• Tidak ada hasil yang ditemukan

Early Childhood Caries : Hubungan Streptococcus Mutans Pada Ibu Dan Anak Berdasarkan Pengalaman Karies Anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Early Childhood Caries : Hubungan Streptococcus Mutans Pada Ibu Dan Anak Berdasarkan Pengalaman Karies Anak"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

EARLY CHILDHOOD CARIES : HUBUNGAN

STREPTOCOCCUS MUTANS PADA IBU DAN ANAK

BERDASARKAN PENGALAMAN KARIES ANAK

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

INA JULITA SITEPU NIM : 050600042

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak

Tahun 2011

Ina Julita Sitepu

Early Childhood Caries : Hubungan Streptococcus mutans pada Ibu dan

Anak Berdasarkan Pengalaman Karies Anak

xi + 42 halaman

Karies pada gigi desidui atau karies botol yang sekarang dikenal dengan

sebutan Early Childhood Caries atau ECC merupakan masalah kesehatan yang utama

pada bayi dan anak-anak. Etiologi ECC seperti karies umumnya yaitu, multifaktorial

dengan bakteri patogen pertama adalah Streptococcus mutans. Penelitian

menunjukkan S.mutans dapat ditransmisikan secara horizontal dan vertikal.

Penelitiaan ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan jumlah koloni S.mutans pada

anak dengan pengalaman karies tinggi dan karies rendah. Disamping itu ingin

mengetahui hubungan jumlah koloni S.mutans pada ibu dan anak dengan pengalaman

karies tinggi dan karies rendah pada anak ECC.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian cross-sectional. Sampelnya yaitu

anak dengan pengalaman karies tinggi dan ibunya sejumlah 12 pasang serta anak

dengan pengalaman karies rendah dan ibunya sejumlah 15 pasang. Selanjutnya

dilakukan penghitungan jumlah koloni S.mutans keduanya yang diambil dari plak

(3)

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan jumlah koloni S.mutans pada

anak dengan pengalaman karies tinggi dan rendah. Terdapat hubungan jumlah koloni

S.mutans pada ibu yang memiliki anak pengalaman karies rendah dengan jumlah

koloni S.mutans pada anak pengalaman karies rendah.

Penelitian ini menunjukkan adanya kemungkinan transmisi bakteri dari ibu

kepada anak dan selain itu ada faktor lain yang berperan. Anak dengan pengalaman

karies tinggi memiliki jumlah koloni S.mutans yang tinggi juga.

(4)

EARLY CHILDHOOD CARIES : HUBUNGAN

STREPTOCOCCUS MUTANS PADA IBU DAN ANAK

BERDASARKAN PENGALAMAN KARIES ANAK

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

INA JULITA SITEPU NIM : 050600042

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(5)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan

di hadapan tim penguji skripsi

Medan, Maret 2011

Pembimbing Tanda Tangan

(6)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi pada

23 Maret 2011

TIM PENGUJI

KETUA : Yati Roesnawi, drg

ANGGOTA : 1. Taqwa D., drg., Sp.KGA

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih karunia dan

kebaikan-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai salah satu

kewajiban penulis untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran

Gigi.

Dalam penulisan skripsi ini penulis sudah menerima banyak bimbingan,

bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan tulus penulis

menyampaikan terima kasih kepada :

1. Essie Octiara, drg., Sp. KGA selaku dosen pembimbing yang sudah begitu

banyak memberikan perhatian, waktu, tenaga, dan pikiran serta dengan penuh

kesabaran membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Yati Roesnawi, drg sebagai Ketua Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak.

3. Simson Damanik, drg., M.Kes sebagai Pembimbing Akademik penulis.

4. Seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak

yang sudah memberikan masukan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi

ini.

5. Prof. Trimurni Abidin, drg., M.Kes., Sp.KG(K) selaku Ketua Tim Pelaksana

Desa Binaan Pepsodent-Fakultas Kedokteran Gigi USU.

6. Prof. Dr. Dwi Suryanto, M.Sc atas bimbingan, waktu, dan masukan yang telah

(8)

7. Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes selaku PUDEK I FKM USU atas

bimbingan dan bantuannya kepada penulis dalam mengolah data.

8. Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc selaku Ketua Laboratorium Mikrobiologi

FMIPA USU yang sudah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

pembiakan bakteri di Laboralorium Mikrobiologi FMIPA USU.

9. Prof. dr. Sutomo Kasiman, Sp.PD., Sp.JP(K) selaku Ketua Komisi Etik

Penelitian Bidang Kesehatan yang sudah menyetujui dilakukannya penelitian

ini.

10.Seluruh staf pengajar dan pegawai Fakultas Kedokteran Gigi yang telah

mendidik dan menolong penulis selama masa pendidikan.

11.Bapak Sunaryo selaku Kepala Desa Ujung Rambung yang telah membantu

penulis selama proses penelitian ini.

12.Seluruh penduduk desa Ujung Rambung terkhusus ibu dan anak atas

kerjasama serta kesediaannya untuk diperiksa dan menjadi sampel penelitian.

13.Rasa cinta dan hormat kepada orang tua penulis A. Sitepu dan L.Sembiring

atas seluruh kasih sayang, doa, perhatian, dan dukungan bagi penulis.

14.Kakanda yang kukasihi Ganda Setiawan, Dewi Rosmawati, SE., Ringan

Marianna, drg., Apri Krista, S.Pt untuk seluruh cinta dan dukungan doanya.

15.Keponakanku yang tersayang Trixie, Nicholas, Rangga, Sammy untuk

keceriaan yang diberikan.

16.Teman-teman yang terkasih Iren, Sabrina, Mei, Sally, Puspa, Andi, Sri, Fery,

Gita, Rohdo, Mocil, Mia, Selvi, Ain, bang Rendy, dan sahabatku Uni untuk

(9)

17.Kak Martini, adik-adikku (Adi, Naldes, Lamser, Ester, Isfa, Iiyani, Muktar,

Ucy), Koordinasi UKM KMK USU, dan Pengurus PMdK yang telah memberi

dorongan dan doa.

18.Teman-teman setim penelitian desa Ujung Rambung-Departemen Ilmu

Kedokteran Gigi Anak, Maslah, Bang Nico, bang Mitra, bang Eiri, dan Adi

untuk kerjasamanya selama penelitian ini.

19.Ibu Id, Nikmah, Amy, Adi, Yayan, Ika, dan seluruh asisten Laboratorium

Mikrobiologi FMIPA USU untuk semua bantuan yang diberikan kepada

penulis selama melakukan pembiakan bakteri.

20.Seluruh pihak yang sudah membantu penulis mengerjakan skripsi ini.

Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat

memberikan sumbangsih bagi kemajuan ilmu pengetahuan terkhusus dalam

bidang kedokteran gigi.

Medan, Maret 2011 Penulis

(10)

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

(11)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 22

3.2 Populasi dan Sampel ... 22

3.3 Variabel Penelitian ... 24

3.4 Definisi Operasional ... 24

3.5 Alat dan Bahan Kerja ... 26

3.6 Cara Kerja ... 27

3.7 Pengolahan dan Analisis Data ... 28

3.8 Tempat dan waktu Penelitian ... 28

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Jumlah Koloni S.mutans pada Anak ECC berdasarkan Pengalaman Karies ... 30

4.2 Perbedaan Jumlah Koloni S.mutans pada Ibu dari Anak Pengalaman Karies Tinggi dan Rendah ... 31

4.3 Hubungan Jumlah Koloni S.mutans pada Ibu dengan Jumlah Koloni S.mutans pada Anak ... 31

BAB 5 PEMBAHASAN ... 33

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 36

6.2 Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 37

LAMPIRAN

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Spesies bakteri yang ditemukan dalam plak ... 15

2. Frekuensi dan Distribusi Pengalaman Karies Tinggi dan Rendah Anak Usia 3-5 Tahun berdasarkan Jenis Kelamin ... 30

2. Jumlah Koloni S.mutans pada Anak ECC berdasarkan Pengalaman Karies ... 30

3. Perbedaan Jumlah Koloni S.mutans pada Ibu dari Anak dengan

Pengalaman Karies Tinggi dan Karies Rendah ... 30

4. Hubungan Jumlah Koloni S.mutans pada Ibu dengan Jumlah Koloni

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. ECC tahap inisial ... 9

2. ECC tahap kedua ... 10

3. ECC tahap ketiga ... 11

4. ECC tahap keempat ... 11

5. Plak supragingival yang sudah matur ... 14

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Informasi Kepada Orang Tua

2. Surat Pernyataan Bersedia Menjadi Subjek Penelitiaan

3. Lembar Pemeriksaan Untuk Anak

4. Surat Persetujuan Komisi Etik Pelaksanaan Penelitian

5. Surat Keterangan Telah Selesai Penelitian

(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karies pada gigi desidui atau karies botol yang sekarang dikenal dengan

sebutan Early Childhood Caries atau ECC merupakan masalah kesehatan yang utama

pada bayi dan anak-anak. Dilaporkan penyakit ini merupakan alasan terbesar yang

menyebabkan anak masuk rumah sakit. Lima kali lebih besar bila dibandingkan

dengan asma dan tujuh kali lebih besar bila dibandingkan dengan demam. Anak

datang melakukan pengobatan baik untuk mencabut gigi karena karies ataupun untuk

menambal gigi.1-5

ECC berkembang pesat dan memiliki dampak buruk pada kesehatan anak.

ECC merupakan masalah kesehatan yang serius.3-6 American Academy of Pediatric

Denstistry (AAPD) mendefinisikan ECC yaitu satu atau lebih karies (tanpa kavitas

atau lesi), adanya gigi yang hilang karena karies atau gigi yang ditambal pada gigi

desidui anak usia 0-71 bulan.2-3,7

ECC merupakan penyakit kronik infeksius yang dapat terjadi segera setelah

gigi anak erupsi khususnya pada anak yang keluarganya berpendapatan rendah

walaupun tidak terbatas pada golongan ini saja.7-9 Prevalensi ECC terlihat lebih tinggi

pada masyarakat ekonomi lemah dan minoritas seperti Native American, Hispanics,

dan Afrika-Amerika di negara Amerika Serikat. Hispanics memiliki prevalensi

tertinggi di negara maju dan negara sedang berkembang yaitu13-29%.9 Prevalensi

(16)

Texas pada 1230 anak (usia 3-5 tahun) didapat sebesar 18,5% untuk usia 3 tahun;

22,4% anak usia 4 tahun; dan 27,9% anak usia 5 tahun.8

Etiologi ECC sama dengan etiologi karies secara umum yaitu disebabkan oleh

multifaktorial yang awalnya karena terinfeksi bakteri. Salah satu mikroba patogen

penyebab karies yang banyak ditemukan dalam biofilm kariogenik atau plak adalah

Streptococcus mutans (S. mutans).1-3,4,6,8,10-12 Penelitian menemukan bahwa dari

mutans streptococci didapat jumlah koloni S. mutans sebesar 74-94% pada berbagai

populasi yang berbeda.13 Pada anak karies di Kolombia dideteksi 51,4% S. mutans

sedangkan pada anak-anak di Maine 63,3%.14 Penelitian yang dilakukan oleh

Mitsugi Okada dan kawan-kawan pada 77 anak prasekolah didapat hasil, insidens

karies berbanding lurus dengan jumlah koloni S. mutans.15

S. mutans dapat ditransmisikan secara vertikal melalui ibu ke anaknya dan

horizontal melalui teman-teman sepermainan.8,12,16 Penelitian yang dilakukan di

Mongolia pada 320 anak usia 6-30 bulan beserta ibunya menunjukkan hasil : pada

ibu prevalensi secara keseluruhan S. mutans sebesar 79% dan Streptococcus sobrinus

(S. sobrinus) sebesar 33% sedangkan bila dilihat secara terpisah dari prevalensi

tersebut ditemukan 54% S. mutans, 8% terdapat S.sobrinus, 25% terdapat kedua

strain tersebut. Pada anak usia 6-18 bulan salah satu atau kedua strain tersebut

dideteksi pada 67,3% sedangkan pada anak usia 19-30 bulan dideteksi 76,5%. Bila

dilihat secara terpisah ditemukan hasil 45% terdapat S. mutans, 9% terdapat

S. sobrinus, dan 18% terdeteksi keduanya. Pada penelitian ini juga menunjukkan

terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah koloni S. mutans pada ibu dengan

(17)

Di Indonesia penelitian tentang prevalensi ECC sudah dilakukan oleh

Febriana dan kawan-kawan di Jakarta dan diperoleh hasil prevalensi karies pada anak

usia 3 tahun adalah 52,7%.18 Data mengenai prevalensi ECC dan penelitian mengenai

hubungan jumlah koloni S. mutans pada ibu dan anak belum ditemukan di Sumatera

Utara. Hal ini menyebabkan peneliti ingin mengetahui tentang hal tersebut. Subjek

diteliti dari anak dan ibu yang bertempat tinggal di Desa Ujung Rambung Kecamatan

Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Desa ini dipilih karena Fakultas

Kedokteran Gigi USU melakukan kerjasama dengan kabupaten tersebut dan desa ini

merupakan desa percontohan.

Desa tersebut berjarak lebih kurang 40 km dari kota Medan. Berdasarkan data

statistik (2002), luas desa ini 3,28 km2. Jumlah penduduk 3.212 jiwa dengan 499 KK,

terdiri dari 1.225 pria, 1.017 wanita, 487 anak laki-laki, dan 454 anak perempuan.

Jumlah anak yang berusia 3-5 tahun lebih kurang 110 jiwa. Penelitian ini ditujukan

pada populasi anak usia 3-5 tahun bersama dengan ibunya. Penduduk bekerja pada

sektor pertanian, perkebunan, industri kecil dan sedang, serta sektor jasa.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Penelitian ini dilakukan untuk melihat :

1. Apakah ada perbedaan jumlah koloni S. mutans pada anak pengalaman

karies tinggi dengan karies rendah pada penderita ECC

2. Apakah ada perbedaan jumlah koloni S. mutans pada ibu dari anak

(18)

3. Apakah ada hubungan jumlah koloni S.mutans pada ibu yang memiliki

anak dengan karies tinggi dengan jumlah koloni S.mutans pada anak yang memiliki

karies tinggi

4. Apakah ada hubungan jumlah koloni S.mutans pada ibu yang memiliki

anak dengan karies rendah dengan jumlah koloni S.mutans pada anak yang memiliki

karies rendah

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menganalisis apakah ada perbedaan jumlah koloni S. mutans pada anak

pengalaman karies tinggi dengan karies rendah pada penderita ECC.

2. Menganalisis apakah ada perbedaan jumlah koloni S. mutans pada ibu

dari anak pengalaman karies tinggi dengan ibu dari anak karies rendah.

3. Menganalisis hubungan jumlah koloni S.mutans pada ibu yang memiliki

anak dengan karies tinggi dengan jumlah koloni S.mutans pada anak yang memiliki

karies tinggi.

4. Menganalisis hubungan jumlah koloni S.mutans pada ibu yang memiliki

anak dengan karies rendah dengan jumlah koloni S.mutans pada anak yang memiliki

karies rendah.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat :

(19)

Memberikan informasi khususnya di bidang Ilmu Kedokteran Gigi Anak

mengenai hubungan jumlah koloni S. mutans pada ibu dan anak sehingga dapat

digunakan sebagai acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya.

2. Manfaat untuk masyarakat

Memberikan informasi pada ibu dan anaknya mengenai adanya hubungan

jumlah koloni S. mutans pada ibu dan anak agar memotivasi ibu dan anak untuk

menjaga kebersihan rongga mulutnya.

3 Manfaat secara Klinis

Memberikan informasi tentang adanya hubungan jumlah koloni S. mutans

pada ibu dan anak sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan karies berdasarkan

(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Early Childhood Caries

Penelitian terbaru membawa kita kepada istilah Early Childhood Caries yang

dulu dikenal dengan istilah nursing caries atau baby bottle tooth decay.6 ECC

merupakan bagian dari karies gigi yang progresif terjadi segera setelah gigi anak

erupsi, prosesnya sangat cepat berkaitan dengan infeksi yang menyeluruh dan

berhubungan dengan diet serta mungkin saja berdampak buruk pada pertumbuhan

anak.3,8 ECC merupakan suatu kondisi karies yang signifikan pada gigi anak,

khususnya pada gigi insisivus atas dan bawah.19

Definisi ECC masih bermacam-macam dan selama ini beberapa definisi sudah

dikeluarkan dan diterapkan. Hal ini menyebabkan susahnya membandingkan data

epidemiologi dari penelitian yang berbeda.20 Ada yang mendefinisikan ECC sebagai

karies pada gigi desidui.1 Tahun 1999, National Institude of Dental and Craniofasial

Research (NIDCR) mengeluarkan definisi ECC yaitu adanya satu atau lebih karies

pada permukaan gigi desidui.20 ECC juga didefinisikan sebagai bentuk karies yang

destruktif pada anak. National Institutes of Health mendefinisikan ECC adalah

adanya satu atau lebih kavitas, gigi hilang (karena karies) atau adanya permukaan gigi

desidui yang ditambal pada anak di bawah 71 bulan.21 Ada pula yang mendefinisikan

ECC adalah adanya minimal satu gigi insisivus desidui maksila yang terkena karies,

(21)

adalah satu atau lebih karies (tanpa kavitas atau lesi), adanya gigi yang hilang karena

karies atau gigi yang ditambal pada gigi desidui anak usia 0-71 bulan. 2-3,7

Masalah utama ECC bukan pada definisinya saja, tapi mengenai penyebaran

dan epidemiologinya pada anak dengan orang tua berpendapatan rendah.1 Penelitian

Resine dan kawan-kawan menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara

pendapatan orang tua dengan risiko karies pada anak.23 Penelitian yang dilakukan

A. Livny dan kawan-kawan di Jerusalem menunjukkan anak yang lahir dari keluarga

yang memiliki anak lebih dari lima orang memiliki kemungkinan terkena karies

sepuluh kali lebih besar.20 Penelitian lain yang dilakukan oleh I. Camacho dan

kawan-kawan pada masyarakat dengan pendapatan rendah didapat hasil prevalensi

Severe Early Childhood Caries (S-ECC) sebesar 42,2% pada tahun 1996 sedangkan

pada tahun 2007 sebesar 34,95%.24

Prevalensi karies pada anak prasekolah mungkin lebih tinggi dari 90% di

beberapa subpopulasi. Survei Kesehatan Rongga Mulut Nasional di Amerika pada

tahun 1996 menemukan bahwa 38% anak usia 2-9 tahun memiliki karies pada gigi

desidui. Di antara anak usia 2-4 tahun, didapat hasil 32% anak Mexican-American

menderita karies, dibandingkan dengan 22% anak kulit hitam dan 13% anak kulit

putih. Pada anak usia 24-36 bulan di Pulau Marianna Utara (Negara bagian Amerika

Serikat), 73% memiliki white spot dan 65% memiliki kavitas pada enamel.1

Prevalensi karies di Mongolia berdasarkan penelitian S. Mashbaljir pada anak usia

6-18 bulan adalah 29% sedangkan pada anak usia 19-30 bulan prevalensinya adalah

(22)

Hampir 30% dari 125 anak Mexican-American yang berusia 8-27 bulan

bermukim di Lembah Yakima menderita ECC. Sebanyak 20% anak

Mexican-American berusia 18-36 bulan dirawat di Los Angeles karena ECC. Hasil studi

epidemiologi menunjukkan anak Native American berisiko tinggi terkena ECC.

Prevalensi ECC pada anak Navajo dan Cherokee yang tinggal di daerah kumuh

adalah 72% dan 55%. Prevalensi ECC di Ohio yang diamati pada 200 anak usia 3,5-5

tahun adalah 11% sedangkan di Virgins Island yang diamati pada 375 anak yang

berusia 3-5 tahun adalah 12%. 8

Prevalensi ECC pada anak di negara berkembang mungkin saja lebih tinggi

dari 70%.9 Penelitian yang dilakukan di Santiago, Chili pada anak prasekolah didapat

hasil hanya 43,2% yang bebas karies.25 Prevalensi ECC di Filipina pada anak usia

2 tahun sebesar 59%, usia 3 tahun 85%, 4 tahun 90%, dan usia 5 tahun 94%.26

Penelitian Jigjid dan kawan-kawan di Mongolia menunjukkan hasil prevalensi ECC

sebesar 72%.27 Di Thailand prevalensi karies pata anak usia 3 tahun tahun 2000-2001

yaitu 65,7%.28 Di Brazil, sebesar 27% anak usia 18-36 bulan dan hampir 60% anak

usia 5 tahun memiliki sedikitnya satu gigi desidui yang karies. Secara rata-rata anak

usia 1 tahun paling tidak memiliki satu gigi karies dan tiga gigi karies pada anak usia

5 tahun.5

Prevalensi karies pada anak prasekolah menurun di kebanyakan negara maju,

tetapi meningkat di negara berkembang.28 Penurunan ini berhubungan dengan makin

meningkatnya kebiasaan menjaga kebersihan rongga mulut sedangkan peningkatan

(23)

2.1.1 Gambaran Klinis Early Chidhood Caries

ECC pada tahap inisial terdapat lesi karies pada pemukaan halus mengenai

gigi insisivus desidui maksila. Saat karies berkembang terlihat di permukaan oklusal

molar pertama desisui maksila yang akhirnya menyebar ke gigi desidui yang lain

kemudian menghancurkan pertumbuhan gigi desidui.8

Menurut literatur gambaran klinis ECC terdiri dari empat tahap yaitu:30

a. Tahap inisial

Tahap ini dikarakteristikkan dengan terlihatnya permukaan seperti kapur, lesi

demineralisasi berwarna opak pada permukaan halus gigi desidui insisivus maksila.

Hal ini terjadi saat anak berusia 10-20 bulan atau lebih muda. Suatu garis putih yang

khas terlihat pada daerah servikal dari permukaan vestibular dan palatal gigi-gigi

insisivus maksila.

Pada tahap ini, lesi reversibel tapi orang tua dan dokter yang pertama

memeriksa mulut anak sering mengabaikan lesi tersebut. Lebih lanjut, lesi ini dapat

didiagnosa hanya setelah seluruh gigi dikeringkan.

(24)

b. Tahap kedua

Tahap ini terjadi saat usia anak sudah mencapai 16-24 bulan. Dentin

dipengaruhi saat lesi putih pada insisivus berkembang pesat menyebabkan enamel

rusak. Dentin terpapar dan terlihat lunak serta berwarna kuning. Molar desidui

maksila terkena lesi inisial pada permukaan servikal, proksimal dan oklusal.

Pada tahap ini, anak mulai mengeluh kalau giginya sensitif saat tersentuh

makanan atau minuman yang dingin. Orang tua kadang-kadang memperhatikan

perubahan warna pada gigi anak mereka dan mulai cemas.

Gambar 2. ECC tahap kedua 32

c. Tahap ketiga

Tahap ini terjadi saat usia anak 20-36 bulan. Lesi sudah luas pada salah satu

insisivus maksila dan pulpa sudah teriritasi. Anak akan mengeluh sakit saat

mengunyah dan menyikat gigi. Pada malam hari anak akan merasa kesakitan spontan.

Pada tahap ini, molar desidui maksila pada tahap kedua sedangkan gigi molar desidui

(25)

Gambar 3. ECC tahap ketiga 31

d. Tahap keempat

Tahap ini terjadi ketika anak sudah berusia 30-48 bulan. Mahkota gigi anterior

maksila fraktur sebagai akibat dari rusaknya enamel dan dentin. Pada tahap ini

insisivus desidui maksila biasanya sudah nekrosis dan molar desidui maksila berada

pada tahap tiga. Molar kedua desidui dan kaninus desidui maksila serta molar

pertama desidui mandibula pada tahap kedua. Anak sangat menderita, susah

mengekspresikan rasa sakitnya, susah tidur, dan tidak mau makan.

(26)

2.1.2 Etiologi Early Chidhood Caries

Etiologi ECC hampir sama dengan etiologi karies pada umumnya, yaitu

disebabkan multifaktorial. Faktor tersebut mempengaruhi perkembangan karies.

Adapun faktor itu adalah substrat, host , mikroorganisme dalam plak, dan waktu .33-35

a. Substrat atau diet

Anak yang dietnya tinggi karbohidrat, khususnya sukrosa cenderung terkena

karies lebih tinggi daripada anak yang dietnya mengandung banyak lemak dan

protein.33-34 Hal ini disebabkan karena sukrosa adalah karbohidrat yang banyak

difermentasikan tetapi perlu diingat bakteri bisa memakai semua karbohidrat untuk

difermentasikan. Glukosa dapat difermentasikan menghasilkan asam yang lebih kuat

bila dibandingkan dengan karbohidrat yang lain.35 Hal ini menunjukkan karbohidrat

memegang peranan penting dalam proses karies.33-34

Diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu pembiakan

dan kolonisasi bakteri pada permukaan enamel.33-34 Konsistensi makanan yang

dikonsumsi juga mempengaruhi kecepatan pembentukan plak. Konsistensi makanan

yang lunak atau yang sedikit memerlukan pengunyahan akan mempercepat

pembentukan plak karena sedikit atau sama sekali tidak terjadi efek self cleansing.34

b. Host

Umumnya, karies dimulai dari enamel tapi bisa saja dimulai dari dentin atau

sementum. Saliva memainkan peran penting dalam proses karies yaitu berperan

dalam proses self cleansing dan sistem bufer, saliva membuat proses karies berjalan

lebih lama. Saliva juga memiliki peranan penting pada proses remineralisasi dengan

(27)

Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan gigi sebagai host terhadap

karies yaitu morfologi gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel, faktor kimia

dan krisatalografis. Gigi posterior yang memiliki pit dan fisur khususnya pit dan fisur

yang dalam sangat rentan terhadap karies karena sisa makanan sangat mudah

menumpuk pada bagian itu. Plak juga mudah melekat pada permukaan gigi yang

kasar dan mempercepat perkembangan karies.33

Enamel tersusun atas struktur kimia yang kompleks yang mengandung 97%

mineral (kalsium, fosfat, karbonat, dan fluor), air 1% dan bahan organik 2%. Gigi

desidui lebih mudah terkena karies daripada gigi permanen. Ini terjadi karena gigi

desidui mengandung lebih banyak bahan organik dan air sedangkan jumlah mineral

lebih sedikit daripada gigi permanen. Selain itu, secara kristalografis gigi desidui

tidak sepadat gigi permanen. Hal ini mungkin yang menjadi salah satu alasan

tingginya prevalensi karies pada anak.33-34

c. Mikroorganisme pada Dental Plak

Plak adalah lapisan tipis, padat dan menutupi permukaan enamel gigi.36

Peningkatan dental plak dapat dilihat sebagai biofilm yang dinamik. Secara tidak

langsung plak memelihara lingkungan mikronya sendiri dan mempengaruhi

kesehatan rongga mulut.35

Setiap miligram plak mengandung lebih besar dari 1010 CFU bakteri.

Diperkirakan lebih dari 400 spesies bakteri terdapat di dalam plak.36 Dental plak

mengandung bakteri yang menghasilkan asam dan bisa hidup dalam suasana asam.

Mutans streptococci diyakini sebagai bakteri awal pada proses terjadi dan

(28)

enamel. Pada proses terjadinya karies, segera setelah pH plak turun dan berada pada

pH kritis yaitu sekitar 5,5 asam yang dihasilkan akan mulai mendemineralisasikan

enamel. Ini akan berakhir sekitar 20 menit atau lebih lama tergantung dari

ketersediaan substrat.35

Selain bakteri, di dalam plak juga terkandung sejumlah kecil sel epitel,

leukosit dan makropag. Sel ini terdapat dalam sebuah matriks ekstraseluler yang

dibentuk dari produk sel bakteri dan saliva. Matriks ekstraseluler ini mengandung

protein, polisakarida, dan lemak.36-37

Hipotesa pembentukan plak yang sudah teruji adalah adanya polisakarida

ekstraseluler menyebabkan perlekatan agregasi dan peningkatan koloni bakteri pada

acquired pelikel. Jika polisakarida ekstraseluler tidak ada maka plak tidak mungkin

matang. Polisakarida ekstraseluler ini terdiri dari glukan ikatan alfa yang disintesis

oleh glukosiltransferase S. mutans dari sukrosa.38

Gambar 5. Memperlihatkan gambaran mikroskopis dari plak supragingival yang sudah matur.

(29)

Populasi mikrobial dari plak setelah 24 jam berkisar antara 72-103 juta/mg

berat basah dan meningkat setelah tiga hari menjadi 80-132 juta. Organisme

predominan adalah gram positif berbentuk kokus biasanya dijumpai Streptococcus

mitis, Streptococcus sanguis, dan S. mutans. Bakteri ini terdiri dari kira-kira 84%

flora cultivatable setelah 24 jam dan 70% flora plak setelah 72 jam. Bentuk filamen

dari mikrooorganisme akan terlihat saat plak semakin matang dan bentuk ini paling

besar setelah streptococci. Veilonella kokus anaerob gram-negatif juga banyak di

plak.39

Tabel 1. SPESIES BAKTERI YANG DITEMUKAN DI DALAM PLAK 36

Golongan Fakultatif Anaerob Gram-Positif Streptococcus mutans

Streptococcus sanguis

Spirochetes Treponema denticola

(Spesies Treponema yang lain

d. Waktu

Ketika asam dihasilkan kristal enamel akan rusak dan terjadi kavitas. Proses

ini bisa terjadi selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun Di rongga mulut akan

selalu terjadi proses demineralisasi dan remineralisasi.33-35 Waktu yang diperlukan

(30)

2.1.3 Faktor Risiko Early Chidhood Caries

Adanya hubungan sebab akibat terjadinya karies sering diidentifikasikan

sebagai faktor risiko karies. Adapun faktor risiko ECC adalah pola makan,

pengalaman karies, penggunaan fluor, oral higiene, jumlah bakteri, transmisi bakteri

dari rongga mulut ibu, saliva, umur, jenis kelamin, jumlah anak dalam keluarga, latar

belakang sosial ekonomi keluarga, populasi minoritas, kurangnya pendidikan dan

pengetahuan tentang kesehatan gigi, serta akses ke pelayanan kesehatan gigi,

pencegahan, dan penyuluhan yang masih kurang.1,8-9,20,24,33 Penelitian terbaru

menunjukkan bahwa orang tua dan pengurus anak memiliki peranan yang amat besar

pada kesuksesan pencegahan dan pengobatan ECC.9,33

2.2 Streptococcus mutans

S. mutans seperti telah disebutkan di atas merupakan bakteri utama penyebab

karies. 1-3,4,6,8,10-12 S. mutans masuk ke dalam genus mutans streptococci. S. mutans

merupakan bakteri gram positif. 1,13,39,40

S. mutans berbentuk kokus (bulat atau lonjong), diameter 1 mm, dan

berbentuk rantai. Bakteri ini nonmotil dan fakultatif anareob. Sebagai bakteri yang

anaerob butuh CO2 5% dan nitrogen 95%. Tumbuh maksimal pada suhu 180-400

C.40-41

(31)

2.2.1 Karakteristik Streptococcus mutans

S. mutans merupakan bakteri penting dalam menyebabkan karies karena

bakteri ini bersifat menghasilkan asam (asidogenik) dan dapat hidup dalam suasana

asam (asidurik).37,40 Ditemukan pertama kali oleh Clarke pada tahun 1924.29

S. mutans terdiri atas tiga serotipe yaitu serotipe c, e dan f. 11,40

2.2.2 Hubungan Streptococcus mutans dengan Karies

Penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat

keparahan karies dengan jumlah koloni S. mutans. Penelitian yang dilakukan Karger

menunjukkan pada 14 anak yang menderita S-ECC dalam semua rongga mulut anak

terdapat S. mutans.42

Penelitian yang dilakukan Shuhairy juga menunjukkan adanya hubungan

antara jumlah koloni S. mutans dengan tingkat keparahan karies. Penelitian ini juga

menunjukkan adanya hubungan jumlah S. mutans pada anak dan ibu.10 Penelitian lain

juga memperlihatkan adanya kesamaan DNA S. mutans yang diisolasi dari ibu dan

anak.8

Penelitian yang dilakukan oleh Omar dan kawan-kawan menunjukkan bahwa

pada ada hubungan yang signifikan antara risiko karies ibu dan adanya S. mutans dan

S. Sobrinus pada anak usia 19-31 bulan. Namun, pada anak usia 6-18 bulan tidak

ditemukan hubungan yang signifikan antara kedua hal tersebut.43 Hasil penelitian

W. K. Seow di Australia menunjukkan hasil sebagian besar anak yang positif

(32)

2.3. Pencegahan Karies

ECC merupakan penyakit yang dapat dicegah. Adapun cara untuk mencegah

ECC adalah :

a. Memiliki diet yang baik.

Semakin sering mengkonsumsi sukrosa maka akan mempertinggi

pertumbuhan S. mutans. Oleh karena itu, jangan berikan kepada anak minuman di

dalam botol dengan komposisi utamanya adalah gula, jangan biarkan anak tidur

dengan botol yang mengandung larutan selain air, dan batasi konsumsi minuman

manis pada anak jangan lebih dari enam kali per hari.19,45

b. Memperbaiki gaya hidup

S. mutans seperti yang sudah disebutkan di atas dapat ditularkan dari ibu ke

anak. Oleh karena itu hindari memakai sendok yang sama dengan anak. Ibu

dinasihatkan agar tidak memasukkan makanan ke dalam mulutnya sebelum

memberikan makanan tersebut kepada anak.19,45

c. Instruksi kebersihan rongga mulut

Orang tua seharusnya mulai membersihkan gigi anak segera setelah gigi

erupsi. Sehabis makan seharusnya gigi dan gusi anak dibersihkan agar tidak terjadi

penumpukan plak. Orang tua juga harus mengajari anak untuk menyikat gigi. Selain

itu dapat juga menggunakan dental floss. Metode lain untuk membersihkan plak

(33)

d. Fluoridasi

Pemberian fluor yang teratur baik secara sistemik maupun lokal merupakan

hal yang penting diperhatikan dalam mengurangi terjadinya karies.Ini terjadi karena

fluor dapat meningkatkan remineralisasi.9,33,35

e. Topikal aplikasi antimikrobial agen

Antimikrobial terapi pada anak dapat mengurangi risiko terkena ECC. Dengan

mengaplikasi 10% povidone-iodine setiap dua bulan sekali dapat mengurangi risiko

terkena ECC. Tapi pemberian antimikrobial langsung pada anak bukan hanya

satu-satunya solusi. Sebuah penelitian menunjukkan saat kandungan ibu berusia 7 bulan

dan rutin berkumur dengan sodiumfluoride dan klorheksidin, kolonisasi bakteri pada

anak mereka terhambat sampai usia 4 bulan.1,8,35

f. Melakukan imunisasi

Perkembangan ilmu pengetahuan membawa kita pada pencegahan inovatif

untuk mencegah karies gigi yaitu imunisasi karies, penggunaan sinar laser (laser CO2

dengan panjang gelombang 9,3 μm) dan metode prob molekuler. Penggunaan metode

ini masih memerlukan perhatian khusus. Sampai sekarang metode ini masih

dikembangkan untuk dapat digunakan secara klinis.13,33

g. Kontrol berkala. Orang tua seharusnya sudah membawa anaknya

melakukan kunjungan ke dokter gigi secara berkala sejak anak berumur 12-15

(34)

2.4 Kerangka Teori

- transmisi bakteri dari rongga mulut

ibu

- saliva

Faktor risiko tidak langsung :

- umur

- jumlah anak dalam keluarga

- jenis kelamin

- latar belakang sosial ekonomi

- populasi minoritas

- kurangnya pendidikan dan

pengetahuan tentang kesehatan gigi

- akses ke pelayanan kesehatan

(35)

Jumlah Koloni S.mutans pada ibu :

- tinggi

- rendah

Jumlah Koloni S.mutans pada anak :

- tinggi

- rendah

2.5 Kerangka Konsep

2.6 Hipotesis Penelitian

a. Terdapat perbedaan jumlah koloni S. mutans pada anak pengalaman karies

tinggi dan karies rendah.

b. Terdapat perbedaan jumlah koloni S. mutans pada ibu dari anak

pengalaman karies tinggi dengan ibu dari anak karies rendah.

c. Ada hubungan jumlah koloni S.mutans pada ibu yang memiliki anak

dengan karies tinggi dengan jumlah koloni S.mutans pada anak yang memiliki karies

tinggi.

d. Ada hubungan jumlah koloni S.mutans pada ibu yang memiliki anak

dengan karies rendah dengan jumlah koloni S.mutans pada anak yang memiliki karies

(36)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah analitik cross-sectional.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah anak yang berusia 36-71 bulan bersama dengan

ibunya, tinggal di Desa Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten

Serdang Bedagai. Sampel pada penelitian ini dengan memilih anak yang menderita

karies tinggi dan karies rendah

Kriteria inklusi :

- anak yang berusia 36-71 bulan

- ibu kandung anak yang berusia 36-71 bulan

- anak berada pada periode gigi desidui

- keadaan umum anak baik dan tidak mengkonsumsi obat-obatan

- anak pengalaman karies rendah (nilai rata-rata deft ≤ mean)

- anak pengalaman karies tinggi (nilai rata-rata deft ≥ mean)

Kriteria eksklusi :

- anak yang tidak mendapatkan persetujuan dari orang tua

- anak yang menolak untuk diperiksa

(37)

Besar sampel penelitian ini didapat dengan menggunakan rumus :

n1= n2= 2X (Zα + Zß) S 2

(X1-X2)

(n1-1)S12 + (n2-1)S22

S = n1+n2-2

α = 0,05

Zα = 1,96

Zß = 0,842

Nilai n1, n2, S1, dan S2 diperoleh dari penelitian terdahulu

(n1-1)S12 + (n2-1)S22

S = n1+n2-2

(14-1).1,52 + (8-1)1,52

S= 14+8-2

13.2,25 + 7.2,25

S= 20

S= 1,298

n1=n2= 2 X (Zα + Zß) S 2

(X1-X2)

n1=n2= 2 X (1,96+0,842) 1,298 2

(38)

=2 X 2,804 X 1,298 2

1,5

= 2 X (2,42)2

= 2 X 5,8564

= 11,7

= 12

Sampel diambil secara acak stratifikasi. Setiap kelompok terdiri dari :

a. Anak karies tinggi : 12 orang dan ibunya 12 orang

b. Anak karies rendah : 12 orang dan ibunya 12 orang

Pada penelitian ini diperoleh :

a. Anak karies tinggi : 12 orang dan ibunya 12 orang

b. Anak karies rendah : 15 orang dan ibunya 15 orang

3.3 Variabel Penelitian

a. Variabel bebas (faktor risiko) : Jumlah koloni S. mutans pada ibu

b. Variabel tergantung (efek): Jumlah koloni S. mutans pada anak

3.4 Definisi Operasional

a. Early chidhood caries adalah satu atau lebih karies (tanpa kavitas atau

lesi), adanya gigi yang hilang karena karies atau adanya gigi yang ditambal pada gigi

desidui anak 0-71 bulan.

1. Pengalaman karies tinggi pada ECC adalah anak dengan nilai rata-rata

(39)

Pengalaman karies tinggi= 7,85 + 5,15 = 12,99 ≈ 13

2. Pengalaman karies rendah pada ECC adalah anak dengan nilai rata-rata

deft ≤ (mean - 1SD)

Pengalaman karies rendah = 7,85 – 5,15 = 2,69 ≈ 3

b. Indeks deft yang digunakan adalah menurut AAPD :

1. d=decayed=gigi dengan lesi karies dengan atau tanpa kavitas dan masih

dapat ditambal

2. e=extracted=gigi yang proses kariesnya sudah sedemikian rupa sehingga

tidak mungkin dapat ditambal lagi dan atau gigi yang hilang karena karies

3. f=filled=gigi yang mempunyai satu atau lebih tambalan yang sempurna

4. t=tooth= gigi

c. Usia 3-5 tahun adalah usia sesuai penanggalan kelahiran yang berumur di

antara 36 bulan sampai 71 bulan.

d. Jumlah koloni S. mutans adalah jumlah koloni S. mutans yang didapat dari

plak dan dibiakkan selama 48 jam dalam suasana aerob diinkubasi pada suhu 370 C

kemudian yang dihitung dengan counter colony.

e. Ibu adalah orang tua yang melahirkan anak.

f. Media adalah TYCSB yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Air Langga dengan melarutkan 98 gr TYCSB

dalam 1 L air. Didiamkan selama 10 menit, diaduk dan dimasukkan ke autoklaf

selama 15 menit pada suhu 121 0C. Didinginkan sampai suhu 47 0C dan diaduk

(40)

3.5 Alat dan Bahan Kerja

3.5.1 Alat penelitian :

1. Tiga serangkai

2. Masker

3. Gelas

4. Senter

5. Sarung tangan

6. Cotton steril

7. Box cooler

8. Inkubator 1 unit

9. Kompor

10.Autoklaf 1 unit

11.Colony counter

12.Ose

13.Lampu spiritus

14.Pinset

15.Cawan Petri

16.Tabung reaksi

17.Rak tabung reaksi

18.Gelas ukur

(41)

3.5.2 Bahan penelitian

1. Dettol

2. Alkohol

3. Media TYCSB

4. Aquadest

5. Larutan NaCl 0,9 %

6. Plak

3.6 Cara Kerja

a. Setelah proposal penelitian selesai dan mendapat persetujuan serta

diperoleh Ethical Clearance dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera serta

mendapatkan inform concern dari ibu maka penelitian segera dilakukan.

b. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan pada rongga mulut anak yang

memenuhi kriteria inklusi bersama dengan ibunya.

c. Data yang diperoleh diolah kemudian dikelompokkan menjadi 2 kelompok

berdasarkan pengalaman karies anak.

d. Subjek yang sudah dikelompokkan dikategorikan dengan pegalaman karies

tinggi dan rendah yang kemudian diambil plaknya.

f. Plak diambil pada pagi hari antara pukul 08.00 WIB-10.00 WIB

menggunakan metode swab pada seluruh permukaan gigi sampel dengan memakai

(42)

g. Cotton steril diletakkan dalam tabung reaksi 5 mL yang sudah steril yang

berisi 2mL NaCl 0,9% dan disimpan dalam cooler box sebelum dibawa ke

Laboratorium Mikrobiologi FMIPA USU dan selanjutnya dilakukan pembiakan.

h. Semua hasil swab di dalam tabung yang berisi 2mL NaCl 0,9% divortex

selama 5 menit kemudian diencerkan dengan NaCl 0,9% sampai 6 kali lipat dari 1:20

menjadi 1:2X106 kemudian ditanam di media TYCSB di dalam cawan petri dengan

metode disebar.

i. Cawan petri diinkubasi selama 48 jam dalam suhu 370 C dalam kondisi

aerob.

k. Setelah itu koloni pada cawan petri dihitung dengan menggunakan colony

counter.

3.7 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan menggunakan sistem

komputerisasi, analisis data menggunakan t-test tidak berpasangan dan Pearson

dengan nilai kemaknaan p=0,05. Hasil penelitian ini data jumlah koloni S.mutans

anak tidak terdistribusi normal oleh karena itu memakai analisis Mann Whitney.

Jumlah koloni S.mutans ibu terdistribusi normal sehingga tetap mengunakan analisis

t-test tidak berpasangan.

3.8 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dua tempat yaitu :

a. Desa Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang

(43)

b. Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Sumatera Utara

Waktu penelitian ini dilakukan dari :

a. Pengambilan data pada bulan Mei, Juni, dan November 2009

(44)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di desa Ujung Rambung pada bulan Mei, Juni, dan

November 2009 untuk memeriksa gigi anak dan ibu yang memenuhi kriteria inklusi.

Pemeriksaan dilakukan langsung kepada anak dan ibu yang memenuhi kriteria inklusi

yaitu sebanyak 110 pasang.

Setelah data diperoleh, kemudian diolah secara sederhana untuk mengetahui

distribusi data, nilai rata-rata, dan standard deviasi pengalaman karies anak.

Persentase anak yang diperiksa berdasarkan usia terdistribusi terbesar pada anak usia

36-47 bulan yaitu 45 orang (40,91%), anak usia 48-59 bulan yaitu 35 orang (31,82%)

dan paling sedikit anak usia 60-71 bulan yaitu 30 orang (27,27%). Dengan rata-rata

usia anak adalah 50,75 bulan dengan nilai SD=9,73 Berdasarkan jenis kelamin,

jumlah anak laki-laki usia yaitu 62 orang (56,40%) dan jumlah anak perempuan 48

orang (43,60%).

Data dikelompokkan berdasarkan pengalaman karies anak untuk diambil

plaknya dan dilakukan pembiakan. Pembiakan ini dilakukan pada bulan Januari 2010

di Laboratorium Mirobiologi FMIPA USU. Adapun jumlah sampel yang plaknya

dibiakkan adalah 12 orang anak pengalaman karies tinggi dan ibunya serta 15 orang

anak pengalaman karies rendah dan ibunya. Anak dengan pengalaman karies tinggi

usia 36-47 bulan 3 orang, usia 48-59 bulan 3 orang dan usia 60-71 bulan 6 orang

sedangkan anak dengan pengalaman karies rendah usia 36-47 bulan 4 orang, usia

(45)

Tabel 2. FREKUENSI DAN DISTRIBUSI PENGALAMAN KARIES TINGGI DAN RENDAH PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN BERDASARKAN JENIS KELAMIN

4.1 Jumlah Koloni S.mutans pada Anak ECC berdasarkan Pengalaman Karies

Hasil analisis dengan menggunakan Mann Whitney menunjukkan adanya

perbedaan jumlah koloni S.mutans pada anak dengan pengalaman karies tinggi

dengan karies rendah pada ECC (p<0,05).

Tabel 3. JUMLAH KOLONI S.MUTANS PADA ANAK DENGAN ECC

BERDASARKAN PENGALAMAN KARIES

* Terdapat perbedaan yang bermakna pada p<0,05 Pengalaman Karies

Anak

Jumlah Koloni S.mutans Anak

p value

N X±SD

Tinggi 12 9.725.000±4.759.894

p=0,002*

(46)

4.2 Perbedaan Jumlah Koloni S.mutans pada Ibu dari Anak dengan Pengalaman Karies Tinggi dan Rendah

Hasil analisis dengan t-test menunjukkan tidak terdapat perbedaan jumlah

koloni S.mutans pada Ibu dari anak dengan pengalaman karies tinggi dengan karies

rendah (p>0,05)

Tabel 4. JUMLAH KOLONI S.MUTANS PADA IBU BERDASARKAN

PENGALAMAN KARIES PADA ANAK

Pengalaman Karies Anak

Jumlah Koloni S.mutans ibu p value

N X±SD

Tinggi 12 8.276.667±12.914.726 p=0,520

Rendah 15 5.873.333±5.492.523

4.3 Hubungan Jumlah Koloni S.mutans pada Ibu dengan Jumlah Koloni S.mutans pada Anak

Hasil analisis dengan menggunakan korelasi menunjukkan pada anak

pengalaman karies tinggi tidak terdapat korelasi yang bermakna antara jumlah koloni

S.mutans ibu dengan jumlah koloni S.mutans anak (p>0,05). Arah korelasi negatif

dengan hubungan yang sangat lemah (r= -0,053).

Pada anak pengalaman karies rendah menunjukkan terdapat korelasi yang

bermakna antara jumlah koloni S.mutans pada ibu dengan jumlah koloni S.mutans

(47)

Tabel 5. HUBUNGAN JUMLAH KOLONI S.MUTANS PADA IBU DAN ANAK

Pengalaman Karies

Anak Korelasi Antar Variabel

p value dan r value

Tinggi Jumlah Koloni S.mutans Ibu dengan

jumlah Koloni S.mutans anak

r= -0,053 p= 0,871

Rendah Jumlah Koloni S.mutans Ibu dengan

jumlah Koloni S.mutans anak

(48)

BAB 5 PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan dengan membiakkan plak ibu dan anak berdasarkan

pengalaman karies pada anak usia 36-71 bulan di desa Ujung Rambung, kecamatan

Pantai Cermin, kabupaten Serdang Bedagai. Desa ini dipilih sebagai populasi karena

adanya kerjasama antara Fakultas Kedokteran Gigi USU dengan Kabupaten Serdang

Bedagai.

Adapun usia yang dipilih adalah anak usia 3-5 tahun karena pada usia ini

seorang anak masih sangat tergantung kepada orang yang merawatnya. Adapun ibu

dipilih dengan asumsi pada daerah ini pengasuh utama anak adalah ibu.

Prevalensi karies pada anak usia 36-47 bulan yaitu 40,91%, pada anak usia

48-59 bulan yaitu 31,82%, dan pada anak usia 60-71 bulan 27,27%. Hasil penelitian

ini menunjukkan semakin meningkat usia pengalaman karies semakin rendah

berbanding terbalik bila dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan Berkowits R

J pada tahun 2003 dimana hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah anak usia

36-47 bulan 18,5%, 48-59 bulan 22,4%, dan anak usia 60-71 bulan 27,9% serta

penelitian yang dilakukan S. Mashbaljir pada anak usia 6-18 bulan adalah 29%, pada

anak usia 19-30 bulan adalah 59%. Semakin meningkat usia pengalaman karies juga

semakin tinggi. 8,17 Perbedaan hasil penelitian ini mungkin disebabkan karena

populasi anak usia 3-5 tahun di desa Ujung Rambung kurang mencukupi untuk

(49)

Pada anak pengalaman karies tinggi dan pengalaman karies rendah terlihat

adanya perbedaan jumlah koloni S.mutans (tabel 3). Hasil penelitian ini menunjukkan

anak dengan pengalaman karies tinggi akan memiliki jumlah koloni S.mutans yang

tinggi juga. Pada penelitian ini rata-rata jumlah koloni S.mutans pada anak dengan

pengalaman karies tinggi yaitu 9.725.000 CFU (SD 4.759.894 CFU), menurut

literatur jumlah koloni S.mutans dikategorikan risiko karies tinggi bila individu

memiliki jumlah S.mutans diatas 1 juta CFU.33 Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan Mitsugi Okada dan kawan-kawan pada 77 anak usia

prasekolah yang mendapatkan hasil, insidens karies berbanding lurus dengan jumlah

koloni S.mutans. 15

Hasil dari penelitian ini, jumlah koloni S.mutans ibu berdasarkan pengalaman

karies anak tidak ada perbedaan yang bermakna (tabel 4). Jumlah koloni S.mutans ibu

dari anak dengan pengalaman karies tinggi maupun rendah sebesar 8.276.667 CFU

(SD 12.914.726 CFU) dan 5.873.333 CFU (SD 5.492.523 CFU) sesuai dengan

literatur bahwa kategori jumlah S.mutans ini dikategorikan tinggi. Pada penelitian ini,

jumlah S.mutans tinggi pada anak dengan pengalaman karies rendah, hal ini

mendukung pernyataan bahwa jumlah S.mutans bukan hanya penentu risiko karies

tetapi aktivitas S.mutans dalam menghasilkan asam yang lebih berperanan.46-47

Terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah koloni S.mutans ibu yang

memiliki anak dengan pengalaman karies rendah dengan jumlah koloni S.mutans

anak dengan pengalaman karies rendah (r=0,610). Hasil ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh S. Mashbaljir yang memperoleh hasil terdapat hubungan yang

(50)

Hubungan jumlah koloni S.mutans ibu yang memiliki anak dengan

pengalaman karies tinggi dan jumlah koloni anak dengan pengalaman karies tinggi

tidak terdapat hubungan yang bermakna (p=0,87). Hal ini berarti transmisi bakteri

mungkin berperan, namun ada hal lain yang menyebabkan jumlah koloni S.mutans

anak lebih tinggi dibandingkan jumlah koloni S.mutans ibu. Hal ini mungkin

dipengaruhi oleh faktor lain seperti oral higiene yang buruk, konsumsi diet yang

kurang baik, dan dari hasil wawancara diperoleh pada anak di desa Ujung Rambung,

ibu bukanlah satu-satunya yang menjadi pengasuh utama anak, tetapi bergantian juga

(51)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan ini dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan jumlah koloni S.mutans pada anak dengan pengalaman karies tinggi dan

karies rendah. Pada ibu yang memiliki anak pengalaman karies tinggi dan ibu yang

memiliki anak karies rendah tidak terdapat perbedaan jumlah koloni S.mutans yang

signifikan.

Hubungan jumlah koloni S.mutans ibu dan anak tidak menunjukkan hubungan

pada anak dengan pengalaman karies tinggi, tetapi menunjukkan hubungan yang

berarti pada pengalaman karies rendah.

6.2 Saran

a. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, pengambilan sampel dan

pembiakan S.mutans dilakukan dalam waktu yang kurang dari 24 jam dan dibiakkan

dalam suasana anaerob.

b. Perlu dilakukan pelaksanaan penyuluhan kesehatan gigi khususnya pada ibu

di desa Ujung Rambung untuk meningkatkan pengetahuan akan pentingnya

kesehatan gigi anak dan transmisi bakteri secara horizontal maupun vertikal.

c. Dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui aktivitas karies lainnya

(52)

DAFTAR PUSTAKA

1. Slavkin H C. Streptococcus mutans, early chidhood caries, and

opportunities. J Am Dent Assoc 1999; 130:1787-8.

2. Kagihara L E, Niederhauser V P, Strak M. Assessment, management, and

prevention of early chidhood caries. J of Am Ac of nurse practitioners

2009; 21 (1) : 1-2.

3. National Maternal and Child Oral Healt Resourse Center. Promoting

awarness, preventing pain: fact on ECC. http //

4. Becker M R, Paster B J, Leys E J, et al. Molecular analisis of bacterial

spesies associated with childhood caries. J Clin Microbiol 2002; 40 (3) :

1001.

5. Ribiero N M, Ribiero M A S. Breastfeeding and early childhood caries: a

critical review. J Pediatr 2004; 80 (5) : 199-200.

6. Altshuler A. Early childhood caries : new knowledge has implication for

breastfeeding families. Leaven 2006; 42 (2) : 1,4-5.

7. Originating Group. Policy on early childhood caries (ECC) : unique

challenges and treatment options. Oral Health Policies 2000; 30 (7) : 44.

8. Berkowitz R J. Cause, treatment and prevention of early childhood caries :

(53)

9. Chu S. Review- early childhood caries-risk and prevention in underserved

population. J Young Invertigator 2009; 19 (8): 1-2,5.

10. Shukairy A, Alamoudi N, Farsi N, Mushayt A, Masoud I. A comparaitive

study of Streptococcus mutans and Lactobacilli in mothers and children

with severe early childhood caries (SECC) versus caries free group of

children and their corresponding mothers. http // 111068054 & referrer =

brief _result.htm. (13 Mei 2009). + (abstrak).

11. Saxena D, Caufield P W, Li Y, Brown S, Song J, Norman R. Genetic

classification of severe early childhood caries by use of substracted DNA

fragment from Streptococcus mutans. J Clin Microbiology 2008; 46 (9) :

2868.

12. Poureslami H R, Amerongen van E. Early childhood caries (ECC) an

infectius transmissible oral disease. J Pediatr 2009; 76 : 191-3.

13. Octiara E, Budiarjo S. Streptococcus mutans : faktor virulensi dan target

spesifik vaksin. J Dentika 2008; 13 (2) : 180-1

14. Thomson LA, Litte W A, Bowen W H,et all. Prevalense of Streptococcus

mutans serotype, actinomyces, and other bacteria in plaque of children. J

Dent Res 1980;59 (10) : 1581.

15. Okada M, Soda Y, Hayashi F, et all. PCR detection of Streptococcus

mutans and S.sobrinus in dental plaque samples from Japanese pre-school

(54)

16. Simon L. The role of Streptococcus mutans and oral ecology in the

formation of dental caries. J Lethbridge Undergraduate Res 2007 ; 2 (2):

2,4,7.

17. S Mashbaljir. Mutans streptococci in plaque samples

from Mongolian mother - chid pair

+(abstrak).

18. Sugito F S, Djoharnas H, Darwita R R. Hubungan pemberian ASI dengan

kejadian karies (early childhood caries) pada anak usia dibawah tiga tahun

di DKI Jakarta.

Mei 2009).

19. Health Library Walgreens. Early childhood caries.

20. Livny A, Assali R, Sgan-Cohen H D. Early childhood caries among

Bedoin community residing in the Eastern Outskirts Jerusalem. BMC

Public Research 2007; 7 : 1-2.

21. Jacobs T K. The prevalence of early childhood caries in the southern Cape

Karoo region.(tesis). Western Cape: University of The Western Cape,

2006 : 1,3.

22. Singh H K, Kressin N R, Nunn M E, Hayes C, Culler C, Henshaw M M.

ECC in Boston children aged 1-3 years

(55)

23. Resine S, Tellez M, Willem J, Sohn W, Ismail A. Relationship between

caregiver’s and child’s caries prevalence among disadvantaged African

Americans

24. Irigoyen C M E, Sanches P L, Perez G A, Zepeda Z M A. Relationship

between severe early childhood caries, mother’s oral health and mutans

streptococci in low-income group: changes from 1996-2007.

25. Lopez I Y, Bustos B C, Ramos A A, Espinoza R M, Jara M N, Smith L P,

Prevalence of dental caries in preschool children in Penaflor, Santiago,

Chile. Rev odonto cienc 2009; 24(2) : 117.

26. Carino K M, shinada K, Kawaguchi Y. Early childhood caries in Northern

Philiphines

27. Jigjid B, Ueno M, Shinada K, Kawaguchi Y. Early childhood caries and

related risk factor in Mongolian children. bilgeejigjid @ hsum.edu.mnhttp:

// www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19626745 (27 Juli 2009). + (abstrak).

28. Associate Professor Chutima Trairatvorakul. Early childhood caries

situation in Thaila

29. Mohhebi Z S, Virtanen. Early childhood caries and dental plak among 1-3

years in Tehran, Iran. J Indian Soc Period. 2006: 177.

30. Msefer S. Importance of early diagnosis of early childhood caries. JODQ.

(56)

31. Oral Healt Inisiatif. Oral healt risk assement : training for pediatricians

and the child health professionals. http: // aap.org/dochs/ oralhealth /cme/

pages.htm. (6 Juni 2009).

32. Morley K. ECC an epidemic an pandemic in North Americ

33. Pintauli S. Menuju gigi dan mulut sehat. Medan : USU Press, 2008:

5-8,11,20.

34. Panjaitan M. Etiologi karies gigi dan penyakit periodontal. Medan : USU

Press, 1997: 7-25.

35. Cameron A C, Widmer R P. Handbook of pediatric dentistry. 2nd ed.

London : Mosby, 2003: 44.

36. Haake S K. Microbiology of dental plaque. http://www.

Microbiology_dental/plaque. (6 Juni 2009).

37. Tinanoff N. Dental caries : etiology, pathogenesis, clinical manifestation,

and management. In : Stephen H Y(eds) Pediatric Dentistry : Total patient

care. Philadelpia : Lea & Febiger, 1988: 9-10.

38. Errawan M S, Roelan B Oe. Sintesis glucan oleh GTase Streptococcus

mutans. Mekanisme pembentukan plak gigi. M. I. Kedokt. Gigi FKG

Usakti 1988; 9 (3) : 114.

39. Silverstone L M. The etiology of dental caries. In : Braham R L, Morris M

E. eds.Textbook of pediatric dentistry. London : Wiliiams & Wilkins,

(57)

40. Nugraha A W. Si plak di mana-mana. http si_plak_ mana_USD. 13 Maret

2009.

41. Anonymous. Streptococcus mutans. http//wikipedia_streptococcus

mutans/html (26 April 2009).

42. Ge Y, Caufield P W, Fisch G S, Li Y. Streptococcs mutans and

Streptococcus sanguis colonization correlated with caries experience in

children. Caries Res 2008 ; 42 (6): 444-5.

43. Rodis O M M, Okazaki Y, Kariya N, et all. Presence of Streptococcus

mutans or Streptococus sobrinus in cariostat – inoculated plaque samples

from Japanase mother-child pairs. J Pediatr Dent 2005 ; 15 (1) : 98.

44. Seow W K, Clifford H, Battistutta D, Morawska A, Holcombe T.

Case-control study of early childhood caries in Australia

45. California Dental Assosiation . Early childhood caries

46. Lisa G. General bacteriological aspects of mutans streptococci. http://

esthesis. helsinki. fi/ julkaisut/ Laa/ hamma/ vk/ groncross/ ch2. htm. (23

Maret 2011).

47. Ajdic D, MsShan WM, McLaughlin R E, Savic G, Chang J, Varson M B,

dkk. Genome sequence of S.mutans UA159, a cariogenic dental pathogen.

(58)

INFORMASI KEPADA ORANG TUA

Kepada Yth,

Bapak / Ibu / Sdr………..

Orang tua dari : ……….

Bersama dengan ini saya mohon kesediaan Bapak/ Ibu / Sdr dapat mengijinkan anak

Saudara………. dan saudara ……….untuk

berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya yang berjudul : Early Childhood Caries:

Hubungan Streptococcus mutans pada Ibu dan Anak Berdasarkan Pengalaman Karies Anak

Dengan tujuan :

5. Menganalisis jumlah kuman dikaitkan dengan lubang pada gigi anak

6. Menganalisis jumlah kuman pada ibu dari anak dengan lubang gigi yang

banyak dengan ibu dari anak dengan lubang gigi sedikit

Dalam penelitian ini kepada anak Saudara dan Saudara (subjek penelitian) akan

dilakukan :

Pemeriksaan rongga mulut untuk melihat adanya gigi berlubang atau masalah lain.

Ketidaknyamanan yang akan dialami subjek penelitian selama prosedur ini adalah :

Subjek penelitian membuka mulut sedikit lama untuk memeriksa kondisi gigi geligi.

Namun keuntungan yang diperoleh subjek penelitian adalah :

Mendapatkan data kondisi rongga mulut anak Saudara dan Saudara secara fisik, saran

(59)

Diharapkan hasil penelitian ini secara keseluruhan dapat membantu solusi

pencegahan gigi berlubang pada anak-anak Indonesia di masa yang akan datang.

Jika Ibu / Saudara bersedia, Surat Pernyataan Kesediaan Subjek Penelitian harap

ditandatangani

Perlu Ibu / Saudara ketahui bahwa surat kesediaan ini tidak mengikat dan Ibu/

Saudara dapat mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja selama penelitian ini

berlangsung.

Saya berharap keterangan yang saya berikan dapat dimengerti dan atas kesediaan

anak Ibu/ Saudara berpartisipasi dalam penelitian ini saya sampaikan terima kasih.

Medan, ...

Peneliti

(60)

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI SUBJEK PENELITIAN

Setelah membaca semua keterangan tentang risiko, keuntungan, dan hak-hak

saya dan anak saya sebagai subjek penelitian yang berjudul Early Childhood Caries :

Hubungan Streptococcus mutans pada Ibu dan Anak Berdasarkan Pengalaman Karies Anak.

Saya dengan sadar dan tanpa paksaan bersedia mengijinkan anak saya dan

saya berpartisipasi dalam penelitian ini dengan catatan apabila suatu saat saya merasa

dirugikan maka saya berhak membatalkan persetujuan ini.

Medan,...

Tanda tangan,

(...)

Orang tua dari ...

Alamat...

(61)

LEMBAR PEMERIKSAAN UNTUK ANAK

EARLY CHILDHOOD CARIES : HUBUNGAN STREPTOCOCCUS MUTANS PADA IBU DAN ANAK BERDASARKAN PENGALAMAN KARIES ANAK

Tanggal pemeriksaan :

Nama lengkap anak : ……….. Jenis kelamin : LK / PR

Tanggal lahir : ……….

Alamat rumah : ……….

LEMBAR PEMERIKSAAN KARIES

55 54 53 52 51 61 62 63 64 65

85 84 83 82 81 71 72 73 74 75

Keterangan : t = tumpatan = karies X = gigi hilang O = belum erupsi

Komponen per gigi

d = e = f = Σ def-t =

Komponen permukaan gigi

d = e = f = Σ def-s =

(62)

Lampiran 6

Analisis Statistik

N.Par Test (Pengalaman Karies Tinggi)

[DataSet1] D: \ input data. Sav

One-Sample Kolmogorov Smirnov Test

Jlh Koloni a. Test distribution is Normal

b. Calculated from data

N.Par Test (Pengalaman Karies Rendah)

[DataSet1] D: \ input data. Sav

One-Sample Kolmogorov Smirnov Test

Jlh Koloni a. Test distribution is Normal

(63)

T-Test (Perbedaan rerata antara Pengalaman Karies Tinggi dan Rendah)

[DataSet1] D: \ input data. Sav

Group Statistics

Independent Samples Test Levene’s

Test for Equality of

Variences t-test for Equality of Means

(64)

Correlation (Pengalaman Karies Tinggi)

[DataSet1] D: \ input data. Sav

Correlations

Correlation (Pengalaman Karies Rendah)

[DataSet1] D: \ input data. Sav

Gambar

Gambar 5. Memperlihatkan gambaran mikroskopis                                 dari plak supragingival yang sudah matur
Tabel 1. SPESIES BAKTERI YANG DITEMUKAN DI DALAM PLAK 36
Tabel  3. JUMLAH KOLONI S.MUTANS PADA ANAK DENGAN ECC     BERDASARKAN PENGALAMAN KARIES
Tabel 5. HUBUNGAN JUMLAH KOLONI S.MUTANS  PADA IBU DAN ANAK

Referensi

Dokumen terkait

Tetapi semua itu juga tergantung dengan karakter yang dimiliki orang tua, orang tua yang mempunyai karakter yang keras akan dengan mudah melakukan kekerasan verbal

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi saya dengan judul : “KEKUATAN HUKUM TANAH BEKAS MILIK ADAT ATAU YASAN DITINJ AU DARI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24

Yaitu menerangkan maksud dan tujuan sesuatu ayat Al-Qur’an, seperti pernyataan Nabi : “Allah tidak mewajibkan zakat melainkan supaya menjadi baik harta-hartamu yang sudah dizakati”,

Kata Kunci: Bagaimana implementasi kewenangan tembak di tempat oleh Kepolisian Republik Indonesia, serta untuk mengetahui bagaimana pertanggungjawaban pelaksanaan kewenangan

Dalam proses akusisi citra tidak dibatasi oleh resolusi kamera yang ada pada smartphone. Citra yang akan diambil merupakan hasil deteksi pola plat menggunakan

Bagi guru bimbingan dan konseling, hendaknya memahami kondisi dan memberikan perhatian lebih terhadap siswa yang mengalami kontrol diri rendah, serta mampu

Laporan telah melunasi Pajak tahun terakhir (SPT/PPh) atau Surat Keterangan Fiskal serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 25 atau Pasal 21/Pasal 23 atau PPN sekurang

Penelitian ini mendapatkan data bahwa Universitas Azzahra mampu mengelola citra instansi oleh Public Relations dengan rancangan program- program kerja baik