• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Keluhan Muskuloskeletal Pada Pegawai Yang Menggunakan Personal Computer Di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Keluhan Muskuloskeletal Pada Pegawai Yang Menggunakan Personal Computer Di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEGAWAI YANG MENGGUNAKAN PERSONAL COMPUTER DI PT PLN (PERSERO)

WILAYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2011

SKRIPSI

Oleh :

Nova Dwi Putri Hasibuan NIM. 071000122

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

GAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEGAWAI YANG MENGGUNAKAN PERSONAL COMPUTER DI PT PLN (PERSERO)

WILAYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2011

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

Nova Dwi Putri Hasibuan NIM. 071000122

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian kepada pegawai yang menggunakan personal computer terhadap keluhan muskuloskeletal di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara tahun 2011.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah sebanyak 36 orang. Sampel yang diambil sebanyak 21 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling dengan kriteria inklusi: bekerja menggunakan personal computer minimal tiga jam per hari secara terus - menerus dan telah bekerja pada bidang tersebut minimal enam bulan.

Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh bahwa ukuran meja dan kursi kerja yang digunakan belum sesuai dengan antropometri duduk pegawai. Hasil penelitian yang diperoleh pada pegawai yang menggunakan personal computer terhadap keluhan muskuloskeletal dengan sikap duduk tidak alamiah adalah keluhan pada leher atas sebanyak 18 orang (85,7%), leher bawah sebanyak 18 orang (85,7%), pinggang sebanyak 13 orang (61,9%) dan punggung sebanyak 12 orang (57,1%).

Disarankan kepada manajerial PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara agar dapat memperbaiki meja dan kursi kerja yang digunakan oleh pegawai sesuai dengan ukuran antropometri duduk pegawai, pegawai agar senantiasa memelihara sikap duduk yang alamiah dengan menggunakan sandaran kursi sehingga terhindar dari keluhan muskuloskeletal, melakukan relaksasi otot pada saat keluhan muncul. Kata kunci : Pegawai PLN, Personal Computer, Antropometri Duduk,

(4)

ABSTRACT

Has researched at employees who use personal computer to musculoskeletal disorders in PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara in 2011.

The research was a descriptive with cross sectional design. The population of this research are as many as 36 peoples. Samples taken as many as 21 peoples. A total of 21 employees who use personal computer were purposively selected for this research. Sampling was done by purposive sampling with inclusion criteria : the respondents included people who work on the personal computer for at least 3 hour per day continuously and who had been working in the current job for at least six months.

The result of table and chair measurement is obtained that the size of tables and chairs that are used not yet adjusted to the anthropometric sitting employees. The result of this research from the employees who use personal computer toward musculoskeletal disorders with unnatural sitting posture is fatigue on upper neck in 18 peoples (85,7%), lower neck in 18 peoples (85,7%), waist in 13 peoples (61,9%) and back in 12 peoples (57,1%).

Suggested to the managerial of PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara in order to improve the table and chair used by the employee in accordance with the size of anthropometry sit employees, employees to always keep the natural sitting posture by using the back of the chair so avoid musculoskeletal disorders, get a relaxation after feel fatigue.

Keywords : PLN Employees, Personal Computer, Sitting Anthropometry, Musculoskeletal Disorders

(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nova Dwi Putri Hasibuan

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 11 November 1988 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Belum Kawin

Alamat Rumah : Jln. Gunung Mas No. 25 Medan

RIWAYAT PENDIDIKAN

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan kasih-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Gambaran Keluhan Muskuloskeletal pada Pegawai yang Menggunakan Personal Computer di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011 “, guna

memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini tidak terlepas dari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis sebagai manusia yang tidak luput dari segala kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini.

Selama penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak secara moril maupun materil. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Lina Tarigan, Apt., MS selaku dosen pembimbing I dan Ibu dr. Halinda Sari Lubis, MKKK selaku dosen pembimbing II yang dalam penulisan skripsi ini telah banyak meluangkan waktu serta penuh kesabaran dalam memberikan bimbingan, motivasi dan masukan kepada penulis.

Selanjutnya tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (FKM USU).

(7)

4. Ibu Ir. Kalsum, M. Kes selaku dosen penguji II dan Ibu Umi Salmah, SKM, M. Kes selaku dosen penguji III yang telah banyak memberikan kritik dan saran yang membangun skripsi ini menjadi lebih baik.

5. Seluruh dosen dan staf FKM USU, khususnya Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang telah banyak memberikan ilmu dan pengetahuan selama perkuliahan dan membantu penulis selama proses pengerjaan skripsi.

6. Bapak Krisna Simbaputra selaku General Manager, Bapak Emzita Yessa selaku Deputi Manajer Pengembangan Organisasi dan SDM dan Ibu Agustini pada bidang SDM dan Organisasi di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara yang memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7. Seluruh pegawai PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.

8. Teristimewa untuk orang tua terkasih Bapak N. P. Hasibuan dan Ibu P. Pasaribu yang tak henti – hentinya memberikan perhatian, dukungan, doa, nasehat dan semangat kepada penulis sehingga penulis dapat kuat menjalani penyelesaian penulisan ini. Terima kasih Pak, terima kasih Mak.

9. Abangku, Trias Hasibuan, dan kakakku, Tioria Hasibuan yang selalu mendukung, menegur, menyemangati dan mendoakan penulis dalam proses penulisan skripsi ini.

(8)

Teman – teman PBL (Sukma, May, Fifi, Fathimah dan Bustanil) yang juga memberikan dukungan bagi penulis.

11. Bang Irwan Budiman dan Bang William dari Teknik Industri USU yang telah banyak memberikan pengetahuan baru bagi penulis dalam rangka penyelesaian skripsi ini.

12. Johanes Glorinus Saragih yang telah memberikan waktu untuk bertukar pikiran, memberikan kasih sayang, dukungan, nasihat, semangat, teguran dan doa kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini. Terima kasih Hoppi.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat, dukungan, bantuan dan doa selama ini. Tuhan memberkati.

Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, April 2011

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Pengesahan ... i

Abstrak ... ii

Riwayat Hidup ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1. Tujuan Umum ... 7

1.3.2. Tujuan Khusus ... 7

1.4. Manfaat ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Ergonomi ... 9

2.1.1. Definisi Ergonomi ... 9

2.1.2. Antropometri ... 11

2.1.3. Sikap Kerja ... 12

2.2. Keluhan Muskuloskeletal ... 15

2.2.1. Definisi Keluhan Muskuloskeletal ... 15

2.2.2. Penyebab Keluhan Muskuloskeletal ... 16

2.2.3. Nordic Body Map ... 19

2.3. Komputer ... 20

2.3.1. Definisi Komputer ... 20

2.3.2. Peralatan Pada Tempat Kerja (Work Station) Personal Computer ... 21

2.3.3. Interaksi Antara Tempat Kerja dan Individu Pekerja ... 27

2.3.4. Gangguan Kesehatan Akibat Penggunaan Komputer ... 29

2.4. Kerangka Konsep Penelitian ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 30

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

3.2.1. Lokasi Penelitian ... 30

3.2.2. Waktu Penelitian ... 30

3.3. Populasi dan Sampel ... 30

3.3.1. Populasi ... 30

(10)

3.4.1. Data Primer ... 31

3.4.2. Data Sekunder ... 32

3.5. Definisi Operasional... 32

3.6. Aspek Pengukuran ... 33

3.7. Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 36

4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 36

4.1.1. Sejarah PT PLN (Persero) ... 36

4.1.2. Sejarah PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara ... 36

4.1.3. Visi, Misi dan Motto PT PLN (Persero) ... 38

4.1.4. Nilai – Nilai Perusahaan... 38

4.1.5. Uraian Fungsi dan Tugas Pokok pada Organisasi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara... 38

4.2. Karakteristik Pegawai yang Menggunakan Personal Computer di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara ... 44

4.2.1. Umur ... 44

4.2.2. Jenis Kelamin ... 45

4.2.3. Status Perkawinan ... 45

4.2.4. Lama Kerja ... 46

4.2.5. Masa Kerja ... 46

4.3. Hasil Pengukuran ... 47

4.3.1. Pengukuran Antropometri Duduk ... 47

4.3.2. Pengukuran Meja Kerja... 48

4.3.3. Pengukuran Kursi Kerja ... 49

4.3.4. Perancangan Meja dan Kursi Kerja... 51

4.4. Hasil Pengamatan Sikap Duduk Pegawai ... 52

4.5. Keluhan Muskuloskeletal ... 54

BAB V PEMBAHASAN ... 56

5.1. Antropometri Duduk Pegawai ... 56

5.2. Ukuran Meja dan Kursi Kerja ... 56

5.3. Perancangan Meja dan Kursi Kerja... 62

5.4. Sikap Duduk Pegawai ... 62

5.5. Keluhan Muskuloskeletal Pegawai ... 63

BAB VI PENUTUP ... 68

6.1. Kesimpulan ... 68

6.2. Saran ... 68 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(11)

Lampiran 2. Tabel Hasil Pengukuran Antropometri Duduk Pegawai yang Menggunakan Personal Computer di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

Lampiran 3 . Surat Permohonan Izin Penelitian dari FKM USU

Lampiran 4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Macam Persentil dan Cara Perhitungan Dalam Distribusi

Normal... 12 Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Pegawai yang Menggunakan Personal

Computer Berdasarkan Kelompok Umur di PT PLN (Pesero)

Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011 ... 44 Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pegawai yang Menggunakan Personal

Computer Berdasarkan Jenis Kelamin di PT PLN (Pesero)

Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011... 45 Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pegawai yang Menggunakan Personal

Computer Berdasarkan Status Perkawinan di PT PLN (Pesero) Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011 ... 45 Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Pegawai yang Menggunakan Personal

Computer Berdasarkan Lama Kerja di PT PLN (Pesero)

Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011 ... 46 Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Pegawai yang Menggunakan Personal

Computer Berdasarkan Masa Kerja di PT PLN (Pesero)

Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011 ... 46 Tabel 4.6. Distribusi Antropometri Duduk Pegawai yang Menggunakan

Personal Computer di PT PLN (Pesero) Wilayah Sumatera

Utara Tahun 2011 ... 47 Tabel 4.7. Distribusi Ukuran Meja Kerja Pegawai yang Menggunakan

Personal Computer di PT PLN (Pesero) Wilayah Sumatera

Utara Tahun 2011 ... 48 Tabel 4.8. Distribusi Ukuran Kursi Kerja Pegawai yang Menggunakan

Personal Computer di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera

Utara Tahun 2011 ... 49 Tabel 4.9. Hasil Pengolahan Data Antropometri Duduk untuk Ukuran

Meja dan Kursi Kerja Pegawai yang Menggunakan Personal Computer di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

Tahun 2011 ... 51 Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Keluhan Muskuloskeketal yang Dialami

Pegawai yang Menggunakan Personal Computer di PT PLN

(13)

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian kepada pegawai yang menggunakan personal computer terhadap keluhan muskuloskeletal di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara tahun 2011.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah sebanyak 36 orang. Sampel yang diambil sebanyak 21 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling dengan kriteria inklusi: bekerja menggunakan personal computer minimal tiga jam per hari secara terus - menerus dan telah bekerja pada bidang tersebut minimal enam bulan.

Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh bahwa ukuran meja dan kursi kerja yang digunakan belum sesuai dengan antropometri duduk pegawai. Hasil penelitian yang diperoleh pada pegawai yang menggunakan personal computer terhadap keluhan muskuloskeletal dengan sikap duduk tidak alamiah adalah keluhan pada leher atas sebanyak 18 orang (85,7%), leher bawah sebanyak 18 orang (85,7%), pinggang sebanyak 13 orang (61,9%) dan punggung sebanyak 12 orang (57,1%).

Disarankan kepada manajerial PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara agar dapat memperbaiki meja dan kursi kerja yang digunakan oleh pegawai sesuai dengan ukuran antropometri duduk pegawai, pegawai agar senantiasa memelihara sikap duduk yang alamiah dengan menggunakan sandaran kursi sehingga terhindar dari keluhan muskuloskeletal, melakukan relaksasi otot pada saat keluhan muncul. Kata kunci : Pegawai PLN, Personal Computer, Antropometri Duduk,

(14)

ABSTRACT

Has researched at employees who use personal computer to musculoskeletal disorders in PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara in 2011.

The research was a descriptive with cross sectional design. The population of this research are as many as 36 peoples. Samples taken as many as 21 peoples. A total of 21 employees who use personal computer were purposively selected for this research. Sampling was done by purposive sampling with inclusion criteria : the respondents included people who work on the personal computer for at least 3 hour per day continuously and who had been working in the current job for at least six months.

The result of table and chair measurement is obtained that the size of tables and chairs that are used not yet adjusted to the anthropometric sitting employees. The result of this research from the employees who use personal computer toward musculoskeletal disorders with unnatural sitting posture is fatigue on upper neck in 18 peoples (85,7%), lower neck in 18 peoples (85,7%), waist in 13 peoples (61,9%) and back in 12 peoples (57,1%).

Suggested to the managerial of PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara in order to improve the table and chair used by the employee in accordance with the size of anthropometry sit employees, employees to always keep the natural sitting posture by using the back of the chair so avoid musculoskeletal disorders, get a relaxation after feel fatigue.

Keywords : PLN Employees, Personal Computer, Sitting Anthropometry, Musculoskeletal Disorders

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana pembangunan untuk mencapai kesejahteraan umum dan kualitas kehidupan yang semakin baik. Oleh karena itu, upaya perlindungan tenaga kerja terhadap bahaya yang dapat timbul selama bekerja merupakan kebutuhan yang sangat mendasar. Dengan perlindungan tersebut diharapkan tenaga kerja dapat bekerja dengan aman dan nyaman sehingga gairah/ semangat kerja dapat meningkat dan pada akhirnya produktivitas kerja juga akan meningkat.

Pembangunan ketenagakerjaan merupakan upaya menyeluruh dan ditujukan kepada peningkatan, pembentukan dan pengembangan tenaga kerja yang berkualitas, produktif, efisien, efektif dan berjiwa wirausaha, sehingga mampu mengisi, menciptakan dan memperluas lapangan kerja serta kesempatan berusaha. Dalam pembangunan ketenagakerjaan perlu dibina dan dikembangkan perbaikan syarat-syarat kerja serta perlindungan tenaga kerja dalam sistem hubungan industrial Pancasila menuju kepada peningkatan kesejahteraan tenaga kerja (Depkes, 2004).

(16)

atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan dan setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya. Hak atas jaminan keselamatan ini membutuhkan prasyarat adanya lingkungan kerja yang sehat dan aman bagi tenaga kerja dan masyarakat sekitarnya. Seorang tenaga kerja mampu produktif, efisien dan efektif dalam bekerja bila pekerja tersebut dapat serasi dengan lingkungan kerjanya. Hal ini juga dinyatakan dalam Undang – Undang Keselamatan Kerja Nomor 1 Tahun 1970 pasal 3 point “m” yang menyatakan keserasian antara tenaga kerja, alat, lingkungan, cara dan proses kerja.

Sutalaksana dalam Sutjana menyatakan bahwa setiap desain suatu peralatan atau produk dimana manusia harus ada di sana sebagai operator maupun pemakai produk tersebut, maka faktor kemampuan, kebolehan dan keterbatasan manusia harus ditempatkan sebagai fokus utama (Sutjana, 2005). Desain tempat kerja, alat kerja, proses kerja selalu harus mempertimbangkan kemampuan, kebolehan, batasan, kemauan serta sifat-sifat manusia. Dengan harapan kemampuan dan kebolehan manusia seperti kemampuan berkembang, belajar, berpikir, berkreasi maupun beradaptasi dipacu agar lebih baik, sedangkan keterbatasannya seperti batasan fisik, metal, rasa lelah, rasa bosan, cepat lupa, kurang konsentrasi dan sebagainya dapat diminimalkan. Oleh karena itu, setiap desain haruslah menutupi kelemahan dan keterbatasan manusia sebagai operatornya agar dapat tercapai hasil yang maksimal. Dalam hal ini semua peralatan kerja, tempat kerja maupun lingkungan kerja harus disesuaikan dengan manusianya bukan sebaliknya (Sutjana, 2005).

(17)

hingga sepuluh tahun yang lalu. Hampir semua aspek pekerjaan baik di sektor bisnis dan perkantoran maupun industri telah memanfaatkaan dukungan teknologi dan perangkat komputer dengan karakteristik masing-masing. Dengan adanya komputer, pekerjaan dapat diselesaikan dengan mudah dan cepat. Sebuah survei yang diadakan oleh Advanced Office Concepts terhadap beberapa perusahaan menghasilkan fakta – fakta sebagai berikut : sekitar 17 % dari perusahaan yang disurvei (seluruhnya 24 perusahaan), telah menggunakan lebih dari 30 komputer di tempat kerja mereka. Aplikasi yang utama adalah keuangan (78,9%), pengolahan kata (36,8%), aplikasi ilmiah (32,2%), dan penjualan (20,5%) (Budiarjo, 1991). Frekuensi dan durasi/waktu interaksi kita dengan komputer akan semakin bertambah. Berdasarkan suatu survei di Amerika didapatkan fakta bahwa rata-rata waktu kerja yang digunakan untuk bekerja dengan komputer adalah 5,8 jam per hari atau 69% dari total jam kerja mereka.

Komputer merupakan alat pengolah data canggih yang penggunaannya sudah sangat meluas dalam segala bidang di Indonesia. Komputer tersebut digunakan di perusahaan – perusahaan milik pemerintah maupun swasta, pelajar, mahasiswa dan pemakai non komersial lainnya. Membanjirnya komputer di perkantoran membawa perkembangan baru dalam tata kerja.

(18)

tinggi. Masalah kesehatan kerja yang dapat timbul akibat penggunaan komputer antara lain masalah kesehatan mata dan keluhan – keluhan pada bagian otot rangka (muskuloskeletal) (Mashud, 2008).

Dalam mengoperasikan komputer, diperlukan koordinasi yang baik antara otot, tendon dan persarafan sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Selain itu dalam mengoperasikan komputer juga terjadi interaksi antara individu pekerja/ pengguna komputer dengan peralatan kerjanya yaitu meja dan kursi komputer, dimana apabila ada ketidaksesuaian antara peralatan kerja dengan individu penggunanya dapat menyebabkan keluhan muskuloskeletal (Harrianto,2008). Keluhan muskuloskeletal dapat terjadi karena sikap kerja yang statis dalam jangka waktu yang lama sehingga terciptalah sikap tubuh yang tidak alamiah. Keluhan – keluhan tersebut dapat berupa keluhan di bagian kepala, leher, bahu, punggung dan juga pinggang. Sikap kerja duduk selama berjam – jam juga dapat memperberat keluhan tersebut.

(19)

tungkai, 18 % karyawan menderita nyeri leher, 6 % karyawan mengatakan nyeri kepala, lengan dan pergelangan tangan.

Pada tahun 1994 tercatat 705.800 kasus (32%) dari seluruh kasus di Amerika Serikat yang terjadi karena kerja berlebihan (overexertion) atau gerakan yang berulang (repetitive motion) dan sebanyak 92.576 kasus terjadi karena gerakan berulang seperti mengetik atau input data dengan komputer, menggunakan alat berulang, meletakkan benda secara berulang, berlebihan atau memindahkan benda tanpa alat bantu. Sebuah studi di Finlandia melaporkan kejadian tahunan nyeri leher di antara pekerja yang menggunakan komputer sebesar 34 %. Sebuah studi di Amerika Serikat melaporkan kejadian tahunan keluhan leher/pundak akibat menggunakan komputer sebesar 58 kasus/100 orang per tahun (Wahlstrom, 2005). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Delhi, India, didapatkan data dari 200 orang pekerja yang menggunakan komputer terdapat 153 orang yang mengalami masalah muskuloskeletal (Talwar, 2009).

PT PLN (Persero) adalah salah satu badan usaha milik negara yang bergerak dalam bidang penyediaan listrik bagi masyarakat. Cakupan operasi PT PLN (Persero) sangat luas meliputi seluruh wilayah Indonesia yang terdiri lebih dari 13.000 pulau. Oleh karena itu, PT PLN (Persero) memiliki banyak pekerja, baik pekerja lapangan maupun pekerja pada bagian administrasi (kantor) yang di tempatkan pada tiap – tiap wilayah. Salah satu kantor wilayah yang dimiliki oleh PT PLN (Persero) adalah PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara yang berlokasi di Medan.

(20)

perencanaan sistem, sub bidang sistem informasi; bidang teknik dengan sub bidang konstruksi, sub bidang distribusi, sub bidang pengukuran dan sistem proteksi; bidang niaga dan pelayanan pelanggan dengan sub bidang pemasaran, sub bidang komersial, sub bidang pengembangan usaha; bidang keuangan dengan sub bidang anggaran, sub bidang keuangan, sub bidang pengendalian pendapatan, sub bidang pajak dan asuransi, sub bidang akuntansi; bidang sumber daya manusia dan organisasi dengan sub bidang pengembangan organisasi dan SDM, sub bidang administrasi SDM; bidang komunikasi hukum dan administrasi dengan sub bidang komunikasi dan bina lingkungan, sub bidang hukum, sub bidang administrasi umum dan fasilitas. Setiap bidang yang terdapat pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara tersebut rata - rata menggunakan komputer, yaitu berupa personal computer dan laptop, dalam melaksanakan dan mendukung tugas dan fungsinya.

(21)

di daerah leher, punggung, pinggang, bahu, bokong dan pergelangan tangan, bahkan pada beberapa pegawai keluhan tersebut juga masih dapat dirasakan setelah penggunaan komputer dihentikan. Kebanyakan pegawai tidak menghiraukan keluhan tersebut dan tetap melanjutkan pekerjaannya walaupun keluhan tersebut muncul. Dan hanya sedikit pegawai yang stretching ketika keluhan tersebut muncul.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin melakukan penelitian mengenai gambaran keluhan muskuloskeletal pada pegawai yang menggunakan personal computer di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara tahun 2011.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang diteliti adalah “ Bagaimana gambaran keluhan muskuloskeletal pada pegawai yang menggunakan personal computer di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011”

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran keluhan muskuloskeletal pada pegawai yang menggunakan personal computer di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara tahun 2011.

1.3.2. Tujuan Khusus

(22)

2. Untuk mengetahui ukuran meja kerja dan tinggi layar monitor yang dipergunakan oleh pegawai yang menggunakan personal computer di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.

3. Untuk mengetahui ukuran kursi kerja yang dipergunakan oleh pegawai yang menggunakan personal computer di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara. 4. Untuk mengetahui sikap duduk pegawai yang menggunakan personal computer

di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.

5. Untuk mengetahui keluhan muskuloskeletal pada bagian tubuh mana yang paling banyak dirasakan oleh pegawai yang menggunakan personal computer di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara dalam penerapan ergonomi bagi pegawai yang menggunakan personal computer di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.

2. Sebagai bahan masukan bagi pegawai yang menggunakan personal computer di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara mengenai keluhan muskuloskeletal akibat menggunakan komputer secara terus menerus dan upaya pencegahannya. 3. Sebagai penambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman, khusus tentang

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ergonomi

2.1.1. Definisi Ergonomi

Istilah ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ergon (kerja) dan nomos (hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek - aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain perancangan. Ergonomi berkenaan pula dengan

optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah dan tempat rekreasi. Di dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya (Nurmianto, 2004).

(24)

Tujuan dari ergonomi ini adalah untuk menciptakan suatu kombinasi yang paling serasi antara sub sistem peralatan kerja dengan manusia sebagai tenaga kerja. Tujuan utama ergonomi ada empat (Santoso, 2004; Notoatmodjo, 2003), yaitu : 1. Memaksimalkan efisiensi karyawan.

2. Memperbaiki kesehatan dan keselamatan kerja.

3. Menganjurkan agar bekerja dengan aman, nyaman dan bersemangat. 4. Memaksimalkan bentuk kerja

Menurut Nurmianto (2004), peranan penerapan ergonomi antara lain : a. Aktivitas rancang bangun (desain) ataupun rancang ulang (re-desain).

Hal ini dapat meliputi perangkat keras seperti misalnya perkakas kerja (tools), bangku kerja (benches), platform, kursi, pegangan alat kerja (workholders), sistem pengendali (controls), alat peraga (displays), jalan/lorong (access ways), pintu (doors), jendela (windows) dan lain – lain.

b. Desain pekerjaan pada suatu organisasi.

Misalnya : penentuan jumlah jam istirahat, pemilihan jadwal pergantian waktu kerja (shift kerja), meningkatkan variasi pekerjaan dan lain – lain. c. Meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja.

(25)

instrumen dan sistem pengendalian agar didapat optimasi dalam proses transfer informasi dan lain – lain.

2.1.2. Antropometri

Antropometri berasal dari kata antropos dan metricos. Antropos berarti manusia dan metricos berarti ukuran. Antropometri adalah ukuran – ukuran tubuh manusia secara alamiah baik dalam melakukan aktivitas statis (ukuran sebenarnya) maupun dinamis (disesuaikan dengan pekerjaan) (Wignjosoebroto, 2003). Antropometri adalah ilmu yang berhubungan dengan pengukuran dimensi dan karakteristik tubuh manusia lainnya seperti volume, pusat gravitasi dan massa segmen tubuh manusia. Ukuran – ukuran tubuh manusia sangat bervariasi, bergantung pada umur, jenis kelamin, ras, pekerjaan dan periode dari masa ke masa. Pengukuran dimensi – dimensi tubuh manusia merupakan bagian yang terpenting dari antropometri karena akan menjadi data dasar untuk mempersiapkan desain berbagai peralatan, mesin, proses dan tempat kerja (Harrianto, 2008).

Ukuran tubuh yang penting untuk penerapan ergonomi, yaitu :

1. Pada sikap berdiri : tinggi badan berdiri, tinggi mata, tinggi bahu, tinggi siku, tinggi pinggul, tinggi pangkal jari tangan, tinggi ujung – ujung jari.

2. Pada sikap duduk : tinggi duduk, tinggi posisi mata, tinggi bahu, tinggi siku, tebal paha, jarak bokong – lutut, jarak bokong – lekuk lutut, tinggi lutut, lebar bahu, lebar pinggul (Harrianto, 2008).

(26)

suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang ukurannya sama atau lebih rendah dari nilai tersebut (setelah perhitungan persentil). Misalnya 95th persentil akan menunjukkan 95% populasi akan berada pada atau berada di bawah ukuran tersebut; sedangkan 5th persentil akan menunjukkan 5% populasi akan berada pada atau di bawah ukuran itu (Wignjosoebroto, 2003).

Pemakaian nilai – nilai persentil yang umum diaplikasikan dalam perhitungan antropometri dapat dilihat pada tabel 2.1. di bawah ini:

Tabel 2.1. Macam Persentil dan Cara Perhitungan Dalam Distribusi Normal

Persentil Perhitungan

1st - 2,325*SD

2,5th – 1,96*SD

5th – 1,645*SD

10th – 1,28*SD

50th

90th + 1,28*SD

95th + 1,645*SD

97,5th + 1,96*SD

99th + 2,325*SD

Alat antropometer dapat digunakan untuk mengetahui ukuran tubuh. Selain itu, pengukuran tubuh dapat dilakukan dengan metode ukur tukang jahit menurut Suma’mur (antropometry by Suma’mur’s tailor method) (Suma’mur, 1989).

2.1.3. Sikap Kerja

(27)

a. Semua pekerjaan hendaknya dilakukan dalam sikap duduk atau sikap berdiri secara bergantian.

b. Semua sikap tubuh yang tidak alami harus dihindarkan. Seandainya hal ini tidak memungkinkan, hendaknya diusahakan agar beban statis diperkecil.

c. Tempat duduk harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak membebani melainkan dapat memberikan relaksasi pada otot – otot yang sedang tidak dipakai untuk bekerja dan tidak menimbulkan penekanan pada bagian tubuh (paha). Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya gangguan sirkulasi darah dan juga untuk mencegah keluhan kesemutan yang dapat mengganggu aktivitas (Tarwaka, 2004).

Sikap tubuh dalam bekerja terdiri dari : 1. Sikap kerja duduk.

Sikap kerja duduk merupakan sikap kerja yang kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Duduk memerlukan lebih sedikit energi daripada berdiri karena hal itu dapat mengurangi banyaknya beban otot statis pada kaki. Kegiatan bekerja sambil duduk harus dilakukan secara ergonomi sehingga dapat memberikan kenyamanan dalam bekerja.

(28)

tersebut mencapai 140% dan cara duduk yang dilakukan dengan membungkuk ke depan menyebabkan tekanan tersebut sampai 190% (Nurmianto, 2004).

Sikap duduk paling baik yang tidak berpengaruh buruk terhadap sikap badan dan tulang belakang adalah sikap duduk dengan sedikit lardosa pada pinggang dan sedikit mungkin kifosa pada punggung (Suma’mur, 1989). Sikap duduk yang benar yaitu sebaiknya duduk dengan punggung lurus dan bahu berada dibelakang serta bokong menyentuh belakang kursi. Selain itu, duduklah dengan lutut tetap setinggi atau sedikit lebih tinggi panggul (gunakan penyangga kaki) dan sebaiknya kedua tungkai tidak saling menyilang. Jaga agar kedua kaki tidak menggantung dan hindari duduk dengan posisi yang sama lebih dari 20-30 menit. Selama duduk, istirahatkan siku dan lengan pada kursi, jaga bahu tetap rileks (Wasisto, 2005).

Gambar 2.1 Sikap kerja pada Visual Display Terminal (VDT) yang direkomendasikan oleh Cakir et al. (1980) (kiri) dan Grandjean et al. (1982, 1984) (kanan).

(29)

Keuntungan bekerja sambil duduk adalah sebagai berikut : a. Kurangnya kelelahan pada kaki.

b. Terhindarnya sikap – sikap yang tidak alamiah. c. Berkurangnya pemakaian energi dalam bekerja. d. Kurangnya tingkat keperluan sirkulasi darah.

Namun, kegiatan bekerja sambil duduk juga dapat menimbulkan kerugian/ masalah bila dilakukan secara tidak ergonomis. Kerugian tersebut antara lain : a. Melembeknya otot – otot perut.

b. Melengkungnya punggung.

c. Tidak baik bagi organ dalam tubuh, khususnya pada organ pada sistem pencernaan jika posisi dilakukan secara membungkuk.

2. Sikap kerja berdiri.

(30)

2.2. Keluhan Muskuloskeletal

2.2.1. Definisi Keluhan Muskuloskeletal

Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Keluhan hingga kerusakan ini biasanya diistilahkan dengan keluhan musculoskeletal disorders atau cedera pada sistem muskuloskeletal. Secara garis besar keluhan otot

dapat dikelompokkan menjadi dua (Tarwaka, 2004), yaitu : 1. Keluhan sementara (reversible)

Keluhan sementara yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat otot menerima beban statis, namun demikian keluhan tersebut akan segera hilang apabila pembebanan dihentikan.

2. Keluhan menetap (persistent)

Keluhan menetap yaitu keluhan otot yang bersifat menetap. Walaupun pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot masih terus berlanjut.

(31)

2.2.2. Penyebab Keluhan Muskuloskeletal

Menurut Peter Vi (2000) yang dikutip oleh Rizki (2007) menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya keluhan otot skeletal, yaitu :

1. Peregangan Otot yang Berlebihan

Peregangan otot yang berlebihan pada umumnya sering dikeluhkan oleh pekerja dimana aktivitas kerjanya menuntut pengerahan tenaga yang besar seperti aktivitas mengangkat, mendorong, menarik dan menahan beban yang berat. Peregangan otot yang berlebihan ini terjadi karena pengerahan tenaga yang diperlukan melampaui kekuatan optimum otot. Apabila hal serupa sering dilakukan, maka dapat mempertinggi resiko terjadinya keluhan otot, bahkan dapat menyebabkan terjadinya cedera otot skeleletal.

2. Aktivitas Berulang

Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus - menerus seperti pekerjaan mencangkul, membelah kayu besar, angkat – angkut dan lain – lain. Keluhan otot terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja secara terus – menerus tanpa memperoleh kesempatan untuk relaksasi. 3. Sikap Kerja Tidak Alamiah

(32)

alamiah ini pada umumnya karena karakteristik tuntutan tugas, alat kerja dan stasiun kerja tidak sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan pekerja.

4. Faktor penyebab sekunder terjadinya keluhan muskuloskeletal, yaitu : a. Tekanan

Terjadinya tekanan langsung pada jaringan otot yang lunak. Sebagai contoh, pada saat tangan harus memegang alat, maka jaringan otot tangan yang lunak akan menerima tekanan langsung dari pegangan alat, dan apabila hal ini sering terjadi, dapat menyebabkan rasa nyeri otot yang menetap.

b. Getaran

Getaran dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan kontraksi otot bertambah. Kontraksi statis ini menyebabkan peredaran darah tidak lancar, penimbunan asam laktat meningkat dan akhirnya timbul rasa nyeri otot.

c. Mikroklimat

(33)

karbohidrat terhambat dan terjadi penimbunan asam laktat yang dapat menimbulkan rasa nyeri otot.

5. Penyebab kombinasi.

Selain faktor – faktor yang telah disebutkan di atas, beberapa ahli menjelaskan bahwa faktor individu seperti umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok, aktivitas fisik, kekuatan fisik dan ukuran tubuh juga dapat menjadi penyebab terjadinya keluhan otot skeletal.

2.2.3. Nordic Body Map

Nordic Body Map merupakan salah satu dari metode pengukuran subyektif

untuk mengukur rasa sakit otot para pekerja. Untuk mengetahui letak rasa sakit atau ketidaknyamanan pada tubuh pekerja digunakan body map. Pembagian bagian-bagian tubuh serta keterangan dari bagian-bagian tubuh tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.2 Nordic Body Map (Sumber : Santoso, 2004)

Keterangan : 0. Leher atas 1. Leher bawah 2. Bahu kiri 3. Bahu kanan 4. Lengan atas kiri 5. Punggung 6. Lengan atas kanan 7. Pinggang 8. Bawah pinggang 9. Bokong 10. Siku kiri 11. Siku kanan 12. Lengan bawah kiri 13. Lengan bawah kanan 14. Pergelangan tangan kiri 15. Pergelangan tangan kanan 16. Tangan kiri

(34)

2.3. Komputer

2.3.1. Definisi Komputer

Istilah komputer (computer) diambil dari computare (bahasa Latin) yang berarti menghitung (to compute atau to reckon). Robert H. Blissmer dalam buku Computer Annual mendefinisikan komputer adalah suatu alat elektronik yang mampu

melakukan beberapa tugas seperti menerima input, memproses input tadi sesuai dengan programnya, menyimpan perintah-perintah dan hasil pengolahan serta menyediakan output dalam bentuk informasi. Donald H. Sanders dalam buku Computer Today mendefinisikan komputer adalah sistem elektronik untuk

memanipulasi data yang cepat dan tepat serta dirancang dan diorganisasikan supaya secara otomatis menerima dan menyimpan data input, memprosesnya dan menghasilkan output di bawah pengawasan suatu langkah-langkah, instruksi-instruksi program yang tersimpan di memori (stored program) (Wardhana, 1997).

(35)

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian komputer adalah :

a. Alat elektronik

b. Dapat menerima input data c. Dapat mengolah data

d. Dapat memberikan informasi

e. Menggunakan suatu program yg tersimpan di memori komputer (stored program)

f. Dapat menyimpan program dan hasil pengolahan g. Bekerja secara otomatis.

2.3.2. Peralatan Pada Tempat Kerja (Work Station) Personal Computer

Peralatan yang dipergunakan pada stasiun kerja personal computer meliputi: mouse, keyboard, layar / monitor, meja dan kursi komputer. Masing-masing dari peralatan tersebut jenisnya bermacam-macam.

1. Mouse

Mouse ini merupakan alat untuk menggerakkan kursor. Mouse harus pada ketinggian di mana lengan, pergelangan tangan, dan tangan sejajar. Tempatkan mouse sedemikian rupa sehingga tidak perlu menggapai terlalu jauh dari jangkauan tangan (dekat ke keyboard adalah yang terbaik).

2. Keyboard

(36)
[image:36.612.193.486.140.275.2]

Beberapa bentuk keyboard yang pernah diciptakan, yaitu: a. Keyboard jenis Qwerty.

Gambar 2.3 Keyboard Qwerty (Sumber : Wardhana, 1997 )

Sejak awal keyboard Qwerty diciptakan tidak memperhatikan masalah ergonomi, sehingga sangat memungkinkan timbulnya gangguan atau keluhan terhadap tubuh manusia. Keyboard Qwerty ternyata belum memberikan beban yang sama untuk jari- jari tangan kiri dan tangan kanan.

b. Keyboard jenis Dvorak yang dibuat pada tahun 1936. Keyboard Dvorak diciptakan berdasarkan prinsip kerja biomekanis dan efisiensi. Susunan letak tombol huruf lain dengan jenis Qwerty yaitu dibuat sedemikian rupa, sehingga 56 % ketukan ada pada tangan kanan dan jari-jari yang bekerja lebih banyak adalah jari telunjuk, jari tengah dan jari manis.

[image:36.612.185.496.538.664.2]
(37)
[image:37.612.195.485.250.370.2]

c. Keyboard jenis Klockenberg dibuat dengan maksud menyempurnakan jenis keyboard yang sudah ada, yaitu dengan memisahkan kedua bagian keyboard (bagian kiri dan kanan). Bagian kiri dan kanan keyboard dipisahkan dengan sudut 15 derajat dan dibuat miring ke bawah. Keyboard Klockenberg sudah lebih baik dalam hal pengurangan beban pada jari dan lengan, sehingga nyeri otot pada bahu dan pergelangan sangat sedikit (Wardhana, 1997).

Gambar 2.5 Keyboard Klockenberg (Sumber : Wardhana, 1997)

Keyboard harus ditempatkan pada ketinggian tertentu sehingga lengan atas, pergelangan tangan, dan tangan berada dalam posisi sejajar ketika sedang mengetik. Alangkah lebih baik jika penyangga atau meja tempat keyboard diletakkan dapat disesuaikan.

3. Layar/Monitor

(38)

menyesuaikan dengan sudut pandang seseorang. Penyangga monitor yang dapat disesuaikan akan membantu membuat penyesuaian (Anderson, 2002).

Letak monitor akan sangat banyak mempengaruhi posisi kepala yang berdampak terutama pada otot – otot leher, dimana ketinggian yang berlebihan pada letak monitor ini akan menyebabkan keluhan – keluhan pada otot leher. Arah penglihatan untuk pekerjaan duduk adalah 32º - 44º di bawah garis horizontal mata. Arah penglihatan ini sesuai dengan sikap kepala yang istirahat (relaxed) (Suma’mur, 2009).

4. Meja dan Kursi Komputer a. Meja Komputer

Beberapa persyaratan yang dibutuhkan untuk sebuah meja komputer ergonomis adalah :

1. Meja dibuat dekat dengan pengguna agar terhindar dari penjangkauan yang terlalu jauh.

2. Permukaannya harus dibuat sedemikian rupa agar tidak memancarkan cahaya silau.

3. Memiliki tempat pergerakan kaki yang cukup.

4. Tinggi permukaan kerja untuk keyboard dibedakan dengan tinggi untuk monitor komputer.

5. Mempunyai jarak yang cukup antara kursi dan monitor komputer. 6. Cukup untuk ruang dari peralatan yang digunakan.

(39)

ini akan menciptakan kenyamanan dan efisiensi dalam bekerja. Ukuran yang sesuai dengan antropometri orang Indonesia adalah sebagai berikut :

a. Tinggi meja

Tinggi permukaan atas dari meja kerja dibuat setinggi siku dan disesuaikan dengan sikap tubuh pada waktu bekerja. Untuk sikap duduk, tinggi meja yang diusulkan adalah 64 – 74 cm yang diukur dari permukaan daun meja sampai ke lantai.

b. Tebal daun meja

Tebal daun meja dibuat sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kebebasan bergerak pada kaki. Jarak antara permukaan bawah daun meja dengan permukaan atas alas duduk > 15 cm.

c. Permukaan meja

Permukaan meja harus rata dan tidak menyilaukan. d. Lebar meja

Lebar meja tidak melebihi jarak jangkauan tangan pekerja. Ukuran yang diusulkan adalah kurang dari 80 cm (Laurensia, 2004).

b. Kursi Komputer

(40)

pinggang, keluhan bokong, keluhan lengan dan tangan, keluhan lutut dan kaki serta keluhan paha (Suma’mur, 1989).

Untuk kenyamanan dan kesesuaian yang lebih tepat, maka kursi komputer harus mengikuti penyesuaian berdasarkan penggunanya dengan pilihan seperti :

1. Tempat duduk (dudukan) memiliki persyaratan seperti : dudukannya dapat disesuaikan dengan tinggi pengguna dan tinggi permukaan kerja, telah memiliki penyesuaian kemiringan untuk berbagai sudut dalam menciptakan kenyamanan postur untuk berbagai pekerjaan, kedalaman kursi harus sesuai untuk kedua kaki, dan berjarak 1 – 2 inchi di antara ujung kursi dan belakang lutut (CCOHS, 2005).

2. Belakang kursi memiliki persyaratan seperti : dapat disesuaikan tinggi rendahnya untuk mendukung kenyamanan tulang belakang, bentuk belakang kursi yang mengikuti garis tulang belakang, sudut dari belakang kursi dapat disesuaikan untuk pekerjaan yang berbeda, bergerak maju/mundur (CCOHS, 2005).

(41)

Ukuran kursi yang sesuai dengan antropometri orang Indonesia adalah sebagai berikut :

a. Tinggi alas duduk

Diukur dari lantai sampai pada permukaan atas dari bagian depan alas duduk. Tinggi alas duduk harus sedikit lebih pendek dari jarak antara lutut dan telapak tangan. Ukuran yang dianjurkan adalah 38 – 54 cm.

b. Panjang alas duduk

Diukur dari permukaan garis proyeksi permukaan dengan sandaran duduk pada permukaan atas alas duduk sampai ke bagian depan alas duduk. Panjang alas duduk harus lebih pendek dari jarak antara lekuk lutut dan garis punggung. Ukuran yang dianjurkan adalah 40 cm.

c. Lebar alas duduk

Diukur pada garis tengah dengan alas duduk melintang. Lebar alas duduk harus lebih besar dari pinggul. Ukuran yang dianjurkan adalah 40 – 44 cm. d. Sandaran pinggang

Bagian atas sandaran pinggang tidak melebihi tepi bawah ujung tulang belikat dan bagian bawahnya setinggi garis pinggul. Tinggi sandaran pinggang tidak melebihi tinggi bahu dan lebar sandaran pinggang lebih kecil sama dengan lebar bahu (Laurensia, 2004).

2.3.3. Interaksi Antara Tempat Kerja dan Individu Pekerja

(42)

bagian dari mesin dan peralatan kerja, tempat seorang pekerja melakukan berbagai aktivitas kerja; tempat pekerja menghabiskan seluruh atau sebagian hari kerjanya.

Misalnya :

1. Meja kerja dengan komputer dan kelengkapannya bagi seorang pekerja pemasok data komputer.

2. Meja kerja dan mikroskop bagi seorang pekerja laboratorium.

3. Meja kerja, alat patri dan peralatan lainnya bagi seorang pekerja perakitan elektronik.

(43)
[image:43.612.166.448.95.282.2]

Gambar 2.6 Stasiun Kerja Komputer (Sumber : Anderson, 2002)

2.3.4. Gangguan Kesehatan Akibat Penggunaan Komputer 1. Gangguan Pada Mata.

Penggunaan komputer dalam jangka waktu yang panjang dapat menimbulkan gangguan ketajaman, gangguan pada mata itu sendiri, mata lelah, penglihatan kabur, mata kering, iritasi dan mata berair dan peningkatan sensitivitas terhadap cahaya.

2. Gangguan Muskuloskeletal

(44)

dan desain yang tidak ergonomis (baik desain stasiun kerja maupun desain alat kerja).

2.4. Kerangka Konsep Penelitian

Keluhan Muskuloskeletal Ukuran Meja,

Kursi dan Tinggi Layar Monitor

Antropometri Duduk

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian bersifat deskriptif dengan desain cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui gambaran keluhan muskuloskeletal pada pegawai yang menggunakan personal computer di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara dengan alasan:

1. Belum pernah dilakukan penelitian yang sama di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.

2. Mendapat izin untuk melakukan penelitian dari pimpinan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2010 sampai Maret 2011.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

(46)

sub bidang pengembangan SDM, sub bidang anggaran dan sub bidang pengendalian yang berjumlah 36 orang.

3.3.2. Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling, dengan kriteria pegawai yang dijadikan sampel adalah sebagai berikut:

1. Bekerja menggunakan personal computer minimal tiga jam per hari secara terus menerus.

2. Telah bekerja pada bidang tersebut minimal enam bulan.

Berdasarkan kriteria tersebut terpilihlah sampel sebanyak 21 orang. 3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

a. Data keluhan muskuloskeletal diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner Nordic Body Map.

b. Data sikap kerja duduk diperoleh dengan pengukuran antropometri duduk, yaitu tinggi mata, tinggi bahu, lebar bahu, tinggi siku, lebar pinggul, tinggi popliteal, tinggi lutut, jarak bokong popliteal, dan jangkauan tangan. Pengukuran meja, yaitu tinggi meja dan lebar meja. Pengukuran kursi, yaitu tinggi alas duduk, panjang alas duduk, lebar alas duduk, tinggi sandaran, lebar sandaran dan pengukuran tinggi layar monitor. Pengukuran antropometri duduk menggunakan kursi antropometri dan human body martin, sedangkan pengukuran meja, kursi dan tinggi layar

(47)

3.4.2. Data Sekunder

Data diperoleh dari PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara yaitu data tentang gambaran umum PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.

3.5. Definisi Operasional Variabel

1. Antropometri duduk adalah ukuran tubuh pegawai yang menggunakan personal computer di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara pada

keadaan duduk, yaitu ukuran – ukuran : tinggi mata, tinggi bahu, lebar bahu, tinggi siku, lebar pinggul, tinggi popliteal, tinggi lutut, jarak bokong popliteal, dan jangkauan tangan.

2. Ukuran meja adalah ukuran dari meja kerja yang digunakan oleh pegawai yang menggunakan personal computer di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara dengan menggunakan ukuran – ukuran tinggi meja dan lebar meja.

3. Ukuran kursi adalah ukuran dari kursi yang digunakan oleh pegawai yang menggunakan personal computer di PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara dengan menggunakan ukuran – ukuran tinggi alas duduk, panjang alas duduk, lebar alas duduk, tinggi sandaran dan lebar sandaran.

4. Sikap duduk adalah posisi duduk pegawai PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara pada saat menggunakan personal computer dalam bekerja. 5. Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan – keluhan subyektif pada bagian otot

(48)

3.6. Aspek Pengukuran 1. Antropometri duduk :

a. Tinggi mata.

Cara pengukuran : ukur jarak vertikal dari permukaan lantai sampai mata pada saat subjek duduk tegak.

b. Tinggi bahu.

Cara pengukuran : ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai ujung tulang bahu yang menonjol pada saat subjek duduk tegak.

c. Lebar bahu.

Cara pengukuran : ukur jarak horizontal antara kedua lengan atas, subjek duduk tegak dengan lengan atas merapat ke badan dan lengan bawah direntangkan ke depan.

d. Tinggi siku.

Cara pengukuran : ukur jarak vertikal dari permukaan lantai sampai ujung bawah siku kanan. Subjek duduk tegak dengan lengan atas vertikal di sisi badan dan lengan bawah membentuk sudut siku – siku dengan lengan atas. e. Lebar pinggul.

Cara pengukuran : ukur jarak horizontal dari bagian terluar pinggul sisi kanan.

f. Tinggi popliteal.

(49)

Cara pengukuran : ukur jarak vertikal dari permukaan lantai sampai bagian lutut paling atas.

h. Bokong popliteal.

Cara pengukuran : ukur jarak horizontal dari bagian terluar bokong sampai lekukan lutut sebelah dalam. Paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut siku – siku.

i. Jangkauan tangan.

Cara pengukuran : ukur jarak horizontal dari punggung sampai ujung jari tengah.

2. Ukuran meja

a. Tinggi meja adalah jarak dari permukaan lantai sampai permukaan meja kerja. Tinggi meja diukur dari permukaan lantai sampai permukaan meja kerja.

b. Lebar meja adalah jarak dari tempat bekerja ke arah depan. Lebar meja diukur dari tempat bekerja ke arah depan.

3. Ukuran kursi

a. Tinggi alas duduk adalah jarak dari permukaan lantai sampai permukaan atas alas duduk. Tinggi alas duduk diukur dari permukaan lantai sampai permukaan atas alas duduk.

(50)

proyeksi permukaan dengan sandaran duduk pada permukaan atas alas duduk sampai ke bagian depan alas duduk.

c. Lebar alas duduk adalah jarak pada garis tengah alas duduk melintang. Lebar alas duduk diukur pada garis tengah alas duduk melintang.

d. Tinggi sandaran diukur dari alas duduk sampai tepi atas sandaran.

e. Lebar sandaran diukur dari tepi terluar kanan sandaran hingga tepi terluar kiri sandaran.

4. Tinggi layar monitor adalah tinggi bagian teratas layar monitor dari permukaan lantai.

3.7. Analisis Data

(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian 4.1.1. Sejarah PT PLN (Persero)

Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas. Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2 perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN) yang mengelola gas. Pada bulan Juni 1994 status PLN dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).

4.1.2. Sejarah PT PLN (Persero)Wilayah Sumatera Utara

(52)

No. 16/1/20 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan dirubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumbar, Riau menjadi PLN Eksploitasi.

Tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan Peraturan Menteri PUT No. 9 /PRT/64 dan dengan Peraturan Menteri No. 1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN menjadi 15 Kesatuan daerah Eksploitasi. Sumatera Utara tetap menjadi Eksploitasi I. PLN Eksploitasi I dibagi menjadi empat cabang dan satu sektor, yaitu Cabang Medan, Binjai, Sibolga, P.Siantar (Berkedudukan di Tebing Tinggi). Kemudian menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara. Dengan keluarnya peraturan pemerintah No. 23 / 1994 tanggal 16 Juni 1994 maka ditetapkan status PLN sebagi persero. Adapun yang melatarbelakangi perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi kebutuhan listrik yang terus meningkat dewasa ini. Untuk mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan Sumatera Utara dimasa – masa mendatang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa kelistrikan, maka berdasarkan Surat Keputusan Nomor 078.K/023/DIR/1996 tanggal 8 Agustus 1996 dibentuk organisasi baru bidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara. PT PLN (Persero) Wilayah II berkonsentrasi pada distribusi dan penjualan tenaga listrik.

(53)

4.1.3. Visi, Misi dan Motto PT PLN (Persero) a. Visi

Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.

b. Misi

1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham.

2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. c. Motto

Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik (Electricity for a Better Life) 4.1.4. Nilai – Nilai Perusahaan

Saling Percaya, Integritas, Peduli dan Pembelajar.

4.1.5. Uraian Fungsi dan Tugas Pokok pada Organisasi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

1. General Manager

(54)

mutu yang memadai secara efisien, meningkatkan mutu dan keandalan serta pelayanan pelanggan; dan memastikan terlaksananya Good Corporate Governance (GCG) di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.

2. Bidang Perencanaan

2.1 Sub Bidang Perencanaan Perusahaan

Bertanggung jawab atas tersusunnya rencana pengusahaan tenaga listrik, system manajemen kinerja, perencanaan investasi, serta menggali potensi kerjasama dengan pihak luar, menciptakan kerangka pelaksanaan kerja sehingga dapat mendukung upaya pengusahaan tenaga listrik yang efektif, efisien dengan mutu serta keandalan yang baik dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik

2.2 Sub Bidang Perencanaan Sistem

Bertanggung jawab atas tersusunnya perencanaan umum penyediaan tenaga listrik beserta kebutuhan investasinya. Merencanakan pengembangan sistem pembangkit, transmisi, Gardu Induk dan distribusi sesuai standar, menciptakan kerangka pelaksanaan kerja, sehingga dapat mendukung upaya pengusahaan tenaga listrik yang efektif, efisien dengan tingkat mutu serta keandalan yang baik dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

2.3 Sub Bidang Sistem Informasi

(55)

kerja sehingga dapat mendukung upaya pengusahaan tenaga listrik yang efektif, efisien dengan mutu serta keandalan yang baik dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

3. Bidang Teknik

3.1 Sub Bidang Konstruksi

Bertanggung jawab atas tersusunnya standarisasi, analisa harga satuan dan manajemen kontruksi dan rehabilitasi jaringan distribusi, pembangkit dan sarana, yang memenuhi kriteria manajemen lingkungan dan keselamatan ketenagalistrikan, menciptakan kerangka pelaksanaan kerja, sehingga dapat mendukung upaya pengusahaan tenaga listrik yang efektif, efisien, memenuhi tingkat mutu dan keandalan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

3.2 Sub Bidang Distribusi

(56)

3.3 Sub Bidang Pengukuran Dan Sistem Proteksi

Bertanggung jawab atas tersusunnya sistem proteksi dan pengukuran yang handal dan akurat untuk mendukung pelayanan tenaga listrik kepada masyarakat.

4. Bidang Niaga Dan Pelayanan Pelanggan 4.1 Sub Bidang Pemasaran

Bertanggung jawab atas tersusunnya rencana pemasaran yang menjamin tercapainya target pendapatan penjualan tenaga listrik yang berorientasi kepada kebutuhan pelanggan, serta kesediaan standar pelaksanaan kerja dan tercapainya interaksi kerja yang baik antar unit-unit pelaksana dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

4.2 Sub Bidang Komersial

Bertanggung jawab atas upaya pencapaian target pendapatan dari penjualan tenaga listrik, transaksi pembelian tenaga listrik yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan, serta ketersediaan standar pelaksanaan kerja dan tercapainya interaksi kerja yang baik antar unit-unit pelaksana serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

4.3 Sub Bidang Pengembangan Usaha

(57)

5. Bidang Keuangan

5.1 Sub Bidang Anggaran

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pengelolaan anggaran unit sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen keuangan yang baik serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

5.2 Sub Bidang Keuangan

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen keuangan yang baik sesuai ketentuan yang berlaku serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

5.3 Sub Bidang Pengendalian Pendapatan

Bertanggung jawab atas pengelolaan pendapatan perusahaan yang baik sesuai ketentuan yang berlaku dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

5.4 Sub Bidang Pajak Dan Asuransi

Bertanggung jawab atas pengelolaan pajak dan asuransi perusahaan yang baik sesuai ketentuan yang berlaku dan menerapkan tata kelola pajak perusahaan yang baik.

5.5 Sub Bidang Akuntansi

(58)

6. Bidang Sumberdaya Manusia Dan Organisasi 6.1 Sub Bidang Pengembangan Organisasi dan SDM

Bertanggung jawab atas penyusunan dan evaluasi perencanaan organisasi dan SDM untuk mendukung kelancaran kerja organisasi, menyusun anggaran biaya pegawai, menyusun rencana pengembangan pegawai sesuai kebutuhan kompetensi jabatan dan kompetensi individu, serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik

6.2 Sub Bidang Administrasi SDM

Bertanggung jawab atas pengelolaan administrasi kepegawaian sesuai kebijakan perusahaan dan hubungan industrial yang baik, mendukung peningkatan produktivitas organisasi serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

7. Bidang Komunikasi Hukum Dan Administrasi 7.1.Sub Bidang Komunikasi Dan Bina Lingkungan

Bertanggung jawab atas terciptanya jembatan komunikasi dengan pihak internal dan eksternal, serta melakukan pembinaan lingkungan untuk mendukung peningkatan citra perusahaan serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

7.2.Sub Bidang Hukum

(59)

7.3.Sub Bidang Administrasi Umum Dan Fasilitas

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pengelolaan administrasi kesekretariatan, dan pengelolaan keamanan, fasilitas, sarana dan prasarana kantor untuk mendukung kelancaran kerja perusahaan serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

8. Audit Internal

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan audit internal sesuai program kerja pemeriksaan tahunan dan pemantauan tindak lanjut hasil temuan, pembinaan dan penyempurnaan sistem manajemen dan oprasional untuk mendukung terlaksananya tata kelola perusahaan yang baik.

4.2. Karakteristik Pegawai yang Menggunakan Personal Computer di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

4.2.1. Umur

Keadaan umur pegawai yang menggunakan personal computer di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 4.1. :

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Pegawai yang Menggunakan Personal Computer Berdasarkan Kelompok Umur di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011

No Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persen(%)

1 ≤ 29 11 52,3

2 > 29 10 47,7

Jumlah 21 100,0

[image:59.612.116.526.554.613.2]
(60)

Berdasarkan tabel 4.1. dapat diketahui bahwa frekuensi terbesar berada pada kelompok umur ≤ 29 yaitu 11 orang (52,3%).

4.2.2. Jenis Kelamin

Keadaan jenis kelamin pegawai yang menggunakan personal computer di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 4.2. : Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pegawai yang Menggunakan Personal

Computer Berdasarkan Jenis Kelamin di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011

No Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persen(%)

1 Laki – laki 10 47,7

2 Perempuan 11 52,3

Jumlah 21 100,0

Berdasarkan tabel 4.2. dapat diketahui bahwa frekuensi jenis kelamin terbesar berada pada jenis kelamin perempuan yaitu 11 orang (52,3%).

4.2.3. Status Perkawinan

[image:60.612.114.528.279.338.2]

Keadaan status perkawinan pegawai yang menggunakan personal computer di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 4.3. : Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pegawai yang Menggunakan Personal

Computer Berdasarkan Status Perkawinan di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011

No Status Perkawinan Jumlah (Orang) Persen(%)

1 Kawin 14 66,7

2 Belum kawin 7 33,3

Jumlah 21 100,0

[image:60.612.113.528.543.602.2]
(61)

4.2.4. Lama Kerja

Keadaan lama kerja pegawai yang menggunakan personal computer di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 4.4. : Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Pegawai yang Menggunakan Personal

Computer Berdasarkan Lama Kerja di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011

No Lama Kerja (Jam) Jumlah (Orang) Persen(%)

1 8 16 76,2

2 > 8 5 23,8

Jumlah 21 100,0

Lama kerja dibedakan atas 8 jam dan > 8 jam. Hal ini didasarkan atas batas lama kerja yang diperkenankan yaitu selama 8 jam per hari.

Berdasarkan tabel 4.4. dapat diketahui bahwa frekuensi terbesar responden bekerja dengan lama kerja 8 jam yaitu sebanyak 16 orang (76,2%).

4.2.5. Masa Kerja

[image:61.612.112.530.222.282.2]

Keadaan masa kerja pegawai yang menggunakan personal computer di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 4.5. : Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Pegawai yang Menggunakan Personal

Computer Berdasarkan Masa Kerja di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011

No Masa Kerja (Tahun) Jumlah (Orang) Persen(%)

1 ≤ 6 11 52,3

2 > 6 10 47,7

Jumlah 21 100,0

[image:61.612.118.530.543.602.2]
(62)

Berdasarkan tabel 4.5. dapat diketahui bahwa frekuensi terbesar responden bekerja dengan masa kerja ≤ 6 tahun yaitu sebanyak 11 orang (52,3%).

4.3. Hasil Pengukuran

4.3.1. Hasil Pengukuran Antropometri Duduk Pegawai yang Menggunakan Personal Computer di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Tahun

[image:62.612.111.531.277.481.2]

2011

Tabel 4.6. Distribusi Antropometri Duduk Pegawai yang Menggunakan Personal Computer di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011

No Jenis Ukuran Rata – rata (cm)

SD (cm)

5th persentil ( - 1,645*SD)

(cm)

95th persentil ( + 1,645*SD)

(cm)

1 Tinggi mata 115,78 8,08 102,47 129,07

2 Tinggi bahu 59,45 2,56 55,23 63,67

3 Lebar bahu 40,77 3,04 35,80 45,78

4 Tinggi siku 64,85 3,22 59,56 70,14

5 Lebar pinggul 35,01 2,45 30,98 39,04

6 Tinggi popliteal 41,01 1,61 38,36 43,65

7 Tinggi lutut 54,00 1,68 51,23 56,76

8 Bokong popliteal 44,91 2,65 40,56 49,27

9 Jangkauan tangan 71,72 5,00 63,49 79,94

(63)

4.3.2. Hasil Pengukuran Meja Kerja Pegawai yang Menggunakan Personal Computer di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011

[image:63.612.110.536.239.465.2]

Meja yang digunakan oleh pegawai/responden tidak sama ukurannya, tetapi memiliki bentuk yang sama.

Tabel 4.7. Distribusi Ukuran Meja Kerja Pegawai yang Menggunakan Personal Computer di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011

No Jenis Ukuran

Jenis Meja Ukuran

yang Dianjurkan (cm) Keterangan Meja I Meja II Meja III Meja IV

1 Tinggi meja 76 75 75 75 68 – 74 Tidak sesuai

2 Lebar meja 78 75 74 77 < 80 Sesuai

3 Tebal daun meja

1,5 15 10 10 disesuaikan (jarak permukaan bawah daun meja dengan permukaan atas alas duduk 15

cm)

Sesuai

(64)

4.3.3. Hasil Pengukuran Kursi Kerja Pegawai yang Menggunakan Personal Computer di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011

Tabel 4.8. Distribusi Ukuran Kursi Kerja Pegawai yang Menggunakan Personal Computer di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011

N o

Jenis Ukuran

Jenis Kursi Ukuran

yang Dianjurkan

(cm)

Keterangan

I II III IV V

1

Tinggi alas duduk

48 – 50 46 - 55 44 - 57 47 43 - 53 38 – 54

Kursi II dan III tidak sesuai dengan yang dianjurkan 2 Panjang alas duduk

52 50 42 48 48 40

Seluruh panjang alas duduk tidak sesuai dengan yang dianjurkan 3 Lebar alas duduk

54 48,5 43,5 45 50 40 – 44

Kursi I, II, IV dan V tidak sesuai dengan yang

dianjurkan 4 Tinggi

sandaran 51 67 46,5 50 45

< tinggi bahu Kursi II tidak sesuai dengan yang dianjurkan

5 Lebar

sandaran 49 48 40 48 46

≤ lebar

bahu

Kursi I, II dan IV tidak

sesuai dengan yang

[image:64.612.99.544.177.602.2]
(65)
(66)
[image:66.612.62.586.221.662.2]

4.3.4. Perancangan Meja dan Kursi Kerja yang Sesuai dengan Antropometri Duduk Pegawai yang Menggunakan Personal Computer di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011

Tabel 4.9. Hasil Pengolahan Data Antropometri Duduk untuk Ukuran Meja dan Kursi Kerja Pegawai yang Menggunakan Personal Computer di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011

N o Dimensi Pengukuran Ukuran Hasil Pengukuran (cm) Ukuran yang Dianjurkan (cm) Pengolahan Data Antropometri

5th persentil (cm)

Pengolahan Data Antropometri

95th persentil (cm) Ukuran yang Sesuai dengan Antropometri (cm) Keterangan

1 Tinggi meja 75 – 76 68 -74

Tinggi siku + tinggi sepatu (3 cm) = 59,56

+ 3 = 62,56

Tinggi siku + tinggi sepatu (3 cm) = 70,14

+ 3 = 73,14

63 – 74

Ukuran berdasarkan

tinggi siku

2 Lebar meja 74 – 78 < 80 63,49 79,94 64 – 80

Ukuran berdasarkan

jangkauan tangan

3 Tinggi alas

duduk 43 – 57 38 – 54

Tinggi popliteal + tinggi sepatu (3 cm) = 38,36

+ 3 = 41,36

Tinggi popliteal + tinggi sepatu (3 cm) = 43,65

+ 3 = 46,65

42 – 47

Ukuran berdasarkan

tinggi popliteal

4 Panjang alas

duduk 42 – 52 40 40,56 49,27 41 – 50

Ukuran berdasarkan jarak bokong

popliteal

5 Lebar alas

duduk 43,5 – 54 40 – 44 30,98 39,04 31 – 40

Ukuran berdasarkan lebar pinggul

6 Tinggi

sandaran 45 – 67

< tinggi

bahu 55,23 63,67 56 – 64

Ukuran berdasarkan

tinggi bahu

7 Lebar

sandaran 40 – 49 lebar bahu 35,80 45,78 36 – 47

Ukuran berdasarkan

lebar bahu

8 Tinggi layar

monitor 111 – 116

tinggi

mata duduk 102,47 129,07 103 – 130

Ukuran

Gambar

Tabel 2.1.
Gambar 2.1 Sikap kerja pada Visual Display Terminal (VDT) yang direkomendasikan oleh Cakir et al
Gambar 2.3 Keyboard Qwerty (Sumber : Wardhana, 1997 )
Gambar 2.5 Keyboard Klockenberg (Sumber : Wardhana, 1997)
+7

Referensi

Dokumen terkait

PLN (Persero) Kantor Wilayah Sumatera Utara Medan untuk menerapkan pemberian sistem imbalan yang sesuai dengan prestasi yang dicapai dan lebih transparan dalam pemberiannya

akhir yang berjudul “Sistem Pengawasan Internal Gaji dan Upah Pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan”.. Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk

Kuesioner Penelitian Insentif Dalam Meningkatkan Prestasi Kerja Karyawan Pada PT PLN (Persero) Wilayah II Sumatera.

PLN (Persero) Sumatera Utara adalah sebagai pelaku usaha, sedangkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara, Menteri Keuangan RI, Pemerintah

Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009..

PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara dalam pencapaian visi dan misi perusahaan dapat dilihat dari hasil perhitungan yang rata-rata berada di angka 72% dan

Penelitian ini dilakukan untuk melihat Pengaruh antara Komitmen Karyawan, Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap kinerja pada Karyawan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera

PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara adalah unit usaha PLN yang bergerak dalam kegiatan pembangkitan tenaga listrik dengan menggunakan pembangkit jenis PLTA,