• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemberian Motivasi Terhadap Semangat Kerja Karyawan PT Bank SUMUT Cabang Iskandar Muda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pemberian Motivasi Terhadap Semangat Kerja Karyawan PT Bank SUMUT Cabang Iskandar Muda"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada berbagai bidang khususnya berorganisasi, faktor manusia merupakan

masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Organisasi merupakan

kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan bekerja

secara terus menerus untuk mencapai tujuan. Semua tindakan yang diprakarsai

dan ditentukan oleh manusia yang menjadi anggota perusahaan. Manusia adalah

makhluk hidup yang secara nyata menginginkan pemenuhan kepuasan, terutama

kepuasan akan pemenuhan kebutuhan psikologis dan psikologis sosial sehingga

karyawan akan merasa senang. Dengan kesenangan tersebut seseorang akan suka

memberi untuk adanya pengertian , dan dengan pengertian karyawan akan suka

membantu, suka bekerja sama, suka berhubungan, dan selalu menetapkan target

dalam mencapai tujuan perusahaan.

Sukses tidaknya suatu perusahaan, sangat tergantung dari aktivitas dan

kreativitas sumber daya manusianya. Untuk itu, hal utama yang harus

diperhatikan pihak manajemen ialah membangkitkan semangat atau gairah kerja

karyawannya. Peranan manajemen sangat besar dalam memotivasi karyawan agar

bekerja sesuai dengan program yang telah ditetapkan perusahaan. Para karyawan

harus bekerja sama sesuai dengan perintah atasannya. Perintah tersebut bisa saja

tidak sesuai dengan keinginannya atau sama sekali belum dimengerti, karena

(2)

malas atau tidak bergairah dalam bekerja. Perasaan malas tersebut perlu

diwaspadai, karena merupakan tanda-tanda hilangnya motivasi dalam diri

karyawan.

Perusahaan harus memperhatikan mengenai bagaimana menjaga dan

mengelola motivasi karyawan dalam bekerja agar selalu tinggi dan fokus pada

tujuan perusahaan. Menjaga motivasi karyawan itu sangatlah penting karena

motivasi itu adalah motor penggerak bagi setiap individu yang mendasari mereka

untuk bertindak dan melakukan sesutau hal secara optimal apabila tidak

mempunyai motivasi yang tinggi dari dalam dirinya sendiri untuk melakukan hal

tersebut. Karyawan merupakan aset perusahaan yang sangat berharga yang harus

dikelola dengan baik oleh perusahaan agar dapat memberikan kontribusi yang

optimal.

Motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh

pihak manajemen bila mereka menginginkan setiap karyawan dapat memberikan

kontribusi positif terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Untuk itu perusahaan

perlu menciptakan suatu kondisi yang kondusif yang dapat membuat karyawan

merasa nyaman, terpenuhi kebutuhannya, sehingga diharapkan motivasi mereka

juga tetap terjaga untuk bersama-sama mencapai visi dan misi perusahaan.

Kondisi-kondisi kondusif itu bisa bermacam-macam, tergantung pada

karakteristik perusahaan itu masing-masing. Tapi secara umum diantaranya dapat

berupa fasilitas yang disediakan, tingkat kesejahteraan yang memadai, jenjang

karir yang jelas, peluang aktualisasi diri, kenyamanan dan keamanan delam

(3)

Memotivasi karyawan adalah usaha untuk meningkatkan Semangat kerja

karyawan. semangat kerja adalah upaya melakukan pekerjaan secara lebih giat

sehingga dengan demikian pekerjaan akan dapat diselesaikan dengan lebih baik.

Dengan demikian dapat diartikan semangat kerja merupakan suatu kondisi

bagaimana seseorang karyawan melakukan pekerjaan sehari-hari. Semakin tinggi

semangat kerja akan semakin meningkat produktivitas kerja. Semangat kerja

merupakan kondisi dari sebuah kelompok dimana ada tujuan yang jelas dan tepat

yang dirasakan menjadi penting dan terpadu dengan tujuan individu.

Dalam hal ini PT Bank SUMUT merupakan satu usaha jasa keuangan

dengan bentuk perseroan terbatas. Perusahaan ini sebagai alat kelengkapan

otonomi daerah di bidang perbankan yang berfungsi sebagai penggerak dan

pendorong laju pembangunan di daerah, berperan sebagai pemegang kas daerah

yang melaksanakan penyimpanan uang daerah serta sebagai salah satu sumber

Pendapatan Asli Daerah dengan melakukan kegiatan usaha sebagai Bank Umum

seperti dimaksudkan pada Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992, tentang

perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun

1998 .sudah seharusnya memiliki karyawan yang penuh semangat dan

bermotivasi tinggi dalam bekerja dan melakukan pekerjaannya secara efektif dan

efisien, untuk kemudian pada akhirnya menunjukkan produktivitas yang tinggi

dalam usaha melaksanakan otonomi daerah tersebut.

Kantor cabang bank adalah suatu unit kerja bank yang menjalankan

kegiatan operasional sehari-hari dalam melaksanakan berbagai fungsi bank

(4)

kinerja bank tersebut. Dengan demikian apabila suatu bank berupaya mencapai

tingkat kinerja yang baik, maka bank tersebut harus mampu meningkatkan kinerja

kantor cabang mereka.

Sehubungan dengan hal diatas, maka motivasi merupakan masalah yang

sangat penting dalam suatu perusahaan, karena dapat meningkatkan semangat

kerja karyawan. Sehingga kemampuan manajemen dalam memberikan motivasi

akan sangat menentukan keberhasilan atau kegagalan dalam pencapian tujuan

perusahaan. Menyadari betapa pentingnya motivasi dalam upaya meningkatkan

semangat kerja karyawan ini. Maka PT Bank SUMUT , dengan segala

keterbatasan yang dimiliki mencoba untuk melaksanakan program tersebut.

Dengan demikian yang melatar belakangi penulis dalam penyusunan

Laporan Akhir yang selanjutnya penulis tangkap dalam Laporan Tugas Akhir

yang berjudul: “PENGARUH PEMBERIAN MOTIVASI TERHADAP

SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA PT BANK SUMUT CABANG ISKANDAR MUDA”

B. Perumusan Masalah

Setiap perusahaan menginginkan agar karyawan mau bekerja dengan

penuh gairah dan semangat dalam bekerja, sehingga perusahaan dituntut untuk

memberikan motivasi kepada karyawannya untuk bekerja dengan semangat yang

dimaksud agar sesuai dengan yang diharapkan sebelumnya, tapi tidak semua

(5)

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis mengidentifikasi masalah

“Bagaimana motivasi karyawan mempengaruhi semangat kerja karyawan pada PT

Bank SUMUT Cabang Iskandar Muda”.

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi karyawan terhadap

semangat Kerja Karyawan pada PT Bank SUMUT Cabang Iskandar

Muda.

2. Untuk mengetahui kebutuhan mana yang lebih dominan berpengaruh

terhadap semangat kerja karyawan pada PT Bank SUMUT Cabang

Iskandar Muda

D. Manfaat Penelitian a. Manfaat Subyektif

Sebagai suatu sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan

berpikir ilmiah, sistematis dan metodologis penulis dalam menyusun

berbssagai kajian literatur untuk menjadikan suatu wacana baru dalam

memperkaya khazanah kepustakaan pendidikan.

b. Manfaat Akademis

Hasil penelitian dan penulisan skripsi ini akan memberikan kontribusi

kepada perkembangan ilmu administrasi negara, dapat dijadikan sebagai

bahan masukan pelengkap referensi maupun bahan perbandingan bagi

(6)

c. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis akan memberikan masukan atau

referensi bagi bank sumut terutama manajer personalia bahwa pemberian

motivasi kepada karyawan sangat penting untuk mempengaruhi semangat

kerja karyawan untuk menjalankan tugas dalam pencapaian tujuan bank

tersebut.

E. Kerangka Teori

1. Motivasi

a. Definisi Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa latin movere, yang berarti dorongan atau

menggerakkan. Motivasi dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya

manusia umumnya dan khususnya untuk para bawahan. Menurut Luthans (2006)

motivasi adalah proses sebagai langkah awal seseorang melakukan tindakan

akibat kekurangan secara fisik dan psikis atau dengan kata lain adalah suatu

dorongan yang ditunjukan untuk memenuhi tujuan tertentu.

Motivasi adalah sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan

ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Intensitas berhubungan

dengan seberapa giat seseorang berusaha, intensitas yang tinggi belum tentu

menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan tanpa ada upaya yang diarahkan

untuk mencapai tujuan yang menguntungkan organisasi. Untuk mempertahankan

(7)

melakukan suatu tugas dalam waktu yang cukup lama demi mencapai tujuan

mereka.(Stephen P. Robbins & Timothy: 2008)

Menurut Sondang P. Siagian (2003), motivasi adalah daya pendorong

yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk

menggerakkan kemampuan dalam membentuk keahlian dan keterampilan tenaga

dan waktunya untuk menyelenggarakan dalam rangka pencapaian tujuan dan

berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.

Menurut Mitchell dalam (Winardi : 2001) motivasi mewakili

proses-proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya

persistensi kegiatan-kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan kearah tujuan

tertentu.

Dan Jones, 1995 dalam (winardi : 2001) juga menyatakan motivasi adalah

berkaitan dengan persoalan bagaimana perilaku diawali, dienerji, dipertahankan,

diarahkan, dihentikan, dan jenis reaksi subyektif macam apa terdapat didalam

organisme yang bersangkutan, sewaktu segala hal di kemukakan berlangsung.

b. Manfaat Motivasi

Secara singkat, manfaat motivasi yang utama adalah menciptakan gairah

kerja, sehingga produktivitas kerja meningkat. Sementara itu, manfaat yang

diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang termotivasi adalah : pekerjaan

dapat diselesaikan dengan tepat. Artinya, pekerjaan diselesaikan sesuai standar

yang benar dan dalam skala waktu yang sudah ditentukan, sertaorang akan senang

(8)

mendorongnya akan membuat orang senang mengerjakanya.(Ishak & Henry :

2003)

Gambar 1. Ciri-ciri orang yang termotivasi

d. Teori-teori Motivasi

1. Teori Hirarki Kebutuhan Maslow ( Needs Hierarchy Theory)

Inti dari teori Maslow adalah bahwa kebutuhan manusia tersusun dalam

suatu hirarki. Hasibuan (2001) mengemukakan jenjang /hierarki kebutuhan

menurut Abraham Maslow, yakni :

a. Physiological needs (kebutuhan fisik dan biologis)

Kebutuhan untuk mempertahankan hidup seperti kebutuhan makan,

minum, sandang, pangan dan sebagainya. Keinginan ini untuk memenuhi

kebutuhan fisik merangsang seseorang untuk berprilaku dan bekerja

dengan giat. Orang yang termotivasi

Bekerja sesuai standar Senang bekerja Merasa berharga

Bekerja keras

Sedikit pengawasan

(9)

b. Safety and security needs (kebutuhan keselamatan dan keamanan)

Adanya rasa keamanan dan ketenangan jiwa, atas jaminan kepastian serta

perlindungan terhadap segala sesuatu yang dapat membahayakan diri

pribadi dan karir dalam pekerjaan.

c. Affiliation or acceptance needs (kebutuhan sosial)

Kebutuhan sosial dibutuhkan karena merupakan alat untuk berinteraksi

sosial, serta diterima dalam pergaulan kelompok pekerja dan masyarakat

lingkungannya. Pada asalnya manusia normal tidak akan mau hidup

menyendiri seorang diri di tempat terpencil, ia selalu membutuhkan hidup

berkelompok.

d. Esteem or status needs (kebutuhan akan penghargaan)

Kebutuhan akan penghargaan diri mencakup kebutuhan untuk mencapai

kepercayaan diri, prestasi, kompetensi, pengetahuan, penghargaan diri,

kebebasan independensi, status, pengakuan, apresiasi terhadap dirinya, dan

respek yang diberikan oleh pihak lain.

e. Self Actualization (aktualisasi diri)

Adalah kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kemampuan,

keterampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang

sangat memuaskan/ luar biasa. Kebutuhan ini merupakan realisasi lengkap

(10)

2. Teori Motivasi Dua Faktor Dari Herzberg

Menurut Frederick Herzberg orang menginginkan dua macam faktor

kebutuhan yaitu: (Hasibuan,2001)

1. Kebutuhan akan kesehatan atau kebutuhan pemeliharaan maintenance

factors (faktor pemeliharaan). Faktor pemeliharaan berhubungan dengan

hakekat manusia yang ingin memperoleh ketentraman dan kesehatan

badaniah.

2. Faktor pemeliharaan menyangkut kebutuhan psikologis seseorang,

kebutuhan ini meliputi serangkaian kondisi intrinsik, kepuasan pekerjaan

(job content) yang apabila terdapat dalam pekerjaan akan menggerakkan

tingkat motivasi yang kuat, yang dapat menghasilkan pekerjaan dengan

baik.

Dari teori ini dapat diambil kesimpulan bahwa dalam perencanaan

pekerjaan harus diusahakan sedemikian rupa, agar kedua faktor ini (faktor

pemeliharaan dan faktor psikologis) dapat dipenuhi supaya dapat membuat para

karyawan menjadi lebih bersemangat dalam bekerja.

3. Teori Motivasi Prestasi McClelland

David C. McClelland dalam (Thoha, 2007) mengemukakan bahwa

manusia pada hakikatnya mempunyai kemampuan untuk berprestasi di atas

kemampuan orang lain. Dia berpandangan bahwa kebutuhan untuk berprestasi itu

adalah suatu yang berbeda dan dapat dibedakan dari kebutuhan-kebutuhan

lainnya. Lebih penting lagi kebutuhan berprestasi ini dapat diisolasikan dan diuji

(11)

Menurut McClelland, seseorang dianggap mempunyai motivasi untuk

berprestasi jika ia mempunyai keinginan untuk melakukan suatu karya yang

berprestasi lebih baik dari prestasi karya orang lain.

Dari hasil risetnya, mengenai motivasi prestasi McClelland menemukan

empat karakteristik orang-orang yang berprestasi tinggi, antara lain :

1. Suka mengambil resiko moderat.

orang semacam ini mengambil resiko yang tidak terlalu besar resikonya

dan pula tidak terlampau rendah.

2. Memerlukan umpan balik yang segera.

Seseorang yang mempunyai kebutuhan prestasi tinggi, pada umumnya

lebih menyenangi akan semua informasi mengenai hasil-hasil yang

dikerjakannya. Informasi yang merupakan umpan balik yang bisa

memperbaiki prestsinya dikemudian hari sangat dibutuhkan oleh orang

tersebut.

3. Memperhitungkan keberhasilan.

Orang yang berpestasi tinggi, pada umumnya hanya memperhitungkan

keberhasilan prestasinya saja dan tidak memperdulikan

penghrgaan-penghargaan materi. Ia lebih puas pada nilai intrisik dari tugas yang

dibebankan kepadanya sehingga menimbulkan prestasi dan sama sekali

tidak mengharapkan hadiah-hadiah materi atau penghargaan lainnya atas

(12)

4. Menyatu dengan tugas.

Sekali orang yang berprestasi tinggi memilih suatu tujuan untuk dicapai,

maka ia cenderung untuk menyatu dengan tugas pekerjaannya sampai ia

benar-benar berhasil secara gemilang. Hal ini berarti bahwa ia bertekat

akan mencapai tujuan yang telah dipilihnya dengan ketekatan yang bulat

tidak setengah-setengah.

e. Metode Motivasi

Menurut Siregar (1988), bahwa ada dua metode dalam

memberikan motivasi, yaitu :

a. Motivasi Langsung (Direct Motivation)

Motivasi langsung adalah motivasi (materi dan non materil) yang

diberikan secara langsung kepada setiap individu pegawai untuk

memenuhi kebutuhan dan kepuasannya. Jadi sifatnya khusus, seperti

pujian, penghargaan, tunjangan hari raya, bonus, bintang jasa dan lain-lain.

b. Motivasi Tidak Langsung (Indirect Motivation)

Motivasi tidak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya

merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah

kerja atau kelancaran tugas, sehingga para pegawai betah dan bersemangat

melakukan pekerjaannya. Misal, kursi yang empuk, mesin-mesin yang

(13)

Motivasi tidak langsung ini besar pengaruhnya untuk merangsang

semangat bekerja pegawai, sehingga produktivitas kerjanya meningkat.

f. Proses Motivasi

Hasibuan (2001), mengemukakan bahwa proses motivasi adalah sebagai

berikut:

1. Tujuan

Dalam proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi,

baru kemudian para karyawan dimotivasi kearah tujuan. Mengetahui

kepentingan hal yang penting dalam komunikasi yang baik dengan

karyawan dan tidak hanya melihat dari sudut kepentingan pimpinan dan

perusahaan.

2. Komunikasi Efektif

Dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dengan

karyawan, karyawan harus mengetahui apa yang akan diperolehnya dan

syarat apa saja yang harus dipenuhi secara insentif tersebut diperolehnya.

3. Integrasi

Tujuan proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan dan

tujuan kepentingan karyawannya. Dimana tujuan karyawan harus

(14)

4. Fasilitas

Pimpinan penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi

(perusahaan) dan individu karyawan yang akan mendukung kelancaran

pelaksanaan pekerjaan.

5. Team Work

Pimpinan harus membentuk team work yang terkordinir baik yang bisa

mencapai tujuan perusahaan. Team work perusahaan penting karena dalam

suatu perusahaan biasanya terdapat banyak bagian

2. Semangat Kerja

a. Definisi Semangat Kerja

Menurut Goerge A. Steiner (1979) dalam bukunya Strategic Planning

dalam (Sudarman Danim, 2004 ) menyatakan bahwa semangat kerja adalah

kesepakatan batiniah yang muncul dari dalam diri seseorang atau sekelompok

orang untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan.

Kesepakatan batiniah muncul dari individu atau kelompok untuk mencapai tujuan

organisasi.

Menurut Alex S. Nitisemito (2001) mengatakan semangat kerja adalah

upaya melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga dengan demikian pekerjaan

akan dapat diselesaikan dengan lebih baik. Dengan demikian dapat diartikan

semangat kerja merupakan suatu kondisi bagaimana seseorang karyawan

melakukan pekerjaan sehari-hari. Semakin tinggi semangat kerja akan semakin

(15)

kelompok dimana ada tujuan yang jelas dan tepat yang dirasakan menjadi penting

dan terpadu dengan tujuan individu.

Sondang P. Siagian (2003) menegaskan bahwa semangat kerja karyawan

menunjukkan sejauh mana karyawan bergairah dalam melakukan tugas dan

tanggung jawabnya didalam organisasi. Semangat kerja karyawan dapat dilihat

dari : kehadiran, kedisiplinan, ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan dan

produktivitas.

Sedangkan menurut Guba dalam (Mutiara,2002) mendefenisikan semangat

kerja, sebagai berikut:

1) semangat kerja adalah kondisi dari sebuah kelompok dimana ada tujuan

yang jelas dan tetap yang dirasakan menjadi penting dan terpadu dengan

tujuan individu.

2) semangat kerja adalah pemilikan atau kebersamaan. Semangat kerja

merujuk kepada adanya kebersamaan. Hal ini merupakan rasa pemahaman

dengan perhatian terhadap unsur-unsur dari pekerjaan seseorang, kondisi

kerja, rekan kerja, penyelia, pimpinan, dan perusahaan. Unsur penting dari

semangat kerja adalah adanya keinginan untuk mencapai tujuan dari

(16)

Kesimpulannya semangat kerja adalah gairah dan upaya karyawan

melakukan pekerjaan tugas dan tanggung jawabnya secara lebih giat sehingga

dengan demikian pekerjaan akan dapat diselesaikan dengan lebih efektif dan

produktivitas kerja karyawan semakin tinggi.

b. Tujuan dan Manfaat Semangat Kerja

Alex S. Nitisemito (2001) mengatakan bahwa tujuan dan manfaat

semangat kerja adalah untuk meningkatkan produktivitas yang lebih baik.

Sehingga instansi atau organisasi perlu menimbulkan semangat kerja karyawan

yang tinggi, akan mempermudah untuk mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan sebelumnya, sementara apabila semangat kerja rendah maka

produktivitas juga rendah.

Indikasi turunnya semangat kerja antara lain :

1) Rendahnya produktivitas.

2) Tingkat absensi karyawan tinggi .

3) Tingkat perpindahan karyawan tinggi.

4) Tingkat keresahan yang tinggi.

5) Menimbulkan kegelisahan.

(17)

Sebab-sebab rendahnya semangat kerja antara lain adalah :

1) Upah atau gaji yang rendah.

2) Insentif yang tidak terarah.

3) Kondisi lingkungan kerja yang buruk.

4) Ketidakpuasan para karyawan.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Semangat Kerja

Malayu S.P. Hasibuan (2001) menyebutkan faktor yang mempengaruhi

semangat kerja karyawan antara lain:

1) Gaji yang diterima

Gaji yang diberikan pada karyawan harus sesuai dengan apa yang telah

diberikan karyawan pada organisasi.

2) Perhatian pada kebutuhan rohani dan harga diri

Karyawan akan merasa tenang apabila mereka senantiasa diperhatikan

dan diakui keberadaannya.

3) Situasi dan lingkungan kerja

Situasi dan lingkungan kerja yang semberaut dan tidak mengenakkan

akan menyebabkan karyawan menjadi gerah dan tidak nyaman dalam

bekerja.

4) Adanya kesempatan untuk maju

Adanya kesempatan untuk meniti karir kejenjang yang lebih tinggi dapat

memberikan dorongan bagi karyawan untuk lebih bersemangat dalam

(18)

5) Keamanan kerja yang baik

Karyawan yang bekerja pada bagian yang memiliki resiko yang lebih

banyak akan diawasi oleh rasa was-was, sehingga dalam bekerja mereka

kurang optimal.

6) Keadaan lingkungan sosial

Dalam tempat kerja Teman kerja yang tidak egois, pengertian akan

membuat karyawan yang bersangkutan merasa betah dan bersemangat

dalam bekerja.

d. Faktor-faktor Untuk Mengukur Semangat Kerja

Menurut Hasibuan dalam ( Lesmarni : 2015) faktor-faktor untuk

mengukur semangat kerja adalah :

1. Keinginan

Motivasi dan dorongan bekerja akan terbentuk bila seseorang memiliki

keinginan atau minat dalam mengerjakan pekerjaannya. Yang lebih dipentingkan

oleh karyawan adalah seharusnya bekerja untuk organisasi bukan lebih

mementingkan pada apa yang mereka dapat. Seseorang akan dikatakan lebih

mementingkan gaji dari pada bekerja. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa

seseorang dengan gaji yang tinggi masih juga berkeinginan untuk pindah bekerja

di tempat lain. Seseorang yang benar-benar ingin bekerja, akan bekerja dengan

baik meskipun tanpa pengawasan dari atasannya dan juga mereka akan bekerja

(19)

kerja yang tinggi akan menganggap bekerja sebagai sesuatu hal yang

menyenangkan bukan hal yang menyengsarakan.

2. Kesungguhan

Aspek ini menunjukkan adanya kesungguhan seseorang untuk selalu

konstruktif walaupun sedang mengalami kegagalan yang ditemuinya dalam

bekerja. Seseorang yang memiliki semangat kerja yang tinggi tentunya tidak akan

memilih sikap yang pesimis apabila menemui kesulitan dalam pekerjaannya.

3. Kesenangan

Kesenangan dalam bekerja yaitu kepuasan hati, kenyamanan, dan

kebahagiaan (hidup) seseorang dalam melaksanakan atau melakukan pekerjaan.

Karena manusia membutuhkan kesenangan sesuai dengan keperluanya.

4. Kepuasan

Kepuasan kerja merupakan keadaan emosional yang menyenangkan atau

tidak menyenangkan dimana para karyawan memandang pekerjaan mereka.

3. Pengaruh Pemberian Motivasi Terhadap Semangat Kerja

Dalam sebuah perusahaan, motivasi merupakan suatu masalah pokok yang

menutut perhatian manajemen perusahaan, terutama bagi mereka yang menduduki

jabatan sebagai pemimpin perusahaan. Pemberian motivasi kepada karyawan

menjadi daya penggerak yang akan meningkatkan semangat kerja karyawan dan

(20)

dimilikinya adalah menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas kerja

meningkat.

Sementara itu, manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang

yang termotivasi adalah : pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat. Artinya,

pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu yang

sudah ditentukan, serta orang akan senang melakukan pekerjaannya. Sesuatu yang

dikerjakan karena ada motivasi yang mendorongnya akan membuat orang senang

mengerjakanya. Orang pun akan merasa dihargai/diakui.

Hal ini terjadi karena pekerjaannya betul-betul berharga bagi orang yang

termotivasi. Orang yang termotivasi akan bekerja keras. Hal ini akan dimaklumi

karena dorongan yang begitu tinggi untuk menghasilkan sesuai target yang

mereka tetapkan. Kinerjanya akan dipantau oleh individu yang bersangkutan dan

tidak akan membutuhkan terlalu banyak pengawasan. Semangat juangnya akan

tinggi. Hal ini akan memberikan suasana bekerja yang bagus di semua bagian.

F. Hipotesis

Berdasarkan dari uraian latar belakang serta perumusan masalah yang

telah dikemukakan sebelumnya, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai

berikut :

1. Hipotesis Nihil ( Ho)

“Tidak ada pengaruh positif antara pemberian motivasi terhadap

(21)

2. Hipotesis Alternatif ( Ha)

“ Ada pengaruh positif antara pemberian motivasi terhadap semangat

kerja karyawan PT Bank SUMUT cabang Iskandar Muda”.

G. Definisi Konsep

Untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang

akan diteliti, maka perlu ditetapkan definisi konsep yang jelas :

1. Motivasi.

adalah proses-proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya,

diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela

(volunter) yang diarahkan kearah tujuan tertentu.

2. Semangat kerja.

adalah upaya melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga demikian

pekerjaan akan dapat diselesaikan dengan lebih baik.

3. Pengaruh pemberian motivasi terhadap semangat kerja.

yaitu Pemberian motivasi kepada karyawan menjadi daya penggerak yang

akan meningkatkan semangat kerja karyawan dan mendorong karyawan

untuk mengerahkan segala kemampuan dan energi yang dimilikinya

(22)

H. Definisi Operasional

Menurut Singarimbun (1999) defenisi operasional merupakan petunjuk

bagaimana suatu variabel dapat diukur. Adapun defenisi operasional dalam

penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas (Motivasi), indikatornya sebagai berikut :

1. Kebutuhan fisik dan biologis.

Kebutuhan untuk mempertahankan hidup, yang termasuk dalam

kebutuhan ini adalah kebutuhan makan, minum dan sebagainya.

Keinginan ini untuk memenuhi kebutuhan fisik merangsang seseorang

untuk berprilaku dan bekerja dengan giat.

2. Kebutuhan keselamatan dan keamanan.

Adanya rasa keamanan dan ketenangan jiwa, atas jaminan kepastian serta

perlindungan terhadap segala sesuatu yang dapat membahayakan diri

pribadi dan karir dalam pekerjaan.

3. Kebutuhan sosial

Kebutuhan sosial dibutuhkan karena merupakan alat untuk berinteraksi

sosial, serta diterima dalam pergaulan kelompok pekerja dan masyarakat

lingkungannya. Pada asalnya manusia normal tidak akan mau hidup

menyendiri seorang diri di tempat terpencil, ia selalu membutuhkan hidup

berkelompok.

(23)

4. Kebutuhan akan penghargaan

Kebutuhan akan penghargaan diri mencakup kebutuhan untuk mencapai

kepercayaan diri, prestasi, kompetensi, pengetahuan, penghargaan diri,

kebebasan independensi, status, pengakuan, apresiasi terhadap dirinya,

dan respek yang diberikan oleh pihak lain.

5. Aktualisasi diri

Adalah kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan

kemampuan, keterampilan, dan potensi yang ada pada dirinya untuk

mencapai pengembangan diri dan prestasi kerja yang sangat memuaskan/

luar biasa.

2. Variabel terikat (Semangat kerja), indikatornya adalah sebagai berikut :

1. Keinginan.

Seseorang yang memiliki semangat akan bekerja lebih giat tanpa adanya

pengawasan dari atasannya, dan lebih mementingkan pekerjaannya

daripada gaji. Sedangkan orang yang semangat kerja buruk akan lebih

mementingkan gaji daripada bekerja. Oleh sebab itu orang yang bergaji

tinggi belum tentu untuk tidak pindah bekerja ke tempat lain dengan gaji

yang lebih tinggi.

2. Kesungguhan

Kesungguhan seseorang untuk selalu konstruktif walaupun sedang

mengalami kegagalan yang ditemuinya dalam bekerja. Seseorang yang

memiliki semangat kerja yang tinggi tentunya tidak akan memilih sikap

(24)

3. Kesenangan

Kepuasan hati, kenyamanan, dan kebahagian (hidup) seseorang dalam

melaksanakan atau melakukan pekerjaan. Karena manusia membutuhkan

kesenangan sesuai dengan keperluannya.

4. Kepuasan

Keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenagkan dimana

para karyawan memandang pekerjaan mereka.

I. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah dan perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, dan

sistematika penulisan.

BAB II : METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi

dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik

(25)

BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran atau karakteristik lokasi

penelitian berupa sejarah singkat, visi dan misi, tugas dan fungsi

serta struktur organisasi.

BAB IV : PENYAJIAN DATA

Bab ini menyajikan data yang diperoleh selama penelitian

dilapangan.

BAB V : ANALISIS DATA

Bab ini memuat tentang kajian dan analisis data yang diperoleh

pada saat penelitian di lapangan dan memberikan interpretasi

terhadap masalah yang diteliti.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran

Gambar

Gambar 1. Ciri-ciri orang yang termotivasi

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini, memaparkan proses pembentukan jiwa kewirausahaan pada pemilik Zig Zag yaitu Bapak Wahono dan proses kewirausahaan yang berlangsung dalam usaha Zig

perguruan tinggi) perlu menurunkan standar dalam panduan juklak dan juknis untuk hal- hal yang umum/generik... Peran

Sistem Kontrol Elektromekanik dan Elektronik3. Sistem

This paper specifically explored the communal space and the living culture for people that live on the water especially Banjar tribes in Banjarmasin and Bajo tribes in

The analyst(s) named in this report certifies that all of the views expressed by the analyst(s) in this report reflect the personal views of the analyst(s) with regard to any and

The analyst(s) named in this report certifies that all of the views expressed by the analyst(s) in this report reflect the personal views of the analyst(s) with regard to any and

Perairan Pulau Pari dapat dijadikan sebagai lokasi alternatif untuk tempat budidaya kekerangan seperti siput gonggong dan kerang darah di luar habitat aslinya, sesudah

GRESIK UIN Sunan Ampel 1120 SITI NUR KHOLILAH, S.Pd.. GRESIK UIN