• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAMIKA EKADAS

Dalam dokumen EKADASI hari Tuhan Sri Hari non picture (Halaman 65-70)

Maharaja Yudhisthira berkata, "Oh Tuhan Yang Maha Kuasa, hamba sudah per- nah mendengar dari Anda kemuliaan dari berpuasa pada Ekadasi Dewa-sayani. yang ter- jadi menjelang bulan purnama pada bulan Asadha. Sekarang hamba ingin mendengar ten- tang Ekadasi yang terjadi menjelang bulan mati pada bulan Sravana (Juli-Agustus). Oh Govinda, hamba mohon berkarunialah kepada hamba dan tolong jelaskan kemuliaan- kemuliaan itu. O Vasudeva hamba haturkan sembah sujud kehadapan Anda.

Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krishna menjawab, "O raja, dengarkanlah dengan te- kun karena Aku menguraikan pengaruh yang berkarunia dari hari puasa yang suci ini yang menghapus semua dosa. Pada suatu hari Narada Muni bertanya kepada Dewa Brahma mengenai masalah yang sama. "O Penguasa dari segalanya, kata Naradaji, O Anda yang duduk tegak di atas singasana bunga padma, tolong ceritakan kepada hamba nama Eka- dasi yang terjadi menjelang bulan mati pada bulan Sravana. Mohon juga diceritakan Arca yang mana dipuja pada hari yang suci itu, bagaimana proses yang hams diikuti seseorang untuk melayaninya, dan mengenai manfaat yang diberikan. Dewa Brahma menjawab, Pu- traku Narada yang kucintai, mengenai manfaat yang diterima oleh semua orang, dengan senang hati aku akan ceritakan segala sesuatu yang kamu ingin ketahui. Bagi yang hanya

mendengar kemuliaan Kamika Ekadasi memperoleh karunia sama dengan orang yang mengadakan Upacara korban Kuda .Dengan pasti, manfaat yang besar diterima oleh orang yang memuja, dan juga yang meditasi pada kaki padma Sang Hyang Gadadhara yang berlengan empat, yang memegang sankha, gada, cakra, dan bunga padma di masing- masing tangan-Nya, dan juga yang dikenal sebagai Sridhara, Hari, Visnu, Madhava, dan Madhusudana. Dan berkah-berkah itu dapat dicapai seseorang yang memuja Sri Visnu semata-mata, jauh lebih besar daripada berkah yang diterima oleh orang yang mandi di sungai Gangga yang ada di Kasi (Varanasi), di hutan Naimisaranya, atau di Puskara, di mana aku dipuja.1 Tetapi seseorang yang melaksanakan Kamika Ekadasi dan juga memuja Tuhan Sri Krishna mencapai manfaat yang lebih besar daripada seseorang 'darsan' keha- dapan Sri Kadaranatha di Gunung Himalaya, atau seseorang yang mandi di Kuruksetra selama gerhana matahari, atau seseorang yang mendermakan seluruh buminya termasuk hutan dan samuderanya, atau seseorang yang mandi di sungai Gandaki atau Sungai Go- davari pada hari bulan penuh yang jatuh pada hari Senin, bila Leo dan Jupiter berada ber- dekatan.

"Melaksanakan Kamika Ekadasi berarti dianugerahi keuntungan yang sama dengan mendermakan seekor lembu perahan dan anaknya berikut makanannya. Pada hari ini sia- pa saja memuja Hyang Sridhara-deva, Visnu dimuliakan oleh para Dewa, para Gandhar- va, para Pannaga dan para Naga.

"Orang-orang yang takut akan dosa-dosa yang telah lampau dan benar-benar teng- gelam dalam kehidupan material yang penuh dosa hendaknya melaksanakan Ekadasi yang terbaik ini sesuai dengan kemampuannya dan dengan demikian mereka memperoleh pembebasan. Ekadasi ini adalah yang termurni dari semua hari dan yang paling ampuh menghilangkan dosa, O Narada. Tuhan Sri Hari Sendiri pada suatu ketika bersabda ten- tang Ekadasi ini," Seseorang yang berpuasa pada Kamika Ekadasi memperoleh manfaat jauh lebih banyak dari orang yang mempelajari semua kepustakaan suci.

"Siapa saja yang berpuasa pada hari yang khusus ini dan bergadang sepanjang ma- lam tidak akan pernah kena marah Yamaraja, penguasa kematian. Siapa saja melaksana- kan Kamika Ekadasi mesti tidak akan harus menderita kelahiran di kemudian hari, dan pada masa yang lampau, banyak para yogi yang berpuasa pada hari ini dan pergi ke dunia rohani. Oleh karena itu seseorang harus mengikuti langkah-langkah mereka yang sudah salah dan melaksanakan puasa Ekadasi dengan disiplin.

"Siapa saja yang memuja Tuhan Hari hanya dengan sehelai daun Tulasi dibebaskan dari semua dosa. Sesungguhnya, dia hidup tidak disentuh oleh dosa seperti daun bunga padma, meskipun berada dalam air, dia tidak disentuh olehnya Siapa saja yang memper- sembahkan bahkan hanya satu helai daun Tulasi dari pohon Tulasi memperoleh hikmah sebanyak yang diterima oleh orang yang mendermakan 200 gram emas dan 800 gram pe- rak. Personalitas Tuhan Yang Maha Esa merasa lebih senang bila seseorang mempersem- bahkan sehelai daun Tulasi kepada-Nya daripada seseorang memujanya dengan memper- sembahkan mutiara, rubies, topaz, berlian, lapis, lazuli, sapir, batu gomeda, mata kucing dan coral. Seseorang yang mempersembahkan kepada Tuhan Kesava bunga Tulasi yang baru tumbuh dari cabang Tulasi yang suci itu dapat menghapuskan semua dosa yang lelah dia buat selama hidupnya ini atau masa hidupnya yang lain manapun. Sesungguhnya hanya sekedar darsan kepada Tulasi Dewi pada Kamika Ekadasi menghapus semua dosa, dan dengan menyentuhnya dan berdoa kepadanya dengan tulus dapat menghapus semua jenis penyakit. Seseorang yang menyirami Tulasi tidak pernah perlu khawatir kepada, Dewa kematian, Yamaraja. Seseorang yang menanam atau memindahkan tanaman Tulasi akan tinggal dengan Sri Krishna di tempat tinggal Beliau. Kepada Srimati Tulasi Dewi

yang memberikan pembebasan, dalam pelayanan bhakti, seseorang hendaknya melaksa- nakan sembah sujud setiap hari.

"Bahkan Citragupta, sekretaris Yamaraja, tidak dapat menghitung manfaat yang di- terima oleh orang yang mempersembahkan ghee yang menyala dengan sempurna, demi- kian baiknya Ekadasi yang suci ini bagi Personalitas Tuhan Yang Maha Esa sehingga se- mua leluhur dari orang yang mempersembahkan lampu ghee yang menyala dengan terang kehadapan Sri Krishna pada hari ini naik ke planet surga dan minum nektar di sana. Siapa saja yang mempersembahkan lampu ghee atau lampu minyak wijen kehadapan Sri Krish- na pada hari ini dibebaskan dan semua dewa-dewa memasuki tempat tinggal Surya, Dewa Matahari, dengan badan yang cemerlang seolah-olah diterangi oleh 10 juta lampu.2

“O Yudhisthira, "Tuhan Sri Krishna menyimpulkan, "Ini adalah kata-kata yang disampaikan oleh Dewa Brahma kepada Narada mengenai kemulian Kamika Ekadasi yang tidak dapat diperhitungkan yang menghapus semua dosa. Hari yang suci ini, bahkan dapat menghilangkan dosa dari membunuh seorang brahmana atau membunuh jabang bayi dalam kandungan, dan hari yang suci ini mengangkat seseorang ke dunia rohani den- gan menjadikan seseorang benar-benar ulama.3 Siapapun mendengar kemuliaan- kemuliaan dari Kamika Ekadasi ini dengan keyakinan menjadi bebas dari semua dosa dan kembali pulang ke Visnu-loka.

Dengan demikian berakhirlah cerita tentang kemuliaan dari Sravana - Krishna Ekadasi atau Kamika Ekadasi, dan Brahma-vaivarta Purana.

Catatan

1. Di Puskara-ksetra adalah satu-satunya kuil dimana Dewa Brahma dipuja secara formal.

2. Ekadasi ini sungguh begitu perkasa bahwa jika seorang yang tidak mampu untuk berpuasa, hanya mengi- kuti praktek yang dijelaskan disini, dia diangkat ke planet-planet surga, bersama dengan para leluhurnya. 3. Seorang yang membunuh seorang brahmana, dll., dan kemudian mendengar tentang keagungan dari Ka-

mika Ekadasi akan dibebaskan dari reaksi untuk dosa yang dilakukannya. Bagaimanapun, seorang seha- rusnya tidak berpikir sebelumnya bahwa dia bisa membunuh seorang brahmana dan kemudian pergi tanpa di hukum oleh karena mendengar Ekadasi ini. Sepertinya komisi yang mengetahui tentang dosa adalah suatu yang dibenci.

18

PUTRADA EKADASI

Maharaja Yudhisthira berkata; "O Madhusudana, pembunuh raksasa Madhu ber- karunialah kepada hamba dan uraikanlah Ekadasi yang terjadi menjelang purnama pada bulan Sravana (Juli-Agustus)." Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krishna menjawab, "Baiklah O raja, dengan senang hati Aku akan ceritakan hal itu kepadamu, dengan hanya mendengar saja tentang Ekadasi yang bertuah ini seseorang mencapai hasil dalam melaksanakan kor- ban kuda.

"Pada permulaan zaman Dvapara-yuga hiduplah seorang raja yang bernama Mahi- jita, yang memerintah kerajaan Mahaismati-puri. Karena beliau tak berputra, seluruh kera- jaan itu sama seakan tak membahagiakan baginya. Seorang pria yang sudah menikah tapi tidak mempunyai putra tak akan mendapatkan kebahagiaan di dunia ini maupun di dunia yang akan datang.1 Sudan cukup lama sang raja berusaha keras untuk memperoleh ahli waris, tetapi sia-sia. Dengan mengetahui umurnya makin lama makin bertambah. Suatu hari dia berkata pada penasehatnya dalam suatu sidang, "Dalam hidup ini saya tidak per- nah melakukan dosa, dan kekayaan yang saya miliki semuanya halal. Saya tak pernah me-

rampas persembahan untuk para dewa atau para brahmana, Sewaktu saya berperang dan menaklukkan kerajaan-kerajaan, saya mengikuti aturan dan peraturan perang, dan saya melindungi rakyat saya bagaikan anak sendiri. Saya menghukum siapa saja yang bersalah walaupun keluarga saya sendiri dan saya menghormati musuh saya bilamana mereka be- nar dan bersifat ksatriya. O para brahmana, walaupun saya seorang yang saleh dan mengi- kuti peraturan-peraturan Veda, tetapi masih saja saya tidak mendapatkan putra. Mohon jelaskan mengapa hal ini bisa demikian.

"Mendengar hal ini, brahmana-brahmana penasihat raja tersebut berdiskusi di antara mereka, dan demi untuk kepentingan sang raja mereka mengunjungi asrama-asrama para resi yang agung. Akhirnya mereka datang pada seorang resi yang telah melaksanakan per- tapaan, murni dan puas akan sang diri, dan secara ketat melaksanakan puasa. Indera- inderanya terkendali dengan sepenuhnya, kemarahannya telah ditaklukkan dan beliau te- tap melaksanakan tugas kewajibannya dengan cakap. Sesungguhnya sang resi tersebut sangat ahli dalam hal Veda, dan resi itu bisa memperpanjang umurnya atas berkah dari Dewa Brahma sendiri, nama beliau adalah Resi Lomasa, dan dia mengetahui masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang. Setiap kalpa berlalu, satu rambut lepas dari badan- nya.2 Semua penasihat-penasihat raja sangat bahagia mendekati beliau dan menyampaikan salam hormatnya.

"Karena pengaruh dari resi yang agung tersebut, penasihat-penasihat raja Mahijita menyampaikan sembah sujud kehadapan beliau dan berkata dengan hormat. Hanya kare- na nasib baiklah sehingga kami bisa berjumpa dengan anda, O resi.

"Resi Lomasa melihat mereka bersujud di hadapannya dan menjawab, ‘Ce- ritakanlah padaku mengapa anda datang kemari. Mengapa anda memuji saya? Saya akan berbuat apa saja untuk bisa membantu memecahkan permasalahan anda, bagi resi seperti saya hanya mempunyai satu kewajiban yaitu, membantu orang lain. Jangan ragukan hal ini.3

"Wakil dari raja tersebut berkata, kami datang kepada anda, O resi yang agung un- tuk memohon bantuan anda dalam memecahkan masalah yang menimpa kami. O resi anda bagaikan Dewa Brahma. Sesungguhnya tidak ada resi yang lebih mulia dari anda di seluruh alam semesta ini. Raja kami Mahijita tidak memiliki putra, beliau menghidupi dan melindungi kami sebagaimana anak-anaknya sendiri, melihat beliau tidak bahagia, karena tidak memiliki putra kami pun merasa ikut bersedih. O resi, oleh karena itu' kami datang masuk ke dalam hutan untuk melaksanakan pertapaan. Oleh karena nasib baik kami se- hingga dapat bertemu dengan anda. Keinginan dan kegiatan setiap orang akan menjadi sukses hanya dengan melaksanakan darshana dengan anda. Jadi kami dengan hormat me- mohon kepada anda untuk memberitahukan kami caranya agar raja kami bisa mempero- leh seorang putra.

"Mendengar permohonan tersebut, Resi Lomasa bermeditasi sesaat dan kemudian dia mengerti akan kelahiran sebelumnya dan raja tersebut. Kemudian beliau berkata: Raja mu pada kehidupan yang sebelumnya adalah pedagang, karena dia merasa kekayaannya tidak cukup sehingga dia melaksanakan perbuatan berdosa. Dia berkelana dari desa ke desa untuk menjajakan barang dagangannya. Suatu hari, di siang hari pada Dvadasi yang terjadi menjelang bulan Mestha, dia merasa kehausan waktu berkeliling dari satu tempat ke tempat lainnya. Dia mendatangi kolam yang indah di pinggir desa, tapi begitu dia akan minum pada kolam tersebut, datang pula seekor sapi beserta anaknya ke tempat itu. Dua makhluk tersebut juga merasa sangat haus karena hari yang panas. Tetapi ketika sapi dan anaknya man minum, pedagang tersebut dengan kasar mendorongnya ke samping, dan pedagang tersebut meminum untuk menghilangkan dahaganya dan memuaskan rasa hausnya. Penghinaan terhadap sapi dan anak sapi ini menyebabkan raja anda sekarang ti-

dak memiliki putra. Tetapi karena perbuatan-perbuatannya yang saleh pada kehidupannya yang lain menyebabkan dia yang memerintah pada kerajaan anda tanpa gangguan.

"Mendengar hal ini penasihat raja berkata: O Resi yang agung kami telah menden- gar bahwa Veda mengatakan seseorang dapat menghancurkan dosa-dosanya yang lalu dengan melaksanakan perbuatan-perbuatan yang baik. Tolonglah beritahukan kepada kami sehingga dosa-dosa dari raja kami dapat dihancurkan, berikanlah raja kami karunia anda sehingga seorang putra mahkota bisa lahir pada keluarga raja.

"Resi Lomasa berkata: ada suatu hari Ekadasi yang bernama Putrada, yang datang pada hari menjelang purnama pada bulan Sravana. Pada hari ini anda semua termasuk ju- ga rajamu hendaknya berpuasa dan terjaga pada malam harinya dengan taat mengikuti aturan dan peraturan-peraturan. Kemudian anda bisa memberikan kepada raja hasil yang anda peroleh dari puasa tersebut. Bila anda mengikuti perintah-perintah yang saya anjur- kan dia pasti akan memperoleh putra yang baik.

"Semua penasihat-penasihat raja menjadi sangat bahagia mendengar kata-kata dari Resi Lomasa dan mereka menyampaikan sembah sujud kepada beliau dengan suka cita, mereka kembali ke kerajaan mereka.

"Sewaktu bulan Sravana tiba, penasihat-penasihat raja ingat akan nasehat resi Lo- masa dan di bawah pengawasan mereka semua rakyat Mahismati-puri, serta sang raja ber- puasa pada hari Ekadasi ini. Dan keesokan harinya pada Dvadasi, kewajiban dari pendu- duk mempersembahkan hasilnya pada sang raja. Dengan kekuatan semua hasil puasa ter- sebut permaisuri raja menjadi hamil dan lahirlah seorang putra yang sangat tampan.

"O Yudhisthira, Tuhan Sri Krishna menyimpulkan, Ekadasi yang jatuh menjelang bulan purnama pada bulan sravana dikenal dengan nama Putrada (yang mengkaruniai pu- tra). Barang siapa yang menginginkan kebahagiaan di dunia ini dan di dunia yang lain hendaknya berpuasa dari biji-bijian dan kacang-kacangan pada hari yang suci ini. Sesung- guhnya siapapun yang mendengar keagungan dari Putrada Ekadasi ini sepenuhnya akan bebas dari segala dosa dikaruniai seorang putra yang baik dan mencapai surga setelah ma- ti.”

Dengan demikian berakhirlah uraian tentang keagungan dan Sravana Ekadasi (Pu- trada Ekadasi), dari Bhavisya-uttara Purana.

Catatan

1. Kata Sansekerta untuk “putra” adalah putra. Pu adalah nama dari suatu planet neraka, dan tra berarti “membebaskan.” demikianlah kata putra berarti “seorang yang membebaskan seorang dari neraka berna- ma Pu.” Karena itu setiap orang yang menikah sebaiknya melahirkan paling sedikit satu putra dan mela- tihnya dengan semestinya; kemudian ayah akan dibebaskan dari suatu keadaan hidup neraka. Tapi petun- juk ini tidak berlaku serius untuk penyembah Tuhan Sri Visnu atau Krishna, baginya Tuhan menjadi pu- tra mereka, ayah dan ibu mereka.

Selanjutnya, Canakya Pandita berkata,

satyam mata pita jnanam dharmo bhrata daya sakha santih patni ksama putrah sadete mama vandhavah

“Kebenaran adalah Ibuku, pengetahuan adalah ayahku, tugas kewajiban yang ditetapkan adalah saudara- ku, kebaikan hati adalah temanku, kedamaian adalah istriku, dan jiwa pemaaf adalah puteraku. Ini adalah enam anggota keluargaku.” Diantara dua puluh enam sifat yang utama dari seorang penyembah Tuhan, jiwa memaafkan adalah yang utama. Karena itu penyembah sebaiknya membuat suatu usaha yang ekstra untuk mengembangkan sifat ini. Disini Canakya berkata “jiwa memaafkan adalah putraku,” dan demi- kianlah seorang penyembah Tuhan, bahkan terlebih dahulu dia mungkin pada jalan pelepasan ikatan, mungkin melaksanakan Putrada Ekadasi dan berdoa untuk mencapai jenis “putra.”

2. Satu kalpa, atau dua belas jam dari Dewa Brahma, sama dengan 4.320.000.000 tahun.

3. Resi Lomasa memiliki seluruh sifat yang baik karena beliau adalah seorang penyembah Tuhan. Seperti di- nyatakan dalam Srimad-Bhagavatam (5.18.12).

yasyasti bhaktir bhagavaty akincana sarvair gunais tatra samasate surah harav abhaktasya kuto mahad-guna manorathenasati dhavato bahih

“Dalam ketabahan yang dimiliki seseorang dalam pelayanan cinta-bhakti kepada Krishna, seluruh sifat yang baik dari Krishna dan para dewa secara pasti termanifestasikan. Bagaimanapun, dia yang tidak memi- liki bhakti kepada Personalitas Tertinggi Tuhan Yang Maha Esa tidak memiliki kualifikasi yang baik karena dia sibuk dengan spekulasi mental dalam keberadaan dunia material, yang merupakan wujud eksternal Tu- han.

19

Dalam dokumen EKADASI hari Tuhan Sri Hari non picture (Halaman 65-70)