• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROTOTYPE SISTEM INFORMASI KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL STUDI KASUS DIREKTORAT KEPANGKATAN DAN MUTASI BKN JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROTOTYPE SISTEM INFORMASI KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL STUDI KASUS DIREKTORAT KEPANGKATAN DAN MUTASI BKN JAKARTA"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

1

PROTOTYPE SISTEM INFORMASI KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI

NEGERI SIPIL STUDI KASUS DIREKTORAT KEPANGKATAN DAN

MUTASI BKN JAKARTA

Dina Agusten1, Wahyu Supriyatin2, Esti Mutia Rani3

1) Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma Depok. 2),3) Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer & Teknologi Informasi, Universitas

Gunadarma Depok.

Email : dina_agustin@staff.gunadarma.ac.id 1), ayu_ws@staff.gunadarma.ac.id 2), esti.mutia.rani@gmail.com 3)

ABSTRAK

Sistem informasi berbasis website adalah suatu sistem informasi dengan memanfaatkan kemajuan dunia teknologi informasi dan komputer untuk memudahkan pengguna informasi. Sistem informasi berbasis website mengenalkan metode pemberian informasi secara baru tanpa harus memperoleh secara langsung ke kantor pusat. Perkembangan teknologi informasi dan komputer membuat sistem informasi yang semula bersifat konvensional menjadi berbasis website atau online. Penelitian ini bertujuan untuk membuat prototype yang berisi informasi tentang kenaikan pangkat pegawai negeri sipil di lingkungan Direktorat Kepangkatan dan Mutasi BKN Jakarta dengan berbasis website. Pengembangan sistem informasi ini dengan menggunakan aplikasi PHP MySQL, adobe dreamwever CS5, adobe photoshop CS3. Penelitian ini menggunakan metodologi pengembangan sistem informasi prototype yaitu metode pengembangan yang diawali dengan perencanaan dengan memfokuskan pada user dan menghasilkan prototype pada perancangan sebelum diimplementasikan dalam sistem yang besar. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah prototype sistem informasi berbasis website tentang kenaikan pangkat pegawai negeri sipil untuk seluruh instansi pemerintahan di Indonesia. Prototipe sistem informasi kenaikan pangkat pegawai negeri sipil ini berhasil dibuat dan dijalankan pada instansi pemerintah di lingkungan Direktorat Kepangkatan dan Mutasi BKN Jakarta.

Kata kunci : Informasi, Kenaikan Pangkat, Prototype, Sistem Informasi, Website

1. Pendahuluan

Perkembangan dunia TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) berkembang dalam berbagai bidang diantaranya dalam bidang pemerintahan. Pemanfaatan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dalam pemerintahan digunakan sebagai media informasi bagi suatu instansi di pemerintahan kepada pegawainya. “Pengembangan dan pendayagunaan TIK untuk menjawab tuntutan masyarakat yaitu menciptakan suatu sistem kehidupan kenegaraan yang tertata baik (good corporate / government governance) - sistem kehidupan kepemerintahan/kenegaraan yang transparan, demokratis, kredibel, efektif, efisien, aman, damai dan sejahtera”[6].

“Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau sub-sistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan”[8][9]. “Informasi merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan didalam suatu organisasi ataupun instansi. Informasi juga merupakan kebutuhan bagi manajemen didalam pengambilan keputusan”[8]. Sistem informasi berbasis website merupakan media yang digunakan untuk menampilkan informasi mengenai suatu informasi yang melalui media interaktif seperti media gambar, video, audio atau gabungan dari semua media tersebut”[8].

“Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah pegawai yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas Negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku”[9]. “Badan Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN) adalah sebuah lembaga pemerintah non departemen yang berkedudukan

(2)

2

langsung dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden, mempunyai fungsi untuk menyempurnakan, memelihara dan mengembangkan administrasi negara di bidang kepegawaian sehingga tercapai kelancaran jalannya pemerintahan”[2]. Saat ini lebih dikenal dengan sebutan BKN (Badan Kepegawaian Negara).

“Sistem Informasi Kepegawaian merupakan sebuah sistem yang digunakan untuk proses penyimpanan dan pengolahan data yang berkaitan dengan pegawai, untuk mendukung operasional kepegawaian”[4]. Kenaikan pangkat adalah penghargaan yang diberikan kepada pegawai negeri sipil yang telah memenuhi syarat yang ditentukan tanpa terikat pada jabatan[3]. Sistem Informasi Kenaikan Pangkat adalah sistem yang berguna untuk mengelola informasi data-data pegawai, kenaikan pangkat pegawai, peraturan kenaikan pangkat pegawai dan alasan kenaikan pangkat pegawai tidak diterima.

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat prototype sistem informasi kenaikan pangkat berbasis website yang digunakan sebagai alat bantu bagi pegawai negeri sipil untuk mencari informasi mengenai data kenaikan pangkat pegawai dan data pegawai yang dapat diajukan untuk kenaikan pangkat di lingkungan Direktorat Kepangkatan dan Mutasi BKN Jakarta. Prototype sistem informasi kenaikan pangkat berbasis website ini dibuat dengan menggunakan PHP&MySQL serta Adobe Dreamweaver CS5 dan diterapkan secara offline pada website local Direktorat Kepangkatan dan Mutasi BKN Jakarta.

2. Pembahasan

“Pengembangan sistem berarti menyusun sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada”[9][5]. “Sistem lama perlu diperbaiki atau diganti karena beberapa hal :

1. Adanya permasalahan-permasalahan yang timbul dari sistem yang lama, misalnya : a. Ketidakberesan.

b. Pertumbuhan organisasi.

2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan. 3. Adanya instruksi.”[5]

Tahapan dalam pengembangan sistem pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode langsung dan studi pustaka untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan. Metodologi pengembangan perangkat lunak yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode prototype (prototyping). “Prototype sering disebut Rapid Application Design (RAD), karena pembuatan aplikasi dengan menggunakan metode ini menyederhanakan dan mempercepat desain perancangan sistem. Prinsip prototype yang digunakan adalah untuk membantu pengguna dan developer mengerti kebutuhan sistem. Berikut adalah beberapa keuntungan menggunakan prototype antara lain:

1. Developer menjadi lebih memahami kebutuhan pengguna. 2. Kekurangan fitur – fitur dapat terdeteksi.

3. Sistem kerja tersedia lebih awal.

4. Fitur – fitur yang membingungkan dapat didiskusikan.

5. Prototype dapat bertindak sebagai dasar untuk membuat spesifikasi sistem. Dalam pengembangan software, prototype adalah proses untuk membuat versi awal untuk dievaluasi, sebelum menginvestasikan sumber daya lain”[10]. “Metode Prototyping (Prototype) yaitu merupakan proses pembuatan model dari perangkat lunak yang akan dibuat atau dikerjakan sehingga pemakai dapat mengetahui hasil yang akan didapat. Adapun tahap-tahap dalam prototype adalah analisis, desain, membuat prototype, evaluasi dan perbaikan serta hasil”[4]. Metode pengembangan prototyping (prototype) seperti Gambar 1.

(3)

3

Gambar 1. Metode Pengembangan Prototype[1]

Tahapan proses pembuatan prototype sistem informasi kenaikan pangkat berbasis website dengan menggunakan tahapan siklus hidup pengembangan sistem, mulai dari perencanaan hingga uji coba prototype sistem informasi kenaikan pangkat. Tahapan awal dalam pembuatan prototype sistem informasi kenaikan pangkat dengan membuat perencanaan dan analisis terhadap sistem yang sedang berjalan di Direktorat Kepangkatan dan Mutasi BKN Jakarta. Analisis sistem dilakukan dengan melakukan observasi dan wawancara terhadap satuan kerja yang terlibat langsung dalam penggunaan sistem informasi kenaikan pangkat. Hasil observasi dan wawancara yang diperoleh digunakan untuk melakukan pengajuan terhadap sistem baru yang lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan sistem yang lama yang sedang berjalan. Desain yang dihasilkan berupa prototype yang akan digunakan dan di uji coba di lingkungan Direktorat Kepangkatan dan Mutasi BKN Jakarta.

Perancangan Sistem Informasi Kenaikan Pangkat Berbasis Website dibuat dengan menggunakan UML (Unified Modelling Language) yaitu Use Case Diagram, Class Diagram dan Activity Diagram. Gambar 2 adalah perancangan sistem informasi kenaikan pangkat berbasis website dengan menggunakan use case diagram. “Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem menurut sudut pandang pengguna sistem”[7]. Dalam Sistem Informasi Kenaikan Pangkat Berbasis Website interaksi yang terjadi adalah antara dua actor dengan sistem dimana terdapat lima buah use case. Use case yang digunakan dalam sistem adalah use case untuk melihat home utama dari website, use case untuk melihat profile dari Direktorat Kepangkatan dan Mutasi, use case untuk melihat layanan prima yang ada di Direktorat Kepangkatan dan Mutasi dengan pegawai diwajibkan login terlebih dahulu bila ingin mengakses layanan prima dalam website sehingga terdapat keterhubungan extends, use case untuk melihat informasi pelayanan yang dibutuhkan oleh pegawai dan use case untuk men-dowmload peraturan yang ada dalam procedure kepangkatan. Sedangkan actor yang terlibat di dalam sistem yaitu actor pegawai dan actor administrasi.

Pegawai Administrator Login Melihat Home Website Melihat Profile Website Melihat Layanan Prima Melihat Informasi Pelayanan Men-download Peraturan Registrasi Logout «uses» «extends» «uses»

Sistem Informasi Kepangkatan

Gambar 2. Use Case Diagram Sistem Informasi Kenaikan Pangkat

“Class diagram merupakan himpunan dari objek-objek yang sejenis. Sebuah objek memiliki keadaan sesaat (state) dan perilaku (behavior). State sebuah objek adalah kondisi objek tersebut yang dinyatakan dalam attribute/properties. Sedangkan perilaku

(4)

4

suatu objek mendefinisikan bagaimana sebuah objek bertindak/beraksi dan memberikan reaksi”[7]. Gambar 3 adalah class diagram sistem informasi kenaikan pangkat berbasis website, terdapat tiga class yang digunakan dalam perancangan sistem informasi kenaikan pangkat yaitu class tabel refinstansi yang berisi nama instansi kepegawaian seluruh wilayah Indonesia, class tabel tbluser yang berisi nama pegawai yang akan diajukan untuk kenaikan pangkat dan class tabel tmsbtl yang berisi nama pegawai yang tidak diproses atau tidak lolos proses karena tidak memenuhi persyaratan untuk diajukan kenaikan pangkat. +add() +edit() +delete() -KDINSTANSI : varchar = 5 * -INSTANSI : Varchar = 255 Tabel refinstansi +add() +edit() +delete() -NIP : varchar = 18 * -NAMA : varchar = 50 -KDINSTANSI : varchar = 5 -PASSWORD : varchar = 20 Tabel tbluser +view() -NOUSUL : varchar = 255 -NAMANIP : varchar = 255 -GOLRUTMT : varchar = 255 -JABATANUNIT : varchar = 255 -MASALAH : varchar = 255 Tabel tmsbtl 1 n 1 1

Gambar 3. Class Diagram Sistem Informasi Kenaikan Pangkat

“Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi dan bagaimana berakhirnya”[7]. Gambar 4 adalah activity diagram perancangan sistem informasi kenaikan pangkat berbasis website.

Home Website

Profile Layanan Prima Informasi Pelayanan Download

Peraturan Sejarah Singkat

Visi & Misi Tugas Pokok & Fungsi

Struktur Organisasi Pengelola Website

Login

Kenaikan Pangkat 4C Kebawah Kenaikan Pangkat 4C Keatas

Mutasi Lain-Lain Konsultasi

Pengaduan/Saran

Brosur SOP SAPK Online Laporan Statistik Registrasi

Keluar

Gambar 4. Activity Diagram Sistem Informasi Kenaikan Pangkat

Gambar 5 adalah tampilan home utama Prototype Sistem Informasi Kenaikan Pangkat. Dalam home utama terdapat submenu Layanan Prima, Informasi Pelayanan dan Download.

(5)

5

Gambar 6(a), 6(b) dan 7 adalah tampilan masing-masing submenu pada Prototype Sistem Informasi Kenaikan Pangkat. Submenu masing-masing halaman berisi informasi tentang aturan atau prosedur untuk kenaikan pangkat bagi pegawai negeri sipil, nama-nama pegawai negeri sipil yang akan diajukan untuk kenaikan pangkat serta nama-nama Pegawai Negeri Sipil yang tidak lulus kenaikan pangkat.

Prototype Sistem Informasi Kenaikan Pangkat berbasis Website memudahkan Pegawai Negeri Sipil yang ingin mengajukan kenaikan pangkat karena dapat memperoleh informasi secara lengkap melalui website ini tanpa harus datang ke Direktorat Kepangkatan dan Mutasi.

(a) (b)

Gambar 6. Halaman Layanan Prima: (a) Sebelum Login, (b) Saat Login

Gambar 7. Halaman Usulan pada Layanan Prima

Tabel 1 merupakan tabel hasil uji coba prototype sistem informasi kenaikan pangkat pegawai negeri sipil pada pegawai yang bertugas di Direktorat Kepangkatan dan Mutasi BKN Jakarta. Pengujian prototype ini dilakukan pada tiga pegawai dengan melihat dari sudut pandang pengguna. Dimana hasil uji coba mendapatkan respon positif sehingga prototype ini bisa dikembangkan lebih lanjut hingga dapat diimplementasikan.

Tabel 1. Tabel Pengujian Prototype

Unit Kerja Penerima Data Teknis Teknis

Konten

User Friendly   

Tampilan Layout   

Pengembangan Sistem   

3. Kesimpulan

Prototype Sistem Informasi Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil dikembangkan dengan menggunakan metode prototype melalui tahapan pengembangan sistem mulai dari perencanaan sistem sampai dilakukan uji coba desain prototype di

(6)

6

Direktorat Kepangkatan dan Mutasi BKN Jakarta. Prototype Sistem Informasi Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil berhasil dijalankan dan di uji coba pada lingkungan Direktorat Kepangkatan dan Mutasi BKN Jakarta dalam website local secara offline dengan alamat URL localhost/web/index.php. Berdasarkan hasil uji coba, prototype berhasil dijalankan dalam sistem yang sedang berjalan untuk menggantikan kerja sistem yang lama. Prototype Sistem Informasi Kenaikan Pangkat yang dihasilkan diharapkan dapat menggantikan proses kenaikan pangkat seluruh pegawai negeri sipil diseluruh Indonesia yang semula masih bersifat konvensional menjadi berbasis website. Diharapkan pengembangan sistem informasi yang dihasilkan dapat membantu pegawai negeri sipil di Indonesai untuk memperoleh semua informasi tentang kenaikan pangkat di lingkungan instansi masing-masing secara lebih efektif dan efisien. Pengembangan selanjutnya diharapkan dapat dijalankan secara online pada website resmi Direktorat Kepangkatan dan Mutasi BKN Jakarta agar dapat diakses oleh seluruh pegawai negeri sipil di Indonesia.

Daftar Pustaka

[1] Al Fatta, Hanif, 2007, Analisis dan Perancangan System Informasi untuk Keunggulan

Perusahaan dan Organisasi Kelas Dunia, Andi Offset - STMIK AMIKOM Yogyakarta,

Yogyakarta.

[2] Badan Kepegawaian Negara, Sejarah BKN, URL : http://www.bkn.go.id/profil/sejarah-bkn, Akses tanggal10 Juni 2015.

[3] Badan Kepegawaian Negara.Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil URL: http://www.bkn.go.id/wp-content/uploads/2014/05/PERKA-BKN-NO.01TAHUN-2013.pdf, Akses tanggal 10 Juni 2015.

[4] Iskandar, A, R, Sistem Informasi Mutasi dan Pensiun Pada Badan Kepegawaian

Daerah Kota Semarang, Univeristas Dian Nurswantoro Semarang, Semarang

[5] Jogiyanto, H, M, 2005, Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur

Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Edisi 3, Andi, Yogyakarta

[6] Moerdjiono. Tantangan dan peluang Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia. URL:

http://jurnal.atmaluhur.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/TANTANGAN-DAN-PELUANG-TEKNOLOGI-INFORMASI-DAN-KOMUNIKASI.pdf.

[7] Munawar, 2005, Pemodelan Visual dengan UML, Graha Ilmu, Yogyakarta

[8] Riyadi, A, S, Eko Retnandi, Asep Deddy, Perancangan Sistem Informasi Berbasis Website Subsistem Guru Di Sekolah Pesantren Persatuan Islam 99 Rangcabango, Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Garut, Volume 09, Nomor 40, Tahun 2012, ISSN : 2302-7339.

[9] Saputra, D, M, 2011, Pengembangan Sistem Informasi Kepegawaian “Simpeg” (Studi

Kasus : Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama), Skripsi, Univeristas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta

[10] Sudharyana, P, Bekti Cahyo Hidayanto, Feby Artwodini Muqtadiroh, Rancang Bangun Sistem Penilaian Index Kepuasan Pegawai Terhadap Lingkungan Kerja melalui Dashboard Terintegrasi Dengan Menggunakan metode Prototipe, Studi Kasus PT. PLN (Persero) Area Bali Selatan, Jurnal Teknik POMITS, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Hal. 1-6.

(7)

7

PERANCANGAN BASIS DATA SISTEM INFORMASI NON

AKADEMIK TERINTEGRASI DENGAN BASIS DATA AKADEMIK DI

UMC

Hendro Poerbo Prasetiya1, Meme Susilowati2 1Jurusan Sistem Informasi, Universitas Ma Chung Malang,

hendro.poerbo@machung.ac.id

2Jurusan Sistem Informasi, Universitas Ma Chung Malang, meme.susilowati@machung.ac.id

ABSTRAK

Salah satu produk teknologi informasi yang umum dikembangkan di dunia pendidikan adalah sistem informasi akademik. Sistem informasi akademik adalah suatu sistem yang dibangun untuk mengelola data-data akademik sehingga memberikan kemudahan kepada pengguna dalam kegiatan administrasi akademik kampus secara online.tetapi sayangnya banyak lembaga pendidikan yang hanya menerapkan penggunaan sistem informasi akademik saja. Selain sistem informasi akademik di dunia pendidikan ada juga sistem informasi non akademik yang meliputi sistem informasi perpustakaan, sistem informasi keuangan, sistem informasi sumber daya manusia dan sistem informasi pencatatan point keaktifan mahasiswa dll.

Universitas Machung sudah mempunyai sistem informasi akademik dan beberapa sistem informasi non akademik, tetapi sayangnya basis data di dalam semua sistem informasi tersebut tidak terintegrsi dengan baik sehingga pihak-pihak terkait yaitu mahasiswa, administrasi kampus dan pimpinan mengalami kesulitan di dalam pengelolaan dan penggunaanya.untuk itulah di perlukan adanya perancangan basis data non akademik yang terintegrasi dengan basis data akademik yang baik sehingga pengelolaan dan penggunaan sistem informasi menjadi lebih mudah. Perancangan Basis data non akademik dibuat dengan mempertimbangkan aspek utama yaitu masalah integrasi data lama ke dalam basis data baru sehingga dapat dipastikan tidak akan ada satu datapun yang hilang dari sistem informasi yang lama. Semua data dari sistem informasi yang ada dapat terintegrasi dengan sangat baik. Apabila semua basis data sudah terintegrasi dengan baik, pengembangan dan perubahan sistem infromasi akan menjadi lebih mudah. Keyword : perancangan, Sistem informasi, non akademik, basis data

1. Pendahuluan

Sistem informasi adalah sekumpulan orang, prosedur dan sumber daya yang mengumpulkan dan mengubah informasi dalam suatu organisasi (Maracas,2012).Jadi sistem informasi akademik adalah suatu sistem informasi yang dibangun untuk mengelola data-data akademik sehingga memberikan kemudahan kepada pengguna dalam kegiatan administrasi akademik kampus secara online. Sistem Informasi Akademik merupakan wadah bagi sivitas akademika, terutama mahasiswa dan dosen untuk mengakases berbagai data akademik yang dapat dilakukan dari mana dan kapan pun, kecuali layanan yang terjadwal.

Saat ini banyak sekali lembaga pendidikan yang hanya menerapkan penggunaan sistem informasi akademik saja. Padahal sebenarnya sistem informasi bagi dunia pedidikan tidak hanya sistem informasi akademik saja masih banyak sistem informasi yang di perlukan dalam penyelenggaraan pendidikan yang juga terkait dengan sistem informasi akademik antara lain sistem informasi perpustakaan, sistem

(8)

8

informasi keuangan, sistem informasi sumber daya manusia dan sistem informasi pencatatan point keaktifan mahasiswa dll.yang semua itu biasanya disebut sistem informasi non akademik. Ada juga yang sudah menerapkan sistem informasi non akademik tetapi belum terintegrasi dengan sistem informasi akademik.Sehingga pihak administrasi dan manajemen perguruan tinggi akan tetap mengalami kesulitan dalam melakukan pengolahan datanya.

Universitas Machung (UMC) sudah mempunyai sistem informasi yang disebut macsys1 dan macsys2 untuk akademiknya.kemudian Sistem informasi perpustakaan, Sistem informasi keuangan, Sistem informasi HRD dan sistem informasi point keaktifan mahasiswa untuk non akademiknya. Sayangnya data-data dari semua system informasi yang ada tersebut tidak terintegrasi dengan baik.Untuk melakukan pengisian KRS mahasiswa harus melalui macys1 sedangkan untuk data-data perkuliahan di catat di macsys2, hal ini menyebabkan pihak administrasi fakultas kesulitan untuk melakukan pengolahan data. Hal ini berlaku juga di beberapa sistem informasi yang lain.Di sistem informasi perpustakaan, tidak adanya integrasi data yang dapat memberikan informasi koleksi buku yang dipinjam dengan kebutuhan mata kuliah yang di ambil oleh mahasiswa atau yag di ampu oleh dosen.Dari sisi keuangan.mahasiwa kesulitan mengetahui informasi tentang keuangan dan status pembayaran keuangan yang sudah dilakukan demikian juga dengan sistem informasi pencatatan point kaftifan, mahasiswa masih cukup kesulitan untuk mengetahui informasi tentang point keaktifan yang udah dikumpulkan dll. Di HRD pihak manajemen masih tidak bisa melakukan monitoring kinerja perkuliahan dosen dengan baik.

Perancangan Basis data non akademik dilakukan dengan cara melakukan evalusi terlebih dahulu terhadap basis data dari sistem informasi yang sudah ada. Basis data sendiri adalah suatu kumpulan data dan basis data yang terkomputeriasi sebagai kumpulan data yang terkomputerisasi sehingga memberikan kecepatan dalam pengaksesan data( W ithehorn dan Marklyn,2003)

Hasil dari eveluasi, dijadikan sebagai dasar untuk melakukan perubahan dan penam bahan basis data. Perancangan Basis data juga memperhatikan proses migrasi data yang akan terjadi, dan dapat memastikan tidak akan ada satu datapun yang hilang dari sistem informasi yang lama, sehingga semua data dari sistem informasi yang ada dapat terintegrasi dengan sangat baik. Karena semua basis data sudah terintegrasi dengan baik, pengembangan dan perubahan sistem infromasi akan menjadi lebih mudah.

2. Pembahasan 2.1.Analis

Pada tahap analisis ini dilakukan pengkajian dan penelitian basis data Universitas Ma Chung yang saat ini berjalan (Macsys) sebagai acuan dalam perancangan basis data non- akademik Universitas Ma Chung.

Setelah dikaji dan diteliti, maka dibuatlah penggolongan basis data per departemen yang terbagi sebagai berikut:

1. Keuangan Mahasiswa yang meliputi pembayaran tagihan keuangan mahasiswa, pengaturan denda, dispensasi keuangan dan beasiswa internal. 2. Human Resources yang meliputi data pegawai, jenis pekerjaan, pengaturan

jam kerja, absensi dan cuti. Data sertifikasi dosen dan jabatan fungsional dosen atau JAFA

3. Poin Mahasiswa yang meliputi penginputan poin mahasiswa, data acara secara lengkap dengan jenis kegiatan, rumpun, dan pengaturan standar poin. 4. Perpustakaan yang meliputi data koleksi perpustakaan, peminjaman,

penembalian oleh mahasiswa dan pegawai serta pengaturan denda

Adapun 1 (satu) departemen yang tidak ada pada basis data Macsys yaitu perpustakaan. Basis data perpustakaan yang ada saat ini adalah basis data yang bersifat stand alone

(9)

9

sehingga analisa yang dilakukan adalah berupa pengamatan langsung pada sistem dan alur bisnis dari perpustakaan.

Setelah penggolongan berdasarkan departemen, perancangan basis data dilakukan secara bertahap per departemen dengan melakukan analisa secara mendetail terhadap departemen dengan acuan basis data Universitas Ma Chung saat ini (macsys).

Setelah dilakukan analisa ditemukan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Tabel yang ada dapat lebih diserhanakan lagi.

2. Terlalu banyak pemakain primary key, dengan metode pembuatan field ID atau kode pada semua tabel yang merupakan emborosan.

3. Relasi yang ada pada tabel tidak semuanya tersambung. Ada sebagian tabel yang direlasikan secara programming, bukan murni dari basis data.

4. Tidak ada tabel history. Sehingga apabila dilakukan query pada tabel transaksi akan memakan beban yang besar.

5. Beberapa aturan ditentukan by programming, bukan konfigurasi melalui basis data, sehingga bila suatu saat ada perubahan denda harus membongkar program.

6. Struktur basis data terlalu kompleks, sulit dibaca kecuali oleh perancangnya 7. Migrasi data akan sulit karena harus membongkar struktur basis data yang rumit 8. HR tidak mencakup data jabatan fungsional dosen dan poinnya

9. Beberapa relasi tabel masih by coding

10. Data mengenai staff approver disimpan lagi pada tabel baru, seharusnya bisa di integrasikan dari tabel pegawai pada bagian HR

11. Pengambilan data dari basis data macsys menggunakan koneksi web service.

2.2.Perancangan basis Data non akademik

Dari hasil analisa data keuangan,Maka diperlukan perancangan basis data baru yang dapat mengatasi permasalahan yang sudah ditemukan pada basis data macsys. Adapun pertimbangan dan keterangan pada pembuatan basis data yang baru sebagai berikut:

1. Pengurangan jumlah tabel dilakukan untuk efisiensi query basis data.

2. Pengurangan dilakukan dengan penggabungan beberapa tabel yang memungkinan untuk digabungkan.

3. Pengurangan beberapa field ID primary key pada tabel tertentu dan mengganti dengan foreign key yang dirangkap menjadi primary key

4. Pembuatan tabel dengan relasi yang benar dan struktur yang benar dan memudahkan ketika migrasi data.

5. Pembuatan tabel history untuk transaksi agar penarikan data pada basis data transactional lebih mudah dan mengurangi beban load

6. Performa pengambilan data dapat mengalami peningkatan dikarenakan penggunaan

web service tidak lagi diperlukan.

(10)

10

Gambar 1. Perancangan Basis Data Keuangan

Gambar 2. Perancangan Basis Data Perpustakaan Setelah perancangan basis data selesai langkah selanjutnya adalah :

1. Perancangan View Umum yang terdiri dari antara lain : View Tagihan Mahasiswa, View

Standar Poin per kegiatan dan jabatan, View Koleksi dan View Biodata Pegawai 2. Pengaturan User dan Hak Akses Basis Data, Pada perancangan basis data

non-akademik, hak akses dibagikan berdasarkan jabatan user pada tiap-tiap departemen. Satu hal yang pasti, jabatan Database Administrator (DBA) memegang kendali penuh pada semua tabel yang ada dalam basis data. Namun user lain akan dibagikan hak akses sesuai dengan jabatannya.

(11)

11

Berikut pembagian hak akses yang ada pada basis data non-akademik Universitas Ma Chung, pengaturan hak akses meliputi antara lain : Human Resources, Perpustakaan, Poin Keaktifan Mahasiswa

2.3.Implementasi

Tahap implementasi dibagi menjadi 2 jenis yaitu : 2.3.1. Implementasi Perancangan Model Basis Data

Implementasi perancangan model basis data ini dilakukan dengan bantuan tool PowerDesigner16 yang berguna untuk perancangan basis data. Adapun kegiatan dari perancangan model basis data yaitu :

1. Pembuatan skema tabel dan relasinya.

Proses perancangan dimulai dengan pembuatan model basis data beserta tabelnya dan relasi serta atributnya

Gambar 3 pembuatan model 2. Pembuatan skema basis data pada RDBMS Oracle11g

Pembuatan skema dilakukan dengan masuk pada Enterprise Manager Oracle11g dengan menggunakan login SYSDBA. Kemudian pembuatan skema dan pengaturan space penyimpanan data dilakukan.

Gambar 4 pembuatan skema 3. Generate basis data menuju RDBMS Oracle11g

Pada tahap ini, dimulai dengan pengkoneksian PowerDesigner menuju RDBMS Oracle11g. setelah setting koneksi selesai maka basis data akan di-generate dan outputnya akan masuk secara otomatis pada skema yang telah dibuat tadi.

(12)

12

Gambar 5 generate basis data

2.3.2. Implementasi Basis Data Pada RDBMS Oracle11g 1. Pengecekan Basis Data Hasil Generate

Hal pertama yang dilakukn setelah proses generate dari PowerDesigner selesai adalah

melakukan pengecekan apakah basis data sudah masuk pada skema secara lengkap atau tidak. Pengecekan dapat dilakukan dengan masuk ke Enterprise Manager Oracle11g dengan menggunakan user skema yang telah dibuat. Kemudian melakukan pengecekan tabel pada skema,

2.Pembuatan User dan Roles

Setelah basis data sudah di cek, langkah berikutnya adalah pembuatan user dan hak aksesnya. Daftar user dan hak aksesnya dapat dilihat pada BAB IV. Langkahnya adalah membuat user kemudian mengatur roles pada tiap tabel

3.Pembuatan view

Pembuatan view dilakukan dengan cara create view pada enterprise manager dengan memilih skema yang berisi tabel-tabel yang dibutuhkan. Create view dilakukan dengan memasukkan query select data dari tabel yang diinginkan, bila berhasil maka aka nada keterangan yang meyatakan view sudah valid

(13)

13

Gambar 7 Valid View

3.

Kesimpulan

Berdasarkan pelaksanaan penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :

1.

Struktur basis data lebih jelas dan benar. Pemborosan tabel dapat dikurangi.

2.

Tabel yang membutuhkan relasi sudah direlasikan secara penuh, tidak ada

relasi yang by coding

3.

Struktur yang jelas, mudah dibaca dan disertai dokumentasi dapat memudahkan proses pengembangan sistem dan migrasi data.

4.

Bagian HR, Keuangan, Perpustakaan, dan Poin mahasiswa sudah terintegrasi. Tidak diperlukan pengambilan data melalui web service.

5.

Penggunaan RDBMS Oracle 11g sehingga sanggup menyimpan dan membaca data dengan jumlah yang sangat banyak

6.

Pemberian user dan hak akses basis data yang jelas memudahkan dalam pengolahan data dan keamanan.

7.

Adanya tabel histori pada tabel-tabel transactional yang mempunyai load sangat tinggi, sehingga data transactional yang sudah lama tidak akan membebani tabel transactional

DAFTAR PUSTAKA

[1] O’brien, James, 2005, Pengantar Sistem Informasi, Penerbit Salemba Empat, Yogyakarta.

[2] Avison, David & Guy Fitzgerald,2006, Information System Development,McGraw- Hill Education, Australia.

[3] Whitehorn, Mark & Bill Marklyn,2003, Inside Relational Database, Penerbit Erlangga, Jakarta.

[4] Maracas, O.,2012, Introduction To Information System, McGraw-Hill/Irwin, NewYork.

[5] Agustin, Tinuk.,2012, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi pada Amikom Cipta Dharma Surakarta Berbasis Web Framework Code Igniter. Skripsi STMIK AMIKOM Yogyakarta.

(14)

14

PROTOTIPE FILOLOGI BERBASIS ANDROID SEBAGAI SALAH SATU

UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG

NASKAH KUNO

Etika Kartikadarma1, Ifan Rizqa2, Alvin Rasyid3

1Universitas Dian Nuswantoro, Jl Nakula 1 No 5 – 11 Semarang, Etika.kartikadarma@dsn.dinus.ac.id

2Universitas Dian Nuswantoro, Jl Nakula 1 No 5 – 11 Semarang, Risqa.ifan@dsn.dinus.ac.id

3Universitas Dian Nuswantoro, Jl Nakula 1 No 5 – 11 Semarang, alvinrasyid@gmail.com

Abstract

Ancient manuscript as one of the historical evidence in written form needs to be maintained its existence to beaccessible and studied by generations of now and in the future. The ancient manuscript kept in institutions such as museums and libraries are less knownby the general public. Ranggawarsita Museum is one of the institutions that save the ancient manuscript, one of them is Serat Ponco Driyo. Condition of the old ancient manuscripts would have easily corrupted as time passes. Surely this situation is very worrying if the ancient manuscript was damaged before the study. So the need for special care or easier in the digitalization of ancient manuscript to make it more easy to learn. Android Smartphone that the wearer has increased each year be the solution to introduce the ancient script into a form which is more modern and developed in the form of application for Android-based digital ancient manuscript later application was tested with the method of User Acceptance Testing (UAT) with a pretest and posttest were also filling a questionnaire that assessed with Likert scale later. The result of this study shows there is an increase in the average value of pretest from 31.5 to 76 on average value of posttest. For the average value of the questionnaire calculated using Likert scale shows the values of 70% out of 100%.

Keywords: ancient manuscript, Android, introduction, Likert scale, posttest, pretest, Ranggawarsita Museum, Serat Ponco Driyo, User Acceptance Testing

I. PENDAHULUAN1

Indonesia yang terdiri dari berbagai daerah dengan beragam bahasa dan budaya tentunya memiliki sejarah yang panjang. Sejarah-sejarah tersebut tertuliskan pada naskah-naskah yang ditulis oleh orang-orang terdahulu dan tulisan ini biasa disebut dengan naskah kuno atau manuskrip. Naskah kuno atau manuskrip merupakan sebuah dokumen apapun yang ditulis dengan tangan, atau teks dari musik atau komposisi sastra dalam bentuk tulisan tangan atau naskah dalam bentuk itu, belum direproduksi dalam beberapa salinan. Beberapa naskah kuno dimiliki dan disimpan oleh masyarakat atau perseorangan karena merupakan warisan dari leluhurnya. Namun sulit untuk dapat mengetahui siapa masyarakat yang memiliki naskah kuno. Tapi naskah kuno biasanya juga tersimpan di perpustakaan ataupun museum, termasuk MuseumRanggawarsita Semarang dengan Serat Ponco Driyo (Mas Ngabehi Jaya Sasmita) sebagai salah satu koleksinya.

Fungsi naskah kuno sebagai salah satu bukti sejarah dalam bentuk tertulis perlu dijaga keberadaannya agar dapat diakses dan dipelajari oleh generasi sekarang dan akan datang. Selain itu naskah kuno dapat memberikan berbagai informasi sejarah pada masa tertentu. Hal ini dikarenakan naskah kuno merupakan perekam budaya dan peristiwa masa lampau yang menyimpan informasi berupa kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Melalui informasi tersebut, diharapkan masyarakat pada generasi saat ini dan yang akan datang dapat menjadikannya sebagai tolak ukur kehidupan di

(15)

15

masa yang akan datang2]. Ini semua juga sangat penting bagi suatu bangsa karena hasil informasi yang tertulis dalam naskah kuno merupakan sejarah yang menjadi identitas suatu bangsa.

Melihat begitu pentingnya sejarah yang terkandung dalam naskah kuno ini harusnya naskah kuno harus benar-benar dilindungi, dirawat, dan dipelajari. Sesuai dengan Undang-Undang tentang Perpustakaan No 43 Tahun 2007 Pasal 6 ayat 1 poin 6 yaitu: “Masyarakat berkewajiban menyimpan, merawat, dan melestarikan naskah kuno yang dimilikinya dan mendaftarkannya ke Perpustakaan Nasional”

Namun dilain pihak, pemahaman masyarakat yang masih sangat minim tentang naskah kuno menjadikan naskah kuno kurang diketahui oleh masyarakat awam. Padahal dengan keadaan naskah kuno yang sudah tua tentunya akanmudah rusak seiring berjalannya waktu. Tentunya keadaan ini sangat mengkhawatirkan jika naskah kuno tersebut rusak sebelum dipelajari. Sehingga perlu adanya perawatan yang khusus atau lebih mudah apabila naskah kuno tersebut digitalisasi agar lebih mudah dipelajari. Selain itu masyarakat modern lebih cenderung suka pada hal-hal yang berbau modern dibandingkan sesuatu yang kuno seperti naskah kuno.

Dengan keadaan ini tentunya perlu ada semacam publikasi dan digitalisasi tentang naskah kuno oleh pemerintah ataupun pihak-pihak yang menyimpan naskah kuno untuk pengenalan dan pembelajaran naskah kuno. Melihat keadaan naskah kuno yang usang tentunya digitalisasi merupakan hal yang tepat untuk dilakukan. Setelah didigitalisasikan naskah kuno ini perlu untuk dibuat dalam media yang menarik sebelum dipublikasikan dan tentunya yang dapat digunakan pada perangkat mobile yang sementara ini meningkat jumlah pemakainya, seperti smartphone dengan platform Android.

Disekian banyak platform pada perangkat seluler, Android merupakan platform yang paling populer di dunia. Android terinstal pada ratusan juta perangkat mobile di lebih dari 190 negara di seluruh dunia. Ini adalah pemasangan terbesar diantara platform mobile dan tumbuh dengan cepat setiap hari. Android memiliki pasar terbuka untuk mendistribusikan aplikasi ke pemakai secara langsung. Keterbukaan Android telah membuatnya menjadi favorit bagi konsumen dan pengembang, ini tentunya mendorong pertumbuhan yang kuat dalam konsumsi aplikasi. Pengguna Android mengunduh lebih dari 1,5 miliar aplikasi dan game dari Google Play setiap bulan. Ini menjadi kesempatan besar untuk mengenalkan naskah kuno kepada publik. Naskah yang telas didigitalisi dibuat dalam aplikasi berbasis Android agar memiliki kesempatan yang besar untuk dikenal dan dipelajari.

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

Rancangan use case diagram untuk aplikasi serat ponco driyo digital berbasis android sebagai berikut :

(16)

16

Gambar 3. Activity diagram user Gambar 4. Sequence diagram ke konten utaman aplikasi

Gambar 5. Flowchart aplikasi

5. Implementasi

Berikut ini adalah implementasi dari rancangan yang telah dibuat :

Gambar 6. Halaman menu awal aplikasi

Pada halaman ini menggunakan tabhost agar user bisa melihat naskah asli transkripsi dan juga transliterasi. Pada halam ini juga menggunakan efek pagecurl sehingga bisa

(17)

17

terlihat seperti efek buka buku.

A. Pengujian

Setelah mengimplementasikan rancangan menjadi aplikasi yang utuh dan sesuai dengan tujuan pembuatan harus dilakukan pengujian terhadap Aplikasi Naskah Kuno Digital berbasis Android. Pengujian akan dilakukan dengan menggunakan metode User Acceptance Testing (UAT). Untuk mengetahui apakah aplikasi Serat Ponco Driyo digital berbasis Android ini berhasil menambahpengetahuan masyarakat tentang naskah kuno atau tidak. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Melakukan pretest dengan soal tentang naskah kuno. Pada tes ini digunakan untuk mengetahui pengetahuan responden sebelum memakai dan membaca informasi yang ada di aplikasi Serat Ponco Driyo digital berbasis Android. Soal terdiri dari 10 soal pilihan ganda (lembar soal terlampir).

2. Responden diberikan aplikasi Serat Ponco Driyo digital berbasis Android untuk digunakan dengan tujuan menambah pengetahuan responden tentang naskah kuno.

3. Melakukan posttest dengan soal yang sama dengan pretest dan diharapkan ada peningkatan nilai dari test yang dilakukan.

4. Memberikan angket / kuesioner untuk menilai aplikasi Serat Ponco Driyo digital berbasis Android dengan 3 pertanyaan tertutup dan 1pertanyaan terbuka (lembar kuesioner terlampir).

Pada kegiatan pengujian ini dilakukan terhadap beberapa responden secara acak. Dalam kegiatan pengujian ini perincian responden adalah sebagai berikut :

1. Stakeholder yang terlibat yaitu pihak museum dengan masyarakat umum 2. Jumlah responden adalah 20 orang, terdiri dari:

a. Pihak museum: 2 Orang b. Masyarakat umum 18 orang

Untuk hasil dan pembahasannya ditampilkan di bahasan selanjutnya di poin 5.3. hasil penelitian dan pembahasan.

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Setelah dilakukan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam kegiatan pegujian ini didapatlah hasil dari beberapa tes yang telah dilakukan seperti pretest dan posttest. Berikut ini merupakan nilai pretest dan posttest dari pengujian yang dilakukan:

Tabel 1 Hasil nilai pretest dan posttest Tabel 2. Nilai rata-rata hasil tes

No. Nilai Nilai

Responden Pretest Posttest

1 20 70 2 30 70 3 20 80 4 30 70 5 40 90 6 40 80 7 20 90 8 50 90 9 30 80 10 40 70

No. Nilai Nilai

Responden Pretest Posttest (Lanjutan) (Lanjutan) (Lanjutan)

11 50 50 12 20 70 13 10 80 14 20 60 15 20 80 16 40 70 17 30 80 18 40 60 19 40 100 20 40 80 Jumlah 630 1520

(18)

18

Dari hasil nilai rata-rata dari pretest dan postest adalah sebagai berikut : Nama Variable Nilai rata – rata

Pretest 31,5

Posttest 76

Gambar 9. Grafik nilai rata-rata nilai terlihat peningkatan nilai Dilihat dari rata-rata dari pretest ke posttest. Ini menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang naskah kuno menjadi lebih baik setelah menggunakan aplikasi Serat Ponco Driyo digital berbasis Android ini. Penulis membuat interval kategori nilai dari pengujian pretest dan posttest ini untuk mengkategorikan hasil dari nilai yang telah didapatkan sebagai berikut :

0 – 20 : Sangat tidak baik 21 – 40 :Tidak baik 41 – 60 : Kurang baik 61 – 80 : Baik

81 – 100 : Sangat baik

Dilihat dari interval ini nilai rata-rata hasil pretest ke posttest menunjukkan peningkatan dari 31,5 (tidak baik) menjadi 76 (baik.)

Setelah penilaian dari pretest dan posttest hasil dari kegiatan selanjutnya adalah hasil dari pengisian an1gket / kuesioner. Pengisian kuesioner ini digunakan untuk menilai apakah layak aplikasi ini jika dipakai oleh masyarakat nantinya. Berikut ini adalah hasil dari pengisian kuesioner yang dilakukan :

1. Jawaban dari pertanyaan “Secara keseluruhan apakah aplikasi ini sudah baik dan menarik?”

No. Jawaban Frekuensi

Presentas e Responden 1. Sangat Baik 0 0% 2. Baik 11 55% 3. Cukup Baik 8 40% 4. Kurang 1 5% Baik 5. Tidak Baik 0 0% Total 20 100%

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 55% responden mengatakan bahwa aplikasi ini sudah baik, 40% nya cukup baik dan 5% kurang baik. Jadi bisa disimpulkan

(19)

19

bahwa aplikasi ini sudah baik menurut responden.

2. Jawaban dari pertanyaan “Bagamaina tampilan aplikasi ini ?”

No. Jawaban Frekuensi

Presentas e Responden 1. Sangat Baik 2 10% 2. Baik 5 25% 3. Cukup Baik 12 60% 4. Kurang 1 5% Baik 5. Tidak Baik 0 0% Total 20 100%

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 10% responden mengatakan bahwa tampilan aplikasi ini sudah sangat baik, 25% nya baik,60% nya cukup baik dan 5% kurang baik. Jadi bisa disimpulkan bahwa tampilan aplikasi ini sudah cukup baik menurut responden.

3. Jawaban dari pertanyaan “Apakah aplikasi ini bermanfaat menurut anda?” No. Jawaban Frekuensi

Presentas e Responden 1. Sangat 1 5% Bermanfaat 2. Bermanfaat 10 50% 3. Cukup 9 45% Bermanfaat 4. Kurang 0 0% Bermanfaat 5. Tidak 0 0% Bermanfaat Total 20 100%

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 5% responden mengatakan bahwa aplikasi ini sangat bermanfaat, 50% nya bermanfaat, 45% nya cukup bermanfaat. Jadi bisa disimpulkan bahwa tampilan aplikasi ini bermanfaat menurut responden.

81 % – 100 % : Sangat berhasil

Jadi bisa disimpulkan dari rata-rata nilai dari 2 jenis objek yang diuji, yaitu aplikasi dan pengetahuan masyarakat tentang naskah kuno. Nilai rata-rata yang dihasilkan dari pretest dan posttest yaitu 31,5 (tidak baik) menjadi 76 (baik) menunjukkan peningkatan untuk pengetahuan masyarakat tentang naskah kuno dan 70% untuk aplikasi Serat Ponco Driyo Digital berbasis Android mengkategorikan bahwa aplikasi Serat Ponco Driyo Digital berbasis Android “Berhasil” dan layak digunakan oleh masyarakat.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian tentang Serat Ponco Driyo Digital Berbasis Android Untuk Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat Tentang Naskah Kuno Dari Museum Ranggawarsita dapat disimpulkan sebagai berikut:

(20)

20

sarana prasarana pegetahuan tentang naskah kuno.

2. Aplikasi Serat Ponco Driyo Digital Berbasis Android dapat dijadikan salah satu media untuk memperkenalkan naskah kuno kepada masyarakat.

3. Aplikasi Serat Ponco Driyo Digital berbasis Android dapat memudahkan pembelajaran naskah kuno untuk masyarakat tanpa merusak naskah asli.

4. Pada proses pengembangan aplikasi dibutuhkan data langsung dari Museum Ranggawarsita.

5. Hasil nilai rata-rata dari pretest (31,5) dan posttest (76) menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang naskah kuno dan hasil pengujian User Acceptance Testing (UAT) dengan menggunakan kuesioner sebesar 70 % menunjukkan bahwa aplikasi Serat Ponco Driyo Digital berbasis Android berhasil. DAFTAR PUSTAKA

[1] Ray Prytherch, Harrod’s Librarians’ Glossary and Reference Book, 10th ed. Hampshire, England: Ashgate, 2005.

[2] Junaidi and Fiqru Mafar, "Pemetaan Naskah Kuno Melayu Riau Berbasis Union Catalog Server (UCS)," Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru, 2013.

[3] Creative Commons Attribution 2.5. (2011) developer.android.com. [Online]. http://developer.android.com/about/index.html

[4] Rina Prayekti and Rukoyah, Koleksi Filologika Museum Jawa TengahRanggawarsita. Semarang, Indonesia: Dinas Kebudayaan danPariwisata Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, 2011.

[5] Yustika Putriani, "Kebijakan Digitalisasi Naskah Kuno di Perpustakaan Museum Negeri Sonobudoyo Yogyakarta," UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Skripsi 2012. [6] Susan Jayanti and Malta Nelisa, "Perancangan Web Sebagai Media Promosi Koleksi

Naskah Kuno Minangkabau di Museum Adityawarman Sumatera Barat," vol. I, pp. 295-304, September 2012.

[7] Noviem Suhaila, "Rancang Bangun Panduan Haji dan Umroh Berbasis Android," Universitas Dian Nuswantoro, Semarang, Skripsi 2013.

[8] Riko Gusmanda and Malta Nelisa, "Pelestarian Naskah - Naskah Kuno di Museum Nagari Adityawarman Sumatera Barat," ejournal.fip.unp.ac.id, vol. 2, pp. 573-581, September 2013.

(21)

21

DAMPAK LETUSAN GUNUNG KELUD

TERHADAP KONSENTRASI RADIASI MATAHARI (MTH)

HASIL OBSERVASI DI BPD - WATUKOSEK TAHUN 2014

Toni Subiakto.

Pengendali Dampak Lingkungan Muda E-mail : toni_wako@yahoo.com

BPD Watukosek LAPAN

Jln. Raya Watukosek Po Box 4. Gempol – PASURUAN – 67155 Abstrak

Radiasi matahari (MTH) mengalami perubahan konsentrasi akibat adanya letusan gunung kelud yang terjadi pada tanggal : 13 Februari 2014. Data diambil dari lokasi observasi di BPD Watukosek menggunakan alat Automatic Weather Station (AWS) product DAVIS, pada posisi : 112º 40’ BT, 7º 34’ LS, ketinggian : ± 50 meter yang memiliki jarak lurus sekitar : 57,7 km dari gunung kelud (lokasi gunung kelud posisi : 112º 18’ 30 " BT, 7º 56’ LS ketinggian 1.731 meter dpl). Pada saat terjadi letusan maka material abu vulkanik tersebar keudara dengan ketinggian sampai sekitar : 3 km dari pusat semburan, abu tersebut sampai pada lokasi observasi. Data radiasi MTH harian untuk tanggal : 14 dan 15 februari 2014 menunjukkan konsentrasi sangat kecil dengan nilai rerata harian : 44,15 W/m2 dan 286,16 W/m2 sedang nilai rerata bulan lainnya (bulan Februari 2014 = 177,64 W/m2) yang berdampak dapat memberikan pengaruh pada konsentrasi radiasi matahari. Berdasarkan hasil pantauan alat respon mengalami perubahan dari biasanya akibat tersebarnya abu vulkanik karena tertutupnya cahaya MTH yang masuk pada sensor radiasi, sehingga berpengaruh pada penurunan konsentrasi radiasinya.

Kata kunci : Radiasi, Konsentrasi, Observasi, Vulkanki, Respon.

I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang

Radiasi matahari (MTH) merupakan pancaran energi yang berasal dari proses thermonuklir yang terjadi di matahari, dimana energi tersebut berbentuk sinar dan gelombang elektromagnetik. Sesuai dengan spektrum radiasi matahari terdiri dari 2 sinar gelombang :

 Sinar gelombang pendek (sinar x, sinar gamma, sinar ultra violet)

 Sinar gelombang panjang (sinar infra merah)

Konsentrasi radiasi matahari (MTH) memiliki aktivitas tinggi ketika siang hari dalam cuaca cerah (mulai jam : 08:00 s/d jam 15:00 wib.) radiasi MTH tersebut akan mengalami perubahan ketika terjadi erupsi dari gunung kelud. Ada 4 faktor yang menyebabkan jumlah total radiasi yang diterima dipermukaan bumi antara lain :

1. Jarak matahari : setiap perubahan jarak bumi terhadap matahari memberikan variasi terhadap penerimaan energi matahari.

2. Intensitas radiasi matahari : besar kecilnya sudut datang sinar matahari pada permukaan bumi, untuk sudut datang secara tegak lurus akan menghasilkan energi yang optimal dibandingkan dengan sudut datang miring.

3. Panjang hari (sun duration) : jarak dan lama antara matahari terbit dan tenggelam.

4. Pengaruh atmosfer : sinar yang melalui atmosfer sebagian akan diabsorbsi oleh beberapa gas, debu dan uap air dan sisanya diteruskan ke permukaan bumi. Dari ke 4 faktor diatas dapat berpengaruh pada intensitas radiasi MTH baik sesaat maupun harian (terutama dalam total harian).

(22)

22

1. 2. Alat Pengukur Radiasi MTH

Di BPD Watukosek - LAPAN, pengukuran radiasi MTH dilakukan menggunakan alat automatic weather station (AWS) tipe DAVIS. Alat AWS dilengkapi beberapa sensor (transduser) yang berfungsi untuk mendeteksi beberapa parameter atmosfer. Sensor alat AWS pada taman meteo seperti pada gambar 1 :

Gambar 1 : Alat AWS pada taman meteo BPD Watukosek

Penempatan sensor AWS harus memenuhi syarat seperti : jauh dari bangunan dan ditempat terbuka bebas sudut penghalang < 60º terhadap sumbu vertikal, atau > 30º terhadap sumbu horizontal. Pengiriman data menggunakan gelombang radio (wireless), dan terdapat unit pemancar (Logger transmitter/TX dan Logger receiver/RX) unit Logger receiver terdapat consule yang berfungsi sebagai penerima data dan display. Consule Vantage PRO 2 receiver AWS ditunjukkan pada gambar 2 :

Gambar 2 : Consule Receiver AWS Vantage PRO 2 1. 3. Kondisi Gunung Kelud

Gunung kelud terletak di 3 wilayah kabupaten yaitu antara kabupaten Blitar, Kediri dan Malang, tepatnya sebelah timur kota kediri dengan jarak sekitar 27 km. pada posisi (lintang/bujur) : 7º 56’ LS, 112º 18’ 30" BT ketinggian puncak sekitar : 1.731 meter diatas permukaan laut (dpl) Pada tanggal : 13 Februari 2014 jam : 22.50 wib. terjadi letusan gunung kelud dan mengeluarkan material abu vulkanik dengan volume sangat banyak Kondisi gunung kelud saat terjadi letusan ditunjukkan pada gambar 3 :

Gambar 3 : Gunung Kelud saat terjadi letusan

Di BPD Watukosek LAPAN, Kabupaten Pasuruan mempunyai jarak lurus sekitar : 57,7 km terkena dampak semburan abu vulkanik dengan ketebalan sekitar 5 cm. yang menutupi cahaya matahari masuk pada lokasi pengamatan.

II. METODOLOGI

2. 1. Sistem Kerja Pengukur Radiasi MTH

Radiasi MTH dari alat AWS terdiri dari beberapa blok sistem yang terkait antara satu blok dengan lainnya mengkonversi besaran radiasi menjadi besaran listrik dan dikonversi

(23)

23

menjadi besaran digital ke frekwensi (D/F) dilakukan pada Logger. blok sistem alat tersebut ditunjukkan pada gambar 5 :

TRANSDUSER (sensor) PENGKONDISI SINYAL (PS) MIKRO KONTROLLER (MK) ADC DIGITAL TO FREQUENSY CONVERTER (D/F) LOGGER TRANSMITTER (TX) LOGGER RECEIVER (RX) LOGGER CONSULE Vantage PRO 2 (RX) KOMPUTER (PC)

Gambar 5 : Blok diagram sistem pengukur radiasi MTH dari AWS

Cara Kerja Blok Sistem :

Pengindera berupa transduser (sensor) terdiri dari beberapa bagian berlapis : fiber core, silicon, silicon dioxide, FeCrAL, ruang udara. Sensor tersebut bekerja akibat pengaruh adanya radiasi MTH, ketika radiasi MTH masuk ke saluran inlet sensor maka susunan FeCrAL diantara batas lapisan ruang udara dan silicon dioxide mengalami perubahan nilai resistansi (∆Radiasi MTH ∆R), ujung bagian lapisan FeCrAL terdapat probe yang menghasilkan nilai resistansi. Nilai resistansi tersebut selanjutnya dikonversi menjadi nilai tegangan pada blok pengkondisi sinyal (PS), kemudian diperbesar dan akhirnya nilai tegangan dikonversi ke digital untuk dilakukan konversi ke frekwensi (D/F converter) pada blok mikrokontroller (MK) proses tersebut dilakukan pada logger transmitter sinyal digital dikirimkan melalui gelombang radio ke logger receiver (penerima).

III. DATA RADIASI HASIL OBSERVASI

3. 1. Grafik Radiasi MTH Tanggal : 11 s/d 18 Februari Tahun 2014

Grafik radiasi MTH harian pada bulan Februari Tahun 2014 ditampilkan tanggal : 11 s/d 18 Februari 2014 dengan bentuk grafik sebagai berikut :

Grafik 1 : Grafik radiasi MTH tanggal : 11 s/d 18 Februari 2014

Data rerata radiasi MTH bulanan setiap jam 06 :00 s/d 18 :00 wib. tahun 2014 ditampilkan pada tabel dibawah :

0 200 400 600 800 1000 5678910111213141516171819 R adi asi M TH Jam (wib) Grafik Radiasi MTH… 0 200 400 600 800 1000 5678910111213141516171819 R adi asi M TH Jam (wib) Grafik Radiasi MTH… 0 200 400 600 800 1000 1200 5678910111213141516171819 R adi asi M TH Jam (wib) Grafik Radiasi MTH… 0 200 400 600 800 1000 1200 5678910111213141516171819 R adi asi M TH jam (wib) Grafik radiasi MTH… 0 200 400 600 800 1000 1200 5678910111213141516171819 R adi asi M TH Jam (wib) Grafik Radiasi MTH… 0 200 400 600 800 1000 1200 5678910111213141516171819 R ad ia Jam (wib) Grafik Radiasi MTH… 0 100 200 300 400 500 600 5678910111213141516171819 R adi asi M TH Jam (wib) Grafik Radiasi MTH… 0 200 400 600 800 1000 1200 5678910111213141516171819 R adi asi M TH Jam (wib) Grafik Radiasi MTH…

(24)

24

Tabel 1 : Data rerata radiasi MTH bulanan jam 06.00 s/d 18.00 wib tahun 2014 Jam AVG Bulan 06.00 07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 Jan 0 11 87.81 271.87 445.5 599.5 675.26 741.7 590.8 331.25 317.4 144 62.16 329.096 Feb 10.27 141.25 316.4 518.8 654.5 783.7 554.91 484.4 418.8 248.24 105.7 26.3 0 327.943 Mar 41.39 160.16 338.6 584.75 702.1 849.16 878.03 892.7 611.8 436.26 207.9 64.14 27.66 445.742 Apr 33.57 182.67 387.3 556.77 736.6 825.43 863.27 753.4 419.2 228.8 95.11 16.77 0 392.222 Mei 28.9 191.4 425.9 617.18 740.4 808.1 793.22 733.71 495.26 312.82 100.76 42.7 28.92 409.174 Jun 32.52 207.77 383.16 547.52 612.4 706.84 744.44 684.33 503.71 365.72 118.9 81.75 77.42 389.729 Jul 58.76 211.5 397.3 579.94 576.6 767.9 792.24 653.9 508.8 336.2 162.2 67.47 34.23 395.926 Ags 23.17 199.2 385.24 657.81 785.22 916.54 844.48 758.28 569.27 425.71 198.22 36.17 0 446.108 Sep 50.33 257.63 475.61 649.67 833.16 829.74 935.67 776.75 627.31 380.39 140.74 39.33 0 461.256 Okt 55.43 342.18 574.33 753.27 866.44 887.58 931.05 837.34 611.17 225.67 152.28 28.67 0 481.954 Nop 46.36 328.9 506.9 683.92 877.4 899.5 882.96 256.4 292.6 198.8 116 27.56 0 393.638 Des 73.72 248.2 438.3 605.52 690.8 759.7 667.2 523.4 226.9 179.8 100 48.32 8.96 351.601

Data rerata radiasi MTH bulan : januari s/d Desember tahun 2014 diambil dari jam : 06.00 s/d 18.00 wib. Ditampilkan dalam grafik balok seperti dibawah :

Grafik 2: Grafik balok rerata radiasi MTH bulanan tahun 2014

IV. ANALISA & KESIMPULAN Analisa

Semburan abu vulkanik dari letusan gunung kelud yang menyebar ke beberapa wilayah terutama jawa timur, jawa tengah dan jawa barat, menimbulkan dampak luar biasa. Di BPD Watukosek yang mempunyai jarak lurus sekitar : 57,7 km. Terhadap lokasi gunung kelud dampak abu vulkanik di analisa dari data pengamatan radiasi MTH yang berpengaruh pasca letusan (tanggal 14 dan 15 Februari 2014) dengan hasil analisa sebagai berikut.

 Data radiasi MTH harian untuk tanggal : 14 dan 15 februari 2014 menunjukkan konsentrasi sangat kecil dengan nilai rerata harian : 44,15 W/m2 dan 286,16 W/m2

 Dari konsentrasi radiasi MTH dampak letusan untuk bulan februari 2014 memberikan pengaruh nilai rerata bulanan menjadi kecil dibandingkan dengan nilai rerata bulan lainnya (untuk bulan Februari 2014 = 177,64 W/m2)

 Pengambilan data diatas merupakan jumlah rerata data (ƩAVG) baik harian, bulanan dan tahunan

Dengan membandingkan beberapa data diatas, maka analisa konsentrasi radiasi MTH untuk harian, bulanan dan tahunan dapat dilakukan daru dampak letusan gunung kelud. Kesimpulan.

Jarak antara lokasi observasi radiasi MTH (BPD Watukosek) dengan lokasi gunung kelud sesuai garis lurus sekitar : 57,7 km. Pada saat terjadi letusan maka abu vulkanik memberikan dampak pada konsentrasi radiasi MTH terutama pada 2 hari pasca letusan (tanggal : 14 & 15 Februari 2014) pemanfaatan data radiasi MTH terhadap dampak letusan gunung kelud diprioritaskan saat terjadi letusan (tahun 2014) pada data tahunan dengan melakukan beberapa cara :

 Mencari nilai rerata (AVG) data radiasi tahun 2014

 Menentukan nilai jumlah rerata (ƩAVG) radiasi bulanan selama satu tahun

 Menentukan jumlah rerata (ƩAVG) radiasi harian tgl14 dan 15 februari 2014. 0 1000 Jan u ar i Fe b ru … Ma re t Ap ril Me i Ju n i Ju li Agu st… Se p te … Ok to b … N o p e… De se … R ad iasi (W /m 2

(25)

25

 Membuat grafik untuk masing-masing data

 Membandingkan masing-masing grafik dan membuat kesimpulan.

Dari hasil analisa data radiasi MTH tersebut maka dapat disimpulkan bahwa abu vulkanik yang dihasilkan dari letusan gunung kelud berdampak tertutupnya cahaya MTH yang masuk pada sensor AWS, sehingga mempengaruhi radiasinya.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Masatomo Fujiwara, Operation Manual For EN-SCI Ozonesonde System

[2]. Norman R Beers ” Meteorological Thermodynamics and Atmosphere Statics ”

Edited by FA. Berry Jr.

[3]. T. Subiakto (2008), Desain & Rancang Bangun Instrument Pendeteksi Ozon

Permukaan Sistem Logger dari Sensor ECC Ozonesonde, dari Prosiding Seminar

Instrumentasi Berbasis Fisika 2008 Gedung Fisika ITB . 28 Agustus 2008

Editor : Mitra Djamal, Suparno Satira, 145 – 149, ISBN 978-979-96520-4-1

[4]. Vaisala, Operations Manual Ozonesonde User’s Guide. OES-UIOIen-12.

3 May 1996. Japan

(26)

26

KLASIFIKASI CITRA RETINOPATI DIABETIKA MENGGUNAKAN TWO

DIMENSIONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DAN

K-NEAREST NEIGHBOR

Fitri Damayanti1, Wahyudi Setiawan2, Yeni Kustiyahningsih3

1,2, 3 Prodi Manajemen Informatika, Universitas Trunojoyo Madura JL Raya Telang PO BOX 2 Kamal, Bangkalan, Jawa Timur

1fitri2708@yahoo.com, 2wsetiawan.ok@gmail.com

ABSTRAK

Retinopati Diabetika merupakan penyakit pada retina mata disebabkan oleh komplikasi dari penderita dengan kadar gula tinggi atau diabetes. Penyakit ini dapat menyebabkan kebutaan total pada penderita jika tidak ditangani sedini mungkin. Retinopati Diabetika dapat diketahui melalui foto citra retina menggunakan kamera fundus. Citra retina dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu citra pelatihan dan citra pengujian. Konsep pengenalan pola diterapkan pada penelitian ini. Tiga proses utama dari sistem yaitu pertama tahap preprocessing, merupakan tahapan dimana proses perbaikan citra dilakukan. Preprocessing meliputi grayscale green channel, filter Gaussian, Ekualisasi Histogram CLAHE dan Masking. Tahap kedua yaitu ekstraksi ciri, bertujuan untuk mendapat ciri-ciri tertentu yang membedakan antar kelas citra. Ekstraksi ciri menggunakan metode Two Dimensional Principal Component Analysis (2DPCA). Tahap ketiga yaitu klasifikasi, bertujuan untuk mengelompokkan citra retina yang diuji. Metode klasifikasi yang digunakan yaitu k-Nearest Neighbor. Pada penelitian ini citra retina diklasifikasikan menjadi 5 (lima) kelas yang berbeda diantaranya citra retina normal, retinopati diabetika derajat 1, 2 dan 3 serta citra retina tidak teridentifikasi. Dari hasil pengujian, prosentase tertinggi keakuratan klasikasi sebesar 78%.

Kata kunci : Retinopati diabetika, Two Dimensional Principal Component Analysis, K-Nearest Neighbor

1. Pendahuluan Latar Belakang

Teknologi di bidang kedokteran telah banyak yang menggunakan pencitraan medis dalam membantu untuk menganalisis dan mendeteksi penyakit, diantaranya yaitu citra fundus hasil dari foto retina untuk mendeteksi retinopati diabetika. Pemilihan topik ini berdasarkan pada makin tingginya kasus penderita diabetes. Resiko retinopati diabetika semakin meningkat seiring dengan semakin lamanya pasien menderita diabetes. Penelitian ini memberikan alternatif solusi dengan membangun sebuah sistem yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan sistem analisis yang telah berjalan. Pada penelitian ini dibangun sebuah sistem klasifikasi tingkat resiko retinopati diabetika. Beberapa tahapan dibuat untuk membangun sistem yaitu Preprocessing, ekstraksi ciri dan klasifikasi. Preprocessing menggunakan grayscale green channel, filter gaussian,

(27)

27

ekualisasi histogram CLAHE dan masking. Ekstraksi ciri menggunakan metode Two dimensional Principal Component Analysis (2DPCA). Klasifikasi menggunakan metode k-Nearest Neighbor (k-NN).

Tujuan

Tujuan pada penelitian ini adalah merancang bangun perangkat lunak yang mampu melakukan klasifikasi tingkat resiko retinopati diabetika secara otomatis. Sistem ini mampu untuk mengklasifikasikan sebanyak 5 (lima) kelas, yaitu normal, retinopati diabetika derajat 1, derajat 2, derajat 3 dan tidak teridentifikasi.

2. Pembahasan Preprocessing

Preprocessing bertujuan untuk memperbaiki kualitas citra dengan cara memanipulasi parameter-parameter citra. Dalam penelitian ini, proses pra pengolahan terdiri dari citra kanal hijau, filter Gaussian, Contrast Limited Adaptive Histogram Equalization (CLAHE) dan Segmentasi.

Two Dimensional Principal Component Analysis (2DPCA)

2DPCA merupakan metode untuk ekstraksi ciri. Pada PCA setiap data citra harus dibuah menjadi matriks baris atau matriks kolom. Pada 2DPCA digunakan matriks tetap dalam bentuk aslinya yaitu 2 (dua) dimensi.

Algoritma 2DPCA sebagai berikut [1]:

1. Himpunan matriks citra training M, dari basis data citra retina (Aj), dimana Aj = [A1,A2,...Am], j =(1,2,3...,M). Citra retina memiliki dua dimensi yang direpresentasikan dengan matriks Y

𝑌 = [

𝑥

11

𝑥

21

… 𝑥

𝑀1

𝑥

12

𝑥

22

… 𝑥

𝑀2

𝑥

1𝑁

𝑥

2𝑁

… 𝑥

𝑀𝑁

]

(1)

2. Rata-rata total dari matriks himpunan pelatihan (Ā) , perhitungannya

Ā =

𝑀 1

𝑀𝑗=1

𝑌

𝑗 (2)

3. Matriks selisih dari setiap citra Aj dengan Ā

𝐵 = 𝐴

𝑗

− Ā

(3)

4. Matriks kovarian dari himpunan citra pelatihan (Gt)

𝐺

𝑡

=

1 𝑀

(𝐴

𝑗

− Ā)

𝑇

(𝐴

𝑗

− Ā)

𝑀 𝑗=1 (4)

5. Matriks eigenvalue dan eigenvector dari matriks kovarian menggunakan metode Singular Value Decomposition (SVD).

𝐴 𝑣 = 𝜆 𝑣

(5)

(28)

28

6. Urutkan eigenvalue secara decreasing dan kolom dari eigenvector menyesuaikan hasil indeks dari eigenvalue.

𝜆

1

> 𝜆

2

> 𝜆

3

> ⋯ > 𝜆

𝑁

Klasifikasi dengan metode k-Nearest Neighbor

Metode k-Nearest Neighbor (k-NN) adalah sebuah metode untuk melakukan klasifikasi terhadap objek berdasarkan data pembelajaran yang jaraknya paling dekat dengan objek tersebut. Data pembelajaran diproyeksikan ke ruang berdimensi banyak, dimana masing-masing dimensi merepresentasikan ciri dari data. Ruang ini dibagi menjadi bagian-bagian berdasarkan klasifikasi data pembelajaran. Dekat atau jauhnya tetangga biasanya dihitung berdasarkan jarak Euclidean dengan rumus umum sebagai berikut :

𝑑

𝑖

= √∑

𝑝

(𝑥

2𝑖

− 𝑥

1𝑖

)

2

𝑖=1 (6) dengan:

x1 = sampel data; x2 = data uji; i = variabel data; d = jarak; p = dimensi data

Retinopati Diabetika

Prosentase terjadinya retinopati diabetika pada penderita diabetes melitus cukup tinggi yaitu berkisar 40%-50%. Pada umumnya retinopati diabetika terjadi pada penderita diabetes melitus yang telah terjangkit selama 10 tahun. Kelainan pada retina yang dapat terjadi akibat retinopati diabetika diantaranya [2] :

1. Mikroaneurisma merupakan penonjolan dinding kapiler terutama daerah vena dengan bentuk berupa bintik merah kecil yang terletak dekat pembuluh darah. 2. Hemorrhages biasanya tampak pada dinding kapiler dan terlihat bercak darah keluar

dari pembuluh darah, terlihat berwarna merah gelap, lebih besar dari mikroaneurisma.

3. Hard exudates merupakan infiltrasi lipid ke dalam retina. Gambarannya khusus yaitu tidak beraturan dan kekuning-kuningan.

4. Soft exudates sering disebut cotton wool patches merupakan iskemia retina, terlihat bercak berwarna kuning bersifat difus dan berwarna putih.

5. Neovaskularisasi atau pembuluh darah baru biasanya terletak di permukaan jaringan, tampak sebagai pembuluh darah yang berkelok-kelok, dalam, berkelompok dan tidak beraturan.

Hasil diagnosa medis setiap citra dapat menunjukkan tingkat retinopati diabetika: 0 (Normal): (μA = 0) AND (H = 0)

1 : (0 < μA <= 5) AND (H = 0)

2 : ((5 < μA < 15) OR (0 < H < 5)) AND (NV = 0) 3 : (μA >= 15) OR (H >=5) OR (NV = 1)

μA adalah jumlah mikroaneurisma, H adalah jumlah hemorrhages, NV = 1 artinya terdapat neovaskularisasi, NV = 0 artinya tidak terdapat neovaskularisasi.

Gambar

Gambar 2. Perancangan Basis Data Perpustakaan  Setelah perancangan basis data selesai langkah selanjutnya adalah :
Gambar 3  pembuatan model  2. Pembuatan skema basis data pada RDBMS Oracle11g
Gambar 5  generate basis data
Gambar 3. Activity diagram user       Gambar 4. Sequence diagram ke konten utaman  aplikasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selain tempat tinggal, hal yang dapat membuat kepuasan per- kawinan subjek penelitian tinggi dikare- nakan subjek memiliki seks yang menye- nangkan, saling terbuka dalam

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap konsumen terhadap konsumsi cabai merah; mengetahui pengaruh harga, pendapatan dan jumlah tanggungan

8. Berikan penilaian Anda terhadap kemampuan dan masa depan calon secara keseluruhan, dibandingkan dengan karyawan / mahasiswa lain, dengan memberi tanda pada kolom

umum aparatur pemerintah selaku personil pelayanan harus profesional, disiplin dan terbuka terhadap kritik dari pelanggan atau masyarakat. Sarana dan Prasarana, dalam pelayanan

Metal merupakan konduktor panas yang baik, tetapi pecahan energi microwave akan diabsorpsi dan dengan cepat dipantulkan kembali karena molekul bahan logam yang tersusun sangat

EXCLUDE QUOTES

berprestasi yang tinggi terhadap bermain bulutangkis. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa peserta PB di kabupaten Demak mempunyai motivasi berprestasi

Masalah yang dianalisa adalah hal – hal yang berhubungan dengan informasi service untuk member GTI MOTOR. Sebagaimana telah dijelaskan pada rumusan