• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA DI KELAS VIII SMP SWASTA BRIGJEND KATAMSO TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA DI KELAS VIII SMP SWASTA BRIGJEND KATAMSO TAHUN PELAJARAN 2015/2016."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh : Romasi Gultom NIM 4123141084

Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

(4)

iii

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING

PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA DI KELAS VIII SMP SWASTA BRIGJEND

KATAMSO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Romasi Gultom (4123141084)

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan quasi experiment. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan menggunakan model Problem Based Learning dengan model Discovery Learning pada materi sistem pencernaan makanan pada manusia. Instrument yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah test objektif dalam bentuk pilihan berganda sebanyak 20 soal. Kelas eksperimen I diberikan perlakuan pembelajaran menggunakan model PBL dan kelas eksperimen II pembelajaran menggunakan model Discovery Learning. Kelompok sampel berdistribusi normal dan homogen. Hasil uji t diperoleh thit = 4,44 dan ttabel = 1,994 sehingga thitung > ttabel yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Maka ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar biologi siswa yang diajarkan menggunakan model Problem Based Learning dengan siswa yang diajarkan dengan model Discovery Learning pada materi sistem pencernaan makanan pada manusia. Hasil belajar menggunakan model Problem Based Learning (80 + 11,49) dan psikomotorik (76,5/ Sangat Baik) lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar menggunakan model Discovery Learning (68,00 + 12,03) dan psikomotorik (72,75/ Baik) pada materi sistem pencernaan makanan pada manusia. Dengan perbandingan Kelas eksperimen I : Kelas eksperimen II adalah 1,17:1 pada ranah kognitif dan perbandingan pada keterampilan proses 1,05:1

(5)

THE COMPARISON OF STUDENT’S LEARNING OUTCOMES TAUGHT BY MODELS PROBLEM BASED LEARNING WITH

DISCOVERY LEARNING ON THE HUMAN DIGESTION SYSTEM SUBJECT IN SMP SWASTA BRIGJEND

KATAMSO ACADEMIC YEAR 2015/2016

Romasi Gultom (4123141084)

ABSTRACT

This research was anexperiment design. This research aims to know the comparison of student’s learning outcomes taught by Problem based learning models and Discovery learning models on the human digestion system. The instrument of research aims to know student’s learning is multiple choise test consist of 20 numbers test. Were experiment I as Problem Based Learning models and experiment II as Discovery Learning models. Group sampel is normal and homogeneous. The result of hypothesis test using t test showed tcount = 4,44 and ttable = 1,994 so there was difference tcount > ttable and significance Ha was accepted and H0 rejected. Based on the criteria Ha was accepted and H0 rejected, so there was significance difference of student’s learning outcome taught by Problem Based Learning models and Discovery Learning models on the human digestion system. Student’s learning make us of problem based learning (80 ± 11,49) and psycomotoric (76,5/ intensely) with Discovery Learning models (68,00 ± 12,03) and psycomotoric (72,75/ good) on the human digestion system. With the comparison class experiment I : class experiment II is 1,17 : 1 at cognitive and at of psycomotoric is 1,05 : 1.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Terimakasih Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala cinta kasih, kemurahan dan pemeliharaan-Nya. Limpahan kebaikan-Nya jugalah yang memampukan penulis mengerjakan penelitian ini. Skripsi ini berjudul “Perbandingan Model Problem Based Learning dengan model Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa di Kelas VIII SMP Swasta Brigjend

Katamso pada Materi Sistem Pencernaan Makanan Pada Manusia Tahun Pelajaran 2015/2016”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Biologi Universitas Negeri Medan.

(7)

Katamso yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada ayahanda tersayang B. Gultom dan Ibunda K. Sinaga, Kakak saya Hotriris Gultom dan Adik saya Liemmy Gultom, Jojor Gultom, Gugun Gultom, Nella Gultom dan Goppar Gultom dan juga untuk Kakek/Nenek, Paman/Bibi juga semua keluarga yang yang selalu memberikan doa dan motivasi, semangat serta dukungan moral serta materi kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED.

Terima kasih saya ucapkan kepada teman-teman saya satu kelas Biologi Dik B 2012 dan teman PPLT di SMP Negeri 1 Sigumpar, sahabat seperjuangan saya Irdawarni Sihaloho, Roma Sagala, Meyanti Rumahorbo, Erlikasna Ginting, Megawati Marbun dan Tawaria Barus serta untuk teman kos saya yang menyemangati saya, dan ucapan terimakasih juga kepada teman- teman UKMKP-UP FMIPA UNIMED, tidak lupa juga teman satu PS saya Desi, Dini, Ivan, dan Willy.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan kita.

Medan, 14 Juni 2016 Penulis,

(8)

vii

DAFTAR ISI

Halaman Lembar Pengesahan

Daftar Riwayat Hidup i

Abstrak ii

Kata Pengantar iii

Daftar Isi v

Daftar Gambar vii

Daftar Tabel viii

Daftar Lampiran ix

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 4

1.4. Rumusan Masalah 4

1.5. Tujuan Penelitian 4

1.6. Manfaat Penelitian 5

1.7. Defenisi Operasional 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1. Kerangka Teoritis 6

2.1.1. Pengertian Belajar 6

2.1.2. Pembelajaran Biologi 7

2.1.3. Hasil Belajar 8

2.2. Model Pembelajaran 11

2.2.1. Pengertiian Model Pembelajaran 11 2.2.1.1.Pengertian Model Problem Based Learning (PBL) 13 2.2.1.2. Karakteristik Model Problem Based Learning (PBL) 14 2.2.1.3. Langkah Proses Pembelajaran Problem Based Learning 16 2.2.1.4. Kelebihan dan Kekurangan Model Problem Based Learning 19

2.2.2. Model Discovery Learning 20

2.2.2.1. Kekurangan dan Kelebihan Model Discovery Learning 21 2.2.2.2. Langkah- Langkah Model Discovery Learning 21 2.2.2.3. Kelebihan dan Kekurangan Model Discovery Learning 22

2.3. Materi Ajar 24

2.3.1.Fungsi Makanan 24

2.3.2.Organ Pencernaan Pada Manusia 26 2.3.3. Organ Pencernaan Tambahan 32

2.4. Kerangka Konseptual 33

2.5. Hipotesis Penelitian 33

BAB III METODE PENELITIAN

(9)

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 34

3.2.1. Populasi Penelitian 34

3.2.2. Sampel Penelitian 34

3.3. Variabel Penelitian 34

3.3.1. Variabel Terikat 34

3.3.2. Variabel Bebas 34

3.4. Desain dan Prosedur Penelitian 34

3.4.1. Desain Penelitian 34

3.4.2. Mengadakan Pre- Tes 35

3.4.3. Metode Pengajaran 35

3.4.4. Mengadakan Post- Tes 36

3.4.5. Prosedur Penelitian 36

3.5. Instrumen Penelitian 38

3.5.1. Validitas Tes 38

3.5.2. Reliabilitas Tes 39

3.5.3. Tingkat Kesukaran Tes 40

3.5.4. Daya Pembeda Tes 41

3.6. Teknik Analisis Data 43

3.6.1. Uji Normalitas 43

3.6.2. Uji Homogenitas 43

3.6.3. Uji Hipotesis 44

3.6.4. Instrumen Penilaian Psikomotorik 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 46

4.1. Hasil Penelitian 46

4.2. Hasil Analisis Data Penelitian 49

4.2.1. Hasil Uji Normalitas Data 49

4.2.2. Hasil Uji Homogenitas Data 49

4.2.3. Hasil Uji Hipotesis 49

4.3. Pembahasan 50

4.3.1. Hasil belajar pada kelas PBL dan kelas Discovery Learning 50 4.3.2. Hasil Keterampilan Proses Siswa Selama Pembelajaran 52 4.3.3. Temuan Siswa Setelah Praktikum pada Saat Diajarkan dengan

Model PBL dan Discovery Learning 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 54

5.1. Kesimpulan 54

5.2. Saran 54

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Hasil yang Diperoleh Pelajar dari PBL 15

Gambar 2.2. Sistem Organ Manusia 27

Gambar 2.3. Mulut 28

Gambar 2.4. Kerongkongan 29

Gambar 2.5. Lambung 29

Gambar 2.6. Usus Halus 30

Gambar 2.7. Usus Besar 31

Gambar 2.8. Organ Pencernaan Tambahan 32

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian 37

Gambar 4.1 Grafik Hasil Belajar Kognitif Siswa SMP Swasta Brigjend Katamso yang diajar Dengan Model PBL dan Discovery

Learning pada Materi Sistem Pencernaan pada Manusia 48 Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar Keterampilan Proses Siswa SMP

Swasta Brigjend Katamso yang diajar Dengan Model PBL dan Discovery Learning pada Materi Sistem Pencernaan pada

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Sintaks Problem Based Learning 16

Tabel 3.1.Desain Penelitian 35

Tabel 3.2 Ringkasan KBM Saat Penelitian 36 Tabel 3.3. Kriteria Indeks Realibilitas Soal 40

Tabel 3.4.Kisi- Kisi Instrumen 42

Tabel 3.5 Kriteria Keterampilan Siswa 45 Tabel 4.1 Hasil Pre-Tes Eksperimen I dan kelas Eksperimen II 46 Tabel 4.2 Hasil Post-Tes Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II 46 Tabel 4.3 Hasil Belajar Ranah Kognitif 47 Tabel 4.4 Hasil Belajar Keterampilan Proses 48 Tabel 4.5 Ringkasan Uji Normalitas Dengan Liliofors 49 Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Post-Tes Dan Pre-Tes 49

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus 58

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Eksperimen 1 63 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Eksperimen 2 75 Lampiran 4 Instrument Setelah Divalidasi 89 Lampiran 5 Jawaban Instrumen Setelah Divalidasi 95

Lampiran 6 Instrumen Penelitian 96

Lampiran 7 Kunci Jawaban Instrumen 101 Lampiran 8 Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 102 Lampiran 9 Perhitungan Validitas Butir Soal 116 Lampiran 10 Tabel Data Validitas soal 117 Lampiran 11 Perhitungan Realibilitas soal 118 Lampiran 12 Tabel Data Realibilitas soal 119 Lampiran 13 Perhitungan Taraf Kesukaran Butir Soal 120 Lampiran 14 Tabel Data Taraf Kesukaran Butir Soal 121 Lampiran 15 Perhitungan Daya Beda Butir Soal 122 Lampiran 16 Tabel Data Daya Beda Butir Soal 123 Lampiran 17 Keterangan Uji Instrumen 124 Lampiran 18 Hasil Belajar Siswa 126 Lampiran 19 Perhitungan Rata-rata, Varian dan Standar Deviasi Pretes

Kelas Eksperimen I Dan II 131 Lampiran 20 Perhitungan Rata-rata, Varian dan Standar Deviasi Post-Tes

Kelas Eksperimen I Dan II 133 Lampiran 21 Uji Normalitas Data 135 Lampiran 22 Uji Homogenitas 141

Lampiran 23 Uji Hipotesis 144

(13)
(14)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor pendukung yang sangat penting dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas tinggi baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya di Indonesia, maka kegiatan proses belajar mengajar di sekolah juga harus ditingkatkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Salah satu cara dalam peningkatan mutu pendidikan yaitu dengan menyesuaikan kurikulum. Kurikulum 2013 melalui pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran ini diharapkan siswa memiliki kompetensi yang seimbang antar attitude (sikap), skill (keterampilan), dan knowledge (pengetahuan) yang jauh lebih baik dari sebelumnya, disamping itu hasil belajarnya diharapkan melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif melalui penguatan ranah sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi.

Pada pembelajaran IPA bukan hanya untuk menguasai sejumlah pengetahuan, tetapi juga harus menyediakan ruang yang cukup untuk tumbuh berkembangnya sikap ilmiah, berlatih melakukan proses pemecahan masalah, dan penerapannya dalam kehidupan nyata. Kenyataannya, secara keseluruhan pada saat ini pembelajaran IPA masih jauh dari harapan. Rendahnya prestasi IPA ini ditunjukkan dari analisis hasil TIMSS tahun 2007 dan 2011 di bidang IPA untuk peserta didik kelas 2 SMP, hasil studi pada tahun 2007 dan 2011 menunjukkan bahwa lebih dari 95% peserta didik Indonesia hanya mampu mencapai level menengah, sementara hampir 40% peserta didik Taiwan mampu mencapai level tinggi dan lanjut (Widiadnyana, 2014).

Salah satu penyebab rendahnya nilai IPA di Indonesia adalah kurang maksimalnya penggunaan model pembelajaran oleh guru. Salah satunya di SMP Swasta Brigjend Katamso guru IPA masih menggunakan model pembelajaran langsung. Sehingga siswa kurang semangat dan tidak dapat langsung menyelesaikan masalah dalam materi yang diajarkan khususnya pada materi sistem pencernaan pada manusia.

(15)

Hasil belajar biasanya dapat diketahui melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan sampai dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran, dimana hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Model pembelajaran guru merupakan salah satu contoh faktor luar yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, kurangnya kualiatas IPA di SMP Swasta Brigjend Katamso masih tergolong rendah pembelajaran. Dapat dilihat dari rata-rata nilai ujian akhir semester khususnya untuk kelas VIII pada mata pelajaran IPA 65, yang mana hasil tersebut masih jauh dari KKM, yaitu 80.

Berkaitan dengan itu dalam pembelajaran IPA, khususnya pada materi sistem pencernaan pada manusia diperlukan suatu model pembelajaran yang tidak memaksakan siswa menghafalkan fakta- fakta tetapi model pembelajaran yang mendorong siswa menerapkan apa yang dipelajari dalam kehidupan sehari- hari dan melibatkan siswa secara aktif, sehingga siswa akan lebih mudah dalam memahami materi yang dipelajari dan pembelajaran berlangsung dengan baik. Salah satu model pembelajaran yang cocok untuk maksud tersebut adalah model pembelajaran berbasis masalah yang dikenal dengan model PBL. Model PBL dipilih, karena dalam proses pembelajaran siswa yang dihadapkan kepada masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari dan sebagai salah satu cara untuk melatih serta meningkatkan keterampilan berfikir kritis dan memecahkan masalah serta mendapatkan pengetahuan dan konsep penting.

(16)

3

Dengan menggunakan model PBL, siswa dapat memecahkan masalah

secara terstruktur dan bertahap sehingga diperoleh hasil pemecahan masalah yang

tepat. Di samping itu, dengan menggunakan model PBL siswa terlatih untuk

mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi permasalahan dengan cermat

sehingga siswa dapat mengembangkan daya nalarnya secara kritis untuk

memecahkan masalah yang dihadapi. Dan peranan guru dalam PBL adalah

menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, mengarahkan penyelesaian masalah, danmengadakan diskusi (Trianto, 2009).

Salah satu masalah pada materi sistem pencernaan seperti uji bahan makanan, bahan kimia dalam makanan,mengetahui kadar vitamin C pada buah. Untuk mengatasi masalah tersebut sebagai solusi digunakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center learning) yaitu model PBL dan Discovery Learning. Dengan aktifnya siswa dalam proses pembelajaran maka

diharapkan pembelajaran akan lebih bermakna karena siswa secara langsung diajak untuk mengkonstruksi pengetahuannya. Model pembelajaran yang berpusat pada siswa salah satunya adalah model Discovery learning yaitu model pembelajaran dimana siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep- konsep, prinsip- prinsip dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip- prinsip untuk diri mereka sendiri. Sehingga pada materi ini selain penilaian pengetahuan juga memerlukan penilaian keterampilan proses sebagai alat ukur karena dapat mempengaruhi perkembangan pengetahuan siswa serta membentuk pola pikir siswa secara ilmiah (Mahmuddin, 2010).

Berdasarkan hal diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang: Perbandingan Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan Model Problem Based Learning dan Discovery Learning pada Materi Sistem Pencernaan Makanan Pada

(17)

1.2. Identifikasi masalah

Adapun masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah:

1. Pengajaran guru IPA di kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso masih menggunakan model konvensional dan berpusat pada guru (teacher center learning).

2. Pembelajaran IPA masih didominasi oleh guru dalam proses belajar mengajar 3. Siswa belum mampu mengidentifikasi kandungan zat gizi pada berbagai

bahan makanan dan pemahaman kelainan pada organ sistem pencernaan. 4. Siswa memiliki kemampuan hanya sebatas teoritik tidak mampu menerapkan

dan mengaplikasikan kedalam kehidupan sehari- hari.

5. Hasil belajar siswa di SMP Swasta Brigjend Katamso yang masih belum mencapai KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 80.

1.3. Batasan masalah

Untuk menghindari terlalu luasnya penelitian yang direncanakan maka masalah dibatasi pada hal- hal berikut:

1. Parameter yang diukur adalah pada ranah Kognitif dan Psikomotorik (Keterampilan Proses siswa).

2. Model pembelajaran yang digunakan adalah Problem Based Learning (PBL) dan Discovery Learning.

1.4. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah yang diajukan maka yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini yaitu bagaimanakah Perbandingan hasil belajar siswa pada ranah kognitif dan keterampilan proses siswa yang Diajarkan Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) dan Discovery Learning pada materi sistem pencernaan makanan pada manusia di kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso Tahun Pembelajaran 2015/2016”?

1.5. Tujuan penelitian

(18)

5

Learning pada materi sistem pencernaan makanan pada manusia di kelas VIII

SMP Swasta Brigjend Katamso Tahun Pembelajaran 2015/2016. 1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti sebagai bahan persiapaan diri menjadi guru yang mampu meningkatkan hasil belajar menggunakan model pembelajaran yang variatif juga media yang digunakan dalam pembelajaran kepada siswa agar lebih mudah dalam mempelajari biologi.

2. Bagi guru dapat dijadikan sebagai bahan dalam pengembangan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang variatif sebagai upaya memperoleh hasil yang optimal.

1.7.Defenisi Operasional

1. Perbandingan adalah hasil yang diperoleh dari penggunaaan model PBL dan Discovery Lerning yang dilihat dari hasil belajar siswa.

2. Hasil belajar adalah penilaian terhadap kemampuan yang dicapai siswa dari pengalaman dan kegiatan proses belajar mengajar dengan menggunakan model PBL dan Discovery Learning dengan rentang 1- 100.

3. Model Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah pada materi Sistem pencernaan pada Manusia melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah sistem pencernaan pada Manusia dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah tersebut.

(19)

54

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulankan bahwa:

Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diberikan pengajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dengan model Discovery Learning pada materi sistem pencernaan makanan pada manusia. Hasil

belajar siswa menggunakan model Problem Based Learning (PBL) (80  11,49) dan keterampilan proses (76,5/ Sangat Baik) lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa menggunakan model Discovery Learning (68  12,65) dan keterampilan proses (72,75/ Baik) pada materi sistem pencernaan makanan pada manusia.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka penulis menyarankan hal-hal berikut :

1. Bagi guru dan calon guru diharapkan dapat menerapkan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL) maupun pembelajaran menggunakan model Discovery Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

(20)

55

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2013), IPA Terpadu Untuk SMP / MTs Kelas VIII, Erlangga, Jakarta. Arends, I.R. (2008), Learning To Teach, Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Arikunto, S, (2013), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S, (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Nurhadi, (2004), Media Pembelajaran, Raja Grafindo Parsada, Jakarta.

Daroji dan Haryati, (2012), Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Kelas VIII SMP/MTs, Global, Solo.

Firmansyah, (2009), Mudah dan Aktif Belajar Biologi, Setia Purna Inves, Jakarta. Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung.

Handayani, F.,D., Advinda, L., Anhar, A, (2015), Perbandingan Kompetensi Biologi Siswa XI MIA Antara Model Pembelajaran Guided Discovery Learning dan Problem Based Learning Pada Materi Sistem Pencernaan Di SMAN 1 Sungai Tarab, PPS, PBIO, UNP.

Hastuti, R, (2015), Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Pembelajaran IPA Kelas VIII SMP Negeri 5 Sleman, UIN, Yogyakarta.

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Graha Ilmu, Jakarta.

Joyce dan Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, (2014), Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII Semester I, Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdikbud, Balitbang.

Mahmudin, (2010), Pelaksanaan Penilaian Keterampilan Proses Sains, Online at

http://mahmuddin.wordpress.com/2010/04/10/pelaksanaan-penilaianketerampilan-proses-sains/ (diakses tanggal 22 Maret 2011).

(21)

Ngalimun, (2012), Strategi dan Model Pembelajaran, Aswajaya Presido, Banjarmasin.

Nurhadi, (2004), Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban, Grasindo, Malang. Retnowati, N, (2015), Pengaruh Model Problem Based Learning Berbasis

Kurikulum 2013 Terhadap Hasil Belajar dan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII SMP, Universitas Jember, Jember.

Sari, D, (2012), Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Pembelajaran IPA Kelas VIII SMP Negeri 5 Sleman, UNJ.

Sidik, N., dan Purwowidodo Agus, (2010), Desain Model Pembelajaran Inovatif Berbasis Kontruktivistik, STAIN Tulungagung Press, Tulungagung.

Silitonga, P.M. (2009), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA UNIMED, Medan.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, (2002), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Sudjana, (2004), Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Algensindo, Bandung. Sudjana, N, (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja

Rosdakarya, Bandung.

Sudijono, A, (2011), Pengantar Statistik Pendidikan, Raj Grafindo Persada, Jakarta.

Sulistyorini, S, (2009), Model Pembelajaran LPA SD dan Penerapannya Dalam KTSP, Tiara Wacana, Semarang.

Suprihatin, Isnaeni, W.,Christijanti, W, (2004), Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pencernaan Dengan Penerapan Strategi Pembelajaran Discovery Learning, Journal Unnes of Biology Education, 3(3).

Sutirman, (2013), Media dan Model-Model Pembelajaran Inovatif, Graha Ilmu, Jakarta.

(22)

57

Supartono, Susilo, A.B., Wiyanto, (2012), Model Pembelajaran IPA Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Berpikir Kritis Siswa SMP, Unnes Science Education Journal, 1(1).

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Trianto, (2013), Model Pembelajaran Terpadu, Kencana Bumi Aksara, Jakarta. Widiadnyana, IW., Sadia IW., Suastra IW, (2014), Pengaruh Model Discovery

Learning Terhadap Pemahaman Konsep IPA dan Sikap Ilmiah Siswa SMP, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA, 4(2-3).

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi organisasi

Keterkaitan antar alat analisis pada penelitian ini adalah bahwa penelitian ini ditujukan untuk mengevaluasi sistem manajemen risiko pembiayaan di KBMT Wihdatul

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui metode eksperimen dapat meningkatkan pengenalan konsep gejala alam pada anak kelompok B TK Aisyiyah

Hal tersebut sesuai dengan hasil pegamatan dari praktikum, dimana pada saat konsentrasi larutan sebesar 0,240385 M , waktu yang dibutuhkan larutan hingga terjadi endapan

Setelah pemberian aquades dan larutan KCNS 10 % terlihat perubahan warna pada masing – masing tabung reaksi, pada tabung reaksi dengan volume NH4Fe(SO4)2 1 ml warna

Klasifikasi senyawa organik pada umumnya didasarkan atas ikatan kovalen yang terdapat diantara atom karbon, keistimewaan dalam struktur molekul dan radikal atau gugus fungsi

Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository