• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Dengan Media Gambar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN 1 Cimanuk Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011-2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Dengan Media Gambar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN 1 Cimanuk Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011-2012"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Dengan Media Gambar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran

IPS Kelas IV SDN 1 Cimanuk Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran

Tahun Pelajaran 2011-2012

Oleh : Hari Sumantri

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 1 Cimanuk Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran dengan jumlah siswa 23 orang. Pada pembelajaran IPS di kelas IV terdapat permasalahan yaitu pembelajaran masih didominasi pada kegiatan guru saja, guru hanya menggunakan metode ceramah dan jarang menggunakan media pembelajaran, sehingga siswa menjadi pasif dan hasil belajar siswa masih tergolong rendah dengan rata-rata hasil belajar siswa hanya mencapai 59 dan masih dibawah KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 65 dan persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal hanya 22%.

Tujuan penelitian ini yaitu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan media gambar melalui metode diskusi pada mata pelajaran IPS perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi siswa kelas IV SDN 1 Cimanuk Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilaksanakan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan siklus berdaur ulang. Tahapan yang dilakukan adalah perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai rata-rata rata-rata siswa yaitu pada siklus I sebesar 70 meningkat pada siklus II menjadi 85. Ketuntasan belajar juga meningkat, yaitu siklus I sebesar 43% (tidak tuntas), naik pada siklus II menjadi 91% (tuntas). Sedangkan aktivitas siswa pada siklus I sebesar 59% termasuk kategori kurang aktif, dan meningkat pada siklus II menjadi 76%, termasuk kategori aktif. Pembelajaran dengan penggunaan media gambar melalui metode diskusi dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran IPS, bagi guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode dalam pembelajaran yang mampu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan bagi siswa. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya dapat memperbaiki kekurangan yang ada pada penelitian sebelumnya sehingga pembelajaran diharapkan berjalan seoptimal mungkin

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) sebagai mata pelajaran pendidikan. Pendidikan merupakan faktor penting bagi kemajuan Negara, karena pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini tidak terlepas dari peranan seorang pendidik. Pendidik atau guru merupakan kunci dan sekaligus ujung tombak keberhasilan pencapaian misi pembahasan pendidikan.

Kegiatan pembelajaran IPS akan lebih efektif jika faktor-faktor yang mendukung keberhasilannya dapat diciptakan, salah satu faktor yang mendukung keberhasilan tersebut adalah iklim belajar yang kondusif dan optimal, dalam hal ini berkaitan dengan media maupun metode pembelajaran yang digunakan misalnya penggunaan media pembelajaran yang menarik, metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran sehingga hubungan antara guru dan siswa atau sebaliknya akan lebih saling berinteraksi. Guru memegang peranan penting didalam menciptakan iklim kelas yang kondusif, oleh karena itu merupakan tuntutan yang wajar jika guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang menarik bagi siswa.

(3)

dapat mengakibatkan siswa tidak aktif, siswa kurang menangkap pelajaran dari guru dan nilai siswa rendah, itu semua dikarenakan dalam proses KBM media yang di gunakan guru kurang menarik dan tidak tepatnya dalam penggunaan metode pembelajaran sehingga siswa tidak menyukai pelajaran tersebut.

Keberhasilan siswa dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial sangat tergantung pada proses pembelajaran, sedangkan mutu proses pembelajaran sangat tergantung pada kemampuan guru dalam memilih media dan metode pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Adapun metode yang bisa digunakan dalam pembelajaran Ilmu Pengatahuan Sosial sangat banyak yang kesemuanya diharapkan dapat membuat siswa menjadi aktif sehingga kemampuan berfikirnya juga akan berkembang.

Namun kenyataan yang tampak dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tentang perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Cimanuk Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran, pembelajaran masih didominasi pada kegiatan guru saja, disebabkan guru hanya menggunakan metode ceramah dan jarang menggunakan media pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran, sehingga siswa menjadi pasif dan hanya menerima materi saja, yang berakibat rendahnya hasil belajar siswa, hal ini dibuktikan pada tes awal nilai rata-rata hasil belajar siswa hanya mencapai 59 dan masih dibawah KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 65 dan persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal hanya 22%. Ini berarti ketuntasan belajar berdasarkan Kreteria Ketuntasan minimal (KKM) masih belum tercapai.

Dari masalah tersebut dapat diidentifikasi masalahnya yaitu: 1) . Pembelajaran masih didominasi pada kegiatan guru saja,

2). Guru hanya menggunakan metode ceramah, dan jarang menggunakan media pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran,

(4)

4). Hasil dan ketuntasan belajar siswa masih belum tercapai sesuai KKM yang ditetapkan sekolah.

Berawal dari masalah tersebut penulis tertarik melakukan perbaikan berdasarkan data yang ada. Penulis menyadari segala keterbatasan dalam pelaksanaan pembelajaran, mungkin kurang efektifnya penggunaan media pembelajaran serta tidak tepatnya metode pembelajaran yang dipakai. Proses perbaikan ini dilaksanakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tentang perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Cimanuk Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran.

Dengan demikian salah satu upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengefektifkan proses belajar mengajar adalah dengan penggunaan media gambar melalui metode diskusi sehingga penggunaan media dan metode yang tepat dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Selain itu juga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa sehingga dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Berdasarkan uraian di atas penulis ingin melaksanakan penelitian dengan

Siswa Dengan Media Gambar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN 1 Cimanuk Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

Bagaimanakah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan media gambar melalui metode diskusi pada mata pelajaran IPS tentang perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi siswa kelas IV SDN 1 Cimanuk Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/2012.

(5)

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah:

1. Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan media gambar melalui metode diskusi pada mata pelajaran IPS tentang perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi siswa kelas IV SDN 1 Cimanuk Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran 2. Meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Agar siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

2. Bagi Guru

Guru mampu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan bagi siswa.

3. Bagi Kepala Sekolah

Kepala sekolah diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, melalui manajemen pendidikan yang baik, meningkatkan sarana dan prasarana penunjang pendidikan sehingga dapat menunjukan kualitas sekolah.

4. Bagi Orang Tua

Sekolah yang berkualitas akan membuat orang tua semakin puas dan percaya. Hal ini ditunjukan dengan hasil belajar siswa yang baik, dan dapat diterima di sekolah lanjutan yang berkualitas pula.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

(6)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1. Pengertian Aktivitas Belajar

Sebelum meninjau lebih jauh tentang aktivitas belajar, terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang pengertian dari aktivitas dan belajar. Menurut Poerwadarminta (2003:23), aktivitas adalah kegiatan atau kesibukan. Menurut Nasution (2000), aktivitas adalah keaktifan jasmani dan rohani dan kedua-keduanya harus dihubungkan. Sedangkan Aktivitas menurut Mulyono (2001 : 26), a sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas.

Sedangkan pengertian belajar banyak dikemukakan oleh beberapa ahli pendidikan antara lain : Sudirman (2004 : 38) menyatakan rti mencari makna, makna diciptakan oleh objek didik (siswa/ mahasiswa) dari apa yang mereka lihat, mereka dengar dan dari yang dirasakan dan alami, jadi hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman objek dengan dunia fisik dan lingkungannya.

Menurut Slameto (2003 : 2) belajar adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sedangkan John (dalam Dimyati, 2006: 44) mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri, guru sekedar pembimbing dan pengarah.

(7)

yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku didalam dirinya berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Menurut Poerwadarminta (2003:23), aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar. Sedangkan Rousseuau (dalam Sardiman 2004:96) memberikan penjelasan bahwa aktivitas belajar merupakan segala pengetahuan yang harus diperoleh dengan pengamatan sendiri penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri baik secara rohani maupun teknis, tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi.

Sardiman (2004:37) menegaskan bahwa aktivitas belajar pada prinsipnya adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran akan berdampak baik pada hasil belajarnya. Seperti yang dikemukakan oleh Djamarah (2000: 67) bahwa:

lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang dapat didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan didalam

melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat suatu bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Kegiatan fisik tersebut sebagai kegiatan yang tampak, yaitu saat peserta didik melakukan percobaan, membuat kontruksi model, dan lain-lain. Sedangkan peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) terjadi jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam pengajaran. Ia mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat, dan se-bagainya. Kegiatan psikis tersebut tampak bila ia sedang mengamati dengan teliti, memecahkan persoalan, mengambil

(8)

dalam kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri tentang konsep-konsep IPS dengan bantuan guru. Dalam hal ini, aktivitas yang diamati selama kegiatan pembelajaran ber-langsung dibatasi pada ruang lingkup.

2.1.2. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar pada dasarnya berkaitan pula dengan hasil yang dicapai dalam belajar. Pengertian hasil belajar itu sendiri dapat diketahui dari pendapat ahli pendidikan. Menurut Djamarah (2000: 45), hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguh-sungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mancapainya.

adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan

Surachmad (1981:2) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan nilai hasil belajar yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam belajar. Hal tersebut berarti hasil belajar merupakan hasil dari proses belajar.

Menurut Purwanto (1990:3), evaluasi dalam pendidikan adalah penafsiran atau penilaian terhadap pertumbuhan dan perkembangan siswa menuju kearah tujuan-tujuan dan nilai-nilai yang ditetapkan dalam kurikulum. Hasil penilaian ini pada dasarnya adalah hasil belajar yang diukur. Hasil penilaian dan evaluasi ini merupakan umpan balik untuk mengetahui sampai dimana proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.

(9)

angka kuantitas yang menunjukan peningkatan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Belajar pada hakikatnya merupakan perubahan pada diri seseorang sebagai subjek didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Karena belajar adalah suatu proses merubah kondisi seseorang yang terwujud dalam tiga ranah yaitu afektif, kognitif dan psikomotorik. Adapun perubahan tingkah laku yang diperoleh sebagai hasil dari belajar adalah sebagai aberikut:

1. Perubahan yang terjadi secara sadar

Maksudnya adalah bahwa individu yang menyadari dan merasakan telah terjadi adanya perubahan yang terjadi pada dirinya.

2. Perubahan yang terjadi relative lama. Perubahan yang terjadi akibat belajar atau hasil belajar yang bersifat menetap atau permanen, m aksudnya adalah bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.

3. Perubahan yang terjadi mencakup seluruh aspek tingkah laku. 4. Perubahan yang diperoleh individu dari hasil belajar adalah

meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku baik dalam sikap kebiasaan, keterampilan dan pengetahuan.

Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi pada diri siswa

2. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya.

3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatannya, membentuk prilakunya, bemanfat untuk mempelajarai aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan yang lainya.

(10)

dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

Belajar dipengaruhi pula oleh faktor-faktor baik dari dalam maupun dari luar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain dibagi menjadi dua kategori yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut.

1). Kesehatan anak 2) Rasa aman

3) Kemampuan dan minat

4) Kebutuhan diri anak akan sesuatu yang akan dipelajari.

Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut.

1) Lingkungan belajar, iklim, dan teman belajar. 2) Motivasi dari luar (Rustiyah,1995:123).

Selain faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, juga siswa mengalami hambatan-hambatan dalam belajar baik itu bersifat endogen maupun bersifat eksogen. Yang bersifat endogen adalah faktor biologis dan faktor psikologis siswa. Sedangkan faktor eksogen adalah seperti sikap orang tua, suasana lingkungan, sosial ekonominya, dan sikap budayanya. Untuk dapat meningkatkan belajar dengan baik maka guru harus mengenal anak dengan baik pula karena setiap anak tidak sama persis kesulitan dan permasalahan yang dihadapinya. Dengan demikian guru harus mampu meneliti setiap kekurangan-kekurangan dalam hasil belajar siswa. Hasil belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hasil akademis yaitu hasil yang dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar yang telah dirumuskan guru baik berupa segi kognitif, afektif maupun dari segi psikomotornya.

(11)

siswa harus mampu mengevaluasi belajar siswa. Keberhasilan belajar siswa dapat dilihat dari segi pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Untuk memudahkan guru dalam mengukur keberhasilan belajar maka guru harus menentukan tujuan pembelajaran khusus yang baik.

Ada beberapa kriteria dalam pembuatan TPK (Tujuan Pembelajaran Khusus) yang baik yaitu sebagai berikut:

a) Mengandung satu jenis perbuatan.

b) Dinyatakan dalam kualitas dan kuantitas penguasaan siswa. c) Kondisi yang bagaimana yang diinginkan guru (Tim MKDK IKIP Semarang,1995:28).

Hasil belajar yang dicapai siswa berkaitan erat dengan kesulitan belajar dan keberhasilan belajar. Menurut Abdurrahman (1999:6) learning disability.

Terjemahan tersebut diartikan sebagai ketidakmampuan belaja

Learner berpendapat, ada beberapa karakteristik anak berkesulitan belajar, yaitu :

a. Adanya gangguan dalam hubungan keruangan. b. Abnormalitas persepsi visual.

c. Assosiasi visual motorik. d. Perverasi.

e. Kesulitan mengenal dan memahami simbol. f. Gangguan penghayatan tubuh.

g. Kesulitan dalam bahasa dan membaca

h. Performance IQ jauh lebih rendah daripada sektor verbal IQ (Abdurrahman, 1999:259).

Jadi kesulitan belajar IPS disebabkan rendahnya kemampuan intelegensi, banyaknya terkait dengan kesulitan memahami konsep visual dan adanya gangguan assosiasi visual motorik. Gejala adanya kesulitan belajar meliputi:

(12)

b. Hasil yang dicapai dengan usaha tidak seimbang. c. Lambat dalam melakukan tugas belajar.

d. Menunjukkan sikap kurang wajar seperti acuh tak acuh, berpura-pura dusta dan lain-lain.

e. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan (Supriyono, 1991:89).

Jenis kesulitan belajar menurut Amti, (1992:67) masalah belajar pada dasarnya digolongkan atas: (a) sangat cepat dalam belajar, (b) keterlambatan akademik, (c) lambat belajar, (d) penempatan kelas, (e) kurang motivasi dalam belajar, (f) sikap dan kebiasaan yang buruk dalam belajar dan kehadiran di sekolah sering tidak masuk. Dengan demikian bahwa anak yang perlu mendapat bantuan dari guru dalam hal ini adalah layanan bimbingan belajar, agar peserta didik dapat melaksanakan kegiatan belajar secara baik dan terarah.

2.1.3. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Schramm (1977) dalam Anitah (2008: 6.4) menyatakan media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran sehingga lebih memperjelas fakta, prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata. Sedangkan menurut Gagne dan Briggs (1975) dalam Arsyad (2011: 4) secara implisit media pembelajaran merupakan sarana fisik untuk menyampaikan isi materi pembelajaran, seper

(13)

Melalui pemakaian media sederhana diharapkan imajinasi anak terangsang, perasaannya dan terjadi pemahaman secara mendalam dalam pikirannya sehingga mereka mampu memahami, sesuatu yang diajarkan dengan baik. Media canggih adalah media yang hanya dapat dibuat dipabrik karena terdiri dari komponen-komponen rumit yang biasanya memerlukan listrik dalam penyajiannya. Sedangkan media sederhana merupakan media yang dapat dibuat sendiri oleh guru dan biasanya tidak memerlukan listrik untuk menyajikannya.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan media berupa gambar alat produksi, komunikasi dan transportasi baik masa lalu maupun masa kini, melalui pemakaian media ini diharapkan imajinasi anak terangsang, perasaannya tersentuh dan terjadi pemahaman secara mendalam dalam pikirannya sehingga mereka mampu memahami, mengingat dan melakukan sesuatu yang diajarkan dengan baik.

Memilih media pada dasarnya merupakan proses mengambil atau menentukan keputusan alternatif yang ada, kita bisa menentukan pilihan media mana yang akan digunakan apabila terdapat berbagai media yang dapat diperbandingkan, apabila media itu hanya satu jenis maka anda tidak akan bisa memilih, tetapi harus menngunakan media pembelajaran yang ada tersebut.

Agar media pembelajaran yang dipilih itu tepat, maka kita harus mempertimbangkan beberapa faktor berikut:

a. Media yang dipilih harus sesuai dengan rencana pembelajaran dan kurikulum.

b. Media yang dipilih harus sesuai dengan sasaran belajar dan tingkat perkembangan siswa.

c. Media pembelajaran harus memenuhi syarat-syarat teknis, seperti kejelasan gambar, huruf dan warna.

(14)

e. Objetivitas, Pemilihan media pembelajaran harus terhindar dari pemilihan media yang didasari oleh kesenangan pribadi semata (Subjektif).

Diagram tindakan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran adalah:

Gambar.2.1

Proses komunikasi dalam pembelajaran (Anitah, 2008:6.5)

Penjelasan alur tindakan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran :

1. Guru berperan sebagai komunikator (communicator) yang bertugas menyampaikan pesan/bahan ajar (massages) kepada siswa.

2. Pesan / Bahan Ajar suatu pesan atau bahan ajar yang disampakan oleh guru.

3. Media sebagai wahana penyalur pesan, agar pesan yang disampaikan guru dapat diterima oleh siswa.

4. Siswa dalam hal ini bertindak sebagai penerima pesan (communicant).

Tindakan pembelajaran dengan menggunakan media diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran itu sendiri pada hakekatnya merupakan proses komunikasi. Dalam proses komunikasi, biasanya guru berperan sebagai komunikator (communicator) yang bertugas menyampaikan pesan/bahan ajar (massages) kepada siswa. Siswa dalam hal ini bertindak sebagai penerima pesan (communicant). Agar pesan atau bahan ajar yang disampaikan guru dapat diterima oleh siswa maka diperlukan wahana penyalur pesan, yaitu media pembelajaran.

( Comunicator) GURU

( Massages)

PESAN DAN BAHAN AJAR MEDI

A

(15)

2.1.4. Pengertian Media Gambar a. Pengertian Media Gambar

Media Gambar (Daryanto, 1993:27), artinya semua alat peraga yang digunakan dalam proses belajar yang bisa dinikmati lewat panca-indera mata. Media visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.

Dengan demikian media visual dapat diartikan sebagai alat pembelajaran yang hanya bisa dilihat untuk memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan akan isi materi pelajaran. Pendidikan melalui media visual adalah metoda/cara untuk memperoleh pengertian yang lebih baik dari sesuatu yang dapat dilihat daripada sesuatu yang didengar atau dibacanya.

b. Fungsi Media Gambar

(16)

yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras. Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

Dengan memahami pentingnya peranan media dalam proses pembelajaran maka kita tidak bisa lagi menganggap media tersebut hanya terbatas sebagai alat bantu semata yang boleh diabaikan manakala media tersebut tidak tersedia, kita harus yakin betapa media pembelajaran ini akan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi tercapainya kompetensi/tujuan pembelajaran yang diharapkan, seperti yang dikemukakan oleh Levie & Lentz (1982) dalam Azhar Arsyad (2011:4), bahwa belajar melalui stimulus gambar (visual) dapat membuahkan hasil belajar yang baik seperti merangsang ingatan kembali dan dapat menghubungkan antara fakta dan konsep.

Adapun fungsi lain dari media pembelajaran yaitu:

1. Sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.

2. Media pembelajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat.

3. Untuk mempercapat proses belajar

4. Untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.

c. Penggunaan Media Gambar

(17)

memperoleh informasi, isyarat, tanda atau hal yang menarik perhatian kita, kenyataan ini mempunyai arti yang penting untuk keperluan belajar dan mengajar. Kemampuan penglihatan harus dijadikan bahan pertimbangan dalam mengembangkan proses belajar mengajar. Penampilan visual tidak boleh mengganggu, gambar dan tulisan yang diproyeksikan harus dapat dibaca, untuk itu harus jelas dan terang. Visual tidak boleh meragukan, artinya obyek-obyek yang masih asing atau belum dikenal hendaklah ditampilkan sedini mungkin. Untuk mendapatkan gambaran tentang ukuran dan bentuknya, harus terlihat perbandingannya dengan obyek lain yang sudah dikenal. Media visual tidak boleh terlalu ramai dan kacau supaya informasi yang dimaksudkan dapat tertangkap jelas oleh siswa. Media visual haruslah sesuai dengan kenyataan dan dapat diterima, kalau mungkin gerakan gambar, grafis atau slide yang asli untuk membuat master copy (duplikat asli yang pertama kali), gunakan yang asli (master) untuk membuat setiap turunan/kopi/ duplikat untuk menjaga kualitas gambar.

d. Bentuk Media Gambar

Ada berbagai bentuk media gamabar yang dapat membantu proses belajar mengajar terutama anak hiperaktif yaitu media gambar yang meliputi poster, gambar chart berseri (flipchart), foto, alat permainan visual edukatif dan berbagai media visual gambar lainnya. Tujuan utama penampilan berbagai jenis media visual (gambar) ini adalah untuk memvisualisasikan konsep yang ingin disampaikan kepada siswa/anak.

e. Ciri Media Gambar Edukatif

(18)

beberapa ciri sebagai berikut:

1) Dapat digunakan dalam berbagai cara, maksudnya dapat dimainkan dengan bermacam-macam tujuan, manfaat dan menjadi bermacam-macam bentuk.

2) Ditujukan terutama untuk anak-anak prasekolah dan berfungsi untuk berbagai aspek perkembangan kecerdasan dan motorik anak.

3) Segi keamanan sangat diperhatikan baik dari bentuk maupun penggunaan cat.

4) Membuat anak terlibat secara aktif 5) Sifatnya konstruktif.

f. Langkah-langkah Penggunaan Media Gambar

Ada bebarapa langkah yang harus diperhatikan dalam penggunaan media gambar dalam pembelajaran yaitu:

1) Menganalisis pokok bahasan/sub pokok bahasan yang akan dituangkan dalam bentuk media audio atau foto.

2) Menyiapkan bahan-bahan yang digunakan.

3) Menugaskan siswa untuk juga menyiapkan bahan-bahan yang digunakan dalam proses belajar-mengajar.

4) Memeragakan gambar-gambar sehingga dapat dilihat dengan jelas oleh semua siswa

5) Guru meminta para siswa mengomentari gambar yang telah diperagakan dan siswa yang lain diminta memberikan tanggapan terhadap komentar tersebut.

6) Guru menjelaskan materi pelajaran melalui media yang telah disiapkan sekaligus juga menanamkan nilai moral dan norma yang menjadi target harapannya.

7) Guru menyimpulkan materi pelajaran sekaligus menindaklanjuti dengan memberikan tugas kepada siswa untuk memperkaya penguasaan materipelajaran (Ruminiati, 2007: 2-23).

2.1.5. Pengertian Metode Diskusi

(19)

dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:740) dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan metode diskusi adalah cara belajar atau mengajar yang melakukan tukar pikiran antara murid dengan guru, murid dengan murid sebagai peserta diskusi.

Namun tidak semua kegiatan bertukar pikiran dapat dikatakan berdiskusi. Menurut Maidar dan Mukti (1991:37) diskusi pada dasarnya adalah suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok kecil atau besar, dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah.

Sedangkan menurut Zuhairini (1983 : 89) yang dimaksud metode diskusi ialah suatu metode didalam mempelajari bahan atau menyampaikan bahan dengan jalan mendiskusikannya, sehingga berakibat menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku murid.

(20)

Suryosubroto dalam Djamarah (2006) mengemukakan bahwa penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran dapat melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses belajar mengajar dan dapat menguji tingkat pengetahuan serta penguasaan bahan pelajarannya masing-masing sehingga dapat menumbuhkan kembangkan cara berfikir dan sikap ilmiah.

Dalam hal ini diskusi merupakan jalan yang banyak memberi kemungkinan pemecahan terbaik, selain memberi kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan memecahkan masalah, juga dalam kehidupan yang demokratis kita diajak untuk hidup bermusyawarah, mencari keputusan-keputusan atas dasar persetujuan bersama. Bagi anak-anak, latihan untuk peranan peserta dalam kehidupan di masyarakat. Metode ini sering digunakan dalam pembelajaran kelompok atau kerja kelompok yang didalamnya melibatkan beberapa orang siswa untuk menyelesaikan pekerjaan tugas atau permasalahannya.

a. Karakteristik Metode Diskusi

Dalam penggunaan metode diskusi, bahan pelajaran harus dikemukakan dengan topik permasalahan atau persoalan yang akan menstimulus siswa menyelesaikan permasalahan/persoalan tersebut, untuk menjawab permasalahan/persoalan tersebut, perlu dibentuk kelompok yang terdiri dari beberapa siswa sebagai anggota dalam kelompok tersebut.

(21)

Anitah (2008:5.21)

berdiskusi harus dibimbing, dan dapat diterapkan cara berpikir yang sistematis dengan menggunakan logika berfikir yang ilmiah. Secara langsung atau tidak langsung siswa akan ditempatkan sebagai obyek sekaligus subyek dalam pembelajaran, dismaping itu siswa akan terlatih dalam kemampuan bekerja sama dan kemampuan berbahasa secara

b. Prosedur Metode Diskusi

Dalam metode diskusi guru membina siswa untuk belajar secara sistematis berdasarkan pada prosedur yang harus ditempuh, dalam pelaksanaannya metode ini perlu ditunjang oleh metode lain seperti ceramah dan tanya jawab.

Menurut Anitah (2008:5.20) prosedur metode diskusi kelompok yang harus ditempuh oleh guru adalah:

a. Merumuskan permasalahan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

b. Mampu membimbing siswa untuk merumuskan dan mengidentifikasi permasalahan dan menarik kesimpulan c. Mampu mengelompokan siswa sesuai dengan kebutuhan

permasalahan dan pengembangan kemampuan siswa. d. Menguasai permasalahan yang didiskusikan.

c. Prinsip-Prinsip Metode Diskusi

Agar pembelajaran kelompok dapat mencapai tujuan pembelajaran secara optimal, guru hendaknya memperhatikan beberapa prinsip-prinsip dalam berdiskusi, yaitu:

a. Adanya topik pembicaraan b. Pembentukan kelompok c. Saling bekerjasama

d. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung guru harus memperhatikan siswa secara kelompok maupun individu. e. Adanya motivasi dan bimbingan dari guru.

f. Adanya sumber belajar dan fasilitas belajar.

g. untuk memperkuat hasil kerja kelompok, guru harus mengadakan latihan dan tugas (Anitah, 2008:4.22).

d. Keunggulan Metode Diskusi

(22)

a. Siswa dapat saling bertukar pikiran b. Siswa dapat menghayati permasalahan c. Merangsang siswa untuk berpendapat

d. Mengembangkan rasa tanggung jawab siswa e. Membina kemampuan berbicara

f. Memahami pendapat dan pikiran orang lain

g. Memberikan kesempatan belajar siswa. (Anitah, 2008:4.22). e. Jenis-Jenis Metode Diskusi

Dalam pembelajaran diskusi ada beberapa jenis diskusi yaitu: 1. Whole Group: Bentuk diskusi kelas di mana para peserta

duduk setengah lingkaran.

2. Buzz Group: Bentuk diskusi ini terdiri dari kelas yang di bagi-bagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang peserta.

3. Panel: Suatu bentuk diskusi yang terdiri dari 3-6 orang peserta untuk mendiskusikan suatu topik tertentu, dan duduk dalam bentuk semi melingkar.

4. Syndicate Group: Dalam bentuk diskusi ini kelas di bagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari3-6 peserta 5. Symposium: Dalam symposium biasanya terdiri dari

pembawa makalah penyangah, moderator,dan notulis, serta beberapa peserta symposium.

6. Informal Debate:Bentuk diskusi di bagi menjadi dua tim yang seimbag.

7. Fish Bowl: Diskusi ini terdiri dari beberapa orang peserta dan pimpinan oleh seorang ketua untuk mencari suatu keputusan. 8. The Open Discussion Group: Bentuk diskusi ini akan dapat

mendorong siswa agar lebih tertarik untuk berdiskusi dan belajar keterampilan dasar dalam megemungkakan pendapat. 9. Brainstormig: Bentuk diskusi yang pesertanya terdiri dari

8-12 orang. (Massofa, 2008)

(23)

Adapun langkah-langkahnya yaitu:

1. Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang akan dicapai pada kegiatan pelajaran dan menekankan pentingnya topik yang akan dipelajari dan memotivasi siswa belajar.

2. Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa melalui media gambar macam-macam teknologi produksi, komunikasi dan transportasi masa lalu dan masa kini yang ditempel dipapan tulis

3. Guru mengkondisikan peserta didik dalam beberapa kelompok dan meminta peserta didik membentuk menjadi 5 (lima) kelompok, dengan anggota kelompok masing-masing 4-5 orang serta mengatur meja belajarnya

4. Guru membagikan LKK (Lembar Kerja Kelompok) kepada masing-masing kelompok.

5. LKK-1 tentang teknologi produksi untuk kelompok I dan II. 2 tentang teknologi komunikasi untuk kelompok III. LKK-3 tentang teknologi transportasi untuk kelompok IV dan V. 6. Guru membimbing peserta didik untuk mendiskusikan LKK yang

telah dibagikan bersama kelompok.

7. Masing-masing kelompok diberi kesempatan mempresentasikan hasil diskusinya secara bergiliran.

8. Kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi hasil diskusi kelompok lain.

9. Peserta didik dalam kelompok lain diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat terhadap pertanyaan kelompok lain. 10. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum dimengerti

peserta didik.

11. Bersama siswa membahas dan menyimpulkan hasil diskusi dan membimbing peserta didik untuk memahami materi pelajaran.

2.1.6. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

(24)

bidang kehidupan manusia di masyarakat, mempelajari gejala dan

Ilmu Pengetahuan Sosial diartikan sebagai kajian terpadu dari ilmu-ilmu sosial serta untuk mengembangkan potensi kewarganegaraan.

Dengan demikian pengajaran IPS merupakan studi terintregasi tentang kehidupan sosial dari bahan realita kehidupan sehari-hari dalam masyarakat yang memiliki peranan yang sangat penting yaitu untuk mendidik siswa guna mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan agar dapat mengambil bagian secara aktif dalam kehidupannya kelak sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang baik, yaitu warga negara yang bangga dan cinta terhadap tanah airnya.

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan program pendidikan yang berupaya mengembangkan pemahaman siswa tentang bagaimana manusia sebagai individu dan kelompok hidup bersama dan berinteraksi dengan lingkungannya baik fisik maupun sosial. Pembelajaran Ilmu Pendidikan Sosial ataupun pengetahuan sosial bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sosial, yang berguna bagi kemajuan dirinya sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat (Saidihardjo, 2005: 109).

Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1). Mengenal konsep- konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lilngkungannya.

2). Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3). Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai- nilai sosial dan kemanusiaan.

4). Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global (BSNP, 2006: 159).

2.2. Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan

(25)

Belajar Siswa Melalui Metode Diskusi Dengan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SDN Wirolegi 02 Jember Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi, Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi S1 PGSD. Fakultas Ilmu Pendidikan Univesitas Jember.

Dari hasil penelitian Rully Aitana Devitasari menunjukkan bahwa penggunaan media gambar melalui metode diskusi dapat meningkatkan aktivitas yaitu pada siklus I adalah 68 % dengan kriteria cukup aktif dan pada siklus II mendapat skor rata-rata 71,73% dengan kriteria aktif, hal ini berarti aktivitas belajar siswa meningkat dari kriteria cukup aktif menjadi aktif, sedangkan peningkatan pada hasil belajar juga menjadi baik yang dibuktikan dengan nilai ratarata 60% pada siklus I dan pencapaian ketuntasan belajar pada 80% pada siklus II sehingga mencapai klasikal sebesar 75%.

Penelitian Rully Aitana Devitasari (2011) menjadi sebuah masukan yang cukup bagi peneliti untuk menerapkan media gambar melalui metode diskusi dalam meningkatkan aktivitas dan hasil pembelajaran khususnya dalam mata pelajaran IPS kelas IV, dalam penelitian ini peneliti mendeskripsikan: (1) Peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPS tentang perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi yang dicapai siswa kelas IV SD Negeri Cimanuk Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran, (2) Pelaksanaan pembelajaran IPS tentang perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi dengan memanfaatkan media gambar melalui metode diskusi, (3) Mendiskripsikan aktifitas guru dan siswa pada saat pemanfaatan media gambar dalam pembelajaran IPS tentang perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi

2.3. Kerangka Pikir

(26)

sebagai hasil yang telah dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu berupa angka kuantitas yang menunjukan peningkatan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Media gambar merupakan alat peraga yang digunakan dalam proses belajar yang bisa dinikmati lewat panca indera sehingga dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan serta dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata, sedangkan metode diskusi adalah cara belajar atau mengajar yang melakukan tukar pikiran antara murid dengan guru, murid dengan murid sebagai peserta diskusi. Penerapan media gambar melalui metode diskusi pada mata pelajaran IPS tentang perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi diduga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa SDN 1 Cimanuk Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran, jika dalam proses penerapan media gambar dan metode diskusi tersebut sesuai dengan langkah-langkah yang tepat dan benar. Penerapan media gambar melalui metode diskusi, digambarkan dalam kerangka berpikir di bawah ini :

Gambar 2.2 aktivitas dan hasil belajar IPS siswa

(27)

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

(28)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa didalam kelas, adapun tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi refleksi, perencanaan, pelaksanaan, dan observasi.

3.1. Setting Penelitian

3.1.1. Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012.

3.1.2. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN 1 Cimanuk Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran. Penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan penulis adalah sebagai guru kelas IV SDN 1 Cimanuk Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran sehingga akan dapat memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sangat sesuai dengan kemampuan penulis.

3.2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri 1 Cimanuk Kecamatan Waylima. Adapun siswa yang menjadi subjek penelitian sebanyak 23 orang siswa, yang terdiri dari 8 orang perempuan dan 15 orang laki-laki dan dalam penelitian ini berkolaborasi dengan teman sejawat sebagai pengamat.

(29)

Pada tahap pengumpulan data ini, peneliti mengumpulkan data berdasarkan tes dan observasi.

a. Tes

Tes dalam penelitian ini merupakan alat ukur untuk mengetahui hasil belajar dan tingkat keberhasilan siswa pada setiap kompetensi dasar berdasarkan indikator. Tes yang digunakan berupa soal uraian berjumlah 10 butir yang harus dijawab secara tertulis.

b. Observasi

Observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran menggunakan media gambar melalui metode diskusi pada mata pelajaran IPS kelas IV. Pengumpulan data aktivitas guru dan aktivitas guru digunakan lembar observasi yang dilakukan dengan cara memberi skor pada setiap aspek/indikator yang dilakukan siswa dan guru selama proses pembelajaran.

3.4 Validitas Alat Penelitian

Penelitian ini menggunakan beberapa alat pengumpulan data, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lengkap dan valid untuk kepentingan keabsahan data, penelitian ini menggunakan teknik validitas conten (validitas isi) yaitu tes yang diberikan siswa harus sesuai dengan isi kurikulum dan materi pembelajaran yang disampaikan.

Instrumen tes disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep IPS tentang perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi yang telah dipelajari dan tes ini diberikan setiap akhir putaran persiklusnya.

3.5 Analisis Data

(30)

siswa dan data aktivitas siswa dan data kinerja guru selama kegiatan pembelajaran yang diperoleh dari lembar observasi. Adapun teknik analisis yang digunakan sebagai berikut :

a. Analisis Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa diperoleh dari nilai tes berupa soal uraian sebanyak 10 butir, skor tiap item disesuaikan dengan tingkat kesukaran dan kompleksitasnya. Skor maksimal soal uraian adalah 25. Jadi, nilai yang diperoleh siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

N= x 100

Dan untuk menghitung nilai rata-rata siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

x= N

Keterangan :

x = Nilai rata-rata = Nilai

N = Banyak data (Sumber Depdikbud, 1994),

Untuk ketuntasan belajar ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dan atau sama dengan 85%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

ng tuntas Belajar

(31)

Setelah perhitungan pada skala ini, hasil kemudian dikonversikan dalam kategori penafsiran, dengan berpedoman pada acuan nilai konversi yang disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.1. Nilai Konversi Ketuntasan Belajar

Nilai Kategori

b. Analisis Data Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa selama proses pembelajaran diamati dan dicatat dalam lembar observasi, adapun aspek yang diamati seperti pada tebel berikut:

Tabel 3.2. Aspek dan kriteria penilaian aktivitas belajar siswa

No Aspek yang diamati Skor

1 Mempersiapkan buku catatan dan buku pelajaran 1 2 Bertanya terkait hal-hal yang belum dimengerti 1 3 Menjawab pertanyaan yang diajukan guru maupun

teman 1

4 Mengemukakan pendapat atau gagasan 1

5 Menyanggah pendapat atau gagasan yang diajukan guru

maupun teman 1

6 Mencatat materi yang dijelaskan guru 1

7 Mengomentari media gambar yang dipajang di depan

kelas 1

8 Menceritakan pengalaman dari apa yang dilihat melalui

media gambar 1

9 Mencatat hasil diskusi 1

10 Mempresentasikan hasil diskusi 1

11 Mengerjakan tugas tes evaluasi yang diberikan guru 1 12 Menyelasaikan tugas tes evaluasi tepat waktu 1

Skor Maksimal 12

Kriteria penilaian:

(32)

- Nilai 0, jika aspek yang diamati tidak terpenuhi

Skor maksimal adalah jumlah semua indikator yaitu 12, setelah itu dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Nilai Prosentase = x 100

Skor Maksimal

Setelah perhitungan pada skala ini, hasil kemudian dikonversikan dalam kategori penafsiran sebagai berikut:

Tabel 3.3. Nilai Konversi Aktivitas Siswa

Nilai observasi Kategori

81% 100% Sangat Aktif

61% 80% Aktif

41% 60% Kurang Aktif

21% 40% Tidak Aktif

0% 20% Sangat Tidak Aktif

(Sumber : Nur Ali : 2010 )

b. Analisis Data Aktivitas Guru

Aktivitas gur selama proses pembelajaran diamati dan dicatat dalam lembar observasi, adapun aspek yang diamati seperti pada tebel berikut:

Tabel 3.4. Aspek dan kriteria penilaian aktivitas guru

No Aspek Indikator

1 Pra pembelajaran a. Mempersiapkan siswa untuk belajar b. Melakukan kegiatan apersepsisi

c. Memberikan motivasi dan menjelaskan tujan pembelajaran

2 Penguasaan materi pelajaran a. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran b. Mengaitkan materi dengan pengetahuan yang

relevan

c. Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik 3 Pendekatan/strategi

pembelajaran

a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai b. Menguasai kelas

c. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

4 Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran

(33)

c. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 5 Pembelajaran yang memicu

dan memelihara keterlibatan siswa

a. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

b. Menumbuhkan kecerian siswa dalam belajar c. Menumbuhkan antusiasme siswa dalam belajar 6 Penilaian proses dan hasil

belajar

a. Memantau kemajuan belajar selama proses b. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan

kompetensi (tujuan)

c. Memberikan reward/penghargaan kepada siswa 7 Penggunaan bahasa a. Menggunakan bahasa lisan secara jelas, baik,

dan benar

b. Menggunakan bahasa tulis secara jelas, baik, dan benar

c. Menyampaikan pesan dalam dengan gaya yang sesuai

8 Melakukan kegiatan penutup a. Melakukan refleksi dengan melibatkan siswa b. Membuat rangkuman dengan melibatkan siswa c. Melaksanakan tindak lanjut dengan

memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas

Kriteria penilaian:

- Nilai 3, jika tiga indikator terpenuhi - Nilai 2, jika dua indikator terpenuhi - Nilai 1, jika satu indikator terpenuhi

- Nilai 0, jika tidak satupun indikator terpenuhi

Skor maksimal adalah jumlah semua indikator yaitu 24, setelah itu dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Nilai Prosentase = x 100

Skor Maksimal

Setelah perhitungan pada skala ini, hasil kemudian dikonversikan dalam kategori penafsiran sebagai berikut:

Tabel 3.5. Nilai Konversi Aktivitas Guru

Nilai observasi Kategori

81% 100% Sangat Aktif

61% 80% Aktif

41% 60% Kurang Aktif

21% 40% Tidak Aktif

0% 20% Sangat Tidak Aktif

(34)

Dalam PTK ini yang akan dilihat indikatornya adalah kinerja siswa dan guru, adapun indikator kinerja yang akan dilihat yaitu:

1. Siswa

- Hasil belajar siswa meningkat

- Meningkatnya aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. 2. Guru

- Keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran.

- Meningkatnya aktivitas guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media gambar.

3.7. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan.

(35)

Gambar. 3.1

Alur PTKModel Kemmis dan Mc. Taggart (Dalam Sunyono, 2010 : 26)

Penjelasan alur di atas adalah: 1. Refleksi

Suatu rencana PTK diawali dengan adanya masalah yang dirasakan atau disadari oleh guru, yang jika dibiarkan akan berdampak buruk bagi proses dan hasil belajar siswa. Jadi, dalam tahap ini peneliti mengidentifikasi masalah yang terjadi di kelas IV SDN 1 Cimanuk. 2. Rencana

Sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan perbaikan, dan membuat rencana perbaikan pembelajaran, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. Peneliti juga menyiapkan media pembelajaran yaitu media gambar dan strategi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran tersebut

3. Pelaksanaan dan pengamatan/observasi

(36)

menggunakannya dibuat dalam tiga pertemuan. Adapun tahapan tersebut adalah :

Pertemuan 1 ( 2 x 35 menit ) A. Kegiatan Awal (10 menit)

1. Mengucapkan salam kepada siswa

2. Mengajak semua siswa berdoa untuk mengawali pelajaran 3. Absensi siswa

4. Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang akan dicapai pada kegiatan pelajaran dan menekankan pentingnya topik yang akan dipelajari

5. Guru memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa

B. Kegiatan Inti (50 menit)

1. Guru menempelkan berbagai macam gambar teknologi produksi, komunikasi dan transportasi masa lalu dan masa kini 2. Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa melalui

media gambar macam-macam teknologi produksi, komunikasi dan transportasi masa lalu dan masa kini yang ditempel dipapan tulis

3. Guru mengkondisikan peserta didik dalam beberapa kelompok dan meminta peserta didik membentuk menjadi 5 (lima) kelompok, dengan anggota kelompok masing-masing 4-5 orang serta mengatur meja belajarnya

4. Guru membagikan LKK (Lembar Kerja Kelompok) kepada masing-masing kelompok.

5. LKK-1 tentang teknologi produksi untuk kelompok I dan II. LKK-2 tentang teknologi komunikasi untuk kelompok III. LKK-3 tentang teknologi transportasi untuk kelompok IV dan V.

(37)

7. Masing-masing kelompok diberi kesempatan mempresentasikan hasil diskusinya secara bergiliran.

8. Kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi hasil diskusi kelompok lain.

9. Peserta didik dalam kelompok lain diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat terhadap pertanyaan kelompok lain. 10. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum dimengerti

peserta didik.

11. Bersama siswa membahas dan menyimpulkan hasil diskusi dan membimbing peserta didik untuk memahami materi pelajaran. C. Kegiatan Akhir (10 menit)

1. Guru meminta peserta didik merefleksikan hal-hal yang telah dipelajari

2. Guru merencakan tindak lanjut yang mungkin dapat dilakukan dalam bentuk remidial, pengayaan maupun tugas, serta menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan 2 ( 2 x 35 menit ) A. Kegiatan Awal (10 menit)

1. Mengucapkan salam kepada siswa

2. Mengajak semua siswa berdoa untuk mengawali pelajaran 3. Absensi siswa

4. Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang akan dicapai pada kegiatan pelajaran dan menekankan pentingnya topik yang akan dipelajari

5. Guru memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa

B. Kegiatan Inti (50 menit)

(38)

2. Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa melalui media gambar macam-macam teknologi produksi, komunikasi dan transportasi masa lalu dan masa kini yang ditempel dipapan tulis

3. Guru mengkondisikan peserta didik dalam beberapa kelompok dan meminta peserta didik membentuk menjadi 5 (lima) kelompok, dengan anggota kelompok masing-masing 4-5 orang serta mengatur meja belajarnya

4. Guru membagikan LKK (Lembar Kerja Kelompok) kepada masing-masing kelompok.

5. LKK-1 tentang teknologi produksi untuk kelompok I dan II. LKK-2 tentang teknologi komunikasi untuk kelompok III. LKK-3 tentang teknologi transportasi untuk kelompok IV dan V.

6. Guru membimbing peserta didik untuk mendiskusikan LKK yang telah dibagikan bersama kelompok.

7. Masing-masing kelompok diberi kesempatan mempresentasikan hasil diskusinya secara bergiliran.

8. Kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi hasil diskusi kelompok lain.

9. Peserta didik dalam kelompok lain diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat terhadap pertanyaan kelompok lain. 10. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum dimengerti

peserta didik.

11. Bersama siswa membahas dan menyimpulkan hasil diskusi dan membimbing peserta didik untuk memahami materi pelajaran. C. Kegiatan Akhir (10 menit)

1. Guru meminta peserta didik merefleksikan hal-hal yang telah dipelajari

(39)

Pertemuan 3 ( 2 x 35 menit ) A. Kegiatan Awal (5 menit)

1. Mengucapkan salam kepada siswa

2. Mengajak semua siswa berdoa untuk mengawali pelajaran 3. Absensi siswa

4. Guru menjelaskan tata tertib ulangan kepada peserta didik. B. Kegiatan Inti (60 menit)

1. Guru menyiapkan lembar soal dan lembar jawaban ulangan. 2. Guru mengingatkan kepada peserta didik untuk membaca

petunjuk mengerjakan soal.

3. Peserta didik mengerjakan soal selama 45 menit.

4. Setelah peserta didik mengerjakan ulangan dilakukan koreksi jawaban siswa

5. Guru memberikan penilaian. C. Kegiatan Akhir (5 menit)

1. Guru meminta peserta didik merefleksikan hal-hal yang telah dilaksanakan.

2. Guru merencakan tindak lanjut yang mungkin dapat dilakukan dalam bentuk remidial, pengayaan maupun tugas, serta menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

4. Refleksi

(40)
(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Cimanuk Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran dalam pembelajaran IPS tentang perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi, dapat disimpulkan:

1. Penggunaan media gambar melalui metode diskusi dalam proses pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil dan ketuntasan belajar siswa hal ini dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa yaitu tes awal sebesar 59, siklus I sebesar 70 naik pada siklus II menjadi 85. Ketuntasan belajar juga meningkat, yaitu tes awal sebesar 22% (tidak tuntas), siklus I sebesar 43% (tidak tuntas), naik pada siklus II menjadi 91% (tuntas).

2. Penggunaan media gambar melalui metode diskusi dalam proses pembelajaran IPS tentang perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi siswa kelas IV SD Negeri 1 Cimanuk Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran hal ini dapat dibuktikan pada tes awal keaktifan siswa hanya 40%, termasuk kategori tidak aktif, naik pada siklus I sebesar 59% termasuk kategori kurang aktif, dan naik lagi pada siklus II menjadi 76%, termasuk kategori aktif.

5.2. Saran

1. Pembelajaran dengan penggunaan media gambar melalui metode diskusi dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran IPS.

2. Guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode dalam pembelajaran yang mampu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan bagi siswa.

(42)
(43)

i

(Skripsi)

Oleh

Hari Sumantri

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012

Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Dengan Media

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA GAMBAR MELALUI METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN

IPS KELAS IV SDN 1 CIMANUK KECAMATAN WAYLIMA KABUPATEN PESAWARAN

(44)

ii

Gambar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN 1 Cimanuk Kecamatan

Waylima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011-2012

Oleh : Hari Sumantri

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 1 Cimanuk Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran dengan jumlah siswa 23 orang. Pada pembelajaran IPS di kelas IV terdapat permasalahan yaitu pembelajaran masih didominasi pada kegiatan guru saja, guru hanya menggunakan metode ceramah dan jarang menggunakan media pembelajaran, sehingga siswa menjadi pasif dan hasil belajar siswa masih tergolong rendah dengan rata-rata hasil belajar siswa hanya mencapai 59 dan masih dibawah KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 65 dan persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal hanya 22%.

Tujuan penelitian ini yaitu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan media gambar melalui metode diskusi pada mata pelajaran IPS perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi siswa kelas IV SDN 1 Cimanuk Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilaksanakan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan siklus berdaur ulang. Tahapan yang dilakukan adalah perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai rata-rata rata-rata siswa yaitu pada siklus I sebesar 70 meningkat pada siklus II menjadi 85. Ketuntasan belajar juga meningkat, yaitu siklus I sebesar 43% (tidak tuntas), naik pada siklus II menjadi 91% (tuntas). Sedangkan aktivitas siswa pada siklus I sebesar 59% termasuk kategori kurang aktif, dan meningkat pada siklus II menjadi 76%, termasuk kategori aktif. Pembelajaran dengan penggunaan media gambar melalui metode diskusi dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran IPS, bagi guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode dalam pembelajaran yang mampu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan bagi siswa. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya dapat memperbaiki kekurangan yang ada pada penelitian sebelumnya sehingga pembelajaran diharapkan berjalan seoptimal mungkin

Kata Kunci :Aktivitas dan Hasil Belajar, Media Gambar, Metode Diskusi

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA GAMBAR MELALUI METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN

IPS KELAS IV SDN 1 CIMANUK KECAMATAN WAYLIMA KABUPATEN PESAWARAN

(45)

iii

Oleh

Hari Sumantri

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012

(46)

iv

IV SDN 1 Cimanuk Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011-2012.

Nama : Hari Sumantri

NPM : 1013109015

Program Studi : S.1 PGSD Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Dr. Lilik Sabdaningtyas, M.Pd. NIP 19510507 198103 1 002 NIP 19561005 198303 2 002

(47)

v 1. Tim Penguji

Penguji : Dr. Lilik Sabdaningtyas, M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing : Dra. Fitria Akhyar, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si NIP 19600315 198503 1 003

Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 02 Agustus 2012

(48)

vi

Hari Sumantri, dilahirkan di Kedondong pada tanggal 09 Juli 1981, anak ketiga

dari pasangan Bapak A. Rida Sukirman dan Ibu Khodijah.

Pada tahun 1993 Penulis tamat pendidikan dasar di SDN 1 Kedondong Kecamatan Kedondong, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di MTs Mathlaul Anwar Kecamatan Kedondong dan tamat pada tahun 1996. kemudian penulis melanjutkan pendidikan di MAN 2 Tanjung Karang, tamat pada tahun 1999. dan pada tahun 1999 penulis melanjutkan ke jenjang Diploma II Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Bandar Lampung lulus tahun 2001.

Pada tahun 2010 sampai dengan sekarang, penulis melanjutkan pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Hingga saat ini, penulis bekerja sebagai Guru pada Sekolah Dasar Negeri 1 Cimanuk Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran.

MOTTO

(49)

vii

Berjalan dengan penuh keikhlasan

Istiqomah dalam menghadapi cobaan

Yakin, ikhlas, istiqomah

( TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid

)

HALAMAN PERNYATAAN

(50)

viii

N a m a : Hari Sumantri

NPM : 1013109015

Program Studi : S.1 PGSD

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul : Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Dengan Media Gambar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN 1 Cimanuk Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011-2012.

Menyatakan bahwa penelitian ini adalah merupakan hasil kerja saya sendiri dan menurut sepengetahuan saya tidak berisi tentang materi yang pernah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah ditulis sumbernya secara jelas sesuai norma dan kaidah penulisan karya ilmiah.

Demikian pernyataan ini saya buat berdasarkan kondisi yang sebenar-benarnya.

Bandar Lampung, Juli 2012 Yang membuat pernyataan,

Hari Sumantri NPM 1013109015

HALAMAN PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmaanirrohiim

(51)

ix

Ayahku tercinta A. Rida Sukirman, S.Pd dan Ibuku tersayang Khodijah

Ayah dan Ibu mertuaku Suudi Syah, S.Pd dan Nurlaila Malik

Istriku tercinta Reni Indriyani, S.Pd dan buah hatiku tersayang

Fatih Hanani Sumantri

Kakakku Harsono, Imbo Pranawengrum, Dwi Dharmawati,

Haitam Muhammed Helmi Saleh

dan Adiku Agung Nusantara, Indah Wiridawati

Rekan-rekanku

Almamaterku tercinta

Terimakasih atas do a, semangat, dan dukungan moral spiritual, materiil maupun

immateriil sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

Alhamdulillaahirobbil aalamiin

SANWACANA

(52)

x

Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN 1 Cimanuk Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011-2012

Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S, selaku Rektor Universitas Lampung 2. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan FKIP Universitas Lampung 3. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi S-1 PGSD FKIP

Universitas Lampung

4. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung

5. Ibu Dr. Lilik Sabdaningtyas, M.Pd, sebagai Dosen Pembimbing, terimakasih atas kesabaran dan keikhlasan memberikan bimbingan dari awal hingga selesainya skripsi ini.

6. Ibu Dra. Fitria Akhyar, M.Pd, sebagai Dosen Pembahas, terimakasih atas masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

7. Segenap Dosen FKIP Universitas Lampung

8. Kepala Sekolah dan segenap dewan guru SDN 1 Cimanuk yang telah memberikan ijin dan dukungan kepada penulis untuk melakukan penelitian

9. Rekan-rekan mahasiswa S-1 Dalam Jabatan, dan

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin

(53)

xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1 1.2. Rumusan Masalah ... 3 1.3. Tujuan Masalah ... 4 1.4. Manfaat Penelitian ... 4 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 5 2.1. Kajian Teori ... 5 2.1.1. Pengertian Aktivitas Belajar ... 5 2.1.2. Pengertian Hasil Belajar ... 7 2.1.3. Pengertian Media Pembelajaran ... 11 2.1.4. Pengertian Media Gambar ... 14 a. Pengertian Media Gambar ... 14 b. Fungsi Media Gambar ... 15 c. Penggunaan Media Gambar ... 16 d. Bentuk Media Gambar... 17 e. Ciri Media Gambar Edukatif ... 17 f. Langkah-langkah Penggunaan Media Gambar... 17 2.1.5. Pengertian Metode Diskusi... 18 a. Karakteristik Metode Diskusi ... 19 b. Prosedur Metode Diskusi ... 20 c. Prinsip-Prinsip Metode Diskusi... 20 d. Keunggulan Metode Diskusi ... 21 e. Jenis-Jenis Metode Diskusi ... 21 2.1.6. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)... 23 2.2. Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan... 24 2.3. Kerangka Pikir... 25 2.4. Hipotesis Tindakan ... 26

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 27 3.1. Seting Penelitian ... 27 3.1.1. Waktu Penelitian ... 27 3.1.2. Tempat Penelitian ... 27 3.2. Subjek Penelitian ... 27 3.3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 28 3.4. Validitas Alat Penelitian ... 28 3.5. Analisis Data ... 29 3.6. Indikator Kinerja ... 33 3.7. Prosedur Penelitian ... 33

(54)

xii

4.2.2. Hasil Penelitian Siklus I ... 44 4.2.3. Hasil Penelitian Siklus II ... 50 4.3. Pembahasan ... 56 4.2.1. Ketuntasan dan Hasil Belajar Siswa ... 56 4.2.2. Aktivitas Siswa ... 59 4.2.2. Aktivitas Guru ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65 5.1. Kesimpulan ... 65 5.2. Saran ... 65

Daftar Pustaka Lampiran

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(55)

xiii

4.3. Jumlah dan Persentase Aktivitas Siswa Pada Tahap Tes Awal ... 43 4.4. Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Tahap Tes Awal ... 43 4.5. Hasil Tes Siklus I... 46 4.6. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I ... 47 4.7. Jumlah dan Persentase Aktivitas Siswa Pada Siklus I... 48 4.8. Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I... 48 4.9. Hasil Tes Siklus II ... 52 4.10. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II ... 54 4.11. Jumlah dan Persentase Aktivitas Siswa Pada Siklus II ... 55 4.12. Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II ... 55 4.13. Rekapitulasi Ketuntasan dan Hasil Belajar Siswa ... 57 4.14. Rekapitulasi Pengamatan Aktivitas Siswa ... 59 4.15. Rekapitulasi Pengamatan Aktivitas Guru ... 62 4.16. Ringkasan Hasil Penelitian (Nilai Tes dan Aktivitas Siswa) ... 64

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(56)
(57)

(Skripsi)

Oleh

Hari Sumantri

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA GAMBAR MELALUI METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN

IPS KELAS IV SDN 1 CIMANUK KECAMATAN WAYLIMA KABUPATEN PESAWARAN

(58)

Oleh

Hari Sumantri

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA GAMBAR MELALUI METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN

IPS KELAS IV SDN 1 CIMANUK KECAMATAN WAYLIMA KABUPATEN PESAWARAN

(59)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Proses Komunikasi dalam Pembelajaran ... 13

2.2. Kerangka Pikir ... 26

3.1. Alur PTK... 34

4.1. Grafik Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar ... 58

4.2. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa ... 59

4.3. Grafik Aktivitas Siswa ... 61

Gambar

gambar melalui metode
Tabel 3.1. Nilai Konversi Ketuntasan Belajar
Tabel 3.3. Nilai Konversi Aktivitas Siswa
Tabel 3.5. Nilai Konversi Aktivitas Guru

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada mata pelajaran IPS kelas IVA SD Negeri 1 Metro dengan menggunakan Media Gambar. Metode

Hasil penelitian menunjukan bahwa melalui metode diskusi pada pembelajaran IPS kelas IV SDN Munjuk Sempurna Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan mampu meningkatkan

Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pemanfaatan media gambar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis narasi pada siswa kelas IV-A SDN 1 Rajabasa

Disimpulkan bahwa dalam penggunaan media gambar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung pada mata pelajaran matematika dan

Tujuan penelitian adalah penerapan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika pada materi sifat-sifat

Untuk mengetahui apakah benar media gambar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun atau mengembangkan paragraf,

Oleh sebab itu, peneliti menganggap perlu mengadakan penelitian dengan menggunakan metode diskusi dengan media gambar pembelajaran biologi dalam meningkatkan aktivitas belajar

Oleh sebab itu, peneliti menganggap perlu mengadakan penelitian dengan menggunakan metode diskusi dengan media gambar pembelajaran biologi dalam meningkatkan aktivitas belajar