BAB II
GAMBAR UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1980, yang didirikan oleh beberapa orang pemegang saham. Awalnya perusahaan ini dikenal dengan nama bengkel cakrawala. Perusahaan ini berkembang terus – menerus hingga menjadi besar sampai saat ini. Perusahaan ini bergerak di bidang pengolahan besi khusus untuk pembuatan dan perbaikan mesin-mesin pada pabrik kelapa sawit. Perusahaan ini mempunyai anak perusahaan seperti pabrik kelapa sawit. Pada tahun 1995, perbengkelan ini berubah nama menjadi PT. High Steelindo Eranusa, yaitu sebuah perusahaan swasta yang bergerak dibidang pembuatan peralatan dan mesin-mesin pada pabrik kelapa sawit. PT. High steelindo ini lebih mengutamakan pesanan dari anak perusahaannya sendiri dibandingkan dengan pesanan pembeli.
PT. High Steelindo Eranusa terus berkembang dari segi kualitas produk dan semakin dipercaya oleh konsumen hingga wilayah pemasaran sudah mencapai ketingkat nasional dengan terus menjalin kerjasama dengan konsumen yang bergerak dibidang perindustrian kelapa sawit.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
Produk utama yang dihasilkan oleh PT. High Steelindo Eranusa adalah Lori. Perusahaan ini juga menerima perbaikan serta pemasangan instalasi pabrik kelapa sawit.
Sistem produksi yang dianut oleh perusahaan ini adalah menghasilkan barang berdasarkan pesanan (make to order), oleh sebab itu barang yang dihasilkan tidak tetap jenisnya. Meskipun produk yang dapat dihasilkan banyak jenisnya, pada saat ini perusahaan lebih memfokuskan pekerjaannya pada pembuatan lori untuk pabrik kelapa sawit. Pemasaran produk telah memasuki pasar – pasar diluar Propinsi Sumatera Utara seperti Riau, Palembang dan Kalimantan. Pemasaran ini meliputi perusahaan yang bergerak di industri kelapa sawit. PT.High Steelindo Eranusa lebih mengutamakan pemasaran produknya untuk anak perusahaannya sendiri.
2.3. Organisasi dan Manajemen
Untuk mengorganisasikan bagian-bagian yang berbeda dalam perusahaan diperlukan suatu struktur organisasi yang dapat mempersatukan sumber daya dengan cara yang teratur. Dengan adanya struktur organisasi, diharapkan dapat mengarahkan orang-orang yang berada dalam organisasi tersebut sehingga mengetahui batas kewajibannya, wewenang, serta tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya dan dapat melaksanakan aktivitas untuk mendukung tercapainya sasaran perusahaan.
2.3.1. Struktur Organisasi
PT. High Steelindo Eranusa dalam manajemennya menggunakan struktur organisasi garis (lini). Bila ditinjau dari struktur organisasinya wewenang dan tanggung jawab berjalan garis lurus mulai dari pimpinan puncak sampai pada
tingkat yang berada dibawahnya. Adapun gambar struktur organisasi PT. High Steelindo Eranusa dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Pemegang Saham
Komisaris
Direktur
Tata Usaha Security Mekanik Teknik
Accounting Administrasi Perbengkelan Kontruksi Produksi
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. HIGH STEELINDO ERANUSA
2.3.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya maka dalam organisasi diperlukan personil-personil yang menduduki jabatan tertentu didalam organisasi tersebut, dimana masing-masing personil diberi tugas dan tanggug jawab sesuai dengan jabatannya. Adapun tugas dan tanggung jawab pada perusahaan ini adalah sebagai berikut :
1. Pemegang Saham Tugas :
a. Penanam modal dalam perusahaan Wewenang :
a. Memutuskan kebijakan didalam perusahaan Tanggung Jawab :
a. Penyediaan dana terhadap keperluan perusahaan 2. Komisaris
Tugas :
a. Pimpinan tertinggi dalam perusahaan Wewenang :
a. Memilih dan menentukan serta mengangkat direktur
b. Menentukan garis besar kebijakan umum dan program kerja perusahaan Tanggung Jawab :
a. Melakukan pengawasan dan evaluasi berdasarkan laporan direktur 3. Direktur
Tugas :
a. Mengelola perusahaan secara keseluruhan
b. Mengkoordinir serta mengontrol keahlian teknis, usulan proyek, penjualan, dan pembelanjaan.
Wewenang :
Memberikan wewenang dan persetujuan atas : a. Surat-surat ekstern dan intern
b. Pesanan-pesanan pembelian dan pekerjaan c. Faktur-faktur penjualan
d. Peneriamaan dan pengeluara uang Tanggung jawab :
a. Bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris yang diketahui oleh Pemerintah R.I.
4. Tata Usaha Tugas :
a. Membuat anggaran perusahaan yang berhubungan dengan transaksi pembelian dan segala sesuatu yang dibutuhkan pabrik
Wewenang :
a. Mengeluarkan uang peruhasaahan dengan izin direktur Tanggung jawab :
a. Bertanggung jawab kepada direktur secara langsung 5. Accounting
Tugas :
a. Melaksanakan aktifitas akuntansi sehari-hari
b. Menyusun laporan akuntansi guna diberikan kepda atata usaha c. Melaksanakan pembayaran hutang perusahaan
Wewenang :
a. Mengeluarkan uang peruhasaahan dengan izin tata usaha Tanggung jawab :
6. Administrasi Tugas :
a. Membuat laporan harian b. Membuat catatan administrasi Wewenang :
a. Melaksanakan administrasi kepegawaian seperti izin cuti, pelengkapan kerja, dan surat kepegawaian.
Tanggung jawab :
a. Bertanggung jawab dengan segala kegiatan administrasi diperusahaan. 7. Security
Tugas :
a. Melakukan pemeriksaan terhadap pekerja saat memasuki dan keluar dari wilayah perusahaan
b. Menjaga keamanan perusahaan dari hal-hal yang mengganggu Wewenang :
a. Mengambil tindakan untuk keamanan perusahaan Tanggung jawab :
a. Bertanggung jawab dengan segala kegiatan keamanan diperusahaan. 8. Mekanik
Tugas :
a. Membuat rencana penggunaan mesin-mesin atau instalasi alat produksi Wewenang :
Tanggung jawab :
a. Bertanggung jawab dengan segala maintenance mesin-mesin. 9. Perbengkelan
Tugas :
a. Melakukan perbaikan dan pemeliharaan terhadap mesin-mesin Wewenang :
a. Mengawasi segala kegiatan pemeliharaan pada mesin-mesin Tanggung jawab :
a. Bertanggung jawab memberikan laporan tentang keadaan mesin-mesin pada mekanik.
10. Teknik Tugas :
a. Mengawasi jalan kerja kontruksi dan produksi Wewenang
a. Memberikan persetujuan dan surat-surat yang sehubungan dengan konstruksi dan produksi
Tanggung jawab :
a. Bertanggung jawab memberikan laporan tentang keadaan konstruksi dan produksi diperusahaan.
11. Konstruksi Tugas :
a. Melaksanakan inventari fisik dan mengevaluasi pelaksanaan b. Wewenang hasil pekerjaan bidang konstruksi
Wewenang
a. Membuat keputusan tindakan yang akan dibuat pada konstruksi Tanggung jawab :
a. Bertanggung jawab memberikan laporan tentang keadaan konstruksi diperusahaan.
12. Produksi Tugas :
a. Melaksanakan inventari fisik dan mengevaluasi pelaksanaan b. Wewenang hasil pekerjaan bidang produksi
Wewenang
a. Membuat keputusan tindakan yang akan ddibuat pada produksi Tanggung jawab :
a. Bertanggung jawab memberikan laporan tentang keadaan produksi diperusahaan.
2.3.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Jumlah tenaga kerja yang bekerja di PT. High Steelindo Eranusa memiliki 70 orang karyawan yang memiliki perbedaan jenis pekerjaan dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Jumlah tenaga kerja tetap sebanyak 54 orang sedangkan tenaga kerja tidak tetap 16 orang. Jumlah tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja
No Tenaga Kerja Jumlah (orang)
1 Tata Usaha 10
2 Security 5
3 Mekanik 10
4 Teknik 45
Sumber : PT. High Steelindo Eranusa
Jam kerja yang berlaku di PT. High Steelindo Eranusa adalah 7 jam kerja sehari dan 6 hari kerja seminggu. Jam kerja ini berlaku baik untuk seluruh tenaga kerja yang ada. Perincian pembagian jam kerja PT. High Steelindo Eranusa adalah sebagai berikut :
1. Senin – Kamis
- Pukul 08.00 – 11.30 Kerja Aktif - Pukul 11.30 – 13.30 Istirahat - Pukul 13.30 – 17.00 Kerja Aktif 2. Jum’at – Sabtu
- Pukul 08.00 – 11.30 Kerja Aktif - Pukul 11.30 – 14.00 Istirahat - Pukul 14.00 – 16.30 Kerja Aktif
Pada keadaan tertentu seperti untuk menyelesaikan pesanan yang banyak maka dilakukan kerja lembur di luar jadwal diatas.
2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya
Pihak manajemen PT. High Steelindo Eranusa selalu melakukan peninjauan berkala terhadap para pekerjanya yang dilakukan setiap awal tahun. Besarnya kenaikan gaji ini didasarkan atas :
a. Prestasi Kerja
b. Tanggung jawab dan pekerjaannnya
c. Sikap pekerja dalam hubungannya dengan atasan atau sesama karyawan. Sistem pengupahan, terdiri dari :
1. Upah / Gaji bulanan
Upah diberikan kepada tenaga kerja baik tetap maupun tidak tetap, yang diberikan pada hari pertama setiap bulan sesuai dengan jabatan dan jenis pekerjaannya masing-masing.
2. Upah lembur
Upah lembur diberikan kepada tenaga kerja yang melibihi jam kerja biasa. Pembayaran upah lembur akan dibayar apabila kerja lembur dilakukan atas izin perusahaan an dibuktikan dengan catatan kehadiran.
Fasilitas lainnya untuk kesejahteraan pekerja seperti : 1. Tunjangan
Pekerja mendapat gaji pokok dan beberapa tunjangan yang pemberiannya situasional, yaitu tunjangan transportasi dan tunjangan hari raya.
2. Pelayanan Kesehatan
Perusahaan menyediakan biaya pengobatan dan perawatan untuk para pekerja yang dikirim kerumah sakit. Semua biaya ditanggung oleh perusahaan.
3. Asuransi
Perusahaan mengasuransikan seluruh karyawan pada PT. Jamsostek serta mengambil kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam membayar pertanggungan tersebut. Jenis pertanggungan yang diasuransikan adalah :
a. Jaminan kecelakaan kerja b. Jaminan kematian
c. Jaminan hari tua
d. Jaminan pemeliharaan kesehatan 4. Tunjangan Hari Raya
Tunjangan Hari Raya (THR) diberikan kepada karyawan sebesar 1 bulan gaji.
2.4. Proses Produksi
Proses produksi adalah cara, metode, dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber yang ada. Disamping menghasilkan produk yang berkualitas, proses produksi yang baik juga akan berpengaruh terhadap meningkatnya jumlah produktivitas yang dihasilkan perusahaan.
2.4.1. Standard Mutu Bahan/Produk
Era industrialisasi dan teknologi sekarang ini menuntut setiap perusahaan untuk bersaing dan mempertahankan mutu dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut jika ingin tetap bertahan.
Pihak PT. High Steelindo Eranusa selaku perusahaan berusaha untuk tidak mengecewakan konsumen yang memesan produk-produk buatan PT. High Steelindo Eranusa dengan membuat produk sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dan pengiriman produk yang tepat waktu.
2.4.2.Bahan yang Digunakan (Bahan Baku, Bahan Penolong, dan Tambahan) a. Bahan Baku
Bahan baku adalah semua bahan utama yang digunakan dalam pembuatan suatu produk dan ikut dalam proses produksi. Penggunaan bahan baku memiliki persentase terbesar dibandingkan dengan bahan-bahan lainnya.
Berdasarkan pengertian diatas, dalam memproduksi sebuah produk pada PT. High Steelindo Eranusa dibutuhkan bahan baku plat besi yang mampu beroperasi pada suhu tinggi serta tahan terhadap perubahan suhu yang besar.
b. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk dan ikut dalam proses produksinya tetapi pemakaiannya relative sedikit. Adapun yang tergolong sebagai bahan tambahan adalah :
1. Elektroda
Dalam memproduksi lori, operasi pengelasan begitu dominan. Proses pengelasan memerlukan bahan tambahan berupa elektroda dalam berbagai jenis diameter.
Jenis – jenis elektroda yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Elektroda yang Digunakan Pada Pengelasan Addictive AWS Weld Ø Elektroda (mm) Metoda
E 7016 – 53.04 3.2 x 350 SMAW
E 6013 – 46.00 2.5 x 350 SMAW
E 7016 – L 61 4.0 x 350 SMAW
Sumber : PT. High Steelindo Eranusa
Kekuatan tarik elektroda dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Kekuatan tarik (dikali 1000 Psi)
E XXXX – XX.XX
Klasifikasi elektroda
Elektroda
Posisi pengelasan segala arah
Suhu terendah pengelasan (dikali 1000 F )
2. Cat
Cat ini digunakan untuk melapisi bagian luar lori yang fungsinya untuk mencegah karat sehingga umur lori menjadi lebih lama.
c. Bahan Penolong
Selain dari bahan baku dan bahan tambahan terdapat golongan bahan penolong yang digunakan dalam pembuatan lori. Bahan penolong merupakan bahan yang digunakan dalam pembuatan tetapi tidak ikut dalam proses produksi dan hanya bersifat sebagai pelengkap saja. Bahan tersebut umumnya digunakan setelah rampungnya tahap-tahap tertentu. Bahan penolong yang digunakan dalam pembuatan dan lori antara lain :
1. Thinner
Thinner digunakan sebagai pelarut cat maupun bahan-bahan lainnya.
2. Coolent
Coolent adalah bahan pendingin yang digunakan pada pengeboran. Coolent berguna sebagai penarik panas yang ditimbulkan oleh gesekan
antara mata bor dan benda kerja. Panas yang ditimbulkan apabila terlalu tinggi akan menyebabkan berubahnya struktur mikro logam dan pada akhirnya akan merubah sifat mekanis logam tersebut. Logam kerja akan menjadi keras sehingga akan mengurangi kekuatannya.
3. Elpiji dan oksigen
Elpiji dan oksigen digunakan untuk proses pemotongan plat baik yang tipis maupun yang tebal dari berbagai macam ukuran yang diperlukan dalam proses produksi.
2.4.3. Uraian Proses
Proses produksi adalah teknik atau metode untuk membuat barang dan jasa bertambah nilainya dengan menggunakan sumber-sumber yang ada.
a. Proses produksi pada pembuatan lori melewati beberapa tahapan yaitu : 1. Pengukuran
Tahapan pertama adalah proses pengukuran. Lempengan besi dibawa ketempat pengukuran dengan crane. Pada bagian ini dilakukan pemberian tanda garis potong, nomor identifikasi, jarak lubang baut, diameter lubang baut dan jumlah lubang baut yang sesuai dengan gambar produk yang akan dibuat. Untuk menjaga kualitas produk agar baik maka pemberian tanda harus dilakukan dengan akurat dan jelas. Hal ini untuk menghindari kesalahan pada proses selanjutnya yaitu pemotongan dan pelubangan. 2. Pemotongan
Setelah dilakukan pengukuran maka selanjutnya memotong lempengan besi sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Pemotongan besi dilakukan dengan menggunakan mesin blander potong. Proses pemotongan ini harus dilakukan dengan hati-hati agar ketika bahan dirakit tidak terjadi kelebihan atau kekurangan ukuran karena mengingat ketebalan lempengan besi yang akan dipotong. Dalam proses pemotongan dilakukan oleh banyak karyawan karena terdapat bagian material yang kecil dan berjumlah banyak sebagai penyangga MS plate.
3. Pengeboran
Pembuatan lubang dilakukan pada lempengan besi yang akan menjadi bodi lori. Mesin yang digunakan untuk melubangi MS plate adalah mesin bor magnet yang menggunakan tenaga elektrik. Pengeboran ini dilakukan sesuai dengan ukuran yang telah dilakukan pada proses sebelumnya. Pada proses ini tidak memerlukan tenaga yang besar hanya saja perlu ketelitian pada saat pelubangan agar ukuran diameter yang dikehendaki tidak salah. 4. Pengerollan
Setelah plat besi dipotong dan dilubangi secara tepat, maka dilakukan pengerollan untuk membentuk bodi lori yang sedikit melengkung pada sisi kanan dan kirinya. Plat besi ini diangkat ke mesin pengerollan dengan menggunakan crane. Proses ini sedikit sulit karena harus memperhatikan lengkungan yang diinginkan agar sesuai dengan lori yang akan dibuat nantinya.
5. Penyetelan bodi dan sisi
Setelah bodi lori dipotong dan dilubangi sesuai dengan ukuran. Maka untuk melengkapinya dibuat sisi lori. Perakitan sisi lori tersebut dilas dengan menggunakan mesin las. Untuk pembuatan sisi lori, maka bahan baku yang digunakan adalah besi UNP, Besi UNP ini diukur sesuai dengan spesifikasi lalu dipotong dengan menggunakan mesin potong. Potongan- potongan besi UNP tersebut kemudian diatur untuk pembentukan sisi lori. Setelah sisi lori selesai di las kemudian dibawa ke bodi lori dengan menggunakan crane.
6. Perakitan
Setelah menyiapkan sisi lori dan bodi maka dilakukan perakitan untuk menyatukan seluruh komponen. Material yang akan dirakit ini dipindahkan dengan menggunakan crane. Namun untuk yang ringan dipindahkan secara manual seperti sisi lori. Untuk merakitnya maka bodi lori terlebih dahulu harus dibalikkan keatas kemudian baru dapat dirakit dengan sisi lori, besi siku, besi strip, roda dan aksesoris lainnya.
Dalam pengerjaan perakitan ini. Tanda-tanda yang diberikan pada proses pengukuran sangatlah penting. Melalui tanda-tanda tersebut maka akan membantu pada proses menyatukan bodi dan sisi lori. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada proses perakitan adalah pengaruh pada bentuk komponen yang akan terjadi sebagai akibat dari panas yang dihasilkan selama proses pengelasan. Selain mengakibatkan penyusutan pada panjang material, pengelasan juga dapat mengakibatkan perubahan bentuk pada material, karena itu perlu dilakukan pemilihan metode pengelasan yang dapat mengurangi terjadinya perubahan bentuk pada material. Untuk mengurangi perubahan bentuk yang terjadi pada material akibat pengelasan dapat juga dipasang alat bantu pengaku sementara. Sebelum proses perakitan harus dilakukan pemeriksaan terhadap komponen yang meliputi nomor identifikasi, jumlah dan kualitasnya dalam hal ini terhadap karat dan cacat.
Bila ditemukan ketidaksesuaian maka komponen harus diperbaiki atau diganti. Semua perubahan bentuk dari komponen harus diluruskan terlebih
dahulu sebelum proses perakitan untuk memastikan dihasilkannya produk yang sesuai. Bentuk bevel dan jarak antar komponen yang akan dilas harus diperiksa dan diperbaiki bila ditemukan ketidaksesuaian.
7. Pengelasan
Pada tahap ini bagian komponen yang telah disatukan, dilas sehingga tidak ada bagian yang terlewatkan. Proses pengelasan ini menggunakan mesin las. Metode pengelasan yang digunakan di PT. High Steelindo Eranusa dilakukan secara manual karena itu hasil dari pengelasan sangat tergantung kepada kecakapan dari operator las.
Bahan yang dipakai adalah elektrode yaitu kawat las yang dilapisi dengan fluks. Lapisan fluks menghasilkan terak las yang berfungsi untuk melindungi hasil las agar tidak terkontaminasi oleh gas oksigen dan nitrogen yang berada di udara. Kualitas hasil las yang terkontaminasi oleh kedua gas tersebut akan buruk.
8. Pengecatan
Sebelum proses pengecatan, terlebih dahulu permukaan lori yang selesai dirakit dibersihkan dari karat yang menempel dipermukaan lori menggunakan mesin gerinda atau sikat kawat. Setelah semua permukaan lori selesai dibersihkan kemudian dilakukan pengecatan dengan warna hitam sebanyak dua kali. Pengecatan dilakukan sebanyak dua kali agar cat lebih tebal menempel pada permukaan lori. Pengecatan dilakukan menggunakan kuas dan dengan cat tahan panas.
2.4.4. Mesin dan Peralatan 2.4.4.1. Mesin Produksi
Adapun jenis dari mesin- mesin produksi yang digunakan oleh PT. High Steelindo Eranusa dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Jenis Mesin dan Spesifikasinya.
No Nama Mesin Fungsi Keterangan
1 Mesin Las Untuk menyatukan
beberapa komponen plat besi
Merk dan Type : West Lake Tegangan : 380 V Tenaga : 160 A Jumlah : 6 buah 2 Mesin Gerinda Untuk menghaluskan
atau merapikan permukaan plat
Merk dan Type : 618SE3
Daya : 2300 W
Tegangan : 220 V Putaran : 8500 rpm Jumlah : 5 Unit
3 Mesin Bor Untuk melubangi
permukaan plat besi
Merk dan Type : West Lake Tegangan : 380 V Putaran : 250 rpm Tenaga : 2,5 A Jumlah : 5 Unit
Tabel 2.3. Jenis Mesin... (lanjutan)
No Nama Mesin Fungsi Keterangan
4 Mesin Bubut
Dalam
Untuk meraut plat besi bagian dalam agar rata
Merk dan Type : West Lake
Daya : 15 Hp Voltage : 380 V Frekuensi : 50 Hz Putaran : 1800 rpm Cos Ø : 0,85 Arus : 22 A Phasa : 3 phasa Jumlah : 2 unit 5 Mesin Bubut Luar Untuk meraut plat
besi bagian luar
Merk dan Type : West Lake
Daya : 15 Hp Voltage : 380 V Frekuensi : 50 Hz Putaran : 1800 rpm Cos Ø : 0,8 Arus : 22 A Phasa : 3 phasa Jumlah : 2 Unit 6 Rolling Machine Untuk melengkungi
plat besi
Merk dan Type : Heisteel type ASY – HA
Tabel 2.3. Jenis Mesin... (lanjutan)
No Nama Mesin Fungsi Keterangan
Voltage : 380 V Frekuensi : 50 Hz Cos Ø : 0,8 Arus : 22 A Phasa : 3 phasa Jumlah : 1 Unit 7 Las Listrik Untuk menyambung
plat besi
Merk dan Type : Lincoln Arc Welder Voltage : 220 – 380 - 440 V Frekuensi : 50 Hz Cos Ø : 0,8 Arus : 164 – 95 - 82 A Phasa : 3 phasa Jumlah : 2 Unit
8 Scrap Untuk memahat
benda agar sesuai dengan yang diinginkan
Merk dan Type : Hudong
Daya : 3 Kw
Voltage : 380 V Jumlah : 1 Unit 9 Blander Potong Untuk memotong
plat besi
Merk dan Type : Adira 779
Daya : 5,5 Hp
Putaran : 1500 rpm
Tabel 2.3. Jenis Mesin... (lanjutan)
No Nama Mesin Fungsi Keterangan
Jumlah : 2 Unit
10 Gergaji besi Untuk memotong
besi
Merk dan Type : G7016 Jumlah : 2 Unit 11 Rolling Machine Untuk melengkungi
plat besi
Merk dan Type : Heisteel type ASY – HA Daya : 60 Hp Voltage : 380 V Frekuensi : 50 Hz Cos Ø : 0,8 Arus : 22 A Phasa : 3 phasa Jumlah : 3 Unit 12 Mesin Gerinda Potong Untuk merapikan plat besi
Merk dan Type : LG TGC 100 - SB Putaran : 1420 rpm
Jumlah : 1 Unit
Sumber : PT. High Steelindo Eranusa 2.4.4.2. Peralatan (Equipment)
Peralatan adalah benda yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan. Peralatan yang digunakan dalam proses produksi pembuatan lori antara lain adalah :
1. Katrol 2. Dongkrak 3. Rantai Tarik 4. Tang Badan 5. Kawat Las 6. Kuas
Selain alat yang digunakan mempermudah pekerjaan, terdapat alat yang digunakan untuk melindungi diri ketika melakukan pekerjaan yang disebut dengan Alat Pelindung Diri (APD). Adapun bentuk dari Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan di PT. High Steelindo Eranusa adalah :
1. Safety Helmet 2. Safety shoes
3. Sarung Tangan (Safety Glove)
4. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses) 5. Face shield
2.4.4.3. Utilitas
Proses produksi agar dapat berjalan lancar dan berkesinambungan, maka dibutuhkan sarana- sarana lain yang tidak terlibat langsung dalam proses produksi tetapi sangat berpengaruh dalam menunjang kelancaran produksi. Unit utilitas merupakan unit penunjang bagi unit-unit yang lain dalam suatu pabrik atau merupakan sarana penunjang untuk menjalankan suatu pabrik dari tahap awal sampai produk akhir.
Sistem utilitas yang digunakan pada PT. High Steelindo Eranusa terdiri dari air bersih, air kotor dan kotoran atau pembuangan sampah, sistem ventilasi yang berupa ventilasi alami dan sistem electrical serta sistem pemadaman kebakaran. 1. Pendistribusian air bersih
Untuk bagian produksi, air didapat dari sumur dengan bantuan pompa air yang kemudian disalurkan melalui pipa-pipa yang berada pada bagian produksi sehingga tersalurkan sampai dengan kantor staf. Sedangkan untuk pemukiman penduduk, distribusi air didapat melalui PDAM.
2. Sistem pembuangan limbah
Jenis limbah yang berasal dari toilet, wastafel, dapur ditampung terlebih dahulu dalam bak control lalu dibuang ke sumur resapan. Sedangkan untuk buangan berupa sampah, kotoran dapur dan debu untuk setiap ruangan dikumpulkan pada suatu tempat yang akhirnya dikumpulkan di kontainer sampah, lalu diangkut keluar bangunan dengan truk sampah.
3. Sistem ventilasi
Ventilasi buatan menggunakan AC split. Dari mesin AC air dingin dialirkan melalui pipa-pipa tembaga menuju saluran pembuangan.
4. Sistem elektrikal
Ada 2 macam sumber listrik pada PT. High Steelindo Eranusa, yaitu mesin genset yang digunakan untuk proses produksi pada lantai produksi apabila terjadi pemadaman dari PLN (Perusahaan Listrik Negara).