• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan Kadar Tembaga (Cu) Pada Air Reservoir PDAM Tirtanadi Instalasi Deli Tua Secara Spektrofotometri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penetapan Kadar Tembaga (Cu) Pada Air Reservoir PDAM Tirtanadi Instalasi Deli Tua Secara Spektrofotometri"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PENETAPAN KADAR TEMBAGA (Cu) PADA AIR RESERVOIR PDAM TIRTANADI INSTALASI PENGOLAHAN AIR DELI TUA

SECARA SPEKTROFOTOMETRI

TUGAS AKHIR

OLEH:

DESSY SENJA AYU SIREGAR 082410069

PROGRAM DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS FARMASI

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PENETAPAN KADAR TEMBAGA(Cu) PADA AIR RESERVOIR PDAM TIRTANADI DELI TUA

SECARA SPEKTROFOTOMETRI

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Diploma III Analis Farmasi dan Makanan

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Oleh:

DESSY SENJA AYU SIREGAR 082410069

Medan, Mei 2011 Disetujui Oleh: Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Hakim Bangun, Apt. NIP 195201171980031002

Disahkan Oleh:

Dekan Fakultas Farmasi USU

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahakan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir yang berjudul PENETAPAN KADAR TEMBAGA

(Cu) PADA AIR RESERVOIR PDAM TIRTANADI INSTALASI DELI TUA SECARA SPEKTROFOTOMETRI sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar Ahli Madya pada Program Diploma III Analis Farmasi dan Makanan di

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan tugas akhir ini ternyata tidaklah semudah yang

dibayangkan. Namun, berkat dorongan, semangat, serta dukungan dari berbagai

pihak merupakan kekuatan yang sangat besar hingga terselesaikannya Tugas

Akhir ini.

Teramat khusus penulis mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada yang tercinta Ayahanda Eddy Sofyan Siregar dan Ibunda

Yusniartaty yang selalu memberikan kasih sayang yang tak terhingga serta

dukungan moril maupun materil kepada penulis agar terus menggapai cita-cita

yang diharapkan. Serta abang penulis Teddy Yo Hendra Siregar yang memberi

semangat dan perhatiannya selama ini.

(4)

1. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisaputra, Apt., selaku Dekan Fakultas

Farmasi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt., selaku koordinator

Program Diploma-III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Hakim Bangun, Apt., selaku dosen pembimbing yang

telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan

pengarahan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Bapak dan Ibu dosen serta staf Pengajar Fakultas Farmasi Universitas

Sumatera Utara.

5. Ibu Lely, selaku Kepala Bagian Umum dan Personalia di Instalasi PDAM

Tirtanadi Deli Tua.

6. Ibu Bunga Intan Damanik, selaku Analis laboratorium di Instalasi PDAM

Tirtanadi Deli Tua yang telah membimbing penulis saat PKL di PDAM

Tirtanadi.

7. Seluruh staf dan pegawai Laboratorium PDAM Tirtanadi Instalasi Deli

Tua.

8. Sahabat-sahabat seperjuangan penulis Syamsiah Nasution, Khotimah

Siregar, dan Yessy Andhasari, yang selalu bersama selama ini. Susah

senang kita lalui bersama sampai akhir. Sahabat selamanya.

9. Semua teman-teman satu kost ku “kost 448” . terimah kasih buat motivasi,

(5)

10.For special thanks to: Ganda Sitompul yang telah mengisi hidupku dan

menemaniku baik suka maupun duka, dukungan, do’a, perhatian, kasih

sayang, dan cintanya yang telah diberikan sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas akhir ini.

11.Seluruh teman-teman angkatan 2008 yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu, namun tidak mengurangi keberadaan mereka. Tetap semangat

teman-teman.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari

kesempurnaan. Hal ini mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan menulis

dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan

Tugas Akhir ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat

bagi penulis dan semua pihak yang memerlukannya, serta InsyaAllah do’a restu

dan budi baik semua pihak mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Medan, Mei 2011

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan manfaat ... 3

1.2.1 Tujuan ... 3

1.2.2 Manfaat ... 3

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Air ... 4

2.2 Sumber-sumber Air ... 5

2.2.1 Air Laut... 5

2.2.2 Air Atmosfir ... 6

2.2.3 Air Permukaan ... 6

2.2.3.1 Air Sungai ... 6

2.2.3.2 Air Danau ... 7

2.2.4 Air Tanah ... 7

2.2.4.1 Air Tanah Dangkal ... 7

2.2.4.2 Air Tanah Dalam ... 8

2.2.4.3 Mata Air ... 8

2.3 Peranan Air Dalam Tubuh ... 8

2.4 Deskripsi Pengolahan Air di PDAM Tirtanadi Medan ... 9

2.5 Syarat-syarat Air Minum ... 13

2.6 Logam Tembaga ... 15

(7)

2.6.2 Kegunaan Tembaga...17

2.6.2.1 Cu (Tembaga) bagi Manusia... ... 17

2.6.2.2 Cu (Tembaga) dalam bidang industri ... 17

2.6.3 Efek Toksik Tembaga ... 18

2.7 Teori Umum Spektrofotometri ... 21

BAB III : METODOLOGI ... 23

3.1 Alat dan Bahan ... 23

3.1.1 Alat-alat ... 23

3.1.2 Bahan-bahan ... 23

3.2 Prosedur Pengujian ... 23

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25

4.1 Hasil ... 25

4.2 Pembahasan... 25

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 27

5.1 Kesimpulan ... 27

5.2 Saran ... 27

DAFTAR PUSTAKA ... 29

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Air adalah salah satu di antara pembawa penyakit yang berasal dari

tinja untuk sampai kepada menyebabkan pembawa bibit panyakit, maka

pengolahan air baik berasal dari sumber, jaringan transmisi atau distribusi

adalah mutlak diperlukan untuk mencegah terjadinya kontak antara

kotoran sebagai sumber penyakit dangan air yang sangat di

parlukan.(Sutrisno, 2004)

Kesulitan untuk mendapatkan air bersih merupakan salah satu

masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama karena dengan

penyediaan air bersih, maka penyebaran penyakit dapat dikurangi

seminimal mungkin. Pencemaran air banyak dikarenakan oleh kegiatan

manusia, seperti limbah industri dan limbah kegiatan rumah tangga.

Masuknya logam yang membuat air tercemar bisa berasal dari buangan

limbah industri tersebut yang dapat menyebabkan tingginya kadar logam

seperti Fe, Mn, Zn, Cr, Ni, dan Cu sehingga dapat menimbulkan masalah

yang cukup serius pada air. Secara umum dapat disebut bahwa potensi air

permukaan di Indonesia ditentukan oleh beberapa faktor antara lain

kondisi daerah aliran sungai (DAS) dan ragam fisik sumber daya air, luas

(9)

tentu saja aspek pengolahan sumber daya air itu sendiri oleh manusia

(Darmono, 2001)

Peningkatan kuantitas air adalah merupakan syarat kedua seteleh

kualitas, karena semakin maju tingkat hidup seseorang, maka akan

semakin tinggi pula tingkat kebutuhan air dari masyarakat tersebut. Untuk

keperluan minum maka dibutuhkan air rata-rata 5 liter/hari, sedangkan

secara keseluruhan kebutuhan akan air suatu rumah tangga untuk

masyarakat Indonesia diperkirakan sebesar 60 liter/hari (Sutrisno, 2004).

Air yangdigunakan untuk air minum harus tidak berwarna, jernih,

tidak berbau, dan tadak berasa.air yang digunakan untuk rumah tangga

harus tidak bersifat korosif dan tidak meninggalkan noda pada pakaian

serta tidak meninggalkan endapan diseluruh jaringan distribusinya. Maka

pada air reservoir yang akan didistribusikan ke rumah-rumah. Pada Tugas

Akhir ini akan dibahas tentang penetapan kadar tembaga pada sampel air

reservoir dengan metode spektrofotometri di PDAM Tirtanadi Instalasi

(10)

1.2 Tujuan dan Manfaat 1.2.1 Tujuan

Untuk mengetahui kadar tembaga yang terkandung dalam sampel

air reservoir di laboratorium PDAM Tirtanadi Instalasi Deli Tua Medan

secara spektrofotometri sinar tampak.

1.2.2 Manfaat

Dapat mengetahui kadar tembaga yang terkandung dalam air

reservoir, apakah memenuhi persyaratan permenkes atau tidak,dan kita

juga dapat mengetahui kualitas air tersebut dan hasil yang diperoleh dapat

(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari

berbagai macam penularan, terutama penyakit perut. Peningkatan kualitas

air minum dengan jalan mengadakan pengelolaan terhadap air yang akan

diperlukan sebagai air minum dengan mutlak diperlukan turutama apabila

air tersebut berasal dari air permukaan (Sutrisno ,2004)

Umumnya air mengandung bermacam-macam kotoran dalam jumlah

yang berbeda-beda tergantung pada sumbernya,hal ani disebabkan karena

air suatu zat pelarut yang baik. Secara umum kagunaan air dalam tubuh

dan kehidupan manusia adalah untuk proses metabolisme, mengangkut

zat-zat makanan dalam tubuh, mengatur keseimbangan suhu tubuh dan

menjaga jangan sampai tubuh kekeringan oleh kandungan air. Oleh karena

itu penyediaan air bersih merupakan salah satu tuntutan umum bagi

manusia untuk kelangsungan hidupnya, dan factor penentu dalam

kesehatan dan kesejahteraan manusia (Effendi, 2003)

(12)

1. Pembuangan limbah industri,sisa insektisida, dan pembuangan sampah

damestik, misalnya sisa detergen menccemari air. Buangan industri seprti Pb,

Hg, Zn, dan CO, dapat terakumulasi dan bersifat racun.

2. Sampah organic yang dibusukkan oleh bakteri menyebabkan O2 di air

berkurang sehingga mengganggu aktivitas kehidupan organism air.

3. Fosfat hasil pembusukan bersama NO3 dan pupuk pertanian terakumulasi dan

menyebebkan eutrofikasi yaitu penimbunan mineral yang menyebabkan

pertumbuhan yang cepat pada alga.

Bila terjadi pencemaran di air, maka terjadi akumulasi zat pencemar pada

tubuh organism air (Pratiwi, 2000)

2.2 sumber-sumber air

Menurut Sutrisno (2004), sumber-sumber air meliputi:

1. Air laut

2. Air atmosfir

3. Air permukaan

4. Air tanah

2.2.1 Air Laut

Air laut merupakan bagian terbesar dari muka bumi,mempunyai sifat

asin, karena mengandung garam Nacl, dan memiliki kadar garam Nacl

(13)

2.2.2 Air Atmosfer

Air hujan dapat dipergunakan sebagai air irigasi pada sawah, dapat

pula dipergunakan sebagai air rumah tangga dengan cara menempung air

hujan dan dipergunakan saat kekurangan air (Sitepoe, 1997).

Air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa

penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga akan mempercepat

terjadinya korosi,. Air hujan juga mempunyai sifat lunak, sehingga akan

boros terhadap pemakaian sabun (Sutrisno, 2004)

2.2.3 Air Permukaan

Adalah air hujan yang mengalir dipermukaan bumi. Pada umumnya

air permukaan akan dapat pengotoran selama pengaliran, misalnya oleh

limpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota dan

sebagainya.Beberapa pengotoran ini, untuk masimg-masing air permukaan

berbeda-beda tergantung pada daerah pengaliran air permukaan ini. Jenis

pengotorannya adalah merupakan kotoran fisik, kimia, dan bakteri

(Sutrisno, 2004).

Air permukaan ada 2 macam yakni:

(14)

Dalam panggunaannya sebagai air minum, haruslah mengalami suatu

pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada

umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi sekali (Sutrisno,

2004).

2.2.3.2 Air Danau

Kebanyakan air danau ini berwarna yang disebabkan oleh adanya

zat-zat organis yang telah mambusuk, misalnya asam humus yang larut

dalam air yang menyebabkan warna kuning coklat (Sutrisno, 2004).

2.2.4 Air Tanah

Menurut Sutrisno (2004),air tanah terdiri atas:

1. Air tanah dangkal

2. Air tanah dalam

3. Mata air

2.2.4.1 Air Tanah Dangkal

Air tanah dangkal tarjadi karena daya proses paresapan air dari

permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian

baktari, sehingga air tanah akan terjadi tetapi lebih banyak mengandung

(15)

mempunyai unsur-unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisan

tanah (Sutrisno, 2004).

2.2.4.2 Air Tanah Dalam

Pada umumnya lebih baik dari air dangkal, karena penyaringan lebih

sempurna dan bebas dari bakteri.susunan unsur-unsur kimia tergantung

pada lapis-lapis tanah yang dilalui (Sutrisno, 2004)

2.2.4.3 Mata Air

Adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya kepermukaan

tanah. Mata air yang berasal dari dalam tanah, hampir tidak terpengaruh

oleh musim dan kualitasnya sama dengan keadaan air dalam (Sutrisno,

2004).

2.3 Peranan Air Dalam Tubuh

Untuk kelangsungan hidupnya, tubuh manusia membutuhkan air

yang jumlahnya antara lain tergantung berat badan. Kegunaan air bagi

tubuh manusia antara lain untuk:proses pencernaan, metabolism,

mengangkut zat-zat makanan dalam tubuh, mengatur keseimbangan suhu

(16)

2.4 Deskripsi Unit- Unit Tempat Pengolahan Air di PDAM Tirtana di Medan

Deskripsi unit-unit tempat pengolahan air di PDAM Tirtanadi Medan

meliputi:

1. Bendungan

Sumber air baku adalah air permukaan Sungai Deli yang diambil

melalui bangunan bendungan dengan panjang 25 m (sesuai lebar sungai)

dengan tinggi ± 4 m dimana pada sisi kiri bendungan dibuat sekat

(channel) berupa saluran penyadap yang lebarnya 2 m dilengkapi dangan

pintu pengatur ketinggian air masuk ke intake.

2. Intake

Bangunan ini adalah saluran bercabang dua dilengkapi dangan bar

screen (saringan halus) yang berfungsi untuk mencegah masuknya

kotoran-kotoran yang terbawa arus sungai. Masing-masing saluran

dilengkapi dengan pintu (sluice gate) pengatur ketinggian air dan

penggerak elektromotor.

Pemeriksaan maupun pembersihan saringan dilakukan secara periodik

untuk menjaga kestabilan jumlah air masuk .

(17)

Bangunan RWT (bak pengendap) dibangun setelah intake yang

terdiri dari 2 unit (4 sel). Setiap unitnya berdimensi 23,3 m x 20 m, tinggi

5 m, dilengkapi dengan 2 buah inlet gate,2 buah outlet gate dan pintu

bilas 2 buah berfungsi sebagai tempat pengendapan lumpur,pasir dan

yang lain-lain yang bersifat sedimen.

4. Raw Water Pump (RWP)

RWP (pompa air baku) berfungsi untuk memompa air dari RWT ke

splitter box tempat pembubuhan koagulan berupa alum, dengan dosis

normal rata-rata 20-25 gr/m3 air dan pendistribusian air ke masing-masing

clearator yang terdiri dari 5 unit pompa air baku, kapasitas setiap pompa

375 l/det dengan total head 15 meter memakai electromotor.

5. Clearator

Bangunan clearator (proses penjernihan air) terdiri dari 4 unit,

dengan kapasitas masing-masing 350 l/det yang bervolume 1.700 m3

berfungsi sebagai tempat proses pemisahan antara flok-flok yang bersifat

sediman dengan air bersih hasil olahan (effsluent) melalui pembentukan

dan pengendapan flok-flok yang mengandung agitator pengaduk lambat.

Endapan flok-flok ini dibuang sesuai dengan tingkat ketebalannya secara

(18)

Clearator ini terbuat dari beton berbentuk bulat dengan lantai

kerucut yang dilengkapi dengan sekat-sekat pemisah untuk proses-proses

sebagai berikut:

- Primary Reaction Zone

- Secondary Reaction Zone

- Return Reaction Zone

- Clarification Reaction Zone

- Concentrator

6. Filter

Dari clearator air dialirkan ke filter untuk menyaring turbidity

(kekeruhan) beberapa flok-flok halus dan kotoran lain yang lolos dari

clearator milalui pelekatan pada media filter yang berjumlah 24 unit jenis

saringan pasir cepat masing-masing menggunakan motor AC nominal

daya 5 KVA.

Dimensi masing-masing filter ini adalah 5 m, panjang 8,25 m,

tinggi 6,25 m, tinggi permukaan air maksimum 5,05 m, serta tebal media

filter 114 cm, dengan lapisan sebagai berikut:

- Pasir kwarsa, 0,45-1,20 mm, dengan ketebalan 61 cm.

- Pasir kwarsa, 1,80-2,00 mm, dengan ketebalan 15 cm.

- Krikil halus, 4,75-6,30 mm, dengan ketebalan 8 cm.

- Krikil sedang, 6,30-10,00 mm, dengan ketebalan 7,5 cm.

(19)

- Krikil kasar, 20,00-40,00 mm, dengan ketebalan 15 cm.

Dalam jangka waktu tertentu filter ini harus dibersihkan dari

endapan yang mengganggu penyaringan menggunakan electromotor.

7. Reservoir

Reservoir ini adalah berupa bangunan beton berdimensi panjang 50 m,

lebar 40 m, tinggi 7 m, berfungsi untuk menampung air bersih / air olahan

setelah melewati media filter dengan kapasitas ± 12.000 m3 dan kemudian

didistribusikan ke pelanggan melalui reservoir-reservoir distribusi

diberbagai cabang. Air bersih yang mengalir dari filter ke reservoir

dibubuhi chlor (post chlorination) dan untuk netralisasi dibutuhkan larutan

kapur jenuh atau soda ash.

8. Finish Water Pump(FWP)

FWP (pompa distribusi air bersih) berfungsi untuk mendistribusikan

air bersih dari reservoir utama di instalasi ke reservoir-reservoir distribusi

di cabang melalui pipa transmisi 1.000 mm dan 800 mm. FWP terdiri dari

5 unit pompa dengan kapasitas masing-masing 375l/det total head 55 m

menggunakan motor AC.

9. Sludge Lagoon

Daur ulang adalah cara paling tepat dan aman dalam mengatasi dan

(20)

lagoon. Lagoon ini berfungsi sebagai media penampung air buangan bekas

pencucian sistem pengolah dan kemudian air tersebut disalurkan kembali

ke RWT untuk diproses kembali.

2.5 Syarat-syarat Air Minum

Menurut Sutrisno (2004), air minum harus memenuhi:

a. Syarat fisik:

-Air tak boleh berwarna

-Air tak boleh berasa

-Air tak boleh berbau

-Suhu air hendaknya di bawwah sela udara (sejuk ± 25º C)

-Air haru jernih.

b. Syarat kimia:

Air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau

zat-zat kimia tertentu dalam jumlah melampaui batas yang telah

ditentukan.

c. Syarat bakteriologik:

Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit

(patogen) sama sekali dan tidak boleh mengandung bakteri-bakteri

golongan coli melebihi batas-batas yang telah ditentukannya yaitu 1

(21)

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.82 tahun

2001 klasifikasi mutu air dibedakan menjadi empat kelas yaitu:

1. Kelas satu

Air yang diperuntukanya dapat digunakan untuk air baku air

minum atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air

yang sama dengan kegunaan tersebut.

2. Kelas dua

Air yang diperuntukannya dapat digunakan untuk

prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar,

peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau

peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama

dengan kegunaan tersebut.

3. Kelas tiga

Air yang diperuntukannya dapat digunakan untuk

pembudidayaan ikan air tawar, peternakan air untuk mengairi

pertanaman, dan peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu

air yang sama dengan kegunaan tersebut.

4. Kelas empat

Air yang peruntukanya dapat dipergunakan untuk mengairi

pertanaman dan peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu

(22)

2.6 Logam Tembaga

Kaprum atau tembaga (Cu) memiliki sistem kristal kubik, yang

secara fisik berwarna kuning dan apabila dilihat menggunakan mikroskop

akan berwarna pink kecoklatan sampai keabuan. Cu termasuk golongan

logam, barwarna merah serta mudah berubah bentuk (Wahyu Widowati,

2006).

Unsur tembaga di alam, dapat ditemukan dalam bentuk logam bebas,

akan tetapi lebih banyak ditemukan dalam bentuk persenyawaan atau

sebagai senyawa padat dalam bentuk mineral. Dalam badan perairan laut,

tembagaga dapat ditemukan dalam bentuk persenyawwaan ion seperti

CuCO3+, CuOH+ dan lain sebagainya (Haryando Polar, 2008).

Tembaga (Cu) bisa masuk ke lingkungan melalui jalur alamiah

dan non alamiah. Pada jalur alamiah, logam mengalami siklus perputaran

dari kerak bumi ke lapisan tanah, ke dalam mahluk hidup, ke dalam kolom

air, mengendap, dan akhirnya kembali lagi ke dalam kkerak bumi. Unsur

Cu bersumber dari pristiwa pengikisan (erosi) batuan mineral, debu-debu,

dan partikulat Cu dalam lapisan udara yang dibawa turun air hujan. Jalur

nonalamiah dalam unsur Cu masuk kedalam tatanan lingkungan akibat

aktivitas manusia, antara lain berasal dari buangan industri yang

menggunakan bahan baku Cu, industi galangan kapal, industri pengolahan

(23)

2.6.1 Metabolisme Cu dalam Tubuh

Penyerapan Cu ke dalam darah dapat terjadi pada kondisi asam yang

terdapat dalam lambung. Pada saat proses penyerapan bahan makanan

yang telah diolah pada lambung oleh darah, Cu yang ada turut terserap

oleh darah. Dalam darah, Cu terdapat dalam bentuk ionisasi, yaitu Cu+ dan

Cu++. Apabila jumlah Cu dalam kedua bentuk itu terserap terserap barada

dalam jumlah normal (berada dalam titik keseimbangan dengan kebutuhan

tubuh), maka sekitar 93% dari serum-Cu berada dalam seruloplasma dan

7% lainnya berada dalam fraksi-fraksi albumin dan asam amino. Serum

Cu-albumin ditransfortasikan ke dalam jaringan-jaringan tubuh. Cu juga

berikatan dengan SDM (sel darah merah) sebagai eritrocuprein, yaitu

sekitar 60% SDM-Cu, sedangkan sisanya merupakan fraksi-frsksi yang

labil. Darah selanjutnya akan membawa Cu ke dalam hati. Hati merupakan

tempat penyimpanan Cu yang paling basar yang diterima dari fraksi serum

Cu-albumin dari hati. Cu dikirim kedalam kandung empedu. Cu

dikeluarkan kembali ke usus, untuk selanjutnya dibuang melalui feces

(24)

2.6.2 Kegunaan Tembaga

2.6.2.1 Cu (Tembaga) bagi manusia

Logam Cu dibutuhkan manusia sebagai kompleks Cu-protein yang

mempunyai fungsi tertentu dalam pembentukan hemoglobin, kolagen,

pembuluh darah dan myelin otak. Disamping itu Cu juga terlibat dalam

proses pembentukan energi untuk metabolisme serta dalam aktivitas

tirosin, namum demikian, maski sangat dibutuhkan, logam Cu akan

berbalik menjadi bahan racun untuk manusia bila masuk dalam jumlah

berlebihan (Haryando Polar, 2008).

Tembaga merupakan satu unsur yang penting dan berguna untuk

metabolisme. Dalam jumlah kecil Cu diperlukan untuk pembentukan

sel-sel darah merah (Sutrisno, 2004).

2.6.2.2 Cu (Tembaga) dalam bidang industri

Menurut Wahyu Widowati (2006), Cu memiliki banyak manfaat

dalam bidang industri, antara lain:

1. Sebagai bahan biosida untuk mengendalikan penyakit pada

tanaman yang di sebabkan oleh bakteri, fungi, dan serangga.

2. Bahan pembuatan pipa atau tangki air yang dapat memberikan

manfaat besar karena Cu tidak bersifat korosi, mudah dibentuk

dan mudah dipasangkan pada berbagai jenis instrumen karena

(25)

Legionella, yang dapat mempertahankan kualitas air selama air

di simpan pada tangki air.

3. Bahan pembuatan peralatan dapur seperti panic; Cu sebagai

peralatan dapur memberikan manfaat bisa mengurangi

pertumbuhan bakteri Eschericia Coli,kemungkinan Cu dapat

meracuni makanan sangat kecil.

2.6.3 Efek Toksik Tembaga

Dalam jumlah besar tembaga (Cu) dapat menyebabkan rasa yang tidak

enak di lidah, selain dapat menyebabkan kerusakan pada hati (Sutrisno,

2004).

Menurut Haryando Polar (2008), Sesuai dengan sifatnya sebagai

logam berat beracun, Cu dapat mengakibatkan keracunan secara akut dan

kronis.

a. Keracunan Akut

Gejala-gejala yang dapat di deteksi sebagai akibat keracunan akut

tersebut adalah adanya rasa logam pada pernafasan penderita dan adanya

rasa terbakar pada epigastrum dan muntah yang terjadi secara

berulang-ulang, dan gejala tersebut berlanjut terjadinya pendarahan pada jalur

(26)

Pada manusia, keracunan Cu secara kronis dapat di lihat dengan

timbulnya penyakit Wilson dan Kinsky. Gajala dari penyakit Wilson ini

adalah terjadi hepatic cirrhosis, kerusakan pada otak dan demyelinasi,

serta terjadi penurunan kerja ginjal dan pengendapan Cu dalam kornea

mata. Penyakit Kinsky dapat diketahui dengan terbentuknya rembut yang

kaku dan berwarna kemerahan pada penderita.

Menurut Darmono (2001), bentuk toksisitas kronik Cu ini ada tiga

bentuk yaitu sebagai berikat.

a. Toksisitas kronik sederhana

Sumber utama kelebihan Cu pada pakan berasal dari rumput atau

hijauan pakan ternak yang telah disemprot fungisida, atau pakan formula

berbentuk mineral mix, atau air minum yang telah diberi obat untuk

membunuh algae atau hama siput.

b. Toksisitas kronik hepatogenus

Beberapa jenis pakan hijauan mengandung racun alkaloid yang

menyebabkan meningkatnya afinitas dan peningkatan penyimpanan Cu

dalam hati. Kombinasi antara tanaman hepatotoksik dan Cu dapat merusak

sel hati dan menimbulkan gejala keracunan.

c. Toksisitas kronik phytogenus

Keracunan kronis bentuk ini terjadi pada hewan yang merumput di

(27)

mg Cu/kg berat kering), tetapi kandungan sulfatnya berlebihan dan atau

kurang kandungan molybdenum (Mo).

Menurut Wahyu Widowati (2006), Cu dapat mengakibatkan toksisitas

kronis dan toksisitas akut:

a. Toksisitas kronis

Paparan Cu dalam waktu lama bisa minimbulkan gejala seperti:

1. Iritasi pada hidung, tenggorokan, mulut dan mata

2. Menyebabkan sakit kepala, sakit lambung, kehilangan keseimbangan,

muntah dan diare. Paparan Cu dosis besar dapat menyebabkan

kerusakan hati, ginjal, bahkan menyebabkan kematian. Cu juga dapat

menimbulkan alergi pada kulit. Paparan Cu berulang bisa

menyebabkan penebalan pada kulit serta menimbulkan warna

kehijauan pada kulit dan rambut sehingga menyebabkan iritasi hidung.

3. Keracunan Cu bisa menimbulkan kerusakan otak, demielinasi,

penurunan fungsi ginjal, dan pengendapan Cu dalam kornea mata.

Keracunan kronis Cu pada manusia dapat menimbulkan penyakit

Wilson’s dan Kinsky. Gejala penyakit Wilson’s antara lain berupa

kerusakan pada otak, penurunan kerja ginjal, serta pengendapan Cu

dalam kornea mata. Gejala penyakit Kinsky, antara lain berupa rambut

kaku, dan berwarna kemerahan. Penyakit Wilson’s disebabkan oleh

(28)

b. Toksisitas akut

Gejala klinis pada keracunan akut Cu, antara lain kolik abdomen,

muntah, gastroenteritis diikuti diare, feses, dan muntahan yang berwarna

hijau-kebiruan. Gejala lain adalah shock barat, suhu tubuh turun secara

drastis, dan denyut jantung yang meningkat. Penderita akan mengalami

kolaps dan kematian setelah 24 jam semenjak munculnya gejala-gejala

tersebut.gejala keracunan akut Cu antara lain muntahan berwarna

hijau-kebiruan,hipotensi, melena, koma, dan penyakit kuning.

2.7 Teori Umum Spektrofotometri

Spektrofotometri adalah pengukuran absorbsi energy cahaya oleh

suatu molekul pada suatu panjang gelombang tertentu untuk tujuan analisa

kualitatif dan kuantitatif. Spektrofotometri sinar tampak mempumyai

panjang gelombang 400-750 nm dan spektrofotometri uv mempunyai

panjang gelombang 200-400 nm. Radiasi elektromagnetik, yang mana

sinar ultraviolet dan sinar tampak merupakan salah satunya, dapat

dianggap sebagai energi yang merambat dalam bentuk gelombang.

panjang gelombang merupakan jarak linier dari satu titik pada satu

gelombang ke titik yang bersebelahan pada gelombang yang berdekatan

(29)

Spektroskopi UV-Vis biasanya digunakan untuk molekul dan ion

anorganik atau kompleks di dalam larutan. Spektrum UV-Vis mempunyai

bentuk yang lebar dan hanya sedikit informasi tentang struktur yang bisa

di dapatkan dari spektrum ini. Tetapi spektrum ini berguna untuk

pengukuran seccara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan

bisa di tentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang

tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-Beer (Dachriyanus, 2004).

Pada Analisis Tembaga (Cu) dalam air reservoir PDAM Tirtanadi

Instalasi Deli Tua digunakan reagen Cu Ver 1 Powder Pillow yang

berisikan Bicinchonic acid, Dipotassium, Sodium ascorbate, Sodium

phosfat, Dibasic, Potassium phosfat, Monobasic. Diantara isi tersebut

hanya Bicinchonic acid yang bereaksi sehingga membentuk kompleks

berwarna kuning yang diukur pada panjang gelombang 592 nm

menghasilkan reaksi:

(30)

BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat

- Spektrofotometer uv-visibel

- Kuvet

- Pipet volum 10 ml

3.1.2 Bahan-bahan

- Cu ver 1 powder pillow

- aqudes

3.2 Prosedur Pengujian

Penentuan kadar tembaga dalam sampel air reservoir di PDAM

Tirtanadi dengan alat spektrofotometri

- pastikan analis telah memakai sarung tangan dan

masker

- Tekan “STORED PROGRAMS” dan “135” untuk

analisa tembaga

- Persiapan sampel, isi 10 ml sampel ke dalam botol

sampel

- Tambah satu bungkus Cu ver 1 powder pillow kedalam

(31)

- Tekan “Timer” > Ok (tunggu selama 2 menit)

- Persiapan blanko, setelah waktu habis, tuangkan 10 ml

sampel ke dalam botol sampel ke-2

- Tekan “Zero” layar akan menunjukkan 0,000 mg//l Cu

- Masukkan sampel ke dalam tutup sel dan tutup

- Tekan “Read” catat hasil analisa tembaga yang

(32)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil

Hasil pemeriksaan kadar tembaga pada sampel air reservoir sungai

deli tua di Laboratorium PDAM Tirtanadi Medan pada tanggal 9 Februari

[image:32.595.84.566.352.485.2]

2011 dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Table 4.1 Hasil pemeriksaan sampel Air Reservoir di Laboratorium

PDAM Tirtanadi Deli Tua

No Tanggal Pemeriksaan

Kadar Tembaga yang Diperoleh (mg/L)

Syarat maximum (mg/L)

Air Baku Air

Reservoir Air Baku

Air Reservoir

1 09 Februari 2011 0,05 0,04 0,02 2

4.2 Pembahasan

Kadar tembaga yang di peroleh dari pengujian air reservoir tersebut

pada tanggal 09 Februari 2011 adalah 0,04 mg/l, dan menurut

PERMENKES RI No.492/MENKES/PER/2010 tanggal 19 April 2010,

kada maksimum yang di perbolehkan untuk air minum adalah 2 mg/l,

dengan demikian, dapat diartikan bahwa kadar tembaga dari air reservoir

memenihi syarat untuk digunakan sebagai air minum karena kadar yang di

(33)

Kadar tembaga yang diperoleh dari air reservoir sudah memenuhi

syarat dikarenakan air reservoir telah melewati proses pengolahan air dari

mulai proses pengendapan, Proses penjernihan, proses desinfeksi dan telah

di saring pada filter yang kemudian ditempatkan pada bak penyimpanan

air bersih, sehingga kadar yang di peroleh dapat memenuhi syarat.

Air baku adalah air yang tidak mengalami proses pengolahan air. Jika

air baku ini tidak mengalami proses pengolahan air pasti kadar tembaga

yang diperolah akan sangat tinggi yang apabila dikonsumsi akan

menimbulkan toksik dalam tubuh. Dapat kita lihat kadar tembaga yang

diperoleh dari pengujian air baku pada tanggal 9 Februari 2011 adalah

0,05 mg/l. Jadi kita dapat melihat perbandingan kadar tembaga yang

terkandung dalam air baku dan air reservoir yang sudah memenuhi syarat

dikarenakan air baku yang belum mengalami pengolahan lebih basar

kadarnya dibandingkan dengan air reservoir yang telah melewati proses

pengolahan air dari mulai proses pengendapan, proses penjernihan, proses

desinfeksi, dan telah disaring pada filter yang kemudian ditempatkan pada

bak penyimpanan air bersih.

Konsentrasi batas dari unsur ini dapat menimbulkan rasa pada air

bervariasi antara 1-5 mg/l. konsentrasi 1 mg/l merupakan batas konsentrasi

tertinggi untuk mencegah timbulnya rasa yang tidak menyenangkan

(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

- Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa

kandungan Tembaga pada air reservoir Sungai Deli tidak melebihi

dari persyaratan PERMENKES RI No.492/MENKES/PER/2010

Tanggal 19 April 2010,dimana kadar maksimum yang

diperbolehkan adalah 2 mg/l , dengan demikian dapat diartikan

bahwa kadar Tembaga pada air reservoir memenuhi syarat sebagai

air minum.

- Air reservoir Sungai Deli layak untuk dikonsumsi karena hasilnya

memenuhi persyaratan sesuai dengan PERMENKES RI

No.492/MENKES/PER/2010.

5.2 Saran

- Diharapkan kepada pihak PDAM Tirtanadi Instalasi Pengolahan

Air Deli Tua agar tetap menjaga kualitas air yang didistribusikan

kepada setiap konsumen dan meningkatkan kualitas air yang

diproduksi.

- Diharapkan kepada pihak PDAM Tirtanadi Instalasi pengolahan

(35)

- Diharapkan agar masyarakat senantiasa untuk menjaga kelestarian

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Dachriyanus. (2004). Analis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi.

Padang : Penerbit Andalas University Press. Halaman 1.s

Darmono. (2001). Logam Dalam Sistem Biologi Mahluk Hidup. Jakarta: Penerbit

Universitas Indonesia. Halaman 153.

Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Halaman 25.

Palar, Haryando. (2008). Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta:

penerbit Rineka Cipta. Halaman 61, 62, 65, 71 dan 72.

Pratiwi,sD.A. (2000). Buku Penuntun Biologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Halaman 200

Rohman, Abdul. (2007). Kimia Farmasi Analis. Yogyakarta: Penerbit Pustaka

Pelajar. Halaman 220, 222.

Sitepoe, M. (1997). Air untuk Kehidupan. Jakarta: Penerbit PT Gramedia

Widiasarana Indonesia. Halaman 145.

Sutrisno, C. (2004). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Cetakan kelima. Jakarta:

penerbit Rineka Cipta. Halaman 2, 13, 38.

Wahyu, widowati. (2006). Efek Toksik Logam. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

(37)

(38)

LAMPIRAN I

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 / Menkes / Per / IV / 2010 Tanggal 19

April 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

I. PARAMETER WAJIB

No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

di perbolehkan

1 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan

a. Parameter Mikrobiologi

1 ) E. Coli Jumlah per 100 ml sampel 0

2 ) Total Bakteri Koliform Jumlah per 100 ml sampel 0

b. Kimia an – organik

1 ) Arsen mg / l 0,01

2 ) Flourida mg / l 1,5

3 ) Total Kromium mg / l 0,05

4 ) Kadmium mg / l 0,003

5 ) Nitrit, ( sebagai NO2- ) mg / l 3

6 ) Nitrat, ( sebagai NO3- ) mg / l 50

7 ) Sianida mg / l 0,07

8 ) Selenium mg / l 0,1

2 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan a. Parameter Fisik

1 ) Bau Tidak berbau

2 ) Warna TCU 15

3 ) Total Zat Padat Terlarut ( TDS ) mg / l 500

4 ) Kekeruhan NTU 5

5 ) Rasa Tidak berasa

6 ) Suhu 0C Suhu udara ± 3

b. Parameter Kimiawi

1 ) Aluminium mg / l 0,2

2 ) Besi mg / l 0,3

3 ) Kesadahan mg / l 500

4 ) Khlorida mg / l 250

5 ) Mangan mg / l 0,4

6 ) Ph 6,5 – 8,5

7 ) Seng mg / l 3

8 ) Sulfat mg / l 250

(39)

10 ) Amonia mg / l 1,5

II. PARAMETER TAMBAHAN

No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

di perbolehkan

1 KIMIAWI

a. Bahan Anorganik mg / l

Air Raksa mg / l 0,001

Antimon mg / l 0,02

Barium mg / l 0,7

Boron mg / l 0,5

Molybdenum mg / l 0,07

Nikel mg / l 0,07

Sodium mg / l 200

Timbal mg / l 0,01

Uranium mg / l 0,015

b. Bahan Organik

Zat Organik ( KMnO4 ) mg / l 10

Deterjen mg / l 0,05

Chlorinated alkanes

Carbon tetrachloride mg / l 0,004

Dichloromethane mg / l 0,02

1,2-Dichloroethane mg / l 0,05

Chlorinated ethenes

1,2-Dichloroethene mg / l 0,05

Trichloroethene mg / l 0,02

Tetrachloroethene mg / l 0,04

Aromatic hydrocarbons

Benzene mg / l 0,01

Toluene mg / 0,7

Xylenes mg / l 0,5

Ethylbenzenes mg / l 0,3

Styrene mg / l 0,02

Chlorinated benzenes

(40)

Di ( 2 – ethylhexyl ) phthalate mg / l 0,008

Acrylamide mg / l 0,0005

Epichlorohydrin mg / l 0,0004

Hexachlorobutadiene mg / l 0,0006

Ethylenediaminetetraacetic acid ( EDTA )

mg / l 0,6

Nitrilotriacetic acid ( NTA ) mg / l 0,2

c. Pestisida

Alachlor mg / l 0,02

Aldicarb mg / l 0,01

Aldrin dan dieldrin mg / l 0,0003

Atrazine mg / l 0,002

Carbofuran mg / l 0,007

Chlordane mg / l 0,0002

Chlortoluran mg / l 0,03

DDT mg / l 0,001

1,2-Dibromo-3-chloropropane ( DBCP ) mg / l 0,001

2,4 Dichloropenoxyacetic acid ( 2,4-D ) mg / l 0,03

1,2-Dichloropropane mg / l 0,04

Isoproturon mg / l 0,009

Lindane mg / l 0,002

MCPA mg / l 0,002

Methoxychlor mg / l 0,02

Metolachlor mg / l 0,01

Molinate mg / l 0,006

Pendimethalin mg / l 0,02

Pentachlorophenol ( PCP ) mg / l 0,009

Permethrin mg / l 0,3

Simazine mg / l 0,002

Trifluralin mg / l 0,02

Chlorophenoxy herbicides selain 2,4-D dan MCPA

2,4-DB mg / l 0,090

Dichlorprop mg / l 0,10

Fenoprop mg / l 0,009

Mecoprop mg / l 0,001

2,4,5-Trichlorophenoxyacetic acid mg / l 0,009

d. Desinfektan dan Hasil Sampingannya Desinfektan

Chlorine mg / l 5

Hasil Sampingan

(41)

Chlorate mg / l 0,7

Chlorite mg / l 0,7

Chlorophenols

2,4,6-Trichlorophenol ( 2,4,6-TCP ) mg / l 0,2

Bromoform mg / l 0,1

Dibromochloromethane ( DBCM ) mg / l 0,1

Bromodichloromethane ( BDCM ) mg / l 0,06

Chloroform mg / l 0,3

Chlorinated acetic acid

Dichloroacetic acid mg / l 0,05

Trichloroacetic acid mg / l 0,02

Chloral hydrate

Halogenated acetonitrilies

Dichloroacetonitrile mg / l 0,02

Dibromoacetonitrile mg / l 0,07

Cyanogen Chloride ( sebagai CN ) mg / l 0,07

2. RADIOAKTIFITAS

Gross alpha activity Bq / l 0,1

Gambar

Table 4.1 Hasil pemeriksaan sampel Air Reservoir di Laboratorium

Referensi

Dokumen terkait

Kadar aluminium dalam air baku dan reservoir yang terdapat di PDAM Tirtanadi IPA Deli Tua layak digunakan untuk pengolahan air karena tidak melewati batas kadar maksimal menurut

PENETAPAN KADAR TIMBAL (Pb) DAN TEMBAGA (Cu) PADA GARAM YANG BEREDAR DIPASARAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN

Dengan demikian dapat diartikan bahwa kadar aluminium dari air reservoir memenuhi syarat untuk digunakan sebagai air minum dan air bersih, karena kadar yang diperoleh tidak

Tabel 4.2: Hasil Pemeriksaan Kadar Seng (Zn) Air Baku dan Air Reservoir Sungai Deli di Laboratorium Instalasi PDAM Tirtanadi Deli Tua. No

Perbandingan kadar besi dan tembaga antara air reservoir dengan air baku diperoleh lebih besar kadar besi dan tembaga pada air baku yang mengalami kenaikan disebabkan

Telah dilakukan penelitian tentang studi perbandingan kandungan besi (Fe) dan tembaga (Cu) pada air minum yang diproduksi oleh PDAM Tirtanadi pada unit produksi

Untuk mengetahui kadar logam tembaga (Cu) pada saus cabai dengan menggunakan metode Spektrofotometri Serapan Atom (AAS) berdasarkan persyaratan SNI (Standar Nasional

Koagulan adalah bahan kimia yang dibutuhkan pada air untuk membantu.. proses pengendapan partikel-partikel kecil yang tak dapat