• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Gaji Dan Insentif Terhadap Kinerja Pengadilan Negeri Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Gaji Dan Insentif Terhadap Kinerja Pengadilan Negeri Medan"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

PERANAN GAJI DAN INSENTIF TERHADAP KINERJA PENGADILAN NEGERI MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

JHON KRISMAN LIMBONG 112101194

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

NAMA : JHON KRISMAN LIMBONG

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NIM : 112101194

PROGRAM JURUSAN : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : PERANAN GAJI DAN INSENTIF

TERHADAP KINERJA PENGADILAN NEGERI MEDAN

Tanggal :...2014 DOSEN PEMBIMBING

Dra. MARHAYANIE, SE, M,Si NIP. 195804271985032002

Tanggal :...2014 KEPALA PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

Dr. YENI ABSAH, SE, M,Si. NIP. 19741123 200012 2 001

Tanggal :...2014 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

selalu memberikan penulis nikmat kesehatan jasmani dan rohani, Sehingga

penulis memiliki kemampuan untuk melakukan banyak hal atas kehendakNya.

Atas anugrah yang telah Allah berikan kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

Penulisan Tugas Akhir ini dengan judul “Peranan Gaji Dan Insentif

Terhadap Kinerja Pengadilan Negeri Medan” merupakan penerapan dari teori yang diperoleh selama masa perkuliahan. Penulis menyadari bahwa dalam

penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna mengingat keterbatasan

dalam hal pengetahuan, kemampuan dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karena

itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Agar dapat

memberikan informasi yang lebih baik dalam penyusunan data.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan dan dorongan dari banyak pihak. Untuk kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

(4)

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M,Si. dan Bapak Syafrizal Helmi Situmorang,

S.E.,M.Si. selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Diploma III

Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, SE, M,Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan

kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Buat kedua orang tua penulis yang sangat penulis sayangi dan

saudara-saudara penulis tercinta, adik penulis Silvia Nur Hafiza dan teman-teman

saya

5. Para pegawai Pengadilan Negeri Medan khususnya para pegawai Bag.

Keuangan. Bang Tony, kak Naomi, kak Fitri. Terima kasih atas bantuan

dan dukungan yang telah banyak diberikan.

6. Para sahabat penulis, Amru Sadzali, Dediansyah Putra, Martin Sihombing,

Harun Al Jaud, Khairil Amtika yang telah berjuang bersama penulis

semasa kuliah.

7. Seluruh teman-teman D3 Keuangan stambuk 2011 yang telah membantu

dan memberikan semangat pada penulis dalam menyelesaikan Tugas

Akhir ini.

Akhir kata, kepada pihak yang telah memberikan bantuan dan

dukungan penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Besar harapan penulis semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat

kepada pembacanya dan terutama bagi penulis.

(5)

Medan, Agustus 2014

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR………... i

DAFTAR ISI……… iv

DAFTAR TABEL……… vi

DAFTAR GAMBAR………... vii

BAB I PENDAHULUAN……… 1

1.1Latar Belakang………... 1

1.2Perumusan Masalah……….. 3

1.3Tujuan Penelitian………... 3

1.4Manfaat Penelitian……… 3

BAB II PROFIL PENGADILAN NEGERI MEDAN………….. 4

2.1 Sejarah Singkat Pengadilan Negeri Medan…….. 5

2.2Visi dan Misi Pengadilan Negeri Medan……….. 6

2.3 Struktur Organisasi……… 7

2.4 Job Description……….. 10

BAB III PEMBAHASAN………. 12

3.1 Pengertian Gaji dan Insentif ...15

3.2 TujuanGaji………..19

3.3 TujuanInsentif...33

3.4 PengertianKinerja………36

3.5 Jenis-JenisInsentif dalamMeningkatkanKinerja ………...39

(7)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN………. 37

4.1 Kesimpulan………. 37

4.2 Saran……… 38

(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 3.1 Clock Card dengan penulisan mendatar…... 25

Tabel 3.2 Susunan Pangkat Golongan dan Ruang……… 29

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Pengadilan Negeri

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Keberadaan sumber daya manusia sebagai aparatur di dalam suatu instansi

pemerintahan memegang peranan sangat penting. Aparatur memiliki potensi yang

besar untuk menjalankan aktivitas instansi pemerintahan. Potensi setiap sumber

daya aparatur yang ada dalam instansi harus dapat dimanfaatkan dengan

sebaik-baiknya sehingga mampu memberikan output optimal. Tercapainya tujuan

instansi pemerintahan tidak hanya tergantung pada peralatan modern, sarana dan

prasarana yang lengkap, tetapi justru lebih tergantung pada manusia yang

melaksanakan pekerjaan tersebut. Keberhasilan suatu organisasi sangat

dipengaruhi oleh kinerja individu karyawannya. Setiap organisasi maupun instansi

akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan, dengan harapan apa

yang menjadi tujuanya akan tercapai sesuai dengan visi dan misi.

Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu instansi pemerintahan

memegang peranan sangat penting.Aparatur memiliki potensi yang besar

untuk menjalankan aktivitas instansi pemerintahan. Potensi setiap sumber daya

aparatur yang ada dalam instansi harus dapat dimanfaatkan dengan

sebaik-baiknya sehingga mampu memberikan output optimal.Tercapainya tujuan instansi

pemerintahan tidak hanya tergantung pada peralatan modern, sarana dan prasarana

yang lengkap, tetapi justru lebih tergantung pada manusia yang melaksanakan

pekerjaan tersebut. Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja

(11)

untuk meningkatkan kinerja karyawan, dengan harapan apa yang menjadi tujuan

perusahaan akan tercapai

Dalam meningkatkan kinerja aparatur yang dilakukan adalah dengan

menempuh beberapa cara misalnya melalui pendidikan, pelatihan, pemberian

insentif yang layak, menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan pemberian

motivasi. Melalui proses-proses tersebut, seorang aparatur diharapkan akan lebih

memaksimalkan tanggung jawab atas pekerjaan mereka karena para aparatur telah

terbekali oleh pendidikan dan pelatihan yang tentu berkaitan dengan implementasi

kerja mereka. Sedangkan pemberian insentif, lingkungan kerja yang baik serta

pemberian motivasi pada dasarnya adalah hak para aparatur dan merupakan

kewajiban dari pihak instansi pemerintah maupun swasta untuk mendukung

kontribusi para karyawannya dalam rangka mencapai tujuan yang telah

ditentukan.

Maka dari itu bagi instansi pemerintahan, penelitian kinerja sangat berguna

untuk menilai kuantitas, kualitas, efisiensi perubahan, motivasi para aparatur serta

melakukan pengawasan dan perbaikan. Kinerja aparatur yang optimal sangat

dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas dan menjaga kelangsungan hidup

instansi ini. Setiap instansi tidak akan pernah luput dari hal pemberian balas jasa

atau insentif yang merupakan salah satu masalah penting dalam menciptakan

motivasi kerja aparatur, karena untuk meningkatkan kinerja aparatur dibutuhkan

pemenuhan insentif untuk mendukung motivasi para aparatur Dengan

terbentuknya motivasi yang kuat, maka akan dapat membuahkan hasil atau kinerja

yang baik sekaligus berkualitas dari pekerjaan yang dilaksanakannya. Berdasarkan

(12)

kinerja aparatur. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat mengangkat judul

“PERANAN GAJI DAN INSENTIF TERHADAP KINERJA PENGADILAN

NEGERI MEDAN”

1.2Perumusan Masalah

Adapun yang akan di bahas dalam Tugas Akhir ini adalah :

Bagaimana Peranan Gaji Dan Insentif dalam terhadap kinerja Pengadilan Negeri

Medan.

1.3Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian yang saya lakukan pada Pengadilan Negeri

Medan adalah sebagai berikut :

1. Penulis ingin mengetahui serta membandingkan teori-teori yang diterima

di perkuliahan dengan prakteknya di lapangan, khususnya dalam bidang

keuangan.

2. Penulis ingin mengetahui Bagaimana Peranan Gaji Dan Insentif dalam

terhadap kinerja pengadilan negeri medan

1.4Manfaat

Adapun hasil penelitian ini diharapkan untuk :

1. BagiInstansi,dapatmemberikanmasukankepadaPegadilanNegeri Medan.

2. BagiPenulis,bergunauntukmengetahuiperbedaanyangadaantarapraktek yangdilakukanolehperusahaandenganteoribangkuperkuliahanmelaluib

(13)

3. BagiPeneliti,sebagaimasukanataureferensibagipembacauntukmemban

(14)

BAB II

PENGADILAN NEGERI MEDAN

2.1Sejarah Berdirinya Kantor Pengadilan Negeri Medan

Kantor Pengadilan Negeri Medan adalah dibawah naungan Direktorat Jendral

Peradilan. Kantor Pengadilan Negeri Medan didirikan pada tahun 1913 oleh

Hindia Belanda dan dilanjutkan pada tahun 1918 yang dulunya bernama

LANDRAD VAN YUSTISI.dalam keputusan menteri kehakiman No.4/24 tanggal

27 januari 1996 dibentuk Direktorat urusan pengadilan.dengan keputusan presiden

kabinet no.15/p/kep/II/1996 di Departemen Kehakiman di bentuk Direktorat

Jenderal Pembinaan Badan Peradilan Dan Perundangan dan salah satu dinas

adalah pembinaan peradilan

Dalam perkembangan tugasnya Departemen Kehakiman lama kelamaan

banyak timbul permasalahan kekurang perhatian atas pelayanan departemen

khususnya terhadap peradilaan dirasanya ada suatu hambatan kemajuan terhadap

pelayanan badan peradilan yang ditangani langsung oleh Mahkamah Agung.

Sebagai satu kesatuan maka dalam membicarakan persoalan tersebut dalam munas

di Jakarta tahun 1968 sebagai salah satu jalan keluar dalam mencetuskan gagasan

untuk keperluan badan peradilan, sebaiknya dibentuk salah satu di rektorat

jenderal sendiri pada departemen kehakiman

Dengan Kepres No.39 tahun 1968 lahirlah Diretorat Jendral Badan

Pengadilan, kemudian dalam membicarakan UU No 45/1974 Direktorat Jendral

(15)

material yang belum dilakukan oleh Sekretariat Jendral Pembinaan Badan

Peradilan dan dibawahnya adalah pengadilan negeri

2.2 Visi dan Misi

VISI

Segera mewujudkan Pengadilan Negeri Medan menjadi dan merupakan

Lembaga Peradilan yang memiliki akuntabilitas public yang handal melalui

Kekuasaan Kehakiman yang mandiri, terbuka dan professional guna menjawab

tuntutan perkembangan masa depan

MISI

1. Mewujudkan institusi Peradilan yang terbuka, independent dan modern

dengan melakukan otomasi dalam penyusunan data induk perkara,

registrasi perkara, keuangan/biaya perkara, jadwal persidangan.

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang teknis maupun

administrasi guna memenuhi tuntutan pelayanan masyarakat pencari

kedailan.

3. Menjadikan institusi peradilan sebagai lembaga yang terhormat dan

dihormati.

Uraian Tugas

Badan peradilan adalah pelaksanaan kekuasaan kehakiman yang bertugas

menyelengga rakan peradilan guna menegakan hukum dan keadilan bersarkan

(16)

menyelesaikan perkara yang di ajukan kepadanya berdasarkan perundang

undangan.

Selain menjalankan tugas pokoknya pengadilan diserahi tugas dan

kewenangan lain berdasarkan undang undang anata lain memberikan keterangan,

pertimbangan serta nasehat tentang hukum kepada lembaaga kenegaraan baik di

pusat maupun di daerah apabila diminta. Pengadilan bertugas dan berwenang

memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan perkara yang diajukan kepadanya

sesuai dengan kewenanganya, baik di tingkat pertama maupun tingkat banding

Mengingat luas lingkup tugas daan berat pekerjaan yang harus dilaksanakan

oleh pengadilan maka dalam menyelenggarakan administrasi pengadilan,oleh

undang-undang dibedakan menurut jenisnya kedalam administrasi kepaniteraan

dan administrasi secretariat ini dimaksud kan selain menyangkut ketertibaan

dalam menyelenggarakan administrasi juga akan mempengaruhi kelancaran

penyelenggaraan peradilan.

2.3 Struktur Organisasi

Stukturktur organisasi adalah suatu hal yang sangat penting sebab organisasi

merupakan wadah untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan.stuktur orgaanisasi

dalam pelaksanaanya juga menetapkan system control atau pengawasan yang

harus dilakukan atau dijalankan.dengan demikian pegawai akan dapat mengetahui

dengan mudah apa saja tugas yang harus dijalankan dan juga kepada siapa tugas

tersebut dipertanggungjawabkan.dengan adanya struktur organisasi, maka setiap

pimpinan dan bawahan yang ada di dalam satu perusahaan atau instansi akan

(17)

batasan batasan kekuasaan yang ada padanya. Berhasil atau tidaknya organisasi

mencaapai tujuanya baanyak dipengaruhi oleh struktur organisasi yang baik.pada

kantor pengadilan, selain menetukan apa saja yang harus dijalankan, struktur

organisasi juga dapat menetukan dengan jelas apa saja wewenang dan tanggung

jawab pegawai sesuai dengan tiap tiap bagian yang dijalankan untuk mencapai

tujuan secara efektif dan efesien.

Stuktur organisasi terdiri dari tiga jenis:

1. Organisasi garis

Dalam organisasi garris perintah dari atas ke bawah

membentuk garis dan pimpinannya adalah pemilik perusahaan

itu,organisasi kecil, dan jumlah karyawan sedikit serta hubungan

personil dapat dilakukan secara langsung.

2. Organisasi fungsional

Organisasi fungsional adalah salah satu bentuk organisasi

yang berdasarkan fungsi,sifat,dan jenis pekerjaan yang

dilaksanakan dimana organisasi disusun berdasarkan tugas dan

bidangnya masing masing. Pada organisasi ini pimpinan tidak

mempunyai bawahan yang jelas, sebab setiap atasan berwenang

membeikan perintah kepada bawan sepanjang adanya hubungan.

3. Organisasi dan staf

Jenis organisasi ini sering dipakai oleh perusaah besar.

Wewenang pegawai yang ada dalam organisasi ini dibagi dalam

(18)

a. Wewenang garis berfungsi sebagai seorang yang

bertanggung jawab langsung terhadap tercapainya tujuan

perusahaan.

b. Wewenang staf berfungsi sebagai sebagai seorang yang

membantu tum secaara efektif dalam mencapai tujuannya.

Adapun stuktur organisasi pada kantor pengadilan negeri medan adalah

Gambar 2.1 Struktur Pengadilan Negeri Medan

(19)

Struktur organisasi yang dipakai dipakai dikantor pengadilan negeri medan

berbentuk fungsional Karena organisasi ini disusun menurut bidang dan tugasnya

masing masing.

2.4Job Description

Ketua Pengadilan, antara lain:

1. Menyelenggarakan administrasi keuangan perkara dan mengawasi keuangan

rutin/pembangunan

2. Melakukan pengawasan secara rutin terhadap pelaksanaan tugas dan memberi

petunjuk serta bimbingan yang diperlukan baik bagi para Hakim maupun

seluruh karyawan

3. Sebagai kawal depan Mahkamah Agung, yaitu dalam melakukan pengawasan

atas:

a. Penyelenggaraan peradilan dan pelaksanaan tugas, para Hakim dan pejabat

Kepaniteraan, Sekretaris, dan Jurusita di daerah hukumnya

b. Masalah-masalah yang timbul

c. Masalah tingkah laku/ perbuatan hakim, pejabat Kepaniteraan Sekretaris,

dan Jurusita di daerah hukumnya

d. Masalah eksekusi yang berada di wilayah hukumnya untuk diselesaikan

dan dilaporkan kepada Mahkamah Agung

e. Memberikan izin berdasarkan ketentuan undang-undang untuk membawa

keluar dari ruang Kepaniteraan: daftar, catatan, risalah, berita acara serta

(20)

f. Menetapkan panjar biaya perkara; (dalam hal penggugat atau tergugat

tidak mampu, Ketua dapat mengizinkan untuk beracara secara prodeo atau

tanpa membayar biaya perkara)

Wakil Ketua Pengadilan

a. Membantu Ketua dalam membuat program kerja jangka pendek dan

jangka panjang, pelaksanaannya serta pengorganisasiannya

b. Mewakili ketua bila berhalangan

c. Melaksanakan delegasi wewenang dari ketua

d. Melakukan pengawasan intern untuk mengamati apakah pelaksanaan tugas

telah dikerjakan sesuai dengan rencana kerja dan ketentuan yang berlaku

serta melaporkan hasil pengawasan tersebut kepada ketua

Hakim

a. Hakim Pengadilan adalah pejabat yang melaksanakan tugas Kekuasaan

Kehakiman. Tugas utama hakim adalah menerima, memeriksa dan

mengadili serta menyelesaikan semua perkara yang diajukan kepadanya

b. Dalam perkara perdata, hakim harus membantu para pencari keadilan dan

berusaha keras untuk mengatasi hambatan-hambatan dan rintangan agar

terciptanya peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan

Panitera

a. Kedudukan Panitera merupakan unsur pembantu pimpinan

b. Panitera dengan dibantu oleh Wakil Panitera dan Panitera Muda harus

menyelenggarakan administrasi secara cerrnat mengenai jalannya perkara

(21)

c. Bertanggungjawab atas pengurusan berkas perkara, putusan, dokumen,

akta, buku daftar, biaya perkara, uang titipan pihak ketiga, surat-surat

bukti dan surat-surat lainnya yang disimpan di Kepaniteraan

d. Membuat salinan putusan

e. Menerima dan mengirimkan berkas perkara

f. Melaksanakan eksekusi putusan perkara perdata yang diperintahkan oleh

Ketua Pengadilan dalam jangka waktu yang ditentukan

Wakil Panitera

a. Membantu pimpinan Pengadilan dalam membuat program kerja jangka

pendek dan jangka panjang, pelaksanaannya serta pengorganisasiannya

b. Membantu Panitera didalam membina dan mengawasi pelaksanaan

tugas-tugas administrasi perkara, dan membuat laporan periodik

c. Melaksanakan tugas Panitera apabila Panitera berhalangan

d. Melaksanakan tugas yang didelegasikan Panitera kepadanya

Panitera Muda

a. Membantu pimpinan Pengadilan dalam membuat program kerja jangka

pendek dan jangka panjang, pelaksanaannya serta pengorganisasiannya

b. Membantu Panitera dalam menyelenggarakan administrasi perkara dan

pengolahan/penyusunan laporan sesuai dengan bidangnya masing-masing

Panitera Pengganti

a. Membantu Hakim dalam persidangan perkara perdata dan pidana serta

melaporkan kegiatan persidangan tersebut kepada Panitera Muda yang

(22)

Sekretaris

a. Sekretaris Pengadilan bertugas menyelenggarakan administrasi Umum

Pengadilan

Wakil Sekretaris

a. Membantu tugas pokok Sekretaris

Kepala sub - Bagian Umum

1. Memberikan pelayanan guna terciptanya proses peradilan

2. Menangani surat keluar dan surat masuk yang bukan bersifat perkara

Kepala sub - Bagian Keuangan

a. Menangani masalah keuangan, baik keuangan penerimaan Negara bukan

pajak, pengeluaran, anggaran, dan hal-hal lain yang menyangkut

pengeluaran pengadilan diluar perkara pengadilan

Kepala sub - Bagian Kepegawaian

Kedudukan Kepala Bagian Kepegawaian adalah unsur pembantu Sekretaris yang:

a. Menangani keluar masuknya pegawai

b. Menangani pensiun pegawai

c. Menangani kenaikan pangkat pegawai

d. Menangani gaji pegawai

e. Menangani mutasi pegawai

f. Menangani tanda kehormatan

(23)

Jurusita

a. Jurusita bertugas untuk melaksanakan semua perintah yang diberikan oleh

Hakim Ketua Majelis

b. Jurusita bertugas menyampaikan pengumuman-pengumuman,

teguran-teguran, protes-protes dan pemberitahuan putusan pengadilan

c. Jurusita melakukan penyitaan atas perintah Ketua Pengadilan Negeri

d. Jurusita membuat berita acara penyitaan, yang salinannya kemudian

(24)

BAB III PEMBAHASAN

3.1Pengertian Gaji dan Insentif

dalam suatu perusahaan, karena dengan gaji yang diperoleh seseorang dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya.Dengan gaji para aparatur dapat bekerja lebih giat

dan termotivasi oleh karena itu banyak definisi yang berbeda dalam menjelaskan

pengertian gaji ataupun upah. Gaji juga di sebut sebagai suatu bentuk balas jasa

ataupun penghargaan yang diberikan secara teratur kepada seorang pegawai atas

jasa dan hasil kerjanya.Gaji sering juga disebut sebagai upah, dimana keduanya

merupakan suatu bentuk insentif, yakni imbalan jasa yang diberikan secara teratur

atas prestasi kerja yang diberikan kepada seorang pegawai.Perbedaan gaji dan

upah hanya terletak pada kuatnya ikatan kerja dan jangka waktu

penerimaannya.Seseorang menerima gaji apabila ikatan kerjanya kuat, sedang

seseorang menerima upah apabila ikatannya kerjanya kurang kuat.Dilihat dari

jangka waktu penerimaannya, gaji pada umumnya diberikan pada setiap akhir

bulan, sedang upah diberikan pada setiap hari ataupun setiap minggu.Dalam hal

ini, pengertian gaji untuk seterusnya disebut sebagai gaji pokok.

Hasibuan (2002:118) menyatakan bahwa gaji adalah balas jasa yang dibayar

secara periodik kepada karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang

pasti”.Pendapat lain dikemukakan oleh Handoko (1993:218), “Gaji adalah

(25)

pekerjaan yang dilaksanakan dan sebagai motivasi pelaksanaan kegiatan di waktu

yang akan datang”.

Dari beberapa pengertian tentang gaji sebagaimana yang dinyatakan di

atas juga di jelaskan Dessler (1998: 85) dalam bukunya yang berjudul “Sumber

Daya Manusia” mengatakan Gaji adalah uang atau sesuatu yang berkaitan dengan

uang yang diberikan kepada pegawai. Selain itu ia berpendapat pula bahwa pada

kenyataannya sistem pem-bayaran karyawan dapat dibagi menurut pembayaran

berdasar-kan waktu kinerja, yaitu pembayaran yang dilakukan atas dasar lamanya

bekerja misalnya jam, hari, minggu, bulan dan sebagai-nya serta pembayaran

berdasarkan hasil kinerja, yaitu pemba-yaran upah/gaji yang didasarkan pada hasil

akhir dari proses ki-nerja, misalnya jumlah produksi.

Sedangkan Amstrong dan Murlis (1994:7) dalam buku Pedoman Praktis

Sistem Penggajian berpendapat bahwa gaji diartikan sebagai bayaran pokok yang

diterima oleh seseorang, tidak termasuk unsur-unsur variabel dan tunjangan

lainnya.Dewan Penelitian Pengupahan Nasional dalam (Husnan 1990: 138)

mendefinisikan bahwa upah adalah suatu penerimaan sebagai suatu imbalan dari

pemberi kerja kepada penerima kerja untuk suatu pekerjaan/jasa yang telah dan

akan dilakukan ber-fungsi sebagai jaminan kelangsungan kehidupan yang layak

bagi kemanusiaan dan produksi, upah dinyatakan/dinilai dalam ben-tuk uang yang

ditetapkan menurut suatu persetujuan, undang-undang dan peraturan serta

dibayarkan atas dasar suatu perjan-jian kerja antara pemberi kerja dan penerima

kerja.

Menurut Flippo (1987:75-76) dalam bukunya “Prinsiple of Personal

(26)

diberikan oleh orang lain bagi kepentingan seseorang atau Badan Hukum.

Sedangkan menurut Dessler dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia

jilid II (1998: 85) menyatakan insentif karyawan adalah setiap bentuk pembayaran

atau imbalan yang diberikan kepada karya-wan dan timbul dari dipekerjakannya

karyawan itu, dan kom-pensasi karyawan mempunyai dua komponen, pertama

pemba-yaran keuangan langsung dalam bentuk upah, gaji, insentif, ko-misi, dan

bonus, kedua pembayaran tidak langsung dalam ben-tuk tunjangan keuangan

seperti asuransi dan uang liburan yang dibayarkan perusahaan.

Pengertian Insentif

Insentif sebagai sarana motivasi yang mendorong para pegawai untuk bekerja

dengan kemampuan yang optimal, yang dimaksudkan sebagai pendapatan ekstra

di luar gaji atau upah yang telah ditentukan. Pemberian insentif dimaksudkan agar

dapat memenuhi kebutuhan para pegawai dan keluarga mereka. Istilah sistem

insentif pada umumnya digunakan untuk menggambarkan rencana-rencana

pembayaran upah yang dikaitkan secara langsung atau tidak langsung dengan

berbagai standar kinerja pegawai atau profitabilitas organisasi.

Kompensasi dan insentif mempunyai hubungan yang sangat erat, di mana

insentif merupakan komponen dari kompensasi dan keduanya sangat menentukan

dalam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi secara keseluruhan.Insentif dapat

dirumuskan sebagai balas jasa yang memadai kepada pegawai yang prestasinya

melebihi standar yang telah ditetapkan. Insentif merupakan suatu faktor

pendorong bagi pegawai untuk bekerja lebih baik agar kinerja pegawai dapat

(27)

Untuk memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang insentif, di bawah ini

ada beberapa ahli manajemen mengemukakan pengertian mengenai insentif.

Menurut Hasibuan (2001: 117), mengemukakan bahwa “Insentif adalah tambahan

balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasinya di atas

prestasi standar. Insentif ini merupakan alat yang dipergunakan pendukung prinsip

adil dalam pemberian insentif”.

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2002: 89), mengemukakan bahwa

“Insentif adalah suatu bentuk motivasi yang dinyatakan dalam bentuk uang atas

dasar kinerja yang tinggi dan juga merupakan rasa pengakuan dari pihak

organisasi terhadap kinerja karyawan dan kontribusi terhadap organisasi

(perusahaan).”

Sedangkan menurut Mutiara S. Pangabean (2002: 77), mengemukakan bahwa

“Insentif merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan karena

prestasi melebihi standar yang ditentukan. Dengan mengasumsikan bahwa uang

dapat mendorong karyawan bekerja lebih giat lagi, maka mereka yang produktif

lebih menyukai gajinya dibayarkan berdasarkan hasil kerja”.

Menurut T. Hani Handoko (2002: 176), mengemukakan bahwa “Insentif adalah

perangsang yang ditawarkan kepada para karyawan untuk melaksanakan kerja

sesuai atau lebih tinggi dari standar-standar yang telah ditetapkan”.

Jadi menurut pendapat-pendapat para ahli di atas dapat penulis simpulkan,

bahwa insentif adalah dorongan pada seseorang agar mau bekerja dengan baik dan

agar lebih dapat mencapai tingkat kinerja yang lebih tinggi sehingga dapat

membangkitkan gairah kerja dan motivasi seorang pegawai, jadi seseorang mau

bekerja dengan baik apabila dalam dirinya terdapat motivasi, yang menjadi

(28)

walaupun motivasi sudah terbentuk apabila tidak disertai dengan gairah kerjanya

maka tetap saja pegawai tersebut tidak akan bisa bekerja sesuai yang diharapkan.

Di mana pada prinsipnya pemberian insentif menguntungkan kedua belah

pihak. Perusahaan mengharapkan adanya kekuatan atau semangat yang timbul

dalam diri penerima insentif yang mendorong mereka untuk bekerja dengan lebih

baik dalam arti lebih produktif agar tujuan yang ingin dicapai oleh

perusahaan/instansi dapat terpenuhi sedangkan bagi pegawai sebagai salah satu

alat pemuas kebutuhannya

Tujuan dan Fungsi Adanya insentif ataupun Gaji dalam Sistem Aparatur

Fungsi Penggajian

Menurut Komaruddin (1995:164) fungsi gaji bukan hanya membantu manajer

personalia dalam menentukan gaji yang adil dan layak saja, tetapi masih ada

fungsi-fungsi yang lain, yaitu :

1. Untuk menarik pekerja yang mempunyai kemampuan ke dalam organisasi

2. Untuk mendorong pekerja agar menunjukkan prestasi yang tinggi

3. Untuk memelihara prestasi pekerja selama periode yang panjang

3.2 Tujuan Penggajian

Menurut Hasibuan (2002;120) tujuan penggajian, antara lain :

a. Ikatan kerja sama

Dengan pemberian gaji terjalinlah ikatan kerja sama formal antara majikan

dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas - tugasnya dengan baik,

(29)

yang disepakati.

b. Kepuasan kerja

Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan - kebutuhan fisik,

status sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja dari

jabatannya.

c. Pengadaan efektif

Jika program gaji ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang qualified

untuk perusahaan akan lebih mudah.

d. Motivasi

Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi

bawahannya.

e. Stabilitas karyawan

Dengan program insentif atas prinsip adil dan layak serta eksternal konsistensi

yang kompentatif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena turnover relatif

kecil.

f. Disiplin

Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan semakin

baik. Karyawan akan menyadari serta mentaati peraturan - peraturan yang

berlaku.

g. Pengaruh serikat buruh

Dengan program insentif yang baik pengaruh serikat buruh dapat dihindarkan dan

karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.

(30)

Jika program gaji sesuai dengan undang - undang yang berlaku (seperti batas gaji

minimum) maka intervensi pemerintah dapat dihindarkan.

Komponen Gaji dan insentif

Jumlah yang harus dibayarkan perusahaan atau jumlah yang akan

diterimakan kepada pegawai atau karyawan akan terdiri dari gaji atau upah pokok

ditambah dengan tunjangan-tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang dan

uang lembur. Apabila diambilkan contoh menurut struktur penggajian PNS maka

gaji pokok, tunjangan-tunjangan, dan iuran wajib dapat dirinci sebagai berikut :

a. Gaji Pokok

Gaji pokok merupakan jumlah imbalan yang dianggap layak bagi seorang

pegawai untuk memenuhi penghidupan selama satu bulan. Jumlah ini

merupakan dasar yang dipergunakan untuk menetapkan besarnya tunjangan

keluarga dan pokok. Besarnya gaji pokok akan meningkat sesuai dengan

tingkat pangkat dan masa kerja golongan. Kepada:

1. Calon Pegawai gaji pokoknya = 80% dari gaji pokok sesuai dengan

masa kerja, golongan dan ruang dalam Daftar Skala Gaji Pokok PNS.

2. Pegawai gaji pokoknya = 100% dari gaji pokok sesuai dengan masa

kerja, golongan dan ruang dalam Daftar Skala Gaji Pokok PNS.

a. Tunjangan Keluarga

Tunjangan ini diberikan kepada setiap pegawai yang menikah yang

terdiri dari:

1. Tunjangan isteri / suami = 10% dari gaji pokok

2. Tunjangan anak = 2% dari gaji pokok (untuk setiap anak,

(31)

b. Tunjangan Pangan (beras)

Bagi setiap pegawai dan keluarganya diberikan tunjangan pangan beras setara

dengan :

1. 10 kg untuk pegawai yang bersangkutan

2. 10 kg untuk isteri / suami

3 10 kg untuk setiap anak, maksimal 2 anak

Nominal tunjangan ini besarnya sesuai dengan saat penetapannya.

c. Tunjangan Striktural

Tunjangan ini diberikan kepada pegawai yang menduduki jabatan struktural

tertentu. Nilai nominal tunjangan ini penetapannya didasarkan atas faktor

kepantasan dan tersedianya anggaran. Jumlahnya bervariasi tergantung dari

jabatan seseorang dalam struktur organisasi maupun eselon yang diemban oleh

seorang pegawai (eselon IA, IB, IIA, IIB, IIIA, IIIC, IVA, IVB, VA,VB).

d. Tunjangan Fungsional

Tunjangan ini juga bervariasi tergantung dari fungsi pekerjaan pegawai yang

bersangkutan dalam memperlancar pelaksanaan tugas organisasi, misalnya :

hakim dan panitera, jaksa, BPK, dosen, guru, peneliti, widyaiswara, tenaga

kesehatan, tenaga atom, penyuluh pertanian, penyuluh KB, dan lain – lain.

e. Tunjangan Lain-lain

Tunjangan ini antara lain tunjangan pengabdian daerah terpencil dan

tunjangan khusus. Tunjangan pengabdian diberikan kepada pegawai yang

(32)

kepada pegawai – pegawai yang bekerja di propinsi – propinsi tertentu. Penetapan

ketentuan tunjangan ini diatur dengan keputusan presiden.

f. Tunjangan Selisih Penghasilan

Tunjangan ini diberikan kepada pegawai – pegawai yang dialihkan

statusnya dari pegawai BUMN ke status pegawai negeri biasa.

g. Tunjangan Perbaikan Penghasilan (TPP)

Tunjangan ini diberikan kepada pegawai sebagai akibat dari adanya

keputusan pemerintah yang menaikkan gaji pokok tanpa mengubah nilai

nominal gaji pokok yang tercantum dalam daftar skala gaji pokok. Pengubahan

gaji pokok yang terdapat dalam daftar skala gaji pokok memerlukan waktu dan

biaya yang tinggi dalam percetakan bahan – bahan administrasinya. Dalam

TPP ini tidak dipotong dengan iuran wajib pegawai (IWP).

h. Iuran Wajib Pegawai (IWP).

Pegawai dan keluarganya memperoleh hak – hak pelayanan social di hari

tua dan pemeliharaan kesehatan. Oleh karena itu kepada pegawai diwajibkan

untuk membayar iuran wajib pegawai (IWP) sebesar 10% dari gaji pokok dan

10% dari tuntutan keluarga, dengan rincian sebagai berikut :

1. 4 ¾% untuk iuran pensiun

2. 2% untuk iuran pemeliharaan

3. 3 1/4% untuk iuran tabungan (sosial dan hari tua)

Disamping itu IWP di atas ada juga iuran Amal Bhakti Muslim Pancasila dan

iuran bantuan perumahan yang besarnya disesuaikan dengan golongan

kepangkatan.

(33)

1. Tunjangan isteri / suami dan anak

2. Tunjangan khusus pajak (PNS)

3. Potongan – potongan

4. Jumlah penghasilan bersih yang dibayarkan

Dalam skala gaji pokok PNS menurut PP. No. 66 Tahun 2005 disebutkan

bahwa untuk golongan dan ruang terendah adalah Rp. 661.300,00,- dan untuk

golongan dan ruang tertinggi adalah Rp. 2.070.000,00,-

Data dan Informasi Gaji Pokok dan Tunjangan-tunjangan

Sebelum dilakukan perhitungan gaji pokok, tunjangan – tunjangan, dan

iuran wajib perlu dikumpulkan data dan informasi sebagai berikut :

1. Skala gaji yang berlaku tentang gaji pokok pegawai, misalnya lihat tabel.

2. Peraturan perundangan tentang tunjangan pangan, tunjanga jabatan dan

fungsional, tunjangan daerah khusus, tunjangan pengabdian yang diberikan

pada pegawai yang bekerja di daerah terpencil, tunjangan perbaikan

penghasilan (TPP), apabila pemerintah menetapkan kenaikan gaji tanpa

mengubah nilai gaji pokok yang terdapat dalam skala gaji.

3. Data pribadi pegawai bersangkutan tentang usia (tanggal lahir), golongan

ruang kepangkatan terakhir, masa kerja, status perkawinan, jumlah anak

menjadi tanggungan (maksimal 2 anak), dan jabatan.

Menurut Zaki Baridwan (1993 : 223) prosedur penggajian dapat dilakukan

dengan langkah – langkah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan catatan waktu hadir dari pencatat waktu

(34)

a. Clock Card, yaitu kartu yang dibuat untuk masing – masing karyawan yang

menunjukan jam dating dan jam pulang. Kartu ini dimasukkan ke dalam

attendance time recorder pada waktu karyawan datang maupun pulang,

sehingga tercetak jam datang dan jam pulang. Contoh Clock Card dapat dilihat

pada gambar :

Tabel 3.1

Tabel :Clock Card dengan penulisan mendatar

Nomor : 213 6 Nov 08

Nama : Erwin Tarif Rp 1000,00

Jml Jam : 44 Jam

Pagi Siang Siang Sore Lembur

Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar

M 8.00 12.00 1.30 4.00

T

u 7.40 12.40 1.20 4.00

W 7.45 12.15 1.00 4.00 5.00 5.00

(35)

b. Daftar hadir ditandatangani karyawan setiap hari

Untuk setiap bagian dalam perusahaan disediakan satu lembar daftar hadir atau

mungkin legih dari satu lembar. Karyawan diminta untuk menandatangani daftar

itu setiap hari.

1. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk menghitung pendapatan

karyawan

2. Menambahkan tunjangan – tunjangan pada gaji

3. Mengalikan waktu hadir dengan tarif upah

4. Memperhitungkan potongan – potongan pada gaji dan upah seperti angsuran

pinjaman, asuransi dan lain – lain.

5. Membuat formulir dan laporan – laporan sebagai berikut :

a. Jurnal Gaji dan Upah (dan cek register)

Daftar gaji merupakan daftar yang menunjukkan perhitungan gaji dan upah

masing – masing karyawan selama periode tertentu. Dalam daftar gaji, setiap

baris digunakan untuk satu karyawan, menunjukkan nama, nomor kartu hadir,

jam kerja biasa dan lembur. Daftar gaji dan upah ini merupakan buku jurnal

gaji dan upah.

b. Cek gaji atau amplop gaji

Cek gaji dibuat bila pembayaran menggunakan cek, tetapi bila gaji dibayar

dengan uang tuni maka digunakan amplop gaji. Baik cek gaji maupun amplop

gaji harus menunjukkan nama karyawan dan jumlah gaji bersihnya. Bisa juga

diberi keterangan lain seperti nomor kartu hadir, bagian dan lain – lain.

(36)

Merupakan formulir yang berisi data gaji kotor dan

potongan-potongan serta gaji bersih. Laporang ini diserahkan pada karyawan

bersama dengan gaji atau upahnya

d. Catatan gaji karyawan

Merupakan catatan yang menunjukkan kumpulan gaji dan upah

karyawan selama periode tertentu, bulanan atau triwulan. Catatan ini

dibuat terinci seperti daftar gaji dan upah dan utuk setiap karyawan

dibuat satu formulir.

e. Formulir atau laporan yang diperlukan untuk perhitungan pajak atau

asuransi.

Cara Menghitung Jumlah Gaji

Untuk mendapatkan jumlah penghasilan yang diterima pegawai maka perlu

diketahui langkah-angkah berikut :

1. Mencari gaji pokok pegawai yang bersangkutan di dalam skala gaji, sesuai

dengan golongan ruang kepangkatan dan masa kerjanya.

2. Menentukan gaji kotor pegawai dengan perhitungan berikut :

Gaji pokok + 10% X Gaji pokok + 2% X Jumlah anak X Gaji pokok.

Atau dapat disimbolkan sebagai berikut :

G + 10% x G + 2% x N x G = G ( 1,1 + 0,02 ) Keterangan :

G = Gaji pokok

(37)

2% x N x G = tumjangan anak besarnya 2% dari gaji pokok bagi setiap

anak

N = jumlah anak maksimal 2 orang.

3. Menentukan gaji bersih dengan cara menkurangkan gaji kotor dengan

iuran wajibyang besarnya 10%. Sehingga gaji bersih dapat dirumuskan

sebagai berikut :

0,9 G ( 1,1 + 0,02 N )

4. Menentukan jumlah penghasilan yang diterima pegawai dengan cara

menambahkan gaji bersih dengan tunjangan – tunjangan :

a. Tunjangan jabatan structural / fungsional, bagi pegawai yang

menduduki suatu jabatan struktural atau fungsional.

b. Tunjangan pangan sebesar 10 kg untuk pegawai, 10 kg untuk isteri

/ suami, 10 kg untuk anak yang menjadi tanggungan. Tunjangan

ini dapat digantikan dengan uang.

c. Tunjangan pengabdian 100% dari gaji pokok untuk pegawai yang

bekerja di daerah terpencil.

Tunjangan-tunjangan tersebut tidak dikenai iuran dan potongan

wajib, sehingga apabila terdapat TPP dalam gaji, maka padanya

tidak dikenai potongan. Jadi gaji akhir atau penghasilan yang

diterima pegawai adalah Gaji bersih + Tunjangan.

Untuk dapat mencari gaji pokok pegawai yang bersangkutan di dalam

skala gaji, sesuai dengan golongan ruang kepangkatan dan masa kerjanya,

(38)

bersangkutan. Susunan pangkat golongan dan ruang pegawai di dalam

PNS dapat dilihat table berikut :

Tabel 3.2

Susunan Pangkat Golongan dan Ruang

No Pangkat Golongan Ruang

1 Juru Muda I a

2 Juru Muda Tingkat I I b

3 Juru I c

4 Juru Tingkat I d

5 Pengatur Muda II a

6 Pengatur Muda Tingkat I II b

7 Pengatur II c

8 Pengatur Tingkat I II d

9 Penata Muda III a

10 Penata Muda Tingkat I III b

11 Penata III c

12 Penata Tingkat I III d

13 Pembina IV a

14 Pembina Tingkat I IV b

15 Pembina Utama Muda IV c

16 Pembina Utama Madya IV d

(39)

Sumber: Administrasi Gaji dan Upah, F, Winarni dan G. Sugiyarso

Perhitungan Gaji Pegawai

Contoh 1 :

Agus adalah seorang pegawai lajang tamatan sekolah dasar dengan masa

kerja 0 tahun. Berarti gaji pokoknya menurut PP No. 11 Tahun 2003 adalah 80%

dari gaji pokok menurut golongan I, ruang a ( Gol I/a ) sebesar Rp 575.000,00;

sedang gaji bersihnya adalah sebesar gaji pokok dikurangi iuran wajib pegawai

10% dari gaji pokoknya.

Lihat perhitungan berikut :

Gaji pokok = 80% x Rp 575.000,00 = Rp

Bagus adalah seorang pegawai, mempunyai 1 istri dan 2 orang anak,

masing – masing berusia 15 tahun dan 12 tahun. Bagus berijazah sekolah dasar

dan mempunyai masa kerja 30 tahun. Berarti gaii pokoknya adalah 100% dari gaji

pokok menurut golongan II, ruang a (Gol II/a) sebesar Rp 1.001.600,00

ditambah tunjangan keluarga 14% dari gaji pokok (tunjangan isteri 10%,

tunjangan anak masing-masing 2% ). Gaji bersihnya adalah sebesar gaji pokok

ditambah tunjangan keluarga dikurangi iuran wajib pegawai 10% dari gaji pokok

setelah ditambah tunjangan. Lihat perhitungan berikut :

(40)

Tunj.keluarga = 14%xRp 1.001.600,00 = Rp 140.300,00

Jumlah 1 Rp 1.141.900,00

Iuran Wajib Pegawai = 10%xRp 1.141.900 = Rp 114.200,00

Penghasilan = Rp 1.027.700,00

1. Proses Penggajian

a. Penggolongan Gaji Pegawai Peraturan Pemerintah No.22 Tahun 2012

Tentang Peraturan Gaji Pokok Pegawai Negeri Sipil (lihat lampiran 1.3)

Besarnya gaji dasar ditentukan menurut penggolongan jabatan.

b. Tunjangan Struktural

Tunjangan struktural adalah tunjangan yang diberikan perusahaan kepada

karyawannya sebagai penggantian prestasi kerja yang diberikan karyawan

pada perusahaan. Selain prestasi kerja, tunjangan struktural juga

dipengaruhi oleh tingkat pendidikan karyawan yang bersangkutan.

c. Tunjangan Umum

Adalah tunjangan yang diberikan untuk pegawai yang bukan pejabat

struktural.

d. Tunjangan Keluarga

Adalah tunjangan yang diberikan perusahaan kepada anggota keluarga

karyawan yang dalam hal ini perusahaan memberikan tunjangan kepada

seorang istri dan 2 orang anak. Dalam perhitungan untuk istri sebersar

10% dari gaji pokok dan untuk anak sebesar 2% dari gaji pokok.

e. Tunjangan Beras

f. Tunjangan Khusus Pajak

(41)

Contoh Perhitungan gaji

( 1 ) Gaji Pokok :

Tunjangan istri / suami :

Tunjangan anak :

Jumlah Gaji Pokok & Tunjangan : A

Tunjangan Beras :

Tunjangan Struktural :

Tunjangan Umum :

Jumlah Kotor B

( 2 ) Biaya Jabatan : B x 5%

Iuran Pensiun : A x 4,75%

Jumlah :

C

( 3 ) Pengahsilan Netto : B – C

( 4 ) Potongan – potongan

Potongan Pph :

Iuran Wajib Pajak :

Taperum :

Sewa Rumah :

Gaji Bersih :

Berikut Ini Adalah Daftar Rekapitulasi Penggolongan Gaji Bulan Maret 2014

Pada Pengadilan Negeri Medan: (lihat pada bagian lampiran 1.1 dan 1.2)

(42)

Tujuan Pemberian Insentif

Tujuan pemberian insentif adalah untuk memenuhi kepentingan berbagai

pihak, yaitu:

1. Bagi perusahaan:

a) Mempertahankan tenaga kerja yang terampil dan cakap agar

loyalitasnya tinggi terhadap perusahaan.

b) Mempertahankan dan meningkatkan moral kerja pegawai yang

ditunjukkan akan menurunnya tingkat perputaran tenaga kerja dan

absensi.

c) Meningkatkan produktivitas perusahaan yang berarti hasil produksi

bertambah untuk setiap unit per satuan waktu dan penjualan yang

meningkat.

2. Bagi pegawai:

a) Meningkatkan standar kehidupannya dengan diterimanya pembayaran

di luar gaji pokok.

b) Meningkatkan semangat kerja pegawai sehingga mendorong mereka

untuk berprestasi lebih baik.

Setiap orang apabila ditawarkan suatu ganjaran yang memberikan hasil

yang cukup menguntungkan bagi mereka, maka ia akan termotivasi untuk

memperolehnya. Alat motivasi yang kuat itu adalah dengan memberikan

(43)

Pemberian insentif terutama insentif material dimaksudkan agar

kebutuhan materi pegawai terpenuhi, dengan terpenuhinya kebutuhan materi

itu diharapkan pegawai dapat bekerja lebih baik, cepat dan sesuai dengan

standar perusahaan sehingga output yang dihasilkan dapat meningkat daripada

input dan akhirnya kinerja pegawai dapat meningkat.

Jadi pemberian insentif merupakan sarana motivasi yang dapat

merangsang ataupun mendorong pegawai agar dalam diri mereka timbul

semangat yang lebih besar untuk berprestasi bagi peningkatan kinerja.

Sistem Pelaksanaan Pemberian Insentif

Pedoman penyusunan rencana insentif oleh Gary Dessler dalam bukunya yang

diterjemahkan oleh Agus Dharma dapat juga dijadikan bahan acuan, antara

lain:

a. Pastikan bahwa usaha dan imbalan langsung terkait

Insentif dapat memotivasi pegawai jika mereka melihat adanya kaitan

antara upaya yang mereka lakukan dengan pendapatan yang disediakan,

oleh karena itu program insentif hendaklah menyediakan ganjaran kepada

pegawai dalam proporsi yang sesuai dengan peningkatan kinerja mereka.

Pegawai harus berpandangan bahwa mereka dapat melakukan tugas yang

diperlukan sehingga standar yang ditetapkan dapat tercapai.

b. Buatlah rencana yang dapat dipahami dan mudah di kalkulasi oleh

pegawai

Para pegawai diharapkan dapat mudah menghitung pendapatan yang bakal

(44)

dengan pendapatan. Oleh karena itu program tersebut sebaiknya dapat

dimengerti dan mudah di kalkulasi.

c. Tetapkanlah standar yang efektif

Standar yang mendasari pemberian insentif ini sebaiknya efektif, di mana

standar dipandang sebagai hal yang wajar oleh pegawai. Standar sebaiknya

ditetapkan cukup masuk akal, sehingga dalam upaya mencapainya terdapat

kesempatan berhasil 50-50 dan tujuan yang akan dicapai hendaknya

spesifik, artinya tujuan secara terperinci dan dapat diukur karena hak ini

dipandang lebih efektif.

d. Jaminlah standar anda

Dewasa ini, para pegawai sering curiga bahwa upaya yang melampaui

standar akan mengakibatkan makin tingginya standar untuk melindungi

kepentingan jangka panjang, maka mereka tidak berprestasi di atas standar

sehingga mengakibatkan program insentif gagal. Oleh karena itu penting

bagi pihak manajemen untuk memandang standar sebagai suatu kontrak

dengan pegawai anda begitu rencana itu operasional.

e. Jaminlah suatu tarif pokok per jam

Terutama bagi pegawai pabrik, pihak perusahaan disarankan untuk

menjamin adanya upah pokok bagi pegawai, baik dalam per jam, hari,

bulan dan sebagainya agar mereka tahu bahwa apapun yang terjadi mereka

akan memperoleh suatu upah minimum yang terjamin.

Jika suatu insentif yang diinginkan berjalan dengan efektif maka harus

(45)

a. Pekerjaan-pekerjaan individu mestilah tidak begitu tergantung

terhadap pekerjaan lainnya.

b. Basis yang kompetitif dan memadai terhadap gaji dan

tunjangan-tunjangan dasar pada puncak di mana insentif dapat menghasilkan

pendapatan variabel.

c. Dampak signifikan individu atau kelompok atas kinerja hasil-hasil

yang penting.

d. Hasil-hasil yang dapat diukur.

e. Standar produksi terhadap mana program insentif didasarkan

haruslah disusun dan dipelihara secara cermat.

f. Begitu standar produksi selesai disusun, standar tersebut haruslah

dikaitkan terhadap tingkat gaji.

g. Rentang waktu yang masuk akal.

h. Komitmen manajemen terhadap program-program adalah vital bagi

kesuksesannya.

i. Iklim organisasional yang sehat dan positif di mana perjuangan

terhadap keunggulan individu dan kelompok didorong.

3.4 Pengertian Kinerja

Kata “kinerja” belakangan ini menjadi topik yang hangat di kalangan

pengusaha dan kalangan administrator. Kinerja seakan menjadi sosok yang

bernilai dan telah dijadikan tujuan pokok pada organisasi/badan usaha, selain

profit. Karena dengan laba saja tidak cukup apabila tidak dibarengi dengan

(46)

Kinerja bagian produktivitas kerja, produktivitas berasal dari kata

”Produktif” artinya sesuatu yang mengandung potensi untuk digali, sehingga

produktivitas dapatlah dikatakan sesuatu proses kegiatan yang terstruktur guna

menggali potensi yang ada dalam sebuah komoditi atau objek. Filosofi

produktivitas sebenarnya dapat mengandung arti keinginan dan usaha dari

setiap manusia (individu maupun kelompok) untuk selalu meningkatkan mutu

kehidupan dan penghidupannya.

Untuk lebih jelasnya berikut ini akan dijabarkan beberapa pengertian

mengenai kinerja menurut beberapa ahli.

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2001: 67) kinerja itu dapat

didefinisikan sebagai:

“Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan kepadanya.”

Menurut Malayu S.P Hasibuan (2002: 94), pengertian kinerja

ituadalah:

“Pengorbanan jasa, jasmani dan pikiran untuk menghasilkan

barang-barang atau jasa-jasa dengan memperoleh imbalan prestasi tertentu.”

Sedangkan menurut August W. Smith yang dikutip dalam buku Sedarmayanti

(2001: 50) mengemukakan:

“Performance atau kinerja adalah output drive from processes,human

or otherwise, jadi dikatakannya bahwa kinerja merupakan hasil atau

(47)

Sedangkan menurut Bernardin dan Russsell yang dikutip oleh Ambar Teguh

Sulistiyani dan Rosidah (2003: 224) bahwa kinerja adalah:

“Kinerja merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi

pegawai tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama periode waktu

tertentu. Sedang kinerja suatu jabatan secara keseluruhan sama dengan

jumlah (rata-rata) dari kinerja fungsi pegawai atau kegiatan yang

dilakukan. Pengertian kinerja di sini tidak bermaksud menilai

karakteristik individu tetapi mengacu pada serangkaian hasil yang

diperoleh selama periode waktu tertentu”.

Menurut beberapa pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa

kinerja mempunyai hubungan erat dengan masalah produktivitas karena

merupakan indikator dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai

tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu perusahaan/instansi.

Sehubungan dengan hal tersebut maka upaya untuk mengadakan penilaian

terhadap kinerja di suatu organisasi merupakan hal yang sangat penting.

Berbicara tentang kinerja personil, erat kaitannya dengan cara mengadakan

penilaian terhadap pekerjaan seseorang sehingga perlu ditetapkan standar

kinerja atau standard performance.

Ungkapan tersebut menyatakan bahwa standar kinerja perlu dirumuskan

guna dijadikan tolak ukur dalam mengadakan perbandingan antara apa

yang telah dilakukan dengan apa yang diharapkan, kaitannya dengan

pekerjaan atau jabatan yang telah dipercayakan kepada seseorang. Standar

termaksud dapat pula dijadikan sebagai ukuran dalam mengadakan

(48)

3.5Jenis-jenis Insentif dalam meningkatkan kinerja

Jenis-jenis insentif dalam suatu perusahaan/instansi, harus dituangkan

secara jelas sehingga dapat diketahui oleh pegawai dan oleh perusahaan

tersebut dapat dijadikan kontribusi yang baik untuk dapat menambah gairah

kerja bagi pegawai yang bersangkutan.

Menurut ahli manajemen sumber daya manusia Sondang P.

Siagian (2002: 268), jenis-jenis insentif tersebut adalah:

1. Piece work

Piece work adalah teknik yang digunakan untuk mendorong kinerja kerja

pegawai berdasarkan hasil pekerjaan pegawai yang dinyatakan dalam

jumlah unit produksi.

2. Bonus

Bonus adalah Insentif yang diberikan kepada pegawai yang mampu

bekerja sedemikian rupa sehingga tingkat produksi yang bakuterlampaui.

3. Komisi

Komisi adalah bonus yang diterima karena berhasil melaksanakan tugas

dan sering diterapkan oleh tenaga-tenaga penjualan.

4. Insentif bagi eksekutif

Insentif bagi eksekutif ini adalah insentif yang diberikan kepada pegawai

(49)

suatu perusahaan, misalnya untuk membayar cicilan rumah, kendaraan

bermotor atau biaya pendidikan anak.

6. Kurva “kematangan”

Adalah diberikan kepada tenaga kerja yang karena masa kerja dan

golongan pangkat serta gaji tidak bisa mencapai pangkat dan penghasilan

yang lebih tinggi lagi, misalnya dalam bentuk penelitian ilmiah atau dalam

bentuk beban mengajar yang lebih besar dan sebagainya.

6. Rencana insentif kelompok

Rencana insentif kelompok adalah kenyataan bahwa dalam banyak

organisasi, kinerja bukan karena keberhasilan individual melainkan karena

keberhasilan kelompok kerja yang mampu bekerja sebagai suatu tim.

Berdasarkan pengertian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

jenis-jenis insentif adalah:

a. Insentif material

Dapat diberikan dalam bentuk:

1) Bonus

2) Komisi

3) Pembagian laba

4) Insentif yang ditangguhkan

5) Bantuan hari tua.

b. Insentif non-material

(50)

1) Jaminan sosial

2) Pemberian piagam penghargaan

3) Pemberian promosi

4) Pemberian pujian lisan atau tulisan.

Jelas bahwa insentif yang memadai akan mendorong semangat dan gairah

kerja pegawai, sehingga pegawai akan terus menjaga dan meningkatkan hasil

kerjanya ada akhirnya akan meningkatkan keuntungan itu sendiri dalam

mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan, sehingga instansi dan pegawai

diharapkan lebih solid dalam membangun kebersamaan menuju kemajuan

perusahaan/instansi.

Indikator-indikator Pemberian Insentif

Beberapa cara perhitungan atau pertimbangan dasar penyusunan

insentif antara lain sebagai berikut:

1. Kinerja

Sistem insentif dengan cara ini langsung mengkaitkan besarnya insentif

dengan kinerja yang telah ditunjukkan oleh pegawai yang bersangkutan.

Berarti besarnya insentif tergantung pada banyak sedikitnya hasil yang

dicapai dalam waktu kerja pegawai. Cara ini dapat diterapkan apabila hasil

kerja diukur secara kuantitatif, memang dapat dikatakan bahwa dengan

cara ini dapat mendorong pegawai yang kurang produktif menjadi lebih

produktif dalam bekerjanya. Di samping itu juga sangat menguntungkan

bagi pegawai yang dapat bekerja cepat dan berkemampuan tinggi.

Sebaliknya sangat tidak favourable bagi pegawai yang bekerja lamban

(51)

2. Lama Kerja

Besarnya insentif ditentukan atas dasar lamanya pegawai melaksanakan

atau menyelesaikan suatu pekerjaan. Cara perhitungannya dapat

menggunakan per jam, per hari, per minggu ataupun per bulan. Umumnya

cara yang diterapkan apabila ada kesulitan dalam menerapkan cara

pemberian insentif berdasarkan kinerja. Memang ada kelemahan dan

kelebihan dengan cara ini, antara lain sebagai berikut:

a. Kelemahan

Terlihatnya adanya kelemahan cara ini sebagai berikut:

1) Mengakibatkan mengendornya semangat kerja pegawai yang

sesungguhnya mampu berproduksi lebih dari rata-rata.

2) Tidak membedakan usia, pengalaman dan kemampuan pegawai.

3) Membutuhkan pengawasan yang ketat agar pegawai

sungguh-sungguh bekerja.

4) Kurang mengakui adanya kinerja pegawai.

b. Kelebihan

Di samping kelemahan tersebut di atas, dapat dikemukakan

kelebihan-kelebihan cara ini sebagai berikut:

1) Dapat mencegah hal-hal yang tidak atau kurang diinginkan seperti:

pilih kasih, diskiminasi maupun kompetisi yang kurang sehat.

2) Menjamin kepastian penerimaan insentif secara periodik

3) Tidak memandang rendah pegawai yang cukup lanjut usia.

(52)

Sistem insentif ini didasarkan pada masa kerja atau senioritas pegawai

yang bersangkutan dalam suatu organisasi. Dasar pemikirannya adalah

pegawai senior, menunjukkan adanya kesetiaan yang tinggi dari pegawai

yang bersangkutan pada organisasi di mana mereka bekerja. Semakin

senior seorang pegawai semakin tinggi loyalitasnya pada organisasi, dan

semakin mantap dan tenangnya dalam organisasi. Kelemahan

yang menonjol dari cara ini adalah belum tentu mereka yang senior ini

memiliki kemampuan yang tinggi atau menonjol, sehingga mungkin sekali

pegawai muda (junior) yang menonjol kemampuannya akan dipimpin oleh

pegawai senior, tetapi tidak menonjol kemampuannya. Mereka menjadi

pimpinan bukan karena kemampuannya tetapi karena masa kerjanya.

Dalam situasi demikian dapat timbul di mana para pegawai junior yang

energik dan mampu tersebut keluar dari perusahaan/instansi.

4. Kebutuhan

Cara ini menunjukkan bahwa insentif pada pegawai didasarkan pada

tingkat urgensi kebutuhan hidup yang layak dari pegawai. Ini berarti

insentif yang diberikan adalah wajar apabila dapat dipergunakan untuk

memenuhi sebagian kebutuhan pokok, tidak berlebihan namun tidak

berkekurangan. Hal seperti ini memungkinkan pegawai untuk dapat

bertahan dalam perusahaan/instansi.

5. Keadilan dan Kelayakan

a. Keadilan

Dalam sistem insentif bukanlah harus sama rata tanpa pandang bulu,

(53)

dengan (output), makin tinggi pengorbanan semakin tinggi insentif

yang diharapkan, sehingga oleh karenanya yang harus dinilai adalah

pengorbanannya yang diperlukan oleh suatu jabatan. Input dari suatu

jabatan ditunjukkan oleh spesifikasi yang harus dipenuhi oleh orang

yang memangku jabatan tersebut. Oleh karena itu semakin tinggi pula

output yang diharapkan. Output ini ditunjukkan oleh insentif yang

diterima para pegawai yang bersangkutan, di mana di dalamnya

terkandung rasa keadilan yang sangat diperhatikan sekali oleh setiap

pegawai penerima insentif tersebut.

b. Kelayakan

Disamping masalah keadilan dalam pemberian insentif tersebut perlu

pula diperhatikan masalah kelayakan. Layak pengertiannya

membandingkan besarnya insentif dengan perusahaan lain yang

bergerak dalam bidang usaha sejenis. Apabila insentif didalam

perusahaan yang bersangkutan lebih rendah dibandingkan dengan

perusahaan lain, maka perusahaan/instansi akan mendapat kendala

yakni berupa menurunnya kinerja pegawai yang dapat diketahui dari

berbagai bentuk akibat ketidakpuasan pegawai mengenai insentif

tersebut.

6. Evaluasi Jabatan

Evaluasi jabatan adalah suatu usaha untuk menentukan dan

membandingkan nilai suatu jabatan tertentu dengan nilai jabatan-jabatan

(54)

harga dari suatu jabatan guna menyusun rangking dalam penentuan

insentif.

Berikut Ini Adalah Daftar Rekapitulasi Tunjangan Remunerasi Gaji Bulan Maret

2014 Pada Pengadilan Negeri Medan: (Lihat Pada Bagian Lampiran 1.3)

Berdasarkan Perpres No 19 tahun 2008 dan Surat Keputusan:

70/KMA/SK/V/2008 pada bulan Mei 2008 MA mulai membayar tunjangan

khusus kinerja Hakim dan PNS di lingkungan MA. Dan Perpres tersebut berlaku

surut mulai September 2007, artinya jumlah remunerasi yang diterima merupakan

akumulasi/rapelan dari bulan tersebut.

Pemberlakuan remunerasi di MA masih 70%, dan akan terus dievaluasi

pelaksanaannya.

Berikut Tabel 3.3 Tunjangan Hakim di MA

NO JABATAN TUNJANGAN

1 Ketua Mahkamah Agung 31,100,000

2 Wakil Ketua Mahkamah Agung 25,800,000

3 Ketua Muda Mahkamah Agung 24,200,000

4 Hakim Agung Mahkamah Agung 22,800,000

5 a.Ketua pengadilan Tinggi 13,000,000

b.Ketua Pengadilan Tinggi Agama 13,000,000

(55)

d.Ketua Penggadilan Militer Utama 13,000,000

e.Ketua Pengadilan Tinggi Militer 13,000,000

6 a. Ketua Pengadilan Negeri Kelas I A 7,400,000

b. Ketua Pengadilan Agama Kelas I A 7,400,000

c. Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara 7,400,000

d. Ketua Pengadilan Militer tipe A 7,400,000

7 a. Ketua Pengadilan Negeri Kelas I B 6,200,000

b. Ketua Pengadilan Agama Kelas I B 6,200,000

c. Ketua Pengadilan Militer Tipe B 6,200,000

8 a. Ketua Pengadilan Negeri Kelas II 5,100,000

b. Ketua Pengadilan Agama Kelas II 5,100,000

9 a. Wakil ketua Pengadilan Tinggi 11,500,000

b. Wakil ketua Pengadilan Tinggi Agama 11,500,000

c. Wakil ketua Pengadilan Tinggi Tata Usa Negara 11,500,000

d. Wakil ketua Pengadilan Militer Utama 11,500,000

e. Wakil ketua Pengadilan Tinggi Militer 11,500,000

(56)

b. Wakil Ketua Pengadilan Agama Kelas IA 6,600,000

c. Wakil Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara 6,600,000

d. Wakil Ketua Pengadilan Militer Tipe A 6,600,000

11 a. Wakil Ketua Pengadilan Negeri Kelas IB 5,800,000

b. Wakil Ketua Pengadilan Agama Kelas I B 5,800,000

c. Wakil Ketua Pengadilan Militer Tipe B 5,800,000

12 a. Wakil Ketua Pengadilan Negeri Kelas II 4,800,000

b. Wakil Ketua Pengadilan Agama Kelas II 4,800,000

13 a. Hakim Pengadilan Tinggi 10,200,000

b. Hakim Pengadilan Tinggi Agama 10,200,000

c. Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara 10,200,000

d. Hakim Pengadilan Militer Utama 10,200,000

e. Hakim Pengadilan Tinggi Militer 10,200,000

14 a. Hakim Pengadilan Negeri Kelas I A 5,400,000

b. Hakim Pengadilan Agama Kelas I A 5,400,000

c. Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara 5,400,000

(57)

15 a. Hakim Pengadilan Negeri Kelas I B 4,500,000

b. Hakim Pengadilan Agama Kelas I B 4,500,000

c. Hakim Pengadilan Militer Tipe B 4,500,000

16 a. Hakim Pengadilan Negeri Kelas II 4,200,000

b. Hakim Pengadilan Agama Kelas II 4,200,000

3.6 Pengaruh Gaji Dan Insentif Pengadilan Negeri Medan

1. Kedisiplinan Para Pegawai

a. Dengan pendapatan para pegawai negeri medan dengan golongan

II sebesar Rp.1.714.100-Rp.3.328.000., golongan III

Rp.2.186.000-Rp.4.066.100., golongan IV Rp.2.580.000- Rp.5.002.000.

b. Mampu menciptakan kondisi kerja yang disiplin. hal ini dapat

dilihat dari rekapitulasi kehadiran yang menerangkan bahwa 90 %

pegawai memenuhi masa kerja yang ditentukan

2. Semangat kerja

a. Pemberian insentif kepada para pegawai negeri medan memberikan

peningkatan produktivitas per individu dalam menjalankan tugas

tugasnya. Hal ini dapat dilihat dari pemberian insentif sebesar

(58)

3. Keefektifan kinerja para pegawai

a. penerimaan gaji dan insentif para pegawai mampu memenuhi target

pekerjaan yang ditentukan hal ini sesuai dengan sasaran strategis yang

dibuat oleh Pengadilan Negeri Medan untuk tahun 2014, contoh :

1. Sasaran strategis dalam terwujudnya penyelesaian perkara

yang sederhana tepat waktu, transparan, dan akuntabel dengan

indikator kinerja presentase penyelaesaiaan perkara mampu

mencapai target sebesar 90%

2. Sasaran strategis dalam terwujudnya penyelesaian perkara

yang sederhana tepat waktu, transparan, dan akuntabel dengan

indicator kinerja presentase layanan meja informasi mampu

mencapai target sebesar 95 %.

3. Sasaran strategis dalam terwujudnya pelaksanaan pengawasan

internal yang efektif dan efisien dengan indikator kinerja

presentase pengaduan yang ditindak lanjuti mampu mencapai

target sebesar 90%.

4. Sasaran strategis dalam terwujudnya penyelesaian perkara

yang sederhana tepat waktu, transparan, dan akuntabel dengan

indicator kinerja jumlah perkara bagi masyarakat miskin dan

terpinggirkan yang mendapatkan layanan pos bakum mampu

(59)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dikaji secara detail, maka penulis dapat

memberikan kesimpulan tentang insentif dan gaji yang secara otomatis

memberikan pengaruh pada kinerja aparatur berikut beberapa kesimpulan dari

hasil pembahasan di atas:

1. Gaji adalah balas jasa yang dibayar secara periodik kepada karyawan

tetap serta mempunyai jaminan yang pasti.

2. Insentif adalah suatu bentuk motivasi yang dinyatakan dalam bentuk

uang atas dasar kinerja yang tinggi dan juga merupakan rasa

pengakuan dari pihak organisasi terhadap kinerja karyawan dan

kontribusi terhadap organisasi (instansi pemerintahan).

3. Pemberian gaji dan insentif para pegawai Pengadilan Negeri Medan

dibayarkan secara periodik (bulan) dengan masa kerja 20 hari.

4. Jumlah para pegawai pengadilan negeri medan yang mendapat gaji dan

insentif mulai golongan II, III, & IV berjumlah 110 orang.

Total belanja pengadilan negeri medan untuk gaji dan insentif pegawai

sebesar Rp.15.140.611.110 untuk periode tahun 2014.

5. Pemberian gaji dan insentif oleh pengadilan negeri medan kepada para

pegawai mampu menciptakan situasi dan kondisi dilingkungan kerja

yang disiplin, memberikan semangat kinerja yang optimal sehingga

(60)

4.2 Saran

Dari kesimpulan di atas penulis dapat memberikan saran dalam terselesasinya

makalah ini,saran itu adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan pemberian gaji dan insentif kepada para pegawai mampu

meningkatkan kualitas kinerja dalam memenuhi tugasnya sebagai pemberi

pelayanan terbaik kepada masyarakat.

2. Untuk meningkatkan prestasi kerja para pegawai, Maka sebaiknya

Pengadilan Negeri Medan perlu meningkatkan perhatiannya terhadap

peningkatan kesejahteraan pegawai agar pegawai merasa hidupnya

terjamin bekerja dan diharapkan mampu mengurangi tingkat kecurangan

pegawai dalam bekerja.

3. Pemberian serta pembagian gaji dan insentif harus sesuai berdasarkan

Peraturan Pemerintah No.22 Tahun 2013. Pembagian disesuaikan dengan

dengan status pendidikan dan lama kerja sehingga terwujudnya keadilan

yang merata.

4. Dengan terlaksananya sistem gaji dan Insentif ini diharapkanpada Seluruh

Pegawai Negeri medan agar lebih bisa meningkatkan kinrja yang lebih

produktif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Semoga saran-saran penulis bisa menjadi masukan dan

pertimbangan untuk Pengadilan Negeri Medan Guna mampu mewujudkan

(61)

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 1993. Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur Dan Metode, Edisi V. Yogyakarta: BPFE.

Dessler, G. (1998) Manajemen Sumber Daya Manusia. Jilid 2. Edisi Bahasa Indonesia. PT Prenhallindo. Jakarta.

Flippo, Edwin B. Terjemah Moh Masud. Manajemen personalia. Jakarta : Erlangga.

Hasibuan, Malayu S.P, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Bumi Aksara

Hasibuan, Malayu S.P, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia. edisi revisi,Bumi Aksara Jakarta.

Komaruddin, (1995),Ensiklopedia Menejemen,jakarta,bumi aksara

Mangkunegara.,Anwar Prabu 2001, Manajemen sumber daya manusia perusahaan, Bandung : Remaja Rosdakarya

Mangkunegara, Anwar Prabu (2002), Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung

Panggabean,Mutiara S. 2002. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Pener bit Ghalia Indonesia, Jakarta

Rosidah ,Ambar Teguh Sulistiyani, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Graha Ilmu: Yogyakarta.

(62)

Siagian, Sondang P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara

Suad Husnan, Heidjrachman. 1990. Manajemen Personalia. Yogyakara: BPFE

T. Hani, Handoko, , 2001, Manajemen Personalia dan Sumber daya Manusia, Cetakan Keduabelas, Yogyakarta: BPFE

T. Hani, Handoko, 2002. Manajemen Personalia dan Sumber Daya

Manusia. Edisi II. Cetakan Keempat Belas. Penerbit BPFE,Yogyakarta.

Winarni F, Sugiyarso G, 2006. “Administrasi Gaji dan Upah”.

Yogyakarta : Pustaka Widyatama

http://Pengadilan Negeri Medan. 2014. Profil Pengadilan.

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Pengadilan Negeri Medan
Tabel :Clock Card dengan penulisan mendatar
Tabel 3.2

Referensi

Dokumen terkait

Manurut Hardiyono Dewan Penelitian Penggajian Nasional :”Gaji adalah suatu bentuk balas jasa ataupun penghargaan yang diberikan secara teratur kepada seorang pegawai atas jasa

Kompensasi lansung terdiri dari : Upah atau gaji pokok, Tunjangan tunai sebagai suplemen upah atau gaji yang diterima setiap bulan, Tunjangan hari raya keagamaan, Bonus

upah atau gaji merupakan suatu imbalan dari pada yang telah diberikan danD. diterima oleh seseorang di dalam hubungan kerja yang berupa

1. Gaji pokok adalah sejumlah uang yang diterima karyawan yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu menurut pangkal/golongan, jabatan, dan masa kerja dalam bentuk gaji dan

Kompensasi yang diberikan oleh PT Hanken Indonesia kepada karyawannya terdiri dari gaji pokok, tunjangan, uang transport, upah lembur, bonus, THR, insentif, makan

Kompensasi yang diterima dapat berupa finansial yaitu bentuk gaji, upah, bonus, komisi, asuransi karyawan, bantuan sosial, tunjangan libur atau cuti maupun bentuk

Gaji / upah sebagai salah satu fungsi penting dalam Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dan pada dasarnya gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan

Pendapatan bersih xxx Sebagaiman telah diuraikan diatas bahwa kegunaan pokok dari pengawasan intern gaji dan upah adalah untuk mengawasi jumlah gaji dan upah yang diterima pegawai,