• Tidak ada hasil yang ditemukan

PADMINI EKADAS

Dalam dokumen EKADASI hari Tuhan Sri Hari non picture (Halaman 87-91)

Suta Gosvami berkata, "Maharaja Yudhisthira bertanya, "O Janardana, apakah nama Ekadasi yang berlangsung menjelang purnama pada bulan ekstra tahun Kabisat? Bagaimana kita melaksanakannya dengan semestinya? Tolonglah ceritakan kepada ham- ba." Personalitas Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krishna menjawab, 'O Pandawa. Ekadasi yang sangat bermanfaat ini yang terjadi menjelang purnama pada bulan ekstra dalam ta- hun Kabisat disebut Padmini. Ekadasi ini sangat suci. Roh yang beruntung yang bisa me- laksanakannya dengan penuh keyakinan dan tekad yang besar akan kembali ke tempat tinggal pribadi-Ku. Ekadasi ekstra ini sangat ampuh, seampuh diri-Ku Sendiri di dalam menghapuskan dosa-dosa. Bahkan Brahma yang berkepala empat pun tidak dapat melak- sanakannya dengan tepat. Zaman dahulu kala Dewa Brahma memberitahu Narada ten- tang Ekadasi yang bisa memberi kebebasan dan melebur dosa-dosa ini."

Sri Krishna yang bermata seperti bunga padma menjadi sangat puas atas perta- nyaan yang ditujukan oleh Maharaja Yudhisthira dan lalu bersabda kepadanya, kata-kata yang sangat menyenangkan sebagai berikut, "O raja, coba dengarkan dengan baik, Aku akan menceritakan kepada anda proses melakukan puasa pada hari Ekadasi Padmini yang jarang sekali dilakukan, bahkan oleh resi-resi yang agung pun.

Anda hendaklah mulai berpuasa pada hari Dasami, sehari sebelum Ekadasi, den- gan tidak makan sedikitpun urad daal. Daal merah, arcis, bayam, madu, atau garam laut, 1 dan juga tidak boleh makan di rumah orang lain atau dan piring logam yang cekung. De- lapan benda-benda tersebut hendaklah dihindari. Anda hendaklah makan hanya sekali sa- ja pada hari Dasami itu, tidur di tanah, dan tidak mengadakan hubungan kelamin. Pada hari Ekadasi, seorang bhakta hendaklah bangun pagi-pagi benar tetapi tidak menyikat gi- ginya. Lalu dia hendaklah mandi dengan bersih di tempat permandian suci, jika mungkin sambil berjapa mantra suci yang diambil dari Veda, dia hendaklah melumuri badannya dengan kotoran sapi yang bercampur tanah liat, biji wijen yang sudah dilumatkan, rumput kusa, dan bubuk dari buah amalaki, kemudian dia hendaklah mandi sekali lagi dengan bersih, sesudah itu dia hendaklah mengucapkan mantra-mantra sebagai berikut sebagai doa, "O tanah liat yang suci, anda telah diciptakan oleh Dewa Brahma dan disucikan oleh Kasyapa Muni dan diangkat oleh Sri Krishna dalam perwujudan Beliau sebagai Varaha, ialah avatara babi hutan. O tanah liat, tolong sucikanlah kepala hamba, mata hamba, dan anggota badan hamba yang lain. O tanah liat, terimalah sembah sujud hamba pada anda. Tolonglah sucikan hamba sehingga hamba bisa memuja Tuhan Yang Maha Esa, Sri Hari.

“O kotoran sapi, anda memiliki sifat penyembuhan dan antiseptik, sebab anda da- tang langsung dari perut ibu alam semesta kami, lembu. Anda bisa menyucikan seluruh planet bumi ini. Mohon diterima sujud hamba dan sucikanlah hamba.”

“O buah Amalaki, terimalah sujud hamba, Anda telah lahir dari ludah Dewa Brahma, dan dengan demikian, hanya dengan kehadiran anda, seluruh planet ini disuci- kan. Mohon dibersihkan dan disucikan anggota badan hamba. Tuhan Yang Maha Esa, Sri Vishnu, penguasa dari semua dewa-dewa, O Pengendali alam semesta. O Pemegang sank-

ha, cakra, gada dan bunga padma, mohon ijinkanlah hamba untuk mandi di semua tem- pat, tempat orang-orang bertirta-yatra."

"Dengan mengucapkan doa-doa yang ampuh ini, mengucapkan mantra untuk Dewa Brahman dan bermeditasi pada semua tempat-tempat suci yang terletak di sepan- jang tepi sungai Gangga, dia hendaklah mandi di sungai (laut) manapun yang bisa dijang- kau. Lalu O Yudhisthira, bhakta itu hendaklah menggosok badannya dengan cara itu dia menyucikan mulutnya, puuggungnya, dadanya, lengan dan pinggangnya sebagai permu- laan untuk memuja Tuhan Yang Maha Esa yang mengenakan pakaian kuning yang me- nyala dan memberikan kesenangan kepada makhluk hidup. Dengan melakukan hal-hal tersebut di atas bhakta akan melebur semua dosa-dosanya. Sesudah itu dia hendaklah ber- japa Gayatri mantra yang suci, menghaturkan persembahan kepada leluhurnya, lalu dia pergi ke Sri Visnu untuk menyembah Narayana, suami Devi Laksmi."

Jika mungkin bhakta itu hendaklah menghaturkan perhiasan kepada Arca Radha- Krsna atau Siva Parvati yang terbuat dari emas dan mempersembahkan kepada beliau- beliau itu pelayanan bhakti yang tulus. Dia hendaklah mengisi periuk yang terbuat dari tembaga (tanah liat) dengan air suci yang harum, kemudian dia hendaklah menutup pe- riuk tadi dengan secarik kain dan sebuah tutup emas (perak), dengan cara itu berarti dia sedang mempersiapkan sebuah asana di atas mana Arca Sri Radha Krishna atau Siva- Parvati dapat duduk untuk dipuja. Sesuai dengan kemampuannya, bhakta itu hendaklah memuja Arca-arca itu dengan menghaturkan dupa yang harum, lampu ghee yang terang dan lulur cendana yang dihaturkan bersama-sama dengan kamper, dede (minyak wangi), kumkumam dan pewangi yang lain, seperti misalnya bunga pilihan yang beraroma harum misalnya padma putih dan bunga-bunga musiman yang lain, dan juga dipersembahkan boga yang lezat. Pada hari Ekadasi yang khusus ini, bhakta itu hendaklah menari dan me- nyanyi dengan penuh perasaan di hadapan Arca. Dia hendaklah menghindari 'prajalpa'

(percakapan yang tidak bermanfaat) sama sekali, dan hendaklah jangan berbicara atau menyentuh orang yang berkelahiran rendah atau wanita yang sedang haid. Pada hari Eka- dasi ini dia hendaklah sangat berhati-hati berbicara terutama hendaklah berbicara benar dan tidak mengkritik siapapun di hadapan Arca Sri Vishnu, di hadapan para brahmana, atau di hadapan guru kerohanian. Lebih baik dia mendengarkan seorang Vaisnava yang membaca tentang kemuliaan Sri Vishnu dari Purana-purana bersama bhakta-bhakta yang lain. Dia hendaklah tidak minum, bahkan menyentuh air ke bibirnya pun tidak pada hari Ekadasi ini, dan siapapun yang tidak bisa melakukan pertapaan itu secara tepat dia boleh minum air (susu) saja, kalau tidak demikian, puasa itu dianggap batal. Dia hendaklah ter- jaga sepanjang malam sambil menyanyi dan memainkan alat-alat musik untuk kesenangan rohani bagi Tuhan Yang Maha Esa.

Selama 1/4 permulaan malam hari Ekadasi ini, bhakta hendaklah; mempersem- bahkan buah kelapa kehadapan Arca, kemudian pada 1/2 malam berikutnya, dia mem- persembahkan buah bel, pada 1/4 malam berikutnya. hendaklah mempersembahkan buah jeruk, dan pada saat malam berakhir mempersembahkan buah pinang. Dengan ter- jaga sepanjang 1/4 malam pada hari Ekadasi ini, akan dianugerahkan kepada penyembah tersebut suatu karunia yang sama nilainya dengan yang didapatkan dengan melalui penye- lenggaraan agni-homa yajna. Dengan terjaga sampai 1/4 malam ke 2, sama manfaatnya dengan melaksanakan suatu Vajapeya yajna. Dengan terjaga sampai 1/4 malam ke 3, sa- ma manfaatnya yang diperoleh dengan melaksanakan Asvameda yajna. Dan jika dia terja- ga sepanjang malam dia akan menerima semua manfaat yang tersebut di atas, dan itu sa- ma besar manfaatnya dengan melaksanakan Rajasuya yajna. Dengan demikian ternyata, tidak ada puasa yang lebih baik daripada berpuasa di tahun Padmini Ekadasi ini. Tidak ada suatupun yang bisa dibandingkan di dalam mendapatkan manfaat, apakah itu meru-

pakan yajna api, pengetahuan, pendidikan, atau pertapaan. Sesungguhnya siapapun yang melakukan puasa Ekadasi yang suci ini, akan menerima semua manfaat yang sama dengan yang diperoleh dengan mandi di semua tempat suci di.

Setelah terjaga sepanjang malam, bhakta itu hendaklah mandi pada saat matahari terbit dan kemudian memuja Aku dengan baik. Dia hendaklah menghaturkan prasadam

kepada para brahmana yang kualifaid dengan penuh hormat, serta Arca Sri Kesava dan se- buah periuk yang penuh berisi air suci yang harum. Pemberian ini akan memberikan ja- minan kepada bhakta itu hidup yang sukses dan pembebasan (moksa).

O Yudhisthira yang tanpa dosa, sebagaimana yang telah anda tanyakan, Aku telah memaparkan persyaratan dan aturan-aturannya, dan juga manfaatnya menyangkut tentang Ekadasi yang terjadi menjelang purnama pada tahun ekstra ini. Berpuasa pada Ekadasi ini akan mendapatkan manfaat yang sama dengan yang diperoleh dengan berpuasa pada se- mua Ekadasi-Ekadasi yang lain. Ekadasi yang terjadi menjelang bulan mati pada tahun ekstra yang terkenal dengan Parama Ekadasi, memiliki penghapusan dosa yang ampuh seperti Padmini Ekadasi ini, Sekarang coba dengarkan baik-baik apa yang Aku ceritakan pada anda tentang hal-hal yang akan sangat memikat yang ada hubungannya dengan hari yang suci ini, Pulastya Muni pernah menceritakan sejarah ini kepada Narada Muni.

Pada suatu ketika Pulastya Muni mendapatkan kesempatan untuk menyelamatkan Ravana dari penjara Kartaviryajuna, dan setelah mendengar kejadian ini Narada Muni bertanya kepada temannya, "O resi yang agung oleh karena Ravana mengalahkan semua dewa termasuk Indra, bagaimana mungkin Kartaviryarjuna bisa. mengalahkan Ravana yang begitu terampil dalam peperangan.

Pulastya Muni menjawab, "O Narada yang agung di dalam Treta-yuga, Kartavirya (ayah Kartaviryarjuna) lahir di dalam dinasti Haihaya. Ibu kotanya adalah Mahismati, dan dia memiliki 1.000 ratu yang semuanya dia cintai sepenuh hati. Namun tak seorangpun yang memberikan putra yang sangat dia inginkan. Dia melaksanakan yajna-yajna dan memuja para dewa dan leluhur, tetapi disebabkan oleh kutukan beberapa resi dia tidak bisa mendapatkan putra. Seorang raja tanpa seorang putra, seorang raja tidak bisa me- nikmati kerajaannya, sama seperti orang yang lumpuh tidak bisa seutuhnya menikmati in- dera-inderanya. Raja Kartavirya mempertimbangkan dengan hati tentang pelariannya dan kemudian memutuskan untuk melakukan pertapaan yang keras untuk mencapai tujuan- nya. Lalu dia mengenakan pakaian dari kulit kayu, memelihara rambut panjang dan me- nyerahkan pemerintahan kerajaannya kepada menteri-menterinya. Salah seorang istrinya adalah Padmini - yang berasal dari dinasti Iksvaku yang adalah wanita terbaik, adalah putri dari Raja Hariscandra, melihat keberangkatan raja. Dia merasa, bahwa adalah kewajiban- nya mengikuti langkah-langkah suaminya, ternyata (karena dia istri yang saleh), sambil membuka semua perhiasan-perhiasannya dari badannya yang cantik dan mengenakan pa- kaian hanya selembar kain, dia lalu mengikuti suaminya ke hutan.

Pada akhirnya Kartavirya sampai pada kawasan gunung Gandhmadana, dimana dia melakukan pertapaan yang keras selama 10.000 tahun, sambil bermeditasi dan berdoa ke- pada Sri Gadadhara, yang memutar-mutar sebuah gada, namun diapun tidak menda- patkan seorang putra. Melihat suaminya sudah demikian kurusnya, hanya kulit membalut tulang, Padmini memikirkan suatu pemecahan masalah. Dia pergi menghadap Anasuya yang saleh.2 Dengan penuh hormat Padmini berkata, "O ibu yang agung, suami hamba Kartavirya telah melakukan pertapaan selama 10.000 tahun, tetapi Sri Kesava yang adalah satu-satunya yang bisa melebur dosa-dosa terdahulu dan memberikan kesulitan belum juga berkenan datang menerimanya. O ibu yang paling beruntung, tolong beritahulah hamba suatu hari puasa yang bisa kami lakukan sehingga dapat memuaskan Tuhan Yang Maha Esa dengan pelayanan bhakti yang kami lakukan. Sehingga Beliau berkenan meng-

karuniakan kami seorang putra yang baik yang akan memerintah dunia sebagai maharaja di kemudian hari.

Setelah mendengar kata-kata Padmini yang juga sangat saleh, yang sangat berbhak- ti kepada suaminya, maka Anasuya yang agung menjawab dengan penuh kegembiraan, O putri yang cantik bermata padma, biasanya terdapat 12 bulan dalam 1 tahun. Tetapi sete- lah setiap 32bulan satu ekstra bulan ditambahkan, dan 2 Ekadasi yang terjadi selama bu- lan-bulan ini disebut Padmini dan Parama Ekadasi. Keduanya itu jatuh pada Dvadasi menjelang purnama dan menjelang bulan mati secara berturut-turut.3 Anda hendaklah berpuasa pada hari-hari ini dan tetap terjaga sepanjang malam. Jika anda melakukan de- mikian, Personalitas Tuhan Yang Maha Esa, Sri Hari akan mengkaruniai anda seorang putra.

O Narada, dengan cara ini Anasuya, putri dari Kardama Muni, menjelaskan ten- tang potensi dari kedua Ekadasi yang khusus ini. Setelah mendengar semua ini Padmini dengan penuh keyakinan mengikuti instruksi-instruksi yang diterimanya untuk menda- patkan seorang putra. Padmini berpuasa sepenuhnya, bahkan dia tidak minum sedikitpun, dan tetap terjaga sepanjang malam sambil mengucapkan keagungan Tuhan sambil menari dengan penuh khidmat. Dengan demikian Sri Kesava sangat puas dengan pelayanan bhaktinya, dan Beliau muncul di hadapannya, mengendarai Garuda yang agung. Tuhan bersabda, "O Anda yang cantik, anda telah sangat memuaskan pada hari-hari Ekadasi da- lam bulan ekstra. Sekarang mintalah pada-Ku, karunia apa yang anda inginkan.

Dengan mendengar kata-kata yang membahagiakan ini dari penguasa dan pemeli- hara seluruh alam semesta, Padmini bersujud sambil berdoa di hadapan Beliau dan mo- hon, agar dianugerahkan suatu hadiah yang diinginkan oleh suaminya. Sri Kesava sangat terharu, lalu menjawab. "O putri yang baik. Aku sangat bahagia dengan kata-katamu se- bab tidak ada bulan apapun yang lebih-Ku sayangi daripada bulan ini, dan Ekadasi ini ter- jadi dalam bulan ini, adalah yang paling-Ku sayangi daripada semua Ekadasi-Ekadasi yang lain. Anda lelah melakukan instruksi-instruksi Anasuya dengan sempurna dan oleh karena itu, Aku akan melakukan apa saja yang bisa menyenangkan anda. Anda dan suami anda akan memperoleh seorang putra yang kalian inginkan.

Tuhan yang menghilangkan kesedihan dari dunia, lalu bersabda kepada raja Karta- virya, "O raja, silahkan minta anugerah apa saja kepada-Ku yang bisa memenuhi keingi- nan hati nuranimu, sebab istri mu tercinta telah sangat memuaskan Aku.

Raja sangat berbahagia mendengarkan hal ini. Dengan sendirinya dia mohon seo- rang putra yang dia inginkan sejak begitu lama. O Penguasa alam semesta, O Pembunuh raksasa Madhu, mohon hamba dikaruniai seorang putra yang tidak pernah akan dikalah- kan oleh para dewa, manusia, ular-ular, raksasa-raksasa, hantu-hantu, tetapi dia hanya di- kalahkan oleh Anda. Tuhan Yang Maha Esa segera menjawab, "Terjadilah hal itu." Dan Beliau menghilang.

Raja sangat puas pada istrinya dan kembali ke istana ditemani oleh istrinya. Pad- mini segera setelah itu hamil, dan Kartaviryarjuna yang berlengan perkasa lahir sebagai putranya. Dia adalah orang yang paling berkuasa di seluruh tribhuana. Dan dengan demi- kian, bahkan si Dasamuka Ravana pun tidak bisa mengalahkannya di dalam peperangan, kecuali Tuhan, Sri Narayana yang memegang gada, cakra dan simbul-simbul lain di tan- gan Beliau, tak seorangpun bisa menggulinya. Dengan manfaat yang diperoleh atas kese- tiaan dan ketaatan ibunya di dalam melakukan Ekadasi Padmini dia bisa mengalahkan Ravana yang paling ditakuti. Hal ini sama sekali tidak mengherankan. O Narada, karena Kartaviryarjuna adalah anugerah dari Personalitas Tuhan Yang Maha Esa. Dengan kata- kata ini lalu Pulastya Muni berpisah.

Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krishna mengakhiri cerita Beliau, “O Yudhisthira yang tanpa dosa, oleh karena anda bertanya pada-Ku, Aku telah jelaskan pada anda tentang kekuatan dari Ekadasi yang khusus ini. O raja yang terbaik, siapa saja yang melaksanakan puasa ini dengan pasti dia akan mencapai tempat tinggal pribadi-Ku. Dan juga sama hal- nya, jika anda menginginkan semua kehendak-kehendak anda terpenuhi anda hendaklah melakukan hal-hal yang sama.

Mendengar kata-kata ini dari Kesava tercinta, Dharma raja penuh diliputi rasa ba- hagia dan ketika hari Ekadasi itu tiba dia melakukan Padmini Ekadasi dengan penuh keyakinan.

Suta Gosvami mengakhiri ceritanya, O Resi Saunaka, hamba telah menjelaskan kepada anda Ekadasi ini yang terjadi pada bulan-bulan ekstra dengan teliti mengikuti per- syaratan-persyaratan menjadi mulia dan berbahagia kembali ke tempat Personalitas Tuhan Yang Maha Esa. Dan seseorang yang hanya sekedar mendengarkan (membaca) tentang Ekadasi ini juga akan mendapatkan karunia yang benar dan secara pasti masuk ke tempat tinggal Sri Hari.

Catatan

1. Menurut kitab suci, pada hari puasa seorang sebaiknya menghindari makan garam laut karena Agastya Muni sekali waktu pernah meminum laut dan mengeluarkan laut itu sebagai urin. Biasanya garam batu ka- rang diijinkan.

2. Anasuya adalah istri dari resi yang agung Atri dan ibu dari Dattatreya, kombinasi tiga kepala Brahma, Vis- nu dan Siva.

3. Kapanpun terdapat suatu bulan ekstra, dua minggu bulan mati ini di bagi dan ditambahkan pada bulan normal.

26

Dalam dokumen EKADASI hari Tuhan Sri Hari non picture (Halaman 87-91)