• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi daya hasil 11 cabai hibrida harapan di kebun percobaan IPB Leuwikopo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi daya hasil 11 cabai hibrida harapan di kebun percobaan IPB Leuwikopo"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI DAYA HASIL 11 CABAI HIBRIDA HARAPAN

DI KEBUN PERCOBAAN IPB LEUWIKOPO

Oleh:

Tedi Kurniawan Mochamad

A34403041

PROGRAM STUDI

PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

EVALUASI DAYA HASIL 11 CABAI HIBRIDA HARAPAN

DI KEBUN PERCOBAAN IPB LEUWIKOPO

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh

TEDI KURNIAWAN MOCHAMMAD

A34403041

PROGRAM STUDI

PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH

FAKULTAS PERTANIAN

(3)

RINGKASAN

TEDI KURNIAWAN MOCHAMAD. Evaluasi Daya Hasil 11 Cabai Hibrida Harapan di Kebun Percobaan IPB Leuwikopo (Dibimbing oleh MUHAMAD SYUKUR dan SRIANI SUJIPRIHATI)

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi 11 genotipe Cabai Hibrida

Harapan. Bahan penelitian ini adalah 11 cabai hibrida harapan yaitu IPB CH1, IPB CH2, IPB CH3, IPB CH4, IPB CH5, IPB CH6, IPB CH19, IPB CH25, IPB CH28, IPB CH50, dan IPB CH51 dengan 5 Varietas pembanding yaitu

Adipati, Biola, Gada, Hot Beauty, dan Imperial. Pembibitan dilakukan di Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Tanaman dan penanaman dilakukan di Kebun Percobaan IPB Leuwikopo.

Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT). Setiap genotipe diulang tiga kali, sehingga terdapat 48 satuan percobaan. Setiap ulangan terdiri atas 20 tanaman. Analisis data menggunakan sidik ragam dan uji lanjut t-Dunnett taraf 5 %.

Hibrida harapan IPB CH51 memiliki bobot/buah (17.45 g) dan panjang buah (17.69 cm) lebih besar daripada semua varietas pembanding. Hibrida harapan IPB CH3 memiliki bobot buah/tanaman yang lebih besar daripada semua varietas pembanding yaitu 418.41 g.

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : EVALUASI DAYA HASIL 11 CABAI HIBRIDA HARAPAN DI KEBUN PERCOBAAN IPB LEUWIKOPO

Nama : Tedi Kurniawan Mochamad NRP : A34403041

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Muhamad Syukur, SP., MSi Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, MS

NIP. 132 258 034 NIP.131 284 838

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie., MAgr

NIP : 131 124 019

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 5 September 1985 di Kota Lembang, Propinsi Jawa Barat. Penulis merupakan anak ketujuh dari tujuh bersaudara dari putra bapak Suhara Mochamad dan ibu Nanit Khodijah. Sebelum masuk IPB penulis tinggal bersama kedua orang tua di Desa Gudang Kahuripan (RT 03 RW 06) Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Tahun 1997 penulis lulus dari sekolah dasar di SDN Lembang II. Pada tahun 2000 penulis menyelesaikan sekolah menengah pertama MTs Al Musyawarah Lembang. Penulis lulus dari sekolah menengah atas SMUN1 Lembang pada tahun 2003.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur hanyalah milik Allah SWT. semata yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam semoga selalu terlimpah curah kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW. kepada keluarganya, sahabatnya, dan pengikutnya yang senantiasa istiqomah dalam menjalankan sunnahnya hingga akhir hayat.

Penelitian ini berjudul ”Evaluasi Daya Hasil 11 Cabai Hibrida Harapan di Kebun Percobaan IPB Leuwikopo” diharapkan dapat memperoleh hibrida harapan yang memiliki daya hasil yang lebih tinggi dari varietas pembanding sehingga bisa diajukan untuk pelepasan varietas. Penulis berharap, informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Penelitian ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Muhamad Syukur, SP., MSi dan Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, MS. sebagai dosen pembimbing skripsi, yang telah memberi dorongan, semangat, bimbingan, dan pengarahan selama penelitian dan penulisan skripsi ini. 2. Dr. Ir. Yudiwanti W. E. K., MS. sebagai dosen penguji.

3. Dr. Ir. Surjono Hadi Sutjahjo, MS. yang telah menjadi pembimbing akademik dari tahun 2004-2007

4. Bapak, Ibu, Kakak, Paman, Bibi, dan semua keluarga yang telah memberikan bantuan dan semangat selama penulis menjalankan hidup terutama dalam menyelesaikan kuliah ini.

5. Pak Sarju, Pak Maman, Pak Anen, Pak Ocid, dan semua pegawai di Leuwikopo, Bu Eca, Mba Mawi, atas bantuannya selama di lapang.

6. Teman-teman satu penelitian (Mba Indah, Tri, Dzikri, Habib, Sweeta, Iqro, Mitha, Isma, Mas Regi, dan Richi)

(7)

8. Sahabat seperjuangan Aktivis Dakwah Kampus IPB di LDK DKM Al Hurriyyah, FKRD, dan DKM Al Fallah.

9. Teman-teman Pamaung (Nirwan, Dimas, Helvan, dll) dan kostan Ukhuwah (Kang Hakiim, A Zaki, A Ode, A Erus, A Wicak, Udi, Udin dan lainnya) atas kebersamaan selama ini, terutama Ma Ni’ah (Ibu Kostan) yang telah memeberi tumpangan untuk meneduh di kota hujan ini.

10.Teman-teman KKP Desa Sigedong, Tegal (A Putra, Endah, Nur, Aie, dan Nadyn), yang telah memberikan kenangan selama KKP berlangsung 11.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dimana telah

membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, segala masukan, kritik, dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan kedepan. Akhir kata penulis berharap agar penelitian ini menjadi informasi penting dan mendapat keberkahan dari Allah SWT. untuk kita semua. Amin.

Bogor, Januari 2008

Tedi Kurniawan M.

(8)

DAFTAR ISI

Sejarah dan Penyebaran Cabai ... 14

Taksonomi Cabai ... 14

Rekapitulasi F-Hitung, Peluang, dan Koefisien Keragaman ... 26

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Rekapitulasi F-Hitung, Peluang, dan Koefisien Keragaman Peubah yang Diamati pada 11 Cabai Hibrida Harapan dan 5 Varietas Pembanding ... 27 2. Karakter Bentuk Daun, Permukaan Daun, Tepi Daun, Warna Daun,

dan Batang pada 11 Cabai Hibrida Harapan dan 5 Varietas Pembanding... 29 3. Warna Kelopak Bunga, Tangkai Bunga, dan Mahkota Bunga pada

11 Cabai Hibrida Harapan dan 5 Varietas Pembanding... 30 4. Jumlah Helai Mahkota, Warna Kotak Sari, dan Kepala Putik pada

11 Cabai Hibrida Harapan dan 5 Varietas Pembanding... 31 5. Karakter Bentuk Buah, Permukaan Kulit Buah, dan Warna Buah Tua

pada 11 Cabai Hibrida Harapan dan 5 Varietas Pembanding ... 32 6. Tinggi Dikotomus dan Panjang Daun pada 11 Cabai Hibrida Harapan

Buah pada 11 Cabai Hibrida Harapan dan 5 Varietas Pembanding... 37 11. Rataan Nilai Bobot Buah Per Tanaman, Produktivitas, dan Bobot Buah

(10)

Lampiran

1. Sidik Ragam Bobot/Buah... 47

2. Sidik Ragam Lebar Kanopi... 47

3. Sidik Ragam Tinggi Dikotomus... 47

4. Sidik Ragam Lebar Daun ... 47

5. Sidik Ragam Panjang Daun ... 47

6. Sidik Ragam Umur Berbunga ... 48

7. Sidik Ragam Panjang Buah... 48

9. Sidik Ragam Diameter Buah... 48

10. Sidik Ragam Tebal Kulit... 48

11. Sidik Ragam Panen Layak Pasar... 48

13. Sidik Ragam Bobot Buah /Tanaman... 49

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Bentuk Daun Cabai. ... 21

2. Bentuk Buah Cabai. ... 22

3. Gejala Serangan Penyakit pada Tanaman dan Buah Cabai...26

Lampiran 1. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida Harapan IPB CH1... 50

2. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida Harapan IPB CH2... 51

3. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida Harapan IPB CH3... 52

4. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida Harapan IPB CH4... 53

5. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida Harapan IPB CH5... 54

6. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida Harapan IPB CH6... 55

7. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida Harapan IPB CH19... 56

8. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida Harapan IPB CH25... 57

9. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida Harapan IPB CH28... 58

10. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida Harapan IPB CH50... 59

11. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida Harapan IPB CH51... 60

13. Tanaman dan Buah Cabai ADIPATI ... 61

15. Tanaman Cabai BIOLA ... 62

12. Tanaman dan Buah Cabai GADA... 63

14. Tanaman dan Buah Cabai HOT BEAUTY... 64

(12)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Cabai merupakan salah satu sayuran penting di Indonesia, karena pemanfaatannya cukup banyak. Menurut Duriat (1996), cabai dimanfaatkan baik dalam bentuk segar, olahan (sambal dan variasi bumbu) dan bahan industri

(giling, kering, tepung). Sebagai bahan inustri, cabai digunakan untuk bahan obat-obatan, kosmetik, dan zat warna.

Upaya peningkatan produksi sangat diperlukan karena semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan cabai. Menurut Badan Pusat Statistik dan Dirjen Bina Produksi Hortikultura (2006), produksi cabai di Indonesia dari tahun 2000-2005 secara berurutan berfluktuatif, yaitu berturut-turut sebesar 727.747, 580.464, 635.089, 1.066.722, 1.100,514 dan 1.058.023 ton, sedangkan luasan panen cabai secara berturut-turut 174.708, 142.556, 150.598, 176.264, 194.588, 187.236 ha, sehingga produktivitas dari tahun 2000-2005 berfluktuatif yaitu 4.17, 4.07, 4.22, 6.05, 5.66, 5.65 ton/ha. Potensi tersebut masih rendah karena potensi varietas Tanjung mencapai 18 ton/ha (Agam, 2005).

Beberapa kendala yang menyebabkan rendahnya produktivitas diantaranya adalah faktor varietas dengan daya hasil rendah. Selain itu, serangan hama dan penyakit penting yang seringkali dapat menurunkan hasil atau bahkan menyebabkan kegagalan panen (Kusandriani, 1996).

Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas cabai adalah penggunaan varietas unggul yang dapat dihasilkan melalui program pemuliaan. Program pemuliaan ini diantaranya untuk menghasilkan varietas galur dan varietas hibrida yang memiliki karakter yang sesuai dengan keinginan konsumen dalam negeri. Bari et al., (1973), menyatakan bahwa pemuliaan tanaman merupakan paduan antara seni dan ilmu dalam memperbaiki pola genetik dari populasi tanaman. Menurut Allard, (1960) program pemuliaan banyak ditekankan pada usaha mempertinggi produktivitas hasil pertanian, selain itu pengembangan varietas tanaman yang resisten terhadap hama dan penyakit.

(13)

adaptabilitas calon varietas tersebut. Disamping itu, evaluasi terhadap calon varietas merupakan salah satu syarat pelepasan varietas. Selanjutnya calon varietas yang telah diperoleh dari evaluasi tersebut dapat diajukan sebagai varietas unggul baru.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi 11 cabai hibrida harapan dengan lima varietas pembanding.

Hipotesis

(14)

TINJAUAN PUSTAKA

Sejarah dan Penyebaran Cabai

Asal Tanaman cabai adalah dari daerah Meksiko (Greenleaf, 1986). Tanaman cabai sudah tersebar ke beberapa daerah Tropik dan Subtropik. Area penanaman daerah tropik diantaranya adalah Asia tropik (India, Malaysia, Indonesia, dan Philipina), Afrika tropik (Afrika Selatan, Senegal, Nigeria, Siera leone, Ghana, Sudan, dan Kenya); Amerika Selatan; Carribean dan beberapa daerah tropik lainnya (Tindall, 1986).

Tanaman cabai diperkenalkan ke daerah Asia pada abad ke 16, oleh pengembara Portugis dan Spanyol dari Amerika Selatan dalam perjalanan dagangnya dan menyebar sampai ke Asia Tenggara termasuk Indonesia (Suwandi, 1996). Menurut Warintek (1999), cabai masuk ke Indonesia diduga dibawa oleh saudagar-saudagar dari Persia ketika singgah di Aceh.

Taksonomi Cabai

Genus Capsicum terdiri atas 20-30 spesies. Berdasarkan pembagian

taksonomi terdapat 5 spesies cabai yaitu: C. annuum L., C. frutescens L.,

C. chinense Jacquin, C. pendulum Willdenow, dan C. pubescens Riuz & Paavon. Eshbaugh menemukan bahwa C. pendulum Willdenow dan spesies terakhir

C. microcarpum Cavanilles termasuk kedalam spesies yang sama yaitu

C. baccatum (Greenleaf, 1986). Menurut Djarwaningsih (1986), cabai yang ada di Indonesia terdapat lima spesies yaitu C. annuum L., C. frutescens L., C. chinense

Jacquin, C. violaceum H. B. K., dan C. pubescens Riuz & Paavon. Namun menurut Bosland dan Baral (2002), C. violaceum H. B. K., dan C. pubescens

Riuz & Paavon termasuk kedalam satu spesies yaitu C. pubescens.

(15)

Klasifikasi tanaman cabai adalah sebagai berikut: berduri, licin atau berbulu. Struktur perakaran tanaman cabai diawali dari akar tunggang yang bercabang-cabang ke samping dengan akar-akar rambut. Tanaman cabai berbentuk semak, batangnya berkayu, tipe percabangan tegak atau menyebar (Kusandriani, 1995).

Daun cabai merupakan daun tunggal dengan helai daun berbentuk ovate

atau lanceolate. Daun berwarna hijau atau hijau tua, tumbuh pada tunas-tunas samping berurutan pada batang utama dan tunggal tersusun secara spiral (Kusandriani, 1995). Menurut Djarwaningsih (1986), semua spesies Capsicum

mempunyai daun yang tersusun secara spiral, tunggal, dan bervariasi bentuknya. Helaian daun biasanya licin, kecuali C. pubescens helaiannya kasap.

Menurut Djarwaningsih (1984), warna mahkota bunga, posisi bunga atau buah, jumlah bunga atau buah tiap ruas serta warna biji merupakan ciri-ciri yang cukup mantap sebagai batasan spesies. Ciri daun dan lainnya hanya merupakan ciri penunjang.

(16)

masak dalam waktu yang relatif singkat, tepung sari keluar dan mencapai kepala putik dengan perantaraan serangga atau angin. Tepung sari berbentuk lonjong, terdiri dari tiga segmen, berwarna kuning mengkilat. Dalam satu kotak sari berkembang sekitar 11.000 sampai 18.000 butir tepung sari. Posisi dan ukuran

stigma sangat berpengaruh memungkinkan terjadinya penyerbukan silang. Pada bunga yang kepala putiknya lebih tinggi dari kotak sari akan terjadi penyerbukan silang. Pada bunga yang letak kepala putiknya lebih rendah dari kotak sari akan terjadi penyerbukan sendiri. Hal ini yang menyebabkan tanaman cabai pada kultivar tertentu dapat mengadakan penyerbukan sendiri atau penyerbukan silang (Kusandriani, 1995). Disamping itu, di setiap ruas pada tanaman cabai dapat muncul hanya satu bunga (misalnya pada C. annuum) atau beberapa bunga (misalnya pada C. chinence, C. pubescens, dan C. violaceum). Biasanya pada jenis-jenis yang mempunyai bunga bergerombol, bunga mudah gugur sehingga pada saat tanaman dewasa kadang-kadang hanya dijumpai 1 sampai 3 buah saja (Djarwaningsih, 1986).

Bentuk buah cabai ukurannya dari pendek sampai panjang, sedangkan ujungnya runcing atau tumpul. Kedudukan buah merupakan buah tunggal pada masing-masing ruas (ketiak daun) atau kadang-kadang fasciculate. Permukaan kulit dan warna buah bervariasi dari halus sampai bergelombang, warna mengkilat sampai kusam, hijau, kuning, coklat, atau kadang-kadang ungu pada waktu muda dan menjadi merah waktu matang. Buah cabai memiliki rongga, dimana jumlah rongga berbeda pada setiap kultivar. Didalam rongga terdapat placenta yaitu tempat melekatnya biji. (Kusandriani, 1996).

Biji cabai yang melekat sepanjang plasenta berjumlah sekitar 140 buah. Ukuran biji pada cabai berbeda, tergantung ukuran buah. Biji cabai mempunyai bagian yang keras yang didalamnya terdapat endosperm dan ovule. Warna dari biji C. annuum berwarna kuning jerami, hanya C. pubescens yang berwarna hitam (Kusandriani, 1996).

Syarat Tumbuh Cabai

(17)

tanah yang paling ideal adalah datar dengan sudut kemiringan lahan 00 sampai 100 serta membutuhkan sinar matahari penuh dan tidak ternaungi. Keasaman tanah yang optimal antara 5,5 sampai 7. Tanaman cabai memerlukan pengairan yang cukup. Pengairan dapat menggunakan irigasi, air tanah dan air hujan (Tanindo, 1999).

Cabai tidak menghendaki curah hujan yang tinggi atau iklim basah, karena pada keadaan tersebut tanaman akan mudah terserang penyakit, terutama yang disebabkan oleh cendawan. Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah sekitar 1250 mm per tahun (Sumarni, 1996).

Pemuliaan Tanaman Cabai

Pemuliaan tanaman merupakan perpaduan antara seni dan ilmu dalam memperbaiki genetik dari populasi tanaman (Bari et al., 1974). Cara ini lebih cepat jika dibandingkan dengan perbaikan secara alamiah. Program pemuliaan memerlukan kegiatan lapangan secara terus-menerus berkesinambungan selama beberapa tahun (Kusandriani dan Permadi, 1996).

Tujuan pemuliaan cabai pada umumnya adalah untuk memperbaiki daya dan kualitas hasil. Tujuan lainnya adalah perbaikan daya resistensi terhadap hama dan penyakit tertentu, perbaikan sifat hortikultura, maupun perbaikan terhadap kemampuan untuk mengatasi cekaman lingkungan abiotik (Kusandriani dan Permadi, 1996).

Cabai termasuk tanaman menyerbuk sendiri (self-polinated-crop), sehingga metode pemuliaannya sesuai dengan metode yang berlaku umum bagi tanaman menyerbuk sendiri. Metode yang paling banyak digunakan adalah seleksi massa, seleksi galur murni, silang balik (back cross), Pedigree, dan SSD (single seed descent) (Kusandriani dan Permadi, 1996). Metode tersebut digunakan untuk menghasilkan tanaman yang memiliki karakter yang sesuai dengan yang diinginkan, yaitu perbaikan daya hasil, sifat hortikultura, ketahanan hama dan penyakit, dan ketahanan terhadap cekaman abiotik. Metode pemuliaan ini akan menghasilkan varietas galur murni.

(18)

manual. Galur yang masih bersegregasi dimurnikan dengan cara bunga diisolasi sebelum mekar pada setiap tanaman pada tempat yang terisolasi sampai populasi galur mencapai kemurnian hingga 100% (Kusandriani, 1996).

(19)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan waktu

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Faperta IPB dan kebun percobaan IPB Leuwikopo, Dramaga – Bogor. Lokasi penelitian terletak pada ketinggian 250 m di atas permukaan laut. Penelitian dimulai dari bulan November 2006 sampai dengan bulan Mei 2007.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah 11 cabai hibrida harapan yaitu IPB CH1, IPB CH2, IPB CH3, IPB CH4, IPB CH5, IPB CH6, IPB CH19, IPB CH25, IPB CH28, IPB CH50, IPB CH51 dan 5 varietas hibrida pembanding yaitu Adipati, Biola, Gada, Hot Beauty, dan Imperial.

Sarana produksi yang digunakan adalah media tanam, pupuk mutiara 16:16:16, pupuk kandang, pupuk dasar yaitu Urea (400 kg/ha), KCl (300 kg/ha), dan SP36 (300 kg/ha). Pestisida yang digunakan antara lain Curacron, Antractol, Daconil, Dithane M-45, dan Kelthane. Alat yang digunakan adalah peralatan tanam umum, alat tulis, dan alat ukur (jangka sorong, timbangan analitik, dan timbangan kasar).

Metode Percobaan

(20)

εij : Pengaruh galat percobaan

Data pengamatan diuji dengan menggunakan analisis ragam. Jika terdapat hasil yang berbeda nyata maka dilakukan uji t-Dunnett taraf 5% .

Pelaksanaan Percobaan

Penelitian diawali dengan sterilisasi media tanam untuk persemaian benih. Media tanam dioven terlebih dahulu pada suhu 1500C selama 3 jam, kemudian disimpan di dalam boks plastik. Media tidak langsung digunakan, tetapi didinginkan terlebih dahulu. Benih disemai sebanyak 2 benih per lubang pada tray yang telah diisi dengan media tanam. Penyiraman dilakukan setiap hari pada saat pembibitan. Pemupukan NPK mutiara dengan konsentrasi 10 g/l dilakukan setiap minggu. Pestisida Antracol diberikan jika bibit terkena serangan kutu daun (Myzus persicae Sulz.).

Penyiapan lahan diawali dengan pengolahan tanah, kemudian dibuat bedengan dengan lebar 1 m, panjang 5 m, tinggi 30-40 cm, dan lebar parit 30 cm kemudian dibuat lubang tanam. Dua minggu sebelum tanam, lahan diberi pupuk kandang sebanyak 20 ton/ha dan 1 minggu sebelum tanam diberi pupuk dasar Urea (400 kg/ha), KCl (300 kg/ha), dan SP36 (300 kg/ha).

Pindah tanam dilakukan ketika bibit berumur 61 hari. Insektisida berupa Furadan 3G diberikan pada lubang tanam sebelum bibit ditanam. Insektisida Curacron dan fungisida Dithane-M45 dalam bentuk cairan diberikan setelah bibit ditanam.

Pemeliharaan tanaman berupa pemberian ajir sepanjang 1 m, pemupukan larutan pupuk NPK Mutiara dengan konsentrasi 10 g/l diberikan sebanyak 200 ml/tanaman dicampur dengan Dithane M45 dan Antracol sebanyak masing-masing 10 g/l setiap minggu. Selain itu dilakukan pemotongan tunas air, pengikatan tanaman ke ajir, dan pengendalian hama dan penyakit.

(21)

Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada 10 tanaman contoh pada setiap ulangan yaitu karakter vegetatif yang meliputi

1. Peubah tinggi tanaman (cm) : diukur dari permukaan tanah sampai tajuk tertinggi setelah panen kedua

2. Lebar kanopi (cm) : diukur dari titik tajuk terlebar setelah panen kedua. 3. Warna batang : diamati saat tanaman dewasa (hijau, hijau dengan garis

ungu, ungu, lainnya).

4. Bentuk daun : diamati saat tanaman dewasa (deltoid, ovate, lanceolate)

Gambar 1. Bentuk Daun Cabai. 1. deltoid, 2. ovate, 3. lanceolate

5. Tepi daun : rata, bergerigi, bergerigi ganda, beringgit, dan berombak, diamati pada saat fase generatif.

6. Permukaan daun : halus, semi kriting, dan keriting, diamati pada saat fase generatif.

7. Ukuran daun (cm) : diukur ketika tanaman sudah dewasa yaitu berupa panjang dan lebar daun. Panjang daun diukur dari pangkal daun sampai ujung daun, sedangkan lebar daun diukur pada lebar daun terbesar. Daun diambil 10 buah pada masing-masing genotipe dan ulangan.

8. Warna daun : kuning, hijau, hijau muda, dan hijau tua, diamati ketika tanaman sudah dewasa.

Pengamatan karakter generatif meliputi :

(22)

2. Warna kelopak bunga : hijau muda, hijau, dan hijau tua, diamati dengan melihat lima bunga dari tiap genotipe.

3. Warna tangkai bunga : hijau muda, hijau, dan hijau tua, diamati dengan melihat lima bunga dari tiap genotipe.

4. Warna mahkota bunga : putih, kuning terang, kuning, kuning-hijau, ungu dengan dasar putih, putih dengan dasar ungu, dan putih dengan garis ungu, ungu, diamati dengan melihat lima bunga dari masing-masing genotipe. 5. Jumlah helai mahkota : diamati dengan melihat lima bunga dari tiap

genotipe.

6. Warna kotak sari : putih, kuning, biru pucat, dan ungu, diamati dengan melihat lima bunga dari tiap genotipe

7. Warna kepala putik : diamati dengan melihat minimal lima bunga dari tiap genotipe.

8. Bentuk buah : memanjang, bulat, segitiga, campanulate, blocky, diamati setelah panen kedua.

(23)

9. Diameter buah (cm) : bagian pangkal, tengah, dan ujung buah, dari 10 buah segar setelah panen kedua.

10.Panjang buah (cm) : dari pangkal hingga ujung buah diukur dari 10 buah segar setelah panen kedua.

11.Permukaan kulit buah : halus, semi kriting, dan keriting, dari buah masak yang sudah dipanen.

12.Tebal kulit buah (mm) : diukur dari 10 buah segar setelah panen kedua pada satu titik yaitu 1,5 cm dari pangkal buah.

13.Warna buah tua : diamati pada buah yang sudah masak penuh.

14.Bobot/buah (g) : diukur dari 10 buah segar setelah panen kedua dan dirata-ratakan.

15.Bobot buah/tanaman (g) : jumlah keseluruhan bobot buah (layak pasar dan tidak layak pasar) yang dipanen dari 10 tanaman contoh pada panen ke-1 hingga panen ke-15.

16.Bobot buah layak pasar (g/tanaman) : hasil pengurangan bobot buah per tanaman dengan buah tidak layak pasar.

17.Produktivitas (ton/ha)

Produktivitas = ∑ Luas Lahan Efektif-20% x Bobot Total Tanaman Jarak Tanam (m2) 1 Juta Ton

Analisis Data

Data hasil pengamatan pada sifat kuantitatif diolah dengan uji F. Jika hasil uji F tersebut berbeda nyata, maka dilakukan uji t-Dunnett taraf 5%. Analisis ragam antar parameter menggunakan fasilitas SAS 6.12. Pengamatan sifat kualitatif dilakukan dengan menggunakan panduan IPGRI Chili Descriptor

(24)

Indeks Seleksi Terboboti

Indeks seleksi bertujuan untuk melihat mana hibrida harapan yang terbaik dari peubah yang diamati. Penentuan indeks seleksi terboboti :

I = a1Z1 + a2Z2 + a3Z3 + ....anZn Keterangan :

I = Indeks seleksi terboboti an = Bobot dari peubah ke-n

Zn = Nilai fenotipe tiap genotipe yang telah distandarisasi untuk peubah ke-n berdasarkan rumus :

Zn =

galat x X

2

σ

X = Nilai tengah peubah tiap genotipe

x = Nilai tengah peubah

2

(25)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum

Pembibitan dilakukan dari bulan November 2006 sampai Januari 2007. Kondisi cuaca yang baik untuk dilakukan pindah tanam adalah ketika bibit berumur 61 hari, karena pada saat berumur 41 hari kondisi cuaca sukup panas. Pindah tanam dilakukan pada sore hari dimana suhu tidak terlalu tinggi.

Pada satu minggu setelah tanam (MST) terdapat tanaman yang mati karena penyakit layu fusarium (Fusarium oxysporium). Akibat serangan layu fusarium ini maka dilakukan penyulaman. Menurut Satari (2006), gejala pada tanaman cabai dewasa yang terkena penyakit layu fusarium adalah tanaman layu, tulang daun pucat, tangkai daun merunduk, dan leher akar berwarna coklat.

Hama yang menyerang di areal pertanaman cabai diantaranya adalah thrips

(Thrips peruispinus), aphids (M. persicae Sulz.), tungau, dan lalat buah (Dacus dorsalis Hend.). Menurut Satari (2006), keempat hama tersebut adalah

hama penting yang menyerang pertanaman cabai. Gejala yang terlihat dari serangan thrips adalah daun muda diisap sehingga terbentuk bercak keperakan, kemudian daun menjadi kering. Aphids menghisap cairan daun muda yang dibawa oleh semut yang akan mengundang embun jelaga. Thrips dan Aphids merupakan vektor virus CMV (Cucumber Mozaic Virus). Gejala akibat dari serangan tungau yaitu menimbulkan bintik putih atau kecoklatan.

Lalat buah (Dacus dorsalis) menyerang semua pertanaman di lapangan. Akibat dari serangan lalat buah adalah buah mengalami busuk kemudian rontok dan di dalam buah terdapat belatung. Buah yang terserang hama lalat buah terjadi pada buah yang masih muda hingga buah yang sudah tua. Serangan hama lalat buah menyebabkan buah tidak dapat dikonsumsi dan produktivitas akan menurun. Menurut Soeroto et al., (1995), imago lalat buah terdapat sepanjang tahun, betina meletakan telur sesudah 6-17 hari dan terus bertelur sepanjang hidupnya. Telur diletakan sebanyak 9-587 butir, menetas dalam waktu 203 hari. Larva hidup selama satu minggu, periode pupa di tanah selama satu minggu.

(26)

antraknosa menyebabkan buah busuk kering dan tidak layak pasar. Menurut Sinaga et al., (1992), serangan antraknosa dapat terjadi pada buah cabai yang masih hijau (belum matang) mulai dua minggu setelah panen, matang, dan pasca panen. Serangan akan menjadi berat jika pada musim hujan, tetapi pada musim kemarau intensitas serangan rendah.

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menyemprotkan insektisida dan fungisida secara teratur. Pengendalian hama lalat buah dilakukan pula sanitasi kebun yang bertujuan untuk memutus daur hidup lalat buah, sehingga perkembangannya akan ditekan.

A B

Gambar 3. Gejala Serangan Penyakit pada Tanaman dan Buah Cabai. A. Layu Fusarium, B. Antraknosa

Gulma yang tumbuh dominan di areal pertanaman diantaranya adalah

Ageratum conyzoides, Axonopus compressus, Mimosa pudica, dan Cyperus

rotundus. Pertumbuhan gulma cepat, dikarenakan lahan percobaan tidak

menggunakan mulsa plastik hitam perak (MPHP). Pengendalian gukma dilakukan secara manual dan intensif. Menurut Sumarni (1996), gulma merupakan masalah penting dalam budidaya cabai, karena akan berkompetisi memperebutkan ruang, cahaya, air, dan unsur hara, serta dapat menjadi inang bagi hama dan penyakit.

Rekapitulasi F-Hitung, Peluang, dan Koefisien Keragaman

(27)

dikotomus, panjang daun, bobot/buah, panjang buah, diameter pangkal buah, diameter tengah buah, diameter ujung buah, bobot buah/tanaman, dan produktivitas. Karakter yang berbeda nyata adalah umur berbunga, tebal kulit buah, dan bobot buah layak pasar. Karakter yang tidak berbeda nyata adalah tinggi tanaman, lebar kanopi, dan lebar daun. Koefisien keragaman antar genotipe yang diuji dari yang terkecil yaitu karakter panjang buah sebesar 6.56% hingga yang terbesar yaitu karakter bobot buah layak pasar sebesar 47.22% (Tabel 1). Tabel 1. Rekapitulasi F-Hitung, Peluang, dan Koefisien Keragaman Peubah

Keterangan: * = berbeda nyata pada taraf 5%, **=berbeda sangat nyata pada taraf 1% tn = tidak berbeda nyata

Karakter Kualitatif

(28)

yaitu berwarna hijau. Genotipe yang tidak sama dengan semua varietas pembanding adalah IPB CH1, IPB CH3, IPB CH4, IPB CH19, dan IPB CH51 yaitu berwarna hijau muda (Tabel 2).

Warna Batang

Pada karakter warna batang yang diamati terdapat dua warna yang berbeda yaitu hijau dan hijau dengan garis ungu. Warna hijau terdapat pada genotipe IPB CH1, IPB CH2, IPB CH4, IPB CH5, IPB CH19, dan IPB CH50 mempunyai kesamaan dengan varietas pembanding Adipati dan Biola. Genotipe IPB CH3, IPB CH6, IPB CH25, IPB CH28, dan IPB CH51 mempunyai kesamaan dengan varietas pembanding Gada, Hot Beauty, dan Imperial yaitu berwarna hijau dengan garis ungu (Tabel 2). Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Madhumita (2007) dan berbeda dengan Dirgantara (2007), yang meneliti genotipe yang sama. Pada penelitian Madhumita (2007), menunjukkan bahwa warna pada batang adalah hijau dan hijau dengan garis ungu. Sementara itu hasil penelitian Dirgantara (2007), warna batang semua hijau dengan garis ungu. Perbedaan warna batang tersebut kemungkinan disebabkan pengaruh lokasi penelitian.

Bentuk Daun, Permukaan Daun, dan Tepi Daun

(29)

Tabel 2. Karakter Bentuk Daun, Permukaan Daun, Tepi Daun, Warna

ADIPATI Hijau Hijau Lanceolate Halus Rata HOTBEAUTY Hijau Hijau

Warna Kelopak Bunga, Warna Tangkai Bunga, dan Mahkota Bunga

(30)

penelitian Dirgantara (2007) dan Madhumita (2007), yang meneliti genotipe yang sama mempunyai warna tangkai bunga hijau. Perbedaan tersebut kemungkinan disebabkan waktu pengamatan yang berbeda, sehingga faktor cahaya matahari mempengaruhi pengamatan. Warna mahkota bunga juga tidak menunjukkan perbedaan antara genotipe dengan varietas pembanding yaitu berwarna putih (Tabel 3).

Tabel 3. Warna Kelopak Bunga, Tangkai Bunga, dan Mahkota Bunga pada 11 Cabai Hibrida Harapan dan 5 Varietas Pembanding

Genotipe Warna Kelopak

HOTBEAUTY Hijau Hijau Garis Ungu Putih

BIOLA Hijau Hijau Muda Putih

IMPERIAL Hijau Hijau Garis Ungu Putih

Jumlah Helai Mahkota

Tabel 4 menunjukkan bahwa semua genotipe dan varietas pembanding memiliki jumlah helai mahkota yang sama yaitu antara 5 sampai 6 helai mahkota. Bostland dan Votava (1999), menyatakan bahwa jumlah mahkota bunga pada cabai adalah 5-7 dengan panjang 10-20 mm.

Warna Kotak Sari dan Kepala Putik

(31)

semua varietas pembanding yaitu berwarna biru ungu. Genotipe IPB CH1, IPB CH4, IPB CH5, IPB CH19, IPB CH28, dan IPB CH51 memiliki kesamaan warna dengan varietas pembanding Adipati, Hot Beauty, dan Imperial yaitu berwarna ungu. Warna kepala putik memiliki kesamaan warna diantara semua genotipe dan varietas pembanding yaitu putih kuning (Tabel 4). Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Dirgantara (2007), yang meneliti genotipe yang sama menunjukkan warna kotak sari berwarna ungu dan ungu muda, sedangkan pada hasil penelitian Madhumita (2007), yang meneliti genotipe yang sama menunjukan warna kotak sari berwarna kebiruan, biru, dan biru kehijauan. Perbedaan warna tersebut kemungkinan disebabkan pengaruh lokasi dan perbedaan waktu pengamatan.

Tabel 4. Jumlah Helai Mahkota, Warna Kotak Sari, dan Kepala Putik pada 11 Cabai Hibrida Harapan dan 5 Varietas Pembanding

Genotipe Jumlah Helai

Mahkota Warna Kotak Sari Warna Kepala Putik

IPB CH1 5-6 Ungu Putih Kuning

Bentuk Buah Permukaan Kulit Buah, dan Warna Buah

(32)

Tabel 5. Karakter Bentuk Buah, Permukaan Kulit Buah, dan Warna Buah pada 11 Cabai Hibrida Harapan dan 5 Varietas Pembanding

Genotipe Bentuk Buah Permukaan Kulit Buah Warna Buah

IPB CH1 Elongate Rata Merah

ADIPATI Elongate Rata Merah

HOT BEAUTY Elongate Rata Merah

BIOLA Elongate Rata Merah

IMPERIAL Elongate Rata Merah

Karakter Kuantitatif

(33)

yang sama menunjukkan tinggi dikotomus sama antara genotipe yang diuji dan varietas pembanding.

Panjang Daun

Karakter panjang daun memiliki rata-rata antar 6.88-8.98 cm. Daun yang paling panjang daripada semua varietas pembanding adalah dimiliki genotipe IPB CH3 (8.98 cm) lebih tinggi 21.02 % dari varietas Biola (25.03 cm), tetapi tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding Gada dan Adipati. Genotipe IPB CH19 memiliki panjang daun 6.56 cm lebih rendah 20.58 % daripada varietas pembanding Adipati (18,92 cm) (Tabel 6).

Tabel 6. Tinggi Dikotomus dan Panjang Daun pada 11 Cabai Hibrida

Tinggi Tanaman, Lebar Kanopi, dan Lebar Daun

(34)

2. Fase Generatif

Umur Berbunga

Genotipe yang diuji memiliki rata-rata umur berbunga antara 22.67-26.00 HST (Hari Setelah Tanam). Semua genotipe yang diuji mempunyai

waktu berbunga umumnya lebih lama daripada varietas pembanding dan berbeda nyata dengan varietas Gada, kecuali pada genotipe IPB CH19. Genotipe IPB CH4 memiliki umur berbunga 26 HST lebih lama daripada varietas pembanding Gada dan Imperial, tetapi tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding Adipati, Hot Beauty, dan Biola (Tabel 7). Umur berbunga pada penelitian ini lebih cepat jika dibandingkan dengan penelitian Madhumita (2007) yang meneliti genotipe yang sama. Ini disebabkan umur pindah tanam dari penelitian ini lebih lama.

(35)

IPB CH1, IPB CH2, IPB CH3, IPB CH6, IPB CH19, IPB CH25, IPB CH28, IPB CH50, dan IPB CH51 hanya berbeda nyata dengan varietas Biola, genotipe IPB CH4 dan IPB CH5 hanya berbeda nyata dengan varietas Adipati. Genotipe IPB CH1 memiliki diameter buah umumnya lebih rendah daripada varietas pembanding yaitu 0.24 cm. Ini lebih kecil 67.57 % daripada varietas pembanding Biola (0.74 cm). Genotipe IPB CH51 memiliki diameter tengah buah 1.5 cm lebih panjang 102.70 % daripada varietas pembanding Biola (Tabel 8).

Tabel 8. Diameter Buah pada 11 Cabai Hibrida Harapan dan 5 Varietas berbeda nyata dengan varietas pembanding Gada, Adipati, Hot Beauty, Biola, dan Imperial berdasarkan uji t-Dunnett pada taraf 5%.

Bobot/Buah

Rata-rata bobot/buah dari 11 genotipe yang diuji adalah 4.53 hingga 17.45 g. Genotipe IPB CH4 memiliki bobot/buah lebih kecil daripada varietas

(36)

bobot/buah yang paling rendah, tetapi memiliki kadar kepedasan yang paling tinggi jika dibandingkan dengan semua varietas pembanding. Menurut penelitian Dirgantara (2007), yang meneliti genotipe yang sama bahwa genotipe yang memiliki kadar capsaicin tertinggi adalah IPB CH4 (610.83 ppm)

Tabel 9. Nilai Rataan Kadar Capsaicin pada 11 Cabai Hibrida Harapan dan

Rata-rata panjang buah dari 11 genotipe yang diuji adalah 7.59-17.69 cm. Genotipe IPB CH4 memiliki panjang buah. Ini lebih rendah daripada semua varietas pembanding yaitu 7.59 cm, sedangkan genotipe yang memiliki panjang buah lebih besar daripada semua varietas pembanding adalah IPB CH51 yaitu 17.69 cm (Tabel 10). Berdasarkan SNI (1998), terdapat tiga kriteria panjang mutu buah pada komoditas cabai yaitu, mutu I dengan panjang 12-14cm, mutu II dengan panjang 9-11 cm, dan mutu III dengan panjang kurang dari 9 cm. Genotipe IPB CH4 termasuk kedalam syarat mutu III, tetapi IPB CH51 tidak

(37)

Tebal Kulit Buah.

Rata-rata tebal kulit buah dari 11 genotipe yang diuji adalah 0.14-0.24 mm. Genotipe IPB CH1, IPB CH2, IPB CH3, IPB CH6, IPB CH 19,

IPB CH28, dan IPB CH50 memilki tebal kulit buah yang tidak berbeda dengan semua varietas pembanding. Genotipe IPB CH4 hanya berbeda nyata dengan varietas pembanding Imperial. Genotipe IPB CH5 berbeda nyata dengan varietas pembanding Gada, Adipati, dan Imperial, serta IPB CH 25 dan IPB CH51 berbeda nyata dengan varietas pembanding Hot Beauty. Genotipe IPB CH5 memiliki tebal kulit buah 0.14 mm lebih kecil 30 % daripada varietas pembanding Gada (0.20 mm). Genotipe IPB CH25 memiliki tebal kulit buah 0.24 mm lebih besar 41.2 % daripada varietas pembanding Hot Beauty (0.17 mm) (Tabel 10).

Tabel 10. Rataan Nilai Karakter Bobot per buah, Panjang Buah, dan Tebal Kulit Buah pada 11 Cabai Hibrida Harapan dan 5 Varietas Pembanding

Genotipe Bobot/Buah

(g)

Panjang Buah (cm) Tebal Kulit Buah (mm)

IPB CH51 17.45abcde 17.69abcde 0.23c

GADA 11.23 14.34 0.20

(38)

2006). Rata-rata bobot buah/ tanaman berkisar antara 152.34-418.41 g. Genotipe IPB CH3 memiliki bobot buah per tanaman 418.41 g. Ini lebih besar daripada varietas pembanding Adipati, Hot Beauty, Biola, dan Imperial, tetapi tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding Gada (Tabel 11).

Produktivitas

Panen total adalah gabungan dari panen layak pasar dan panen tidak layak pasar. Sedangkan produktivitas adalah potensi cabai hibrida untuk berproduksi dalam ton tiap satuan hektar. Genotipe yang berbeda nyata untuk produktivitas dengan varietas pembanding adalah IPB CH1, IPB CH3, IPB CH4, IPB CH28, dan IPB CH51. Genotipe IPB CH2, IPB CH5, IPB CH25, dan IPB CH50 memiliki produktivitas yang relatif sama dengan semua varietas pembanding. Produktivitas cabai memiliki rata-rata antara 4.51-11.29 ton/ha. Genotipe IPB CH3 memiliki produktivitas yang lebih besar daripada semua varietas pembanding yaitu 11.29 ton/ha, tetapi tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding Gada. Ini lebih besar 67.27 % daripada varietas Adipati (6.83 ton/ha). Genotipe IPB CH4 memilki produktivitas 4.51 ton/ha. Ini lebih rendah lebih kecil 49.04 % daripada varietas pembanding Gada (Tabel 11). Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Dirgantara (2007), yang meneliti genotipe yang sama dimana genotipe IPB CH3 memiliki produktivitas sebesar 6.66 ton/ha. Perbedaan ini disebabkan pengaruh dari lingkungan yang berbeda yaitu faktor lokasi penelitian.

Bobot Buah Layak Pasar

Bobot buah layak pasar adalah panen buah yang tidak terkena hama dan penyakit. Untuk karakter bobot buah layak pasar tidak ada genotipe yang berbeda nyata dengan varietas Gada dan Adipati. Rata-rata bobot buah layak pasar ini antara 57.17-150.88 g. Genotipe IPB CH6 memiliki bobot buah layak pasar

150.88 g lebih besar 236.17 % daripada varietas pembanding Imperial (44.8 g) (Tabel 11). Pada penelitian Firdaus (2006), salah satu genotipe yang diuji

(39)

pembanding yaitu 1176.88 dan bobot buah layak pasar lebih besar dari semua varietas pembanding yaitu 1150 gram.

Tabel 11. Rataan Nilai Bobot Buah Per Tanaman, Produktivitas, dan Bobot Buah Layak Pasar pada 11 Cabai Hibrida Harapan dengan 5 Varietas Pembanding

Bobot Buah/Tanaman Produktivitas Bobot Buah Layak Pasar Hibrida

(g) (ton/ha) (g)

IPB CH1 301.59c 7.55c 116.28

IPB CH2 190.31 5.05 57.17

IPB CH3 418.41bcde 11.29bcde 109.30

IPB CH4 152.34a 4.51a 96.75

Antraknosa merupakan penyakit terpenting yang menyerang cabai di Indonesia. Penyakit ini distimulir oleh kondisi lembab dan suhu relatif tinggi. Penyakit antraknosa menyebabkan kerusakan sejak dari persemaian sampai tanaman berbuah, dan merupakan masalah utama pada buah cabai, serta berakibat terhadap penurunan hasil ( Sinaga et al.,1992).

(40)

Tabel 12. Ketahanan 11 Cabai Hibrida Harapan dan 5 Varietas

IPB CH28 0.240 Sangat Rentan 0.243 Sangat Rentan

IPB CH50 0.183 Sangat Rentan 0.327 Rentan

IPB CH51 0.000 Sangat Rentan 0.220 Sangat Rentan

GADA 0.350 Rentan 0.747 Moderat

ADIPATI 0.250 Sangat Rentan 0.483 Rentan

HOT BEAUTY

0.200 Sangat Rentan 0.290 Sangat Rentan

BIOLA 0.340 Rentan 0.377 Rentan

IMPERIAL 0.363 Rentan 0.257 Sangat Rentan

Sumber : Syukur, 2007

Indeks Seleksi

Indeks seleksi dilakukan untuk menentukan hibrida yang terbaik berdasarkan beberapa peubah yang diamati. Menurut Poespadarsono (1988), indeks seleksi banyak sifat yang perlu diperhatikan. Masing-masing sifat dianalisis agar diperoleh informasi tentang nilai ekonomi, korelasi genotipe dan fenotipe antar sifat, serta nilai heritabilitasnya. Indeks seleksi ini ditentukan dari nilai yang tertinggi sampai yang terendah untuk menentukan hibrida yang terbaik. Penentuan indeks seleksi menggunakan model sebagai berikut :

(41)

Z5 = Bobot per tanaman

(42)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hibrida harapan IPB CH51 memiliki bobot/buah (17.45 g) dan panjang buah (17.69 cm) lebih besar daripada semua varietas pembanding. Hibrida harapan IPB CH3 memiliki bobot buah/tanaman yang lebih besar daripada semua varietas pembanding yaitu 418.41 g.

Berdasarkan seleksi indeks terboboti didapatkan enam hibrida harapan terbaik yaitu IPB CH51, IPB CH3, IPB CH50, IPB CH28, IPB CH25, dan IPB CH6. Hibrida harapan IPB CH4 memiliki bobot/buah, panjang buah, dan bobot buah/tanaman lebih kecil daripada semua varietas pembanding, akan tetapi memiliki tingkat ketahanan moderat terhadap penyakit antraknosa isolat PYK 04 lebih baik daripada semua varietas pembanding.

Saran

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Agam, R. 2005. Profil Balai Penelitian Tanaman Sayuran: Wujudkan Agrobisnis Berdaya Saing. http://www.pikiran rakyat.com. (23 Januari 2008).

Allard, R. W. 1960. Principles of Plant Breeding. J Wiley & Sons. New York. 485 p.

Bari, A., S. Musa, dan E. Syamsudin. 1974. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Biro Penataran-IPB. Bogor. 124 hal.

Bosland, P. W. and E. J. Votava. 2000. Peppers: Vegetables and Species Capsicums. CABI Publishing. London, UK 204 p.

Warintek. 2006. Cabai (Capsicum spp.). http://www.warintek.progressio.or.id. (28 Desember 2006)

Tanindo. 2006. Cabai Hibrida. http://www.tanindo.com. (28 Desember 2006). Deptan. 2006. Luasan Cabe Menurut Provinsi Tahun 2001 – 2005.

http://www.deptan.go id. (28 Desember 2006)

Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura. 2006. Luas panen, produksi, dan produktivitas sayuran di Indonesia tahun 2000-2005. http://www.hortikultura.go.id. (28 Desember 2006).

_____________________________________. 2004. Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura. Direktorat Perbenihan. Jakarta. 108 hal. Dirgantara, H. I. 2007. Evaluasi Daya Hasil 11 Hibrida Cabai (C. annuum L.) di

Kebun Petani Ciherang. Skripsi. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. 54 hal. Djarwaningsih, T. 1986. Jenis-jenis Capsicum L. (Solanaceae) di Indonesia.

Berita Biologi. Vol.3. Herbarium Bogoriense. LBN-LIPI. Bogor

Djarwaningsih, T. 1984. Penelitian Peningkatan Pendayagunaan Sumber Daya Hayati. Laporan Teknik 1982-1983. LIPI. Bogor.

Duriat, A. S. 1996. Cabai Merah: Komoditas Prospektif Andalan, p.1-3. Dalam: A. S. Duriat, A. W. W. Hadisoeganda, T. A. Soetarso, dan L. Prabaningrum (Eds.). Teknologi Produksi Cabai Merah. Balai Penelitian Sayuran. Lembang. 113 hal.

Firdaus, Y. 2006. Evaluasi Pertumbuhan dan Produksi Hibrida Cabai (C. annuum

(44)

Ganefianti, D. W. 1991. Penampilan Morfologi Hasil Menyerbuk Sendiri Persilangan Alami dan Buatan pada Tanaman Cabai (Capsicum annuum

L.). Tesis. Fakultas Pasca Sarjana. IPB. Bogor. 87 hal.

Hermiati, N. 2001. Diktat Kuliah Pemuliaan Tanaman. Jurusan BDP-UNPAD. Bandung.

Kusandriani, Y. 1996. Pembentukan Hibrida Cabai. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Lembang, Bandung. 19 hal.

Kusandriani, Y. dan A. H Permadi. 1996. Pemuliaan Tanaman Cabai. Hal. 28-35 dalam A. S. Duriat, A. W. W. Hadisoeganda, T. A. Soetiarso, dan L Prabaningrum (Eds.) Teknik produksi Cabai-Merah. Balai Tanaman Sayuran. Lembang. 113 hal.

Madhumita. 2007. Evaluasi Karakter Hortikultura 11 Hibrida Cabai (Capsicum annuum L.) IPB di Kebun Percobaan Tajur. Skripsi. Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. 52 hal.

Poespodarsono, S. 1988. Dasar-dasar Pemuliaan Tanaman. Pusat Antar Universitas. IPB-LSI. Bogor. 169 hal.

Rubatzky, V. E. dan M. Yamaguchi. 1999. Sayuran Dunia: Prinsip, produksi, dan gizi ed. Ke 2. ITB, Bandung. 320 hal.

Satari, U. 2006. Pengendalian Hama dan Penyakit Cabai, p.1-9. Dalam: M. Syukur (Eds.). Pelatihan Budidaya dan Agribisnis Cabai. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. IPB. Bogor. 93 hal.

Sinaga, M. S., Supramana, Widodo, dan B. B. Wahyu. 1992. Kemungkinan Pengendalian Hayati Bagi Colletrotrichum capsici (SYD) BULP ET BISBY Penyebab Antraknosa Pada Cabai. Laporan Akhir Penelitian Pendukung PHT Dalam Rangka Pelaksanaan Program Nasional Pengendalian Hama Terpadu. Bapenas-IPB. Bogor.

Soeroto, A. Wasiati, N. Illiyina, Halid, T. Hendrawati, dan A. Hikmat. 1995. Petunjuk Praktis Pengendalian Hama Lalat Buah. Dirjen. Tanaman Pangan dan Hortikultura. Jakarta

(45)

Tindall, H. D. 1986. Vegetable In The Tropics. ELBS. England. 532p.

Thompson and W. C. Kelly. 1957. Vegetable Crops. Mc Grow Hill Book Inc. New York, Toronto, and London. 603p.

(46)
(47)
(48)
(49)

Tabel Lampiran 13. Sidik Ragam Bobot Buah /Tanaman

Sumber db JK KT F hitung Pr>F

Genotipe 15 207639.95 13842.66 4.56 0.0002 Ulangan 2 285.62 142.8120 0.05 0.9541 Galat 30 91049.49 3034.98

Total 47 298975.06

KK : 22.30%

Tabel Lampiran 14. Sidik Ragam Produktivitas

Sumber db JK KT F hitung Pr>F

Genotipe 15 162.91 10.86 4.56 0.0002 Ulangan 2 0.22 0.11 0.05 0.9550

Galat 30 71.43 2.38

Total 47 234.56

(50)

Gambar Lampiran 1. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida Harapan IPB CH1

Warna Batang : Hijau

Bentuk Daun : Ovate

Tepi Daun : Bergerigi Sedikit

Permukaan Daun : Halus

Warna Daun : Hijau Muda

Warna Kelopak Bunga : Hijau

Warna Tangkai Bunga : Hijau Muda

Warna Mahkota Bunga : Putih

Jumlah Helai Mahkota : 5-6

Warna Kotak Sari : Ungu

Warna Kepala Putik : Putih Kuning

Bentuk Buah : Elongate

Permukaan Kulit Buah : Rata

Warna Buah Tua : Merah

Tinggi Tanaman (cm) : 76.10 ± 8.37

Tinggi Dikotomus (cm) : 21.87 ± 1.27

Panjang Daun (cm) : 7.63 ± 0.63

Lebar Daun (cm) : 2.01 ± 0.13

Lebar Tajuk (cm) : 67.63 ± 9.24

Umur Mulai Berbunga (HST) : 25.33 ± 1.15

Bobot/Buah (g) : 9.46 ± 0.10

Panjang Buah (cm) : 13.50 ± 0.29

Tebal Kulit Buah (mm) : 0.20 ± 0.006

Diameter Buah (cm) : 0.24 ± 0.05

(51)

Gambar Lampiran 2. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida Harapan IPB CH2

Warna Batang : Hijau

Bentuk Daun : Ovate

Tepi Daun : Rata

Permukaan Daun : Halus

Warna Daun : Hijau

Warna Kelopak Bunga : Hijau

Warna Tangkai Bunga : Hijau Muda

Warna Mahkota Bunga : Putih

Jumlah Helai Mahkota : 5-6

Warna Kotak Sari : Ungu biru

Warna Kepala Putik : Putih Kuning

Bentuk Buah : Elongate

Permukaan Kulit Buah : Rata

Warna Buah Tua : Merah

Tinggi Tanaman (cm) : 68.82 ± 2.46

Tinggi Dikotomous (cm) : 2.93 ± 1.43

Panjang Daun (cm) : 8.06 ± 0.08

Lebar Daun (cm) : 2.37 ± 0.37

Lebar Tajuk (cm) : 62.38 ± 4.88

Umur Mulai Berbunga (HST) : 24.33 ± 1.53

Bobot/Buah (g) : 8.49 ± 2.72

Panjang Buah (cm) : 12.26 ± 1.58

Tebal Kulit Buah (mm) : 0.20 ± 0.006

Diameter Buah (cm) : 1.18 ± 0.18

(52)

Gambar Lampiran 3. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida Harapan IPB CH3

Warna Batang : Hijau Garis Ungu

Bentuk Daun : Lanceolate

Tepi Daun : Rata

Permukaan Daun : Halus

Warna Daun : Hijau Muda

Warna Kelopak Bunga : Hijau

Warna Tangkai Bunga : Hijau

Warna Mahkota Bunga : Putih

Jumlah Helai Mahkota : 5-6

Warna Kotak Sari : Ungu Biru

Warna Kepala Putik : Putih Kuning

Bentuk Buah : Elongate

Permukaan Kulit Buah : Rata

Warna Buah Tua : Merah

Tinggi Tanaman : 74.05 ± 8.16

Tinggi Dikotomous (cm) : 20.68 ± 0.99

Panjang Daun (cm) : 8.98 ± 0.15

Lebar Daun (cm) : 2.24 ± 0.05

Lebar Tajuk (cm) : 69.88 ± 5.67

Umur Mulai Berbunga (HST) : 24.33 ± 1.53

Bobot/Buah (g) : 11.87 ± 0.51

Panjang Buah (cm) : 14.04 ± 0.40

Tebal Kulit Buah (mm) : 0.20 ± 0.015

Diameter Buah (cm) : 1.45 ± 0.06

(53)

Gambar Lampiran 4. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida Harapan IPB CH4

Warna Batang : Hijau

Bentuk Daun : Ovate

Tepi Daun : Rata

Permukaan Daun : Halus

Warna Daun : Hijau Muda

Warna Kelopak Bunga : Hijau

Warna Tangkai Bunga : Hijau Muda

Warna Mahkota Bunga : Putih

Jumlah Helai Mahkota : 5-6

Warna Kotak Sari : Ungu

Warna Kepala Putik : Putih Kuning

Bentuk Buah : Elongate

Permukaan Kulit Buah : Bergerigi

Warna Buah Tua : Merah

Tinggi Tanaman (cm) : 71.35 ± 3.95

Tinggi Dikotomous(cm) : 23.91 ± 1.34

Panjang Daun (cm) : 7.14 ± 0.43

Lebar Daun (cm) : 2.28 ± 0.17

Lebar Tajuk (cm) : 58.43 ± 5.55

Umur Mulai Berbunga (HST) : 26 ± 0

Bobot/Buah (g) : 4.53 ± 1.47

Panjang Buah (cm) : 7.59 ± 0.36

Tebal Kulit Buah (mm) : 0.15 ± 0.01

Diameter Buah (cm) : 0.9 ± 0.13

(54)

Gambar Lampiran 5. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida Harapan IPB CH5

Warna Batang : Hijau

Bentuk Daun : Lanceolate

Tepi Daun : Rata

Permukaan Daun : Halus

Warna Daun : Hijau

Warna Kelopak Bunga : Hijau

Warna Tangkai Bunga : Hijau Muda

Warna Mahkota Bunga : Putih

Jumlah Helai Mahkota : 5-6

Warna Kotak Sari : Ungu

Warna Kepala Putik : Putih Kuning

Bentuk Buah : Elongate

Permukaan Kulit Buah : Rata

Warna Buah Tua : Merah

Tinggi Tanaman (cm) : 69.20 ± 2.43

Tinggi Dikotomous (cm) : 20.68 ± 1.52

Panjang Daun (cm) : 7.96 ± 1.07

Lebar Daun (cm) : 2.19 ± 0.18

Lebar Tajuk (cm) : 67.20 ± 5.22

Umur Mulai Berbunga (HST) : 25.67 ± 1.15

Bobot/Buah (g) : 5.69 ± 0.64

Panjang Buah (cm) : 10.77 ± 0.77

Tebal Kulit Buah (mm) : 1.14 ± 0.02

Diameter Buah (cm) : 0.99 ± 0.08

(55)

Gambar Lampiran 6. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida Harapan IPB CH6

Warna Batang : Hijau

Bentuk Daun : Ovate

Tepi Daun : Rata

Permukaan Daun : Halus

Warna Daun : Hijau Muda

Warna Kelopak Bunga : Hijau

Warna Tangkai Bunga : Hijau Muda

Warna Mahkota Bunga : Putih

Jumlah Helai Mahkota : 5-6

Warna Kotak Sari : Hijau Ungu

Warna Kepala Putik : Putih Kuning

Bentuk Buah : Elongate

Permukaan Kulit Buah : Rata

Warna Buah Tua : Merah

Tinggi Tanaman (cm) : 62.73 ± 1.80

Tinggi Dikotomous (cm) : 21.05 ± 1.26

Panjang Daun (cm) : 6.88 ± 0.92

Lebar Daun (cm) : 1.87 ± 0.17

Lebar Tajuk (cm) : 52 ± 3.00

Umur Mulai Berbunga (HST) : 24 ± 1

Bobot/Buah (g) : 10.57 ± 1.44

Panjang Buah (cm) : 13.21 ± 0.63

Tebal Kulit Buah (mm) : 0.22 ± 0.02

Diameter Buah (cm) : 1.42 ± 0.04

(56)

Gambar Lampiran 7. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida Harapan IPB CH19

Warna Batang : Hijau

Bentuk Daun : Ovate

Tepi Daun : Rata

Permukaan Daun : Halus

Warna Daun : Hijau Muda

Warna Kelopak Bunga : Hijau

Warna Tangkai Bunga : Hijau

Warna Mahkota Bunga : Putih

Jumlah Helai Mahkota : 5-6

Warna Kotak Sari : Ungu

Warna Kepala Putik : Putih Kuning

Bentuk Buah : Elongate

Permukaan Kulit Buah : Rata

Warna Buah Tua : Merah

Tinggi Tanaman (cm) : 71.57 ± 6.26

Tinggi Dikotomous (cm) : 21.35 ± 2.83

Panjang Daun (cm) : 6.56 ± 0.61

Lebar Daun (cm) : 2.17 ± 0.10

Lebar Tajuk (cm) : 58.63 ± 1.53

Umur Mulai Berbunga (HST) : 22.67 ± 7.00

Bobot/Buah (g) : 9.87 ± 1.23

Panjang Buah (cm) : 11.2 ± 0.23

Tebal Kulit Buah (mm) : 0.22 ± 0.02

Diameter Buah (cm) : 1.39 ± 0.007

(57)

Gambar Lampiran 8. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida Harapan IPB CH25

Warna Batang : Hijau Garis Ungu

Bentuk Daun : Lanceolate

Tepi Daun : Rata

Permukaan Daun : Halus

Warna Daun : Hijau Muda

Warna Kelopak Bunga : Hijau

Warna Tangkai Bunga : Hijau Muda

Warna Mahkota Bunga : Putih

Jumlah Helai Mahkota : 5-6

Warna Kotak Sari : Ungu

Warna Kepala Putik : Putih Kuning

Bentuk Buah : Elongate

Permukaan Kulit Buah : Rata

Warna Buah Tua : Merah

Tinggi Tanaman (cm) : 70.13 ± 10.86

Tinggi Dikotomous (cm) : 26.55 ± 2.97

Panjang Daun (cm) : 8.62 ± 0.94

Lebar Daun (cm) : 2.00 ± 0.28

Lebar Tajuk (cm) : 26.55 ± 9.11

Umur Mulai Berbunga (HST) : 24.33 ± 2.31

Bobot/Buah (g) : 11.86 ± 1.64

Panjang Buah (cm) : 14.56 ± 1.17

Tebal Kulit Buah (mm) : 0.24 ± 0.05

Diameter Buah (cm) : 1.38 ± 0.03

(58)

Gambar Lampiran 9. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida Harapan IPB CH28

Warna Batang : Hijau Garis Ungu

Bentuk Daun : Lanceolate

Tepi Daun : Rata

Permukaan Daun : Halus

Warna Daun : Hijau Muda

Warna Kelopak Bunga : Hijau

Warna Tangkai Bunga : Hijau Muda

Warna Mahkota Bunga : Putih

Jumlah Helai Mahkota : 5-6

Warna Kotak Sari : Ungu

Warna Kepala Putik : Putih Kuning

Bentuk Buah : Elongate

Permukaan Kulit Buah : Rata

Warna Buah Tua : Merah

Tinggi Tanaman (cm) : 63.10 ± 3.54

Tinggi Dikotomous (cm) : 20.56 ± 1.29

Panjang Daun (cm) : 8.08 ± 1.61

Lebar Daun (cm) : 2.09 ± 0.33

Lebar Tajuk (cm) : 66.40 ± 4.63

Umur Mulai Berbunga (HST) : 24.67 ± 2.52

Bobot/Buah (g) : 12.2 ± 1.52

Panjang Buah (cm) : 14.95 ± 0.79

Tebal Kulit Buah (mm) : 0.20 ± 0.02

Diameter Buah (cm) : 1.38 ± 0.04

(59)

Gambar Lampiran 10. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida Harapan IPB CH50

Warna Batang : Hijau

Bentuk Daun : Lanceolate

Tepi Daun : Rata

Permukaan Daun : Halus

Warna Daun : Hijau

Warna Kelopak Bunga : Hijau

Warna Tangkai Bunga : Hijau Muda

Warna Mahkota Bunga : Putih

Jumlah Helai Mahkota : 5-6

Warna Kotak Sari : Biru Ungu

Warna Kepala Putik : Putih Kuning

Bentuk Buah : Elongate

Permukaan Kulit Buah : Rata

Warna Buah Tua : Merah

Tinggi Tanaman (cm) : 75.03 ±4.02

Tinggi Dikotomous (cm) : 22.52 ± 2.12

Panjang Daun (cm) : 8.41 ± 0.87

Lebar Daun (cm) : 2.10 ± 0.05

Lebar Tajuk (cm) : 66.40 ± 4.52

Umur Mulai Berbunga (HST) : 25.00 ± 1

Bobot/Buah (g) : 12.81 ± 1.51

Panjang Buah (cm) : 14.48 ± 1.25

Tebal Kulit Buah (mm) : 0.21 ± 0.02

Diameter Buah (cm) : 1.46 ± 0.10

(60)

Gambar Lampiran 11. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida Harapan IPB CH51

Warna Batang : Hijau Garis Ungu

Bentuk Daun : Ovate

Tepi Daun : Rata

Permukaan Daun : Halus

Warna Daun : Hijau Muda

Warna Kelopak Bunga : Hijau

Warna Tangkai Bunga : Hijau Garis Ungu

Warna Mahkota Bunga : Putih

Jumlah Helai Mahkota : 5-6

Warna Kotak Sari : Ungu

Warna Kepala Putik : Putih Kuning

Bentuk Buah : Elongate

Permukaan Kulit Buah : Rata

Warna Buah Tua : Merah

Tinggi Tanaman (cm) : 68.03 ± 2.99

Tinggi Dikotomous(cm) : 61.63 ± 0.96

Panjang Daun (cm) : 7.75 ± 0.55

Lebar Daun (cm) : 2.15 ± 0.19

Lebar Tajuk (cm) : 61.32 ± 4.53

Umur Mulai Berbunga (HST) : 23.33 ± 0.58

Bobot/Buah (g) : 17.45 ± 0.04

Panjang Buah (cm) : 17.69 ± 1.24

Tebal Kulit Buah (mm) : 0.23 ± 0

Diameter Buah (cm) : 1.5 ± 0.03

Bobot Buah/Tanaman (g) : 290.± 10.42

(61)

Gambar Lampiran 13. Tanaman dan Buah Cabai ADIPATI

Warna Batang : Hijau

Bentuk Daun : Lanceolate

Tepi Daun : Rata

Permukaan Daun : Halus

Warna Daun : Hijau

Warna Kelopak Bunga : Hijau

Warna Tangkai Bunga : Hijau

Warna Mahkota Bunga : Putih

Jumlah Helai Mahkota : 5-6

Warna Kotak Sari : Ungu

Warna Kepala Putik : Putih Kuning

Bentuk Buah : Elongate

Permukaan Kulit Buah : Rata

Warna Buah Tua : Merah

Tinggi Tanaman (cm) : 72.88 ± 7.71

Tinggi Dikotomous (cm) : 18.92 ± 2.31

Panjang Daun (cm) : 8.26 ± 0.10

Lebar Daun (cm) : 1.81 ± 0.09

Lebar Tajuk (cm) : 62.27 ± 5.95

Umur Mulai Berbunga (HST) : 24.00 ± 1

Bobot/Buah (g) : 11.79 ± 1.81

Panjang Buah (cm) : 13.08 ± 0.89

Tebal Kulit Buah (mm) : 0.21 ± 0.04

Diameter Buah (cm) : 1.40 ± 0.04

(62)

Gambar Lampiran 15. Tanaman Cabai BIOLA

Warna Batang : Hijau

Bentuk Daun : Lanceolate

Tepi Daun : Rata

Permukaan Daun : Halus

Warna Daun : Hijau

Warna Kelopak Bunga : Hijau

Warna Tangkai Bunga : Hijau Muda

Warna Mahkota Bunga : Putih

Jumlah Helai Mahkota : 5-6

Warna Kotak Sari : Ungu Cerah

Warna Kepala Putik : Putih Kuning

Bentuk Buah : Elongate

Permukaan Kulit Buah : Rata

Warna Buah Tua : Merah

Tinggi Tanaman (cm) : 75.93 ± 9.88

Tinggi Dikotomous (cm) : 25.03 ± 1.14

Panjang Daun (cm) : 7.42 ± 0.72

Lebar Daun (cm) : 2.07 ± 0.35

Lebar Tajuk (cm) : 64.80 ± 9.70

Umur Mulai Berbunga : 26.00 ± 1.73

Bobot/Buah (g) : 9.40 ± 0.65

Panjang Buah (cm) : 10.75 ± 0.78

Tebal Kulit Buah : 0.18 ± 0.02

Diameter Buah (cm) : 0.74 ± 0.49

(63)

Gambar Lampiran 12. Tanaman dan Buah Cabai GADA

Warna Batang : Hijau Garis Ungu

Bentuk Daun : Lanceolate

Tepi Daun : Rata

Permukaan Daun : Halus

Warna Daun : Hijau

Warna Kelopak Bunga : Hijau

Warna Tangkai Bunga : Hijau Garis Ungu

Warna Mahkota Bunga : Putih

Jumlah Helai Mahkota : 5-6

Warna Kotak Sari : Ungu Cerah

Warna Kepala Putik : Putih Kuning

Bentuk Buah : Elongate

Permukaan Kulit Buah : Rata

Warna Buah Tua : Merah

Tinggi Tanaman (cm) : 67.97 ± 1.32

Tinggi Dikotomous (cm) : 66.47 ± 3.05

Panjang Daun (cm) : 7.69 ± 0.55

Lebar Daun (cm) : 2.00 ± 0.19

Lebar Tajuk (cm) : 66.47 ± 2.59

Umur Mulai Berbunga (HST) : 19.00 ± 1.73

Bobot/Buah (g) : 11.23 ± 0.12

Panjang Buah (cm) : 14.34 ± 0.63

Tebal Kulit Buah (mm) : 0.20 ± 0.006

Diameter Buah (cm) : 1.19 ± 0.11

(64)

Gambar Lampiran 14. Tanaman dan Buah Cabai HOT BEAUTY

Warna Batang : Hijau Garis Ungu

Bentuk Daun : Lanceolate

Tepi Daun : Rata

Permukaan Daun : Halus

Warna Daun : Hijau

Warna Kelopak Bunga : Hijau

Warna Tangkai Bunga : Hijau Garis Ungu

Warna Mahkota Bunga : Putih

Jumlah Helai Mahkota : 5-6

Warna Kotak Sari : Ungu

Warna Kepala Putik : Putih Kuning

Bentuk Buah : Elongate

Permukaan Kulit Buah : Rata

Warna Buah Tua : Merah

Tinggi Tanaman (cm) : 68.73 ± 3.84

Tinggi Dikotomous (cm) : 92.78 ± 0.41

Panjang Daun (cm) : 6.80 ± 0.39

Lebar Daun (cm) : 1.91 ± 0.03

Lebar Tajuk (cm) : 18.55 ± 2.00

Umur Mulai Berbunga (HST) : 25.33 ± 1.15

Bobot/Buah (g) : 8.13 ± 0.99

Panjang Buah (cm) : 12.13 ± 0.24

Tebal Kulit Buah (mm) : 0.17 ± 0.02

Diameter Buah(cm) : 1.14 ± 0.10

(65)

Gambar Lampiran 16. Tanaman dan Buah Cabai IMPERIAL

Warna Batang : Hijau Garis Ungu

Bentuk Daun : Ovate

Tepi Daun : Rata

Permukaan Daun : Halus

Warna Daun : Hijau

Warna Kelopak Bunga : Hijau

Warna Tangkai Bunga : Hijau Garis Ungu

Warna Mahkota Bunga : Putih

Jumlah Helai Mahkota : 5-6

Warna Kotak Sari : Ungu

Warna Kepala Putik : Putih Kuning

Bentuk Buah : Elongate

Permukaan Kulit Buah : Rata

Warna Buah Tua : Merah

Tinggi Tanaman (cm) : 63.48 ± 4.92

Tinggi Dikotomous (cm) : 22.92 ± 1.59

Panjang Daun (cm) : 6.39 ± 1.05

Lebar Daun (cm) : 1.92 ± 0.07

Lebar Tajuk (cm) : 64.80 ± 5.31

Umur Mulai Berbunga (HST) : 19.67 ± 4.04

Bobot/Buah (g) : 8.98 ± 0.95

Panjang Buah (cm) : 14.04 ± 1.03

Tebal Kulit Buah (mm) : 0.22 ± 0.05

Diameter Buah (cm) : 1.18 ± 0.03

(66)

Gambar

Gambar 2.    Bentuk   Buah   Cabai.   1.   Memanjang,    2.   Bulat,   3.     Segitiga,       CampanulateBlocky
Tabel 4 menunjukkan bahwa semua genotipe dan varietas pembanding
Tabel 13.  Indeks Seleksi Terboboti dari 11 Cabai Hibrida Harapan dan Lima
Gambar Lampiran 1. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida Harapan IPB CH1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurul Fatia (2012) Dengan judul “Perbedaan Pengaruh SenaPenurunan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus

Berkhoff (1972), menurunkan persamaan model refraksi – difraksi oleh batimetri gelombang dengan menggunakan suatu anggapan bahwa kemiringan dasar perairan adalah sangat kecil,

Hal ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan cendawan pada media beras setengah masak cukup baik sehingga daya patogenisitasnya masih cukup tinggi yaitu

Penelitian lain yang yang dilakukan oleh Wiriawan, 2011 yang menemukan bahawa terdapat kontribusi yang positif dan signifikan Kompetensi Profesional guru, konsep diri

Hasil penelitian ditemukan bahwa: (1) Program supervisi akademik kepala sekolah disusun merujuk pada identifikasi permasalahan yang dihadapi guru berdasarkan hasil

Hasil penelitian yang diperoleh adalah 32 sampel daging ayam dan 13 sampel daging sapi adalah negatif (tidak mengandung antibiotik tetrasiklin).. Hasil uji

Berdasarkan analisis dalam landasan teori yang menguji pengembangan pemasaran kewirausahaan dan e-commerce terhadap kinerja UMKM di wilayah Semarang, maka dibuat model

Penelitian tersebut dilakukan untuk melakukan pengawasan pada tanaman hortikultura seperti cabai dan bawang, persamaan terdapat pada beberapa sensor yang digunakan yaitu pH meter dan