• Tidak ada hasil yang ditemukan

Opini Mahasiswa Terhadap Tayangan MTV Insomnia Di Global TV(Studi Deskriptif Terhadap Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Opini Mahasiswa Terhadap Tayangan MTV Insomnia Di Global TV(Studi Deskriptif Terhadap Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

OPINI MAHASISWA TERHADAP TAYANGAN MTV INSOMNIA DI GLOBAL TV

(Studi Deskriptif Terhadap Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1)

Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi

Diajukan oleh :

GALY SUPRAYOGI

050904017

Program Studi : Jurnalistik

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAKSI

(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya serta pada junjungan Rasul Allah Muhammad SAW, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Persepsi mahasiswa USU terhadap tayangan MTV Insomnia, yang merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sosial pada Universitas Sumatera Utara.

Dikarenakan keterbatasan dan wawasan yang peneliti miliki dalam penelitian ini, maka itu masih banyak terdapat kekurangan dalam pembahasannya, untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritikan dan masukan yang membangun dari para pembaca. Peneliti berharap, pembahasan skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan Ilmu Komunikasi Jurnalistik khususnya untuk penelitian pada bidang perfilman dokumenter.

(4)

skripsi ini walaupun agak terlambat. Serta keponakanku tersayang, Ali, Ican, Yasmin, Fatir dan Rayyan yang selalu memberikan kecerian pada peneliti walaupun kita berjauhan.

Peneliti mengucapkan banyak terima kasih dan menyampaikan penghargaan yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu peneliti dalam penyelesaian skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena pastinya dalam proses penyelesaian skripsi ini peneliti tidak hanya mengandalkan kemampuan diri sendiri. Begitu banyak pihak yang memberi kontribusi, baik berupa materi, pikiran, maupun dorongan semangat dan motivasi. Peneliti juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Yang terhormat Bapak Prof.Dr.M.Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 2. Yang terhormat Bapak Drs. Amir Purba, MA selaku Ketua

Departemen Ilmu Komunikasi.

3. Yang terhormat Ibu Dewi Kurniawati M.Si selaku dosen pembimbing sekaligus dosen wali peneliti, yang penuh kesabaran dan ketekunan serta bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran yang sangat berharga dalam memberikan masukan – masukan bagi skripsi ini dan mendorong peneliti agar dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik – baiknya.

(5)

5. Yang terhormat Kak Ross, Kak Icut dan Kak Maya yang telah membantu peneliti mempermudah segala proses administrasi semasa perkuliahan di fakultas FISIP Universitas Sumatera Utara dan mendorong agar peneliti segera menyelesaikan skripsi ini. Serta, seluruh staf Perpustakaan dan skaryawan fakultas FISIP Universitas Sumatera Utara yang telah membantu peneliti semasa perkuliahan. 6. Yang terhormat seluruh teman - teman di LSM Pusat Kajian

Perlindungan Anak (PKPA) Medan, yang telah membantu peneliti dan memberikan ijin pinjaman atas film ini sebagai bahan untuk tugas akhir peneliti, Kak Linda dan Bang Misran dan teman – teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

7. Yang terhormat teman – teman di LSM Pusat Informasi dan Kajian Kesehatan Reproduksi (PIKIR) Medan, yang telah membantu memberikan pinjaman bukunya, Bang Idham dan Bang Erwin.

8. Yang terhormat Bang Onny Kresnawan selaku Director Sineas Film Dokumenter (SFD) Medan.

(6)

10. Alm. Cory Handayani, terima kasih untuk pertemanan yang singkat namun tidak akan terlupakan. Bun kami merindukanmu..

11. Teman – teman peneliti Deva, Kenny, Nadya, Mas Irwan, Palti dan teman – teman PKL di Indosiar terima kasih untuk semangat dan doanya, akhirnya ini terlewati juga. Kak Rotua atas waktunya untuk berdiskusi, terima kasih kak.

12. Teman – teman Komunikasi angkatan 06, 07 dan seterusnya, terus berjuang dan tetap semangat.

13. Yang terhormat penulis ucapakan terima kasih tak terhingga kepada seluruh infroman, Kak Linda, Kak Mala, Kak Dani, Ibu Emi, Ibu Yuni, Venti dan bang Onny, yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membantu peneliti menyelesaikan penelitian ini. Terima kasih untuk bantuan dan partisipasinya.

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu peneliti dan berpartisipasi dalam menyelesaikan skripsi ini, yang mungkin secara tidak sengaja terabaikan oleh peneliti. Semoga Allah SWT membalas budi baik kalian. Peneliti tetap berharap adanya masukan dan saran untuk kesempurnaan penelitian ini, dan skripsi ini mudah – mudahan dapat memenuhi harapan dan bermanfaat bagi yang memerlukan.

(7)

DAFTAR ISI

I.6.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa ... 7

I.6.2. Televisi sebagai Media Massa ……… 7

I.6.3. Teori S-O-R ……… 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 32

III.1.1. Sejarah dan Perkembangan USU ………. ... 32

III.1.2. Infrastruktur USU ... 36

III.1.3. Visi, Misi dan Tujuan USU………. ... 38

III.I.4. Pilihan Program Studi ……….. 39

III.1.5. Struktur Organisasi USU ………. 41

III.2. Metode Penelitian ... 45

III.3. Lokasi Penelitian ………. 46

(8)

III.5. Teknik Penarikan Sampel ... 51

III.6. Teknik Pengumpulan Data ... 51

III.7. Teknik Analisa Data ... 52

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN IV.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 53

IV.1.1. Tahap Awal ... 53

IV.1.2. Pengumpulan Data ... 53

IV.2. Teknik Pengolahan Data ... 54

IV.3. Analisa Tabel Tunggal ... 55

IV.3.1. Karakteristik Responden ... 55

IV.3.2.Opini Mahasiswa terhadap tayangan MTV Insomnia 57 IV.4. Pembahasan ... 72

BAB V PENUTUP V.1. Kesimpulan ...76

V.2. Saran ...77 DAFTAR PUSTAKA

(9)

ABSTRAKSI

(10)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Televisi berasal dari bahasa Inggris yaitu television yang berati melihat jauh. Melihat jauh disini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat lain melalui sebuah perangkat penerima atau televisi set. Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. tayangan televisi memiliki banyak program acara yang dapat membuat masyarakat bisa bebas menentukan pilihannya. Masyarakat menghabiskan waktu untuk menonton televisi sekitar tujuh jam perhari sehingga menjadi salah satu sarana untuk mendapatkan hiburan, berita dan program lainnya. Hadirnya berbagai acara yang disajikan untuk masyarakat ditandai dengan bermunculannya stasiun televisi swasta. Dengan hadirnya televisi swasta ini, persaingan untuk merebut perhatian penonton sulit untuk dielakkan. Salah satu acara yang menarik perhatian masyarakat adalah MTV Insomnia.

(11)

mengakibatkan penderitanya mengalami kesulitan untuk tidur. Acara yang tayang setiap hari di Global TV mulai dari jam 01.00 04.00 dan dipandu oleh VJ Adit dan VJ Surya inipun punya istilah-istilah yang mereka buat menjadi keunikan tersendiri dalam acara tersebut. Mereka menyebut video klip dengan sebutan “musik bergambar”, mereka menyebut iklan dengan istilah “jualan” dan menandakan kepuasan diwakili oleh kata “basah” dan “turun”. Kekonyolan dan tingkah polah dua VJ ini dibuat dengan tema yang menarik dan dengan perbincangan mereka yang sedikit vulgar. Dengan gaya khasnya mereka membawakan acara ini penuh dengan spontanitas dan ini yang membuat penontonnya tidak bosan untuk menontonnya.

(12)

berupa sebuah “curhatan” mereka akan memberikan nasehat dan kritik ala MTV Insomnia.

Sempat muncul ke permukaan kontra mengenai tayangan MTV Insomnia tersebut, yakni dengan dilayangkan teguran dari KPI (Komisi Penyiaran Indonesia), KPI Pusat menilai tayangan tersebut telah melanggar aturan di UU No.32 tahun 2002 tentang Penyiaran dan Standar Program Siaran (SPS) KPI. KPI Pusat meminta agar Global TV segera melakukan perbaikan.

Menurut pemantauan yang dilakukan KPI Pusat, pada penayangan MTV Insomnia episode tanggal 27 Agustus 2009 menit ke 28.44 ketika berlangsungnya komunikasi interaktif dengan penonton di rumah, terdapat pembicaraan yang menyebutkan kata-kata kotor yang identik dengan alat kelamin laki-laki oleh penelpon. Menurut KPI Pusat, hal itu telah melanggar Pasal 36 ayat 5 (b) UU Penyiaran dan Pasal 11 serta 13 SPS KPI. Dalam surat tersebut dijelaskan bahwa KPI Pusat akan terus melakukan pemantauan terhadap program tersebut. Jika kemudian ditemukan kembali pelanggaran, KPI Pusat menyatakan akan memberikan sanksi yang lebih berat sesuai dengan ketentuan di UU Penyiaran. KPI Pusat juga mengingatkan tentang sanksi terhadap ketentuan dalam UU Penyiaran tersebut yakni pidana maksimal 5 (lima) tahun penjara dan/atau denda maksimal 10 (sepuluh) miliar rupiah sesuai dengan Pasal 57 ayat (d) UU Penyiaran. Selain itu, KPI Pusat juga banyak menerima pengaduan dari masyarakat terkait program tersebut.

(13)

terhadap tayangan ini. Dipilihnya mahasiswa USU dikarenakan menurut hasil pra penelitian, sebagian dari mereka penonton setia acara ini.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

“Bagaimanakah opini mahasiswa Universitas Sumatera Utara terhadap Tayangan MTV Insomnia di Global TV.

I.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu metode yang bertujuan melukiskan secara sistematis karakteristik populasi atau bidang-bidang tertentu secara faktual dan cermat tanpa mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis dan melakukan prediksi.

2. Responden adalah mahasiswa USU stambuk 2007-2008.

3. Penelitian difokuskan kepada opini mahasiswa terhadap tayangan MTV Insomnia di Global TV.

(14)

I.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui gambaran secara umum tentang isi materi dan juga konsep acara dari MTV Insomnia di Global TV.

2. Untuk mengetahui opini mahasiswa terhadap penayangan acara MTV Insomnia yang ditayangkan pada dini hari di Global TV.

I.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk memperkaya khasanah penelitian, dan dapat memperluas cakrawala pengetahuan peneliti serta mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU.

2. Secara akademis, penelitian ini disumbangkan kepada FISIP USU, Khususnya Departemen Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan berkenaan dengan penelitian ini.

I.6 Kerangka Teori

(15)

kerangka teori sebagai landasan berpikir yang menunjukkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti (Nawawi, 1997: 40). Teori merupakan himpunan konstruk (konsep), defenisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Kriyantono, 2007 : 45).

Adapun teori-teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah : I.6.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa

Defenisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (dalam Ardianto,2004:3), yakni “komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melaui media massa pada sejumlah besar orang”. Defenisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain yaitu Gerbner (dalam Ardianto,2004:4), ”komunikasi massa ialah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontiniu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.

Ahli komunikasi massa lainnya, Joseph A Devito merumuskan defenisi komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa serta tentang media yang digunakannya. Komunkasi massa ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menonton, tetapi ini berarti khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar didefenisikan (Ardianto,2004:6).

(16)

yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sebagai pesan yang sama yang dapat diterima secara serentak dan sesaat. Menurut Dominick (Ardianto 2004:15) fungsi komunikasi massa bagi masyarakat terdiri dari surveilance (pengawasan), interpretation (penafsiran), linkage (keterkaitan), transmission of values (penyebaran nilai) dan entertainment (hiburan).

Berikut ini adalah perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa yaitu (Rakhmat, 2005:219) :

1. Efek kognitif, yaitu terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami dan dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi.

2. Efek afektif, yaitu timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak. Efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap, atau nilai.

3. Efek konatif (behavioral), yaitu merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan perilaku. 1.6.2 Televisi sebagai Media Massa

Media massa adalah suatu istilah yang mulai digunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus di desain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas (http://id.wikipedia.org/wiki/Media massa)

(17)

terlaksananya proses komunikasi massa tertentu. Media massa menurut bentuknya dapat dikelompokkan atas :

1. Media cetak (printed media) yang mencakup surat kabar, majalah, buku, pamflet, brosur dan sebagainya.

2. Media Elektronik, seperti radio, televisi, film, slide, video, dan lain-lain. Media massa mempunyai karakter tertentu, yang tidak bisa disamakan oleh media massa yang lain. Media cetak, mampu memuat peristiwa secara lengkap sampai kepada detil-detilnya, dan bisa disimpan dan dibaca ulang. Namun sifat komunikasinya masih tertunda (delay). Radio bisa menyiarkan berita secara cepat dan langsung, namun sifat beritanya hanya sekilas, dan seringkali tidak mampu diingat secara baik oleh audience. Radio juga hanya bersifat audio. Namun radio mampu menghadirkan efek ‘theatre of mind’, yaitu audiens mampu berimajinasi lebih jauh tentang apa yang mereka dengarkan. Foto mampu menghadirkan gambar peristiwa secara komprehensif, tanpa ditambah dan dikurangi. Foto mampu melengkapi berita, dan menambah legitimasinya. Televisi mampu menjawab kekurangan radio, kesan audio visual mampu dihadirkan, namun informasi yang dihasilkan juga masih bersifat sekilas, tidak mendalam. Film tidak bisa menjawab kebutuhan berita, namun film mampu merekam kejadian secara audio visual dan bisa diputar berulang-ulang. Film juga bisa dipakai sebagai sarana penyampaian pesan secara fiktif, melalui pengaturan skenario dan penyutradaraan.

(18)

dalam bahasa Inggrisnya television diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh disini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat-tempat lain melalui sebuah perantara perangkat penerima (Wahyudi, 1986 :49).

Televisi adalah salah satu bentuk media massa yang selain mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan adanya unsur-unsur kata-kata, musik dan sound effect, juga mempunyai keunggulan lain yaitu unsur visual berupa gambar hidup yang dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pemirsanya. Dalam usaha untuk mempengaruhi khalayak dengan menggugah emosi dan pikiran pemirsanya, televisi lebih mempunyai kemampuan menonjol dibandingkan media massa lainnya.

Acara-acara yang ditampilkan televisi terdapat sekian banyak pesan atau informasi yang disebut iklan. Menurut Rhenald Kasali, iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk dan jasa yang disampaikan lewat media dan dibiayai oleh perusahaan yang dikenal serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Sedang pengaruh pesan ini berarti hal-hal yang diterjemahkan dalam bentuk gambar. Rangkaian kata-kata jingle, maupun warna dengan tujuan membangkitkan kebutuhan konsumen dan menanamkan citra pada konsumen pemerkasa adalah produsen sedangkan media adalah sarana yang digunakan, dalam hal ini media yang dapat digunakan adalah media cetak (surat kabar, majalah dan lain-lain) maupun media elektronik (televisi, radio, film) (Kasali, 1992 : 9).

I.6.3 Teori S-O-R

(19)

adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, konasi. Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme.

Elemen-elemen dari model ini adalah pesan (stimulus), komunikan (organism), efek (response). Model S-O-R dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1 Skema S-O-R

Organism : - perhatian Stimulus

- pengertian - penerimaan

Response : Perubahan sikap

(20)

dari organisme, kemampuan dari organisme inilah yang dapat melanjutkan proses berikutnya. Pada langkah berikutnya adalah organisme dapat menerima secara baik apa yang telah diolah sehingga dapat terjadi kesediaan dalam mengubah sikap. Dalam perubahan sikap dapat dilihat bahwa sikap dapat berubah hanya jika rangsangan yang diberikan melebihi rangsangan semula. Perubahan berarti bahwa stimulus yang diberikan dapat meyakinkan organisme, dan akhirnya secara efektif dapat merubah sikap.

Hovland beranggapan bahwa perubahan sikap adalah serupa dengan proses belajar. Dalam mempelajari sikap yang baru ada tiga variabel penting yang menunjang proses belajar tersebut yaitu perhatian, pengertian, dan penerimaan (Effendy,2003:255).

I.6.4 Opini

Opini adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial. Opini timbul sebagai hasil pembicaraan tentang masalah yang kontroversial yang menimbulkan pendapat yang berbeda-beda (Sastropoetro, 1990 : 41). Sedangkan mengenai opini publik itu sendiri melukiskan kelompok manusia yang berkumpul secara spontan dengan syarat :

1. Dihadapkan pada suatu persoalan.

2. Berbeda pendapat tentang persoalan tersebut dan berusaha untuk menanggulangi persoalannya.

(21)

Sementara pengertian opini menurut Cutlip and Centre adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial (Sastropoetro, 1990 :42). Pendapat atau opini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Selalu diketahui dari pernyataan-pernyataan. 2. Merupakan kesatuan dari banyak pendapat. 3. Mempunyai pendukung dalam jumlah yang besar.

Sementara William Albing mengemukakan bahwa opini itu dinyatakan kepada sesuatu hal yang kontroversial atau sedikit-dikitnya terdapat pandangan yang berlainan mengenai masalah tersebut.

Opini timbul sebagai suatu jawaban terbuka terhadap suatu persoalan atau isu. Subjek dari suatu opini biasanya adalah masalah baru. Opini berupa reaksi pertama dimana orang yang mempunyai perasaan ragu-ragu dengan sesuatu yang lain dari kebiasaan, ketidakcocokan dan adanya perubahan penilaian. Unsur-unsur ini mendorong orang untuk saling mempertahankannya (Sunarjo, 1984 : 31).

Pengertian publik secara psikologis adalah sekelompok orang yang mempunyai minat yang sama tentang satu hal (E. Bogardus) atau sekelompok orang yang menaruh perhatian terhadap suatu masalah yang sama, melibatkan diri dalam masalah tersebut dan berusaha untuk turut mengatasinya (Herbert Blumer).

Karakteristik publik (Sunarjo, 1984 : 20) :

1. Satu kelompok yang tidak merupakan kesatuan (kelompok tidak teratur). 2. Interaksi terjadi secara tidak langung biasanya melalui media massa. 3. Perilaku publik didasarkan kepada perilaku individu.

(22)

5. Mempunyai minat yang sama terhadap suatu masalah.

6. Minat yang sama belum tentu mempunyai opini yang sama terhadap suatu masalah.

7. Berusaha untuk mengatasi masalah tersebut.

8. Adanya diskusi sosial, karena itu publik ada kecendrungan untuk berpikir secara rasional.

Pengertian pendapat umum adalah kesatuan pendapat yang muncul dari sekelompok orang yang berkumpul secara spontan, membicarakan isu yang kontroversial, mendiskusikannya dan berusaha unuk mengatasinya. Istilah opini publik dapat digunakan untuk menunjukkan suatu pengumpulan pendapat yang dikemukakan oleh individu-individu atau pendapat-pendapat kolektif dari sejumlah orang dari kumpulan tertentu dan bukan dalam pengertian semua orang tanpa batas dan ketentuan khusus pula.

Opini publik merupakan pendapat yang ditimbulkan oleh adanya 4 unsur sebagai berikut :

1. Adanya suatu masalah atau situasi yang bersifat kontroversial.

2. Adanya publik yang secara spontan terpikat kepada masalah termaksud, melibatkan diri ke dalamnya dan berusaha untuk memberikan pendapatnya.

3. Adanya kesempatan untuk bertukar pikiran atau berdebat mengenai masalah yang kontroversial oleh suatu publik.

(23)

I.7 Kerangka Konsep

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel (Singarimbun, 1995:49).

Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. (Nawawi, 1997:40).

Adapun variabel tersebut dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Opini mahasiswa USU tayangan MTV Insomnia di Global TV.

2. Karakteristik responden. Karakteristik responden adalah nilai-nilai yang dimiliki oleh seseorang yang dapat membedakannya dengan orang lain, seperti jenis kelamin, fakultas, dan frekuensi.

I.8 Model Teoritis

Adapun model teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Gambar 2

Model Teoritis

Komponen Tayangan MTV Insomnia

(24)

I.9 Variabel Operasional

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dapat dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, indikator-indikator yang akan diteliti yaitu :

Tabel 1

Variabel Operasional

Variabel Teoritis Variabel Operasional Opini Mahasiswa terhadap tayangan

MTV Insomnia di Glboal TV

1. Alasan menonton 2. Pembawa acara

3. Partisipasi ketika menonton 4. Perhatian

a. Minat menonton b. Rasa suka 5. Pengertian

a. Pengetahuan b. Pemahaman 6. Penerimaan

a. Opini positif b. Opini negatif

c. Opini netral atau pasif

(25)

I.10 Defenisi Operasional

Defenisi variabel operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain defenisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu penelitian lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun 1995 : 46).

Defenisi variabel operasional dari variabel-variabel penelitian ini adalah:

1. Tayangan MTV Insomnia di Global TV, terdiri dari :

a. Alasan menonton yaitu motif mengapa seseorang tertarik untuk melihat acara tersebut.

b. Pembawa acara yaitu orang yang membawakan acara dan akan memandu selama acara tersebut berlangsung.

c. Partisipasi ketika menonton yaitu bentuk keterlibatan dengan pembawa acara secara interaktif ketika acara sedang berlangsung.

2. Opini mahasiswa USU, terdiri dari : a. Perhatian

- Minat menonton, yaitu adanya keinginan untuk melihat atau menyaksikan tayangan MTV Insomnia di Global TV.

- Rasa suka, adanya rasa suka atau tertarik untuk melihat tayangan MTV Insomnia di Global TV.

(26)

- Pengetahuan, yaitu responden mengetahui isi acara MTV Insomnia di Global TV.

- Pemahaman, yaitu responden mengerti dan memahami isi acara MTV Insomnia di global TV.

c. Penerimaan

- Opini Positif, setuju terhadap tayangan MTV Insomnia di Global TV. - Opini Negatif, tidak setuju terhadap tayangan MTV Insomnia di Global

TV.

- Opini netral atau pasif, ragu-ragu dalam memberikan pendapat apakah setuju atau tidak setuju terhadap tayangan MTV Insomnia di Global TV.

3. Karakteristik Responden, terdiri dari :

a. Jenis Kelamin, yaitu jenis kelamin dari responden laki-laki atau perempuan.

b. Fakultas, yaitu dari fakultas mana responden berasal.

(27)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1 Komunikasi Massa

Dari berbagai macam cara komunikasi dilaksanakan dalam masyarakat manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu sendiri pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari digunakan dan dikonsumsi oleh audience (Sendjaja, 2002:21).

Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa). Massa dalam arti komunikasi massa lebih menunjuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa di sini menunjuk kepada khalayak, audience, penonton, pemirsa atau pembaca.

(28)

Defenisi paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan Bittner(1980), yaitu komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang, dari defenisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi itu harus menggunakan media massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran, dan televisi, keduanya dikenal sebagai media elektronik; surat kabar dan majalah, keduanya disebut sebagai media cetak; serta media film. Film sebagai media komunikasi massa adalah bioskop (Ardianto, 2004:3).

Sedangkan menurut Jay Black dan Fredrick C. Whitney (1988), komunikasi massa dalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diperoleh secara massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen.

Banyak defenisi dari komunikasi massa yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli komunikasi. Tetapi, dari sekian banyak defenisi itu ada benang merah kesamaan defenisi satu sama lain. Melalui defenisi itu dapat diketahui karakteristik dari komunikasi massa, yaitu :

1. Komunikator Terlembagakan

Komunikator dalam komunikasi massa itu bukan satu orang, tetapi kumpulan orang-orang. Artinya, gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga.

2. Pesan Bersifat Umum

(29)

3. Komunikatornya Anonim dan Heterogen

Komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda.

4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan

Komunikasi massa itu ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya. Serempak disini berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir bersamaan.

5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan

Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan.

6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah

Komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog.

7. Stimuli Alat Indra ”Terbatas”

(30)

8. Umpan Balik Tertunda (Delayed)

Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan (Ardianto 2004:7).

Menurut Wright (1959) dalam buku Teori Komunikasi (Severin, 2007:4), perubahan teknologi baru menyebabkan perubahan dalam defenisi komunikasi yang mempunyai tiga ciri yaitu :

1. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen dan anonim.

2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara.

3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.

Fungsi komunikasi media massa sebagai bagian dari komunikasi massa terdiri atas :

1. Fungsi Pengawasan

(31)

2. Fungsi SocialLearning

Melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan-pencerahan kepada masyarakat dimana komunikasi massa itu berlangsung.

3. Fungsi Penyampaian Informasi

Yaitu menjadi proses penyampaian informasi kepada masyarakat luas. Yang memungkinkan informasi dari sebuah institusi publik tersampaikan kepada masyarakat secara luas dalam waktu cepat.

4. Fungsi Transformasi Budaya

Komunikasi massa menjadi proses transformasi budaya yang dilakukan bersama-sama oleh semua komponen komunikasi massa, terutama yang didukung oleh media massa.

5. Hiburan

Komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburan, terutama karena komunikasi massa menggunakan media massa, jadi fungsi-fungsi hiburan yang ada pada media massa juga merupakan bagian dari fungsi komunikasi massa.

(32)

II.2 Televisi sebagai media massa

Bersamaan dengan kemajuan media cetak, muncul media lain sebagai sumber informasi bagi khalayak yaitu media elektronik mulai dari TV berwarna hingga teknologi internet. Seperti surat kabar, saat ini hampir setiap orang memiliki televisi di tempat tinggalnya. Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi (http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi).

Televisi untuk umum menyiarkan programnya secara universal, tetapi fungsi utamanya tetap hiburan. Kalaupun ada program-program yang mengandung segi informasi dan pendidikan, hanya sebagai pelengkap saja dalam rangka memenuhi kebutuhan alamiah manusia (Effendi, 2004 : 55).

(33)

II.3 Teori S-O-R

II.3.1 Pengertian dan Proses S-O-R

Pada awalnya model teori ini dikenal sebagai model Stimulus-Response (S-R) akan tetapi kemudian DeFleur menambahkan Organism dalam bagiannya sehingga menjadi Stimulus-Organism-Response (S-O-R).

Teori S-O-R merupakan model penelitian yang beranjak dari anggapan bahwa organisme akan menghasilkan perilaku atau reaksi tertentu jika diberikan suatu kondisi stimulus tertentu kepadanya. Efek yang timbul adalah reaksi terhadap stimulus tersebut, sehingga seseorang dapat mengharapkan kesesuaian antara pesan dengan reaksi komunikan. Adapun elemen-elemen utama dari model teori S-O-R ini adalah : Stimulus adalah rangsangan atau dorongan yang berupa pesan, organism adalah manusia atau seorang penerima, response adalah reaksi, efek, pengaruh atau tanggapan.

Asumsi stimulus respon mengacu kepada isi media massa sebagai stimulus yang diberikan kepada individu yang menghasilkan respon tertentu yang sesuai dengan stimulus yang diberikan. Dalam proses perubahan sikap yang akan dialami oleh komunikan, sikapnya akan berubah jika stimulus yang menerpanya benar-benar melebihi apa yang pernah ia alami.

(34)

Gambar 3 Model S-O-R

Organism : - perhatian Stimulus

- pengertian - penerimaan

Response : Perubahan sikap

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa stimulus yang disampaikan kepada komunikan dapat berdampak diterima atau ditolak. Komunikasi terjadi jika komunikan memberikan perhatian kepada stimulus yang disampaikan kepadanya sampai kepada proses komunikan memikirkannya dan timbul pengertian dan penerimaan atau mungkin sebaliknya.

Respon yang ditimbulkan stimulus hanya sampai pada tahap kognitif dan afektif saja tidak sampai pada tahap behavioral (perubahan sikap terhadap pesan) dikarenakan penelitian tentang tayangan MTV Insomnia dibatasi hanya pada opini publik saja.

Adapun tahap-tahap yang sesuai dari respon tersebut adalah :

(35)

2. Tahap afektif, meliputi kesediaan untuk mencari lebih banyak lagi informasi, evaluasi terhadap pesan, dan minat untuk mencoba dan melakukananya.

(Rakhmat, 2004 : 209)

Jika disederhanakan lagi maka dapat disebutkan bahwa model teori S-O-R yaitu merupakan stimulus yang akan ditangkap oleh organisme khalayak. Komunikasi tersebut akan berlangsung jika adanya suatu perhatian dari komunikan. Adapun proses berikutnya dapat terlihat bahwa komunikan mengerti dan menerima.

II.4 Opini dan Opini Publik II.4.1 Isitilah Opini Publik

Public Opinion dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan dengan “pendapat umum“, dengan demikian public diterjemahkan dengan “umum“ sedangkan opinion dialih bahasakan dengan “pendapat“. Dalam Ilmu Komunikasi terdapat istilah lain yaitu public relations yang umumnya diterjemahkan dengan “hubungan masyarakat“, dalam hal ini public diterjemahkan dengan “masyarakat“, sedangkan relations diterjemahkan dengan “hubungan“.

(36)

Dengan demikian akan cukup membingungkan bila public opinion kita terjemahkan dengan pendapat umum di lain pihak public relations juga kita alih bahasakan dengan hubungan masyarakat, apalagi bila diingat bahwa apa yang dimaksud dengan istilah “umum“ dalam bahasa Indonesia masih kurang jelas. Terutama sekali kalau diingat bahwa public relations ada kata (s) dibelakangnya yang dalam bahasa Inggris mempunyai arti jamak, sehingga yang lebih tepat adalah hubungan-hubungan. Namun demikian terjemahan tersebut dari public opinion menjadi pendapat umum dan public relations dengan hubungan masyarakat rupanya telah diterima secara luas.

Adapun cara mengetahui adanya opini publik, dapat diketahui pada tahun 1963, Indonesia berkonfrontasi dengan Belanda mengenai Irian Barat. Di radio, surat kabar, rapat-rapat umum, pidato-pidato, ceramah-ceramah dan lain-lain orang membicarakan tentang Irian Barat.

Pada umumnya pembicara-pembicara itu cenderung kepada pendapat bahwa Irian Barat adalah milik pemerintah Indonesia, oleh karena itu bangsa Indonesia wajib merebutnya kembali, dan hal inilah yang menjadikan bahwa pendapat-pendapat itu sangatlah penting dikarenakan dapat mengambil suatu keputusan bersama.

Gejala demikian biasanya disebut public opinion atau opini publik. Adapun dari gejala tersebut diatas, dapat diketahui bahwa adanya pengertian tentang pendapat itu sama dengan opinion, yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

(37)

c. Mempunyai pendukung dalam jumlah yang besar.

Adapun ciri-ciri tersebut misalnya pendapat mengenai demonstrasi atau unjuk pendapat yang dilakukan oleh mahasiswa dinyatakan dalam berbagai media massa terutama surat kabar dan radio. Pendapat-pendapat tersebut akhirnya merupakan suatu sintesa yakni bahwa masyarakat kita menyetujui gerakan atau unjuk pendapat yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut. Akhirnya aksi-aksi yang digerakkan oleh mahasiswa itu mempunyai pendukung yang lebih besar.

II.4.2 Pengertian Opini Publik

Opini yang berarti tanggapan ataupun pendapat merupakan suatu jawaban terbuka terhadap suatu persoalan ataupun isu.

Menurut Cutlip dan Center (Sastropoetro, 1990 : 41), opini adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial. Opini timbul sebagai hasil pembicaraan tentang masalah yang kontroversial, yang menimbulkan pendapat yang berbeda-beda.

Menurut Bernard Berelson dalam tulisannya berjudul “Communication and Public Opinion” (Komunikasi dan Pendapat/Opini Publik) mengemukakan bahwa dengan pendapat publik diartikan people’s response atau jawaban rakyat (persetujuan, ketidaksetujuan/penolakan atau sikap acuh tak acuh) terhadap issue-issue/hal-hal yang bersifat politis dan sosial yang memerlukan perhatian umum, seperti hubungan internasional, kebijaksanaan dalam negeri, pemilihan (umum) untuk calon-calon, dan hubungan antar kelompok etnik (Sastropoetro, 1990 : 55).

(38)

atau setidak-tidaknya mempunyai kepentingan yang bersama dalam sesuatu hal (Sunarjo, 1984 : 20).

Menurut Cutlip dan Center dalam bukunya “Effective Public Relation”, opini publik adalah suatu hasil penyatuan dari pendapat individu-individu tentang masalah umum (Sastropoetro, 1990 : 52).

II.4.3 Proses Pembentukan Opini Publik

George Carslake Thompson dalam “The Nature of Public Opinion“ (Sastropoetro, 1990 : 106) mengemukakan bahwa dalam suatu publik yang menghadapi issue dapat timbul berbagai kondisi yang berbeda-beda, yaitu :

1. Mereka dapat setuju terhadap fakta yang ada atau mereka pun boleh tidak setuju.

2. Mereka dapat berbeda dalam perkiraan atau estimation, tetapi juga boleh tidak berbeda pandangan.

3. Perbedaan yang lain ialah bahwa mungkin mereka mempunyai sumber data yang berbeda-beda.

Hal-hal yang diutarakan itu merupakan sebab timbulnya kontroversi terhadap issue-issue tertentu. Selanjutnya dikemukakannya bahwa orang-orang yang mempunyai opini yang tegas, mendasarkannya kepada rational grounds atau alasan-alasan yang rasional yang berarti “dasar-dasar yang masuk akal dan dapat

dimengerti oleh orang lain“.

(39)

1. Perbedaan pandangan terhadap fakta.

2. Perbedaan perkiraan tentang cara-cara terbaik untuk mencapai tujuan. 3. Perbedaan motif yang serupa guna mencapai tujuan.

Dasar-dasar rasional yang berhubungan dengan ketiga sebab tadi berarti disebabkan oleh perbedaan-perbedaan itu, maka timbul kehati-hatian dalam pandangan agar mencapai suatu keserasian bagi terbentuknya suatu ekstraksi pendapat yang menguntungkan.

Kemudian, dalam hubungannya dengan penilaian terhadap suatu opini publik, perlu diperhitungkan empat pokok, yaitu :

1. Difusi, yaitu apakah pendapat yang timbul merupakan suara terbanyak, akibat adanya kepentingan golongan.

2. Persistence, yaitu kepastian atau ketetapan tentang masa berlangsungnya issue karena disamping itu, pendapat pun perlu diperhitungkan.

3. Intensitas, yaitu ketajaman terhadap issue.

4. Reasonableness atau suatu pertimbangan-pertimbangan yang tepat dan beralasan.

(40)

II.4.4 Kekuatan Opini Publik

Telah dikemukakan bahwa opini publik atau pendapat publik sebagai suatu kesatuan pernyataan tentang suatu hal yang bersifat kontroversial, merupakan suatu penilaian sosial atau social judgement. Oleh karena itu, maka pada pendapat publik melekat beberapa kekuatan yang sangat diperhatikan :

a. Opini publik dapat menjadi suatu hukuman sosial terhadap orang atau sekelompok orang yang terkena hukuman tersebut. Hukuman sosial menimpa seseorang atau sekelompok orang dalam bentuk rasa malu, rasa dikucilkan, rasa dijauhi, rasa rendah diri, rasa tak berarti lagi dalam masyarakat, menimbulkan frustasi sehingga putus asa, dan bahkan ada yang karena itu lalu bunuh diri atau mengundurkan diri dari jabatannya.

b. Opini publik sebagai pendukung bagi kelangsungan berlakunya norma sopan santun dan susila, baik antara yang muda dengan yang lebih tua maupun antara yang muda dengan sesamanya.

c Opini publik dapat mempertahankan eksistensi suatu lembaga dan bahkan bisa juga menghancurkan suatu lembaga.

d. Opini publik dapat mempertahankan atau menghancurkan suatu kebudayaan. e. Opini publik dapat pula melestarikan norma sosial.

(41)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

III.1.1. Sejarah dan Perkembangan Universitas Sumatera Utara

Sejarah Universitas Sumatera utara dimulai dengan berdirinya Yayasan Universitas Sumatera Utara Pada tanggal 4 Juni 1952. Pendirian yayasan ini dipelopori oleh Gubernur Sumatera Utara untuk memenuhi keinginan masyarakat Sumatera Utara khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Yayasan ini diurus oleh suatu Dewan Pimpinan yang diketuai langsung oleh Gubernur Sumatera Utara, dengan susunan sebagai berikut : Abdul Hakim (Ketua), Dr. T. Mansoer (Wakil ketua), Dr. Soemarsono (Sekretaris/Bendahara), Ir. R.S. Danunagoro, Drg. Sahar, Drg. Oh Tjie Lien, Anwar Abubakar, Madong Lubis, Dr. Maas. J.Pohan, Drg. Barlan, dan Soetan Pane Paruhum (Anggota).

Sebenarnya hasrat untuk mendirikan Perguruan Tinggi di Medan telah mulai sejak sebelum Perang Dunia II, tetapi tidak disetujui oleh Pemerintah Belanda pada waktu itu. Pada zaman pendudukan Jepang, beberapa orang terkemuka di Medan termasuk Dr. Pirngadi dan Dr. T. Mansoer membuat rancangan Perguruan Tinggi Kedokteran. Setelah kemerdekaan Indonesia, Pemerintah mengangkat Dr. Moh. Djamil di Bukit Tinggi sebagai ketua panitia.

(42)

Pada tanggal 31 Desember 1951 dibentuk panitia persiapan pendirian perguruan tinggi yang diketuai oleh Dr.Soemarsono, yang anggotanya terdiri dari Dr. Ahmad Sofian, Ir. Danunagoro, dan Sekretaris Mr. Djaidin Purba. Selain dewan pimpinan yayasan, organisasi Universitas Sumatera Utara pada awal berdirinya terdiri dari Dewan Kurator, Presiden Universitas, Majelis Presiden dan Asesor, Senat Universitas, dan Dewan Fakultet.

Sebagai hasil kerjasama dan bantuan moril serta material dari seluruh masyarakat Sumatera Utara yang pada waktu itu meliputi juga Daerah Istimewa Aceh, pada tanggal 20 Agustus 1952 berhasil didirikan Fakultas Kedokteran di jalan Seram dengan dua puluh tujuh orang mahasiswa diantaranya dua orang wanita.

Kemudian disusul dengan berdirinya Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (1954), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (1956) dan Fakultas Pertanian (1955).

Pada tanggal 20 November 1957, Universitas Sumatera Utara (USU) diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia. Dr. Ir. Soekarno menjadi Universitas Negeri yang ketujuh di Indonesia. Tanggal peresmian ini kemudian ditetapkan sebagai Dies Natalies USU yang diperingati setiap tahun hingga tahun 2001.

(43)

Pada tahun 1959, dibuka Fakultas Teknik di Medan, dan Fakultas Ekonomi di Kutaradja (Banda Aceh) yang diresmikan secara meriah oleh Presiden RI. Kemudian di kota yang sama didirikan Fakultas Kedokteran dan Peternakan (1960). Sehingga pada waktu itu, USU terdiri dari 5 Fakultas di Medan dan 2 Fakultas di Banda Aceh. Dalam perjalanan usianya yang kini mencapai 50 tahun, melalui berbagai program pengembangan yang dilaksanakan, banyak kemajuan yang telah dicapai, yang menjadikan USU berkembang hingga seperti sekarang ini.

Saat ini, USU mengelola lebih dari 100 program studi yang terdiri dari berbagai jenjang pendidikan, yang tecakup dalam 12 fakultas dan 1 program pasca sarjana. Dalam perkembangannya, beberapa fakultas di lingkungan USU telah menjadi embrio berdirinya tiga perguruan tinggi negeri baru, yaitu Universitas Syah Kuala di Banda Aceh (Fakultas Ekonomi dan Fakultas kedokteran hewan dan peternakan), IKIP Negeri Medan yang sekarang berubah menjadi UNIMED (dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan), Politeknik Negeri Medan (dari Politeknik USU).

Kampus USU Padang Bulan terletak di sebelah barat daya kota Medan, 7 KM dari pusat kota. Kampus ini memiliki luas 116 Ha dengan luas zona akademik 93,4 Ha, merupakan pusat utama kegiatan Universitas. Di sini terdapat lebih dari seratus bangunan dengan total luas lantai 133.141 m2.

(44)

kegiatan universitas dengan jumlah mahasiswa hingga 20.000 orang dan saat ini jumlah mahasiswa USU telah mencapai 25.000 orang.

Berdasarkan pengamatan peneliti selama di lapangan, di areal kampus juga terdapat warung internet dengan tarif yang relatif murah, yaitu Rp.3000,-/jam, tepatnya berada di areal Perpustakaan USU. Sedangkan diluar areal kampus, warung internet juga dapat ditemui dengan mudah karena berada tidak jauh dari areal kampus, tepatnya di daerah Padang Bulan, meliputi Jl. Jamin Ginting, daerah Sumber, dan Pasar I, yaitu sebanyak 38 warung internet, dan di Jl. Dr. Mansyur terdapat sebanyak 9 warung internet. Warung-warung internet yang berada di lokasi sekitar areal kampus USU tersebut, sebagian besar pelanggannya adalah mahasiswa USU.

Untuk mengantisipasi pertumbuhan jumlah mahasiswa sesuai dengan kecenderungan pertumbuhan jumlah penduduk usia 19 s/d 24 tahun, USU sejak beberapa tahun yang lalu telah mengupayakan lahan baru untuk perluasan kampus. Dengan bantuan berbagai pihak, USU saat ini sedang mempersiapkan lahan kampus perluasan di Kwala Bekala dengan luas 300 Ha.

(45)

III.1.2. Infrastruktur Universitas Sumatera Utara

a. Infrastruktur Universitas Sumatera Utara terdiri dari 2 kategori yang meliputi :

1. Tanah 2. Bangunan

Tabel 2. Infrastruktur Universitas Sumatera Utara

KATEGORI LUAS (m2)

1. Tanah

- Kampus Padang Bulan - Pusdiklat

- Kebun Percobaan - Lahan Simalingkar - Bungalow Berastagi - Area Keperawatan

- Lahan Kampus Kwala Bekala - Lahan Perkebunan

(46)

Sejumlah unsur penunjang (Unit Pelaksana Teknis) ikut berperan aktif mendukung proses belajar mengajar di lingkungan Universitas Sumatera Utara antara lain :

1. Perpustakaan

2. UPT. Penerbit dan Percetakan (USU Press) 3. UPT. Pusat Informasi dan Humas USU 4. UPT. Pusat Komputer

5. Unit Pengembangan Pendidikan (UPP) 6. Unit Audiovisual dan Elektronika (AVEL)

7. Badan Konsultasi dan Bimbingan Mahasiswa (BKBM) 8. Laboratorium Ilmu Dasar (LIDA/MKDU)

9. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengabdian Pada Masyarakat (Pusdiklat/PPM)

10. Pusat Bahasa 11. Workshop/Bengkel

12. Badan Koordinator Olah Raga ( BAKOR)

c. Fasilitas Lainnya

Adapun Fasilitas lain yang membentuk terbentuknya kehidupan sosial di lingkungan kampus antara lain :

a. Asrama Mahasiswa

b. Koperasi Keluarga Besar USU c. Poliklinik USU

d. Pusat Jasa Ketenagakerjaan (PJK USU) e. Wisma USU

f. Rumah Ibadah

g. Warung Pos dan Telekomunikasi – KKB USU h. Kantor Pos

(47)

k. Gelanggang Mahasiswa

III.1.3. Visi, Misi, dan Tujuan Universitas Sumatera Utara a. Visi

Visi dari Univeristas Sumatera Utara adalah University for Industry. b. Misi

1. Mempersiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat akademik dan profesional dalam menerapkan, mengembangkan pengetahuan ilmiah, teknologi dan seni, serta berdaya saing tinggi.

2. Memperluas partisipasi dalam pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan nasional dalam pembelajaran dan modernisasi cara pembelajaran.

3. Mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan ilmiah, teknologi, seni, dan rancangan penerapannya untuk mendukung produktivitas dan daya saing masyarakat.

c. Tujuan

1. Memperluas partisipasi dalam pelayanan pendidikan bagi masyarakat dalam mendukung pemenuhan pendidikan nasional serta memodernisasi cara pembelajaran.

2. Meningkatkan partisipasi aktif dalam pengembangan ilmiah, teknologi dan seni/budaya serta kemanusiaan.

(48)

4. Membangun sistem tata pamong universitas yang efektif, efisien dan demokratis.

5. Mewujudkan lingkungan pengajaran dan pembelajaran yang kondusif.

6. Memperkuat departemen dalam pengelolaan disiplin silang antar departemen/program studi.

7. Membangun kemampuan pendanaan sendiri melalui kerjasama/kemitraan dalam usaha-usaha ventura.

8. Mengembangkan kemampuan dalam memasarkan produk-produk pengetahuan ilmiah, konsep-konsep, pemecahan masalah industrial, jasa tenaga ahli, dan lain-lain.

9. Membangun pendekatan baru dalam pembelajaran yang berfokus kepada pembelajaran sesuai kebutuhan (demand-driven learning system).

III.1.4. Pilihan Program Studi a. Program Sarjana S1

Terdiri dari Kedokteran, Hukum, Pertanian, Teknik, Ekonomi, Kedokteran Gigi, Sastra, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kesehatan Masyarakat, Program Studi Ilmu Keperawatan, dan Farmasi.

b. Program Sarjana S1 Ekstension

(49)

Teknik Industri, Teknik Kimia, Agronomi, Sosial Ekonomi Pertanian, Ilmu Hukum, Sastra Inggris, Bahasa Jepang, Ilmu Perpustakaan, Kesehatan Masyarakat, Kimia, Matematika, Biologi, Fisika, Ilmu Keperawatan, Farmasi, Ilmu Administrasi Negara dan Ilmu Komuikasi.

c. Program Pascasarjana (S-2)

Terdiri dari Agronomi, Ilmu Tanah, Ilmu Hukum, Pengelolaan Alam dan Lingkungan, Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan, Kimia, Magister Manajemen, Biometik, Farmasi, Lingustik, Kenotariatan, Ilmu Manajemen, Ekonomi Pembangunan, Akuntansi, Fisika, Teknik Mesin, Teknik Sipil, Teknik Kimia, Arsitektur, Teknik Industri, Kesehatan kerja/Masyarakat, Administrasi Kebijakan Kesehatan, Manajemen Kesehatan Lingkungan Industri, Studi Pembangunan, Matematika, Ilmu Kedokteran Tropis, Biologi dan Psikologi.

d. Diploma III (D-III)

Terdiri dari Program Studi Keuangan, Akuntansi, Kesekretariatan, Perpustakaan, Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, Pariwisata, Kimia Analisis, Komputer, Statistik, Fisika Instrumen, Kimia Industri, Administrasi Perpajakan, Keperawatan, dan Analisis Farmasi.

e. Diploma IV (D-IV)

(50)

f. Program Doktor

Terdiri dari Ilmu Hukum, Ilmu Pertanian, Ilmu Kimia, Ilmu Kedokteran, Lingustik dan Perencanaan Wilayah Pedesaan.

g. Pendidikan Profesi

Terdiri dari Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Bedah, Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu OBS dan Ginekologi, Ilmu Penyakit mata, Ilmu Penyakit Paru, Ilmu Psikiatri/Jiwa, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Ilmu THT, Ilmu Patologi Klinik, Ilmu Patologi Anatomi, Neurologi, Anestesiologi, Forensik Medis, Kardiologi, Radiologi, Orthopedi, Dokter, Akuntansi, Apoteker, Dokter Gigi dan N E R S.

III.1.5. Struktur Organisasi Universitas Sumatera Utara

Struktur organisasi Universitas Sumatera Utara (USU) sebagai PT BHMN terdiri dari Mejelis Wali Amanat (MWA), Dewan Audit, Senat Akademik, Pimpinan Universitas, unit-unit pelaksana akademik, unit-unit pelaksana administratif, dan unit-unit penunjang.

a. Majelis Wali Amanat

(51)

masyarakat. MWA bertugas untuk menetapkan kebijakan umum dalam bidang non akademik, mengangkat pimpinan Universitas dan memberhentikannya, mensahkan rencana strategis, rencana kegiatan dan anggaran tahunan, mengevaluasi kinerja pimpinan Universitas, menyampaikan laporan tahunan, dan rekomendasi/pendapat kepada Menteri Pendidikan Nasional. Hingga saat ini, MWA telah mengeluarkan sembilan keputusan termasuk Anggaran Rumah Tangga (ART), mengangkat Rektor dan para pembantu Rektor, dan menetapkan Kebijakan Umum Universitas.

b. Senat Akademik

Senat Akademik (SA) adalah badan normatif tertinggi dalam bidang akademik. Keanggotaan SA terdiri dari Rektor dan para Pembantu Rektor, para Dekan, perwakilan dosen guru besar dan dosen non guru besar, Kepala Perpustakaan dan Sistem Informasi, dan Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Senat Akademik melalui suatu proses seleksi menominasikan calon Rektor. Rektor diangkat dan bertanggung jawab kepada Majelis Wali Amanat (MWA).

c. Dewan Guru Besar

Dewan Guru Besar (DGB) yang terdiri dari 177 anggota berfungsi sebagai dewan penasehat dalam hal pengembangan keilmuan dan kualitas pendidikan di Universitas.

d. Dewan Audit

(52)

e. Pimpinan

1. Pimpinan Universitas

Prof. Chairuddin P.Lubis, DTM&H, SpA(K) Rektor

Prof. Dr. Sumono, MS

Pembantu Rektor I bidang Akademik Drs. Subhilhar, M.A

Pembantu Rektor II bidang Kepegawaian dan Keuangan Dr. Linda Maas, M.P.H

Pembantu Rektor III Kemahasiswaan dan Alumni Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng

Pembantu Rektor IV bidang Perencanaan dan Kerjasama Ir. Isman Nuriadi

Pembantu Rektor V bidang Aset dan Perlengkapan Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec., Ak

Sekretaris Eksekutif 2. Pimpinan Fakultas

Prof. Dr. Ir. Chairun Nisa, M.Sc Direktur Sekolah Pasca Sarjana

Prof. Gontar A. Siregar, Sp. PD –KEGH Dekan Fakultas Kedokteran

Prof. Dr. Runtung, S.H., M.Hum Dekan Fakultas Hukum

Prof. Dr. IR. Zulkifli Nasution, M.Sc Dekan Fakultas Pertanian

Dr. Ir. Armansyah Ginting, M.Sc Dekan Fakultas Teknik

(53)

Prof. Dr. Ismet Danial Nasution, Drg., Ph.D Dekan Fakultas Kedokteran Gigi

Drs. Wan Syaifuddin. M.A, Ph.D Dekan Fakultas Sastra

Dr. Eddy Marlianto, M.Sc

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Prof. Dr. M. Arief Nasution, M.A

Dekan Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dr. Ria Masniari Lubis, M.Si

Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Prof. Dr. Sumadio

Dekan Fakultas Farmasi 3. Pimpinan Lembaga

Prof. Dr. Darwin Dalimunthe, Ph.D

Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Drs. A. Ridwan Siregar, S.H., M.Lib

Kepala Perpustakaan dan Sistem Informasi f. Auditor Internal

Auditor internal diangkat dan bertanggung jawab kepada Rektor. Tujuan unit ini adalah mengevaluasi dan memberikan rekomendasi berkaitan dengan kinerja seluruh unit Universitas. Dalam organisasi terdahulu fungsi dari Auditor Internal terfokus hanya pada evaluasi keuangan. Dalam organisasi yang baru Auditor Internal mengevaluasi baik kinerja non akademik maupun akademik.

g. Unit Penjaminan Mutu

(54)

meninjau dan mengevaluasi sistem dan prosedur penjaminan mutu; memberikan rekomendasi dari waktu ke waktu tentang isu-isu penjaminan mutu kepada Senat Akademik dan Rektor.

Adapun bagan Struktur Organisasi Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

Sumber: http://www.usu.ac.id/index.php

III.2 Metode Penelitian

(55)

Adapun penelitian deskriptif ditujukan untuk :

1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala-gejala yang ada.

2. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku.

3. Membuat perbandingan atau evaluasi.

4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang (Rakhmat, 1995 : 25).

III.3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampus Universitas Sumatera Utara (USU), Padang Bulan, Medan yang meliputi :

1. Fakultas Kedokteran

Jl. Prof. Dr. Mansyur no.3, Medan.

2. Fakultas Hukum

Jl. Universitas No. 4 Kampus USU, Medan.

3. Fakultas Pertanian

Jl. Prof. A. Sofian No. 3 Kampus USU, Medan.

4. Fakultas Teknik

Jl. Almamater Kampus USU, Medan.

5. Fakultas Ekonomi

(56)

6. Fakultas Kedokteran Gigi

Jl. Alumni No. 2 Kampus USU, Medan.

7. Fakultas Sastra

Jl, Universitas No.19 Kampus USU, Medan.

8. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jl. Almamater Kampus USU, Medan.

9. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jl. Dr. A. Sofian No. 1 Kampus USU, Medan.

10.Fakultas Kesehatan Masyarakat

Jl. Universitas No.21 Kampus USU, Medan.

11.Fakultas Psikologi

Jl. Prof. Dr. Mansyur, Medan

12.Fakultas Farmasi

Jl. Almamater Kampus USU, Medan.

III.4. Populasi dan Sampel a. Populasi

(57)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang masih terdaftar sebagai mahasiswa USU. Berdasarkan data yang diperoleh pada saat pra penelitian, jumlah mahasiswa USU yang masih terdaftar adalah 18.474 orang (BAA USU TA: 2008/2009).

Mengingat jumlah populasi yang sangat besar tersebut, tentunya akan menyulitkan peneliti pada saat melakukan pengambilan sampel serta dapat mengurangi keefisienan waktu penelitian dan dapat mengahabiskan dana yang sangat besar. Oleh karena itu, peneliti membatasi jumlah populasi dengan memilih mahasiswa USU program S-1 angkatan 2007 s/d 2008 sebagai populasi (objek penelitian) dan hanya mengambil 50% atau setengah dari jumlah Fakultas yang ada yakni Fakultas Pertanian, Teknik, Sastra, MIPA, ISIP, dan Kesehatan masyarakat yang berjumlah 4.476 orang. Adapun cara yang diambil dalam menentukan sampel adalah dengan sampel random atau acak dengan menggunakan teknik undian. Pada kertas kecil-kecil kita tuliskan nomor subjek, satu nomor untuk satu kertas. Kemudian kertas ini kita gulung. Dengan tanpa prasangka, kita mengambil 12 gulungan kertas, sehingga nomor-nomor yang tertera pada gulungan kertas yang terambil itulah yang merupakan nomor subjek sampel penelitian (Arikunto, 1998 :124).

(58)

baik dilihat dari aspek kognitif, emosi maupun fisik (Ali, 2004:10). Dengan kata lain, kaum remaja dan kawula muda identik dengan pribadi yang dinamis dan selalu mengikuti perkembangan teknologi dan memiliki minat yang cukup tinggi akan iklan televisi.. Selain itu, juga dikarenakan mahasiswa pada stambuk tersebut masih aktif dalam menjalankan perkuliahan dan masih sangat mudah untuk ditemui di lokasi penelitian, sehingga dapat memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian.

Tabel 3. Populasi Penelitian Mahasiswa Universitas Sumatera Utara program S-1 stambuk 2007 s/d 2008

Fakultas Populasi

Kedokteran 767

Kesehatan Masyarakat 1015

Teknik 555

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu (Nawawi, 1991:144). Berdasarkan data yang diperoleh maka peneliti menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90%, yakni sebagai berikut :

n = N N (d2 +1) N = Jumlah populasi n = sampel

(59)

Berdasarkan data yang ada maka penelitian ini memerlukan sampel

Jadi, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berjumlah 98 orang. Sedangkan untuk menentukan responden yang berhak dijadikan sampel digunakan teknik Proportional Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakan karena populasi dalam penelitian ini bersifat heterogen dengan karakteristik yang bervariasi. Selain itu teknik ini digunakan karena populasi yang akan dijadikan sampel terdiri dari beberapa fakultas dari stambuk 2007 s/d 2008. melalui teknik ini setiap stratum sampel dibagi menjadi 6 strata, yaitu Fakultas Kedokteran, Fakultas Teknik, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dan Fakultas Ekonomi.

(60)

Berdasarkan rumus di atas maka dapat dihitung sampel yang terpilih setiap Fakultas yaitu :

Tabel 4. Jumlah Sampel Setiap Fakultas

Fakultas Populasi Penarikan Sampel Sampel Kedokteran 767

Masyarakat 1015 4476

98

III.5. Teknik Penarikan Sampel

Pengambilan sampel dengan teknik purposive sample ini disesuaikan dengan tujuan penelitian, dimana sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian (Kriyantono, 2006:154). Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa USU program S-1 Stambuk 2007-2008 yang menonton tayangan MTV Insomnia.

III.6. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

(61)

membaca buku-buku literatur serta tulisan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

b. Penelitian lapangan (Field Research), yaitu pengumpulan data dari responden melalui :

• Kuesioner, yaitu alat pengumpulan data dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh responden.

III.7. Teknik Analisa Data

Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan (Singarimbun, 1995: 263). Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisa dalam satu tahap analisa, yaitu: analisis Tabel Tunggal.

(62)

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

IV.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Peneliti menempuh beberapa tahapan penelitian dalam pengumpulan data. Tahapan tersebut sebagai berikut :

IV.1.1. Tahap Awal

Penelitian diawali dengan meminta surat izin pra penelitian dari bagian pendidikan FISIP USU, yang ditujukan kepada Rektor Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh data dari BAA-USU, mengenai jumlah mahasiswa USU S-1 stambuk 2007 s/d 2008 yang akan dijadikan sampel. Kemudian meminta surat izin penelitian dari bagian pendidikan FISIP USU, yang ditujukan kepada Rektor Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh data lainnya yang diperlukan dalam penelitian ini.

IV.1.2. Pengumpulan Data

Bab ini merupakan uraian dari hasil penelitian yang dilakukan, mengenai “OPINI MAHASISWA TERHADAP TAYANGAN MTV INSOMNIA DI GLOBAL TV

(Studi Deskriptif terhadap mahasiswa Universitas Sumatera Utara)”, di mana

(63)

Berdasarkan data yang ada, maka untuk menghitung jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90%. Sehingga diperoleh 98 orang untuk digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini. Sedangkan untuk menentukan responden yang berhak dijadikan sampel digunakan teknik Proportional Stratified Random Sampling. Sehingga diperoleh 17 orang mahasiswa Kedokteran, 22 orang mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 12 orang mahasiswa Teknik, 16 orang mahasiswa Hukum, 19 orang mahasiswa Ekonomi dan 12 orang mahasiswa ISIP sebagai responden. Dalam penelitian ini, teknik penarikan sampel menggunakan teknik purposive sample dimana responden memiliki kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian yakni yang pernah menonton iklan tayangan MTV Insomnia di televise.

Mulai tanggal 12 November 2009, peneliti menyebarkan kuesioner yang telah dipersiapkan, untuk dibagikan kepada responden di kawasan USU, dan penyebaran kuesioner berakhir pada tanggal 16 November 2009. Kemudian pengumpulan data lainnya, seperti Sejarah dan Perkembangan, Tujuan Organisasi, Visi dan Misi, serta Struktur Organisasi USU diperoleh melalui Biro Rektorat USU dan situs resmi USU di www.usu.ac.id.

IV.2. Teknik Pengolahan Data

Setelah peneliti pengumpulkan data dari 98 orang responden, kemudian dilakukan pengolahan data dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

(64)

2. Editing: Peneliti mengedit jawaban responden untuk memperjelas jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya kesilapan pengisian data dalam kode yang disediakan.

3. Coding: Proses pemindahan jawaban responden ke dalam kotak-kotak kode yang telah disediakan pada lembar kuesioner dalam bentuk angka (skor).

4. Inventarisasi: Data mentah yang diperoleh dimasukkan ke dalam lembar FC (Fotron Cobol) sehingga membentuk satu kesatuan.

5. Tabulasi Data: Pada tahap ini, data FC di masukkan kedalam tabel. Tabel tersebut terdiri dari tabulasi tunggal dan tabulasi silang. Sebaran data dalam tabel secara rinci meliputi kategori frekuensi, persentase, dan selanjutnya dianalisa.

IV.3. Analisa Tabel Tunggal IV.3.1. Karakteristik Responden

Karakter responden perlu disajikan untuk mengetahui latar belakang responden. Karakteristik yang dipakai adalah jenis kelamin, Fakultas, dan angkatan responden.

Tabel 5

Jenis kelamin responden

No Jenis Kelamin Responden F %

1 Pria 70 71.4

2 Wanita 28 28.6

Total 98 100.0

(65)

Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa responden laki-laki lebih banyak dibandingkan responden perempuan, yaitu jumlah responden pria sebanyak 70 orang (71,4%), sedangkan jumlah responden wanita sebanyak 28 orang (28,6%). Dalam penelitian ini dapat dijelaskan bahwa pada saat penyebaran kuesioner berlangsung, mahasiswa USU program S-1 stambuk 2007 s/d 2008, yang lebih banyak menjadi responden adalah pria dari pada wanita. Selain itu dari kuesioner yang sudah terkumpul menunjukkan bahwa laki-laki sebagai responden yang paling sering menonton tayangan MTV Insomnia.

Tabel 6 Fakultas responden

No Fakultas responden F %

1 Kedokteran 17 17.3

2 Kesehatan Masyarakat 22 22.4

3 Teknik 12 12.2

4 Hukum 19 19.4

5 Ekonomi 12 12.2

6 ISIP 16 16.3

Total 98 100.0

P2/FC.4

(66)

Alasan peneliti mengambil setengah atau enam Fakultas dari 12 fakultas yang ada di Univesitas Sumatera Utara yaitu mengingat jumlah populasi yang sangat besar yang akan menyulitkan peneliti, serta dapat mengurangi keefisienan waktu, tenaga, penelitian dan dapat mengahabiskan dana yang sangat besar. Sehingga, peneliti membatasi jumlah populasi yang menjadi keseluruhan anggota subjek penelitian.

Tabel 7

Angkatan responden

No Angkatan Responden F %

1 2007 48 49.0

2 2008 50 51.0

Total 98 100.0

P3/FC.5

Dari tabel 7 diatas, diketahui bahwa stambuk/angkatan responden yakni mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) program S-1 stambuk 2007 dan 2008 berjumlah proporsional. Dari stambuk 2007 diketahui berjumlah 48 orang (49%) dan stambuk 2008 USU program S-1 berjumlah 50 orang (51%). Hal ini sesuai seperti yang peneliti lihat pada data Bagian Kemahasiswaan Universitas Sumatera Utara, 2009 dan terlihat jelas bahwa jumlah mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) program S-1 angkatan 2007 dan 2008 sesuai dengan perhitungan frekuensi yang telah dibuat.

IV.3.2. Opini Mahasiswa Terhadap tayangan MTV Insomnia

(67)

Tabel 8

Keseringan Menonton tayangan MTV Insomnia

No Keseringan menonton

tayangan MTV Insomnia

F %

1 Tidak pernah 0 0

2 Jarang (2-3 hari seminggu) 68 69.4

3 Sering (4-5 hari seminggu) 22 22.4

4 Sangat sering (setiap hari) 8 8.2

Total 98 100.0

P4/FC.6

Berdasarkan tabel 8 di atas diketahui mengenai tingkat keseringan menonton tayangan MTV Insomnia di televisi. Tidak ada responden (0%) menjawab tidak pernah, sebanyak 68 orang responden (69,4%) menjawab jarang (2-3 hari seminggu), sebanyak 22 orang responden (22,4%) menjawab sering (4-5 hari seminggu) dan sebanyak 8 orang responden (8,2%) menjawab sangat sering (setiap hari).

Hal ini berarti bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini memiliki tingkat keseringan menonton tayangan MTV Insomnia pada taraf jarang(2-3 hari seminggu). Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 69,4% atau sebanyak 63 orang responden. Keseringan ini disebabkan karena jadwal acara tersebut yang memang sangat larut sehingga terkadang para responden sudah beranjak untuk tidur.

Tabel 9

(68)

No Intensitas dalam sekali

Berdasarkan tabel 9 diatas diketahui mengenai intensitas dalam sekali menonton tayangan MTV Insomnia. Sebanyak 34 orang responden (34,7%) menjawab <30 menit, sebanyak 27 orang responden (27,6%) menjawab ½-1 jam , sebanyak 23 orang responden (23,5%) menjawab 1-2 jam dan sebanyak 14 orang responden (14,3%) menjawab >2 jam intensitas dalam sekali menonton.

Dengan demikian, mayoritas responden dalam penelitian ini menyatakan bahwa intensitas menonton mereka adalah < 30 menit. Hal tersebut ditunjukkan dengan persentase sebesar 34,7% atau sebanyak 34 orang responden. Intensitas tersebut terjadi dikarenakan jadwal penayangan yang sudah sangat larut dan terkadang ketika menonton sudah sangat mengantuk.

Tabel 10

Acara MTV Insomnia Menarik Perhatian No Acara MTV Insomnia menarik

perhatian F %

Gambar

Gambar 1
Tabel 1
Gambar 3  Model S-O-R
Tabel 2.  Infrastruktur Universitas Sumatera Utara
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan Christina dan Ghozali (2013), Loan to Deposit Ratio (LDR), yang digunakan untuk mengukur risiko likuiditas pada bank yang menunjukkan

Data yang didapatkan dari dilakukannya tahap uji coba lapangan akan dipergunakan untuk menyempurnakan produk multimedia interaktif agar didapatkan produk final

[r]

5 yang dilakukan oleh Hamzah (2007) dengan variabel dependen investment opportunity set dan variabel independen rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas,

Ukuran pengambilan sampel pada penelitian ini tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki, tingkat ketelitian atau kepercayaan yang dikehendaki

Hendro Gunawan, MA Pembina Utama Muda

Gambaran norma subyektif secara keseluruhan adalah rendah atau tidak mendukung responden untuk berwirausaha, dimana pada gambaran normative beliefs , dapat dikatakan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gerlar sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah