• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

PENGARUH TAYANGAN HUMOR TERHADAP

PENINGKATAN MEMORI PADA MAHASISWA

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

Oleh:

PASKAH APRIANTI SITANGGANG

051301067

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya

bahwa skripsi saya yang berjudul:

Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya kutip dari hasil

karya orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,

kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam skripsi ini,

saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Maret 2009

Paskah Aprianti

(3)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Pengaruh tayangan humor terhadap peningkatan memori pada mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Sumatera Utara

Paskah Aprianti Sitanggang dan Desvi Yanti Mukhtar, M.Si.,psikolog

ABSTRAK

Memori memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap kata-kata yang diucapkan serta semua peristiwa dan aktivitas yang terjadi sepanjang kehidupan individu merupakan fungsi dari memori.

Mahasiswa merupakan salah satu aset yang sangat penting dalam pengembangan negara. Zaman yang penuh dengan teknologi dan informasi juga memaksa mahasiswa untuk menguasai informasi sebanyak-banyaknya sehingga nantinya akan dapat berguna dalam pengembangan negara. Penguasaan informasi berkaitan dengan memori. Hal ini menyebabkan mahasiswa harus dapat merencanakan proses belajar yang tepat, salah satunya dengan menggunakan metode peningkatan memori (Suyanto dan Hisyam, 2000).

Salah satu metode peningkatan memori yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan humor. Penggunaan humor dalam proses belajar dan mengajar dapat memberikan pengembangan yang sangat berarti bagi dunia pendidikan, yaitu untuk meningkatkan memori. Pada penelitian ini humor disajikan dalam bentuk tayangan humor.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh tayangan humor terhadap peningkatan memori. Penelitian ini dilakukan pada 30 orang mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan rancangan randomized matched two group design. Metode analisis data yang digunakan adalah paired samples t test karena setiap subjek penelitian terlebih dahulu dipasangkan sesuai dengan kapasitas kemampuan memori mereka.

Hasil penelitian membuktikan bahwa ada pengaruh tayangan humor terhadap peningkatan memori secara signifikan. Nilai signifikansi uji t diperoleh sebesar 0,000 dan nilai t diperoleh sebesar 5,045 dengan nilai t tabel untuk derajat bebas 14 adalah sebesar 2,14. Nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung yang lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel membuktikan bahwa ada pengaruh tayangan humor terhadap peningkatan memori.

(4)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul ”Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori pada

Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara”, sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera

Utara.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan bantuan dari banyak pihak maka

penulis tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan

kepada:

1. Prof. dr. Chairul Yoel. Sp. A(K) selaku dekan Fakultas Psikologi USU.

2. Desvi Yanti Mukhtar, M.Si.,psikolog selaku dosen pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan petunjuk, saran,

dan bimbingan sehingga saya dapat menyelesaikan proposal penelitian ini.

3. Filia Dina Anggraeni, M.Pd., Rr. Lita Hadiati, S.Psi.,psikolog, Fastirola

M.Psi., psikolog, Sri Supriyantini, M.Si.,psikolog, dan Tarmidi,

M.Psi.,psikolog yang telah memberikan saran dalam penyusunan proposal

penelitian ini.

4. Lili Garliah, M.Si.,psikolog dan Etti Rahmawati, M.Si. yang telah

membimbing saya dalam penyusunan metode penelitian eksperimen ini.

5. Rika Eliana M.Si.,psikolog selaku dosen pembimbing akademis yang telah

(5)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

6. Orang tua dan saudara yang telah memberikan kasih sayang dan dukungan

kepada saya.

7. Sahabat-sahabat (Maria, Yoland, Nita, Icha, Elsa, Ika, Ezra, Nova, Nani,

Yulinda, Anggi, Afni, Ela, Yani, Yessy, Novi, Vera, Almh. Nur Anzelima,

Mega, dan lain-lain) yang telah menemani hari-hari saya di Fakultas

Psikologi.

8. Para subjek penelitian yang telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.

9. Semua sahabat dan pihak yang telah terlibat dalam penyusunan penelitian ini,

penulis mengucapkan terima kasih buat dukungan dan bantuannya.

Seluruh isi skripsi ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis. Penulis

menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penelitian ini. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan masukan dan saran yang bersifat membangun dari

semua pihak.

Medan, Maret 2009

(6)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

D. Manfaat Penelitian... ..9

E. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II LANDASAN TEORI A. Memori 1. Definisi memori ... 12

2. Pemrosesan informasi dalam memori... 13

3. Tahapan memori ... 15

4. Tes ingatan ... 20

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi memori ... 22

B. Humor

D. Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Memori Mahasiswa ... 29

E. Hipotesis Penelitian ... 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian ... 34

B. Definisi Operasional ... 34

C. Populasi dan Metode Pengambilan Sampel ... 36

(7)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

E. Rancangan Penelitian ... 40

F. Alat Ukur dan Instrumen ... 41

G. Prosedur Eksperimen ... 44

H. Metode Analisis Data ... 48

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Gambaran subjek penelitian ... 50

2. Hasil utama penelitian ... 54

B. Pembahasan ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 68

(8)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Perbedaan tahap memori 18

Tabel 2 Rancangan penelitian 40

Tabel 3 Skor mentah dan skor standar 43

Tabel 4 Gambaran subjek penelitian berdasarkan kapasitas kemampuan memori

yang diperoleh melalui hasil tes inteligensi 51

Tabel 5 Norma dalam pengkategorisasian 52

Tabel 6 Gambaran subjek penelitian berdasarkan kategorisasi kemampuan

Memori 53

Tabel 7 One sample kolmogorov smirnov 54

Tabel 8 Levene test 55

Tabel 9 Deskripsi nilai rata-rata hasil tes ingatan 56

(9)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Tahapan memori 15

(10)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Data Subjek Penelitian 73

Lampiran 2 Data Kelompok Kontrol 74

Lampiran 3 Data Kelompok Eksperimen 75

Lampiran 4 Data Berpasangan 76

Lampiran 5 Uji Normalitas Kelompok Eksperimen 77

Lampiran 6 Uji Normalitas Kelompok Kontrol 78 Lampiran 7 Uji Homogenitas 79

Lampiran 8 Uji t 80

(11)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Individu hidup di dunia yang penuh dengan informasi yang terdiri dari

pemandangan, suara, bau, dan rasa yang mengelilinginya setiap waktu. Informasi

masuk ke dalam pikiran melalui alat indra dan sebagian besar dari informasi yang

masuk dengan segera dibuang tanpa disadari oleh individu. Sedangkan beberapa

(12)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

namun ada juga beberapa informasi yang tetap dapat tersimpan di dalam memori

bahkan untuk selama-lamanya (Djiwandono, 2002).

Memori memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.

Setiap kata-kata yang diucapkan serta semua peristiwa dan aktivitas yang terjadi

sepanjang kehidupan individu merupakan fungsi dari memori. Tanpa adanya

memori, proses kehidupan manusia tidak akan berlangsung. Memori atau yang biasa

disebut dengan kemampuan mengingat merupakan suatu hal yang fenomenal karena

memori manusia mampu menyimpan informasi dalam jumlah yang tidak terbatas.

Selain itu, memori juga dianggap sebagai sumber pengetahuan karena semua materi

tersimpan di dalam memori (Spear & Riccio, 1994). Tulving dan Craik (dalam

Sternberg, 2006) mendefinisikan memori sebagai tempat di mana individu

menyimpan dan mengingat kembali pengalaman masa lalu dan menggunakan

informasi tersebut untuk kebutuhan di masa sekarang.

Kehidupan individu selalu diwarnai oleh proses belajar dan proses belajar

tersebut tidak akan dapat berlangsung tanpa adanya memori. Jika individu tidak

dapat mengingat pengalaman yang terjadi dalam kehidupannya maka individu tidak

akan dapat melakukan proses belajar. Bahkan dalam melakukan komunikasi sosial

individu juga menggunakan memori karena kata-kata yang digunakan dalam

komunikasi tersimpan di dalam memori. Higbee (2003) menyatakan bahwa semua

proses belajar tidak akan ada hasilnya jika individu tidak dapat mengingat. Passer

dan Smith (2007) mendefinisikan belajar sebagai proses yang dilakukan untuk

mengenali informasi-informasi baru, sementara memori bertugas untuk

(13)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

beberapa peranan penting memori dalam proses belajar, di antaranya adalah memori

memungkinkan individu untuk belajar dari pengalaman masa lalu, beradaptasi

dengan perubahan-perubahan lingkungan, dan membentuk kehidupan sosial melalui

komunikasi dengan orang lain.

Individu sebenarnya telah menggunakan memori ketika masih bayi namun bayi

belum dapat mengingat peristiwa-peristiwa dalam hidupnya karena memori pada

bayi belum seefektif memori pada orang dewasa (Spear & Riccio, 1994). Piaget

(dalam Papalia, 2004) menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa yang terjadi pada awal

kehidupan tidak dapat disimpan secara efektif di dalam memori karena

perkembangan struktur otak yang belum sempurna. Struktur otak akan semakin

berkembang seiring bertambahnya usia individu.

Memori berkaitan erat dengan ketidakmampuan untuk memanggil kembali

informasi yang telah dipelajari atau yang biasa disebut dengan lupa. Lupa tentu saja

pernah dan bahkan sering dialami oleh individu, tidak terkecuali pada mahasiswa.

Pada penelitian yang dilakukan Graff (dalam Hunt & Ellis, 2004) membuktikan

bahwa pada tugas-tugas yang memerlukan memori eksplisit partisipan yang berusia

belasan hingga dua puluhan memiliki kemampuan memori yang lebih baik.

Sementara pada tugas-tugas yang memerlukan memori implisit tidak ada perubahan

dalam rentang kehidupan. Mahasiswa berada pada rentang usia subjek penelitian

yang dilakukan oleh Graff. Sementara pada penelitian yang dilakukan oleh Hopkins

(dalam Maryam, 2008) ditemukan bahwa 83 % responden menyatakan sering lupa

dengan nama seseorang, 60 % responden sering lupa tempat ia meletakkan sesuatu,

(14)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

yang telah diucapkan, dan 42 % responden sering lupa dengan wajah seseorang.

Buzan (2002) menyatakan bahwa sebagian besar individu hanya mampu mengingat

kurang dari 10 % nama-nama orang yang telah mereka temui dan sebagian besar

individu melupakan lebih dari 99 % nomor telepon yang diberikan pada mereka.

Penelitian ini membuktikan bahwa fenomena lupa merupakan hal yang sangat dekat

dengan kehidupan individu sehari-hari.

Banyak hal yang dapat menyebabkan seseorang menjadi lupa. Lupa dapat terjadi

karena adanya informasi baru yang mengganggu informasi yang telah ada di dalam

memori. Selain itu, faktor waktu juga dapat menyebabkan individu menjadi lupa

(Lahey, 2003; Peterson & Peterson dalam Reed, 2004).

Mahasiswa merupakan salah satu aset yang sangat penting dalam pengembangan

negara dan para mahasiswa dituntut untuk lebih mandiri dalam proses belajar

daripada siswa-siswa menengah atas. Mahasiswa mengalami masa transisi yang

mana mereka dihadapkan pada suatu lingkungan pendidikan baru yang sangat jauh

berbeda dengan dengan lingkungan sebelumnya. Lingkungan baru yang harus

dihadapi mahasiswa menawarkan kesempatan untuk mengasah kemampuan,

menggunakan asumsi, dan menggunakan cara pandang baru terhadap dunia. Selain

itu, perubahan dalam hal kurikulum juga membuat mahasiswa harus menggunakan

cara berpikir yang baru. Zaman yang penuh dengan teknologi dan informasi juga

memaksa mahasiswa untuk menguasai informasi sebanyak-banyaknya sehingga

nantinya akan dapat berguna dalam pengembangan negara. Penguasaan informasi

(15)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

merencanakan proses belajar yang tepat, salah satunya dengan menggunakan metode

peningkatan memori (Suyanto & Hisyam, 2000).

Peningkatan memori tentu saja merupakan hal yang sangat vital, khususnya

dalam dunia pendidikan. Individu harus dapat memasukkan informasi yang berguna

ke dalam pikiran sehingga nantinya dapat mengingat kembali pengetahuan yang

telah tersimpan jika individu tersebut membutuhkannya (Djiwandono, 2002). Pada

saat ujian khususnya, individu harus dapat mengingat kembali materi-materi yang

telah dipelajari. Kenyataannya, memori sering kali dapat bekerja dengan lancar

dalam situasi-situasi yang tidak resmi namun dalam ujian hanya kadangkala saja

memori dapat menunjukkan hasil yang baik. Beberapa pelajar khususnya mahasiswa

juga mengalami berbagai hambatan selama proses belajar terutama pada saat

menghadapi ujian. Mereka merasa takut, tegang, dan bingung selama

berminggu-minggu atau hari-hari menjelang ujian berlangsung. Saat pertama kali menghadapi

kertas ujian, kegugupan sangat dirasakan di mana mereka akan membaca dengan

cepat dan kemudian mengulanginya kembali untuk menemukan jawaban dari

masalah yang ditanyakan. Beberapa dari mereka ada yang menghabiskan lima belas

sampai tiga puluh menit dari satu jam ujian untuk menulis catatan-catatan acak,

menggaruk kepala, mengerutkan dahi, dan berusaha mengingat semua yang mereka

ketahui. Mereka merasa frustasi karena tidak mampu memanggil kembali

pengetahuan dan informasi yang telah mereka miliki (Buzan, 2002). Maka untuk itu

perlu adanya metode-metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan

memori agar pemrosesan informasi berjalan dengan efektif dan pengetahuan yang

(16)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Salah satu metode peningkatan memori yang dapat dilakukan adalah dengan

menggunakan humor. Penggunaan humor dalam proses belajar dan mengajar dapat

memberikan pengembangan yang sangat berarti bagi dunia pendidikan, yaitu untuk

meningkatkan hasil belajar. Beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli

menyatakan bahwa penggunaan humor dapat meningkatkan memori. Penelitian yang

dilakukan oleh Cossairt dan Jacobs (1998) menyatakan bahwa penggunaan humor di

dalam ruangan kelas dianggap sebagai salah satu hal yang sangat penting bagi para

tenaga pengajar. Humor memberikan efek yang positif pada program pendidikan

karena dapat memicu dan menstimulasi memori, kreativitas, motivasi, menurunkan

stres, meningkatkan komunikasi, mengarahkan perhatian, membuka pikiran yang

tertutup, meningkatkan pemahaman, meningkatkan harga diri, membantu mengingat

materi-materi yang telah dipelajari, dan memberikan energi bagi tenaga pengajar dan

anak didik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari

Universitas Marquette Wisconsin, mereka menyatakan bahwa menonton tayangan

humor dapat meningkatkan memori karena humor dapat menimbulkan arousal yang

berdampak terhadap peningkatan memori (dalam Smith, 2004).

Penelitian yang dilakukan oleh Sabato dan Gruner (dalam Sabato, 1985)

mengemukakan bahwa penggunaan humor dapat meningkatkan perhatian dan tingkat

ketertarikan seseorang yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan

mengingat. Sejalan dengan penelitian sebelumnya, Powless dan Nielson (dalam

Smith, 2004) menyatakan bahwa stimulus positif seperti humor dapat memicu

(17)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Carlson (2001) juga menemukan efek yang sangat besar dalam memori ketika

menerapkan humor saat proses belajar mengajar di dalam ruangan kelasnya.

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, fenomena tentang dampak humor

terhadap memori dalam dunia pendidikan juga dirasakan oleh beberapa mahasiswa

Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Berikut merupakan hasil wawancara

yang dilakukan oleh peneliti terhadap beberapa mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Sumatera Utara.

“Aku biasanya sebelum belajar untuk ujian baca komik atau nonton film-film yang lucu dulu baru belajar. Rasanya lebih cepat aja nangkapnya kalau baca komik atau nonton yang lucu itu. Jadi belajarnya lebih enak dan lebih cepet. Namanya juga mahasiswa, pasti maunya ingatannya itu kuat jadi ga gampang lupa, apalagi kalau ujian.”

K. T. Purba (Komunikasi personal, 3 November 2008)

“Iya, kalau lagi nonton film lucu, pasti yang lucu-lucu lebih mudah untuk diingat. Terus kejadian sehari-hari yang lucu juga pasti selalu diingat. Kalau dosen yang ngajar pake lawak-lawak gitu jadi lebih gampang untuk diingat, apalagi kalau dijadikan perumpaan gitu. Ada materi yang diumpamakan dengan hal-hal lucu, pasti lebih mudah diingat. Kalau soal slide yang lucu-lucu udah pasti lebih enak dilihat dan biasanya isi slidenya juga jadi lebih diperhatikan dan gampang diingat. Kalau udah siap nonton kayaknya lebih enak aja, lebih masuk kalau masuk belajar. Maunya si dosen-dosen kalo ngajar juga ya slidenya dibuat lucu-lucu, pake animasi yang lucu pasti lebih enak suasananya dan kayak yang tadi kubilang, lebih gampang diingat. Psikologi kan banyak kali hapalan terus pake bahasa Inggris lagi jadi makin susah belajarnya. Menurut aku sih perlulah ya cara-cara untuk meningkatkan memori jadi kalau belajar ga cepet lupanya. Jadi beban belajar bisa agak berkurang gitu”.

E. Sitanggang (Komunikasi personal, 5 November 2008)

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi memori, salah satunya adalah

emosi. Emosi merupakan reaksi terhadap pengalaman yang diasosiasikan dengan

perubahan fisiologis dan tingkah laku. Banyak individu yang tidak menyadari bahwa

(18)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

emosi juga memberi energi dan berperan penting dalam komunikasi sosial (Papalia,

2004; Passer & Smith, 2007). Keadaan emosi individu akan mempengaruhi proses

belajarnya karena perhatian individu terhadap lingkungan akan berkurang

intensitasnya pada saat berada pada emosi negatif. Hal ini akan mengakibatkan

pemrosesan informasi tidak berjalan dengan efektif dan berdampak pada memori

individu tersebut (Hunt & Ellis, 2004).

Hal-hal yang membangkitkan emosi dapat menstimulasi keluarnya hormon yang

akan meningkatkan kadar glukosa pada otak. Peningkatan kadar glukosa pada otak

akan berdampak pada peningkatan memori (Clayton dalam Rathus, 2005; Sternberg,

2006). Powless dan Nielson (2004) menyatakan bahwa emosi positif dapat

menimbulkan arousal yang akan berdampak pada pemanggilan informasi. Sementara

itu, emosi negatif akan merangsang pengeluaran hormon stres kortisol yang akan

menghambat fungsi hipocampus yang sangat berperan dalam pembentukan memori

(Nadel dkk. dalam Lahey 2003). Pada proses pembelajaran tentu saja fokus

utamanya adalah pada emosi positif karena selain dapat memicu arousal, keadaan

emosi yang positif juga menimbulkan mood yang positif yang mana mood berperan

penting dalam proses pemahaman (Hunt & Ellis, 2004). Penelitian yang dilakukan

oleh Ellis (dalam Hunt & Ellis, 2004) menemukan bahwa siswa-siswa yang sedang

bersedih (mood negatif) melakukan banyak kesalahan dalam mengidentifikasi

kalimat-kalimat yang mengandung kontradiksi. Hal ini membuktikan bahwa

pemahaman mereka terhadap suatu masalah menjadi terganggu akibat mood yang

negatif. Terganggunya pemahaman individu terhadap suatu hal akan mengakibatkan

(19)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

memicu emosi positif adalah humor. Humor dapat membangkitkan emosi positif,

baik secara langsung maupun tidak langsung (Kelly, 2002; Taber, Redden, & Hurley,

2007).

Secara sederhana humor merupakan sesuatu hal yang lucu dan dapat membuat

individu tertawa dan merasa senang. Saper (dalam Franzini, 2001) mengartikan

humor sebagai aspek kognitif, afektif, dan estetik pada individu, stimulus, ataupun

peristiwa yang dapat membangkitkan rasa senang dan respon seperti tertawa ataupun

tersenyum.

Humor dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tayangan visual dan

termasuk dalam kategori cerita ringkas. Menurut Ross (1999), humor yang

dihadirkan secara visual memiliki efek yang lebih kuat namun bukan berarti humor

dalam bentuk lainnya tidak memiliki pengaruh. Tayangan humor yang merupakan

input sensori akan masuk ke dalam talamus yang berfungsi untuk mengirimkan input

sensori menuju serebral korteks. Pada saat ini emosi sebenarnya telah aktif namun

belum ada proses kognitif sehingga individu tidak menyadarinya. Impuls sensori

masuk ke dalam serebral korteks yang berfungsi untuk menerima dan memroses

input sensori dan proses kognitif lainnya. Serebral korteks berhubungan dengan

hipotalamus, amygdala, dan hipocampus. Impuls sensori akan masuk ke dalam

amygdala yang berfungsi untuk membentuk pengalaman emosional. Pada saat ini

emosi yang aktif telah disadari karena telah melalui proses kognitif. Tayangan humor

akan membangkitkan pengalaman emosional positif. Arousal yang diakibatkan oleh

(20)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

bertugas untuk mengeluarkan hormon yang akan meningkatkan kadar glukosa pada

otak dan berguna dalam peningkatan memori (Passer & Smith, 2007).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengganggap penting untuk mengadakan

penelitian tentang pengaruh tayangan humor terhadap peningkatan memori.

Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental. Penelitian ekperimen ini

menggunakan dua kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok yang

mendapatkan perlakuan berupa menonton tayangan humor sedangkan kelompok

kedua merupakan kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan berupa menonton

tayangan humor. Tayangan humor dalam penelitian ini hanya akan disajikan satu kali

saja. Setelah kelompok pertama selesai menonton tayangan humor maka kemampuan

mengingat mereka akan diukur, kemudian dilanjutkan dengan pengukuran

kemampuan mengingat pada kelompok kedua.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah tayangan humor

berpengaruh terhadap peningkatan memori ”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh tayangan humor terhadap

peningkatan memori.

D. Manfaat Penelitian

(21)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009 1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan

yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu psikologi khususnya Psikologi

Pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a) Memberikan informasi tentang pengaruh tayangan humor terhadap peningkatan

memori.

b) Memberikan informasi agar mahasiswa dapat mempelajari dan mengenali

strategi belajar dan mengingat yang tepat.

c) Memberikan informasi kepada para tenaga pengajar agar dapat menerapkan

cara-cara pembelajaran yang tepat.

d) Subjek penelitian dapat mengetahui tingkat kemampuan mengingat (memori)

mereka sehingga dapat menjadi dasar untuk pengembangan kemampuan

mengingat.

e) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan atau referensi untuk

penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan memori ataupun tayangan

humor.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari penelitian ini adalah :

(22)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah penelitian,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika

penulisan.

Bab II : Landasan Teori

Bab ini memuat tinjauan teoretis yang menjadi acuan dalam

pembahasan masalah. Teori-teori yang dinyatakan adalah

teori-teori yang berhubungan dengan memori dan humor.

Bab III : Metodologi Penelitian

Bab ini menjelaskan mengenai identifikasi variabel penelitian,

definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode

pengambilan sampel, rancangan penelitian, teknik kontrol,

prosedur penelitian, dan metode analisis data.

Bab IV : Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang uraian singkat hasil penelitian dan

pembahasan.

Bab V : Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi tentang kesimpulan penelitian dan saran-saran yang

(23)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Memori

(24)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Passer dan Smith (2007) menyatakan bahwa memori merupakan suatu proses

yang meliputi perekaman, penyimpanan, dan pemanggilan informasi atau

pengalaman. Memori bersifat sangat kompleks dan dinamis. Matlin (2005)

mendefinisikan memori sebagai proses untuk mempertahankan informasi.

Menurut Bjorklund (dalam Sternberg, 2006), memori merupakan mekanisme

dinamis yang dikaitkan dengan proses penyimpanan dan mengingat kembali

informasi tentang masa lalu. Memori adalah pengalaman mental yang dapat

dipercaya untuk menggambarkan pengalaman masa lalu seseorang (Johnson dalam

Sternberg, 2006).

Morris dan Maisto (2005) menyatakan bahwa memori adalah kemampuan untuk

mengingat hal-hal yang telah dipelajari dan dialami oleh individu. Hunt dan Ellis

(2004) mengemukakan bahwa memori adalah fungsi intelektual manusia yang

meliputi proses persepsi dan penalaran.

Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa memori adalah

kemampuan mengingat yang meliputi perekaman, penyimpanan, dan pemanggilan

informasi ataupun pengalaman masa lalu yang akan digunakan untuk kebutuhan di

masa sekarang.

2. Pemrosesan informasi dalam memori

Ada tiga proses pengolahan informasi yang dilakukan di dalam memori, yaitu:

(25)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Rathus (2005) mengemukakan bahwa informasi dari dunia luar akan ditangkap

oleh alat indera dalam bentuk stimulus fisik dan kimiawi. Tahap pertama dalam

pemrosesan informasi adalah encoding. Encoding merupakan proses yang

bertujuan untuk mengubah informasi sehingga individu dapat menempatkannya

di dalam memori. Individu mengubah informasi ke dalam bentuk psikologis yang

dapat diterima mental. Biasanya kode yang digunakan adalah kode semantik,

visual, dan akustik. Kode semantik didasarkan pada makna dan merupakan kode

yang dominan di dalam memori jangka panjang (long term memory). Kode

akustik didasarkan pada bahasa dan merupakan kode memori yang dominan

dalam memori jangka pendek (short term memory). Materi yang ada di dalam

kode akustik biasanya terdiri dari urutan huruf, angka, ataupun kata-kata yang

tidak bermakna. Sementara kode visual diwakili oleh gambar.

b) penyimpanan (storage)

Pemrosesan yang kedua adalah penyimpanan yang berfungsi untuk

mempertahankan informasi(Rathus, 2005).

c) pemanggilan (retrieval)

Pemrosesan yang ketiga adalah pemanggilan. Passer dan Smith (2007)

menyatakan bahwa pemanggilan adalah proses mengakses kembali informasi

yang telah disimpan. Menurut Hunt dan Ellis (2004) proses pemanggilan ada dua,

yaitu: recall dan recognition.

Ada beberapa proses yang dapat dilakukan untuk mengirim informasi menuju ke

memori jangka panjang (Atkinson & Shiffrin dalam Reed, 2004), yaitu:

(26)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

b) Coding merupakan usaha yang dilakukan agar informasi dapat diingat dengan

mudah dan sesuai dengan konteks.

c) Kemampuan membayangkan (imaging) merupakan pembentukan karakter visual

untuk memudahkan proses mengingat.

Ada beberapa bagian otak yang berperan dalam pemrosesan informasi pada

memori, di antaranya adalah talamus, sistem limbik, dan cerebrum. Bagian otak

tersebut terletak pada bagian otak depan.

Talamus berada di dekat tengah otak dan berfungsi untuk menyampaikan

informasi sensori menuju korteks. Selain itu, talamus juga berperan dalam perhatian

dan pada saat tidur. Misalnya, talamus menyampaikan informasi sensori dari mata

menuju daerah visual pada serebral korteks (Rathus, 2005).

Rathus (2005) mengemukakan bahwa sistem limbik merupakan sejumlah

struktur yang berfungsi untuk mengatur memori, motivasi, dan emosi. Sistem limbik

berada di dekat cerebrum. Ada tiga bagian, yaitu amygdala, hipocampus, dan

beberapa bagian dari hipotalamus. Amygdala terletak di bagian bawah dari sistem

limbik dan berbentuk seperti dua buah kenari kecil. Amygdala berfungsi untuk

mengatur emosi, proses belajar, dan memori. Passer dan Smith (2007) menyatakan

bahwa hipocampus dan amygdala sangat berhubungan. Amygdala bertugas untuk

membentuk pengalaman emosional sementara hipocampus bertugas untuk

membentuk memori akibat dari pengalaman emosional. Tanpa amygdala,

hipocampus tidak akan berguna.

Rathus (2005) menyatakan bahwa cerebrum berukuran cukup besar dan

(27)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

yang berlipat dan berwarna abu-abu disebut dengan serebral korteks. Serebral

korteks berfungsi untuk mengatur sensasi, respon, proses berpikir, dan bahasa.

Serebral korteks terdiri dari dua buah hemisper, yaitu hemisper kanan dan kiri. Setiap

hemisper dibagi menjadi empat lobus, yaitu lobus frontal (terletak di bagian depan),

parietal (terletak di bagian belakang), temporal (terletak di samping bawah), dan

ocipital (terletak di belakang dan di bawah lobus parietal dan di belakang temporal).

3. Tahapan memori

Atkinson dan Shiffrin (dalam Sternberg, 2006) memperkenalkan model

tradisional dari memori yang terdiri dari tiga tahap, yaitu sensory register, memori

jangka pendek, dan memori jangka panjang.

Tahapan Memori

Gambar 1. Model Tahapan Memori dari Atkinson dan Shiffrin

Sensory register merupakan tahap pertama dari memori yang berfungsi untuk

menangkap semua pengalaman sensori (berupa visual, auditori, dan sentuhan) hingga

akhirnya diproses. Proses encoding pada sensory register berlangsung pada saat

informasi diubah dalam bentuk impuls-impuls yang dapat diproses otak. Pada proses

(28)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

penyimpanan, informasi yang berada dalam sensory register tidak bertahan lama

hanya sepersekian detik (Lahey, 2003).

Sejumlah informasi yang telah diseleksi dari sensory register akan dikirim ke

tahap selanjutnya, yaitu memori jangka pendek. Memori jangka pendek merupakan

tempat penyimpanan sementara bagi informasi. Pada umumnya, dengan memberi

perhatian yang cukup terhadap informasi maka informasi tersebut akan segera

dikirim ke memori jangka pendek. Proses encoding pada memori jangka pendek

terjadi saat informasi dari sensory register diubah ke dalam bentuk yang dapat

diproses lebih lanjut (Lahey, 2003). Menurut Lahey (2003), coding merupakan

bentuk informasi yang disimpan dalam memori. Coding yang dominan di dalam

memori jangka pendek adalah kode akustik.

Informasi yang ada di dalam memori jangka pendek akan segera hilang jika

tidak segera dilakukan pengulangan (Reed, 2004). Ada empat teori yang dapat

menjelaskan tentang lupa, yaitu:

a) Interference theory

Interference theory menyatakan bahwa lupa terjadi karena adanya informasi yang

mengganggu informasi yang telah ada di dalam memori (Peterson & Peterson

dalam Reed, 2004). Biasanya karena informasi yang lain tersebut mirip dengan

informasi yang diingat oleh individu (Lahey, 2003). Wickens dkk. (dalam Lahey,

2003) menyatakan ada dua hal yang berhubungan dengan teori ini, yaitu

proactive dan retroactive interference. Proactive interference adalah gangguan

yang terjadi akibat memori yang telah ada sebelumnya. Sementara retroactive

(29)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Gangguan ini tidak hanya terjadi pada memori jangka panjang tetapi juga pada

memori jangka pendek.

b) Decay Theory

Decay theory menyatakan bahwa memori yang tidak digunakan akan

berangsur-angsur hilang seiring berjalannya waktu (Lahey, 2003). Teori ini ditentang oleh

beberapa psikolog dengan menyatakan bahwa lupa yang disebabkan oleh waktu

hanya terjadi pada sensory register dan memori jangka pendek sementara

informasi dalam memori jangka panjang bersifat permanen (White dalam Lahey,

2003).

c) Reconstruction (Schema) Theory

Reconstruction (schema) theory adalah teori yang menyatakan bahwa informasi

yang ada di dalam memori jangka panjang kadang-kadang berubah menjadi lebih

konsisten dengan kepercayaan, pengetahuan, dan pengharapan individu (Bartlett

dalam Lahey, 2003). Skema adalah jaringan-jaringan yang terdiri dari

kepercayaan, pengetahuan, dan pengharapan seseorang.

d) Motivated Forgetting atau represi

Motivated forgetting menjelaskan bahwa seseorang berusaha melupakan

informasi yang menyedihkan dan mengancam dirinya (Freud dalam Lahey,

2003).

Galotti (2004) mengemukakan model kerja dari memori jangka pendek yang

terdiri dari tiga komponen, yaitu:

a) Phonological loop yang berfungsi untuk mempertahankan dan memanipulasi

(30)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

phonological yang berfungsi untuk menyimpan informasi verbal dan mekanisme

pengulangan yang berfungsi mempertahankan informasi agar tetap aktif.

b) Visuospatial sketchpad yang berfungsi untuk mempertahankan dan memanipulasi

informasi visual dan spasial.

c) Central executive yang berfungsi untuk memilih informasi yang akan diproses

dan menggabungkan informasi.

Memori jangka panjang merupakan tahap ketiga dari memori yang meliputi

proses penyimpanan informasi dalam waktu yang lama (Lahey, 2003). Informasi

yang dapat disimpan di dalam memori jangka panjang tidak terbatas jumlahnya

(Goldman & Rakic dalam Rathus, 2005). Memori jangka panjang disebut juga

sebagai perpustakaan bagi manusia. Informasi yang ada harus diorganisasikan agar

memudahkan proses pencarian, yaitu dengan menggunakan indeks. Proses encoding

pada memori jangka panjang terjadi pada saat informasi dari memori jangka pendek

diubah dalam bentuk makna. Informasi yang telah dipanggil dari memori jangka

panjang akan masuk kembali ke memori jangka pendek dan muncullah respon

(Lahey, 2003; Passer & Smith, 2007).

Tulving (dalam Lahey, 2003) mengemukakan tiga jenis memori jangka panjang,

yaitu:

a) Memori prosedural merupakan memori yang berkaitan dengan keahlian dan

prosedur. Contoh, cara mengendarai sepeda, bermain gitar, dll.

b) Memori semantik merupakan memori yang berkaitan dengan makna dan tidak

berhubungan dengan waktu dan tempat. Contoh, ketika seseorang ingin

(31)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

c) Memori episodik merupakan memori yang berkaitan dengan pengalaman dan

berhubungan dengan waktu dan tempat. Contoh, ketika seseorang berusaha

mengingat kapan dan di mana ia pertama kali mendapatkan gitarnya.

Memori jangka panjang efektif dalam menyimpan memori prosedural dan

semantik namun kurang efektif dalam menyimpan memori episodik. Hal ini terjadi

karena struktur fisik dari informasi (memori episodik) telah dilupakan sejak di dalam

memori jangka pendek (Lahey, 2003). Selain itu, Passer dan Smith (2007)

menyatakan bahwa di dalam memori jangka panjang juga terdapat memori implisit

dan eksplisit. Memori eksplisit terjadi saat individu harus mengingat

informasi-informasi spesifik dan proses pemanggilan informasi-informasi dilakukan individu dengan

sadar (Sternberg & Wagner, 1999). Memori implisit adalah memori yang berkaitan

dengan bagaimana cara melakukan sesuatu dan proses pemanggilan informasi

dilakukan dengan tidak sadar. Contoh, individu berkomunikasi dengan menggunakan

bahasa namun individu tidak sadar telah melakukan proses pemanggilan informasi

(32)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 1. Perbedaan Tahap Memori

Fitur Sensory Register Memori jangka

pendek

Tidak mungkin Memberi lebih

banyak perhatian dan pengulangan

Menyusun

informasi dengan tepat

Bentuk informasi Bentuk nyata

dari input

Akustik, visual, dan makna

Berdasarkan makna

Kapasitas Besar Kecil Tidak terbatas

Penyebab lupa Faktor waktu Faktor waktu dan adanya

Pemanggilan - Secara otomatis Melalui proses

pencarian

Sumber : Reading in Cognitive Psychology

4. Tes ingatan

Ada dua jenis alat tes yang dapat mengukur tingkat memori, yaitu:

a) Tes ingatan langsung

Tes ingatan langsung adalah tes yang membutuhkan memori episodik. Biasanya

tes-tes yang menuntut recall dan recognition (Buyer, 2004). Menurut Sternberg

(2006) dalam recall, individu mengingat fakta, kata-kata, ataupun aitem lainnya

dari memori. Contohnya adalah tes mengisi titik-titik (fill-in-the-blank).

(33)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

apakah sebuah aitem telah dipelajari. Contohnya adalah tes pilihan berganda dan

benar-salah. Memori individu dalam tugas recognition biasanya lebih baik

dibandingkan dengan recall karena tugas yang berkaitan dengan recall

membutuhkan level yang lebih tinggi dibandingkan recognition. Salah satu tes

ingatan langsung yang dapat digunakan adalah tes Intelligenz Strukture Test

(IST) yang dikembangkan di Jerman, khususnya pada subtes Merk Aufgaben

(ME). IST dalam versi Indonesia merupakan bentuk adaptasi dari tes asli dan

sudah distandarisasi. Tes IST terdiri dari sembilan subtes, yaitu SE, WA, AN,

GE, RA, ZR, FA, WU, dan ME. Subtes Satzerganzung (SE) mengukur masalah

pembentukan keputusan, akal sehat, suatu penilaian yang mendekati realitas, dan

untuk menggali apakah seseorang dapat berpikir secara mandiri. Subtes

Wortauswahl (WA) mengukur daya pikir verbal yang integratif, dapat memahami

isi dari suatu pengertian, dan suatu kemampuan untuk menghayati masalah

bahasa. Subtes Analogien (AN) mengukur kemampuan mengkombinasi yang

dapat menunjukkan fleksibilitas, pemahaman, dan kedalaman dalam berpikir.

Subtes Gemeinsamkeiten (GE) mengukur kemampuan abstraksi, yaitu pengertian

kemampuan untuk menyatakan pengertian di dalam bahasa. Subtes Rechen

Aufgaben (RA) mengukur daya pikir praktis dalam berhitung. Subtes Zahlen

Reihen (ZR) mengukur daya pikir induktif yang menggunakan bilangan-bilangan.

Subtes Form Auswahl (FA) mengukur kemampuan membayangkan, kekayaan

untuk membayangkan, dan suatu cara untuk berpikir secara keseluruhan secara

konkrit. Subtes Wurfel Aufgaben (WA) mengukur kemampuan membayangkan

(34)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

terakhir adalah subtes Merk Aufgaben (ME) mengukur daya ingat dan

kemampuan menyimpan kata-kata yang telah dipelajari (Darmayanti dalam

Wechsler, 1992).

b) Tes ingatan tidak langsung

Tes ingatan tidak langsung adalah tes yang membutuhkan memori semantik dan

prosedural (Buyer, 2004). Contohnya adalah tes melengkapi kata.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi memori

Menurut Gunawan (2003) ada beberapa faktor yang mempengaruhi memori,

yaitu:

a) Informasi yang tidak relevan dan tidak penting

Informasi yang tidak relevan dan tidak penting tidak akan mendapat perhatian

dari individu.

b) Interfensi atau gangguan

Jika ada gangguan pada saat individu ingin memasukkan informasi ke dalam

memori maka informasi yang dimasukkan akan kacau. Contoh, kebisingan.

c) Tidak fokus

Jika banyak informasi yang muncul pada saat kita ingin memasukkan suatu

informasi ke dalam memori maka hal ini mengakibatkan perhatian terpecah.

d) Keadaan mental

Keadaan mental yang mempengaruhi memori adalah emosi. Keadaan emosi akan

mempengaruhi proses kognitif, seperti proses belajar dan memori (Hunt & Ellis,

(35)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

fisik dan mental. Komponen-komponen tersebut meliputi kognitif (kesadaran

akan sensasi), afek (perasaan akan sesuatu), konatif (dorongan untuk

berperilaku), dan perubahan fisik (seperti hipertensi, berkeringat, dll). Mood

merupakan pengalaman emosi yang bertahan cukup lama (Matlin, 2005). Mood

yang positif sangat berperan dalam proses pemahaman. Sternberg (2006)

menyatakan bahwa hal-hal yang membangkitkan emosi akan merangsang sistem

endokrin untuk mengeluarkan hormon. Hormon tersebut akan menyebabkan

peningkatan kadar glukosa pada otak yang berfungsi untuk meningkatkan

memori. Pada proses belajar yang menjadi fokus perhatian adalah emosi positif.

Powless dan Nielson (2004) menyatakan bahwa emosi positif dapat

menimbulkan arousal yang akan berdampak pada pemanggilan informasi.

e) Fisik yang lelah

Kondisi fisik yang lelah juga sangat berpengaruh terhadap daya serap informasi

dan akan berpengaruh terhadap memori. Pikiran dan tubuh saling mempengaruhi,

saat pikiran sedang kacau maka kondisi tubuh akan terpengaruh.

f) Pengaruh zat kimia tertentu

Ada kebiasaan hidup yang kurang mendukung kerja otak, misalnya kebiasaan

mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan tertentu, biasanya obat terlarang. Buzan

(2003) menyatakan bahwa alkohol akan mempangaruhi memori jika dikonsumsi

dalam jumlah yang banyak dan secara konsisten.

B. Humor

(36)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Lippman dan Dunn (2000) menyatakan bahwa humor adalah segala sesuatu yang

dapat meningkatkan rangsangan dan mengarahkan pada perasaan senang dan

nyaman. Humor adalah sesuatu yang sangat berkaitan dengan respon tertawa

(Provine, 2000).

Menurut Ross (1999), humor adalah sesuatu yang membuat orang tertawa

ataupun tersenyum dan digunakan sebagai alat untuk menarik perhatian. Richman

(2000) berpendapat bahwa humor ialah sesuatu yang menimbulkan kesenangan dan

ketertarikan bagi banyak orang.

Taber dkk. (2007) menyatakan bahwa humor dapat dilihat dari beberapa cara,

yaitu:

a) Sebagai stimulus, misalnya tayangan humor.

b) Sebagai respon, misalnya tersenyum.

c) Sebagai proses kognitif, misalnya pemahaman terhadap humor.

d) Sebagai karakter kepribadian, misalnya afek dan emosi positif yang dihasilkan

oleh humor.

e) Sebagai intervensi terapeutik, misalnya terapi humor.

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa humor ialah segala

sesuatu (peristiwa, individu, ataupun stimulus-stimulus lainnya) yang dapat

membangkitkan rasa senang.

2. Fungsi humor

Ada beberapa fungsi dari humor ditinjau dari beberapa bidang, yaitu:

(37)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Humor berguna untuk mengurangi rasa sakit dan meningkatkan kualitas hidup

pada pasien-pasien yang mengidap penyakit mematikan (Kisner dalam Franzini,

2001).

b) Bidang fisiologis

Humor dapat meningkatkan pengeluaran endorpin (Levinthal dalam Franzini,

2001). Selain itu, humor juga berperan penting dalam peningkatan aktivitas sel

pembunuh (Bennet dalam Franzini, 2001).

c) Bidang sosial

Humor merupakan stimulus sosial yang menyenangkan dan dapat

mengembangkan hubungan dengan teman (Ruch dkk. dalam Franzini, 2001).

d) Bidang psikologis

Humor merupakan metode efektif untuk mengatur stres dan meningkatkan

karakter kepribadian yang menarik (Buckan dkk. dalam Franzini, 2001).

3. Tipe-tipe humor

Ross (1999) mengemukakan beberapa tipe humor, yaitu:

a) Parodi

Parodi ialah tiruan-tiruan yang bertujuan hanya sebagai hiburan belaka hingga

yang bersifat menyindir. Parodi terdiri dari dua rentang, yaitu ironi (bersifat

sindiran halus) hingga satire (bersifat sindiran yang lebih kasar).

(38)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Permainan kata atau makna ambigu terdiri atas:

1) Fonologi, yaitu bunyi yang menyusun bahasa. Fonologi terbagi atas dua,

yaitu homofon (kata yang pengucapannya sama namun berbeda dalam hal

penulisan) dan homonim (kata yang memiliki pengucapan dan penulisan yang

sama namun berbeda makna).

2) Grafologi merujuk pada bagaimana cara suatu bahasa ditampilkan secara

visual. Beberapa humor lebih dapat dipahami jika dihadirkan secara visual

dibandingkan jika didengar langsung.

3) Morfologi merujuk pada cara individu membentuk suatu kata.

4) Lexis merujuk pada kata-kata dalam bahasa Inggris yang diadaptasi dari

bahasa lain.

5) Sintaks merujuk pada cara bagaimana suatu kalimat dibentuk sesuai dengan

struktur bahasa agar memiliki makna.

c) Melanggar hal-hal yang dianggap tabu (taboo breaking)

Melanggar hal-hal yang dianggap tabu merupakan tipe humor yang terlepas dari

hal-hal yang dianggap suci ataupun dilarang. Hal ini tergantung pada budaya

masyarakat. Humor ini meliputi seks, kematian, agama, dll.

d) Hal-hal yang dapat diobservasi (obversational)

Tipe humor ini menggunakan hal-hal yang sepele yang mungkin sama sekali

tidak menjadi pusat perhatian seseorang dan biasanya dialami oleh semua orang

sehingga semua orang tanpa terkecuali menjadi bagian dari humor tersebut.

(39)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Ada beberapa teori humor yang sangat berpengaruh, yaitu:

a) Teori ketidaksesuaian (the incongruity theory)

Teori ini fokus pada elemen keterkejutan (surprise). Humor muncul akibat

adanya ketidaksesuaian pada apa yang diharapkan dengan apa yang sebenarnya

terjadi. Ketidaksesuaian terjadi karena adanya makna ambigu dalam bahasa yang

digunakan (Ross, 1999).

b) Teori kekuasaan (the superiority theory)

Hobbes (dalam Ross, 1999) menyatakan bahwa tertawa merupakan kesenangan

tiba-tiba yang dilakukan oleh orang yang melakukan penghinaan terhadap orang

lain. Humor merupakan bentuk penghinaan terhadap orang lain untuk

menunjukkan status dan kekuasaan mereka.

c) Teori pelepasan perasaan batin (the psychic release)

Teori ini menjelaskan bahwa tertawa dipacu oleh rasa ingin melepaskan

ancaman-ancaman dalam hidup, seperti ingin mengurangi rasa takut akan

kematian (Jacobson dalam Ross, 1999).

5. Definisi tayangan humor

Thompson dan Bordwell (2003) mendefinisikan tayangan humor sebagai

visualisasi yang dapat menimbulkan respon tertawa ataupun tersenyum. Tayangan

humor dapat menampilkan gerak fisik ataupun permainan kata yang membuat

seseorang merasa senang.

(40)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Menurut Ross (1999) ada dua jenis tayangan humor, yaitu:

a) Komedi situasi (situation comedy)

Komedi situasi merupakan tayangan yang didasarkan pada situasi dan karakter

yang potensial untuk humor. Contoh, komedi situasi yang sangat terkenal adalah

”Friends”.

b) Cerita ringkas (television sketches)

Cerita ringkas merupakan tayangan yang berisi cerita-cerita ringkas yang

berbeda. Contoh, ”Prime Time”.

C. Mahasiswa

Winkel (1997) menyatakan bahwa masa mahasiswa meliputi rentang usia dari

18/19 tahun sampai 24/25 tahun. Rentang usia mahasiswa dapat dibagi-bagi atas

periode 18/19 tahun sampai 20/21 tahun, yaitu mahasiswa dari semester I s/d

semester IV; dalam periode waktu 21/22 tahun sampai 24/25 tahun, yaitu mahasiswa

dari semester V s/d semester VIII.

Menurut Papalia (2003), mahasiswa termasuk dalam tahap pencapaian

(achieving stage), yaitu tahap di mana individu menggunakan pengetahuan yang

dimiliki untuk mencapai kemandirian dan kompetensi, misalnya dalam hal karir dan

keluarga. Masa di kampus merupakan masa penggalian secara intelektual dan

perkembangan individu. Kampus merupakan tempat di mana mahasiswa dapat

(41)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

bekerja, dan meningkatkan kesempatan untuk memperoleh pekerjaan. Memilih untuk

kuliah merupakan suatu gambaran untuk memperoleh karir di masa depan dan hal ini

akan cenderung mempengaruhi pola berpikir individu.

Pada masa mahasiswa terjadi peningkatan dalam hal penalaran dan cara berpikir.

Perry (dalam Papalia, 2003) menyatakan bahwa terjadi perubahan pola berpikir pada

masa transisi dari sekolah menengah menuju kampus, yaitu pola berpikir yang

awalnya kaku berubah menjadi fleksibel dan dapat memilih sesuatu dengan bebas

namun penuh dengan komitmen. Mahasiswa juga telah dapat mengenali bahwa pada

masyarakat dan individu yang berbeda, masing-masing memiliki sistem nilai

tersendiri. Selain itu, mahasiswa juga mampu untuk mencapai komitmen yang

bersifat relatif, yaitu mereka dapat membuat pertimbangan sendiri dan memilih nilai

serta kepercayaan yang benar menurutnya. Menurut Piaget (dalam Papalia, 2003)

mahasiswa termasuk dalam tahap berpikir postformal, yaitu pola pikir yang matang

dan didasarkan pada pengalaman dan intuisi subjektif namun tetap berlandaskan

pada logika dan dapat digunakan untuk mengatasi ketidakpastian,

ketidakkonsistenan, pertentangan, dll.

Mahasiswa berada pada tahap perkembangan emosi di mana mereka mencari

suatu hubungan yang dekat baik secara emosional dan fisik. Mahasiswa mampu

menyampaikan keadaan emosi yang ada pada dirinya dan telah memiliki empati.

Emosi pada manusia cenderung bersifat konsisten dan tidak mengalami banyak

perubahan. Pada masa dewasa individu akan semakin tidak emosional dan cemas,

individu pada usia dua puluhan (dewasa awal) akan lebih emosional dibandingkan

(42)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

D. Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Memori Mahasiswa

Memori memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari

karena setiap aspek kehidupan manusia selalu membutuhkan memori. Setiap kata

yang diucapkan serta semua peristiwa dan aktivitas yang terjadi merupakan fungsi

dari memori. Tanpa adanya memori individu tidak akan mampu melakukan

pekerjaan apa pun karena mereka tidak mengetahui bagaimana cara melakukannya.

Kehidupan sosial juga tidak akan berlangsung tanpa adanya memori karena individu

tidak dapat mengingat kata-kata apa yang harus diucapkan.

Dunia pendidikan juga sangat erat kaitannya dengan memori. Informasi yang

berguna harus dapat disimpan di dalam memori dan dipanggil kembali saat informasi

tersebut dibutuhkan. Proses belajar yang terjadi dalam dunia pendidikan tidak dapat

dipisahkan dengan memori. Belajar merupakan proses untuk mengenali sesuatu hal

yang baru dan memori bertugas untuk mempertahankan informasi tersebut. Semua

proses belajar tidak akan berguna jika memori tidak dapat menyimpan informasi

tersebut dengan tepat. Hal ini membuktikan bahwa memori merupakan salah satu hal

yang sangat vital dalam kehidupan manusia.

Saat individu tidak dapat memanggil kembali informasi yang dibutuhkan maka

hal ini disebut dengan lupa. Fenomena ini biasa dan seringkali terjadi pada setiap

individu, tidak terkecuali mahasiswa. Padahal, jika ditinjau dari tahap perkembangan

kognitifnya mahasiswa berada pada tahap tipe berpikir postformal (Piaget dalam

Papalia, 2003). Pada tahap ini, perkembangan kognitif mahasiswa telah matang dan

(43)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

juga seringkali lupa, khususnya pada saat ujian. Buzan (2002) menyatakan bahwa

banyak mahasiswa yang frustasi pada saat ujian karena tidak dapat mengingat

jawaban yang dibutuhkan. Mahasiswa merupakan salah satu aset penting dalam

pendidikan nasional maka untuk itu mahasiswa hendaknya dapat menguasai banyak

informasi agar dapat berguna untuk dalam pengembangan negara. Semakin

berkembangnya teknologi juga berdampak pada banyaknya hal yang harus dipelajari.

Penguasaan informasi berkaitan erat dengan memori, agar mahasiswa dapat

menguasai sejumlah informasi maka mereka harus memiliki kemampuan mengingat

yang baik.

Metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan memori adalah dengan

menggunakan humor. Pada penelitian ini, humor akan disajikan dalam bentuk

tayangan. Saper (dalam Franzini, 2001) mengartikan humor sebagai aspek kognitif,

afektif, dan estetik pada individu, stimulus, ataupun peristiwa yang dapat

membangkitkan rasa senang. Humor dapat membangkitkan emosi positif, baik secara

langsung maupun tidak langsung (Kelly, 2002; Taber, 2007). Arousal yang

ditimbulkan oleh emosi positif akan memicu sistem endokrin untuk mengeluarkan

hormon (Clayton dalam Rathus, 2005). Pengeluaran hormon pada otak akan

menyebabkan meningkatnya kadar glukosa pada otak yang berperan penting dalam

peningkatan memori (Morris & Maisto, 2005). Hormon yang dikeluarkan ini bekerja

dengan cepat dan efeknya bertahan cukup lama (Santrock, 1991).

Menurut Passer dan Smith (2007), tayangan humor yang merupakan input

sensori akan masuk ke dalam talamus yang berfungsi untuk mengirimkan input

(44)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

belum ada proses kognitif sehingga individu tidak menyadarinya. Impuls sensori

masuk ke dalam serebral korteks yang berfungsi untuk menerima dan memroses

input sensori dan proses kognitif lainnya. Serebral korteks berhubungan dengan

hipotalamus dan amygdala. Impuls sensori akan masuk ke dalam amygdala yang

berfungsi untuk membentuk pengalaman emosional. Pada saat ini emosi yang aktif

telah disadari karena telah melalui proses kognitif. Tayangan humor akan

membangkitkan pengalaman emosional positif. Arousal yang diakibatkan oleh emosi

positif akan menstimulasi hipotalamus untuk mengontrol sistem endokrin yang

bertugas untuk mengeluarkan hormon.

Penelitian ini menggunakan dua buah kelompok subjek penelitian. Kelompok

pertama merupakan kelompok yang mendapatkan perlakuan berupa menonton

tayangan humor sedangkan kelompok kedua merupakan kelompok yang tidak

mendapatkan perlakuan, yaitu menonton tayangan humor. Setelah kelompok pertama

selesai menonton tayangan humor maka kemampuan mengingat (memori) mereka

segera diukur. Setelah kemampuan mengingat kelompok pertama selesai diukur

maka dilanjukan dengan pengukuran kemampuan mengingat kelompok kedua.

Tes ingatan yang diberikan berupa kata-kata yang harus dihapal dalam waktu

tiga menit kemudian setelah tiga menit akan diberikan soal-soal yang berkaitan

dengan hapalan tersebut. Saat subjek penelitian menghapal kata-kata yang diberikan

maka informasi tersebut masuk ke dalam sensory register.

Proses encoding pada sensory register terjadi saat informasi diubah ke dalam

bentuk yang dapat diproses oleh otak. Proses penyimpanan terjadi hanya sepersekian

(45)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

cukup maka informasi tersebut akan dikirim menuju memori jangka pendek. Proses

encoding pada memori jangka pendek terjadi ketika informasi dari sensory register

diubah ke dalam bentuk yang dapat diproses lebih lanjut, pada memori jangka

pendek bentuk informasi yang dominan adalah kode akustik, yaitu berupa urutan

kata-kata dan angka serta kata-kata yang tidak memiliki makna. Proses penyimpanan

dalam memori jangka pendek hanya berlangsung selama tiga puluh detik.

Sebelumnya, kelompok pertama telah mendapatkan perlakuan berupa menonton

tayangan humor yang bertujuan untuk membangkitkan emosi positif. Peneliti

mengasumsikan bahwa pada kelompok pertama telah terjadi peningkatan kadar gula

pada otak yang diakibatkan oleh emosi positif. Peneliti mengharapkan dengan

terjadinya peningkatan kadar gula pada otak maka jumlah soal yang dapat dijawab

dengan benar oleh kelompok pertama lebih banyak dibandingkan dengan kelompok

kedua.

Kerangka Penelitian

Informasi (berupa

kata-kata) Diberikan

tayangan humor

Sensory register

(46)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa tayangan humor dapat

meningkatkan memori.

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bersifat eksperimental

sungguhan. Menurut Suryabrata (1995), tujuan penelitian eksperimental sungguhan Emosi positif

Memori jangka pendek

Lupa Ingat

perhatian perhatian

Gambar 2. Sistematika penelitian Tidak berpengaruh

(47)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara

mengenakan satu atau lebih kondisi perlakuan kepada satu atau lebih kelompok

eksperimental dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok

kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan. Bentuk eksperimen yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah eksperimen sederhana yang meliputi dua kelompok

eksperimen, yaitu kelompok kontrol dan eksperimen (Mitchell & Jolley, 2004).

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

1) Variabel bebas : Tayangan humor

2) Variabel tergantung : Memori

B. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan makna-makna spesifik dari variabel-variabel

yang ada di dalam suatu eksperimen yang mana definisi tersebut meliputi

operasionalisasi prosedur dan pengukuran yang dapat diobservasi (Myers & Hansen,

1993).

1. Memori

Memori adalah kemampuan mengingat yang meliputi tahap perekaman,

(48)

Paskah Aprianti Sitanggang : Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

digunakan untuk kebutuhan di masa sekarang. Memori dalam penelitian ini akan

diukur dengan menggunakan tes ingatan, yaitu subtes ME (Merk Aufgaben) dari tes

Intelligenz Strukture Test (IST).

Tes ingatan ini bertujuan untuk mengukur daya ingat dan kemampuan mengingat

kata-kata yang telah dipelajari. Semakin tinggi skor yang diperoleh individu dalam

tes ingatan tersebut maka semakin tinggi tingkat kemampuan mengingat individu

tersebut. Subjek penelitian akan diberikan kata-kata yang harus dihapal dalam waktu

tiga menit kemudian akan diberikan sejumlah soal yang berkaitan dengan hapalan

yang telah diberikan. Waktu yang disediakan bagi subjek penelitian untuk

mengerjakan soal-soal adalah enam menit. Memori yang akan diukur dalam

penelitian ini adalah memori jangka pendek. Kemampuan mengingat individu akan

dilihat melalui total skor tes yang diperoleh subjek. Setiap jawaban yang dijawab

dengan benar akan mendapat nilai satu sedangkan jawaban yang salah akan

mendapat nilai nol.

2. Tayangan humor

Tayangan humor ialah visualisasi yang menampilkan aktivitas fisik atau raut

wajah atau permainan kata yang bersifat lucu dan dapat membangkitkan emosi

positif individu. Tayangan humor merupakan perlakuan yang akan diberikan kepada

kelompok ekperimen. Tayangan humor yang digunakan dalam penelitian ini

memiliki beberapa kriteria, yaitu dapat membuat orang merasa senang dan tidak

Gambar

Tabel 1   Perbedaan tahap memori Tabel 2   Rancangan penelitian
Gambar 1   Tahapan memori  Gambar 2    Kerangka penelitian                                                                               33
Gambar 1. Model Tahapan Memori dari Atkinson dan Shiffrin
Tabel 1. Perbedaan Tahap Memori
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari wawancara yang dilakukan di Fakultas Psikologi, di dapat bahwa aroma yang kurang menyenangkan dapat mengganggu proses belajar mengajar yang mahasiswa alami. Terlebih lagi

Dari penelitian yang dilakukan, hasilnya dapat diketahui bahwa 35,7% responden ternyata berpendapat bahwa menonton tayangan MTV Insomnia dapat memberikan dampak buruk, yaitu

JUDUL : PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP PENINGKATAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA BAGIAN AKADEMIK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Medan, April 2013

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Kuasa, berkat rahmat, karunia dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Terpaan Tayangan

Penelitian ini bertujuan apakah terpaan tayangan Korean Wave sudah sampai mempengaruhi gaya hidup Mahasiswi FISIP USU, yang secara mengejutkan penggemar tayangan

PENINGKATAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA BAGIAN AKADEMIK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA”, merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam

peningkatan disiplin kerja pegawai pada bagian Akademik Fakultas Ekonomi. Universitas

Fenomena yang ditemui akhir-akhir ini terutama di dunia hiburan (Stand Up Comedy) dimana humor gelap ini muncul, para stand up comedian sering menggunakan humor