"
# #
$ $
Mitra (hubungan) dalam interaksi ini memfokuskan
perhatiannya pada sasaran yang sama (satu sama lainnya atau org ketiga atau suatu objek tertentu).
Perhatian timbal balik ini sering kali direspon dengan isyarat, ujaran, atau tindakan.
pengalaman aksi reaksi ini akan mengemb kompetensi pengalaman aksi reaksi ini akan mengemb kompetensi utk memberikan perhatian (mengamati, mendengarkan, dan merespon).
*
+
, ,
-* .
* /
-/
- 0
/ /
- .
- .
/ /
DEFINISI KOMUNIKASI
Komunikasi (communication)
communicatio ( berasal dari kata
communis = sama) sama makna
Pengiriman dan penerimaan pesan atau
berita antara dua orang atau lebih dengan berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat, sehingga pesan yang
dimaksud dapat diterima
Penyampaian informasi melalui bicara dan bahasa, intonasi, kecepatan, kualitas suara, pendengaran dan pemahaman, ekspresi
muka, dan gerak-isyarat tangan. ( Irwin dalam Kirk,1989)
Penyampaian dan peneriman pesan atau informasi diantara dua orang atau lebih dengan menggunakan simbul verbal dan non verbal.
KARAKTERISTIK KOMUNIKASI
Komunikasi itu unik
- Setiap orang memiliki kebiasaan yang berbeda
- Pengalaman komunikasi tidak dapat diulang dengan persis
diulang dengan persis
Merupakan suatu proses yang dinamis
Terikat konteks Peristiwa komunikasi, tradisi/adat /budaya masyarakat.
Simbolik
FUNGSI KOMUNIKASI
1.F. Personal
2.F. Instrumental (direktif) 2.F. Instrumental (direktif) 3.F. Interaksional
JENIS- JENIS KOMUNIKASI
1.
Menurut Situasinyaa. Komunikasi Formal
b. Komunikasi Non Formal /informal
2. Menurut lambang/simbol yang digunakan a. Komunikasi Verbal
a. Komunikasi Verbal
b. Komunikasi non verbal c. Komunikasi total
PROSES KOMUNIKASI
Secara primer: Proses penyampaian pikiran atau perasaan seserorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang.
orang lain dengan menggunakan lambang.
Di dalam otak terdapat pusat-pusat tertentu yang mengurus fungsi bicara dan pemahaman pembicaraan.
Thn 1861 Paul Broca (neurofisiolog Perancis) menemukan pusat bicara di girus inferior lobus frontalis ( selanjutnya disebut medan broca). Pusat ini terdapat di sebelah depan korteks penggerak yang mengatur pergerakan mulut, penggerak yang mengatur pergerakan mulut,
lidah, pipi, dan larink (tenggorok) yang merupakan organ articulator (penyuara)
Thn 1874 Wernicke (ahli neurolinguistik)
menemukan pusat pengertian bahasa di girus
temporalis superior medan wernicke. Di sebelah
BAGAIMANA MEKANISME KOMUNIKASI BERLANGSUNG DALAM OTAK?
Wernicke pusat bahasa dan kegiatan komunikasi
terdapat di hemisfir kiri
Ada 10 teori wernicke yg berkaitan dgn mekanisme komunikasi.
1. Medan broca terletak di depan korteks belahan otak kiri,
kiri,
2. Di dalam medan broca terletak representasi motor
untuk muka, lidah, bibir, lelangit,lipatan vocal/pita suara, dll. ( alat ucap).
3. Medan broca mengandung rumus-rumus yang dapat mengubah atau mengkode bahasa yang didengar ke dalam bentuk artikulasi dengan kata lain untuk
diucapkan.
5. Medan wernicke terlibat dalam dalam pemahaman dan
pengenalan pola-pola bahasa ucapan, yg prosesnya sangat rumit.
6. Medan broca dan medan wernicke dihubungkan oleh
busur fasikulus (face area of motor strip) yg mencerminkan interdependensi) kedua medan tersebut.
7. Kerusakan medan wernicke akan mengakibatkan 7. Kerusakan medan wernicke akan mengakibatkan
kegagalan dalam memahami bahasa ucapan.
8. Kerusakan medan broca akan mengakibatkan kegagalan dalam memproduksi bahasa ucapan.
9. Karena bahasa tulisan dipelajari melalui bahasa lisan, satu kerusakan pada medan wernicke akan menghilangkan
juga pemahaman bahasa tulisan.
10. Kerusakan pada medan wernicke juga akan
Kesimpulan
Stimulus yng menerpa kita ditangkap oleh bidang yang berlainan.
Stimulus lisan ( audio) ditangkap korteks pendengaran.
( auditory cortex)
Stimulus penglihatan ( visual) diterima oleh korteks pengihatan ( visual cortex).
pengihatan ( visual cortex).
Kedua stimulus tersebut diterjemahkan ( decoding) ke dalam bahasa / kata-kata di bagian visual
Hubungan medan wernicke dan medan broca
Lancar berbicara berbeda dgn kemahiran berbicara
Kemahiran berbicara berkaitan dengan
retorika, yaitu keterampilan berbicara secara tepat, menarik dan efektif.
Kemahiran berbicara dipengaruhi 4 hal Kemahiran berbicara dipengaruhi 4 hal
1. Kondisi struktur biologis otak
2. Pengaruh lingkungan
3. Kemampuan kognitif
Timbul pertanyaan.
Apakah kurangnya keterampilan berbahasa menghambat perkembangan mental lainnya? Apakah sel-sel otak mengalami kelambatan pertumbuhan?
Apakah syaraf-syaraf otak yang berhubungan Apakah syaraf-syaraf otak yang berhubungan dengan pusat bahasa dan bicara mengalami disfungsi?
Pertanyaan itulah yg membuat Suzan Curtiss Professor linguistic di UNIVERSITAS
Kasus Genie
Genie , gadis usia 13 thn, sejak 50 bln
dipasung ayah kandungnya, karena ibunya terlalu mencintainya,
Ayahnya melarang ibu dan kakaknya
berbicara dengan genie , sekalipun ketika berbicara dengan genie , sekalipun ketika memberi makan.
Ketika diketahui khalayak ramai, genie tidak bisa berkomunikasi, bahkan setelah dilatih, genie tidak menguasai bahasa.
Hasil Penelitian Suzan Curtiss
Pertumbuhan ukuran otak genie pada prinsipnya tetap normal, tapi sel-sel saraf pada medan broca, wernicke dan girus
angular (yang menjadi pusat bahasa dan bicara)mengalami kelambatan
perkembangannya. Tiadanya rangsangan perkembangannya. Tiadanya rangsangan berkomunikasi membuat sel-sel saraf di belahan kiri otak genie menjadi tidak peka dan tidak terlatih dalam menangkap,
mengolah dan merespon percakapan.
Gejala yang tampak setelah Genie belajar berbicara :
Mengalami kesukaran dalam hal urutan kata.
Lebih baik dalam perbendaharaan kata dari pada susunan kata/kalimat.
Cukup mampu memahami pembicaraan,tapi sangat sukar berbicara.
Mampu merekam ucapan-ucapan otomatis ( seperti ucapan salam).
ucapan salam).
Semua ini merupakan gejala belahan otak kanan. Belahan otak kiri genie seolah tidak berfungsi sama sekali.
Umur Genie untuk mempelajari bahasa ibunya secara mudah sdh lewat ( umumnya sebelum usia pubertas) keplastisan otaknya sudah hilang dan karena itu ia mengalami kesulitan belajar
Pengertian Bicara Pengertian Bicara
suatu proses pengucapan bunyi
suatu proses pengucapan bunyi--bunyi bahasa dengan alat ucap bunyi bahasa dengan alat ucap manusia.
manusia.
merupakan produksi suara secara sistematis, yang merupakan hasil merupakan produksi suara secara sistematis, yang merupakan hasil kedua aktivitas, yaitu aktivitas motorik dan proses kognitif.
kedua aktivitas, yaitu aktivitas motorik dan proses kognitif.
Lucile Nicolosi (1989) 1) Media komunikasi secara oral yang Lucile Nicolosi (1989) 1) Media komunikasi secara oral yang menggunakan simbol
menggunakan simbol--simbol linguistik; dengan media ini, seorang simbol linguistik; dengan media ini, seorang dapat mengekspresikan pikiran, perasaan, dan saling mengerti dapat mengekspresikan pikiran, perasaan, dan saling mengerti antara satu dengan yang lain apabila menggunakan simbul yang antara satu dengan yang lain apabila menggunakan simbul yang sama; 2) komunikasi melalui simbol
sama; 2) komunikasi melalui simbol--simbol bunyi; 3) aktivitas simbol bunyi; 3) aktivitas motorik pernafasan, phonasi, artikulasi, dan resonansi.
motorik pernafasan, phonasi, artikulasi, dan resonansi. motorik pernafasan, phonasi, artikulasi, dan resonansi. motorik pernafasan, phonasi, artikulasi, dan resonansi.
Vreede Varekamp ( 1980) bicara mrpkn kemungkinan manusia u/ Vreede Varekamp ( 1980) bicara mrpkn kemungkinan manusia u/ mengucapkan bunyi
mengucapkan bunyi--bunyi bahasa dgn alat ucapnya, dan bicara bunyi bahasa dgn alat ucapnya, dan bicara merupakan milik perseorangan ( bersifat individual).
merupakan milik perseorangan ( bersifat individual).
E. Espir, bicara mrpkn suatu hal yang didapat melalui proses E. Espir, bicara mrpkn suatu hal yang didapat melalui proses belajar/tidak diperoleh secara otomatis (bicara diperoleh melalui belajar/tidak diperoleh secara otomatis (bicara diperoleh melalui suatu proses peniruan bunyi
suatu proses peniruan bunyi--bunyi bahasa dari lingkungannya. bunyi bahasa dari lingkungannya. Bicara mrpkn sesuatu yg khas pd manusia, dan bicara mrpkn Bicara mrpkn sesuatu yg khas pd manusia, dan bicara mrpkn suatu sistem komunikasi yang mana pikiran diekspresikan dan suatu sistem komunikasi yang mana pikiran diekspresikan dan dimaknai dengan menggunakan simbol
Artikulasi (pergerakan Mulut dan lidah yang M e m b e n t u k s u a r a
(produksi suara)udara l e w a t d i a n t a r a p i t a
s u a r a
shg menggetarkan pita Respirasi (proses bernafas,
yang menimbulkan energi u/ menghasilkan suara)
M e n j a d i p h o n e m shg menggetarkan pitasuara & menghasilkan
s u a r a
Resonansi (proses p e r j a l a n a n s u a r a M e m a s u k i r o n g g a M u l u t )
Freeman
Pengertian Bahasa Pengertian Bahasa
Samuel A. Kirk (1989), bahasa merupakan sistem simbol yang Samuel A. Kirk (1989), bahasa merupakan sistem simbol yang diorganisasikan, yg digunakan u/ mengekspresikan dan
diorganisasikan, yg digunakan u/ mengekspresikan dan menerima maksud/pesan.
menerima maksud/pesan.
Suatu kode di mana gagasan/ide ttg dunia/lingkungan diwakili Suatu kode di mana gagasan/ide ttg dunia/lingkungan diwakili o/ seperangkat lambang yang telah disepakati bersama
o/ seperangkat lambang yang telah disepakati bersama
untuk melangsungkan komunikasi ( Quigley, Stephen P & Paul, untuk melangsungkan komunikasi ( Quigley, Stephen P & Paul, Peter V, 1984).
Peter V, 1984). Leutke
Leutke-- Stahlman, Barbara & Lucker, J. (1991) memandang Stahlman, Barbara & Lucker, J. (1991) memandang Leutke
Leutke-- Stahlman, Barbara & Lucker, J. (1991) memandang Stahlman, Barbara & Lucker, J. (1991) memandang bahasa sebagai suatu perpaduan antara isi, fungsi, dan bahasa sebagai suatu perpaduan antara isi, fungsi, dan bentuk. Isi bahasa dapat diartikan sebagai makna atau bentuk. Isi bahasa dapat diartikan sebagai makna atau semantik yang terkandung dalam ungkapan atau apa yang semantik yang terkandung dalam ungkapan atau apa yang
dipercakapkan (topik) seseorang yang sedang berkomunikasi dipercakapkan (topik) seseorang yang sedang berkomunikasi (sebagai fungsi bahasa).
(sebagai fungsi bahasa).
Bentuk bahasa dapat diartikan sebagai struktur bahasa, yang Bentuk bahasa dapat diartikan sebagai struktur bahasa, yang meliputi aturan fonologi, morfologi, dan sintaksis
Fonologi
Fonologi
merupakan ilmu yang membahas masalah bunyi merupakan ilmu yang membahas masalah bunyi bahasa, yang mengandung bunyi segmental dan bahasa, yang mengandung bunyi segmental dan suprasegmental serta bagaimana bunyi bahasa suprasegmental serta bagaimana bunyi bahasa tersebut dibentuk.
tersebut dibentuk.
Bunyi segmental merupakan bunyi yang dapat Bunyi segmental merupakan bunyi yang dapat dipenggal
dipenggal--penggal atau disegmentasikan menjadi penggal atau disegmentasikan menjadi dipenggal
dipenggal--penggal atau disegmentasikan menjadi penggal atau disegmentasikan menjadi segmen terkeci, misalnya sistem bunyi bahasa segmen terkeci, misalnya sistem bunyi bahasa
Indonesia terdiri dari 33 bunyi, yang meliputi 6 vokal, Indonesia terdiri dari 33 bunyi, yang meliputi 6 vokal, 24 konsonan, dan 3 diftong.
24 konsonan, dan 3 diftong.
Bunyi supra segmental, merupakan bunyi yang Bunyi supra segmental, merupakan bunyi yang
mengiringi segmental, yaitu bunyi yang kita dengar, mengiringi segmental, yaitu bunyi yang kita dengar, yg mengandung irama, nada, tekanan, dan ciri sendiri yg mengandung irama, nada, tekanan, dan ciri sendiri atau bagaimana cara pembicara memenggal ujaran atau bagaimana cara pembicara memenggal ujaran yang bermakna
Morfologi
Morfologi
Morfologi merupakan bidang kajian Morfologi merupakan bidang kajian
linguistik yang berkaitan dengan susunan, linguistik yang berkaitan dengan susunan, bagian
bagian--bagian kata secara gramatikal, bagian kata secara gramatikal, serta berkaitan dengan kemampuan serta berkaitan dengan kemampuan serta berkaitan dengan kemampuan serta berkaitan dengan kemampuan
berkomunikasi. Adapun bidang yang dikaji berkomunikasi. Adapun bidang yang dikaji meliputi kata dasar, kata jadian, kata
meliputi kata dasar, kata jadian, kata berimbuhan, kata ulang, serta kata berimbuhan, kata ulang, serta kata majemuk.
Sintaksis
Sintaksis
merupakan bidang kajian linguistik yang berkaitan merupakan bidang kajian linguistik yang berkaitan dengan pembentukan kalimat.
dengan pembentukan kalimat.
Berhubungan dengan peraturan organiasi Berhubungan dengan peraturan organiasi
sekuensial dari kata untuk dapat diucapkan, dan sekuensial dari kata untuk dapat diucapkan, dan seperangkat aturan yang harus diikuti untuk
seperangkat aturan yang harus diikuti untuk
berbicara, pengertian, membaca dan menulis suatu berbicara, pengertian, membaca dan menulis suatu berbicara, pengertian, membaca dan menulis suatu berbicara, pengertian, membaca dan menulis suatu bahasa secara benar
bahasa secara benar
merupakan urutan kata, yaitu bagaimana kata merupakan urutan kata, yaitu bagaimana kata
disusun dalam kalimat. Penggunana sintaks yang disusun dalam kalimat. Penggunana sintaks yang akurat menunjukkan si pembicara memahami
akurat menunjukkan si pembicara memahami bagian
bagian--bagaian kalimat dan menghubungkan antara bagaian kalimat dan menghubungkan antara subjek, predikat, objek dan keterangan.
Perolehan Bahasa Verbal Perolehan Bahasa Verbal (Myklebust)
(Myklebust)
PBV
BAHASA EKSPRESIF
VISUAL (Menulis)
BAHASA RESEPTIF VISUAL
(Membaca) BAHASA EKSPRESIF
AUDITORI (Bicara)
BAHASA RESEPTIF AUDITORI Mengerti bahasa lingkungan
BAHASA BATIN ( INNER LANGUAGE)
Hub antara lambangg auditori dgn pngalmn sehari2
Proses Perolehan Bahasa
Proses Perolehan Bahasa
Mengingat persepsi
Meniru
Proses Meniru (
Proses Meniru (
suatu mekanisme tk lk yg suatu mekanisme tk lk yg cenderung dilakukan o/ manusia u/ mengulangi cenderung dilakukan o/ manusia u/ mengulangi perbuatan/prlk scr sengaja, shg prlk tsb berangsur perbuatan/prlk scr sengaja, shg prlk tsb berangsur--angsur menjadi miliknya)angsur menjadi miliknya)
lingkungan
psikologis fisiologis
Proses mengingat
Proses mengingat
Adanya proses pengulangan Adanya proses pengulangan (kebiasaan/otomatisasi)
(kebiasaan/otomatisasi)
Kemampuan daya ingat manusia tidak sama. Kemampuan daya ingat manusia tidak sama. Daya ingat sebagai sifat, krn seakan
Daya ingat sebagai sifat, krn seakan--akan dapat akan dapat Daya ingat sebagai sifat, krn seakan
Daya ingat sebagai sifat, krn seakan--akan dapat akan dapat juga disimpan dlm bentuk perilaku ttt yg dpt
juga disimpan dlm bentuk perilaku ttt yg dpt dinyatakan kembali dlm situasi ttt.
dinyatakan kembali dlm situasi ttt.
Kemampuan mengingat akan berjalan apabila Kemampuan mengingat akan berjalan apabila seseorang dlm kondisi psikologis dan lingkungan seseorang dlm kondisi psikologis dan lingkungan yang mendukung
Proses Persepsi
Proses Persepsi
Proses menciptakan suatu konsep ingatan u/ Proses menciptakan suatu konsep ingatan u/ mewujudkan suatu pengertian dilandasi o/
mewujudkan suatu pengertian dilandasi o/ suatu kemampuan mengolah rangsangan yg suatu kemampuan mengolah rangsangan yg diterima melalui alat indra.
diterima melalui alat indra.
Alat indra memiliki fungsi berbeda dan Alat indra memiliki fungsi berbeda dan mempunyai pembagian selektif antara mempunyai pembagian selektif antara masukan yang utama (pigure) dgn latar masukan yang utama (pigure) dgn latar belakang (back ground)
Proses pengolahan persepsi Proses pengolahan persepsi
Menciptakan bagian2 Menjadi satu kesatuan Melakukan perbedaan Figure dan back ground Melakukan persamaan2 dan perbedaan2
Proses Reseptif Proses Reseptif
Sensasi
Sensasi persepsipersepsi asosiasiasosiasi
Mata Mata (ada satu (ada satu benda) benda) Visual Visual Warna Warna Bentuk Bentuk ukuran ukuran Merah Merah Bulat Bulat Besar Besar Telinga Telinga (ada suatu (ada suatu Auditori Auditori Perbedaan bunyi Perbedaan bunyi Merah Merah Bulat Bulat Pengertian Pengertian Benda Benda (ada suatu (ada suatu bunyi) bunyi) Perbedaan bunyi Perbedaan bunyi (b/o/l/a) (b/o/l/a) Susunan bunyi Susunan bunyi (b
(b--oo--ll--a)a)
Kesiapan Bicara Kesiapan Bicara
fisiologis fisiologis
1.
1. Telinga yg berfungsi dgn baik, atau tidak memiliki kekurangan Telinga yg berfungsi dgn baik, atau tidak memiliki kekurangan
dlm pendengaranya, shg anak dapat mendengar bunyi bhs dari dlm pendengaranya, shg anak dapat mendengar bunyi bhs dari lingk (proses peniruan bunyi).
lingk (proses peniruan bunyi).
2.
2. Organ Bicara, bila organOrgan Bicara, bila organ--organ bicaranya berfungsi dengan organ bicaranya berfungsi dengan
baik.
baik.Organ bicara tersebut meliputi organ pernafasan, organ Organ bicara tersebut meliputi organ pernafasan, organ suara dan organ artikulasi yang antara lain mencakup bibir, suara dan organ artikulasi yang antara lain mencakup bibir, lidah, langit
lidah, langit--langit, ototlangit, otot--otot pipi, anak tekak, dan rahang. otot pipi, anak tekak, dan rahang.
3.
3. Susunan Syaraf yang berfungsi dengan baik, dapat : Susunan Syaraf yang berfungsi dengan baik, dapat : Susunan Syaraf yang berfungsi dengan baik, dapat : Susunan Syaraf yang berfungsi dengan baik, dapat :
a. Memusatkan perhatian pd rangsangan bunyi a. Memusatkan perhatian pd rangsangan bunyi
((auditif attentionauditif attention ))
b. Menganalisa deretan bunyi bahasa menjadi suku b. Menganalisa deretan bunyi bahasa menjadi suku
kata, kata, kelompok kata. kata, kata, kelompok kata.
c. Menyimpan gambaran bunyi yang membentuk c. Menyimpan gambaran bunyi yang membentuk
suatu kata. suatu kata.
d. Mengendalikan kerja otot
Kesiapan Bicara
Kesiapan Bicara
Psikologis Psikologis
1.
1. Intelegensi yang cukup baik, sehingga dapat Intelegensi yang cukup baik, sehingga dapat
mengolah dan, mengerti apa yang didengar dan mengolah dan, mengerti apa yang didengar dan dialaminya.
dialaminya.
2.
2. Minat terhadap orang disekitarnya, sehingga Minat terhadap orang disekitarnya, sehingga
ada keinginan untuk berinteraksi dan ada keinginan untuk berinteraksi dan
berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya, berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya, dimana bicara dan bahasa terlibat di dalamnya. dimana bicara dan bahasa terlibat di dalamnya.
3.
3. Minat terhadap obyek di sekitarnya, atau apa Minat terhadap obyek di sekitarnya, atau apa
yang di lihat dan didengar untuk yang di lihat dan didengar untuk
Kesiapan Bicara
Kesiapan Bicara
Lingkungan Lingkungan
Agar anak memiliki keinginan dan Agar anak memiliki keinginan dan
kemampuan berbicara, dia harus didukung kemampuan berbicara, dia harus didukung oleh lingkungan yang mengajaknya
oleh lingkungan yang mengajaknya
berbicara dengan menyenangkan, sehingga berbicara dengan menyenangkan, sehingga berbicara dengan menyenangkan, sehingga berbicara dengan menyenangkan, sehingga memotivasi anak untuk mengeluarkan
memotivasi anak untuk mengeluarkan bunyi bahasa atau berbicara.
bunyi bahasa atau berbicara. Adanya reinforcement
Pemerolehan
Pemerolehan
Pemerolehan
Pemerolehan
Persyaratan Perolehan Bahasa
Pada Anak
1. Anak perlu memperoleh akses bahasa
informasi kebahasaan dalam jumlah yang sangat besar.
2. Anak selalu berpartisifasi aktif dalam suatu
Lingkungan yang mendukung
perolehan bahasa
Dapat dipahami anak Lengkap
Berada pada taraf anak
Berada pada kontek yang jelas Berada pada kontek yang jelas Konsisten ajeg
Menggunakan kosa kata (tata bahasa yang konsisten)
Menarik anak
Diberikan dalam jumlah yang memadai Memiliki sikap positif terhadap proses Memiliki sikap positif terhadap proses perolehan bahasa.
Komunikasi Ekspresif
(pengirim pesan)
Misalnya :
Bicara,
berisyarat
Berejaan Jari Menulis
Komunikasi Reseptif
(penerima pesan)
Misalnya :
Membaca Ujaran Membaca Isyarat Membaca Tulisan Membaca Mimik
Bahasa Verbal
Ujaran Tulisan Ejaan Jari
Bahasa Non Verbal Isyarat
Skema Proses Penguasaan
Bahasa Verbal
Perilakaku Bahasa Verbal
(anak yang mendengar)
Bahasa Ekspresif visual
(menulis)
Bahasa Reseptif visual
(membaca)
Bahasa ekspresif Auditori
(bicara) (bicara)
Bahasa reseptif Auditori
(Memahami bicara lingkungan)
Bahasa Batin (Inner language)
(hubungan antara lambang auditori Dengan pengalaman sehari- hari)
Proses/tahap penguasaan bahasa
tahap prelingual (pra bahasa) sejak lahir - 1,6 tahun. Mrpk masa sebelum kemampuan berbahasa berkembang, walaupun anak
menggunakan tanda (signal) tertentu, spt menangis, menunjuk dan mulai memahami lambang yang digunakan lingkungan sekitar,
namun mereka sendiri belum mengembangkan suatu sistem lambang.
Tahap interlingual (antar-bahasa) merupakan masa antara dimana anak mulai mengembangkan suatu sistem lambang yg sebagian sudah sama dgn sistem lambang yg digunakan lingkungannya anak mulai mengembangkan suatu sistem lambang yg sebagian sudah sama dgn sistem lambang yg digunakan lingkungannya namun untuk sebagian masih berbeda.
Tahap postlingual (purna-bahasa), sejak usia 3 thn anak akan makin memahami dan menerapkan secara tepat aturan bahasa sbgmn
#
"
"
$
% & '
" ( " )
Membaca *+-+ ", ' "', " .+ % & #% % /+ % " & # *+
0 0
% % $ &, %
1
%
, $#& '2 #% % '
2
3+ ,%, 4 5 4
5 6+ " & #
) 5
7
"
0
-+ % ) 4 ( 4
8 .+ #
)
( #, % 1 %
)
' 5 9 5
' 5 5 5 5
' 5 9 5
Tahapan perkbngan kom verbal
Reflexive ocalization
lahir -+ 6 mg
Menangis tidak dapat dibedakan untuk keadaan psikologisnya, seperti lapar, dinging, sakit. Tangisan dpt dibedakan tergantung stimulus ttt, spt suara tangis berbeda saat ia lapar dgn sakit.
Babbling/Vocal play (6 mg – 6 bln)
bayi bereaksi terhadap suaranya sendiri. Ia memproduksi suara saat ia senang. Ia mengoceh secara berulang dg brbagai tipe suara sesuai dengan bertambahnya usia : spt berkumur, refleks, belum membentuk vokal/konsonan. Pengeluaran suara dilakukan berulang2
Lalling( 6 – 9 Bln ) Mendengar suara dan memproduksi suara terjadi pd hub tertutup.
Lalling( 6 – 9 Bln ) Mendengar suara dan memproduksi suara terjadi pd hub tertutup.
Self – imitation: bayi mendengar suaranya sendiri dan mulai me-ngulanginya. Vokalisasi sering digunakan utk mmperoleh perhatian. Vokalisasi mencakup pengulangan suku kata konsonan- vokal.
Echolalia
( 9 – 12 bln )
Bayi meniru suara yang dibuat orang lain. Suara-suara yang ditiru tidak mempunyai arti. Bayi membangun perbendaharaan suara-suara dan kombinasi suara-suara menurut keunikan lingkungannya.
True Speech
(12 – 18 bln)
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bicara bahasa
1. Kondisi jasmani dan kemampuan motorik 2. Kesehatan umum
3. Kecerdasan
Kirk & Gallagher (Educating Exceptional Children)
1.Disorder of Articulation – phonology
2.Disorder of Fluency Stuttering
3.Disorder of Voice
3.Disorder of Voice
a. Disoder of Voice quality b. Disoder of Pitch
c. Disoder of Loudness
4.Disorder of Language
Hallahan & Kauffman ( Exceptional Children) Communication Disorder
A. Speech Disorder 1. Voice Disoder
2. Articulation Disorder
3. Fluency Disoder stuttering
4. Speech Disoder associated with orofacial defects
( The defect can involve the tongue, lips, nasal passages, ears, teeth and gums and palate )
5. Speech Disoder associated with neurological damage dysarthria 5. Speech Disoder associated with neurological damage dysarthria B. Language Disorder
1. Form of language ( phonoloy, morphology, syntax) 2. Content of language ( semantics)
3. Function of language ( pragmatics)
Communicative Variations
Smith & Neiswork ( The Exceptional Child) Communication Problems
A.Types of Speech Disoder
1. Articulation Disorder 2. Fluency Disoder
3. Voice or Phonation Disoder 3. Voice or Phonation Disoder
B. Types of Language Disoder
1. Delayed Verbal Communication 2. Aphasia
C. Multiple Speech and Language Disoder
1. Cleft -Palate Speech
Artikulasi adalah proses pembentukan bunyi-bunyi, suku kata, dan kata-kata. Seseorang memiliki
masalah dalam artikulasi apabila ia memproduksi suara-suara, suku kata, dan kata-kata secara tidak tepat/tidak benar sehingga pendengar sulit
tepat/tidak benar sehingga pendengar sulit
memahami apa yang diucapkannya atau memerlukan perhatian yang lebih untuk mengerti suara
kata-katanya.
Dengan demikian yang dimaksud dengan gangguan
artikulasi adalah kesulitan dalam pembentukan
Karakteristik
Pengungkapan suara dalam bicaranya tiidak sempurna, tidak konsisten atau tidak tepat.
Jumlah orang yang mengalami gangguan
artikulasi berkisar antara 60 – 80 % dari jumlah keseluruhan orang yang mengalami gangguan bicara.
Mengalami kesulitan dalam mengucapkan Mengalami kesulitan dalam mengucapkan huruf-huruf konsonan seperti R, L,K, dan S. Pola-pola gangguanartikulasi pada umumnya
terjadi seperti pola ucapan bayi ( baby talk); tidak mampu mengartikulasikan konsonan secara
tepat (lisping/pelat), atau ketidakmampuan lidah untuk mengucapkan huruf-huruf konsonan
Penyebab Terjadinya Gangguan
Gangguan artikulasi dapat disebabkan oleh faktor-faktor fungsional maupun organik. Faktor fungsional yaitu faktor yang berkenaan dengan adat kebiasaan anak atau intervensi yang secara langsung dan tidak langsung memberikan kontribusi terhdap terjadinya gangguan bicara anak. Sedangkan faktor organik yaitu faktor yang berkaitan dengan kondisi fisik anak yang berfungsi mendukung kelancaran bicaranya.
Faktor Penyebab Fungsional
Metoda mengajar yang rendah atau tidak konsisten dari orang tua dalam Metoda mengajar yang rendah atau tidak konsisten dari orang tua dalam menstimulasi berbicara pada anak.
Kurangnya model-model bicara di rumah, di lingkungan tempat tinggal, atau di sekolah.
Faktor Penyebab Organik:
Cerebral Palsy ( CP).
Kehilangan pendengaran ( hearing loss) Gangguan persepsi pendengaran
Keadaan yang abnormal pada mulut ( termasuk gigi) dan muka. Rendahnya koordinasi otor-otot bicara
Tipe-Tipe Gangguan Artikulasi
Subtitusi (penggantian fonem) buku butu
Omisi ( penghilangan) cincin cicin
Distorsi ( kekacauan)
tinta nita
Hasil Asesmen
Gangguan Artikulasi Tipe Subtitusi
a. Fonem k (diawal dan tengah) diucapkan t,
1) toko toto
2) kuda tuda
3) kakak tata
b. Fonem g diucapkan d 1) gigi didi
b. Fonem g diucapkan d 1) gigi didi
2) gelas delas
3) gajah dajah
c. Fonem ng diucapkan n
1) tangan tanan
2) ngengat nenat
d. Fonem c diucapkan t
1) cicak titak
2) becak beta
e. Fonem ny n
1) nyamuk diucapkan namuk
2) nyanyi nani
f. Fonem s diucapkan t
1) soto toto
1) soto toto
2) sate tate
3) nasi nati
g. Fonem r diucapkan l
1) roda loda
2) rumah lumah
2. Gangguan Artikulasi Tipe Omisi:
a. cincin diucapkan cicin
b.mesjid diucapkan mejid
3. Gangguan Artikulasi Tipe Distorsi :
a. tinta diucapkan nita
b. kodok diucapkan tordok
b. kodok diucapkan tordok
c. dagu diucapkan dardu
d. roko diucapkan rorto
Intervensi Gangguan Tipe Subtitusi
LATIHAN MENDENGAR/MEMBEDAKAN BUNYI
BAHASA BAHASA
LATIHAN PENGUCAPAN
LATIHAN KINESTIK/ MENGOTOMATISIR GERAKAN
Latihan Mendengar/ Membedakan Bunyi ( K dan T)
a.Ka – mu – go – hu - ke, dsb .
K
b. ta – mu – go – tu – to – tu – dsb
c. ka – bu – tu – ka – de – ti – ku, dsb.
Latihan Mendengar/ Membedakan Bunyi ( K dan T)
a.Ka – mu – go – hu - ke, dsb .
K
b. ta – mu – go – tu – to – tu – dsb
Intervensi Gangguan tipe Omisi
CI
N
CIN
CICIN
Cin……;cin……;cin
Cin-cin; cin-cin; cin-cin.
T
I
N
TA
N
ITA
FOTO
FO
R
TO
fot – fot – fot
to – to – to
fot – fot – fot
to – to – to
fo – fot
to – to
fot
to
PENGERTIAN GANGGUAN BAHASA
Gangguan bahasa reseptif kesulitan memahami bicara atau apa yang
dikatakan orang lain kepadanya
Gangguan bahasa ekspresif gangguan Gangguan bahasa ekspresif gangguan
dalam penggunaan bahasa ekspresif yang terjadi saat seseorang menjalin
komunikasi, yang ditandai dengan
Tidak nampak mendengarkan ketika
ditegur
Ketidakmampuan memahami kalimat
secara utuh
secara utuh
Ketidakmampuan
untukmengikuti perintah
secara verbal
Parroting kata atau ucapan (echolalia)
Gejala Gangguan Bahasa Ekspresif
Menggunakan kata- Kata pendek dan kalimat sederhana.
Membuat kesalahan dalam tata bahasa. Kosa katanya minimal/ kurang memadai. Kosa katanya minimal/ kurang memadai. Kesulitan dalam menceriterakan atau
mengingat kembali informasi.
Klasifikasi gangguan bahasa dihubungkan
dengan dimensi bahasa oral:
1. G. fonologi
membedakan bunyi bhs
dan (G.artikulasi) mengucapkan huruf.
2. G. morfologi
struktur, bentuk kata
3. G. sintaksis
pemahaman dan
pengucapan kalimat
4. G. Semantik
pemahaman kata
5. G. pragmatik
penggunaan bhs dlm
Prosedur Umum Intervensi :
Asesmen
Menganalisis hasil asesmenn
Menganalisis hasil asesmenn
Membuat program intervensi
Melaksanakan program intervensi
DAFTAR CEK PERKEMBANGAN BAHASA
NO KEMAMPUAN HASIL KETERANGAN
B K TD
1 BAHASA RESEPTIF
Menatap wajah saat orang sedang berbicara padanya
Menoleh ke arah suara yang dekat atau bermakna bagi anak.
Tampak terganggu bila mendengar suara keras.
Gembira bila mendengar langka kakii orang (anak
bersuara dan melakukan gerakan)
Memandang lurus ke arah benda-benda yang dibunyikan.
Merespon terhadap suara ibu yang emosional (misalnya menangis bila ibu marah, tertawa bila terdengar senang). Menghentikan kegiatan sesaat bila kita berkata "Jangan!"
Mendengarkan bunyi detak jam.
Merespon terhadap kata-kata tertentu (misalnya menoleh atau menunjuk bila kita berkata "Di mana bapak?").
2 BAHASA EKSPRESIF
Mengeluarkan suara tenggorokan;
"berceloteh" bila merasa senang ("hao hakeng").
Mengucapkan "Ah, eh, oh".
Mengucapkan bunyi-bunyi vokal ("a, e, i, o, u").
Tertawa keras.
Mengucapkan "agu".
Mengorok dan menggeram. Mengorok dan menggeram.
Menjerit bila merasa terganggu.
Mengucapkan "da, ka, ba, ga".
Mengucapkan "dada, baba".
Meraban dengan suku-suku kata
(bukan kata-kata).
FONE M
POSISI DAN UCAPAN ANAK
FONE M
POSISI DAN UCAPAN ANAK
---FONE
M
POSISI DAN UCAPAN ANAK
--Test of Language Development- primary
(TOLD-P)
Merupakan tes individual untuk bahasa oral bagi anak-anak pada tingkatan prasekolah dan kelas anak-anak pada tingkatan prasekolah dan kelas dasar rendah.
Terdiri dari 7 subtes yang mengasesmen reseptif dan ekspresif dari tiga dimensi bahasa oral, yaitu
fonologi, sintaksis, dan semantik.
1. Picture Vocabulary ( Receptive Semantics)
2. Oral Vocabulary ( Expresive Semantics)
Tester membaca satu kata dan anak diminta untuk memberi definisi pada kata tersebut
3. Grammatic Understanding ( Receptive
Syntax)
Tester membaca suatu kalimat dan anak
harus memilih gambar yang
mengilustrasikan arti dari kalimat tersebut.
Tiga gambar yang disajikan pada anak
Tiga gambar yang disajikan pada anak
melambangkan kalimat yang sama secara
sintaksis.
Contoh:
Sentence Imitation ( Expresive syntax)
Pada sub tes ini tester membaca sebuah
5. Gramatic Completion ( Expresive Syntax)
Tester membaca sebuah kalimat yang belum selesai dan anak harus mengisi kata yang hilang.
Contoh :kucing itu suka mengeong, tetapi anjing suka ……”.
Item asesmen ini mencakup kata jamak, kepemilikan, kata kerja, perbandingan, dan kata sifat.
6. Word Discrimination ( Receptive phonology)
Tester membaca dua kata dan anak harus mengatakan jika kata-kata tersebut sama atau berbeda. Perbedaan
pasangan kata yang bebeda hanya satu fonem
7. Word Articulation ( Expresive phonology)
Tester menunjukkan satu gambar pada
anak dan membaca satu kalimat yang
menjelaskan gambar tersebut. Anak diminta
memberi nama pada gambar tersebut. Jika
anak gagal untuk merespon dengan benar,
tester mengatakan kata tersebut, dan meminta
tester mengatakan kata tersebut, dan meminta
anak untuk mengulangi kata tersebut. contoh “
itu seekor anjing , katakan anjing” Tujuannya
adalah mengasesmen artikulasi bukan kosa
Tes ini untuk anak SD kelas tinggi
mengukur reseptif dan ekspresif
dimensi sintaksis dan semantik
dimensi sintaksis dan semantik
1. Characteristics ( receptive Semantics)
Tester membaca sebuah kalimat yang berisi frase dari satu kata benda dan satu kata kerja. Siswa
harus mengatakan apakah kalimat itu betul atau
salah. Contoh, kepada siswa disajikan kalimat seperti “ Semua apel adalah buah-buahan.”
2. Generals ( Expresive Semantics) 2. Generals ( Expresive Semantics)
Tester membaca 3 kata dan siswa harus
mengatakan bagaimana kesamaan kata-kata tersebut. Contoh : “ Jika tester mengatakanVenus, Mars, dan
3. Grammatic Comprehension ( Receptive Syntax)
Siswa mendengarkan tester yang membaca 50 kalimat, 40 dari kalimat tersebut berisi tata kalimat yang salah. Siswa mengatakan apakah kalimat itu benar atau salah, tetapi tidak perlu dibenarkan untuk yang salahnya. Dalam Item tersebut, termasuk item yang salah dalam kata
persetujuan terhadap kata benda dan jamak, kata ganti, negatif, kata sifat perbandingan , dan kata keterangan.
4. Sentence Combining ( expressive syntax)
Tester membaca dua atau lebih kalimat sederhana dan siswa harus menggabungkan kalimat tersebut menjadi satu kalimat baru. Misalnya : Adi jatuh ke bawah” dan Ia terluka pada lututnya” mungkin
5. Word Ordering ( Expresive syntax)
Tester membaca beberapa ( 4 sampai 7 ) kata secara acak dan siswa harus menyusun kata tersebut menjadi suatu kalimat.. Contoh : “ membaca,bapa, teras, koran, di” menjadi “bapak membaca koran di teras.”
Untuk dapat mengerjakan tugas tes dalam TOLD-I , siswa harus memahami bicara dan dapat merespon
siswa harus memahami bicara dan dapat merespon pertanyaan secara oral. Setiap subtes tidak ditentukan waktunya.namun membutuhkan keterampilan membaca dan menulis. Kadang-kadang tes ini lebih sulit untuk
1.
Sub tes reseptif
Kepada siswa ditunjukan satu halaman
yang berisi 4 macam gambar. Tester
2. Subtest Ekspresif.
Siswa melihat 2 gambar dan tester membaca kalimat yang menjelaskan setiap gambar
tersebut. Selanjutnya untuk setiap gambar, tester bertanya. “Sekarang apa nama gambar tersebut ? “ Siswa diharapkan dapat mengingat kembali kalimat yang dibacakan tester.
kalimat yang dibacakan tester.
Pasangan kalimat hanya berbeda dalam elemen gramatikal (kata kerja, kt. depan, dsb.).
Contoh : Kambing-kambing itu sedang makan rumput.
Pragmatik merujuk pada cara bahasa digunakan untuk berkomunikasi dalam situasi yang berbeda. Sebagaimana pengembangan keterampilan berbahasa, anak belajar untuk memodifikasi pilihan kata-kata mereka sesuai dengan
struktur gramatikal terhadap pesan yang mereka sampaikan dan situasi dimana komunikasi dilakukan.
Konteks aktivitas bicara merupakan suatu variabel penting Konteks aktivitas bicara merupakan suatu variabel penting dan ditentukan oleh beberapa faktor berikut.
Seting sosial dan terjadinya interaksi Lokasi interaksi
Karakteristik partisipan (jenis kelamin, etnik, ras, dsb) dalam interaksi
Topic dan tujuan interaksi
Jarak partisipan (face to face, berjarak, tidak kelihatan dalam
interaksi)
Ritualizing, menggunakan bahasa dalam situasi social seperti : salam, ucapan selamat, perkenalan, merespon dan meminta, dsb.)
Informing, menggunakan bahasa untuk memberi dan
meminta informasi.
Controlling , penggunaan bahasa untuk mengontrol atau
Controlling , penggunaan bahasa untuk mengontrol atau
mempengaruhi aktivitas pendengar.
Feeling, penggunaan bahasa untuk mengekspresikan
perasaan atau merespon perasaan atau sikap yang diekspresikan oleh orang lain.
Imagining, Penggunaan bahasa untuk menciptakan
Keterampilan reseptif dapat di deteksi dengan menggunakan videotape atau gambar yang
menunjukkan interaksi percakapan. Contoh : Jika
fungsi controlling dari bahasa diminati, guru dapat
menunjukkan gambar tentang dua anak yang
salah satunya bermain dengan truk mainan. Siswa diminta untuk memilih permintaan yang tepat.: “
diminta untuk memilih permintaan yang tepat.: “
beri aku truk itu satu” atau “ bolehkah aku bermain dengan truk itu sebentar saja?”
Nama:………..; Tanggal lahir : ………… ;Jenis Kelamin:……. Kelas:………….; Guru :………; Tanggal:…………
Aktivitas komunikasi T
P JR K D S R S L Ritualizing
1.Memberi salam pada orang lain dengan tepat 2.Mengenalkan diri dengan tepat.
3.Mengenalkan seseorang pada orang lain 4.Mengenalkan diri ketika bertelepon
Bertanya pada seseorang dengan tepat ketika
5.Bertanya pada seseorang dengan tepat ketika
bertelepon,dsb.
Informing
1.Bertanya tentang nama pada orang lain dengan tepat 2.Bertanya tentang alamat pada orang lain dengan tepat 3.Bertanya tentang lokasi kegiatan dengan tepat
Aktivitas Komunikasi T P J R K D S R SL Controlling
1.Menyarankan tempat untuk mengadakan pertemuan
secara tepat.
2.Meminta ijin secara tepat.
3.Meminta waktu untuk memberikan alasan. 4.Memberikan alasan secara tepat
5.Meminta tolong secara tepat.
Feeling Feeling
1.Mengekspresikan penghargaan secara tepat. 2.Meminta maat secara tepat.
3.Mengekspresikan persetujuan secara tepat
4.Mengekspresikan ketidaksetujuan secara tepat 5.Mengekspresikan dukungan secara tepat
6.Memberikan ucapan selamat secara tepat.
7.Mengekspresikan perasaan dan sikap positif secara
tepat
8.Mengekspresikan perasaan dan sikap negatifsecara