Oleh
ASEP SOLEHUDIN
H24103066
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ABSTRAK
Asep Solehudin. H24103066. Kajian Perencanaan Produksi Agregat ( studi kasus pada PT Adi Putra Perkasa, Cicurug – sukabumi). Di bawah bimbingan Pramono D Fewidarto
PT Adi Putra Perkasa (PT APP) merupakan salah satu pelaku bisnis yang bergerak dibidang kemasan kayu yang sebagian besar produknya adalah palet. PT APP juga telah mendapatkan sertifikat Internasional Standard for Phytosanitary Measures (ISPM#15) yang dikeluarkan oleh Badan Karantina Pertanian sejak September 2005. Diperolehnya sertifikat ini, tentu saja akan menjadikan peluang baru dan tantangan baru bagi perusahaan untuk mengoptimalkan kapasitas / sumberdaya yang dimiliki dalam rangka meraih keuntungan yang lebih baik, namun kondisi tersebut hanya dapat diraih jika dilakukan perencanaan produksi agregat yang lebih baik. Berdasarkan hal tersebut maka rumusan masalah yang perlu dikaji yaitu Apakah perencanaan produksi yang diterapkan PT Adi Putra Perkasa saat ini telah optimal, terutama ditinjau dari pemanfaatan kapasitas, pemenuhan permintaan dan efisiensi produksi .
Tujuan penelitan ini adalah : 1) Mengkaji proses produksi dan sistem perencanaan produksi agregat yang dijalankan PT APP, 2) Mempelajari parameter yang dibutuhkan dalam formulasi sistem perencanaan produksi agregat di PT APP, 3) Menganalisis perencanaan produksi agregat yang optimum untuk kegiatan produksi pada periode mendatang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer diperoleh langsung dari hasil observasi di lapangan, wawancara dengan pihak perusahaan dan hasil kuesioner, dan data sekunder bersumber dari laporan tertulis atau dokumen perusahaan serta literatur yang dianggap relevan. Untuk mendapatkan prediksi permintaan pelanggan satu tahun yang akan datang digunakan metode Delphi dengan cara memberikan kuesioner kepada empat orang pimpinan dan diolah dengan perhitungan statistik sederhana yaitu modus pada kuesioner tahap pertama dan rata-rata pada kuesioner tahap kedua, sedangkan untuk metode perencanaan agregat digunakan pemrograman linier yang diolah dengan software Lindo.
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
ASEP SOLEHUDIN
H24103066
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
KAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT
(Studi Kasus pada PT Adi Putra Perkasa, Cicurug - Sukabumi)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
ASEP SOLEHUDIN H24103066
Menyetujui, Oktober 2007
Ir. Pramono D Fewidarto, MS Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dr. Ir. Jono Mintarto Munandar, M.Sc. Ketua Departemen
iii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 10 April 1985. Penulis
merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara pasangan H. Didi Supriadi dan Hj.
Cucum Sunarsih.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Pakuhaji 1 dan
Madrasah Diniyah Binaul Atfal Parungkuda pada tahun 1997, kemudian
melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama 1 Parungkuda. Pada tahun 2000,
penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Cibadak,
dan pada tahun 2003 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur
Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) di Departemen Manajemen.
Selama perkuliahan, penulis pernah mengikuti kegiatan organisasi
kemahasiswaan sebagai pengurus PSDM Badan Kerohanian Islam Mahasiswa
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat
dan karunia-Nya akhirnya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Kajian Perencanaan Produksi Agregat pada PT Adi Putra perkasa, Cicurug – sukabumi. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor.
Diera globalisasi saat ini, persaingan dalam industri sangat ketat baik berupa
persaingan dalam peningkatan mutu, efisiensi biaya maupun dalam pelayanan
memenuhi kebutuhan pelanggan. Oleh karena itu, setiap perusahaan yang ingin
memiliki keunggulan kompetitip sehingga memiliki daya saing, maka diperlukan
adanya perencanaan produksi yang salah satunya perencanaan produksi Agregat..
Proses penyusunan skripsi ini banyak pihak-pihak yang membantu baik secara
moril maupun materil dan secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab
itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bpk. Ir. Pramono D. Fewidarto, M.S sebagai dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu, memberikan arahan, saran, motivasi, dan kemudahan
kepada penulis.
2. Bpk. Mukhamad Najib, S.TP, MM dan Bpk. Eko Rudi Cahyadi, S.HUT, MM,
atas kesediaannya untuk meluangkan waktu menjadi dosen penguji.
3. Ibunda, ayahanda dan adik-adiku yang telah memberikan curahan kasih
sayang, inspirasi hidup dan do`a yang tulus.
4. Seluruh staf dan karyawan PT Adi Putra Perkasa yang telah meluangkan
waktu dan tenaga untuk membantu dan memberikan informasi kepada penulis.
5. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen IPB.
6. Teman-teman terdekat yang selalu memberikan nasehat dan kenangan
terindah, teman-teman satu bimbingan serta teman-teman manajemen 40 yang
telah memberikan semangat dan motivasi selama masa perkuliahan.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, semoga
v
Penulis sangat menyadari skripsi ini jauh dari sempurna atau banyak
kekurangan yang tidak disengaja, mengingat keterbatasan yang penulis miliki.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
untuk bahan perbaikan penulis dimasa yang akan datang. Akhirnya, penulis
berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bernilai ibadah dalam
pandangan Allah SWT, Amin.
Bogor, Oktober 2007
vi DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR...iv
DAFTAR ISI...vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR LAMPIRAN ...x
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...1
1.2. Rumusan Masalah ...2
1.3. Tujuan Penelitian ...3
1.4. Manfaat Penelitian ...3
1.5. Ruang Lingkup Penelitian...4
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kemasan Kayu ...5
2.2. Perencanaa Produksi ...7
2.3. Peramalan 2.3.1. Pengertian Peramalan ...9
2.3.2. Metode Delphi...10
2.3.3. Metode Kelompok Nominal...11
2.4. Perencanaan Produksi Agregat 2.4.1. Pengertian Perencanaan Agregat...12
2.4.2. Strategi Perencanaan Agregat ...13
2.5. Metode Perencanaan Agregat 2.5.1. Model Pemrograman Linier ...14
2.5.2. Analisis Sensitivitas ...17
2.6. Penelitian Terdahulu ...18
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual ...19
3.2. Tahapan Penelitian ...21
3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian ...23
3.4. Pengumpulan Data ...23
3.5. Pengolahan dan Analisis Data 3.5.1. Metode Prediksi Permintaan ...23
3.5.2. Metode Perencanaan Agregat ...25
vii
4.1.2. Struktur Organisasi Perusahaan ...27
4.1.3. Pemasaran dan Pemasok Bahan Baku PT APP ...29
4.1.4. Fasilitas Perusahaan ...30
4.1.5. Proses Produksi ...31
4.2. Sistem Perencanaan Produksi Agregat pada PT APP ...33
4.3 Parameter yang dibutuhkan dalam Sistem Perencanaan Produksi Agregat di PT APP...35
4.4. Prediksi Permintaan Pelanggan...37
4.5. Hasil Perencanaan Produksi Agregat ...41
4.5.1. Perumusan Model Pemrograman Linier ...42
4.5.2. Optimasi Sistem Perencanaan Produksi Agregat...48
4.5.3. Analisis Sensitivitas ...51
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan... 55
2. Saran...56
DAFTAR PUSTAKA ...57
viii
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Dosis metal bromida (CH3Br) setiap suhu ... 6
2. Pelanggan dan permintaan palet dari bulan Mei 2006 – April 2007... 29
3. Pemasok bahan baku dan Subkontraktor PT APP ... 30
4. Hasil modus yang memilih pada selang persentase kenaikan permintaan... 38
5. Hasil rata-rata yang memilih pada tingkat persentase kenaikan permintaan (dalam %) ... 38
6. Perkembangan industri Jawa barat tahun 2001 -2005 ... 39
7. Prediksi permintaan pelanggan tahunyang akan datang ... 40
8. Nilai kendala perencanaan produksi ... 48
9. Nilai hasil minimisasi biaya perencanaan produksi agregat ... 49
10. Nilai surflus sumber daya perusahaan... 50
11. Nilai dual price untuk koefisien variabel keputusan... 51
12. Batas toleransi perubahan terhadap koefisien fungsi tujuan ... 52
13. Batas toleransi perubahan kendala triwulan ke-3 dan ke-4 tahun 2007. 53
Oleh
ASEP SOLEHUDIN
H24103066
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ABSTRAK
Asep Solehudin. H24103066. Kajian Perencanaan Produksi Agregat ( studi kasus pada PT Adi Putra Perkasa, Cicurug – sukabumi). Di bawah bimbingan Pramono D Fewidarto
PT Adi Putra Perkasa (PT APP) merupakan salah satu pelaku bisnis yang bergerak dibidang kemasan kayu yang sebagian besar produknya adalah palet. PT APP juga telah mendapatkan sertifikat Internasional Standard for Phytosanitary Measures (ISPM#15) yang dikeluarkan oleh Badan Karantina Pertanian sejak September 2005. Diperolehnya sertifikat ini, tentu saja akan menjadikan peluang baru dan tantangan baru bagi perusahaan untuk mengoptimalkan kapasitas / sumberdaya yang dimiliki dalam rangka meraih keuntungan yang lebih baik, namun kondisi tersebut hanya dapat diraih jika dilakukan perencanaan produksi agregat yang lebih baik. Berdasarkan hal tersebut maka rumusan masalah yang perlu dikaji yaitu Apakah perencanaan produksi yang diterapkan PT Adi Putra Perkasa saat ini telah optimal, terutama ditinjau dari pemanfaatan kapasitas, pemenuhan permintaan dan efisiensi produksi .
Tujuan penelitan ini adalah : 1) Mengkaji proses produksi dan sistem perencanaan produksi agregat yang dijalankan PT APP, 2) Mempelajari parameter yang dibutuhkan dalam formulasi sistem perencanaan produksi agregat di PT APP, 3) Menganalisis perencanaan produksi agregat yang optimum untuk kegiatan produksi pada periode mendatang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer diperoleh langsung dari hasil observasi di lapangan, wawancara dengan pihak perusahaan dan hasil kuesioner, dan data sekunder bersumber dari laporan tertulis atau dokumen perusahaan serta literatur yang dianggap relevan. Untuk mendapatkan prediksi permintaan pelanggan satu tahun yang akan datang digunakan metode Delphi dengan cara memberikan kuesioner kepada empat orang pimpinan dan diolah dengan perhitungan statistik sederhana yaitu modus pada kuesioner tahap pertama dan rata-rata pada kuesioner tahap kedua, sedangkan untuk metode perencanaan agregat digunakan pemrograman linier yang diolah dengan software Lindo.
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
ASEP SOLEHUDIN
H24103066
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
KAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT
(Studi Kasus pada PT Adi Putra Perkasa, Cicurug - Sukabumi)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
ASEP SOLEHUDIN H24103066
Menyetujui, Oktober 2007
Ir. Pramono D Fewidarto, MS Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dr. Ir. Jono Mintarto Munandar, M.Sc. Ketua Departemen
iii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 10 April 1985. Penulis
merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara pasangan H. Didi Supriadi dan Hj.
Cucum Sunarsih.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Pakuhaji 1 dan
Madrasah Diniyah Binaul Atfal Parungkuda pada tahun 1997, kemudian
melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama 1 Parungkuda. Pada tahun 2000,
penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Cibadak,
dan pada tahun 2003 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur
Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) di Departemen Manajemen.
Selama perkuliahan, penulis pernah mengikuti kegiatan organisasi
kemahasiswaan sebagai pengurus PSDM Badan Kerohanian Islam Mahasiswa
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat
dan karunia-Nya akhirnya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Kajian Perencanaan Produksi Agregat pada PT Adi Putra perkasa, Cicurug – sukabumi. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor.
Diera globalisasi saat ini, persaingan dalam industri sangat ketat baik berupa
persaingan dalam peningkatan mutu, efisiensi biaya maupun dalam pelayanan
memenuhi kebutuhan pelanggan. Oleh karena itu, setiap perusahaan yang ingin
memiliki keunggulan kompetitip sehingga memiliki daya saing, maka diperlukan
adanya perencanaan produksi yang salah satunya perencanaan produksi Agregat..
Proses penyusunan skripsi ini banyak pihak-pihak yang membantu baik secara
moril maupun materil dan secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab
itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bpk. Ir. Pramono D. Fewidarto, M.S sebagai dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu, memberikan arahan, saran, motivasi, dan kemudahan
kepada penulis.
2. Bpk. Mukhamad Najib, S.TP, MM dan Bpk. Eko Rudi Cahyadi, S.HUT, MM,
atas kesediaannya untuk meluangkan waktu menjadi dosen penguji.
3. Ibunda, ayahanda dan adik-adiku yang telah memberikan curahan kasih
sayang, inspirasi hidup dan do`a yang tulus.
4. Seluruh staf dan karyawan PT Adi Putra Perkasa yang telah meluangkan
waktu dan tenaga untuk membantu dan memberikan informasi kepada penulis.
5. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen IPB.
6. Teman-teman terdekat yang selalu memberikan nasehat dan kenangan
terindah, teman-teman satu bimbingan serta teman-teman manajemen 40 yang
telah memberikan semangat dan motivasi selama masa perkuliahan.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, semoga
v
Penulis sangat menyadari skripsi ini jauh dari sempurna atau banyak
kekurangan yang tidak disengaja, mengingat keterbatasan yang penulis miliki.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
untuk bahan perbaikan penulis dimasa yang akan datang. Akhirnya, penulis
berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bernilai ibadah dalam
pandangan Allah SWT, Amin.
Bogor, Oktober 2007
vi DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR...iv
DAFTAR ISI...vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR LAMPIRAN ...x
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...1
1.2. Rumusan Masalah ...2
1.3. Tujuan Penelitian ...3
1.4. Manfaat Penelitian ...3
1.5. Ruang Lingkup Penelitian...4
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kemasan Kayu ...5
2.2. Perencanaa Produksi ...7
2.3. Peramalan 2.3.1. Pengertian Peramalan ...9
2.3.2. Metode Delphi...10
2.3.3. Metode Kelompok Nominal...11
2.4. Perencanaan Produksi Agregat 2.4.1. Pengertian Perencanaan Agregat...12
2.4.2. Strategi Perencanaan Agregat ...13
2.5. Metode Perencanaan Agregat 2.5.1. Model Pemrograman Linier ...14
2.5.2. Analisis Sensitivitas ...17
2.6. Penelitian Terdahulu ...18
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual ...19
3.2. Tahapan Penelitian ...21
3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian ...23
3.4. Pengumpulan Data ...23
3.5. Pengolahan dan Analisis Data 3.5.1. Metode Prediksi Permintaan ...23
3.5.2. Metode Perencanaan Agregat ...25
vii
4.1.2. Struktur Organisasi Perusahaan ...27
4.1.3. Pemasaran dan Pemasok Bahan Baku PT APP ...29
4.1.4. Fasilitas Perusahaan ...30
4.1.5. Proses Produksi ...31
4.2. Sistem Perencanaan Produksi Agregat pada PT APP ...33
4.3 Parameter yang dibutuhkan dalam Sistem Perencanaan Produksi Agregat di PT APP...35
4.4. Prediksi Permintaan Pelanggan...37
4.5. Hasil Perencanaan Produksi Agregat ...41
4.5.1. Perumusan Model Pemrograman Linier ...42
4.5.2. Optimasi Sistem Perencanaan Produksi Agregat...48
4.5.3. Analisis Sensitivitas ...51
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan... 55
2. Saran...56
DAFTAR PUSTAKA ...57
viii
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Dosis metal bromida (CH3Br) setiap suhu ... 6
2. Pelanggan dan permintaan palet dari bulan Mei 2006 – April 2007... 29
3. Pemasok bahan baku dan Subkontraktor PT APP ... 30
4. Hasil modus yang memilih pada selang persentase kenaikan permintaan... 38
5. Hasil rata-rata yang memilih pada tingkat persentase kenaikan permintaan (dalam %) ... 38
6. Perkembangan industri Jawa barat tahun 2001 -2005 ... 39
7. Prediksi permintaan pelanggan tahunyang akan datang ... 40
8. Nilai kendala perencanaan produksi ... 48
9. Nilai hasil minimisasi biaya perencanaan produksi agregat ... 49
10. Nilai surflus sumber daya perusahaan... 50
11. Nilai dual price untuk koefisien variabel keputusan... 51
12. Batas toleransi perubahan terhadap koefisien fungsi tujuan ... 52
13. Batas toleransi perubahan kendala triwulan ke-3 dan ke-4 tahun 2007. 53
ix
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Logo perusahaan bersertifikasi HT DB... 6
2. Logo perusahaan bersertifikasi MD DB ... 7
3. Kerangka pemikiran konseptual... 20
4. Tahapan diagram alir penelitian... 22
5. Tahapan prediksi permintaan pelanggan dengan metode Delphi... 24
6. Struktur organisasi PT APP ... 28
7. Diagram alir proses produksi palet ... 32
8. Diagram alir proses perencanaan produksi PT APP ... 34
x
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Kebutuhan, jenis, metode dan sumber data... 59
2. Sertifikat ISPM#15 dan kartu anggota APJASKINDO PT APP ... 60
3. Fasilitas perusahaan PT APP ... 61
4. Proses pemilihan bahan baku dan proses perlakuan heat treatment... 62 5. Proses perakitan palet dan sortir (pemeriksaan kualitas palet) ... 63
6. Proses finishing dan pembubuhan logo dan cap ... 64
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia memiliki sumberdaya alam hayati yang memiliki nilai
ekonomis tinggi yang bisa dijadikan basis industri pertanian. Industri
pertanian atau yang disebut agroindustri merupakan bagian dari sistem
agribisnis yang sangat berperan penting dalam meningkatkan taraf hidup,
kemakmuran dan kesejahteraan. Pengembangan sektor ini juga dapat
dijadikan kekuatan bagi indonesia sebagai negara agraris untuk
mempertahankan kelangsungan hidup jutaan penduduknya. Salah satu
sumberdaya alam hayati yang banyak dimanfaatkan adalah berupa
keanekaragaman hasil hutan salah satunya menjadi kemasan kayu (palet
kayu). Saat ini industri manufaktur telah banyak memanfaatkan kemasan
kayu (palet kayu) sebagai alas untuk mengirimkan barang baik di dalam
negeri maupun ke luar negeri.
Industri manufaktur memiliki banyak alasan memanfaatkan kemasan
kayu (palet kayu) sebagai alas, selain karena indonesia memiliki
ketersediaan hasil hutan juga karena bahan kemasan dari kayu lebih efisien
dan mudah dibuat. Permintaan palet kayu sebagai alas telah banyak
digunakan mulai dari industri makanan sampai dengan industri elektronik.
Palet kayu juga sangat diperlukan bagi perusahaan lokal yang ingin
melakukan ekspor keluar negeri sebagai alas ketika pengiriman produk
mereka.
Ada beberapa ketentuan mutu bagi palet kayu yang digunakan untuk
kebutuhan ekspor. Setiap perusahaan biasanya menetapkan ketentuan dan
persyaratan tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan Badan
Karantina Tumbuhan. Misalnya bahan kemasan dari kayu harus memiliki
kadar air maksimal 16 persen sampai dengan 20 persen, kemudian bahan
kayu tidak boleh busuk dan berjamur serta banyak lagi syarat-syarat lainnya.
Persyaratan ini diberlakukan bagi perusahaan yang ingin melakukan
pengangkutan komoditas ekspor karena banyak negara yang sudah
2
Penerapan syarat-syarat dan tindakan karantina tumbuhan sebagai
standar kemasan kayu di era globalisasi saat ini, baik secara ilmiah maupun
aturan-aturan internasional merupakan suatu hal yang logis dan dapat
dibenarkan agar produk dalam negeri mendapatkan pengakuan secara
internasional. PT Adi Putra Perkasa merupakan salah satu pelaku bisnis
yang bergerak dibidang kemasan kayu (wooden packing) yang telah
mempunyai sertifikat Internasional Standard for Phytosanitary Measures (ISPM) dan teregistrasi di Badan Karantina Pertanian. Dengan sertifikasi ini
permintaan dari perusahaan terhadap kemasan kayu semakin meningkat,
seperti yang dialami perusahaan yaitu terjadi perbedaan yang signifikan
antara jumlah permintaan kemasan kayu PT Adi Putra Perkasa sebelum dan
sesudah mendapatkan sertifikasi. Peningkatan ini dikarenakan bertambahnya
produksi palet yang sebelumnya untuk memenuhi kebutuhan lokal namun
sekarang perusahaan juga berproduksi untuk memenuhi kebutuhan palet
untuk ekspor.
Pada tahun 2006, perusahaan yang telah mendapatkan sertifikasi dari
Badan Karantina Tumbuhan Departemen Pertanian sudah lebih dari 50
perusahaan, tentu saja hal ini akan menjadi persaingan yang sangat ketat.
Meningkatnya persaingan dan dan adanya variasi permintaan yang kompleks
maka perusahaan perlu perencanaan produksi baik jangka pendek, jangka
menengah maupun jangka panjang. Salah satu perencanaan yang harus
dilakukan perusahaan dalam jangka menengah adalah perencanaan produksi
agregat, perusahaan yang tidak melakukan perencanaan produksi agregat
akan menghadapi beberapa permasalahan seperti produksi yang tidak sesuai
dengan permintaan, tidak optimalnya utilisasi kapasitas, keterlambatan
waktu penyerahan dan beban produksi yang tidak merata.
Perencanaan produksi agregat ini sangat diperlukan karena perusahaan
yang sudah mendapat pengakuan internasional seperti PT Adi Putra Perkasa
sudah seharusnya menjaga kualitas serta menjaga kepuasan konsumennya,
apalagi konsumen kemasan kayu adalah perusahaan besar yang memiliki
1.2. Rumusan Masalah
Perubahan kondisi perusahaan karena mendapatkan sertifikat
ISPM#15, tentu saja akan menjadikan peluang baru dan tantangan baru bagi
perusahaan untuk mengoptimalkan kapasitas / sumberdaya yang dimiliki
dalam rangka meraih keuntungan yang lebih baik, namun kondisi tersebut
hanya dapat diraih jika dilakukan perencanaan produksi agregat yang lebih
baik. Berdasarkan hal tersebut maka rumusan masalah yang perlu dikaji
yaitu Apakah perencanaan produksi yang diterapkan PT Adi Putra Perkasa saat ini telah optimal, terutama ditinjau dari pemanfaatan kapasitas, pemenuhan permintaan dan efisiensi produksi .
1.3. Tujuan Penelitian
1. Mengkaji proses produksi dan sistem perencanaan produksi agregat yang
dijalankan PT APP .
2. Mempelajari parameter yang dibutuhkan dalam formulasi sistem
perencanaan produksi agregat di PT APP.
3. Menganalisis perencanaan produksi agregat yang optimum untuk
kegiatan produksi pada periode mendatang.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagi perusahaan, untuk :
a. Memberikan masukan tentang perencanaan produksi agregat untuk
meramalkan produksi masa yang akan datang sehingga
menghasilkan tingkat produksi yang optimal.
b. Memperbaiki penyimpangan-penyimpangan yang akan
mem-pengaruhi kesalahan dalam perencanaan produksi.
2. Bagi pihak peneliti, mengaplikasikan ilmu dan teori kedalam dunia
kerja, dan bagi umum untuk memberikan informasi, ilmu dan bahan
4
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini lebih difokuskan pada perencanaan produksi agregat
yang bertujuan untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi (jadwal
produksi) pada jangka menengah yaitu selama satu tahun yang akan datang
II. TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Kemasan Kayu
Menurut Badan Karantina Pertanian, Departemen Pertanian, kemasan
kayu adalah kayu atau hasil kayu yang dipergunakan untuk menopang,
mengemas, atau mengganjal barang kiriman dalam pengangkutan. Kemasan
kayu dapat terbuat dari kayu mentah baik berupa peti, tong kayu, penopang,
pengganjal, dan sejenisnya yang digunakan dalam pengangkutan komoditas
lokal maupun ekspor. Berdasarkan kualitas, kemasan kayu terdiri atas
kemasan kayu tanpa sertifikasi dan bersertifikasi. Kemasan kayu tanpa
sertifikasi biasanya untuk kebutuhan lokal, sedangkan untuk kebutuhan
ekspor diharuskan mendapat sertifikasi dari Badan Karantina Tumbuhan.
Hal ini disebabkan karena umumnya kemasan kayu yang di gunakan terbuat
dari kayu mentah dan bermutu rendah sangat berpotensi menjadi media
pembawa organisme pengganggu tumbuhan (OPT) dalam perdagangan
internasional, khususnya bagi serangga–serangga penggerek kayu dan
beberapa cendawan. Oleh karenanya beberapa negara menerapkan
syarat-syarat dan tindakan karantina tumbuhan yang cukup ketat terhadap kemasan
kayu tersebut.
Adapun perlakuan terhadap kemasan kayu yang digunakan dalam
pengiriman komoditas ekspor dilakukan dengan cara di bawah ini :
1. Pemanasan (Heat Treatment)
Pemanasan harus dilakukan dalam waktu dan suhu yang cukup,
sehingga temperature inti kayu (wood core temperature) mencapai
sekurang-kurangnya 56°C, selama sekurang-kurangnya (minimal) 30
menit, serta menurunkan kadar air kayu hingga setinggi-tingginya 20
persen. Kiln-Drying (KD) dan Chemical Pressure Impregnation (CPI) dapat dianggap perlakuan pemanasan apabila memenuhi standard dan
spesifikasi seperti tersebut di atas.
2. Fumigasi
Fumigasi menggunakan Metil Bromida (CH3Br) dengan dosis
6
Tabel 1. Dosis Metil Bromida (CH3Br) setiap suhu
Konsentrasi Minimum (g/m3) Suhu ruang
dan suhu kayu
Dosis
(g/m3) 0,5 jam 2 jam 4 jam 16 jam
21°C atau lebih 48 36 24 17 14
16°C atau lebih 56 42 28 20 17
11°C atau lebih 64 48 32 22 19
Suhu ruangan dan suhu kayu pada saat fumigasi harus berada di
atas 10°C dan waktu pelaksanaan fumigasi tidak boleh kurang dari 16
jam. Fumigasi harus dilaksanakan oleh perusahaan fumigasi (Fumigator)
yang telah diregistrasi oleh Badan Karantina Pertanian.
3. Sertifikasi
Sertifikasi dilakukan oleh perusahaan yang memproduksi kemasan
kayu (wooden packing) atas penunjukan Kepala Badan Karantina
Pertanian dengan membubuhkan logo atau cap (marking) pada kemasan
kayu. Logo pada kemasan kayu terdiri dari dua bagian, pertama, logo untuk kemasan kayu yang sudah mengalami pemanasan (heat treatment)
seperti yang ditunjukan pada Gambar 1. dan kedua, logo untuk kemasan kayu yang sudah difumigasi dengan Metil Bromida (CH3Br) yang dapat
dilihat pada Gambar 2.
Gambar 1. Logo perusahaan bersertifikasi HT DB
Logo ini digunakan jika kemasan kayu sudah mendapatkan
perlakuan pemanasan dan kayu kemasan memiliki kadar air maksimal 20
persen. ID 000 merupakan nomor registrasi perusahaan kemasan kayu,
HT DB menandakan bahwa sudah dilakukan pemanasan dan
000-000-000 merupakan identitas kayu kemasan. Logo harus mudah dibaca,
permanen dan tidak mudah dilepas, diletakkan di tempat yang mudah
terlihat setidaknya di kedua sisi dari kemasan. ID 000
HT DB
.
Gambar 2.Logo perusahaan bersertifikasi MD DB
Logo ini hampir sama dengan logo HT DB, bedanya hanya HT DB
diganti dengan MD DB yang mengindikasikan bahwa kayu kemasan
sudah difumigasi.
2. 2. Perencanaan Produksi
Perencanaan adalah usaha-usaha atau tindakan-tindakan yang akan
atau perlu diambil oleh pimpinan perusahaan untuk mencapai tujuan
perusahaan, dengan mempertimbangkan masalah-masalah yang mungkin
timbul di masa yang akan datang. Perencanaan produksi (production
planning) adalah perencanaan dan pengorganisasian sebelumnya mengenai
orang-orang, bahan-bahan, mesin-mesin, dan peralatan lain serta modal yang
diperlukan untuk memproduksi barang-barang pada suatu periode tertentu di
masa depan sesuai dengan yang diperkirakan atau diramalkan (Assauri,
2004).
Tujuan dari perencanaan produksi adalah :
1. Untuk mencapai tingkat (level) keuntungan tertentu terhadap penjualan
yang diinginkan.
2. Untuk menguasai pasar tertentu, dimana perusahaan diharapkan
mempunyai pangsa pasar tertentu dengan hasil atau output tersebut. 3. Agar perusahaan dapat bekerja pada tingkat efisiensi tertentu.
4. Agar dapat mempertahankan dan mengembangkan pekerjaan dan
kesempatan kerja.
5. Agar dapat menggunakan fasilitas perusahaan dengan se-efisien
mungkin.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan
perencanaan produksi ialah agar dapat memproduksi barang-barang (output)
dalam waktu tertentu dimasa yang akan datang dengan kuantitas dan kualitas
yang dikehendaki serta dengan keuntungan (profit) yang maksimum. ID 000
MD DB
8
Menurut Baroto (2002), tujuan perencanaan produksi adalah menyusun
suatu rencana produksi untuk memenuhi permintaan pada waktu yang tepat
dengan menggunakan sumber-sumber atau alternatif-alternatif yang tersisa
dengan biaya yang paling minimum dari keseluruhan produk.
Heizer dan Render (2004) membagi tiga perencanaan dalam produksi
berdasarkan horison waktu yaitu :
1. Perencanaan jangka panjang (lebih dari satu tahun), perencanaan ini
merupakan tanggung jawab eksekutif puncak misalnya menambah
fasilitas dan menambah peralatan yang memiliki umur panjang.
2. Perencanaan jangka menengah (3 hingga 18 bulan), disebut juga
perencanaan agregat yang dilakukan oleh manajer operasi dengan
perencanaan tugas seperti perencanaan penjualan, subkontrak,
manambah peralatan, menambah shift, menambah karyawan, dan membuat atau menggunakan persediaan.
3. Rencana jangka pendek (hingga tiga bulan), perencanaan dilakukan oleh
manajer operasi, para penyelia dan mandor. Penjadwalan tugas,
penjadwalan karyawan dan pengalokasian mesin merupakan tanggung
-jawab mereka.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencaanaan proses
produksi berdasarkan sifat proses produksi adalah :
1. Proses produksi yang terputus-putus
Perencanaan produksi dalam perusahaan pabrik yang mempunyai
proses produksi yang terputus – putus, dilakukan berdasarkan jumlah
pesanan (make to order) yang diterima. Oleh karena kegiatan produksi
dilakukan berdasarkan pesanan, jumlah produksi biasanya relatif kecil,
sehingga perencanaan produksi yang dibuat semata-mata tidak
berdasarkan ramalan penjualan (sales forecasting), tetapi didasarkan atas
pesanan yang masuk.
Perencanaan produksi dibuat untuk menentukan kegiatan produksi
yang perlu dilakukan bagi pengerjaan setiap pesanan yang masuk.
bagaimana penggunaan mesin dan peralatan yang ada agar mendekati
optimum pada masa yang akan datang, dan tindakan-tindakan apa yang
perlu diambil untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang mungkin
terjadi. Perencanaan produksi yang disusun haruslah fleksibel, agar
sumber daya dapat dipergunakan secara optimal.
2. Proses produksi yang terus menerus (continuous process)
Perencanaan produksi pada perusahaan yang bersifat terus
menerus, dilakukan berdasarkan ramalan penjualan. Hal ini karena
kegiatan produksi tidak dilakukan berdasarkan pesanan akan tetapi untuk
memenuhi pasar dan jumlah yang besar serta berulang-ulang dan telah
mempunyai blueprint selama jangka waktu tertentu. 2. 3. Peramalan
2. 3.1. Pengertian Peramalan
Peramalan adalah perkiraan tingkat permintaan satu atau lebih
produk selama beberapa periode mendatang (Kusuma, 1999). Menurut
Heizer dan Render (2004), peramalan adalah seni dan ilmu untuk
memperkirakan kejadian di masa depan.
Ada tujuh langkah dalam melakukan sistem peramalan yaitu :
1. Menetapkan tujuan peramalan.
2. Memilih unsur apa yang akan diramalkan.
3. Menentukan horison waktu peramalan.
4. Menentukan tipe model peramalan.
5. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk melakukan peramalan.
6. Membuat peramalan.
7. Memvalidasi dan menerapkan hasil peramalan.
Pendekatan dalam peramalan dapat dilakukan dengan dua analisis
yaitu :
1. Peramalan Kuantitatif, yaitu menggunakan model matematik yang
beragam dengan data masa lalu dan variabel sebab akibat untuk
meramalkan permintaan. Teknik peramalan kuantitatif antara lain :
10
proyeksi trend regresi linier, metode ARIMA Box-Jenkins, dan lain-lain.
2. Peramalan kualitatif, yaitu menggabungkan faktor seperti intuisi,
emosi, pengalaman pribadi, dan sistem nilai pengambil keputusan
untuk meramal. Metode kualitatif yang banyak dikenal adalah metode
Delphi dan metode kelompok nominal (nominal group technique).
2. 3.2. Metode Delphi
Metode Delphi pada dasarnya merupakan proses untuk mecapai konsensus (kesepakatan kelompok) pakar yang berpengalaman
dalam bidangnya Hasil yang baik dapat diperoleh bila pakar yang
berpengalaman dalam bidang yang akan diprediksikan (Baroto,
2002). Menurut Raymond McLeod, metode Delphi melibatkan sekelompok pakar yang tidak bertemu secara langsung tetapi
sebaliknya menyerahkan jawaban atas sejumlah kuesioner yang
disiapkan oleh seorang koordinator.
Menurut Buffa (1994), metode Delphi memiliki sasaran melihat ke depan untuk mengantisipasi proses baru dalam
lingkungan budaya dan ekonomi yang berubah sangat cepat.
Keunggulan metode Delphi adalah hasil yang diperoleh
kemungkinan akan lebih mendekati kenyataan karena telah melalui
beberapa tahap penilaian oleh para ahli yang menjadi pesertanya.
Selain itu, karena para ahli tidak berkomunikasi secara langsung,
maka unsur subyektivitas atau sentimen menjadi dapat
diminimalkan. Selain keunggulan, metode ini juga memiliki
kelemahan yaitu mahal karena menyertakan beberapa ahli dan waktu
yang dibutuhkan lebih lama bila konsensus sulit dicapai (Lerbin dan
Aritonang, 2002)
Langkah-langkah dalam metode Delphi menurut Baroto adalah sebagai berikut.
1. Seorang yang terpilih menjadi koordinator panel mengajukan
kuisioner / pertanyaan secara tertulis kepada para anggota panel.
dengan perkiraan dimasa yang akan datang. Pertanyaan ini
dimaksudkan untuk ditanggapi oleh setiap anggota panel secara
tertulis pula.
2. Masing-masing anggota menanggapi pertanyaan koodinator
tersebut dan memyerahkan hasilnya secara tertulis. Dalam
menanggapi pertanyaan koordinator tersebut, tidak diadakan
komunikasi antar anggota satu dengan anggota lainnya.
3. Koodinator mengedit tanggapan tertulis dari masing-masing
anggota, merangkum jawaban kelompok dengan disertai
penjelasan dan lain-lain informasi yang dikemukakan oleh para
anggota panel. Hasil tersebut kemudian dikirimkan kepada para
anggota panel dengan disertai pertanyaan-pertanyaan berikutnya
untuk ditanggapi secara tertulis.
4. Masing-masing anggota kelompok menjawab pertanyaan
koodinator kembali. Biasanya tanggapan anggota panel diwarnai
oleh rekapan hasil langkah 3.
5. Koordinator (seperti langkah 3) mengedit dan merangkum.
Demikian seterusnya berulang sehingga akhirnya koordinator
menilai cukup memuaskan terhadap hasil panel yang merupakan
konvergensi rasional dari kelompok.
2. 3.3. Metode Kelompok Nominal
Metode ini melibatkan orang-orang yang berpengalaman dalam
berbagai bidang. Perbedaan dengan metode Delphi terletak pada interaksi antar anggota panel, yaitu terdapat diskusi antaranggota
secara langsung dan secara tatap muka, sedangkan metode Delphi sama sekali tidak ada interaksi lisan. Kunci keberhasilan dari metode
ini terletak pada kemampuan kelompok dalam mengidentifikasikan
permasalahan, berpikir secara kreatif, dan kesediaan para anggota
untuk berdiskusi serta berdialog dalam membahas masa depan.
Secara teknis, pelaksanaan metode ini hampir sama dengan metode
Delphi bedanya adalah tidak adanya interaksi lisan sehingga
12
2. 4. Perencanaan Produksi Agregat 2. 4.1. Pengertian Perencanaan Agregat
Perencanaan agregat dikenal juga penjadwalan agregat adalah suatu
proses penentuan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah,
biasanya antara 3 hingga 18 bulan ke depan untuk memenuhi permintaan
yang diprediksi dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja,
tingkat persediaan, pekerjaan lembur, tingkat subkontrak dan variabel lain
yang bisa dikendalikan (Heizer dan Render, 2004), sehingga diperoleh
keputusan penjadwalan untuk mengatasi permasalahan dalam
menyesuaikan produktivitas terhadap permintaan yang berubah-ubah.
Menurut Baroto (2002), perencanaan agregat merupakan
perencanaan produksi jangka menengah, horison perencanaannya biasanya
berkisar antara 1 sampai 24 bulan Horison waktu ini tergantung pada
karakteristik produk dan jangka waktu produksi.
Menurut Kusuma (2004), perencanaan agregat bertujuan untuk
merencanakan jadwal induk produksi untuk beberapa periode mendatang,
merencanakan kondisi optimal ketersediaan sumber daya terhadap
ekspektasi permintaan produk serta pengembangan strategi penggunaan
sumber daya itu. Perencanaan agregat juga mencari kombinasi terbaik
untuk meminimasi biaya atas beberapa pilihan yang dihadapi untuk
memenuhi permintaan produk.
Empat hal yang diperlukan untuk perencanaan agregat menurut
Heizer, Render (2004) dan Buffa (1994) adalah :
1. Keseluruhan unit yang logis untuk mengukur penjualan dan output.
2. Prediksi (peramalan) permintaan untuk suatu periode perencanaan
jangka menengah yang layak pada waktu agregat ini.
3. Metode untuk menentukan biaya.
4. Model yang mengkombinasikan prediksi dan biaya sehingga
keputusan penjualan dapat dibuat untuk periode perencanaan.
Penggunaan satuan agregat adalah satuan yang dapat mewakili
berbagai macam produk sehingga total kebutuhan untuk produk-produk
tersedia. Selain itu penggunaan kata agregat juga menunjukan bahwa
perencanaan dilakukan di tingkat kasar dan dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan total seluruh produk dengan menggunakan seluruh sumber daya
manusia dan peralatan yang ada pada fasilitas produksi tersebut. Namun
menurut Kusuma (2004), perlu diperhatikan bahwa satuan agregat hanya
digunakan pada beberapa produk yang menggunakan fasilitas produksi
yang sama. Jika terdapat dua produk yang menggunakan dua fasilitas
produksi yang berlainan, hal itu berarti bahwa kedua produk itu tidak perlu
dikonversikan kedalam satuan agregat.
Perencanaan agregat juga merupakan suatu keputusan mengenai
kapasitas jangka menengah, bukan keputusan jangka mengenai instruktur
atau kursus secara spesifik. Perencanaan agregat merupakan langkah awal
aktivitas perencanaan produksi yang dipakai sebagai pedoman untuk
langkah selanjutnya, yaitu penyusunan Jadwal Induk Produksi (JIP)
(Baroto, 2002).
2. 4.2. Strategi Perencanaan Agregat
Strategi perencanaan agregat dapat dilakukan melalui analisis
sensitivitas pilihan kapasitas, pilihan permintaan dan pilihan campuran
dari keduanya. Strategi pilihan tersebut dapat dilakukan dengan rincian
pilihan keputusan yaitu :
1. Pilihan kapasitas dasar produksi, terdiri dari :
a) Mengubah tingkat persediaan, manajer dapat meningkatkan persediaan selama periode permintaan rendah untuk memenuhi
permintaan yang tinggi di masa depan dengan tidak
mengesampingkan biaya-biaya akibat peningkatan persediaan
tersebut.
b) Menyeragamkan jumlah tenaga kerja dengan cara
pengangkatan atau memberhentikan karyawan, yang disesuaikan dengan tingkat produksi dan akibatnya.
14
d) Subkontrak, sebuah perusahaan dapat memperoleh kapasitas sementara dengan melakukan subkontrak selama periode
permintaan tinggi.
e) Penggunaan karyawan paruh waktu untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja yang tidak terampil.
2. Pilihan permintaan, terdiri dari :
a) Mempengaruhi permintaan. Ketika permintaan rendah, perusahaan dapat meningkatkan permintaan melalui iklan,
promosi, kewiraniagaan dan diskon.
b) Tunggakan pesanan selama periode permintaan tinggi, strategi ini hanya dilakukan jika perusahaan tidak mampu memenuhi
permintaan. Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan
loyalitas pelanggan karena dapat menyebabkan kehilangan
penjualan.
c) Perpaduan produk dan jasa yang counter seaonal (perusahaan dapat memproduksi produk yang berbeda pada musim yang
berbeda).
3. Pilihan campuran, terdiri dari :
a) Strategi perburuan, yaitu mengatur tingkat produksi sesuai dengan permintaan yang diprediksi melalui variasi pilihan-pilihan
diatas.
b) Strategi bertingkat, menjaga tingkat output, nilai produksi, atau jumlah tenaga kerja yang tetap sepanjang horison perencanaan.
2. 5. Metode Perencanaan Produksi Agregat 2. 5.1. Model Pemrograman linier.
Program linier dapat digunakan sebagai alat perencanaan agregat
yang digunakan untuk mengetahui produksi optimal setelah dilakukannya
peramalan (Kusuma, 2004). Menurut Heizer dan Render (2004), program
linier merupakan suatu teknik matematik yang didesain untuk membantu
para manajer operasi dalam merencanakan dan membuat keputusan yang
Program linier adalah metode matematika dalam mengalokasikan
sumberdaya yang langka untuk mencapai tujuan tunggal seperti
memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya. Dalam program
linier terdapat fungsi tujuan dan persamaan kendala. Fungsi tujuan adalah
fungsi yang menggambarkan sasaran di dalam permasalahan program
linier yang berkaitan dengan pengaturan secara optimal sumber-sumber
untuk memperoleh keuntungan maksimal atau biaya yang minimal.
Persamaan kendala adalah bentuk penyajian secara matematis kendala
kapasitas yang tersedia yang akan dialokasikan secara optimal ke berbagai
kegiatan dan kebijakan – kebijakan yang dilakukan perusahaan.
Menurut Nasendi dan Anwar (1985), metode pemrograman linier
dapat digunakan dalam dua cara yaitu :
1. Meminimumkan biaya dalam rangka tetap mendapatkan total
penerimaan atau total keuntungan sebesar mungkin.
2. Memaksimumkan total penerimaan atau total keuntungan pada kendala
sumber daya yang terbatas.
Semua persoalan Linear Programming (LP) mempunyai empat sifat umum :
1. Memiliki fungsi tujuan untuk memaksimalkan atau meminimalkan
kuantitas (pada umumnya berupa laba atau biaya)
2. Adanya batasan (constraints) atau kendala yang membatasi tingkat
sampai dimana sasaran dapat dicapai.
3. Harus ada beberapa alternatif tindakan yang dapat diambil.
4. Tujuan dan batasan dalam permasalahan pemrograman linear harus
dinyatakan dalam hubungan dengan pertidaksamaan atau persamaan
linear.
Lima asumsi dasar yang melandasi program linier adalah :
1. Linieritas
Perbandingan antara masukan yang satu dengan yang lain atau
16
2. Proporsionalitas
Jika peubah pengambil keputusan Xj berubah maka dampak
perubahannya akan menyebar dalam proporsi yang sama terhadap
fungsi tujuan (CjXj) dan pada kendalanya (
a
ijXj).3. Aditivitas
Nilai parameter suatu kriteria optimasi merupakan jumlah dari
nilai-nilai individu Cj dalam model program linier tersebut. Dampak
total terhadap kendala ke-I merupakan jumlah dampak individu
terhadap peubah pengambil keputusan Xj.
4. Divisibilitas
Peubah pengambil keputusan Xj jika diperlukan dapat dibagi
kedalam pecahan-pecahan jika nilai Xj tidak harus bilangan integer.
5. Deterministik
Semua parameter dalam program linier (
a
ij, bi,c
j) merupakanbilangan tetap.
Bentuk umum model Linier Programming
Model LP memiliki suatu pola yang khas dalam merumuskan
suatu masalah. Pada setiap masalah, ditentukan variabel keputusan,
fungsi tujuan dan sistem kendala, yang bersama-sama membentuk
suatu model matematika dari dunia nyata. Bentuk umum model LP
itu adalah :
n
Maksimumkan (minimumkan) Z = ∑
c
j Xj ...(1)i =1
dengan syarat :
a
ijXj ( < , = , > )bi, untuk semua i ( i = 1, 2, ……m ) semua Xj> 0Keterangan :
Xj : banyaknya kegiatan j, dimana j = 1, 2,….n. berarti disini
terdapat n variabel keputusan.
Z : nilai fungsi tujuan
c
j : sumbangan per unit kegiatan, untuk masalah maksimisasisementara dalam kasus minimisasi ia menunjukan biaya
per unit.
bi : jumlah sumberdaya i ( i = 1, 2, 3, …., m), berarti terdapat n jenis sumber daya .
a
ij : banyaknya sumberdaya i yang dikonsumsi sumber daya j.Ingat bahwa tanda pertidaksamaan tidak harus sama untuk setiap
kendala.
2. 5.2. Analisis Sensitivitas
Menurut Sri Mulyono (2004), permintaan masa depan, biaya bahan
mentah dan harga energi sebagai sumber daya tak dapat diperkirakan
dengan tepat sebelum masalah diselesaikan. Sementara itu solusi optimum
model LP didasarkan pada parameter ini akibatnya analisis perlu
mengamati pengaruh perubahan parameter terhadap solusi optimum.
Analisa perubahan parameter ini dapat dilakukan dengan metode analisa
senstivitas.
Analisa Sensitivitas adalah analisis yang berkaitan dengan perubahan
diskrit parameter untuk melihat berapa besar perubahan dapat ditolerir
sebelum solusi optimum mulai kehilangan optimalitasnya. Jika suatu
perubahan kecil dalam parameter menyebabkan perubahan drastis dalam
solusi, dikatakan bahwa solusi adalah sangat sensitif terhadap nilai
parameter itu. Sebaliknya, jika perubahan parameter tidak mempunyai
pengaruh besar terhadap solusi dikatakan solusi relatif insensitif terhadap
nilai parameter itu.
Perubahan parameter dapat dikelompokan menjadi :
1. Perubahan yang mempengaruhi optimalitas, yaitu :
a. Perubahan koefisien tujuan
b. Perubahan penggunaan sumber daya sebuah kegiatan non dasar.
c. Penambahan variabel.
2. Perubahan yang mempengaruhi kelayakan, yaitu :
a. Perubahan vektor sisi kanan.
b. Penambahan kendala baru.
18
2. 6. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai perencanaan agregat telah banyak dilakukan oleh
para peneliti sebelumnya, antara lain : Irena (2005) meneliti perencanaan
produksi agregat teh pada pada perkebunan Gunung Mas PTPN VIII
Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Data yang digunakan adalah data
historis penjualan perusahaan, baik penjualan secara lokal maupun ekspor.
Model yang digunakan untuk peramalan penjualan adalah model Arima
karena model tersebut memiliki standar error terkecil dengan teknis pengolahan menggunakan SAS sedangkan untuk meminimisasi biaya
menggunakan program linier. Hasil akhir diperoleh perencanaan produksi
agregat selama satu tahun.
Tubagus Yusuf Hadi (2005) melakukan penelitian perencanaan agregat
industri pengolahan udang beku dengan tujuan menganalisi faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap perencanan produksi agregat yang berkaitan
dengan make to stock, memo produksi dan make to order. Metode yang digunakan adalah simulasi Montecarlo dan metode Single Moving dengan program yang digunakan adalah AF-Plan. Hasil penelitian menghasilkan
perencanaan satu periode perencanaan yang dapat mengatasi masalah
pemenuhan pesanan dan pengalokasian sisa sumber daya dapat diatasi.
Henny (2002) dalam penelitiannya mengenai perencanaan produksi
agregat pada perusahaan agroindustri sereal UD Berkat Aneka Pangan,
bertujuan untuk mempelajari sistem perencanaan dan pengawasan produksi
serta mengetahui faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam
penyusunan perencanaan produksi agregat. Metode pengolahan data
menggunakan metode Arima dan program linier hasil perencanaan diperoleh
jumlah rencana produksi, pemakaian jam kerja reguler, tingkat sediaan,
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual
Persaingan dalam industri yang semakin ketat mengharuskan setiap
perusahaan melakukan perencanaan strategis terhadap aktivitas usahanya.
Begitupun dengan PT Adi Putra Perkasa yang telah mendapatkan sertifikat
ISPM#15 yang mempunyai banyak pesaing dalam kegiatan bisnisnya baik
dari perusahaan yang sudah bersertifikat maupun dari industri kecil yang
menghasilkan produk yang sama. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam
melakukan perencanaan produksi adalah mengetahui proses produksi dan
sistem perencanaan produksi di PT APP itu sendiri. Dengan mengetahui
kedua hal tersebut, maka kita dapat menentukan parameter – parameter mana
saja yang dibutuhkan dalam sistem perencanaan agregat yang lebih baik di
PT APP. Parameter tersebut harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan
misalnya parameter jumlah permintaan pelanggan, jumlah jam kerja, jumlah
persediaan produk jadi, jumlah subkontrak dan lain-lain. Dengan mengetahui
parameter tersebut maka kita dapat menyusun perencanaan agregat secara
tepat.
Perencanaan produksi agregat yang dilakukan harus dapat mengelola
faktor internal perusahaan seperti kapasitas dan sumber daya perusahaan
lainnya dan faktor eksternal perusahaan berupa permintaan pelanggan.
Sehingga akan tercapai tujuan dari perencanaan agregat itu sendiri yaitu
optimumnya pemanfaatan kapasitas atau sumber daya perusahaan,
minimalisasi biaya produksi (efisiensi) dan tercapainya pemenuhan
kebutuhan pelanggan sehingga mereka merasa puas atas pelayanan
perusahaan. Tercapainya tujuan tersebut diharapkan dapat meningkatkan
keuntungan dan daya saing perusahaan sehingga perusahaan dapat bertahan
pada pertumbuhan dan kemapanan serta memiliki keunggulan kompetitif
industri dibanding dengan pelaku bisnis lainnya. Kerangka pemikiran
20
[image:42.612.138.509.169.529.2]
Gambar 3. Kerangka pemikiran konseptual
Perencanaan produksi agregat
Optimumnya Pemanfaatan Kapasitas
Minimalisasi Biaya Produksi
Tercapainya Pemenuhan Permintaan pelanggan
Peningkatan Keuntungan dan Daya Saing perusahaan
Perusahaan tumbuh, mapan dan memiliki keunggulan yang kompetitif Identifikasi Parameter – Parameter dalam
Sistem Perencanaan Produksi Agregat Persaingan dalam
Industri
PT Adi Putra Perkasa
3.2. Tahapan Penelitian
Penelitian dengan judul Perencanaan Produksi Agregat pada PT Adi
Putra Perkasa dimulai dengan menentukan permasalahan yang dialami
perusahaan dalam menjalankan kelangsungan usahanya. Setelah formulasi
permasalahan ditemukan, maka dilakukan tinjauan pustaka untuk
mengidentifikasi teknik pengumpulan data, pengolahan dan analisis data
yang berhubungan dengan permsalahan penelitian dan diuraikan secara
sistematis.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
diperoleh langsung dari hasil observasi di lapangan, wawancara dengan
pihak perusahaan dan hasil kuesioner, dan data sekunder bersumber dari
laporan tertulis atau dokumen perusahaan serta literatur yang dianggap
relevan. Data yang dibutuhkan berupa gambaran umum perusahaan, proses
produksi dan sistem perencanaan produksi yang dijalankan perusahaan.
Dengan mengetahui tiga hal tersebut maka dapat diketahui
parameter-parameter apa saja yang dibutuhkan dalam penyusunan sistem perencanaan
produksi agregat. Beberapa parameter yang berpengaruh dalam setiap
perusahaan antara lain data permintaan satu tahun yang lalu, jumlah Jam
kerja reguler yang tersedia, jumlah persediaan produk jadi, Kapasitas
gudang, kapasitas mesin, jumlah subkontrak, dan biaya-biaya yang terkait
dengan variabel keputusan.
Data permintaan satu tahun yang lalu akan diolah dan dianalisis
dengan metode Delphi untuk memprediksi permintaan satu tahun yang akan
datang sebagai dasar untuk menentukan jumlah produksi, kemudian jumlah
produksi dan data yang lainnya dirumuskan menjadi formulasi sistem
perencanaan produksi agregat yang sesuai dengan kondisi perusahaan.
Setelah itu, dilakukan pencarian solusi dengan perangkat lunak Lindo
dengan tujuan agar tercapai kondisi optimal yaitu minimalisasi biaya dan
mengoptimalkan sumber daya yang tersedia. Analisa sensitivitas dilakukan
untuk mengetahui seberapa besar diperkenankannya perubahan biaya dan
sumber daya yang tersedia tanpa mempengaruhi solusi optimal yang ingin
22
pada akhirnya dijadikan untuk menyusun kesimpulan dan saran dari
[image:44.612.168.510.137.690.2]penelitian. Diagran alir tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Tahapan Diagram Alir Penelitian
Analisis Data Studi Pustaka
Keadaan Umum PT Adi Putra Perkasa Formulasi Permasalahan
Hasil ramalan produksi periode masa yang akan
datang Pengumpulan Data :
1. Jumlah Jam kerja reguler yang tersedia
2. Jumlah persediaan
produk jadi
3. Kapasitas gudang jadi
4. Kapasitas mesin
5. Jumlah Subkontrak
6. Biaya – biaya yang
terkait dengan variabel keputusan
Formulasi Sistem PPA
Analisa Sensitivitas
Selesai Kesimpulan dan Saran
Metode Delphi Pengambilan data
produksi tahun lalu (empat triwulan)
Proses Produksi PT APP dan Sistem Perencanaan Produksi Agregat
Identifikasi Parameter utama yang dibutuhkan PPA
3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada PT Adi Putra PerkasaJl. Raya
Alternatif Cicurug No 17 Cicurug Sukabumi Jawa Barat – Indonesia.
PT Adi Putra Perkasa merupakan perusahaan yang memproduksi
kemasan kayu berupa palet. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan
Mei sampai dengan Juli 2007.
3.4. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini meliputi data primer
dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan
langsung di lapangan, kuisioner dan hasil wawancara dengan pihak
perusahaan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari data yang dimiliki
perusahaan, bahan pustaka yang berkaitan dengan kebutuhan
penelitian. Sebagai data penunjang juga diperoleh dari informasi dari
internet dan perpustakaan LSI IPB. Secara lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 1.
3.5. Pengolahan dan Analisis Data 3. 5.1. MetodePrediksi Permintaan
Metode Delphi digunakan untuk memprediksikan jumlah permintaan pelanggan satu tahun yang akan datang. Metode Delphi memiliki keunggulan diantaranya dianggap paling dapat dipercaya
oleh manajemen dan memberikan kesamaan pandangan mengenai
kondisi perusahaan saat ini dan kedepan.
Langkah-langkah metode Delphi adalah sebagai berikut (Gambar 5) :
6. Peneliti sebagai fasilitator mengajukan kuisioner (lampiran)
kepada para ahli yang diperkirakan memiliki pengetahuan yang
cukup untuk melakukan peramalan. Isi pertanyaan berupa tabel
perkiraan peningkatan dari data satu tahun lalu dengan periode
24
7. Masing-masing anggota mengisi pertanyaan peneliti tersebut dan
menyerahkan hasilnya secara tertulis. Dalam mengisi pertanyaan
tidak diadakan komunikasi antar anggota.
8. Peneliti menghitung modus pada kuisioner tahap satu ini dari
masing-masing anggota, Hasil tersebut kemudian dikirimkan
kepada para anggota panel dengan disertai tabel perkiraan dengan
lebar kelas yang lebih kecil.
9. Masing-masing anggota menjawab pertanyaan peneliti kembali
dengan menggunakan selang prediksi yang lebih sempit dari
hasil perhitungan modus putaran pertama.
10.Peneliti (seperti langkah 3) meghitung rata-rata dari hasil
kuesioner. Kuesioner diberikan dua kali karena peneliti menilai
cukup atas hasil kuesioner yang merupakan kumpulan pemikiran
[image:46.612.220.457.371.674.2]dari masing-masing pimpinan.
Gambar 5. Tahapan predikasi permintaan pelanggan dengan metode Delphi
Metode kuantitatif Pengumpulan Data Historis
Metode kualitatif
Metode Delphi
Pemberian kuesioner
Kuesioner tahap 1
Kuesioner tahap 2
Data historis satu tahun sebelumnya (4 triwulan)
Hasil Modus kuesioner tahap 1 (dalam %)
Hasil rata-rata kuesioner tahap 2 (dalam %)
Prediksi tahun depan (dalam triwulan)
3. 5.2. Metode Perencanaan Agregat
Pemrograman linier dapat digunakan sebagai alat perencanaan
agregat untuk mengetahui produksi optimal setelah dilakukannya
peramalan. Kelebihan model ini adalah pertama, mudah dilaksanakan terutama jika menggunakan alat bantu komputer,
kedua, dapat menggunakan banyak variabel sehingga berbagai kemungkinan untuk memperoleh pemanfaatan sumber daya yang
optimum dapat dicapai dan ketiga, fungsi tujuan dapat disesuaikan dengan tujuan penelitian atau berdasarkan data yang tersedia
Perencanaan produksi agregat bertujuan memberikan variasi
optimal dari sumber daya yang digunakan dengan meminimumkan
biaya yang dikeluarkan, yaitu biaya upah tenaga kerja, biaya
penyimpanan, biaya subkontrak dan biaya produksi lainnya.
Formulasi pemrograman linier dalam penelitian ini didasarkan oleh
model yang dijelaskan oleh Hendra Kusuma (2004) namun
disesuaikan dengan keadaan PT APP dengan asumsi tidak ada kerja
lembur dan perusahaan selalu melakukan subkontrak. Formulasi
dasar sistem perencanaan produksi agregat adalah sebagai berikut :
Fungsi tujuan :
4
Min C = ∑ (
m
1t M1t +m
2t M2t +n
t Nt +o
t Ot +p
tPt )...(2)t = 1
keterangan :
C : Total biaya (Rp)
t : periode waktu (bulan)
M1t : Jumlah Palet ekspor yang dipoduksi pada periode t (unit)
M2t : Jumlah Palet lokal yang dipoduksi pada periode t (unit)
Nt : Jumlah pemakaian jam kerja variabel periode t (jam)
Ot : Jumlah persediaan produk jadi pada periode t (unit)
Pt : Jumlah subkontrak palet pada periode t (unit)
m
1t : Biaya produksi palet ekspor (Rp per unit)26
n
t : Upah reguler tenaga kerja (Rp per jam)o
t : Biaya persediaan produk jadi (Rp per unit)p
t : Biaya subkontrak palet (Rp per unit)Fungsi kendala dalam perencanaan produksi ini antara lain :
1. Jumlah produksi
Jumlah produksi kemasan kayu sama dengan jumlah
permintaan pelanngan. Dengan demikian jumlah produksi adalah
Mt = Xt
Keterangan Xt adalah jumlah peramalan penjualan (unit)
2. Kapasitas jam kerja reguler
Kapasitas jam reguler yang tersedia berbeda-beda setiap
bulannya tergantung pada jumlah hari libur nasional, namun pada
penelitian ini diasumsikan sama tiap bulan. Sehingga dapat
dibuat persamaan sebagai berikut : Nt < Gt
Keterangan : Gt adalah kapasitas jam kerja tersedia (jam).
3. Pemakaian jam kerja reguler
Pemakaian jam kerja reguler akan sama dengan jam kerja
yang benar-benar dipakai untuk berproduksi .
4. Kapasitas gudang produk jadi
Pt < Ft ( kapasitas gudang produk jadi).
5. Tingkat persediaan produk jadi
Tingkat persediaan produk jadi biasanya disesuaikan
dengan kebijakan perusahaan.
6. Kapasitas mesin
Kendala kapasitas mesin dihitung dengan menggunakan
jumlah kubik yang dihasilkan maksimal mesin utama.
7. Tingkat subkontrak
Tingkat subkontrak disesuaikan dengan kebijakan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Perkembangan PT APP
PT Adi Putra Perkasa (PT APP) adalah pelaku bisnis yang bergerak
dibidang kemasan kayu (Wooden Packing) yang sebagian besar produknya
berupa palet. Produk lain yang perusahaan hasilkan adalah peti, tong kayu,
dan kemasan kayu lainnya namun permintaannya jarang sekali.
PT APP didirikan pada tanggal 17 Mei 1999 di Jl. Raya Alternatif
Sukabumi No.17, Cicurug, Sukabumi 43359 dengan area seluas + 10.000
m2 dengan bentuk perusahaan perseorangan. Pada tahun 2005 bentuk perusahaan PT APP telah berubah menjadi perseroan terbatas (PT) dan
melakukan kerja sama dibawah pengawasan badan karantina pertanian
sebagai instansi pelaksana sertifikasi kemasan kayuISPM#15.
PT APP mendapatkan izin sebagai pelaksana sertifikasi kemasan
kayu ISPM#15 dengan nomor registrasi ID 032 mulai bulan September
2005 sampai sekarang yang di audit setiap satu tahun sekali. Selain itu, PT
APP juga telah menjadi anggota Asosiasi Perusahaan Jasa Kemasan Kayu
Indonesia (APJASKINDO) pada tanggal 22 Desember 2005. Sertifikat dan
kartu keanggotaan dapat dilihat pada Lampiran 2.
4.1.2. Struktur Organisasi Perusahaan
PT APP dipimpin oleh seorang direktur utama, yang juga merupakan
pemilik dari perusahaan. Pada pelaksanaannya direktur utama dibantu oleh
wakil direktur dan empat manajer, sedangkan untuk kontrol dan
pengawasan dibantu oleh dua staf ahli yaitu manajer mutu dan manajer
teknis. Saat ini perusahaan memiliki empat puluh empat karyawan, terdiri
dari 27 staf dan harian serta 17 karyawan borongan. Struktur organisasi PT
28
Direktur Utama Adi Saputra, S.Sos
Wakil Manajemen Aria bangsa
Manajer Mutu Ade Ismail, S.Sos
Manajer Teknis Oghalion
Manajer Produksi H. Makmur
Manajer Keuangan Alfie Sukri
Manajer Administrasi Endro Susilo
Manajer Pemasaran Endro Susilo
[image:50.612.171.506.81.209.2]Staf Staf Staf Staf
Gambar 6. Struktur Organisasi PT APP (Sumber : PT APP, 2007) Berdasarkan struktur organisasi dari perusahaan tersebut, maka
tanggung jawab dan wewenang dari masing-masing jabatan adalah sebagai
berikut :
a. Direktur Utama
Direktur utama bertanggung jawab memimpin manajemen
perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan baik tujuan internal
seperti menetapkan sistem mutu secara mantap dan berkesinambungan,
dan. tujuan eksternal berupa tercapainya persyaratan pelanggan secara
efektif dan efisien.
b. Wakil Direktur
Tugas dari wakil direktur adalah membantu direktur utama baik
perencanaan, pengorganisasian, teknis dan pengawasan.
c. Bidang Kontrol dan pengawasan
Bidang ini terdiri dari manajer mutu yang bertanggung jawab
terhadap persiapan penyusunan bahan, pemeliharaan, sosialisasi dan
pelaksanaan dokumen sistem mutu, sedangkan manajer teknis
bertanggung jawab terhadap pengarahan auditor untuk pelaksanaan
audit dan bertanggung jawab terhadap metode dan pengembangan
teknis produksi dilapangan sesuai dengan standar mutu yang
ditetapkan perusahaan, pemesan dan badan karantina pertanian.
d. Manajer Lainnya
Manajer yang bertanggung jawab dalam proses produksi adalah
manager produksi, manajer keuangan bertanggung jawab dalam
beban-beban dan utang piutang perusahaan, manajer administrasi
bertanggung jawab terhadap berkas – berkas perusahaan sedangkan
manajer pemasaran bertugas merencanakan, menentukan harga,
promosi, distribusi barang serta merencanakan / mengatur persediaan
barang yang berkaitan dengan operasional perusahaan.
4.1.3. Pemasaran dan Pemasok Bahan Baku PT APP
Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan pelanggan setelah
membandingkan antara apa yang dia terima dan harapannya (Husein
Umar, 2003). Oleh karena itu, PT APP selalu berusaha untuk memenuhi
kepuasan pelanggan melalui mutu produk dan pelayanannya dalam
memenuhi permintaan, kegiatan penjualan, pelayanan setelah penjualan
dan nilai-nilai perusahaan. Dengan komitmen yang dilakukan perusahaan
terhadap pelanggan mulai dari berdirinya perusahaan maka saat ini
perusahaan telah mempunyai 12 perusahaan sebagai pelanggan tetap
dengan jumlah permintaan yang bervariasi. Dua belas perusahaan tersebut
[image:51.612.168.466.414.668.2]dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Pelanggan dan permintaan palet dari bulan Mei 2006 –April 2007
No Nama Perusahaan Permintaan (unit) 1 PT Samsung Electronics Indonesia 23.577 2 PT Sliontec Ekadharma Indonesia 801 3 PT Energizer Indoesia 10.560 4 PT Argha Karya Prima Industri. Tbk 202
5 PT Mitsubishi Jaya 523
6 PT Sariwangi A.E.A 2.093
7 PT Indolakto 1.551
8 PT Djojonegoro C - 1000 1.460
9 SANYO 123
10 PT Kangar Konsolidasi Industies 1.869
11 THC 400
12 MC Pet Film Indonesia 405
30
Pelaksanaan poses produksi akan berjalan lancar, tentu saja tidak
terlepas dari pemasok baik bahan baku maupun bahan pendukung.
Beberapa pemasok yang dijadikan sumber bahan baku dapat dilihat pada
Tabel 3. Selain bahan baku, perusahaan juga menerima pasokan produk
jadi dari subkontraktor untuk memenuhi permintaan pelanggan ketika
[image:52.612.166.433.215.481.2]perusahaan tidak dapat memenuhinya.
Tabel 3. Pemasok bahan baku dan subkontraktor PT APP
No Nama Pemasok Jenis Barang
1 CV Star Bersaudara Kayu dan Palet
2 CV Gumbira Kayu dan Palet
3 PD Sri Rejeki Kayu
4 PD Berkah Kayu
5 UD Monica Palet
6 PD Chipperty & Kay Palet
7 TB Tenjo Ayu Material : Paku Lem, dll
8 TB Jambul Material : Paku, Lem, dll
9 CV Alba Wiyata Mandiri Kayu dan Palet
10 Empar Kayu
11 H Sulaiman Kayu
12 Arifin Kayu
13 H Ukat Kayu dan Palet
14 PD Benda Jaya Kayu
Sumber : PT Adi Putra Perkasa , 2007
4.1.4. Fasilitas Perusahaan
Fasilitas perusahaan merupakan bangunan dan peralatan yang
terdapat diperusahaan yang menunjang proses produksi dan kesejahteraan
karyawan.
Fasilitas perusahaan pada PT APP adalah :
a. Fasilitas Utama
PT APP memiliki mesin – mesin produksi yang berfungsi dalam
proses pengolahan dan perakitan. Salah satu mesin utama yang
menentukan berapa kapasitas mesin maksimal yang dihasilkan
perusahaan dalam meter kubik. Mesin pendukung lainnya digunakan
untuk memotong, memb