• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Modal Sosial Dalam Credit Union (Studi deskriptif mengenai Kopdit/CU Cinta Kasih di Pulo Brayan, Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pemanfaatan Modal Sosial Dalam Credit Union (Studi deskriptif mengenai Kopdit/CU Cinta Kasih di Pulo Brayan, Medan)"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN MODAL SOSIAL DALAM

CREDIT UNION

(Studi deskriptif mengenai Kopdit/CU Cinta Kasih di Pulo Brayan, Medan)

D

I

S

U

S

U

N

OLEH:

MARIA SUSANTHY KABAN

030905022

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh:

Nama : Maria Susanthy Kaban

Nim : 030905022

Departemen : Antropologi

Judul : Pemanfaatan Modal Sosial Dalam Credit Union

(Studi deskriptif mengenai Kopdit/CU Cinta Kasih di Pulo

Brayan, Medan)

Pembimbing Skripsi Ketua Departemen

(Dra. Mariana Makmur, MA) (Drs. Zulkifli lubis, MA)

NIP. 131 476 038 NIP. 131 882 278

Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

(Prof.Dr.M.Arif Nasution, MA)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang telah memberikan rahmat dan karunianya kepada penulis. Berkat rahmat dan karunia yang telah diberikan membuat penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Antropologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP-USU).

Dalam skripsi yang berjudul Pemanfaatan Modal Sosial Dalam Credit

Union (Studi deskriptif mengenai Kopdit/CU Cinta Kasih di Pulo Brayan,

Medan), penulis mencoba memaparkan mengenai manfaat modal sosial yang

terdapat dalam CU Cinta Kasih dan proses sosialisasi yang dilakukan kepada anggotanya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa ada bantuan dari berbagai pihak dalam bentuk moril maupun materil. Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis tujukan kepada kedua orang tua tercinta yaitu bapak dan ibu (C. Kaban dan R. br Tarigan) yang telah bersusah payah membesarkan dan membiayai penulis dari kecil sampai saat ini. Rasa terima kasih juga penulis ucapkan kepada saudara-saudara penulis yang sangat menyayangi dan memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan kuliah yaitu kak Endrika, kak Yeni, bang Frans, kak Desi (kakak ipar) dan bang Fery (abang ipar).

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof.Dr.M.Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Zulkifli Lubis, MA selaku Ketua Departemen Antropologi Fisipol USU.

3. Ibu Prof.Dr.Chalida Fachruddin selaku dosen wali penulis selam mengikuti perkuliahan.

(4)

5. Para dosen Antropologi yang telah membekali pengetahuan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

6. Ucapan terima kasih kepada pengurus dan para anggota CU Cinta Kasih yang selama ini telah bersedia meluangkan waktunya untuk penulis agar memperoleh data yang diperlukan.

7. Terima kasih kepada bang M.Naibaho dan bang Edu serta para karyawan CU yang telah banyak membantu penulis dalam mendapatkan data mengenai CU Cinta Kasih.

8. Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada sahabat-sahabatku tersayang yang selama ini telah memberi semangat dan perhatian kepada penulis yaitu Juli Artha (leha), Sri Yulianingsih (upik), Anis Amelia, Silvi (silpot), Juni, Mahyuni, Rahmi, Mardiana, Rani, Nasution, Palty, Ogek dan lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu.

Sebagai penutup, penulis mengucapkan Puji dan Syukur atas berkat dan rahmat dari Tuhan Yesus yang telah memberkati penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Medan, Desember 2008 Penulis

(5)

ABSTRAK

Maria Susanthy Kaban, 2008. Judul Skripsi: Pemanfaatan Modal Sosial Dalam Credit Union (Studi deskriptif mengenai Kopdit/CU Cinta Kasih di Pulo Brayan, Medan). Skripsi ini terdiri dari 5 bab, 93 halaman, daftar pustaka yang terdiri dari daftar istilah, daftar istilah, daftar informan dan lampiaran.

Penelitian ini mengkaji mengenai “Manfaat modal sosial yang terdapat di dalam CU Cinta Kasih dan proses sosialisasi yang dilakukan terhadap anggotanya”. CU Cinta Kasih merupakan salah satu koperasi kredit yang ada di wilayah Medan yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa keuangan. CU ini sebenarnya tidak hanya menyangkut persoalan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup, akan tetapi juga menyangkut masalah membangun modal sosial. Artinya, selain menyangkut aktivitas ekonomi juga menyangkut pembentukan modal sosial di dalam CU dengan para anggotanya, sehingga dapat terciptanya hubungan kerjasama terutama bagi usaha kecil menengah. Hal inilah yang menjadi alasan penulis memilih CU Cinta Kasih, di sini menulis meneliti mengenai pemanfaatan modal sosial di dalam CU. Ada pun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan secara terperinci mengenai CU Cinta Kasih dan manfaat modal sosial yang terdapat di dalamnya serta proses sosialisasi yang dilakukan kepada anggotanya.

CU Cinta Kasih yang merupakan koperasi kredit yang bergerak dalam layanan jasa keuangan, pada dasarnya adalah untuk memenuhi kebutuhan akan uang dari anggota-anggotanya. Sehingga agar memperoleh uang maka terlebih dulu anggota melakukan simpanan setelah itu baru dapat melakukan peminjaman. Dalam memberikan pinjaman, pihak CU selalu mengarahkan anggotanya agar dapat memanfaatkan pinjaman sebagai modal usaha. Karena dengan memanfaatkan pinjaman sebagai modal usaha maka dapat memberikan penghasilan bagi anggota tersebut. Sehingga dalam transaksi peminjaman CU lebih memrioritaskan pinjaman yang bersifat produktif dibandingkan pinjaman yang bersifat kesejahteraan. Dari pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar anggota CU berprofesi sebagai wiraswasta. Di mana mereka memanfaatkan peminjaman yang ada sebagai modal untuk mengembangkan usaha mereka. Dengan adanya peminjaman yang diberikan CU terhadap anggotanya telah membuat mereka merasa terbantu untuk memperoleh modal, terlebih lagi CU memberikan suku bunga pinjaman yang rendah sehingga tidak menyulitkan anggota dalam pengembalian pinjaman. Dalam hal ini, modal sosial diyakini sebagai salah satu komponen utama dalam menggerakkan kebersamaan, saling kepercayaan dan menguntungkan untuk mencapai kemajuan bersama.

(6)

DAFTAR ISI

1.2.Ruang Lingkup Masalah dan Lokasi Penelitian ... 09

1.2.1 Rumusan Masalah ... 09

1.2.2 Lokasi Penelitian ... 10

1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 11

2.3. Struktur Organisasi Kopdit/CU Cinta Kasih ... 41

2.3.1 Bagan Struktur ... 41

2.3.2 Penjelasan Bagan ... 42

2.4. Bidang Usaha ... 45

2.4.1 Simpanan ... 45

2.4.2 Pinjaman ... 46

BAB III SOSIALISASI DAN MODAL SOSIAL DALAM CU CINTA KASIH ... 53

3.1. Sosialisasi Dalam CU Cinta kasih ... 53

3.2. Tujuan Didirikannya Credit Union ... 54

3.3. Pembangunan Manusia Melalui Credit Union ... 55

3.3.1 Tiga Pilar Credit Union Sebagai Alat Pembangunan ... 56

3.3.2 Bagaimanan Credit Union Mencapai Pembangunan Manusia ... 57 3.3.3 Membangun Itu Hanya Berhasil Melalui Pendidikan ... 59

3.4. Modal Sosial Dalam CU Cinta Kasih ... 61

3.4.1 Manfaat Modal Sosial Pada Individu Dan Organisasi ... 61

3.4.2 Modal Dalam Credit Union ... 63

3.4.3 Manfaat Modal Sosial Dalam Credit Union ... 63

3.4.4 Kasus-kasus mengenai anggota CU yang telah berhasil ... 65 3.4.5 Kepercayaan dapat Membangun Solidaritas dalam Credit

(7)

3.4.6 Nilai dan Norma Sebagai Perekat Hubungan Sosial ... 82

BAB IV CU CINTA KASIH DAN PEMANFAATAN MODAL SOSIAL . 84 4.1. Analisis Kopdit/CU Cinta Kasih ... 84

4.2. Analisis Pemanfaatan Modal Sosial Dalam CU Cinta Kasih ... 86

4.3. Analisis Proses Sosialisasi Anggota CU Cinta Kasih ... 89

BAB V KESIMPULAN ... 91 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR ISTILAH DAFTAR INFORMAN LAMPIRAN

(8)

ABSTRAK

Maria Susanthy Kaban, 2008. Judul Skripsi: Pemanfaatan Modal Sosial Dalam Credit Union (Studi deskriptif mengenai Kopdit/CU Cinta Kasih di Pulo Brayan, Medan). Skripsi ini terdiri dari 5 bab, 93 halaman, daftar pustaka yang terdiri dari daftar istilah, daftar istilah, daftar informan dan lampiaran.

Penelitian ini mengkaji mengenai “Manfaat modal sosial yang terdapat di dalam CU Cinta Kasih dan proses sosialisasi yang dilakukan terhadap anggotanya”. CU Cinta Kasih merupakan salah satu koperasi kredit yang ada di wilayah Medan yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa keuangan. CU ini sebenarnya tidak hanya menyangkut persoalan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup, akan tetapi juga menyangkut masalah membangun modal sosial. Artinya, selain menyangkut aktivitas ekonomi juga menyangkut pembentukan modal sosial di dalam CU dengan para anggotanya, sehingga dapat terciptanya hubungan kerjasama terutama bagi usaha kecil menengah. Hal inilah yang menjadi alasan penulis memilih CU Cinta Kasih, di sini menulis meneliti mengenai pemanfaatan modal sosial di dalam CU. Ada pun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan secara terperinci mengenai CU Cinta Kasih dan manfaat modal sosial yang terdapat di dalamnya serta proses sosialisasi yang dilakukan kepada anggotanya.

CU Cinta Kasih yang merupakan koperasi kredit yang bergerak dalam layanan jasa keuangan, pada dasarnya adalah untuk memenuhi kebutuhan akan uang dari anggota-anggotanya. Sehingga agar memperoleh uang maka terlebih dulu anggota melakukan simpanan setelah itu baru dapat melakukan peminjaman. Dalam memberikan pinjaman, pihak CU selalu mengarahkan anggotanya agar dapat memanfaatkan pinjaman sebagai modal usaha. Karena dengan memanfaatkan pinjaman sebagai modal usaha maka dapat memberikan penghasilan bagi anggota tersebut. Sehingga dalam transaksi peminjaman CU lebih memrioritaskan pinjaman yang bersifat produktif dibandingkan pinjaman yang bersifat kesejahteraan. Dari pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar anggota CU berprofesi sebagai wiraswasta. Di mana mereka memanfaatkan peminjaman yang ada sebagai modal untuk mengembangkan usaha mereka. Dengan adanya peminjaman yang diberikan CU terhadap anggotanya telah membuat mereka merasa terbantu untuk memperoleh modal, terlebih lagi CU memberikan suku bunga pinjaman yang rendah sehingga tidak menyulitkan anggota dalam pengembalian pinjaman. Dalam hal ini, modal sosial diyakini sebagai salah satu komponen utama dalam menggerakkan kebersamaan, saling kepercayaan dan menguntungkan untuk mencapai kemajuan bersama.

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dewasa ini semakin banyak pilihan yang diberikan oleh lembaga keuangan kepada masyarakat untuk memperoleh modal usaha, baik itu melalui lembaga perbankan maupun pegadaian. Namun kini untuk memperoleh pinjaman modal usaha terutama bagi usaha kecil menengah juga dapat diperoleh melalui Credit Union.

Koperasi kredit (Credit Union) adalah salah satu jenis koperasi. Di Indonesia, koperasi kredit masuk ke dalam jenis koperasi jasa yakni jasa usaha keuangan. Namun dari segi kegiatan terdapat perbedaan antara koperasi yang satu dengan yang lainnya. Demikian juga koperasi kredit mempunyai kekhasan dibandingkan dengan koperasi simpan pinjam lainnya, di mana prinsip-prinsip koperasi internasional menjadi landasan dalam kegiatan koperasi kredit.

(10)

kecil. Melalui kegiatan koperasi ini, mereka yang memerlukan uang dapat tertolong dengan cara yang cepat dan mudah. Gerakan koperasi kredit yang bermula di Jerman ini kemudian berkembang pesat ke pelbagai negara (Tim BK3I, 2007).

Koperasi kredit sebenarnya bukan hal yang baru di Indonesia, tetapi sudah ada sejak tahun 1960-an. Kegiatan koperasi kredit ini masuk ke Indonesia pada saat kondisi perekonomian baru mulai pulih dari kondisi inflasi. Dapat dimengerti bila kondisi perekonomian masyarakat, terutama di daerah pedesaan masih sangat rendah (miskin). Oleh karena itu, para pemerhati kondisi ekonomi masyarakat memilih untuk membentuk koperasi kredit sebagai salah satu upaya dalam membangun ekonomi. Dengan anggapan, apabila anggota masyarakat dapat bergabung dalam koperasi kredit maka terbuka peluang untuk mengumpulkan modal melalui simpanan yang dapat dipakai dalam membangun ekonominya menjadi lebih baik dari sebelumnya (Tim BK3I, 2007).

Ketika kondisi perekonomian yang melanda Indonesia kian terpuruk, berbagai macam cara oleh berbagai pihak baik itu Pemerintah, LSM luar negeri maupun dalam negeri, serta Lembaga Keuangan yag ada baik Bank maupun Koperasi, terus berusaha agar usaha kecil dan menengah tetap eksis menjalankan roda usahanya. Fakta berbicara bahwa selama krisis berjalan hanya usaha kecil menengah yang masih bertahan sehingga dapat menampung tenaga kerja yang berhenti dari perusahaan besar. Usaha-usaha kecil ini didukung oleh lembaga keuangan mikro (Elias, 2007).

(11)

beberapa orang penggerak ekonomi masyarakat mulai memikirkan pengembangan koperasi kredit dan mereka memutuskan untuk menghubungi Dewan Koperasi Kredit Sedunia atau World Council of Credit Union (WOCCU) yang berpusat di Kanada. Dalam pertemuan tersebut mereka mendiskusikan mengenai perkenalan dan perkembangan gagasan koperasi kredit di Indonesia sebagai sarana sekaligus wahana dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sebagai tindak lanjut, akhirnya mereka bersepakat membentuk wadah yang bernama Credit Union Counselling Office (CUCO) pada awal Januari 1970. Agar mendapatkan legalitas dari pemerintah, CUCO menghadap Direktur Jenderal Koperasi Departemen Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi yang pada saat itu dijabat oleh Ir.Ibnoe Soedjono, untuk menjajaki kemungkinan dikembangkannya Credit Union di Indonesia dan berlindung di bawah naungan Undang-Undang Perkoperasian yaitu UU NO.12/1967. Direktur Jenderal Koperasi memberikan tanggapan yang positif dan memberikan restu kepada CUCO untuk melanjuti kegiatannya mengembangkan Credit Union di Indonesia dengan menyesuaikan diri kepada ketentuan-ketentuan dalam UU No.12/1967 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian di Indonesia. Tahun 1981 diselenggarakan Konferensi Nasional Koperasi Kredit Indonesia, di mana dibentuk organisasi baru yang bernama Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia (BK3I) dengan kepengurusan yang bersifat demokrasi (Tim BK3I, 2007).

(12)

kredit sangat penting mengingat bahwa koperasi kredit adalah gerakan ekonomi melalui kegiatan pendidikan. Pendidikan di sini lebih bersifat diskusi antara calon anggota koperasi kredit dengan para pengurus mengenai cara berkoperasi. Selain membahas mengenai kegiatan koperasi, materi pendidikan juga berisikan mengenai hak dan kewajiban anggota.

Dapat dikatakan bahwa keberadaan Credit Union memiliki manfaat bagi masyarakat. Namun sebagian orang beranggapan bahwa CU sama artinya dengan koperasi simpan pinjam atau lembaga keuangan lain. Namun, bagi mereka yang bergelut dalam bidang ini tentulah menampik dugaan tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Mariah Achmad bahwa manfaat CU bagi anggota adalah untuk mengubah pola pikir. Maksudnya dari yang terbiasa instan (langsung memanfaatkan uang saat mendapatkan pinjaman) menjadi menciptakan modal terlebih dulu dengan menabung secara rutin, jika telah tercipta modal atau tabungan maka dapat memanfaatkan atau meminjam. Inilah yang tidak ditemukan di lembaga keuangan lainnya (http:/www.antara.co.id/arc/2007).

Koperasi kredit berkembang dengan begitu pesatnya keseluruh daerah di penjuru tanah air, seperti yang ada di:

• Nusa Tenggara Timur di daerah kerja PUSKOPDIT BEKATIGADE

(13)

terbatas pada organisasi pelayanan jasa keuangan, namun dapat dikatakan bahwa pengembangan koperasi di daerah ini semakin maju melangkah menuju pengembangan gerakan koperasi kredit yang terpadu menurut konsepsi Raiffeisen (Hendriques, 2007).

• Credit Union mulai diperkenalkan di Kalimantan Barat pada tahun 1975

dibawa oleh seorang Pastor Katolik asal Jerman yang bertugas di Indonesia. Melalui gereja Katolik, diadakan pelatihan pembentukan CU sehingga terbentuk 40 kelompok. Namun pasang dan surut selalu ada, satu demi satu CU berguguran lantas hilang. Kemudian pada tahun 1985 dilakukan sosialisasi ulang dan pelatihan, yang kemudian dibentuklah CU Khatulistiwa Bhakti sebagai CU pertama di Kalimantan Barat yang berdiri pada tanggal 12 Mei 1985. Menurut data Badan Koordinasi Koperasi Daerah Kalimantan (BK3D), saat ini sudah ada 48 CU yang menjadi anggota organisasi tersebut. BK3D yang diibaratkan sebagai “Bank Indonesia” CU tersebut, saat ini memiliki anggota yang tersebar pada tujuh Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat. Kemunculan CU dibeberapa tempat tidak terlepas dari kesuksesan yang diraih oleh CU perintis dalam menumbuhkan kepercayaan masyarakat. Keberadaan CU perintis seperti Khatulistiwa Bhakti, agaknya menjadi pondasi yang kokoh sehingga dapat memunculkan CU-CU lain yang juga mengalami perkembangan yang pesat (http:/www. Antara.co.id/arc/2007).

• Satolop merupakan salah satu koperasi kredit yang terbesar di Tapanuli

(14)

kebodohan masyarakat bisa hilang asal jalan pikiran mereka dipersatukan untuk membangun kemandirian. Pendirian koperasi kredit Satolop ini tidak terlepas dari kemiskinan petani di desa, yang dulu sedang marak sistem ijon. Rakyat harus kerja keras hanya untuk membayar bunga pinjaman, dari situ timbul pikiran bagaimana agar rakyat terbebas dari lingkaran setan pinjam meminjam dalam sistem ijon. Akhirnya mereka bersepakat untuk mengumpulkan dana sedikit demi sedikit dan sesudah terkumpul dapat digunakan di antara mereka secara bergantian. Kini kemiskinan di kalangan petani Tapanuli Utara mulai terkikis dengan bantuan koperasi kredit Satolop (http:/www.kompas.com/kompas-cetak/21-8-2008). Seperti yang dialami oleh Netty Sianturi yang merupakan salah seorang anggota CU Satolop Siborongborong yang telah berhasil dalam pertanian. Keberhasilan Netty menjadi seorang petani semenjak manjadi anggota CU. Selain melakukan simpan pinjam, CU ini juga memberikan pendidikan dan pelatihan kepada setiap anggotanya. Di mana pelatihan yang diikutinya telah mengajarkan cara pembuatan pupukkompos bokasi atau bahan kompos yang difermentasikan dengan perlakuan bakteri. Dari hasil pelatihan yang diikuti Netty inilah yang membuat ia mempraktekkan langsung ke lahan miliknya sehingga ia menjadi berhasil (Kompas, 2008).

• Kegiatan Credit Union di Sumatera Utara sudah ada sejak tahun 1971.

(15)

tingginya tingkat kepercayaan masyarakat akan keberadaan CU, maka jumlah lembaga keuangan ini terus bertambah dari tahun ke tahun. Dari hasil data BK3D kini terdapat 83 CU yang bernaung di bawahnya. BK3D (Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah) merupakan badan yang mengawasi semua koperasi-koperasi primer yang ada di Sumatera Utara, yang berpusat di Pematang Siantar. BK3D ini sudah menjadi anggota BK3I (Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia) yang berpusat di Jakarta. Walaupun CU-CU ini bernaung di bawah BK3D, namun dalam menjalankan kegiatannya CU ini berbeda satu dengan yang lainnya sesuai dengan AD/ART (AnggaranDasar/Anggaran Rumah Tangga). AD/ART ini memuat mengenai : (a) daftar nama pendiri, (b) nama dan tempat kedudukan, (c) maksud dan tujuan serta bidang usaha, (d) ketentuan mengenai keanggotanya, (e) ketentuan mengenai Rapat Anggota, (f) ketentuan mengenai pengelolaan, (g) ketentuan mengenai permodalan, (h) ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya, (i) ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha, (j) ketentuan mengenai sanksi.

Berikut ini adalah nama-nama CU yang bernaung di bawah BK3D yang berada di wilayah Medan-Langkat, seperti Karya Murni (Binjai), Harapan Kita (Belawan), Rukun Damai (Medan), Cinta Kasih (P.Brayan), CU Karya Murni (Medan), Tunas Karya (Delitua) dan Karya Bersama (Delitua)

(16)

dibentuknya CU di lingkungan St.Bonaventura ini karena melihat sebagian besar anggota perkumpulan tersebut masih tergolong ekonomi lemah (miskin). Melihat kondisi perekonomian anggotanya yang begitu rendah, membuat Pastor Hubertus Tamba selaku pemimpin doa di lingkungan tersebut, merasa tergugah dan akhirnya menyarankan untuk membentuk suatu koperasi yang bersifat simpan pinjam di antara para anggota perkumpulan tersebut. Dengan uang yang ditabung bersama itu nantinya dapat dipinjamkan kepada mereka yang memerlukan modal untuk tujuan produktif dan kesejahteraan. Dengan adanya koperasi simpan pinjam ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan taraf hidup anggota-anggotanya agar menjadi lebih baik dari sebelumnya. Untuk menunjang hal tersebut maka setiap calon anggota maupun anggota wajib menerima pendidikan mengenai pengetahuan koperasi kredit, karena melalui pendidikanlah dapat merubah pola pikir para anggotanya untuk berkoperasi yang baik. Anggota merupakan pilar-pilar yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan CU Cinta Kasih dalam menjalankan kegiatannya. Di mana keberhasilan ini dapat dilihat dari kesediaan para anggotanya dalam melaksanakan kewajiban dan hak sebagai anggota secara bertanggung jawab, dalam hal simpan pinjam serta partisipasi anggota dalam mengikuti pendidikan yang diadakan CU bagi anggota maupun calon anggota. Selama 3 tahun sejak berdirinya CU Cinta Kasih telah mengalami kemajuan, hal ini terlihat dari kehidupan anggotanya yang menjadi lebih baik dari sebelumnya karena mereka memanfaatkan pinjaman uang dari CU Cinta Kasih sebagai modal usaha.

(17)

dibukanya kantor cabang atau yang lebih dikenal dengan sebutan TPK (Tempat Pelayanan Khusus). Anggota-anggota CU kebanyakan memanfaatkan pinjaman yang ada sebagai modal usaha untuk mengembangkan aktivitas kegiatan ekonomi mereka. Tujuan CU Cinta Kasih untuk meningkatkan taraf hidup anggotanya agar menjadi lebih baik dari sebelumnya dapat terlaksana, jika para anggotanya dapat memanfaatkan dengan baik pinjaman yang ada sebagai modal usaha.

Seperti yang telah diuraikan di atas, CU Cinta Kasih merupakan salah satu koperasi kredit yang terdapat di Sumatera Utara, sebenarnya tidak hanya menyangkut persoalan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup akan tetapi juga menyangkut masalah membangun modal sosial. Artinya, selain menyangkut aktivitas ekonomi juga menyangkut pembentukan modal sosial dalam CU Cinta Kasih dengan para anggotanya, sehingga dapat terciptanya hubungan kerjasama terutama bagi usaha kecil menengah. Hal inilah yang menjadi alasan penulis memilih CU Cinta Kasih, di sini penulis meneliti mengenai pemanfaatan modal sosial yang terjadi dalam CU.

1.2 Ruang Lingkup Masalah dan Lokasi Penelitian

Penelitian mengenai masalah yang berkaitan dengan koperasi telah banyak dikaji oleh ilmu sosial maupun ilmu-ilmu lainnya, seperti halnya kegiatan KUD maupun Bantuan Koperasi Kredit terhadap UKM. Namun penelitian mengenai modal sosial yang tercipta dalam koperasi kredit masih jarang diteliti khususnya dari perspektif antropologi.

(18)

1. Mendeskripsikan CU Cinta Kasih

Memaparkan mengenai sejarah pendirian dan segala bentuk kegiatan yang ada dalam CU Cinta kasih .

2. Bagaimana modal sosial dimanfaatkan

Memaparkan mengenai hubungan kerjasama yang terjalin antara pihak CU dengan para anggotanya.

3. Proses sosialisasi yang dilakukan kepada para anggotanya

Memaparkan mengenai proses pengenalan CU Cinta Kasih terhadap anggota baru.

(19)

yang diberikan anggota kepada CU dalam hal menyimpan uang mereka dan juga sebaliknya CU memberikan kepercayaan kepada anggota dalam hal peminjaman.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini untuk memberikan masukan kepada usaha kecil menengah untuk memperoleh modal usaha dengan suku bunga yang layak serta proses peminjaman yang mudah dilakukan. Hal ini dapat mereka temukan bila mereka menjadi anggota CU Cinta Kasih.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. untuk menambah wacana dalam memahami Credit Union sebagai kegiatan koperasi yang bersifat simpan pinjam yang di dalamnya terbentuk modal sosial. 2. memberi masukan kepada pemerintah untuk mengembangkan koperasi kredit agar berperan sebagai sumber modal bagi usaha kecil menengah.

1.4 Tinjauan Pustaka

(20)

Kegiatan tolong menolong ini sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia, yang secara nyata dapat dilihat dari salah satu suku bangsa yang ada di Indonesia yang hidup dari bercocok tanam di ladang yakni suku bangsa Sumbawa (Koentjaranigrat, 1992). Interaksi ini terjadi berdasarkan pola tindakan tertentu yang disebut dengan sistem sosial. Sistem-sistem sosial itu terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan serta bergaul satu dengan yang lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan tata kelakuan.

Kebudayaan sebagai sebuah konsep yang menyatu dalam kehidupan manusia selalu berhubungan dengan kebutuhan hidupnya. Kebudayaan yang merupakan seperangkat sistem pengetahuan atau sistem gagasan yang berfungsi menjadi pedoman bagi sikap dan perilaku manusia sebagai anggota atau warga dari kesatuan sosial, tumbuh, berkembang dan berubah sesuai dengan kebutuhan hidup manusia (Sairin, 2002).

Secara sederhana Bronislaw Malinowski dalam Sairin (2002), mengatakan bahwa kebutuhan hidup manusia itu dapat dibagi pada tiga kategori besar yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan biologis, sosial dan psikologis. Walaupun ketiga kebutuhan itu tampak terpisah namun sebenarnya ketiganya adalah tiga serangkai yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

(21)

kebutuhan mereka, terutama koperasi yang bergerak dalam kegiatan simpan pinjam.

Koperasi kredit dapat didefinisikan sebagai badan usaha yang dimiliki oleh sekumpulan orang dalam suatu ikatan pemersatu yang bersepakat untuk menabungkan uang mereka sehingga menciptakan modal bersama guna dipinjamkan diantara mereka dengan bunga yang layak serta untuk tujuan produktif dan kesejahteraan (Tim BK3I, 2007).

Berikut ini merupakan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan Credit Union (CU):

• Credit Union (CU) “Ora et Labora”

(22)

Setiap anggota memiliki hak dan kewajiban yang sama, misalnya setiap anggota berhak meminjam uang di CU sesuai dengan saham yang dimilikinya. Sedangkan yang menjadi kewajiban bagi setiap anggota CU terutama bagi anggota baru wajib membayar uang pangkal, membayar iuran wajib dan mengikuti semua aturan yang berlaku di dalam CU. Dengan adanya kegiatan CU Ora et Labora ini membuat masyarakat desa Bukit khususnya kaum perempuan banyak dikenal dengan kegiatan koperasi yang mereka miliki. Dengan berdirinya CU ini di desa Bukit membuat penduduknya merasa sangat terbantu dalam hal perekonomian (Bangun, 2007:122-125).

• Credit Union Benih Kekelengen

Credit Union Benih Kekelengen ini berdiri sejak tanggal 10 Februari 2002 di Kabanjahe yang anggotanya kebanyakan pria yang bekerja sebagai petani dibandingi wanita. CU ini merupakan koperasi simpan pinjam yang mempunyai program pendidikan dan pembinaan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan. Anggota CU Benih Kekelengen merupakan pilar-pilar yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan CU. Keberhasilan CU ini dalam menjalankan kegiatannya diukur dari kesediaan anggotanya untuk melaksanakan hak dan kewajiban secara bertanggung jawab (Ketaren, 2007:153-169).

Dalam setiap usaha individu untuk memperoleh sumberdaya tertentu, membangun jaringan hubungan memainkan peranan yang sangat penting. Di dalam jaringan ini terjalin kerjasama, di mana masing-masing pihak mempunyai kepentingan tertentu (Ahimsa-Putra, 1994).

(23)

warganya sebagai individu yang bebas dengan individu-individu lain di dalam komunitas lain.

Mitchell dalam Siahaan (1998) membedakan tiga macam jaringan sosial yaitu hubungan-hubungan yang bersifat kategori, hubungan-hubungan yang terwujud dari hubungan pribadi dan hubungan-hubungan yang terwujud dalam struktur.

Kemampuan masyarakat untuk bekerjasama demi mencapai tujuan bersama di dalam berbagai komunitas disebut modal sosial. Modal sosial merupakan salah satu isu yang menarik yang banyak dibicarakan dan dikaji belakangan ini. Dari hasil penelitian disebutkan bahwa modal sosial akan bernilai ekonomis, jika dapat memberikan manfaat bagi individu atau kelompoknya misalnya dalam memperoleh bantuan atau pinjaman yang bersifat informal. Modal sosial diyakini sebagai salah satu komponen utama dalam menggerakkan kebersamaan, mobilitas ide, kesaling percayaan dan kesaling menguntungkan untuk mencapai kemajuan bersama. Pada modal sosial, lebih menekankan pada potensi kelompok dan pola-pola hubungan antara individu-individu dalam suatu kelompok dan antar kelompok dengan ruang perhatian pada jaringan sosial, norma, nilai dan kepercayaan antar sesama yang lahir dari anggota kelompok dan menjadi norma kelompok.

(24)

Menurut Lesser, modal sosial ini sangat penting bagi komunitas karena (1) memberikan kemudahan dalam mengakses informasi bagi anggota komunitas, (2) menjadi media power sharing atau pembagian kekuasaan dalam komunitas, (3) mengembangkan solidaritas, (4) memungkinkan mobilisasi sumber daya komunitas, (5) memungkinkan pencapaian bersama dan, (6) membentuk prilaku kebersamaan dan berorganisasi komunitas. Modal sosial merupakan suatu komitmen dari setiap individu untuk saling terbuka, saling percaya, memberikan kewenangan bagi setiap orang yang dipilihnya untuk berperan sesuai dengan tanggung jawabnya (http:/akhmadsudrajat.wordpress.com/2008).

Eva Cox dalam Hasbullah (2006) mendefinisikan modal sosial sebagai suatu rangkaian proses hubungan antar manusia yang ditopang oleh jaringan, norma-norma dan kepercayaan sosial yang memungkinkan efisien dan efektifnya koordinasi dan kerjasama untuk keuntungan dan kebajikan bersama.

James Coleman dalam Hasbullah (2006:7) mendefinisikan konsep modal sosial sebagai varian entitas, terdiri dari beberapa struktur sosial yang memfasilitasi tindakan dari para pelakunya, apakah dalam bentuk personal atau korporasi dalam suatu struktur sosial.

Francis Fukuyama dalam Hasbullah (2006:8) menekankan pada dimensi yang lebih luas mengenai modal sosial yaitu segala sesuatu yang membuat masyarakat bersekutu untuk mencapai tujuan bersama atas dasar kebersamaan dan di dalamnya diikat oleh nilai-nilai dan norma-norma yang tumbuh dan dipatuhi.

(25)

masyarakat untuk mencapai tujuan memperbaiki kualitas kehidupan dan senantiasa melakukan perubahan dan penyesuaian secara terus menerus. Dalam proses perubahan dan upaya untuk mencapai tujuan, masyarakat senantiasa terikat pada nilai-nilai dan norma yang dipedomani sebagai acuan bersikap, bertindak dan bertingkah laku serta berhubungan dengan pihak lain. Beberapa acuan nilai dan unsur yang merupakan ruh modal sosial antara lain sikap yang partisipatif, sikap yang saling memperhatikan, saling memberi dan menerima , saling percaya mempercayain dan diperkuat oleh nilai-nilai dan norma yang mendukungnya. Dengan kata lain inti telaah modal sosial terletak pada bagaimana kemampuan masyarakat dalam suatu entitas atau kelompok untuk bekerjasama membangun suatu jaringan untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama tersebut diwarnai oleh suatu pola interrelasi yang timbal balik dan saling menguntungkan dan dibangun di atas kepercayaan yang ditopang oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial yang positif dan kuat (Hasbullah, 2006 ).

Adapun unsur-unsur pokok dalam modal sosial adalah sebagai berikut: 1. Partisipasi dalam suatu jaringan

(26)

2. Timbal balik

Modal sosial senantiasa diwarnai oleh kecenderungan saling tukar kebaikan antar individu dalam suatu kelompok atau antar kelompok itu sendiri. Dimana seseorang atau banyak orang dari suatu kelompok memiliki semangat untuk membantu yang lain tanpa mengharapkan imbalan seketika.

3. Kepercayaan

Trust atau rasa percaya adalah suatu bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam hubungan-hubungan sosial yang didasari oleh perasaan yakni bahwa yang lain akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan akan senantiasa bertindak dalam suatu pola tindakan yang saling mendukung, paling tidak yang lain tidak akan bertindak merugikan diri dan kelompoknya.

4. Norma sosial

Norma-norma sosial akan sangat berperan dalam mengontrol bentuk-bentuk prilaku yang tumbuh dalam masyarakat. Pengertian norma itu sendiri adalah sekumpulan aturan yang diharapkan dapat dipatuhi dan diikutin oleh anggota masyarakat pada suatu entitas sosial tertentu. Norma-norma ini biasanya terinstusionalisasi dan mengandung sangsi sosial yang dapat mencegah individu berbuat sesuatu yang menyimpang dari kebiasaan yang berlaku di masyarakatnya. Aturan-aturan kolektif tersebut biasanya tidak tertulis tapi dipahami oleh setiap anggota masyarakatnya dan menentukan pola tingakah laku yang diharapkan dalam konteks hubungan sosial.

5. Nilai-nilai

(27)

kompetisi dan lainnya, merupakan contoh-contoh nilai yang sangat umum dikenal dalam kehidupan masyarakat.

6. Tindakan yang proaktif

Salah satu unsur penting modal sosial adalah keinginan yang kuat dari anggota kelompok untuk tidak saja berpartisipasi tetapi senantiasa mencari jalan bagi keterlibatan mereka dalam suatu kegiatan masyarakat. Ide dasar dari premise ini, bahwa seseorang atau kelompok senantiasa kreatif dan aktif. Mereka melibatkan diri dan mencari kesempatan-kesempatan yang dapat memperkaya, tidak saja dari sisi material tapi juga kekayaan dalam hubungan-hubungan social dan menguntungkan kelompok tanpa merugikan orang lain. Mereka cenderung tidak menyukai bantuan-bantuan yang sifatnya dilayani, melainkan lebih memberi pilihan untuk lebih banyak melayani secara proaktif.

Robert D.Putnam dalam Hasullah (2006) mengatakan bahwa rasa percaya (mempercayai) adalah suatu bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam hubungan-hubungan sosial yang didasari oleh perasaan yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan akan senantiasa bertindak dalam suatu pola tindakan yang saling mendukung, paling tidak yang lain tidak akan bertindak merugikan diri dan kelompoknya.

(28)

Di Indonesia, hasil survei tentang usaha-usaha kecil menunjukkan bahwa setengah dari usaha-usaha ini bermula dari usaha rumah tangga (Sumintarsih, 2003). Alice Dewey, menunjukkan pentingnya hubungan sosial para pedagang dengan berbagai pihak. Seperti yang dikatakan oleh Geertz dalam Sumintarsih (2003) dalam suatu organisasi kerja, hubungan-hubungan kerja yang stabil hanya terdapat pada unsur-unsur yang membentuk kelompok kerja bukan pada kelompok kerja itu sendiri secara keseluruhan. Artinya, kelangsungan suatu hubungan kerja sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur yang mengikat individu-individu tersebut dalam jaringan kerjasama.

CU Cinta Kasih dalam menjalankan kegiatannya berlandaskan pada sikap saling percaya dan kerjasama antara sesama anggota, pengurus dan pengawas. Kepercayaan merupakan faktor penting pada lembaga keuangan, dengan menciptakan kepercayaan dan memastikan bahwa kepercayaan itu dapat dipertahankan maka lembaga tersebut dapat bertahan lama.

Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Eva Cox dalam memahami modal sosial dalam CU Cinta Kasih. Di mana modal sosial dalam CU Cinta Kasih merupakan modal utama bagi setiap orang yang ingin menjadi anggota CU tersebut.

1.5 Metode Penelitian

(29)

Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara. Observasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengamati hubungan kerjasama yang terjalin antara CU dengan para anggotanya, seperti dalam proses simpan pinjam. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan cara tanya jawab kepada informan yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan mengenai CU Cinta Kasih.

Wilayah kerja CU Cinta Kasih meliputi kota Medan, yang dibagi menjadi 23 unit dan 19 kelompok yang dikoordinir oleh seorang kepala unit yang tugasnya sebagai perpanjangan tangan pengurus CU dengan anggotanya, seperti menjadi kolektor, penghubung dan sebagainya. Namun dalam penelitian ini penulis memilih unit Brayan dan sekitarnya dalam memperoleh data penelitian, yang terdiri dari unit PBB (beranggotakan 103 orang), unit Jl Mawar (beranggotakan 91 orang), unit Jl Bersama (beranggotakan 241 orang) dan kelompok Kapt Muslim (beranggotakan 132 orang). Data- data dalam penelitian ini diperoleh melalui:

Informan pangkal: Pertama kali penulis mengetahui mengenai CU Cinta Kasih

(30)

Informan kunci: Informasi mengenai segala bentuk kegiatan CU Cinta kasih,

penulis peroleh dari ketua CU. Data-data yang berkaitan dengan modal sosial, diperoleh dari pihak CU beserta anggotanya baik itu anggota yang dijadikan informan kunci maupun informan biasa, dan untuk data yang berkaitan dengan sosialisasi penulis peroleh dari pengurus CU dan anggotanya. Sedangkan untuk memilih anggota CU sebagai informan kunci, maka terlebih dulu menemui kepala unit untuk mendapatkan informasi mengenai siapa saja anggota CU yang dijadikan informan. Berdasarkan jumlah anggota dari setiap unit yang berada di wilayah Pulo Brayan dan sekitarnya, maka penulis menetapkan 6 orang informan dalam penelitian ini. Adapun kriteria dari anggota CU yang menjadi informan dalam penelitian ini penulis tentukan dari: lamanya menjadi anggota CU (antara 2-10 tahun), besarnya pinjaman (sebesar Rp7juta-Rp150juta), kegiatan usaha yang dilakukan (dalam hal ini usaha-usaha yang dapat meningkatkan penghasilan) , adanya kemajuan usaha setelah memperoleh pinjaman dari CU (usaha yang semula hanya kecil-kecilan tetapi setelah memperoleh pinjaman dari CU menjadi berkembang), dan hubungan sosial yang terjadi dalam CU Cinta Kasih.

(31)

Jl Mawar yang telah menjadi anggota CU selama 8 tahun, (6) Gerhad Tinambunan (pedagang) dari unit PBB yang telah menjadi anggota CU selama 3 tahun.

Dalam memperoleh data dari informan kunci, penulis melakukan wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guide) yang berkaitan dengan masalah penelitian. Dalam melakukan wawancara, penulis menggunakan alat bantu wawancara berupa buku catatan kecil dan kamera. Buku catatan di sini digunakan untuk mencatat poin-poin penting dari hasil wawancara, hal tersebut dimaksudkan agar penulis dapat lebih mudah dalam menyusun data. Sedangkan kamera digunakan untuk memperoleh dokumentasi yang berkaitan dengan usaha-usaha yang dilakukan anggota yang telah mengalami kemajuan setelah memperoleh pinjaman modal dari CU Cinta Kasih.

Informan biasa: Penulis mendapatkan informasi-informasi tambahan untuk

melengkapi data yang diperlukan. Yang diperoleh dari informan biasa yang terdiri dari karyawan maupun anggota CU yaitu: Chrispinus (pengawas keuangan CU), M.Manurung (kepala unit) dari unit Sp. Kim, Desriani (anggota) dari unit PBB, Theresia (anggota) dari unit P. Brayan, Rosalyana (anggota) dari unit PBB, Jimmy. R (anggota) dari unit P.Brayan, M.Naibaho (kolektor), Yenita (karyawan).

Pengalaman Penulis Dalam Memperoleh Data di Lapangan

(32)

yang ingin melakukan penelitian mengenai CU Cinta Kasih. Setelah mendengar penjelasan dari penulis, kemudian beliau menceritakan sedikit mengenai CU Cinta Kasih.

Keesokan harinya penulis kembali mendatangi kantor CU, dan akhirnya penulis dapat bertemu dengan ketua CU yang bernama bapak HPM. Parhusip. Penulis diizinkan menghadap beliau yang sedang berada diruangan, sesampai diruangan ternyata beliau tidak sendirian melainkan bertiga dengan para pengurus CU di antaranya bapak M.Pandiangan (selaku wakil ketua) dan bapak D.Sirait (selaku sekretaris). Mereka kemudian menanyakan alasan yang ingin bertemu dengan ketua, penulis mencoba menjelaskan tujuan kedatangan. Dengan mengatakan bahwa penulis adalah seorang mahasiswa yang ingin melakukan penelitian mengenai CU Cinta Kasih yang bertujuan untuk kepentingan skripsi. Setelah mendengar penjelasan penulis, mereka memberikan respon yang baik dan mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di CU Cinta Kasih. Dalam mendapatkan informasi dan data-data yang berhubungan dengan CU Cinta Kasih, penulis tidak mengalami hambatan karena pihak CU sendiri sangat membantu penulis dalam memberikan data yang diperlukan.

(33)

mereka untuk dijadikan informan. Di sini penulis memilih unit Brayan dan sekitarnya yang menjadi wilayah penelitian, sehingga penulis menemui kepala unit untuk memperoleh informasi mengenai anggota. Setelah memperoleh informasi mengenai anggota, maka akhirnya penulis menetapkan 6 orang informan tetap dalam penelitian ini dan sebagian lagi anggota menjadi informan biasa. Dalam mendapatkan data dari anggota, penulis sama sekali tidak mendapatkan kesulitan karena anggota-anggota ini merespon dengan baik niat penulis yang menjadikan mereka sebagai informan dalam penelitian ini.

(34)

BAB II

GAMBARAN UMUM CU CINTA KASIH

2.1 Sejarah Pendirian CU Cinta Kasih

Koperasi kredit/Credit Union berasal dari bahasa Yunani (Credere) yang berarti kepercayaan, dengan demikian dasar koperasi kredit adalah kepercayaan. Credit Union (CU) yang lazim disebut koperasi kredit merupakan kumpulan orang-orang yang saling percaya yang bersama-sama mengorganisir diri untuk menyediakan pelayanan bagi sesama mereka.

Koperasi kredit lahir pertama sekali di Jerman tahun 1889 dan menyebar di negara-negara Eropa dan Asia. Masuk ke Indonesia (Jakarta) tahun 1970 yang dikembangkan oleh BK3I (Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia), BK3I adalah Lembaga yang berazaskan Pancasila, yang selalu bekerjasama dengan pemerintah dalam hal ini Departemen Koperasi. BK3I mempunyai tujuan memasyarakatkan koperasi, menumbuhkan manusia-manusia untuk mencintai koperasi dan mendidik orang untuk menjadi terampil mengurus koperasi. Kini koperasi kredit sudah diakui di negara kita yang secara yuridis dan telah disahkan pemerintah menurut akta pendirian INKOPDIT tanggal 23 Juli 1998 dengan Badan Hukum No. 018/BH/M.I/VII/1998 dan telah menerima penghargaan dari pemerintah dengan pemberian Satya Lencana Pembangunan bidang Koperasi.

Adapun jati diri koperasi terdiri dari tiga serangkai yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain, yaitu:

1. Definisi

(35)

sosial dan budaya yang sama melalui Badan Usaha yang dimilikinya dan diawasi secara demokratis.

2. Nilai-nilai

CU mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai luhur nenek moyang kita yaitu gotong royong karena CU bukanlah kumpulan uang tetapi kumpulan orang. 3. Prinsip-prinsip

Prinsip-prinsip koperasi adalah pedoman bagi CU-CU dalam melaksanakan nilai-nilai koperasi dalam menjalankan kegiatannya. CU memiliki 9 prinsip antara lain:

1. Keanggotaan terbuka dan suka rela 2. Kontrol secara demokratis

3. Tidak diskriminatif

4. Pelayanan kepada anggota 5. Distribusi kepada anggota 6. Membangun stabilitas keuangan 7. Pendidikan yang bersinambungan 8. Kerjasama antar koperasi kredit 9. Tanggung jawab sosial

(36)

BK3D seperti: Karya Murni, Harapan Kita, Rukun Damai, Cinta Kasih, Karya Murni (Binjai), Tunas Karya dan Karya Bersama. BK3D ini dikoordinir oleh BK3I yang berpusat di Jakarta.

CU Cinta Kasih yang merupakan salah satu wadah koperasi kredit ditingkat primer yang ada di Sumatera Utara berdiri pada tahun 1990 yang berawal dari sebuah perkumpulan doa agama Katolik di wilayah Pulo Brayan. CU ini pertama sekali diperkenalkan oleh Pastor Hubertus Tamba yang pada saat itu adalah seorang Pastor di Paroki Katedral Jl. Pemuda Medan1

1

Paroki (dari bahasa Inggris: Parish) adalah suatu tipe pembagian administratif. Istilah ini digunakan pada beberapa Gereja Liturgi, contohnya Gereja Katolik Roma, Komuni Anglikan, dan Gereja Ortodoks. Paroki dalam Gereja Katolik Roma di Indonesia adalah wilayah gereja di bawah Keuskupan. Paroki dipimpin oleh seorang Pastor Kepala Paroki dan beberapa Pastor Pembantu. Wilayah di bawah Paroki biasa disebut Lingkungan, yang dikepalai oleh seorang Ketua

(37)

Pematang Siantar, di mana kegiatan CU ini sudah ada dan berjalan di Paroki tersebut.

Dengan adanya koperasi simpan pinjam ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan taraf hidup anggotanya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Untuk menunjang hal tersebut maka setiap calon anggota maupun anggota wajib menerima pendidikan mengenai pengetahuan berkoperasi, karena hanya melalui pendidikanlah dapat merubah pola pikir para anggotanya bagaimana berkoperasi dengan baik. Adanya pendidikan ini jugalah yang membuat anggota lingkungan St.Bonaventura yang semula belum mengenal koperasi kredit menjadi lebih mengenal maksud dan tujuan kegiatan dalam kopdit tersebut.

(38)

keinginan mereka, dan ada beberapa nama yang diusulkan anggota sebagai pengganti nama CU Santa Maria seperti CU Solidaritas dan CU Cinta Kasih. Kebanyakan dari anggota tersebut memilih nama CU Cinta Kasih sebagai pengganti nama CU yang baru dan akhirnya diputuskan bersama untuk memakai nama CU Cinta Kasih dalam kegiatan koperasi di lingkungan St.Bonaventura.

Pada tanggal 5 Mei 1990 CU Cinta Kasih diresmikan dan setelah tiga tahun berdirinya CU tersebut telah menunjukkan hasil yang memuaskan, ini dapat dilihat dari kehidupan anggotanya yang menjadi lebih baik dari sebelumnya terutama dalam perekonomian. Perbaikan kondisi ekonomi terjadi karena anggota CU ini memanfaatkan pinjaman uang dari CU yang digunakan sebagai penambah modal usaha, karena sebagian besar anggota CU ini adalah pedagang.

Seiring berjalannya waktu CU Cinta Kasih yang pada awalnya diperuntukkan bagi anggota perkumpulan doa St.Bonaventura, namun pada tahun 1994 memutuskan untuk menerima anggota non Katolik. Keputusan ini diambil setelah pihak CU Cinta Kasih melakukan studi banding ke CU Pardomuan di Dolok Sanggul yang difasilitasi oleh Pastor Libreak. Studi banding dan pelatihan itulah yang membuat CU Cinta Kasih membuka diri dan akhirnya memutuskan untuk menerima anggota di luar lingkungan St.Bonaventura.

(39)

penerimaan anggota CU terlebih dahulu dilihat wilayah tempat tinggal calon anggota karena wilayah kerja CU Cinta Kasih hanya berada di sekitar Medan.

Dalam menjalankan kegiatannya, CU Cinta Kasih berpedoman pada koperasi. Namun CU Cinta Kasih lebih berkecimpung dalam bidang pelayanan jasa keuangan saja.

CU Cinta Kasih yang merupakan koperasi simpan pinjam pada dasarnya adalah untuk memenuhi kebutuhan akan uang dari para anggotanya, maka untuk dapat memperoleh uang, terlebih dahulu harus melakukan penyimpanan yang berdasarkan pada prinsip koperasi kredit. Berikut ini merupakan 3 prinsip utama koperasi kredit yaitu:

1.Tabungan hanya diperoleh dari anggota-anggotanya

2. Pinjaman hanya diberikan kepada anggota-anggotanya saja

3. Jaminan terbaik bagi pinjaman adalah watak sipeminjam itu sendiri

Ketiga prinsip tersebut mencerminkan adanya usaha swadaya dari kelompok masyarakat yang senasib sepenanggungan, karena dilakukan “Dari, Oleh dan Untuk Anggota”. Sedangkan caranya adalah melalui usaha simpan pinjam yang berdasarkan kerjasama dan saling percaya.

(40)

usaha. Sehingga kerjasama, kebersamaan dan kepedulian (solidaritas) bersama akan menjadi kekuatan utama dalam menjaga dan mempertahankan keberlangsungan organisasi.

CU Cinta Kasih dapat dikatakan sebagai perkumpulan orang bukan sekedar perkumpulan uang, yang artinya orang-orang yang ada di dalam CU ini menjadi subyek sekaligus fokus perhatian. Bila orang-orang yang ada di dalam CU Cinta Kasih telah terbangun kesadaran dan kepeduliannya maka untuk memperoleh modal uang akan mudah dilakukan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa CU Cinta Kasih bukanlah perkumpulan uang melainkan perkumpulan manusia yang terbentuk dari rasa kepercayaan untuk menabung diantara mereka dan pendapat dari setiap orang apakah dia kaya atau miskin harus sama diperhatikan, ini merupakan prinsip dari CU Cinta Kasih yang telah ada sejak didirikan. Di dalam CU Cinta Kasih terdapat falsafah yang mengatakan “manusia yang kita utamakan sedangkan uang hanya sebagai alat saja”. Yang berarti bahwa meningkatkan penghasilan dan taraf hidup anggota-anggotanya itu merupakan tujuan CU dan uang menjadi alat untuk mencapai tujuan tersebut.

(41)

dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kepada anggota CU Cinta Kasih yang telah memberikan kepercayaan kepada CU dalam hal simpan pinjam.

Gambar 1. Kantor Pusat CU Cinta Kasih

(42)

2.2 Keorganisasian

2.2.1 Identitas

Nama : Kopdit (CU) Cinta Kasih Medan Berdiri : 5 Mei 1990

Alamat : Jl.KL.Yos Sudarso No.138-D Pulo Brayan Kota Medan Badan Hukum : No.480/KDK/2.17/X/2000

No.Anggota SPD : 068 No. Anggota Daperma: 687

Wilayah kerja : Kota Medan dan sekitarnya

Jumlah unit : 23 unit ditambah dengan 19 kelompok (lihat lampiran)

2.2.2 Visi, Misi dan Sasaran

Dalam melaksanakan kegiatannya CU Cinta Kasih mempunyai: • Visi

CU Cinta Kasih merupakan lembaga usaha pelayanan keuangan yang dikelola dengan berpedoman pada prinsip-prinsip koperasi dan azas Swadaya, Solidaritas dan Pendidikan yang berkesinambungan.

• Misi

CU Cinta Kasih menciptakan kopdit yang sehat, aman dan profesional serta demokratis melalui pendidikan dan pelayanan yang berkwalitas demi meningkatkan taraf hidup hingga terwujudnya kesejahteraan para anggota.

• Sasaran

(43)

2.2.3 Keanggotaan

1. Jumlah anggota sampai Desember 2007 : 4.293 orang

Laki-laki : 1.723 orang

Perempuan : 2.570 orang

2. Jumlah anggota tarik diri (didominasi pindah) : 13 orang Laki-laki : 4 orang Perempuan : 9 orang 3. Jumlah anggota yang meninggal : 1 orang

Laki-laki : - orang Perempuan : 1 orang

Keanggotaan CU Cinta Kasih terdiri dari:

Anggota Biasa

1. Berusia 17 tahun ke atas atau sudah berumah tangga 2. Berdomisili di wilayah kerja CU Cinta Kasih

3. Beritikat baik

4. Berminat untuk menabung

5. Usia anggota baru maksimun 65 tahun Anggota Luar Biasa

1. Berusia 6 bulan sampai dengan dewasa tetapi belum mempunyai penghasilan

(44)

Keanggotaan dinyatakan sah bila bermohon menjadi anggota yang diajukan kepada CU Cinta Kasih dengan mengisi formulir yang telah disediakan.

Anggota Biasa

1. Membuat surat permohonan dengan melampirkan foto copy KTP yang berlaku dan pas foto

2. Membayar uang pangkal : Rp 20.000

3. Simpanan pokok : Rp 30.000

4. Simpanan wajib : Rp 20.000

5. Simpanan sukarela kelipatan : Rp 500 6. Membayar DAKESMA : Rp 20.000 7. Mengikuti pendidikan

8. Memperoleh buku anggota yang telah disahkan pengurus Anggota Luar Biasa

1. Membayar uang pangkal : Rp 15.000 2. Membayar simpanan pokok : Rp 15.000 3. Membayar simpanan wajib : Rp 10.000 4. Simpanan sukarela kelipatan :Rp 500

5. Memperoleh buku anggota yang telah disahkan pengurus

Hak dan Kewajiban anggota CU Cinta Kasih

Anggota Biasa

Anggota Biasa berhak:

(45)

2. Dipilih dan memilih untuk setiap jabatan dalam kepengurusan CU

3. Menarik simpanan sukarela jika dalam keadaan terpaksa pada jam kerja kantor

4. Menerima Deviden setelah tutup buku

5. Menerima jasa pinjaman setelah tutup buku bila pinjaman tersebut lunas lebih awal atau sesuai dengan kontrak perjanjian

6. Mengemukakan pendapatnya tentang segala sesuatu yang dapat dirundingkan dalam Rapat Anggota

Anggota Biasa berkewajiban:

1. Menghadiri dan ikut serta secara aktif memberikan suaranya dalam Rapat Anggota

2. Menabung secara rutin setiap bulan dan mengembalikan pinjaman serta bunga tepat pada waktunya

3. Membayar denda jika terjadi keterlambatan pengembalian pinjaman 4. Menjaga nama baik CU

5. Mengikuti pendidikan yang diselenggarakan oleh CU Anggota Luar Biasa

Anggota Luar Biasa berhak:

1. Menerima Deviden

2. Menjadi anggota biasa setelah menerima pendidikan

Anggota Luar Biasa berkewajiban:

(46)

Selain memberikan hak dan kewajiban kepada anggotanya, CU Cinta Kasih juga memberikan angsuransi kepada setiap anggota, yaitu:

 DAPERMA

DAPERMA (Dana Perlindungan Bersama) merupakan suatu badan dalam CU yang dikelola langsung oleh BK3I (Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia) yang berpusat di Jakarta, yaitu memberikan perlindungan simpanan maupun pinjaman anggota. CU Cinta Kasih telah menjadi anggota DAPERMA dengan no. 687. DAPERMA diperuntukkan bagi anggota CU itu sendiri, misalnya: ada anggota CU yang masih punya sisa pinjaman, lalu dia tiba-tiba meninggal maka DAPERMA akan membayar semua sisa hutang berikut bunganya kepada CU Cinta Kasih (hutang di bawah Rp50 juta) dan kepada ahli warisnya akan diberikan santunan. Seluruh simpanannya akan dikembalikan oleh CU sesuai dengan batas buku sahamnya.

 DAKESMA

DAKESMA (Dana Kesejahteraan Bersama) merupakan angsuransi yang dikelola langsung oleh BK3D (Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah) yang berpusat di P.Siantar yang baru dibentuk tahun 2008. Dengan perincian bahwa setiap anggota CU Cinta Kasih membayar sebesar Rp 20.000 setiap tahun. Misalnya: ada seorang anggota CU yang meninggal maka ahli warisnya akan mendapatkan santunan sebesar Rp 3.000.000.

(47)

untuk memberikan perlindungan kepada semua yang menjadi anggota di dalamnya.

2.2.4 Mitra Usaha

Seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan yang telah dialami oleh Kopdit/CU Cinta Kasih dipandang perlu menjalin kerjasama dengan berbagai pihak/organisasi antara lain:

1.Pihak Pemerintah

Kerjasama yang telah dibina antara lain:

1. Dinas Koperasi Provinsi Sumatera Utar banyak memberikan masukan/informasi mengenai kebijakan perkoperasian di Indonesia

2. Kehadiran Dinas Koperasi Medan pada saat peresmian kantor pada CU tanggal 5 Mei 1990

3. Kehadiran pihak Dinas Koperasi Medan dan Pemerintah setempat pada saat pelaksanaan RAT (Rapat Anggota Tahunan)

2.Pihak Pusat Koperasi/BK3D Sumut di P.Siantar Kerjasama yang telah dibina antara lain:

1. Kopdit/CU Cinta Kasih menjadi anggota Puskopdit 2. Penyelenggaraan Silang Pinjam Daerah (SPD) 3. Penyelenggaran pendidikan pengurus Koperasi/CU 3.Pihak BK3I di Jakarta

Kerjasama yang telah dibina antara lain:

1. CU Cinta Kasih menjadi anggota pelayanan DAPERMA 2. Penyelenggaran pendidikan tentang Koperasi/CU

(48)

4. Pihak Dealer Sepeda Motor

Kerjasama yang telah dibina antara lain:

1. Kerjasama dalam penyaluran kredit sepeda motor 2. Kerjasama dalam penyaluran kredit becak bermotor 5. Kerjasama antar CU tetangga

Kerjasama yang telah dibina antara lain:

1. Kehadiran para pengurus dan pengawas dari CU-CU tetangga pada saat pelaksanaan RAT

2. Kehadiran para pengurus dan pengawas dari CU-CU tetangga pada peresmian TPK (Tempat Pelayanan Khusus) yang baru

6. Pihak Gereja

Kerjasama yang telah dibina antara lain:

(49)

2.3 Struktur Organisasi Koperasi Kredit (CU) Cinta Kasih

2.3.1 Bagan Struktur

Anggota Calon Anggota

Rapat Anggota

Penasehat

Pengawas Ketua

Sekretaris Anggota

Pengurus Ketua Wakil Ketua Sekretaris Bendahara

Anggota (1) orang

Manager

(50)

2.3.2 Penjelasan Bagan

Rapat Anggota

Rapat Anggota adalah pemegang kekuasan yang tertinggi dalam CU Cinta Kasih.

Pengawas

1. Menyusun rencana dan melaksanakan pengawasan/audit secara teratur

2. Melaksanakan pengawasan/audit sesuai standart audit yang sudah ditetapkan oleh BK3D Sumut

3. Melaporkan hasil pengawasan

4. Mengawasi temuan-temuan audit apakah sudah ditindaklanjuti oleh pengurus dimana tindak lanjut perbaikan oleh pengurus paling lama 10 hari setelah hasil temuan disampaikan

5. Menskorsing pengurus yang tidak menjalankan tugas dengan benar

Pengurus

Pengurus dipilih dari dan oleh anggota, dan merupakan pemegang kuasa Rapat Anggota.

Manager

Fungsi

1. Memastikan bahwa CU memiliki perencanaan operasional 3 bulanan, 6 bulanan dan setiap bulan sebagai penjabaran tahunan dan pola kebijakan yang sudah disahkan oleh RAT

(51)

3. Memastikan bahwa semua staf bekerja dengan penuh motivasi

4. Memastikan bahwa sistem dan mekanisme CU berjalan secara benar dan berkelanjutan

Tugas

1. Memberikan masukan perencanaan kepada pengurus

2. Menjabarkan perencanaan strategis dan perencanaan tahunan secara operasional

3. Bersama pengurus menseleksi dan merekrut staf baru 4. Menyusun uraian tugas para staf

5. Membuat prosedur/alur kerja

6. Melaksanakan dan melaporkan hasil kerja 7. Menyusun semua data secara akurat

Staf Pendidikan

Fungsi

1. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi pengurus, pengawas, staf, calon anggota dan anggota

2. Melaksanakan pemasaran produk dan pelayanan CU

Tugas

1. Mengorganisir penyelenggaran pendidikan motivasi

2. Melakukan pengorganisasian untuk pendirian TPK (Tempat Pelayanan Khusus) baru

3. Membuat jadwal, menunjuk fasilitator, menentukan tempat dan peserta 4. Membuat penilaian dan mendiskusikan apakah seorang peserta pendidikan

(52)

5. Memilih pengurus, pengawas atau staf yang akan diikutkan sebagai peserta pelatihan ke BK3D Sumut, Dinas Koperasi Inkopdit, dll

6. Mempromosikan produk-produk simpanan CU

Staf Perkreditan

Fungsi

1. Memberikan pelayanan kredit secara berkualitas sesuai dengan pola kebijakan dan program kerja yang sudah disahkan RAT

2. Memberikan nasehat keuangan bagi calon peminjam, memberi masukan bagi pengurus dalam rangka pembuatan pola kebijakan

3. Mengusahakan uang milik CU sebagai komoditi yang harus dijual, aman, menghasilkan dan memenuhi kebutuhan anggota

4. Mempertimbangkan permohonan kredit secara cermat untuk menjamin ke layakannya berdasarkan TUKKEPAR

Tugas

1. Menerima dan memeriksa surat permohonan pinjaman yang diajukan anggota

2. Mengadakan analisis kredit, wawancara dan penyelidikan lapangan 3. Menilai kelayakan penjamin dan barang-barang jaminannya

4. Melakukan kerjasama dengan pihak Notaris

5. Membuat rapat-rapat bagian kredit untuk memutuskan apakah suatu permohonan kredit disetujui/ditolak

Adm.Keuangan

Fungsi

(53)

Tugas

1. Menyediakan kelengkapan administrasi baik administrasi keuangan maupun administrasi non keuangan

2. Melayani transaksi-transaksi keuangan secara berkualitas 3. Membukukan transaksi-transaksi keuangan sesuai pembukuan 4. Mengamankan uang di brankas

2.4 Bidang Usaha

2.4.1 Simpanan

Jenis-jenis simpanan yang ada dalam CU Cinta Kasih adalah sebagai berikut:

a. Simpanan Saham yaitu simpanan yang mendapat Deviden yang terdiri dari:

• Simpanan Pokok

• Simpanan Wajib • Simpanan Sukarela

• Simpanan Kapitalisasi

b. Simpanan Non Saham yaitu simpanan yang tidak mendapatkan Deviden tetapi mendapatkan bunga setiap bulan sesuai dengan aturan yang berlaku antara lain:

• SISUKA (Simpanan Sukarela Berjangka)

Bunga : 1,5% /bulan

• SIBUHA (Simpanan Bunga Harian)

(54)

Bunga : 15% /tahun

• SIPANDIK (Simpanan Pendidikan)

Bunga : 15% /tahun

• SIHARA (Simpanan Hari Raya)

Bunga : 1% /bulan

2.4.2 Pinjaman

CU Cinta Kasih melayani setiap anggotanya dalam bentuk pinjaman, baik pinjaman produktif (misalnya buat berdagang, membeli mesin jahit untuk usaha konfeksi dan sebagainya) dan kesejahteraan (misalnya biaya sekolah, perbaikan rumah, membeli tanah, membelialat rumah tangga, dan sebagainya). Namun dalam hal ini CU Cinta Kasih lebih memprioritaskan pinjaman yang bertujuan produktif. Sesuai dengan ART (Anggaran Rumah Tangga) CU Cinta Kasih dikatakan bahwa setiap anggota berhak untuk melakukan peminjaman. Untuk mendapatkan pinjaman di CU, seorang anggota terlebih dulu harus mendapatkan kepercayaan dari tiga anggota CU yang lainnya. Mereka ini disebut sebagai penjamin, yang berkewajiban membayar utang jika anggota yang dijaminnya gagal membayar. Dengan aturan seperti ini, kepercayaan menjadi modal utama bagi anggota CU CInta Kasih. Setelah memperoleh kepercayaan dari anggota CU yang lain, maka anggoat tersebut dapat melakukan peminjaman jika telah memenuhi persyaratan yang diajukan oleh pihak CU seperti:

(a). Sudah menjadi anggota CU dan menabung secara aktif dan rutin selama 4 bulan berturut-turut

(b). Membuat surat permohonan

(55)

• Surat permohonan yang ditanda tangani dengan lengkap

• Mengisi daftar isian yang disediakan CU

• Surat perjanjian pengembalian pinjaman bila terkabul

(c). Mengikuti wawancara oleh bidang perkreditan dengan acuan TUKKEPAR yaitu:

• Tujuan pinjaman

CU Cinta Kasih selalu mengarahkan anggotanya agar memanfaatkan pinjaman untuk tujuan produktif, agar memperoleh penghasilan sebagai upaya meningkatkan pendapatan.

• Kerajinan menabung

• Kemampuan mengembalikan pinjaman

• Prestise

• Partisipasi masa lampau

Perlu mengikuti kegiatan CU terutama kegiatan pendidikan karena merupakan pilar utama dalam CU Cinta Kasih.

Besarnya pinjaman yang dikabulkan oleh pihak perkreditan terletak pada TUKKEPAR di atas dengan pinjaman maksimum 3 kali besarnya saham/simpanan, dan bunga pinjaman sebesar 2,75% menurun serta pengembalian pinjaman sesuai dengan kontrak perjanjian.

Adapun jenis pinjaman yang disalurkan CU Cinta Kasih kepada anggota adalah:

1. Pinjaman Biasa, dengan syarat:

(56)

• Bunga pinjaman sebesar 2,75%

• Besarnya pinjaman antara Rp1.000.000 sampai Rp 9.000.000

2. Pinjaman Terbatas (Pintas), dengan syarat:

• Peminjaman ini dapat dilakukan oleh anggota yang baru masuk, namun

telah memiliki rekomendasi dari kepala unit • Mengikuti pendidikan

• Besarnya pinjaman antara Rp 1.000.000 sampai Rp 9.000.000 • Bunga pinjaman sebesar 4%

3. Pinjaman Proposal

• Besarnya pinjaman di atas Rp 9.000.000 namun menggunakan agunan

(jaminan/surat berharga dari anggota) • Disurvei ke lokasi

• Bunga pinjaman sebesar 2,75%

(57)

Adapun data perkembangan CU Cinta Kasih dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

TAHUN BUKU

JUMLAH ANGGOTA

JUMLAH SIMPAAN

JUMLAH

PINJAMAN JUMLAH ASET

SAHAM NON

SAHAM

2005 1125 Rp1.968.046.500 Rp1.285.369.150 Rp4.141.220.000 Rp4.240.217.554,39

2006 1744 Rp2.360.640.550 Rp3.086.370.600 Rp6.460.123.150 Rp6.827.487.420,15

2007 4293 Rp4.675.457.100 Rp5.142.737.025 Rp9.221.716.750 Rp10.883.912.618,7

Sumber: Laporan Pertanggungjawaban Pengurus dan Pangawas CU Cinta Kasih

Selama tahun 2007 terjadi peningkatan pinjaman, terutama peminjaman yang menggunakan agunan yang di bawah plafon (jumlah tabungan) dan pinjaman di atas plafon dengan melampirkan proposal dan harus melalui kebijakan dari pengurus. Berdasarkan surat permohonan pinjaman yang diterima oleh bagian perkreditan terdapat tujuan peminjaman yang dicantumkan oleh anggota antara lain: modal usaha, moda kerja, biaya perobatan, biaya pendidikan, membeli tanah, membangun rumah dan sebagainya. Namun dari surat permohonan pinjaman, bagian perkreditan memberi perhatian khusus pada pinjaman yang bersifat produktif. Berikut ini merupakan proses transaksi peminjaman.

(58)

Gambar.4 Transaksi peminjaman yang dilakukan oleh anggota setelah mendapatkan persetujuan dari bagian perkredit

Gambar.5 Para anggota CU Cinta Kasih yang menunggu giliran untuk melakukan transaksi peminjaman

Selain memperoleh dana dari simpan pinjam yang dilakukan oleh anggotanya, CU Cinta Kasih juga memperoleh dana dari SPD.

• SPD (Silang Pinjam Daerah)

(59)

Penanggulangan Kredit Macet

Adapun kendala yang dihadapi CU Cinta Kasih terhadap anggota yang belum dapat memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian, maka panitia perkreditan akan mengambil tindakan bagi anggota yang bermasalah tersebut yaitu:

1. Bagi anggota yang pinjamannya menunggak, maka team kolektor akan mendatangi sipeminjam dan mengadakan perjanjian untuk menyelesaikan pinjamannya.

2. Bagi anggota yang tidak mengindahkan perjanjian pinjaman, maka pihak CU akan menyita agunan angota yang bersangkutan misalnya (tanah, rumah, sepeda motor dan barang berharga lainnya).

Wiyah Kerja

CU Cinta Kasih meliputi wilayah kerja pada unit-unit yang dikoordinir oleh seorang kepala unit . Di mana unitlah yang menjadi ujung tombak perkembangan CU dan kepala unit yang menjadi perpanjangan tangan CU seperti halnya menjadi kolektor, penghubung antara pengurus dengan para anggotanya dan sebagainya. Dengan meningkatnya jumlah anggota CU, maka telah menunjukkan bahwa masyarakat sudah percaya pada CU Cinta Kasih untuk mengelola keuangan anggota dan ini terlihat dari jumlah unit yang mencapai 23 unit dan 19 kelompok (lihat lampiran).

(60)

yang bergabung di dalamnya masih di bawah 100 orang dan diketuai oleh seorang ketua kelompok. Kelompok ini dibentuk bagi calon anggota CU yang baru dan mereka mendapatkan pendidikan mengenai CU yang difasilitasi langsung oleh para pengurus CU Cinta Kasih.

Namundalam penelitian ini penulis telah menentukan unit-unit yang berada di Brayan dan sekitarnya sebagai lokasi penelitian, yang terdiri dari:

1. Unit Jl Mawar

Unit ini dikoordinir oleh kepala unit yang bernama bapak Wagiran dengan jumlah anggota sebanyak 91 orang

2. Unit PBB

Unit ini dikoordinir oleh kepala unit yang bernama bapak F.Simatupang dengan jumlah anggota sebanyak 103 orang

3. Unit Jl Bersama

Unit ini dikoordinir oleh kepala unit yang bernama bapak P.Situmorang dengan jumlah anggota sebanyak 241 orang

4. Kelompok Kapt Muslim

(61)

BAB III

SOSIALISASI DAN MODAL SOSIAL DALAM CU CINTA KASIH

Sosialisasi Dalam CU Cinta Kasih

CU Cinta Kasih senantiasa membuka peluang bagi masyarakat agar dapat menjadi anggotanya. Di dalam memperkenalkan CU kepada masyarakat, CU Cinta Kasih tidak melakukan promosi kepada pihak manapun untuk mendapatkan anggota. CU Cinta Kasih tidak memaksa siapapun yang ingin menjadi anggotanya, namun sebaliknya CU akan menerima siapa saja yang ingin menjadi anggota atas kemauan dari orang itu sendiri, berdasarkan kesadaran dan rasa butuh menjadi anggota dalam CU Cinta Kasih.

Dalam penerimaan anggota dilakukan dengan menggunakan dua metode yakni:

1. Metode amal yaitu anggota merekrut anggota lain

Anggota CU Cinta Kasih merekrut anggota baru dengan cara menjelaskan mengenai kegiatan CU Cinta Kasih, apa saja manfaat dan keuntungan yang dapat diperoleh bila menjadi anggota terutama bagi mereka yang memerlukan pinjaman madal.

2. Metode member get member yaitu membentuk kelompok

(62)

Strategi pengembangan anggota dengan menggunakan kedua anggota ini masih cukup efektif dalam memperkenalkan CU Cinta Kasih kepada masyarakat umum.

3.2 Tujuan Didirikan Credit Union

Credit Union didirikan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Membimbing dan mengembangkan sikap hemat diantara para anggotanya Menghemat itu perlu sekali, karena dengan menghemat orang bisa menabung. CU ingin mengajarkan kepada anggota-anggotanya tentang bagaimana caranya menghemat dengan:

• memberikan bimbingan prihal penyusunan rencana keuangan keluarga

dengan baik

• memberikan bimbingan prihal cara menyimpan uang secara praktis,

menarik dan berhasil bagi anggotanya

Menghemat itu membuka jalan bagi manusia untuk dapat berdiri sendiri terhadap hidup serta tindakan-tindakannya.

2. Memberikan pinjaman layak, tepat, cepat dan terarah

Kalau sekumpulan orang bisa menghemat lalu ditabung bersama, maka modal yang dihimpun bersama itu dapat langsung dipakai untuk memberikan pinjaman kepada anggota yang memerlukannya. Di dalam Credit Union, pinjaman harus bisa menguntungkan anggota-anggotanya oleh karena itulah pinjaman di dalam Credit Union harus layak, tepat, cepat dan terarah. Dengan suku bunga layak, pelayanan tidak berbelit-belit dan pinjaman cepat dapat menolong anggotanya.

(63)

Credit Union juga mengajarkan bagaimana cara menggunakan uang secara bijaksana, untuk mencegah terjadinya pemborosan yang tidak disengaja. Untuk itu anggota-anggotanya dididik untuk menyusun rencana keuangan jangka pendek dan jangka panjang agar setiap pembelanjaan dilakukan secara berencana.

3.3 Pembangunan Manusia Melalui Credit Union

Credit Union masuk ke Indonesia pada saat kondisi perekonomian baru mulai pulih dari kondisi inflasi. Dapat dimengerti bila kondisi perekonomian masyarakat terutama di daerah pedesaan masih sangat rendah. Karena itu, para pemerhati kondisi ekonomi masyarakat memilih bentuk koperasi kredit sebagai salah satu upaya pembangunan ekonomi. Dengan anggapan bila anggota masyarakat dapat bergabung dalam koperasi kredit maka terbuka peluang untuk mengumpulkan modal melalui simpanan yang dapat dipakai membangun ekonomianya. Koperasi kredit diyakini dapat membantu masyarakat menghimpun dana untuk membangun kebutuhan yang diarahkan pada pembangunan masyarakat. Keberhasilan pembangunan di negara-negara yang Credit Unionnya telah maju menjadi contoh akan keberhasilan koperasi kredit untuk membangun masyarakat.

(64)

pelayanan simpan pinjam yang berlandaskan pada saling percaya dan bekerjasama antara sesama anggota, pengurus dan pengawas.

3.3.1 Tiga Pilar Credit Union Sebagai Alat Pembangunan

Dalam usaha mewujudkan, mengangkat dan meningkatkan dan harkat hidup anggota maka Credit Union memiliki 3 pilar yaitu:

1. Pendidikan

Usaha utama CU dalam meningkatkan harkat hidup manusia yaitu lewat pendidikan anggota dengan tujuan agar anggota dapat mengerti peranan serta, hak dan kewajiban sebagai anggota CU, agar lebih rasional bijaksana dalam mengatur keuangan rumah tangga dan usahanya serta pengetahuan dan memahami laporan keuangan dan perkembangan CU. Credit Union dimulai dengan pendidikan, dikembangkan dengan pendidikan serta dikontrol oleh pendidikan. Jadi pengetahuan dan ketrampilan anggota CU baik pria maupun wanita sangat dibutuhkan dalam pengembangan CU.

2. Setiakawan (Solidaritas)

Gambar

Gambar 1. Kantor Pusat CU Cinta Kasih
Gambar.3 Ruangan peminjaman
Gambar.4 Transaksi peminjaman yang dilakukan oleh anggota setelah  mendapatkan persetujuan dari bagian perkredit
Gambar.6 Lokasi panglong
+5

Referensi

Dokumen terkait