• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match terhadap Mata Pelajaran IPA Kelas V di SD N Kalinegoro 5 Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 201

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match terhadap Mata Pelajaran IPA Kelas V di SD N Kalinegoro 5 Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 201"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

15

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2010:72) model penelitian eksperimen adalah model penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang dikendalikan. Dalam penelitian ini perlakuan yang digunakan adalah model pembelajaran Make A Match. Lalu, jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah penelitian Quasi-Experimental Research (Penelitian Eksperimen Semu).

3.1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD yang terletak di Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang, namun yang dijadikan sebagai bahan penelitian hanya SD N Kalinegoro 5 kelas V A dan kelas V B. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 mulai dari bulan Januari sampai April 2015.

3.1.3 Prosedur Eksperimen

Sesuai dengan desain eksperimen yang akan digunakan maka prosedur eksperimennya yaitu sebagai berikut:

a. Membuat kisi-kisi tes.

b. Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. c. Menguji cobakan instrumen tes uji coba yang berbentuk soal pilihan ganda d. Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas eksperimen untuk

mengetahui validitas dan reabilitas soal.

e. Melakukan tes 1 pada kedua kelas untuk mengetahui kondisi awalnya.

f. Memberi perlakuan terhadap siswa kelas V A sebagai kelas eksperimen, dan siswa kelas V B sebagai kelas kontrol.

(2)

i. Menyusun laporan hasil penelitian.

Langkah yang selanjutnya adalah menyusun rancangan penelitian. Rancangan penelitian yang akan dilakukan pertama adalah memastikan kedua kelompok memiliki kondisi awal yang sama dengan cara melakukan tes 1 pada kedua kelompok. Kemudian kelas kontrol pada kelas V B diberikan perlakuan dengan konvensional sedangkan kelas eksperimen kelas V A diberi perlakuan dengan model pembelajaran Make A Match dengan menggunakan kartu-kartu yang telah disediakan. Setelah itu dilakukan tes ke-2 untuk mengetahui hasil belajar masing-masing kelas, lalu dianalisis dan digunakan untuk menyusun laporan, terkait penarikan kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan. Secara sederhana rancangan penelitian dapat dilihat pada bagan di bawah ini:

Tabel 3.1

Bagan Rancangan Penelitian Efektifitas Model Pembelajaran Make a-Match

Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD N Kalinegoro 5 Semester II Tahun 2014/2015

Dalam penelitian ini menggunakan Quasi Experimental Design, jenis desain yang digunakan Nonequivalent Control Group Design, karena dalam penelitian ini kelas eksperimen ataupun kelas kelas kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2010:79). Nonequivalent Control Group Design merupakan salah satu desain kuasi eksperimen. Kedua kelompok ini tidak dipilih secara

Kondisi awal

Kelas kontrol Kelas eksperimen

Perlakuan dengan penggunaan kartu

Make A Match

Perlakuan dengan model konvensional

(3)

random, untuk mengetahui keadaan awal kedua kelompok sama (homogen) maka dilakukan tes 1, lalu uji homogenitas berdasarkan hasil tes 1. Setelah dapat dipastikan kedua kelas dalam kondisi sama (homogen) maka diberi perlakuan (x) kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak diberi perlakuan (konvensional) dengan materi ajar yang sama. Diberikan lagi tes yang ke-2 untuk mengetahui keadaan kedua kelompok setelah diberikan perlakuan (x) kepada kelompok eksperimen dan ceramah pada kelas kontrol. Setelah didapatkan hasil tes yang ke-2, maka dilakukan uji terhadap hasil tes 2 (t-test) lalu dilakukan analisis untuk mengetahui keadaan kelas setelah perlakuan serta pertimbangan untuk mengambil kesimpulan. Desain penelitian secara lebih jelas dapat dilihat pada kolom di bawah ini:

O1 X O2

O3 O4

Tabel 3.2

Desain eksperimen Nonequivalent Control Group Design

Keterangan:

X : perlakuan (penggunaan kartu dalam model pembelajaran Make A Match) O1 : pengukuran tes 1 hasil belajar kelas ekperimen

O2 : pengukuran tes 2 hasil belajar kelas ekperimen O3 : pengukuran tes 1 hasil belajar kelas kontrol O4 : pengukuran tes 2 hasil belajar kelas kontrol

3.2 Variabel Penelitian

Variabel bebasnya yaitu penggunaan model pembelajaran Make A Match

dengan langkah- langkah sebagai berikut:

a. Guru menyiapkan dua kotak kartu yang berisi soal dan jawaban. b. Siswa dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok soal dan jawaban.

(4)

d. Kelompok soal memikirkan kemungkinan jawaban dari kartu soal yang mereka pegang.

e. Kelompok soal dan kelompok jawaban mulai mencari pasangan dari soal atau jawaban yang mereka pegang setelah terdengar perintah dari guru.

f. Kartu yang telah dipasangkan diberikan kepada guru untuk dikoreksi.

g. Guru memberikan poin jika kelompok tersebut benar dalam memasangkan kartu sebelum waktu yang telah ditentukan.

h. Siswa bersama guru menyimpulkan dan menutup pelajaran.

Variabel terikat atau dependent adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas atau independen (Sugiyono, 2010:39). Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar IPA siswa kelas V SD N Kalinegoro 5 semester II tahun 2013/2014.

Hasil belajar: besarnya skor yang diperoleh siswa kelas V dari nilai proses (pencarian kartu soal, kartu jawaban, dan penilaian), dan nilai atau hasil evaluasi (berbentuk tes formatif) di akhir kegiatan pembelajaran.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

(5)

Tabel 3.3

Data SD N Kalinegoro

Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang

No. Nama Sekolah

1 SD N Kalinegoro 1

2 SD N Kalinegoro 2

3 SD N Kalinegoro 3

4 SD N Kalinegoro 4

5 SD N Kalinegoro 5

6 SD N Kalinegoro 6

3.3.2 Sampel

Pada saat pelaksanaan penelitian, peneliti tidak memakai semua SD N Kalinegoro Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang yang ada. Penelitian ini menggunakan cluster sampling. Cluster sampling digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas (Sugiyono, 2010:83). Jadi, sampel yang digunakan yaitu SD N Kalinegoro 5 kelas V A dan kelas V B kelurahan Kalinegoro kecamatan Mertoyudan kabupaten Magelang. Data yang lebih rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.4

Data Siswa Kelas V SD N Kalinegoro 5 Semester II Tahun

Ajaran 2014/2015

Kelas Total Perlakuan

Kelas V A 23 Kelas eksperimen

Kelas V B 25 Kelas kontrol

(6)

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan atau memperoleh data dalam suatu penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelian ini sebagai berikut:

1. Tes

Alat yang digunakan dalam mengumpulkan data pada penelitian ini adalah tes formatif hasil belajar dalam bentuk tes objektif pilihan ganda. Jenis tes yang digunakan adalah instrumen achievement test atau tes hasil belajar/prestasi. Tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas V mata pelajaran IPA. Peneliti akan melakukan pretest dan post-test

pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dalam penelitian ini, pretest diambil nilai Ulangan Tengah Semester mata pelajaran IPA. Tabel 3.6 di bawah ini terdapat kisi-kisi instrumen post-test untuk mengukur hasil belajar siswa kelas V SDN Kalinegoro 5, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, tahun ajaran 2014/2015.

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Post-test IPA Kelas V SD Negeri Kalinegoro 5

Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang

Tahun Ajaran 2014/2015

(7)
(8)

jelas kisi-kisi observasi aktifitas guru dalam pembelajaran disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.6

Kisi-kisi Observasi Pembelajaran dengan Model

Pembelajaran Make A Match

No ASPEK YANG DIAMATI YA TIDAK

I Pra pembelajaran

1. Perlengkapan dan kesesuaian media pembelajaran dan alat peraga yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar

2. Kesiapan guru/ praktikan sebelum proses belajar mengajar dimulai

II Kegiatan awal pembelajaran

1. Memotivasi peserta didik sebelum proses belajar mengajar dimulai

2. Guru/ praktikan menyampaikan tujuan yang akan dicapai oleh siswa

3. Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pembelajaran

4. Mengembangkan pemahaman konsep 5. Menumbuhkan kepercayaan diri sendiri

III Kegiatan inti pembelajaran

1. Melaksanakan pembelajaran dengan memberikan apersepsi terlebih dahulu

2. Meyakinkan seluruh siswa untuk berperan aktif 3. Menanggapi pertanyaan dan respon siswa

4. Memperhatikan keadaan siswa, apakah semua mengikuti pembelajaran dengan baik

5. Membimbing siswa saat pelaksanaan eksperimen 6. Memberi penjelasan akan manfaat kegiatan belajar

kepada siswa

7. Keterampilan memnjawab berbagai pertanyaan dari siswa

8. Ketenangan guru/ praktikan dalam menyampaikan materi pelajaran (tidak grogi)

IV Kegiatan akhir

1. Memberikan penjelasan mengenai peristiwa yang terjadi pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar

2. Menutup proses belajar mengajar

(9)

V Kesesuaian pembelajaran dengan langkah model pembelajaran Make A Match

1. Guru mempersiapkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2. Guru menempelkan tali di papan untuk meletakan kartu pasangan.

3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk mencari pasangan antara kartu soal dan kartu jawaban.

4. Hasil pencarian pasangan, siswa memasangkan kartu soal dan jawaban urut sesuai soal.

5. Guru memeriksa hasil pasangan antara kartu soal dan jawaban.

6. Guru bersama siswa membalik setiap kartu yang sudah terpasang sehingga membentuk sebuah kalimat sesai dengan materi.

7. Kesimpulan/ rangkuman. Jumlah

Tabel 3.7

Kisi-kisi Observasi Pembelajaran dengan Model

Pembelajaran Konvensional

No ASPEK YANG DIAMATI YA TIDAK

I Pra pembelajaran

1. Perlengkapan dan kesesuaian media pembelajaran dan alat peraga yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar

2. Kesiapan guru/ praktikan sebelum proses belajar mengajar dimulai

II Kegiatan awal pembelajaran

1. Memotivasi peserta didik sebelum proses belajar mengajar dimulai

2. Guru/ praktikan menyampaikan tujuan yang akan dicapai oleh siswa

3. Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pembelajaran

4. Mengembangkan pemahaman konsep 5. Menumbuhkan kepercayaan diri sendiri

III Kegiatan inti pembelajaran

1. Melaksanakan pembelajaran dengan memberikan apersepsi terlebih dahulu

(10)

4. Memperhatikan keadaan siswa, apakah semua mengikuti pembelajaran dengan baik

5. Membimbing siswa saat pelaksanaan eksperimen 6. Memberi penjelasan akan manfaat kegiatan belajar

kepada siswa

7. Keterampilan memnjawab berbagai pertanyaan dari siswa

8. Ketenangan guru/ praktikan dalam menyampaikan materi pelajaran (tidak grogi)

IV Kegiatan akhir

1. Memberikan penjelasan mengenai peristiwa yang terjadi pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar

2. Menutup proses belajar mengajar

3. Mengelola waktu pembelajaran secara efisien

3.5 Teknik Analisi Data

Menurut Sugiyono (2010:147), statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan data yang telah terkumpul.

Dalam analisis deskriptif menggunakan ukuran rata-rata hitung (mean), standar devisi, maksium, minimum, dan ukuran kenormalan data untuk masing-masing variabel penelitian. Untuk mengetahui penyebaran data masig-masing-masing variabel, data yang telah terkumpul di klasifikasikan dan diberi skor.

Model dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan menggunakan uji t-test, yang menjadi obyek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Kalinegoro 5 yang berjumlah 23 siswa, pengolahan datanya dengan menggunakan SPSS 20 for windows.

3.5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

(11)

digunakan untuk mengukur telah teruji validitas dan reliabilitasnya (Sugiyono, 2010:102).

3.5.1.1 Uji Validitas

Menurut Sudijono (2001) dalam Wardani, Naniek Sulistya dkk (2012:342) validitas yaitu ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item untuk mengukur apa yang seharusnya. Sebutir item dapat dikatakan telah memiliki validitas yang tinggi atau valid, jika skor pada butir item yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor totalnya.

Uji validitas instrumen dalam penelitian ini akan digunakan dalam tes individual setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Make A Match. Untuk mengetahui validitas, instrumen terlebih dahulu diuji cobakan di kelas uji coba yaitu kelas VI SD N Kalinegoro 3, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai.

Tabel 3.8

Koefisien Validitas Instrumen

(12)
(13)

Tabel 3.9

Hasil Output Uji Validitas Instrumen

(14)

Berdasarkan rentang koofisien validitas yaitu 0,3, menunjukkan bahwa dari 30 soal yang diuji cobakan ada 12 soal yang tidak valid yaitu nomer 1, 2, 6, 11, 14, 16, 17, 18, 20, 21, 22, dan 27 dengan masing-masing koofisien validitasnya di bawah 0,3.

Tabel 3.10

Hasil Uji Validitas Instrumen

(15)

3.5.1.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas (ajeg) tes adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil pengukuran yang konstan atau ajeg. Tujuan utama menghitung reliabilitas skor tes adalah untuk mengetahui tingkat ketepatan (precision) dan keajegan (consistency) skor tes (Wardani, Naniek Sulistya dkk, 2012:344)

Pengukuran tingkat reliabilitas alat pengumpul data dalam penelitian ini dengan menggunakan Alpha croncbrach. Besar koofisien Alpha merupakan tolok ukur dari tingkat reliabilitasnya. Tahap uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 20.0 for windows.

Uji reliabilitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji instrumen soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individual. Kriteria untuk menentukan besarnya koofisien reliabilitas menggunakan pedoman dalam Wardani, Naniek Sulistya dkk (2012:346) sebagai berikut:

Tabel 3.11

Rentang Indeks Reliabilitas

No. Indeks Interpretasi

1 0,80 – 1,00 Sangat reliabel 2 < 0,80 – 0,60 Reliabel 3 < 0,60 – 0,40 Cukup reliabel 4 < 0,40 – 0,20 Agak reliabel

(16)

Hasil perhitungan reliabilitas di SD N Kalinegoro 3 sebagai SD uji coba, menggunakan SPSS 20.0 for windows adalah sebagai berikut:

Tabel 3.12

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Hasil Belajar IPA SD

Berdasarkan tabel 3.12 Cronbach’s Alpha dari 18 soal yang valid adalah 0,871 sehingga dengan kata lain reliability di atas 0,8 yang berarti hasil uji reliability berada dalam kategori baik.

3.5.2 Uji Normalitas

Uji normalitas varian bertujuan apakah kedua varian memiliki distribus normal atau tidak. Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini merupaka teknik Shapiro-Wilk. Ketentuan yang digunakan untuk mengetahui normal tidaknya sebaran adalah jika nilai P > 0,05 maka sebenarnya normal, sebaliknya jika nilai P < 0,05 maka sebenarnya tidak normal.

3.5.3 Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelas yang dijadikan penelitian merupakan kelas yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan rumus t test, dengan bantuan SPSS 20.0 for windows.

Data yang digunakan untuk menguji homogenitas dari hasil pretest mata pelajaran IPA kelas eksperimen (kelas V A) dan kelas kontrol (kelas V B) dengan soal yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji homogenitas menggunakan rumus t-test. Dengan F hitung levene test dan

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

(17)

ketentuan probabilitas jika signifikan > 0,05 maka kedua kelas tersebut memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas tersebut homogen.

Homogen statistik dapat dirimuskan sebagai berikut:

1. Ho = kedua kelas tersebut memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas tersebut homogen

2. Ha = kedua kelas tersebut tidak memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas tersebut tidak homogen

3.5.4 Uji Hipotesis

Untuk menguji signifikasi perbedaan mean antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menggunakan analisis data uji t-test. Agar kesimpulan yang diambil tidak menyimpang maka syarat dari uji t-test adalah uji normalitas. Uji t-test yang digunakan adalah uji dua sampel tidak berhubungan (Independent Samples T-Test. Hipotesis statistik dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Ho : artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran Make A Match ditinjau dari hasil belajar IPA kelas V SD semester 2 tahun ajaran 2014/2015.

2. Ha : artinya terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran Make A Maatch ditinjau dari hasil belajar IPA kelas V SD semester 2 tahun ajaran 2014/2015.

Pengambilan keputusan hipotesis berdasarkan signifikansi adalah sebagai berikut:

Gambar

Tabel 3.3
Tabel 3.6 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran dengan Model
Tabel 3.7 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran dengan Model
Tabel 3.8 Koefisien Validitas Instrumen
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian maka terbukti bahwa penggunaan metode eksperimen pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Gadingrejo Semester

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Tegalrejo 1 Salatiga sebagai kelas kontrol dan siswa kelas V SD Negeri Tegalrejo 2 Salatiga sebagai kelas eksperimen

Hasil penelitian yang pertama yaitu berhasil dikembangkan Modul IPA Berbasis Eksperimen Materi Peristiwa Alam di Indonesia Untuk Siswa Kelas V SD. Kedua yaitu

Diharapkan dengan menggunakan metode demonstrasi eksperimen dalam pembelajaran di kelas V dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V dalam mata pelajaran IPA materi

Berdasar pada penelitian yang dilakukan oleh Esti Parwanti (2012) yang berjudul “ Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match Dengan Media Gambar Terhadap

Setelah siswa dapat membedakan perilaku manusia yang termasuk cara menghemat air dan bukan cara menghemat air, siswa dapat menyebutkan kegiatan manusia yang

Semarang pada mata pelajaran IPA “ Peristiwa Alam ” melalui model Make A Match berbantuan media video dan gambar terhadap hasil belajar

Hasil ini menunjukan Fhitung < Ftabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa varians hasil belajar IPA siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol adalah homogenyBerdasarkan hasil uji