• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem penjadwalan kedinasan masinis di PT.Kereta Api Indonesia (studi kasus DAOP 2 Bandung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem penjadwalan kedinasan masinis di PT.Kereta Api Indonesia (studi kasus DAOP 2 Bandung)"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Nama : Fenni Suhardianningsih

Nim : 10108975

Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 15 Februari 1986

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan Kewarganegaraan : Indonesia

Anak Ke : Satu dari dua bersaudara

Alamat : Jl. Sekeloa Selatan No. 7 Bandung Telepon : 0852 2002 1650

Email : fennisuhardianningsih@gmail.com

2. RIWAYAT PENDIDIKAN

Sekolah Dasar : SD Negeri Mojorejo 9 Madiun Sekolah Menengah Pertama : SLTP Negeri 4 Madiun

Sekolah Menengah Atas : SMAN 5 Madiun

Perguruan Tinggi : Diploma III Manajemen Informatika UNPAD Perguruan Tinggi : S1 Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Universitas Komputer Indonesia Tahun Ajaran 2012-2013

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan.

Bandung, Agustus 2013

(6)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana Program Stusi S1 Teknik Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

FENNI SUHARDIANNINGSIH

10108975

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

(7)

iii Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillahi Rabbil„alamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sistem Penjadwalan Kedinasan Masinis Di PT. Kereta Api Indonesia (PERSERO)”.

Penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa mendapat dukungan, bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof.Dr.H.Denny Kurniadie Ir.M.Sc, selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

2. Bapak Irawan Afrianto, S.T, M.T. selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi Universitas Komputer Indonesia.

3. Bapak Andri Heryandi, S.T, M.T, selaku dosen wali IF-11K 2008.

4. Ibu S. Indriani L, S.T., M.T, selaku dosen pembimbing penyusunan skripsi yang selalu memberikan masukkan-masukkan yang membuat semangat dalam penyusunan skripsi.

(8)

iv

7. Bapak Yana yang telah menerima penulis untuk melakukan penelitian tugas di PT. Kereta Api Indonesia (PERSERO) Bandung.

8. Bapak Nono Warsito selaku pembimbing dari PT. KAI Bandung terimakasih atas bantuannya selama penyusunan skripsi ini.

9. Orang tua tercinta, Bapak Sutarjo dan Ibu Suciningsih serta adik saya, Yuniarti Dwiningsih, atas dukungan moril maupun materil serta iringan doa yang tulus yang selalu menyertai sehingga dapat memudahkan penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

10. Suami tercinta, Ayah Andik Setiawan dan anakku Naufal Khairiy Akram, atas dukungan moril maupun materil serta iringan doa yang tulus yang selalu menyertai sehingga dapat memudahkan penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini

11. Teman-teman IF-11K 2008 dan teman satu pembimbing Rizky, yang bersama-sama berjuang dan saling membantu dalam penulisan skripsi ini.

12. Serta pihak-pihak lain yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan.

(9)

v

Bandung, 28 Agustus 2013

(10)

vi

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR SIMBOL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Metodologi Penelitian ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Sejarah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) ... 9

2.1.1 Visi dan Misi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) ... 11

2.1.2 Struktur Organisasi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) ... 11

2.2 Landasan Teori ... 15

2.2.1 Konsep Dasar Sistem... 16

2.2.1.1 Karakteristik Sistem ... 17

2.2.1.2 Analisis Sistem ... 18

2.2.2 Pengertian Informasi ... 18

(11)

vii

2.2.3.2 Alat Pemodelan Sistem Informasi ... 22

2.2.3.3 Perancangan Basis Data ... 22

2.3 Penjadwalan ... 23

2.3.1 Algoritma Backtrack (Runut Balik) Dalam Penjadwalan ... 23

2.3.2 Properti Umum Metode runut balik (Backtracking) ... 24

2.4 Perangkat Lunak Pendukung ... 25

2.4.1 PHP ... 25

2.4.2 MySQL ... 26

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN ... 29

3.1 Analisis Sistem ... 29

3.1.1 Analisis Masalah ... 29

3.1.2 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan ... 30

3.1.2.1 Analisis Sistem Yang Akan Dibuat... 33

3.1.2.2 Analisis Metode Algoritma Backtrack Terhadap Kasus Penjadwalan ... 35

3.1.3 Analisis Aturan Bisnis Sistem ... 38

3.1.3.1 Analisis Aturan Bisnis Berdasarkan Fakta ... 38

3.1.3.2 Analisis Aturan Bisnis Berdasarkan Kebutuhan ... 39

3.1.3.3 Kesimpulan Analisis Aturan Bisnis ... 39

3.1.4 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak ... 39

3.1.5 Analisis Kebutuhan Nonfungsional ... 40

3.1.5.1 Analisis Perangkat Keras ... 41

3.1.5.2 Analisis Perangkat Lunak ... 41

(12)

viii

3.1.7.1 Diagram Konteks ... 46

3.1.7.2 Data Flow Diagram ... 46

3.1.8 Spesifikasi Proses ... 54

3.1.9 Kamus Data... 67

3.2 Perancangan Sistem... 74

3.2.1 Perancangan Data ... 75

3.2.2 Perancangan Pengkodean ... 78

3.2.3 Perancangan Arsitektural Perangkat Lunak ... 80

3.2.4 Perancangan Struktur Menu ... 80

3.2.5 Perancangan Antarmuka Perangkat Lunak ... 83

3.2.5.1 Perancangan Form ... 83

3.2.5.1.1 Perancangan Antarmuka Login ... 84

3.2.5.1.2 Perancangan Antarmuka Menu Utama Super Administrator ... 84

3.2.5.1.3 Perancangan Antarmuka Menu Utama Administrator ... 85

3.2.5.1.4 Perancangan Antarmuka Menu Utama Pengguna Umum ... 85

3.2.4.1.5 Perancangan Antarmuka Menu Data Masinis ... 86

3.2.4.1.6 Perancangan Antarmuka Menu Tambah Data Masinis ... 86

3.2.4.1.7 Perancangan Antarmuka Menu Ubah Data Masinis ... 87

3.2.4.1.8 Perancangan Antarmuka Menu Data Pengguna ... 87

3.2.4.1.9 Perancangan Antarmuka Menu Tambah Data Pengguna ... 88

3.2.4.1.10 Perancangan Antarmuka Menu Ubah Data Pengguna ... 88

3.2.4.1.11 Perancangan Antarmuka Menu Data Lintas ... 89

3.2.4.1.12 Perancangan Antarmuka Menu Tambah Data Lintas ... 89

(13)

ix

3.2.4.1.17 Perancangan Antarmuka Menu Rute ... 92

3.2.4.1.18 Perancangan Antarmuka Tambah Menu Rute ... 92

3.2.4.1.19 Perancangan Antarmuka Ubah Menu Rute... 93

3.2.4.1.20 Perancangan Antarmuka Menu Jadwal Dinas ... 93

3.2.4.1.21 Perancangan Antarmuka Menu Cari Penjadwalan Dinas Masinis94 3.2.6 Perancangan Pesan ... 94

3.2.7 Perancangan Jaringan Semantik ... 95

3.2.8 Perancangan Prosedural... 97

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ... 103

4.1 Implementasi Sistem ... 103

4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras ... 104

4.1.2 Spesifikasi Perangkat Lunak ... 105

4.1.3 Implementasi Basis Data ... 105

4.1.4 Implementasi Antarmuka ... 110

4.2 Pengujian Perangkat Lunak ... 112

4.2.1 Rencana Pengujian ... 112

4.2.2 Kasus dan Hasil Pengujian Alpha ... 114

4.2.2.1 Pengujian Login Administrator... 114

4.2.2.2 Pengujian Tambah Data Masinis ... 115

4.2.2.3 Pengujian Ubah Data Masinis ... 116

4.2.2.4 Pengujian Hapus Data Masinis ... 117

4.2.2.5 Pengujian Tambah Data Kereta Api... 118

4.2.2.6 Pengujian Ubah Data Kereta Api ... 118

(14)

x

4.2.2.11 Pengujian Tambah Data Lintas ... 121

4.2.2.12 Pengujian Ubah Data Lintas ... 122

4.2.2.13 Pengujian Hapus Data Lintas ... 122

4.2.2.14 Pengujian Tambah Data Pengguna ... 123

4.2.2.15 Pengujian Ubah Data Pengguna ... 124

4.2.2.16 Pengujian Hapus Data Pengguna ... 124

4.2.2.17 Pengujian Proses Jadwal Dinas ... 125

4.2.3 Kesimpulan Hasil Pengujian Alpha ... 125

4.2.4 Pengujian Beta ... 126

4.2.5 Kesimpilan Pengujian... 135

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 137

5.1 Kesimpulan ... 137

5.2 Saran ... 137

(15)

139

[2] Jogiyanto. HM, (1993), Analisis dan Desain Sistem Informasi, Yogyakarta : Andi Offset

[3] Algoritma Backtracking

http://www.scribd.com/fullscreen/109508840?access_key=key-150mz0lnxeqrygyqptiu (diakses pada tanggal 7 April 2013 jam 22.31 wib)

[4] Rinaldi Munir, (2005), Diktat strategi Algoritmik, Bandung : Teknik Informatika ITB.

[5] Algoritma Backtracking

s_kom_056862_chapter2.pdf(diakses pada tanggal 7 Maret 2013 jam 20.45 wib)

[6] http://www.onlinesyariah.com/2012/12/contoh-skala-likert-penelitian.html.

(16)

1

PT. Kereta Api Indonesia (PERSERO) adalah perusahaan pengelola kereta api di Indonesia yang telah banyak mengoperasikan kereta api penumpangnya, baik kereta api utama (komersil dan non komersil), maupun kereta api lokal di Jawa dan Sumatera, yang terdiri dari beberapa kelas yaitu kereta api kelas eksekutif, kereta api kelas bisnis, kereta api kelas campuran (eksekutif, bisnis, dan ekonomi), kereta api kelas ekonomi AC, kereta api kelas ekonomi, kereta api lokal, dan kereta rel listrik (KRL). PT. KAI selalu berusaha meningkatkan kualitas untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi penumpang kereta api. Rangkaian kereta api dapat beroperasi jika ada lokomotif dan pegawai kereta api. Pegawai kereta api adalah petugas kereta api yang bertanggung jawab selama dalam perjalanan. Pegawai kereta api terdiri dari Masinis, Asisten Masinis, Kondektur, Teknisi kereta api dan runner AC. Mereka secara profesional terlatih untuk melayani pelanggan kereta api.

(17)

Terdapat 41 jadwal keberangkatan kereta api perhari yang beroperasi di kota Bandung, tentunya dibutuhkan penjadwalan yang tepat antara penjadwalan kereta api dan kedinasan masinis. Penyusunan penjadwalan masinis kereta api yang berada di bagian Unit Pelaksana Teknis (UPT) Crew KA Bandung. Pembuatan jadwal kedinasan masinis dalam suatu PT. KAI harus memperhatikan beberapa faktor antara lain jumlah kereta api yang dioperasikan setiap harinya, jumlah masinis yang bisa ditugaskan, serta keberadaan masinis apakah sedang dinas atau libur. Petugasan masinis ketika ditugaskan kembali setelah beristirahat kurang lebih 8-13 jam. Masa dinas masinis adalah kurang lebih selama 6-8 jam setiap harinya, dan masinis harus mendapatkan 1 hari libur setelah 6 hari dinas. Jika dalam proses penjadwalan ternyata diindikasikan kekurangan masinis maka dibuatkan masinis pengganti untuk menggantikan masinis yang tidak dapat melakukan dinas karena sedang berhalangan hadir. Penjadwalan yang selama ini telah dilakukan oleh PT. KAI untuk masinis adalah 6 hari kerja dan 1 hari libur yang dilakukan dengan sistem rotasi dan dalam pembuatan jadwal dilakukan setiap harinya oleh bagian Asisten Urusan Masinis. Hal tersebut menjadi kurang efektif apabila ada masinis yang berhalangan hadir secara mendadak, maka harus disiapkan pengganti sebagai pengganti masinis yang berhalangan hadir.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dibuat “ Sistem Penjadwalan Masinis di PT. Kereta Api Indonesia (PERSERO)”, dengan harapan sistem ini dapat membantu karyawan dalam membuat jadwal masinis secara cepat dan akurat dalam menyusun jadwal karena semua perhitungan dilakukan secara otomatis dengan menggunakan aplikasi penjadwalan dengan algoritma backtrack dalam menyusun jadwal dinas masinis dan penjadwalannya.

1.2 Perumusan Masalah

(18)

1.3 Maksud dan Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dari penulisan skripsi ini adalah untuk membangun Sistem Penjadwalan Masinis di PT. Kereta Api Indonesia (PERSERO). Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menghindari terjadi bentrok dalam penjadwalan masinis.

2. Untuk menghindari jadwal dinas masinis yang sama dalam satu lintas dan pada jam yang sama dalam satu hari.

3. Untuk memudahkan proses pergantian masinis yang sedang dinas jika masinis tersebut berhalangan hadir.

1.4 Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, membatasi masalah agar tujuan dan sasaran yang diinginkan dapat tercapai. Adapun batasan masalah sebagai berikut :

1. Data yang akan diolah dalam aplikasi ini, yaitu data masinis, data lintas, data kereta api, data rute, data pengguna, dan data jadwal dinas.

2. Proses yang terdapat dalam aplikasi ini adalah pengolahan data masinis, pengolahan data lintas, pengolahan data kereta api, pengolahan data rute, pengolahan data pengguna, dan pengolahan data jadwal dinas yang berupa prosedur tambah, hapus, ubah, simpan, cari data dan laporan.

3. Keluaran atau informasi yang dihasilkan dari sistem dan aplikasi ini adalah informasi masinis, informasi lintas, informasi kereta api, informasi rute, informasi pengguna, informasi penjadwalan kedinasan masinis.

4. Pendekatan analisis pembangunan perangkat lunak yaitu pendekatan analisis terstruktur.

5. Algoritma yang akan digunakan dalam menyusun jadwal dinas masinis adalah algoritma backtrack untuk mendeteksi penjadwalan yang sama.

6. Penjadwalan masinis yang akan dibuat adalah penjadwalan masinis perminggu yang berada di DAOP 2 Bandung.

(19)

8. Aplikasi ini menggunakan Database Management System (DBMS) yaitu MySQL versi 5.5. 16.

9. Aplikasi ini mengunakan hak akses multi user yang akan dibagi sesuai dengan kebutuhan user.

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan untuk membangun aplikasi sistem penjadwalan kedinasan masinis menggunakan metode analisis deskriptif yaitu suatu metode yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diperlukan, melalui tahapan sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data

Metodologi yang digunakan dalam mengumpulkan data yang berkaitan dengan penyusunan laporan dan pembuatan aplikasi ini adalah sebagai berikut :

a. Studi Literatur

Pada tahap ini, mencari informasi mengenai pengaturan penjadwalan kru masinis dan algoritma yang digunakan untuk membuat penjadwalan kru masinis dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal, paper dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan judul penelitian.

b. Observasi

Pada tahap ini, mengumpulkan data dengan mengadakan penelitian dan peninjauan langsung terhadap permasalahan yang diambil. Tempat penelitiannya di PT. Kereta Api Indonesia (PERSERO) Bandung, khususnya di bagian Unit Pelaksana Teknis (UPT) Crew KA DAOP 2 Bandung.

c. Interview

(20)

Warsito sebagai Kepala UPT Crew KA Bandung dan bapak M. Ali Syamsi sebagai Assisten Urusan Masinis Bandung.

2. Tahap Pembuatan Perangkat Lunak

Pemodelan dalam pengembangan sistem ini merupakan tahap yang harus dikerjakan, dibagian awal rekayasa dan pemodelan ini akan mempengaruhi pekerjaan-pekerjaan dalam rekayasa perangkat lunak tersebut. Dalam mengembangkan sistem informasi ini menggunakan metode Waterfall (The Classic Life Cycle). Model Waterfall mengusulkan sebuah pendekatan kepada perkembangan perangkat lunak yang sistematis dan sekuensial yang mulai pada Analisis Kebutuhan dan Definisi Sistem, Perancangan Sistem dan Perangkat Lunak, Implementasi dan pengujian unit, Integrasi dan pengujian sistem, pengoperasian dan Pemeliharaan. Dapat dilihat pada gambar 1.1 sebagai berikut :

Gambar 1.1 Skema Waterfall [1]

Tahap pengembangan perangkat lunak dengan menggunakan metode Waterfall meliputi:

a. Analisis Kebutuhan dan Definisi Sistem

Tahap ini merupakan tahap menganalisis hal-hal yang diperlihatkan dalam pelaksanaan proyek pembuatan proyek pembuatan dan pengembangan perangkat lunak yang bertujuan untuk memahami sistem yang ada serta Analisis

Kebutuhan dan Definisi Sistem

Perancangan Sistem dan Perangkat lunak

(21)

mengidentifikasi masalah dan mencari solusi. Hal tersebut dapat membantu pengumpulan kebutuhan untuk sistem penjadwalan perangkat lunak yang berupa data input, proses yang terjadi dan output yang diharapkan dengan melakukan wawancara dan observasi. Hasilnya berupa diagram konteks, data flow diagram, entity relation diagram, spesifikasi proses, kamus data, perancangan interface dan implementasi interface. b. Perancangan Sistem dan Perangkat Lunak

Tahap ini merupakan tahap mengalokasikan persyaratan baik perangkat keras atau sistem perangkat lunak dengan membentuk sebuah sistem secara keseluruhan arsitektur. Perancangan perangkat lunak mengidentifikasi dan menggambarkan dasar sistem abstraksi perangkat lunak dan hubungan diantara yang terjadi berupa perancangan antarmuka (input dan output), perancangan file-file atau basis data dan merancang prosedur (algoritma).

c. Implementasi dan Pengujian Unit

Tahap ini perancangan perangkat lunak direalisasikan sebagai serangkaian program atau unit program dengan menggunakan bahasa PHP. Pengujian unit memastikan bahwa setiap unit memenui spesifikasinya.

d. Integrasi dan Pengujian Sistem

Setelah pengujian unit program, unit program atau program diintegrasikan dan diuji sebagai sistem yang lengkap untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah memenuhi persyaratan, setelah pengujian sistem selesai, perangkat lunak di kirimkan ke user atau konsumen. Proses pengujian difokuskan pada kebenaran logika internal perangkat lunak dan fungsional sistem serta interaksi antara sistem dan pemakai.

e. Pengoperasian dan Pemeliharaan

(22)

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab 1 menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab 2 membahas profil perusahaan, berbagai konsep dasar dan teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian yang dilakukan dan hal-hal yang berguna dalam proses analisis permasalahan serta tinjauan terhadap penelitian-penelitian serupa yang telah pernah dilakukan sebelumnya termasuk sintesisnya.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab 3 berisi menganalisis sistem yaitu menganalisis masalah, menganalisis sistem yang sedang berjalan, spesifikasi kebutuhan perangkat lunak, menganalisis kebutuhan non fungsional, menganalisis data, menganalisis kebutuhan fungsional, spesifikasi proses, kamus data, DFD, ERD.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Bab 4 menjelaskan tentang implementasi hasil dari perancangan aplikasi ke dalam bentuk bahasa pemrograman. Serta kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan dalam mengembangkan aplikasi.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

(23)
(24)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA di desa Kemijen, Jum’at tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh “Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij” (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867.

Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan KA antara Kemijen-Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang- Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan KA di daerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864-1900 tumbuh dengan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 Km, tahun 1870 menjadi 110 Km, tahun 1880 mencapai 405 Km, tahun 1890 menjadi 1.427 Km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 Km.

Selain di Jawa, pembangunan jalan KA juga dilakukan di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), bahkan tahun 1922 di Sulawasi juga telah dibangun jalan KA sepanjang 47 Km antara Makasar-Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya Ujungpandang-Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA Pontianak-Sambas (220 Km) sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, pernah dilakukan studi pembangunan jalan KA.

Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai 6.811 Km. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang Iebih 901 Km raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan KA di sana.

(25)

Jenis jalan rel KA di Indonesia semula dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750 mm (di Aceh) dan 600 mm di beberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan rel yang dibongkar semasa pendudukan Jepang (1942-1943) sepanjang 473 Km, sedangkan jalan KA yang dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 km antara Bayah-Cikara dan 220 Km antara Muaro-Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan KA Muaro-Pekanbaru diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang mempekerjakan 27.500 orang, 25.000 diantaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro-Pekanbaru.

Gambar 2.1 Monumen Hari Kereta Api 28 September 1945 dan Lokomotif Uap D 52099

Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan KA yang tergabung dalam “Angkatan Moeda Kereta Api” (AMKA) mengambil alih kekuasa-an perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah tersebut terjadi pada tanggal 28 September 1945. Pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada di tangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperbolehkan campur tangan lagi urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta

(26)

2.1.1 Visi dan Misi PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

Visi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders. Sedangkan misinya adalah menyelenggarakan bisnis kereta api dan bisnis usaha penunjangnya, melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan 4 pilar utama yaitu keselamatan, ketepatan waktu, pelayanan dan kenyamanan

2.1.2 Struktur Organisasi PT. Kereta Api Indonesia (PERSERO)

(27)
(28)

Keterangan untuk Gambar 2.2, yaitu:

KUPT Crew : Kepala Unit Pelaksana Teknis CB : Cibatu

BD : Bandung PWK : Purwakarta

Tugas pokok dari setiap bagian yang ada di struktur organisasi UPT Crew KA Daerah Operasi (DAOP) 2 Bandung pada Gambar 2.2, yaitu:

1. Kepala UPT

Kepala UPT mempunyai tugas pokok merencanakan jumlah dan kualitas awak KA (Masinis atau Assisten Masinis dan Kondektur), mengalokasikan dan membina awak KA, mengevaluasi dan menilai kinerja awak KA, pelaksanaan administrasi UPT. Crew KA serta membuat laporan manajemen kepada atasan langsung.

2. Asisten Urusan Masinis atau Asisten Masinis

Asisten Urusan Masinis atau Asisten Masinis yang mempunyai tugas dan tanggung jawab merencanakan, mengatur dan menyiapkan dinasan Masinis atau Asisten Masinis, melaksanakan administrasi keuangan G.43, serta membuat penilaian kinerja Masinis atau Assisten Masinis.

3. Assisten Urusan Kondektur

Assisten Urusan Kondektur yang mempunyai tugas dan tanggung jawab merencanakan, mengatur dan menyiapkan dinasan Kondektur, melaksanakan administrasi keuangan G.43 serta membuat penilaian kinerja Kondektur.

4. Assisten Urusan Administrasi

Assisten Urusan Administrasi mempunyai tugas pokok dan tanggung jawab melaksanakan administrasi keuangan, pengesahan pembayaran premi G.43 kepada awak KA sesuai dinasan, menjaga dan bertanggung jawab atas pemasukan dan pengeluaran premi G.43 awak KA, evaluasi pembukuan pengeluaran premi G.43 awak KA serta melaksanakan administrasi lainnya yang terkait dengan data, informasi awak KA dan pengawasan griya karya. 5. Penyelia

(29)

a. Pengaturan dan penyiapan dinasan Masinis atau Asisten Masinis jalan untuk dinasan KA, maupun dinasan Masinis langsir.

b. Pemeriksaan, penelitian kelengkapan dan kebenaran bentuk-bentuk perjalanan dinas untuk Masinis yang dinas jalan maupun dinasan Masinis langsir, antara lain LHM (T.83), Tabel Kereta Api (T.100).

c. Pengisian bentuk T.83 Laporan Harian Masinis (LHM) dan perhitungan jumlah Kilometer jalan.

d. Pemberian pengarahan kepada Masinis atau Asisten Masinis dinas jalan maupun Masinis dinas langsir.

e. Pengaturan pelaksanaan kegiatan administrasi guna menunjang kelancaran dan ketertiban pelaksanaan tugas operasional Awak KA dan para pegawai lainnya di lingkungan Assisten Urusan Masinis atau Assisten Masinis. f. Pencatatan buku penilaian kinerja pegawai dan pembuatan RAPI para

pegawai di lingkungan Assisten Urusan Masinis atau Assisten Masinis. g. Pembuatan bentuk biaya dan laporan bulanan biaya awak KA (Masinis atau

Assisten Masinis dinas jalan maupun Masinis dinas langsir)

h. Pemantauan KA-KA di wilayahnya dan bekerja sama dengan PPKA. i. Pembuatan laporan harian situasi operasi.

j. Penyediaan data dan informasi kekuatan dan kebutuhan pegawai di lingkungan Assisten Urusan Masinis dan Assisten Masinis.

k. Pembentukan dan pelatihan lapangan terhadap Calaon Masinis atau Assisten Masinis baik dari sisi regulasi maupun taktis menjalankan KA agar masinis mampu melaksanakan tugas operasi dengan selamat, aman, nyaman.

l. Pembinaan dan evaluasi kinerja Masinis atau Assisten Masinis. 6. Masinis

Masinis yang mempunyai tugas pokok, sebagai berikut:

(30)

b. Pemimpin selama dalam perjalanan kereta api yaitu

1. Memimpin awak sarana kereta api yang ditugaskan dalam kereta api dan bertanggung jawab terhadap seluuruh rangkaian kereta api yang dibawanya

2. Mengerjakan pengisian Lapka dibantu oleh asisten masinis

3. Mengawasi pemasangan dan pencabutan semboyan yang diwajibkan pada kereta api

4. Harus selalu berkomunikasi dengan PPKP, misal: a. Perubahan persilangan atau penyusulan b. Terjadi kerusakan sarana ditengah perjalanan c. Terjadi “kejadian luar biasa” dalam perjalanan

d. Adanya genjotan, goyangan, dan taspat yang belum diwartakan atau telah dicabut atau kerusakan prasarana yang lain

e. Permintaan pertolongan misalnya keamanan, kondisi rangkaian, orang sakit

f. Penambahan kelambatan dalam perjalanan. 7. Assisten Masinis

Asisten masinis mempunyai tugas pokok yaitu membantu masinis dalam mengoperasikan kereta api dan langsiran.

8. Kondektur

Kondektur mempunyai tugas pokok yaitu memeriksa tiket pada saat penumpang kereta api sudah ada di kereta api.

2.2 Landasan Teori

(31)

2.2.1 Konsep Dasar Sistem

Suatu sistem terdiri dari elemen-elemen yang berhubungan melalui berbagai bentuk interaksi dan bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Elemen-elemen tersebut mempunyai sifat dan di dalam menjalankan fungsinya tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain akan saling berhubungan dan saling mempengaruhi proses secara keseluruhan. Dalam memahami suatu sistem diperlukan pemahaman mengenai sistem itu sendiri, terdapat beberapa pendekatan dalam mendefinisikan sistem. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur, mendefinisikan sistem sebagai berikut:

”Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu tujuan tertentu”. [2]

Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya, mendefinisikan sistem sebagai berikut :

”Sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai

suatu tujuan”. [2]

Komponen-komponen atau subsistem dalam suatu sistem tidak dapat berdiri sendiri atau lepas sendiri-sendiri. Komponen-komponen atau subsistem saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai.

(32)

2.2.1.1 Karakteristik Sistem

Suatu sistem yang mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yaitu: a. Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja membentuk satu kesatuan komponen sistem atau elemen sistem dapat berupa subsistem atau bagian dari sistem.

b. Batas Sistem

Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan yang luarnya, batas sistem memungkinkan satu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.

c. Lingkungan Sistem

Lingkungan luar (environment) dari suatu sistem adalah di luar batasan dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan merugikan sistem tersebut.

d. Penghubung Sistem

Penghubung sistem (interface) merupakan media penghubung antara sistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

e. Masukan Sistem

Masukan (input) adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem, masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukan agar sistem dapat beroperasi. Signal input adalah yang diproses untuk mendapatkan keluarannya.

f. Keluaran Sistem

(33)

g. Pengolahan Sistem

Sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan merubah masukan menjadi keluaran.

h. Sasaran Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective) kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran sistem adalah pada masukan akan dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

2.2.1.2 Analisa Sistem

Analisis sistem adalah penelitian terhadap suatu peristiwa untuk diketahui sebab musababnya atau prosesnya. Setiap pekerja atau kelompok kerja sanggup mengerjakan bagian kecil tertentu (dalam bidang spesialis), sehingga pekerja dapat konsentrasi penuh pada bidang pekerjaannya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Untuk merealisasikan pekerjaan informasi tersebut agar lebih mudah dikerjakan dan bekerja sama dalam berbagai corak organisasi diperlukan pendekatan sistem. Pendekatan sistem adalah cara untuk melaksanakan pekerjaan terhadap jalannya suatu organisasi.

2.2.2 Pengertian Informasi

Informasi merupakan sesuatu yang harus dimiliki oleh suatu perusahaan atau organisasi untuk bisa tetap eksis dan bertahan, karena kurangnya informasi yang dimiliki akan mengakibatkan perusahaan atau organisasi akan hancur dan berakhir.

(34)

dinikmati tidak hanya oleh satu pihak di dalam organisasi. Lebih lanjut sebagian besar informasi tidak dapat persis ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai uang, tetapi ditaksir nilai efektifitasnya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan nilai analisis cost of efectivness atau cost benefit.

2.2.2.1 Siklus Informasi

Data merupakan bentuk yang masih mentah, sehingga perlu diolah melalui suatu model untuk dihasilkan informasi. Data yang diolah melalui model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan lain kemudian akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus seperti pada Gambar 2.3 berikut ini:

Gambar 2.3 Siklus Informasi

2.2.2.2 Kualitas Informasi

Kualitas dari suatu informasi tergantung pada tiga hal, yaitu:

(35)

b. Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang usang tidak mempunyai nilai lagi. Informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan tidak boleh terlambat (usang). Informasi yang usang tidak akan mempunyai nilai yang baik, sehingga jika digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan akan berakibat fatal atau mengalami kesalahan dalam pengambilan keputusan dan tindakan.

c. Relevan, berarti informasi tersebut harus mempunyai manfaat untuk pemakainya.

2.2.3 Pengertian Sistem Informasi

Dari uraian sistem dan informasi diatas, maka sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan data (kejadian), mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu sistem dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Sistem informasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam suatu sistem organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi. Kegiatan sistem informasi mencakup:

1. Input, menggambarkan kegiatan untuk menyediakan data untuk diproses. 2. Proses, menggambarkan bagaimana suatu data diproses untuk menghasilkan

suatu informasi yang bernilai tambah.

3. Output, suatu kegiatan untuk menghasilkan laporan proses diatas tersebut. 4. Penyimpanan, suatu kegiatan untuk memelihara dan menyajikan data.

(36)

2.2.3.1 Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi dapat terdiri dari komponen-komponen, yaitu: a. Blok Masukan

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

b. Blok Model

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di dasar data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. c. Blok Keluaran

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

d. Blok Teknologi

Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem keseluruhan.

e. Blok Basis Data

Basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan di dalam dasar data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas.

f. Blok Kendali

(37)

2.2.3.2 Alat Pemodelan Sistem Informasi

Alat pemodelan sistem informasi dibutuhkan dalam proses perancangan sistem. Alat pemodelan sistem informasi terdiri dari tiga pemodelan, yaitu:

a. Diagram Alir Dokumen (Flowmap)

Diagram alir dokumen (Flowmap) merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponen dengan maksud untuk mengidentifikasi serta dapat mengevaluasi suatu permasalahan yang diharapkan dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.

b. Diagram Konteks (DK)

Diagram Konteks adalah diagram arus data yang berfungsi untuk menggambarkan keterkaitan aliran-aliaran data antara sistem dengan bagian-bagian luar sistem.

c. Data Flow Diagram (DFD)

Diagram arus data merupakan diagram yang menggambarkan arus data dalam sistem yang akan di bangun, secara paralel dan terstruktur, dengan mengikutsertakan komponen-komponen entitas-entitas yang terkait baik entitas luar maupun entitas dalam, media penyimpanan (storage), proses-proses sistem maupun simbol panah yang menunjukkan hubungan arus data dari proses ke entitas yang terkait.

2.2.3.3 Perancangan Basis Data

Perancangan basis data dibutuhkan agar di dapat sistem yang lengkap dan efisien melalui beberapa tahap, yaitu:

a. Entity Relation Diagram (ERD)

ERD adalah komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang merepresentasikan seluruh fakta di dunia nyata.

b. Normalisasi

(38)

masalah yang biasanya disebut anomali. Anomali adalah proses pada basis data yang memberikan efek samping yang tidak diharapkan.

2.3 Penjadwalan

Penjadwalan berasal dari kata dasar jadwal, berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia yang artinya sebagai berikut:

“Jadwal adalah pembagian waktu berdasarkan rencana pengaturan urutan kerja; daftar atau tabel kegiatan atau rencana kegiatan dengan pembagian waktu pelaksanaan yang terperinci”.

Penjadwalan adalah proses membuat susunan kegiatan dengan pembagian waktu pelaksanaan. Kesimpulan dari sistem penjadwalan adalah sistem yang memberikan informasi berupa data dalam proses mengatur rencana kegiatan dengan pembagian waktu pelaksanaan dalam suatu organisasi atau instansi.

2.3.1 Algoritma Backtrack (Runut Balik) Dalam Penjadwalan

Algoritma backtrack (runut balik) pertama kali diperkenalkan oleh D.H Lehmer pada tahun 1950. Algoritma ini cukup mangkus untuk digunakan dalam beberapa penyelesaian masalah dan juga untuk memberikan kecerdasan buatan dalam game. Beberapa game populer semisal Sudoku, Labirin, Catur juga bisa diimplementasikan dengan menggunakan algoritma runut balik.

(39)

Algoritma runut balik berbasis pada DFS (Depth First Search) sehingga aturan pencariannya akan mengikut kepada aturan pencarian DFS yaitu dengan mencari solusi dari akar ke daun (dalam pohon ruang solusi) dengan pencarian mendalam. Simpul-simpul yang sudah dilahirkan (diperiksa) dinamakan simpul hidup (live node). Simpul hidup yang sedang diperluas dinamakan simpul-E atau Expand Node.

Algoritma backtracking mempunyai prinsip dasar yang sama seperti brute- force yaitu mencoba segala kemungkinan solusi. Perbedaan utamanya adalah pada ide dasarnya, semua solusi dibuat dalam bentuk pohon solusi (pohon ini tentunya berbentuk abstrak) dan algoritma akan menelusuri pohon tersebut secara DFS (depth field search) sampai ditemukan solusi yang layak.

2.3.2 Properti Umum Metode runut balik (Backtracking)

Untuk menerapkan metode runut balik, properti berikut didefinisikan sebagai berikut, yaitu:

1. Solusi Persoalan

Solusi dinyatakan sebagai vektor n-tuple:

X=(x1,x2, ..., xn), xi anggota himpunan berhingga Si.

Mungkin saja S1 = S2 = ... = Sn.

Contoh: Si = {0,1}

Si = 0 atau 1

2. Fungsi Pembangkit nilai xk

Dinyatakan sebagai:

(40)

T(k) membangkitkan nilai untuk xk, yang merupakan komponen vektor solusi

3. Fungsi Pembatas (fungsi kriteria)

Dinyatakan sebagai:

B(x1,x2, ..., xk)

Fungsi pembatasan bertujuan untuk menentukan apakah (x1,x2, ..., xk) mengarah ke solusi. Jika ya, maka pembangkit nilai untuk xk+1 dilanjutkan, tetapi jika tidak, maka (x1,x2, ..., xk) dibuang dan tidak dipertimbangkan lagi dalam pencarian solusi.

2.4 Perangkat Lunak Pendukung

Berdasarkan hasil penelitian dan observasi yang dilakukan di PT. Kereta Api Indonesia, maka perangkat lunak pendukung yang dikembangkan adalah melalui 2 macam aplikasi. Karena komputer client dan server memerlukan aplikasi yang berbeda. Adapun 2 macam aplikasi adalah MySQL yang digunakan untuk pengolahan database server dan PHP. Hal ini dilakukan agar dapat mengembangkan aplikasi sistem client dan server pada komputer client.

2.4.1 PHP

(41)

Beberapa kelebihan PHP sebagai bahasa pemrograman web adalah sebagai berikut (Castagnetto, 1999) :

1. PHP berkerja cepat karena PHP adalah bahasa pemrograman yang berbasis bahasa C. Selain bekerja cepat PHP juga mudah digunakan.

2. PHP merupakan web scripting open source 3. PHP dapat berfungsi pada semua sistem operasi.

4. PHP dapat mengakses berbagai program (misalnya mail server, Oracle, DB2, dll). Hal ini karena PHP dilengkapi dengan berbagai fungsi yang dapat mengakses berbagai jenis program.

5. Kemudahan mencari informasi mengenai PHP. Banyak sekali pengembang dan pengguna PHP serta forum-forum diskusi web yang menyediakan informasi yang diperlukan mengenai PHP (baik mengenai fungsi-fungsinya, maupun error yang terjadi pada PHP).

2.4.2 MySQL

MySQL adalah suatu sistem manajemen database. Suatu database adalah sebuah kumpulan data yang terstruktur. Untuk menambahkan, mengakses, dan memproses data yang tersimpan pada suatu database komputer anda memerlukan sistem manajemen database seperti MySQL. Karena komputer sangat unggul dalam menangani sejumlah besar data, sistem manajemen database memainkan suatu peranan yang penting dalam komputerisasi, baik sebagai utility stand-alone maupun bagian dari aplikasi lainnya.

(42)

Beberapa perintah dasar SQL yang sering dipergunakan pada MySQL adalah sebagai berikut :

a. Create Database

Yaitu perintah yang digunakan untuk membuat database baru. Sintaks : Create database database_nama database

b. Drop Database

Yaitu perintah yang digunakan untuk menghapus database. Sintaks : Drop Tabel Tabel_name

c. Create Tabel

Yaitu perintah yang digunakan untuk membuat tabel baru. Sintaks Create Tabel tabel_name (create_definition) d. Describe

Yaitu perintah yang digunakan untuk mendeskripsikan tabel atau logam Sintaks Describe (Desc) tabel [colum]

e. Alter Tabel

Yaitu perintah yang digunakan untuk memodifikasi tabel Sintaks Alter [Ignor] Tabel table_name

f. Drop Tabel

Yaitu perintah yang digunakan untuk menghapus tabel Sintaks Drop Tabel tabel_name [tabel_name..]

g. Delete

Yaitu perintah yang digunakan untuk menghapus record dari tabel Sintaks Delete From tabel_name Where Where_definiition

h. Select

(43)
(44)

29 BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem

Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya, tahapan-tahapan analisis sistem adalah sebagai berikut:

1. Analisis Masalah

2. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan 3. Analisis Aturan Bisnis Sistem

4. Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak 5. Analisis Kebutuhan Nonfungsional 6. Analisis Data

7. Analisis Kebutuhan Fungsional 8. Spesifikasi Proses

9. Kamus Data

3.1.1 Analisis Masalah

PT. KAI (PERSERO) adalah perusahaan pengelola kereta api di Indonesia yang telah banyak mengoperasikan kereta api penumpangnya, baik kereta api utama (komersil dan non komersil), maupun kereta api lokal di Jawa dan Sumatera. Adapun masalah sistem yang berjalan di PT. KAI (PERSERO) Bandung adalah sebagai berikut:

1. Untuk tidak terjadi bentrok dalam penjadwalan masinis.

(45)

3. Untuk menyediakan masinis pengganti sebagai pengganti masinis yang berhalangan hadir.

3.1.2 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan

Prosedur pembuatan penjadwalan dinas masinis yang masih berjalan di PT. KAI (PERSERO) Bandung, saat ini berupa proses penjadwalan secara manual, yaitu tahap-tahap prosesnya sebagai berikut:

1. Kepala UPT Crew memberikan file masinis.xls, file kereta.xls, file lintas.xls kepada asisten urusan masinis.

2. File tersebut kemudian dibuat dokumen masinis, dokumen lintas dan dokumen kereta digunakan untuk menyusun jadwal dinas masinis oleh bagian Asisten Urusan Masinis (Assur Masinis) setiap harinya, dengan memperhatikan sebagai masinis atau asisten masinis yang dapat dinas dan seorang masinis atau asisten masinis sudah beristirahat kurang lebih selama 8-13 jam.

3. Setelah dibuat penjadwalan masinis menghasilkan jadwal dinas masinis.xls kemudian jadwal dinas dicetak menjadi 3 rangkap yang diberikan kepada Kepala UPT (KUPT) Crew untuk disetujui.

4. Setelah dokumen jadwal dinas disetujui, kemudian KUPT Crew memberikan kepada Penyelia untuk diperiksa. Jika tidak disetujui dokumen jadwal dinas dikembalikan lagi ke asisten urusan masinis untuk diolah kembali jadwal dinas masinis.

5. Setelah dokumen jadwal dinas diperiksa, bagian Penyelia akan memberikan ke bagian Asisten Urusan Masinis. jika tidak akan dikembalikan ke bagian asisten urusan masinis.

(46)

7. Sedangkan dokumen jadwal dinas rangkap 3 akan diberikan kepada masinis dan asisten masinis.

8. KUPT Crew kemudian akan memberikan dokumen Perintah PPD Awak KA dan LHM kepada bagian Asisten Urusan Masinis.

9. Assur Masinis memberikan kepada bagian Penyelia yaitu dokumen PPD Awak KA dan LHM, kemudian baru diberikan ke masing-masing masinis dan asisten masinis pada saat akan melakukan dinas.

10. Masinis akan memberikan dokumen LHM kepada PPKA untuk diisikan aturan-aturan dalam mengemudi kereta api.

11. Masinis akan menyerahkan dokumen Laporan Harian Masinis kepada Penyelia, setelah selesai dinas. Kemudian Penyelia akan menjadikan arsip 5 LHM.

(47)
(48)

3.1.2.1 Analisis Sistem Yang Akan Dibuat

Prosedur pembuatan penjadwalan dinas masinis yang akan dibuat, adalah sebagai berikut:

1. Bagian Asisten Urusan Masinis akan memasukkan data karyawan, data masinis, data asisten masinis serta data jadwal kereta api ke dalam sistem. 2. Proses pembutan jadwal dinas masinis oleh Assur Masinis.

3. Penjadwalan dinas masinis sudah dibuat oleh Assur Masinis apakah sudah sesuai atau belum.

4. Jika sudah sesuai langsung tampilkan penjadwalan dinas masinis ke layar, jika belum sesuai maka harus kembali ke dalam memasukkan data.

5. Jika sudah tampil ke layar maka sudah selesai.

(49)
(50)

3.1.2.2 Analisis Metode Algoritma Backtrack Terhadap Kasus Penjadwalan

Dalam menyelesaikan masalah pada penjadwalan maka dibuatkan suatu sistem penjadwalan dinas masinis yang terkomputerisasi, dimana dalam melakukan proses penjadwalan bagian Asisten Urusan Masinis tinggal memasukkan parameter input yang dibutuhkan. Sehingga dapat menghasilkan output penjadwalan dinas masinis yang diinginkan dengan berbasis aplikasi, yang nantinya dalam menyusun jadwal dinas masinis dapat lebih terkomputerisasi. Adapun aturan-aturan dalam membuat Algoritma backtrack yaitu:

1. Masinis dan asisten masinis melakukan dinas selama kurang lebih 5-8 jam. 2. Masinis dan asisten masinis beristirahat selama kurang lebih 8-13 jam.

3. Masinis dan asisten masinis harus mendapatkan libur setelah 6 hari dinas kemudian mendapatkan libur 1 hari.

4. Masinis dan asisten masinis dalam waktu dinas ada yang sebagai masinis atau asisten masinis pengganti yaitu pengganti masinis atau asisten masinis jika berhalangan hadir.

Berikut adalah contoh pohon solusi, dapat dilihat pada Gambar 3.3 sebagai berikut:

Gambar 3.3 Pohon Solusi Keterangan Gambar 3.3 Pohon Solusi, yaitu:

(51)

ditempuh ke solusi (5) adalah (1,2,5) dan jalan untuk ke solusi (6) adalah (1,2,6). Kedua solusi ini memiliki jalan awal yang sama yaitu (1,2). Jadi daripada memeriksa ulang dari (1) kemudian (2) maka hasil (1,2) disimpan dan langsung memeriksa solusi (6).

Gambar 3.3 merupakan tahapan yang terjadi pada sistem penjadwalan, sedangkan untuk algoritma backtrack yang terjadi ada pada Gambar 3.4 sebagai berikut:

Gambar 3.4 Algoritma Backtrack pada Sistem Penjadwalan Dinas Masinis

Penjelasan Proses dari Gambar 3.4, yaitu: a. Proses A : proses pembentukan pohon solusi

b. Proses B : proses pencarian masinis setelah dilakukan proses input parameter-parameter yang dibutuhkan (parameter-parameter karyawan, masinis, asisten masinis dan lintasan)

c. Proses C : proses pengecekan terhadap kriteria atau kondisi yang sesuai antara waktu dinas sebagai masinis atau masinis serep (pengganti masinis).

d. Proses D : proses mengisi masinis dengan kriteria yang ada.

(52)
(53)

Penjelasan Proses Perhitungan Algoritma Backtrack pada Gambar 3.5, adalah sebagai berikut:

Dari Gambar 3.5 untuk mencari jadwal lengkap diperlukan pencarian dengan 1 base, 2 3 4 sebagai pohon solusi langkah pertama untuk mencari nomor ka, lintas, jam dinas mulai dan jam dinas habis pencarian dilakukan dengan menelusuri dari base ke node 2 setelah mendapatkan solusi di node maka jalur yang ditempuh dari base 1 ke 2 yaitu 1, 2 dibalikan menjadi 2, 1 sehingga pencarian kembali ke base 1, karena di node 3, ke node 5 sehingga terdapat track 1, 3, 5 jika mendapat solusi balik ke 5, 3, 1 dan ke 1, 4.. sampai ditemukan solusi, dan begitu seterusnya sehingga pencarian dilakukan dari base ke node 2 dan seterusnya.

3.1.3 Analisis Aturan Bisnis Sistem

Analisis aturan bisnis sistem berisikan analisis aturan-aturan yang berlaku pada sistem yang berjalan. Analisis aturan bisnis dibagi menjadi dua bagian yaitu analisis aturan bisnis berdasarkan fakta dan analisis aturan bisnis berdasarkan kebutuhan.

3.1.3.1 Analisis Aturan Bisnis Berdasarkan Fakta

Aturan bisnis berdasarkan fakta pada sistem penjadwalan kedinasan masinis di PT. Kereta Api Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Masinis dan asisten masinis dalam sehari hanya melakukan satu kali perjalanan dalam satu lintasan kereta api.

2. Masinis dan asisten masinis dapat bertugas kembali setelah beristirahat kurang lebih 8-13 jam.

3. Masinis dan asisten masinis akan mendapatkan satu hari libur setelah dinas selama 6 hari.

(54)

5. Kepala UPT Crew memiliki hak untuk melihat hasil jadwal dinas masinis dan menyetujui jadwal dinas masinis.

6. Asisten Urusan Masinis memiliki hak untuk mengolah data jadwal dinas masinis.

7. Penyelia memiliki hak untuk memeriksa jadwal dinas masinis dan mengingatkan masinis yang dinas setiap harinya.

8. Masinis dan asisten masinis memiliki hak untuk melihat jadwal dinas masinis.

3.1.3.2 Analisis Aturan Bisnis Berdasarkan Kebutuhan

Aturan bisnis berdasarkan kebutuhan pada sistem penjadwalan dinas masinis di PT. Kereta Api Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Asisten Urusan Masinis memiliki hak akses untuk melakukan pengolahan data masinis, data kereta api, data lintas, data rute dan data jadwal dinas masinis.

2. Kepala UPT Crew dapat melihat hasil jadwal dinas masinis.

3.1.3.3 Kesimpulan Analisis Aturan Bisnis

Dari aturan bisnis berdasarkan fakta dan kebutuhan daptat disimpulkan bahwa semua aturan yang ada sudah cukup dan memenuhi kebutuhan untuk pembangunan sistem penjadwalan kedinasan masinis.

3.1.4 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak

Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak terbagi menjadi dua macam yaitu analisis kebutuhan fungsional dan analisis kebutuhan nonfungsional.

1. Analisis Kebutuhan Fungsional.

Kebutuhan secara fungsional dapat dijelaskan pada Tabel 3.1 dibawah ini. Tabel 3.1 Tabel Spesifikasi Kebutuhan Fungsional

Nomor Spesifikasi Kebutuhan Fungsional SKPL-F-001 Sistem dapat menginputkan login pengguna

(55)

kereta api

SKPL-F-003 Sistem dapat mengolah data transaksional berupa jadwal dinas masinis

SKPL-F004 Sistem dapat mengolah laporan berupa laporan penjadwalan dinas masinis

2. Analisis Kebutuhan Nonfungsional.

Kebutuhan secara nonfungsional dapat dijelaskan pada Tabel 3.2 dibawah ini. Tabel 3.2 Tabel Spesifikasi Kebutuhan Nonfungsional

Nomor Spesifikasi Kebutuhan Nonfungsional SKPL-NF-001 Sistem dibangun dalam bentuk web desain

SKPL-NF-002 Sistem hanya menyediakan informasi yang berhubungan dengan penjadwalan dinas masinis

SKPL-NF-003 Sistem hanya bisa diakses oleh bagian UPT Crew KA DAOP 2 Bandung

SKPL-NF-004 Sistem menggunakan bahasa PHP

SKPL-NF-005 Sistem menggunakan IDE PHP Designer 8

SKPL-NF-006 Sistem ini menggunakan Database Management System (DBMS) MySQL versi 5.5. 16

SKPL-NF-007 Sistem menggunakan hardware komputer Intel Celeron B180 @1.60GHz, memory 2 GB, harddisk 350 GB

3.1.5 Analisis Kebutuhan Nonfungsional

Analisis kebutuhan nonfungsional adalah sebuah langkah dimana seorang pembangunan perangkat lunak menganalisis sumber daya yang akan menggunakan perangkat lunak yang dibangun. Analisis nonfungsional tidak hanya menganalisis siapa saja yang akan menggunakan aplikasi tetapi juga menganalisis perangkat keras dan perangkat lunak yang dimiliki oleh perusahaan. Sehingga dapat ditentukan kompabilitas aplikasi yang dibangun terhadap sumber daya yang ada. Setelah melakukan analisis nonfungsional, maka dilanjutkan ke langkah berikutnya yaitu menentukan kebutuhan nonfungsional sistem yang akan dibangun untuk disesuaikan dengan fakta yang ada.

(56)

diharapkan. Analisis kebutuhan nonfungsional yang dilakukan dibagi tiga tahap, yaitu:

1. Analisis perangkat keras 2. Analisis perangkat lunak 3. Analisis pengguna 4. Analisis pengkodean

3.1.5.1 Analisis Perangkat Keras

Perangkat keras yang digunakan mempunyai spesifikasi sebagai berikut : 1. Processor Intel Celeron CPU B810 @1.60GHz

2. Hard Disk berkapasitas 350 GB 3. RAM berkapasitas 2 GB

4. Motherboard Samsung Electronics 5. DVD A DS8A8SH

3.1.5.2 Analisis Perangkat Lunak

Kebutuhan perangkat lunak (software) yang dimaksud adalah program yang dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman dan akan dianalisis pada sebuah sistem operasi. Perangkat lunak yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Sistem Operasi yang digunakan yaitu Windows 7

2. Microsoft Office yang digunakan yaitu Microsoft Office 2007

Perangkat lunak yang akan digunakan dalam pembangunan sistem adalah PHP sebagai bahasa pemrograman, berikut spesifikasi perangkat lunak yang dibutuhkan :

1. Perangkat lunak yang digunakan server adalah: a. Sistem Operasi Windows 7

b. Xampp sebagai web server

c. MySQL yang digunakan sebagai Database Management System (DBMS). 2. Perangkat lunak yang digunakan client adalah:

a. Sistem Operasi Windows 7

(57)

Dari hasil perbandingan antara hasil analisis dan kebutuhan non fungsional maka pihak instansi membutuhkan Xampp 1.7.7, MySQL 5.5. 16, Internet Explorer dan Mozilla Firefox.

3.1.5.3 Analisis Pengguna

Perangkat keras dan perangkat lunak yang ada tidak berguna apabila tidak ada pengguna yang mengoperasikannya. Adapun pengguna yang terlibat dalam sistem penjadwalan dinas masinis pada Tabel 3.3 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Tabel Analisis Pengguna Sistem Penjadwalan Dinas Perangkat

Pikir

Tanggung Jawab Tingkat Keterampilan Windows XP dan Microsoft Office

Pelatihan Windows XP dan Microsoft Office Windows XP dan Microsoft Office

Pelatihan Windows XP dan Microsoft Office

Penyelia Pengaturan dan penyiapan dinasan masinis atau asisten masinis

Bahasa Inggris, Windows XP dan Microsoft Office

Pelatihan Windows XP dan Microsoft Office

Masinis Mengoperasikan kereta api dan pemimpin selama dalam perjalanan kereta api

Bahasa Inggris, Windows XP dan Microsoft Office

Pelatihan Windows XP dan Microsoft Office kereta api dan langsiran

Bahasa Inggris, Windows XP dan Microsoft Office

Pelatihan Windows XP dan Microsoft Office

(58)

membutuhkan pengguna untuk mengoperasikannya. Adapaun pengguna yang dibutuhkan untuk mengoperasikannya pada Tabel 3.4 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Tabel Analisis Kebutuhan Nonfungsional Sistem Penjadwalan Dinas Masinis

Pengguna Tanggung Jawab Hak Akses Pengalaman

Kepala Unit dan melihat jadwal dinas masinis

Windows XP sekitar 5 tahun

Administrator Rata-rata telah menggunakan komputer dengan sistem operasi

Windows XP sekitar 5 tahun Windows XP sekitar 3-4 tahun

3.1.5.4 Analisis Pengkodean

Analisis pengkodean merupakan penguraian tentang kode data yang ada pada PT. KAI (PERSERO) Bandung, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian berikut ini:

a. Pengkodean Nomor Induk Pegawai Perusahaan (NIPP) Format kode : 99999

Nomor Urut Pegawai

Contoh kode : 34862

(59)

3.1.6 Analisis Data

Analisis data merupakan tahap dimana dilakukan analisa terhadap data-data apa saja yang diolah dalam sistem atau prosedur yang sedang berjalan. Data yang akan diolah dicari hubungan atau relasinya dengan data-data yang lain untuk memperoleh pengolahan data menjadi informasi yang dibutuhkan. Untuk memodelkan relasi data dalam model analisis perangkat lunak terstruktur digunakan sebuah alat bantu berupa sebuah diagram yang disebut diagram E-R (Entity-Relationship).

Dokumen yang dijadikan acuan dalam pengolahan data antara lain sebagai berikut :

1. Dokumen Penjadwalan dinas masinis 2. Dokumen surat PPD Awak KA 3. Dokumen Laporan Harian Masinis

Dari dokumen diatas dibuat tabel untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan PT. KAI. Tabel-tabel tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Tabel User 2. Tabel Masinis 3. Tabel Kereta Api 4. Tabel Rute 5. Tabel Lintas

6. Tabel jadwal dinas masinis

(60)

Gambar 3.6 Diagram E-R

Dari Gambar 3.6 diagram E-R diatas, dapat dijelaskan ke dalam kamus data diagram E-R tersebut yang dapat dilihat dari tabel 3.5, sebagai berikut.

Tabel 3.5 Kamus Data Diagram E-R Nama Entitas / Relasi Nama Atribut

Master_user userid, username, email, password, tpassword, usertype

Masinis id_karyawan, nipp, nama, alamat, tempat_lahir, tanggal_lahir, pendidikan_formal, kd_jabatan, jabatan, pangkat, dinas

Master_lintas id_lintas, userid, kd_ka, kd_rute, jam_dinas_mulai, jam_dinas_habis, keterangan

Master_rute kd_rute, rute, userid, keterangan Master_kereta kd_ka, nomor_ka, nama_ka

(61)

3.1.7 Analisis Kebutuhan Fungsional

Kebutuhan fungsional adalah spesifikasi yang rinci tentang hal-hal yang dilakukan pada saat implementasi sistem. Kebutuhan fungsional meliputi diagram konteks, data flow diagram, kamus data, dan spesifikasi proses.

3.1.7.1 Diagram Konteks

Diagram konteks yaitu proses yang mewakili proses dari semua sistem. Diagram konteks ini menggambarkan hubungan input atau output antara sistem dengan dunia luarnya (kesatuan luarnya). Dapat dilihat pada Gambar 3.7 Diagram konteks, yaitu:

Gambar 3.7 Diagram Konteks

3.1.7.2 Data Flow Diagram (DFD)

(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)

Gambar 3.14 DFD Level 2 Proses 2.4 Pengolahan Data Rute

(69)

Gambar 3.16 DFD Level 2 Proses 3.1 Pengolahan Jadwal Dinas Masinis

3.1.8 Spesifikasi Proses

Untuk menjelaskan lebih lanjut tentang proses-proses yang ada di dalam diagram alir data dibuatlah spesifikasi proses. Adapun spesifikasi proses untuk diagram alir data sistem penjadwalan kedinasan masinis pada Tabel 3.6 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6 Tabel Spesifikasi Proses Pada DFD Sistem Penjadwalan Kedinasan Masinis

No. Proses Keterangan

1

No. Proses 1.0 Nama Proses Login

Source (sumber) Super Administrator (KUPT Crew), Administrator (Assur Masinis), Pengguna Umum (Penyelia) Input

- Data Login Username - Data Login Password - Data Lupa Password Output

- Info Validasi Login Username - Info Validasi Login Password - Info Lupa Password

(70)

No. Proses Keterangan (tujuan) Umum

Logika Proses 1.Super Administrator, Administrator, Pengguna Umum memasukkan data login username dan data login password ke dalam sistem.

2.Sistem memeriksa ketersediaan data user sesuai username dan password, jika data user ada Super Administrator, Administrator, Pengguna Umum menuju ke menu utama, jika tidak ada Super Administrator, Administrator, Pengguna Umum menerima info validasi login username dan info validasi login password.

3.Super Administrator, Administrator, Pengguna Umum memasukkan data lupa password (email) ke dalam sistem.

4.Sistem memeriksa ketersediaan data user sesuai username dan password, jika data user ada Super Administrator, Administrator, Pengguna Umum menuju ke menu utama, jika tidak ada Super Administrator, Administrator, Pengguna Umum menerima info lupa password.

2

No. Proses 2.0

Nama Proses Pengolahan Data Master

Source (sumber) Super Administrator, Administrator

Input

- Data Login Valid - Data Pengolahan User - Data Masinis

- Data Rute - Data Kereta Api - Data Lintas

Output

- Info Validasi Login - Info User

Super Administrator, Administrator

Logika Proses Pada proses ini, maka sistem akan menampilkan form pengolahan user, masinis, rute, kereta api, lintas yang di dalamnya terdapat proses menambah, mengubah dan menghapus.

3

No. Proses 3.0

(71)

No. Proses Keterangan

Input - Data Login

- Data Jadwal Dinas Masinis Output - Info Validasi Login

- Info Jadwal Dinas Masinis Destination

(tujuan)

Administrator

Logika Proses 1.Administrator memasukkan data login ke dalam sistem

2.Sistem memeriksa ketersediaan data login sesuai username dan password, jika data login ada Administrator menuju ke menu pengolahan data transaksional, jika tidak ada Administrator menerima info validasi login.

3.Administrator melakukan proses jadwal dinas ke dalam sistem

4.Sistem memeriksa proses jadwal, jika proses jadwal lengkap maka sistem menampilkan jadwal.

4

No. Proses 4.0

Nama Proses Pengolahan Laporan

Source (sumber) Super Administrator, Pengguna Umum Input

- Data Login

- Data Jadwal Dinas Masinis

- Data Jadwal Dinas Masinis yang ingin dilihat Output - Info Validasi Login

- Info Jadwal Dinas Masinis yang dilihat Destination

(tujuan)

Super Administrator, Pengguna Umum

Logika Proses 1.Super Administrator, Pengguna Umum memasukkan data login ke dalam sistem

2.Sistem memeriksa ketersediaan data login sesuai username dan password, jika data login ada Super Administrator, Pengguna Umum menuju ke menu utama, jika tidak ada Super Administrator, Pengguna Umum menerima info validasi login.

3.Super Administrator melakukan pencetakan laporan jadwal dinas masinis dari sistem

4.Sistem menampilkan tampilan (preview) laporan jadwal dinas masinis.

5.Super Administrator melakukan pencetakan laporan jadwal dinas masinis dari sistem

(72)

No. Proses Keterangan

5

No. Proses 1.1

Nama Proses Verifikasi Username Source (sumber) Administrator

Input - Data Login Username Output - Info Validasi Username Destination

(tujuan)

Administrator

Logika Proses 1.Administrator memasukkan user id

2.Jika user id ada dan benar kemudian password diperiksa

3.Muncul informasi login invalid jika kosong dan atau salah

6

No. Proses 1.2

Nama Proses Verifikasi Password Source (sumber) Administrator

Input Data Login Password Output Info Validasi Password Destination

(tujuan)

Administrator

Logika Proses 1.Administrator memasukkan password

2.Jika password ada dan benar maka login valid 3.Muncul informasi login invalid jika password

kosong dan atau salah

7

No. Proses 1.3

Nama Proses Lupa Password Source (sumber) Administrator Input Data Lupa Password Output Info Lupa Password Destination

(tujuan)

Administrator

Logika Proses 1.Administrator memasukkan data lupa password (email)

2.Jika data lupa password (email) ada dan benar maka lupa password valid

3.Muncul informasi data lupa password invalid jika data lupa password kosong dan atau salah

8

No. Proses 2.1

Nama Proses Pengolahan Data User Source (sumber) Super Administrator Input - Data Login

- Data User

(73)

No. Proses Keterangan terdapat proses menambah, mengubah dan menghapus user.

9

No. Proses 2.2

Nama Proses Pengolahan Data Masinis Source (sumber) Administrator (Assur Masinis) Input - Data Login terdapat proses menambah, mengubah dan menghapus masinis.

10

No. Proses 2.3

Nama Proses Pengolahan data lintas Source (sumber) Adiministrator

Input - Data Login terdapat proses menambah, mengubah dan menghapus lintas.

11

No. Proses 2.4

Gambar

Gambar 3.1 Flowmap Sistem Yang Sedang Berjalan
Gambar 3.2 Flowchart Sistem Yang Akan Dibangun
Gambar 3.5 Hasil Perhitungan Algoritma Backtrack
Gambar 3.16 Struktur Menu Assisten Urusan Masinis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini terlihat dari 54 dari 62 masinis memiliki skor total dengan kategori favorable, dengan kata lain mayoritas masinis PT.KAI Daop II Bandung memiliki persepsi bahwa

Dari hasil pengujian betha yang telah dilakukan yaitu dengan pengujian perhitungan pilihan kategori jawaban dari kuesioner yang telah dibagikan di lapangan didapat

perhitungan pilihan kategori jawaban dari kuesioner yang telah dibagikan di lapangan diperoleh kesimpulan bahwa sistem informasi ini dinilai dapat dipelajari, cukup mudah

Dari hasil pengujian beta yang telah dilakukan yaitu dengan pengujian perhitungan pilihan kategori jawaban dari kuisioner yang telah dibagikan di lapangan, maka

erdasarkan hasil pengujian beta yang telah dilakukan yaitu dengan pengujian perhitungan jawaban yang diberikan didapatkan kesimpulan bahwa aplikasi yang di rancang dapat

Dari pengujian beta yang telah dilakukan yaitu dengan pengujian perhitungan pilihan kategori jawaban dari kuisioner yang tetah dibagikan di lapangan didapat

Pengujian tersebut menunjukkan bahwa kepuasan pengguna sistem aplikasi RTS sangat dipengaruhi oleh kualitas layanan yang diberikan dari penyedia aplikasi

Hal ini terlihat dari 54 dari 62 masinis memiliki skor total dengan kategori favorable, dengan kata lain mayoritas masinis PT.KAI Daop II Bandung memiliki persepsi bahwa