• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA, KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP PGRI 2 LABUHAN RATU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA, KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP PGRI 2 LABUHAN RATU TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA, KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP PGRI 2 LABUHAN RATU

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

Habib Purnama

SMP PGRI 2 Labuhan Ratu merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang diharapkan dapat membantu menyukseskan program pemerintah dalam bidang pendidikan. Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari pencapaian hasil belajar siswa dalam pembelajaran.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan pada siswa kelas VIII Semester Ganjil SMP PGRI 2 Labuhan Ratu diketahui bahwa secara keseluruhan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran IPS Terpadu masih tergolong rendah, yaitu dari 90 siswa terlihat hanya 41 siswa atau 45,56% siswa yang mendapat nilai ≥70, dan berarti 54,44% atau sebanyak 49 siswa memperoleh nilai <70. Dengan kata lain, hanya 45,56% bahan pelajaran Mata Pelajaran IPS Terpadu yang dikuasai oleh siswa atau masih dalam kriteria rendah. Secara umum hal-hal yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar terbagi atas dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Diantaranya banyak faktor yang dapat mempengaruhi atau berperan dalam pencapaian hasil belajar siswa, diduga faktor-faktor bimbingan orang tua, kebiasaan belajar, dan lingkungan belajar memiliki peranan penting terhadap tinggi rendahnya hasil belajar IPS Terpadu siswa.

(2)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP PGRI 2 Labuhan Ratu tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 90 siswa dan semuanya dijadikan sampel karena populasinya kurang dari 100 subjek. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survey. Data yang terkumpul melalui angket, diolah dengan computer melalui program SPSS versi 16. Untuk menguji hipotesis pertama, kedua, dan ketiga menggunakan regresi linear sederhana, sedangkan hipotesis keempat menggunakan regresi linear multiple.

Berdasarkan analisis data diperoleh hasil sebagai berikut.

1. Ada pengaruh bimbingan orang tua terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Ada pengaruh kebiasaan belajar IPS Terpadu siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Ada pengaruh lingkungan belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Tahun Pelajaran 2012/2013.

4. Ada pengaruh bimbingan orang tua, kebiasaan belajar, dan lingkungan belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Tahun Pelajaran 2012/2013.

(3)

PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA, KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP PGRI 2 LABUHAN RATU

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh :

HABIB PURNAMA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA, KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP PGRI 2 LABUHAN RATU

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(Skripsi)

Oleh

HABIB PURNAMA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

Judul Skripsi : PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA, KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII

SEMESTER GANJIL SMP PGRI 2 LABUHAN RATU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Nama : Habib Purnama

Nomor Pokok Mahasiswa : 0913031087

Program Studi : Pendidikan Ekonomi

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. I Komang Winatha, M. Si. Drs. Nurdin, M.Si.

NIP. 19600417 198711 1 001 NIP. 19600817 198603 1 003

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Ketua Program Studi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Ekonomi,

Drs. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Nurdin, M.Si.

(6)

MENGESAHKAN

1.

Tim Penguji

Ketua : Drs. I Komang Winatha, M.Si. ...

Sekertaris : Drs. Nurdin, M.Si. ...

Penguji Bukan

Pembimbing : Drs. Yon Rizal, M.Si. ...

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003

(7)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Jl. Soemantri Brojonegoro No. 01 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145 Telp. (0721) 704624 Faximile (0721) 7046

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, adalah: 1. Nama : Habib Purnama

2. NPM : 0913031087

3. Program Studi : Pendidikan Ekonomi

4. Alamat : Jl. Panglima Polim, Gg. Masjid No.17A, Segala Mider Bandar Lampung

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, 8 mei 2013 Yang Membuat Pernyataan

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lampung Utara pada tanggal 3 November 1990 dengan nama lengkap Habib Purnama. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara, putra dari pasangan Bapak Toifuri dan Ibu Aida Dewi.

Pendidikan formal yang diselesaikan penulis yaitu.

1. SD Negeri 1 Muarajaya I diselesaikan pada tahun 2003 2. SMP Negeri 2 Sumberjaya diselesaikan pada tahun 2006 3. SMA Negeri 2 Sumberjaya diselesaikan pada tahun 2009

4. Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung melalui jalur UM.

Sebagai salah satu mata kuliah wajib, penulis dituntut untuk dapat mengaplikasikan mata kuliah teori yang didapat selama perkuliahan. Penulis telah mengikuti dan melaksanakan program-program wajib perkuliahan yang antara lain:

(9)

2. Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik yang dilakukan di Labuhan Ratu, Kecamatan Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur selama 40 hari, terhitung tanggal 30 Juni 2012 sampai 11 Agustus 2012.

(10)

MOTTO

Sesali masa lalu karena ada kekecewaan dan

kesalahan-kesalahan, tetapi jadikan penyesalan itu sebagai senjata masa

depan agar tidak terjadi kesalahan lagi.

(Rifky Ramdhani)

Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan,

bersama kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah

selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk

urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah engkau

berharap.

(QS: Al-Insyirah: 5-8)

Yang kekal di dunia ini adalah perubahan.

(I Komang Winatha)

Hanya kebodohan meremehkan pendidikan.

(P. Syrus)

Perencanaan akan menentukan keberhasilan, tapi tanpa tindakan

rencana tidak akan berhasil.

(Habib Purnama)

(11)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat

dan karunia-Nya, ku persembahkan karya kecilku ini teruntuk:

Kedua orang tuaku, bapak Toifuri dan Ibu Aida Dewi yang senantiasa menyayangi, dan

mendoakanku, serta rela bekerja keras dan mengorbankan segalanya untukku.

Adikku Ilma serta keluarga besarku yang selalu memberikan semangat dan motivasi untuk

keberhasilanku.

Para pendidik yang selama ini membimbing dan memberikan ilmu yang bermanfaat.

Seluruh Sahabatku dan Rekan-rekan Pendidikan Ekonomi 2009.

(12)

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahu Wataala atas segala rahmat, kasih sayang, dan kemurahan yang tiada pernah putus, hingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya sederhana ini dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini, terdapat begitu banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan, baik redaksional, metode penelitian ataupun substansial. Untuk itu, penulis harapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai langkah perbaikan untuk penulis dalam menyusun karya ilmiah atau laporan lain dimasa-masa mendatang.

Selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, bimbingan dan saran dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.

(13)

5. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila.

6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi dan selaku Penguji dan Pembimbing yang sekaligus menjadi pembimbing II dalam proses penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas bimbingan, nasehat serta motivasi yang telah diberikan kepada penulis.

7. Bapak Drs. I Komang Winatha, M.Si., selaku Pembimbing I dan Pembimbing Akademik yang telah memberikan pengarahan bimbingan, motivasi,dan arahan serta nasehat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si., selaku Penguji yang telah membantu mengarahkan dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila, terima kasih kepada ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

10. Bapak Drs. Gono, selaku Kepala SMP PGRI 2 Labuhan Ratu.

11. Ibu Euis Muflihah, S.Pd., selaku guru mata pelajaran IPS kelas VIII yang telah membantu kelancaran penelitian ini dan seluruh staf pengajar serta staf TU SMP PGRI 2 Labuhan Ratu.

12. Bak dan mak tercinta yang selalu menyayangi dengan tulus, mendoakan setiap langkahku, memberikan motivasi, yang selalu menjadi penyemangat dalam hidupku dan atas segala pengorbanan yang dilakukan untukku dan adik-adikku.

(14)

14. Sahabat-Sahabatku (Adi, Adon, Aprohan, Bagus, Beni, Dede, Dodo, Ebit, Johan, Komang, Ombi, Rezki, Wahyu, Elok, Erni, Merlin, Nesya, Tantri, Yika, dan semua angkatan 2009 terimakasih atas kebersamaannya selama ini. Suka dan duka kita bersama saat mencari ilmu untuk masa depan kita kelak dan tentunya untuk mencapai ridho Allah SWT.

15. Seluruh rekan-rekan Pendidikan Ekonomi, kakak-kakak tingkatku 2008, 2007, dan adik-adik tingkatku 2010, 2011, 2012.

16. Teman-teman KKN dan PPL SMA Negeri 1 Labuhan Ratu, Lampung Timur, terima kasih untuk kebersamaannya, kekompakannya, persahabatan yang indah ini dan bantuan kalian selama PPL dan KKN dilaksanakan.

17. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu-persatu oleh penulis.

Semoga segala bantuan, bimbingan, dorongan dan doa yang diberikan kepada penulis mendapat ridho dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.

Bandar Lampung, Mei 2013 Penulis,

(15)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat atau Kegunaan ... 10

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 11

1. Obyek Penelitian ... 11

2. Subyek Penelitian ... 11

3. Tempat Penelitian ... 11

4. Waktu penelitian ... 11

5. Ilmu Penelitian ... 11

II. TUJUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS 12

A. Tinjauan Pustaka ... 12

1. Bimbingan Orang Tua ... 12

2. Kebiasaan Belajar ... 17

3. Lingkungan Belajar ... 22

4. Hasil Belajar ... 29

(16)

Halaman

C. Kerangka Pikir ... 35

D. Hipotesis ... 37

III. METODOLOGI PENELITIAN 39 A. Metode Penelitian ... 39

D. Defenisi Operasional Variabel... 42

E. Teknik Pengumpulan Data ... 45

(17)

Halaman

1. Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 99

2. Pengaruh Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Tahun Pelajaran 2012/2013………... 101

3. Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 103

4. Pengaruh Bimbingan Orang Tua, Kebiasaan Belajar, dan Lingkungan Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP PGRI 2 Labuhan Ratu ... 106

V. KESIMPULAN DAN SARAN 112 A. Kesimpulan ... 112

B. Saran ... 113

(18)
(19)

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

Tabel 1. Hasil Mid Semester Ganjil Siswa Kelas VIII SMP

PGRI 2 Labuhan Ratu Pelajaran 2012/2013... 3

Tabel 2. Hasil Penelitian yang Relevan ... 34

Tabel 3. Jumlah Siswa Kelas VIII SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 41

Tabel 4. Indikator Masing – Masing Variabel dan Sub Indikator... 43

Tabel 5. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Bimbingan Orang Tua ... 48

Tabel 6. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Kebiasaan Belajar... 49

Tabel 7. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Lingkungan Belajar ... 49

Tabel 8. Hasil Analisis Uji Reabilitas Angket Untuk (X1) ... 51

Tabel 9. Hasil Analisis Uji Reabilitas Angket Untuk (X2) ... 52

Tabel 10. Hasil Analisis Uji Reabilitas Angket Untuk (X3) ... 52

Tabel 11. Analisis Varians ANAVA ... 54

Tabel 12.Prasarana SMP PGRI 2 Labuhan Ratu ... 65

Tabel 13. Sarana SMP PGRI 2 Labuhan Ratu ... 65

Tabel 14. Distribusi Frekuensi (X1)... 68

Tabel 15. Kategori (X1) ... 69

Tabel 16. Distribusi Frekuensi (X2)... 70

Tabel 17. Kategori (X2) ... 71

Tabel 18. Distribusi Frekuensi (X3)... 72

Tabel 19. Kategori (X3) ... 73

Tabel 20. Distribusi Frekuensi (Y)... 74

(20)

Halaman

Tabel 22. Hasil Uji Kelinieran regresi (X1) ... 79

Tabel 23. Hasil Uji Kelinieran regresi (X2) ... 80

Tabel 24. Hasil Uji Kelinieran regresi (X3) ... 81

Tabel 25. Kesimpulan Hasil Uji Kelinieran Garis regresi ... 82

Tabel 26. Hasil Uji Multikolinearitas ... 83

Tabel 27. Hasil Uji Autokorelasi ... 85

Tabel 28. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 86

Tabel 29. Hasil Analisis Dengan Pendekatan Rank spearman ... 88

Tabel 30. Korelasi (X1) terhadap (Y) ... 89

Tabel 31. Kooefisien Regresi (X1) terhadap (Y) ... 89

Tabel 32. Korelasi (X2) terhadap (Y) ... 91

Tabel 33. Kooefisien Regresi (X2) terhadap (Y) ... 91

Tabel 34. Korelasi (X3) terhadap (Y) ... 93

Tabel 35. Kooefisien Regresi (X3) terhadap (Y) ... 94

Tabel 36. Kooefisien Regresi (X1), (X2) dan (X3) terhadap (Y) ... 96

Tabel 37. ANOVA untuk Uji Hipotesis (X1), (X2) dan (X3) terhadap (Y) ... 97

(21)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir Pengaruh Bimbingan Orang Tua, Kebiasaan Belajar, danLingkungan Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP PGRI 2 Labuhan Ratu

(22)

I. PENDAHULUAN

Bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian. Pembahasan secara rinci beberapa subbab tersebut dikemukakan sebagai berikut.

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan kompeten. Dalam suatu proses pembelajaran yang terjadi di sekolah, hasil belajar merupakan tolak ukur untuk menilai keberhasilan suatu proses pembelajaran tersebut.

Anak sebagai peserta didik menjadi sasaran utama dalam kegiatan pendidikan, dimana mereka diharapkan dapat mencapai keberhasilan belajar. Keberhasilan belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam menguasai materi pelajaran, prestasi belajar yang dicapai siswa, keterampilan dan kebenaran dalam

menyelesaikan tugas yang diberikan guru dan lain-lain.

(23)

Kendala-2

kendala tersebut berasal dari berbagai sumber, baik internal maupun eksternal. Faktor internal merupakan faktor biologis (kondisi umum jasmani) dan faktor psikologis (intelegensi, sikap, minat, kebiasaan, bakat, dan motivasi) sedangkan faktor eksternal dapat berupa faktor internal keluarga, bimbingan orang tua, lingkungan.

Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan. Dalam belajar, kita tidak dapat melepaskan diri dari beberapa hal yang dapat mengantarkan kita berhasil dalam belajar dan mendapatkan prestasi yang kita inginkan dalam proses belajar. Banyak orang belajar dengan susah payah, tetapi tidak mendapatkan hasil apa-apa, hanya kegagalan demi kegagalan yang ditemui. Penyebabnya tidak lain karena belajar tidak teratur, tidak disiplin, kurang bersemangat, tidak tahu cara berkonsentrasi dalam belajar, dan istirahat yang tidak cukup sehingga kurang tidur.

(24)

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilaksanakan pada siswa kelas VIII SMP PGRI 2 Labuhan Ratu didapat hasil belajar Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 hasil belajar yang dicapai siswa pada umumnya belumlah

menunjukkan hasil yang optimal, khususnya pada mata pelajaran IPS Terpadu, yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1. Hasil Belajar IPS Terpadu Berdasarkan Nilai Mid Semester Pada Siswa Kelas VIII SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013.

No Kelas Nilai Jumlah Siswa

<70 ≥70

1 VIII A 18 12 30

2 VIII B 16 15 31

3 VIII C 15 14 29

Jumlah Siswa 49 41 90

% 54,44 45,56 100

Berdasarkan tabel di atas, hasil belajar siswa secara umum masih tergolong rendah, karena dari 90 siswa terlihat hanya 41 siswa atau 45,56% siswa yang mendapat nilai ≥ 70, dan berarti 54,44% atau sebanyak 49 siswa memperoleh nilai < 70. Seperti yang dikemukakan oleh Djamarah (2008: 18), yaitu apabila bahan pelajaran yang diajar kurang dari 65% dikuasai oleh siswa maka presentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah.

(25)

4

pengarahan yang diberikan orang tua tersebut sangatlah besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadinya.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilaksanakan di SMP PGRI 2 Labuhan Ratu, peneliti melakukan wawancara kepada 30 siswa berkenaan dengan

bimbingan belajar yang dilakukan orang tua di rumah. Hasil dari wawancara langsung kepada 30 siswa yang sama, sebagian besar atau sekitar 80% dari siswa tersebut mengatakan bahwa materi yang telah mereka dapatkan dari sekolah selanjutnya akan mereka pelajari kembali di rumah secara mandiri dan masih belum optimalnya peran orang tua dalam membimbing anaknya dalam belajar. Padahal pada masa transisi inilah anak sangatlah membutuhkan bimbingan dan arahan dari orang tua mereka. Hal ini tentu menghambat proses belajar anak, ketika anak mengalami masalah dalam belajar maka peranan orang tualah yang diharapkan mampu untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi.

Faktor kedua yang diduga turut mempengaruhi hasil belajar mata pelajaran IPS Terpadu siswa adalah kebiasaan belajar. Pelaksanaan belajar yang baik oleh siswa yang dikerjakan secara terus menerus, disebut juga dengan kebiasaan belajar yang baik. Usaha belajar dengan kebiasaan belajar yang baik akan memberikan hasil yang baik.

(26)

Setiap siswa memiliki kebisaan yang berbeda-beda. Kebisaan belajar yang kurang baik yang biasanya diterapkan siswa adalah bermalas-malasan dalam belajar, mengurangi materi pelajaran hanya menjelang ujian saja, tidak rajin membaca dan membuat catatan serta kurang berkonsentrasi dalam belajar. kebiasaan belajar yang dilakukan setiap siswa di SMP PGRI 2 Labuhan Ratu berbeda, Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilaksanakan di SMP PGRI 2 Labuan Ratu, peneliti melakukan wawancara kepada 30 siswa. Hasil dari wawancara langsung kepada 30 siswa yang sama, hanya sekitar 10 siswa yang mempunyai jadwal belajar siswa IPS dan melaksanakan jadwal belajar yang telah dibuatnya. Kemudian ketika di rumah, hanya sekitar 30% dari 30 siswa tersebut yang mengulang kembali materi pelajaran IPS Terpadu yang telah didapat dari sekolah. Jadi dapat diambil

kesimpulan bahwa masih ada siswa yang belum memiliki jadwal belajar sebagai pedoman untuk setiap kegiatan dalam belajarnya, dan masih ada siswa pula belajar secara tidak teratur dan terus menerus belajar karena keesokan harinya akan ujian dan ulangan. Dengan kebiasaan belajar yang kurang baik tersebut dapat menyita waktu istirahat anak, dengan keadaan tersebut setiap siswa perlu belajar secara teratur setiap materi hendaknya materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru hari itu pula diulang, kemudian dengan pembagian waktu yang baik dan memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajarnya.

(27)

6

siswa dan keefektifan belajar guna menunjang pencapaian hasil belajar yang memuaskan.

Lingkungan belajar yang pertama yaitu lingkungan keluarga. Dalam keluarga seorang anak didik mengalami proses sosialisasi untuk pertama kalinya, dimana proses ini anak dikenalkan dan diajarkan berbagai nilai kehidupan yang sangat berguna dan menentukan bagi perkembangan anak dimasa depan. Lingkungan kedua adalah lingkungan sekolah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang memungkin seseorang meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan bakat yang dimilikinya. Lingkungan belajar yang ketiga adalah lingkungan masyarakat. Manusia merupakan makhluk sosial dan hidup ditengah-tengah masyarakat. Di dalam masyarakat terdapat norma-norma yang harus dipatuhi oleh anggota masyarakat. Norma-norma tersebut berpengaruh dalam pembentukan kepribadian warganya dalam bertindak dan bersikap, untuk itulah lingkungan masyarakat mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan belajar anak.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi IPS Terpadu diketahui bahwa lingkungan belajar siswa kelas VIII semester ganjil SMP PGRI 2 Labuhan Ratu kurang kondusif. Hal itu terlihat dari beberapa hal, seperti: kurangnya perhatian orang tua, kurang terpenuhinya kebutuhan dan perlengkapan belajar, lingkungan tempat tinggal yan kurang kondusif, teman bergaul yang tidak menciptakan lingkungan belajar yang baik, seperti kondisi sekolah yang kurang kondusif.

(28)

Tua, Kebisaan Belajar, dan Lingkungan Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Pada Siswa Kelas VIII SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut.

1. Masih rendahnya peran orang tua dalam memberikan bimbingan terhadap siswa SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Tahun Pelajaran 2012/2013, hal ini terlihat berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada beberapa siswa pada saat melakukan penelitian pendahuluan.

2. Kurangnya pengawasan dari orang tua baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga anak mengalami kesulitan dalam kegiatan atau aktivitas belajar yang dilakukannya.

3. Pembentukan kebiasaan belajar IPS Terpadu siswa kurang baik hal ini diketahui dari hasil wawancara peneliti yang dilakukan kepada beberapa siswa bahwa hanya sebagian kecil siswa yang mempunyai jadwal belajar siswa IPS dan melaksanakan jadwal belajar yang telah dibuatnya.

(29)

8

5. Rendahnya pengetahuan siswa tentang pentingnya tujuan belajar, hal ini disebabkan kebiasaan belajar yang dilakukan siswa masih belum terencana dengan baik.

6. Lingkungan sekolah di SMP PGRI 2 Labuhan Ratu masih kurang mendukung dalam proses pembelajaran, hal ini terlihat dari dari masih minimnya sarana dan prasarana pembelajaran di sekolah.

7. Lingkungan masyarakat di sekitar SMP PGRI 2 Labuhan Ratu kurang mendukung untuk menciptakan suasana belajar yang baik, hal ini terlihat dari kecenderungan siswa melakukan aktivitas yang tidak ada hubungan nya dengan pembelajaran.

8. Peranan keluarga dalam memberikan pendidikan anak masih rendah sebab anak belum mendapat sarana penunjang yang baik dalam melakukan aktivitas belajar di rumah .

9. Sebagian besar hasil belajar siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) hal ini terlihat dari perolehan ulangan harian IPS terpadu kelas VIII yang hanya 45,55% dari keseluruhan siswa kelas VIII yang memenuhi KKM dan sisanya 54,44% siswa yang memiliki nilai di bawah KKM yaitu <70.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi diatas, maka masalah dalam

penelitian ini dibatasi pada kajian “Bimbingan Orang Tua (X1), Kebisaan Belajar

(X2), Lingkungan Belajar(X3), dan hasil belajar IPS Terpadu (Y) pada siswa kelas

(30)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka perumusan masalah yang diteliti adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh bimbingan orang tua terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013?

2. Apakah ada pengaruh kebiasaan belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII di SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013?

3. Apakah ada pengaruh lingkungan belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII di SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013?

4. Apakah ada pengaruh bimbingan orang tua, kebiasaan belajar, dan lingkungan belajar siswa terhadap hasil belajar siswa kelas VIII di SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui pengaruh bimbingan orang tua terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013.

(31)

10

3. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII di SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013.

4. Untuk mengetahui pengaruh bimbingan orang tua, kebiasaan belajar, dan lingkungan belajar siswa terhadap hasil belajar siswa kelas VIII di SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013.

F. Manfaat atau Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk menambah referensi, bahan literatur atau pustaka, khususnya tentang bimbingan orang tua, kebiasaan belajar, dan lingkungan belajar siswa.

b. Dapat menjadi dasar bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam tentang permasalahan yang terkait.

2. Manfaat Praktis

a. Siswa: sebagai salah satu cara untuk mengetahui presentase pengaruh bimbingan orang tua, kebisaan belajar Siswa, dan ligkungan belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu.

b. Orang tua: Sebagai bahan masukan kepada orang tua siswa bahwa peranan dan keterlibatan dalam memberikan motivasi belajar sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar anaknya.

(32)

bimbingan dari orang tuanya serta menumbuhkan kebiasaan belajar dan lingkungan belajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa. d. Dunia pendidikan: hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan bagi pengambilan keputusan dan kebijakan dibidang pendidikan sehingga kebijakan-kebijakan yang diambil dapat bermanfaat dalam meningkatkan mutu pendidikan.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah: 1. Objek Penelitian

Ruang lingkup objek penelitian yang akan diteliti adalah persepsi siswa tentang Bimbingan Orang Tua (X1), Kebisaan Belajar (X2), Lingkungan

Belajar(X3), dan hasil belajar IPS Terpadu (Y).

2. Subjek Penelitian

Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013. 3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah SMP PGRI 2 Labuhan Ratu. 4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013. 5. Ilmu Penelitian

(33)

12

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

Bagian kedua akan membahas mengenai tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis. Sebelum analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya penelitian dapat melakukan kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan

kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.

A. Tinjauan Pustaka

1. Bimbingan Orang Tua

Tugas utama orang tua adalah mengasuh, membimbing, memelihara serta mendidik anak untuk menjadi cerdas, pandai dan berakhlak. Selain itu sebagai orang tua harus mampu menyediakan fasilitas atau keperluan anak dalam pembelajaran untuk mendapatkan sebuah keberhasilan, misalnya, buku-buku pelajaran. Namun sekarang ini banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa cara mendidiknya membuat seorang anak merasa tidak diperhatikan, dibatasi

(34)

Untuk mencapai keberhasilan anak peranan orang tua sangatlah dominan karena kebiasaan belajar anak berbeda dengan kebiasaan belajar orang dewasa. Sebelum anak mencapai usia dewasa dan terbentuk karakteristik belajarnya dia

memerlukan bimbingan dan pengarahan orang tua dan gurunya, sampai saatnya ia mencapai kematangan fisiologis dan psikologis.

Menurut Rochman dalam Dewa (2002: 19) Bimbingan merupakan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara

berkesinambungan agar individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup untuk mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan keadaan dan tuntunan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.

Menurut Hamalik (2002:93) dalam Anadwi Wahyuni, menyatakan bahwa bimbingan adalah “suatu proses untuk menolong individu dan kelompok supaya

individu itu dapat menyesuaikan diri dan memecahkan masalah-masalahnya”. Kemudian ia juga menyatakan bimbingan adalah “suatu proses yang terus

menerus untuk membantu perkembangan individu dalam rangka mengembangkan kemampuannya secara maksimal untuk memperoleh manfaat yang

sebesar-besarnya, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.”Sedangkan pengertian orang tua adalah terdiri dari bapak, ibu atau dianggap tua”. Jadi yang dimaksud

dengan pengertian orang tua adalah terdiri dari bapak, ibu atau wali yang bertanggung jawab langsung terhadap anak.

(35)

14

dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya, sehingga dapat berkembang sesuai dengan harapan.

Sebagai wujud perhatian orang tua kepada anak-anaknya, sudah selayaknya orang tua memberikan pendidikan kepada anak-anaknya baik berupa nasihat, bimbingan maupun keteladanan. Disamping menampilkan sikap-sikap yang baik dalam menghadapi anak yang sedang belajar maka orang tua hendaknya berpartisipasi langsung meningkatkan motivasi anaknya dalam belajar dengan cara memberikan penguatan atas penghargaan terhadap tingkah laku usaha belajar anaknya.

Menurut Mulyasa (2003) salah satu bentuk bimbingan orang tua terhadap siswa adalah: “Partisipasi masyarakat atau orang tua dalam pendidikan anaknya dapat berupa perhatian akan kepentingan dan kebutuhan anaknya dalam belajar, mengatur waktu belajar, menyediakan alat belajar, memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tahu kemajuan belajar, anaknya dan kesulitan yang dialami anaknya dalam belajar dan sebagainya. Partisipasi masyarakat tersebut dapat meningkatkan hasil belajar anak, sehingga hubungan harmonis antara anak dengan dengan orang tua tetap harmonis disertai bimbingan dan hukuman yang dapat menyukseskan belajar anak.

(http://elearningpendidikan.com/prestasi-belajar-tergantung-pada-bimbingan-orang-tua.html).

Berdasarkan definisi bimbingan yang telah dikemukakan di atas, jika dikaitkan dengan bimbingan orang tua kepada anak, bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan orang tua kepada anaknya untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

Upaya orang tua dalam memberikan bimbingan kepada anak yang sedang belajar dapat dilakukan dengan menciptakan suasana diskusi di rumah. Banyak

(36)

memahami sikap pandang anak terhadap berbagai persoalan hidup, cita-cita masa depan, kemauan anak, yang pada gilirannya akan berdampak sangat efektif bagi daya dukung terhadap kesuksesan belajar anak.

Menasihati anak berarti memberi saran-saran untuk memecahkan suatu masalah, berdasarkan pengetahuan, pengalaman dan pikiran sehat. Nasihat dan petuah memiliki pengaruh yang cukup besar dalam membuka mata anak-anak terhadap kesadaran akan hakikat sesuatu serta mendorong mereka untuk melakukan sesuatu perbuatan yang baik.

Orang tua perlu mengawasi pendidikan anak-anaknya, sebab tanpa adanya pengawasan yang kontinu dari orang tua besar kemungkinan pendidikan anak tidak akan berjalan lancar. Pengawasan orang tua tersebut dalam arti mengontrol atau mengawasi semua kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh anak baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengawasan yang diberikan orang tua dimaksudkan sebagai penguat disiplin supaya pendidikan anak tidak terbengkelai, karena terbengkelainya pendidikan seorang anak bukan saja akan merugikan dirinya sendiri, tetapi juga lingkungan hidupnya.

(37)

16

kewajiban anak yang bebas dan bertanggung jawab. Sehingga peranan orang tua sangat diperlukan di dalamnya. Untuk mengetahui pengalaman anak di sekolah orang tua diharapkan selalu menghadiri setiap undangan pertemuan orang tua di sekolah, melakukan pertemuan segitiga antara orang tua, guru dan anak sesuai kebutuhan terutama ditekankan untuk membicarakan hal-hal yang positif serta orang tua sebaiknya secara teratur, dalam suasana santai mendiskusikan dengan anak, kejadian-kejadian di sekolah.

Satijan dalam mengemukakan tentang pentingnya pertemuan antara orang tua dan guru sebagai berikut:

1) Pemberian motivasi

Berikut ini dikemukakan cara-cara yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk membangkitkan motivasi anak agar tumbuh rasa senang dalam belajar yang dikutip dari sebuah artikel, yaitu sebagai berikut: Sisihkan waktu barang satu jam sampai dua jam untuk dapat bertemu dengan anak-anak, curahan kasih sayang dengan tidak ada maksud memanjakan atau menuruti segala kemauannya, tanyakan sekilas tentang pelajaran di sekolah, berilah penghargaan pada si anak dari hasil belajarnya sekalipun hanya sebuah kata-kata manis, tanyakan apa yang menjadi kesulitannya, berilah nasihat untuk menyelesaikan, Bimbinglah untuk mengatur jadwal belajarnya belajar secara kontinu dan mandiri, berilah sangsi yang mendidik jika ia melakukan keteledoran, jagalah kewibawaan orang tua agar ia tetap menghormati, usahakan untuk memenuhi kebutuhan belajarnya dan selalu berkonsultasi dengan guru jika ada masalah yang penting.

2) Penghargaan

Di samping itu orang tua juga perlu memberikan penghargaan kepada anak. Penghargaan adalah sesuatu yang diberikan orang tua kepada anaknya karena adanya keberhasilan anak dalam belajar sehingga meraih prestasi. Hal ini sangat berguna bagi anak karena dengan penghargaan anak akan timbul rasa bangga, mampu atau percaya diri dan berbuat yang lebih maksimal lagi untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi.

(38)

orang tua juga berkewajiban memotivasi anak untuk lebih giat belajar. Jika anak tersebut memiliki prestasi yang bagus hendaknya orang tua menasihati kepada anaknya untuk meningkatkan aktivitas belajarnya. Dan untuk mendorong

semangat belajar anak hendaknya orang tua mampu memberikan semacam hadiah untuk menambah minat belajar bagi anak itu sendiri. Namun jika prestasi belajar anak itu jelek atau kurang maka tanggung jawab orang tua tersebut adalah memberikan motivasi atau dorongan kepada anak untuk lebih giat dalam belajar.

Selanjutnya yang perlu diperhatikan oleh orang tua juga adalah memberikan pujian dan penghargaan pada kemampuan atau prestasi yang diperoleh anak. Pujian dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa orang tua menilai dan menghargai tindakan usahanya.

Jadi bimbingan orang tua sangatlah penting untuk memotivasi anak untuk belajar, memberi bantuan dalam hal mengatasi kesulitan belajar, menyediakan sarana (alat) untuk belajar, keadaan mengawasi anak dalam belajar, dan mengenal kesulitan-kesulitan anak dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar anak.

2. Kebiasaan Belajar

(39)

18

Perbedaan tingkat keberhasilan tersebut disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, salah satu diantaranya adalah kebiasaan belajar siswa.

Berbicara masalah kebiasaan, setiap manusia satu dengan yang lainnya tidaklah sama, ada seorang siswa yang yang mempunyai kebiasaan belajar acuh tak acuh, belajar saat menjelang ujian atau belajar cukup dengan menghafal saja. Segala sesuatu yang dilakukan manusia baik yang penting maupun yang tidak penting mempunyai kebiasaan yang tersendiri dan berbeda. Begitu pula dalam hal

kebiasaan belajar yang merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan oleh siswa itu sendiri.

Menurut Aunurrahman dalam Novi (2009:185), kebisaan belajar adalah prilaku belajar seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukannya. Kemudian Menurut Witherington mengemukakan (Djalali, 2008:128), bahwa kebiasaan belajar adalah cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat otomatis. Di dalam belajar, kebiasaan belajar perlu dipupuk dan dikembangkan karena kebiasaan bukanlah sesuatu yang telah ada, namun sesuatu yang harus dibentuk.

Sedangkan menurut Djali (2008:128), kebiasaan belajar adalah cara atau teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu meneria pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaruhan waktu untuk menyelesaikan kegiatan.

(40)

belajar dan perbuatan tersebut dilakukan secara berulang-ulang, terencana, terarah, sistematis,serta dilakukan dalam situasi belajar tertentu.

Kebiasaan belajar bukan merupakan bakat alamiah yang berasal dari faktor bawaan, tetapi merupakan perilaku yang dipelajari dengan secara sengaja dan sadar selama beberapa waktu. Karena diulang sepanjang waktu, berbagai perilaku itu begitu terbiasakan sehingga akhirnya terlaksana secara spontan tanpa

memerlukan pikiran sadar sebagai tanggapan otomatis terhadap sesuatu proses belajar.

Tentu saja kebiasaan belajar adakalanya merupakan kebiasaan belajar yang baik dan kebiasaan belajar yang buruk kebiasaan belajar yang baik akan membantu peserta didik untuk menguasi pelajarannya, menguasai materi dan meraih keberhasilan di sekolah. Sedangkan kebiasaan belajar yang buruk akan

mempersulit peserta didik untuk memahami pelajarannya dan menghambat siswa dalam mencapai keberhasilan di sekolah.

Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud kebiasaan belajar adalah suatu perilaku belajar yang dilakukan secara berulang-ulang dalam waktu yang lama yang pada akhirnya menjadi menetap dalam diri siswa sehingga hal tersebut dapat

memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukannya.

(41)

20

dan dikuasai dengan maksimal serta ujian-ujian bisa dilalui dengan hasil yang baik sehingga pada akhirnya dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.

Menurut Gie (Dewi, 2002:13) mengemukakan kebiasaan-kebiasaan belajar yang baik, antara lain:

1. Pembuatan jadwal dan pelaksanaanya. Seorang siswa perlu membuat jadwal belajar di rumah atau diperpustakaan yang dilaksanakan secara teratur. Hal ini akan dapat dilaksanakan jika siswa memiliki sifat disiplin.

2. Membaca dan membuat catatan. Sebagian besar kegiatan belajar adalah membaca dengan teratur, sungguh-sungguh dan penuh konsentrasi serta membuat catatan dengan teratur dan rapih agar mudah dibaca.

3. Mengulang bahan pelajaran. Untuk lebih memantapkan apa yang telah dipelajari ulang.

4. Mengerjakan tugas. Agar siswa berhasil dalam belajarnya, siswa perlu mengerjakan tugas, baik itu pekerjaan rumah atau latihan mengerjakan soal.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa kebiasaan belajar yang baik tidak dapat

dilakukan dalam waktu yang singkat, tetapi kebiasaan harus direncanakan, dilatih, diusahakan dan dikembangkan sedikit demi sedikit atau secara berulang-ulang. Apabila seseorang belajar tanpa rencana sulit untuk memperoleh hasil yang maksimal. Mengenai cara belajar yang baik, siswa dapat menerapkan prinsip belajar yaitu adanya kedisiplinan, keteraturan dan konsentrasi maka kegiatan belajar akan berjalan dengan baik.

(42)

memperoleh hasil belajar yang maksimal. Siswa yang menerapakan kebiasaan belajar yang baik dan teratur tentu akan mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan siswa yang tidak menerapkan kebiasaan belajar.

Siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami dan memperoleh pengetahuan dapat disebabkan oleh kebiasaan belajar yang kurang baik, sehingga menghambat kamajuan belajar siswa dan pada akhirnya akan mengalami kegagalan dalam mencapai hasil belajar yang maksimal. Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang baik. Menurut Dimyati dalam Novi (2002: 246), kebiasaan belajar yang kurang baik antara lain berupa:

1. Belajar pada akhir semester 2. Belajar tidak teratur

3. Menyia-nyiakan kesempatan belajar 4. Bersekolah hanya untuk bergengsi 5. Datang terlambat

6. Bergaya jantan seperti merokok, sok menggurui teman lain.

Sedangkan menurut Aunurrahman dalam Novi (2009:185) ada beberapa bentuk perilaku yang menunjukkan kebiasaan tidak baik dalam belajar yang sering kita jumpai pada sejumlah siswa, seperti:

1. Belajar tidak teratur

2. Daya tahan belajar rendah (belajar secara tergesa-gesa) 3. Belajar bilamana menjelang ulangan atau ujian

4. Tidak memiliki catatn pelajaran yang lengkap 5. Tidak terbiasa membuat ringkasan

6. Tidak memiliki motivasi untuk memperkaya materi pelajaran

7. Senang menjiplak pekerjaan teman, termasuk kurang percaya diri di dalam menyelesaikan tugas

8. Sering datang terlambat

(43)

22

Jenis-jenis kebiasaan belajar di atas merupakan bentuk-bentuk perilaku belajar yang tidak baik karena mempengaruhi aktivitas belajar siswa dan pada gilirannya dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar yang diperoleh.

3. Lingkungan Belajar

Lingkungan mempunyai peranan penting dalam tumbuh kembang anak, karena manusia manusia memiliki sejumlah kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengalaman. Pengalaman itu terjadi karena interaksi manusia dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.

Lingkungan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Dari waktu ke waktu lingkungan selalu mengitari manusia, sehingga antara manusia dan lingkungan terhadap hubungan timbal balik dimana lingkungan mempengaruhi manusia dan sebaliknya manusia juga mempengaruhi lingkungan. Begitu juga dalamproses belajar mengajar, lingkungan merupakan sumber belajar yang berpengaruh dalam proses belajar dan perkembangan anak.

Lingkungan belajar adalah tempat berlangsungnya kegiatan belajar yang mendapatkan pengaruh dari luar terhadap keberlangsungan kegiatan tersebut. Lingkungan yang merupakan sumber belajar memiliki pengaruh dalam proses pembelajaran. Lingkungan dalam arti sempit adalah alam sekitar di luar diri individu atau manusia. “Lingkungan itu mencakup segala material dan stimulus di

dalam dan di luar individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosio-struktural” ( Dalyono, 2007: 129).

(44)

adalah segala sesuatu yang disekeliling manusia yang dapat mempengaruhi tingkah laku secara langsung maupun tidak langsung. Supardi dalam Fatma (2003: 2) menyatakan “lingkungan adalah jumlah semula benda hidup dan mati

serta seluruh kondisi yang ada di dalam ruang yang kita tempati”. Kehidupan

manusia selalu berhubungan dengan lingkungan yang di dalamnya diperlukan suatu interaksi antara sesama manusia.

Lingkungan belajar menurut Muhammad Saroni dalam Fatma (2006: 82-84), adalah “segala sesuatau yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran yang dilaksanakan. Lingkungan ini mencakup dua hal utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial, kedua aspek lingkungan tersebut dalam proses

pembelajaran haruslah saling mendukung, sehingga siswa merasa betah di sekolah dan mau mengikuti proses pembelajaran secara sadar dan bukan karena tekanan

apapun keterpaksaan”. Sedangkan menurut Indra Djati Sidi dalam Fatma (2005:

148), “Lingkungan belajar sangat berperan dalam menciptakan suasana belajar menyenangkan”. Lingkungan tersebut dapat meningkatkan keaktifan belajar, oleh karena itu lingkungan belajar perlu ditata semestinya.

Slameto (2003: 60) mengemukakan bahwa “Lingkungan belajar siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa terdiri dari lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat”. Lingkungan yang pertama yaitu

lingkungan keluarga. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama pra sekolah yang dikenal anak pertama kali dalam pertumbuhan dan

(45)

24

pertama kalinya. Menurut Slameto (2003: 60-64) lingkungan keluarga terdiri dari:

1. Cara orang tua mendidik

Peran orang tua dapat dilihat dari bagaimana orang tersebut dalam mendidiki anaknya, kebiasaan-kebiasaan baik yang ditanamkan agar mendorong semangat anak untuk belajar.

2. Relasi antara anggota keluarga

3. Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi antara anak dengan seluruh anggota keluarga terutama orang tua dengan anaknya atau anak dengan anggota keluarga lain.

4. Suasana rumah

Agar rumah menjadi tempat belajar yang baik maka perlu diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram. Suasana tersebut dapat tercipta apabila dalam keluarga tercipta hubungan yang harmonis antar orang tua dengan anak atau anak dengan anggota keluarga yang lain.

5. Keadaan ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya juga membutuhkan fasilitas belajar.

6. Perhatian orang tua

Anak perlu mendapat dorongan dan perhatian orang tua. Kadang-kadang anak menjadi lemah semangat, maka orang tua wajib memberi perhatian dan mendorongnya membantu sebisa mungkin kesulitan yangdialami anak di sekolah.

(46)

alat pembelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

Untuk mendukung keberhasilan belajar di sekolah, maka siswa diharapkan dapat memperhatikan lingkungan belajar di sekitarnya. Keadaan ruang belajar yang bersih, nyaman, segar dan terang serta ventilasi yang cukup menjadikan suasana belajar yang menyenangkan dan nyaman sehingga dapat mempengaruhi daya pikir siswa dan memberi kenyamanan dalam belajar, sedangkan hubungan siswa

dengan guru, dan hubungan siswa dengan siswa yang terjalin dengan baik dapat menumbuhkan semangat siswa dalam menerima materi pelajaran yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan uraian di atas maka yang dimaksud dengan lingkungan belajar di sekolah adalah kondisi yang diperlukan untuk dapat mengubah tingkah laku dalam diri siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya di sekolah yang mencakup suasana tempat belajar, interaksi siswa dengan guru, siswa dengan siswa dan peraturan sekolah beserta sanksinya.

(47)

26

dalam pembentukan kepribadian warganya dalam bertindak dan bersikap. Oleh sebab itu lingkungan masyarakat mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan belajar anak.

Menurut Munib dalam Fatma (2004: 76) secara umum lingkungan diartikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perilaku kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan pendidikan menurut Purwanto (2004: 141) digolongkan menjadi tiga, yaitu:

1. Lingkungan keluarga, yang disebut juga lingkungan pertama. 2. Lingkungan sekolah, yang disebut juga lingkungan kedua. 3. Lingkungan masyarakat, yang disebut juga lingkungan ketiga.

Hamalik (2004: 196), lingkungan (environment) sebagai dasar pengajaran adalah faktor kondisional yang mrmpengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor belajar yang penting . Lingkungan belajar/ pembelajaran/ pendidikan terdiri dari sebagai berikut:

1. Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat baik kelommpok besar atau kelompok kecil.

2. Lingkungan personal meliputi individu-individu seagai suatu pribadi berpengaruh terhadap individu pribadi lainnya.

3. Lingkungan alam (fisik) meliputi semua sumber daya alam yang dapat diberdayakan sebagai sumber belajar.

4. Lingkungan kultur mencakup hasil budaya dan teknologi yang dapat dijadikan sumber belajar dan yang dapat menjadi faktor pendukung pengajaran. Dalam konteks ini termasuk sistem nilai, norma dan adat kebiasaan. Hamalik (2004: 196) juga mengemukakan bahwa suatu

lingkungan pendidikan/ pengajaran memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut: 1) Fungsi psikologis

(48)

2) Fungsi pedagogis

Lingkungan memberikan pengaruh-pengaruh yang bersifat mendidik, khususnya lingkungan yang sengaja disiapkan sebagai suatu lembaga pendidikan, misalnya keluarga, sekolah, lembaga pelatihan dan lembaga-lembaga sosial.

3) Fungsi instruksional

Program instruksional merupakan suatu lingkungan pengajaran atau pembelajaran yang dirancang secara khusus untuk mengembangkan tingkah laku siswa.

Aqib dalam Fatma (2004: 76) mengemukakan bahwa lingkungan yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa terdiri dari lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga terdiri dari orang tua, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga. Lingkungan sekolah terdiri dari cara penyajian yang tidak menarik, hubungan guru dengan murid, hubungan anak dengan anak, bahan pelajaran yang terlalu tinggi, alat-alat belajar di sekolah, jam-jam pelajaran yang kurang baik. Lingkungan masyarakat yang terdiri dari mass media, teman bergaul, kegiatan dalam masyarakat, dan corak kehidupan tetangga.

Menurut Syah dalam Fatma (2006: 152) lingkungan belajar sebagai faktor eksternal siswa yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua yaitu sebagai berikut:

1. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial di sekolah adalah seluruh warga sekolah, baik itu guru, karyawan maupun teman-tean sekelas, dan semua dapat mempengaruhi semangat belajar semua siswa. Lingkungan sosial siswa di rumah antara lain masyarakat, tetangga dan juga teman-teman bergaul siswa di rumah yang mempunyai andil cukup besar dalam mempengaruhi belajar siswa. Lingkungan sosial yang dominan dalam mempengaruhi kegiatan belajar siswa adalah orang tua dan keluarga itu sendiri. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan

berkembangnya watak, budi pekerti, dan kepribadia setiap manusia. 2. Lingkungan non sosial

Lingkungan non sosial siswa yang berpengaruh terhadap belajarnya

(49)

28

Berdasarkan uraian tersebut, lingkungan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini dapat diperoleh pengertian sebagai segala sesuatu yang berada di sekitar siswa baik lingkungan sosial maupun lingkungan non sosial yang berpengaruh terhadap proses belajar siswa. Lingkungan sosial terdiri dari cara orang tua mendidik anak, keadaan ekonomi keluarga, masyarakat disekitar tempat tinggal siswa, teman bergaul siswa, dan hubunngan siswa dengan siswa, sedangkan lingkungan non sosial di sini adalah suasana rumah, siaran televisi, serta keadaan gedung dan suasana rumah.

Lingkungan belajar merupakan penciptaan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar yang baik. Dengan adanya lingkungan belajar yang baik, maka akan dapat mendukung lancarnya kegiatan belajar. Lingkungan selalu mengitari manusia dari waktu ke waktu dilahirkan sampai meninggalnya, sehingga antara lingkungan dan manusia terdapat hubungan timbal balik dalam artian lingkungan mempengaruhi manusia dan manusia

mempengaruhi lingkungan. Begitu pula dalam proses belajar mengajar,

(50)

4. Hasil Belajar IPS Terpadu

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Menurut Gagne, belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Setelah belajar setiap individu memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Setelah belajar maka diperoleh hasil belajar yang berupa kapabilitas untuk mengetahui, memahami, dan mengerti konsep. Timbulnya kapabilitas tersebut karena adanya stimulus yang berasal dari lingkungan dan dari proses kognitif yang dilakukan oleh siswa. Lebih lanjut dikatakan oleh Gagne dalam Dimyati dan Mujiono (2006: 10) bahwa belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengelolaan

informasi, menjadi kapabilitas baru. Dimana belajar terdiri dari tiga faktor penting yaitu kondisi eksternal, internal dan hasil belajar. Sedangkan menurut Slameto (2003: 2) belajar adalah merupakan usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan pendapat di atas, maka yang dimaksud belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku pada diri individu yang sedang belajar meliputi

pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan yang didapat melalui pengalaman dan berlangsung secara aktif dengan lingkungan belajarnya yang akan nampak pada peningkatan kualitas dan kuantitas sebagai hasil dari

pengalaman belajar yang dilakukan secara berkelanjutan untuk mencapai tujuan.

(51)

30

pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat burton dalam Hamalik (2001: 31) bahwa hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apersepsi, abilitas, dan keterampilan. Sedangkan hasil belajar menurut Suharsimi Arikunto (2001: 63) sebagai hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan.

Suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil pembelajaran yang didapatkan mengalami peningkatan atau perubahan. Hasil belajar siswa diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran. Mengenai hasil belajar, Dimyati dan Mujiono (2006: 3) menyatakan “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi

tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan

berakhirnya pengalaman dan puncak hasil belajar”. Bukti bahwa seseorang telah

belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku ada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (Hamalik, 2001: 30). Sementara menurut Alwasilah (2000: 90-91), mengemukakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Output yang diharapkan dari proses belajar adalah prestasi (Brahim, 2007: 39).

(52)

pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil pembelajaran yang didapatkan mengalami peningkatan atau perubahan. Dengan berakhirnya suatu proses belajar, maka siswa memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Hasil belajar ini dapat digunakan sebagai indikator untuk mengetahui sejauhmana tujuan dari proses belajar mengajar dapat tercapai dengan baik. Tercapainya tujuan belajar sangat dipengaruhi oleh kecerdasan spiritual dan emosi siswa serta dipengaruhi oleh bagaimana perhatian orang tua pada kegiatan belajar siswa dirumah. Dari hasil belajar tersebut dapat diketahui seberapa jauh tujuan pendidikan telah tercapai. Belajar, menurut Benjamin S Bloom dalam Sudjana (2004: 59-60), dikatakan berhasil apabila terdapat perubahan tingkah laku yang meliputi tiga domain yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor (Brahim, 2007:39).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, hasil belajar merupakan salah satu hasil ujian dalam proses pengajaran yang dilaksanakan secara formal. Tingkat

keberhasilan siswa di dalam menguasai pelajaran di sekolah dinyatakan dalam simbol angka dan diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Pengukuran hasil belajar siswa diukur dari waktu ke waktu dan merupakan gabungan dari aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Slameto (2003: 54) adalah: 1) Faktor-faktor Internal

a) Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh)

(53)

32

c) Kelelahan

2) Faktor-faktor Eksternal

a) Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, perhatian orang tua, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan)

b) Sekolah (model mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, model belajar, tugas rumah)

c) Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).

Selanjutnya menurut Hakim (2005: 6) faktor- faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar sebagai berikut.

a. Faktor internal adalah faktor dari dalam diri individu itu sendiri. b. Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar individu yang

bersangkutan.

Purwanto (2002: 106) faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah:

1) Faktor yang ada pada diri orang itu sendiri yang disebut faktor individual, meliputi:

2) Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial, meliputi: a) Faktor keluarga

b) Guru

c) Alat mengajar

d) Lingkungan dan kesempatan e) Motivasi

(54)

maupun psikologis serta keadaan yang berada di luar diri siswa seperti lingkungan, sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai.

Menurut S. Nasution, IPS adalah sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi,

antropologi, dan psikologi sosial (Sofa, 2010).

Moeljono Cokrodikardjo berpendapat bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geokrafi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari (Sofa, 2010).

Menurut Tim IKIP Surabaya bahwa IPS merupakan bidang studi yang

menghormati, mempelajari, mengolah, dan membahas hal-hal yang berhubungan dengan masalah-masalah human relationship hingga benar-benar dapat dipahami dan diperoleh pemecahannya. Penyajiannya harus merupakan bentuk yang terpadu dari berbagai ilmu sosial yang telahterpilih, kemudian disederhanakan sesuai dengan kepentingan sekolah-sekolah.

Hasil belajar mata pelajaran IPS Terpadu diperoleh siswa setelah siswa

(55)

34

Pernyataan ini diperkuat oleh pendapat Djamarah (2009: 97) yang mengemukakan keberhasilan proses pembelajaran dibagi atas beberapa tingkat atau taraf, yaitu: a. Istimewa/maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh anak

didik.

b. Baik sekali/optimal, apabila sebagian besar (70% sampai dengan 99%) bahan pelajaran dapat dikuasai oleh anak didik.

c. Baik/maksimal, apabila bahan pelajaran dikuasai oleh anak didik hanya 66% sampai 75% saja.

d. Kurang, apabila bahan pelajaran yang dikuasai oleh anak didik kurang dari 60%.

Dari pendapat di atas, hasil belajar IPS Terpadu yang dicapai oleh siswa

merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seorang siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu yang diwujudkan dalam bentuk nilai dari guru kepada muridnya setelah seorang siswa melaksanakan usaha-usaha belajar pada suatu periode tertentu.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Tabel 2. Penelitian yang relevan

No

Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Dwi Ika Febriani

Hubungan Lingkungan Belajar, Kebiasaan Belajar dan Bimbingan Orang Tua dengan prestasi belajar siswa SD Padang Cermin Lampung Selatan yang berdomisili di daerah Stren Kecamatan Padang Cermin Lampung Selatan 2007

Ada hubungan yang positif dan signifikan antara

bimbingan orang tua dengan prestasi belajar siswa,dengan Ekonomi siswa Kelas XI Semester Ganjil SMA Budaya Bandar Lampung

(56)

Tabel 2. (lanjutan) No

Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian

Tahun Pelajaran 2010/2011 3 Fatma Rosa Hubungan antara Minat

Belajar dan Lingkungan Belajar dengan Hasil Belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS Siswa Semester Ganjil SMA Negeri 1 Buay Bahuga Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011

Ada pengaruh lingkungan belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas, dengan r sebesar 0,644

C. Kerangka Pikir

Keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai. Hasil belajar yang diperoleh siswa pada umumnya bervariasi , yakni rendah, sedang dan tinggi. Tinggi atau rendahnya hasil belajar tersebut diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah bimbingan orang tua, kebiasaan belajar dan lingkungan belajar.

Bimbingan orang tua diduga berperan sangat penting dalam meningkatkan hasil belajar anak. Siswa SMP merupakan anak usia sekolah yang masih membutuhkan banyak bimbingan dari orang tua mereka. Karena kita mengetahui proses

(57)

36

akan melemahkan semangat anak dalam upaya mencapai keberhasilan belajar yang memuaskan. Dengan demikian ada dugaan kuat bahwa bimbingan orang tua berpengaruh erat pada hasil belajar anak khususnya di SMP PGRI 2 Labuhan Ratu.

Faktor yang selanjutnya adalah kebiasaan belajar, kebiasaan belajar juga

merupakan salah satu faktor yang bisa menentukan baik atau buruk hasil belajar yang diperoleh siswa. Kebiasaan yang baik seperti belajar teratur, rajin membuat ringkasan dan mengerjakan tugas sendiri akan membiasakan siswa dalam

melakukan aktivitas belajar yang baiksehingga bisa memperoleh hasil belajar yang maksimal. Sebaliknya, kebiasaan belajar yang buruk akan mempengaruhi aktivitas belajar siswa dan pada gilirannya dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar yang diperoleh.

Demikian halnya dengan lingkungan belajar, lingkungan belajar siswa meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat dengan berbagai aspek di dalamnya. Dalam penelitian ini lingkungan belajar merupakan kasatuan ruang atau kondisi yang dipergunakan oleh perubahan tingkah laku dari dalam diri seseorang untuk melakukan kegiatan belajar. Apabila lingkungan belajr tersebut dapat mendukung dan mendorong proses belajar siswa maka akan

(58)

Berdasarkan uraian tersebut, diduga bahwa variabel hasil belajar IPS Terpadu (Y) dipengaruhi dengan berbagai faktor penyebab, diantaranya bimbingan orang tua (X1), kebiasaan belajar (X2), dan lingkungan belajar(X3), maka dapat digambarkan

kerangka pikir dalam penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 1. Model teoritis pengaruh variabel X1, X2, dan X3 terhadap Y

(Sugiyono, 2010: 44).

D. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2010: 64) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah dalam penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ada pengaruh bimbingan orang tua terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013.

Bimbingan Orang Tua (X1)

Kebiasaan Belajar (X2)

Lingkungan Belajar (X3)

(59)

38

2. Ada pengaruh kebiasaan belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII di SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Ada pengaruh lingkungan belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII di SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013.

(60)

III. METODE PENELITIAN

Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai pendekatan penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel dan variabel penelitian. Hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini antara lain definisi operasional variabel, teknik pengumpulan data, uji persyaratan instrumen, teknik analisis data, uji hipotesis. Adapun pembahasanya akan dijelaskan lebih rinci berikut ini.

A. Pendekatan Penelitian

Penggunaan metode penelitian dalam suatu penelitian sangatlah penting. Penggunaan metode ini untuk menentukan data penelitian, menguji kebenaran, menemukan dan mengembangkan suatu pengetahuan, serta mengkaji kebenaran suatu pengetahuan sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Metode

penelitian merupakan metode kerja yang dilakukan dalam penelitian termasuk alat-alat yang digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data di lapangan pada saat melakukan penelitian.

(61)

40

adanya (Sugiyono, 2009: 6). Tujuan penelitian ini merupakan verifikatif yaitu untuk menentukan tingkat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat (Nawawi, 2003: 61).

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berdasarkan data yang ada di tempat penelitian sehingga menggunakan pendekatan ex post facto dan survey. Penelitian dengan pendekatan ex post facto merupakan penelitian yang meneliti peristiwa yang telah terjadi dengan merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis (Sugiyono, 2009: 7).

Secara khusus penelitian ini hanya mendeskripsikan pengaruh bimbingan orang tua, kebiasaan belajar, lingkungan belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Tahun Pelajaran 2012/2013.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruah subjek/objek, seperti kelompok manusia,

tumbuhan, binatang yang memiliki kesamaan ciri. Menurut Sugiyono (2010: 117) pengertian populasi didefinisikan sebagai “Wilayah generalisasi yang terdiri atas:

(62)

Menurut Kasinu (2007: 260) populasi adalah keseluruhan subjek atau objek yang menjadi sasaran penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

mahasiswa kelas VIII SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Tahun Pelajaran 2012/2013 sebanyak 3 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 90 siswa.

Tabel 3. Jumlah Siswa Kelas VIII SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013.

No Kelas Jumlah Siswa

1 VIII A 30

2 VIII B 31

3 VIII C 29

Jumlah 90

Sumber: Guru Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP PGRI 2 Labuhan Ratu

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian objek yang nyata dan memiliki karakteristik tertentu yang mewakili populasi. Sedangkan menurut Arikunto (2007: 130) apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya menjadi penelitian populasi. Suharsimi Arikunto (2002: 112) mengemukakan bahwa apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik subjek dijasikan sampel semua, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Untuk sampel jenuh tidak perlu uji signifikansi (Sugiyono. 2005: 142-143), dan jika sampel yang diambil sebanyak populasi, maka data dianggap berdistribusi normal dan homogen. (Sudjana, 2002: 152). Sedangkan teknik penarikan sampel

Gambar

Tabel 1. Hasil Belajar IPS Terpadu Berdasarkan Nilai Mid Semester Pada
Tabel 2. Penelitian yang relevan
Tabel 2. (lanjutan)
Gambar 1. Model teoritis pengaruh variabel X1, X2, dan X3 terhadap Y                   (Sugiyono, 2010: 44)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Strategi implementasi kebijakan pengelolaan kawasan pasca tambang batubara, Kabupaten Kutai Kartanegara adalah pengelolaan kawasan pasca tambang batubara secara optimal dan

mempunyai tinggi badan yang sama. Keempat balok pada gambar di bawah ini kongruen.. Berapa usia Ika dan ayahnya sekarang? Nyatakan permasalahan tersebut dalam

Respondents about the two-way communication (interactivity) (X3) is high, the number of respondents is 39 people or 90.6% while the least belong in the category of low and

The result of this study: in mood derivable strategy found 160 structure applied positive verbal pattern, 6 structure applied negative verbal pattern; 1 utterance

ANOVA assumes (1) that for each condition represented by a combination of predictor values, the dependent variable is normally distributed about the mean for that condition,

Ketentuan merek sendiri telah diatur dalam Undang-Undang No.15 Tahun 2001 tentang merek, namun aturan-aturan ini dalam kenyataannya masih mempunyai banyak kendala

” Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun melalui jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan harta ke perusahaan dan perbuatan

Nilai uang jujur dalam adat perkawinan Lampung Pepadun di Kampung Karang Agung Kecamatan Pekuon Ratu Kabupaten Way Kanan mempunyai tiga tingkatan yaitu bernilai 24 untuk