian ini penulis menggunakan Matrik TOWS atau SWOT.

(37)

45 Tabel 2.1

Matrik SWOT

Sumber: Rangkuti.2014

a. Strategi SO adalah strategi yang digunakan dengan memanfaatkan/mengoptimalkan kekuatan yang dimilikinya untuk memanfaatkan berbagai peluang yang ada.

b. strategi WO adalah strategi yang digunakan seoptimal mungkin untuk meminimalisir kelemahan.

c. Strategi ST adalah strategi yang digunakan dengan memanfatkan/mengop-timalkan kekuatan untuk mengurangi berbagai ancaman.

(38)

Jika analisis ini digunakan dengan baik maka sekolah akan mendapat gambaran menyeluruh situasi sekolah dalam hubungannya dengan masyarakat, lingkungan sekitar, lembaga-lembaga pendidikan lain dan jenjang lanjutan yang akan dimasuki siswa. Pemahaman mengenai factor internal dan eksternal akan membvantu pengembangan mutu sekolah serta program yang relevan dan inovatif bagi siswa.

3 ) Tahap Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan tahap dalam pemilihan strategi-strategi alternatif. Analisis dan intuisi menjadi landasan bagi pengambilan keputusan perumusan strategi setelah melalui teknik-teknik pada tahap pencocokan (matching stage). Teknik matrik ini secara objektif menunjukkan strategi mana yang terbaik. Dari analisis data SWOT yang telah dilakukan, kemudian ditarik suatu kesimpulan. Kesimpulan data hasil analisis SWOT tersebut mempengaruhi dan menjadi dasar dari pengambilan keputusan pada akhir tahap.

Tahapan tersebut diperkuat dengan pendapat Umar (2013: 87-88) yang menjelaskan bahwa tahapan proses penentuan strategi berdasarkan matrik SWOT adalah:

a. Menentukan peluang -peluang penting bagi sekolah

(39)

47 c. Menentukan kekuatan-kekuatan utama internal

sekolah

d. Menentukan kelemahan-kelemahan dominan internal sekolah

e. Menentukan kegiatan-kegiatan penting yang perlu dilakukan setelah mengombinasikan antara kekuatan-kekuatan internal yang dapat dimanfaatkan dan peluang-peluang eksternal yang dicoba untuk diraih dan hasilnya dicatat dalam sel SO

f. Menentukan kegiatan-kegiatan penting yang perlu dilakukan setelah mengombinasikan antara kelemahan-kelemahan internal yang ada dan peluang-peluang eksternal yang dicoba untuk diraih dan hasinya dicatat dalam sel WO

g. Menentukan kegiatan-kegiatan penting yang perlu dilakukan setelah mengombinasikan antara kekuatan-kekuatan internal yang ada dan ancaman-ancaman yang mungin timbul dan hasinya dicatat dalam sel ST

(40)

2.3.3. Manfaat Analisis SWOT

Dengan melakukan analisis SWOT maka sekolah dapat menentukan langkah-langkah untuk membuat keputusan yang sifatnya strategik.:

1) Analisis SWOT memungkinkan para pengambil keputusan kunci dalam satuan pendidikan menggunakan kerangka berfikir yang logis dalam pembahasan yang mereka lakukan yang menyangkut situasi dimana organisasi berada, identifikasi dan analisis berbagai alternatif yang layak untuk dipertimbangkan dan akhirnya menjatuhkan pilihan pada alternatif yang diperkirakan paling ampuh.

2) Penerapan kedua dari analisis SWOT adalah dengan pembandingan secara sistematik antara peluang dan ancaman eksternal disatu pihak dan kekuatan dan kelemahan internal di lain pihak. Maka sekolah dapat mengidentifiasikan dan mengenali satu dari tempat pola yang bersifat khas dalam keselarasan situasi internal dan eksternal yang dihadapi oleh satuan bisnis yang bersangkutan

(41)

49

sekolah dapat menentukan strategi yang tepat untuk memenangkan persaingan dalam dunia bisnis.

2.4. Penelitian relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Nanik Sumarni (2011) tentang Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Berdasarkan Analisis SWOT pada SMP Kristen Satya Wacana Salatiga. Hal ini juga telah diteliti oleh Sujoko (2014), tentang Strategi peningkatan mutu sekolah berdasarkan analisis SWOT di SMPN I Bawen Kab. Semarang.

2.5.

Kerangka Pikir

(42)

Kerangka Pikir tersebut dapat dilihat dalam diagram di bawah ini.

Gambar 2.2. Diagram Kerangka Pikir ANALISIS SWOT

Mutu/Hasil Ujian Sekolah

SD/MI Kecamatan

Bringin

PP No.54 Th. 2013 SDN se- Gugus I Gajah

Mada Kec. Bringin Kab. Semarang Merosot/Menurun

Merumuskan Strategi - Materi pelajaran diberikan

secara pemadatan, - Penggunaan alat peraga

yang kurang. - Pemanfaatan buku

penunjang kurangevektif - pemanfaatan buku

Perpustakaan sangat kurang - Guru tidak menguasai IT

(43)

Gambar

Gambar 2.1 Diagram Proses Analisis Kasus
Tabel 2.1
Gambar 2.2. Diagram Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Optimism & pessimism: implications for theory, research and practice. Washington DC: American Psychological Association. Development and validation of the

[r]

Pengabdian pada Masyarakat (PPM) Program Wisata Kampus ini dilaksanakan dengan tujuan untuk: (1) mengenalkan Kampus Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Universitas

Harga Penawaran Terkoireksi : Rp. Raya Bogor

Jika kegiatan pengabdian masyarakat ini berhasil mencapai tujuan kegiatan di atas, maka akan sangat bermanfaat bagi para kader dan lansia, merubah paradigma bahwa

DILINGKUNGAN DINAS PEKERJAAN UMTJM KABUPATEN BENGKULU UTARA SIIMBER DANA APBD TAHUN ANGGARAN

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

Digital Repository Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository Universitas Jember Digital Repository