• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Meningkatkan Mutu Pelayanan Pramusaji di Restoran Jawa Hotel Danau Toba International Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Upaya Meningkatkan Mutu Pelayanan Pramusaji di Restoran Jawa Hotel Danau Toba International Medan"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN PRAMUSAJI DI

RESTORAN JAWA HOTEL DANAU TOBA INTERNATIONAL

MEDAN

KERTAS KARYA DIKERJAKAN

O L E H

SAHAT P.H NIM : 072204033

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SATRA

PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR

BIDANG KEAHLIAN PERHOTELAN

(2)

UPAYA MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN PRAMUSAJI DI RESTORAN JAWA HOTEL DANAU TOBA INTERNATIONAL MEDAN

DIKERJAKAN O

L E H

SAHAT P.H NIM : 072204033

Pembimbing

Hasrun Tanjung, SE

Kertas Karya Ini Diajukan Kepada Panitia Ujian

Program Pendidikan Non Gelar Fakultas Sastra USU Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Diploma III Dalam Program Studi Pariwisata

BIDANG KEAHLIAN PERHOTELAN PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR FAKULTAS SASTRA

(3)

Disetujui oleh :

PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PROGRAM STUDI PARIWISATA FAKULTAS SASTRA USU

KETUA

(4)

PENGESAHAN Diterima Oleh :

PANITIAN UJIAN PENDIDIKAN NON GELAR

SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA USU MEDAN

UNTUK MELENGKAPI SALAH SATU SYARAT UJIAN DIPLOMA III DALAM BIDANG STUDI PARIWISATA

Pada : Tanggal : Hari :

Program Diploma Sastra Dan Budaya Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara

Dekan

NIP. 19511013197603 1 001 Dr. Drs. H. Syaron Lubis, M.A.

Panitia Ujian

No. Nama Tanda Tangan

1. Hasrun Tanjung, SE (Pembimbing) ( )

2. Drs. Ridwan Azhar (Pembaca) ( )

(5)

ABSTRAK

Industri pariwisata di Indonesia merupakan salah satu industri atau bidang yang

memberikan sumbangan atau devisa negara yang paling besar. Industri pariwisata ini sangat

erat kaitannya dengan industri perhotelan yang perkembangannya semakin pesat dari tahun

ketahun.

Industri perhotelan memiliki dua unsur paling penting yakni accomodation industry

(penjualan kamar-kamar hotel) dan food service industry (penjualan makan dan minuman di

restoran). Pada food service industry, hal yang paling ditekankan adalah memberikan

kepuasan kepada tamu karena hal tersebut merupakan indekator penghasilan penjulan

makanan dan minuman.

Pramusaji merupakan orang yang paling berperan dalam usaha menciptakan kepuasan

pada tamu. Memberikan pelayanan dengan mutu yang baik merupakan salah satu cara yang

paling menentukan keberhasilan dan harus didukung dengan kelengkapan fasilitas pelayanan

tersebut. Restoran dalam menjalankan usahanya di bidang pelayanan makan minum harus

terus berupaya meningkatkan kualitas dalam pelayanannya demi mencapai kepuasan tamu.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

rhido-Nya penulis dapat menyelesaikan kertas karya dengan baik yang berjudul “Upaya

Meningkatkan Mutu Pelayanan Pramusaji di Restoran Jawa Hotel Danau Toba International Medan” yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada

Program Studi D-3 Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan kertas karya ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan

dan perhatian dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Syaron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Ridwan Azhar, M.Hum, selaku Ketua Program Studi D-3 Pariwisata.

3. Bapak Mukhtar Majid, S. Sos. S. Par. selaku Sekretaris Program Studi D-3 Pariwisata

USU.

4. Alm. bapak Tengku Djohan Monel, HE, selaku koordinator praktek Program Studi

Perhotelan.

5. Bapak Hasrun Tanjung, SE selaku Dosen Pembimbing kertas karya yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan kertas

karya.

6. Bapak Drs. Ridwan Azhar, M.Hum, selaku Dosen Pembaca yang turut serta membantu

(7)

7. Seluruh staf pengajar dan administrasi di Fakultas Sastra khususnya di Program Studi D-3

Pariwisata.

8. Pemimpin staf dan karyawan Hotel Danau Toba International Medan.

9. Kepada kedua orang tua saya ayah P. Hutahaean dan Ibu L. Sehun dan ketiga adik-adik

saya yang telah banyak memberikan dukungan semangat, nasehat-nasehat, materi

sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini.

10.Kepada semua kawan-kawan saya yang membantu dalam penyelesaian kertas karya ini.

Penulis meanyadari bahwa kertas karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan kertas

karya ini.

Akhir kata semoga Kertas Karya ini dapat bermamfaat bagi penulis, pembaca, bangsa

dan negara. Mohon maaf apabila terapat kesalahan dalam penulisan kata dan bahasa dalam

penulisan kertas karya ini, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih

Medan, Juli 2010

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2 Masalah ... 1

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Tujuan Penulisan ... 2

1.5 Metode Penelitian ... 2

1.6 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian dan Peranan Pramusaji ... 5

2.1.1 Pengertian Pramusaji ... 5

2.1.2 Peranan Pramusaji ... 5

2.2 Ruang Lingkup Pelayanan Makan Minum ... 7

2.2.1 Pengertian Pelayanan ... 7

2.2.2 Karakteristik Pelayanan ... 8

(9)

BAB III TINJAUAN UMUM TETANG HOTEL DANAU TOBA INTERNATIONAL MEDAN

3.1 Sejarah Berdirinya ... 15

3.2 Klasifikasi Hotel ... 17

3.3 Fasilitas yang Dimiliki ... 19

3.4 Struktur Organisasi dan Personalia ... 24

BAB IV UPAYA MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN PRAMUSAJI DI RESTORAN JAWA HOTEL DANAU TOBA INTERNATIONAL MEDAN 4.1 Gambaran Mutu Pelayanan di Restoran Jawa ... 29

4.2 Dampak Pelayanan Terhadap Kepuasan Tamu ... 31

4.3 Hubungan Mutu Pelayanan dengan Kepuasan Tamu pada Restoran Jawa ... 32

4.4 Upaya-upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan ... 34

BAB V KESIMPULAN ... 38

(10)

ABSTRAK

Industri pariwisata di Indonesia merupakan salah satu industri atau bidang yang

memberikan sumbangan atau devisa negara yang paling besar. Industri pariwisata ini sangat

erat kaitannya dengan industri perhotelan yang perkembangannya semakin pesat dari tahun

ketahun.

Industri perhotelan memiliki dua unsur paling penting yakni accomodation industry

(penjualan kamar-kamar hotel) dan food service industry (penjualan makan dan minuman di

restoran). Pada food service industry, hal yang paling ditekankan adalah memberikan

kepuasan kepada tamu karena hal tersebut merupakan indekator penghasilan penjulan

makanan dan minuman.

Pramusaji merupakan orang yang paling berperan dalam usaha menciptakan kepuasan

pada tamu. Memberikan pelayanan dengan mutu yang baik merupakan salah satu cara yang

paling menentukan keberhasilan dan harus didukung dengan kelengkapan fasilitas pelayanan

tersebut. Restoran dalam menjalankan usahanya di bidang pelayanan makan minum harus

terus berupaya meningkatkan kualitas dalam pelayanannya demi mencapai kepuasan tamu.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Alasan Pemilihan Judul

Dalam industri Pariwisata, tujuan utama yang selalu ingin dicapai adalah keberhasilan

dalam memberikan kepuasan maksimal kepada tamu karena dengan demikan, kemungkinan

untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal akan tercapai.

Memberikan pelayanan dengan mutu yang baik merupakan salah satu upaya yang

mutlak untuk menimbulkan kepuasan bagi tamu. Namun, memberikan pelayanan yang

bermutu yang sesuai dengan keinginan tamu bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk

dilakukan oleh seorang pramusaji. Pramusaji berpotensi untuk melakukan kesalahan dalam

memberikan pelayanan dan sistem operasional yang telah diterapkan berpotensi untuk gagal.

Setelah melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Hotel Danau Toba International

Medan, penulis melihat bahwa memberikan pelayanan yang berkualitas oleh pramusaji

bukanlah suatu hal yang mudah dan selalu membutuhkan perbaikan.

Hal tersebut membuat penulis merasa tertarik untuk mengangkatnya dalam penulisan

kertas karya dengan judul “Upaya Meningkatkan Mutu Pelayanan Pramusaji di Restoran

(12)

1.2Masalah

Pada saat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan, penulis melihat bahwa kegiatan

pramusaji dalam memberikan pelayanan kurang berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari

banyaknya masalah yang dijumpai dalam hal pemberian pelayanan kepada tamu. Mulai dari

masalah yang tidak begitu rumit sampai kepada masalah yang paling rumit. Dalam hal ini,

diperlukan sikap yang tanggap dari pramusaji maupun atasan yang berkaitan untuk

menghadapi masalah tersebut serta mencari solusinya.

1.3Batasan Masalah

Dalam penulisan kertas karya ini, dibuat batasan masalah agar penulisannya lebih

terarah dan tujuannya mudah dimengerti. Adapun batasan masalah dalam kertas karya ini

adalah tentang bagaimana upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan pramusaji guna

menciptakan kepuasan bagi tamu di Restoran Jawa Hotel Danau Toba International Medan.

1.4Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah :

1. Untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan studi Diploma III pada

Program Studi Pariwisata Fakultas Sastra USU.

2. Untuk menerapkan teori-teori ilmu perhotelan yang diperoleh dari perkuliahan dan

membandingkannya dengan kenyataan yang terjadi di lapangan setelah melaksanakan

beberapa kali Praktek Kerja Lapangan di beberapa hotel yang berbeda.

3. Mengembangkan kreativitas mahasiswa melalui pengalaman-pengalaman yang

(13)

1.5Metode Penelitian

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan kertas karya ini digunakan

dua metode penelitian yaitu :

a. Penelitian Kepustakaan

Penelitian kepustakaan merupakan penelitian yang dilakukan melalui kepustakaan

dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku ilmiah yang ada hubungannya

dengan pembahasan yang dilakukan, serta mengumpulkan data-data yang bersifat

teoritis.

b. Penelitian Lapangan

Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan langsung pada objek penelitian di

Restoran Jawa Hotel Danau Toba International Medan dengan cara mengamati

masalah-masalah yang sering terjadi dalam hal pelayanan dan mengadakan

wawancara secara langsung terhadap beberapa karyawan hotel yang berhubungan

dengan bidang pelayanan makan minum

1.6Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah karya tulis ini, penulis membuat sistematika penulisan sebagai

berikut :

Bab I : Pendahuluan, bab ini menjelaskan tentang alasan pemilihan judul, pokok masalah yang berkaitan dengan judul dan melakukan penelitian kepustakaan dan

(14)

Bab II : Uraian Teoritis, menguraikan tentang pengertian dan peranan pramusaji, ruang lingkup pelayanan makan minum, arti penting kualitas dalam pelayanan makan

minum serta upaya-upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan.

Bab III : Tinjauan Umum Tentang Hotel Danau Toba International Medan, bab ini menjelaskan tentang sejarah berdirinya Hotel Danau Toba Intenational Medan,

klasifikasi, fasilitas, dan struktur organisasi yang dimilki.

Bab IV : Upaya Meningkatkan Mutu Pelayanan Pramusaji di Restoran Jawa Hotel Danau Toba International Medan, bab ini menjelaskan tentang gambaran mutu

pelayanan di Restoran Jawa, dampak pelayanan terhadap kepuasan tamu, hubungan

mutu pelayanan dengan kepuasan tamu pada Restoran Jawa, serta upaya-upaya dalam

meningkatkan kualitas pelayanan.

Bab V : Kesimpulan, merupakan penutup berisikan hal-hal mengenai Hotel Danau Toba Internatioanl Medan khusunya peningkatan mutu pelayanan pramusaji guna

(15)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Pengertian dan Peranan Pramusaji

2.1.1Pengertian Pramusaji

Dalam bahasa hotel istilah pramusaji tidaklah asing, pramusaji merupakan jabatan

yang terdapat pada berbagai outlet Food and Beverage Departement. Pada umumunya,

pramusaji bertugas ataupun bekerja dalam bidang penyajian makanan dan minuman atau

setidaknya menyampaikan hidangan kepada tamu yang memesan hidangan tersebut.

Drs. Naimuddin D.P mendefinisikan bahwa “Pramusaji adalah orang yang bertugas

atau bekerja dalam bidang penyajian makanan dan minuman.

Namun dalam pelaksanaan tugas-tugasnya, pramusaji tidak hanya bertugas

menyajikan makanan dan minuman kepada pemesan. Seorang pramusaji harus memiliki

ketrampilan untuk menawarkan makanan dan minuman dan menjual produk tersebut

sehingga menciptakan suatu produk bagi perusahaan. Barometer pengukur berhasil atau

tidaknya pramusaji dalam melaksanakan tugasnya adalah kepuasan dari tamu yang dilanyani

terhadap produk makanan dan minuman yang ditarwakan.

2.1.2 Peranan Pramusaji

Pramusaji memiliki peranan yang sangat besar dalam usaha pelayanan makan

minum. Beberapa peranan pramusaji dalam operasional Food and Bevegare Departemet

(16)

1. Sebagai Pemandu Selera

Mengetahui menu dengan baik merupakan syarat yang paling dasar yang harus

dimiliki oleh setiap pramusaji. Setiap produk makanan dan minuman yang dijual harus

dihafal dan dimengerti secara terperinci oleh seorang pramusaji supaya mudah dalam

pelayanan.

Pada saat seorang tamu memasuki ruangan restoran, disinilah peran pramusaji sangat

dirasakan. Bukan merupakan suatu hal yang aneh jika seseorang pada saat memasuki restoran

tidak tahu apa yang harus dipesan walaupun menu yang tersedia di restoran sudah tercantum

di dalam daftar menu makanan dan minuman.

Dalam kondisi demikian, peran pramusaji sebagai pemandu selera diterapkan.

Bantuan pramusaji bagi tamu sangatlah penting dalam menyarankan atau mempengaruhi

tamu untuk memilih makanan yang memiliki kualitas yang baik dan enak disantap. Dengan

penjelasan yang terperinci dan baik, tamu dapat membanyangkan kualitas produk yang

ditawarkan sehingga selera makannya timbul dan hal yang demikian merupakan modal bagi

perusahaaan dalam memasarkan produk tersebut.

2. Sebagai Penyaji Makanan

Sebagai penyaji hidangan memang tugas pokok seorang pramusaji, namun

menyajikan secara benar dengan standar pelayanan yang telah ditentukan belum tentu dapat

memberikan kepuasan pada tamu yang dilayanai. Untuk itu, pramusaji harus benar-benar

memahami dari hakikat pelayanan yang diberikan kepada tamu serta aspek pendukung

lainnya sehingga dapat memberikan kepuasan yang mengesankan kepada tamu.

(17)

Pelayanaan yang memuaskan memberikan kesan yang baik bagi tamu. Kepuasan yang

dirasakan oleh tamu merupakan nilai yang baik bagi perusahaan untuk memperoleh serta

mempertahankan langganan.

Dalam hal ini jelas sangat diketahui bahwa pramusaji merupakan duta perusahaan

atau mewakili perusahaan dalam hal menjual produk makanan dan minuman dengan cara

memberikan pelayanan yang terbaik melalui penampilan pramusaji, sikap dan cara yang

menciptakan kepuasan bagi tamu.

4. Sebagai Wiraniaga

Pramusaji yang bertugas sebagai penyaji makanan dan minuman memberi sugesti dan

melayani tamu sesuai dengan prosedur pelayanan, belum berarti telah menjadi pramusaji

yang yang produktif dan menguntungkan perusahaan. Pramusaji harus memiliki ketrampilan

menjual dan selalu berusaha memberikan keuntungang semaksimal mungkin bagi

perusahaan. Pramusaji produktif harus mampu mempertahankan langganan dan

menghadirkan lagganan baru.

2.2 Ruang Lingkup Pelayanan Makan Minum

2.1.1Pengertian Pelayanan

Pelayanan yang sering disebut dengan “service” berasal dari bahasa inggris, yang

berasal dari kata kerja “serve” mempunyai arti: melanyani, membantu dan menolong.

Sedangkan service yang berarti pelayan, bila dilihat arti dari kamus.

Drs. Naimuddin D.P membagi pengertian pelayan menjadi dua bagian yaitu

(18)

pelayanan makanan dan minuman adalah kegiatan menyajikan makanan dan minuman yang

dipesan oleh pihak yang memerlukan makanan dan minuman tersebut.

Dalam pengertian yang luas, pelayanan makanan dan minuman merupakan serangkai

pekerjaan atau kegiatan untuk mencapai tujuan melalui makanan dan minuman tersebut,

seperti persiapan, pengaturan tempat, tata ruang, penyambutan, suggestive selling, penyajian,

penjualan, negosiasi, pembayaran dan sebagainya.

2.1.2Karakteristik Pelayanan

Berpedoman pada karakteristik pelayanan yang disebutkan oleh Drs. Naimuddin D.P

dalam bukunya Tata Hidang (diktat), penulis dapat menyimpulkan beberapa karakteristik

pelayanan antara lain:

1. Pelayanan bersifat Intangible/tidak nyata karena itu tidak bisa diraba atau disentuh.

2. Proses produksi dan kansumsi jatuh pada saat bersamaan, ketika pelayanan diproduksi

atau dihasilkan, maka produksinya tersebut langsung dikonsumsi oleh orang yang

membutuhkan jasa.

3. Pelayanan tidak bisa dipindahkan, dan untuk mengkonsumsinya konsumen harus

datang pada produsen, karena bentuknya yang tidak nyata tersebut maka tidak bisa

dipindahkan.

4. Konsumen terlibat dalam proses pruduksi, karena diproduksi ketika konsumen datang

pada produsen sewaktu dia membutuhkannya.

(19)

pelayanan lebih bersifat emosional dari pada rasional. Pelayanan yang dinilai

berdasarkan emosional biasanya tidak dinyatakan secara realistis, melainkan

cenderung untuk dilebih-lebihkan atau dikurangi. Tergantung suasana perasaan ketika

memberikan penilaian tersebut.

6. Pelayanan tidak dapat diukur. Berdasarkan perasaan yang menerima pelayanan maka

ukuran pelanyanan hanya dapat dinyatakan sebagai pelayanan yang baik

(memuaskan) atau pelayanan yang buruk (mengecewakan). Ukuran yang

dikemukakan akan sangat dipengaruhi oleh kondisi orang yang menerima pelayanan

tersebut. Jika seseorang menerima layanan dalam keadaan senang atau gembira, maka

pelayanan yang diterimanya dirasakan sebagai yang menggembirakan serta

menyenangkan. Pada saat lain dia menerima layanan yang sama, tetapi dalam kondisi

hati yang tidak senang, maka layanan tersebut lebih dirasakan sebagai

mengecewakan. Oleh karena itu, ukuran baik buruknya pelayanan hanya dapat

ditentukan oleh orang yang menerima layanan sedangkan penilaian tersebut sangat

ditentukan oleh suasana perasaannya pada saat menerima pelayanan tersebut.

7. Bobot layanan tergantung pada harapan penerima. Disebabkan pelayanan hanya dapat

dirasakan dan tidak dapat diraba sebagai wujud suatu benda maka pelayanan lebih

bersifat emosional yaitu sesuai dengan harapan penerima layanan tersebut. Pelayanan

yang tidak memenuhi ataupun melebihi harapan penerima layanan dapat

menimbulkan anggapan bahwa layanan yang diberikan kurang memiliki bobot.

8. Pelayanan dapat dijual tetapi tidak dapat dimiliki. Sekali jasa pelayanan diberikan

maka selesai. Tamu yang membeli layanan tidak dapat membawa pulang layanan itu

selain dari pada kesan dan pengalamannya. Disisi lain, tamu merasa telah memberi

(20)

2.3 Arti Penting Kualitas dalam Pelayanan Makan Minum

Kualitas dalam pelayanan memiliki arti yang sangat penting bagi kelangsungan hidup

bagi perusahaan. Perusahaan akan memperoleh keuntungan apabila berhasil membuat

tamunya merasa puas dalam pemenuhan kebutuhan tamu.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka kunci untuk memberi kepuasan kepada

tamu adalah berusaha terlebih dahulu mengetahui apa yang dibutuhkan dan yang diinginkan

oleh tamu.

Untuk mendapatkan gambaran tentang pemenuhan kebutuhan dan keinginan tamu

yang dijadikan tolok ukur pelayanan yang baik, maka perlu dijelaskan tentang kualitas

pelayanan. Penilaian terhadap kualitas pelayanan ditentukan oleh tamu sebagai pemakai jasa

pelayanan tersebut. Oleh sebeb itu, kualitas pelayanan dapat diciptakan terlebih dahulu

mengidentifikasi harapan tamu tentang pelayanan yang dibutuhkan dan yang diinginkan,

kemudian disesuaikan dengan pelayanan yang disediakan oleh restoran. Dengan demikian

restoran selalu berusaha menyediakan pelayanan yang sesuai kebutuhan tamu. Bila pelayanan

yang diterima tamu melebihi atau sama dengan yang diharapkan, maka dapat dikatakan

bahwa pelayanan tersebut adalah baik atau memuaskan. Akan tetapi, akan menjadi

sebaliknya bila barang atau jasa pelayanan yang diterima ternyata kurang dari apa yang

diharapkan oleh tamu, maka dapat dikatakan pelayanan tersebut tidak berkualitas baik.

Secara umum, kualitas pelayanan adalah sesuatu yang komplek, oleh James A.

Fitzsimmons dijelaskan bahwa tamu akan menilai kualitas pelayanan melalui lima prinsip

(21)

a. Relialibilitas (Relialibility), adalah kemampuan untuk memberikan secara tepat dan

benar jenis pelayanan yang telah dijanjikan kepada tamu.

b. Responsif (Responsiveness), yaitu kesadaran atau keinginan untuk cepat bertindak

membantu tamu dan memberikan pelayanan yang tepat waktu.

c. Kepastian/jaminan (Assurance), adalah pengetahuan dan kesopan santunan serta

kepercayaan diri para pegawai.

d. Empati (Emphaty), memberikan perhatian individu tamu secara khusus. Dimensi

empati ini memiliki ciri-ciri: kemauan untuk melakukan pendekatan, memberikan

perlindungan dan usaha untuk mengerti keinginan, kebutuhan dan perasaan tamu.

e. Nyata (Tangibles) yaitu sesuatu yang nampak atau yang nyata seperti: penampilan

para pegawai, serta fasilitas-fasilitas fisik lainnya seperti peralatan dan perlengkapan

yang menunjang pelaksanaan yang menunjang pelaksanaan pelayanan.

Dalam bukunya Tata Hidang (diktat) Drs. Naimuddin D.P menyatakan bahwa

pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan yang memadukan antara kualitas teknik

maupun kualitas personnel (kualitas fungsional). Kedua kualitas pelayanan tersebut harus

dapat menimbulkan empat macam kepuasan sekaligus:

a. Kepuasan Waktu

Kepuasan waktu akan diperoleh oleh tamu apabila dalam proses pelayanan makan

minum dilakukan dengan cepat dan tepat oleh pramusaji. Pelayanan yang lambat dapat

menimbulkan citra buruk bagi hotel terutama restoran karena selain menimbulkan kebosanan,

tamu juga tidak mau membuang-buang waktu dan kemungkinan besar tamu akan merasa

(22)

b. Kepuasan Layanan

Layanan yang baik dan benar sudah pasti membuat tamu merasa puas. Layanan yang

baik dan benar dapat dilihat dari cara penyajian makanan dan minuman yang benar,

berdasarkan standar yang tepat dan akurat, sopan dan ramah tamah serta penuh perhatian.

Selain itu para pramusaji harus memiliki penampilan yang bersih dan kepribadian yang

menarik yang dapat mengesankan tamu.

c. Kepuasan Cita Rasa

Dalam hal melanyani tamu, pramusaji harus berupaya semaksimal mungkin agar tamu

merasa puas dan menerima layanan tersebut. Cita rasa yang baik dari suatu makanan dan

minuman merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam usaha memperoleh kepuasan.

Namun demikian, apabila pramusaji mahir dalam melanyani tamu maka cita rasa dari

makanan yang tadinya kurang nikmat, dapat terlupakan oleh tamu dan tidak terlalu

mempermasalahkannya.

d. Kepuasan Harga

Tamu merasa puas apabila menganggap harga atau jumlah uang mereka keluarkan

sebanding dengan pelayanan yang mereka peroleh. Mungkin tamu tidak akan

mempermasalahkan untuk mengeluarkan biaya yang mahal untuk mendapatkan pelayanan

yang terbaik. Disinilah seorang pramusaji dituntut keahliannya untuk menciptakan atmosfir

yang baik dapat membuat tamu merasa terkesan.

2.4 Upaya-upaya untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan

Sesuai dengan perkembangan yang pesat, perusahaan yang menjual jasa sebagai

(23)

atau menyaring tenaga kerja yang dianggap mampu dan bisa mewakili citra pelayanan hotel

agar citra hotel di mata masyarakat tetap terjaga dengan baik.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk membangun citra hotel, bisa dengan

membangun gedung yang mewah dan luas dengan segala fasilitas yang lengkap dan modern.

Akan tetapi yang sulit adalah membangun citra hotel melalui pelayanan kepada tamu-tamu

yang datang ke hotel terutama membangun citra pelayanan yang berkualitas kepada tamu.

Dalam memberikan pelayanan yang dinilai berkualitas tentu berbeda cara

penyampaiannya antara tamu domestik dengan tamu asing. Hal ini terjadi karena antara tamu

domestik dan tamu asing memilki kebiasaan dan keinginan yang jauh berbeda.

Maka untuk memberikan pelayanan yang berkualitas, diperlukan adanya upaya-upaya

dalam meningkatkan mutu pelayanan pramusaji. Secara umum, upaya-upaya yang dilakuakn

pihak hotel untuk meningkatkan mutu pelayanan adalah dengan dua cara yaitu upaya

meningkatkan pelayanan melalui sumber daya manusianya (karyawan) dan upaya

meningkatkan kualitas pelayanan melalui material pelayanan.

Upaya meningkatkan kualitas pelayanan melalui sumber daya manusia dilakukan

dengan cara:

1. Melakukan Penilaian Secara Intern Terhadap Kualitas Pelayanan.

Cara ini dinilai sangat efektif untuk mengetahuai sampai dimana kemampuan hotel

dalam memberikan pelayanan kepada tamu yaitu dengan meminta penilaian secara langsung

atas pelayanan yang telah diberikan. Adapun cara ini biasanya dibuat dalam bentuk lembaran

angket atau lembaran tanggapan yang dimasukkan ke dalam kotak khusus dan kemudian akan

dibaca oleh bagian personalia sehingga dapat diketahui secara langsung bagian mana yang

(24)

memberikan pelayanan. Dengan demikian pihak hotel dapat memperbaiki kekurangan

tersebut sehingga tercapailah tujuan untuk menciptakan pelayanan yang berkualitas.

Penilaian ini dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal seperti:

∗ Pendekatan dilakukan tidak hanya kepada tamu yang berasal dari negara tertentu

tetapi juga kepada tamu yang berasal dari negara-negara lain.

Menyelesaikan complain dengan memperhatikan penyebab dari complain tersebut.

∗ Memperoleh infomasi tentang hal-hal penting perihal tamu, seperti tamu yang

mengidap penyakit tertentu, tamu yang menyenangi menu tertentu. Informasi tersebut

didapat dari biro perjalanan yang membawa tamu tersebut ke hotel atau langsung ke

restoran karena mungkin tamu tidak menginap.

2. Melaksanakan Latihan Terprogram

Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan, program pelatihan dan pengembangan

terhadap pegawai merupakan suatu cara yang dilaksanakan dengan didasari dengan

perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi. Pelaksaannya dilakukan dengan berbagai cara

seperti:

∗ Pengadaan pelatihan bahasa asing

∗ Pengadaan pelatihan tentang menu

3. Mengadakan Program Latihan Mendesak

Program pelatihan mendesak ini maksudnya adalah pelatihan yang dilakukan apabila

(25)

atau negara. Dengan adanya permintaan tersebut maka hotel secepatnya mempelajari tata cara

yang diminta tersebut.

4. Mengadakan Program Latihan Berjangka

Program latihan ini diperuntukkan bagi karyawan baru dengan latar belakang

pendidikan dan pengalaman untuk bidang hotel yang sangat minim bahkan tidak ada sama

sekali dengan tujuan agar karyawan tersebut memiliki keahlian dan kemampuan tentang

pelayanan hotel.

5. Mengadakan Briefing

Briefing diadakan setiap hari pada setiap pergantian shift yang diikuti oleh seluruh

karyawan yang bertugas untuk mengontrol pekerjaan setiap karyawan. Briefing dalam

pelaksaannya juga dapat dilakukan mendadak tergantung dari pada masalah yang dihadapi

pada saat itu.

Dalam hal ini, pihak manajemen yang bertugas harus dapat memperhatikan apa saja

yang menjadi masalah dan kendala pada hari itu untuk menghindari dampak yang buruk bagi

citra hotel. Kesadaran manajemen juga sangat diharapkan agar melakukan pembinaan guna

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan yang didasari bahwa pramusaji

merupakan salah satu komponen hotel yang melakukan pelayanan secara langsung kepada

tamu.

Upaya meningkatkan kualitas pelayanan melalui material antara lain dengan cara

(26)

BAB III

TINJAUAN UMUM TENTANG HOTEL

DANAU TOBA INTERNASIONAL

MEDAN

3.1 Sejarah Berdirinya

Ide untuk mendirikan perusahaan dan menjalankan usaha perhotelan lahir dari Surat

Bersama Menteri Keuangan RI dan Menteri Perhubungan RI No. 101 bulan September 1986,

yaitu keputusan tentang pemberian fasilitas-fasilitas yang sebesar-besarnya kepada

pengusaha-pengusaha yang berminat untuk berusaha dibidang perhotelan, sebagai upaya

untuk mendorong kemajuan Pariwisata Indonesia

Setelah mempelajari dokumen dari surat keputusan tersebut dan mendengar

keterangan-keterangan yang menyakinkan dari pihak-pihak yang berkompeten, sehingga

dapat diambil kesimpulan bahwa usaha perhotelan untuk Indonesia pada masa itu adalah

usaha yang menguntungkan dan mempunyai aspek sosial yang sangat luas. Oleh karena itu

bapak T.D Pardede mengambil keputusan untuk mendirikan usaha perhotelan sebagai

tambahan bidang-bidang usahanya yang telah ada antara lain :

1. Perikanan, perkebunan, ekspor yang tergabung dalam group Surya Sakti.

2. Pendidikan, kesehatan, kerohanian yang tergabung dalam group Foundation.

3. Perstektilan yang tergabung dalam group Perstektilan/Pardede Tekstil.

(27)

Keseluruhan bidang yang disebut di atas tergabung dalam T.D Pardede Holding

Company.

Secara berturut-turut didirikan beberapa hotel yang kesemuanya yang tergabung

dalam satu group dengan nama Pardede International Hotel Group (PIHG), yang unit-unitnya

terdiri dari :

1. Hotel Danau Toba dan Copa Cobana Club.

2. Mini Hotel Danau Toba International.

3. Pardede International Hotel – Medan.

4. New Belawan International Hotel – Medan.

5. Hotel Danau Toba International – Parapat

6. Hotel Danau Toba International – Tebing Tinggi

7. Hotel Danau Toba International – Medan

8. Jhonny International Hotel - Jakarta

Hotel Danau Toba International dibuka secara resmi untuk umum pada tanggal 10

Juni 1972, dengan General Manager pertama Stanley Allison dari London. Hotel ini

beroperasi dengan jumlah kamar sebanyak 200 kamar di jalan Imam Bonjol No. 17 Medan.

Pada awal pendirian Hotel Danau Toba International Medan ini berakibat turunnya

tingkat occupancy yang telah berdiri sebelumnya.

Pada akhir tahun 1972 Hotel Danau Toba International Medan hanya mempunyai

tingkat Occupancy Rate sebesar 25%. Break Event Point jauh dari jangkauan. Masa itu

(28)

pada tanggal 1 April 1973 diadakan kontrak management dengan PT. Aeropasific Hotel

Cooporated dengan General Manager R.E Sceling dengan ketentuan bahwa dibawah

pimpinan management PT. Aeropasific Hotel Coorporation harus dapat dicapai dengan

tingkat occupancy rate hotel rata-rata 50% sampai akhir tahun 1973. Ternyata target tidak

dapat dicapi sehingga kontrak tersebut diakhiri dengan General Manager tetap R.E Sceling

yang bersedia memperpangjang kontrak kerjanya.

Dengan demikian semakin banyaknya investasi dibidang perminyakan, perkebunan

dan industri lainnya di Sumatera Utara maka diharapkan kota Medan akan banyak dikunjungi

busineesman, expert, tourist dan sebagainya. Pengunjung-pengunjung ini tentunya

membutuhkan fasilitas-fasilitas akomodasi dan hotel ini memegang peranan sebagai badan

usaha yang menyediakan fasilitas tersebut.

Sampai saat ini, disamping perbaikan mutu operasional juga ditingkatkan service agar

dapat menarik perhatian dan menyenangkan tamu-tamu yang menginap di hotel ini mulai dari

check in sampai check out.

3.2 Klasifikasi Hotel

Beberapa Klasifikasi Hotel Danau Toba International :

3.2.1 Plan

Hotel Danau Toba International Medan (HDTI) menggunakan beberapa jenis plan,

yaitu Eroupean Plan diperuntukkan bagi tamu-tamu individual dan tamu-tamu dari travel

agent yang vouchernya hanya berlaku untuk kamar saja (room only). Sedangkan untuk

tamu-tamu dari perusahaan penerbangan seperti GIA, MERPATI pihak hotel menggunakan sistem

(29)

dengan sistem satu paket dimana tamu yang membayar tarif kamar sudah termasuk

didalamnya sarapan pagi dalam bentuk American Breakfast yang terdiri dari :

1. Fresh fruitor choice of fruit juice

2. Toast with butter and jam or marmalade

3. Two eggs dishes with bacon or ham or saussage

4. Coffee with milk, cream, or tea, milk or sliced lemon.

Khusus untuk kamar-kamar executive keatas harga kamar yang ditawarkan sudah

termasuk sarapan pagi dalam bentuk continental breakfast. Dan untuk tamu-tamu group yang

berjumlah lebih dari 10 (sepuluh) pax, pihak hotel memberi harga khusus sesuai dengan

perjanjian yang telah disepakati. Untuk tamu-tamu GIA/MERPATI diberikan American

breakfast karena mereka adalah tamu langganan sehingga bagi mereka harus ada harga

khusus.

3.2.2 Size

Hotel Danau Toba International Medan memiliki total jumlah kamar sebanyak 200

kamar yang siap untuk dijual, sehingga hotel ini dapat digolongkan kedalam Above Average

Hotel. Kamar-kamar tersebut dibagi-bagi sesuai dengan jenis kamarnya, yaitu :

1. Standard Room (Singel/Double Bed)

2. Deluxe Room (Single/Double Bed)

3. Suite Room (Single/Duoble Bed)

4. Junior Suite Room (Single/Double Bed)

(30)

3.2.3 Type Of Patronage

Kebanyakan tamu-tamu yang menginap di hotel ini adalah kalangan businessman,

oleh karena itu hotel ini termasuk ke dalam business hotel, walaupun pada waktu-waktu

tertentu juga terdapat tamu-tamu group yang berasal dari dalam maupun luar negeri.

3.2.4 Length Of Guest Stay

Apabila ditinjau dari length of guest stay, maka hotel ini digolongkan ke dalam

Transit Hotel, dimana tamu-tamu hanya menginap satu atau dua malam saja. Tetapi disini

juga terdapat tamu yang menginap atau tinggal untuk waktu yang cukup lama.

3.2.5 Location

Hotel ini terletak di tengah-tengah kota, maka Hotel Danau Toba International Medan

ini dapat digolongkan kedalam city hotel. Kondisi lokasi seperti ini memungkinkan

tamu-tamu yang menginap untuk mencapai lokasi yang ingin dituju dengan mudah, ataupun

mengadakan pertemuan bisnis dengan secara langsung lebih cepat.

3.3 Fasilitas yang Dimiliki

Hotel Danau Toba International Medan merupakan salah satu asset kepariwisataan

Sumatera Utara yang berpredikat hotel berbintang empat. Tata letak yang stategis di pusat

kota Medan sangat menguntungkan dalam kegiatan operasionalnya. Adapun fasilitas-fasilitas

yang dimiliki oleh Hotel Danau Toba International Medan adalah sebagai berikut :

3.3.1 Room (Kamar)

(31)

dengan shower, lantai yang dilapisi karpet, TV berwarna, Video, minibar dan IDD

Telephone.

Adapun type-type kamar tersebut dapat dilihat pada klasifikasi hotel menurut jumlah

kamar (Size). Kesemua harga kamar tersebut sudah termasuk 10% service dan 11%

Government Tax (Pajak pemerintah)

3.3.2 The Café Teracce

Menyajikan makanan Indonesia, Eropa serta oriental untuk breakfast, lunch dan

dinner of The Café Teracce ini buka 24 jam dengan sistem penyajian dilaksanakan

buffet/prasmanan, yaitu tersedianya beberapa jenis makanan yang dapat dipilih oleh tamu

sesuai dengan seleranya. Dan penyedian makanan ini ada juga yang ala carte menu dan set

group untuk tamu group. Meskipun Café Teracce ini buka 24 jam bukan hanya menyediakan

buffet terus menerus tetapi juga menyediakan ala carte sistem buffet ini selalu diadakan pada

saat breakfast karena tamu hotel biasanya makan di restoran sehingga dengan mengadakan

buffet ini menambah daya tarik agar tamu makan di tempat ini, juga memudahkan

penyajiannya, dan service. Untuk lunch dan dinner dapat diadakan buffet jika ada pesanan

dari tamu group.

3.3.3 Room Service

Room Service berusaha untuk melayani pemesanan makanan dan minuman ke

kamar-kamar tamu dan operasional selama 24 jam. Dalam setiap kamar-kamar tersedia Room Service

Menu, sehingga tamu dapat memilih makanan sesuai dengan seleranya.

3.3.4 Okasa Japanese Restaurant

Retoran ini menyediakan berbagai jenis makanan Jepang seperti Tempura,

(32)

khas jepang (kimono). Tamu dapat memilih beberapa jenis masakan yang dapat dimasak di

depan tamu. Restoran ini dibuka dari jam 11.00 s/d 15.00 WIB untuk lunch, sedangkan untuk

dinner dibuka jam 18.00 s/d 23.00 WIB.

3.3.5 Sundanesse atau Javanesse Restaurant

Restoran ini menyediakan makanan dan minuman khas Sunda atau Jawa. Nama lain

dari restoran ini adalah “Riung Lembur” yang berasal dari bahasa Sunda. Restoran ini dibuka

jam 11.00 s/d 23.00 WIB. Bangunan restoran berbentuk pondok-pondok yang terbuat dari

bambu serta peralatan yang terbuat dari bambu seperti keranjang nasi, tempat lauk-pauk tapi

piringnya terbuat dari tanah liat.

3.3.6 Seafood Restaurant

Restoran ini disebut juga dengan nama “Berlian Places International Chinese”.

Restoran ini menyediakan masakan khas Cina yaitu makanan yang terdiri dari ikan laut. Di

samping itu pula, restoran ini menyediakan makanan khas Thailand yaitu Yam Cha dan

Dim-sum dari Philipina. Dalam hal ini Hotel Danau Toba International Medan tidak mengelolah

restoran ini, tetapi hanya menyediakan tempat.

3.3.7 The Tavern

Tempat ini adalah tempat hiburan (Pub) yang juga menyediakan makanan, khususnya

daging yang dipanggang. Hiburan yang terdapat di Tavern ini berasal dari Philippina

(33)

Yaitu tempat untuk menikmati hiburan dengan suasana yang romantis pada malam

hari. Tamu dihibur dengan artis dan pianis dari luar negeri dengan lagu yang berirama Jazz

dan lagu sentimen. Pada Piano Lounge ini juga menjual makanan dan minuman ringan

(Snack) seperti emping, kacang goreng, kerupuk dan lain-lain.

3.3.9 T.D Pardede Lounge

Lobby bar ini menyediakan minuman beralkohol dan tidak beralkohol. Tamu dapat

menikmati minumannya sambil menonton siaran televisi. Lobby bar ini juga menyedikan

compliment berupa orange juice bagi tamu group.

3.3.10Music Lounge

Musik Lounge ini tempat yang unik bergaya Inggris. Dalam bar ini tersedia minuman

beralkohol.

3.3.11Healt dan Fitness Center

Healt dan Fitness Center adalah gedung olahraga sebagai fasilitas yang disediakan

oleh hotel untuk melakukan berbagai jenis olahraga seperti tenis lapangan, squash court,

aerobic dan mandi uap yang dilakukan untuk meningkatkan tingkat kebugaran dan kesehatan

yang optium

Gedung olahraga ini dilengkapi dengan alat-alat olahraga yang modern untuk

olahraga renang juga dapat dilaksanakan di kolam renang Hotel Danau Toba International

Medan

(34)

Yang menawarkan ruangan untuk rapat, pesta atapun konprensi yang memenuhi

standar internasional. Ruangan tersebut dibagi dalam:

1. Deli Room

Ruangan ini dipakai untuk kegiatan business dinner, gala dinner wedding party dan

cocktail party serta exhibition party, ruangan ini berkapasitas 1000 orang.

2. Royal Room

Ruangan ini dipakai untuk kegiatan konferensi, seminar, eksebisi atau trade luncheon.

Berkapasitas antara 50-400 orang. Royal room ini terdiri dari:

a. Royal Room I

b. Royal Room II

c. Royal Room III

d. Royal Room IV

Kesemua ruangan itu dilengkapi dengan peralatan audio visual, penerjemah langsung

(interpreter, 7 translator, tempat duduk yang nyaman, slide proyektor serta peralatan sound

sistem). Ukuran kapasitas dapat dilihat di halaman berikut.

3.3.13Danau Toba Executive Residence

Danau Toba Executive Residence ini merupakan apartemen yang disewakan kepada

tamu yang akan menginap dalam waktu seperti satu bulan ke atas. Tapi pada saat ini,

(35)

kerugian bagi pihak manajemen hotel. Apartemen ini terdiri dari 41 kamar dilengkapi dengan

fasilitas yang mewah. Misalnya : sofa, ruang makan, ruang tidur, kamar mandi, ruang tamu,

televisi, peralatan makan, dan peralatan masak.

3.3.14Other Facilities

Adapun fasilitas lain yang disediakan adalah Billyard Center, Shoping Archade Air

Lines, Standar and Charter Bank, Beauty and Barber Shop, Star Massage, Cake Shop,

Mutiara Tuor and Travel, VideoCassette Rental, Medical Clinic, Taxi Service, Laundry,

Karoke, Pool Bar dan Parking Area

3.4 Struktur Organisasi dan Personalia

Sebagaimana layaknya sebuah badan usaha komersial, maka hotel juga harus dikelola

berdasarkan struktur organisasi pada umumnya adalah meliput pengelompokan bidang kerja,

hubungan antara bidang-bidang kerja, hubungan antara atasan dengan bawahan yang ada dan

telah ditunjuk untuk menangani pekerjaan tertentu.

Hotel Danau Toba International Medan sebagai sebuah perusahaan yang bergerak

dibidang perhotelan juga mempunyai struktur organisasi. Semua departemet yang ada di

Hotel Danau Toba International Medan dikoordinasi dan dikendalikan oleh para executive

dan Head Departement.

Bagian-bagian yang ada di Hotel Danau Toba International Medan adalah sebagai

berikut:

(36)

Seorang pemimpin umum yang bertanggung jawab atas seluruh operasi di dalam hotel

dan dalam melaksanakan tugasnya seorang General Manager dibantu oleh para Executive

dan Head Departement.

3.4.2 Executive Assitant General Manager

Seorang Executive Assistant Manager bertugas menggatikan General Manager jika

beliau tidak ada di tempat.

3.4.3 Front Office Departemet

Departement yang manangani proses regristrasi tamu, Proses reservation, proses

pemberian informasi dan penjualan kamar.

3.4.4 House Keeping Departement

Departement yang bertanggung jawab atas seluruh area hotel, menyiapkan kamar

yang telah digunakan oleh tamu agar dapat dijual kembali serta bertanggung jawab atas

pelayanan kebersihaan maupun segala fasilitas yang harus disediakan untuk tamu yang

menginap di kamar dan kamar tersebut harus dalam keadaan rapi, bersih, aman dan nyaman

sebelum tamu masuk ke dalam kamar dan untuk hari-hari selanjutnya.

3.4.5 Laundry and Dry Cleaning Departement

Departemen yang bertugas menangani segala jenis penyucian linen-linen yang

dipergunakan dalam operasional hotel, pakaian seragam karyawan hotel, pakaian tamu hotel

(37)

3.4.6 Kitchen Departement

Departemen yang mengelola dan membuat berbagai jenis makanan yang dipesan oleh

tamu berdasarkan daftar menu yang ada dan steward yang mempunyai tugas dan tanggung

jawab kebersihan, pemeliharaan dapur dan kebersihan segala perlengkapan Food and

Beverages.

3.4.7 Food and Beverage Devartement

Departement yang bertanggung jawab melakukan penyajian makanan dan minuman

yang dipesan oleh tamu. Dan menerima event order dari luar, menjalankan planning tiap-tipa

outlet dan juga mengetahui Event Calender.

3.4.8 Accounting Departement

Bagian yang bertugas mengawasi, mengurus dan menghitung serta mengontrol dan

melaporkan semua transaksi di hotel atau semua yang menyangkut hal-hal yang

berhubungan dengan pemasukan dan pengeluaran keuangan pada hotel.

3.4.9 Marketing Departement

Adalah bagian yang bertugas memasarkan produk hotel yang tersedia serta dapat

dijual. Tugas yang terpenting adalah mencari/mendatangkan tamu ke hotel.

3.4.10Public Relation Department

Bagian yang bertugas menjalankan hubungan yang baik antara pihak hotel dengan

instansi-instansi pemerintah dan juga swasta serta dengan masyarakat yang ada disekitar

hotel tersebut.

(38)

Bagian yang bertugas menangani administrasi kepegawaian, menangani hal-hal yang

berhubungan dengan kelancaran tugas-tugas karyawan sehingga dapat berfungsi sebagaimana

mestinya dan juga hal-hal yang menyangkut kesejahteraan karyawan. Karyawan sebagai asset

dari suatu perusahaan.

3.4.12Engineering Departement

Bagian yang bertanggung jawab atas pemeliharaan, perawatan-perawatan gedung dan

safety, mengukur serta menentukan power dari elektronik dan alat-alat tehnik yang akan

dipergunakan dalam operasional hotel, misalnya : untuk mengatur lighting, volume televisi

dan juga suara musik sehingga tidak mengganggu tamu yang menginap di hotel.

3.4.13Security Departement

Bagian yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban hotel serta menangani setiap

ada barang-barang hotel yang hilang atau diambil oleh karyawan hotel.

3.4.14House Clinic

Adalah tempat perawatan kesehatan karyawan dan perawat sementara lagi karyawan

(39)
(40)

BAB IV

UPAYA MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN DI JAWA

RESTORAN HOTEL DANAU TOBA INTERNATIONAL

MEDAN

4.1Gambaran Mutu Pelayanan di Restoran Jawa

Restoran jawa merupakan salah satu outlet dari Departement F&B di Hotel Danau

Toba International Medan yang memiliki pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan

outlet lainnya. Hal ini disebabkan karena sebagian besar tamu baik menginap di hotel

maupun tamu yang berasal dari luar cenderung memilih Restoran Jawa sebagai tempat untuk

memperoleh makan dan minum sebab, disamping harganya yang relatif murah, sistem

pelayanannya cepat sehingga sesuai dengan keinginan tamu.

Namun, apabila diukur dari segi pelayanan maka Restoran Jawa dapat dikatakan

kurang bermutu dalam melaksanakannya. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya complain

yang datang dari tamu mengenai pelayanan yang mereka peroleh. Walaupun restoran ini

memiliki prosedur pelayanan yang dapat dijadikan pedoman bagi pramusaji, namun dalam

pelaksanannya pramusaji masih sering mengalami kendala ataupun masalah yang

menimbulkan complain dari tamu.

Timbulnya complain dari tamu sering terjadi pada saat feeding time. Beberapa contoh

complain dapat penulis sebutkan berdasarkan waktu pelayanan makan minum antara lain :

1. Breakfast Time (Sarapan Pagi)

(41)

disusun pada dua buah buffet berdasarkan jenisnya. Seperti yang diketahui secara umum,

pelayanan dengan cara demikian membantu pramusaji untuk mempermudah dan

mempercepat proses pelayanan. Namun demikian, masih sering timbul complain dari tamu

yang disebabkan beberapa hal seperti:

∗ Keterlambatan pramusaji untuk menuangkan teh atau kopi bagi tamu

∗ Tidak tersedianya meja yang sudah selesai diset-up dan bersih pada saat tamu datang

untuk sarapan

Kurang lengkapnya condiment yang tersedia seperti merica, garam dan lain

sebagainya

Keterlambatan pramusaji untuk mengisi kembali stand makanan yang telah kosong

2. Lunch Time (Makan Siang)

Pada waktu makan siang, menu yang disediakan adalah menu A La Carte. Saat tamu

datang ke Restoran Jawa untuk makan siang, beberapa tahapan yang dilakukan pramusaji

dalam proses melayani tamu antara lain :

Greeting atau menyambut kedatangan tamu dengan senyuman dan ramah tamah.

∗ Mengantar tamu ke meja dan mempersilahkannya duduk.

∗ Memberikan daftar menu kepada tamu dan membantu memilih menu yang tepat dan

memberikan suggest apabila tamu kesulitan untuk memilih.

∗ Mencatat semua pesanan tamu secara terperinci.

(42)

Menuangkan plan water bagi tamu dan menyajikan roti saat tamu menunggu

pesanannya datang.

∗ Mengantar dan menyajikan pesanan tamu sesuai denagn tata cara penyajian.

Pada umumnya, jarang sekali terdapat complain dari tamu saat lunch time karena

semua dapat ditangani oleh pramusaji disebabkan jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan

dengan jumlah tamu tamu yang datang pada saat makan pagi. Namun demikian, adakalanya

yang datang ke restoran berjumlah lebih banyak. Dan apabila saat itu tiba, akan muncul

beberapa complain dari tamu seperti : penilaian buruk terhadap lambatnya pesanan disajikan,

terjadi kesalahan yang dilakukan pramusaji dalam menyajikan hidangan atau pesanan tamu

yang satu tertukar dengan pesanan tamu yang lainnya. Hal tersebut karena kurangnya tenaga

kerja ataupun karyawan dalam bidang pelayanan sehingga pramusaji merasa kewalahan

untuk melayani tamu dalam jumlah banyak.

3. Dinner (Makan Malam)

Di Restoran Jawa, jumlah tamu yang akan datang untuk makan dan minum dapat

diperkirakan melalui tingkat hunian kamar. Apabila tingkat hunian tinggi, maka diperkirakan

jumlah tamu yang akan datang ke restoran akan meningkat. Namun, biasanya jumlah tamu

yang akan datang akan meningkat pada hari-hari tertentu misalnya pada saat ada acara

barbeque dan stem boat.

Pramusaji sering merasa kewalahan pada saat acara barbeque dan steam boat karena

diadakan di taman terbuka (Taman Serendit) dan proses pembayarannya berada di restoran.

Keterbatasan jumlah karyawan memaksa pramusaji harus lebih giat dan bekerja keras untuk

(43)

4.2Dampak Pelayanan Terhadap Kepuasan Tamu

Tujuan utama dari jasa pelayanan adalah berhasil dalam memberikan kepuasan

kepada tamu. Karena dengan demikian, upaya untuk memperoleh laba dan keuntungan dapat

tercapai.

Pelayanan bermutu merupakan pelayanan yang dilaksanakan dengan baik, benar dan

cepat yang mampu memberikan kepuasan kepada tamunya. Di Restoran Jawa, pelayanan

yang demikian belum terlaksana terutama pada saat feeding time yang disebabkan kurangnya

jumlah karyawan dan fasilitas pendukung pelayanan sehingga muncul ketidakpuasan tamu

terhadap pelayanan yang diberikan pramusaji di restoran tersebut.

Beberapa tamu yang sudah sering berkunjung ke Restoran Jawa, sering menyatakan

keluhannya mengenai menu makanan yang disediakan pada saat breakfast. Menurut mereka,

walaupun menu yang disediakan sangat beragam, namun tidak terdapat perubahan dari tahun

ketahun. Hal tersebut sudah tentu menunjukkan kekecewaan tamu sebagai langganan yang

sudah menggunakan fasilitas hotel sejak lama. Namun mereka menyatakan sangat senang

terhadap sikap ramah para karyawan setiap kali tamu tersebut berkunjung ke restoran dan hal

itu merupakan salah satu cara yang digunakan pihak restoran untuk mempertahankan

langgannya.

Masih banyak sekali contoh dari peristiwa yang terjadi di Restoran Jawa sehubungan

dengan dampak pelayanan terhadap kepuasan tamu. Dari peristiwa-peristiwa tersebut dapat

diketahui bahwa kualitas pelayanan yang baik mutlak dilaksanakan untuk menciptakan

kepuasan tamu di restoran karena memiliki banyak dampak terhadap keberhasilan restoran

(44)

4.3Hubungan Mutu Pelayanan dengan Kepuasan Tamu pada Restoran Jawa

Mutu pelayanan sangat erat kaitannya dengan kepuasan tamu. Mutu pelayanan yang

baik sudah tentu mampu menciptakan kepuasan bagi tamu demikian juga sebaliknya, mutu

pelayanan yang buruk akan membuat tamu merasa jera untuk datang ke restoran yang sama.

Restoran Jawa, apabila dilihat pelaksanaan pelayanan pada waktu makan pagi dapat

dikatakan memiliki kualitas pelayanan yang kurang baik disebabkan pada saat-saat tertentu,

jumlah tamu yang datang ke restoran sangat banyak dan terkadang bersamaan. Hal itu

membuat pramusaji terpaksa mempercepat setiap proses pelayanan dan terlihat begitu sibuk.

Begitu juga pada saat makan malam terutama pada acara barbeque and steam boat, tamu

akan menunjukkan rasa ketidakpuasannya dan ini menjadi salah satu kerugian bagi restoran

dalam upaya memperoleh langganan. Namun apabila dilihat pada saat lunch, maka

pelanggannya dapat dikatakan berkualitas karena memilki pramusaji yang terampil dan

berwawasan luas.

Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa mutu pelayanan pramusaji menjadi

kurang baik karena jumlah tenaga kerja yang terbatas dan fasilitas pelayanan yang kurang

lengkap. Pada dasarnya, penulis menganggap bahwa pramusaji di Restoran Jawa memilki

kualitas potensi untuk menciptakan mutu pelayanan yang baik karena hampir semua

karyawannya umumnya adalah lulusan dari akademi yang sesuai dengan jurusannya yaitu

bidang pelayanan makan minum.

Umumnya, tamu yang menjadi langganan tetap di Restoran Jawa merasa puas dengan

mutu pelayanan yang diberikan. Hal ini dapat dilihat dari keakraban antara tamu dengan para

karyawan dan frekuensi datangnya tamu ke restoran tersebut. Hal tersebut merupakan salah

(45)

memberikan pernyataan tentang ketidakpuasan yang mereka dapatkan selama menggunakan

restoran tersebut sebagai sarana untuk memperoleh makanan dan minuman.

Beberapa hal yang dapat disimpulkan penulis mengenai hubungan antara mutu

pelayanan dengan kepuasan tamu di Restoran Jawa antara lain :

∗ Mutu layanan yang baik dapat memberikan kepuasan bagi tamu yakni : kepuasan

waktu, layanan, cita rasa, dan harga. Hal tersebut dapat tercapai hanya pada

waktu-waktu tertentu.

∗ Mutu pelayanan yang kurang baik disebabkan karena terbatasnya jumlah karyawan,

kurang lengkapnya fasilitas pelayanan menimbulkan ketidakpuasan tamu terhadap

layanan pramusaji.

4.4Upaya-upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan

Seiring dengan perkembangan yang terjadi dalam industri perhotelan, selalu dicari

upaya untuk meningkatkan kualitas dalam pelayanannya. Demikian pula halnya dengan Hotel

Danau Toba International Medan. Hotel ini terus berupaya memberikan pelayanan yang

terbaik bagi tamu-tamunya dengan berbagai cara.

Beberapa hal yang dilakukan Hotel Danau Toba International Medan khususnya

Restoran Jawa dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanannya antara lain :

1. Pencarian tenaga kerja baru

Masalah kekurangan tenaga kerja sangat mempengaruhi tingkat kualitas pelayanan

pramusaji. Untuk itu, pihak manajemen membuat pengumuman lowonagan kerja melalui

koran maupun selembaran yang ditempel di majalah dinding yang terdapat di hotel.

(46)

Dalam hal ini, bagian yang paling berperan adalah Human Resources Development

selaku bagian dari usaha hotel yang bertugas dalam proses penyerapan tenaga kerja. Banyak

hal yan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan agar diperoleh orang yang tepat pada

bidang yang tepat pula. Tidak jarang dijumpai masalah tentang tidak mampunya seorang

karyawan untuk menjalankan tugas yang menjadi tanggungjawabnya dikarenakan tidak

sesuai dengan bidang atau latar belakang pendidikannya.

3. Mengadakan trainning terhadap karyawan.

Pihak hotel sering mengadakan trainning di masing-masing departemen. Salah satu

contoh yaitu trainning yang dilakukan di departemen F&B. Trainning biasanya dilaksanakan

di private room yang terdapat di restoran dan pesertanya adalah dua orang wakil dari

masing-masing outlet. Wakil-wakil ini akan memperoleh bimbingan dari pemimpinnya dan mereka

akan ditugaskan memberitahukan atau menjelaskan bimbingan yang mereka peroleh kepada

rekan kerjanya.

4. Mengadakan pengawasan terhadap karyawan

Pemimpin mengadakan pengawasan dengan memeriksa semua laporan tentang

pelayanan maupun meninjau langsung ke restoran. Pemimpin sering mengawasi langsung

gerak pramusaji maupun kondisi restoran apabila terdapat kesalahan, pramusaji akan diberi

teguran dengan cara yang baik.

5. Mengadakan briefing

Setiap kali terjadi pergantian shift (malam-pagi-sore) selalu diadakan briefing yang

dipimpin oleh supervisor yang bertugas pada saat itu. Hal-hal yang dibicarakan dalam

(47)

event-event yang akan dilaksanakan, dan memberikan semangat atau motivasi kepada

karyawan oleh supervisor atau pemimpin briefing.

6. Memeriksa penampilan pramusaji

Penampilan diri pramusaji sangat penting untuk menciptakan mutu pelayanan yang

berkualitas karena pramusaji berhubungan langsung dengan tamu. Apabila tamu menganggap

penampilan pramusaji buruk, maka niat untuk memesan makananpun dapat hilang. Untuk

menanggulangi hal tersebut, setiap kali briefing diadakan atau sebelum kegiatan pelayanan

dimulai, pemimpin selalu memeriksa penampilan pramusaji meliputi ; kebersihan badan,

kuku, kelengkapan-kelengkapan (name tag, pulpen), pramusaji apakah meggunakan stoking

dan yang lain sebagainya.

7. Meningkatkan kerjasama antara karyawan maupun pemimpin

Kerjasama sangat penting dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan, sebab semua

upaya-upaya yang direncanakan untuk mengatasi masalah mutu pelayanan tidak akan

berhasil apabila tidak ada kerjasama antara masing-masing karyawan. Demikian juga halnya

antara pemimpin dan karyawan harus saling bekerja sama karena meskipun pemimpin

membuat suatu rencana yang sangat bagus namun tidak didukung dengan niat karyawan

untuk menjalankannya, maka semua akan sia-sia. Keakraban antara kedua belah pihak harus

dijalin dan dipelihara sebaik mungkin.

8. Melengkapi peralatan makan minum

Salah satu faktor yang selalu menjadi kurangnya mutu pelayanan di Restoran Jawa

adalah kurang lengkapnya peralatan makan minum seperti spoon, fork, dan lain sebagainya.

(48)

sudah kehabisan persediaan. Untuk itulah diadakan inventory terhadap peralatan-peralatan

tersebut agar dapat dilengkapi kembali sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.

9. Menciptakan hubungan yang baik dengan tamu

Hubungan yang baik dapat tercipta apabila dalam proses pelayanan, pramusaji dapat

membuat tamu terkesan dengan pelayanan yang mereka laksanakan. Menjalin keakraban

dengan tamu merupakan salah satu upaya untuk menimbulkan rasa percaya dari tamu

terhadap perusahaan.

10.Menanggapi complain dari tamu

Tamu yang compalin terhadap pelayanan di restoran tidak akan memastikan bahwa

dia tidak akan kembali ke restoaran tersebut. Setiap masalah yang mucul harus segera

ditanggapi dan dicari upaya untuk menaggulangi agar tidak terjadi lagi. Apabila seorang tamu

complain pada beberapa saat yang lalu dan pada saat kembali lagi ke restoran kesalahan yang

sama tidak terjadi lagi, maka tamu akan merasa senang karena menganggap pihak restoran

menaggapi complain tersebut dengan baik.

11.Menyediakan sarana penyampaian tanggapan

Hal ini merupakan satu cara yang cukup baik untuk membantu pihak restoran maupun

hotel dalam membenahi kekurangan yang dimiliki. Biasanya sarana yang digunakan berupa

angket ataupun guest comment yang akan dimasukkan ke dalam kotak. Semua komentar dari

(49)

Upaya-upaya tersebut tentu belum cukup untuk meningkatkan kualitas pelayanan di

hotel sehingga baik pihak manajemen maupun karyawan selalu dituntut untuk berusaha

(50)

BAB V

KESIMPULAN

Tujuan utama dari kegiatan pelayanan adalah berhasil memberikan kepuasan pada

tamu. Namun, hal tersebut tidak mudah dilaksankan karena untuk membuat tamu merasa

puas, harus disertai dengan layanan yang berkualitas. Kualitas pelayanan merupakan syarat

penting dalam usaha penjualan makan minum untuk mencapai keberhasilan.

Restoran Jawa merupakan salah satu outlet Departemen F&B di Hotel Danau Toba

International Medan. Dari uraian pada bab sebelumnya, saat ini kualitas pelayanan di

Restoran Jawa masih kurang baik dan penyebab utamanya adalah kurangnya jumlah

karyawan dalam bidang pelayanan dan juga kurang lengkapnya peralatan yang mendukung

aktivitas pelayanan.

Saat ini Hotel Danau Toba International Medan terus berupaya untuk meningkatkan

kualitas pelayanannya dengan cara membuat berbagai program yang melibatkan seluruh

sumber daya manusia yang ada di hotel tersebut. Program tersebut dilaksanakan dengan

terlebih dahulu membina hubungan atau kerjasama yang baik antara pihak manajemen

dengan karyawan dan kerjasama antara karyawan dengan karyawan. Dengan demikian, upaya

(51)

DAFTAR PUSTAKA

D.P Naimuddin Drs. 1993 Medan,

D.P Naimuddin Drs. 2003 Medan,

Pengantar Tata Hidang Makanan dan Minuman,

Endar Sugiarto, Surtatining, Sri, 1996.

Manajemen Hotel,

penerbit gramedia Pustaka Utama

Pengantar Akomodasi dan Restoran,

Sindoro, Alexander, 2002, Jakarta,

penerbit Prenhallindo

Pemasaran Perhotelan dan Kepariwisataan,

W.A. Marsmun, 1991 Yogyakarta,

penerbit ANDI OFFSET

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mencapai tujuan dalam mensosialisasikan Budaya Organisasi, maka manajemen Hotel Danau Toba International Medan perlu didukung oleh suatu strategi komunikasi yang

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Analisis SWOT yang dilakukan oleh Hotel Danau Toba lntemasional Medan kurang lengkap, dimana anal isis SWOT tersebut tidak menyajikan

Analisis Pengaruh Manajemen Kualitas Jasa Dalam Meningkatkan Kepuasan Konsumen Pada Hotel Danau Toba Intemasional Medan.. Bongsu Hutagalung selaku (pembimbing), Amita

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu peranan pramusaji dalam meningkatkan kualitas pelayanan di Restoran Gajah Mada Loji Hotel Surakarta yakni melayani tamu

Pada PT Hotel Danau Toba International Medan, indikator-indikator tersebut sangat dijaga dengan baik karena kualitas kerja yang baik mempunyai dampak yang sangat

Peranan sekretaris dalam menangani telepon pada PT Hotel Danau Toba International Medan belum begitu baik karena masih terdapat kekurangan-kekurangan seperti membiarkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis kualitas pelayanan pramusaji di restoran kopi pada Hotel Pardede Internasional Medan dapat disimpulkan bahwa dari 91 tamu, yang

Hotel Danau Toba International Medan sebagai hotel lokal yang. legendaris tentu tidak akan membiarkan para competitor (pesaing)