Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
PENGARUH TAYANGAN HUMOR TERHADAP
PENINGKATAN MEMORI PADA MAHASISWA
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi
Oleh:
PASKAH APRIANTI SITANGGANG
051301067
FAKULTAS PSIKOLOGI
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul:
Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara
adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya kutip dari hasil
karya orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,
kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam skripsi ini,
saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Maret 2009
Paskah Aprianti
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Pengaruh tayangan humor terhadap peningkatan memori pada mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Sumatera Utara
Paskah Aprianti Sitanggang dan Desvi Yanti Mukhtar, M.Si.,psikolog
ABSTRAK
Memori memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap kata-kata yang diucapkan serta semua peristiwa dan aktivitas yang terjadi sepanjang kehidupan individu merupakan fungsi dari memori.
Mahasiswa merupakan salah satu aset yang sangat penting dalam pengembangan negara. Zaman yang penuh dengan teknologi dan informasi juga memaksa mahasiswa untuk menguasai informasi sebanyak-banyaknya sehingga nantinya akan dapat berguna dalam pengembangan negara. Penguasaan informasi berkaitan dengan memori. Hal ini menyebabkan mahasiswa harus dapat merencanakan proses belajar yang tepat, salah satunya dengan menggunakan metode peningkatan memori (Suyanto dan Hisyam, 2000).
Salah satu metode peningkatan memori yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan humor. Penggunaan humor dalam proses belajar dan mengajar dapat memberikan pengembangan yang sangat berarti bagi dunia pendidikan, yaitu untuk meningkatkan memori. Pada penelitian ini humor disajikan dalam bentuk tayangan humor.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh tayangan humor terhadap peningkatan memori. Penelitian ini dilakukan pada 30 orang mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan rancangan randomized matched two group design. Metode analisis data yang digunakan adalah paired samples t test karena setiap subjek penelitian terlebih dahulu dipasangkan sesuai dengan kapasitas kemampuan memori mereka.
Hasil penelitian membuktikan bahwa ada pengaruh tayangan humor terhadap peningkatan memori secara signifikan. Nilai signifikansi uji t diperoleh sebesar 0,000 dan nilai t diperoleh sebesar 5,045 dengan nilai t tabel untuk derajat bebas 14 adalah sebesar 2,14. Nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung yang lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel membuktikan bahwa ada pengaruh tayangan humor terhadap peningkatan memori.
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul ”Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori pada
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara”, sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera
Utara.
Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan bantuan dari banyak pihak maka
penulis tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan
kepada:
1. Prof. dr. Chairul Yoel. Sp. A(K) selaku dekan Fakultas Psikologi USU.
2. Desvi Yanti Mukhtar, M.Si.,psikolog selaku dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan petunjuk, saran,
dan bimbingan sehingga saya dapat menyelesaikan proposal penelitian ini.
3. Filia Dina Anggraeni, M.Pd., Rr. Lita Hadiati, S.Psi.,psikolog, Fastirola
M.Psi., psikolog, Sri Supriyantini, M.Si.,psikolog, dan Tarmidi,
M.Psi.,psikolog yang telah memberikan saran dalam penyusunan proposal
penelitian ini.
4. Lili Garliah, M.Si.,psikolog dan Etti Rahmawati, M.Si. yang telah
membimbing saya dalam penyusunan metode penelitian eksperimen ini.
5. Rika Eliana M.Si.,psikolog selaku dosen pembimbing akademis yang telah
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
6. Orang tua dan saudara yang telah memberikan kasih sayang dan dukungan
kepada saya.
7. Sahabat-sahabat (Maria, Yoland, Nita, Icha, Elsa, Ika, Ezra, Nova, Nani,
Yulinda, Anggi, Afni, Ela, Yani, Yessy, Novi, Vera, Almh. Nur Anzelima,
Mega, dan lain-lain) yang telah menemani hari-hari saya di Fakultas
Psikologi.
8. Para subjek penelitian yang telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.
9. Semua sahabat dan pihak yang telah terlibat dalam penyusunan penelitian ini,
penulis mengucapkan terima kasih buat dukungan dan bantuannya.
Seluruh isi skripsi ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis. Penulis
menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penelitian ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan masukan dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak.
Medan, Maret 2009
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
D. Manfaat Penelitian... ..9
E. Sistematika Penulisan ... 10
BAB II LANDASAN TEORI A. Memori 1. Definisi memori ... 12
2. Pemrosesan informasi dalam memori... 13
3. Tahapan memori ... 15
4. Tes ingatan ... 20
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi memori ... 22
B. Humor
D. Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Memori Mahasiswa ... 29
E. Hipotesis Penelitian ... 33
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian ... 34
B. Definisi Operasional ... 34
C. Populasi dan Metode Pengambilan Sampel ... 36
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
E. Rancangan Penelitian ... 40
F. Alat Ukur dan Instrumen ... 41
G. Prosedur Eksperimen ... 44
H. Metode Analisis Data ... 48
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Gambaran subjek penelitian ... 50
2. Hasil utama penelitian ... 54
B. Pembahasan ... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 64
B. Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA ... 68
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Perbedaan tahap memori 18
Tabel 2 Rancangan penelitian 40
Tabel 3 Skor mentah dan skor standar 43
Tabel 4 Gambaran subjek penelitian berdasarkan kapasitas kemampuan memori
yang diperoleh melalui hasil tes inteligensi 51
Tabel 5 Norma dalam pengkategorisasian 52
Tabel 6 Gambaran subjek penelitian berdasarkan kategorisasi kemampuan
Memori 53
Tabel 7 One sample kolmogorov smirnov 54
Tabel 8 Levene test 55
Tabel 9 Deskripsi nilai rata-rata hasil tes ingatan 56
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Tahapan memori 15
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Data Subjek Penelitian 73
Lampiran 2 Data Kelompok Kontrol 74
Lampiran 3 Data Kelompok Eksperimen 75
Lampiran 4 Data Berpasangan 76
Lampiran 5 Uji Normalitas Kelompok Eksperimen 77
Lampiran 6 Uji Normalitas Kelompok Kontrol 78 Lampiran 7 Uji Homogenitas 79
Lampiran 8 Uji t 80
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Individu hidup di dunia yang penuh dengan informasi yang terdiri dari
pemandangan, suara, bau, dan rasa yang mengelilinginya setiap waktu. Informasi
masuk ke dalam pikiran melalui alat indra dan sebagian besar dari informasi yang
masuk dengan segera dibuang tanpa disadari oleh individu. Sedangkan beberapa
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
namun ada juga beberapa informasi yang tetap dapat tersimpan di dalam memori
bahkan untuk selama-lamanya (Djiwandono, 2002).
Memori memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap kata-kata yang diucapkan serta semua peristiwa dan aktivitas yang terjadi
sepanjang kehidupan individu merupakan fungsi dari memori. Tanpa adanya
memori, proses kehidupan manusia tidak akan berlangsung. Memori atau yang biasa
disebut dengan kemampuan mengingat merupakan suatu hal yang fenomenal karena
memori manusia mampu menyimpan informasi dalam jumlah yang tidak terbatas.
Selain itu, memori juga dianggap sebagai sumber pengetahuan karena semua materi
tersimpan di dalam memori (Spear & Riccio, 1994). Tulving dan Craik (dalam
Sternberg, 2006) mendefinisikan memori sebagai tempat di mana individu
menyimpan dan mengingat kembali pengalaman masa lalu dan menggunakan
informasi tersebut untuk kebutuhan di masa sekarang.
Kehidupan individu selalu diwarnai oleh proses belajar dan proses belajar
tersebut tidak akan dapat berlangsung tanpa adanya memori. Jika individu tidak
dapat mengingat pengalaman yang terjadi dalam kehidupannya maka individu tidak
akan dapat melakukan proses belajar. Bahkan dalam melakukan komunikasi sosial
individu juga menggunakan memori karena kata-kata yang digunakan dalam
komunikasi tersimpan di dalam memori. Higbee (2003) menyatakan bahwa semua
proses belajar tidak akan ada hasilnya jika individu tidak dapat mengingat. Passer
dan Smith (2007) mendefinisikan belajar sebagai proses yang dilakukan untuk
mengenali informasi-informasi baru, sementara memori bertugas untuk
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
beberapa peranan penting memori dalam proses belajar, di antaranya adalah memori
memungkinkan individu untuk belajar dari pengalaman masa lalu, beradaptasi
dengan perubahan-perubahan lingkungan, dan membentuk kehidupan sosial melalui
komunikasi dengan orang lain.
Individu sebenarnya telah menggunakan memori ketika masih bayi namun bayi
belum dapat mengingat peristiwa-peristiwa dalam hidupnya karena memori pada
bayi belum seefektif memori pada orang dewasa (Spear & Riccio, 1994). Piaget
(dalam Papalia, 2004) menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa yang terjadi pada awal
kehidupan tidak dapat disimpan secara efektif di dalam memori karena
perkembangan struktur otak yang belum sempurna. Struktur otak akan semakin
berkembang seiring bertambahnya usia individu.
Memori berkaitan erat dengan ketidakmampuan untuk memanggil kembali
informasi yang telah dipelajari atau yang biasa disebut dengan lupa. Lupa tentu saja
pernah dan bahkan sering dialami oleh individu, tidak terkecuali pada mahasiswa.
Pada penelitian yang dilakukan Graff (dalam Hunt & Ellis, 2004) membuktikan
bahwa pada tugas-tugas yang memerlukan memori eksplisit partisipan yang berusia
belasan hingga dua puluhan memiliki kemampuan memori yang lebih baik.
Sementara pada tugas-tugas yang memerlukan memori implisit tidak ada perubahan
dalam rentang kehidupan. Mahasiswa berada pada rentang usia subjek penelitian
yang dilakukan oleh Graff. Sementara pada penelitian yang dilakukan oleh Hopkins
(dalam Maryam, 2008) ditemukan bahwa 83 % responden menyatakan sering lupa
dengan nama seseorang, 60 % responden sering lupa tempat ia meletakkan sesuatu,
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
yang telah diucapkan, dan 42 % responden sering lupa dengan wajah seseorang.
Buzan (2002) menyatakan bahwa sebagian besar individu hanya mampu mengingat
kurang dari 10 % nama-nama orang yang telah mereka temui dan sebagian besar
individu melupakan lebih dari 99 % nomor telepon yang diberikan pada mereka.
Penelitian ini membuktikan bahwa fenomena lupa merupakan hal yang sangat dekat
dengan kehidupan individu sehari-hari.
Banyak hal yang dapat menyebabkan seseorang menjadi lupa. Lupa dapat terjadi
karena adanya informasi baru yang mengganggu informasi yang telah ada di dalam
memori. Selain itu, faktor waktu juga dapat menyebabkan individu menjadi lupa
(Lahey, 2003; Peterson & Peterson dalam Reed, 2004).
Mahasiswa merupakan salah satu aset yang sangat penting dalam pengembangan
negara dan para mahasiswa dituntut untuk lebih mandiri dalam proses belajar
daripada siswa-siswa menengah atas. Mahasiswa mengalami masa transisi yang
mana mereka dihadapkan pada suatu lingkungan pendidikan baru yang sangat jauh
berbeda dengan dengan lingkungan sebelumnya. Lingkungan baru yang harus
dihadapi mahasiswa menawarkan kesempatan untuk mengasah kemampuan,
menggunakan asumsi, dan menggunakan cara pandang baru terhadap dunia. Selain
itu, perubahan dalam hal kurikulum juga membuat mahasiswa harus menggunakan
cara berpikir yang baru. Zaman yang penuh dengan teknologi dan informasi juga
memaksa mahasiswa untuk menguasai informasi sebanyak-banyaknya sehingga
nantinya akan dapat berguna dalam pengembangan negara. Penguasaan informasi
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
merencanakan proses belajar yang tepat, salah satunya dengan menggunakan metode
peningkatan memori (Suyanto & Hisyam, 2000).
Peningkatan memori tentu saja merupakan hal yang sangat vital, khususnya
dalam dunia pendidikan. Individu harus dapat memasukkan informasi yang berguna
ke dalam pikiran sehingga nantinya dapat mengingat kembali pengetahuan yang
telah tersimpan jika individu tersebut membutuhkannya (Djiwandono, 2002). Pada
saat ujian khususnya, individu harus dapat mengingat kembali materi-materi yang
telah dipelajari. Kenyataannya, memori sering kali dapat bekerja dengan lancar
dalam situasi-situasi yang tidak resmi namun dalam ujian hanya kadangkala saja
memori dapat menunjukkan hasil yang baik. Beberapa pelajar khususnya mahasiswa
juga mengalami berbagai hambatan selama proses belajar terutama pada saat
menghadapi ujian. Mereka merasa takut, tegang, dan bingung selama
berminggu-minggu atau hari-hari menjelang ujian berlangsung. Saat pertama kali menghadapi
kertas ujian, kegugupan sangat dirasakan di mana mereka akan membaca dengan
cepat dan kemudian mengulanginya kembali untuk menemukan jawaban dari
masalah yang ditanyakan. Beberapa dari mereka ada yang menghabiskan lima belas
sampai tiga puluh menit dari satu jam ujian untuk menulis catatan-catatan acak,
menggaruk kepala, mengerutkan dahi, dan berusaha mengingat semua yang mereka
ketahui. Mereka merasa frustasi karena tidak mampu memanggil kembali
pengetahuan dan informasi yang telah mereka miliki (Buzan, 2002). Maka untuk itu
perlu adanya metode-metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan
memori agar pemrosesan informasi berjalan dengan efektif dan pengetahuan yang
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Salah satu metode peningkatan memori yang dapat dilakukan adalah dengan
menggunakan humor. Penggunaan humor dalam proses belajar dan mengajar dapat
memberikan pengembangan yang sangat berarti bagi dunia pendidikan, yaitu untuk
meningkatkan hasil belajar. Beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli
menyatakan bahwa penggunaan humor dapat meningkatkan memori. Penelitian yang
dilakukan oleh Cossairt dan Jacobs (1998) menyatakan bahwa penggunaan humor di
dalam ruangan kelas dianggap sebagai salah satu hal yang sangat penting bagi para
tenaga pengajar. Humor memberikan efek yang positif pada program pendidikan
karena dapat memicu dan menstimulasi memori, kreativitas, motivasi, menurunkan
stres, meningkatkan komunikasi, mengarahkan perhatian, membuka pikiran yang
tertutup, meningkatkan pemahaman, meningkatkan harga diri, membantu mengingat
materi-materi yang telah dipelajari, dan memberikan energi bagi tenaga pengajar dan
anak didik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari
Universitas Marquette Wisconsin, mereka menyatakan bahwa menonton tayangan
humor dapat meningkatkan memori karena humor dapat menimbulkan arousal yang
berdampak terhadap peningkatan memori (dalam Smith, 2004).
Penelitian yang dilakukan oleh Sabato dan Gruner (dalam Sabato, 1985)
mengemukakan bahwa penggunaan humor dapat meningkatkan perhatian dan tingkat
ketertarikan seseorang yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan
mengingat. Sejalan dengan penelitian sebelumnya, Powless dan Nielson (dalam
Smith, 2004) menyatakan bahwa stimulus positif seperti humor dapat memicu
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Carlson (2001) juga menemukan efek yang sangat besar dalam memori ketika
menerapkan humor saat proses belajar mengajar di dalam ruangan kelasnya.
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, fenomena tentang dampak humor
terhadap memori dalam dunia pendidikan juga dirasakan oleh beberapa mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Berikut merupakan hasil wawancara
yang dilakukan oleh peneliti terhadap beberapa mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Sumatera Utara.
“Aku biasanya sebelum belajar untuk ujian baca komik atau nonton film-film yang lucu dulu baru belajar. Rasanya lebih cepat aja nangkapnya kalau baca komik atau nonton yang lucu itu. Jadi belajarnya lebih enak dan lebih cepet. Namanya juga mahasiswa, pasti maunya ingatannya itu kuat jadi ga gampang lupa, apalagi kalau ujian.”
K. T. Purba (Komunikasi personal, 3 November 2008)
“Iya, kalau lagi nonton film lucu, pasti yang lucu-lucu lebih mudah untuk diingat. Terus kejadian sehari-hari yang lucu juga pasti selalu diingat. Kalau dosen yang ngajar pake lawak-lawak gitu jadi lebih gampang untuk diingat, apalagi kalau dijadikan perumpaan gitu. Ada materi yang diumpamakan dengan hal-hal lucu, pasti lebih mudah diingat. Kalau soal slide yang lucu-lucu udah pasti lebih enak dilihat dan biasanya isi slidenya juga jadi lebih diperhatikan dan gampang diingat. Kalau udah siap nonton kayaknya lebih enak aja, lebih masuk kalau masuk belajar. Maunya si dosen-dosen kalo ngajar juga ya slidenya dibuat lucu-lucu, pake animasi yang lucu pasti lebih enak suasananya dan kayak yang tadi kubilang, lebih gampang diingat. Psikologi kan banyak kali hapalan terus pake bahasa Inggris lagi jadi makin susah belajarnya. Menurut aku sih perlulah ya cara-cara untuk meningkatkan memori jadi kalau belajar ga cepet lupanya. Jadi beban belajar bisa agak berkurang gitu”.
E. Sitanggang (Komunikasi personal, 5 November 2008)
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi memori, salah satunya adalah
emosi. Emosi merupakan reaksi terhadap pengalaman yang diasosiasikan dengan
perubahan fisiologis dan tingkah laku. Banyak individu yang tidak menyadari bahwa
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
emosi juga memberi energi dan berperan penting dalam komunikasi sosial (Papalia,
2004; Passer & Smith, 2007). Keadaan emosi individu akan mempengaruhi proses
belajarnya karena perhatian individu terhadap lingkungan akan berkurang
intensitasnya pada saat berada pada emosi negatif. Hal ini akan mengakibatkan
pemrosesan informasi tidak berjalan dengan efektif dan berdampak pada memori
individu tersebut (Hunt & Ellis, 2004).
Hal-hal yang membangkitkan emosi dapat menstimulasi keluarnya hormon yang
akan meningkatkan kadar glukosa pada otak. Peningkatan kadar glukosa pada otak
akan berdampak pada peningkatan memori (Clayton dalam Rathus, 2005; Sternberg,
2006). Powless dan Nielson (2004) menyatakan bahwa emosi positif dapat
menimbulkan arousal yang akan berdampak pada pemanggilan informasi. Sementara
itu, emosi negatif akan merangsang pengeluaran hormon stres kortisol yang akan
menghambat fungsi hipocampus yang sangat berperan dalam pembentukan memori
(Nadel dkk. dalam Lahey 2003). Pada proses pembelajaran tentu saja fokus
utamanya adalah pada emosi positif karena selain dapat memicu arousal, keadaan
emosi yang positif juga menimbulkan mood yang positif yang mana mood berperan
penting dalam proses pemahaman (Hunt & Ellis, 2004). Penelitian yang dilakukan
oleh Ellis (dalam Hunt & Ellis, 2004) menemukan bahwa siswa-siswa yang sedang
bersedih (mood negatif) melakukan banyak kesalahan dalam mengidentifikasi
kalimat-kalimat yang mengandung kontradiksi. Hal ini membuktikan bahwa
pemahaman mereka terhadap suatu masalah menjadi terganggu akibat mood yang
negatif. Terganggunya pemahaman individu terhadap suatu hal akan mengakibatkan
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
memicu emosi positif adalah humor. Humor dapat membangkitkan emosi positif,
baik secara langsung maupun tidak langsung (Kelly, 2002; Taber, Redden, & Hurley,
2007).
Secara sederhana humor merupakan sesuatu hal yang lucu dan dapat membuat
individu tertawa dan merasa senang. Saper (dalam Franzini, 2001) mengartikan
humor sebagai aspek kognitif, afektif, dan estetik pada individu, stimulus, ataupun
peristiwa yang dapat membangkitkan rasa senang dan respon seperti tertawa ataupun
tersenyum.
Humor dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tayangan visual dan
termasuk dalam kategori cerita ringkas. Menurut Ross (1999), humor yang
dihadirkan secara visual memiliki efek yang lebih kuat namun bukan berarti humor
dalam bentuk lainnya tidak memiliki pengaruh. Tayangan humor yang merupakan
input sensori akan masuk ke dalam talamus yang berfungsi untuk mengirimkan input
sensori menuju serebral korteks. Pada saat ini emosi sebenarnya telah aktif namun
belum ada proses kognitif sehingga individu tidak menyadarinya. Impuls sensori
masuk ke dalam serebral korteks yang berfungsi untuk menerima dan memroses
input sensori dan proses kognitif lainnya. Serebral korteks berhubungan dengan
hipotalamus, amygdala, dan hipocampus. Impuls sensori akan masuk ke dalam
amygdala yang berfungsi untuk membentuk pengalaman emosional. Pada saat ini
emosi yang aktif telah disadari karena telah melalui proses kognitif. Tayangan humor
akan membangkitkan pengalaman emosional positif. Arousal yang diakibatkan oleh
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
bertugas untuk mengeluarkan hormon yang akan meningkatkan kadar glukosa pada
otak dan berguna dalam peningkatan memori (Passer & Smith, 2007).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengganggap penting untuk mengadakan
penelitian tentang pengaruh tayangan humor terhadap peningkatan memori.
Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental. Penelitian ekperimen ini
menggunakan dua kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok yang
mendapatkan perlakuan berupa menonton tayangan humor sedangkan kelompok
kedua merupakan kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan berupa menonton
tayangan humor. Tayangan humor dalam penelitian ini hanya akan disajikan satu kali
saja. Setelah kelompok pertama selesai menonton tayangan humor maka kemampuan
mengingat mereka akan diukur, kemudian dilanjutkan dengan pengukuran
kemampuan mengingat pada kelompok kedua.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah tayangan humor
berpengaruh terhadap peningkatan memori ”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh tayangan humor terhadap
peningkatan memori.
D. Manfaat Penelitian
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009 1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan
yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu psikologi khususnya Psikologi
Pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a) Memberikan informasi tentang pengaruh tayangan humor terhadap peningkatan
memori.
b) Memberikan informasi agar mahasiswa dapat mempelajari dan mengenali
strategi belajar dan mengingat yang tepat.
c) Memberikan informasi kepada para tenaga pengajar agar dapat menerapkan
cara-cara pembelajaran yang tepat.
d) Subjek penelitian dapat mengetahui tingkat kemampuan mengingat (memori)
mereka sehingga dapat menjadi dasar untuk pengembangan kemampuan
mengingat.
e) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan atau referensi untuk
penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan memori ataupun tayangan
humor.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dari penelitian ini adalah :
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah penelitian,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika
penulisan.
Bab II : Landasan Teori
Bab ini memuat tinjauan teoretis yang menjadi acuan dalam
pembahasan masalah. Teori-teori yang dinyatakan adalah
teori-teori yang berhubungan dengan memori dan humor.
Bab III : Metodologi Penelitian
Bab ini menjelaskan mengenai identifikasi variabel penelitian,
definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode
pengambilan sampel, rancangan penelitian, teknik kontrol,
prosedur penelitian, dan metode analisis data.
Bab IV : Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang uraian singkat hasil penelitian dan
pembahasan.
Bab V : Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi tentang kesimpulan penelitian dan saran-saran yang
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Memori
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Passer dan Smith (2007) menyatakan bahwa memori merupakan suatu proses
yang meliputi perekaman, penyimpanan, dan pemanggilan informasi atau
pengalaman. Memori bersifat sangat kompleks dan dinamis. Matlin (2005)
mendefinisikan memori sebagai proses untuk mempertahankan informasi.
Menurut Bjorklund (dalam Sternberg, 2006), memori merupakan mekanisme
dinamis yang dikaitkan dengan proses penyimpanan dan mengingat kembali
informasi tentang masa lalu. Memori adalah pengalaman mental yang dapat
dipercaya untuk menggambarkan pengalaman masa lalu seseorang (Johnson dalam
Sternberg, 2006).
Morris dan Maisto (2005) menyatakan bahwa memori adalah kemampuan untuk
mengingat hal-hal yang telah dipelajari dan dialami oleh individu. Hunt dan Ellis
(2004) mengemukakan bahwa memori adalah fungsi intelektual manusia yang
meliputi proses persepsi dan penalaran.
Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa memori adalah
kemampuan mengingat yang meliputi perekaman, penyimpanan, dan pemanggilan
informasi ataupun pengalaman masa lalu yang akan digunakan untuk kebutuhan di
masa sekarang.
2. Pemrosesan informasi dalam memori
Ada tiga proses pengolahan informasi yang dilakukan di dalam memori, yaitu:
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Rathus (2005) mengemukakan bahwa informasi dari dunia luar akan ditangkap
oleh alat indera dalam bentuk stimulus fisik dan kimiawi. Tahap pertama dalam
pemrosesan informasi adalah encoding. Encoding merupakan proses yang
bertujuan untuk mengubah informasi sehingga individu dapat menempatkannya
di dalam memori. Individu mengubah informasi ke dalam bentuk psikologis yang
dapat diterima mental. Biasanya kode yang digunakan adalah kode semantik,
visual, dan akustik. Kode semantik didasarkan pada makna dan merupakan kode
yang dominan di dalam memori jangka panjang (long term memory). Kode
akustik didasarkan pada bahasa dan merupakan kode memori yang dominan
dalam memori jangka pendek (short term memory). Materi yang ada di dalam
kode akustik biasanya terdiri dari urutan huruf, angka, ataupun kata-kata yang
tidak bermakna. Sementara kode visual diwakili oleh gambar.
b) penyimpanan (storage)
Pemrosesan yang kedua adalah penyimpanan yang berfungsi untuk
mempertahankan informasi(Rathus, 2005).
c) pemanggilan (retrieval)
Pemrosesan yang ketiga adalah pemanggilan. Passer dan Smith (2007)
menyatakan bahwa pemanggilan adalah proses mengakses kembali informasi
yang telah disimpan. Menurut Hunt dan Ellis (2004) proses pemanggilan ada dua,
yaitu: recall dan recognition.
Ada beberapa proses yang dapat dilakukan untuk mengirim informasi menuju ke
memori jangka panjang (Atkinson & Shiffrin dalam Reed, 2004), yaitu:
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
b) Coding merupakan usaha yang dilakukan agar informasi dapat diingat dengan
mudah dan sesuai dengan konteks.
c) Kemampuan membayangkan (imaging) merupakan pembentukan karakter visual
untuk memudahkan proses mengingat.
Ada beberapa bagian otak yang berperan dalam pemrosesan informasi pada
memori, di antaranya adalah talamus, sistem limbik, dan cerebrum. Bagian otak
tersebut terletak pada bagian otak depan.
Talamus berada di dekat tengah otak dan berfungsi untuk menyampaikan
informasi sensori menuju korteks. Selain itu, talamus juga berperan dalam perhatian
dan pada saat tidur. Misalnya, talamus menyampaikan informasi sensori dari mata
menuju daerah visual pada serebral korteks (Rathus, 2005).
Rathus (2005) mengemukakan bahwa sistem limbik merupakan sejumlah
struktur yang berfungsi untuk mengatur memori, motivasi, dan emosi. Sistem limbik
berada di dekat cerebrum. Ada tiga bagian, yaitu amygdala, hipocampus, dan
beberapa bagian dari hipotalamus. Amygdala terletak di bagian bawah dari sistem
limbik dan berbentuk seperti dua buah kenari kecil. Amygdala berfungsi untuk
mengatur emosi, proses belajar, dan memori. Passer dan Smith (2007) menyatakan
bahwa hipocampus dan amygdala sangat berhubungan. Amygdala bertugas untuk
membentuk pengalaman emosional sementara hipocampus bertugas untuk
membentuk memori akibat dari pengalaman emosional. Tanpa amygdala,
hipocampus tidak akan berguna.
Rathus (2005) menyatakan bahwa cerebrum berukuran cukup besar dan
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
yang berlipat dan berwarna abu-abu disebut dengan serebral korteks. Serebral
korteks berfungsi untuk mengatur sensasi, respon, proses berpikir, dan bahasa.
Serebral korteks terdiri dari dua buah hemisper, yaitu hemisper kanan dan kiri. Setiap
hemisper dibagi menjadi empat lobus, yaitu lobus frontal (terletak di bagian depan),
parietal (terletak di bagian belakang), temporal (terletak di samping bawah), dan
ocipital (terletak di belakang dan di bawah lobus parietal dan di belakang temporal).
3. Tahapan memori
Atkinson dan Shiffrin (dalam Sternberg, 2006) memperkenalkan model
tradisional dari memori yang terdiri dari tiga tahap, yaitu sensory register, memori
jangka pendek, dan memori jangka panjang.
Tahapan Memori
Gambar 1. Model Tahapan Memori dari Atkinson dan Shiffrin
Sensory register merupakan tahap pertama dari memori yang berfungsi untuk
menangkap semua pengalaman sensori (berupa visual, auditori, dan sentuhan) hingga
akhirnya diproses. Proses encoding pada sensory register berlangsung pada saat
informasi diubah dalam bentuk impuls-impuls yang dapat diproses otak. Pada proses
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
penyimpanan, informasi yang berada dalam sensory register tidak bertahan lama
hanya sepersekian detik (Lahey, 2003).
Sejumlah informasi yang telah diseleksi dari sensory register akan dikirim ke
tahap selanjutnya, yaitu memori jangka pendek. Memori jangka pendek merupakan
tempat penyimpanan sementara bagi informasi. Pada umumnya, dengan memberi
perhatian yang cukup terhadap informasi maka informasi tersebut akan segera
dikirim ke memori jangka pendek. Proses encoding pada memori jangka pendek
terjadi saat informasi dari sensory register diubah ke dalam bentuk yang dapat
diproses lebih lanjut (Lahey, 2003). Menurut Lahey (2003), coding merupakan
bentuk informasi yang disimpan dalam memori. Coding yang dominan di dalam
memori jangka pendek adalah kode akustik.
Informasi yang ada di dalam memori jangka pendek akan segera hilang jika
tidak segera dilakukan pengulangan (Reed, 2004). Ada empat teori yang dapat
menjelaskan tentang lupa, yaitu:
a) Interference theory
Interference theory menyatakan bahwa lupa terjadi karena adanya informasi yang
mengganggu informasi yang telah ada di dalam memori (Peterson & Peterson
dalam Reed, 2004). Biasanya karena informasi yang lain tersebut mirip dengan
informasi yang diingat oleh individu (Lahey, 2003). Wickens dkk. (dalam Lahey,
2003) menyatakan ada dua hal yang berhubungan dengan teori ini, yaitu
proactive dan retroactive interference. Proactive interference adalah gangguan
yang terjadi akibat memori yang telah ada sebelumnya. Sementara retroactive
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Gangguan ini tidak hanya terjadi pada memori jangka panjang tetapi juga pada
memori jangka pendek.
b) Decay Theory
Decay theory menyatakan bahwa memori yang tidak digunakan akan
berangsur-angsur hilang seiring berjalannya waktu (Lahey, 2003). Teori ini ditentang oleh
beberapa psikolog dengan menyatakan bahwa lupa yang disebabkan oleh waktu
hanya terjadi pada sensory register dan memori jangka pendek sementara
informasi dalam memori jangka panjang bersifat permanen (White dalam Lahey,
2003).
c) Reconstruction (Schema) Theory
Reconstruction (schema) theory adalah teori yang menyatakan bahwa informasi
yang ada di dalam memori jangka panjang kadang-kadang berubah menjadi lebih
konsisten dengan kepercayaan, pengetahuan, dan pengharapan individu (Bartlett
dalam Lahey, 2003). Skema adalah jaringan-jaringan yang terdiri dari
kepercayaan, pengetahuan, dan pengharapan seseorang.
d) Motivated Forgetting atau represi
Motivated forgetting menjelaskan bahwa seseorang berusaha melupakan
informasi yang menyedihkan dan mengancam dirinya (Freud dalam Lahey,
2003).
Galotti (2004) mengemukakan model kerja dari memori jangka pendek yang
terdiri dari tiga komponen, yaitu:
a) Phonological loop yang berfungsi untuk mempertahankan dan memanipulasi
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
phonological yang berfungsi untuk menyimpan informasi verbal dan mekanisme
pengulangan yang berfungsi mempertahankan informasi agar tetap aktif.
b) Visuospatial sketchpad yang berfungsi untuk mempertahankan dan memanipulasi
informasi visual dan spasial.
c) Central executive yang berfungsi untuk memilih informasi yang akan diproses
dan menggabungkan informasi.
Memori jangka panjang merupakan tahap ketiga dari memori yang meliputi
proses penyimpanan informasi dalam waktu yang lama (Lahey, 2003). Informasi
yang dapat disimpan di dalam memori jangka panjang tidak terbatas jumlahnya
(Goldman & Rakic dalam Rathus, 2005). Memori jangka panjang disebut juga
sebagai perpustakaan bagi manusia. Informasi yang ada harus diorganisasikan agar
memudahkan proses pencarian, yaitu dengan menggunakan indeks. Proses encoding
pada memori jangka panjang terjadi pada saat informasi dari memori jangka pendek
diubah dalam bentuk makna. Informasi yang telah dipanggil dari memori jangka
panjang akan masuk kembali ke memori jangka pendek dan muncullah respon
(Lahey, 2003; Passer & Smith, 2007).
Tulving (dalam Lahey, 2003) mengemukakan tiga jenis memori jangka panjang,
yaitu:
a) Memori prosedural merupakan memori yang berkaitan dengan keahlian dan
prosedur. Contoh, cara mengendarai sepeda, bermain gitar, dll.
b) Memori semantik merupakan memori yang berkaitan dengan makna dan tidak
berhubungan dengan waktu dan tempat. Contoh, ketika seseorang ingin
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
c) Memori episodik merupakan memori yang berkaitan dengan pengalaman dan
berhubungan dengan waktu dan tempat. Contoh, ketika seseorang berusaha
mengingat kapan dan di mana ia pertama kali mendapatkan gitarnya.
Memori jangka panjang efektif dalam menyimpan memori prosedural dan
semantik namun kurang efektif dalam menyimpan memori episodik. Hal ini terjadi
karena struktur fisik dari informasi (memori episodik) telah dilupakan sejak di dalam
memori jangka pendek (Lahey, 2003). Selain itu, Passer dan Smith (2007)
menyatakan bahwa di dalam memori jangka panjang juga terdapat memori implisit
dan eksplisit. Memori eksplisit terjadi saat individu harus mengingat
informasi-informasi spesifik dan proses pemanggilan informasi-informasi dilakukan individu dengan
sadar (Sternberg & Wagner, 1999). Memori implisit adalah memori yang berkaitan
dengan bagaimana cara melakukan sesuatu dan proses pemanggilan informasi
dilakukan dengan tidak sadar. Contoh, individu berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa namun individu tidak sadar telah melakukan proses pemanggilan informasi
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 1. Perbedaan Tahap Memori
Fitur Sensory Register Memori jangka
pendek
Tidak mungkin Memberi lebih
banyak perhatian dan pengulangan
Menyusun
informasi dengan tepat
Bentuk informasi Bentuk nyata
dari input
Akustik, visual, dan makna
Berdasarkan makna
Kapasitas Besar Kecil Tidak terbatas
Penyebab lupa Faktor waktu Faktor waktu dan adanya
Pemanggilan - Secara otomatis Melalui proses
pencarian
Sumber : Reading in Cognitive Psychology
4. Tes ingatan
Ada dua jenis alat tes yang dapat mengukur tingkat memori, yaitu:
a) Tes ingatan langsung
Tes ingatan langsung adalah tes yang membutuhkan memori episodik. Biasanya
tes-tes yang menuntut recall dan recognition (Buyer, 2004). Menurut Sternberg
(2006) dalam recall, individu mengingat fakta, kata-kata, ataupun aitem lainnya
dari memori. Contohnya adalah tes mengisi titik-titik (fill-in-the-blank).
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
apakah sebuah aitem telah dipelajari. Contohnya adalah tes pilihan berganda dan
benar-salah. Memori individu dalam tugas recognition biasanya lebih baik
dibandingkan dengan recall karena tugas yang berkaitan dengan recall
membutuhkan level yang lebih tinggi dibandingkan recognition. Salah satu tes
ingatan langsung yang dapat digunakan adalah tes Intelligenz Strukture Test
(IST) yang dikembangkan di Jerman, khususnya pada subtes Merk Aufgaben
(ME). IST dalam versi Indonesia merupakan bentuk adaptasi dari tes asli dan
sudah distandarisasi. Tes IST terdiri dari sembilan subtes, yaitu SE, WA, AN,
GE, RA, ZR, FA, WU, dan ME. Subtes Satzerganzung (SE) mengukur masalah
pembentukan keputusan, akal sehat, suatu penilaian yang mendekati realitas, dan
untuk menggali apakah seseorang dapat berpikir secara mandiri. Subtes
Wortauswahl (WA) mengukur daya pikir verbal yang integratif, dapat memahami
isi dari suatu pengertian, dan suatu kemampuan untuk menghayati masalah
bahasa. Subtes Analogien (AN) mengukur kemampuan mengkombinasi yang
dapat menunjukkan fleksibilitas, pemahaman, dan kedalaman dalam berpikir.
Subtes Gemeinsamkeiten (GE) mengukur kemampuan abstraksi, yaitu pengertian
kemampuan untuk menyatakan pengertian di dalam bahasa. Subtes Rechen
Aufgaben (RA) mengukur daya pikir praktis dalam berhitung. Subtes Zahlen
Reihen (ZR) mengukur daya pikir induktif yang menggunakan bilangan-bilangan.
Subtes Form Auswahl (FA) mengukur kemampuan membayangkan, kekayaan
untuk membayangkan, dan suatu cara untuk berpikir secara keseluruhan secara
konkrit. Subtes Wurfel Aufgaben (WA) mengukur kemampuan membayangkan
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
terakhir adalah subtes Merk Aufgaben (ME) mengukur daya ingat dan
kemampuan menyimpan kata-kata yang telah dipelajari (Darmayanti dalam
Wechsler, 1992).
b) Tes ingatan tidak langsung
Tes ingatan tidak langsung adalah tes yang membutuhkan memori semantik dan
prosedural (Buyer, 2004). Contohnya adalah tes melengkapi kata.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi memori
Menurut Gunawan (2003) ada beberapa faktor yang mempengaruhi memori,
yaitu:
a) Informasi yang tidak relevan dan tidak penting
Informasi yang tidak relevan dan tidak penting tidak akan mendapat perhatian
dari individu.
b) Interfensi atau gangguan
Jika ada gangguan pada saat individu ingin memasukkan informasi ke dalam
memori maka informasi yang dimasukkan akan kacau. Contoh, kebisingan.
c) Tidak fokus
Jika banyak informasi yang muncul pada saat kita ingin memasukkan suatu
informasi ke dalam memori maka hal ini mengakibatkan perhatian terpecah.
d) Keadaan mental
Keadaan mental yang mempengaruhi memori adalah emosi. Keadaan emosi akan
mempengaruhi proses kognitif, seperti proses belajar dan memori (Hunt & Ellis,
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
fisik dan mental. Komponen-komponen tersebut meliputi kognitif (kesadaran
akan sensasi), afek (perasaan akan sesuatu), konatif (dorongan untuk
berperilaku), dan perubahan fisik (seperti hipertensi, berkeringat, dll). Mood
merupakan pengalaman emosi yang bertahan cukup lama (Matlin, 2005). Mood
yang positif sangat berperan dalam proses pemahaman. Sternberg (2006)
menyatakan bahwa hal-hal yang membangkitkan emosi akan merangsang sistem
endokrin untuk mengeluarkan hormon. Hormon tersebut akan menyebabkan
peningkatan kadar glukosa pada otak yang berfungsi untuk meningkatkan
memori. Pada proses belajar yang menjadi fokus perhatian adalah emosi positif.
Powless dan Nielson (2004) menyatakan bahwa emosi positif dapat
menimbulkan arousal yang akan berdampak pada pemanggilan informasi.
e) Fisik yang lelah
Kondisi fisik yang lelah juga sangat berpengaruh terhadap daya serap informasi
dan akan berpengaruh terhadap memori. Pikiran dan tubuh saling mempengaruhi,
saat pikiran sedang kacau maka kondisi tubuh akan terpengaruh.
f) Pengaruh zat kimia tertentu
Ada kebiasaan hidup yang kurang mendukung kerja otak, misalnya kebiasaan
mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan tertentu, biasanya obat terlarang. Buzan
(2003) menyatakan bahwa alkohol akan mempangaruhi memori jika dikonsumsi
dalam jumlah yang banyak dan secara konsisten.
B. Humor
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Lippman dan Dunn (2000) menyatakan bahwa humor adalah segala sesuatu yang
dapat meningkatkan rangsangan dan mengarahkan pada perasaan senang dan
nyaman. Humor adalah sesuatu yang sangat berkaitan dengan respon tertawa
(Provine, 2000).
Menurut Ross (1999), humor adalah sesuatu yang membuat orang tertawa
ataupun tersenyum dan digunakan sebagai alat untuk menarik perhatian. Richman
(2000) berpendapat bahwa humor ialah sesuatu yang menimbulkan kesenangan dan
ketertarikan bagi banyak orang.
Taber dkk. (2007) menyatakan bahwa humor dapat dilihat dari beberapa cara,
yaitu:
a) Sebagai stimulus, misalnya tayangan humor.
b) Sebagai respon, misalnya tersenyum.
c) Sebagai proses kognitif, misalnya pemahaman terhadap humor.
d) Sebagai karakter kepribadian, misalnya afek dan emosi positif yang dihasilkan
oleh humor.
e) Sebagai intervensi terapeutik, misalnya terapi humor.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa humor ialah segala
sesuatu (peristiwa, individu, ataupun stimulus-stimulus lainnya) yang dapat
membangkitkan rasa senang.
2. Fungsi humor
Ada beberapa fungsi dari humor ditinjau dari beberapa bidang, yaitu:
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Humor berguna untuk mengurangi rasa sakit dan meningkatkan kualitas hidup
pada pasien-pasien yang mengidap penyakit mematikan (Kisner dalam Franzini,
2001).
b) Bidang fisiologis
Humor dapat meningkatkan pengeluaran endorpin (Levinthal dalam Franzini,
2001). Selain itu, humor juga berperan penting dalam peningkatan aktivitas sel
pembunuh (Bennet dalam Franzini, 2001).
c) Bidang sosial
Humor merupakan stimulus sosial yang menyenangkan dan dapat
mengembangkan hubungan dengan teman (Ruch dkk. dalam Franzini, 2001).
d) Bidang psikologis
Humor merupakan metode efektif untuk mengatur stres dan meningkatkan
karakter kepribadian yang menarik (Buckan dkk. dalam Franzini, 2001).
3. Tipe-tipe humor
Ross (1999) mengemukakan beberapa tipe humor, yaitu:
a) Parodi
Parodi ialah tiruan-tiruan yang bertujuan hanya sebagai hiburan belaka hingga
yang bersifat menyindir. Parodi terdiri dari dua rentang, yaitu ironi (bersifat
sindiran halus) hingga satire (bersifat sindiran yang lebih kasar).
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Permainan kata atau makna ambigu terdiri atas:
1) Fonologi, yaitu bunyi yang menyusun bahasa. Fonologi terbagi atas dua,
yaitu homofon (kata yang pengucapannya sama namun berbeda dalam hal
penulisan) dan homonim (kata yang memiliki pengucapan dan penulisan yang
sama namun berbeda makna).
2) Grafologi merujuk pada bagaimana cara suatu bahasa ditampilkan secara
visual. Beberapa humor lebih dapat dipahami jika dihadirkan secara visual
dibandingkan jika didengar langsung.
3) Morfologi merujuk pada cara individu membentuk suatu kata.
4) Lexis merujuk pada kata-kata dalam bahasa Inggris yang diadaptasi dari
bahasa lain.
5) Sintaks merujuk pada cara bagaimana suatu kalimat dibentuk sesuai dengan
struktur bahasa agar memiliki makna.
c) Melanggar hal-hal yang dianggap tabu (taboo breaking)
Melanggar hal-hal yang dianggap tabu merupakan tipe humor yang terlepas dari
hal-hal yang dianggap suci ataupun dilarang. Hal ini tergantung pada budaya
masyarakat. Humor ini meliputi seks, kematian, agama, dll.
d) Hal-hal yang dapat diobservasi (obversational)
Tipe humor ini menggunakan hal-hal yang sepele yang mungkin sama sekali
tidak menjadi pusat perhatian seseorang dan biasanya dialami oleh semua orang
sehingga semua orang tanpa terkecuali menjadi bagian dari humor tersebut.
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Ada beberapa teori humor yang sangat berpengaruh, yaitu:
a) Teori ketidaksesuaian (the incongruity theory)
Teori ini fokus pada elemen keterkejutan (surprise). Humor muncul akibat
adanya ketidaksesuaian pada apa yang diharapkan dengan apa yang sebenarnya
terjadi. Ketidaksesuaian terjadi karena adanya makna ambigu dalam bahasa yang
digunakan (Ross, 1999).
b) Teori kekuasaan (the superiority theory)
Hobbes (dalam Ross, 1999) menyatakan bahwa tertawa merupakan kesenangan
tiba-tiba yang dilakukan oleh orang yang melakukan penghinaan terhadap orang
lain. Humor merupakan bentuk penghinaan terhadap orang lain untuk
menunjukkan status dan kekuasaan mereka.
c) Teori pelepasan perasaan batin (the psychic release)
Teori ini menjelaskan bahwa tertawa dipacu oleh rasa ingin melepaskan
ancaman-ancaman dalam hidup, seperti ingin mengurangi rasa takut akan
kematian (Jacobson dalam Ross, 1999).
5. Definisi tayangan humor
Thompson dan Bordwell (2003) mendefinisikan tayangan humor sebagai
visualisasi yang dapat menimbulkan respon tertawa ataupun tersenyum. Tayangan
humor dapat menampilkan gerak fisik ataupun permainan kata yang membuat
seseorang merasa senang.
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Menurut Ross (1999) ada dua jenis tayangan humor, yaitu:
a) Komedi situasi (situation comedy)
Komedi situasi merupakan tayangan yang didasarkan pada situasi dan karakter
yang potensial untuk humor. Contoh, komedi situasi yang sangat terkenal adalah
”Friends”.
b) Cerita ringkas (television sketches)
Cerita ringkas merupakan tayangan yang berisi cerita-cerita ringkas yang
berbeda. Contoh, ”Prime Time”.
C. Mahasiswa
Winkel (1997) menyatakan bahwa masa mahasiswa meliputi rentang usia dari
18/19 tahun sampai 24/25 tahun. Rentang usia mahasiswa dapat dibagi-bagi atas
periode 18/19 tahun sampai 20/21 tahun, yaitu mahasiswa dari semester I s/d
semester IV; dalam periode waktu 21/22 tahun sampai 24/25 tahun, yaitu mahasiswa
dari semester V s/d semester VIII.
Menurut Papalia (2003), mahasiswa termasuk dalam tahap pencapaian
(achieving stage), yaitu tahap di mana individu menggunakan pengetahuan yang
dimiliki untuk mencapai kemandirian dan kompetensi, misalnya dalam hal karir dan
keluarga. Masa di kampus merupakan masa penggalian secara intelektual dan
perkembangan individu. Kampus merupakan tempat di mana mahasiswa dapat
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
bekerja, dan meningkatkan kesempatan untuk memperoleh pekerjaan. Memilih untuk
kuliah merupakan suatu gambaran untuk memperoleh karir di masa depan dan hal ini
akan cenderung mempengaruhi pola berpikir individu.
Pada masa mahasiswa terjadi peningkatan dalam hal penalaran dan cara berpikir.
Perry (dalam Papalia, 2003) menyatakan bahwa terjadi perubahan pola berpikir pada
masa transisi dari sekolah menengah menuju kampus, yaitu pola berpikir yang
awalnya kaku berubah menjadi fleksibel dan dapat memilih sesuatu dengan bebas
namun penuh dengan komitmen. Mahasiswa juga telah dapat mengenali bahwa pada
masyarakat dan individu yang berbeda, masing-masing memiliki sistem nilai
tersendiri. Selain itu, mahasiswa juga mampu untuk mencapai komitmen yang
bersifat relatif, yaitu mereka dapat membuat pertimbangan sendiri dan memilih nilai
serta kepercayaan yang benar menurutnya. Menurut Piaget (dalam Papalia, 2003)
mahasiswa termasuk dalam tahap berpikir postformal, yaitu pola pikir yang matang
dan didasarkan pada pengalaman dan intuisi subjektif namun tetap berlandaskan
pada logika dan dapat digunakan untuk mengatasi ketidakpastian,
ketidakkonsistenan, pertentangan, dll.
Mahasiswa berada pada tahap perkembangan emosi di mana mereka mencari
suatu hubungan yang dekat baik secara emosional dan fisik. Mahasiswa mampu
menyampaikan keadaan emosi yang ada pada dirinya dan telah memiliki empati.
Emosi pada manusia cenderung bersifat konsisten dan tidak mengalami banyak
perubahan. Pada masa dewasa individu akan semakin tidak emosional dan cemas,
individu pada usia dua puluhan (dewasa awal) akan lebih emosional dibandingkan
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
D. Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Memori Mahasiswa
Memori memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari
karena setiap aspek kehidupan manusia selalu membutuhkan memori. Setiap kata
yang diucapkan serta semua peristiwa dan aktivitas yang terjadi merupakan fungsi
dari memori. Tanpa adanya memori individu tidak akan mampu melakukan
pekerjaan apa pun karena mereka tidak mengetahui bagaimana cara melakukannya.
Kehidupan sosial juga tidak akan berlangsung tanpa adanya memori karena individu
tidak dapat mengingat kata-kata apa yang harus diucapkan.
Dunia pendidikan juga sangat erat kaitannya dengan memori. Informasi yang
berguna harus dapat disimpan di dalam memori dan dipanggil kembali saat informasi
tersebut dibutuhkan. Proses belajar yang terjadi dalam dunia pendidikan tidak dapat
dipisahkan dengan memori. Belajar merupakan proses untuk mengenali sesuatu hal
yang baru dan memori bertugas untuk mempertahankan informasi tersebut. Semua
proses belajar tidak akan berguna jika memori tidak dapat menyimpan informasi
tersebut dengan tepat. Hal ini membuktikan bahwa memori merupakan salah satu hal
yang sangat vital dalam kehidupan manusia.
Saat individu tidak dapat memanggil kembali informasi yang dibutuhkan maka
hal ini disebut dengan lupa. Fenomena ini biasa dan seringkali terjadi pada setiap
individu, tidak terkecuali mahasiswa. Padahal, jika ditinjau dari tahap perkembangan
kognitifnya mahasiswa berada pada tahap tipe berpikir postformal (Piaget dalam
Papalia, 2003). Pada tahap ini, perkembangan kognitif mahasiswa telah matang dan
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
juga seringkali lupa, khususnya pada saat ujian. Buzan (2002) menyatakan bahwa
banyak mahasiswa yang frustasi pada saat ujian karena tidak dapat mengingat
jawaban yang dibutuhkan. Mahasiswa merupakan salah satu aset penting dalam
pendidikan nasional maka untuk itu mahasiswa hendaknya dapat menguasai banyak
informasi agar dapat berguna untuk dalam pengembangan negara. Semakin
berkembangnya teknologi juga berdampak pada banyaknya hal yang harus dipelajari.
Penguasaan informasi berkaitan erat dengan memori, agar mahasiswa dapat
menguasai sejumlah informasi maka mereka harus memiliki kemampuan mengingat
yang baik.
Metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan memori adalah dengan
menggunakan humor. Pada penelitian ini, humor akan disajikan dalam bentuk
tayangan. Saper (dalam Franzini, 2001) mengartikan humor sebagai aspek kognitif,
afektif, dan estetik pada individu, stimulus, ataupun peristiwa yang dapat
membangkitkan rasa senang. Humor dapat membangkitkan emosi positif, baik secara
langsung maupun tidak langsung (Kelly, 2002; Taber, 2007). Arousal yang
ditimbulkan oleh emosi positif akan memicu sistem endokrin untuk mengeluarkan
hormon (Clayton dalam Rathus, 2005). Pengeluaran hormon pada otak akan
menyebabkan meningkatnya kadar glukosa pada otak yang berperan penting dalam
peningkatan memori (Morris & Maisto, 2005). Hormon yang dikeluarkan ini bekerja
dengan cepat dan efeknya bertahan cukup lama (Santrock, 1991).
Menurut Passer dan Smith (2007), tayangan humor yang merupakan input
sensori akan masuk ke dalam talamus yang berfungsi untuk mengirimkan input
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
belum ada proses kognitif sehingga individu tidak menyadarinya. Impuls sensori
masuk ke dalam serebral korteks yang berfungsi untuk menerima dan memroses
input sensori dan proses kognitif lainnya. Serebral korteks berhubungan dengan
hipotalamus dan amygdala. Impuls sensori akan masuk ke dalam amygdala yang
berfungsi untuk membentuk pengalaman emosional. Pada saat ini emosi yang aktif
telah disadari karena telah melalui proses kognitif. Tayangan humor akan
membangkitkan pengalaman emosional positif. Arousal yang diakibatkan oleh emosi
positif akan menstimulasi hipotalamus untuk mengontrol sistem endokrin yang
bertugas untuk mengeluarkan hormon.
Penelitian ini menggunakan dua buah kelompok subjek penelitian. Kelompok
pertama merupakan kelompok yang mendapatkan perlakuan berupa menonton
tayangan humor sedangkan kelompok kedua merupakan kelompok yang tidak
mendapatkan perlakuan, yaitu menonton tayangan humor. Setelah kelompok pertama
selesai menonton tayangan humor maka kemampuan mengingat (memori) mereka
segera diukur. Setelah kemampuan mengingat kelompok pertama selesai diukur
maka dilanjukan dengan pengukuran kemampuan mengingat kelompok kedua.
Tes ingatan yang diberikan berupa kata-kata yang harus dihapal dalam waktu
tiga menit kemudian setelah tiga menit akan diberikan soal-soal yang berkaitan
dengan hapalan tersebut. Saat subjek penelitian menghapal kata-kata yang diberikan
maka informasi tersebut masuk ke dalam sensory register.
Proses encoding pada sensory register terjadi saat informasi diubah ke dalam
bentuk yang dapat diproses oleh otak. Proses penyimpanan terjadi hanya sepersekian
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
cukup maka informasi tersebut akan dikirim menuju memori jangka pendek. Proses
encoding pada memori jangka pendek terjadi ketika informasi dari sensory register
diubah ke dalam bentuk yang dapat diproses lebih lanjut, pada memori jangka
pendek bentuk informasi yang dominan adalah kode akustik, yaitu berupa urutan
kata-kata dan angka serta kata-kata yang tidak memiliki makna. Proses penyimpanan
dalam memori jangka pendek hanya berlangsung selama tiga puluh detik.
Sebelumnya, kelompok pertama telah mendapatkan perlakuan berupa menonton
tayangan humor yang bertujuan untuk membangkitkan emosi positif. Peneliti
mengasumsikan bahwa pada kelompok pertama telah terjadi peningkatan kadar gula
pada otak yang diakibatkan oleh emosi positif. Peneliti mengharapkan dengan
terjadinya peningkatan kadar gula pada otak maka jumlah soal yang dapat dijawab
dengan benar oleh kelompok pertama lebih banyak dibandingkan dengan kelompok
kedua.
Kerangka Penelitian
Informasi (berupa
kata-kata) Diberikan
tayangan humor
Sensory register
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa tayangan humor dapat
meningkatkan memori.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bersifat eksperimental
sungguhan. Menurut Suryabrata (1995), tujuan penelitian eksperimental sungguhan Emosi positif
Memori jangka pendek
Lupa Ingat
perhatian perhatian
Gambar 2. Sistematika penelitian Tidak berpengaruh
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara
mengenakan satu atau lebih kondisi perlakuan kepada satu atau lebih kelompok
eksperimental dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok
kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan. Bentuk eksperimen yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah eksperimen sederhana yang meliputi dua kelompok
eksperimen, yaitu kelompok kontrol dan eksperimen (Mitchell & Jolley, 2004).
A. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:
1) Variabel bebas : Tayangan humor
2) Variabel tergantung : Memori
B. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan makna-makna spesifik dari variabel-variabel
yang ada di dalam suatu eksperimen yang mana definisi tersebut meliputi
operasionalisasi prosedur dan pengukuran yang dapat diobservasi (Myers & Hansen,
1993).
1. Memori
Memori adalah kemampuan mengingat yang meliputi tahap perekaman,
Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
digunakan untuk kebutuhan di masa sekarang. Memori dalam penelitian ini akan
diukur dengan menggunakan tes ingatan, yaitu subtes ME (Merk Aufgaben) dari tes
Intelligenz Strukture Test (IST).
Tes ingatan ini bertujuan untuk mengukur daya ingat dan kemampuan mengingat
kata-kata yang telah dipelajari. Semakin tinggi skor yang diperoleh individu dalam
tes ingatan tersebut maka semakin tinggi tingkat kemampuan mengingat individu
tersebut. Subjek penelitian akan diberikan kata-kata yang harus dihapal dalam waktu
tiga menit kemudian akan diberikan sejumlah soal yang berkaitan dengan hapalan
yang telah diberikan. Waktu yang disediakan bagi subjek penelitian untuk
mengerjakan soal-soal adalah enam menit. Memori yang akan diukur dalam
penelitian ini adalah memori jangka pendek. Kemampuan mengingat individu akan
dilihat melalui total skor tes yang diperoleh subjek. Setiap jawaban yang dijawab
dengan benar akan mendapat nilai satu sedangkan jawaban yang salah akan
mendapat nilai nol.
2. Tayangan humor
Tayangan humor ialah visualisasi yang menampilkan aktivitas fisik atau raut
wajah atau permainan kata yang bersifat lucu dan dapat membangkitkan emosi
positif individu. Tayangan humor merupakan perlakuan yang akan diberikan kepada
kelompok ekperimen. Tayangan humor yang digunakan dalam penelitian ini
memiliki beberapa kriteria, yaitu dapat membuat orang merasa senang dan tidak