• Tidak ada hasil yang ditemukan

NIRJALA EKADAS

Dalam dokumen EKADASI hari Tuhan Sri Hari non picture (Halaman 56-60)

Pada suatu hari Bhimasena, adik dan Maharaja Yudhistira bertanya kepada Srila Vyasadeva, kakek dari Pandava. Bahwa apakah mungkin pulang ke dunia rohani tanpa melaksanakan aturan dan peraturan puasa pada hari Ekadasi. Bhimasena berkata, "O .... Kakek yang bijaksana, kakakku Yudhistira, ibuku Devi Kunti yang tercinta, istriku Dru- padi semuanya melakukan puasa penuh pada hari Ekadasi dan disiplin sekali mengikuti semua aturan dan peraturan dari hari yang suci tersebut. Sebagai yang taat akan agama, mereka selalu menganjurkan agar saya juga puasa pada hari itu. Tapi kakek... saya menja- wab pada mereka bahwa saya tak dapat hidup tanpa makan, karena saya tak sanggup me- nahan rasa lapar. Walaupun saya mampu berpunia yang besar dan memuja Sri Kesava se- bagai mana mestinya, tapi saya tak dapat melaksanakan puasa pada hari Ekadasi. Tolon- glah beritahu, bagaimana saya bisa mendapatkan hasil yang sama tanpa melakukan pua- sa."

Mendengar hal tersebut Srila Vyasadeva menjawab, "Bila kamu ingin pergi ke pla- net-planet surga dan menghindari planet neraka, sebaiknya kamu melaksanakan puasa pada hari-hari Ekadasi. Bhima berkata, "O .... kakek yang bijaksana, dengarkanlah per- mohonan ku ini, O Muni yang agung, bila harus makan sekali saja setiap hari saya tak mampu hidup, apalagi sepenuhnya... bagaimana mungkin saya bisa hidup. Dalam pe- rut saya ada api yang bernama Vrka, api untuk mencernakan makanan.1 Api tersebut akan puas bila makan sampai penuh. O ... resi yang bijaksana, saya mungkin sanggup mela-

kukan puasa hanya sekali saja, oleh karena itu katakanlah kepadaku suatu Ekadasi yang meliputi Ekadasi-ekadasi lainnya saya akan melaksanakan puasa Ekadasi tersebut dengan penuh keyakinan dan semoga akan bisa mencapai pembebasan.

Srila Vyasadeva menjawab, O.... raja kamu telah mendengar dariku tentang berba- gai macam tugas kewajiban seperti yang telah digariskan, seperti misalnya melakukan upa- cara-upacara yang sesuai dengan Veda secara benar. Pada Kali yuga ini tak seorangpun sanggup melaksanakan kewajiban-kewajiban tersebut dengan baik. Oleh karena itu aku memberitahukan suatu hal yang pelaksanaannya hampir tak memerlukan suatu pengor- banan apapun, yaitu seseorang dapat melakukan sedikit pertapaan tapi mendapatkan hasil yang besar sekali dan kebahagiaan pada akhirnya. Hal itu telah tercantum dalam kitab suci Veda yang terkenal sebagai purana-purana yaitu hendaknya orang berpuasa pada hari Eka- dasi yang datang baik menjelang bulan purnama maupun bulan mati.2 Seorang yang me- laksanakan puasa pada hari Ekadasi akan terhindar dari planet-planet neraka.

Mendengar kata-kaca Vyasadeva, Bhimasena orang yang terkuat dari semua tenta- ra, menjadi khawatir dan bimbang seperti daun beringin yang bergoyang seperti ditiup angin yang keras. Dalam keadaan bimbang tersebut Bhimasena berkata, O ...Kakek.... apa yang mesti saya lakukan? Saya sama sekali tak sanggup untuk berpuasa dua kali sebu- lan sepanjang tahun. Tolonglah beritahukan saya suatu hari puasa yang dapat memberi- kan keuntungan yang sangat besar kepadaku.”

Vyasadeva menjawab, "Hendaknya kamu berpuasa pada hari Ekadasi yang terjadi menjelang purnama pada bulan Jyestha (Mei-Juni) sewaktu matahari berada pada garis peredaran Gemini dan Leo. Menurut para Acarya pada hari ini seorang sebaiknya mandi dan melaksanakan acamana untuk menyucikan diri. Tapi sewaktu memakai acamana, hendaknya seorang minum hanya sedikit air yang sebanding dengan setetes emas atau se- tetes air yang cukup untuk mencelupkan biji sawi. Setetes air ini ditaruh pada telapak tan- gan, yang disentuh seperti telinga sapi. Bila seorang minum lebih banyak dari jumlah ini, sama bahwa dia telah meminum anggur jadi acamana hendaknya jangan diminum pada hari Ekadasi ini.

Bila seorang tak ingin melanggar aturannya, seharusnya dia jangan makan apapun. Aturan puasa ini berakhir mulai matahari terbit pada hari Ekadasi sampai matahari terbit pada hari Dvadasi. Bila seorang berusaha melaksanakan puasa yang agung ini dengan dis- iplin, ia dengan mudah memperoleh hasil-hasil yang didapatkan dengan melakukan ke semua puasa Ekadasi yang lain dalam setahunnya.

"Pada hari Dvadasi penyembah hendaknya mandi pagi-pagi sekali, kemudian se- suai aturan dan peraturan serta kemampuannya ia hendaknya memberikan emas dan air kepada para brahmana yang patut dihormati. Akhirnya dia hendaknya dengan bahagia menghormati prasadam sebagai brahmana. O Bhimasena seorang yang dapat puasa pada hari Ekadasi yang istimewa ini memperoleh keuntungan yang sama seperti melakukan puasa pada setiap hari Ekadasi selama setahun itu. Hal ini tak bisa diragu-ragukan lagi. O Bhima, sekarang dengarkanlah karunia istimewa yang diperoleh oleh orang yang melaksa- nakan puasa pada hari Ekadasi ini. Personalitas Tuhan Yang Maha Esa, Kesava yang memegang sankha, cakra, gada dan bunga padma, Beliau sendiri bersabda kepadaku, ''Setiap orang harus berlindung kepada-Ku dan mengikuti semua perintah perintah-Ku." Kemudian Beliau bersabda bahwa seorang yang melaksanakan puasa pada hari Ekadasi tanpa minum atau makan akan menjadi bebas dari segala reaksi dosa. Dan seorang yang melaksanakan kesukaran puasa Nirjala pada Jyestha-Sukla Ekadasi sesungguhnya mempe- roleh keuntungan dari semua puasa-puasa Ekadasi yang lainnya.

"O Bhimasena, pada Kali yuga, jaman yang penuh pertengkaran dan ke- munafikan, dimana semua prinsip-prinsip dari Veda akan dihancurkan atau sangat mero-

sot sekali dan tak ada persembahan atau pelaksanaan prinsip-prinsip Veda yang benar ser- ta upacara-upacara, bagaimana mungkin akan ada penyucian diri. Tetapi ada suatu ke- sempatan untuk menjadi bebas dari dosa-dosa yang lalu yaitu dengan melaksanakan puasa pada hari ini.

"O Putra Vayu, apalagi yang saya katakan? Sebaiknya kamu jangan makan pada ha- ri Ekadasi yang datang menjelang purnama dan bulan mati dan hendaknya juga kamu ti- dak minum air pada hari Jyestha-sukla Ekadasi yang istimewa ini. O Vrkodara, siapapun yang berpuasa pada hari Ekadasi ini akan memperoleh hasil yang sama dengan mandi di semua tempat-tempat suci, memberikan berbagai macam punia dari berpuasa pada hari Ekadasi yang lainnya. Hal ini tak bisa diragukan lagi. O macan di antara manusia.

Siapapun yang berpuasa pada hari Ekadasi ini dengan sungguh-sungguh akan menjadi orang yang terkenal dan memperoleh semua kekayaan, biji-bijian, kemakmuran, kekuatan dan kesehatan. Dan pada saat hari kematiannya tiba utusan (Yamaduta) yang sangat menyeramkan dengan warna kulit kuning dan hitam dan bersenjata gada yang be- sar dan memegang tali pasa, yang ajaib yang berputar-putar di udara akan menolak men- dekatinya. Sebaliknya, utusan (Visnuduta) utusan Vishnu akan menghantar roh yang agung itu ke tempat tinggal Sri Vishnu. Mereka mempunyai badan spiritual yang sangat indah, dengan pakaian kuning gemerlapan dan memegang sankha, kerang, cakra, gada, dan bunga padma pada masing-masing tangan-Nya. Jadi untuk memperoleh semua karu- nia itu seorang haruslah puasa termasuk air sekalipun pada hari Ekadasi yang sangat pent- ing ini."

Ketika Pandava yang lainnya mendengar tentang karunia yang diperoleh dengan menjalankan Jyestha sukla Ekadasi. Mereka memutuskan akan melaksanakan secara tepat sesuai dengan yang diperintahkan Srila Vyasadeva kepada saudaranya, Bhimasena semua Pandava melaksanakan hari itu dengan cara tak makan maupun minum sama sekali, oleh karena itu hari ini di kenal dengan nama "Pandava Nirjala Ekadasi"3

Srila Vyasadeva selanjutnya berkata, O Bhima oleh karena itu sebaiknya kamu me- laksanakan puasa yang penting ini untuk menghancurkan reaksi dosa-dosa yang telah le- wat. Hendaknya kamu memuja Personalitas Tuhan Yang Maha Esa Sri Krishna, dengan doa, “O….Tuhan dari semua Dewa, O….Personalitas Tuhan Yang Maha Esa, hari ini kami akan melaksanakan puasa tanpa minum air. O Ananta yang kekal hamba akan membuka puasa pada hari Dvadasi. “Oleh karena itu untuk menghancurkan semua dosa- dosa, para bhakta harus menghormati hari puasa Ekadasi ini dengan penuh keyakinan ke- pada Tuhan dan mengendalikan sepenuhnya indera-inderanya. Dosa sebesar gunung Se- meru atau seberat bukit Mandaracala, bila dia melakukan puasa pada hari Ekadasi ini se- mua dosa-dosanya dihapuskan dan dibakar jadi abu. Demikian kekuatan dari Ekadasi yang suci dan istimewa ini.

"O yang terbaik di antara manusia, walaupun seharusnya seorang memberikan air dan sapi persembahan selama Ekadasi ini, tapi bila karena suatu alasan hal itu tidak bisa dilaksanakan maka sebaiknya dia memberikan pot yang berisi air kepada beliau. Sesung- guhnya hasil yang diperoleh dengan cara memberikan air sama maknanya dengan mem- berikan emas sepuluh juta kali setiap hari.

"O Bhima, Sri Krishna telah bersabda bahwa siapapun yang melaksanakan Ekadasi ini sebaiknya mandi untuk penyucian diri, memberikan punia kepada orang yang patut menerimanya, mengucapkan nama-nama suci Tuhan dengan menggunakan japa mala dan melaksanakan korban suci yang dianjurkan, dengan cara melaksanakan hal itu pada hari ini seorang memperoleh karunia yang kekal, Tidaklah perlu melaksanakan berbagai ma- cam kewajiban agama lainnya. Melaksanakan puasa pada hari Ekadasi ini saja akan meng- hantarkan seorang ke tempat tinggal Sri Visnu. O, yang terbaik di antara keluarga Kuru,

bila seorang memberikan emas, pakaian, atau sesuatu yang lain pada hari ini, hasil yang diperoleh orang itu bersifat abadi.

Ingatlah, siapapun yang makan biji-bijian pada hari Ekadasi akan tercemar oleh dosa dan sesungguhnya dia hanya akan makan dosa. Sebagai akibatnya dia telah menjadi pemakan daging anjing dan setelah meninggal, dia akan menderita di Neraka. Bagi mere- ka yang melaksanakan puasa pada hari Jyestha-sukla Ekadasi yang bertuah ini dan mem- berikan sesuatu sebagai persembahan atau punia, pasti akan mencapai kebebasan dari lingkaran kelahiran dan kematian serta mencapai alam rohani-Nya. Melaksanakan Ekadasi ini yang bersamaan dengan Dvadasi membebaskan seorang dari dosa yang sangat menge- rikan akibat membunuh seorang brahmana, minum minuman keras, iri hati terhadap guru kerohanian dan melalaikan perintahnya dan selalu berkata bohong.

Selanjutnya, siapapun dia baik pria maupun wanita yang melaksanakan puasa ini secara benar dan memuja Tuhan Yang Maha Agung Jalasayi ( Dia yang tidur di atas air), dan pada keesokan harinya memuaskan brahmana yang bonafaid dengan puji-pujian dan memberikan sapi dan uang sebagai punia, orang tersebut sesungguhnya akan menyenang- kan Tuhan Vasudeva, sehingga seratus generasi sebelumnya dalam keluarga, orang itu akan pergi ke tempat tinggal Nya, walaupun mereka sangat berdosa, bersifat jahat dan berdosa karena bunuh diri. Sesungguhnya orang yang melaksanakan Ekadasi akan men- gendarai pesawat terbang surgawi (Vimana) ke tempat tinggal-Nya.

Seseorang yang pada hari ini memberikan pot air, payung dan sepatu pada. brahma- na pasti akan pergi ke surga. Dan mereka yang hanya mendengar saja keagungan hal ini juga akan mencapai tempat tinggal Sri Vishnu. Siapapun yang melaksanakan acara sraddha

untuk leluhurnya pada waktu bulan mati disebut Amavasya, terutama bila hal itu terjadi pada waktu gerhana matahari, tidak bisa diragukan lagi memperoleh hasil yang sangat be- sar. Tetapi hasil yang sama bisa diperoleh dengan cara mendengarkan cerita yang mulia ini saja. Jadi betapa hebat dan sangat disayangi hari Ekadasi ini oleh Beliau.

Seorang harus membersihkan giginya dengan baik, tanpa makan dan minum, me- laksanakan Ekadasi ini untuk menyenangkan Tuhan Yang Maha Agung, Kesava. Sehari setelah Ekadasi (Dvadasi) seorang haruslah memuja Personalitas Tuhan Yang Maha Esa dalam bentuk sebagai Trivikrama dengan mempersembahkan air, bunga, dupa dan lampu (api). Dan seorang bhakta berdoa dalam hatinya: Oh Tuhan dari semua Dewa, Oh Tuhan yang mengkaruniai pembebasan pada setiap orang. Oh Hrsikesa, pengendali dari semua indera-indera, karuniailah hamba pembebasan, walaupun hamba hanya mempersembah- kan tidak lebih dari pot yang berisi air ini, “Kemudian bhakta memberikan pot yang berisi air tersebut kepada brahmana.

"Oh, Bhimasena, setelah melaksanakan puasa Ekadasi ini dan memberikan punia seperti yang dianjurkan sesuai dengan kemampuannya, bhakta hendaknya memberikan makanan kepada brahmana-brahmana, setelah itu menghormati prasadam dengan khidmat. "Srila Vyasadeva menyimpulkan, "Saya dengan sangat menyuruh kamu untuk melaksana- kan puasa pada hari yang berkarunia dan sangat mulia ini sampai hari Dvadasi tiba seperti yang saya anjurkan. Dengan demikian kamu akan sepenuhnya bebas dari semua dosa- dosa dan mencapai dunia spiritual.

Dengan demikian berakhirlah uraian tentang keagungan dari Jyestha-sukla Ekadasi

atau Bhimasena-Nirjala Ekadasi dari Brahma-vaivarta Purana.

Catatan

1. Agni, Dewa api, keturunan dari Sri Visnu melalui Dewa Brahma, dari Dewa Brahma kepada Angirasa, dari Angirasa kepada Brhaspati, dan dari Brhaspati kepada Samyu, yang merupakan ayah dari Dewa Api. Beliau adalah penjaga gerbang yang berada pada Nairrtti, bagian tenggara. Beliau adalah salah satu dari de-

lapan unsur material, dan seperti Pariksit Maharaja, beliau sangat ahli pada sesuatu hal yang menguji. Be- liau menguji Maharaja Sibi sekali waktu dengan mengubah menjadi seekor merpati ( untuk informasi lebih jelas silahkan membaca penjelasan Srila Prabhupada dalam Srimad-Bhagavatam (1.12.20. penjelasan)

Agni dibagi dalam tiga kategori: Davagni, api dalam kayu; Jatharagni, api pencernaan yang berada dalam perut; dan Vadavagni, api yang menciptakan kabut ketika aliran panas dan dingin bercampur di lautan. Nama yang lain dari api pencernaan adalah Vrka. Api yang sangat kuat itulah yang tinggal dalam perut da- ri Bhimasena.

2. Seperti dinyatakan dalam Srimad-Bhagavatam (12.13.12 dan 15), Bhagavatam itu sendiri adalah esensi dari seluruh filosofi Vedanta (sara-vedanta-saram) dan Bhagavatam dengan tegas menyampaikan pesan penyerahan diri kepada Sri Krishna dan menyampaikan cinta – bhakti rohani kepada-Nya. Melaksanakan Ekadasi dengan ketat adalah pertolongan yang sangat luar biasa dalam proses itu, dan disini Srila Vyasadeva den- gan sepenuhnya menekankan kepada Bhima tentang pentingnya Ekadasi.

3. Walaupun secara ilmu perbintangan puasa yang jatuh pada Dvadasi, dalam peradaban Veda tetaplah di- anggap sebagai Ekadasi.

15

Dalam dokumen EKADASI hari Tuhan Sri Hari non picture (Halaman 56-60)