KATA PENGANTAR
P
uji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya, Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI dapat menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja InstansiPemerintah Tahun 2016, yang merupakan
pertanggungjawaban pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI pada kurun waktu tahun 2016 dan sebagai amanah pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dalam hal ini Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun 2016 ini menggambarkan sejumlah capaian kinerja terhadap target kinerja yang tercantum dalam dokumen Penetapan Kinerja tahun 2016 beserta analisisnya, serta rencana tindak lanjut yang akan dilakukan untuk perbaikan kinerja ke depan.
Kepada semua pihak yang telah terlibat dalam proses penyusunan buku ini, baik dalam bentuk konstribusi data, kontribusi penulisan laporan, maupun bentuk konstribusi pemikiran lainnya, kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Jakarta, Februari 2017
Deputi Perlindungan,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR LAMPIRAN v
IKHTISAR EKSEKUTIF vi
BAB I PENDAHULUAN 1
A Latar Belakang 1
B Aspek Strategis 2
C Permasalahan Utama 3
D Maksud dan Tujuan 4
E Tugas dan Fungsi 4
F Organisasi dan Sumber Daya Manusia 6
G Dasar Pelaksanaan 12
H Pengelola Kinerja di Lingkungan Deputi Bidang Perlindungan
13
I Sistematika Penyajian 14
BAB II PERENCANAAN KINERJA 17
A Renstra Deputi Bidang Perlindungan Tahun 2015 – 2019 17
B Penetapan Perjanjian Kinerja Tahun 2016 34
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 40
A Capaian Kinerja Organisasi 40
B Evaluasi Capaian Kinerja 46
C Analisis Capaian Kinerja 47
D Akuntabilitas Keuangan 75
E Kendala 82
F Rekomendasi 83
BAB IV PENUTUP 85
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Komposisi Pegawai Deputi Bidang Perlindungan berdasarkan Unit Kerja
10
Tabel 2 Komposisi Pegawai Deputi Bidang Perlindungan berdasarkan Golongan
10 Tabel 3 Komposisi Pegawai Deputi Bidang Perlindungan
berdasarkan Jabatan
11 Tabel 4 Komposisi Pegawai Deputi Bidang Perlindungan
berdasarkan Pendidikan
11
Tabel 5 Tujuan dan Indikator Kinerja Deputi Bidang Perlindungan 20 Tabel 6 Sasaran Program/Kegiatan dan Indikator Kinerja Deputi
Bidang Perlindungan
21 Tabel 7 Target Jangka Menengah Tahun 2015-2019 Deputi
Bidang Perlindungan
24 Tabel 8 Arah Kebijakan dan Strategi Deputi Bidang Perlindungan 26 Tabel 9 Sasaran Program/Kegiatan dan Indikator Kinerja Utama
Direktorat Pelayanan Pengaduan
30 Tabel 10 Sasaran Program/Kegiatan dan Indikator Kinerja Utama
Direktorat Mediasi dan Advokasi
31
Tabel 11 Sasaran dan Indikator Kinerja Utama Direktorat Pemberdayaan
32 Tabel 12 Sasaran Program/Kegiatan dan Indikator Kinerja Utama
Direktorat Pengamanan dan Pengawasan
33
Tabel 13 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Deputi Bidang Perlindungan Tahun 2016
35 Tabel 14 Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Perlindungan Tahun
2016
36 Tabel 15 Perubahan Target Perjanjian Kinerja Deputi Bidang
Perlindungan Tahun 2016
38
Tabel 16 Katagori Kinerja Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun 2016
40 Tabel 17 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Deputi Bidang
Perlindungan pada Triwulan Tahun 2016
42
Tabel 18 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Deputi Bidang Perlindungan pada Tahun 2016
44 Tabel 19 Capaian Kinerja Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI
Tahun 2016
46 Tabel 20 Perbandingan Capaian Sasaran Strategi I tahun 2014,
2015 dan 2016
Tabel 21 Klasifikasi Kasus tahun 2015 50
Tabel 22 Klasifikasi Kasus tahun 2016 53
Tabel 23 Perbandingan Capaian Sasaran Strategi II tahun 2014, 2015 dan 2016
57 Tabel 24 Perbandingan Capaian Sasaran Strategi III tahun 2014,
2015 dan 2016
59 Tabel 25 Target dan Realisasi Pemberdayaan Tahun 2015 61 Tabel 26 Target dan Realisasi Pemberdayaan Tahun 2016 63 Tabel 27 Rekapitulasi Data TKI Berusaha Tahun 2015 64 Tabel 28 Rekapitulasi Data TKI Berusaha Tahun 2016 66
Tabel 29 Capaian Sasaran Strategi IV 68
Tabel 30 Perbandingan Capaian Sasaran Strategi V tahun 2014, 2015 dan 2016
69 Tabel 31 Laporan jejaring informasi masyarakat tahun 2016 71 Tabel 32 Alokasi dan Realisasi Anggaran Deputi Bidang
Perlindungan Tahun 2016
77 Tabel 33 Alokasi dan Realisasi Anggaran Deputi Bidang
Perlindungan Tahun 2015
78
Tabel 34 Alokasi dan Realisasi Anggaran Deputi Bidang Perlindungan Tahun 2016 Berdasarkan Indikator Kinerja Sasaran
80
Tabel 35 Alokasi dan Realisasi Anggaran Deputi Bidang Perlindungan Tahun 2015 Berdasarkan Indikator Kinerja Sasaran
D
D
A
A
F
F
T
T
A
A
R
R
L
L
A
A
M
M
P
P
I
I
R
R
A
A
N
N
Lampiran 1 Rencana Stratejik Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun 2015-2019
Lampiran 2 Peraturan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Nomor : PER. 01/PL/IV/2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Nomor : PER. 02/PL/IV/2014 Tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Tahun 2015
Lampiran 3 Rencana Kinerja Tahunan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun 2015
Lampiran 4 Peraturan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Nomor : PER. 01/PL/I/2016 Tentang Penetapan Kinerja Utama Tahun 2015;
Lampiran 5 Penetapan Kinerja Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Dengan Ka BNP2TKI Tahun 2016
Lampiran 6 Penetapan Kinerja Eselon II di lingkungan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Dengan Deputi Perlindungan Tahun 2016
I
I
K
K
H
H
T
T
I
I
S
S
A
A
R
R
E
E
K
K
S
S
E
E
K
K
U
U
T
T
I
I
F
F
Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI mempunyai kedudukan dan peran untuk Menyiapkan, merumuskan mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan kebijakan teknis perlindungan tenaga kerja Indonesia meliputi: Standarisasi, Sosialisasi dan pelaksanaan perlindungan sejak Pra penempatan, selama penempatan dan sampai dengan pemulangan, sejalan dengan hal tersebut seluruh program kerja Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI didasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2016, Rencana Kerja Pemerintah (RKP), Kontrak Kinerja dengan Kepala BNP2TKI , serta Rencana Strategis (Renstra) BNP2TKI Tahun 2015-2019 secara konsisten, terus menerus dan berkesinambungan.
Berdasarkan dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2016, yang mengacu pada Peraturan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Nomor PER.01/PL/I/2015 tentang Perubahan atas Peraturan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Nomor PER.01/PL/I/2016 tentang Rencana Strategis Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun 2015-2019, Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI telah menetapkan 4 Target Indikator Kinerja Utama (IKU) yang akan dicapai pada tahun 2016, dari dua IKU yang diemban Deputi Bidang Perlindungan, target capaian IKU telah tercapai seluruhnya. Secara rinci pencapaian IKU adalah sebagai berikut :
1. Persentase pengaduan yang diproses di layanan crisis center berbasis sistem yang terintegrasi dengan K/L terkait/Perwakilan RI. dengan pencapaian kinerja 100%;
2. Persentase TKI yang melakukan pengaduan melalui fasilitas Early Warning System, dengan pencapaian kinerja 75% ;
4. Persentase CTKI/TKI bermasalah yang mendapatkan pendampingan hukum, dengan pencapaian kinerja 84% ;
5. Jumlah WNIO/TKIB/TKI Purna dan Keluarganya yang mendapat edukasi pengelolaan keuangan dan wirausaha, dengan pencapaian kinerja 100%; 6. Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha, dengan pencapaian kinerja
60,3%;
7. Persentase terfasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/ Pekerja migran bermasalah dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya, dengan pencapaian kinerja 20,3%;
8. Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal, dengan pencapaian kinerja 100%;
9. Persentase sistem monitoring perlindungan berbasis informasi unit intelijen, dengan pencapaian kinerja 37,09%;
10. Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural di kantong TKI non procedural, dengan pencapaian kinerja 99,74%.
Tabel
Capaian Kinerja Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun 2015
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET CAPAIA
N %
Pengaduan masalah TKI
dilayani, diproses, dan
diselesaikan
Persentase pengaduan yang diproses di layanan
crisis center berbasis sistem yang terintegrasi
dengan K/L terkait/Perwakilan RI
100% 100% 100
Persentase TKI yang melakukan pengaduan
melalui fasilitas Early Warning System 30% 20% 75
Penguatan Advokasi dan
Mediasi dalam memenuhi
hak-hak TKI sejak Pra,
selama dan purna TKI
Persentase menurunnya permasalahan CTKI/
TKI 25% 6,25% 25
Persentase CTKI/TKI bermasalah yang
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Deputi Bidang Perlindungan ditunjang dengan anggaran yang berasal dari Dana DIPA Tahun Anggaran 2016 yang dikelola oleh Deputi Bidang Perlindungan sesuai dengan surat pengesahan dari Dirjen Perbendaharaan Departemen Keuangan R.I. Nomor : DIPA-104-01.1.449922/2016 tanggal, 07 Desember 2015, sebesar Rp. 28.000.000.000,- dengan adanya penghematan menjadi:
1. Revisi I tanggal 30 Maret 2016 sejumlah Rp.
2. Revisi II tanggal 24 Juni 2016 sejumlah 28.000.000.000,-(dapat dicairkan sejumlah Rp. 22.058.775.000,- dan terdapat
self blocking I sejumlah Rp. 5.941.225.000,-)
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET CAPAIA
N %
Meningkatnya kemampuan
TKI purna penempatan untuk
mengelola keuangan,
termasuk mengembangkan
usaha mikro
Jumlah WNIO/TKIB/TKI Purna dan Keluarganya
yang mendapat edukasi pengelolaan keuangan
dan wirausaha
1.475 TKI Purna
1.475
TKI
Purna
100
Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha 34% 60,3% 185
Persentase terfasilitasi pemulangan dan
pemberdayaan WNIO/TKIB/ Pekerja migran
bermasalah dalam proses re integrasi usaha di
desa asalnya.
30% 20,3% 67,7
Meningkatnya layanan
pendampingan usaha dan
akses permodalan
Persentase kerjasama dengan lembaga
keuangan dan donor dalam rangka menunjang
pelaksanaan pembekalan dan penyediaan
bantuan modal
30% 100% 333
Penguatan fungsi pembinaan
dan pengawasan
pelaksanaan penempatan
dan perlindungan
Persentase sistem monitoring perlindungan
berbasis informasi unit intelijen. 30% 37,09% 123
Persentase meningkatnya TKI yang berangkat
4. Revisi IV tanggal 04 Oktober 2016 sejumlah Rp. 22.058.775.000,-(terdapat self blockingII sejumlah Rp. 3.128.965.000,-)
5. Revisi V tanggal 29 November 2016 sejumlah Rp. 23.026.585.000,-termasuk dana APBNP (terdapat self blocking II sejumlah Rp. 3.128.965.000,-)
Revisi terakhir pada Dipa Deputi Bidang Perlindungan tahun 2016 Nomor : 104.01.1.449922/2016 tanggal 07 Desember 2015 Sebesar Rp. 23.026.585.000,-. Realisasi sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar Rp. 20.544.574.878,- ( 98,61%) sisaRp. 289.405.122,- (1,39%).
Secara khusus, Alokasi dan realisasi anggaran untuk setiap indikator kinerja menggunakan pendekatan alokasi dan realisasi anggaran pada unit kerja penanggung jawab pencapaian indikator kinerja sasaran.
Meskipun capaian Indikator Kinerja Utama telah memenuhi target yang ditetapkan, namun masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi, antara lain:
1. Sistem Pelayanan Pengaduan yang masih terhambat karena kapasitas jaringan rendah.
2. Kurangnya sosialisasi sistem pelayanan pengaduan yang berbasis web.
3. Petugas Operator Crisis Center menggunakan tenaga honorer yang sewaktu-waktu pindah atau mengundurkan diri.
4. Petugas penyelesaian kasus di instansi terkait kurang merespon kasus CTKI/TKI.
5. PPTKIS tidak memonitoring keberadaan TKI di luar negeri secara berkala kepada pemerintah maupun Perwakilan RI.
6. Kurangnya jumlah petugas mediator.
7. PPTKIS tidak mempunyai perwakilan di negara penempatan.
9. Kurangnya minat para skeholder dalam membantu pengembangan usaha para TKI Purna berwirausaha.
10. Tidak semua bandara/pelabuhan debarkasi menyediakan Pos Debarkasi.
11. Kurangnya tenaga dan pemberdayaan PPNS. 12. Belum adanya jenjang karier PPNS.
13. Kurangnya koordinasi antar instansi terkait dalam pencegahan pemberangkatan TKI Non Prosedural khususnya di daerah perbatasan.
14. Masih lemahnya pengelolaan administrasi Barang Milik Negara, dikarenakan belum selesainya serah terima barang dari Kemenakertrans ke BNP2TKI.
15. Pelaksanaan revisi Undang-Undang N0 39 Tahun 2004 yang sudah digulirkan ke DPR sejak tahun 2010 sampai dengan saat ini belum selesai, dalam revisi tersebut BNP2TKI sebagai operator tidak dilibatkan;
Memperhatikan capaian dan kendala yang dihadapi, rekomendasi untuk perbaikan ke depan agar dilakukan antara lain hal- hal sebagai berikut :
1. Melakukan sosialisasi sistem pelayanan pengaduan yang berbasis web. Sampai dengan di akar rumput.
2. Diperlukannya pengembangan sistem pelayanan pengaduan yang terintegrasi.
3. Meningkatkan status petugas Operator Crisis Center menjadi CPNS. 4. Penguatan kerjasama dalam penyelesaian kasus.
6. PPTKIS wajib melakukan memonitoring keberadaan TKI di luar negeri secara berkala dan melaporkan kepada pemerintah maupun Perwakilan RI.
7. Tersedianya petugas mediator yang berkompeten (bersertifikasi). 8. PPTKIS wajib mempunyai perwakilan di negara penempatan.
9. Kantor cabang asuransi yang berada di daerah diberikan kewenangan untuk mengambil keputusan terkait klaim asuransi.
10. Penguatan jejaring dengan para skeholder dalam membantu pengembangan usaha para TKI Purna berwirausaha.
11. Tersedianya Pos Debarkasi di setiap bandara/pelabuhan.
12. Melakukan diklat PPNS serta memberdayakan PPNS yang sudah ada. 13. Mengusulkan PPNS menjadi jabatan fungsional.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Deputi Bidang Perlindungan merupakan salah satu unit kerja Eselon I di lingkungan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.
Deputi Bidang Perlindungan adalah unsur teknis yang berada dilingkungan BNP2TKI dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).
Dalam rangka penyelenggaraan negara yang mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip profesionalisme, akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat, maka Pemerintah telah menerbitkan Instruksi Presiden Republik Indonesia (INPRES) No.7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Inpres tersebut mengintruksikan kepada pemerintah baik pusat maupun daerah termasuk BNP2TKI untuk melakukan akuntabilitas kinerja dan membuat laporan kinerja setiap akhir tahun sebagai wujud pertanggungjawaban instansi pemerintah dalam mencapai visi, misi dan tujuan yang sekaligus sebagai kegiatan evaluasi.
tersebut dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Deputi Bidang Perlindungan, BNP2TKI Tahun 2016.
Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga dimaksudkan sebagai salah satu wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi Bidang Perlindungan dalam rangka mewujudkan good government, transparansi, dan akuntabilitas sekaligus sebagai alat kendali dan pemacu peningkatan kinerja unit organisasi di lingkungan Deputi Bidang Perlindungan. Maka disusunlah Laporan Kinerja Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun 2016.
B. Aspek Strategis
Deputi Bidang Perlindungan adalah unsur teknis yang berada di lingkungan BNP2TKI, dalam rangka melaksanakan Arah kebijakan BNP2TKI maka Strategi Deputi Bidang Perlindungan yang dijalankan adalah sebagai berikut :
1. Tersedianya Crisis Center berbasis online sistem dalam pelayanan pengaduan CTKI/TKI yang dapat diakses melalui Hotline servis 24 Jam bebas pulsa;
2. Fasilitasi Mediasi dan Advokasi CTKI/TKI dan keluarganya bermasalah;
3. Fasilitasi bantuan hukum secara gratis (informasi, konsultasi dan pendampingan hukum);
4. Edukasi paralegal TKI dalam rangka penguatan Mediasi dan Advokasi;
5. Pemetaan potensi pemberdayaan TKI Bermasalah/ WNI-O /TKI purna dan keluarganya;
7. Terintegrasinya program pemberdayaan TKI Bermasalah/ WNI-O /TKI purna dan keluarganya dengan : Kemensos, Kemenkop-UKM, Kemendag, Kemenperin, Kemenaker, Kementan, Kemendikbud, KKP, Kemenhut;
8. Pembentukan kampung TKI;
9. Menyediakan akses untuk memperoleh kredit perbankan melalui kerja sama dengan perbankan dalam rangka permodalan pemberdayaan TKI Purna;
10. Pengamanan dan pengawasan terhadap sarana penempatan dan sarana pendukung penempatan CTKI/TKI;
11. Pengamanan dan pengawasan keberangkatan dan kepulangan CTKI/TKI;
12. Pencegahan dan Penindakan Penempatan TKI non Prosedural;
13. Koordinasi dengan instansi terkait dalam hal pengamanan dan pengawasan CTKI/TKI;
14. Pembentukan jejaring informasi masyarakat (informan TKI) yang keberadaannya sangat penting dalam pemberian informasi yang mendukung terwujudnya Perlindungan bagi perlindungan CTKI/TKI.
C. Permasalahan Utama
1. Banyaknya pengaduan CTKI/TKI dan keluarganya yang tidak didukung dengan dokumen resmi;
2. Selama ini keberadaan TKI tidak terdeteksi apakah dalam kondisi sehat, kerja sesuai kontrak, gaji dibayar atau tidak dibayar, oleh karena itu pemerintah harus hadir untuk mengatasi hal tersebut;
3. Payung hukum yang kurang dalam rangka penyelesaian kasus; 4. Penghentian penempatan untuk kawasan Timur Tengah;
7. Tidak adanya data kepulangan TKI yang valid; 8. Minat TKI Purna untuk berwirausaha kecil.
D. Maksud dan Tujuan
Maksud pembuatan Laporan Kinerja Deputi Bidang Perlindungan adalah untuk memberikan gambaran tentang hasil-hasil yang telah dicapai dan sebagai bentuk pertanggung-jawaban program dan kegiatan yang telah dilaksanakan selama satu tahun agar diketahui oleh pimpinan dan masyarakat serta sebagai dasar dalam menentukan langkah yang akan dilakukan dalam rangka perbaikan kinerja kepemerintahan.
Tujuan pelaporan Kinerja Deputi Bidang Perlindungan adalah :
1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai;
2. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Deputi Bidang Perlindungan untuk meningkatkan kinerjanya;
3. pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas kepemerintahan dan pembangunan serta hasil-hasilnya dari pelaksanaan program dan kegiatan Deputi Bidang Perlindungan yang tertib, teratur dan efisien untuk mewujudkan sistem kepemerintahan yang baik.
E. Tugas Dan Fungsi
1. Kedudukan
Deputi Bidang Perlindungan selanjutnya disebut deputi III adalah unsur pelaksana tugas BNP2TKI yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala dan dipimpin oleh Deputi.
2. Tugas Deputi Bidang Perlindungan.
Menyiapkan, merumuskan mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan kebijakan teknis perlindungan tenaga kerja Indonesia meliputi: Standarisasi, Sosialisasi dan pelaksanaan perlindungan sejak Pra penempatan, selama penempatan dan sampai dengan pemulangan.
3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas, Deputi Bidang Perlindungan menyelenggarakan fungsi:
a) Pelaksanaan Kebijakan teknis Pelayanan Pengaduan, Mediasi dan Advokasi, Pemberdayaan serta Pengamanan dan Pengawasan untuk perlindungan Tenaga kerja Indonesia.
b) Penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan Pelayanan Pengaduan, Mediasi dan Advokasi, Pemberdayaan serta Pengamanan dan Pengawasan untuk perlindungan Tenaga kerja Indonesia.
c) Pemberian bimbingan teknis dan Evaluasi Pelayanan Pengaduan, Mediasi dan Advokasi, Pemberdayaan serta Pengamanan dan Pengawasan untuk perlindungan Tenaga kerja Indonesia.
F. Organisasi dan Sumber Daya Manusia 1. Organisasi
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, struktur organisasi Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI terdiri dari:
a. Direktorat Pelayanan dan Pengaduan
Direktorat Pelayanan dan pengaduan mempunyai tugas :
Melaksanakan penyiapan kebijakan teknis, penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan, bimbingan teknis dan evaluasi pendaftaran dan informasi, analisis serta monitoring dan evaluasi pengaduan
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas Direktorat Pelayanan dan Pengaduan menyelenggarakan fungsi :
1) Penyiapan kebijakan teknis pendaftaran dan informasi, analisis dan verifikasi serta monitoring evaluasi pengaduan; 2) Penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan
pendaftaran dan informasi, analisis dan verifikasi serta monitoring dan evaluasi pengaduan;
3) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pendaftaran dan informasi, analisis dan verifikasi serta monitoring dan evaluasi pengaduan;
4) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Perlindungan.
b. Direktorat Mediasi dan Advokasi
advokasi kawasan Asia Pasific dan Amerika, Timur Tengah, Afrika dan Eropa.
Dalam melaksanakan tugasnya Direktorat Mediasi dan Advokasi menyelenggarakan fungsi :
1) Penyiapan kebijakan teknis Mediasi dan Advokasi kawasan Asia Pasifik dan Amerika, Timur Tengah, Afrika dan Eropa; 2) Penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan
kebijakan teknis perlindungan dan Advokasi kawasan Asia Pasifik dan Amerika, Timur Tengah, Afrika dan Eropa;
3) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi perlindungan dan Advokasi kawasan Asia Pasifik dan Amerika, Timur Tengah, Afrika dan Eropa;
4) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Perlindungan.
c. Direktorat Pemberdayaan
Direktorat Pemberdayaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan kebijakan teknis penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan bimbingan teknis dan evaluasi kerjasama antar lembaga, pelayanan kepulangan serta fasilitasi dan rehabilitasi TKI Purna. Dalam menyelenggarakan dan melaksanakan tugasnya Direktorat Pemberdayaan didukung oleh 3 (tiga) Sub. Direktorat yaitu :
1) Subdirektorat Kerjasama Antar Lembaga; 2) Subdirektorat Pelayanan Kepulangan,
3) Subdirektorat Fasilitasi dan Rehabilitasi TKI Purna.
1) Penyiapan kebijakan teknis kerja sama antar lembaga, pelayanan kepulangan serta fasilitasi dan rehabilitasi TKI Purna;
2) Penyiapan penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan kerjasama antar lembaga, pelayanan kepulangan serta fasilitasi dan rehabilitasi TKI Purna;
3) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi kerjasama antar lembaga, pelayanan kepulangan serta fasilitasi dan rehabilitasi TKI Purna;
4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Perlindungan.
d. Direktorat Pengamanan dan Pengawasan
Direktorat Pengamanan dan Pengawasan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan kebijakan teknis, penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan, bimbingan teknis dan evaluasi pengamanan, pengawasan dan pemberdayaan PPNS.
Untuk melaksanakan tugasnya, Direktorat Pengamanan dan Pengawasan menyelenggarakan fungsi :
1) Penyiapan kebijakan teknis pengamanan dan pengawasan serta pemberdayaan PPNS.
2) Penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pengamanan, pengawasan dan pemberdayaan PPNS.
3) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pengamanan, pengawasan dan pemberdayaan PPNS
STUKTUR ORGANISASI
DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN
BNP2TKI
2. Sumber Daya Manusia
Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI pada tahun 2016 memiliki sumber daya manusia sejumlah 85 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS). Jumlah PNS lingkup Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI berdasarkan unit kerja seperti pada tabel berikut.
DEPUTI
BIDANG PERLINDUNGAN
DIREKTORAT PEMBERDAYAAN
DIREKTORAT PEMBERDAYAAN
DIREKTORAT PEMBERDAYAAN
Tabel 1
KOMPOSISI PEGAWAI DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BERDASARKAN UNIT KERJA TAHUN 2016
NO UNIT
JUMLAH PNS (ORANG)
1. Deputi Perlindungan 1
2. Direktorat Pelayanan Pengaduan 19
3. Direktorat Mediasi dan Advokasi 18
4. Direktorat Pemberdayaan 20
5. Direktorat Pengamanan dan Pengawasan 26
6. Sub Bagian Tata Usaha 2
JUMLAH 86
Tabel 2
KOMPOSISI PEGAWAI DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BERDASARKAN GOLONGAN TAHUN 2016
NO UNIT
GOLONGAN
IV III II I JM
L
1. Deputi Perlindungan 1 - - - 1
2. Direktorat Pelayanan Pengaduan 4 15 - - 19
3. Direktorat Mediasi dan Advokasi 6 11 1 - 18
4. Direktorat Pemberdayaan 5 15 - - 20
5. Direktorat Pengamanan dan
Pengawasan 4 6 16
-26 25
6. Sub Bagian Tata Usaha - 2 - - 2
Tabel 3
KOMPOSISI PEGAWAI DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BERDASARKAN JABATAN TAHUN 2016
NO UNIT ESELON fungJa Staf Jml
I II III IV
1. Deputi Perlindungan 1 - - - 1
2. Direktorat Pelayanan Pengaduan - 1 3 6 - 11 19
3. Direktorat Mediasi dan Advokasi - 1 3 6 - 8 18
4. Direktorat Pemberdayaan - 1 3 6 - 10 20
5. Direktorat Pengamanan dan
Pengawasan - 1 3 6 - 16 26
6. Sub Bagian Tata Usaha - 1 - 1 2
JUMLAH 1 4 12 25 - 46 86
Tabel 4
KOMPOSISI PEGAWAI DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BERDASARKAN PENDIDIKAN TAHUN 2016
NO UNIT PENDIDIKAN JML
S3 S2 S1 D3 SLTA SLTP SD
1. Deputi Perlindungan - - 1 - - - - 1
2. Direktorat Pelayanan
Pengaduan - 2 15 - 2 - - 19
3. Direktorat Mediasi
dan Advokasi - 4 13 1 - - - 18
4. Direktorat
Pemberdayaan - 12 7 0 1 - - 20
5.
Direktorat
Pengamanan dan Pengawasan
- 4 20 1 1 - - 26
6. Sub Bagian Tata
G. Dasar Pelaksanaan
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun 2016 didasarkan pada Rencana Strategis BNP2TKI 2015-2019 dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang relevan, yaitu:
1. Undang-Undang R.I. Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara R.I. Tahun 2004 Nomor 5);
2. Undang-Undang R.I. Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar negeri;
3. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 39 Tahun 2006, Tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
5. Peraturan Presiden R.I. Nomor 81 Tahun 2006 Tentang Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI);
6. Peraturan Presiden R.I. Nomor 29 Tahun 2015 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
7. Peraturan Presiden R.I. Nomor 165 Tahun 2015 Tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja (Lembaran Negara R,I. Tahun 2015 Nomor 339);
8. Instruksi Presiden R.I. Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;
9. Instruksi Presiden R.I. Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Kebijakan Reformasi Sistem Penempatan dan Perlindungan TKI;
11. Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor 10/KA/IV/2012 tanggal 20 April 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia;
12. Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor PER.10/KA//IV/2015 tentang Penetapan Rencana Strategis BNP2TKI Tahun 2015 - 2019;
13. Peraturan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Nomor PER. 01/PL/IV/2015 tentang Penetapan Rencana Strategis Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun 2015 - 2019;
14. Peraturan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Nomor PER.02/PL/IV/2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun 2015-2019;
15. Peraturan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Nomor PER.01/PL/I/2016 tentang Tentang Penetapan Kinerja Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun 2016.
H. Pengelola Kinerja di Lingkungan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI
Dalam rangka pengelolaan kinerja di lingkungan Deputi Bidang Perlindungan, telah ditetapkan penanggung jawab pengelola kinerja program sebagai berikut :
1) Pengaduan masalah TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan, menjadi tanggung jawab Direktorat Pelayanan Pengaduan
2) Penguatan Advokasi dan Mediasi dalam memenuhi hak-hak TKI sejak Pra, selama dan purna TKI, menjadi tanggung jawab Direktorat Mediasi Advokasi;
Meningkatnya layanan pendampingan usaha dan akses permodalan, menjadi tanggung jawab Direktorat Pemberdayaan;
4) Penguatan fungsi pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penempatan dan perlindungan, menjadi tanggung jawab Direktorat Pengamanan dan Pengawasan.
Selanjutnya dalam rangka penyusunan Laporan kinerja Deputi Bidang Perlindungan, telah ditetapkan tim penyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi Bidang Perlindungan Tahun 2016 yang terdiri dari perwakilan masing-masing direktorat di lingkungan Deputi Bidang Perlindungan.
I. Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI Tahun 2016 berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan KInerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai berikut :
Bab I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, aspek strategis, permasalahan utama (Isue Strategis), maksud dan tujuan, tugas dan fungsi, organisasi dan personalia, dasar pelaksanaan dan sistematika penyajian;
Bab II – Perencanaan Kinerja,
B. Menjelaskan Penetapan Perjanjian Kinerja Tahun Bersangkutan yang terdiri dari Rencana Kinerja Tahunan, dan Penetapan Perjanjian Kinerja.
Bab III – Akuntabilitas Kinerja Tahun 2016, menjelaskan pengelolaan kinerja berupa :
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut:
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada);
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan; 6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;
B. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.
Bab IV – Penutup, Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.
Lampiran :
1) Perjanjian Kinerja
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Sebagaimana disebut di atas, berdasarkan Peraturan Presiden RI. Nomor : 81 tahun 2006 Deputi Bidang Perlindungan TKI mempunyai tugas : menyiapkan, merumuskan megkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan kebijakan teknis perlindungan tenaga kerja Indonesia meliputi : Standarisasi, Sosialisasi dan pelaksanaan perlindungan sejak Pra, selama dan sampai pemulangan.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Deputi Bidang Perlindungan menyelenggarakanfungsi:
1. Pelaksanaan Kebijakan teknis Pelayanan Pengaduan, Mediasi dan Advokasi, Pemberdayaan serta Pengamanan dan Pengawasan untuk perlindungan Tenaga kerja Indonesia.
2. Penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan Pelayanan Pengaduan, Mediasi dan Advokasi, Pemberdayaan serta Pengamanan dan Pengawasan untuk perlindungan Tenaga kerja Indonesia.
3. Pemberian bimbingan teknis dan Evaluasi Pelayanan Pengaduan, Mediasi dan Advokasi, Pemberdayaan serta Pengamanan dan Pengawasan untuk perlindungan Tenaga kerja Indonesia.
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala BNP2TKI.
Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya agar efektif, efisien dan akuntabel, Deputi Bidang Perlindungan berpedoman pada Dokumen Perencanaanyang terdapat pada :
Deputi Bidang Perlindungan, yang berisi tentang gambaran sasaran atau kondisi hasil yang akan dicapai dalam kurun waktu lima tahun oleh Deputi Bidang Perlindungan beserta strategi yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran sesuai dengan tugas, fungsi dan peran yang diamanahkan.
Proses penyusunan juga telah dilakukan secara partisipatif antara unit-unit di bawah Deputi Bidang Perlindungan maupun unit kerja eksternal. Secara ringkas substansi Deputi Bidang Perlindungan dapat diilustrasikan sebagai berikut :
1. VISI
Sebagai unit kerja eselon I yang sifatnya unit kerja Teknis Deputi Bidang Perlindungan mempunyai visi yang sama dengan Visi yang diemban BNP2TKI yaitu :
a. CTKI/TKI terlindungi di dalam negeri. b. TKI Tidak terlantar di luar Negeri.
c. TKI tidak miskin sengsara saat kembali dari Luar Negeri.
Maka Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia bertekad untuk :
“Terwujudnya TKI yang Profesional, Bermartabat dan Sejahtera” 2. MISI
Untuk mewujudkan visi yang diemban tersebut DEPUTI BIDANG
PERLINDUNGAN juga memiliki misi yang sama yang diemban
BNP2TKI yaitu :
a. Zero TKI Informal, Seluruh TKI yang dikirimkan ke LN berstatus tercatat sebagai TKI dan dipekerjakan pada sektor formal. Target
juga mencakup beralihnya seluruh TKI ilegal yang dipersiapkan
kembali menjadi TKI legal pada sektor formal;
pembekalan TKI, persiapan keberangkatan hingga keberangkatan
TKI menuju negara penempatan;
c. Dua bulan gaji biaya maksimal TKI, Meminimalkan biaya persiapan dan pemberangkatan yang menjadi beban TKI sehingga
menjadi sebesar-besarnya 2 bulan gaji TKI bersangkutan;
d. Remitansi TKI Meningkat 3 kali lipat, Meningkatkan nilai pengiriman uang TKI dari negara penempatan menjadi 3 x lipat
dari nilai saat ini sebesar Rp. 70 Triliun/Tahun;
e. Perlindungan utuh di 4 (empat) Tahapan, TKI mendapatkan jaminan dan akses perlindungan sejak di tahap
pra-keberangkatan, masa bekerja, kepulangan hingga tahap
pemberdayaan;
f. TKI Purna jalani 5 solusi mandiri,TKI yang kembali ke tanah air mendapatkan beragam fasilitas dan layanan berupa (i) pelatihan,
(ii) dukungan finansial, dan (iii) pendampingan usaha, untuk
menjadikannya sebagai wirausaha mandiri serta (iv) pelatihan dan
(v) lapangan pekerjaan bagi yang akan bekerja di perusahaan.
3. Tujuan dan Indikator Kinerjanya
Tujuan merupakan sesuatu apa yang akan dicapai atau dihasilkan
dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahunan. Tujuan
ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta
didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis, serta mengarahkan
perumusan sasaran, kebijakan, program, dan kegiatan dalam rangka
merealisasi misi. Tujuan yang dirumuskan berfungsi juga untuk
mengukur sejauh mana visi dan misi DEPUTI BIDANG
PERLINDUNGAN telah dicapai mengingat tujuan dirumuskan
Adapun karakteristik perumusan tujuan adalah antara lain (1) waktu
pencapaiannya dalam jangka menengah, (2) dilakukan secara jelas,
(3) mempertimbangkan faktor internal dan eksternal, (4) terkait
dengan misi, (5) mempertimbangkan nilai yang dianut organisasi, (6)
mempertimbangkan critical success factors (CSF), dan (7) tidak
bertentangan dengan visi.
Berpedoman pada Visi dan Misi tersebut maka Tujuan Deputi Bidang
Perlindungan sebagai berikut : “Terwujudnya TKI yang profesional, bermartabat dan sejahtera”
Sesuai dengan Visi dan Misi tersebut maka Tujuan dan Indikator
[image:32.612.151.536.388.689.2]Kinerja Deputi Bidang Perlindungan sebagai tabel berikut :
Tabel 5
TUJUAN DAN INDIKATOR KINERJA TUJUAN DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI
TUJUAN INDIKATOR KINERJA (outcome)
DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN
Terwujudnya TKI yang
profesional, bermartabat dan sejahtera
Meningkatnya layanan fasilitasi pengaduan yg mudah diakses/ terjangkau oleh TKI, Responsif dan Solutif.
Tersedia Langkah Deteksi Dini (early Warning Sistem) dan langkah cepat tanggap (immediate response). Menegakkan hukum secara optimal tehadap pelanggar peraturan nasional terkait TKI
Tersedia fungsi intelijen (Jejaring Informasi masyarakat) dalam pengawasan lembaga penempatan dan lembaga pendukung penempatan Meningkatnya pemberdayaan TKI Purna dan keluarganya
Meningkatnya remintansi hingga 3 kali lipat
Menyediakan layanan pendampingan usaha dan akses permodalan
Menyediakan layanan pendampingan usaha dan akses permodalan
4. Sasaran Program/Kegiatan dan Indikator Kinerja
Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh
instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur,
dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan.
Sesuai dengan tujuan tersebut maka Sasaran Program/Kegiatan
[image:33.612.144.534.94.351.2]Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI sebagai tabel berikut :
Tabel 6
SASARAN PROGRAM/KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI
SASARAN
PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
Pengaduan masalah
TKI dilayani, diproses,
dan diselesaikan
Persentase pengaduan yang diproses di
layanan crisis senter berbasis sistem yang
SASARAN
PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
Persentase TKI telah memiliki akses
terhadap fasilitas Early Warning System
memanfatkan beragam tools
Penguatan Advokasi
dan Mediasi dalam
memenuhi hak-hak TKI
sejak Pra, selama dan
purna TKI
Persentase menurunnya permasalahan
CTKI/ TKI
Persentase CTKI/TKI bermasalah yang
mendapat pendampingan hukum
Penguatan fungsi
pembinaan dan
pengawasan
pelaksanaan
penempatan dan
perlindungan
Persentase sistem monitoring
perlindungan berbasis informasi unit
intelejen
Persentase meningkatnya TKI yang
berangkat secara prosedural di kantong
TKI non prosedural
Meningkatnya
kemampuan TKI purna
penempatan untuk
mengelola keuangan,
termasuk
mengembangkan usaha
mikro
Jumlah CTKI/TKI dan TKI purna yang
mendapat edukasi pengelolaan keuangan
dan wirausaha
Persentase TKI Purna yang Menjadi
Wirausaha
Persentase Kerjasama dengan negara
penempatan menyangkut kewajiban
pembayaran gaji melalui bank dan akses
pengiriman remitansi yang mudah dan
murah bagi TKI
Persentase terfasilitasi pemulangan dan
SASARAN
PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
migran bermasalah dalam proses re
integrasi usaha di desa asalnya.
Meningkatnya layanan
pendampingan usaha
dan akses permodalan
Persentase kerjasama dengan lembaga
keuangan dan donor dalam rangka
menunjang pelaksanaan pembekalan dan
penyediaan bantuan modal.
5. Target Kinerja Tahun 2015-2019
Berdasarkan Rencana Strategis Deputi Bidang Perlindungan Tahun
2015-2019, target jangka menengah tahun 2015-2019 untuk
setiap sasaran strategis dan indikator kinerja adalah
Tabel 7
TARGET JANGKA MENENGAH TAHUN 2015-2019 DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET
2015 2016 2017 2018 2019 1 Pengaduan masalah TKI
dilayani, diproses, dan
diselesaikan
Persentase pengaduan yang diproses di
layanan crisis senter berbasis sistem yang
terintegrasi dengan K/L terkait/Perwakilan RI
100% 100% 100% 100% 100%
Persentase TKI telah memiliki akses terhadap
fasilitas Early Warning System memanfatkan
beragam tools
10% 30% 70% 85% 100%
2 Penguatan Advokasi dan
Mediasi dalam memenuhi
hak-hak TKI sejak Pra,
selama dan purna TKI
Persentase menurunnya permasalahan CTKI/
TKI
30% 25% 20% 15% 10%
Persentase CTKI/TKI bermasalah yang
mendapat pendampingan hukum
100% 100% 100% 100% 100%
3 Meningkatnya kemampuan
TKI purna penempatan
untuk mengelola keuangan,
termasuk mengembangkan
Jumlah pekerja migran/purna yang mendapat
edukasi pengelolaan keuangan dan wirausaha
15.000 TKI Purna 16.000 TKI Purna 16.000 TKI Purna 16.000 TKI Purna 16.000 TKI Purna
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET
2015 2016 2017 2018 2019 usaha mikro
Persentase Kerjasama dengan negara
penempatan menyangkut kewajiban
pembayaran gaji melalui bank dan akses
pengiriman remitansi yang mudah dan murah
bagi TKI
10% 30% 70% 85% 100%
Persentase terfasilitasi pemulangan dan
pemberdayaan WNIO/TKIB/Pekerja migran
bermasalah dalam proses re integrasi usaha di
desa asalnya.
10% 30% 70% 85% 100%
4 Meningkatnya layanan
pendampingan usaha dan
akses permodalan
Persentase kerjasama dengan lembaga
keuangan dan donor dalam rangka menunjang
pelaksanaan pembekalan dan penyediaan
bantuan modal.
10% 30% 70% 85% 100%
5 Penguatan fungsi
pembinaan dan
pengawasan pelaksanaan
penempatan dan
perlindungan
Persentase sistem monitoring perlindungan
berbasis informasi unit intelijen
10% 30% 70% 85% 100%
Persentase meningkatnya TKI yang berangkat
secara prosedural di kantong TKI non
prosedural
90% TKI 92% TKI 95%
TKI 97% TKI
100%
6. Arah Kebijakan dan Strategi
Penyusunan rencana strategis sejauh mungkin telah diupayakan
dapat mengakomodasikan kebutuhan stakeholders, baik internal
BNP2TKI maupun instansi lain atau masyarakat umum sesuai dengan
tugas dan fungsi yang diemban serta mempertimbangkan potensi,
peluang, dan kendala yang ada
Arah kebijakan yang akan dilakukan Deputi Bidang Perlindungan
BNP2TKI dalam mendukung terciptanyaclean government dan good
[image:38.612.151.524.322.700.2]governancesebagaimana matrik berikut ini :
Tabel 8
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN 2015-2019
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
Fasilitasi pengaduan yg mudah
diakses/ terjangkau oleh TKI,
Responsif dan Solutif
1. Tersedianya crisis center yang mampu
melayani pengaduan secara online dengan
beragam tools.
2. Fasilitasi pengaduan yang diproses berbasis
sistem integrasi dengan K/L
terkait/Perwakilan RI.
3. Mewujudkan Kinerja Penyelesaian Masalah
Pengaduan TKI sesuai dengan Service
Level Aggrement (SOP) yang dipublikasikan
dalam website.
Melakukan Langkah Deteksi
Dini (early Warning Sistem) dan
langkah cepat tanggap
(immediate response).
Menegakkan hukum secara
optimal tehadap pelanggar
peraturan nasional terkait TKI
1. Menghadirkan layanan langsung ke TKI di luar negeri dengan Penyediaan Simcard
yang terinstal dengan beragam fitur layanan
yaitu:
a. Fitur Layanan Pengaduan berupa
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
b. Fitur Layanan Darurat berupa emergency
call, emergency SMS, Panic Button,
c. Fitur Keberadaan TKI berupa Pencarian
lokasi berdasarkan poisisi HP,
d. fitur Layanan Informasi berupa Pencarian
alamat perwakilan, prosedur pengaduan,
profil Negara penempatan, dll
kesemuanya tanpa biaya.
2. Tersedianya aplikasi EWS yang bisa diakses secara mudah oleh CTKI/TKI di seluruh
negara penempatan.
3. Kerjasama dengan negara penempatan menyangkut hak dan kewajiban penggunaan
layanan sim card EWS.
4. Kerjasama dengan negara penempatan menyangkut pelaksanaan seleksi dan
monitoring kualitas majikan/pengguna.
5. Terbangunnya infrastruktur unit layanan komunitas di negara penempatan yang
mudah diakses TKI.
6. Tersedianya dan beroperasinya sistem monitoring TKI di negara penempatan.
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
Penguatan Advokasi dan
Mediasi terhadap TKI
1. Fasilitasi Advokasi dan Mediasi CTKI/TKI dan TKI purna bermasalah.
2. Tersedianya infrastruktur dan fasilitas penyediaan lawyer untuk TKI bermasalah
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
bermasalah di luar negeri bekerjasama
dengan Kemlu.
4. Tersedianya sistem monitoring pelaksanaan layanan perlindungan hukum.
5. Tersedianya Crisis Management Protocol menyangkut penyelamatan dan
pengembalian TKI yang terintegrasi dengan
pemberdayaan di dalam negeri.
Penguatan fungsi intelegen
dalam pengawasan lembaga
penempatan dan lembaga
pendukung penempatan
1. Melaksanakan fungsi Intelijen dalam
melaksanakan pembinaan dan pengawasan
lembaga penempatan dan lembaga
pendukung penempatan.
2. Fungsi intelegen dalam pengaman
pemberangkan dan kepulangan TKI.
3. melakukan langkah-langkah prepentif/
Pencegahan dan Penindakan Penempatan
TKI non Prosedural.
Meningkatnya pemberdayaan
TKI Purna dan keluarganya
1. Tersedianya roadmap dan strategi
pemulangan hingga pemberdayaan TKI
Purna yang terintegrasi.
2. Melaksanakan pemberdayaan CTKI/TKI dan
keluarganya demi terwujudnya
kesejahteraan.
3. Tersedianya modul dan pengajar pelatihan
secara berkualitas dalam rangka
pembekalan TKI Purna menjadi pekerja dan
wirausaha.
4. Tersedianya sistem monitoring dan layanan
konsultasi bagi TKI yang telah selesai
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI Meningkatnya remintansi
hingga 3 kali lipat
1. Tersedianya rekening bank dan pelatihan
layanan bank (modul) bagi TKI Purna dan
Keluarganya yang akan diberangkatkan.
2. Tersedianya rekening bank, kantor pos dan
atau Lembaga Keuangan Mikro (LKM) untuk
keuarga TKI dan pemahaman
pemanfaatannya.
3. Tersedia aplikasi layanan keuangan dan
pembayaran yang mudah diakses TKI di luar
negeri.
4. Tarif pengiriman uang TKI dari luar negeri
dengan nilai kurs yang kompetitif.
Menyediakan layanan
pendampingan usaha dan
akses permodalan
Tersedianya kerjasama dengan lembaga
keuangan dan donor dalam rangka menunjang
pelaksanaan pembekalan dan penyediaan
bantuan modal.
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
TKI Purna menjadi wirausaha 1. TKI Purna berwirausaha yang berhasil.
2. TKI purna yang berwirausaha dalam
komunitas Kampung TKI.
3. TKI purna yang tidak dapat berwirausaha
dapat disalurkan pada lapangan kerja di
dalam negeri.
4. Tersedianya kerjasama dengan perusahaan
(asing dan lokal) untuk menerima alokasi
7. Program dan Kegiatan
Deputi Bidang Perlindungan melaksanakan program dan kegiatan
yang mendukung pelaksanaan program pembangunan BNP2TKI
secara keseluruhan yaitu Program Peningkatan Fasilitasi
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.
Adapun program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Deputi Bidang
Perlindungan adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan pelayanan pengaduan;
Sebagai Unit organisasi yang bertanggung jawab pada kegiatan
Peningkatan pelayanan pengaduan adalah Direktorat Pelayanan
Pengaduan. Adapun Sasaran Kegiatan dan Indikator kinerjanya
[image:42.612.171.531.424.681.2]adalah sebagai berikut :
Tabel 9
SASARAN PROGRAM/KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA PENINGKATAN PELAYANAN PENGADUAN
SASARAN
PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET
Pengaduan masalah TKI
dilayani, diproses, dan
diselesaikan
Persentase pengaduan yang
diproses berbasis sistem integrasi
dengan K/L terkait/Perwakilan RI
85%
Persentase TKI telah memiliki
akses terhadap fasilitas early
warning system memanfaatkan
beragam tools
30%
Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlinduangan Tenaga Kerja Indonesia
Rp.8.431.153.000,-b. Peningkatan mediasi advokasi;
Sebagai Unit organisasi yang bertanggung jawab pada kegiatan
peningkatan mediasi advokasi adalah Direktorat Mediasi dan
Advokasi. Adapun Sasaran Kegiatan dan Indikator kinerjanya
[image:43.612.164.527.256.520.2]adalah sebagai berikut :
Tabel 10
SASARAN PROGRAM/KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA PENINGKATAN MEDIASI ADVOKASI
SASARAN
PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET
Terpenuhinya hak-hak
CTKI/TKI sejak pra,
selama dan purna
Persentase permasalahan
CTKI/TKI yang tertangani
25%
Tertangani
Persentase CTKI/TKI
bermasalah yang mendapat
pendampingan hukum
100%
Teradvokasi
Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlinduangan Tenaga Kerja Indonesia
Jumlah Anggaran Direktorat Mediasi dan Advokasi Tahun 2016 Rp.
3.435.127.000,-c. Peningkatan Pemberdayaan TKI Purna;
Sebagai Unit organisasi yang bertanggung jawab pada kegiatan
peningkatan pemberdayaan TKI Purna adalah Direktorat
Pemberdayaan. Adapun Sasaran Kegiatan dan Indikator
Tabel 11
SASARAN PROGRAM/KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA PENINGKATAN PEMBERDAYAAN
SASARAN
PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET
Meningkatnya kemampuan
TKI purna penempatan untuk
mengelola keuangan,
termasuk mengembangkan
usaha mikro
Jumlah pekerja migran/purna
yang mendapat edukasi
pengelolaan keuangan dan
wirausaha
5.200
TKI
Purna
Jumlah pekerja
ilegal/undocumented yang
difasilitasi pemulangan dan
mendapat pemberdayaan
5.200
TKIB
Persentase TKI Purna yang
menjadi wirausaha 34%
Jumlah TKI purna yang
berwirausaha dalam komunitas
Kampung TKI
4
Kampung
Persentase kerjasama dengan
negara penempatan menyang
kut kewajiban pembayaran gaji
melalui bank dan penyediaan
unit layanan keuangan secara
murah bagi TKI
30%
Persentase terfasilitas pemu
langan dan pemberdayaan
WNIO/TKIB/ Pekerja Migran
bermasalah dalam proses re
intergrasi usaha di desa asalnya
30%
Fasilitasi pelayanan
penanganan TKI Bermasalah
Fasilitasi pelayanan pemulangan
TKI ilegal atau bermasalah di
debarkasi ke daerah asal
34 Help
Desk dan
18 Crisis
SASARAN
PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET
Meningkatnya layanan
pendampingan usaha dan
akses permodalan
Persentase kerjasama dengan
lembaga keuangan dan donor
dalam rangka penunjang
pelaksanaan pembekalan dan
penyediaan bantuan modal
30%
Peningkatan TKI Purna yang
dapat disalurkan pada
lapangan kerja di dalam
negeri
Persentase perusahaan (asing
dan lokal) yang bekerja sama
untuk menerima alokasi TKI
Purna secara rutin
30%
Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlinduangan Tenaga Kerja Indonesia
Jumlah Anggaran Direktorat Pemberdayaan Tahun 2016 Rp.
6.566.293.000,-d. Peningkatan Pengawasan dan Pengamanan TKI;
Sebagai Unit organisasi yang bertanggung jawab pada kegiatan
peningkatan pengawasan dan pengamanan TKI adalah Direktorat
Pengamanan dan Pengawasan. Adapun Sasaran Kegiatan dan
[image:45.612.159.528.88.456.2]Indikator kinerjanya adalah sebagai berikut :
Tabel 12
SASARAN PROGRAM/KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA PENINGKATAN PENGAMANAN DAN PENGAWASAN
SASARAN
PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Penguatan fungsi
pembinaan dan
pengawasan pelaksanaan
Persentase sistem monitoring
perlindungan berbasis informasi unit
SASARAN
PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET perlindungan Persentase meningkatnya TKI yang
berangkat secara prosedural di
kantong TKI non prosedural
92 % TKI
Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlinduangan Tenaga Kerja Indonesia
Jumlah Anggaran Pengawasan dan Pengamanan Tahun 2016 Rp.
2.401.407.000,-B. Penetapan Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI telah membuat penetapan
perjanjian kinerja tahun 2016 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan,
tugas, dan fungsi yang ada. Penetapan kinerja ini telah mengacu pada
Rencana Strategis Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI serta RPJMN
tahun 2015-2019. Penetapan Kinerja tingkat Deputi Bidang Perlindungan
BNP2TKI Tahun 2016 dilakukan dengan urutan sebagai berikut :
1. Rencana Kinerja Tahunan Deputi Bidang Perlindungan Tahun 2016.
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Deputi Bidang Perlindungan
tahun 2016 mengacu pada Renstra Deputi Bidang Perlindungan
Tahun 2015-2019 sebagaimana Peraturan Deputi Bidang
Tabel 13
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)
DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN 2016
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET 2016 1 Pengaduan masalah
TKI dilayani, diproses,
dan diselesaikan
Persentase pengaduan yang diproses di
layanan crisis senter berbasis sistem
yang terintegrasi dengan K/L
terkait/Perwakilan RI
100%
Persentase TKI telah memiliki akses
terhadap fasilitas Early Warning System
memanfatkan beragam tools
30%
2 Penguatan Advokasi
dan Mediasi dalam
memenuhi hak-hak TKI
sejak Pra, selama dan
purna TKI
Persentase menurunnya permasalahan
CTKI/ TKI 25%
Persentase CTKI/TKI bermasalah yang
mendapat pendampingan hukum 100%
3 Meningkatnya
kemampuan TKI purna
penempatan untuk
mengelola keuangan,
termasuk
mengembangkan
usaha mikro
Jumlah pekerja migran/purna yang
mendapat edukasi pengelolaan
keuangan dan wirausaha
5.200
TKI Purna
Persentase TKI Purna yang Menjadi
Wirausaha 34%
Persentase Kerjasama dengan negara
penempatan menyangkut kewajiban
pembayaran gaji melalui bank dan akses
pengiriman remitansi yang mudah dan
murah bagi TKI
30%
Persentase terpasilitasi pemulangan dan
pemberdayaan WNIO/TKIB/Pekerja
migran bermasalah dalam proses re
integrasi usaha di desa asalnya.
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET 2016 4 Meningkatnya layanan
pendampingan usaha
dan akses permodalan
Persentase kerjasama dengan lembaga
keuangan dan donor dalam rangka
menunjang pelaksanaan pembekalan
dan penyediaan bantuan modal.
30%
5 Penguatan fungsi
pembinaan dan
pengawasan
pelaksanaan
penempatan dan
perlindungan
Persentase sistem monitoring
perlindungan berbasis informasi unit
intelejen
30%
Persentase meningkatnya TKI yang
berangkat secara prosedural di kantong
TKI non prosedural
92% TKI
2. Penetapan Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Untuk melaksanakan Rencana Kinerja Tahunan Deputi Bidang
Perlindungan Tahun 2016, Deputi Bidang Perlindungan telah
menetapkan Perjanjian Kinerja sesuai Peraturan Deputi Bidang
Perlindungan Nomor : PER.01/SU/I/2016 tentang Penetapan
Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Perlindungan Tahun 2016. Adapun
Penetapan Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Perlindungan Tahun
[image:48.612.135.538.94.323.2]2016 adalah sebagai berikut :
Tabel 14
PERJANJIAN KINERJA
DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN 2016
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET 2016 1 Pengaduan masalah
TKI dilayani,
diproses, dan
diselesaikan
Prosentase pengaduan yang diproses di
layanan crisis senter berbasis sistem
yang terintegrasi dengan K/L
terkait/Perwakilan RI
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET 2016 Persentase TKI telah memiliki akses
terhadap fasilitas Early Warning System
memanfatkan beragam tools
30%
2 Penguatan Advokasi
dan Mediasi dalam
memenuhi hak-hak
TKI sejak Pra,
selama dan purna
TKI
Persentase menurunnya permasalahan
CTKI/ TKI 25%
Persentase CTKI/TKI bermasalah yang
mendapat pendampingan hukum
100%
3 Meningkatnya
kemampuan TKI
purna penempatan
untuk mengelola
keuangan, termasuk
mengembangkan
usaha mikro
Jumlah pekerja migran/purna yang
mendapat edukasi pengelolaan
keuangan dan wirausaha
5.200
TKI Purna
Persentase TKI Purna yang Menjadi
Wirausaha 34%
Persentase Kerjasama dengan negara
penempatan menyangkut kewajiban
pembayaran gaji melalui bank dan akses
pengiriman remitansi yang mudah dan
murah bagi TKI
30%
Persentase terpasilitasi pemulangan dan
pemberdayaan WNIO/TKIB/Pekerja
migran bermasalah dalam proses re
integrasi usaha di desa asalnya.
30%
4 Meningkatnya
layanan
pendampingan
usaha dan akses
permodalan
Persentase kerjasama dengan lembaga
keuangan dan donor dalam rangka
menunjang pelaksanaan pembekalan
dan penyediaan bantuan modal.
30%
5 Penguatan fungsi
pembinaan dan
Persentase sistem monitoring
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET 2016 pelaksanaan
penempatan dan
perlindungan
Persentase meningkatnya TKI yang
berangkat secara prosedural di kantong
TKI non prosedural
92% TKI
Atas persetujuan DPR-RI, Bappenas dan Kementerian Keuangan
pada Bulan Desember Tahun 2016, BNP2TKI mendapat alokasi
anggaran APBNP dan adanya Refocusing kegiatan pada tahun 2016
menyebabkan terjadi perubahan target dengan rincian sebagai
[image:50.612.151.535.407.674.2]berikut :
Tabel 15
PERUBAHAN TARGET PERJANJIAN KINERJA DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN 2016
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET 2016 1 Pengaduan masalah
TKI dilayani,
diproses, dan
diselesaikan
Persentase pengaduan yang diproses di
layanan crisis center berbasis sistem
yang terintegrasi dengan K/L
terkait/Perwakilan RI
100%
Persentase TKI yang melakukan
pengaduan melalui fasilitas Early
Warning System
30%
2 Penguatan Advokasi
dan Mediasi dalam
memenuhi hak-hak
TKI sejak Pra,
selama dan purna
TKI
Persentase menurunnya permasalahan
CTKI/ TKI 25%
Persentase CTKI/TKI bermasalah yang
mendapatkan pendampingan hukum
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET 2016 3 Meningkatnya
kemampuan TKI
purna penempatan
untuk mengelola
keuangan, termasuk
mengembangkan
usaha mikro
Jumlah WNIO/TKIB/TKI Purna dan
Keluarganya yang mendapat edukasi
pengelolaan keuangan dan wirausaha
1.475
TKI Purna
Persentase TKI Purna yang Menjadi
Wirausaha 34%
Persentase terfasilitasi pemulangan dan
pemberdayaan WNIO/TKIB/Pekerja
migran bermasalah dalam proses re
integrasi usaha di desa asalnya.
30%
4 Meningkatnya
layanan
pendampingan
usaha dan akses
permodalan
Persentase kerjasama dengan lembaga
keuangan dan donor dalam rangka
menunjang pelaksanaan pembekalan
dan penyediaan bantuan modal.
30%
5 Penguatan fungsi
pembinaan dan
pengawasan
pelaksanaan
penempatan dan
perlindungan
Persentase sistem monitoring
perlindungan berbasis informasi unit
intelijen.
30 %
Persentase meningkatnya TKI yang
berangkat secara prosedural di kantong
TKI non prosedural.
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi 1. Metode Pengukuran Kinerja
Perencanaan strategis dan pengukuran kinerja serta Analisis
capaian kinerja merupakan rangkaian sistem akuntabilitas kinerja
yang penting. Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan
berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran,
dan tujuan yang telah ditetapkan, dalam mewujudkan visi, misi,
kebijakan, strategi, dan program Deputi Bidang Perlindungan.
Dalam pelaksanaannya, pengukuran kinerja diperlukan metode
pengukuran kinerja, untuk itu pada Deputi Bidang Perlindungan
dalam pengukuran kinerja menggunakan kategorisasi kinerja
(penentuan posisi) yang dibuat berdasarkan rentang nilai kinerja
[image:52.612.152.526.554.649.2]sebagai berikut :
Tabel 16
KATEGORI KINERJA DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN 2016
No. Kategori Rentang Nilai Kode
1. Sangat Baik > 100 Biru
2. Baik 80 – 100 Hijau
3. Cukup 50 – 79 Kuning
2. Pengukuran Capaian Kinerja
Proses penghitungan kinerja menggunakan Informasi Indikator
Kinerja (IIK) yang telah ditetapkan sebelumnya, serta menilai capaian
kinerja dari kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja
program. Koordinasi proses penghitungan dilakukan oleh para
pengelola kinerja setiap sasaran strategis sesuai dengan tanggung
jawabnya
Pengukuran Capaian kinerja pada Deputi Bidang Perlindungan
dilakukan secara berkala, yakni setiap triwulanan yang dituangkan
dalam laporan kinerja triwulanan. Hasil yang diperoleh setiap
triwulanan merupakan masukan bagi perbaikan kinerja untuk triwulan
berikutnya. Secara rinci hasil Pengukuran Capaian kinerja
triwulanan tahun 2016 Deputi Bidang Perlindungan sebagaimana
Tabel 17
HASIL PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN PADA TRIWULAN I S.D IV TAHUN 2016
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 2016 Target Real Target Real Target Real Target Real 1 Pengaduan masalah
TKI dilayani, diproses,
dan diselesaikan
Persentase pengaduan yang
diproses di layanan crisis center
berbasis sistem yang terintegrasi
dengan K/L terkait/Perwakilan RI
100% 25 % 27,44 50 % 53,41 75 % 74,37 100 % 100 %
Persentase TKI yang melakukan
pengaduan melalui fasilitas Early
Warning System
30% 10% - 20% 10% 25% 15% 30% 20%
2 Penguatan Advokasi
dan Mediasi dalam
memenuhi hak-hak
TKI sejak Pra, selama
dan purna TKI
Persentase menurunnya
permasalahan CTKI/ TKI 25% 5% 1,75 10% 3,5 15% 5,25 25% 6,25
Persentase CTKI/TKI bermasalah
yang mendapatkan
pendampingan hukum
100% 25 % 232 50 % 464 75 % 696 100 % 928
(70%)
3 Meningkatnya
kemampuan TKI
purna penempatan
untuk mengelola
keuangan, termasuk
mengembangkan
usaha mikro
Jumlah WNIO/TKIB/TKI Purna
dan Keluarganya yang mendapat
edukasi pengelolaan keuangan
dan wirausaha 1.475 TKI Purna 0 TKI Purna 0 TKI Purna 1.100 TKI Purna 1.100 TKI Purna 1.475 TKI Purna 1.475 TKI Purna 1.475 TKI Purna 1.475 TKI Purna
Persentase TKI Purna yang
Persentase terfasilitasi
pemulangan dan pemberdayaan
WNIO/TKIB/ Pekerja migran
bermasalah dalam proses re
integrasi usaha di desa asalnya.
30% 0% 0% 10% 71,9% 20% 20,3% 30% 20,5%
4 Meningkatnya
layanan
pendampingan usaha
dan akses
permodalan
Persentase kerjasama dengan
lembaga keuangan dan donor
dalam rangka menunjang
pelaksanaan pembekalan dan
penyediaan bantuan modal
30% 0% 0% 10% 74,5% 20% 100% 30% 100%
5 Penguatan fungsi
pembinaan dan
pengawasan
pelaksanaan
penempatan dan
perlindungan
Persentase sistem monitoring
perlindungan berbasis informasi
unit intelijen.
30% 2,5% 3,5% 10% 15% 20% 25% 30% 37,09%
Persentase meningkatnya TKI
yang berangkat secara
prosedural di kantong TKI non
prosedural.
Tabel 18
HASIL PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN PADA TAHUN 2016
SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % PROGRAM
ANGGARAN RP.
PAGU REALISASI % Pengaduan
masalah TKI
dilayani, diproses,
dan diselesaikan
Persentase pengaduan yang
diproses di layanan crisis
center berbasis sistem yang
terintegrasi dengan K/L
terkait/Perwakilan RI
100% 100% 100
Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
8.431.153.000 8.361.838.994 99,18
Persentase TKI yan