• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI SAUDARA KANDUNG PENYANDANG TUNA RUNGU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI SAUDARA KANDUNG PENYANDANG TUNA RUNGU"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI SAUDARA KANDUNG

PENYANDANG TUNA RUNGU

SKRIPSI

Oleh:

Ria Lyka Febrina

07810045

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI SAUDARA KANDUNG

PENYANDANG TUNA RUNGU

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang

sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

Ria Lyka Febrina

07810045

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi : Gambaran Penyesuaian Diri Saudara Kandung Penyandang Tuna Rungu

2. Nama Peneliti : Ria Lyka Febrina 3. NIM : 07810045 4. Fakultas : Psikologi

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang 6. Waktu Penelitian : 21 September – 29 September 2011 7. Tanggal Ujian : 4 November 2011

Malang, 4 November 2011

Pembimbing I Pembimbing II

(4)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Ria Lyka Febrina

NIM : 07810045

Fakultas : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul :

Gambaran Penyesuaian Diri Saudara Kandung Penyandang Tuna rungu

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya. 2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan

merupakan Hak Bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Mengetahui Malang, 4 November 2011

Ketua Program Studi Yang Menyatakan

(5)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allat SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Gambaran Penyesuaian Diri Saudara Kandung Penyandang Tuna Rungu”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang, walaupun berbagai masalah menghadang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. Tulus Winarsunu, M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si dan Diana Savitri, M. Psi selaku dosen Pembimbing I dan dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan yang berharga kepada penulis, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M. Si selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberikan pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini. 4. Almarhumah Ibunda Mariati Fransisca dan Bapak Syahrial tersayang yang tak

pernah henti-hentinya berdoa dan memberikan kasih sayang serta semangat kepada penulis.

5. Adikku Rendy Suhandrian yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada penulis.

6. Mbah kakung dan Mbah putri yang selalu memberi semangat dan menemani penulis menggali data di lapangan.

7. Om Ciptadi Hendriarto yang selalu menghibur dan memotivasi penulis.

(6)

9. Anugrah Januar Pranata yang telah meluangkan waktunya untuk menemani penulis baik dalam suka maupun duka, memberikan semangat serta masukan-masukan kepada penulis.

10.Mbak Lia, SA, Terimakasih atas kesediannya membantu dan memudahkan penulis dalam proses penelitian ini.

11.Buat teman-temanku Teman-teman Psikologi kelas A Angkatan 2007, Ratih ayu suryaningrum, Mutia maya rizkya, M.gengki, dan yang lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan semangat sehingga penulis terdorong untuk menyelesaikan skripsi ini.

12.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satu pun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Namun, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca lainnya.

Malang, 4 November 2011

Penulis

(7)

INTISARI

Febrina, Ria Lyka (2011). Gambaran Penyesuaian Diri Saudara Kandung Penyandang

Tuna Rungu. Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Pembimbing : (1) Dra. Cahyaning Suryaningrum, M. Si. (2) Diana Savitri, M. Psi. Kata Kunci : penyesuaian diri, tuna rungu

Tuna rungu adalah suatu istilah yang menggambarkan keadaan kemampuan mendengar yang kurang atau tidak berfungsi secara normal sehingga tidak mungkin lagi diandalkan untuk belajar bahasa dan wicara tanpa dibantu dengan metode dan peralatan khusus. Keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki penyandang tuna rungu antara lain, adalah sulitnya berkomunikasi secara verbal, sulit mendengar dengan jelas, tidak mengerti dan tidak paham dengan apa yang dibicarakan, salah mengartikan maksud dari pembicaraan atau salah paham, dan kondisi emosi yang tidak stabil dan mudah marah. Dimana saudara kandung harus menyesuaikan diri dengan keadaan serta kondisi dari saudara tuna rungunya. Keadaan ini sangat mempengaruhi tingkah laku dan kondisi emosi saudara kandung penyandang tuna rungu, disamping itu saudara kandung penyandang tuna rungu juga memiliki penyesuaian diri yang jauh berbeda dibandingkan dengan saudara kandung yang memiliki saudara normal. Ini berkaitan dengan bagaimana penyesuaian diri saudara kandung terhadap keadaaan dan kondisi dari saudara tuna rungunya tersebut. Apabila saudara kandung penyandang tuna rungu tidak dapat menyesuaikan diri dengan saudara tuna rungunya, maka hubungan antar saudara dapat menimbulkan konflik dan tidak terjalin dengan baik.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bagaimana gambaran penyesuaian diri saudara kandung yang memiliki saudara penyandang tuna rungu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dekskriptif. Subyek penelitian ini adalah saudara kandung yang memiliki saudara tuna rungu dan berjumlah dua orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara dan observasi.

(8)

DAFTAR ISI 1. Pengertian Penyesuaian Diri ... 6

2. Proses Penyesuaian Diri ... 7

3. Ciri-ciri Penyesuaian Diri ... 9

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri ... 10

5. Aspek-aspek Penyesuaian Diri ... 12

B. Tuna Rungu 1. Pengertian Tuna Rungu ... 13

2. Ciri-ciri Tuna Rungu ... 14

3. Klasifikasi Tuna Rungu ... 15

4. Etiologi Tuna Rungu ... 16

(9)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ... 24

B. Batasan Istilah ... 24

C. Subyek Penelitian ... 25

D. Metode Pengumpulan Data ... 25

E. Instrument Penelitian ... 27

F. Teknik Analisa Data ... 29

G. Keabsahan Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identitas Subyek Penelitian ... 31

B. Deskripsi Data dan Hasil Penenlitian ... 32

C. Analisa Data ... 42

D. Pembahasan ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 54

(10)

DAFTAR TABEL

4.1. Identitas Subyek Penelitian ... 31

4.2. Penyesuaian Diri Subyek L ... 42

4.3. Penyesuaian Diri Subyek SA ... 44

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Guide Interview

Lampiran 2 : Diagnosis Subyek L dan Subyek SA

Lampiran 3 : Informed Concert

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M., & Asrori, M. (2005). Psikologi remaja perkembangan peserta didik. Bandung: Bumi Aksara.

Efendi, M. (2005). Pengantar psikopedagogik anak berkelainan. Jakarta: Rineka Cipta.

Ekky. (2010, 18 Mei). Dampak positive dan negative anak dengan special need terhadap

orang di sekitarnya. Diakses 13 april 2011, dari

http://ekky_psikologi08.blogspot.com/2010_05_01_archive.html.

Fatimah, E. (2010). Psikologi perkembangan (perkembangan peserta didik). Bandung: Pustaka Setia.

Ghufron, N., & Risnawati, R. (2010). Teori-teori psikologi. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Hurlock, E. B. (1987). Perkembangan anak jilid 2, Edisi Keenam. Alih bahasa: dr. Med. Meitasari Tjandrasa. Jakarta: Erlangga.

Moleong, L. J. (2010). Metodelogi penelitian kualitatif (Ed. Revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

National information center for children and youth with disabilities. (1994). Anak-anak

penyandang cacat: memahami isu saudara. Diakses 3 juli 2011, dari

http://www.athealth.com/consumer/disorders/disabsibling.html.

Nur’aeni. (1997). Intervensi dini bagi anak bermasalah. Jakarta: Rineka Cipta.

Semium, Y. (2006). Kesehatan mental 1. Yogyakarta: KANISIUS (Anggota IKAPI).

Siswanto. (2007). Kesehatan mental konsep, cakupan dan perkembangannya. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.

Sobur, A. (2009). Psikologi umum. Bandung: Pustaka Setia.

(13)

Somad, P., & Tarsidi, D. (2008, 4 April). Definisi dan klasifikasi tuna rungu. Diakses 27 juni 2011, dari http://permanariansomad.blogspot.com/2009_07_01_archive.html.

Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung: ALFABETA.

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah “anak berkebutuhan khusus” saat ini semakin luas dikenal masyarakat. Anak berkebutuhan khusus memiliki makna dan spektrum yang lebih luas dibandingkan dengan konsep anak luar biasa. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang secara pendidikan memerlukan layanan yang spesifik yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Anak berkebutuhan khusus ini memiliki apa yang disebut dengan hambatan belajar dan hambatan perkembangan.

Salah satu yang termasuk ke dalam anak berkebutuhan khusus, yaitu tuna rungu. Menurut Somantri (2007) tuna rungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan, terutama melalui indera pendengarannya.

Kondisi penyandang tuna rungu yang memiliki keterbatasan dalam pendengaran, pasti akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan berinteraksi. Sehingga penyandang tuna rungu sering juga menunjukkan sikap sensitif dan rendah diri yang berlebih, ini disebabkan karena penyandang tuna rungu belum mampu menerima keadaan fisiknya yang tidak sempurna dibanding dengan saudaranya yang normal. Selain itu, masalah emosional juga dialami penyandang tuna rungu, karena penyandang tuna rungu kurang mampu untuk memahami aspek-aspek emosional yang dikomunikasikan secara verbal. Sehingga mengganggu mental dan psikologis penderita. Untuk itu penderita tuna rungu sangat membutuhkan perhatian dan perlakuan yang ekstra dari keluarganya untuk dapat berinteraksi.

(15)

2

yang berhasil akan menunjuk pada kondisi mental yang stabil dalam arti mampu menyelesaikan masalahnya secara realistis. Proses penyesuaian diri menjadi sangat penting bagi orang tua dan saudara penyandang tuna rungu ketika mengetahui ada anggota keluarganya yang memiliki keistimewaan tersendiri. Karena orang tua dan saudara kandung mempunyai pengaruh penting dalam penyesuaian diri di dalam keluarga tuna rungu.

(16)

3

juga meningkat. Ia juga mengerjakan pekerjaan rumah sampai ikut serta merawat saudaranya yang tuna rungu, sehingga saudara kandung penyandang tuna rungu harus bisa menyediakan waktu dan tenaga yang ekstra untuk memperhatikan saudaranya yang tuna rungu.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cleveland, Miller, Farber, Ryckman, et al. (dalam Ashman & Elkins, 1994) menyatakan bahwa peningkatan tanggung jawab yang diterima oleh saudara kandung tersebut juga mencakup penyediaan perawatan fisik dan tugas-tugas tambahan lainnya seperti pekerjaan rumah. Anak yang memiliki kakak atau adik dengan kebutuhan khusus harus menyediakan waktu dan tenaga yang berlebih untuk memperhatikan saudaranya tersebut. Tanggung jawab untuk merawat saudara dengan kebutuhan khusus akan mengarah pada tekanan peran atau role tension. Peran dalam keluarga akan mengalami reorganisasi berkali-kali karena anak dengan kebutuhan khusus dalam sebuah keluarga, lepas dari usia dan status urutan kelahirannya akan selalu berperan menjadi anak yang paling kecil oleh karena itu, anggota keluarga yang lain harus menjalankan tanggung jawabnya. Orang tua juga memberikan tuntutan yang besar pada anak dalam hubungannya dengan tanggung jawab terhadap saudara kandungnya yang berkebutuhan khusus dan hal ini membawa dampak yang negatif pada anak.

Apabila penyesuaian diri tidak dilakukan atau tidak ada dalam keluarga tuna rungu khususnya saudara kandung penyandang tuna tuna rungu, hal ini dapat menyebabkan saudara kandung penyandang tuna rungu memiliki sikap iri dan marah karena merasa tidak diperhatikan oleh orang tuanya. Sikap yang ditunjukkan oleh saudaranya yang normal inilah yang dapat mempengaruhi kondisi di dalam keluarga. Seperti dijelaskan oleh Hurlock (1987) bahwa hubungan antar saudara penuh dengan perselisihan dan ditandai dengan rasa iri, permusuhan dan gejala ketidakharmonisan lainnya, dapat mempengaruhi hubungan keluarga dan suasana rumah. Dengan demikian, hubungan antar saudara ini membahayakan penyesuaian pribadi dan sosial seluruh anggota keluarga.

(17)

4

itu, orang tua juga sering melibatkan saudara kandung penyandang tuna rungu dalam hal mengerjakan pekerjaan rumah sampai dengan merawat saudara tuna rungunya, sehingga tanggung jawab dari saudara kandung penyandang tuna rungu menjadi meningkat.

Dalam keluarga, kelahiran anak dengan keadaan cacat atau penyakit kronis memang memiliki efek besar pada keluarga. Dimana, anak-anak tiba-tiba harus menyesuaikan diri dengan saudara atau saudari yang mengalami kecacatan atau tuna rungu, karena kondisi tersebut mereka membutuhkan sebagian besar waktu keluarga, perhatian, dan dukungan psikologis. Tetapi masalah penting bagi setiap keluarga adalah bahwa saudara normal menyesuaikan diri dengan saudara yang cacat atau tuna rungu. Hal ini penting karena reaksi anak yang normal dengan saudara penyandang cacat atau tuna rungu dapat mempengaruhi penyesuaian keseluruhan dan pengembangan harga diri pada anak.

Saudara dan saudari saling mempengaruhi dan memainkan peran penting dalam kehidupan masing-masing. Hubungan saudara membuat jaringan sosial pertama anak dan merupakan dasar untuk interaksinya dengan orang-orang di luar keluarga (Powell & Ogle, 1985). Kakak dan adik merupakan teman bermain pertama saat mereka dewasa, mereka mengambil peran baru dengan satu sama lain. Dalam hal ini, mereka mungkin selama bertahun-tahun menghabiskan banyak hal satu sama lain, misalnya menjadi guru, teman, pendamping, pengikut, pelindung, musuh, pesaing, kepercayaan, sampai dengan model peran. Dan ketika hubungan ini dipengaruhi oleh keterbatasan atau kecacatan saudara, manfaat jangka panjang hubungan dapat diubah (Crnic & Leconte, 1986). Misalnya, anak yang memiliki kecacatan atau tuna rungu mungkin memiliki keterbatasan untuk berinteraksi dengan anak-anak lain di luar keluarga. Dengan demikian, interaksi sosial antara saudara kandung seringkali menjadi meningkat dan sangat penting.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa pentingnya penyesuaian diri antar saudara kandung penyandang tuna rungu terhadap saudara tuna rungu karena penyesuaian diri saudara kandung dapat mempengaruhi kondisi atau suasana di dalam keluarga tersebut dan dapat juga berpengaruh pada perkembangan keduanya. Hal ini yang menjadi dasar ketertarikan peneliti untuk meneliti tentang

(18)

5

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada penjelasan di atas, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran penyesuaian diri saudara kandung dari penyandang tuna rungu?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penyesuaian diri saudara kandung dari penyandang tuna rungu.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat atau kegunaan yang diperoleh dari hasil penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi perkembangan ilmu psikologi, terutama psikologi klinis.

2. Manfaat Praktis

Referensi

Dokumen terkait

Data primer meliputi sosial ekonomi keluarga (besar keluarga, pendapatan per kapita, pekerjaan orang tua dan pendidikan orang tua) karakteristik anak baduta

perlu membentuk Keputusan Rektor Universitas Negeri Malang tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala Laboratorium Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) Berdasarkan Permendikbud

Baik secara parsial maupun secara simultan. teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Sampel dalam penelitian ini adalah pegawai pada

Melakukan penelitian dan evaluasi terhadap Data Usulan Teknis terhadap Surat Penawaran Harga yang dinyatakan lengkap dan sah dalam Berita Acara Pembukaan Dokumen

Pada akhirnya relawan demokrasi ini dapat menggerakan masyarakat tempat mereka berada, agar mau menggunakan hak pilihnya dengan bijaksana serta penuh tanggung

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia yang teregistrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik ( LPSE ) dan memenuhi persyaratan SBU Bidang Arsitektural

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan sebagai bukti pemenuhan syarat menjadi Relawan Demokrasi dalam Pemilihan Gubernur dan

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia yang teregistrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik ( LPSE ) dan memenuhi persyaratan SBU Bidang Arsitektural