• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Mutu Pelayanan Kebidanan dengan Tingkat Kepuasan Ibu Nifas Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu Medan Tahun 2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Mutu Pelayanan Kebidanan dengan Tingkat Kepuasan Ibu Nifas Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu Medan Tahun 2014."

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU NIFAS DI RUMAH SAKIT IBU DAN

ANAK SRI RATU MEDAN TAHUN 2014

DEBY CYNTIA YUN

135102089

KARYA TULIS ILMIAH

(2)
(3)
(4)

Hubungan Mutu Pelayanan Kebidanan Dengan Tingkat Kepuasan Ibu Nifas Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Sri Ratu Medan

Tahun 2014

ABSTRAK

Deby Cintya Yun

Latar Belakang : Pelayanan kebidanan merupakan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, disatu pihak menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingat kepuasan rata-rata. Pasien akan merasa puas apabila kinerja layanan yang diperolehnya sama atau melebihi harapannya dan sebaliknya, ketidakpuasan atau perasaan kecewa pasien akan muncul apabila kinerja layanan yang diperoleh tidak sesuai dengan harapannya.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan mutu pelayanan kebidanan dengan tingkat kepuasan ibu nifas.

Metodologi penelitian : Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 67 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan accidental sampling. Penelitian ini dilakukan di ruang kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu Medan. Analisa data yang digunakan adalah comtinuity correction.

Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 67 responden, mayoritas responden yang mendapatkan mutu pelayanan kebidanan dengan kategori baik yaitu sebanyak 43 orang (64,2%), dan mayoritas responden sebanyak 46 orang (68,7%) dengan menyatakan kategori puas atas pelayanan kebidanan yang diperoleh, dan dari hasil uji statistik diperoleh nilai (ρ= 0,000) sehingga lebih kecil dari nilai (α) = 0,05, ini berarti Ho ditolak maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara mutu pelayanan kebidanan dengan tingkat kepuasan ibu nifas.

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan baiknya pelayanan kebidananan yang diberikan kepada pasien maka akan dirasakan kepuasan terhadap pasien tersebut, dan sehubungan dengan penelitian ini dapat disarankan agar petugas kesehatan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri ratu Medan lebih meningkatkan mutu pelayanan kebidanannya khususnya kepada ibu nifas, agar pasien merasa puas dengan pelayanan kebidanan yang diberikan petugas.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat

dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul“

Hubungan Mutu Pelayanan Kebidanan dengan Tingkat Kepuasan Ibu Nifas Rumah

Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu Medan Tahun 2014”. Dimana Karya Tulis Ilmiah ini

merupakan tugas akhir dan menjadi salah satu syarat mencapai gelar SST di Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Kekurangan tulisan ini tidak dapat dilepaskan dari berbagai macam rintangan

dan halangan yang selalu datang pada diri penulis. Penulis rasakan semua itu sebagai

suatu ujian dan pengalaman yang sangat berharga dalam kehidupan penulis, Oleh

karena itu, peneliti mengharapkan adanya masukan dan saran untuk perbaikan di

masa yang akan datang.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada

semua pihak yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan serta bantuan

dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Dengan segala kerendahan hati dan

penuh rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M. Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S. Kep, Ns. M. Kep selaku Ketua Program Studi D-IV

Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Ichwanul Adenin, SpOG (K) selaku dosen pembimbing dalam penyusunan

karya tulis ilmiah ini, yang telah banyak meluangkan waktu serta pikirannya

(6)

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan

Pendidik Universitas Sumatera Utara.

5. Teristimewa sembah sujud dan terima kasih yang tak terhingga kepada ayahanda

(Suryadi) dan ibunda (Nurmah Nasution) yang tercinta dan tersayang. Yang

telah mendidik, membesarkan dan membimbing penulis dengan penuh kasih dan

sayang serta memberikan dukungan moril, spiritual, dan material sehingga

penulis dapat menyelesaikan Proposal ini.

6. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh rekan – rekan

seperjuangan yang selalu mengingatkan penulis dalam menyelesaikan Karya

Tuulis ilmiah Ini.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih atas semua dan apapun yang telah

diberikan kepada penulis.Semoga Allah SWT selalu membalas semua kebaikan yang

selama ini diberikan kepada penulis dan melimpahkan rahmat-Nya.

Medan, Juni 2014

Penulis

Deby Cyntia Yun

(7)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN………...

A. Latar Belakang………...

B. Rumusan Masalah ………...

C. Tujuan Penelitian ………...

1. Tujuan Umum………... 2. Tujuan Khusus……….

D. Manfaat Penelitian………...

1. Bagi Profesi Bidan …..………...………... 2. Bagi Pendidikan ………... 3. Bagi Tempat Penelitian………..………... 4. Bagi Peneliti ...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………...

A. Mutu Pelayanan Kebidanan ...…….……….... 1. Definisi Mutu ... 2. Definisi Mutu Pelayanan Kebidanan ...…… 3. Program Menjaga Mutu Pelayanan Kebidanan ... 4. Dimensi Mutu Pelayanan Kebidanan ... 5. Standar Pelayanan Kebidanan ...

B. Kepuasan Ibu .………..……….………...

1. Definisi Kepuasan …..…... 2. Definisi Kepuasan Pasien ... 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan ...….….….

(8)

A. Pengukuran Tingkat Kepuasan ... B. Masa Nifas ... 1. Definisi Nifas ... 2. Periode Masa Nifas ... 3. Perubahan Fisik Masa Nifas ... 4. Perubahan Psikologis Masa Nifas ... 5. Peran Bidan Dalam Pelayanan Masa Nifas ... 6. Pelayanan Ibu Nifas ... C. Rumah Sakit ... 1. Definisi Rumah Sakit ... 2. Fungsi Rumah Sakit ... 3. Klasifikasi Rumah Sakit ...

11

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL ...

C. Kerangka Konseptual ……….

BAB IV METODE PENELITIAN………...

A. Desain Penelitian………..

(9)

BAB V

BAB VI

HASIL DAN PEMBAHASAN ……….

A. Hasil ... 1. Univariat ... 2. Bivariat ... B. Pembahasan ... 1. Interprestasi dan Diskusi Hasil ... 2. Keterbatasan Penelitian ... 3. Implikasi Penelitian ...

KESIMPULAN DAN SARAN ………

A. Kesimpulan ... B. Saran ...

28 28 28 32 33 33 37 37

39 39 40

DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional ...20

Tabel 5.1 Distribusi Pertanyaan Berdasarkan Mutu Pelayanan Kebidanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu Medan Tahun

2014...29

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Mutu Pelayanan Kebidanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu MedanTahun 2014 ...30

Tabel 5.3 Distribusi Pertanyaan Berdasarkan Tingkat Kepuasan Ibu Nifas Ibu Nifas di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu MedanTahun 2014...31

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan Ibu Nifas di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu MedanTahun 2014...32

(11)

DAFTAR SKEMA

Halaman

Skema 1.Kerangka Konsep Hubungan Mutu Pelayanan Kebidanan Dengan Tingkat

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan

Lampiran 3 : Kuesioner

Lampiran 4 : Master Data Penelitian

Lampiran 5 : Hasil Out Put Data Penelitian

Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian Instansi Pendidikan

Lampiran 7 : Surat Balasan Izin Penelitian RSIA Sri Ratu

(13)

Hubungan Mutu Pelayanan Kebidanan Dengan Tingkat Kepuasan Ibu Nifas Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Sri Ratu Medan

Tahun 2014

ABSTRAK

Deby Cintya Yun

Latar Belakang : Pelayanan kebidanan merupakan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, disatu pihak menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingat kepuasan rata-rata. Pasien akan merasa puas apabila kinerja layanan yang diperolehnya sama atau melebihi harapannya dan sebaliknya, ketidakpuasan atau perasaan kecewa pasien akan muncul apabila kinerja layanan yang diperoleh tidak sesuai dengan harapannya.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan mutu pelayanan kebidanan dengan tingkat kepuasan ibu nifas.

Metodologi penelitian : Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 67 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan accidental sampling. Penelitian ini dilakukan di ruang kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu Medan. Analisa data yang digunakan adalah comtinuity correction.

Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 67 responden, mayoritas responden yang mendapatkan mutu pelayanan kebidanan dengan kategori baik yaitu sebanyak 43 orang (64,2%), dan mayoritas responden sebanyak 46 orang (68,7%) dengan menyatakan kategori puas atas pelayanan kebidanan yang diperoleh, dan dari hasil uji statistik diperoleh nilai (ρ= 0,000) sehingga lebih kecil dari nilai (α) = 0,05, ini berarti Ho ditolak maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara mutu pelayanan kebidanan dengan tingkat kepuasan ibu nifas.

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan baiknya pelayanan kebidananan yang diberikan kepada pasien maka akan dirasakan kepuasan terhadap pasien tersebut, dan sehubungan dengan penelitian ini dapat disarankan agar petugas kesehatan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri ratu Medan lebih meningkatkan mutu pelayanan kebidanannya khususnya kepada ibu nifas, agar pasien merasa puas dengan pelayanan kebidanan yang diberikan petugas.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat kompleks, oleh karena

itu perlu diupayakan secara menyeluruh dan secara bersama-sama dengan

masyarakat untuk mengatasinya. Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan

kematian, maka salah satu upaya untuk memecahkan masalah adalah dengan

mewujudkan visi Indonesia 2010, yaitu memelihara dan meningkatkan pelayanan

kesehatan dan kebidanan yang bermutu, merata dan terjangkau (Karwati, et al. 2011,

hlm. 16).

Berdasarkan penelitian WHO (World Health Organization) di seluruh dunia,

terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun dan kematian bayi khususnya

neonatus sebesar 10.000.000 jiwa per tahun. Kematian maternal dan bayi tersebut

terjadi terutama di negara berkembang sebesar 99% (Manuaba, 2010, hlm. 4).

Berdasarkan Laporan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2007 memperkirakan angka kematian ibu (AKI) adalah 228 per 100.000 kelahiran

hidup, WHO dan UNICEF (United Nations Children's Fund), memperkirakan angka

kematian ibu yang lebih tinggi, yaitu 420 per 100.000 kelahiran hidup (Prasetyawati,

2012, hlm. 3).

Tingginya angka kematian, terutama kematian ibu dan kematian bayi,

menunjukkan masih rendahnya kualitas pelayanan kebidanan, pemberian asuhan

(15)

menurunkan angka kematian ibu melalui pendidikan keluarga dan masyarakat

(Yulifah, 2009, hlm. 85).

Pemberian pelayanan kebidanan ibu nifas merupakan hal yang penting untuk

diperhatikan guna menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia. Asuhan

kebidanan diberikan oleh seorang pemberi pelayanan kebidanan sangat

mempengaruhi kualitas asuhan yag diberikan dalam tindakan kebidanan seperti

upaya pelayanan postnatal, bidan perlu mengembangkan asuhan kebidanan

khususnya pelayanan kebidanan pada ibu nifas (Saleha, 2009, hlm. 2).

Pelayanan kebidanan merupakan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan

yang diselenggarakan, yang disatu pihak menimbulkan kepuasan pada setiap pasien

sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata (Nurmawati, 2010, hlm. 9).

Pasien akan merasa puas apabila kinerja layanan yang diperolehnya sama

atau melebihi harapannya dan sebaliknya, ketidakpuasan atau perasaan kecewa

pasien akan muncul apabila kinerja layanan yang diperoleh tidak sesuai dengan

harapannya (Pohan, 2006, hlm. 156).

Berdasarkan data rata-rata tingkat kepuasan pasien yang diukur setiap tahun

di Puskesmas Sukamaju selama 5 tahun terakhir yaitu pada tahun 2005 yaitu 66%,

tahun 2006 berjumlah 68%, tahun berjumlah 2007 berjumlah 69%, tahun 2008

berjumlah 71%, tahun 2009 berjumlah 74%, dan mengalami peningkatan kepuasan

dari tahun ke tahun (Bustami 2011, hlm. 86).

Berdasarkan hasil penelitian Lia (2011, hlm. 1), hasil penelitian yang

dilaksanakan di ruang kebidanan RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

bahwa sebanyak 32 responden yaitu 23 responden (71,88%) memiliki kepuasan

sedang, 6 responden (18,75%) mempunyai kepuasan tinggi, dan 3 responden (9,37%)

(16)

Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti pada tahun 2013 Jumlah ibu

nifas di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu Medan pada 3 bulan terakhir yaitu,

Oktober berjumlah 86 orang, dan November 89 orang, dan Desember berjumlah 92

orang, dan dari hasil wawancara penulis pada ibu nifas yang berada di ruang nifas

Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu sebagian ibu nifas mengatakan merasa puas

dengan pelayanan yang diberikan petugas, dan sebagian mengatakan tidak merasa

puas dengan pelayanan yang diberikan petugas.

Berdasarkan masalah diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ada

hubungan mutu pelayanan kebidanan dengan tingkat kepuasan ibu nifas di Rumah

Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu Medan Tahun 2014.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti dapat merumuskan masalah

sebagai berikut :”Adakah hubungan mutu pelayanan kebidanan dengan tingkat

kepuasan ibu nifas di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu Medan Tahun 2014”.

C. Tujuan penelitian

1. Umum

Untuk mengetahui hubungan mutu pelayanan kebidanan dengan tingkat

kepuasan ibu nifas di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu Medan Tahun 2014.

2. Khusus

Tujuan khusus penelitian dengan judul “Hubungan mutu pelayanan

kebidanan dengan tingkat kepuasan ibu nifas di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu

(17)

a. Untuk mengetahui mutu pelayanan kebidanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak

Medan tahun 2014.

b. Untuk mengetahui tingkat kepuasan ibu nifas di Rumah Sakit ibu dan Anak Sri

Ratu Medan tahun 2014.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Profesi Bidan

Sebagai bahan masukan dan penambahan pengetahuan dalam mengetahui

hubungan mutu pelayanan kebidanan dengan tingkat kepuasan ibu nifas.

2. Bagi Pendidikan

Sebagai bahan masukan referensi tambahan bagi pendidikan dan

meningkatkan pengetahuan peserta didik khususnya mengenai mutu pelayanan

kebidanan.

3. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai penambah pengetahuan informasi bagi tenaga medis untuk

mengetahui sejauh mana pelayanan yang diberikan kepada pasien untuk mencapai

tingkat kepuasan pasien.

4. Bagi Peneliti

Menambah wawasan peneliti dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh

selama menjadi mahasiswa D4 Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Mutu Pelayanan Kebidanan

1. Defenisi Mutu

Mutu tidak pernah merupakan sesuatu yang datang tiba-tiba, mutu selalu

merupakan hasil dari perhatian yang tinggi, upaya yang sungguh-sungguh,

pengarahan yang cerdas dan pelaksanaan yang terampil, mutu menunjukkan pilihan

yang bijaksana dari banyak alternatif (Al-Assaf, 2009, hlm. 16).

Mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,

manusia/ tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau

melebihi harapan pelanggan (Syafrudin, 2011, hlm. 2).

2. Defenisi Mutu Pelayanan Kebidanan

Mutu Pelayanan kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan melalui asuhan

kebidanan kepada klien yang menjadi tanggung jawab bidan, mulai dari kehamilan,

persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana, termasuk kesehatan reproduksi

wanita dan pelayanan kesehatan masyarakat (Soepardan, 2007, hlm. 4).

Mutu pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan

kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka

tercapainya keluarga yang berkualitas, dan layanan yang diberikan bidan sesuai

kewenangan dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka

tercapainya keluarga berkualitas (Estiwidani, et al, 2008, hlm. 8).

Pelayanan kebidanan dapat dibedakan, yaitu sebagai berikut :

a. Layanan kebidanan primer merupakan layanan bidan yang sepenuhnya menjadi

(19)

b. Layanan kolaborasi merupakan layanan yang dilakukan bidan berasama anggota

tim pemberi layanan

c. Layanan rujukan merupakan layanan yang dilakukan dengan meyerahkan

tanggung jawab kepada dokter, ahli, atau tenaga kesehatan yang profesional

untuk mengatasi masalah klien (Soepardan, 2007, hlm. 4)

3. Program Menjaga Mutu Pelayanan Kebidanan

Ada beberapa unsur-unsur pokok dalam program menjaga mutu pelayanan agar

selalu berkualitas terbagi atas 4 unsur, yaitu :

a. Unsur Masukan

Yaitu semua hal yang diperlukan untuk terselenggaranya suatu pelayanan, yang

terpenting adalah tenaga, peralatan, organisasi dan managemen, keuangan,

sumber daya manusia serta sumber daya manusia dan lainnya di fasilitas

kesehatan.

b. Unsur Lingkungan

Yaitu keadaan lingkungan sekitar yang mempengaruhi penyelenggaraan

pelayanan, yang terpenting adalah kebijakan, organisasi, dan manajemen, dan

bila tidak sesuai dengan standar tidak bersifat mendukung, maka sulitlah

diharapkan bermutunya suatu pelayana.

c. Unsur Proses

Yaitu semua tindakan yang dilakukan pada waktu melnyelenggarakan

pelayanan. dan dibedakan yakni tindakan medis dan tindakan non-medis, dan

apabila tindakan ibi tidak sesuai dengan standar maka sulitlah diharapkan

(20)

d. Unsur Keluaran

Yaitu menunjukkan penampilan pelayanan. yaitu penampilan aspek medis

pelayanan, dan penampilan aspek non-medis, apabila kedua penampilan initidak

sesuai dengan standar maka berarti pelayanan kesehatan yang diselenggarakan

bukan pelayanan kesehatan mutu (Syafrudin, 2011, hlm. 76).

4. Dimensi Mutu layanan Kebidanan

Dalam layanan kebidanan terdapat dimensi kepuasan pasien yang

mempengaruhi layanan kebidanan, yaitu :

a. Kepuasan yang mengacu pada penerapan kode etik serta standar pelayanan

profesi kebidanan. Kepuasan yang pada dasarnya penilaian terhadap kepuasan

megnenai : hubungan bidan dengan paisen, kenyamanan pelayanan, kebebasan

melakukan pilihan, pengetahuan dan kompetensi teknis, efektifitas pelayanan.

b. Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan

kebidanan. Suatu pelayanan yang dikatakan bermutu bila penerapan semua

persyaratan pelayan kebidanan dapat memuaskan pasien (Sofyan, 2006, hlm.

101).

Dikemukakan pada penelitian parasuraman dkk (1988), ada beberapa dimensi

utama pelayanan kesehatan dan kebidanan antara lain :

a. Reliability (kehandalan)

pelayanan dengan segera, tepat (akurat), dan memuaskan. reliabilitas

merefleksikan kehandalan dari penyedia pelayanan

b. Assurance (jaminan)

Yaitu meliputi keramahan (sopan, santun) kepada pasien, keamanan, dan

(21)

c. Empathy (empati)

derajat perhatian yang diberikan kepada setiap pasien dan merefleksikan

kemampuan pekerja untuk menyelami perasaan pelanggan.

d. Responsiveness (daya tanggap)

pelayanan yang tepat pada waktunya dan persiapan instansi sebelum

memberikan pelayanan.

e. Tangible (bukti langsung)

Dapat berupa ketersediaan sarana dan prasarana termasuk alat yang siap pakai

serta penampilan staf yang menyenangkan (Bustami, 2011, hlm. 6)

5. Standar Pelayanan Kebidanan

Dalam pelayanan kebidanan terdapat beberapa standar dalam ruang lingkup

layanan kebidanan yang dikelompokkan dalam 24 standar, yaitu :

a. Standar pelayanan umum (2 standar)

1) Standar 1 : persiapan untuk kehidupan keluarga sehat

2) Standar 2 : pencatatan dan pelaporan

b. Standar pelayanan antenatal (6 standar)

1) Standar 3 : identifikasi ibu hamil

2) Standar 4 : pemeriksaan dan pemantauan antenatal

3) Standar 5 : palpasi abdominal

4) Standar 6 : pengelolaan anemia kehamilan

5) Standar 7 : pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan

6) Standar 8 : persiapan persalinan

c. Standar pelayanan pertolongan persalinan (4 standar)

1) Standar 9 : asuhan persalinan kala 1

(22)

3) Standar 11 : pengeluaran plasenta dengan penegangan tali pusat

4) Standar 12 : penanganan kala I denan gawat janin melalui episiotomi

d. Standar pelayanan nifas (3 standar)

1) Standar 13 : perawatan bayi baru lahir

2) Standar 14 : penanganan pada dua jam pertama setelah persalinan

3) Standar 15 : pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas

e. Standar penanganan kegawatdaruratan obsetri-neonatus (9 standar)

1) Standar 16 : penanganan perdarahan dalam kehamilan

2) Standar 17 : penanganan kegawatan pada eklamsia

3) Standar 18 : penaganan kegawatan pada partus macet

4) Standar 19 : persalinan dengan forsep rendah

5) Standar 20 : persalinan dengan penggunaan vakum ekstraktor

6) Standar 21 : penanganan retensio plasenta

7) Standar 22 : penanganan perdarahan postpartum primer

8) Standar 23 : penganan perdarahan postpartum sekunder

9) Standar 24 : penanganan sepsis puerpuralis (Soepardan, 2007, hlm. 118)

B. Kepuasan Ibu

1. Definisi kepuasan

Menurut Kotler (1988) kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah

membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya.

Jadi kepuasan atau ketidakpuasan adalah kesimpulan dari interaksi antara harapan

dan pengalaman sesudah memakai jasa atau pelayanan yang diberikan (Purwanto,

(23)

Puas adalah tingkat perasaan seseorang atau masyarakat setelah

membandingkan hasil yang dirasakan dengan harapannya. Apabila hasil yang

dirasakannya sama atau melebihi harapannya, akan timbul perasaan puas, sebaliknya

akan timbul perasaan kecewa atau ketidakpuasan apabila hasil yang dirasakannya

tidak sesuai dengan harapannya (Pohan, 2006, hlm. 9).

2. Definisi Kepuasan Pasien

Kepuasan Pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai

akibat dari kinerja layanan yang diperolehnya setelah pasien membandingkannya

dengan apa yang diharapkannya (Pohan, 2006, hlm. 144).

Kepuasan pasien merupakan keluaran layanan dan salah satu tujuan dari

peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan. Dibuktikan bahwa pasien

yang mengalami kepuasan terhadap layanan yang diselanggarakan cenderung

mematuhi nasihat, setia, atau taat terhadap rencana pengobatan yang telah disepakati.

Sebaliknya yang tidak merasakan kepuasan atau kekecewaan sewaktu menggunakan

layanan kesehatan cenderung tidak mematuhi rencana pengobatan, berganti dokter

atau pindah ke fasilitas layanan lain (Pohan, 2006, hlm. 156).

Ada 3 tingkat kepuasan pasien, yaitu meliputi :

a. bila penampilan kurang dari harapan, pasien tidak puas

b. bila penampilan sebanding dengan harapan, pasien puas

c. bila penampilan melebihi harapan, pelanggan amat puas atau senang (Syafrudin,

2011, hlm. 63).

3. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kepuasan

Menurut pendapat Budiastuti (2002) dari Artikel Purwanto (2007, ¶ 8),

mengemukakan bahwa pasien dalam mengevaluasi kepuasan terhadap jasa pelayanan

(24)

a. Kualitas Jasa

Yaitu pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa

produk yang mereka gunakan berkualitas

b. Kualitas pelayanan

Terutama untuk industri jasa, pasien akan merasa puas bila mereka mendapatkan

pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang diharapkan.

c. Faktor Emosional

Pasien yang merasa bangga dan yakin bahwa orang lain kagum terhadap

konsumen bila dalam hal ini pasien memilih rumah sakit yang sudah mempunyai

pandangan “rumah sakit mahal”, cenderung memiliki tingkat kepuasan yang

lebih tinggi.

d. Harga

Harga merupakan aspek penting, namun yang terpenting dalam penentuan

kualitas guna mencapai kepuasan pasien. Meskipun demikian elemen ini

mempengaruhi pasien dari segi biaya yang dikeluarkan, biasanya semakin mahal

harga perawatan maka pasien mempunyai harapan yang lebih besar.

e. Biaya

Mendapatkan produk atau jasa, pasien yang tidak perlu mengeluarkan biaya

tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan jasa pelayanan,

cenderung puas terhadap jasa pelayanan tersebut.

4. Pengukuran Tingkat Kepuasan

Telah disebutkan bahwa kepuasan pasien adalah keluaran layanan dan suatu

perubahan dari sistem layanan dan suatu perubahan dari sitem layanan yang ingin

dilakukan tidak mungkin tepat sasaran dan berhasil tanpa melakukan pengukuran

(25)

Defisiensi jasa pada dasarnya merupakan sumber ketidakpuasan pasien, yang

dapat menimbulkan keluhan, klaim, tuntutan. Kepuasan jasa bersumber pada

keistimewaan jasa, sedangkan ketidakpuasan jasa bersumber pada ketidaksesuaian

dan alasan-alasan lain yang menimbulkan keluhan (Syafruddin, 2011, hlm. 66).

kepuasan pasien akan diukur dengan beberapa indikator yaitu kepuasan

terhadap akses layanan, kepuasan terhadap mutu layanan kesehatan, kepuasan

terhadap proses layanan kesehatan, termasuk hubungan antar-manusia, kepuasan

terhadap sistem layanan kesehatan (Pohan, 2006, hlm. 159).

Dalam mengukur kepuasan pasien yaitu berdasarkan perasaan yang dirasakan

puas atau tidak puas seseotang tergantung pada hal-hal berikut, yaitu :

a. Sikapnya terhadap ketidaksesuaian (rasa senang atau tidak senang).

b. Tingkatan dari “baik atau tidak” untuk dirinya, melebihi atau di bawah standar

(Syafrudin, 2011, hlm. 31)

C. Masa Nifas

1. Definisi Nifas

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta

selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti

sebelum hamil dengan kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009, hlm. 4)

Masa Nifas merupakan masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai

sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8

minggu (Mochtar, 1998, hlm. 115).

Masa puerperium atau masa nifas mulai setelah partus selesai, dan berakhir

setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital baru pulih kembali

(26)

2. Periode Masa Nifas

Dalam masa nifas akan terjadi beberapa tahapan atau periode yaitu :

a. Periode immediate postpartum

Masa segera setelah plasenta lahir sampai 24 jam. Pada masa ini sering

terdapat banyak masalah, misalnnya pendarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu,

harus dengan teratur melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lokia,

tekanan darah, dan suhu.

b. Periode early postpartum (24 jam - 1 minggu)

Yaitu memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan,

lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan,

serta ibu dapat menyusui dengan baik.

c. Periode late postpartum (1 minggu – 5 minggu)

Tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB

(Saleha, 2009, hlm. 5)

3. Perubahan Fisik Masa Nifas

Pada masa nifas akan mengalami Perubahan fisik, yaitu :

a. Anemia dan perubahan fisik

Biasanya akibat perdarahan yang hebat pada pasca-kelahiran menyebabkan

ibu kekurangan darah (anemia), bila kondisi ini tidak diperhatikan dapat berdampak

buruk hingga kematian.

b. Mengerutnya rahim, leher rahim dan perut menjadi kempis

Segera setelah persalinan, jika perut diraba terasa rahim menonjol dengan

(27)

c. Perdarahan

Luka akibat tercabut pembuluh darah plasenta dari dinding rahim saat

persalinan membutuhkan penyembuhan.

d. Pengeluaran urin dan lokia

Beberapa hari pasca-persalinan biasnya banyak mengeluarkan urin, sebagai

pelepasan cairan tubuh yang membengkak Selama kehamilan.

e. Infeksi nifas

Biasanya terjadi jika ibu telah berhubungan seksual dengan suami, gejala dari

infeksi nifas ditandai dari mulut rahim yang berbau busuk (Pieter, 2012, hlm 227).

4. Perubahan Psikologis Masa nifas

Ada beberapa perubahan psikologis pada masa nifas, yaitu :

a. Depresi Post Partum

Yaitu depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan berlangsung 30

hari. Dan depresi dengan menunjukkan kelelahan, mudah marah, gangguan

nafsu makan, dan kehilangan libido.

b. Post Partum Blues

Yaitu problem psikis sesudah melahirkan seperti kemunculan kecemasan,

labilitas perasaan dan depresi pada ibu. Biasanya terjadi secara teori terjadi

mulai minggu ke- 4.

c. Post Partum Psikosa

Yaitu gangguan kepribadi yang menyebabkan ketidakmampuan seseorang

(28)

5. Peran Bidan Dalam Pelayanan Masa Nifas

Pelayanan yang komprehensif dan terus menerus yaitu selama masa kurun

reproduksi wanita selama nifas harus mendapatkan pelayanan dan asuhan yang

berkualitas dan standar, dan peran bidan antara lain :

a. Bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi dalam beberapa saat untu memastikan

keduanya dalam kondisi yang stabil.

b. Periksa fundus tiap 15 menit pada jam pertama, 20-30 menit pada jam kedua,

jika kontraksi keras karena oto akan menjepit pembuluh darah sehingga

menghentikan perdarahan.

c. Periksa tekanan darah, nadi, kandung kemih, perdarahan tiap 15 menit pada jam

pertama dan tiap 30 menit pada jam kedua.

d. Anjurkan ibu untuk mencegah dehidrasi, bersihkan perineum, biarkan ibu

istirahat, dukung program bounding attachman dan ASI Aksklusif, dan berikan

konseling.

e. Memberikan dukungan secara berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan ibu

untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis masa nifas.

f. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.

g. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.

h. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak

dan mampu melakukan kegiatan administrasi.

i. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.

j. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah

perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta

(29)

k. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan

diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat

proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan

bayi selama periode nifas.

l. Memberikan asuhan secara proffesional.

6. Pelayanan Ibu Nifas

Bentuk dan tujuan asuhan dan pelayanan pada ibu nifas yang berperan

penting yaitu :

a. Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik dan psikologis.

b. melaksanakan skrining yang komprehensif mendeteksi masalah mengobati atau

merujuk bila terjadi komplikasi.

c. memberikan pendidikan tentang perawatan kesehatan dini, KB, menyusui,

pemberian imunisasi bayi baru lahir.

d. Memberikan pelayanan KB (Syafrudin, 2009, hlm. 75).

Di dalam pelayanan kebidanan terdapat standar pelayanan nifas yang

mempunyai 3 komponen penting, meliputi perawatan bayi baru lahir penanganan

pada dua jam pertama setelah persalinan, dan pelayanan bagi ibu dan bayi pada ibu

nifas (Karwati, 2011, hlm. 89).

Dalam pelayanan kebidanan terdapat perawatan ibu nifas yang dibutuhkan

ibu dan bayinya selama puerperium, yaitu meliputi :

a. meningkatkan kesejahteraan ibu

b. membentuk “Good Maternal Child Relationship”.

c. mendukung atau memperketat kepercayaan ibu, serta membantu ibu agar

mampu memenuhi tugas atau tanggung jawab sebagai seorang ibu (Syafrudin,

(30)

D. Rumah Sakit

1. Definisi Rumah Sakit

Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat

menyelenggarakan upaya kesehatan. Sekarang ini rumah sakit adalah suatu lembaga

komunitas yang merupakan instrumen masyarakat. Ia merupakan titik fokus untuk

mengkoordinasi dan menghantarkan pelayanan penderita pada komunitasnya.

Berdasarkan hal tersebut, rumah sakit dapat dipandang sebagai suatu struktur

terorganisasi yang menggabungkan bersama-sama semua profesi kesehatan, fasilitas

diagnostik dan terapi, alat dan perbekalan serta fasilitas fisik ke dalam suatu sisitem

terkoordinasi untuk penghantaran pelayanan kesehatan bagi masyarakat (Siregar,

2003, hlm. 8).

2. Fungsi Rumah Sakit

Rumah sakit mempunyai berbagai fungsi, yaitu meliputi:

a. Menyelenggarakan pelayanan medik

b. Pelayanan penunjang medik dan nonmedik

c. Pelayanan dan asuhan keperawatan

d. Pelayanan rujukan

e. Pendidikan dan pelatihan

f. Penelitian dan pengembangan

g. Administrasi umum dan keuangan (Siregar, 2003, hlm. 10).

3. Klasifikasi Rumah Sakit

Klasifikasi berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan:

a. Rumah Sakit Umum, yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan

kesehatan semua jenis penyakit dari yang bersifat dasar sampai dengan sub

(31)

b. Rumah Sakit Khusus, yaitu rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan berdasarkan penyakit dan disiplin ilmu tertentu, seperti Rumah

(32)

BAB III

KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL

A. Kerangka Konseptual

Adapun kerangka konsep untuk penelitian yang berjudul mutu pelayanan

kebidanan dengan tingkat kepuasan ibu nifas terdiri dari variabel bebas (variabel

independent) yaitu mutu pelayanan kebidanan, variabel bebas tersebut dinilai ada

tidaknya hubungannya dengan variabel terikat (variabel dependent). Untuk itu

kerangka konsep dijelaskan dalam bentuk skema seagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

B. Hipotesis

Ada hubungan antara hubungan mutu pelayanan kebidanan dengan tingkat

kepuasan ibu nifas di Rumah sakit Ibu dan Anak Sri Ratu Medan Tahun 2014. Mutu Pelayanan

Kebidanan

(33)

C. Definisi Operasional

No Variabel

Penelitian

(34)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

analitik korelasi dengan pendekatan Cross Sectional (peneliti yang hanya dilakukan

sekali waktu saja) yang bertujuan untuk mengetahui hubungan mutu pelayanan

kebidanan dengan tingkat kepuasan ibu nifas di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu

Medan tahun 2014.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah ibu nifas yang dirawat dan mendapatkan

pelayanan di ruang bersalin Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu Medan yang

berjumlah 267 orang.

2. Sampel

Sampel dari penelitian ini adalah ibu-ibu nifas yang dirawat dan mendapatkan

pelayanan di ruang bersalin Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu Medan. Karena

populasi tersebut jumlahnya lebih dari 100 orang, sampel sebanyak 10-25 %

sejumlah populasi (Arikunto, 2006, hlm. 131).

Jumlah sampel = populasi x 25 %

= 267 x 25 %

(35)

Berdasarkan rumus diatas maka sampel yang diperlukan yaitu 67 ibu-ibu

nifas yang dirawat dan mendapatkan pelayanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri

Ratu Medan, pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan cara accidental sampling, yaitu dengan mengambil kasus atau

responden yang kebetulan ada atau tersedia di satu tempat sesuai dengan kebutuhan

peneliti. Dan kriteria sampel dalam penelitian ini yaitu pada ibu nifas dengan

postpartum yaitu setelah dirawat inap selama 1 hari, dan dengan sectio caesaria yaitu

setelah dirawat inap selama 3 hari.

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu Medan.

Alasan memilih Rumah Sakit Ibu dan Anak ini karena jumlah ibu nifas cukup

banyak dan Rumah Sakit ini juga mempunyai poliklinik kebidanan dan anak, dan

disamping itu lokasi Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu yang strategis dan juga

mudah dijangkau oleh peneliti.

D. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai pada bulan September 2013 sampai bulan

Juni 2014.

E. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti mendapat izin dari pelaksanan program

D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan dan mengajukan permohonan izin

(36)

mendapat persetujuan peneliti mulai melakukan penelitian, dengan pertimbangan etik

yang menekankan masalah etik meliputi :

1. Informed Consent

Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang akan diteliti yang

memenuhi kriteria dan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian, bila

responden menolak maka peneliti tidak boleh memaksa dan tetap

menghormati hak-hak responden.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak mencantumkan nama

responden tetapi lembar kuesioner diberi kode.

3. Confidentiality

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

Jika responden bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini maka responden

bersedia menandatangani lembar persetujuan. Jika tidak bersedia maka peneliti tidak

akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya.

F. Instrument Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang

dibuat peneliti dengan mengacu pada teori dan kerangka konsep. Soal sebanyak 30

pertanyaan, tentang mutu pelayanan kebidanan terdiri dari 14 pertanyaan, pertanyaan

mutu pelayanan kebidanan dalam bentuk skala Likert yaitu terdiri dari 4 alternatif,

dan dalam penelitian ini mutu pelayanan kebidanan diukur berdasarkan kategori baik

dan tidak baik, dengan jumlah skor maksimal adalah 3, skor minimal 0, dengan

(37)

P= R

Banyak Kelas

P = Panjang kelas interval

R = Selisih antara skor tertinggi dengan skor terendah

Banyak kelas = banyaknya kelompok/lebar interval yakni baik dan tidak baik.

Maka diperoleh skor sebagai berikut:

1) Jika skor 0-28, maka mutu pelayanan kebidanan adalah tidak baik

2) Jika skor 29-56, maka mutu pelayanan kebidanan adalah baik

Sedangkan tingkat kepuasan ibu nifas 16 pertanyaan dengan setiap butir

pertanyaan tingkat kepuasan ibu nifas menggunakan skala Guttman yaitu indikator

ya diberi nilai 1, indikator tidak diberi nilai 0, berdasarkan rumus statistik :

P= R

Banyak Kelas

P = Panjang kelas interval

R = Selisih antara skor tertinggi dengan skor terendah

Banyak kelas = banyaknya kelompok/lebar interval yakni puas, dan tidak puas.

Maka diperoleh skor sebagai berikut:

3) Jika skor 0-8, maka kepuasan ibu adalah tidak puas

4) Jika skor 9-16, maka kepuasan ibu adalah puas

G. Uji Validitas dan Reabilitas

Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen maka perlu dilakukan

terhadap instrumen penelitian. Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat

ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010, hlm. 164).

Pada penelitian ini, dalam menguji validitas instrument pada kuesioner mutu

(38)

(Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara) yang diatur dalam pedoman

umum penyusunan indeks kepuasan masyarakat, sedangkan untuk menguji validitas

instrumen pada kuesioner tingkat kepuasan ibu nifas yaitu dengan cara content

validity, yaitu dengan memberikan kuesioner kepada orang yang lebih ahli dalam

bidangnya. Satu butir instrumen penelitian dikatakan valid dan dapat mengukur

variabel penelitian yang dimaksud jika nilai koefisien validitasnya diharapkan 0.7

atau lebih. Validitas dilakukan oleh ibu Idau Ginting, SST. M. Kes yang sebelumnya

sudah dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan skor CVI (Content Validity

Index) nya adalah 0,79.

Reabilitas Merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur

dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Suatu pengukuran disebut handal, apabila ia

memberikan nilai yang sama atau hampir sama pada pemeriksaan yang dilakukan

berulang-ulang, dan dari hasil uji reabilitas maka semua kuesioner tentang mutu

pelayanan kebidanan dan kepuasan ibu nifas dapat dipercaya dan bisa digunakan

sebagai instrumen dalam penelitian. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan

Alpha Cronbach. Test reliabilitas menggunakan analisis item, yaitu masing-masing

skor item dikorelasikan dengan skor totalnya dengan ketentuan apabila koefisien

alpha mendekati angka 0,7 dinyatakan reliabel.

H. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data primer dari hasil

pengisian kuesioner tingkat kepuasan pasien dan peneliti mengobservasi langsung

mutu pelayanan kebidanan oleh bidan dengan menggunakan lembar observasi.

(39)

1) Mengajukan izin penelitian kepada ketua program DIV Bidan Pendidik Fakultas

Keperawatan USU setelah mendapatkan izin akademik

2) Mengajukan izin ke Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu Medan.

3) Setelah mendapatkan izin dari Direktur kemudian meminta izin kepada kepala

ruangan kebidanan

4) Kemudian meminta izin kepada responden untuk mengisi kuesioner

5) Mengucapkan salam dan menjelaskan tujuan penelitian pada responden.

6) Meminta kesediaan responden sebagai obyek penelitian dengan menanda

tangani lembar persetujuan (informed consent).

7) Memberi penjelasan teori singkat dan petunjuk umum kuesioner.

8) Mendampingi responden selama pengisian kuesioner.

9) Setelah seluruh kuesioner diisi, responden segera mengembalikan kuesioner

tersebut kepada peneliti.

10) Setelah selesai melakukan penelitian dari bulan Februari sampai April,

kemudian peneliti meminta surat balasan penelitian kepada Kepala staf tata

usaha Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu Medan.

I. Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2010, hlm. 176) pengolahan data dapat dilakukan

dengan langkah-langkah berikut :

1) Proses Editing

Melakukan penyuntingan, merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan

(40)

2) Proses Coding

Melakukan pengkodean engubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan.

3) Proses Processing

Data, jawaban-jawaban dari masing-masing responden dalam bentuk kode

dimasukkan ke dalam program komputer

4) Proses Cleaning

Pengecekan kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan

kode, ketidaklengkapan, kemudian dilakukan koreksi.

J. Analisa Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari

variabel independen yang diteliti yaitu mutu pelayanan kebidanan, dan

variabel dependen yaitu tingkat kepuasan ibu nifas.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel independen

terhadap variabel dependen. Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik

chi square yaitu dengan melihat hasil continity correction, dengan tingkat

(41)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Pada bab ini diuraikan hasil dan pembahasan penelitian mengenai hubungan

mutu pelayanan kebidanan dengan tingkat kepuasan ibu nifas di Rumah Sakit Ibu

dan Anak Sri Ratu Medan dengan jumlah responden yang didapatkan sebanyak 67

ibu nifas yang mendapatkan pelayanan kebidanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri

Ratu Medan.

1. Univariat

Analisis univariat ini bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi, mutu

pelayanan kebidanan, dan tingkat kepuasan pada ibu nifas. Peneliti menggunakan

kuesioner yang berisikan 14 pernyataan mengenai mutu pelayanan kebidanan

dan 16 pernyataan mengenai tingkat kepuasan ibu nifas. Berikut akan dijabarkan

distribusi frekuensi pertanyaan berdasarkan mutu pelayanan kebidanan di Rumah

Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu Medan.

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh data bahwa, mayoritas jawaban

responden yang menjawab “Tidak” yaitu sebanyak 4 orang (6,0%), mayoritas

responden yang menjawab “Kurang” yaitu sebanyak 31 orang (46,3%), mayoritas

responden yang menjawab “Cukup” yaitu sebanyak 52 orang (77,6%), dan mayoritas

responden yang menjawab “Sangat” yaitu sebanyak 16 orang (23,9%).

(42)

Distribusi Pertanyaan Berdasarkan Mutu Pelayanan Kebidanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu Medan Tahun 2014

Pertanyaan

Pilihan Jawaban

No Tidak Kurang Cukup Sangat

F % F % F % F %

1. Bagaimana pemahaman saudara tentang kemudahan prosedur pelayanan di unit ini?

3 6,0 16 23,9 44 65,7 3 4,5

2. Bagaimana pendapat saudara tentang

kesesuaian persyaratan pelayanan dengan jenis pelayanan?

4 6,0 16 23,9 41 61,2 6 9,0

3. Bagaimana pendapat saudara tentang kejelasan dan kepastian petugas yang melayani?

3 4,5 21 31,3 37 55,2 6 9,0

4. Bagaimana pedapat saudara tentang kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan?

2 3,0 25 37,3 31 46,3 9 13,4

5. Bagaimana pendapat saudara tentang tanggung jawab petugas dalam memberikan pelayanan?

1 1,5 16 23,9 46 68,7 4 6,0

6. Bagaimana pendapat saudara tentang

kemampuan petugas memberikan pelayanan?

1 1,5 13 19,4 45 67,2 8 11,9

7. Bagaimana pendapat saudara tentang kecepatan pelayanan di unit ini?

2 3,0 24 35,8 30 44,8 11 16,4

8. Bagaimana pendapat saudara tentang keadilan untuk mendapatkan pelayanan di unit ini?

1 1,5 19 28,4 42 62,7 5 7,5

9. Bagaimana pendapat saudara tentang keadilan untuk mendapatkan pelayanan di unit ini?

0 0,0 11 16,4 52 77,6 4 6,0

10. Bagaimana pendapat saudara tentang kewajaran biaya untuk mendapatkan pelayanan?

0 0,0 13 19,4 48 71,6 6 9,0

11. Bagaimana pendapat saudara tentang kewajaran biaya untuk mendapatkan pelayanan?

2 3,0 31 46,3 25 37,3 9 13,4

12. Bagaimana pendapat saudara tentang ketepatan pelaksanaan terhadap jadwal waktu pelayanan?

3 4,5 24 35,8 31 46,3 9 13,4

13. Bagaimana pendapat saudara tentang kenyamanan di lingkungan unit pelayanan?

1 1,5 14 20,9 36 53,7 16 23,9

14. Bagaimana pendappat saudara tentang keamanan pelayanan di unit ini?

(43)

Dari hasil uji statistik diperoleh data bahwa dari 67 responden yaitu ibu nifas,

mayoritas responden yang mendapatkan mutu pelayanan kebidanan dengan kategori

baik yaitu sebanyak 43 orang (64,2%).

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Mutu Pelayanan Kebidanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu Medan Tahun 2014

Mutu Pelayanan Kebidanan Frekuensi Persentase (%)

- Baik - Tidak Baik

43 24

64,2 35,8

Total 67 100

Dari hasil uji statistik diperoleh data bahwa, mayoritas jawaban responden

yang menjawab “Ya” yaitu sebanyak 60 orang (89,6%), mayoritas responden yang

(44)

Tabel 5.3

Distribusi Pertanyaan Berdasarkan Tingkat Kepuasan Ibu Nifas di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu Medan Tahun 2014

Pertanyaan

Pilihan Jawaban

No Ya Tidak

F % F %

1. Apakah ibu merasa puas dengan seluruh pelayanan yang diberikan bidan kepada ibu setelah persalinan?

60 89,6 7 10,4

2. Apakah ibu merasa puas dengan perhatian bidan dalam pelaksanaan pemantauan perdarahan setelah persalinan?

56 83,6 11 16,4

3. Apakah ibu merasa puas dalam 2 jam pertama postpartum, bidan melakukan pemijatan rahim setiap 15-30 menit untuk mengantisipasi terjadinya perdarahan ?

46 68,7 21 31,3

4. Apakah ibu merasa puas dengan informasi yang diberikan bidan khususnya tentang kemungkinan tanda bahaya yang terjadi setelah setelah persalinan ?

43 64,2 24 35,8

5. Apakah ibu merasa puas dengan penanganan pada bayi baru lahir yang di lakukan bidan setelah kelahiran bayi ?

52 77,6 15 22,4

6. Apakah ibu merasa puas dengan pelayanan imunisasi yang di berikan kepada bayi baru lahir ?

50 74,6 17 25,4

7. Apakah ibu puas dengan informasi yang diberitahukan bidan kepada ibu tentang cara pemberian ASI dan menyusui secara benar ?

47 70,1 20 29,9

8. Apakah ibu merasa puas dengan kebersihan bidan, seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah memberikan perawatan pada ibu dan bayi baru lahir ?

48 71,6 19 28,4

9. Apakah ibu merasa puas dengan cara bidan memberi penyuluhan tentang anjuran KB setelah persalinan ?

45 67,2 22 32,8

10. Apakah ibu merasa puas dengan perhatian yang diberikan bidan pada saat ibu dirawat inap setelah persalinan ?

48 71,6 19 28,4

11. Bagaimana perasaan suami dan keluarga ibu dengan pelayanan yang diberikan bidan kepada ibu setelah persalinan ?

52 77,6, 15 22,4,

12. Apakah ibu merasa puas dengan pemeriksaan fisik yang dilakukan bidan setiap waktu seperti mengecek tekanan darah, nadi, setelah persalinan ?

53 79,1 14 20,9

13. Apakah ibu merasa puas dengan prosedur pelayanan yang di berikan kepada ibu setelah persalinan ?

47 70,1 20 29,9

14. Apakah ibu merasa puas dengan dukungan yang diberikan bidan kepada ibu dalam merawat bayi dan memenuhi tanggung jawab sebagai seorang ibu ?

53 79,1 14 20,9

15. Apakah ibu merasa puas dengan dengan penyuluhan bidan mengenai perubahan fisik yang akan dialami ibu setelah persalinan ?

46 68,7 21 31,3

16. Apakah ibu merasa puas dengan informasi untuk melakukan kunjungan ulang setelah persalinan ?

(45)

Dari hasil uji statistik diperoleh data bahwa dari 67 responden yaitu ibu nifas,

mayoritas responden yang mendapatkan pelayanan kebidanan dengan tingkat

kepuasan kategori puas yaitu sebanyak 46 orang (68,7%).

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan Ibu Nifas di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu Medan Tahun 2014

Tingkat Kepuasan Ibu Nifas Frekuensi Persentase (%)

- Puas

Analisis bivariat ini bertujuan untuk mengetahui hubungan mutu pelayanan

kebidanan dengan tingkat kepuasan ibu nifas di Rumah Sakit Sri Ratu Medan tahun

2014. Berdasarkan uji statistik dapat bahwa dari 67 responden yang mendapatkan

pelayanan kebidanan, mayoritas dengan mutu pelayanan kebidanan kategori baik

dengan tingkat kepuasan kategori puas sebanyak 38 orang (33,3%). Sedangkan yang

mendapatkan pelayanan kebidanan kategori tidak baik dengan tingkat kepuasan tidak

puas sebanyak 16 orang (66,7%), dan di dapatkan nilai odds ratio yaitu 15,2.

Berdasarkan uji statistik hubungan antara mutu pelayanan kebidanan terhadap

tingkat kepuasan ibu nifas diukur dengan menggunakan uji chi square, diperoleh

nilai continuity correction ρ=0.000 < 0.05 (ho ditolak) sehingga dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara mutu pelayanan kebidanan dengan

tingkat kepuasan ibu nifas di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu Medan Tahun

(46)

Tabel 5.5

Hubungan Mutu Pelayanan Kebidanan dengan Tingkat Kepuasan Ibu Nifas di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu

Medan Tahun 2014

Tingkat Kepuasan Ibu Nifas

Mutu Pelayanan Kebidanan

Puas Tidak Puas Total % P-value OR

F % F % F %

Baik 38 88,4 5 11,6 24 100

0,000

Tidak Baik 8 33,3 16 66,7 43 100 15,2

Jumlah 46 68,7 21 31,3 67 100

B. PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini, peneliti mencoba menjawab pertanyaan peneliti yaitu

adakah hubungan mutu pelayanan kebidanan dengan tingkat kepuasan ibu nifas di

Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu Medan Tahun 2014.

4. Interprestasi dan Diskusi Hasil

a. Mutu Pelayanan Kebidanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu Medan

Dari hasil penelitian mengenai mutu pelayanan kebidanan di RSIA Sri Ratu

menunjukkan bahwa dari 67 responden, mayoritas yang mendapatkan mutu

pelayanan kebidanan dengan kategori baik yaitu sebanyak 43 orang (64,2%).

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Roberts dan Prevost (1987), bahwa

mutu pelayanan kebidanan dapat dikatakan baik karena lebih terkait pada kelancaran

(47)

melayani pasien, dan kesembuhan penyakit yang diderita pasien, dan dapat diketahui

apabila sebelumnya telah dilakukan penilaian (Juliana, 2006, hlm. 62).

Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Corsby (1984), pelayanan yang

dikatakan bermutu merupakan kepatuhan pasien terhadap standar yang telah

ditetapkan, yaitu mutu pelayanan yang baik dapat diketahui apabila sebelumnya

dilakukan penilaian, baik dalam tingkat kesempurnaan, sifat, wujud serta pasien

dalam ikut serta pelayanan kesehatan atau kebidanan, dan ataupun terhadap

kepatuhan standar pelayanan (Azwar, 2010, hlm. 55).

Hal ini juga sependapat dengan pernyataan yang mengatakan bahwa,

pelayanan yang baik tidak selalu harus berupa pendekatan yang mencolok,

sebenarnya dapat berupa hal sederhana seperti melakukan suatu pekerjaan dengan

lebih baik terus-menerus, dan seperti memberikan layanan yang tepat dan sesuai

keperluan klien layanan kesehatan yang membutuhkan melalui cara yang paling

efesien, dengan menggunakan sumber daya yang tersedia saat itu (Al-Assaf, 2009,

hlm 17).

Berdasarkan asumsi peneliti bahwa mutu pelayanan yang baik yaitu berupa

pendekatan petugas kesehatan yang tepat dan sesuai dengan harapan pasien, yaitu

seperti perhatian, keramahan, dan pelayanan yang diberikan dalam melayani pasien.

Di Rumah Sakit Sri Ratu Medan pelayanan yang diberikan petugas sudah cukup

baik, karena peneliti melihat petugas memberikan perhatian dan keramahan yang

penuh kepada pasien.

b. Tingkat Kepuasan Ibu Nifas di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu Medan

Dari hasil penelitian mengenai tingkat kepuasan ibu nifas di RSIA Sri Ratu

(48)

pelayanan kebidanan dengan tingkat kepuasan kategori puas yaitu sebanyak 46 orang

(68,7%).

Hasil penelitian tersebut didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh

Fitria Asrina (2008) di RSU Sigli Nangroe Aceh Darussalam yang menunjukkan

bahwa dari 85 responden, mayoritas responden yang mendapatkan pelayanan

kategori puas yaitu sebanyak 54 responden (63,5%). Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian ibu nifas yang mendapatkan pelayanan adalah merasa puas.

Hal ini sejalan dengan IBI (1996), pasien merasakan puas dan tidak puas

terhadap pelayanan apabila seseorang bidan merugikan pasien dan dituntut oleh

pasien, dan hal itu menjadi suatu permasalahan yang perlu diperhatikan, dan untuk

itu dibutuhkan suatu pedoman yang menyeluruh dan integratif tentang sikap dan

perilaku yang harus dimiliki oleh seorang bidan, dan bidan diharapkan mampu

memberi pelayanan yang memuaskan khususnya dalam melakukan tindakan dan

salah satunya pada postnatal atau masa nifas (Sofyan, 2006, hlm. 77).

Menurut Pohan (2006, hlm. 9), dikatakan puas yaitu tingkat perasaan

seseorang atau masyarakat setelah membandingkan hasil yang dirasakan dengan

harapannya, dan apabila hasil yang dirasakannya sama atau melebihi harapannya,

akan timbul perasaan puas, sebaliknya akan timbul perasaan kecewa atau

ketidakpuasan apabila hasil yang dirasakannya tidak sesuai dengan harapannya.

Hal ini juga sesuai dengan pernyataan yang mengatakan bahwa, pasien akan

merasa puas apabila membandingkan tingkat keadaan yang dirasakan dengan hasil

penampilan atau outcome yang dirasakannya, kepuasan pasien sangat dipengaruhi

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, pendekatan perilaku petugas, serta prosedur

dan informasi dari petugas yang diberikan kepada pasien, serta kenyamanan yang

(49)

Berdasarkan asumsi peneliti bahwa perasaan puas merupakan hasil yang

dirasakan pasien dengan pelayanan yang diberikan, pasien merasa puas bila

pelayanan yang diterima sesuai dengan harapannya. Hal ini sesuai dengan penilaian

kepuasan pasien di Rumah Sakit Sri Ratu Medan yang terlihat setelah petugas

melayani pasien, peneliti melihat bahwa apabila pelayanan yang diberikan sesuai

dengan harapan maka pasien akan terlihat puas.

c. Hubungan Mutu Pelayanan Kebidanan dengan Tingkat Kepuasan Ibu Nifas di

Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu Medan

Pada penelitian ini mutu pelayanan kebidanan dikaitkan hubungannya dengan

tingkat kepuasan ibu nifas. Untuk menghubungkan mutu pelayanan kebidanan

dengan tingkat kepuasan ibu nifas peneliti menggunakan uji chi-square. Dari analisis

statistika diperoleh nilai significance (p value) sebesar 0,000 sehingga lebih kecil

dari (α) = 0,05. Ini berarti Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan ada hubungan

mutu pelayanan kebidanan dengan tingkat kepuasan ibu nifas.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sudian

(2013) di Rumah Sakit Cut Mutia Kabupaten Aceh Utara, bahwa dari analisis

statistika diperoleh nilai signifikan(p value) sebesar 0,000 sehingga lebih kecil dari

nilai (α) = 0,05. Hal ini menunjukkan Ho ditolak sehingga disimpulkan ada

hubungan antara mutu pelayanan dengan kepuasan pasien.

Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Smith dan Metzner

(1970), yang menyatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan pasien,

yang apabila berhasil dipenuhi akan menimbulkan rasa puas terhadap pelayanan

kebidanan yang diselenggarakan, dan yang dimaksud dengan mutu pelayanan

(50)

menimbulkan rasa puas pada diri pasien, makin sempurna kepuasan tersebut, makin

baik pula mutu pelayanan yang diberikan (Azwar, 2010, hlm. 57).

Sejalan dengan IBI (1996), pelayanan kebidanan yang bermutu merupakan

pelayanan kebidanan yang dapat memuaskan setiap pasien atau pemakai jasa

pelayanan kebidanan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata, serta

penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang

telah ditetapkan, dan khususnya pelayanan antenatal, intranatal, postnatal dan

perawatan bayi baru lahir (Sofyan, 2006, hlm. 103).

Hal ini juga sependapat dengan pernyataan yang mengatakan bahwa, pasien

melihat layanan yang bermutu sebagai layanan yang dapat memenuhi kebutuhan

yang dirasakannya, karena pasien yang merasa puas akan mematuhi peraturan. Mutu

layanan yang berhubungan dengan kepuasan pasien dapat mempengaruhi kesehatan

dan kesejahteraan masayrakat (pasien) (Pohan, 2006, hlm. 14).

5. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti merasakan masih banyak keterbatasan yang

dihadapi dalam melaksanakan penelitian, dari proses pengumpulan data hingga

penyajian hasil. Beberapa kesulitan saat pengumpulan data yaitu adanya responden

yang tidak bersedia untuk menjawab pertanyaan yang dianggap tabu untuk

diungkapkan, dan dari hasil data di dapat bahwa dari nilai odds ratio yaitu 15,2

berarti dinyatakan bahwa sebanyak 15,2 % ibu nifas merasakan ketidakpuasan

terhadap pelayanan kebidanan yang diberikan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri ratu

Medan.

(51)

Bagi pelayanan kebidanan diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan

sebagai bahan informasi bagi tenaga kesehatan khususnya bidan dalam memberikan

perhatian terhadap pelayanan kebidanan kepada ibu nifas. Setelah mengetahui bahwa

pelayanan sangat mempengaruhi kepuasan yang dirasakan pasien, maka diharapkan

tenaga kesehatan yang memberi pelayanan agar memberikan pelayanannya kepada

pasien dengan baik, dan benar-benar dengan teliti agar pasien mendapatkan kepuasan

(52)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian hubungan mutu pelayanan kebidanan dengan tingkat

kepuasan ibu nifas di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu Medan, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan mutu pelayanan kebidanan yang diberikan kepada ibu nifas didapat

bahwa dari 67 responden yaitu ibu nifas, mayoritas responden sebanyak 43

orang (64,2%) dengan menyatakan kategori baik atas mutu pelayanan kebidanan

yang diperoleh di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu Medan.

2. Berdasarkan tingkat kepuasan nifas didapat bahwa dari 67 responden yaitu ibu

nifas, mayoritas responden sebanyak 46 orang (68,7%) dengan menyatakan

kategori puas atas pelayanan kebidanan yang diperoleh di Rumah Sakit Ibu dan

Anak Sri Ratu Medan.

3. Berdasarkan hasil analisa uji statistik Chi-square, diperoleh nilai P = 0,000

sehingga lebih kecil dari nilai (α) = 0,05, ini berarti Ho ditolak maka dapat

disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara mutu pelayanan kebidanan

(53)

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan mutu pelayanan kebidanan

dengan tingkat kepuasan ibu nifas di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu Medan,

maka disarankan:

1. Bagi Profesi Bidan

Diharapkan kepada bidan untuk semakin peduli terhadap pasien agar pelayanan

kesehatan kebidanan bermutu dan pasien juga mendapatkan kepuasan terhadap

pelayanan bidan, dan harus mampu meningkatkan pelayanannya seperti menjaga

sikap dan perilaku, sehingga tercapainya kepuasan yang maksimal terhadap

pasien.

2. Bagi Pendidikan

Diharapkan bagi institusi pendidikan seperti Akademi Kebidanan dapat

membina mahasiswa sehingga menghasilkan tenaga kesehatan yang berkualitas,

agar nantinya mahasiswa mampu mengaplikasikannya dalam meningkatkan

mutu pelayanan kebidanan di masyarakat.

3. Bagi Tempat Penelitian

a. Bagi Penanggung jawab program pelayanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak

Sri Ratu Medan, lebih ditingkatkan lagi kualitas dan kuantitas mutu

pelayanannya yang disesuaikan juga dengan penerapan standar etik profesi

agar pasien mendapatkan kepuasan atas pelayanan yang diberikan petugas.

b. Bagi para tenaga kesehatan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu Medan,

diharapkan mampu terus memberikan pelayanan yang baik kepada pasien

(54)

mendapatkan kepuasan dan dapat mematuhi prosedur serta memperoleh

kesejahteraan.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat menngembangkan lagi

mengenai mutu pelayanan kebidanan dengan kepuasan ibu nifas dengan

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Alexander, J., Rith, C., & Levy, V. (2006). Praktik kebidanan Riset dan Isu. Jakarta : EGC.

Azwar, A. (2010). Pengantar Administrasi Kesehatan. Tanggerang : Binarupa Aksara.

Asrina, F. (2008). Hubungan Kepuasan Ibu Dengan Pelayanan 2 Jam Pertama Pospartum di Rumah Sakit Umum Sigli Nanggroe Aceh Darusalam,

Bustami. (2011). Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan dan Akseptabilitasnya. Jakarta : Erlangga.

Estiwidani, D., Meilani, N., Widyasih, H., Widyastuti, Y. (2008). Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya.

Hidayat, A. (2007), Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.

Karwati., Pujiati, D., Mujiwati, S. (2011). Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Trans info media.

Lia, D.P. (2011). Kepuasan Paien Rawat Inap Kelas III Ruang Kebidanan terhadap Pelayanan Postpartum di RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.

Mochtar, R. (1998). Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Nurmawati. (2010). Mutu Pelayanan kebidanan. Jakarta : Trans Info Media.

Pohan, IS. (2006). Jaminan Mutu layanan Kesehatan. Jakarta : EGC.

Prawirohadjo, S (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Rukiyah, A., Yulianti, L., Liana, M. (2010). Asuhan Kebidanan IV Patologi Kebidana. Jakarta :Trans Info Medika.

Saleha, S. (2009). Asuhan kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika.

Soepardarn, S. (2007). Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC.

(56)

Sudian, T. (2013). Hubungan Kepuasan Pasien Terhadap Mutu Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Cut Mutia Kabupaten Aceh Utara,

Syafrudin., Masitoh, S., Rosyanawaty, T. (2011). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan untuk Bidan. Jakarta : Trans Info Media.

Syafrudin. (2009). Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Dalam Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media.

(57)

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN CALON RESPONDEN

Assalammualaikum Wr. Wb

Dengan Hormat,

Nama Saya Deby Cyntia Yun, sedang menjalani pendidikan di program D-IV

Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang menjalani penelitian yang

berjudul “Mutu Pelayanan Kebidanan dengan Tingkat Kepuasan Ibu Nifas di Rumah

Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu Medan tahun 2014”.

Mutu pelayanan kebidanan merupakan tingkat kesempurnaan pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan, yang disatu pihak menimbulkan kepuasan pada

setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pelayanan kebidanan

dengan kepuasan ibu nifas.

Saya akan memberikan kuesioner yaitu berisikan pertanyaan dan meminta

pendapat ibu tentang pelayanan bidan dengan kepuasan ibu khususnya setelah

persalinan atau dalam masa nifas, partisipasi ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan,

setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk

kepentingan peneliti, ibu tidak akan dikenakan biaya apapun, dan pbila ibu

membutuhkan penjelasan, dapat menghubungi saya :

Nama : Deby Cyntia Yun

Alamat : Jl. Setia Luhur No. 123 Medan

(58)

Terima kasih kepada ibu yang telah berpartisipasi pada penelitian ini, setelah

memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan ibu bersedia

mengisi lembar persetujuan yang telah saya persiapkan.

Medan, 2014

Peneliti

(59)

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(INFORMED CONCENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Hubungan

Mutu Pelayanan kebidanan Dengan Tingkat Kepuasan Ibu Nifas”. Maka dengan ini

saya secara suka rela dan tanpa paksaan mengisi kuesioner yang di berikan peneliti.

Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2014

Gambar

Tabel 5.2
Tabel 5.3
Tabel 5.4
Tabel 5.5

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kepuasan pasien rawat inap terhadap mutu pelayanan di Rumah Sakit Hidayah Boyolali dan mengidentifikasi atribut

Data terdiri dari penilaian mengenai persepsi, harapan pasien terhadap pelayanan gizi yang akan menghasilkan mutu pelayanan, serta data kepuasan berdasarkan aspek kehandalan,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Mutu Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien di Bangsal Kebidanan Pada Badan Rumah Sakit Umum daerah

Kepuasan merupakan penilaian seseorang setelah menerima jasa atau pelayanan, pasien akan merasa puas jika jasa/pelayanan yang diterima sesuai dengan harapan (Supranto, 2006),

Tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan pasien dalam mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat jalan Rumah Sakit Adenin Adenan

Pengambilan data dilakukan dalam waktu yang bersamaan antara variabel bebas yaitu mutu pelayanan dan variabel terikat yaitu kepuasan pasien pada subyek penelitian yaitu pasien lama

Kesimpulan Berdasarkan dimensi yang dinilai tersebut dapat disimpulkan bahwa Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Langit Golden Medika Sarolangun pada

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian studi literatur perbandingan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit didapatkan hasil rata-rata kepuasaan