Lampiran 1
PENGANTAR
Perihal : Permohonan pengisian Angket Lampiran : -
Yth : Bapak/Ibu di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
Dengan hormat,
Dalam rangka penulisan skripsi yang berjudul Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, maka saya memohon dengan hormat kepada Bapak/Ibu untuk menjawab beberapa pertanyaan angket yang telah disediakan. Jawaban Bapak/Ibu diharapkan objektif, artinya diisi apa
adanya sesuai dengan kondisi yang Bapak/Ibu terima/ rasakan. Oleh karena itu,
data dan identitas Bapak/Ibu akan dijamin kerahasiaannya dan tidak akan mempengaruhi status Bapak/Ibu sebagai karyawan.
Demikianlah pengantar ini dibuat. Atas perhatian, bantuan dan kerjasama Bapak/Ibu, saya ucapkan terimakasih.
Medan, Februari 2016
Hormat Saya
NO :
KUESIONER
KECERDASAN EMOSIONAL, KEPUASAN KERJA, KOMITMEN ORGANISASIONAL, DAN KINERJA KARYAWAN
DATA PRIBADI :
1. Jenis Kelamin :Laki-laki/Perempuan
2. Usia (Tahun) : ……. Tahun
3. PendidikanTerakhir :
4. Lama Bekerja (Tahun) :
5. Jabatan Saat Ini :
PETUNJUK PENGISIAN
Kami telah menyediakan berbagai pernyataan untuk anda jawab. Setiap butir pernyataan hanya boleh dijawab satu kali dengan mencentang salah satu kotak dari lima pilihan kotak yang disediakan. Anda akan melihat tujuh kotak dengan kode SS, S, KS, TS, STS. Adapun maknanya adalah:
SS (Sangat Setuju) S (Setuju)
KS (Kurang Setuju) TS (Tidak Setuju)
Variabel X1 (Kecerdasan Emosional)
No. Pernyataan SS S KS TS STS
A. Kesadaran Diri
1. Saya mampu mengetahui emosi diri saya
2. Saya mengetahui keterbatasan diri saya
B. Pengendalian Diri
3. Saya mampu tetap tenang, bahkan dalam situasi yang tidak menyenangkan
4. Saya mudah beradaptasi dengan lingkungan maupun individu baru
C. Motivasi
5. Saya selalu bersemangat dalam meningkatkan prestasi kerja
6. Saya adalah pribadi yang optimis dalam karir
D. Empati
7. Saya adalah orang yang mampu menempatkan diri saya pada posisi orang lain
8. Saya mampu mengetahui seseorang sedang mengalami masalah, meskipun mereka menutupinya
E. Keterampilan Sosial
Variabel X2 (Kepuasan Kerja)
No. Pernyataan SS S KS TS STS
A. Pekerjaan Itu Sendiri
11. Pekerjaan yang diberikan pada saya sesuai dengan kemampuan saya
12. Saya merasa pekerjaan yang diberkan kepada saya selama ini memberikan kesempatan untuk belajar
B. Gaji
13. Gaji yang saya terima sesuai dengan beban pekerjaan saya
14. Saya menerima gaji tepat pada waktu yang telah ditentukan
C. Kesempatan Promosi
15. Perusahaan memberikan jenjang karir yang jelas
16. Perusahaan memberikan kesempatan promosi yang adil bagi setiap karyawan
D. Pengawasan
17. Atasan melakukan perbaikan jika terdapat kesalahan dalam pekerjaan
18. Atasan mengawasi karyawan yang kurang bersemangat bekerja dengan memberikan motivasi
E. Rekan Kerja
19. Saya mampu bekerja sama dengan baik dalam tim
Variabel X3 (Komitmen Organisasional)
No. Pernyataan SS S KS TS STS
A. Komitmen Afektif
21. Saya merasa bahagia menghabiskan sisa karir saya di perusahaan ini
22. Saya peduli terhadap masalah perusahaan karena masalah peruashaan adalah masalah saya juga
23. Saya berusaha untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan
B. Komitmen Berkelanjutan
24. Saya tidak mau pindah ke tempat lainnya karena tempat saya bekerja lebih baik
25. Saya merasa akan rugi bila meninggalkan perusahaan
26. Saya merasa tidak nyaman dalam hidup jika harus keluar dari perusahaan ini
C. Komitmen Normatif
27. Menjadi kewajiban saya untuk tetap setia pada perusahaan ini
28. Saya merasa bangga dapat bekerja pada perusahaan ini
Variabel Y (Kinerja)
No. Pernyataan SS S KS TS STS
A. Kualitas Kerja
30. Saya mampu melaksanakan pekerjaan sesuai prosedur perusahaan
31. Kualitas hasil kerja saya sesuai dengan standar perusahaan
32. Saya melakukan pekerjaan dengan teliti
B. Kuantitas Kerja
33. Saya mampu mengerjakan beberapa tugas dalam waktu bersamaan
34. Saya mampu mencapai target kerja yang ditetapkan perusahaan
C. Ketepatan Waktu
35. Saya melaksanakan pekerjaan dengan tidak menunda-nunda waktu
36. Saya selalu tepat waktu dalam menyelesaikan pekerja yang diberikan kepada saya
D. Sikap Kerja
37. Saya melaksanakan setiap tugas yang diberikan dengan penuh integritas
38. Saya berani melakukan sesuatu yang benar tanpa harus diberitahu
Lampiran 2
VAR00030 157.1667 185.385 .864 .956
VAR00031 157.3333 190.437 .509 .958
VAR00032 157.1667 186.626 .640 .957
VAR00033 157.5000 184.741 .641 .957
VAR00034 157.2000 186.510 .677 .957
VAR00035 157.1000 187.403 .633 .957
VAR00036 157.0667 187.651 .595 .957
VAR00037 157.1333 185.361 .827 .956
VAR00038 157.2667 188.616 .490 .958
VAR00039 157.1667 182.833 .737 .956
Lampiran 4
Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.958 39
Lampiran 5
Lampiran 6
Hasil Uji Normalitas P-P Plot
Lampiran 7
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 90
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation 2.40435534
Most Extreme Differences
Absolute .094
Positive .094
Negative -.088
Kolmogorov-Smirnov Z .887
Lampiran 8
Hasil Uji Heterokedastisitas Scatterplot
Lampiran 9
Hasil Uji Heterokedastisitas Glejer
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -5.478 2.151 -2.546 .013
Kecerdasan_Emosional .033 .060 .070 .556 .579
Kepuasan_Kerja .068 .051 .172 1.320 .190
Komitmen_Organisasional .084 .045 .210 1.863 .066
Lampiran 10
Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji-t)
Coefficientsa
Kecerdasan_Emosional .587 .101 .546 5.835 .000
Kepuasan_Kerja .122 .086 .137 1.420 .159
Komitmen_Organisasional .156 .075 .172 2.067 .042
Lampiran 12
Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji-F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 570.487 3 190.162 31.786 .000b
Residual 514.502 86 5.983
Total 1084.989 89
a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
b. Predictors: (Constant), Komitmen_Organisasional, Kecerdasan_Emosional, Kepuasan_Kerja
Lampiran 13
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .725a .526 .509 2.44593
a. Predictors: (Constant), Komitmen_Organisasional,
Kecerdasan_Emosional, Kepuasan_Kerja
DAFTAR PUSTAKA Buku:
Ghozali, Imam, 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 21.
Edisi 7. Universitas Diponegoro : Semarang.
Gibson. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Keempat. Erlangga : Jakarta. Goleman, Daniel. 2009. Kecerdasan Emosional. Terjemahan: T Hermaya. Gramedia
Pustaka Utama : Jakarta.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009. Evaluasi Kinerja. Cetakan Keempat, Refika Aditama : Bandung.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Remaja Rosdakarya : Bandung.
Mathis, Robert L dan Jackson, John H. 2006. Human Resource Management, Salemba Empat : Jakarta.
Moeheriono, 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Ghalia Indonesia : Bogor.
Rivai, Veithzal. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari
Teori ke Praktik. Raja Grafindo : Jakarta.
Robbins, Stephen P dan Judge, T.A. 2009. Organizational Behavior, Edisi 13. New Jersey : Pearson.
Robbins, Stephen P dan Coulter, Mary. 2010. Manajemen, Jilid 1 Edisi 10. Cetakan Keempat, Erlangga : Jakarta.
Sedarmayanti. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia: Reformasi Birokrasi, dan
Manjemen Pegawai Negeri Sipil. Cetakan Kelima, Refika Aditama :
Bandung.
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi. Andi : Yogyakarta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Alfabeta CV : Bandung.
Jurnal:
Boyatzis, R. E dan Ron, S. 2001. Unleashing the Power of Self Directed Learning,
Case Western Reserve University. USA: Cleveland, Ohio.
Pangestu, Anita Ayu. 2014. Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen
Organisasional Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada BNI KCU Semarang). Skripsi : Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro,
Semarang.
Sukmawati dan Gani, Nurjaya. 2014. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kepuasan
Kerja, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Kopersasi Karyawan PT. Telkom Siporennu Makassar. Jurnal Manajemen
dan Akuntansi, Volume 3, Nomor 3, hal 15.
Prasetyoaji, Ari. 2012. Hubungan Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual
dengan Perilaku Prososial Guru Bimbingan dan Konseling di Kabupaten Pacitan. Skripsi : Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
Fitriastuti, Triana. 2013. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Komitmen Organisasional, dan Organizational Citizenship Behavior Terhadap Kinerja Karyawan. Skripsi : Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman, Kalimantan
Timur.
Syahdika, Fitra. 2014. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kepusan Kerja, dan
Komitmen Organisasional Terhadap Organizational Citizenship Behavior Pegawai Dinas Pertanian dan Kelautan Pemerintah Kota Medan. Skripsi :
Program Studi Strata 1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, Medan.
Adji, Dwi Hartoko dan Dwiyanti, Retno. 2014. Kecerdasan Emosi Peserta Didik
pada Kelas Akselerasi di SMP NEGERI 1 Purwokerto. Jurnal Psyco Idea,
Volume 12, Nomor 1.
Herliani, Ruri Herni Kuswara. 2011. Analisis Kepuasan Kerja dan Komitmen
Organisasi Dampaknya Terhadap Keinginan Berpindah Pada Karyawan PT. Asia Paragon Bandung. Skripsi : Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia, Bandung.
Website:
www.proquest.com diakses pada15 Maret 2016
www.repository.usu.ac.id diakses pada 15 Maret 2016
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010:8) metode penelitian kuantitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan. Sedangkan deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
(independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel
yang lain, Sugiyono (2010:35).
Dari definisi diatas penelitian desktiptif kuantitatif adalah penelitian yang
menggunakan data yang diperoleh dari sampel populasi dan dianalisis dengan metode
statistik guna menguji hipotesis yang telah ditetapkan tanpa menghubungkan maupun
membandingkan antar variabel. Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat pengaruh
kecerdasan emosional (X1), kepuasan kerja (X2), dan komitmen organisasional (X3)
terhadap kinerja karyawan (Y).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.3 Batasan Operasional
Batasan Operasional dalam penelitian adalah:
a. Variabel bebas atau independent variable dalam penelitian ini adalah
Kecerdasan Emosional (X1), Kepuasan Kerja (X2) dan Komitmen
Organisasional (X3).
b. Variabel terikat atau dependent variable dalam penelitian ini adalah Kinerja
Karyawan (Y).
c. Penelitian ini dibatasi pada karyawan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
Medan
3.4 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel merupakan penjelasan dari masing-masing variabel
yang digunakan dalam penelitian terhadap indikator-indikator yang membentuknya.
Definisi variabel memberikan dan menuntun arah peneliti bagaimana cara mengukur
suatu variabel. Adapun operasionalisasi variabel dari masing-masing variabel dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kecerdasan Emosional (X1)
Menurut Goleman (1997) kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih
yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam meghadapi
kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan
pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati. Adapun
dimensi-dimensi yang terdapat dalam kecerdasan emosional adalah:
a. Kesadaran Diri
Kesadaran diri (self awareness) merupakan kemampuan seseorang untuk
mengetahui perasaan dalam dirinya dan efeknya serta menggunakannya untuk
membuat keputusan bagi diri sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis atau
kemampuan diri dan mempunyai kepercayaan diri yang kuat lalu
mengkaitkannya dengan sumber penyebabnya. Indikator-indikatornya adalah:
1. Pemahaman emosi
2. Mengetahui kemampuan diri
b. Pengendalian Diri
Pengendalian diri (self management) merupakan kemampuan menangani
emosinya sendiri, mengekspresikan serta mengendalikan emosi, memiliki
kepekaan terhadap kata hati, untuk digunakan dalam hubungan dan tindakan
sehari-hari. Indikator-indikator yang digunakan adalah:
1. Mengendalikan emosi
2. Adaptabilitas
c. Motivasi
pengambilan inisiatif serta bertindak sangat efektif, dan mampu untuk
bertahan dan bangkit dari kegagalan dan frustasi. Indikator-indikator yang
terdapat dalam motivasi adalah:
1. Dorongan berprestasi
2. Optimisme
d. Empati
Empati (social awareness) yaitu kesadaran akan perasaan, kepentingan, dan
keprihatinan orang, serta kemampuan menimbulkan hubungan saling percaya
serta mampu menyelaraskan diri dengan berbagai tipe individu.
Indikator-indikator yang digunakan empati adalah:
1. Memahami sudut pandang orang lain
2. Peka terhadap perasaan orang lain
e. Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial (social skill) merupakan kemampuan menangani emosi
dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan menciptakan serta
mempertahankan hubungan dengan orang lain, bisa mempengaruhi,
memimpin, bermusyawarah, menyelesaikan perselisihan dan bekerja sama
dalam tim. Indikator-indikator yang terdapat dalam keterampilan sosial
adalah:
1. Komunikasi
2. Kepuasan Kerja (X2)
Kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong
diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan kondisi
dirinya, Mangkunegara (2013:117). Adapun dimensi-dimensi yang terdapat dalam
kepuasan kerja adalah:
a. Pekerjaan Itu Sendiri
Pekerjaan itu sendiri yaitu isi pekerjaan yang dilakukan seseorang apakah
memiliki elemen memuaskan. Adapun indikator-indikatornya adalah:
1. Kemampuan melaksanakan pekerjaan
2. Kesempatan belajar
b. Gaji
Gaji adalah imbalan kepada pegawai yang diberikan atas tugas-tugas
administrasi dan pimpinan yang jumlahnya biasanya tetap secara bulanan.
Indikator-indikator yang digunakan dalam gaji adalah:
1. Gaji sesuai beban pekerjaan
2. Ketepatan waktu pemberian gaji
c. Kesempatan Promosi
Promosi adalah proses pemindahan karyawan dari satu jabatan ke jabatan lain
Adapun indikator-indikator yang tercakup dalam kesempatan promosi adalah:
1. Jenjang karir yang jelas
2. Kesempatan promosi yang adil
d. Pengawasan
Pengawasan adalah proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan
organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan
berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Indikator-indikator yang tercakup di dalamnya adalah:
1. Perbaikan yang diberikan atasan
2. Motivasi oleh atasan
e. Rekan Kerja
Rekan kerja yaitu teman-teman kepada siapa seseorang senantiasa berinteraksi
dalam pelaksanaan pekerjaan. Seseorang dapat merasakan rekan kerjanya
sangat menyenangkan/tidak menyenangkan. Indikator-indikatornya adalah:
1. Kerja sama tim yang baik
2. Hubungan yang harmonis
3. Komitmen Organisasional (X3)
Komitmen organisasional didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana
seorang individu memihak organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk
mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi, Robbins & Timothy (2009:100).
a. Komitmen Afektif
Komitmen afektif (affective commitment) adalah perasaaan cinta pada
organisasi yang memunculkan kemauan untuk tetap tinggal dan membina
hubungan sosial serta menghargai nilai hubungan dengan organisasi
dikarenakan telah menjadi anggota organisasi. Indikator-indikator yang
digunakan dalam komitment afektif adalah:
1. Senang bekerja dan menghabiskan karir dalam perusahaan
2. Peduli terhadap masalah dalam perusahaan
3. Keterlibatan karyawan dalam perusahaan
b. Komitmen Berkelanjutan
Komitmen berkelanjutan (continuance commitment) adalah perasaan berat
untuk meninggalkan organisasi dikarenakan kebutuhan untuk bertahan dengan
pertimbangan biaya apabila meninggalkan organisasi dan penghargaan yang
berkenaan dengan partisipasi di dalam organisasi. Indikator-indikator yang
terdapat dalam komitmen berkelanjutan adalah:
1. Tidak memiliki alternatif kerja di tempat lain yang lebih menarik
2. Rugi apabila meninggalkan perusahaan
3. Perasaan terganggu dalam hidup bila meninggalkan pekerjaan
sekarang
tanggung jawab terhadap organisasi yang didasari atas pertimbangan norma,
nilai dan keyakinan karyawan. Indikator-indikatornya adalah:
1. Kesetiaan terhadap perusahaan
2. Rasa bangga bekerja terhadap perusahaan
3. Rasa bertanggung jawab untuk tetap tinggal dalam perusahaan
4. Kinerja Karyawan (Y)
Kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya, Mangkunegara (2013:67). Dimensi-dimensi kinerja, yaitu:
a. Kualitas Kerja
Kualitas kerja (quality of work) merupakan tingkatan di mana proses atau
hasil dari penyelesaian suatu kegiatan mendekati sempurna.
Indikator-indikator yang digunakan dalam kualitas kerja adalah:
1. Sesuai prosedur perusahaan
2. Hasil kerja sesuai standar
3. Ketelitian kerja
b. Kuantitas Kerja
Kuantitas kerja (quantity of work) merupakan produksi yang dihasilkan dapat
ditunjukkan dalam satuan mata uang, jumlah unit, atau jumlah siklus
kegiatanyang diselesaikan. Adapun indikator dalam kuantitas kerja adalah:
1. Volume pekerjaan
c. Ketepatan Waktu
Ketepatan waktu merupakan penggunaan waktu sebaik-baiknya sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Indikator ketepatan waktu adalah:
1. Penggunaan waktu dengan baik
2. Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
d. Kehadiran
Kehadiran merupakan tingkat kehadiran karyawan dalam perusahaan.
Adapaun indikator-indikator kehadiran adalah:
1. Tingkat kehadiran
2. Disiplin kerja
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Defenisi Dimensi Indikator Skala
Kecerdasan 3. Motivasi 1. Dorongan
4. Empati 1. Memahami 3. Pengawasan 1. Perbaikan yang
2. Komitmen
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial, Sugiyono (2014:92). Skala Likert digunakan untuk mengukur
respon subyek ke dalam 5 poin skala dengan interval yang sama, Jogiyanto
(2004:66). Dengan demikian, pengukuran dengan menggunakan skala Likert
mencerminkan skala interval, Sanusi (2013:56).
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No Item Instrumen Skor
1. Sangat Setuju (SS) 5
2. Setuju (S) 4
3. Kurang Setuju (KS) 3
4. Tidak Setuju (TS) 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiyono (2014)
3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di kantor
pusat PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan yang pada bulan Februari 2016
jumlah karyawan sebanyak 914 orang.
3.6.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut, Sugiyono (2010:81). Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah
914 karyawan.
Untuk menentukan jumlah sampel yang akan diteliti digunakan pendekatan
Slovin dengan rumus sebagai berikut:
n= � +� �2
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Tingkat kesalahan dalam pengambilan sampel
Dengan tingkat kesalahan sebesar 10%, maka perhitungan jumlah sampelnya
adalah sebagai berikut:
n = � +� �2 =
9
+ 9 , 2 = 90
Selanjutnya teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara proportional
Keterangan:
n = Jumlah sampel seluruhnya
ni = Jumlah anggota sampel pada setiap bagian
N = Jumlah populasi seluruhnya
Ni = Jumlah anggota populasi pada setiap bagian
Tabel 3.3
Teknik Penarikan Sampel
No Bagian Populasi Sampel
1. Bagian Sekretariat Perusahaan 52 52/914 x 90 = 5
2. Bagian Tanaman 57 57/914 x 90 = 5
3. Bagian Teknik 37 37/914 x 90 = 3
4. Bagian Teknologi 38 38/914 x 90 = 8
5. Bagian Keuangan 36 36/914 x 90 = 3
6. Bagian Akuntansi 35 35/914 x 90 = 3
7. Bagian Pengadaan 16 16/914 x 90 = 1
8. Bagian Komersil 86 86/914 x 90 = 8
9 Bagian Sumber Daya Manusia 48 48/914 x 90 = 5
10. Bagian Umum 227 227/914 x 90 = 22
11. Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan 25 25/914 x 90 = 2
12. Bagian Hukum 102 102/914 x 90 = 10
13. Bagian TI/TB & MR (CMR) 99 99/914 x 90 = 10 14. Bagian Perencanaan dan Pengkajian 25 25/914 x 90 = 2
15. Bagian Pengembangan 31 31/914 x 90 = 3
3.7 Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
A. Data Sekunder
Data sekunder merupakan informasi yang dikumpulkan dalam bentuk data
yang telah diolah. Data sekunder dalam bentuk tabel, grafik, dan gambar, dan
sebagainya.
B. Data Primer
Data primer merupakan informasi yang dikumpulkan oleh peneliti langsung
dari sumber datanya. Teknik pengumpulan data primer berupa observasi,
wawancara, kuisioner, atau dokumentasi.
3.8 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi:
a. Kuesioner, yaitu pengumpulan data dengan cara memberikan daftar
pertanyaan secara tertulis kepada responden mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti.
b. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap
objek penelitian atau segala aktivitas perusahaan untuk memperoleh
keterangan yang memadai.
c. Studi Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan cara membaca
3.9 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas
Uji validitas mempunyai pengertian sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur (kuesioner) dalam melakukan fungsi ukurnya. Hasil penelitian yang
valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.
Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan kepada 30 orang di luar sampel
penelitian, yaitu karyawan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan dengan
menggunakan software SPSS (Statistical Package for the Social Sciens) dengan
kriteria sebagai berikut:
1) Jika rhitung positif dan rhitung ≥ rtabel pernyataan dinyatakan valid, dan jika rhitung
negatif atau rhitung ≤ rtabel pernyataan tidak valid
2) rhitung dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation.
Berdasarkan Tabel 3.4 dapat dilihat bahwa seluruh butir pertanyaan
mempunyai nilai Corrected Item Total Correlation lebih besar dari rtabel (0,361),
sehingga semua butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid.
3.9.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjukkan konsistensi dan stabilitas dari suatu alat
pengukuran (kuesioner). Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji
reabilitas dilakukan dengan menggunakan software SPSS dengan ketentuan sebagai
berikut:
1) Jika nilai Cronbach Alpha > 0,80, maka pertanyaan tersebut dikatakan reliabel
2) Jika nilai Cronbach Alpha < 0,80, maka pertanyaan tersebut dikatakan tidak
reliable
Tabel 3.5 Hasil Uji Reabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.958 39
Sumber: Hasil Pengolahan SPPS (2016)
Berdasarkan Tabel 3.5 dapat dilihat bahwa nilai Cronbach Alpha > 0,80, maka
3.10 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, agar mendapatkan perkiraan yang tidak
bias dan efisien maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi.
Adapun uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji
heterokedastisitas, dan uji multikolinearitas.
3.10.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
penganggu atau nilai residual memiliki distribusi normal agar uji statistik untuk
jumlah sampel kecil hasilnya tetap valid, (Ghozali, 2013:160). Ada dua cara untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis
grafik Histogram dan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov. Untuk
pendekatan Kolmogrov-Smirnov dikatakan variabel residual berdistribusi normal
apabila nilai Asymp.sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan (0,05).
3.10.2 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Model regresi yang baik adalah homokedastisitas, yaitu keadaan ketika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homokedastisitas
dan jika berbeda disebut Heterokedastisitas (Ghozali, 2013:139). Uji
3.10.3 Uji Multikoliniearitas
Uji multikoliniearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2013:105).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikoliniearitas didalam model regresi dalam
penelitian ini dengan (1) nilai tolerance, dan (2) variance inflation factor (VIF).
Batas tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 10 dimana:
1) Tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas.
2) Tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinearitas.
3.11 Teknik Analisis Data 3.11.1 Analisis Deskriptif
Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai-nilai variabel, baik satu variabel ataupun lebih tanpa membuat
perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain dan untuk mengetahui nilai
dari fenomena yang terjadi pada suatu organisasi/perusahaan. Hal-hal yang biasanya
dipaparkan di statistik deskriptif adalah distribusi frekuensi dan rata-rata.
3.11.2 Analisis Inferensial
Analisis inferensial adalah teknik analisis data yang digunakan untuk
menentukan sejauh mana kesamaan antara hasil yang diperoleh dari suatu sampel
membantu peneliti untuk mencari tahu apakah hasil yang diperoleh dari suatu sampel
dapat digeneralisasi pada populasi.
3.11.2.1 Analisis Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau
lebih variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam penelitian ini, variabel bebas
adalah Kecerdasan Emosional (X1), Kepuasan Kerja (X2), dan Komitmen
organisasional (X3), sedangkan variabel terikat adalah Kinerja Karyawan (Y). Berikut
ini adalah persamaan regresi yang digunakan:
Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ε
Keterangan:
Y = Kinerja karyawan
A = Konstanta
b1 = Koefisien regresi variabel X
b2 = Koefisien regresi variabel X2
b3 = Koefisien regresi variabel X3 X1 = Kecerdasan Emosional
X2 = Kepuasan Kerja
X3 = Komitmen Organisasional
3.12 Pengujian Hipotesis
3.12.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji-t dimaksudkan untuk menguji apakah hubungan yang ditemukan itu
berlaku untuk seluruh populasi, maka perlu di uji signifikansinya dengan bentuk
pengujian sebagai berikut:
a. H0 : b1 = b2 = b3 = 0, artinya variabel bebas tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat.
b. H1 : b1≠ b2≠ b3≠ 0, artinya variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat.
Untuk menguji hipotesis ini dilakukan dengan cara membandingkan thitung
dengan ttabel dengan ketentuan sebagai berikut :
Jika thitung < ttabel maka H0 diterima atau H1 ditolak pada α = 5%
Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak atau H1 diterima pada α = 5%
3.12.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F digunakan untuk menguji hubungan variabel bebas secara
bersarna-sama dengan variabel terikat. Hipotesis yang diajukan:
a. H0 : b1 = b2 = b3 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel-variabel independen secara simultan terhadap variabel dependennya.
b. H1 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, artunya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
Dalam penelitian ini dilakukan uji satu sisi. Untuk menarik kesimpulan dari
persamaan yang didapat digunakan pedoman sebagai berikut :
Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima atau H1 ditolak pada α = 5%
Jika Fhitung > Ftabel maka H1 diterima atau H0 ditolak pada α = 5%
3.12.3 Uji Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar
pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. Koefisien determinasi
berkisar antara 0 sampai dengan 1 (0 < R2 < 1). Jika Koefisien Determinasi (R2)
semakin besar (mendekati satu), maka dapat pengaruh variabel bebas adalah besar
terhadap variabel terikat (Y). Sebaliknya, jika Koefisien Determinasi (R2) semakin
kecil (mendekati nol), maka pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Singkat Perushaan
PT. Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero) Medan merupakan
salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang
usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha
Perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet.
Produk utama Perseroan adalah Minyak Sawit (CPO) dan Inti Sawit (Kernel) dan
produk hilir karet, serta produk turunan kedua komoditas tersebut seperti Cultivated
Palm, Centifuge Latex, Crumb Rubber dan Ribbed Smoke Sheet.
Sejarah Perseroan diawali dengan proses pengambilalihan
perusahaan-perusahaan perkebunan milik Belanda oleh pemerintah RI pada tahun 1958, yang
dikenal sebagai proses nasionalisasi perusahaan perkebunan asing menjadi Perseroan
Perkebunan Negara (PPN). Pada tahun 1968, PPN direstrukturisasi menjadi beberapa
kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP), kemudian pada tahun 1974, badan
hukumnya diubah menjadi PT. Perkebunan (Persero).
Guna meningkatan efisiensi dan efektivitas kegiatan usaha BUMN,
pemerintah merekstrukturisasi BUMN subsektor perkebunan dengan melakukan
penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi dan perampingan struktur
(Persero), PT. Perkebunan IV (Persero), dan PT. Perkebunan V (Persero),
pengelolaannya digabung ke dalam satu manajemen.
Pada tahun 1996, melalui Peraturan Pemerintah (PP) no.8 tahun 1996 tanggal
14 Februaru 1996, ketiga perseroan tersebut digabung dan diberi nama PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero) yang berkedudukan di Medan, Sumatera Utara.
Dengan akte notaris Harun Karim, SH No. 36, tanggal 11 Maret 1996,
PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dan telah disahkan oleh Mentri
Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.
C2-8331.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996 yang dimuat dalam Berita Negara
Republik Indonesia No. 81 tahun 1996 tambahan Berita Negara No. 8674 tahun 1996.
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan berkedudukan di Jalan Sei
Batanghari no. 2 Medan 20122 dan memiliki unit usaha yang terletak di provinsi
Sumateran Utara yaitu di Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Asahan, Kabupaten
Tapanuli Selatan, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Deli Serdang, dan Kabupaten
Serdang Bedagai, serta sebagian kecil terletak di provinsi Riau yaitu di Kabupaten
Rokan Hilir. Hingga saat ini, perusahaan memiliki 12 pabrik kelapa sawit dengan
kapasitas olah sebesar 585 ton tandan buah segar (TBS) per jam dan 8 (delapan)
4.1.2 Visi, Misi, dan Tata Nilai Perusahaan
A. Visi Perusahaan
Visi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan adalah dengan menjadi
perusahaan agri bisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan
tata kelola bisnis terbaik.
B. Misi Perushaan
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan memiliki beberapa misi untuk
mewujudkan visi perusahaan, sebagai berikut:
1. Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara
berkesinambungan
2. Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan
3. Memperlakukan karyawan sebagai aset strategis dan
mengembangkannya secara optimal
4. Menjadikan perusahaan terpilih yang memberikan ‘imbal-hasil’
terbaik bagi para investor
5. Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis
6. Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan
komunitas
7. Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan
C. Tata Nilai Perusahaan
Untuk mencapai sasaran Visi dan Misi secara optimal, maka PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero) melaksanakan tata nilai sebagai berikut:
1. Proactivity, selalu bersikap proaktif, dengan penuh inisiatif
mengevaluasi risiko yang mungkin terjadi.
2. Excellence, selalu memperlihatkan gairah keunggulan dan berusaha
bekerja keras untuk hasil maksimal sesuai dengan kompetensi kita.
3. Team Work, selalu mengutamakan kerjasama tim, agar mampu
menghasilkan sinerji optimal bagi perusahaan.
4. Innovation, selalu menghargai kreativitas dan menghasilkan inovasi
dalam metoda baru dan produk baru.
5. Responsibility, selalu bertanggung jawab atas akibat keputusan yang
diambil dan tindakan yang dilakukan.
4.1.3 Struktur Organisasi
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan mempunyai struktur
organisasi Komisaris (Commision Organization) dimana pimpinannya bersifat
kolegial atau dewan yang artinya terdiri dari beberapa orang dimana segala keputusan
diambil dan dipertanggungjawabkan secara bersama. Berikut ini merupakan struktur
Sumber: PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
Gambar 4.1
4.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi
Dari struktur organisasi tersebut, maka tugas pokok, wewenang, dan tanggung
jawab masing-masing fungsi adalah:
a. RUPS
RUPS adalah pimpinan tertinggi yang membawahi Dewan Komisaris,
Direktur serta setingkat lebih bawah. Tugas dan Wewenang RUPS adalah:
1) Mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris
2) Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan penggunaan modal atau asset
perusahaan dalam mencapai tujuan
3) Mengawasi Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas yang
dibebankan kepadanya oleh pemegang saham.
b. Dewan Komisaris
Tugas dan Wewenang Dewan Komisaris adalah
1) Memberikan nasihat kepada pimpinan
2) Membantu pimpinan di dalam menginvestasikan dana perusahaan
3) Mengawasi jalannya perusahaan
c. Direktur Utama
Wewenangnya antara lain:
1) Melaksanakan kebijakan perusahaan sesuai dengan yang diatur dalam
2) Menetapkan langkah-langkah pokok dan sasaran perseroan dalam
melaksanakan kebijakan perusahaan di bidang produksi, teknik
pengolahan, SDM, Keuangan, Pemasaran dan pengembangannya baik
jangka pendek maupun jangka panjangnya.
3) Mengkoordinasikan tugas para anggota direksi dan mengawasi
pengolahan perusahaan secara umum.
Tanggung jawabnya antara lain:
1) Bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris
2) Mengendalikan dan mengawasi Direktur Produksi, Direktur
Keuangan, Direktur SDM/Umum, Direktur Pemasaran, Kepala Bagian
Sekretariat Korporat, Kepala Bagian Satuan Pengawasan Intern dan
Kepala Bagian Teknik Informasi
d. Direktur Produksi
Wewenangnya antara lain:
1) Melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap semua kegiatan
dari unit-unit produksi dan sarana pendukungnya yang mencakup
tanaman produk, teknik pengolahan dan sebagainya.
Tanggung jawab antara lain:
1) Dalam melaksanakan tugasnya, Direktur Produksi bertanggung jawab
ke dalam kepada Direktur Utama dan keluar kepada Dewan Komisaris
2) Mengendalikan dan mengawasi Kepala Bagian Tanaman, Kepala
Bagian Teknik dan Kepala Bagian Teknik
e. Direktur Keuangan
Wewenangnya antara lain:
1) Melaksanakan pengaturan dan pengawasan dari unit usaha dan sarana
pendukungnya yang mencakup keuangan secara umum, administrasi
dan penyimpangan barang kebutuhan manusia.
Tanggung jawabnya antara lain:
1) Dalam melaksanakan tugasnya, Direktur keuangan bertanggung jawab
ke dalam kepada Direktur Utama dan keluar kepada Dewan Komisaris
dan RUPS
2) Mengendalikan dan mengawasi Kepala Bagian Pembiayaan dan
Kepala Kemitraan dan Bina Lingkungan
f. Direktur SDM / Umum
Wewenangnya antara lain:
1) Menetapkan ketentuan-ketentuan di bidang tenaga kerja dan umum
2) Mengelola administrasi perkantoran dan segala sesuatu yang berkaitan
dengannya.
Tanggung jawabnya antara lain:
2) Mengendalikan dan negawasi Kepala Bagian Umum dan Kepala
Bagian SDM
g. Direktur Pemasaran
Wewenangnya antara lain:
1) Melaksanakan pengaturan unit usaha dan sarana pendukungnya yang
mencakup pemasaran hasil produksi primer dan hasil industri serta
pengadaan bahan baku dan pelengkap yang diperlukan proses produksi
Tanggung jawabnya:
1) Dalam melaksanakan tugasnya, Direktur keuangan bertanggung jawab ke
dalam kepada Direktur Utama dan keluar kepada Dewan Komisaris dan
RUPS.
2) Mengendalikan dan mengawasi Kepala Bagian Pemasaran dan Kepala
Bagian Pengadaan
4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Deskriptif
4.2.1.1 Analisis Deskriptif Responden
Analisis deskriptif responden dalam penelitian ini merupakan uraian atau
penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh
responden penelitian yang dikelompokkan berdasarkan karakteristik jenis kelamin,
1. Analisis Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Hasil Penelitian (Mei, 2016) diolah.
Gambar 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada Gambar 4.2 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang diteliti
berjenis kelamin laki-laki yang berjumlah 71 orang (78,9 %), sedangkan responeden
yang diteliti berjenis kelamin perempuan berjumlah 19 orang (21,1%). Hal ini
disebabkan karena mayoritas dari para karyawan yang berada di kantor pusat Medan
adalah karyawan yang awalnya ditempatkan di salah satu perkebunan milik PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero). Pada umumnya tenaga kerja yang tersedia di
bidang pertanian dan bersedia ditempatkan di kebun adalah laki-laki. Dan karena
pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan menuntut karyawannya untuk sering ke
71 responden (78,9%) 19 responden
(21,1%)
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-Laki
2. Analisis Responden Berdasarkan Usia
Dalam menentukan karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilakukan
dengan beberapa tahapan, yaitu:
a. Mencari sebaran (range), yakni selisih antara data paling besar dengan data
paling kecil, yaitu: 55 - 21 = 34
b. Menentukan banyak kelas dengan rumus:
k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 90
= 7,41
Maka banyak kelasnya dibulatkan menjadi 7.
c. Menentukan panjang kelas dengan rumus:
n = � � ���
�� �
=
7=
4,85Maka panjang kelasnya dibulatkan menjadi 5.
Sumber: Hasil Penelitian (Mei, 2016) diolah.
Pada Gambar 4.3 menunjukkan bahwa terdapat 14 responden (15,5%) berusia
bekerja. Karyawan dengan usia yang semakin matang biasanya sudah memiliki
kecerdasan emosional yang baik, selain itu karyawan yang berpengalaman kerja
tinggi juga lebih mengenal perusahaannya dan mengetahui sisterm manajemen dalam
perusahaan sehingga akan berdampak pada kinerja mereka yang semakin baik.
3. Analisis Responden Berdasarkan Lama Bekerja
8 responden
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Berdasarkan Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa karakteristik responden
berdasarkan lama bekerja adalah mayoritas karyawan yaitu sebanyak 25 responden
(27,7%) telah bekerja selama 15-19 tahun, bahkan sebanyak 24 responden (22,6%)
telah bekerja selama 20 tahun ke atas. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas
karyawan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan telah bekerja diatas 15
tahun yang menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan tidak pernah
mengundurkan diri ataupun diberhentikan dengan kata lain tingkat turnover karyawan
tergolong rendah, dimana semakin rendah tingkat turnover karyawan suatu
perusahaan semakin baik. Selain itu lamanya karyawan bekerja juga menunjukkan
bahwa karyawan sudah memiliki komitmen organisasional yang baik dan kepuasan
kerja yang baik sehingga karyawan dapat bertahan dalam perusahaan.
4. Analisis Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Sumber: Hasil Peneitian (Mei, 2016) diolah.
Gambar 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 52 responden
(57,8%)
12 responden (13,3%) 26 responden
(28,9%)
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
SMA
Diploma
Pada Gambar 4.5 menunjukkan bahwa responden yang memiliki pendidikan
terakhir SMA sebanyak 52 orang atau sebesar 57,8 %, Diploma sebanyak 12 orang
atau sebesar 13.3 %, dan Sarjana sebanyak 26 orang atau sebesar 28,9 %. Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas karyawan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
Medan memiliki pendidikan terakhir SMA. Hal ini dikarenakan responden yang
diteliti adalah karyawan yang pekerjaannya tidak terlalu membutuhkan analisis dan
mengkonsep data, karyawan hanya ditugaskan untuk melaksanakan tugas yang
diberikan oleh atasan.
4.2.1.2 Analisis Deskriptif Variabel
Setelah mengetahui karakteristik dari responden penelitian, berikut ini akan
ditampilkan hasil olahan primer yang merupakan deskriptif penelitian berdasarkan
penelitian terhadap pendapat responden mengenai Kinerja Karyawan PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero) Medan dengan Kecerdasan Emosional (X1), Kepuasan Kerja
1. Variabel Kecerdasan Emosional (X1)
Tabel 4.1
Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Kecerdasan Emosional
Pernyataan STS TS KS S SS Total
Rata-Sumber: Hasil Penelitian (Mei, 2016) diolah.
Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa:
a. Pada pernyataan pertama (saya mampu mengetahui emosi diri saya), 23
responden (25,56%) menyatakan sangat setuju, 65 responden (72,22%)
menyatakan sangat setuju, 2 responden (2,22%) menyatakan kurang setuju,
dan 0 responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan menganggap bahwa mereka
sudah mampu mengetahui emosi dalam diri mereka. Dengan mengetahui
emosi yang ada dalam diri, karyawan akan lebih mampu untuk
mengendalikannya sebelum dikeluarkan begitu saja, dengan kata lain
karyawan berfikir sebelum bertindak.
b. Pada pernyataan kedua (saya mengetahui keterbatasan diri saya), 25
menyatakan setuju, 4 responden (4,44%) menyatakan kurang setuju, dan o
responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa karyawan telah mengetahui keterbatasan dalam diri
mereka sehingga mereka dapat lebih meningkatkan kemampuan yang mereka
belum kuasai, dan mempertahankan bahkan meningkatkan kelebihan yang
mereka miliki.
c. Pada pernyataan ketiga (saya mampu tetap tenang, bahkan dalam situasi yang
tidak menyenangkan), 14 responden (15,56%) menyatakan sangat setuju, 67
responden (74,44%) menyatakan setuju, 8 responden (8,89%) menyatakan
kurang setuju, 1 responden (1,11%) menyatakan tidak setuju, dan o responden
menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
responden mampu tetap tenang meskipun sedang terjadi masalah dalam
pekerjaannya. Karyawan yang tidak panik maupun stress ketika ada masalah
dan tetap tenang akan lebih cepat dalam menyelesaikan suatu masalah.
d. Pada pernyataan keempat (saya mudah beradaptasi dengan lingkungan
maupun individu baru), 21 responden (23,33%) menyatakan sangat setuju, 60
responden (66,67%) menyatakan setuju, 4 responden (4,44%) menyatakan
kurang setuju, 5 responden (5,56%) menyatakan tidak setuju, dan 0 responden
menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
e. Pada pernyataan kelima (saya selalu bersemangat dalam meningkatkan
prestasi kerja), 35 responden (38,89%) menyatakan sangat setuju, 55
responden (61,11%) menyatakan setuju, dan 0 responden menyatakan kurang
setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa
karyawan memiliki semangat kerja yang tinggi untuk meningkatkan prestasi
kerja mereka, yang disebabkan oleh dorongan atau motivasi diri yang baik.
Karyawan yang bersemangat meraih prestasi dalam bekerja akan memberikan
hasil kinerja yang memuaskan.
f. Pada pernyataan keenam (saya adalah pribadi yang optimis dalam karir), 21
responden (23,33%) menyatakan sangat setuju, 62 responden (68,89%)
menyatakan setuju, 7 responden (7,78%) menyatakan kurang setuju, dan 0
responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan adalah karyawan yang optimis,
berarti karyawan akan mampu tetap bertahan dan bangkit jika terjadi
kegagalan dan frustasi.
g. Pada pernyataan ketujuh (saya adalah orang yang mampu menempatkan diri
saya pada posisi orang lain), 8 responden (8,89%) menyatakan sangat setuju,
64 responden (71,11%) menyatakan setuju, 16 responden (17,78%)
menyatakan kurang setuju, 2 responden (2,22%) menyatakan tidak setuju, dan
2 responden (2,22%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar karyawan mampu menempatkan dirinya pada posisi
h. Pada pernyataan kedelapan (saya mampu mengetahui seseorang sedang
mengalami masalah, meskipun mereka menutupinya), 11 responden (12,2%)
menyatakan sangat setuju, 45 responden (50%) menyatakan setuju, 22
responden (24,44%) menyatakan kurang setuju, 4 responden (4,44%)
menyatakan tidak setuju, dan 8 responden (8,89%) sangat tidak setuju.
Pernyataan ini merupakan jawaban responden dengan rata-rata terendah,
meskipun banyak karyawan yang menyatakan setuju, namun masih banyak
karyawan yang tidak memiliki kemampuan tersebut. Dalam hal ini perusahaan
perlu lebih meningkatkan kebersamaan antara karyawan diluar pekerjaan.
i. Pada pernyataan kesembilan (saya dapat berkomunikasi dengan orang lain
secara baik agar ide-ide saya dapat diterima), 17 responden (18,89%)
menyatakan sangat setuju, 71 responden (78,89%) menyatakan setuju, 2
responden (2,22%) menyatakan kurang setuju, dan 0 responden menyatakan
tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
besar karyawan mampu mengkomunikasikan ide-idenya agar dapat diterima
dengan baik. Komunikasi adalah suatu hal yang penting, penyampaian sesuatu
dengan cara yang baik dan dapat diterima oleh orang banyak akan membantu
karyawan dalam bekerja dan meningkatkan kinerjanya.
j. Pada pernyataan kesepuluh (saya selalu bisa menangani permasalahan yang
ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan mampu mengatasi
masalah-masalah yang terjadi dalam pekerjaan, sehingga pekerjaan yang diberikan
dapat terselesaikan dengan baik.
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui rata-rata jawaban responden terhadap
variabel kecerdasan emosional. Agar lebih mempermudah penilaian dari rata-rata
tersebut, maka perlu dibuat interval. Pada variabel ini banyak kelas interval sebesar 5
(lima). Rumus yang digunakan menurut Sudjono (2000:47) adalah sebagai berikut:
Panjang Kelas Interval = ��� ��
� �� �� �� � �
Berdasarkan rumus tersebut, maka panjang kelas interval adalah :
Panjang Kelas Interval = − = 0,8
Maka kriteria penilaian adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Interpretasi Nilai Rata-rata Jawaban Responden Terhadap Kecerdasan Emosional
Nilai Keterangan
1,00-1,79 Sangat Tidak Setuju
1,80-2,59 Tidak Setuju
2,60-3,39 Kurang Setuju
3,40-4,19 Setuju
4,20-5,00 Sangat Setuju
Dari hasil jawaban responden dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban responden
mengenai kecerdasan emosional sebesar 4,07 artinya bahwa sebagian besar
responden setuju dengan pernyataan kecerdasan emosional dimana interpretasi
prestasi kerja). Ini menunjukkan karyawan bersemangat tinggi untuk meningkatkan
prestasi mereka dalam bekerja, yang disebabkan oleh dorongan atau motivasi
karyawan yang kuat untuk menggerakkan dan menuntun mereka menuju sasaran
tujuan dalam pekerjaan. Selain itu, interpretasi rata-rata terendah terdapat pada
pernyataan 8 (saya mampu mengetahui seseorang sedang mengalami masalah,
meskipun mereka menutupinya). Ini berarti karyawan masih kurang sensitif terhadap
perasaan rekan kerjanya, yang dikarenakan kurang adanya kebersanmaan karyawan
diluar pekerjaan mereka sehingga kemampuan akan kesadaran perasaan atau empati
yang dimiliki karyawan masih rendah. Untuk itu perusahaan perlu mengadakan
kebersamaan antara karyawan seperti makan siang bersama saat jam istirahat, untuk
lebih mengenal perasaan satu sama lain antar karyawan.
2. Variabel Kepuasan Kerja (X2)
Tabel 4.3
Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Kepuasa Kerja
Pernyataan STS TS KS S SS Total
Rata-Rata
F % F % F % F % F %
1 0 0,0 1 1,11 2 2,22 66 73,33 21 23,33 90 4,18
2 0 0,0 0 0,0 3 3,33 62 68,89 25 27,78 90 4,24
3 0 0,0 1 1,11 13 14,44 61 67,78 15 16,67 90 4
4 0 0,0 0 0,0 0 0,0 58 64,44 32 35,56 90 4,35
5 0 0,0 0 0,0 7 7,78 56 62,22 27 30 90 4,22
6 0 0,0 2 2,22 8 8,89 56 62,22 24 26,67 90 4,13
7 0 0,0 1 1,11 0 0,0 62 68,89 24 26,67 90 4,11
8 0 0,0 1 1,11 7 7,78 61 67,78 21 23,33 90 4,13
9 0 0,0 0 0,0 3 3,33 59 65,56 28 31,11 90 4,27
Pada Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa:
a. Pada pernyataan pertama (pekerjaan yang diberikan pada saya sesuai dengan
kemampuan saya), 21 responden (23,33%) menyatakan sangat setuju, 66
responden (73,33%) menyatakan setuju, 2 responden (2,22%) menyatakan
kurang setuju, 1 responden (1,11%) menyatakan tidak setuju, dan 0 responden
menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
karyawan menganggap pekerjaan yang diberikan kepadanya sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya, sehingga karyawan merasa puas dengan
pekerjaannya.
b. Pada pernyataan kedua (saya merasa pekerjaan yang diberikan kepada saya
selama ini memberikan kesempatan untuk belajar), 25 responden (27,78%)
menyatakan sangat setuju, 62 responden (68,89%) menyatakan setuju, 3
responden (3,33%) menyatakan kurang setuju, dan 0 responden menyatakan
tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan
yang diberikan kepada karyawan adalah pekerjaan yang memberi kesempatan
pada karyawan untuk mempelajari hal baru, sehingga karyawan dapat terus
mengembangkan dirinya dan akan berdampak pada kinerja karyawan.
c. Pada pernyataan ketiga (gaji yang saya terima sesuai dengan beban pekerjaan
saya), 15 responden (16,67%) menyatakan sangat setuju, 61 responden
(67,78%) menyatakan setuju, 13 responden (14,44%) menyatakan kurang
menyatakan sangat tidak setuju. Pernyataan ini merupakan jawaban responden
dengan rata-rata terendah, meskipun banyak karyawan yang menyatakan
setuju, namun ada beberapa karyawan menyatakan kurang setuju terhadap gaji
yang diberikan kepadanya karena tidak sesuai dengan beban pekerjaan yang
ditanggungnya. Untuk itu perusahaan harus melakukan evaluasi kembali
terhadap jumlah gaji yang diberikan dan beban pekerjaannya.
d. Pada pernyataan keempat (saya menerima gaji tepat pada waktu yang telah
ditentukan), 32 responden (35,56%) menyatakan sangat setuju, 58 responden
(64,44%) menyatakan setuju, dan 0 responden menyatakan kurang setuju,
tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh
karyawan setuju bahwa mereka menerima gaji tepat pada waktu yang telah
ditentukan, hal tersebut akan mendorong kepuasan kerja karyawan.
e. Pada pernyataan kelima (perusahaan memberikan jenjang karir yang jelas), 27
responden 30%) menyatakan sangat setuju, 56 responden (62,22%)
menyatakan setuju, 7 responden (7,78%) menyatakan kurang setuju, dan 0
responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan setuju bahwa perusahaan
memiliki jenjang karir yang jelas, artinya jenjang karir dalam perusahaan
tergolong jelas dan dapat diterima oleh karyawan.
kurang setuju, 2 responden (2,22%) menyatakan tidak setuju, dan 0 responden
menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
karyawan merasa kesempatan promosi yang diberikan oleh perusahaan sudah
adil, sehigga karyawan merasa puas terhadap pekerjaannya.
g. Pada pernyataan ketujuh (atasan melakukan perbaikan jika terdapat kesalahan
dalam pekerjaan), 24 responden (26,67%) menyatakan sangat setuju, 62
responden (68,89%) menyatakan setuju, 1 responden (1,11%) menyatakan
tidak setuju, dan 0 responden menyatakan kurang setuju dan sangat tidak
setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian karyawan merasa puas terhadap
atasan mereka yang melakukan perbaikan-perbaikan terhadap kesalahan yang
dilakukan karyawan.
h. Pada pernyataan kedelapan (atasan mengawasi karyawan yang kurang
bersemangat bekerja dengan memberikan motivasi), 21 responden (23,33%)
menyatakan sangat setuju, 61 responden (67,78%) menyatakan setuju, 7
responden (7,78%) menyatakan kurang setuju, 1 responden (1,11%)
menyatakan tidak setuju, dan 0 responden menyatakan sangat tidak setuju.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan merasa puas terhadap
atasan mereka yang selalu memberikan motivasi terhadap karyawan yang
kurang bersemangat kerja. Dengan meningkatnya semangat bekerja karyawan
akan meningkatkan kinerja karyawan pula.
i. Pada pernyataan kesembilan (saya mampu bekerja sama dengan baik dalam
(65,56%) menyatakan setuju, 3 responden (3,33%) menyatakan kurang setuju,
dan 0 responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan merasa puas terhadap rekan
kerjanya karena dapat bekerja sama dengan baik untuk menghasilkan kinerja
yang optimal.
j. Pada pernyataan kesepuluh (saya memiliki hubungan yang harmonis dengan
rekan kerja saya), 27 responden (30 %) menyatakan sangat setuju, 60
responden (66,67%) menyatakan setuju, 3 responden (3,33%) menyatakan
kurang setuju, dan 0 responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak
setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan memiliki
hubungan yang harmonis dengan sesama rekan kerjanya. Hubungan yang
harmonis dapat menghasilkan kepuasan karyawan dalam bekerja dan akan
berpengaruh terhadap kinerjanya.
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui rata-rata jawaban responden terhadap
variabel kepuasan kerja. Agar lebih mempermudah penilaian dari rata-rata tersebut,
maka perlu dibuat interval. Pada variabel ini banyak kelas interval sebesar 4 (lima).
Panjang Kelas Interval = ��� ��
� �� �� �� � �
Berdasarkan rumus tersebut, maka panjang kelas interval adalah :
Tabel 4.4
Interpretasi Nilai Rata-rata Jawaban Responden Terhadap Kepuasan Kerja
Nilai Keterangan
2,00-2,74 Tidak Setuju
2,75-3,49 KurangSetuju
3,50-4,24 Setuju
4,25-5,00 Sangat Setuju
Dari hasil jawaban responden dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban responden
mengenai kepuasan kerja sebesar 4,18 yang artinya bahwa sebagian besar responden
setuju dengan pernyataan kepuasan kerja dimana interpretasi tertinggi terdapat pada
pernyataan 4 (saya menerima gaji tepat pada waktu yang telah ditentutkan). Ini
menunjukkan bahwa gaji diberikan kepada karyawan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan perusahaan sehingga karyawan merasa puas terhadap pekerjaan dan
terhadap perusahaannya. Hal tersebut akan meningkatkan kepuasan kerja serta
mempengaruhi komitmen karyawan untuk tetap bekerja pada perusahaan. Namun,
interpretasi rata-rata terendah terdapat pada pernyataan 3 (gaji yang saya terima
sesuai dengan beban pekerjaan saya). Ini berarti masih banyak karyawan yang merasa
beban pekerjaan yang diberikan kepadanya tidak sesuai dengan imbalan atau gaji
yang diberikan. Untuk itu perusahaan perlu mengevaluasi kembali tanggung jawab
pekerjaan dan gaji yang diberikan apakah sudai sesuai atau belum, sehingga tidak ada
3. Variabel Komitmen Organisasional (X3)
Tabel 4.5
Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Komitmen Organisasional
Pernyataan STS TS KS S SS Total
Rata-Rata
F % F % F % F % F %
1 0 0,0 0 0,0 5 5,56 64 71,11 21 23,33 90 4,17
2 0 0,0 1 1,11 3 3,33 68 75,56 20 22,22 90 4,25
3 0 0,0 0 0,0 2 2,22 73 81,11 15 16,67 90 4,14
4 1 1,11 2 2,22 17 18,89 53 58,89 17 18,89 90 3,92
5 0 0,0 2 2,22 9 10 54 60 25 27,78 90 4,13
6 1 1,11 4 4,44 19 21,11 50 55,56 26 28,89 90 4,4
7 0 0,0 0 0,0 0 0,0 71 78,89 19 21,11 90 4,21
8 0 0,0 0 0,0 3 3,33 63 70 24 26,67 90 4,23
9 0 0,0 0 0,0 10 11,11 61 67,78 19 21,11 90 4,1
Total Rata-Rata 4,17
Sumber: Hasil Penelitian (April, 2016) diolah.
Pada Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa:
a. Pada pernyataan pertama (saya merasa bahagia menghabiskan sisa karir saya
di perusahaan ini), 21 responden (23,33%) menyatakan sangat setuju, 64
responden (71,11%) menyatakan setuju, 5 responden (5,56%) menyatakan
kurang setuju, dan 0 responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak
setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian karyawan merasa bahagia untuk
terus bekerja dalam perusahaan. Kebahagiaan yang dirasakan karyawan saat
bekerja akan membuat karyawan setia terhadap perusahaan sehingga
komitmen karyawan meningkat.
responden (3,33%) menyatakan kurang setuju, 1 responden (1,11%)
menyatakan tidak setuju, dan 0 responden menyatakan sangat tidak setuju.
Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas karyawan peduli terhadap
permasalahan yang terjadi dalam perusahaan. Kepedulian karyawan akan
mendorong karyawan untuk ikut serta menyelesaikan masalah yang terjadi
sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih efektif.
c. Pada pernyataan ketiga (saya berusaha untuk berpartisipasi dalam setiap
kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan), 15 responden (16,67%)
menyatakan sangat setuju, 73 responden (81,11%) menyatakan setuju, 2
responden (2,22%) menyatakan kurang setuju, dan 0 responden menyatakan
tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
besar karyawan mau berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang
diselenggarakan oleh perusahaan. Ini berarti karyawan ingin selalu terlibat
dalam perusahaan yang menunjukkan komitmen karyawan.
d. Pada pernyataaan keempat (saya tidak mau pindah ke tempat lainnya karena
tempat saya bekerja lebih baik), 17 responden (18,89%) menyatakan sangat
setuju, 53 responden (58,89%) menyatakan setuju, 17 responden (18,89%)
menyatakan kurang setuju, 2 responden (2,22%) menyatakan tidak setuju, dan
1 responden (1,11%) menyatakan sangat tidak setuju. Pernyataan ini
merupakan jawaban responden dengan rata-rata terendah, meskipun banyak
karyawan yang menyatakan setuju, namun ada beberapa karyawan