• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Saham-saham Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Saham-saham Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRICE EARNING

RATIO SAHAM-SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Oleh

NURLELA

067019110/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

S

EK

O L A

H

P A

S C

A S A R JA

(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRICE EARNING

RATIO SAHAM-SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

NURLELA

067019110/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRICE

EARNING RATIO SAHAM-SAHAM PERBANKAN

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Nama Mahasiswa : Nurlela

Nomor Pokok : 067019110

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui Komisi Pembimbing:

(Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec, Acc) Ketua

(Drs. Syahyunan, M.Si) Anggota

Ketua Program Studi

(Prof. Dr. Rismayani, MS)

Direktur

(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc)

(4)

Telah diuji pada:

Tanggal : 8 September 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec, Acc

Anggota : 1. Drs. Syahyunan, M.Si

2. Prof. Dr. Rismayani, MS

3. Dr. Muslich Lufti, MBA

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRICE EARNING RATIO

SAHAM-SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA”

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh

siapapun sebelumnya.

Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan

secara benar dan jelas.

Medan, 8 September 2009 Yang membuat pernyataan,

(6)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRICE EARNING RATIO SAHAM-SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Nurlela, Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec, Acc dan Drs. Syahyunan, M.Si

ABSTRAK

Dengan berkembang dan terintegrasinya pasar modal, maka analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio mempunyai arti penting bagi investor sebelum mengambil suatu keputusan berinvestasi saham-saham khususnya saham-saham perbankan. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Price Book Value (PBV), Return on Equity (ROE), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Price Earning Ratio (PER) saham-saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio saham-saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Teori yang digunakan adalah Price Earning Ratio, analisis fundamental dan faktor-faktor kinerja perusahaan. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan Ex Post Facto dengan tingkat eksplanasi penelitian dikelompokkan dalam penelitian asosiatif.

Metode pengambilan sampel yaitu purposive sampling method. Dari populasi sebanyak tiga puluh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, diambil dua puluh perusahaan perbankan yang memenuhi kriteria sampel yaitu perusahaan perbankan yang dipilih adalah bank konvensional, perusahaan publik pada sektor perbankan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2003 hingga 2007 dan memiliki laporan keuangan lengkap dari tahun 2003 hingga 2007. Metode analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda (Multiple Linear Regression) pada tingkat kepercayaan 95% (á = 0,05).

(7)

dependen diperoleh sebesar 0,763 yang berarti kemampuan variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat sebesar 76,3% sisanya sebesar 23,8% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Price Book Value, dan Return on Equity berpengaruh secara signifikan terhadap Price Earning Ratio saham-saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(8)

FACTORS INFLUENCING PRICE EARNING RATIO OF BANKING SHARES ENLISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

Nurlela, Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec, Acc and Drs. Syahyunan, M.Si

ABSTRACT

Expanding and integrating of capital market, analysis factors influencing Price Earning Ratio (PER) provide some essential and meaningful inputs for investors before taking investment decisions relating to banking shares. The hypothesis formulated in this research was: To what extend Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Price Book Value (PBV), Return On Equity (ROE), Operating Ratio (OR), and Loan to Deposit Ratio (LDR) give the influence towards Price Earning Ratio (PER) of banking shares enlisted in Indonesia Stock Exchange (Bursa Efek Indonesia). The purpose of this research was to know and analyze the factors influencing Price Earning Ratio (PER) of banking shares enlisted in Indonesia Stock Exchange.

The theories used for the research were Price Earning Ratio (PER), fundamental analysis, and company performance factors. The methodological research applied the approach of Ex Post Facto with the level of research enlisted in Indonesia Stock Exchange from 2003 till 2007 and had also possessed the complete financial statement. The analysis method applied was Multiple Linear Regression, with the level of significant 95% (á = 0,05).

(9)

The findind of this research concluded that Price Book Value and Return on Equity gave a significant effect on to Price Earning Ratio of banking shares enlisted in Indonesia Stock Exchange.

(10)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT serta shalawat dan

salam kepada Nabi Muhammad SAW. Karena hanya dengan rahmat dan karunia-Nya

penulis dapat menyelesaikan tugas akhir penulisan tesis ini.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Magister Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang meneliti masalah keputusan

pembelian dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio

Saham-saham Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Selama menyelesaikan tesis ini maupun selama mengikuti proses perkuliahan,

penulis banyak memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak, oleh

karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

tulus kepada:

1. Bapak Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), selaku Rektor

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Rismayani, MS., selaku Ketua Program Studi Ilmu Manajemen dan

juga selaku Anggota Komisi Pembanding yang telah banyak memberikan

(11)

4. Bapak Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec, Acc., selaku Ketua Komisi Pembimbing

yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam

menyelesaikan tesis ini.

5. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Ilmu

Manajemen dan juga selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak

memberikan masukan dan pengarahan demi kesempurnaan tesis ini.

6. Bapak Dr. Muslich Lufti, MBA., dan Ibu Dr. Khaira Amalia, MBA., selaku

Anggota Komisi Pembanding yang telah banyak memberikan masukan dan

pengarahan demi kesempurnaan tesis ini.

7. Seluruh Staf Pengajar Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang

bermanfaat bagi penulis.

8. Seluruh sahabat, teman-teman serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis

sebutkan satu per satu yang telah membantu, memotivasi dan memberi semangat

dalam penyelesaian tesis ini.

9. Khususnya kepada orang tua saya tersayang Ima Abdullah dan Nursiah serta

kakak, adik dan abang saya tersayang serta kepada keponakan-keponakan saya

tersayang, serta saudara-saudara saya tersayang, terima kasih atas doa, motivasi,

dan dukungan baik secara moril maupun materil sehingga penulis dapat

melanjutkan dan menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Dua.

10. Yang teristimewa kepada suami saya yang tercinta Miqdar terima kasih atas doa,

(12)

melanjutkan dan menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Dua serta untuk

anak-anak saya tercinta Jaza Anil Awva, Talitha Shafiqah atas segala doa dan

pengertiannya selama mamanya menjalankan kuliah.

Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada

semua pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatian kepada penulis baik

ketika masa kuliah maupun saat penulisan tesis. Penulis menyadari tesis ini belum

sempurna, namun demikian diharapkan nantinya dapat berguna bagi banyak pihak,

khususnya bagi penelitian di bidang keuangan.

Medan, Agustus 2009

Penulis,

(13)

RIWAYAT HIDUP

Nurlela, lahir pada tanggal 11 April 1974 di Lhokseumawe, anak ketiga dari

enam bersaudara dari pasangan Bapak Ima Abdullah dan Ibu Nursiah. Menikah pada

tanggal 18 Mei 2002 dengan Miqdar Sulaiman dan telah dikaruniai dua orang puteri

bernama Jaza Anil Awva dan Talitha Shafiqah.

Pendidikan dimulai pada tahun 1980 di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 06

Lhokseumawe sampai dengan tahun 1986. Tahun 1986 melanjutkan ke Sekolah

Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Lhokseumawe, dan lulus tahun 1989.

Kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Krueng Geukuh

Aceh Utara, lulus tahun 1992. Selanjutnya tahun 1995 melanjutkan ke jenjang

Perguruan Tinggi yaitu pada Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh (Unima)

di Lhokseumawe Jurusan Ekonomi Manajemen, lulus tahun 2000 dan tahun 2006

melanjutkan ke Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas

Sumatera Utara, Medan.

Sejak tahun 2002 sampai sekarang menjadi staf pengajar pada Fakultas

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ... iii

KATA PENGANTAR... v

RIWAYAT HIDUP... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Perumusan Masalah ... 5

I.3 Tujuan Penelitian ... 5

I.4 Manfaat Penelitian ... 5

I.5 Kerangka Berpikir ... 6

I.6 Hipotesis ... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14

II.1 Penelitian Terdahulu ... 14

II.2 Pengertian dan Jenis-jenis Saham ... 16

(15)

II.4 Analisis Fundamental ... 21

II.5 Pengertian Kinerja ... 23

II.6 Pengertian Price Earning Ratio ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 31

III.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

III.2 Metode Penelitian ... 31

III.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 32

III.4 Jenis dan Sumber Data... ... 33

III.5 Teknik Pengumpulan Data ... 34

III.6 Identifikasi Variabel dan Definisi Variabel ... 34

III.6.1 Identifikasi Variabel ... 34

III.6.2 Definisi Operasional Variabel ... 35

III.7 Model Analisis Data ... 37

III.8 Pengujian Hipotesis ... 38

III.9 Pengujian Asumsi Klasik ... 40

III.9.1 Uji Normalitas ... 40

III.9.2 Uji Multikolinieritas ... 41

III.9.3 Uji Heteroskedastisitas ... 41

III.9.4 Uji Autokorelasi ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

IV.1 Hasil Penelitian ... 44

(16)

IV.1.2 Deskripsi Data Penelitian ... 47

IV.1.3 Hasil Uji Asumsi Klasik Hipotesis ... 49

IV.1.3.1 Hasil uji normalitas ... 49

IV.1.3.2 Hasil uji multikolinieritas ... 51

IV.1.3.3 Hasil uji heteroskedastisitas ... 52

IV.1.3.4 Hasil uji autokorelasi... 54

IV.2 Pembahasan ... ... 55

IV.2.1 Pembahasan Hipotesis... ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

V.1 Kesimpulan ... 64

V.2 Saran ... 64

(17)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

III.1 Daftar Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia (Sampel) ... 33

III.2 Definisi Operasional Variabel ... 36

IV.1 Deskripsi Data Penelitian ... 47

IV.2 Hasil Uji Normalitas... ... 51

IV.3 Hasil Uji Multikolonieritas... ... 52

IV.4 Hasil Uji Autokorelasi... 54

IV.5 Model Summary... 55

IV.6 Hasil Pengujian Hipotesis Secara Serempak (Uji F)... 56

(18)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

I.1 Kerangka Berpikir. ... 12

IV.1 Normal Plot... ... ... 49

IV.2 Grafik Histogram ... . 50

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Daftar Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia (Populasi).. ... 69

2. Daftar Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia (Sampel) ... 70

3. Data Price Earning Rasio Perusahaan Perbankan ... 71

4. Data Capital Adequacy Ratio Perusahaan Perbankan ... 72

5. Data Debt Equity Ratio Perusahaan Perbankan. ... 73

6. Data Price Book Value Perusahaan Perbankan... ... 74

7. Data Operating Ratio Perusahaan Perbankan... ... 75

8. Data Return on Equity Perusahaan Perbankan... 76

9. Data Loan to Deposit Ratio Perusahaan Perbankan... 77

(20)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRICE EARNING RATIO SAHAM-SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Nurlela, Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec, Acc dan Drs. Syahyunan, M.Si

ABSTRAK

Dengan berkembang dan terintegrasinya pasar modal, maka analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio mempunyai arti penting bagi investor sebelum mengambil suatu keputusan berinvestasi saham-saham khususnya saham-saham perbankan. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Price Book Value (PBV), Return on Equity (ROE), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Price Earning Ratio (PER) saham-saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio saham-saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Teori yang digunakan adalah Price Earning Ratio, analisis fundamental dan faktor-faktor kinerja perusahaan. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan Ex Post Facto dengan tingkat eksplanasi penelitian dikelompokkan dalam penelitian asosiatif.

Metode pengambilan sampel yaitu purposive sampling method. Dari populasi sebanyak tiga puluh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, diambil dua puluh perusahaan perbankan yang memenuhi kriteria sampel yaitu perusahaan perbankan yang dipilih adalah bank konvensional, perusahaan publik pada sektor perbankan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2003 hingga 2007 dan memiliki laporan keuangan lengkap dari tahun 2003 hingga 2007. Metode analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda (Multiple Linear Regression) pada tingkat kepercayaan 95% (á = 0,05).

(21)

dependen diperoleh sebesar 0,763 yang berarti kemampuan variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat sebesar 76,3% sisanya sebesar 23,8% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Price Book Value, dan Return on Equity berpengaruh secara signifikan terhadap Price Earning Ratio saham-saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(22)

FACTORS INFLUENCING PRICE EARNING RATIO OF BANKING SHARES ENLISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

Nurlela, Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec, Acc and Drs. Syahyunan, M.Si

ABSTRACT

Expanding and integrating of capital market, analysis factors influencing Price Earning Ratio (PER) provide some essential and meaningful inputs for investors before taking investment decisions relating to banking shares. The hypothesis formulated in this research was: To what extend Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Price Book Value (PBV), Return On Equity (ROE), Operating Ratio (OR), and Loan to Deposit Ratio (LDR) give the influence towards Price Earning Ratio (PER) of banking shares enlisted in Indonesia Stock Exchange (Bursa Efek Indonesia). The purpose of this research was to know and analyze the factors influencing Price Earning Ratio (PER) of banking shares enlisted in Indonesia Stock Exchange.

The theories used for the research were Price Earning Ratio (PER), fundamental analysis, and company performance factors. The methodological research applied the approach of Ex Post Facto with the level of research enlisted in Indonesia Stock Exchange from 2003 till 2007 and had also possessed the complete financial statement. The analysis method applied was Multiple Linear Regression, with the level of significant 95% (á = 0,05).

(23)

The findind of this research concluded that Price Book Value and Return on Equity gave a significant effect on to Price Earning Ratio of banking shares enlisted in Indonesia Stock Exchange.

(24)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Krisis keuangan yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997

memberi dampak yang sangat buruk pada sektor perbankan. Kinerja industri

perbankan nasional pada waktu itu jauh lebih buruk dibandingkan kondisi perbankan

di beberapa Negara Asia yang juga mengalami krisis ekonomi, seperti Korea Selatan,

Malaysia, Philipina dan Thailand.

Di akhir 2007 terkait dengan kinerja perbankan adalah suatu kenyataan

bahwa sistem perbankan Indonesia pasca krisis telah jauh lebih baik dibandingkan

dengan sebelum krisis. Pencapaian tersebut terjadi sejalan dengan stabilnya kondisi

perekonomian dan didorong pula oleh berbagai kebijakan untuk memperkuat

ketahanan perbankan. Di sisi kelembagaan keuangan yang bukan bank, pasar modal

menunjukkan peningkatan kinerja yang signifikan yang ditunjukkan oleh peningkatan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sangat tajam.

Namun seiring terjadinya gejolak pasar global pada akhir 2008 yang

disebabkan oleh krisis keuangan sektor keuangan Amerika Serikat yang

menimbulkan perlambatan ekonomi dunia sehingga memberikan pengaruh negatif

terhadap Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari indeks bursa saham gabungan di Bursa

(25)

tipis 0,19 persen atau 3,978 poin pada 204,193 sektor perbankan menjadi penekan

indeks di jalur negatif (Bisnis Keuangan Kompas.com).

Perbankan merupakan salah satu sarana yang mempunyai peranan yang

strategis dalam kegiatan perekonomian, peran strategis tersebut terutama disebabkan

oleh fungsi utama perbankan sebagai financial intermediary, yaitu sebagai suatu

wahana yang dapat menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif

dan efisien. Salah satu alat untuk mengambil suatu kebijakan yang efektif dan efisien

tersebut adalah dengan menganalisis laporan keuangan. Laporan keuangan pada

perbankan dapat menunjukkan kinerja yang telah dicapai perbankan suatu waktu.

Kinerja keuangan tersebut dapat diketahui dengan menghitung rasio-rasio keuangan

sehingga dapat diukur prestasi suatu perbankan. Alat yang biasa digunakan untuk

mengetahui kinerja tersebut adalah dengan menggunakan analisis rasio, yakni rasio

likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan operasi/efisiensi. Oleh karena kegiatannya

menyangkut uang masyarakat dan kepercayaan yang diberikan, maka setiap lembaga

perbankan harus membuat laporan hasil kinerja keuangan berdasarkan

ketentuan-ketentuan dari Bank Indonesia selaku pengawas perbankan di Indonesia. Laporan

tersebut dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan antara

lain para investor.

Bagi para calon pemegang saham (investor) yang akan membeli saham

terlebih dahulu menganalisis kinerja dari perusahaan tersebut karena kinerja dari

perusahaan tersebut merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam

(26)

tajam dalam menganalisis setiap saham yang akan dibelinya. Agar keputusan

investasinya tidak salah, maka investor perlu melakukan penilaian terlebih dahulu

terhadap saham-saham yang dipilihnya, untuk selanjutnya menentukan apakah saham

tersebut akan memberikan tingkat imbal hasil (return) yang sesuai dengan tingkat

return yang diharapkannya.

Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu: nilai buku, nilai

pasar dan nilai intrinsik saham. Investor berkepentingan untuk mengetahui ketiga

nilai tersebut sebagai informasi penting dalam pengambilan keputusan investasi yang

tepat. Dalam membeli atau menjual saham, investor akan membandingkan nilai

intrinsik dengan nilai pasar saham yang bersangkutan. Ada dua pendekatan dalam

menentukan nilai intrinsik saham berdasarkan analisis fundamental yaitu pendekatan

nilai sekarang (present value approach) dan pendekatan rasio harga terhadap earning

atau Price Earning Ratio/(PER).

Pendekatan nilai sekarang dilakukan dengan menghitung seluruh aliran kas

yang akan diterima pemegang saham dari suatu saham di masa yang akan datang, dan

kemudian didiskontokan dengan tingkat bunga diskonto (biasa besarnya tingkat

return yang disyaratkan). Sedangkan, pendekatan Price Earning Ratio (pendekatan

PER) atau disebut juga pendekatan multiplier, dalam penentuan nilai suatu saham

dilakukan dengan menghitung berapa rupiah uang yang diinvestasikan ke dalam suatu

saham untuk memperoleh satu rupiah pendapatan (earning) dari saham tersebut.

Dalam metode penilaian saham berdasarkan analisis fundamental pendekatan

(27)

kelebihan dari metode ini adalah kemudahan dan kepraktisan dalam penggunaan dan

adanya standar penilaian bagi industri yang sama. Para investor dalam menentukan

keputusan pembelian atau penjualan saham menggunakan Price Earning Ratio (PER)

yaitu untuk mengevaluasi harga saham yang beredar di bursa efek. Price Earning

Ratio merupakan perbandingan antara harga pasar saham per lembar dengan laba per

saham (earning per share). Jika PER tinggi, berarti harga saham tersebut terlalu

mahal atau dengan harga tertentu investor hanya memperoleh laba yang tinggi.

Dari informasi PER, diperoleh analisis rasional sebagai evaluasi terhadap

prospek antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain dengan menggunakan

standar yang sama yaitu PER satu perusahaan dengan PER perusahaan lainnya.

Perusahaan yang mempunyai kesempatan investasi yang paling menarik akan

memperoleh modal harga yang wajar, yaitu harga yang mencerminkan investasi yang

potensial.

Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk meneliti Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Price Earning Ratio Saham-saham Perbankan yang Terdaftar pada

Bursa Efek Indonesia. Adapun faktor-faktornya seperti: Tingkat kecukupan modal

(Capital Adequacy Ratio), Debt Equity Ratio (DER), Price Book Value (PBV),

tingkat pengembalian modal (Return on Equity), Biaya Operasional dan Pendapatan

Operasional (BOPO) dan tingkat likuiditas (Loan to Deposit Ratio) yang

mempengaruhi PER pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia selama

(28)

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai

berikut:

Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt Equity Ratio

(DER), Price Book Value (PBV), Return on Equity (ROE), Biaya Operasional dan

Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR), terhadap Price

Earning Ratio (PER) saham-saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia?

I.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt

Equity Ratio (DER), Price Book Value (PBV), Return on Equity (ROE), Biaya

Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR),

terhadap Price Earning Ratio (PER) saham-saham perbankan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

I.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan bagi para pelaku pasar modal (investor) dan emiten

dalam melakukan analisis investasi pada saham perusahaan perbankan yang

(29)

2. Sebagai sumber informasi tambahan bagi pihak akademis untuk menambah

khasanah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan investasi saham di pasar

modal.

3. Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dalam bidang ilmu

manajemen keuangan, khususnya mengenai investasi saham di pasar modal.

4. Sebagai bahan studi dan referensi bagi peneliti selanjutnya.

I.5. Kerangka Berpikir

Penilaian suatu efek sangat dipengaruhi dan tidak terlepas dari kondisi kinerja

perusahaan penerbitnya. Kinerja perusahaan merupakan informasi yang dibutuhkan

investor dalam menentukan keputusan investasinya. Kinerja keuangan perusahaan

dapat dilihat dari posisi keuangan perusahaan, yaitu dari informasi-informasi

mengenai likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas. Informasi-informasi ini dapat

diperoleh dengan melakukan analisis pada laporan keuangan. Laporan keuangan yang

tersedia dapat dianalisis untuk membuat suatu keputusan ekonomi dan bisnis oleh

investor.

Untuk melakukan interpretasi terhadap laporan keuangan, diperlukan suatu

ukuran tertentu sehingga besaran yang digunakan dapat mencerminkan kondisi yang

lebih berarti bagi pengambil keputusan. Ukuran yang sering digunakan untuk

menganalisis laporan keuangan adalah dalam bentuk rasio.

Rasio-rasio keuangan pada dasarnya disusun dengan menggabung-gabungkan

(30)

semacam itu diharapkan pengaruh perbedaan ukuran akan hilang. Rasio-rasio

keuangan menghilangkan pengaruh ukuran dan membuat ukuran bukan dalam angka

absolut, tetapi dalam angka relatif (Halim dan Hanafi, 2005).

Dalam melakukan analisis dan memilih saham, ada dua pendekatan yang

dilakukan, yaitu pendekatan fundamental dan pendekatan teknikal. Pendekatan

fundamental merupakan faktor-faktor yang diidentifikasikan dapat mempengaruhi

harga saham. Analisis fundamental adalah tehnik yang mencoba memperkirakan

harga saham di masa yang akan datang dengan cara yaitu:

a. Mengestimasi nilai faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham

di masa akan datang.

b. Menerapkan hubungan variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga

saham.

Ada dua pendekatan dalam menentukan nilai intrinsik saham berdasarkan

analisis fundamental yaitu pendekatan nilai sekarang (present value approach) dan

pendekatan rasio harga terhadap earning atau Price Earning Ratio (PER). Dalam

penelitian ini menggunakan pendekatan price earning ratio.

Price Earning Ratio (PER) adalah rasio yang membandingkan harga pasar

dengan earning per share saham tersebut. Semakin tinggi price earning ratio

menunjukkan saham tersebut diminati oleh banyak investor dan layak dibeli,

sedangkan kalau nilai price earning ratio rendah maka saham tersebut kurang

diminati investor. Price earning ratio yang tinggi akan cenderung membuat harga

(31)

membuat harga saham turun atau stagnan. PER juga mengindikasikan kepada

masyarakat dan pihak investor khususnya tentang prestasi dan prospek perusahaan

yang bersangkutan. Menurut Halim (2005) Price earning ratio yaitu suatu ratio yang

menggambarkan kesediaan investor membayar suatu jumlah tertentu untuk setiap

rupiah perolehan laba perusahaan.

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio

telah banyak dilakukan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Adapun

penelitian yang berusaha memberikan penjelasan mengenai faktor-faktor yang

berhubungan dengan tingkat PER suatu perusahaan antara lain Whitbeck-Kisor

(1963) dalam Husnan (1993) mereka melakukan penelitian dengan menggunakan tiga

variabel yang diduga mempunyai pengaruh terhadap PER yaitu tingkat pertumbuhan

laba, Dividend Payout Ratio (DPR), dan standar deviasi tingkat pertumbuhan. Hasil

penelitian ini menyimpulkan bahwa tingkat pertumbuhan dan DPR mempunyai

hubungan positif terhadap PER, sedangkan deviasi standar tingkat pertumbuhan

mempunyai hubungan negatif terhadap PER. Kurniawan (2002) melakukan penelitian

terhadap 22 perusahaan perbankan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Loan to Deposit Ratio, Operating Ratio, Cost of Loanable Fund, Debt to Equity

Ratio, dan Price Book Value berpengaruh secara serentak dan signifikan terhadap

Price Earning Ratio saham-saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Setelah dilakukan uji signifikansi diketahui bahwa seluruh variabel yang diuji hanya

variabel Cost Of Loanable Fund (COLF) yang tidak memiliki pengaruh yang

(32)

melakukan penelitian terhadap 18 peruahaan perbankan di Bursa Efek Jakarta. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa Loan to Assets Ratio, Return on Assets, Return on

Equity, dan Net Profit Margin berpengaruh secara serentak dan signifikan terhadap

Price Earning Ratio saham-saham yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, sedangkan

variabel independen lainnya yaitu Loan to Assets Ratio dan Net Profit Margin tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap PER. Sedangkan Sinaga (2007)

melakukan penelitian terhadap 23 perusahaan perbankan. Hasil penelitian secara

simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel leverage, dividend payout

ratio, firm size, earning growth, capital adequacy ratio, non performing loan, return

on equity, dan loan to deposit ratio terhadap price earning ratio. Secara parsial dari

beberapa variabel yang mempengaruhi price earning ratio maka yang paling

dominan adalah ukuran perusahaan (firm size), pertumbuhan laba (earning growth)

dan kemampuan menghasilkan laba bersih (return on equity).

Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan permodalan suatu bank untuk menutupi kemungkinan kegagalan yang

ada dalam proses pemberian kredit. Rasio ini merupakan salah satu rasio solvabilitas

yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi

kewajiban-kewajiban jika terjadi likuiditas bank.

Menurut Thomson (1991) bahwa “CAR adalah rasio yang memperlihatkan

seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit,

penyertaan dan surat berharga tagihan pada bank lain) yang ikut dibiayai dari modal

(33)

rasio ini semakin baik di mata investor, artinya di kemudian hari, pihak kreditur akan

mendapatkan pengembalian plus pendapatan bunga atas kegiatan tersebut. Semakin

tinggi rasio ini semakin baik.

Debt Equity Ratio (DER) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan bank dalam menutup sebagian atau seluruh utang-utangnya, baik jangka

panjang maupun jangka pendek dengan dana yang berasal dari modal sendiri

(Margaretha, 2007). Semakin besar rasio ini mencerminkan solvabilitas perusahaan

semakin rendah, sehingga kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya akan

rendah, hal ini berarti bahwa risiko perusahaan (financial risk) relatif tinggi. Adanya

risiko yang tinggi menyebabkan investasi pada suatu saham akan kurang menarik

terutama bagi investor yang bukan risk taker, akibatnya harga saham akan turun

sehingga PER akan turun pula.

Price to Book Value (PBV) yaitu suatu rasio yang menggambarkan seberapa

besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Menurut Umar (2002)

bahwa Price to Book Value yaitu “Rasio yang dipakai untuk mengukur tingkat

kemahalan dari suatu saham apakah termasuk yang undervalued atau overvalued”.

Perusahaan dengan tingkat return on equity yang tinggi biasanya akan menjual saham

berlipat kali dari nilai bukunya, dibandingkan perusahaan dengan return on equity

yang rendah (Brigham-Gapenski, 1998). Sehubungan hal tersebut meningkatnya rasio

ini akan mendukung terjadinya peningkatan kenaikan harga saham perusahaan

sehingga price earning ratio ikut meningkat. Hal tersebut berarti Price Book Value

(34)

Menurut Martono dan Harjito (2005) Return on Equity (ROE) atau sering

disebut Rentabilitas Modal Sendiri dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak

keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri. Sedangkan menurut Margaretha

(2007), Return on Equity (ROE) adalah “Perbandingan antara laba bersih bank (laba

setelah pajak) dengan modal sendiri”. ROE merupakan indikator yang amat penting

bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank

dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden.

Kenaikan rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari laba yang bersangkutan

yang selanjutnya dikaitkan dengan peluang kemungkinan pembayaran dividen

(terutama bagi bank yang go publik). Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi

kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan yang selanjutnya kenaikan tersebut

akan menyebabkan kenaikan harga saham sehingga PER saham tersebut juga akan

meningkat.

Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO), Rasio ini digunakan

untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan

operasinya. Tingkat efisiensi disebut baik jika rasio BOPO lebih besar dari 96 persen

(Margaretha, 2007). Di mana kegiatan utama bank adalah bertindak sebagai

perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana (dana masyarakat). Hal tersebut

berarti meningkat rasio ini menunjukkan terjadi penurunan beban operasional

sehingga laba operasional meningkat. Peningkatan laba akan mendorong terjadinya

(35)

LDR (loan to deposit ratio), merupakan rasio yang mengukur perbandingan

jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diberikan oleh bank, rasio ini

menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh

deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.

Oleh karena itu, semakin tinggi rasionya memberikan indikasi rendahnya kemampuan

likuiditas bank tersebut, hal ini sebagai akibat jumlah dana yang diperlukan untuk

membiayai kredit jadi semakin besar. Menurut surat edaran BI No. 6/23/DPNP

tanggal 31 Mei 2004 menetapkan bahwa batas aman dari Loan to Deposit Ratio suatu

bank adalah antara 75 persen dan 85 persen. Hal tersebut menunjukkan jika

persentase LDR berada pada ketentuan yang aman maka pendapatan perusahaan akan

meningkat dan diikuti pula dengan peningkatan PER saham perusahaan, begitu pula

sebaliknya akan menurunkan tingkat pendapatan apabila telah melebihi atau kurang

(36)

Dari uraian di atas, maka kerangka berpikir dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 1.1. Kerangka Berpikir

I.6. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir, maka dihipotesiskan sebagai berikut: Capital

Adequacy Ratio (CAR), Debt Equity Ratio (DER), Price Book Value (PBV), Return

on Equity (ROE), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan

to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio (PER)

saham-saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Debt Equity Ratio Capital Adequacy Ratio

Price Book Value

Return on Equity

Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional

Loan to Deposit Ratio

Price Earning

(37)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio

telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya antara lain:

Kurniawan (2002) meneliti dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Price Earning Ratio Saham-saham Perbankan yang Terdaftar

di Bursa Efek Jakarta” melakukan penelitian terhadap 22 perusahaan perbankan

di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Loan to Deposit Ratio, Operating

Ratio, Cost of Loanable Fund, Debt to Equity Ratio, Price Book Value berpengaruh

secara serentak dan signifikan terhadap Price earning Ratio saham-saham perbankan

yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan

bahwa dari lima variabel yang diteliti ada empat variabel yang berpengaruh secara

signifikan terhadap Price Earning Ratio yaitu Loan to Deposit Ratio, Operating

Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Price Book Value. Sedangkan variabel Cost of

Loanable Fund tidak berpengaruh signifikan terhadap PER.

Sianipar (2005), melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Faktor

Fundamental terhadap Harga Saham Industri Perbankan di Indonesia”. Dengan

melakukan penelitian terhadap 20 perusahaan perbankan, variabel yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu Capital Adequacy Ratio, Return on Equity, Return On

(38)

Margin dan Loan to Deposit Ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara

simultan faktor fundamental atau seluruh variabel yang digunakan mempunyai

pengaruh terhadap harga saham, namun secara parsial faktor Loan to Deposit Ratio,

Return On Asset, dan Not Performing Asset To Earning Asset tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Adhitama dan Sudaryono (2005) meneliti dengan judul “Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Price Earning Ratio pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar

di Bursa Efek Jakarta” dan melakukan penelitian terhadap 18 perusahaan perbankan

di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Loan to Assets Ratio,

Return on Assets, Return on Equity, dan Net Profit Margin berpengaruh secara

serentak dan signifikan terhadap Price Earning Ratio saham-saham yang terdaftar

di Bursa Efek Jakarta, sedangkan variabel independen lainnya yaitu Loan to Assets

Ratio dan Net Profit Margin tidak memiliki pengaruh yang signifikan.

Sinaga (2007) dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price

Earning Ratio pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar pada Bursa Efek Jakarta”,

dan melakukan penelitian terhadap 23 perusahaan perbankan. Hasil penelitian secara

simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel leverage, dividend payout

ratio, firm size, earning growth, capital adequacy ratio, non performing loan, return

on equity, dan loan to deposite ratio terhadap price earning ratio. Secara parsial dari

beberapa variabel yang mempengaruhi price earning ratio maka yang paling

dominan adalah ukuran perusahaan (firm size), pertumbuhan laba (earning growth)

(39)

II.2. Pengertian dan Jenis-jenis Saham

Diantara surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, saham

biasa (common stock) merupakan surat berharga yang paling dikenal masyarakat.

Di antara para emiten (perusahaan yang menerbitkan surat berharga), saham biasanya

juga merupakan yang paling banyak digunakan untuk menarik dana dari masyarakat.

Bahkan banyak perusahaan yang menerbitkan surat berharga, memilih menerbitkan

saham, yang digunakan untuk menarik dana dari masyarakat. Jadi saham sangat

menarik, baik bagi sisi investor, maupun sisi emiten.

Saham adalah tanda kepemilikan dalam suatu perusahaan di mana porsinya

sesuai dengan besarnya kepemilikan. Saham tersebut mengandung hak atas dividend

dan dapat diperjualbelikan. Menurut Brigham (2000) yang dimaksud dengan saham

biasa adalah “Common stock an ownership interest in a corporation, but to typical

investor, a share of common stock is simply a piece of paper characterized by two

futures: (1) It entitles its owner to dividend. (2) Stock can be sold at some future

date”.

Saham biasa merupakan efek yang paling populer di pasar modal, di mana

pembicaraan seputar saham selalu mengacu kepada saham biasa, kecuali disebutkan

preferen. Beberapa karakteristik yuridis bagi pemegang saham antara lain:

a) Limited Risk, artinya pemegang saham hanya bertanggung jawab sampai

(40)

b) Ultimate Control, artinya pemegang saham merupakan pihak terakhir yang

mendapat pembagian hasil usaha perusahaan dan sisa aset dalam proses

likuidasi perusahaan (Darmadji dan Fachruddin, 2001).

Investor yang menanamkan dananya kedalam bentuk saham pada dasarnya

memperoleh dua keuntungan, yaitu:

1) Dividen, yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit

saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen

diberikan setelah mendapat persetujuan dalam RUPS. Umumnya dividen

merupakan salah satu daya tarik bagi pemegang saham dengan orientasi

jangka panjang.

2) Capital gain, merupakan selisih antara harga beli dan jual. Capital gain

terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar skunder.

Umumnya investor dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan

melalui capital gain.

Saham memiliki jenis yang bervariasi. Jenis saham dapat dikelompokkan

berdasarkan jenis-jenis berikut.

1) Jenis saham berdasarkan besaran fundamentalnya

Saham dapat dikelompokkan dengan cara mengaitkan fundamental

perusahaan maupun situasi ekonomi yang sedang berlangsung. Contoh indikator

fundamental adalah laba perusahaan, kualitas manajemen perusahaan, dividen yang

(41)

dan lain-lain. Saham berdasarkan fundamentalnya dibedakan menjadi enam jenis

saham (Rivai et al, 2007), yaitu sebagai berikut:

a) Saham unggulan (blue chips)

Saham-saham dalam kelompok ini adalah saham-saham yang secara

nasional dikenal mempunyai historis yang kuat dan bagus. Misalnya,

pertumbuhan laba, pembayaran dividen, serta reputasi terhadap kualitas

manajemen, produk dan jasa. Saham-saham ini secara umum mempunyai

harga relatif mahal dan memberikan dividen yang cukup lumayan.

Kelompok saham ini paling sering dilirik investor dan sering menjadi

rekomendasi para analis bursa saham.

b) Saham bertumbuh (growth stocks)

Ciri saham ini adalah memiliki pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi

dari pertumbuhan beberapa tahun sebelumnya. Pertumbuhan tersebut

diharapkan terus berlangsung sehingga mencapai pertumbuhan laba yang

tinggi sehingga terefleksi pada harga saham dan investor mendapatkan

capital gain lebih tinggi dibandingkan dengan saham lain. Saham ini

biasanya memberikan dividen yang kecil atau tidak sama sekali.

c) Saham-saham siklikal (cyclical stock)

Ciri saham-saham ini adalah memberikan tingkat pengembalian lebih baik

dari perubahan tingkat pengembalian pasar secara keseluruhan. Saham ini

memiliki volatilitas atau gejolak harga mengikuti siklus ekonomi yang

(42)

d) Saham-saham bertahan (defensive stock/countercyclical stocks)

Ciri saham-saham ini adalah tetap stabil selama periode resesi, karena

walaupun dalam masa resesi, produk-produk perusahaan tersebut tetap

terjual karena memang dibutuhkan. Contoh saham bertahan adalah saham

yang termasuk dalam industri utilities, farmasi, dan makanan.

e) Saham spekulatif (speculative stocks)

Ciri saham ini adalah perusahaan-perusahaan ini beroperasi dengan

kegiatan yang memiliki resiko tinggi, tetapi memiliki kemungkinan

memperoleh keuntungan besar. Saham spekulatif mempunyai harga yang

sangat berfluktuasi.

f) Saham pendapatan (income stocks)

Saham pendapatan adalah saham yang membayar dividen melebihi

rata-rata pendapatan. Saham ini umumnya banyak dibeli oleh investment fund

dan dana pension.

g) Saham bertumbuh emerging (emerging stocks)

Saham ini adalah saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang relatif

lebih kecil dan memiliki daya tahan yang kuat meskipun dalam kondisi

ekonomi yang kurang mendukung, yang memasuki tahap memperoleh

laba dalam jumlah besar sebagai hasil peningkatan volume penjualan dan

memperbesar profit marginnya. Harga saham ini biasanya sangat

(43)

2) Jenis Saham Berdasarkan Kepemilikan

a) Saham atas tunjuk (bearer stocks)

Artinya pada saham ini tidak tertulis nama pemiliknya agar mudah dipindah

tangankan dari satu investor ke investor lainnya.

b) Saham atas nama (registered stocks)

Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa pemiliknya, di mana cara

peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

3) Jenis Saham Berdasarkan hak Tagihan

a) Saham biasa (common stocks).

b) Saham preferen (preferred stocks).

II.3. Penilaian Saham

Salah satu jenis aset finansial yang bisa dipilih investor adalah saham. Agar

keputusan investasinya tidak salah, maka investor perlu melakukan penilaian terlebih

dahulu terhadap saham-saham yang akan dipilihnya, untuk selanjutnya menentukan

apakah saham tersebut akan memberikan return yang sesuai dengan tingkat return

yang diharapkannya. Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu

nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik saham. Investor berkepentingan untuk

mengetahui ketiga nilai tersebut sebagai informasi penting dalam pengambilan

keputusan investasi yang tepat.

Dalam membeli atau menjual saham, investor akan membandingkan nilai

(44)

lebih tinggi dari nilai intrinsiknya, berarti saham tersebut tergolong mahal

(overvalued) dan dalam situasi ini investor tersebut dapat mengambil keputusan

untuk menjual saham tersebut. Sebaliknya jika nilai pasar saham di bawah nilai

intrinsiknya, berarti saham tersebut tergolong murah (undervalued), sehingga dalam

situasi seperti ini investor sebaiknya membeli saham tersebut. Dalam penentuan nilai

intrinsik saham berdasarkan analisis fundamental menurut Tandelilin (2001),

menggunakan dua pendekatan, yaitu:

1. Pendekatan Nilai Sekarang (Present Value Approach)

Pendekatan nilai sekarang dilakukan dengan menghitung seluruh aliran kas yang

akan diterima pemegang saham dari suatu saham di masa yang akan datang, dan

kemudian didiskontokan dengan tingkat bunga diskonto (biasanya sebesar tingkat

return yang disyaratkan).

2. Pendekatan PER (Price Earning Ratio)

Pendekatan ini penentuan nilai suatu saham dilakukan dengan menghitung berapa

rupiah uang yang diinvestasikan ke dalam suatu saham untuk memperoleh satu

rupiah pendapatan (earning) dari saham tersebut.

II.4. Analisis Fundamental

Pendekatan fundamental merupakan faktor-faktor yang diidentifikasikan

dapat mempengaruhi harga saham. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah

penjualan, pertumbuhan penjualan, kebijakan deviden, rapat umum pemegang saham,

(45)

yaitu faktor-faktor yang dapat dikendalikan perusahaan (seperti: jenis teknologi,

biaya-biaya perusahaan) dan di luar kendali perusahaan (seperti: tingkat suku bunga,

nilai tukar, inflasi).

Karakteristik analisis fundamental yaitu setiap investor merupakan makhluk

rasional, di mana seorang fundamentalis mencoba mempelajari hubungan harga

saham dengan kondisi perusahaan dan berasumsi bahwa nilai saham mewakili nilai

perusahaan Dengan harapan perusahaan mampu meningkatkan nilainya di kemudian

hari. Para calon investor yang akan membeli saham akan menganalisis kondisi

perusahaan untuk mendapatkan keuntungan terbesar dari investasinya.

Menurut Rivai, et al. (2007) Analisis fundamental adalah tehnik yang

mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan cara, yaitu:

1. Mengestimasi nilai faktor fundamental yang memengaruhi harga saham di masa

mendatang.

2. Menerapkan hubungan variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga

saham.

Sedangkan menurut Jogiyanto (2003), analisis fundamental merupakan

analisis untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan

perusahaan, sedangkan analisis teknis menggunakan data pasar dari saham.

(46)

Analisis fundamental memfokuskan pada data laporan keuangan perusahaan

untuk memperhitungkan apakah harga saham sudah diapresiasikan secara akurat.

Tujuan analisis fundamental adalah untuk menentukan apakah nilai saham berada

pada posisi underpriced atau overprice. Saham dikatakan underpriced bilamana

harga saham di pasar modal lebih kecil dari harga wajar atau nilai yang seharusnya

(nilai intrinsik), dan harga saham dikatakan overpriced apabila harga saham di pasar

modal lebih besar dari nilai intrinsiknya.

Halim (2003) menjelaskan bahwa ide dasar dari pendekatan fundamental ini

adalah bahwa harga saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Apabila kinerja

perusahaan baik maka nilai usaha akan tinggi, dengan nilai usaha yang tinggi

membuat para investor melirik perusahaan tersebut untuk menanam modalnya

sehingga akan terjadi kenaikan harga saham. Sebaliknya apabila terdapat berita buruk

mengenai kinerja perusahaan maka akan menyebabkan penurunan harga saham pada

perusahaan tersebut, atau dapat dikatakan bahwa harga saham merupakan fungsi dari

nilai perusahaan.

II.5. Pengertian Kinerja

Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan

di manapun, karena kinerja merupakan cerminan dari perusahaan dalam mengelola

dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja

adalah memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam

(47)

yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana

formal yang dituangkan dalam anggaran.

Pengukuran kinerja (performing measurement) adalah kualifikasi dan efisiensi

perusahaan atau segmen atau keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode

akuntansi. Dengan demikian pengertian kinerja adalah suatu usaha formal yang

dilaksanakan perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu

(Agnes, 2005).

Pengukuran kinerja merupakan analisis data serta pengendalian bagi

perusahaan. Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan

atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Bagi

investor informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat

apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau

mencari alternatif lain. Selain itu pengukuran juga dilakukan untuk memperlihatkan

kepada penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat sacara umum bahwa

perusahaan memiliki kredibilitas yang baik (Munawir, 2002).

Kinerja bank menurut Jumingan (2008) merupakan bagian dari kinerja bank

secara keseluruhan, kinerja (performance) bank secara keseluruhan merupakan

gambaran prestasi yang dicapai bank dalam operasional, baik menyangkut aspek

keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi maupun

sumber daya manusia.

Dari definisi di atas, kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi

(48)

dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan

modal, likuiditas, dan profitabilitas bank.

II.5.1. Capital Adequacy Ratio (CAR)

CAR yaitu kewajiban penyediaan modal minimum yang harus dipertahankan

oleh setiap bank sebagai suatu proporsi tertentu dari total Aktiva Tertimbang Menurut

Resiko (ATMR), secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

%

Menurut Margaretha (2007) bahwa CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan dan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal bank, di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (hutang) dan lain-lain.

CAR merupakan rasio keuangan untuk mengukur permodalan yang dimiliki

perusahaan (Kasmir, 2003). CAR sebagai salah satu indikator kemampuan bank

dalam menutup penurunan aktiva sebagai akibat kerugian yang diderita bank.

Ketentuan Bank Indonesia CAR minimal sebesar 8%. Besar kecilnya CAR

ditentukan oleh kemampuan bank menghasilkan laba serta komposisi pengalokasian

dana pada aktiva sesuai dengan tingkat resikonya. Secara teoritis bank yang

mempunyai CAR yang tinggi sangatlah baik karena bank ini mampu menanggung

risiko yang mungkin timbul. Adanya modal yang cukup yang disediakan oleh pemilik

sehingga kredit menjadi lebih luas dan adanya risiko yang kecil sehingga semuanya

(49)

PER. CAR yang tinggi menunjukkan semakin stabil usaha bank karena adanya

kepercayaan masyarakat yang stabil.

II.5.2. Debt to Equity Ratio (DER).

DER merupakan salah satu rasio yang mengukur tingkat leverage suatu

perusahaan. Rasio ini menggambarkan perbandingan antara total hutang dengan total

ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai sumber pendanaan perusahaan. Semakin

besar DER menunjukkan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan

hutang-hutang relatif terhadap ekuitas. Rasio leverage mengukur tingkat solvabilitas

suatu perusahaan di mana rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi segala kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut pada saat

itu dilikuidasi.

Menurut Weston and Brigham, (1975) Leverage Ratio:” Which measure the funds supplied by owners as compared with the financing provided by the firm’s creditors, have anumber of implications. First, Creditor look to the equity, or owners-supplied fund, provide a margin of safety. If owners have provided only a small

adalah Rasio yang menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan

perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk

memenuhi seluruh kewajibannya.

(50)

DER =

II.5.3. Price Book Value (PBV)

Price Book Value (PBV) menunjukkan perkiraan nilai ekuitas berdasarkan

perbandingan nilai buku saham dengan harga pasarnya. Rumusan yang digunakan

untuk membentuk rasio ini sebagai berikut:

menjual sahamnya berlipat kali dari nilai bukunya, dibandingkan perusahaan dengan

return on equity yang rendah (Brigham-Gapenski, 1998).

Price Book Value (PBV). Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar

keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan

yang terus tumbuh (Brigham, 1999).Sehubungan dengan hal tersebut meningkatnya

rasio PBV akan mendukung terjadinya peningkatan kenaikan harga saham

perusahaan sehingga Price Earning Ratio meningkat. Berdasarkan hal tersebut Price

Book Value memiliki hubungan yang positif terhadap Price Earning Ratio.

II.5.4. Return on Equity (ROE)

ROE (return on equity) menurut Margaretha (2007) adalah “perbandingan

antara laba bersih bank (laba setelah pajak) dengan modal sendiri”. Sedangkan

Menurut Martono dan Harjito (2005) Return on Equity (ROE) atau sering disebut

(51)

keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri. Rasio ini banyak diamati oleh

para pemegang saham bank (baik pemegang saham pendiri maupun para pemegang

saham baru) karena bagi para investor rasio ini untuk mengukur kemampuan bank

dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden.

Kenaikan rasio berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank bersangkutan.

Selanjutnya kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham bank

sehingga diikuti dengan naiknya PER. ROE yang baik menurut surat edaran Bank

Indonesia tahun 2004 adalah di atas 12,5%, Rumusnya adalah:

ROE = 100%

II.5.5. Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO)

Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO). Rasio ini digunakan

untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan

operasinya. Tingkat efisiensi disebut baik jika rasio BOPO lebih besar dari 96 persen

(Margaretha, 2007). Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya

operasional dengan pendapatan operasional. Artinya, semakin rendah BOPO berarti

semakin efisien kinerja bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya,

dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin

(52)

II.5.6. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Loan to deposit ratio (LDR) merupakan perbandingan antara besarnya kredit

yang diberikan oleh bank terhadap besarnya jumlah simpanan atau dana pihak ketiga.

LDR (loan to deposit ratio) menurut Margaretha (2007) adalah seberapa jauh

kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan

dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.

Sedangkan menurut Kasmir (2003) Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio yang

digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan

dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Rasio ini

digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar semua

dana masyarakat serta modal sendiri dengan mengandalkan kredit yang telah

didistribusikan ke masyarakat. Dengan kata lain bank dapat memenuhi kewajiban

jangka pendeknya, seperti membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat

ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. Sehingga rasio

ini digunakan untuk menilai likuiditas dari suatu bank. Oleh karena itu, semakin

tinggi rasionya memberikan indikasi rendahnya kemampuan likuiditas bank tersebut,

(53)

II.6. Pengertian Price Earning Ratio

Price Earning Ratio (PER), merupakan salah satu indikator yang sering

digunakan sekuritas untuk menilai harga saham yang diperdagangkan di pasar modal.

Karena dalam pendekatan ini investor akan menghitung berapa kali nilai earning

yang tercermin dalam harga suatu saham, dengan kata lain PER menggambarkan

rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan.

Price Earning Ratio menurut Jones (2004) adalah simply the number of times

investors value earning as expressed in the stock price. Selain itu juga sebagaimana

yang dikemukakan Halim (2005) Price earning ratio yaitu suatu ratio yang

menggambarkan kesediaan investor membayar suatu jumlah tertentu untuk setiap

rupiah perolehan laba perusahaan.

Pada dasarnya price earning ratio memberikan indikasi tentang jangka waktu

yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan

keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu. Dengan demikian sebuah

perusahaan yang mempunyai PER yang tinggi akan menarik investor untuk membeli

saham perusahaan tersebut. Rasio ini dilihat oleh investor sebagai suatu ukuran

menghasilkan laba di masa depan (future earning) dari suatu perusahaan. Investor

dapat mempertimbangkan rasio tersebut guna memilih saham mana yang nantinya

(54)

Rumus untuk menghitung PER suatu saham adalah dengan membagi harga

saham perusahaan terhadap earning per lembar saham. Secara matematis, rumus

untuk menghitung PER adalah sebagai berikut:

(55)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Bursa Efek Indonesia yang beralamat di Jakarta

Stock Exchange Building, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190,

melalui website http://www.jsx.co.id, http://www.bi.go.id dan website lain yang

berkaitan dengan penelitian ini. Waktu penelitian direncanakan dilakukan selama 3

(tiga) bulan, yaitu dari bulan Mei 2009 sampai dengan Agustus 2009.

III.2. Metode Penelitian

Pendekatan ini menggunakan pendekatan Ex Post Facto, Sugiyono (2004)

menyatakan bahwa “Penelitian Ex Post Facto adalah suatu penelitian yang dilakukan

untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang

melalui data tersebut untuk menemukan faktor-faktor yang mendahului atau

menentukan sebab-sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti“.

Tingkat eksplanasi penelitian ini dikelompokkan ke dalam penelitian

penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang mencari hubungan

antara satu variabel dengan variabel lainnya (Sugiyono, 2004).

Adapun menurut jenis datanya, maka penelitian ini menggunakan data

kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan

(56)

III.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk

dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004). Populasi dalam

penelitian ini adalah industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

sampai dengan tahun 2007, yang berjumlah 30 (tiga puluh) perusahaan perbankan.

Sampel penelitian akan diambil dari populasi yang ada dengan menggunakan

metode purposive sampling yaitu peneliti memilih sampel berdasarkan penilaian

terhadap beberapa karateristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud

penelitian (Kuncoro, 2003).

Adapun kriteria sampel penelitian ini adalah:

1. Perusahaan perbankan yang dipilih adalah bank konvensional.

2. Perusahaan yang dipilih merupakan perusahaan publik pada sektor perbankan

yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2003 dan masih terdaftar

hingga tahun 2007 serta tidak bermasalah.

3. Laporan keuangan perusahaan yang diteliti tersedia lengkap dan telah

dipublikasikan setiap tahunnya.

Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan di atas, dari jumlah populasi

sebanyak 30 (tiga puluh) perusahaan maka yang diambil menjadi sampel sebanyak 20

(dua puluh) perusahaan. Sedangkan 10 (sepuluh) bank yang tidak memenuhi kriteria

Gambar

Gambar 1.1. Kerangka Berpikir
Tabel III.1. Daftar Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia (Sampel)
Tabel III.2. Definisi Operasional Variabel
Tabel IV.1. Deskripsi Data Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

48 No Variabel Keterangan Analisis Dampak Lingkungan SPAM Kota Bandar Lampung, 2017 Permen PU Tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM No 18/PRT/M/2007 Modul

Pelatihan “Kita Berdaya, Kita Cegah Penularan HIV-AIDS, Putus ART & Mengelola Stress ” adalah bagian dari program serial “Kita Berdaya” yang merupakan

Penelitian ini mengkaji tentang penerapan salah satu konsep dalam kalkulus, yaitu turunan, yang merupakan hasil bagi diferensial. Turunan erat hubungannya

Menurut Jones dan Rama (2006, p61), Detailed Activity Diagram memberikan gambaran secara detail dari suatu aktifitas yang terjadi dengan suatu atau lebih event yang

secara tidak langsung, yaitu melalui amplop tertutup yang berisi sertifikat keterangan medis tentang kelainan kesehatan penyebab ketidaklulusan calon, dari

Dengan adanya sebuah komunitas ini, seluruh pelaku kos di Tamansari, baik itu pemilik, pengelola, dan penghuni (mahasiswa) berkolaborasi dalam mewujudkan Tamansari

discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Proses mental tersebut antara lain ialah mengamati, mencerna, mengerti,

Data istilah makanan dalam bahasa Inggris dikumpulkan dari beberapa penelitian sebelumnya dan melalui internet, sedangkan data tentang istilah-istilah makanan dalam