• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKADASI hari Tuhan Sri Hari non picture

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "EKADASI hari Tuhan Sri Hari non picture"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

“Ada lima buah perahu untuk menyelamatkan orang-orang yang sedang tenggelam di lautan du-nia material, yaitu: 1. Sri Visnu, 2. Bhagavad-gita, 3. Srimati Tulasi-devi, 4. Lembu, 5. Ekadasi " (Sabda Sri Krishna kepada Garuda di dalam Garuda Purana)

"Di antara tumbuh-tumbuhan, Tulasi yang suci itulah yang paling Aku Sayangi, di antara nama-nama bulan, bulan Kartika yang paling Aku Sayangi, diantara tempat-tempat suci, tempat-Ku Dvaraka yang tercinta, dan di antara semua hari-hari, Ekadasi-lah yang paling Aku sayangi". (Padma Purana, Uttara Khanda 112.3)

"Ketika seseorang berpuasa, segala dosa-dosa yang tidak berimbang dinetralisasi, api pencer-naannya bertambah, dan badan serta pikirannya dinormalisasi. Sebagai tambahan, dia merasakan badannya ringan, nafsu makan baik, merasakan haus yang sehat, buang kotoran teratur dan pen-cernaannya teratur, demikian juga kekuatan, energinya yang mapan" (Ayur-veda: Astanga hrdayam 1.3)

"Yang berikut ini adalah manfaat-manfaat dari puasa-puasa: Kejernihan dan kesehatan dari se-genap organ-organ tubuh berjalan dengan lancar. Buang hajat besar teratur, merasakan keringa-nan badan. Memiliki nafsu makan yang baik, merasakan lapar dan dahaga pada waktu yang tera-tur, badan terasa rileks dan terhindar dari ketegangan, ketidakceriaan, dan bebas dari perasaan murung" (Ayurveda : Sutrasthanam 14.17).

(3)

Buku yang telah diterbitkan :

1. Cerita-cerita Veda

2. Cerita – Cerita Rohani

3. Lila-lila Rohani Sri Caitanya Mahaprabhu

4. Kisah Rohani Sri Jagannatha

5. Ekadasi hari Tuhan Sri Hari

6. Tulasi Devi

Pembaca yang tertarik dalam mata pelajaran dari buku ini dapat berkorespondensi ke Pasraman-pasraman ISKCON (HARE KRISHNA) terdekat yang ada di Indonesia khususnya di Bali se-perti tersebut di bawah ini :

1. Sri Sri Jagannath-Gaurangga Ashram, Jln. Tukad Balian No. 108 Sidakarya - Denpasar. Telp: (0361) 7424193.08123807300

2. Sri-Sri Radha-Rasesvara Ashram, Jln. Tanah Putih, Gg. Tanah Ayu, Blumbungan, Sibang Gede, Abiansemal, Badung. Telp: (0361) 228391, 081236788708

3. Sri-Sri Nitai-Gaurangga Ashram, Banjar Sayan, Baleran, Desa Werdi Buana, Mengwi. Telp: (0361) 7445629.

4. Sri-Sri Radha-Madhava Ashram, Jl. Raya Siangan, Desa Siangan, Gianyar. Telp: 08283681779 5. Sri-Sri Radha-Kunjavihari Ashram, Br. Celuk, Desa Paksebali, Depan Lapangan Tembak,

Klung-kung . Telp. 08123656901

6. Kiskenda Krishnaloka Ashram, Lingkungan Br. Wani, Desa Gadungan, Selemadeg Timur, Taba-nan. Telp. 08124602212

7. Sri-sri Nitai Gaurancanda Ashram, Jln. Gempol, Banyuning Singaraja. Telp. 0361-22750 8. Pasraman Nagar Sankirtan Mandir, Jl. Pudak, Br. tembles Desa Penyaringan Jembrana HP.

081339670422

9. Sri Sri Nitai Gauracandra Ashram Jln Raya Banyu Urip Gg. Bhaktivedanta 108 Dusun Gumesa Uta-ra, Gerung Lobar-Lombok. Telp. 081916004932, 085737698034

10. Harinam Sankirtan Center Jln Visnu no 2 Cakranegara Mataram, 081916004932, 087865479713. Vaikuntha Vegetarian jl yudistira 11 karang jasi Mataram,

11. Narayana Smrti Ashram.Jl. Sudharsanacakra No.3 Depok, Maguwoharjo Kab.Sleman Yogyakar-ta... tlp. 085742371129

1. 12.Sri Nilachala kshetra jakarta. Jl pasar baru selatan no 7f lantai 2 pasar baru jakart pusat 12. Sri Sri Radha Gopinath Ashram, Surabaya Indonesia.

2. Perumahan Wisma Lidah Kulon Blok B No.62 A, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya, Indonesia, 3. 081703637209 (rasa sindhu das), 082188676798 (syama bandhu das), 085232071823 (srivatsa

krsna das), 08175270775 (sandya avatara das) 4. Website : http://iskconsurabaya.wordpress.com/ 13. Krishna Balaram Ashram : Malang

atau

situs : www.krishna.com, www.krishna-bali.com, www.iskcon.com

e-mail : anantavijaya@yahoo.com, sugita_sri@yahoo.com,

Denpasar, Putrada Ekadasi, 5 Januari 2011 Alihbahasa dan disajikan kembali dari terjemahan awal

(4)

Kepada guru spiritual hamba yang tercinta,

Yang Paling Berkarunia A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada

yang begitu mengagumkan mempresentasikan Sri Isopanisad, karena dengan membaca buku tersebut, yang menjadikan saya terinspirasi untuk mendedikasikan hidup saya kepada

(5)

Bab

(6)

DAFTAR ISI

Pedoman pengucapan Sansekerta (tidak disajikan) Kata Pengantar

Prakata

Guru Spiritual yang sempurna Pendahuluan

Doa

1/ Utpanna Ekadasi 2/ Moksada Ekadasi 3/ Saphala Ekadasi 4/ Putrada Ekadasi 5/ Sat-tila Ekadasi 6/ Jaya Ekadasi 7/ Vijaya Ekadasi 8/ Amalaki Ekadasi 9/ Papamocani Ekadasi 10/ Kamada Ekadasi 11/ Varuthini Ekadasi 12/ Mohini Ekadasi 13/ Apara Ekadasi 14/ Nirjala Ekadasi 15/ Yogini Ekadasi 16/ Padma Ekadasi 17/ Kamika Ekadasi 18/ Putrada Ekadasi 19/ Aja Ekadasi

20/ Parivartini Ekadasi 21/ Indira Ekadasi 22/ Papankusa Ekadasi 23/ Rama Ekadasi 24/ Haribodhini Ekadasi 25/ Padmini Ekadasi 26/ Parama Ekadasi

Riwayat Penulis (tidak disajikan) Daftar Kata

(7)

KATA PENGANTAR

Srila Prabhupada suatu hari berkata bahwa kepustakaan suci Veda yang sangat ce-merlang itu menyuguhkan bermacam-macam jalan bagi golongan-golongan manusia yang berbeda-beda dengan demikian kita menemukan 18 Purana, yaitu: 6 bagi mereka yang memiliki sifat sattvam, 6 yang termasuk golongan rajas, 6 bagi mereka yang termasuk ta-mas. Sebagai tambahan kita juga mendapatkan Upanisad-Upanisad, Vedanta-sutra, Itihasa-itihasa yang agung seperti Mahabharata dan Ramayana dan banyak lagi macam kepustakaan Veda yang lain.

Semua buku-buku Veda ini mempunyai tujuan yang satu, seperti yang telah dinya-takan di dalam Bhagavad-gita (15-15): vedaisca sarvair aham eva vedyah “dari seluruh Veda Aku (Sri Krishna) yang seharusnya diketahui." Dengan demikian pustaka suci Veda diperun-tukkan bagi semua umat manusia, di dalam tingkatan kerohanian apapun atau di dalam zaman apapun mereka hidup, dan dalam kesibukan mereka berada dan kemajuan apapun yang mereka capai di dalam mencari kesempurnaan, semua itu akan berkulminasi pada cinta yang murni terhadap Tuhan, kesadaran Krishna.

Buku yang mengagumkan ini tentang hari-hari Ekadasi, diterjemahkan demikian baiknya oleh Penulis, dengan penuh daya tarik di dalam mengungkapkan isi pustaka suci Veda dengan cara dinamis. Yang paling penting, buku ini memiliki otoritas dan autentik, karena terjemahannya menganut standar kepustakaan suci Veda seperti Bhavisya Purana, Brahmanda Purana, dan Skanda Purana dan sebagian besar terdiri dari atas percakapan Sri Krishna sendiri dengan bhakta-Nya yang agung, Maharaja Yudhistira.

Selanjutnya kami menandai, bahwa karunia yang diperoleh dengan menjalankan Ekadasi secara tepat akan menarik perhatian di kalangan penganut-penganut kerohanian. Jadi, misalnya orang-orang yang sudah berkeluarga akan tertarik dengan hadiah yang me-rupakan putra-putra yang baik, kesejahteraan rumah tangga, dan sebagainya. Sedangkan bagi mereka yang memiliki keterikatan-keterikatan akan dimotivasi oleh kesempatan akan merasakan cinta terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa dengan cepat.

Tentu saja kemuliaan Ekadasi yang sebenarnya adalah semua golongan umat ma-nusia bisa mencapai kemajuan ke arah tujuannya dengan cepat ialah kesadaran Krishna dengan mentaati hari yang suci ini secara benar. Sri Caitanya Mahaprabhu sendiri dengan ketat sekali menjalankan hari-hari Ekadasi ini, dan beliau meminta agar semua pengikut-pengikut Beliau melakukan hal yang sama. Dengan membaca buku ini secara tekun dan mantap tidak sangsi lagi mereka akan dapat memajukan pengertian mereka tentang hari Ekadasi dan penerapannya yang sangat penting ini.

Penulisnya, menyuguhkan contoh-contoh yang ideal menyangkut hal tersebut dengan cara menjalankan Ekadasi dengan ketat, dan beliau sendiri memberikan kita se-mua suatu penerangan yang penting mengenai kepustakaan kesadaran Krishna.

(8)

PRAKATA

Publikasi dari Bhaktivedanta Institute sesuai dengan kesimpulan ilmiah dan teologi dari pengetahuan kuno yang ditulis sebagai Veda. Wujud Veda adalah basis dari suatu pe-radaban dan budaya yang memberikan kepentingan yang tertinggi untuk mengangkat sang roh dari cengkeraman keduniawian. Demikianlah budaya Veda mengajarkan seorang untuk mengadopsi suatu kedisiplinan, gaya hidup kesadaran Tuhan sehingga sang roh itu bisa mengalami pengalaman kebahagiaan yang tak terbatas dengan mengembangkan ke-sadaran ketuhanan yang penuh, atau keke-sadaran Krishna.

Dalam garis perguruan kesadaran Krishna, berpuasa pada kurun waktu yang tetap adalah sangat direkomendasikan untuk keduanya; kemajuan secara fisik dan secara spiri-tual. Sains tentang pengetahuan nutrisi mengatakan bahwa periode berpuasa memiliki manfaat yang sangat luar biasa bagi badan dengan memberikan organ pencernaan suatu masa rehat dan membiarkan untuk pembersihan secara internal. Dengan begitu badan kemudian berfungsi secara lebih efektif. Bahkan akan lebih penting bagi bhakta Krishna, bagaimanapun, manfaat spiritual akan diperoleh dengan berpuasa pada hari-hari bertuah tertentu, secara ketat mengikuti aturan dan peraturan. Maka bhakta kesadaran Krishna bergembira berpuasa dua kali sebulan, pada hari kesebelas dari bulan purnama dan bulan mati. Seperti yang dijelaskan dalam buku ini, seorang yang berpuasa pada hari ini, yang dinamakan Ekadasi, mencapai tidak hanya manfaat secara fisik tapi mendapatkan manfaat yang mahahebat secara spiritual sepenuhnya.

Bhaktivedanta Institute secara luar biasa menyambut buku yang indah ini—

Ekadasi, hari dari Tuhan Sri Hari—oleh Penulis, anggota dari Bhaktivedanta Institute. Pe-nulis adalah sarjana bahasa Sansekerta dan telah secara ekstensif berpengalaman dalam mempraktekkan dalam pelayanan bhakti dari masa kanak-kanak. Beliau dengan bersusah payah mengalihbahasakan bab ini dari berbagai Purana untuk kemajuan kita. Kami berha-rap bahwa buku ini akan menginspirasikan bebeberha-rapa pencari kebajikan tentang Kebena-ran Mutlak, Sri Krishna, untuk secara serius mulai melaksanakan Ekadasi.

(9)

Guru Spiritual Yang Sempurna

Yang mulia penuh karunia A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada muncul di sua-tu keluarga dari bhakta kesadaran Krishna pada tahun 1896 di Calcutta, India. Dari masa kanak-kanak beliau menunjukkan tanda-tanda seorang bhakta Tuhan, sibuk dalam kirtana

dan bermain kesadaran Krishna di sekolah. Ayahnya, Gour Mohan De, memberinya lati-han spiritual yang sungguh-sungguh.

Srila Prabhupada pertama kali bertemu dengan guru kerohaniannya, Srila siddhanta Sarasvati Gosvami (1874 – 1937), di Calcutta pada tahun 1922. Srila Bhakti-siddhanta Sarasvati, bagian dari garis perguruan Brahma-Madhva Gaudiya, adalah seorang yang agung dan sarjana dari filosofi kesadaran Krishna dan pendiri enam puluh empat

Gaudiya Maths di India. Pada pertemuan pertama mereka, Srila Prabhupada menerima in-struksi yang menginspirasi nya untuk membawa tentang suatu revolusi spiritual di dunia. Srila Bhaktisiddhanta Sarasvati berkata, “anda adalah seorang pemuda yang terdidik. Ke-napa kamu tidak mengajarkan pesan Tuhan Caitanya Mahaprabhu ke seluruh dunia?” wa-laupun pengikut dari Veda dan memuja Sri Krishna, Personalitas Tertinggi Tuhan Yang Maha Esa, sejak masa yang lampau , pengetahuan filosofi mereka dan literatur transcen-dental masih tetap tidak dikenal di luar India. Dengan mengikuti guru Kerohaniannya, Srila Prabhupada menjadi suatu penghubung keseluruhan yang penting dalam transmisi dari menyebarkan pengajaran yang asli oleh Tuhan Krishna sendiri.

Pada tahun 1944 Srila Prabhupada menerbitkan Back to Godhead, sebuah majalah berbahasa Inggris yang menguraikan secara terinci pengetahuan transendental dari kesa-daran Krishna. Menggunakan uang miliknya dan bekerja dengan tanpa asisten, dia menu-lis, mengedit, mengoreksi cetakan percobaan, percetakan dan distribusi majalah itu ke se-luruh India utara.

Selama tahun-tahun berlalu, Srila Prabhupada bermimpi beberapa kali bahwa Srila Bhaktisiddhanta Sarasvati mengatakan kepadanya untuk meninggalkan kehidupan beru-mah tangga dan mengambil tingkatan hidup spiritual tertinggi, tingkat pelepasan sannyasa. Ketika Srila Prabhupada bermimpi kembali di Vrindavana, tempat suci yang sangat dicin-tai Sri Krishna, beliau memutuskan untuk mengambil tantangan itu.

Pada September tahun 1959 Srila Prabhupada mengambil sumpah pelepasan ika-tan dari sarjana terkenal Srila Kesava Maharaja di Mathura dan diberikan nama A.C. Bhaktivedanta Swami, sebagai seorang sannyasi, Srila Prabhupada berada dalam suatu po-sisi yang ideal untuk memenuhi perintah dari guru kerohaniannya, tapi dia memerlukan buku-buku dan bantuan finansial untuk berkunjung ke Amerika.

Tergantung sepenuhnya pada karunia Tuhan Krishna, Srila Prabhupada mulai sua-tu proyek sastra yang monumental—memproduksi suasua-tu elaborasi secara beranotasi ter-jemahan bahasa Inggris dari Srimad-Bhagavatam karya Srila Krishna Dvaipayana Vyasa, in-karnasi sastra Tuhan. Srimad-Bhagavatam suatu eksiklopedia kitab suci, yang sering disebut sebagai “buah matang dari literatur Veda: karena bhagavatam menguraikan secara ekslusif Tuhan itu personalitas dan lila transendental-Nya. Srila Prabhupada berjuang sendirian, menulis dan mengedit pekerjaan yang luar biasa dan mengumpulkan uang untuk mence-tak tiga volume pertama. Setelah sepenuhnya volume pertama lengkap, beliau memper-kenalkan satu cetakan kepada Perdana Menteri India, Lal Bahadur Shastri, yang meng-hargai karya kesarjanaan dari Srila Prabhupada.

(10)

me-ninggalkan India dengan karyanya Srimad-Bhagavatam, sepasang karatala ( cenceng), dan empat puluh rupee mata uang India ( kira-kira tujuh dolar).

Empat puluh hari perjalanan terbukti penuh kesulitan. Beberapa hari di laut, kapal

Jaladuta terempas badai yang keras, dan Srila Prabhupada menderita tidak hanya mabuk laut tapi juga mengalami dua kali serangan jantung. Untuk dua malam berturut-turut se-rangan itu datang, dan pada usia enam puluh sembilan beliau mengetahui hal itu akan be-rakibat fatal. Pada malam hari yang ketiga, beliau bermimpi bahwa Tuhan Sri Krishna Sendiri menghimbau beliau dan memberikan perlindungan sepenuhnya. Serangan itu ti-dak berulang.

Ketika pada akhirnya kapal Jaladuta berlabuh di pelabuhan Boston pada 17 Sep-tember 1965, Srila Prabhupada menulis, “Tuhan Sri Krishna tercinta ku, Anda begitu berkarunia terhadap roh yang tidak ada artinya ini, tapi saya tidak tahu bagaimana menga-pa Anda membawa saya ke sini. Sekarang Anda bisa melakukan amenga-papun yang Anda suka dengan diriku……bagaimana saya akan membuat orang Barat mengerti pesan kesadaran Krishna? Saya sangat tidak beruntung, tidak berkualifikasi, dan sangat jatuh, saya memo-hon berkah karunia Mu sehingga saya bisa meyakinkan mereka, seperti saya tanpa daya melakukan untuk diri saya.”

Kemudian, dengan buku-buku beliau dan sedikit uang, Srila Prabhupada memasu-ki dunia metropolis yang luas, New York City. Memasumemasu-ki musim dingin pada tahun 1965 -1966 beliau berjuang dalam iklim yang dingin, menjual beberapa buku dari Srimad-Bhagavatam kepada orang - orang yang ingin tahu. Meskipun berada dalam kesulitan, be-liau melanjutkan menulis. Pada akhirnya bebe-liau pindah ke Manhattan Lower East Side, menyewa sebuah apartment dan toko di 26 Second Avenue.

Tersebar berita dikalangan pemuda pencari kebenaran spiritual bahwa seorang

swami dari India telah datang dengan “suatu metode yoga spiritual yang khusus” penguca-pan maha-mantra Hare Krishna pada bulan Juli 1966 Srila Prabhupada secara resmi mem-bentuk International Society for Krishna Consciousness (ISCKON) dengan beberapa murid. Se-gera setelah itu beliau mengajak murid-murid pertamanya dekat Washington Square Park untuk pengucapan Hare Krishna pertama mereka pada publik. Toko beliau yang kecil te-lah mulai menarik perhatian di Lower East Side. Meskipun beliau menerapkan aturan yang ketat—tidak makan daging, hubungan suami istri yang tidak mengikuti aturan, mabuk-mabukan, atau berjudi—beliau dengan segera menarik sedikit pengikut tapi berdedikasi.

Dalam sebulan Srila Prabhupada telah membuka center di San Francisco, Mon-treal, Boston, Los Angeles, dan Buffalo. Beliau mendirikan komunitas pertanian New Vrindavana di Virginia Barat dan mengenakan kepada Barat sistem pendidikan gurukula Veda. Srila Prabhupada juga menginspirasi pembangunan beberapa pusat budaya inter-nasional di India, seperti Sri Chaitanya-chandrodaya Mandir di Bengal Barat, Krishna-Balaram Temple dan wisma tamu di Vrindavana, dan sebuah temple yang luas dan pusat pendidikan di Bombay. Sebelum Srila Prabhupada meninggalkan dunia ini pada tahun 1977, beliau melihat gerakan kesadaran Krishna-nya menyebar ke seluruh dunia, dengan pusat di pusat kota Amerika, Eropa, Afrika, Asia dan Australia.

Walaupun secara rutin mengunjungi—beliau membuat tidak kurang dari empat belas tour dunia dalam dua belas tahun—Srila Prabhupada tidak pernah berhenti menulis mengenai pengetahuan kesadaran Krishna. Lebih dari delapan puluh volume dari buku-buku beliau yang telah dipublikasikan dalam lebih tiga puluh bahasa, dan lebih dari 150 juta eksemplar dari literatur itu yang telah didistribusikan di seluruh dunia. Buku-buku ini termasuk adalah Bhagavad-gita Menurut Aslinya (1968), Ajaran Tuhan Sri Caitanya (1970),

(11)

tiga puluh volume dari Srimad-Bhagavatam (1962-77). Dimanapun Srila Prabhupada ting-gal, beliau mengalihbahasakan literatur Veda dan mengasuh murid-murid dan gerakannya.

Srila Prabhupada menyelesaikan prestasi yang tidak bisa dipahami ini di antara usia enam puluh sembilan dan delapan puluh satu melalui usaha personal yang sangat luar bi-asa dan keyakinan yang tak tergoyahkan kepada Krishna, Tuhan Yang Maha Esa. Anya sedikit prestasi transendental yang beliau raih di ungkapkan di sini. Biografi beliau yang lengkap, ditulis oleh Satsvarupa dasa Goswami, telah tersedia. Diberi judul Srila Prabhu-pada-lilamrta.

(12)

PENDAHULUAN

"Jika seseorang berpuasa pada hari Ekadasi, Aku akan membakar sampai hangus segala do-sa-dosanya dan mengkaruniakan kepadanya sesuatu tempat di kediaman-Ku... Sebenarnya Ekadasi adalah hari yang sangat mulia dan memberi manfaat atau hikmah untuk melebur segala ma-cam dosa apapun, dan hari Ekadasi itu muncul demi untuk memberikan keuntungan kepada setiap orang (Sri Krishna kepada Arjuna. Bab I)

Seperti yang disabdakan oleh Sri Krishna Kepribadian Tuhan Yang Maha Kuasa, di dalam Bhagavad-gita (15.7), mahluk hidup itu yang selalu berjuang di dunia material ini adalah merupakan bunga api rohani bagian dari Diri Beliau Sendiri, sebagai roh utama yang utuh. Sebagaimana halnya fungsi dari bagian-bagian badan itu secara alamiah adalah untuk melayani keseluruhan badan itu, fungsi alamiah makhluk hidup untuk melayani Sri Krishna. Tetapi fungsinya mi telah ditutupi oleh kegelapan, sebab mahluk hidup ini ber-sentuhan dengan alam material. Yang seharusnya dia melayani Sri Krishna, malahan dia sendiri mengidentifikasikan dirinya dengan badan dan pikirannya dan mencoba mengua-sai segenap energi material dari Sri Krishna. Kecemaran yang diakibatkan ini dikenal se-bagai ego palsu atau identifikasi yang palsu paisa terhadap materi. Hal inilah yang menye-babkan sumber dari penderitaan bagi atma. Tetapi sama halnya dengan air yang tercemar bisa disaring dan disuling dan dengan demikian air itu akan menjadi murni, seperti kea-daannya semula, Begitulah mahluk hidup tersebut yang tercemar oleh ego palsu bisa dis-ucikan dengan proses kerohanian kesadaran Krishna. Salah satu dari pada bagian yang penting dalam proses ini adalah melakukan puasa pada hari Ekadasi.

Ekadasi adalah hari pertapaan yang secara teratur dilakukan oleh mereka yang menganut Sanatana Dharma, atau kesadaran Krishna. Eka berarti "satu' dan dasi adalah bentuk feminim dari kata dasa, yang berarti "sepuluh". Dengan demikian Ekadasi berarti hari yang kesebelas yang mencakup baik menuju bulan mati maupun purnama dalam dua minggu pada tiap-tiap bulan. Pada hari-hari yang khusus ini para hari Ekadasi itu sehingga setiap orang bisa meningkatkan kerohaniaannya. Mereka yang berlindung menyerahkan diri kepada Sri Krishna, para bhakta Sri Krishna melakukan puasa ini untuk mendapatkan karunia dari Beliau. Mereka menjadi bebas dari cengkeraman maya, dan kembali pulang ke tempat tinggal Tuhan Yang Maha Esa untuk melayani Sri Krishna selamanya. Sebaliknya orang-orang yang bodoh, mengambil "manfaat dari kesempatan yang suci untuk meraih keuntungan material yang juga dianugerahkan oleh Sri Krishna. Tetapi bahkan orang ma-terialistik pun secara tidak sengaja mendapatkan pembebasan dengan cara melakukan pu-asa Ekadasi secara berkesinambungan. Begitulah besarnya kekuatan hari Ekadasi.

Namun untuk mendapatkan manfaat puasa Ekadasi secara penuh maka para pela-ku harus mengipela-kuti syarat-syarat dan peraturan-peraturan yang ada pada bupela-ku ini. Jika se-gala persyaratan itu dilakukan dengan tepat maka melaksanakan puasa ini mengangkat roh-roh yang jatuh tempat asalnya, yang merupakan kedudukan dasar yaitu mengadakan pelayanan bhakti kehadapan Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu Ekadasi disebut yang terbaik di antara segala situasi apapun. Setiap orang digugah perasaannya untuk me-nikmati buah yang mengagumkan dari pelaksanaan puasa Ekadasi.

(13)

me-lakukan pekerjaan lain. Apabila seseorang melaksanakan puasa, berjapa itu terasa jauh le-bih mudah. Dengan demikian pada hari Ekadasi pekerjaan-pekerjaan lain dapat ditang-guhkan sedemikian rupa, asalkan tidak ada pekerjaan yang sangat mendesak untuk dila-kukan.

Pentingnya Ekadasi dijelaskan dalam Caitanya-caritamrta (Adi-lila, 15.9-10), dalam percakapan antara Sri Caitanya dengan ibu Beliau, Saci-devi: "Pada suatu hari Sri Caitanya Mahaprabhu bersimpuh di kaki ibu Beliau dan mohon kepadanya untuk memberikan Be-liau sesuatu sebagai hadiah. Lalu ibuNya menjawab "Anakku sayang, aku akan memberi-kan kepadaMu apapun yang kamu minta. Lalu Beliau bersabda, "Ibu-Ku Sayang, mohon janganlah makan biji-bijian pada waktu hari Ekadasi". Dalam penjelasan Srila Prabhupada menulis. "Dari sejak Beliau masih kanak-kanak, Sri Caitanya Mahaprabhu telah memper-kenalkan sistem pelaksanaan puasa pada hari Ekadasi. Di dalam Bhakti Sandarbha, oleh Srila Jiva Gosvami, ada suatu kutipan dari Skanda Purana, yang intinya menyatakan bahwa seseorang yang makan biji-biji pada hari Ekadasi, menjadi pembunuh ibunya, ayahnya, saudaranya dan guru kerohaniannya, dan bahkan jika seandainya dia bisa naik ke planet

Vaikuntha dia akan jatuh. Pada hari Ekadasi segala sesuatunya dimasak untuk Sri Vishnu termasuk memasak nasi sehari-harinya dan dal, tetapi telah disepakati, bahwa seorang

Vaisnava pun tidak makan Vishnu-prasadam, pada hari Ekadasi. Dinyatakan bahwa seo-rang Vaisnava tidak boleh menerima makanan apapun yang tidak dipersembahkan terle-bih dahulu kepada Vishnu. Tetapi khusus pada hari Ekadasi seorang Vaisnava bahkan menyentuhpun tidak boleh Maha-prasadam yang telah dipersembahkan kepada Sri Vishnu, meskipun prasadam semacam itu bisa dimakan untuk keesokan harinya. Orang dilarang dengan keras sekali untuk menerima makanan apapun yang terbuat dari biji-bijian pada hari Ekadasi, walaupun dipersembahkan terlebih dahulu kepada Sri Vishnu.

Baik cara pengobatan Barat maupun Ayur-veda kedua-duanya menganjurkan ber-puasa untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan. Sesungguhnya ahli biologi modern dan resi zaman dahulu sepakat mengatakan bahwa, berpuasa itu bisa mening-katkan kesehatan fisik dan mental. Oleh karena itu wajarlah untuk dimengerti bahwa ber-puasa pada EKADASI menghindarkan dan menyembuhkan banyak penyakit. Srila Prab-hupada menyatakan di dalam Srimad-Bhagavatam (1.17.33 penjelasan).

Suatu negara yang menginginkan untuk memberantas korupsi yang merajalela bisa memperkenalkan prinsip-prinsip agama dengan cara sebagai berikut: 1. Wajibkanlah me-reka puasa selama 2 hari dalam 1 bulan jika mungkin bisa lebih (untuk pertapaan). Di-pandang dari sudut ekonomi 2 hari puasa dalam satu bulan seperti itu, Negara akan bisa menghemat berton-ton makanan dan sistem itu juga akan berakibat sangat menguntung-kan bagi kesehatan para warga negaranya.”

(14)

Bagaimana Caranya Melaksanakan Hari Ekadasi

Pada umumnya kata puasa berarti sepenuhnya tidak makan maupun minum, tetapi air acamana dan caranamrta boleh diminum hanya 3 tetes jika seseorang merasa tidak sang-gup melaksanakan puasa seperti ini maka dia bisa makan makanan non grain (tanpa biji-bijian) hanya sekali di sore hari. Makanan seperti ini disebut nakta, atau makan malam yang terdiri dari umbi-umbian, seperti ketela pohon, keladi, kacang tanah (kacang tanah termasuk umbi-umbian), wortel, dan sebagainya, buah-buahan, air, makanan yang dibuat dari susu, gula, sayur-sayuran, kecuali jamur. Dia hendaklah berusaha untuk tidak makan dan minum lebih dari satu kali pada waktu hari Ekadasi. Sebagai yang disabdakan oleh Sri Krishna kepada Arjuna dalam bab I buku ini, hikmah secara utuh bisa didapat oleh seseo-rang yang melakukan puasa sepenuhnya pada hari puasa Ekadasi, sedangkan oseseo-rang-oseseo-rang yang makan atau minum hanya satu kali akan memperoleh setengah dari hikmah itu. Ten-tu saja bagi setiap bhakta dalam kesadaran Krishna, mengajarkan nama suci Tuhan adalah tugas yang paling penting, dan jika dengan berpuasa penuh itu mengganggu tugasnya, maka puasa itu bisa tidak dilaksanakan. Tetapi jika seorang bhakta dapat mengikuti pera-turan-peraturan puasa penuh itu dan masih bisa melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya, sebaiknyalah dia melakukan puasa itu.

Dalam keadaan apapun seseorang harus dengan tegas menghindari makanan yang terdiri atas biji-bijian pada waktu hari Ekadasi. Seseorang seharusnya juga menghindari tidur di siang hari, tidak boleh berhubungan seks, tidak boleh makan sirih, tidak boleh menyentuh yang sedang menstruasi (datang bulan) tidak boleh menyentuh candala (pema-kan daging anjing), tidak boleh menyentuh orang yang sedang mabuk, tidak boleh men-cukur rambut, tidak boleh makan dengan alat-alat yang terbuat dari logam, jika seseorang terpaksa makan pada hari Ekadasi itu, dia juga harus menghindari makanan seperti beri-kut (di samping biji-bijian dan kacang-kacangan), bayam, madu, terong, makan dirumah orang lain, dan garam laut (jenis garam lain seperti garam yang berasal dari karang diizin-kan). Hanya mereka yang sakit sajalah boleh minum obat-obatan pada hari yang suci ini.

Meskipun dewasa ini kalender Veda dimulai dengan bulan Caitra (Maret-April), zaman dahulu tahun baru itu mulai pada bulan Margasirsa, (Nopember-Desember). Ini adalah bulan yang sangat suci. Seperti yang disabdakan Sri Krishna di dalam Bhagavad-gita

(10-35) masanam marga-sirso ham: “Di antara semua nama-nama bulan Aku adalah Marga-sirsa”. Jadi seseorang yang baru mulai melaksanakan puasa Ekadasi, biasanya mengawali pada bulan ini. Terdapat dua Ekadasi setiap bulan, menjelang bulan mati dan menjelang bulan purnama. Kedua-duanya memiliki kekuatan yang sama ampuhnya bagi perkemban-gan spiritual.

(15)

Jika karena suatu hal seorang tidak disengaja lupa melaksanakan Ekadasi pada hari yang ditetapkan, dia bisa melakukan puasa keesokan harinya, Dvadasi, dan kemudian membuka puasanya pada Trayodasi, sehari setelah itu, seperti dinyatakan dalam kitab suci Veda,

ekadasi vipluta ced dvadasi paratah sthita upasya dvadasim tatra yadicched paramam padam

“Jika seseorang yang dengan bertekad bulat menginginkan untuk mencapai tempat tinggal Personalitas Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krishna lupa melaksanakan Ekadasi, dia harus melaksanakannya pada hari Dvadasi sebab Ekadasi masih tetap berlaku bersam-bung ke hari berikutnya.

Selama Ekadasi yang jatuh menjelang bulan purnama, seorang bhakta hendaknya bermeditasi pada 12 nama suci Vishnu dengan berjapa mantra om kesavaya namah dan mantra yang lain yang biasa diucapkan oleh bhakta Tuhan secara sistematis pada waktu mereka memasang tilaka di beberapa bagian tubuhnya. Selama Ekadasi yang jatuh pada hari menjelang bulan mati. Bhakta hendaknya bermeditasi pada 16 nama Suci Vishnu dari kelipatan 4 ekspansi Beliau dan perbanyakan-perbanyakan Beliau yang lain. Seorang bhakta sebaiknya berjapa om sankarsanaya namah, om govindaya namah, dan sebagainya (Mo-hon lihat dalam Caitanya-caritamrta, Madhya-lila 20.195-97)

Selama setiap Ekadasi, seseorang hendaknya secara berkesinambungan bermeditasi kepada Personalitas Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krishna, serta memuja segenap ekspansi-ekspansi Beliau. Dia boleh juga bermeditasi kepada 8 jenis wujud Arca Beliau. Di dalam

Srimad-Bhagavatam (11.27.12) Sri Krishna bersabda kepada Uddhava.

saili daru-mayi lauhi lepya lekhya ca saikati mano-mayi mani-mayi pratimasta-vidha smrta

“Delapan wujud Arca Tuhan Yang Maha Kuasa muncul sebagai batu, kayu, logam, luki-san, pasir, pikiran, dan batu-batu permata"

Jika Ekadasi secara perbintangan dikombinasikan dengan Dasami (hari yang ke-10) menjelang bulan mati atau purnama). Orang itu tidak diharuskan untuk puasa, tetapi jika hari dikombinasikan dengan Dvadasi hari ke-12 menjelang bulan mati atau purnama) hari itu disebut Ekadasi atau Mahadvadasi dan kemudian pada hari itu hendaklah melaksana-kan puasa penuh. Dalam peradaban Veda, Mahadvadasi ini masih dikatamelaksana-kan Ekadasi. Setelah melaksanakan puasa dengan tekun pada hari Ekadasi, dengan mengikuti persyara-tan dan peraturan, dia hendaklah membuka puasanya 2 jam sesudah matahari terbit pada hari Dvadasi.

Menurut kepustakaan suci, setiap orang yang berumur lebih dari lima tahun, hen-daklah sudah melakukan puasa Ekadasi. Juga para acarya menganjurkan anggota dari catur warna di masyarakat, agar melaksanakan Ekadasi dengan tekun dan ketat untuk mencapai tempat suci Sri Krishna, Tuhan Yang Maha Kuasa. Namun ada terdapat instruksi-instruksi berikut ini untuk wanita-wanita yang sudah menikah.

patvo jivati ya nari upasya vrtam acaret ayusam harate bhartur narakam caiva gacchati

(16)

mengirimkannya ke neraka" oleh karena itu seorang wanita yang telah bersuami harus minta izin kepada suaminya sebelum melaksanakan puasa Ekadasi.

Pada keesokan harinya dia hendaklah berserah diri kepada Arca Tuhan Yang Maha kuasa. Sri Krishna atau Sri Rama dan mengucapkan mantra purusa-sukta, dimulai dengan

sloka yang kata-kata awalnya adalah sahasra sirsa purusah. Dia hendaklah bersujud dan ber-meditasi pada Kaki Padma-Nya sambil mengucapkan om damodaraya namah. Kemudian berkonsentrasi pada pinggul-Nya sambil mengucapkan mantra om madhavaya namah, ke-mudian berkonsentrasi pada bagian pribadi-Nya sambil mengucapkan om kamapataya na-mah kemudian pada pinggang-Nya sambil mengucapkan om vamanaya namah, pada pusar-Nya dengan mengucapkan om padmanabaya namah, lalu pada perut-Nya, sambil mengu-capkan om visvamurtaye namah, lalu pada jantung-Nya sambil mengucapkan om jnanagamyaye namah, pada tenggorokan-Nya, sambil mengucapkan om srikanthaya namah, pada tangan-Nya sambil mengucapkan om sahasrabahave namah, pada dahi Beliau, sambil mengucapkan

om urugayai namah, pada hidung-Nya, sambil mengucapkan om narakesvaraya namah, pada rambut-Nya, sambil mengucapkan om sarvakamadaya namah, dan pada kepala-Nya, dengan mantra om sahasrasirsaya namah.

Dengan cara ini bhakta itu juga berkonsentrasi pada wujud yang begitu menarik dan cemerlang dari Personalitas Tertinggi Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krishna, dan berse-rah diri kepada Beliau. Dia hendaknya juga berjapa nama suci—Hare Krishna; Hare Krishna, Krishna Krishna, Hare Hare / Hare Rama, Hare Rama, Rama Rama, Hare Hare—sambil memainkan alat-alat musik yang beraneka ragam, dan dia juga berjapa di dalam hati memakai japa mala dengan khusuk dan penuh cinta kasih. Jika mungkin, seha-rusnya dia tetap terjaga sepanjang malam sambil memuji nama Beliau dengan cara seperti tersebut di atas.

Seorang penyembah yang taat mengikuti perintah-perintah guru kerohaniaannya dan melaksanakan puasa pada hari Ekadasi—dengan puasa penuh dan mengangungkan nama suci-Nya, sepanjang hari, siang dan malam dalam suasana bhakti—dan pastinya menjadi sepenuhnya terserap dalam kesadaran Krishna yang murni.

Pada hari Dvadasi, bhakta hendaknya pertama-tama membersihkan sekujur tu-buhnya dengan mandi dan hatinya dengan berjapa maha-mantra dalam hati. Kemudian dia hendaknya memasak makanan yang enak-enak untuk memuaskan Beliau dan memper-sembahkannya dengan penuh cinta-bhakti dan diiringi dengan doa yang tulus kehadapan-Nya. Setelah membagikan maha-prasadam itu kepada bhakta yang lain dan kepada para

brahmana. Dia bisa berbuka puasanya dan bergembira dalam melayani prasadam itu.

Sekelumit Tentang Buku Ini

(17)

Untuk menjawab Resi Saunaka, Resi Suta Gosvami menceritakan berbagai keja-dian yang bersejarah yang berisi percakapan-percakapan yang pernah dilakukan pada za-man dahulu kala. Orang-orang mungkin mengira, bahwa aturan-aturan yang ketat untuk melakukan puasa Ekadasi yang diberikan dalam ceritera-ceritera itu berasal dari Karma Kanda dari Pustaka Suci Veda, tetapi semua peraturan-peraturan ini dimaksudkan untuk menolong para bhakta yang tekun untuk mencapai penyucian yang agung. Kalau tidak ceritera-ceritera ini murni sejarah, tidak mungkin Sri Krishna, Arjuna, Yudhisthira, Dewa Brahma, Narada-Muni, Resi Suta Gosvami, Resi Saunaka, akan menghamburkan waktu yang sangat berharga itu untuk menceriterakan fakta-fakta yang sangat mengesankan ini. Sri Dvaipayana Vyasa, avatara kesusastraan dari Tuhan, tidak mungkin mau menulis se-mua itu serta memasukkan ke dalam purana-purana yang diperuntukkan bagi mereka-mereka yang bersifat kebaikan, oleh karena itu seseorang yang menekuni jalan spiritual harus mengikuti perintah ini secara lengkap dan sepenuh hati. Semua perintah-perintah ini dimaksudkan demi meningkatkan spiritualitas kita. Seluruh proses dari kesa-daran Krishna sebagaimana yang diajarkan oleh Sri Caitanya Mahaprabhu berdasarkan

Vairagya-vidya. "Pengetahuan dan pengendalian diri" pelaksanaan puasa Ekadasi yang ke-tat itu adalah suatu kegiatan yang wajib, dan pengendalian diri terbukti bisa meningkatkan kesucian dan cinta-bhakti seorang bhakta terhadap Sri Krishna. Sebagai yang telah ditulis oleh Srila Prabhupada dalam buku beliau Ajaran Abadi Upadesamrta (hal 63). "Di dalam

Brahma-vaivarta Purana dinyatakan, bahwa seseorang yang melakukan puasa pada hari Ekadasi terbebas dari segala macam reaksi dosa dan dapat maju dalam kehidupan yang saleh. Dasar dari prinsip-prinsip ini tidaklah hanya sekedar puasa, tetapi untuk mening-katkan keimanan dan cinta kasih seseorang kepada Sri Govinda, atau Sri Krishna Alasan yang sebenarnya untuk melakukan puasa pada hari Ekadasi ialah untuk mengurangi kein-ginan badaniah itu dan untuk menyibukkan diri (memakai waktu kita) di dalam pelayanan bhakti terhadap yang lain. Hal yang terbaik dilakukan pada waktu hari-hari puasa, ialah mengingat dan mengenang lila Sri Govinda dan mengucapkan nama suci Beliau secara terus-menerus?."

Jadi seseorang hendaknya melakukan puasa Ekadasi dengan penuh cinta bhakti terhadap Sri Krishna tanpa ada motif material. Seperti yang disabdakan oleh Narada Mu-ni kepada Vyasadeva dalam Srimad-Bhagavatam skanda 1. Kita hendaknya berusaha untuk mendapatkan sesuatu yang kita tidak bisa peroleh melalui pengembaraan kita di sistem planet yang lebih tinggi maupun yang lebih rendah di alam semesta material ini dengan menjalani kelahiran dan kematian yang tak terhitung dengan mendapatkan badan spesies yang tak terhitung pula. Tujuan hidup kita ialah kesadaran yang murni yang akan bisa membawa kembali ke tempat tinggal Krishna di angkasa rohani.

Oleh karena itu kami menganjurkan pada setiap orang untuk mengambil keuntun-gan dari hadiah yang besar denkeuntun-gan mendapatkan badan manusia yang beradab ini untuk menerapkan pelayanan bhakti yang murni terhadap Sri Krishna, sehingga kita menda-patkan pembebasan dari kelahiran, umur panjang, penyakit, dan kematian, dan pulang kembali ke tempat Tuhan Yang Maha Esa. Pelaksanaan Sri Ekadasi yang tepat sangat mendorong keinginan untuk melakukan pelayanan Bhakti yang murni. Dengan demikian setiap orang diundang untuk ikut mengambil bagian di dalam festival pelaksanaan puasa Ekadasi.

(18)

ten-tang ilmu pengetahuan kesadaran Krishna dan mengetahui dunia rohani yang kekal. Saya juga menyampaikan terima kasih yang setulusnya kepada Srila Bhaktisvarupa Damodara Swami. direktur lembaga Bhaktivedanta Internasional, yang menerbitkan buku ini, dan juga terima kasih saya kepada Saudara seperguruan saya yang lain yang bersimpati, yang dengan karunia mereka, saya tetap masih menjadi penyembah. Merekalah yang memberi inspirasi kepada saya untuk menulis buku ini, sehingga para bhakta Sri Krishna yang lain bisa mengetahui tentang pelaksanaan puasa Ekadasi dan mempelajari buku-buku Srila Prabhupada dengan lebih baik.

Saya juga menghaturkan terima kasih yang besar kepada Sriman Nick Epsilantis atas kemurahan hatinya untuk memberi bantuan di samping itu dari semua bhakta yang berikut ini yang telah ikut bekerja memberikan sumbangan finansial hingga buku ini di-terbitkan. Mereka adalah: His Holiness Mahanidhi Swami, His Holiness Lokasaranya Swami, Sriman Riktananda dasa, Sriman Dravida dasa, Sriman Rohinipriya dasa, Sriman Agnideva dasa dan keluarga, Sriman Bhayahari dasa, dari keluarga. Sriman Bhaktisiddhan-ta dasa, Sriman Grahila dasa, Sriman Bopadeva dasa, Sriman Rudradeva dasa, Sriman Gadagraja dasa, Sriman Manohara dasa, Sriman Aniruddha dasa dan keluarga, Srimati Yasodamayi-devi dasi, dan Sriman Sarvasatya dasa.

Doa

Suta Gosvami berkata, “terdapat dua belas bulan dalam satu tahun, dan dua Eka-dasi dalam tiap bulan. Demikianlah terdapat dua puluh empat EkaEka-dasi dalam satu tahun penuh, dan dalam tahun kabisat terdapat dua Ekadasi ekstra. O resi yang agung, mohon dengarkan dengan penuh perhatian seperti yang saya nyatakan kepada anda nama-nama dari Ekadasi yang bertuah ini. Ekadasi tersebut adalah Utpanna, Moksada, Saphala, Pu-trada, Sat-tila, Jaya, Vijaya, Amalaki, Papamocani, Kamada, Varuthini, Mohini, Apara, Nirjala, Yogini, Padma ( Deva-sayani), Kamika, Putrada, Aja, Parivartini, Indira, Papan-kusa, Rama, dan Haribodhini (Devotthani). Dua Ekadasi ekstra, yang terjadi selama ta-hun kabisat, dinamakan Padmini dan Parama Ekadasi.

“O resi, seorang yang mendengar tentang Ekadasi ini akan belajar bagaimana me-laksanakan Ekadasi tersebut secara sungguh-sungguh. Masing-masing Ekadasi memberi-kan manfaat khusus terhadap pelaksana Ekadasi yang melakumemberi-kannya dengan penuh keya-kinan.

(19)

1

UTPANNA EKADASI

Suta Gosvami berkata: "O brahmana yang berpengetahuan tinggi, dahulu kala Sri Krishna Personalitas Tertinggi Tuhan Yang Maha Esa menjelaskan tentang kehebatan dan kemuliaan Ekadasi dan semua aturan serta peraturan yang mengatur setiap pelaksa-naan puasa ini hari yang suci tersebut. O yang terbaik di antara brahmana siapapun yang mendengar tentang awal mula dan kemuliaan dari puasa pada hari Ekadasi yang suci ini langsung pergi ke kerajaan Sri Vishnu setelah menikmati berbagai macam jenis kebaha-giaan di dunia material ini.

"Arjuna putra Partha, bertanya kepada Tuhan, "O Janardana, manfaat apakah yang diperoleh dari berpuasa penuh, hanya makan, pada malam hari, atau hanya makan sekali pada tengah hari di hari Ekadasi, dan bagaimanakah aturannya untuk melaksanakan ber-bagai macam Ekadasi yang berbeda-beda tersebut? Mohon menceriterakan semua hal ini kepada hamba"

“Personalitas Tertinggi Tuhan Yang Maha Esa Sri Krishna 'menjawab, O Arjuna, di awal musim dingin, pada saat Ekadasi yang jatuh menjelang bulan mati pada bulan Margasirsa (Nov-Des), seorang bhakta hendaknya mulai melatih diri untuk melaksanakan puasa Ekadasi, pada hari Dasami (sehari sebelum Ekadasi) dia hendaknya membersihkan gigi dengan baik dan setelah matahari terbenam pada hari Dasami dia hendaknya makan air yang bersih.

Keesokan harinya pagi-pagi seorang bhakta hendaknya berjanji untuk berpuasa, se-suai dengan aturan dan peraturannya, pada tengah-hari, dia hendaknya mandi di sungai, danau, atau kolam, mandi di sungai mempunyai kekuatan penyucian yang paling tinggi bila dibandingkan dengan mandi di danau atau kolam. Bila tidak ada sungai, danau, atau-pun kolam, dia bisa mandi dengan air bersih.

Para bhakta hendaknya mengucapkan doa yang berisi nama-nama Ibu Pertiwi se-bagai berikut: "O asvakrantei! O rathakrante! O visnukrante! O vasundhare! O mrttika! O ibu per-tiwi, mohon menghilangkan segala dosa yang telah hamba kumpulkan selama penjelmaan-penjelmaan hamba yang lampau, sehingga hamba dapat masuk ke tempat suci Personali-tas Tertinggi Tuhan Yang Maha Esa sambil berdoa demikian dia hendaknya melumuri badannya dengan lumpur.

“Selama hari puasa tersebut, bhakta hendaknya tidak bicara dengan orang yang ja-tuh dari kewajiban keagamaannya, pemakan daging anjing, pencuri, ataupun dengan orang-orang yang munafik, dia juga hendaknya menghindarkan diri untuk berbicara den-gan orang yang senang memfitnah, denden-gan mereka yang menghina para dewa, kitab suci atau para brahmana, atau dengan mereka yang mempunyai sifat amoral, seperti mereka yang melakukan hubungan kelamin dengan wanita.1 Terlarang dalam peradaban Veda seorang melakukan hubungan kelamin dengan putrinya, saudara perempuannya, saudara iparnya yang perempuan ataupun dengan keluarga dekat lainnya. Juga, hendaknya jangan berbicara dengan para penjahat atau mereka yang merampok di tempat suci. Bila bhakta

tersebut berbicara ataupun melihat orang disebutkan di atas hendaknya dia segera me-nyucikan diri dengan cara langsung melihat matahari.

(20)

kemu-liaan Tuhan dengan penuh senang hati dan memainkan alat musik kebahagiaan Beliau se-panjang malam. Serta tetap terjaga sese-panjang malam, dengan kesadaran yang murni, dia hendaknya memberikan dana pula, bersujud kepada brahmana yang bonafaid serta mohon pengampunan atas segala kesalahan-kesalahannya.

Bagi merak yang serius dalam pelayanan bhakti hendaknya tidak membedakan an-tara Ekadasi yang terjadi menjelang bulan purnama maupun Ekadasi yang terjadi menje-lang bulan mati, O raja.

Sekarang dengarkanlah dengan baik penjelasan-Ku tentang hasil yang diperoleh seseorang yang melaksanakan puasa Ekadasi dengan cara ini. Hasil yang diperoleh seseo-rang dengan mandi di tempat suci Sankhoddara, dimana Sri Krishna membunuh raksasa Sankhasura maupun hasil yang diperoleh dengan melihat Tuhan Gadadhara secara lang-sung, itu pun tidak bisa menyamai 1/6 dari hasil yang diperoleh orang yang melakukan puasa Ekadasi ini. Dijelaskan bahwa bila orang memberikan dana punia pada hari Senin pada bulan purnama, ia akan memperoleh imbalan 100 ribu kali lebih banyak dari berda-na punia secara puasa. O perebut kerajaan, orang yang memberikan daberda-na punia pada hari

Sankranti (pada saat siang dan malam hari lamanya sama) memperoleh imbalan 400 ribu kali lebih besar dari pada berdana punia pada hari-hari biasa. Tapi hanya dengan melaksa-nakan puasa Ekadasi orang dapat memperoleh segala hasil dari kegiatan saleh tersebut. Demikian juga, hasil dari kegiatan saleh apapun yang diperoleh seseorang di Kuruksetra pada waktu gerhana Bulan atau matahari. Lebih dari itu orang yang melaksanakan puasa Ekadasi dengan penuh keyakinan akan memperoleh hasil seratus kali lebih besar dari hasil

Asvameda yajna (korban suci kuda). Orang yang melaksanakan puasa Ekadasi dengan sempurna walaupun hanya sekali saja ia akan memperoleh hasil yang sama. Dengan hasil yang diperoleh dengan memberikan makanan kepada seratus ribu orang kelaparan setiap hari selama enam puluh ribu tahun. Seorang yang dapat melaksanakan sekali saja puasa Ekadasi dengan tepat, memperoleh hasil 10 kali lebih besar dari pada orang yang mem-puniakan 1000 ekor sapi kepada seorang brahmana yang ahli dalam Veda.

“Orang yang memberikan makanan kepada seorang brahmacari memperoleh hasil 10 kali lebih banyak dari orang yang memberikan makanan kepada 10 orang brahmana

yang baik di rumahnya sendiri. Tetapi 1000 kali dari hasil yang diperoleh dengan membe-rikan makan kepada seorang brahmacari dapat dicapai dengan cara mempuniakan sebidang tanah kepada brahmana yang memerlukannya. Dan 1000 kali lebih besar dari hasil itu da-pat diperoleh dengan cara memberikan seorang gadis kepada pemuda yang berpendidikan baik, bertanggung jawab. Sepuluh kali lebih dari hal tersebut adalah dengan mendidik seorang anak ke arah jalan kehidupan rohani tanpa mengharapkan imbalan, sepuluh kali lebih baik dari hal itu adalah dengan memberikan makanan biji-bijian pada orang yang kelaparan. Sesungguhnya memberikan dana punia kepada orang yang memerlukan adalah yang terbaik dari semua itu. Dan tidak ada satu puniapun yang lebih baik dari hal itu.2 O putra Kunti semua leluhur, para dewa di surga menjadi sangat puas bila seorang membe-rikan makanan biji-bijian sebagai punia. Tetapi hasil yang diperoleh dari dengan melaksa-nakan puasa Ekadasi tersebut, dan setengah dari hasil ini diperoleh oleh orang yang ma-kan malam pada hari Ekadasi.

(21)

babi dan ikan atau makan biji-bijian dan kacang-kacangan. Demikianlah Aku telah men-guraikan tentang cara-cara terbaik untuk melaksanakan puasa Ekadasi kepadamu seperti yang ingin kamu ketahui wahai Arjuna.

Kemudian Arjuna bertanya, "O Tuhan-Ku, menurut Anda, bahwa 1000 kali upa-cara Veda tidak dapat menyamai walaupun hanya sekali puasa Ekadasi. Bagaimana hal ini dapat terjadi?, kenapa Ekadasi tersebut menjadi paling ber karunia dibandingkan dengan hari-hari lainnya?

"Tuhan, Sri Krishna menjawab, "Akan Aku ceriterakan kepadamu, kenapa Ekadasi ini merupakan hari yang paling menyucikan di antara hari-hari lainnya Pada Satya yuga, hiduplah seorang raksasa yang sangat hebat, kuat dan menakutkan, yang bernama Mura. Dia selalu marah dan mengganggu semua dewa-dewa, bahkan Dewa Indra sebagai raja surga dapat dikalahkannya. Demikian pula Vivasvan—Dewa Matahari, delapan Vasu;3 dan Agni—Dewa Api; dengan kekuatannya yang luar biasa dia menaklukkan semuanya.

Kemudian Dewa Indra mendekati Dewa Siva dan berkata sebagai berikut: "kita semua telah jatuh dan diusir dari planet kita masing-masing dan sekarang berkelana tidak tentu arah di bumi ini, O Dewa, bagaimana kita dapat terlepas dari penderitaan ini, ba-gaimana nanti nasib para Dewa?”

Dewa Siva menjawab, "O yang terbaik di antara para Dewa, datanglah ke tempat tinggal Sri Vishnu yang menunggangi Garuda. Beliau adalah Jagannatha-pengendali dan pelindung seluruh alam semesta Beliaulah pelindung roh-roh yang telah menyerahkan diri kepada-Nya."

Sri Krishna melanjutkan ceriteranya, "O Arjuna perebut kekayaan, setelah Dewa Indra mendengar petunjuk dari Dewa Siva, ia memutuskan untuk pergi bersama para de-wa kepada Sri Jagannatha, penguasa alam semesta dan pelindung semua roh, yang beristi-rahat. Melihat Tuhan berbaring di atas air, para dewa yang dipimpin oleh Dewa Indra mencakupkan tangannya dan mengucapkan doa sebagai berikut:

“O Personalitas Tertinggi Tuhan Yang Maha Esa, segala sembah sujud kami kepa-da-Mu. O Tuhan di antara para dewa, yang selalu dipuji oleh dewa-dewa yang agung. O musuh semua raksasa yang bermata bagai bunga padma. O Madhusudana (pembunuh raksasa Madhu), mohon melindungi kami. Kami telah datang untuk mohon perlindun-gan, karena takut dan diganggu oleh raksasa Mura. O Jagannatha, Anda adalah sumber dan pencipta dari segalanya. Anda adalah Ibu dan Ayah seluruh alam semesta. Anda ada-lah pencipta, pemelihara dan pelebur dari semuanya. Andaada-lah yang selalu membantu para Dewa, dan hanya Anda Sendirilah yang dapat memberikan kedamaian kepada mereka. Anda Sendirilah sebagai bumi, sebagai angkasa dan pelindung alam semesta.

"Andalah Siva, Brahma, dan juga Vishnu, yang memelihara Tribhuwana ini. Anda adalah dewa dari Matahari, bulan dan api. Anda adalah minyak ramin, persembahan api yajna, mantra-mantra, upacara-upacara, pendeta-pendeta dan pengucapan japa yang te-nang, Andalah Yadnya tersebut dan Andalah Personalitas Tertinggi Tuhan Yang Maha Esa, tiada sesuatu pun baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak di Tribhuana ini, di luar pengendalian Anda O Tuhan Yang Maha Esa, O Tuhan dari semua dewa, Anda-lah pelindung dari mereka yang berlindung kepada-Mu. O penguasa kekuatan mistik, O pelindung dari yang ketakutan, selamatkan dan lindungilah kami. Kami telah dikalahkan oleh raksasa dan telah diusir dari kerajaan surga. O Penguasa alam semesta, kami seka-rang berkelana di planet bumi ini karena diusir dari kedudukan kami di surga."

(22)

di-manakah dia tinggal? Dari di-manakah dia memperoleh kekuatan dan perlindungan. Kata-kanlah segala-galanya kepada-Ku tanpa rasa takut O Indra"

Dewa Indra menjawab; “O Tuhan Yang Maha Esa, O pemimpin para dewa, O Anda yang menghancurkan rasa takut dalam hati bhakta-Mu yang murni, o Anda yang sangat baik kepada pelayan Anda yang setia, ada seorang raksasa yang sangat kuat, ber-nama Nadijangha. yang berasal dari dinasti brahmana. Dia amat menakutkan, dan bercita-cita untuk menghancurkan semua dewa, dan dia mempunyai seorang putra yang bernama Mura.

"Ibu kota kerajaan bernama Candrawati, Dari tempat itulah raksasa Mura yang kuat dan jahat itu telah mengalahkan dan menaklukkan seluruh dunia, serta mengusirnya dari kerajaan surga. Dia telah mengambil alih pemerintahan Indra, Raja surga, Agni-Dewa Api, Yama-Dewa maut, Vayu-Dewa angin, Isa atau Siva, Soma-Dewa bulan, Nairrti-Dewa arah mata angin, dan Pasi atau Varuna-Nairrti-Dewa air. Dia juga telah mulai meniru men-geluarkan cahaya untuk meniru matahari, dan merubah dirinya menjadi awan. Adalah sangat tidak mungkin bagi para Dewa untuk dapat mengalahkannya, O Sri Vishnu, bu-nuhlah raksasa itu dan jadikan para dewa kembali jaya"

Setelah mendengar pengaduan Dewa Indra tersebut, Tuhan Janardana menjadi sangat marah dan bersabda sebagai semua untuk menyerang ibu kola Candrawati; pusat kerajaan raksasa Mura". Dengan diberikan semangat yang demikian, para Dewa berangkat menuju Candrawati di bawah pimpinan Tuhan Hari.

Sewaktu Mura melihat para dewa, raksasa yang amat menakutkan tersebut mulai berteriak dengan amat keras yang di ikuti oleh ribuan raksasa yang lainnya, dan semuanya membawa senjatanya masing-masing yang mengeluarkan sinar menyilaukan raksasa yang berlengan perkasa tersebut sangat mengejutkan para dewa yang mulai meninggalkan per-tempuran dan lari ke sepuluh arah. Melihat Tuhan Yang Maha Esa Sri Hrsikesa, Pengen-dali semua indera-indera hadir di medan perang, semua raksasa-raksasa tersebut berlari menuju Beliau dengan berbagai macam jenis senjata ditangannya mereka menyerang Tu-han yang pada tangan-Nya memegang pedang, cakra dan gada sedemikian, Beliau segera memperbanyak lengan dengan pedang dengan panah-panah beracunnya. Oleh karenanya ratusan raksasa mati oleh Tuhan Sendiri.

Pada akhirnya, Mura pemimpin raksasa tersebut bertempur dengan Tuhan Mura menggunakan kekuatan mistiknya, untuk menjadikan senjata apapun yang digunakan oleh Tuhan Yang Maha Esa Hrsikesa tidak berdaya. Sedangkan bagi raksasa itu datangnya ter-jangan senjata tersebut dirasakan sebagai bunga yang menerpa dirinya. Ketika Tuhan ti-dak dapat mengalahkan raksasa tersebut dengan berbagai macam senjata apapun baik yang dapat dilepaskan atau yang dipegang langsung. Beliau mulai bertempur dengan tan-gan kosong, yang sangat kuat bagaikan gada terkuat dari baja batantan-gan. Tuhan bertempur dengan raksasa Mura selama 1000 tahun menurut perhitungan para Dewa, dan akhirnya tampak kelelahan dan menuju Badarikasrama. Di sana Tuhan Yogesvara yang paling he-bat di antara para yogi, penguasa alam semesta memasuki sebuah goa Himawali yang san-gat indah untuk beristirahat. O Dhananjaya, perebut kekayaan, diameter goa tersebut ada-lah 90 mil dan hanya ada satu jalan untuk masuk. Aku datang ke tempat itu bukan karena rasa takut dan juga dengan maksud untuk tidur. Sama sekali tidak ada keraguan atas hal itu.4 O putra Pandu karena pertempuran yang demikian hebat telah membuat Aku lelah. Raksasa itu mengikuti Aku masuk goa dan setelah melihat Aku sedang tidur, dia mulai berpikir dalam hatinya, hari ini aku akan membunuh pembantai dari semua raksasa, Sri Hari.

(23)

bahwa gadis tersebut telah dilengkapi dengan berbagai macam jenis senjata yang luar bi-asa dan telah siap untuk bertempur, merbi-asa ditantang bertempur oleh seorang gadis. Mu-ra mempersiapkan dirinya dan kemudian bertempur dengan gadis itu. Tetapi dia sangat tercengang ketika di menyadari bahwa gadis itu bertempur dengan tanpa mengenal me-nyerah. Kemudian Raja Raksasa tersebut berkata, “Siapakah yang telah menciptakan gadis yang amat menakutkan, yang telah menyerang aku dengan penuh kekuatan bagaikan hali-lintar yang menyambarku? Setelah berkata demikian, raksasa tersebut melanjutkan perke-lahiannya dengan gadis itu.

Tiba-tiba sinar terang dari gadis tersebut telah menghancurkan semua senjata Mura dan sesaat kemudian telah melemparkan raksasa itu ke atas keretanya. Raksasa tersebut mengejar ke arah gadis itu untuk menyerangnya dengan tangan kosong, tetapi ketika gadis itu melihat raksasa tersebut datang, gadis itu dengan penuh kemarahan memotong kepala raksasa tersebut, maka saat itu juga raksasa tersebut jatuh ke tanah dan menuju tempat tinggal Yamaraja. Pelindung dari musuh-musuh Tuhan tersebut, karena rasa takut dan tanpa daya apapun, memasuki Planet Patala.

Kemudian Tuhan Yang Maha Esa bangkit dan melihat raksasa itu mati dihadapan-Nya, diiringi gadis itu bersujud dihadapan-Nya dengan mencakupkan tangan. Wajahnya mengekspresikan rasa keheranan-Nya, Tuhan penguasa alam semesta bersabda, “Siapa-kah yang telah membunuh raksasa yang jahat ini? Dia dengan mudah sekali mengalahkan para dewa, Gandharva, dan bahkan Dewa Indra sendiri, bersama dengan rekan-rekan Dewa Indra, para Marut, dan juga dia mengalahkan para Naga (ular), penguasa planet-planet bawah. Dia bahkan mengalahkan diri-Ku, membuat diri-Ku bersembunyi di gua karena takut. Siapakah yang begitu berkarunia sekali melindungi diri-Ku setelah Aku lari dari pertempuran dan tidur di dalam gua ini?”

Gadis itu berkata, “yang membunuh raksasa adalah hamba yang muncul dari ba-dan transendental Anda. Sejatinya, O Tuhan Hari, ketika melihat Anda tertidur raksasa itu ingin membunuh Anda. Memahami maksud dari duri yang mengganggu ini di seluruh bagian di tiga dunia. Hamba membunuh setan jahat itu dan kemudian membebaskan se-mua para dewa dari rasa takut. Hamba adalah tenaga maha-sakti Anda yang maha hebat, tenaga internal Anda, yang menyingkirkan rasa takut di dalam hati dari semua musuh-musuh Anda. Hamba telah membunuh raksasa yang secara universal mengerikan ini un-tuk melindungi ketiga dunia. O Tuhan, mohon sampaikan kepada hamba kenapa Anda terkejut melihat bahwa raksasa ini telah di bunuh.

Personalitas Tuhan Yang Maha Esa bersabda; "O yang tanpa dosa, Aku sangat puas melihat bahwa engkau telah membunuh raja para raksasa ini. Dengan cara ini eng-kau telah membuat para dewa berbahagia, makmur, dan penuh berkah. Karena engeng-kau telah memberikan kesenangan kepada semua para dewa di tiga dunia, Aku sangat puas dengan dirimu.

(24)

hari, atau makanan hanya tengah hari, mohon hadiahkan kepadanya sikap yang religius, kemakmuran, dan pada akhirnya pembebasan.”

Personalitas Tuhan Yang Maha Esa bersabda; "O gadis yang sangat mulia, apa yang anda minta terkabullah. Semua para bhakta-Ku di dunia ini pasti akan berpuasa pada hari kemunculan-mu dan mereka akan terkenal di Tribhuwana ini, pada akhirnya akan datang serta tinggal bersama Ku di tempat tinggal Ku. Karena Anda potensi rohani Ku telah muncul pada hari kesebelas menjelang bulan mati Aku namakan EKADASI. Bila seseorang berpuasa pada waktu Ekadasi Aku akan menghapuskan semua dosa-dosanya dan Aku karuniakan dia tempat tinggal Ku yang rohani.

"Ada hari-hari menjelang bulan mati dan bulan purnama yang sangat Aku cintai yaitu TRTIYA (hari ke tiga), ASTAMI (hari ke 8), NAVAMI (hari ke 9), CATURDASI (hari ke 14), khususnya EKADASI (hari ke 11).6

"Hasil yang diperoleh dengan berpuasa pada hari Ekadasi lebih besar dari hasil yang diperoleh seorang yang suci, bahkan lebih besar pula dari hasil yang diperolehnya dengan cara memberikan punia kepada para brahmana Aku ceriterakan kebenaran ini den-gan sesungguhnya."

"Setelah memberikan karunia kepada devi tersebut, Personalitas Tuhan Yang Ma-ha Esa segera menghilang. Dari saat itulah Ma-hari Ekadasi menjadi sangat berkarunia dan terkenal keseluruh alam semesta. O Arjuna bila seseorang dengan taat melaksanakan Ekadasi, Aku bunuh semua musuh-musuhnya dan Aku karunia dia tujuan yang tertinggi, sesungguhnya, bila dengan cara yang telah Aku uraikan,7 Aku menghilangkan semua hambatan yang menghalanginya dalam kemajuan rohani dan memberikan kesempurnaan hidup kepadanya.

"Jadi O Putra Prtha, Aku telah uraikan kepadamu asal mula dari Ekadasi. Hari yang satu ini menghancurkan segala dosa-dosa secara kekal. Sesungguhnya hari Ekadasi adalah hari yang paling berkarunia untuk menghancurkan segala macam dosa, dan hal itu muncul untuk kepentingan setiap orang di alam semesta ini dengan memberikan semua macam kesempurnaan hidup kepadanya.

Orang hendaknya jangan membedakan Ekadasi yang terjadi menjelang bulan pur-nama dan bulan mati, keduanya harus dilaksanakan, O Partha dan mereka hendaknya jangan membedakan juga hari Dvadasi yang disebut juga Maha Dvadasi. Setiap orang yang berpuasa pada hari Ekadasi hendaknya menyadari bahwa tidak ada perbedaan dari kedua Ekadasi tersebut, yang memiliki tithi yang sama.

Siapapun yang puasa sepenuhnya pada hari Ekadasi, sesuai dengan aturan dan pe-raturan, akan mencapai tempat tinggal Sri Vishnu, yang berkendaraan Garuda Mereka sangat mulia karena mengabdikan dirinya untuk mempelajari keagungan dan mengguna-kan waktunya untuk mempelajari keagungan dari hari Ekadasi. Tapi mamengguna-kan pada hari be-rikutnya akan memperoleh hasil yang sama dengan hasil yang diperoleh oleh orang yang melakukan korban kuda. Hal ini tidak dapat diragukan lagi.

“Pada hari Dvadasi, sehari setelah Ekadasi, seorang hendaknya berdoa, “O Punda-rikaksa, O Tuhan yang bermata seindah bunga padma, sekarang hamba akan membuka puasa hamba, lindungilah hamba” setelah berkata demikian seorang bhakta yang bijaksana hendaknya mempersembahkan bung dan air kehadapan kaki padma Tuhan dan mengun-dang Beliau untuk menikmati persembahan makanan dengan cara mengucapkan ke 8 su-ku kata mantra (om namo narayana ya sebanyak tiga kali.)9 bila seorang ingin mendapatkan buah dalam puasanya itu, hendaknya dia meminum air yang didapat dari bejana suci tem-pat dia mempersembahkan air kehadapan kaki padma Tuhan.

(25)

makan dengan menggunakan piring dari logam, makan urad dhal, memoleskan minyak ke badan. Seseorang bhakta hendaknya menghindari ke 8 hal tersebut, dia harus menyucikan dirinya dengan cara makan daun Tulasi atau makan buah Amalaki. O raja yang terbaik, dari saat siang hari di hari Ekadasi sampai saat tibanya Dvadasi, seorang hendaknya me-nyibukkan dirinya dengan cara mandi, memuja Tuhan, melakukan pelayanan bhakti, ter-masuk memberikan dana punia, dan melaksanakan Agni-hotra (persembahan api). Bila seorang merasa sulit untuk melaksanakan hal itu, dan mampu melaksanakan puasa sepa-tutnya pada Dvadasi, seorang dapat membuka puasanya dengan minum air, kemudian seorang bisa makan kembali setelah itu.

"Bagi seorang bhakta Sri Vishnu, siang dan malam harinya digunakan untuk men-dengar" tentang segala hal yang berhubungan dengan keagungan Tuhan, dari bibir bhakta

yang lainnya, akan diajak ke planet Tuhan, dan tinggal di sana selama 10 juta kalpa.10 Dan orang yang mendengar walaupun satu kalimat saja tentang kemulian dari Ekadasi akan dibebaskan dari reaksi dosa karena membunuh seorang brahmana. Kebenaran ini tidak perlu diragukan lagi. Tiada suatu hal yang lebih baik dalam memuja Sri Vishnu kecuali dengan cara berpuasa pada hari Ekadasi."

Dengan demikian berakhirlah uraian dari keagungan Margasirsa Krishna Ekadasi

atau Utpanna Ekadasi, yang dikutip dari Bhavisya-uttara Purana.

Catatan

1. Dalam peradaban Veda seorang dilarang untuk menikmati hubungan seks dengan putri, ibu, saudara pe-rempuan, saudara misannya atau keluarga perempuan yang lainnya.

2. Mahabharata menyatakan, annadau jaladas caiva aturas ca cikitsakah/trividham svargam ayati vina yajnena bhara-tah” “O Bharata, seorang yang memberi makanan biji-bijian, air minum, pengobatan, atau bantuan pen-gobatan bagi yang membutuhkan akan pergi ke neraka tanpa melaksanakan berbagai jenis korban suci.”

3. Amara-kosa memberikan nama dari delapan Vasu sebagai berikut : Dhara, Dhruva, Soma, Aha, Anila,

Anala, Pratyusa dan Prabhava.

4. Tentunya, tidak ada pertanyaan mengenai ketakutan atau keletihan bagi Tuhan Yang Maha Esa. Beliau berpura-pura sebagai bagian dari lila-Nya dalam kemunculan Ekadasi Devi.

5. Satu kalpa, yang adalah dua belas jam Dewa Brahma, yang berlangsung 4.320.000.000 tahun. Karena Sri Krishna bersabda dalam Bhagavad-gita (8.21) bahwa “seorang yang datang ke tempat tinggal-Ku tidak akan pernah kembali lagi ke dunia material,” dapatlah dipahami selama satu milyar kalpa penyembah ting-gal di tempat tingting-gal Sri Visnu, dia akan melaksanakan pelayanan bhakti dan demikian menjadi berkualifi-kasi untuk tetap disana secara kekal.

6. Beberapa dari banyak hari-hari puasa dalam kalender Veda sebagai berikut:

Trtiya: ada satu Trtiya yang seorang seharusnya puasa. Hari ini terjadi selama bagian terang bulan pada

bu-lan Vaisakha (April-Mei). Pada hari ini seorang seharusnya memuja Brahman Yang Paling Utama

dan mandi di laut.

Astami : hari puasa ini termasuk Krsna-Janmastami Radhastami, dan Gopastami, saat ini seorang

seharus-nya puasa sampai malam hari, tengah hari dan matahari tenggelam, dengan penuh keyakinan.

Navami : hari puasa ini termasuk Rama Navami dan Aksaya Navami.

Caturdasi: hari puasa ini termasuk Nrsimha Caturdasi, Ananta Caturdasi, dan Siva Caturdasi.

Ekadasi : Diantara seluruh hari puasa ini, Ekadasi adalah yang sangat di cintai Sri Krishna. Seorang yang

tidak bisa melaksanakan hari puasa ini bisa mendapatkan kebaikan dari masing-masing puasa itu hanya dengan melaksanakan puasa Ekadasi sekali.

7. Tiga rekomendasi yang diberikan dalam melaksanakan puasa Ekadasi adalah dengan berpuasa penuh, dengan makan hanya pada malam hari, atau makan hanya sekali pada waktu lainnya selama hari itu. Jika seorang makan, dia seharusnya sepenuhnya tidak makan biji – bijian dan kacang-kacangan.

8. Kadang kala, karena berbagai alasan perbintangan, Ekadasi harus dilaksanakan pada hari berikutnya, Dvadasi. Maha-dvadasi ini dianggap sangat bertuah.

9. Delapan suku kata mantra adalah om namo narayananya. 10. Lihat catatan no. 5

(26)

hukuman hanya dengan mendengar Ekadasi. Karena mengetahui hasil dari dosa adalah suatu yang diben-ci.

2

MOKSADA EKADASI

Maharaja Yudhisthira berkata, "O penguasa dari Tribhuwana, O Tuhan keseluru-han alam, O Personalitas yang tertua dan yang terbaik dari segala mahluk. Hamba sujud dengan penghormatan kehadiran Mu, o Tuhan dari segala Dewa, demi keuntungan bagi segenap mahluk hidup. Tolong jawablah beberapa pertanyaan hamba ini. Apakah nama Ekadasi yang tiba menjelang purnama di bulan Margasirsa, dan yang dapat melebur segala dosa. Bagaimana cara seseorang melakukannya dengan tepat, dan Arca yang mana dipuja pada hari yang suci itu? O Tuhan tolong jelaskanlah selengkapnya kepada hamba.

Tuhan Sri Krishna menjawab, O Yudhisthira, pertanyaan anda sangat suci dan te-pat, yang akan memberikan anda kemashyuran. Seperti yang sudah Aku jelaskan terdahu-lu kepada anda tentang Utpanna Mahadvadasi yang utama itu1—yang tiba menjelang bu-lan mati di bagian bubu-lan Margasirsa yang pada salah satu harinya ketika devi Ekadasi muncul dari badan-Ku untuk membunuh raksasa Mura. Dan yang memberikan manfaat kepada semua-semuanya baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak di tiga buana ini—maka Aku akan jelaskan kepada anda sekarang tentang Ekadasi yang tiba menje-lang purnama di bagian bulan Margasirsa itu. Ekadasi ini terkenal dengan nama Mok-sada. Sebab bisa menyucikan bhakta yang beriman teguh, dari segala reaksi do-sa-dosanya dan Ekadasi ini menganugerahi pembebasan pada bhakta itu. Arca yang di-puja pada hari inilah Tuhan Damodara. Dengan penuh ketekunan, bhakta hendaknya memuja dengan: Dupa, Dipa, Bunga, dan Bunga Tulasi/manjari.

O raja yang terbaik, dengarkanlah apa yang Aku ceriterakan ini kepada anda, tentang sejarah Ekadasi yang suci dan tua ini. Hanya dengan mendengarkan sejarah ini saja seseorang dapat menerima manfaatnya sama dengan orang yang melaksanakan As-vameda Yadnya. Dengan pengaruh manfaat ini leluhur seseorang dapat putra-putra be-serta keluarga-keluarga lainnya yang sedang berada di neraka bisa mendapat surga. Hanya dengan alasan ini, O raja, anda hendaklah mendengarkan dengan penuh perhatian cerita berikut ini.

Pada zaman dahulu kala terdapatlah kota yang indah sekali bernama Campaka Ne-gara yang dihiasi dengan para Vaisnawa yang penuh bhakti. Di sana memerintah seorang rajarsi yang bernama Maharaja Vaikhanasa yang memerintah rakyatnya seakan – akan me-reka putra-putri beliau sendiri." Para brahmana di ibu kota itu semuanya ahli dalam penge-tahuan Catur Veda. Pada suatu malam raja bermimpi, di dalam mimpinya beliau melihat ayahnya menderita siksaan yang mengerikan di planet neraka Raja sangat gundah dan iba dan menangis. Keesokan harinya Maharaja Vaikhanasa menceriterakan mimpinya pada sidang para brahmana.

O brahmana, Maharaja berkata, di dalam mimpi hamba tadi malam, hamba melihat ayah hamba sangat menderita di sebuah planet neraka. Dia menjerit memanggil hamba. “O putraku, tolonglah aku dari siksaan neraka ini!” Sejak itu hamba tidak pernah merasa tenang dan bahkan kerajaan yang indah inipun tidak ada artinya bagi hamba lagi. Demi-kian juga kuda-kuda, gajah-gajah, kereta-kereta, hamba tidak bisa memberikan kesenan-gan lagi pada hamba, dan kekayaan hamba yang berlimpah itupun tak berarti bagi hamba sama sekali.

(27)

sera-sa terbakar oleh kesedihan dan kelanjutan. Mohon karunia anda beri tahulah hamba dana punia macam apa, cara berpuasa yang bagaimana, pertapaan yang bagaimana, meditasi yang bagaimana yang dapat hamba lakukan untuk menyelamatkan ayah hamba dari sik-saannya dan mendapatkan pembebasan dari leluhur hamba. O brahmana yang mulia apa gunanya diri ini sebagai putra yang perkasa jika ayahnya sendiri harus menderita di planet neraka? Sebenarnya, kehidupan seorang putra seperti itu benar-benar tak ada gunanya.

Para brahmana menjawab, O Raja, di sebuah pengumuman di dalam hutan tidak jauh dari sini adalah asrama di mana tinggal seorang resi yang agung bernama Parvata Muni. Silahkan mendatangi beliau, karena beliau mengerti masalah-masalah yang terjadi di masa lampau, sekarang dan yang akan datang. Dari segala-galanya dan beliau dengan pasti bisa menolong anda dalam kesulitan ini.

Setelah mendengar saran ini, raja yang sedih itu segera mempersiapkan suatu perja-lanan ke asrama Parvata Muni yang sangat terkenal itu. Asrama itu sangat besar dan me-nampung banyak resi-resi yang ahli-ahli dan terpelajar di dalam bidang berjapa mengu-capkan nama suci Tuhan, menyanyikan sloka suci dari Catur Veda.2 Sambil mendekati asrama yang suci itu, raja melihat Sri Parvata Muni duduk di antara para resi yang lain yang kelihatannya seperti Dewa Brahma sendiri yang merupakan ciptaan pertama dari penciptanya.

Maharaja Vaikhanasa bersujud pada Parvata Muni sambil menundukkan kepala dan menelungkup di hadapannya. Setelah raja duduk, Parvata Muni bertanya kepadanya tentang kesejahteraannya dan tentang situasi kerajaan yang sangat luas itu.3 Sang Muni juga menanyakan kepada raja, apakah kerajaannya bebas dari gangguan-gangguan dan ju-ga setiap orang tenang dan bahagia. Atas pertanyaan ini raja menjawab, atas karunia anda O resi yang mulia, seluruh kerajaan hamba berada dalam keadaan baik-baik saja. Namun terdapat sebuah masalah yang baru-baru ini muncul, dan untuk mengatasinya hamba da-tang pada anda. O brahmana, karena keahlian anda untuk memberikan bimbingan.

Lalu Parvata Muni, resi yang paling agung di antara semua para resi dan bermedi-tasi tentang masa lampau, sekarang dan yang datang dari raja itu. Sesudah beberapa lama dia membuka kembali matanya dan berkata, "Ayah anda sedang menderita akibat dari melakukan suatu dosa yang besar, dan hamba telah menemukan dosa apa yang diperbuat itu. Di dalam kehidupan yang lampau dia bertengkar dengan istrinya ketika dia menikmati kehidupan seks dengan istrinya yang sedang menstruasi. Istrinya mencoba untuk meno-laknya pada saat dia di dekati, sambil berteriak "Tolong selamatkanlah aku, O suami", mohon janganlah diganggu masa menstruasi hamba (oh dia tidak menggubrisnya sama sekali. Karena disebabkan dosa inilah ayah anda jatuh ke neraka yang kondisinya seperti itu.

Raja Vaikhanasa lalu berkata, O resi yang paling mulia, dengan proses puasa atau dana punia yang bagaimana hamba bisa membebaskan ayah hamba dari kondisi seperti itu. Tolonglah beritahu hamba, bagaimana hamba bisa meringankan beban reaksi dosanya tayang merupakan halangan yang besar dalam perjalanannya ke tempat pembebasan.

Resi Parvata menjawab, menjelang purnama pada bulan Margasirsa terdapatlah su-atu Ekadasi yang disebut Moksada. Jika anda melaksanakan Ekadasi yang suci ini serta puasa dengan ketat dan sepenuhnya, dan secara langsung memberikan kepada ayah anda yang menderita itu hasil dari apa yang anda lakukan, dia akan dibebaskan dari rasa sakit-nya dan saat itu juga dibebaskan.

Referensi

Dokumen terkait